• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Sosiologi 003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tugas Sosiologi 003"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap manusia memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan. Dilihat dari kacamata sosiologi, setiap individu atau kelompok juga memiliki peran tersendiri dalam masyarakat.

Status sosial, itulah satu hal yang dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu di dalam hidupnya bermasyarakat. Status tersebut setidaknya muncul dari peranan sosialnya serta kedudukannya.

Status ini kemudian memunculkan pengelompokan atau penggolongan terhadap sekelompok individu yang diakui ‘perbedaan’nya di masyarakat. Itulah yang kita kenal sebagai Stratifikasi Sosial.

Makalah ini akan membahas lebih rinci mengenai Stratifikasi Sosial tersebut. Dimulai dari Pengertian, Faktor dan Dasar Pembentuk, Karakteristik, Macam serta Fungsi Stratifikasi Sosial.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

1. Apa pengertian stratifikasi sosial?

2. Apa yang melatarbelakangi pembentukan stratifikasi sosial? 3. Bagaimana karakteristik dan bentuk stratifikasi sosial? 4. Apa fungsi terbentuknya stratifikasi sosial?

C. Tujuan

Adapun maksud dibuatnya makalah ini untuk:

1. Memahami apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial.

2. Mengetahui apa saja faktor dan dasar pembentuk stratifikasi sosial 3. Menganalisis karakteristik dan bentuk stratifikasi sosial.

4. Mengerti akan fungsi stratifikasi sosial di dalam kehidupan.

(2)

A. Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial, secara harfiah berasal dari bahasa latin stratum

(tingkatan/lapisan) dan socius (teman atau masyarakat). Sehingga stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai “Lapisan Masyarakat”. Suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan seseorang secara vertikal, dari yang berkedudukan tinggi sampai yang berkedudukan rendah.

Beberapa ahli mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai berikut :

o Pitrim A. Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

o Max Webber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.

o Paul B.Horton dan Chester, stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat

o P.J. Bouman, Stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan karena itu menuntut gengsi kemasyarakatan.

o Soerjono Soekanto, Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

Dari beberapa definisi di atas lalu dapat kita simpulkan bahwa Stratifikasi Sosial merupakan penggolongan orang-orang di dalam sistem sosial secara vertikal berdasarkan kekuasaan, privilese (hak istimewa) dan prestise (gengsi/wibawa).

B. Terjadinya Stratifikasi Sosial

(3)

Dengan demikian, peranan yang diambil oleh orang dalam masyarakatnya ditentukan oleh situasi kelompok.

Mengenai situasi individu dalam kelompok maupun dalam masyarakat luas, F. Znaniecki berpendapat bahwa situasi dapat ditinjau dari dua (2) segi, yaitu dari segi subyektif (Penilaian pribadi, sesuai interpretasi dan konsep pribadi. maupun segi obyektif (penilaian oleh masyarakat yang ditentukan oleh faktor kebudayaannya.).1

Kenyataan bahwa manusia menurut F. Znaniecki mempunyai dua segi kehidupan, yaitu segi public life/ kehidupan publik maupun kehidupan pribadi, merupakan ciri yang membedakan manusia dari binatang. Justru dalam kehidupan bermasyarakat ataupun public life-nya., maka manusia belajar untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan nilai dan keadaan yang sebenamya, yang sering tidak diinginkannya.

Stratifikasi terjadi seiring dengan berkembangnya masyarakat dengan munculnya pembagian pekerjaan. Jadi masyarakat moderan memperlihatkan kecenderungan mcnuju ke stratifikasi yang lebth banyak lagi, karena dasar dari stratifikasi ialah pembagian pekerjaan, yaitu spesialisasi dan diversifikasi pekerjaan. Dasar pembentukan stratifikasi ialah bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk menilai suatu pekeijaan, penilaian mana ditinjau dari segi peranan yang dimililri suatu pekeijaan dalam memenuhi kepentingan masyarakatnya. Hal ini menjelaskan antara lain mengapa dalam masyarakat tradisional para dukun mempunyai kedudukan yang penting, sedangkan dalam masyarakat modern para dokter mempunyai kedudukan yang terhormat dalam masyarakat.

Pembentukan lapisan-lapisan dalam masyarakat sekaligus merupakan proses pembentukan struktur sosiaL Dalam membahas stratifikasi biasanya diadakan

perbedaan antara sistem lapisan dan sistem kelas atau kasta. Sistem kelas mencerminkan suatu masyarakat di mana kesempatan untuk "naik tangga sosial"

(4)

lebih sukar dan hampir tertutup; orang-orang dengan pekeijaan tertentu dianggap yang paling terhormat dalam masyarakat, sedangkan usaha untuk mempelajari keahlian tersebut sedemikian dipersukar sehingga tidak setiap orang dapat memilihnya sebagai profesinya.

Selain itu, faktor uang dan materi juga memegang peranan dalam masyarakat modern dalam pembentukan status sosial seseorang, yang sebagai keseluruhan akan membentuk struktur sosial dalam masyarakat. Itulah tiga hal yang disebut sebagai kekuasaan, previlese dan prestise.

C. Dasar Pembentuk Stratifikasi Sosial

Parker dan Anderson dalam bukunya berjudul Society, its organization and

operation (1964) seperti yang dikutip oleh Astrid S. Susanto bahwa ada beberapa

indikator tentang penilaian subjektif seseorang mengenai lapisan masyarakatnya

yaitu:

a. bentuk rumah: ukuran, kondisi perawatan rumah, tata kebun

b. wilayah tempat tinggal atau lingkungan karena dianggap bahwa wilayah tempat tinggal menentukan status

c. pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang menunjukkan keingirun (identifikasi diri) dengan lapisan masyarakat tertentu

d. sumber pendapatan menentukan status sosial seseorang (W. Lloyd Warner). Sehubungan dengan ini perlu dijelaskan bahwa bukan jumlah uang yang diterima yang menentukan melainkan status yang dinikmati melalui sumber itu.2

Dari wikipedia juga disebutkan bahwa setidaknya ada empat hal yang menjadi indikator terbentuknya sebuah kelas sosial, antara lain:

(5)

a. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama

b. Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

c. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

(6)

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.3

D. Karakteristik Stratifikasi Sosial

Ada beberapa karakteristik stratifikasi sosial yang umumnya terjadi dalam masyarakat. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Adanya perbedaan status dan peranan.

b. Adanya distribusi hak dan kewajiban.

c. Adanya simbol dalam status.

d. Adanya pola interaksi yang berbeda.

e. Adanya stratifikasi yang melibatkan kelompok.

3 Ensiklopedia Bebas, Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial.

(7)

f. Adanya stratifikasi yang bersifat universal (yang berbeda adalah corak dan perwujudannya).

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi sistem stratifikasi sosial tertutup, sistem stratifikasi sosial terbuka, dan sistem stratifikasi sosial campuran.

1) Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas (perpindahan) dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam sistem ini, satu-satunya kemungkinan untuk masuk pada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.

Contoh:

• Sistem kasta di India. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.

• Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.

2) Stratifikasi Sosial Terbuka

Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Setiap orang memiliki kesempatan berusaha untuk menaikkan, menurunkan, maupun menstabilkan statusnya. Sebagai contoh :

(8)

- Seorang yang rendah tingkat pendidikannya dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dengan usaha yang gigih.

3) Stratifikasi Sosial Campuran.

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

E. Bentuk dan Macam Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat terdapat berbagai bentuk stratifikasi sosial. Bentuk itu akan dipengaruhi oleh kriteria atau faktor apa yang dijadikan dasar. Berikut ini akan kita pelajari beberapa bentuk stratifikasi sosial menurut beberapa kriteria, yaitu ekonomi, sosial, dan politik.

a. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Stratifikasi sosial dalam bidang ekonomi akan membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Dalam hal ini ada golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah, serta ada yang didasarkan pada kegiatannya di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain, pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam berbagai lapisan atau kelas-kelas sosial dalam masyarakat. Menurut Max Webber, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas yang didasarkan pada pemilikan tanah dan benda-benda. Kelaskelas tersebut adalah kelas atas

(9)

Satu hal yang perlu diingat bahwa stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka. Artinya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas bawah untuk naik ke kelas atas, dan sebaliknya memungkinkan seseorang yang berada pada kelas atas untuk turun ke kelas bawah atau kelas yang lebih rendah. Hal ini tergantung pada kecakapan dan keuletan orang yang bersangkutan. Salah satu contoh stratifikasi sosial berdasarkan factor ekonomi adalah pemilikan tanah di lingkungan pertanian pada masyarakat Indonesia. Wujud stratifikasi sosialnya adalah petani pemilik tanah, petani penyewa dan penggarap, serta buruh

b. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Pada umumnya, stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ini bersifat tertutup. Stratifikasi sosial demikian umumnya terdapat dalam masyarakat feodal, masyarakat kasta, dan masyarakat rasial.

1) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Feodal: Masyarakat feodal merupakan masyarakat pada situasi praindustri, yang menurut sejarahnya merupakan perubahan dari ikatan budak atau hamba sahaya dengan tuan tanah. Hubungan antara kedua golongan itu menjadi hubungan antara yang memerintah dengan yan diperintah, dan interaksinya sangat terbatas. Kemudian semangat feodalisme ini oleh kaum penjajah diterapkan di Indonesia dan terjadilah perpecahan antargolongan, sehingga pada masyarakat feodal terjadi stratifikasi social sebagai berikut.

a) Golongan atas, terdiri dari keturunan raja dan ningrat.

b) Golongan menengah, terdiri dari golongan prajurit dan pegawai pemerintahan.

(10)

2) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Kasta

Masyarakat kasta menuntut pembedaan antargolongan yang lebih tegas lagi. Hubungan antargolongan adalah tabu, tertutup, bahkan dapat dihukum masyarakatnya. Hal demikian terjadi pada masyarakat kasta di India. Istilah untuk kasta di India adalah yati, dan sistemnya disebut dengan varna. Menurut kitab Reg Weda dalam masyarakat India Kuno dijumpai empat varna yang tersusun secara hierarkis dari atas ke bawah, yaitu brahmana, ksatria, vaisya, dan sudra. Kasta brahmana adalah kasta yang terdiri atas para pendeta dan dipandang sebagai kasta tertinggi. Ksatria merupakan kasta yang terdiri atas para bangsawan dan tentara, serta dipandang sebagai kelas kedua. Vaisya merupakan kasta yang terdiri atas para pedagang, dan dipandang sebagai lapisan ketiga.

Sedangkan sudra merupakan kasta yang terdiri atas orangorang biasa (rakyat jelata). Di samping itu terdapat orangorang yang tidak berkasta atau tidak termasuk ke dalam varna. Mereka itu adalah golongan paria.

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan bahwa ciri-ciri kasta adalah sebagai berikut :

a) Keanggotaan berdasarkan kewarisan atau kelahiran. Dalam kasta, kualitas seseorang tidak menjadi sebuah perhitungan.

b) Keanggotaan berlangsung seumur hidup, kecuali jika dikeluarkan dari kastanya.

(11)

kastanya lebih rendah, tetapi tidak dapat menikah dengan perempuan yang memiliki kasta lebih tinggi.

d) Hubungan antarkasta dengan kelompok sosial lainnya sangat terbatas.

e) Kesadaran keanggotaan suatu kasta tampak nyata antara lain pada nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, dan penyesuaian yang ketat terhadap norma kasta.

f) Terikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional ditetapkan. Artinya kasta yang lebih rendah kurang mendapatkan akses dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan, apalagi menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.

g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.

h) Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi, sehingga dalam kesehariannya dapat dikendalikan secara terus-menerus.

3) Stratifikasi Sosial pada Masyarakat Rasial

(12)

kulit putih termasuk golongan minoritas, namun mereka menduduki posisi yang terhormat dibandingkan dengan ras kulit hitam yang mayoritas. Untuk mempertahankan dominasi kekuasaan ekonomi dan politik, ras kulit putih mengembangkan teori rasisme disertai dengan tindakan di luar peri kemanusiaan.

c. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Politik

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria politik berhubungan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat, di mana ada pihak yang dikuasai, dan ada pihak yang menguasai. Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat tertentu di dunia ini beraneka ragam dengan polanya masing-masing. Tetapi, pada umumnya ada satu pola umum yang ada dalam setiap masyarakat. Meskipun perubahan yang dialami masyarakat itu menyebabkan lahirnya pola baru, namun pola umum tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama yang berlaku sebelumnya.

Bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan pola perilaku yang berlaku pada masyarakat. Batas yang tegas antara yang berkuasa dengan yang dikuasai selalu ada, dan batas-batas itulah yang menyebabkan lahirnya stratifikasi atau pelapisan dalam masyarakat.

Mac Iver dalam bukunya yang berjudul “The Web of Government” menyebutkan ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta, oligarkis, dan demokratis.

1) Tipe Kasta

(13)

sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tidak mungkin ditembus.

Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh tani, dan budak.

2) Tipe Oligarkis

Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir sama dengan tipe kasta, namun individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Di setiap lapisan juga dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan dengan lapisan lainnya tidak begitu mencolok.

3) Tipe Demokratis

Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil (bergerak) sekali. Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, melainkan yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

(14)

a. elit: orang-orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan/ pekeijaan yang oleh masyarakat sangat dinilai

b. profesional: orang-orang yang berijazah dan bergelar dan dari dunij perdaganan yang berhasil

c. semi-profesional: pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikai menengah, mcreka yang tidak berhasil mencapai gelar: memegan buku dan lain-lain

d. tenaga terampil: orang-orang yang mempunyai keterampilan mekanilj teknik: penggunting rambut, pekeija pabrik yang terampil dan ber tender, stenograf dan lain-lain

e. tenaga semi terampil: pekeija pabrik tanpa keterampilan, pengemu< truk, carik, pembantu rum ah tangga, pelayan restoran dan lain-lain

f. tenaga tidak terlatih/tidak terdidik: pembantu rum ah tangga, tukan kebun, penyapu jalan dan lain-lain.4

F. Fungsi Stratifikasi Sosial

Pada umumnya orang beranggapan bahwa stratifikasi sosial menghambat kcmajuan masyarakat/individu. Sebenamya stratifikasi sosial mempunyai juga beberapa keuntungannya. Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore, fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial ialah sebagai berikut:

a. stratifikasi sosial menjelaskan kepada seseorang "tempat"nya dalam masyarakat sesuai dengan pekerjaan, menjelaskan kepadanya bagai-mana ia harus mcnjalankannya dan sehubungan dengan tugasnya

(15)

menjelaskan apa dan bagaimana efek serta sumbangannya kepada masyarakatnya.

b. karena peranan dari setiap tugas dalam setiap masyarkat berbeda-beda dengan scringkali adanya tugas yang kurang dianggap penting oleh masyarakat (karena beberapa pekerjaan meminta pendidikan dan keahlian terlebih dahulu) maka berdasarkan perbedaan persyaratan dan tuntutan atas prestasi kerja, masyarakat biasanya memberi imbalan kepada yang melaksanakan tugas dengan baik dan sebaliknya "meng-hukum" yang tidak atau kurang baik. Dengan sendirinya terjadilah distribusi penghargaan, hal rnana menghasilkan dengan sendirinya pembentukan stratifikasi sosial.

c. penghargaan yang diberikan biasanya bersifat ekonomik, berupa pem-berian status sosial atau fasilitas-fasilitas yang karena distribusinya berbeda (sesuai dengan pemenuhan persyaratan dan p«nilaian terhadap pelaksanaan tugas) membentuk struktur sosial.

(16)

PENUTUP KESIMPULAN

Stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Penggolongan tersebut dinilai dari peranan, kekuasaan, privilese dan prestise.

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial terbagi atas tiga: Tertutup, Terbuka dan Campuran. Berdasarkan bentuk atau macamnya, Stratifikasi sosial bisa dikategorikan berdasarkan tiga hal: kriteria ekonomi, sosial dan politik.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Dirdjosisworo, Soedjono: Sosiologi, Penerbit Alumni, Bandung, 1985

Susanto, Astrid S: Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Binacipta, 1983

Website:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Muh. Fatchuwwoh Selaku Guru Fiqih MA Manbaul A’laa Purwodadi Grobogan , Wawancara, pada tanggal 15 Januari 2016.. mengeluarkan ide atau pendapatnya masing-masing. Karena

He hyödynsivät Jonesin mallia (1991) tuloksenjärjeste- lyn mittaamisessa. Yrityksessä on vähemmän harkinnanvaraisia eriä, jos hallituksen ja tar- kastusvaliokunnan jäsenillä

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, opini audit BPK, temuan audit BPK, dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi terhadap

Penelitian kualitatif ini, membuktikan hasil, bahwa: (1) bentuk kepemimpinan tari diadopsi dari pemerintahan adat, (2) sifat masyarakat Aceh yang tegas, memiliki harga diri

File and Region icons in the Import Audio dialog On Mac, Sound Resource files must have the “.SFIL” extension to be imported by Pro Tools.. Audio File icon Audio

Dari hasil pengujian blackbox dapat menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan SPBU menggunakan metode SAW di Kabupaten Merauke

Prosedur penelitian: (1) Seluruh telur satu per satu ditimbang beratnya memakai timbangan digital untuk mengetahui bobot telur, (2) Telur disimpan diatas egg tray

implementasi yang khusus di masa yang implementasi yang khusus di masa yang akan datang dari suatu model data yang akan datang dari suatu model data yang. digunakan pada DBMS