• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGY OF CULTURE AND TOURISM AFFAIR OF LAMPUNG PROVINCE IN PROMOTING CULTURE AND TOURISM TROUGH KRAKATAU FESTIVAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGY OF CULTURE AND TOURISM AFFAIR OF LAMPUNG PROVINCE IN PROMOTING CULTURE AND TOURISM TROUGH KRAKATAU FESTIVAL"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRACT

STRATEGY OF CULTURE AND TOURISM AFFAIR OF LAMPUNG PROVINCE IN PROMOTING CULTURE AND TOURISM

TROUGH KRAKATAU FESTIVAL

By

TIMO PRAMONO

Culture and Tourism Affair of Lampung Province performed communication strategy in promoting culture and tourism trough Krakatau Festival, with objective that all potencies of culture and tourism been known and interested preference of investors, tourist and people by investing and more know about culture and tourism in Province of Lampung.

(2)

ii

Secretary of Krakatau Festival XVIII Year 2008 at Culture and Tourism Affair of Lampung Province and Daily Chief of Lampung Art Council. Data collecting technique conducted with observation, interview and documentation. Data analysis technique conducted qualitatively, by phases data reduce, data display and data verification.

The result of this research show that strategy of Culture and Tourisms Affair Lampung Province in promoting culture and tourism trough Krakatau Festival XVIII Year 2008, consist of: (1) Communicant idideennttiiffiiccaattiioonn,, dodonnee byby idideennttiiffiieedd c

coommmmuunniiccaanntt tthhaatt llooccaall pepeooppllee, domestic and foreign tourist and domestic and foreign investor. (2) Arranged message,, ddoonnee bbyy ararrraannggeedd mmaassssaaggee informatively and persuasively by Indonesian Language and English (3) Established meetthhoodd,, d

doonnee bbyy ppeerrffoorrmmeedd ssoommee activity events, that Competition of Crate Lampung Pop Song, Competition of Muli and Mekhanai Lampung Year 2008, Kiluan Fishing Week, Opening Ceremony, Krakatau Night and Galla Dinner, Appreciation of Lampung Culture, Lampung Expo, Party of Lampung Art, International Mask Festival, Krakatau Tour, Krakatau Ritual, Paramotor Attraction, International Flying Festival, Off Road Krakatau, Krakatau Jet sky and Closing Ceremony. (4) MMeeddiiaa cchhoooossiinngg,, ddoonnee bbyy uussiinngg mmaassss mmeeddiiaa,, pprriinntteedd aanndd eelleeccttrroonniicc iinn llooccaall aanndd n

(3)

iii ABSTRAK

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN PARIWISATA

MELALUI FESTIVAL KRAKATAU

Oleh

TIMO PRAMONO

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung melaksanakan strategi komunikasi dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau, dengan tujuan agar berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut akan diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para investor, wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan mengenal lebih jauh tentang kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.

(4)

iv

informan yaitu Sekretaris Pelaksana Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dan Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung (DKL). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa kualitatif dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data (display) dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008, meliputi: (1) Peennggeennaallaann// i

iddeennttiiffiikkaassii kokommuunniikkaann,, didillaakkuukkaann ddeennggaann mmeennggiiddeennttiiffiikkaassii kokommuunniikkaann yyaaiittuu masyarakat lokal, wisatawan domestik dan mancanegara, serta para investor dalam dan luar negeri. (2) Peerraannccaannggaann PPeessaann,, ddiillaakkuukkaann ddeennggaann mmeerraannccaanngg ppeessaann secara informatif dan persuasif menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris (3) Peenneettaappaann memettooddee,, didillaakkuukkaann dedennggaann menyelenggarakan berbagai even kegiatan, yaitu Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Lampung, Pemilihan Muli dan Mekhanai Lampung 2008, Kiluan Fishing Week, Acara Pembukaan, Krakatau Night dan Galla Dinner, Apresiasi Pesona Budaya Lampung, Lampung Expo, Pesta Kesenian Lampung, Festival Topeng Internasional, Tour Krakatau, Ritual Krakatau, Atraksi Paramotor, Festival Layang-Layang Internasional, Krakatau Off Road, Krakatau Jetski dan Acara Penutup. (4) Peemmiilliihhaann MMeeddiiaa,, ddiillaakkuukkaann ddeennggaann m

meenngggguunnaakkaann mmeeddiiaa mamassssaa babaiikk cecettaakk dadann eelleekkttrroonniikk titinnggkkaatt lolokkaall ddaann nanassiioonnaall s

(5)

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses komunikasi setua peradaban manusia di dunia ini, dan sejalan dengan

perkembangan zaman. Bentuk komunikasinya pun terus berkembang. Melalui

komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya.

Komunikasi juga dapat menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang,

menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan

komunikasi pun manusia bisa saling bermusuhan, saling benci, menanamkan

perpecahan, bahkan menciptakan peperangan.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik

sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun

sebelum Masehi. Akan tetapi studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam

lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20, ketika dunia dirasakan

semakin kecil akibat Revolusi Industri dan revolusi teknologi elektronik maka

para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi, untuk

(6)

Komunikasi sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Disadari

atau tidak, manusia belajar berkomunikasi sepanjang hidupnya. Komunikasi dapat

menentukan kualitas hidup manusia. Komunikasi erat kaitannya dengan perilaku

dan pengalaman kesadaran manusia. Komunikasi begitu esensial bagi manusia,

sehingga jika ingin menelaah tentang manusia dan apa yang dilakukannya, juga

harus menoleh pada komunikasi.

Studi komunikasi menjadi penting karena banyak permasalahan yang timbul

akibat komunikasi. Manusia, tidak dapat hidup sendirian, karena secara kodrati

merupakan makhluk sosial, yang juga sekaligus makhluk individu. Manusia harus

hidup bermasyarakat. Komunikasi merupakan sebuah fenomena pemenuhan

kebutuhan manusia, terutama kebutuhan sosialnya, sejak puluhan ribu tahun

lampau. Sebagai sebuah disiplin ilmu sekaligus seni, mutual understanding atau makna bersama antara partisipan komunikasi secara efektif dan efisien tumbuh

dan berkembang menjadi tujuan komunikasi, sebab komunikasi dibutuhkan oleh

semua orang dari berbagai latar belakang kehidupan.

Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk

lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi,

kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang

kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui

media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendy, 2000:

(7)

Dalam konteks kehidupan dan peradaban manusia, komunikasi dalam banyak hal

menyebabkan proses sosial, proses budaya, proses pembangunan bangsa, proses

politik yang mengikutsertakan nilai-nilai yang dihayati oleh individu dan

masyarakat sehingga mempersatukan bangsa. Komunikasi dan pembangunan

merupakan dua hal yang penting dalam perkembangan kehidupan. Keduanya

dapat dikatakan sebagai hal yang tidak terelakkan, dan telah menjadi bagian dari

rangkaian agenda aktivitas masyarakat sehari-hari.

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.

Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi

komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di

antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara

masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian

pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit,

komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik

penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal

dari pihak yang menggerakkan pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat

luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami,

menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang

disampaikan.

Terkait dengan komunikasi pembangunan dan kegiatan pariwisata, Pemerintah

Propinsi Lampung menyelenggarakan Festival Krakatau sebagai event tahunan

untuk mempromosikan dan meningkatkan daya tarik potensi budaya dan

(8)

dalam Festival Krakatau pada tahun 2008 meliputi Opening Ceremony, Cultural Carnival, Krakatau Night, Lampung Cultural Appreciation, Lampung Art Festival, Lampung Expo, Krakatau Ritual Ceremony, International Traditional Mask Festival, Krakatau Tour, Paramotor Attraction, International Kite Festival, Krakatau Off Road & Tourism Rally, Krakatau Jetski, Festival Tambur Nusantara dan Closing Ceremony. (Sumber: www. halohalo.co.id. Diakses Rabu 21 Agustus 2008. Pukul 10.15 Wib).

Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah adanya fenomena

bahwa Propinsi Lampung memiliki banyak aset budaya dan wisata, sehingga

diperlukan adanya pengembangan secara lebih maksimal. Oleh karena itu maka

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung sebagai badan pemerintah

daerah yang bertugas menangani masalah ini, dituntut untuk mampu mengelola

dan memberdayakan berbagai aset budaya dan wisata tersebut, dengan melakukan

promosi menggunakan media Festival Krakatau. Pelaksanaan promosi budaya dan

wisata melalui Festival Krakatau merupakan aktivitas komunikasi.

Apabila dikaji secara lebih lanjut maka Festival Krakatau yang diselenggarakan

setiap tahun ini merupakan media komunikasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan

penjelasan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara

primer dan secara sekunder (Effendy, 2004: 11).

Proses komunikasi secara primer pada Festival Krakatau, diketahui dari adanya

penggunaan berbagai lambang (symbol) berupa bahasa, gambar maupun warna yang mewakili pesan yang ingin disampaikan pemerintah melalui Dinas

(9)

khalayak. Bahasa dalam hal ini dipergunakan dalam proses komunikasi untuk

menyampaikan berbagai informasi atau opini mengenai Festival Krakatau yang

diselenggarakan.

Sementara itu proses komunikasi secara sekunder pada Festival Krakatau antara

lain dapat ditemukan pada penggunaan berbagai media komunikasi sekunder oleh

komunikator, yaitu pemerintah Propinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata, yaitu dengan memanfaat berbagai media seperti surat kabar, radio,

televisi maupun internet untuk menyampaikan informasi mengenai berbagai hal

terkait dengan penyelenggaraan Festival Krakatau kepada khalayak luas. Dengan

demikian informasi terkait penyelenggaraan Festival Krakatau ini dapat diakses

dan diketahui khalayak luas baik oleh publik domestik maupun internasional.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Propinsi Lampung melakukan strategi komunikasi dalam

mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau, sehingga

dengan demikian maka berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut akan

diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para investor,

wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan mengenal lebih

jauh tentang kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis akan

melakukan penelitian mengenai strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui

(10)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya

dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisa strategi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya

dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini meliputi:

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik sebagai

literatur atau referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian

mengenai komunikasi dan promosi pada masa-masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi

dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum tentang Festival Krakatau

(11)

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin communication. Istilah ini bersumber dari kata communis, yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan

makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima

oleh komunikan (Effendy, 2003: 30).

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)

menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan perubahan

itu akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Komunikasi dalam hal ini

merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang pada orang

lain dengan menggunakan lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak

(Carl I. Hovland dalam Effendy, 2004: 10).

Selain itu komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan

dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide,

(12)

seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak

langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku

(Effendy, 2000: 60).

Komunikasi dapat diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang

berkaitan dengan masalah hubungan atau diartikan pula sebagai saling tukar

menukar pendapat. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai hubungan kontak

antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok (Widjaja, 2000: 13).

Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada

orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling

pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan penerima informasi

dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus

menyetujui sesutau gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah

pihak sama-sama memahami gagasan tersebut (Widjaja, 2000: 15).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa yang

dimaksud dengan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari

seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dengan menggunakan

lambang yang memiliki makna sama antara kedua pihak, sehingga diperoleh

kesamaan pengertian dan pemahaman antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

2.1.2 Komponen-komponen dalam Komunikasi

Menurut paradigma Lasswel, cara yang terbaik untuk memahami komunikasi

(13)

saluran apa pada siapa dengan efek apa?”. Sehingga berdasarkan paradigma ini,

menurut, terdapat lima komponen dalam komunikasi yaitu:

1. Siapa mengatakan ? (komunikator, pengirim atau sumber).

2. Apa ? (message, pesan, ide atau gagasan).

3. Dengan saluran mana ? (media,channelatau sarana). 4. Kepada siapa ? (komunikan penerima atau alamat).

5. Dengan hasil apa? (effect, hasil komunikasi)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki lima

unsur yang utama yaitu, komunikator sebagai penyampai pesan; pesan yang

disampaikan; saluran atau media yang digunakan dalam penyampaian pesan;

komunikan atau penerima pesan dan efek atau dampak yang terjadi setelah pesan

disampaikan kepada komunikan (Effendy, 2000: 15).

Penjelasan lima komponen dalam komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator/sumber (source) yaitu orang yang membawa/menyampaikan pesan.

2. Pesan/Informasi (message) adalah berita yang disampaikan komunikator dalam melalui lambang-lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya.

3. Media/Saluran (channel) adalah sarana penyampaian pesan dalam kegiatan komunikasi. Saluran tersebut meliputi :

(a) pendengaran (lambang berupa suara)

(b) pengelihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar)

(c) penciuman (lambang berupa bau-bauan)

(14)

4. Komunikan (communican) adalah objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.

5. Umpan balik (feedback) adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Umpan balik dapat dijadikan tolok ukur untuk

mengetahui sejauh mana pencapaian pesan yang telah disampaikan.

(Effendy, 2000:16-17).

2.1.3 Proses Komunikasi

Sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan maka

secara garis besar proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara

primer dan secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial,

isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah

jelas, karena hanya bahasalah yang yang mampu menerjemahkan pikiran

seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini,

baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal

yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan

(15)

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder diartikan sebagai proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang

relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar,

majalah, radio televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering

digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan

masyarakat, yang dimaksud dengan media komunikasi adalah media kedua

sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa

sebagai media komunikasi, hal ini disebabkan karena bahasa sebagai lambang

(symbol), beserta isi (content)–yakni pikiran atau perasaan–yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tidak terpisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio

televise dan film yang jelas tidak selalu digunakan Effendy (2004: 11-16).

Selanjutnya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses

komunikasi, yaitu:

a. Fact finding, yaitu menyarikan dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. Untuk berbicara di depan suatu

masyarakat, perlu dicari fakta dan data tentang masyarakat tersebut,

keinginannya, komposisinya dan sebagainya.

(16)

c. Communicating, setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.

d. Evaluation, penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil komunikasi tersebut. Ini kemudian menjadi bahan bagi

perencanaan melakukan komunikasi selanjutnya

(Cultip dan Center, dalam Widjaja, 2000: 39).

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Secara singkat komunikasi bertujuan untuk mengharapkan pengertian, kesamaan

makna, dukungan, gagasan dan tindakan yang positif dari pihak-pihak yang

berkomunikasi. Tujuan komunikasi secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikator yang baik harus

dapat menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas

sehingga komunikan dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh komunikator.

2. Memahami orang lain, sebagai komunikator harus dapat mengetahui benar

aspirasi komunikan tentang apa yang yang mereka inginkan.

3. Agar gagasan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan

menggunakan pendekatan persuasif, bukannya dengan pemaksaan kehendak

4. Menggerakkan orang lain untuk sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat

bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud di sini

adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus

diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.

(17)

Tujuan komunikasi di atas sesuai dengan pendapat bahwa tujuan komunikasi

adalah untuk: mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/pendapat (to change the oppinion), mengubah perilaku (to change the behavior) dan mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 2003: 55).

Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi, maka ada beberapa

tahapan perubahan atau efek yang terjadi pada diri komunikan dalam setelah

melakukan proses komunikasi, yaitu:

a. Efek kognitif

Efek kognitif adalah yang berkaitan dengan pikiran, nalar atau rasio, misalnya

komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau

tidak sadar menjadi sadar.

b. Efek Afektif

Efek afektif adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan

yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira.

c. Efek konatif

Efek konatif adalah efek yang berkaitan dengan timbulnya keyakinan dalam

diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki

oleh komunikator berdasarkan pesan atau messageyang ditransmisikan, sikap dan perilaku komunikan pascaproses komunikasi juga tercermin dalam efek

(18)

Selanjutnya terkait dengan upaya mencapai tujuan komunikasi tersebut, beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi:

a. Komunikator harus memahami diri dan berempati

Memahami diri maksudnya adalah memahami nilai pribadi yang baik, yang

seharusnya ada dan dimiliki komunikator. Nilai pribadi merupakan perpaduan

antara kemampuan, kejujuran dan iktikad baik. Ketiga hal ini tercermin dalam

perasaan, akhlak dan watak seseorang. Dengan kemampuan, kejujuran dan

iktikad baik, seorang komunikator akan memperoleh kepercayaan.

Kepercayaan yang besar akan mempengaruhi perubahan sikap, sedangkan

kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang

menyenangkan.Dengan empati seorang komunikator, komunikan akan merasa

tertarik karena komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan

mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan. Komunikator

dapat dianggap memiliki persamaan dengan komunikan, maka komunikan

bersedia menerima pesan yang dikomunikasikan (Effendy, 2003: 41).

b. Komunikator harus memahami pesan yang disampaikan pada komunikan

Pesan yang disampaikan tidak hanya harus dimengerti oleh komunikan tetapi

komunikator sendiri harus benar-benar memahami pesannya tersebut. Hal ini

menunjukkan bahwa komunikator ketika mengucapkan sesuatu harus

menggunakan pemikiran secara seksama dan memperhitungan makna pesan

itu bagi komunikan yang dihadapinya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

(19)

1. Dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar menarik komunikan.

2. Menggunakan lambang-lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama

antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.

3. Membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa

cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi

situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk

memberikan tanggapan yang ia kehendaki oleh komunikator (Effendy,

2003: 42).

c. Komunikator harus memahami komunikan yang dituju

Dalam hal ini komunikator harus benar-benar memahami kondisi dan keadaan

komunikan secara menyeluruh. Dengan pengertian yang demikian maka faktor

psikologis dan kedekatan akan memberikan peluang lebih besar bagi

masuknya muatan-muatan pesan yang ingin disampaikan sehingga efek yang

ingin dicapai akan lebih telihat secara jelas. Pemahaman ini menjadi penentu

keberhasilan tujuan komunikasi yang dilakukan (Effendy, 2003: 42).

2.2 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

2.2.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus

mampu menunjukkan taktik operasionalnya. Strategi dalam hal ini merupakan

(20)

perencanaan (planning)yang pada akhirnya perencanaan adalah fungsi dasar dari proses manajemen. Strategi sebagai sebuah rencana atau semacam arah rangkaian

tindakan tententu di dalam suatu organisasi merupakan pedoman atau kelompok

pedoman untuk menghadapi situasi tertentu (Effendy, 2004: 32).

Sebagai sebuah rencana, strategi memiliki dua karakteristik esensial, yaitu disusun

sebelum rangkaian tindakan tertentu dilaksanakan dan dikembangkan secara sadar

dengan tujuan tertentu. Seringkali strategi dinyatakan secara eksplisit, dalam

dokumen-dokumen yang dikenal sebagai rencana-rencana, tetapi ada kalanya

strategi tidak dinyatakan secara formal, meski hal itu jelas tercantum dalam benak

orang-orang yang berkepentingan. Definisi ini menitik beratkan strategi sebagai

sebuah rencana, metode, atau suatu seri manuver atau strategisme yang

dilaksanakan untuk mencapai hasil atau tujuan yang telah direncanakan oleh

organisasi sebelumnya (Effendy, 2004: 32).

Selanjutnya strategi komunikasi adalah perpaduan antara perencanaan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus

dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Strategi komunikasi dalam organisasi

merupakan cara untuk membantu organisasi mengatasi lingkungan yang selalu

berubah dan membantu organisasi untuk memecahkan masalah terpenting yang

(21)

keuntungan dari peluang, mengatasi dan meminimalkan kelemahan dan ancaman

Dimensi dalam strategi komunikasi yang dilakukan olah suatu organisasi yaitu:

a. Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang paling penting dan yang perlu

dicapai. Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran menyatkan apa saja yang yang

perlu dicapai, kapan hasil-hasil harus dilaksanakan. Dari sasaran-sasaran nilai,

menyatakan ke arah mana organisasi tersebut menuju, melalui berbagai

macam sasaran keorganisasian yang bersifat menyeluruh, yang menetapkan

sifat organisasi, dan menetapkan target bagi tiap kesatuan keorganisasiannya.

b. Kebijakan-kebijakan yang paling penting dan mengarahkan atau membatasi

(22)

Peraturan-peraturan demikian seringkali mencapai keputusan-keputusan

kontingen, guna menyelesaikan konflik antara sasaran-sasaran spesifik.

c. Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program-program yang akan mencapai

tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam batas-batas yang telah digariskan.

Program-program menspesifikasi langkah demi langkah tahapan-tahapan

tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran utama. Mereka

menyatakan bagaimana sasaran-sasaran akan tercapai di dalam batas-batas

oleh kebijakan. Mereka menyatakan bahwa sumber-sumber daya diarahkan ke

arah pencapaian tujuan dan dengan apa kemajuan organisasi dapat diukur.

(Effendy, 2004: 36).

S

Seellaaiinniittuussttrraatteeggiikkoommuunniikkaassiimmeemmiilliikkiittiiggaattuujjuuaannuuttaammaayyaaiittuu::

a

a.. MMeemmbbaanngguunn ppeemmaahhaammaann ((ttoo sseeccuurree uunnddeerrssttaannddiinng)g),, ttaahhaapp yyaanngg ppeerrttaammaa a

addaallaahhmmeemmaassttiikkaannbbaahhwwaakkoommuunniikkaanntteellaahhmmeennggeerrttiippeessaannyyaannggddiitteerriimmaannyyaa..

b

b.. MMeemmbbiinnaa ppeenneerriimmaaaaaann ((ttoo eessttaabblliisshh aacccceeppttaanncce)e),, aappaabbiillaa kkoommuunniikkaann tteellaahh

m

meennggeerrttiiddaannmmeenneerriimmaa,,mmaakkaappeenneerriimmaaaannnnyyaaiittuuhhaarruussddiibbiinnaa..

c. Memotivasi kegiatan (to motivate action), pada akhirnya adalah untuk melakasanakan kegiatan yang dimotivasikan (Effendy, 2004: 32)

2.2.3 Langkah-Langkah Strategi Komunikasi

A

Aggaarr ssuuaattuu ssttrraatteeggii kkoommuunniikkaassii ddaappaatt ddiillaakkssaannaakkaann ddeennggaann bbaaiikk gguunnaa mmeennccaappaaii

t

tuujjuuaann yyaanngg tteellaahh ddiitteettaappkkaann mmaakkaa hhaarruuss ddiillaakkuukkaann sseeccaarraa bbeerrttaahhaapp mmeellaalluuii

b

(23)

a. Mengenal Komunikan

Merupakan langkah awal bagi komunikator dalam upaya mencapai

komunikasi yang efektif. Dengan mengetahui segala hal tentang khalayak

yang menjadi komunikan baik itu mengenai latar belakang mereka maupun

keinginan dan harapannya, maka komunikator akan lebih mudah untuk

melakukan komunikasi sehingga komunikator akan lebih mudah dalam

menyampaikan pesan dan mempengaruhi komunikan.

b. Menyusun Pesan

Merupakan langkah untuk menentukan tema dan materi yang mampu

mempengaruhi dan membangkitkan perhatian khalayak terhadap pesan-pesan

yang disampaikan komunikator.

c. Menetapkan Metode

Dalam ilmu komunikasi metode penyampaian pesan itu terdapat dua aspek.

Aspek yang pertama adalah menurut cara pelaksanaannya yaitu bahwa aspek

ini melihat komunikasi semata-mata dilihat dari aspek pelaksanannya. Aspek

yang kedua adalah aspek bentuk isinya artinya bahwa komunikasi itu dilihat

dari segi bentuk pernyataan atau maksud pesan yang terkandung di dalamnya.

d. Seleksi dan Penggunaan Media

Pada tahap ini komunikator menyeleleksi media yang akan digunakan dalam

penyampaian pesan. Media disini dapat berupa media cetak (brosur, koran dan

spanduk), media elektronik (televisi dan radio), maupun menggunakan pola

komunikasi persuasif seperti mendatangi langsung komunikan.

(

(24)

2.3 Tinjauan Tentang Promosi

2.3.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk

atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi

yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga

siaran niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan

agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang dipromosikan.

Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran pada pemasaran. Berbagai kegiatan dalam promosi di antaranya

adalah periklanan, penjualan langsung (personal selling), pameran dan publikasi (Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun, 1999: 1).

Usaha untuk mempromosikan perusahaan, produknya atau idenya kepada

konsumen di mana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sebagai imbalannya,

pemahaman terhadap sasaran promosi dapat membantu di dalam memilih metode

promosi media atau bahasa yang digunakan. Kegiatan promosi tidak boleh

dilakukan sembarangan karena berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang. Promosi adalah saluran informasi atau persuasif satu arah

yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau mengarahkan organisasi kepada

tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi digunakan

oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen yang bersifat

memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan konsumen terhadap produk yang

(25)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa promosi adalah kegiatan

yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa guna mengarahkan

publik agar dengan sadar mau menggunakan barang/jasa yang ditawarkan.

2.3.2 Tujuan Promosi

Guna menarik perhatian khalayak, suatu kegiatan promosi harus dibuat semenarik

mungkin. Terdapat beberapa cara agar dalam melakukan promosi suatu produk

mendapatkan perhatian khalayak yaitu mengupayakan agar cara berpromosi selalu

baru, memberitahu kepada khalayak tentang apa yang mereka tidak tahu,

berbicara pada nada personal dan memikirkan suatu yang dibutuhkan atau

diinginkan khalayak. Adapun tujuan promosi adalah sebagai berikut:

1. Modifikasi tingkah laku.

Orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara

lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberi pertolongan atau

instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat.

Sedangkan promosi dari segi lain, berusaha merubah tingkah laku dan

pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual selalu berusaha

menciptakan kesan baik akan produk dan jasa perusahaannya.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat bertujuan untuk memberitahu khalayak yang

dituju untuk penawaran perusahaan. Promosi bersifat informatif umumnya

lebih sesuai dilakukan pada tahap awal dalam siklus kegiatan produksi. Hal ini

(26)

tidak akan menggunakan produk dan jasa sebelum mereka mengetahui produk

dan jasa tersebut dan apa manfaatnya.

3. Membujuk

Promosi terutama diarahkan untuk mendorong pembelian dan penggunaan

produk dan jasa. Seiring perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan

secepatnya, tetapi lebih mengutamakan penciptaan kesan positif saja. Hal ini

dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam waktu yang cukup

lama terhadap perilaku mengkonsumsi. Promosi yang bersifat persuasif ini

akan menjadi dominan jika produk dan jasa produksi yang bersangkutan mulai

memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan perusahaannya.

4. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingkatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan produk dan jasa dihati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan perusahaannya. Ini berarti

perusahaan-perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli

yang ada (Sutisna, 2001: 12-13).

2.4 Tinjauan Tentang Pariwisata

2.4.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu ’pari’ dan ’wisata’. Pari berarti

banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau

bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara

berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan Bahasa Indonesia untuk

(27)

Mclnosh (1995) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 2) menyatakan

bahwa pariwisata adalah:

”…a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience, transportation, accommodation, eating and drinking

establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that areaway from home”.(pariwisata adalah suatu gabungan dari aktivitas, pelayanan dan industri yang dapat menciptakan pengalaman perjalanan, transportasi, akomodasi, tempat makanan dan minuman, pertokoan, huburan, aktivitas dan pelayanan keramah tamahan lain yang tersedia bagi individu atau kelompok yang berada jauh dari rumah.

Manfaat-manfaat dan peranan pariwisata bagi suatu wilayah, negara maupun

internasional telah banyak diakui, sehingga pariwisata telah menjadi salah satu

bidang yang cukup penting di samping bidang-bidang lainnya, seperti bidang

pertanian, pertambangan, industri, politik dan sosial budaya.

Selanjutnya menurut Norval (1992) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002:

3), pariwisata (tourism) adalah: “the sum total of operation, mainly of an economic, nature which directly relate to the entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city or region”. (Keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal dan pergerakan penduduk

asing ke dalam dan luar suatu negara, kota atau wilayah tertentu).

Hunziker (1942) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 4), mendefinisikan

pariwisata: ”the totality of relationship and phenomena arising from the travel and stay does not empty the establishment permanent residence and is not connected with a remunerated activity”(Keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing di mana perjalanannya tidak untuk bertempat

(28)

Menurut Intruksi Presiden No.19 Tahun 1969, kepariwisataan adalah kegiatan jasa

yang memanfaatkan jasa kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti

hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang

nyaman. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang

Kepariwisataan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek

wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan dengan bidang ini

(A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati, 2002: 5).

2.4.2 Pengertian Pengunjung dan Pelancong

Menurut The International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan WTO (World Tourism Organization) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 6), pengunjung atau visitor adalah: “any person who travels to a country other than that in which she/he has his/her usual residence but outside his/her usual environtment for a period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the exercise of an activity remunerated from within the country visited” (seseorang yang melakukan perjalanan ke negara lain selain

negaranya di luar tempat kediamannya dengan tujuan utama kunjungan selain

alasan melakukan kegiatan yang menghasilkan upah, termasuk dalam definisi ini

penumpang kapal pesiar yang kembali ke kapal pesiarnya untuk menginap

walaupun kapal itu berlabuh di pelabuhan untuk jangka waktu beberapa hari.

(29)

“temporary visitors staying only one day in the country visited without staying

over night, include cruise passenger” (Pengunjung sementara, tinggal satu hari di negara atau tempat yang dikunjungi tanpa menginap, termasuk di dalamnya

adalah penumpang kapal pesiar.

2.5 Tinjauan Tentang Festival Krakatau

2.5.1 Pengertian Festival Krakatau

Festival Krakatau pertama kali diselenggarakan pada tahun 1990 dan sampai

dengan tahun 2008 Festival Krakatau telah diselenggarakan sebanyak 18 kali.

Festival Krakatau adalah gelaran rutin tahunan Propinsi Lampung. Tujuannya

menjaring wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, sehingga industri

pariwisata Lampung pun bergairah. Dengan kata lain festival merupakan kegiatan/

acara/pesta dalam bentuk perayaan yang diadakan secara rutin dalam setiap

periode. Festival Krakatau merupakan kegiatan memperingati meletusnya Gunung

Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 yang diadakan dalam kurun waktu satu

tahun sekali (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

Sebagai Propinsi yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah dengan daerah

lain di Indonesia, Pemerintah Propinsi Lampung memiliki sebuah komitmen

untuk memajukan wisata dengan pengelolaan, pemanfaatan, pelestarian dan

promosi. Promosi sebagai upaya memperkenalkan segala sesuatu, termasuk

kekayaan alam Lampung. Baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar

negeri, yang selanjutnya akan memberikan masukan bagi pendapatan daerah yang

kemudian menjadi dana alokasi perawatan pariwisata dab lain sebagainya. Dalam

(30)

Lampung, menggelar pelaksanaan Festival Krakatau sebagai salah satu media

promosi yang digelar setiap tahunnya.

(Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.5.2 BerbagaiEventdalam Festival Krakatau Tahun 2008

Berbagai event atau kegiatan yang diselenggarakan dalam Festival Krakatau adalah sebagai berikut:

1. TourKrakatau

Kegiatan ini mengajak pengunjuang untuk menyibak keunikan misteri

Gunung Krakatau saat ini yang akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

2. KiluanFishing Week

Kegiatan ini adalah lomba memancing, dengan mengikut sertakan para

pemancing di Pulau Kiluan yang mempesona dan merupakan kawasan wisata

bahari di mana hidup habitat dolphine, penyu hijau, blue merlin(ikan langka di dunia).

3. Cross The Island

Kegiatan ini merupakan atraksi terbang layang melibatkan para penerbang

tingkat nasional/internasional melintasi selat sunda untuk lebih mengenal

pesona keindahan pulau-pulau kecil di Teluk Lampung.

4. Atraksi Topeng

Kegiatan ini merupakan atraksi budaya leluhur masyarakat Lampung yang

digelar sebagai upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan

seni budaya Lampung dan Anda dapat berinteraksi dengan menggunakan

(31)

5. Apresiasi Pesona Lampung

Kegiatan ini merupakan atraksi budaya lampung yang masih terpelihara di 10

kabupaten /kota dengan keanekaragaman dan keunikannya, yang dikemas apik

sebagai salah satu kesatuan suguhan menawan.

6. Memancing layang-layang Internasional

Kegiatan ini merupakan ekshibisi memancing dengan menggunakan

layang-layang sambil menikmati kekayaan wisata bahari di Propinsi Lampung yang

akan melibatkan para pemancing layang-layang internasional.

7. Apresiasi Pesona Asean

Kegiatan ini menyuguhkan keindahan budaya Asean yang dikemas dalam

tampilan menawan dalam bentuk gerak dan tari, serta Weeding Ceremony

negeri Jepang.

8. Rally Otomotif

Kegiatan ini menampilkan Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Lampung

yang akan mengajak pengunjung berwisata keluarga, melibatkan 500 Peserta

dari berbagai Propinsi di Indonesia yang akan menjelajahi objek-objek wisata

pilihan di Lampung.

9. KrakatauNight

Kegiatan ini menyajikan suasana jamuan makan malam bernuansa pesona

budaya Lampung dan indahnya Krakatau di waktu malam, berkumpulnya

(32)

Selain kegiatan utama di atas, diselenggarakan berbagai kegiatan pendukung

(supporting event) menuju Festival Krakatau 2008, yaitu sebagai berikut: 1. PemilihanMuli Mekhanai

Kegiatan ini merupakan ajang bergensi untuk memilih Putra/Putri generasi

muda Lampung yang akan ditugaskan sebagai duta wisata dan budaya

Lampung.

2. Pagelaran Lagu Pop dan Pagelaran Tari Kreasi Lampung

Kegiatan ini menampilkan para penyanyi Kabupaten/Kota yang terseleksi

untuk tampil di acara Festival Krakatau dan Memilih jenis tari Kreasi

Lampung hasil karya dari para Penata Tari Profesional dari Kabupaten/Kota se

Propinsi Lampung.

3. LampungExpo

Kegiatan ini merupakan pameran berskala nasional dan terlengkap di

Sumatera Bagian Selatan menampilkan produk unggulan daerah dan komoditi

ekspor berupa kerajinan, garmen, kulit, agro industri, pariwisata, dan

lain-lainnya.

4. Fox Hunting

Kegiatan ini merupakan wujud dari keikutsertaan para organisasi ORARI

dalam mendukung berbagai kegiatan Festival Krakatau 2008 dan menguji

ketrampilan komunikasi di udara sambil menikmati keindahan objek-objek

wisata di Lampung. (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3

(33)

2.6 Tinjauan Tentang Budaya Lampung

2.6.1 Pengertian Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari kata dalam Bahasa Sansakerta buddhayah, yaitu

bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian maka

dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Selain itu, kata budaya

merupakan perkembangan dari majemuk budi-daya, yang diartikan sebagai hasil

dari cipta, rasa dan karsa manusia (Koentjaraningrat, 1990: 181).

Pada dasarnya kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia yang diperoleh dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180).

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta

kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.

Tylor dalam Soekanto, 2002: 172).

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebudayaan

adalah semua yang didapat atau yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota

masyarakat, yang mencakup sebuah pola perilaku yang normatif yaitu mencakup

(34)

2.6.2 Wujud Kebudayaan

Kbudayaan memiliki tiga wujud, yaitu sebagai berikut:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud ini adalah wujud ideal dari

kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada

dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu

hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka tadi dalam

tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan

buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola

dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut

sistem sosial mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem

sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi,

berhubungan serta bergaul satu dengan lain dari detik ke detik, dari hari ke

hari, dan dari tahun ke tahun selalu menurut pola-pola tertentu yang

berdasarkan adat tata kelakukan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam

suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita

sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasi.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga

dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tidak memerlukan banyak

penjelasan, karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan

dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling kongkret,

dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto.

(35)

2.6.3 Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun

unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat

sebagai satu kesatuan. Unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal) adalah sebagai berikut:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi

3. Organisasi sosial atau sistem kemasyarakatan

4. Bahasa (lisan maupun tertulis)

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya)

6. Sistem pengetahuan

7. Religi atau sistem kepercayaan (Soekanto (2002: 175-176).

2.6.4 Kondisi Geneologis dan Sosiologis Masyarakat Lampung

Asal-usul penduduk Lampung, erat kaitannya dengan asal-usul istilah Lampung

itu sendiri. Kata To-Lang-po-hwang yang dapat dieja atas kata to yang berarti orang dalam bahasa Toraja, sedang kata Lang-po-hwang adalah kepanjangan dari kata Lampung. Jadi To-Lang-po-hwang berarti orang Lampung, sehingga erat hubungannya antara dua kata tersebut terhadap asal-usul orang Lampung.

Menurut P. Broesma dalam Hadikusuma (1990: 11), dijelaskan bahwa Tuhan

menurunkan orang pertama ke bumi bernama Sang Dewa Senembahan dan

Widodari Simuhun. Mereka itulah yang menurunkan Si Jawa Ratu Majapahit, Si

Pasundan, Si Ratu Pajajaran dan Si Lampung Ratu Belalau. Kata Lampung berarti

(36)

Secara umum masyarakat Lampung terdiri dari dua kelompok besar masyarakat

adat menurut geneologis yaitu :

1) Masyarakat yang beradat Pepadun, terdiri dari :

a) Masyarakat adat Abung (Abung Siwo Megou) yang terdiri dari 9 marga geneologis

b) Masyarakat adat Tulangbawang/Menggala (Meggou Pak Tulangbawang) terdiri dari 4 marga geneologis

c) Masyarakat adat Buay Lima (Waykanan/Sungkai) terdiri dari 5 marga geneologis

d) Masyarakat adat Pubian (Pubian Telu Suku) meliputi 3 marga geneologis 2) Masyarakat adat Saibatin atau Peminggir/Pesisir terdiri dari :

a) Masyarakat adat Peminggir Melinting Rajabasa lokasinya meliputi

Labuhan Maringgai, Rajabasa, dan Kalianda

b) Masyarakat Peminggir Teluk lokasinya sekitar Telukbetung

c) Masyarakat adat Peminggir Semangka lokasi daerahnya di Kecamatan

Cukuh Balak, Talang Padang, Kota Agung, dan Wonosobo

d) Masyarakat adat Peminggir Sekalaberak lokasi daerahnya meliputi Liwa,

Kenali, Pesisir Tengah, dan Pesisir Selatan

e) Masyarakat Komering lokasi daerahnya meliputi Komering Ulu dan

Komering Ilir (Hadikusuma, 1990: 12).

2.6.5 Falsafath Hidup Masyarakat Lampung

Masyarakat Lampung memiliki falsafah hidup yang mereka terapkan dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari maupun dalam aktivitas yang berkaitan dengan

(37)

Istilah piil mengandung arti rasa atau pendirian yang dipertahankan, sedangkan pesenggiri mengandung arti nilai harga diri. Dalam kehidupan sehari-hari,

masyarakat Lampung mempunyai falsafah hidup yang dikenal dengan Piil Pesenggiriyang terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu:

1) Sakai Sembayan

Meliputi pengertian yang luas termasuk di dalamnya gotong royong, tolong

menolong, bahu-membahu dan saling memberi segala sesuatu yang diperlukan

pihak lain, bukan hanya bersifat materi tetapi dalam arti moril dan pemikiran

2) Nemui Nyimah

Berarti bermurah hati, ramah-tamah terhadap semua pihak baik orang dalam

sekeluarga atau orang lain

3) Nengah Nyappur

Berarti keharusan ikut bergaul di tengah masyarakat dengan ikut serta

berpartisipasi dalam segala hal yang baik

4) Bejuluk Beadek

Didasarkan pada Kitey Gemetey (warisan turun-temurun) yang menghendaki agar seseorang di samping mempunyai nama, juga diberi gelar sebagai

panggilan untuknya. Ini berarti perjuangan dalam meningkatkan derajat

kehidupan dalam masyarakat (Hadikusuma, 1990: 14-15).

2.6.6 Bahasa dan Tradisi Daerah Lampung

Dr. Van Royen membagi bahasa daerah Lampung dalam 2 dialek, yaitu dialek

Nyo dan dialek Api. Kita dapat membedakan antara yang diucapkannya memakai

(38)

digolongkan dalam dialek Abung. Sedangkan Van Der Tuuk membagi bahasa

Lampung dalam dialek Abung dan dialek Pubian. Encylopaidie Van Nederlands Indiemenyebutkan bahwa bahasa Lampung adalah bahasa yang dipakai penduduk di Karesidenan Lampung termasuk daerah Komering (dalam Karesidenan

Palembang) dan daerah Krui. Masyarakat Lampung yang mempunyai tradisi asli

warisan dari zaman Melayu Polinesia, juga mempunyai tulisan tersendiri yang

disebut huruf/aksara Lampung (Kaghanga) mirip huruf Palawa Hindu.

Sementara itu adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku

bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini.

Namun demikian beberapa tradisi asli upacaracakak pepadun(upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/kedudukan dalam adat). Pemberian gelar

(adok/adek) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama. Minggu

pertama diadakan acara rapat kampung; pada minggu kedua mempersiapkan

segala keperluan dan sampai upacara pernikahan. Upacara ini sering juga disertai

dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/jaga damar

dan sebagainya (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.6.7 Seni Kerajinan Lampung

Suatu makna tertentu sering kali dijumpai pada corak busana suku-suku bangsa di

Indonesia. Corak dan motif pakaian daerah Lampung biasanya terbuat dari bahan

katun yang tidak diwarnakan atau berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul

warna-warna merah, biru, dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah

(39)

lama adalah bentuk-bentuk kapal. Bentuk motif kain yang disebut Kain Kapal.

Batik Lampung (Kain Sebagi ) mulai dikembangkan sejak 6 s/d 7 tahun terakhir.

Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara

adat, menyambut tamu agung, pesta perkawinan secara adat, dan upacara adat lain

(Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.7 Teori Penunjang Penelitian

Teori komunikasi massa yang menunjang penelitian ini adalah Teori S-M-C-R

(Source-Message-Channel-Receiver). S adalah singkatan dari Source, yang berarti sumber atau komunikator, M adalah singkatan dari Message yang berarti pesan, C adalah singkatan dariChannelyang berarti media atau saluran, R adalah singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan. Teori ini mengemukakan bahwa stimulus yang berisi pesan disampaikan komunikator

melalui media komunikasi kepada komunikan (Effendy, 2003: 256).

Berdasarkan teori S-M-C-R di atas, maka komponen-komponen komunikasi

sesuai dengan penelitian ini adalah:

a. Source/S adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung selaku penyelenggara Festival Krakatau.

b. Message/M adalah pesan-pesan atau berbagai informasi yang disampaikan dalam Festival Krakatau.

c. Channel/C adalah Festival Krakatau selaku media penyampaian pesan.

(40)

Selain itu teori promosi yang menunjang penelitian ini adalah teori promosi, yaitu

salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi

dapat menciptakan rangkaian kegiatan berikutnya yaitu meningkatkan penjualan

atau pemakaian produk berupa barang atau jasa. Keberhasilan dalam perencanaan

dan pelaksanaan promosi akan berdampak positif dan memperlancar jalannya

suatu produk barang atau jasa untuk mencari pangsa pasar secara maksimal

(market leader) di tengah-tengah masyarakat (Kotler, 2001: 34).

Perubahan prilaku yang diharapkan setelah masyarakat menerima pesan yang

disampaikan melalui aktivitas promosi yaitu:

1. Awernes/kesadaran. Hal ini biasanya timbul pertama kali setelah melihat gambar, selebaran, kata-kata tentang suatu produk atau jasa yang bersifat

inovatif yang berbeda dengan yang diketahuinya selama ini.

2. Knowledge/pengetahuan yaitu suatu keadaan di mana khalayak terdorong untuk mengetahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai informasi yang

ingin diketahuinya.

3. Linking/kesukaan adalah suatu keadaan di mana telah tumbuh perasaan suka atau sikap yang positif dalam diri khalyak terhadap produk barang atau jasa

yang ditawarkan.

4. Preference/pilihan yaitu suatu keadaan di mana khalayak telah sampai pada suatu kecenderungan untuk memilih produk barang atau jasa yang

dipromosikan.

(41)

6. Purchase/membeli/memiliki adalah suatu keadaan di mana perasaaan dan keyakinan yang dimiliki khalayak dilanjutkan pada prilaku mengkonsumsi

atau menggunakan produk barang/jasa yang dipromosikan (Kotler, 2001: 35).

2.8 Kerangka Pikir

Propinsi Lampung memiliki banyak aset budaya dan wisata, sehingga diperlukan

adanya pengembangan secara lebih maksimal. Oleh karena itu Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Propinsi Lampung sebagai badan pemerintah daerah yang bertugas

menangani masalah ini, dituntut untuk mampu mengelola dan memberdayakan

berbagai aset budaya dan wisata tersebut, dengan melakukan promosi

menggunakan media Festival Krakatau.

Festival Krakatau dilaksanakan untuk memperingati hari meletusnya Gunung

Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 yang dampak letusannya terjadi pada

hampir sepertiga dunia. Festival Krakatau diselenggarakan oleh Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung bekerjasama dengan berbagai

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota se-Propinsi Lampung, Media

massa cetak dan elektronik lokal (Lampung Post, Radar Lampung, Lampung Express, RRI Bandar Lampung dan TVRI Lampung), Dewan Kesenian Lampung (DKL), berbagai BUMN dan perusahaan swasta, biro perjalanan serta masyarakat.

Sasaran Festival Krakatau adalah masyarakat lokal, wisatawan domestik dan

asing, serta para investor dengan tujuan untuk menanamkan modal bagi

(42)

Adapun berbagai kegiatan atau event utama yang diselenggarakan dalam Festival Krakatau pada tahun 2008 meliputi: Tour Krakatau, Kiluan Fishing Week, Cross The Island, Atraksi Topeng, Apresiasi Pesona Lampung, Memancing Layang-Layang Internasional, Apresiasi Pesona Asean, Rally Otomotif, Krakatau Night.

Selain kegiatan utama tersebut, diselenggarakan berbagai kegiatan pendukung

(supporting event) Festival Krakatau, yang meliputi Pemilihan Muli Mekhanai,

Pagelaran Lagu Pop dan Pagelaran Tari Kreasi Lampung, LampungExpodanFox Hunting.

Pelaksanaan promosi budaya dan wisata melalui Festival Krakatau merupakan

aktivitas komunikasi, sebab dalam prosesnya Festival Krakatau dijadikan sebagai

media untuk memperkenalkan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung,

sehingga dengan demikian maka berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut

akan diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para

investor, wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan

(43)
(44)

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2005: 3).

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan peristilahannya (Kirk dan Miller, dalam Moleong 2005: 3).

Rsponden dalam metode kualitatif berkembang terus secara bertujuan(purposive)

sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan. Alat pengumpul data atau

instumen penelitian dalam metode kualitatif ialah si peneliti sendiri. Jadi peneliti

harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang

sering digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Data

yang didapat dari penelitian ini adalah berupa data yang disajikan dalam bentuk

kata verbal, bukan dalam angka. Data muncul dalam kata yang berbeda dengan

(45)

menjadi ringkas sistematis. Olahan tersebut mulai dari menuliskan hasil obsevasi,

wawasan, atau merekam, mengedit, mengklasifikasi, dan mereduksi. Penelitian

yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif (Moleong, 2005: 5).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yan menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur

analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi

lainnya (Moleong, 2005: 6).

3.2 Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus penelitian

(Moleong, 2005: 93). Fokus dalam penelitian ini diarahkan pada strategi

komunikasi yang ditempuh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung

dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau.

Untuk menganalisis strategi komunikasi yang ditempuh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata

melalui Festival Krakatau, dalam penelitian ini digunakan kategori sebagai

(46)

1

Propinsi Lampung dalam menjadikan Festival Krakatau sebagai media

pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.

2

2.. PPeerraannccaannggaannppeessaann..

K

Kaatteeggoorrii iinnii ddiigguunnaakkaann uunnttuukk mmeennggeettaahhuuii ppeerraannccaannggaann ppeessaann mmeennggeennaaii

Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata

Propinsi Lampung yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Propinsi Lampung, baik yang dirancang secara informatif maupun persuasif.

3

3.. PPeenneettaappaannmmeettooddee

K

Kaatteeggoorrii iinnii ddiigguunnaakkaann uunnttuukk mmeennggeettaahhuuii bbeerrbbaaggaaii mmeettooddee yyaanngg ddiigguunnaakkaann

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung, dalam

memromosikan Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya

dan pariwisata Propinsi Lampung.

Propinsi Lampung, dalam mempromosikan Festival Krakatau sebagai media

(47)

3.3 Penentuan Informan

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil

dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan,

peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan dimintai informasinya.

Pada penelitian kualitatif tidak ada informan acak tetapi bertujuan (purposive).

Untuk kedalaman penelitian kualitatif pemilihan informan penelitian didasarkan

pada beberapa kriteria, yaitu:

1. Subyek telah lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas

yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini biasanya ditandai dengan

kemampuan memberikan informasi mengenai sesuatu yang ditanya peneliti.

2. Subyek yang masih terikat secara penuh aktif pada lingkungan atau kegiatan

yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti.

3. Subyek yang mempunyai waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi.

4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dikemas terlebih dahulu.

Berdasarkan kriteria di atas maka penulis menetapkan informan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris Pelaksana Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung.

(48)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

a. Observasi

Merupakan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara turun langsung

ke lokasi penelitian dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada

tempat di mana suatu peristiwa, keadaan, atau situasi sedang terjadi.

b. Wawancara

Merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui

percakapan langsung dengan para informan yang berkaitan dengan masalah

penelitian, dengan menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Merupakan teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencari informasi

dari berbagai sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian, seperti

buku, agenda, arsip, surat kabar dan internet.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan mengatur catatan lapangan, dan

bahan-bahan lainnya yang ditemukan di lapangan. Teknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang di dapat

dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi. Adapun teknik analisa data yang

(49)

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan ke dalam bentuk laporan

selanjutnya di reduksi, dirangkum, difokuskan pada hal-hal penting. Dicari

tema dan polanya disusun secara sistematis. Data yang di reduksi memberi

gambaran yang tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti

dalam mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Penyajian Data(DisplayData)

Untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian harus diusahakan membuat bermacam matriks, grafik, jaringan, dan

bagian atau bisa pula dalam bentuk naratif saja.

3. Mengambil Kesimpulan atau Verifikasi Data.

Peneliti berusahan mencari arti, pola, tema, yang penjelasan alur sebab akibat,

dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji selama penelitian

(50)

5.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan strategi Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata

melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008, berdasarkan data yang penulis

dapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak Saluddin, SH., M.Si, selaku

Sekretaris Kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 pada tanggal 10

Februari 2009 dan dengan Bapak Saiful Irba Tanpaka, S.Sos. Ketua Harian

Dewan Kesenian Lampung pada Tanggal 18 Februari 2009.

Adapun deskripsi penelitian mengenai Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival

Krakatau XVIII Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

5

5..11..11 PePennggeennaallaann//IIddeennttiiffiikkaassiiKKoommuunniikkaann

P

Peennggeennaallaann aattaauu iiddeennttiiffiikkaassii kkoommuunniikkaann yyaanngg ddiimmaakkssuudd aaddaallaahh kkhhaallaayyaakk yyaanngg

d

diijjaaddiikkaann ssaassaarraann oolleeh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampungh

dalam menjadikan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 sebagai media

Gambar

Gambar 1.Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian melalui hasil pengamatan, pengumpulan data dan proses wawancara yang penelti lakukan, maka penelitian mengenai strategi Dinas Pendidikan

Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one-group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta ekstrakurikuler bolavoli di

European Journal of Social Psychology, 5,5-34. The Experimental Social Psychology of

Demikian Pengumuman Pemenang Pelelangan Sederhana ini dibuat dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dipergunakan

OORfeXt free psyChology in Third World countries like Indooesia.PsyChology in Indonesia is totally.. セ@ by the

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa hal berikut. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model

Data yang didapat dari hasil lembar soal tes, hasil observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa, juga catatan lapangan dapat menjadi acuan untuk merancang

Pada pola “modifikasi”, kategori pengguna inovasi adalah pemerintah, perusahaan induk, rumah tangga dan PDAM. Pengguna dengan kategori pemerintah, perusahaan induk, rumah