PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERBIMBING DAN KREATIVITAS TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
SELLY IRWARDHANI
NIM. 8136176038
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
SELLY IRWARDHANI (NIM: 8136176038). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional, perbedaan keterampilan proses sains siswa antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan siswa yang memiliki kreativitas rendah, serta interaksi antara model pembelajaran dengan kreativitas dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas, dimana kelas pertama diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kedua dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes keterampilan proses sains dan tes kreativitas. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan anava dua jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, keterampilan proses sains siswa dengan kreativitas tinggi menunjukkan perbedaan dan hasil yang lebih baik dari pada siswa dengan kreativitas rendah, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kreativitas dalam mempengaruhi keterampilan proses sains siswa.
ABSTRACT
SELLY IRWARDHANI (NIM: 8136176038). The Effect of Problem Guided
Inquiry Learning Model and Creativity Against Students Science Process Skills of Physic In Vocational School . Thesis. Medan: Post Graduate Program, State University of Medan, 2015.
This research is a quasi experimental. Sample selection is done by cluster random sampling two classes, which are taught by first class guided inquiry learning model and the second class with conventional learning. The instrument used consisted of the science process skills test and a test of creativity. The data were analyzed using ANOVA two lanes.
The aims of this research were to analyze the differences of student’s 'science process skills by using problem inquiry learning model and conventional learning, the differences of student’s science process skills of students who have high creativity and students who have low creativity, as well as the interaction between learning model with creativity in influencing the science process skills of students
This research was a quasi-experimental research. The sample in this research was conducted by cluster random sampling of two classes, which the first class, as experiment class, was taught with class guided inquiry learning model and the second class with conventional learning science process skills test and a test of creativity. The data were analyzed using ANOVA two lanes.
The results showed that the science process skills of students who use guided inquiry learning model is better than the conventional learning, science process skills of students with high creativity shows the difference and better results than the students with low creativity, and there is interaction between guided inquiry learning model and creativity in influencing the science process skills of students.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa” dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
Alhamdulillah dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam menentukan judul, penyusunan proposal hingga menjadi sebuah
tesis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program
Pascasarjana UNIMED;
2. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S., M.M selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber I dan
Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED sekaligus narasumber III,
serta arahan yang kritis, baik selama kegiatan perkuliahan, maupun dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan tesis ini;
3. Terkhusus pada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D, dan Ibu Dr. Derlina,
M.Si. selaku dosen pembimbing tesis yang telah mendampingi,
membimbing, serta memotivasi penulis dalam sejak awal hingga
selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan;
4. Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si sebagai narasumber II dalam penyusunan
tesis ini yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun
demi penyempurnaan tesis ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika PPs Unimed yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan
berlangsung;
6. Teristimewa penulis ucapkan pada Ayahanda Jemirin dan Ibunda
Ermawati, yang telah secara terus menerus memberikan motivasi, doa,
serta kasih sayang yang tak pernah henti, serta Wibitri Wibowo, S.Pd,
Rizky Pratama, A.Md, Kris April yang penulis banggakan yang senantiasa
memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi
di Unimed hingga selesainya tesis ini;
7. Kepala Sekolah dan Staf Guru di SMK Istiqlal Delitua yang telah
memberikan ijin dalam memberikan waktu, kesempatan dan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian;
8. Teman-teman seperjuangan angkatan IV Prodi Magister Pendidikan Fisika
yang juga telah memberikan semangat, motivasi, ruang, serta waktu
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh
karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah pengetahuan dunia pendidikan.
Medan, September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
1.2. Identifikasi masalah 7
1.3. Batasan masalah 8
2.3. Unsur-unsur Pembentukan Model Pembelajaran 14
2.3.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran 16
2.3.2. Model Pembelajaran Inkuiri 17
2.3.3. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 21
2.3.4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing 25
2.3.5. Teori yang Melandasi Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing 26
2.4. Pembelajaran Konvensional 30
2.5. Defenisi Operasional Kreativitas 22
2.5.1. Ciri-ciri Kreativitas 32
2.5.2. Indikator Kreativitas 33
2.6. Keterampilan Proses Sains 45
2.6.1. Defenisi Keterampilan Proses Sains 45
2.6.2. Indikator Keterampilan Proses Sains 46
2.7. Penelitian Relevan 52
2.7.1. Perbedaan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing dengan siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional 53 2.7.2. Perbedaan keterampilan proses sains siswa yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi dan pada siswa yang memiliki
tingkat kreativitas rendah 55
2.7.3. Interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses
2.7. 4. Hipotesis 56 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 57
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 57
3.2.1.Populasi Penelitian 57
3.2.2.Sampel Penelitian 57
3.3. Variabel Penelitian 57
3.4. Desain Penelitian 58
3.5. Instrumen kreativitas 60
3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 61
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data 64
3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data 64
3.7. Pengontrolan Variabel 65
3.7.1. Pengujian Validitas Tes Secara Rasional 65
3.7.2. Pengujian Validitas Tes Secara Empirik 66
3.7.2.1. Validitas 66
3.7.2.2. Reliabilitas 67
3.7.2.3. Taraf Kesukaran 68
3.8. Teknik Analisis Data 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian 73
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian 73
4.1.2. Analisis Data Tes Awal 73
4.1.3. Analisis Skor Kreativitas Siswa 77
4.2. Analisis Data Tes Akhir 79
4.2.1. Uji Normalitas Data 80
4.2.2. Homogenitas Data 80
4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian 81
4.3. Pembahasan 92
4.3.1. Perbedaan keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan Dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan siswa
Yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional 92 4.3.2. Perbedaan keterampilan proses sains siswa pada siswa yang
Memiliki tingkat kreativitas tinggi dan pada siswa yang
Memiliki tingkat kreativitas rendah 95 4.3.3. Interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran inkuri
Terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa 98 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 100
5.2 Saran 101
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1.: Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 23
Tabel 2.2.: Indikator Kreativitas 41
Tabel 2.3.: Indikator Keterampilan Proses Sains 49
Tabel 3.1.: Rancangan Penelitian 58
Tabel 3.2.: Desain Penelitian ANAVA 59
Tabel 3.3.: Kisi-kisi Instrument Kreativitas Siswa 60 Tabel 4.1.: Ringkasan Data Pretes Kelompok Sampel 73 Tabel 4.2.: Normalitas Distribusi Tes Awal 74
Tabel 4.3.: Uji Homogenitas Data 75
Tabel 4.4.: Uji-T Tes Awal 76
Tabel 4.5.: Hasil Skor Kreativitas Siswa 77
Tabel 4.6.: Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Tes Akhir
Keterampilan Proses Sains Siswa 79 Tabel 4.7.: Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas Data Postes 80
Tabel 4.8.: Hasil Pengujian Homogenitas 81
Tabel 4.9.: Pengujian Hipotesis Penelitian 81
Tabel 4.10.: Hasil Uji Anova 82
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.: Bagan Prosedur Penelitian 63
Gambar 4.1.: Diagram Batang Persentase Hasil Kreativitas Siswa
Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Tiap Indikator 78 Gambar 4.2.: Diagram Batang Perbandingan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Pembelajaran Konvensional 84 Gambar 4.3.: Diagram Batang Perbandingan Hasil KPS Siswa Pada
Tingkat Kreativitas Tinggi dengan Tingkat Kreativitas
Rendah Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 86 Gambar 4.4.: Pola Garis Interaksi antara Tingkat Kreativitas dengan
Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 106
Lampiran 2.: Lembar Kerja Siswa (LKS) 164
Lampiran 3.: Bahan Ajar 173
Lampiran 4.: Spesifikasi Tes Keterampilan Proses Sains 199 Lampiran 5.: Instrumen Keterampilan Proses Sains 209 Lampiran 6.: Jawaban Tes Keterampilan Proses Sains 211
Lampiran 7.: Soal Tes Kreativitas 216
Lampiran 8.: Instrumen Kreativitas 225
Lampiran 9. : Jawaban Tes Kreativitas 227
Lampiran 10.: Tabulasi Skor Kreativitas Kontrol 231 Lampiran 11.: Tabulasi Skor Kreativitas Eksperimen 233
Lampiran 12.: Skor Postes Kontrol 235
Lampiran 13.: Skor Postes Kelas Eksperimen 237
Lampiran 14.: Analisis Varians Dua Jalur DenganFaktorial 2x2 239 Lampiran 15.: Tabel Jumlah Data Desain ANAVA 2X2 240 Lampiran 16.: Analisis Varians (ANAVA) Dua Jalur 244 Lampiran 17.: Analisis Statistik Data Pretes 246
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta
didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan
memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan,
dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan
harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh.
Pendidikan saat ini seharusnya membentuk siswa yang dapat menghadapi
era globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi, informasi,
konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan
industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, serta pengaruh
imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).
Kualitas pendidikan saat ini belum menunjukkan relevansi yang tinggi
dengan kebutuhan masyarakat. Ilmu fisika yang diterapkan di sekolah
seakan-akan tidak berdampak dalam cara hidup dan cara berfikir siswa di lingkungannya.
Hal ini dibuktikan oleh hasil observasi awal peneliti dengan guru bidang studi
fisika di sekolah SMK Swasta Istiqlal, yang menunjukkan bahwa selama ini
pembelajaran fisika, guru jarang melakukan praktikum, berbagai permasalahan
kurang lengkap, (2) Jumlah alat yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah
siswa praktik, (3) belum semua guru memanfaatkan laboratorium fisika dalam
proses pembelajaran fisika, (4) proses perbaikan peralatan laboratorium
memerlukan waktu yang cukup lama.
Berdasarkan hasil observasi lanjutan yang telah penulis lakukan di SMK
Swasta Istiqlal, penulis mendapatkan informasi, bahwa pembelajaran fisika yang
berlangsung masih didominasi oleh guru serta metode pembelajaran yang
digunakan juga kurang bervariasi. Kurangnya pengetahuan guru mengenai
model-model pembelajaran menyebabkan guru hanya menggunakan satu jenis model-model
pembelajaran saja, proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode
ceramah dan pembelajaran yang berlangsung masih konvensional dengan latihan
soal, Proses pembelajaran masih bersifat konvensional dan berpusat pada guru,
sehingga proses belajar mengajar kurang interaktif, sehingga kurangnya
kesempatan siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata dan aktif,
Pada Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan
proses sains menjadi pasif dan kurang terlihat, dimana siswa hanya mengikuti apa
yang dicontohkan guru dan kreativitas yang ada dalam diri siswa menjadi
terhambat. Dapat dilihat dari nilai fisika siswa di semester ganjil dengan nilai
rata-rata hasil ujian semester siswa untuk mata pelajaran fisika yaitu 60, masih ada
siswa yang nilainya belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal) untuk
Hasil belajar dalam penelitian ini difokuskan pada karakteristik
kompetensi keterampilan siswa, yang berorientasi pada karakteristik kompetensi,
yaitu : ranah sikap, ranah keterampilan, dan ranah pengetahuan. Jadi jenis
keterampilan dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains, menurut
Semiawan (2009 : 17) keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan
mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki,
dikuasai, dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan
berhasil menemukan sesuatu yang baru. Untuk mengetahui realita permasalahan
disekolah lebih lanjut mengenai keterampilan proses sains, maka peneliti harus
melihat proses pembelajaran yang berlangsung disekolah tersebut.
Menurut Joyce (2008 : 164), model pembelajaran inkuiri dirancang untuk
membawa siswa secara langsung kedalam proses ilmiah melalui latihan-latihan
yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut kedalam periode waktu yang
singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan
mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahu.
Pembelajaran konvensional merupakan suatu bentuk proses belajar
mengajar yang sudah biasa dilaksanakan oleh guru atau dengan kata lain yang
paling sering dilakukan oleh guru-guru di suatu sekolah. Secara umum
pelaksanaan pembelajaran ini adalah dengan cara guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa secara lisan. Pada umumnya siswa bersifat pasif, yaitu
menerima apa saja yang dijelaskan oleh guru. Pada pelaksanaannya pembelajaran
proses pembelajaran konvensional, hal ini juga disebabkan dalam proses belajar
mengajar jarang melakukan percobaan, sehingga praktikum jarang dilaksanakan.
Pada pembelajaran konvensional hanya menggunakan metode ceramah dan tidak
berbasis penyelidikan, hal inilah yang membuat siswa kurang terampil dan proses
pembelajaran kurang interaktif. Adapun untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
keterampilan proses sains siswa, peneliti harus mengacu ke penelitian yang
relevan.
Menurut Haryono (2006 : 3) menyatakan bahwa rendahnya kemampuan
proses sains siswa setidaknya dapat dijelaskan dari aspek proses pembelajaran
yang berlangsung dan dari aspek sistem penilaian yang dikembangkan oleh para
guru. Sedangkan menurut Suwartaya (2013 :2) menyatakan bahwa sistem evaluasi
yang dikembangkan oleh para guru selama ini kurang mendorong bagi
perkembangan keterampilan proses sains siswa, evaluasi kemampuan proses sains
dilakukan secara terintegrasi dengan evaluasi hasil belajar pada umumnya dalam
bentuk tes tertulis.
Berdasarkan penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa
keterampilan proses sains siswa disekolah masih rendah. Mencermati kenyataan
tersebut maka perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran, yakni guru dengan
kompetensi yang dimilikinya diharapkan mampu memilih model pembelajaran
yang tepat agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dan
tercapai secara optimal. Sesuai dengan yang tertera dalam Standar Kompetensi
dasar SMA (BNSP,2006) pembelajaran fisika di sekolah memiliki tujuan yaitu
menguasai konsep dan prinsip untuk mendeskripsikan berbagai peristiwa alam
dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sesuai dengan pernyataan di atas maka model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing,
berdasarkan keadaan siswa yang diamati di sekolah SMA Swasta Istiqlal, karena
pada proses pelaksanaannya guru memberikan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas kepada siswa dalam merencanakan pembelajaran dan perumusan
kegiatan.
Model pembelajaran inkuiri terbimbing perlu mengacu ke penelitian
yang relevan, Menurut Sabahiyah (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing yang diterapkan dalam penelitian ini terbukti berpengaruh
terhadap pemahaman konsep IPA. Selanjutnya Menurut Gladys (2013)
menyatakan bahwa pendekatan inkuiri terbimbing efektif digunakan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pemaparan tersebut sejalan dengan definisi dari model pembelajaran
inkuiri terbimbing, sebagaimana yang dikemukakan oleh Gulo (2002 : 84) yang
menyatakan bahwa inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga menuntut guru
untuk sengaja memilih peristiwa yang menimbulkan keherana dan membuat siswa
menemukan dan menjelaskan sehingga akan menghasilkan suatu pemahaman
konsep dan teori baru.
Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran
itu sendiri. Peneliti pun tertarik untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan model pembelajaran inkuiri untuk membantu siswa dalam meningkatkan
hasil belajarnya
Berdasarkan defenisi inkuiri terbimbing diatas, maka untuk memudahkan
dalam mewujudkan suatu proses penyelidikan yang berorientasi inkuiri, siswa
mengikuti proses pembelajaran melalui petunjuk guru yang disajikan dalam
bentuk lembar kegiatan siwa, hal ini dilakukan supaya siswa lebih terampil
sehingga kreativitas yang ada pada diri siswa dapat muncul dan keterampilan
proses sains pun dapat terbentuk. Kreativitas yang ada dalam diri siswa dapat
mempengaruhi keterampilan proses sains siswa, siswa yang mempunyai tingkat
kreativitas tinggi maka akan lebih terampil dibandingkan siswa yang memiliki
kreativitas rendah, hal ini sesuai dengan definisi kreativitas yang dikemukakan
oleh Munandar (2009 : 12) bahwa kreativitas merupakan hasil interaksi antara
individu dan lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru,
berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal
seseorang selama hidupnya, baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun
masyarakat.
Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Dan Kreativitas Terhadap Keterampilan Proses Sains
Siswa”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Guru jarang melakukan praktikum
2. Pembelajaran fisika masih di dominasi oleh guru
3. kurangnya kesempatan siswa untuk memiliki pengalaman belajar yang nyata
dan aktif,
4. Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan proses sains
menjadi pasif dan kurang terlihat
5. Siswa hanya mengikuti apa yang di contohkan guru, sehingga kreativitas yang
ada dalam diri siswa terhambat.
6. Proses pembelajaran lebih sering menggunakan metode ceramah dan
1.3. Batasan Masalah
Untuk memberikan ruang lingkup yang jelas pada pembahasan maka
penelitian di kelas X semester II SMA Swasta Istiqlal T.P. 2014/2015 ini dibatasi
pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inkuiri
terbimbing
2. Materi pokok yang diajarkan adalah suhu dan kalor
3. Kreativitas belajar siswa dilihat pada kreativitas tinggi dan rendah
4. Keterampilan proses sains
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran Konvensional.
2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains pada siswa yang
memiliki tingkat kreativitas tinggi dan pada siswa yang memiliki tingkat
kreativitas rendah.
3. Apakah terdapat interaksi antara kreativitas dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap terhadap keterampilan proses sains siswa
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis apakah ada perbedaan keterampilan proses siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa
yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.
2. Menganalisis apakah ada perbedaan keterampilan proses siswa yang memiliki
tingkat kreativitas tinggi dan pada siswa yang memiliki kreativitas tingkat
rendah.
3. Menganalisis apakah terdapat interaksi antara kreativitas dengan model
pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis, dalam menambah wawasan tentang
model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.
2. Sebagai bahan informasi alternatif model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar siswa khususnya nilai pelajaran fisika.
3. Menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti tentang model pembelajaran
1.7. Definisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:
1.Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Inkuiri adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam pembelajaran
yang menekankan kepada proses mencari sumber sendiri serta meneliti sendiri
inti dari materi pelajaran. Dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya
dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Adapun langkah model pembelajaran
inkuiri adalah : (1) Merumuskan masalah, (2) Merumuskan hipotesis, (3)
Mengumpulkan data, (4) Analisis data, (5) Membuat kesimpulan.
(Trianto, 2010 : 6)
2. Kreativitas
Kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan
untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
(Munandar, 2012 : 12)
3. Pembelajaran konvensional
Pembelajaran konvensional pada penelitian ini adalah pembelajaran dalam
konteks klasikal yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru,
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah penguasaan produk fisika yang mengacu pada perubahan
kemampuan bidang kognitif yang mencakup dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif) dan dimensi proses kognitif
(mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta) yang dicapai siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran fisika
yang ditempuh selama kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMK Swasta
Istiqlal Delitua dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
diperoleh kesimpulan:
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dari pada pembelajaran konvensional. Hal
ini berdasarkan dari hasil keterampilan proses sains yang telah dicapai
oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu terdapat perbedaan hasil
keterampilan proses sains siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Hasil keterampilan proses sains siswa yang memiliki kreativitas tinggi
lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa yang
memiliki tingkat kreativitas rendah, hal ini juga ditandai dari perolehan
indikator yang dominan muncul pada kelas eksperimen adalah indikator
rasa ingin tahu sebesar 82,22% di kelas eksperimen dan 71,11% di kelas
kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa di kedua kelompok
sampel dominan memiliki rasa ingin tahu daripada indikator yang lain.
3. Terdapat interaksi yang signifikan antara antara model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan konvensional dengan tingkat kreativitas terhadap
keterampilan proses sains siswa, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
terjadi interaksi, siswa yang memiliki tingkat kreativitas tinggi jika
dibelajarkan dengan model inkuiri terbimbing maka hasil keterampilan
rendah, pada kelas konvensional dimana pada tingkat kreativitas tinggi dan
kreativitas rendah, hasil keterampilan proses sainsnya relatif sama. Yang
artinya, model inkuiri terbimbing lebih dominan dibandingkan dengan
kelas konvensional.
5.2 Saran
1. Peneliti selanjutnya untuk menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing maka siswa harus memiliki tingkat kreativitas tinggi, hal ini
dikarenakan tingkat kreativitas mempengaruhi penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing.
2. Peneliti selanjutnya dalam menerapkan model pembelajaran sebaiknya di
perhitungkan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai
terlalu banyak dalam satu kelompok karena akan mengakibatkan siswa
dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
3. Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sebaiknya
perhitungan dengan baik pembagian jumlah kelompok, jangan sampai
terlalu banyak dalam satu kelompok, karena akan mengakibatkan siswa
dalam kelompok tidak bekerja sepenuhnya.
4. Peneliti selanjutnya lebih kreatif dalam mengkonsep materi pelajaran yang
akan dibagikan kepada siswa. Konsep yang diberikan kepada siswa harus
mampu menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2012). Pengembangan Laboratorium Fisika. Medan: Unimed Press.
Anderson, L.W. Dan Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Assesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, R.I. (2008). Leaning to Teach. New York: McGraw-Hill.
BNSP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan Dasar dan menengah, Jakarta.
Deta. (2012). Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia Vol 9(1). hal : 28-34
Dimyati, dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Grasindo
Halliday, D, Resnick, R. (1992). Fisika jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Haryanto. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Erlangga.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ibrahim, Rusli. (2001). Landasan Psikologi Pendidikan di Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional.
Jack, Gladys .U. (2013). Consept Mapping and Guided Inquiry as Effective Techniques for Teaching Difficult Concepts in Chemistry : Affect on Students Academic Archievement. Journal of education and practice. Vol 6 (2). hal: 11-12
Joyce, B. Weil,M Dan Calhoun,E. (2009). Models of Teaching (8 th ed). Model-model Pengajaran (terjemahan Fawai dan Ateila Mirza). Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Kiki. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga. Jurnal Pendidikan Kimia.Vol 3(1), hal: 89-97
Kanginan, Marthen.(2007). Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Maretasari. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis
Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Sikap Ilmiah Siswa. Vol 1(2). hal: 28-31
Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Munandar, Utami. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
NRC. (2000). Inquiry dan The National Science Education Standar. A Guide For Teaching dan Learning. Washington DC: National Academic Press.
Olatunde. (2009). Students Attitude Towards Mathematics and Academic in Some Selected Secondary Schools in Southwestern Nigeria. Vol 36(3). Hal: 336-341.
Praptiwi. (2012). Efektifitas Dengan Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Unjuk Kerja Siswa. Vol 1(2). Hal : 86-95.
Rustaman. (2003). Peranan Pertanyaan Produktif Dalam Pengembangan Keterampilan Proses Sains. FMIPA UPI.
Rusyan, Tabrani. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya.
Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sabahiyah, A.A.I.N, Mathaeni, I. W dan Suastra. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Gugus 03 Wanasaba Lombok Timur. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol 3(3). Hal:4-5.
Sagala, S. (2009). Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Sardiman. (2003). Interaksi Dan Motivasi Belajar Siswa. Jakarta: PT. Rajawali Pres Grafindo Persada.
Semiawan, Conny. (2009). Memupuk Bakat Dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Gramedia: Jakarta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudjana. (2002). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.
Supartono. (2011). Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa. Vol 7(1). Hal : 62-68
Suprihatiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Supriadi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.
Surya, Yohannes. (1977). Olimpiade Fisika jilid 1A. Jakarta: Primatika Cipta Ilmu.
Torrance. (1969). Creativity What Research Says to the Teacher. Washington DC : National Education Association.
Tritanto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wibowo. (2012). Penerapan Model Fisika Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Dan Keterampilan Berfikir Kreatif. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 2(1). Hal: 2.
Wahidmurni. (2010). Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Litera.
Wahyudi, Sutikno, A. Isa. (2010). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa. Vol 6(1).hal: 58-62