• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

Oleh IIN ANGGRAINI

Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO).

Populasi penelitian ini adalah 37 perusahaan yang melakukan initial public offerings (IPO) pada tahun 2009 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah sampel adalah 23 perusahaan yang dipilih dengan menggunakan metode purposive judment sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari annual report perusahaan serta annual report yang ada dalam prospectus. Periode pengamatan adalah dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah melakukan initial public offerings (IPO). Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t (paired sample t test).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak signifikan untuk nilai return on investment (ROI) dan nilai economic value added (EVA) antara dua tahun sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO) atau dengan kata lain yaitu tidak ada perbedaaan kinerja operasi perusahaan menggunakan ROI dan EVA anatara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO), dapat dilihat dari hasil uji t test diperoleh hasil yaitu t hitung < t tabel atau tingkat profitabilitas > tingkat signifikansi(0,05), yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

(2)

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh

IIN ANGGRAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

(Skripsi)

Oleh :

IIN ANGGRAINI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh

IIN ANGGRAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)

iv

DAFTAR GAMBAR

(7)

i

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 7

1.5 Kerangka Pikir... 8

1.6 Hipotesis... 9

BAB II LANDASAN TEORI... 10

2.1 Initial Public Offerings (IPO)... 10

2.1.1 Keuntungan Dan Kerugian Go public... 11

2.2 Kinerja... 13

2.2.1 Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Peusahaan... 14

2.2.1.1 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan... 15

2.2.1.2 Analisis Rasio... 18

2.2.1.3 Economic Value Added (EVA)... 20

2.3 Penelitian Terdahulu... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 35

3.1 Sumber Data Penelitian... 3.2 Populasi Dan Sampel... 35 36 3.3 Variabel Penelitian... 36

3.4 Analisis Kuantatif... 38

3.5 Statistik Deskriptif... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 42

4.1 Data Yang Digunakan Dalam Penelitian... 42

4.1.1 Data Return On Investment (ROI)... 43

4.1.2 Data Economic Value Added (EVA)... 45

4.2 Pengujian Hipotesis... 47

4.2.1 Uji Beda Rata-Rata Return On Investment (ROI)... 47

(8)

ii

4.3 Pembahasan Return On Investment (ROI) Dan Economic Value Added (EVA)...

4.3.1 Pembahasan Return On Investment (ROI)... 51 51 4.3.2 Pembahasan Economic Value Added (EVA)... 52 BAB V PENUTUP... 53 5.1 Kesimpulan... 53 5.2 Keterbasan... 5.3 Saran...

54 55

DAFTAR PUSTAKA

(9)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Nilai Return On Investment (ROI) Sebelum IPO Tahun 2007 2. Nilai Return On Investment (ROI) Sebelum IPO Tahun 2008 3. Nilai Return On Investment (ROI) Sesudah IPO Tahun 2010 4. Nilai Return On Investment (ROI) Sesudah IPO Tahun 2011 5. Nilai Economic Value Added (EVA) Sebelum IPO Tahun 2007 6. Nilai Economic Value Added (EVA) Sebelum IPO Tahun 2008 7. Nilai Economic Value Added (EVA) Sesudah IPO Tahun 2010 8. Nilai Economic Value Added (EVA) Sesudah IPO Tahun 2011 9. Uji Deskriptive Statistics Nilai Return On Investment (ROI) 10.Uji Deskriptive Statistics Nilai Economic Value Added (EVA) 11.Uji Beda Rata-Rata Dengan Menggunakan Paired Sample T-Test

ROI

(10)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Daftar Nama Peneliti, Ukuran Variabel Kinerja Dan Hasil Penelitian... 31 3.1 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sample Penelitian... 36 4.1 Rata-rata nilai return on investment (ROI) pada periode dua tahun sebelum

IPO... 43 4.2 Rata-rata nilai return on investment (ROI) pada periode dua tahun sesudah

IPO... 44 4.3 Rata-rata nilai economic value added (EVA) pada periode dua tahun

sebelum IPO... 45 4.4 Rata-rata nilai economic value added (EVA) pada periode dua tahun

sesudah IPO... 46 4.5 Hasil Deskriptif StatistikROI Sebelum dan Sesudah IPO... 4.6 Hasil Paired sample t-test ROI sebelum dan sesudah IPO...

(11)

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

(Skripsi)

Oleh :

IIN ANGGRAINI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS LAMPUNG

(12)

ANALISIS KINERJA OPERASI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH

INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Oleh

IIN ANGGRAINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS LAMPUNG

(13)
(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A. __________

Sekretaris : Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si. __________

Penguji

Utama : Hi. M. Syatibi Ch, S.E. __________

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. NIP 19610904 1 98703 1 011

(15)

Judul Skripsi : ANALISIS KINERJA OPERASI

PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERINGS (IPO) PADA TAHUN 2009 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Nama Mahasiswa : Iin Anggraini Nomor Pokok Mahasiswa : 0911011019

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si.

NIP 19600426 1987031001 NIP 19691128 2000122001

2. Ketua Jurusan Manajemen

(16)

SANWACANA

Bismillahirrohmaanirrohim,

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan, namun dengan adanya bimbingan, dukungan serta saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan pembimbing akademik yang turut serta memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai. 4. Bapak Dr. Mahatma Kufepaksi, S.E., M.B.A. selaku pembimbing I yang telah

(17)

5. Ibu Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai.

6. Bapak Hi. Syatibi Ch, S.E. selaku penguji atas saran-saran perbaikkan dan motivasi yang sangat berharga.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Penulis.

8. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung atas bantuan yang diberikan kepada Penulis.

9. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu yang tidak pernah henti memberikan kasih sayang, dukungan dan doa kepadaku; serta kakakku Aan Mardianto dan adikku Bagas Tri Laksono atas dukungan dan doa yang diberikan. 10.Sahabat-sahabat terkasih ku,Wenny Fardilla, Putri Eka Rahim, Desi Derina Yusda

dan Dwi Gusmaryani yang luar biasa menemani hari-hari perjuangan menempuh kuliah sampai akhir, memberikan dukungan, doa, saran, nasihat, tawa dan tangis. 11.Sahabat-sahabat kost ku, Siti Soraya Mandasari, Mbak Diana, Mbak fiqih, Mbak Indah, Mbak Dita, Elsa Septa Ballini, Lina Fitriyani, atas semua bantuan, nasehat yang diberikan kepada penulis, dan saling memotivasi untuk terus maju menjadi lebih baik.

12.Teman-teman ku, Yuni, Ita, Lenny, Mubarak, Lambok, Deni, Ladia, amie, memberikan dukungan, doa dan tidak pernah bosan pula mendengarkan keluh kesah.

(18)

Gintari, Sarah, Jeje, Pipit, Intan, Maretha, Nurul, Iqbal, Kamal, Eci, moeli, Tia Adisti, Azhan, Eri, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang tidak pernah bosan mendengarkan keluh kesah dan membagi pengetahuan.

14.Rekan-rekan KKN TEMATIK UNILA 2012, Aramitha, Panji, Tabrani, Gilang, Ardi atas bantuan keja samanya dan berbagi pengalaman.

15.Semua Pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 Mei 2013 Penulis,

(19)

MOTTO

"Berjalanlah didalam terang jangan melewati kegelapan karena masa depan masih banyak yang harus dilalui."

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai, maka tegaklah. Dan hanya kepada

Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.”

(A l I n s y i r a a h 6 – 8 )

A l l a h t i d a k a k a n m e m b e b a n i s e s e o r a n g i t u m e l a i n k a n d e n g a n k e s a n g g u p a n n y a

( A l - B a q a r a h 2 8 9 )

“Jangan takut untuk bermimpi besar, sebab orang yang tak

mempunyai mimpi maka tak mempunyai cita-cita”

(Orang miskin dilarang sekolah, Novel’s)

“ P i l i h l a h s e b u a h m i m p i d a n gu n a ka n m i m pi m u u n t u k m e n et a pk a n s e b u a h t u ju a n ”

(20)
(21)

S U R A T P E R N Y A T A A N

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Iin Anggraini

N P M : 0911011019 Jurusan : Manajemen Program Studi : S1 Manajemen

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Operasi Perusahaan Sebelum dan Sesudah Initial Public Offerings (IPO) Pada Tahun 2009 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil Penelitian/Skripsi serta Sumber Informasi/Data adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Hasil Penelitian/Skripsi ini;

2. Menyerahkan sepenuhnya hasil penelitian saya dalam bentuk Hard Copy dan Soft Copy Skripsi untuk dipublikasikan ke media cetak ataupun elektronik kepada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

3. Tidak akan menuntut/meminta ganti rugi dalam bentuk apapun atas segala sesuatu yang dilakukan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terhadap Hasil Penelitian/Skripsi saya ini;

4. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas Lampung.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandar Lampung, 14 Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

Iin Anggraini NPM 0911011019

(22)

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang luar biasa... Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada :

Ibu dan Bapak ku, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, mendukung menuju segala langkah ku menuju kesuksesan.

Kakak ku Aan Mardianto dan Adik ku Bagas Tri Laksono yang memotivasiku dan menyayangiku.

Sahabat-sahabat terkasihku, yang selalu menemani hari-hariku dan saudara-saudaraku yang memberikan dukungan.

Teman-teman Manajemen 2009 yang mewarnai kehidupan selama perkuliahan

(23)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik adalah perusahaan yang menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat, untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Proses menjadi perusahaan publik ini biasanya diawali dengan kegiatan menawarkan saham perusahaan kepada

publik/masyarakat untuk pertama kalinya melalui bursa atau yang disebut sebagai IPO (Ang, 1997).

Salah satu alternatif yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam rangka

(24)

2

Penawaran perdana merupakan salah satu cara efektif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin besarnya atau berkembangnya perusahaan yang pada gilirannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan penawaran umum perdana akan terjadi perubahan status

perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan yang terbuka dan memberikan konsekuensi tanggung jawab kepada pihak manajemen untuk meningkatkan kinerjanya.

Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah mempublik, kinerja perusahaan dapat pula diukur melalui perubahan harga dan return sahamnya di bursa efek (Payamta dan Machfoedz, 1999).

(25)

3

Informasi dalam prospektus tersebut akan memberikan gambaran mengenai kondisi, prospek ekonomi, rencana investasi, serta ramalan laba dan deviden yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan rasional mengenai resiko dan nilai saham yang ditawarkan perusahaan (Firt dan Liau-Tan, 1998) dalam Gumanti.

Melalui penawaran perdana inilah para investor atau pemodal melakukan penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Apabila kinerja perusahaan yang tertuang dalam prospektus baik serta proses penjaminan dari underwriter juga bagus maka para investor cenderung akan merespon dengan baik saham yang ditawarkan oleh emiten. Fenomena ini akan terlihat pada harga saham yang dibeli dari perusahaan yang bersangkutan. Pemesanan saham akan melebihi jatah yang akan diterbitkan (dijual), sehingga fenomena underpricing akan ditemui.

(26)

4

masyarakat bisnis dan pihak-pihak lainnya menginginkan perusahaan-perusahaan disektor industri sehat dan maju sehingga dapat dicapai efisiensi dana.

Secara umum penelitian-penelitian yang mencoba melihat kinerja operasi perusahaan setelah IPO menunjukan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan (Jain dan Kini (1994), Mikkelson et al (1997), Friday et al (2000), Peristian dan Hong (2004), Gumanti dan Dwilusi (2007) ).

Penyebab penurunan kinerja operasi menurut hasil penelitian terdahulu (Jain dan Kini (1994) dalam Gumanti) adalah dikarenakan perusahaan cenderung membuat laporan keuangan menjadi baik pada periode-periode sebelum IPO. Aksi tersebut dipicu oleh adanya harapan agar dengan kinerja keuangan yang baik saham yang akan ditawarkan ke publik dapat diterima pasar dengan baik pula. Jadi pemilik perusahaan termotivasi untuk menaikkan laba yang dilaporkan dalam upaya memberikan kesan bahwa perusahaan telah dikelola dengan baik sedangkan penyebab penurunan kinerja operasi menurut hasil penelitian terdahulu (Peristian dan Hong (2004) ) adalah bahwa kinerja profitabilitas, yang dalam hal ini adalah rasio pengembalian asset (returns on assets), mengalami penurunan pada periode setelah IPO jika dibandingkan dengan periode sebelum IPO. Pembandingan dengan perusahaan yang secara kapasitas relatif sebanding (matched firms) juga menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang melakukan IPO secara umum kurang baik. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat kemampulabaan rendah cenderung mengalami kegagalan dalam

(27)

5

Hasil analisis Mclaughlin et al. (1996) meneliti kinerja operasi 1.296 perusahaan pasca penawaran saham susulan (right issue atau seasoned equity offerings (SEO) menunjukan bahwa kinerja operasi (the operating performance) menurun secara signifikan pada periode tiga tahun pasca terjadinya seasoned equity issuers dengan tingkat penurunan sebesar 20%. Artinya, manajemen tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya pasca SEO. Implikasi dari ditemukannya penurunan kinerja perusahaan pada periode-periode sebelum SEO, dalam rangka untuk membuat pemilik saham lama tertarik dalam membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.

(28)

6

Kinerja operasi perusahaan selain dapat dinilai dengan rasio keuangan, kemudian berkembang metode analisis modifikasi baru, dimana metode ini dalam mengukur kinerja operasi perusahaan dapat secara tepat memperhatikan sepenuhnya

kepentingan dan harapan penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Metode yang dimaksud adalah model Economic Value Added atau EVA (konsep

penilaian kinerja). Cara perhitungan berdasarkan model EVA mulai muncul pada 1993. yang dipopulerkan pertama kali oleh sebuah perusahaan konsultan di AS yaitu Stern Steward Management Services (SSMS). Dengan konsep ini akan diketahui berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pemakaian modal usaha. Penerapan konsep EVA dalam suatu perusahaan akan membuat perusahan lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. Hal ini merupakan keunggulan EVA dibandingkan dengan metode perhitungan yang lain (Ragil, 2007).

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan Initial Public offerings (IPO) pada tahun 2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) . Pengukuran kinerja operasi perusahaan selain menggunakan variabel return on investment (ROI) maka didalam penelitian ini juga menambahkan variabel economic value added (EVA). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ ANALISIS KINERJA OPERASI

(29)

7

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah ada perbedaaan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan sesudah

Initial Public Offerings (IPO) ? ”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaaan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO).

1.4Manfaat Penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi kepada investor untuk melakukan investasi pada perusahaan yang diinginkan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak yang ingin mengetahui seberapa besar perbedaan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan sesudah IPO.

c. Sebagai sumber informasi tambahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

(30)

8

1.5 Kerangka Pikir

Untuk mengukur kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah initial public offerings (IPO) maka penelitian ini menggunakan variabel return on investment (ROI) serta menambahkan variabel economic value added (EVA)

Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan.

- ROI

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Kinerja Operasi Perusahaan Sesudah IPO

-ROI -EVA Kinerja Operasi

Perusahaan Sebelum IPO -ROI

-EVA

Initial Public Offerings (IPO)

Ada Perbedaaan Kinerja Operasi Perusahaan antara Sebelum dan

(31)

9

1.6 Hipotesis

(32)

10

II. LANDASAN TEORI

2.1 Initial Public Offerings (IPO)

Initial Public Offerings (selanjutnya disebut sebagai IPO) adalah penawaran atau penjualan saham suatu perusahaan untuk pertama kalinya kepada masyarakat (atau publik) di pasar modal atau bursa (Hartono dan Ali, 2002; Midiastuti dan Ilyas, 2004; Gumanti, 2005). Perusahaan yang telah melakukan IPO sering disebut perusahaan publik (Ang, 1997). Sehingga dapat dikatakan bahwa melalui IPO, perusahaan yang melakukan penjualan saham (emiten) menukarkan sebagian hak kepemilikannya kepada masyarakat (yang membeli sahamnya) dengan modal baru yang didapatnya dari penjual. Penawaran perdana atau Initial Public

Offerings merupakan salah satu cara untuk menambah modal. Penawaran umum perdana atau initial public offerings diartikan sebagai penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.

Motivasi perusahaan untuk melakukan IPO adalah dikarenakan :

(33)

11

adalah dengan melakukan Initial Public Offering (IPO) yaitu dengan menjual sahamnya atau kepemilikannya di pasar modal

b) Akan terjadi perbaikan struktur keuangan dan permodalan.

c) Perusahaan akan ekspansi dan diversifikasi serta menjaga kelangsungan usaha.

d) Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas karyawan, profesionalitas dan manajemen. Selanjutnya, perusahaan akan lebih transparan.

e) Perusahaan ingin mendapatkan dana baik itu untuk ekspansi, bayar hutang, untuk akuisisi, dan lain-lain. Biasanya perusahaan dengan fundamental bagus atau tujuan IPO nya untuk ekspansi lebih banyak diminati investor.

2.1.1 Keuntungan dan Kerugian Go public

Perusahaan yang melakukan penawaran publik perdana harus mempertimbangkan beberapa keuntungan dan kerugian yang diakibatkan dari penawaran publik perdana (Jogiyanto. 1998: 14). Berikut beberapa keuntungan dan kerugian go public:

a) Keuntungan go public

a. Kemudahan meningkatkan modal dimasa mendatang.

(34)

12

b. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.

Untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual sahamnya dibandingkan perusahaan yang sudah go public.

c. Nilai pasar diakui.

Untuk alasan-alasan tertentu nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui. Misalnya, jika perusahaan ingin memberikan insentif dalam bentuk opsi saham (stock option) kepada manajer-manajernya, maka nilai sebenarnya dari opsi tersebut perlu diketahui. Jika perusahaan masih tertutup, nilai dari opsi sulit untuk diketahui. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah untuk memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go public.

b). Kerugian Go Publik

1. Laporan Rutin.

Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan kepada Bursa Efek Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk membuat laporan tersebut diperlukan biaya.

2. Terbuka.

Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui oleh para kompetitornya dari segi data dan menejemennya. 3. Keterbatasan kekuasaan Pemilik.

(35)

13

dalam pengambilan keputusan dan lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.

4. Hubungan antar Investor.

Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investornya dan di informasikan mengenai perkembangan dari perusahaan tersebut.

2.2 Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki (Ihalauw, 1985:26) dalam Angraito (2004). Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut beroperasi secara efektif dan efisien untuk

menghasilkan laba yang optimal. Kinerja operasi perusahaan digambarkan melalui analisis laporan keuangan berupa rasio-rasio keuangan. Kinerja perusahaan adalah tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode tertentu. Kinerja merupakan hasil nyata yang dapat dicapai yang dapat dipergunakan untuk menunjang dicapainya hasil positif (Payamta, 2001 : 250).

(36)

14

Penilaian kinerja biasanya dilakukan perusahaan secara periodik. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk memotivasi karyawannya agar bertindak sesuai standar yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Bisa jadi yang melakukan penelitian itu adalah manajemen, yaitu untuk mengetahui kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian (devisi) bagi pencapaian tujuan

perusahaan secara keseluruhan. bisa juga yang mengukur kinerja adalah pihak diluar manajemen atau diluar perusahaan, yaitu untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan dalam suatu periode yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan usaha atau bisnisnya.

Menurut Mulyadi dalam Apriliani (2004), pengukuran kinerja yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan yang berdasarkan pada informasi akuntansi

pertanggungjawaban, mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Memberikan dasar sebagai penilaian mutu prestasi hasil pelaksanaan kegiatan suatu perusahaan.

b. Memberikan motivasi bagi manajemen perusahaan seirama dengan kebijaksanaan yang digariskan.

c. Sebagai dasar penyusun anggaran perusahaan.

2.2.1 Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak di ukur berdasarkan rasio-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini

(37)

15

perusahaan terlihat baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan bahkan penurunan.

Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat tergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan, karena pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu menunjukkan kinerja manajemen perusahaan yang sebenarnya.

Apabila Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga mempunyai risiko yang tinggi pula, sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka sangat mungkin risiko untuk jatuh tinggi jika dibandingkan kinerja yang sedang-sedang saja.

2.2.1.1 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan

Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang

(38)

16

1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan- kebijaksanaan yang dianggap perlu.

2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan.

3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan. 4. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan. 5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membantu manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Adapun tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai

perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan. Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi kinerja, dan

perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

(39)

17

sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan suatu perusahaan, yaitu : (1) Neraca, (2) Laporan Arus Kas, (3) Laporan Laba Rugi. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen.

Manfaat analisis laporan keuangan dalam pembuatan keputusan adalah :

1. Mengetahui manfaat analisis laporan keuangan untuk proses perencanaan dan pengendalian perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh ketepatan ramalan laba untuk kegiatan investasi. 3. Memahami analisis efisiensi.

4. Memahami alat-alat yang dipakai untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan.

5. Mengaplikasikan berbagai alat analisis efisiensi.

Laporan keuangan merupakan salah satu dari sekian informasi yang biasa

digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Jika laporan keuangan disajikan tepat waktu maka akan sangat bermanfaat untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan. Pentingnya laporan keuangan bagi pelaku pasar modal adalah :

1. Memahami analisis fundamental laporan keuangan.

(40)

18

3. Memahami penerapan analisis laporan keuangan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasi.

2.2.1.2 Analisis Rasio

Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan (2007), Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Sedangkan menurut Harahap dalam bukunya Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (2004), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Tehnik ini sangat lazim

digunakan para analisa laporan keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa laporan keuangan terhadap kondisi keuangan laporan kondisi keuangan perusahaan.

Menurut Mahmud M Hanafi Rasio dalam bukunya manajemen keuangan (2004) yang rasio-rasio sering digunakan adalah:

1. Rasio profitabilitas, yaitu yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu profit margin, return on investment (ROI) dan return on equity (ROE). (Mahmud M . Hanafi, 2004)

(41)

19

mengukur tingkat penghasilan sebelu pajak yang diperoleh dari total aktiva perusahaan yang diinvestasikan.

Return on invesment (ROI) =

2. Rasio likuiditas, yaitu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya.

3. Rasio utang/leverage, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi total kewajibannya.

4. Rasio aktivitas, yaitu menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.

5. Rasio pasar, yaitu rasio yang mengukur prestasi pasar relatif terhadap nilai buku, pendapatan, atau dividen.

Meskipun analisis rasio dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat tentang operasi dan keuangan perusahaan, tetapi analisis rasio mempunyai kelemahan menurut Warsono (2003; 25) yaitu :

1. Kadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri dengan perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dalam beberapa bidang usaha.

2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan hanya memberikan panduan umum, karena bukan merupakan hasil penelitian ilmiah dari seluruh perusahaan dalam industri maupun sampel yang cocok dari beberapa perusahaan dalam industri.

3. Rasio keuangan dapat terlalu tinggi atau terlalu rendah.

(42)

20

diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan perusahaan rata-rata dalam industri.

5. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya sehingga pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan.

2.2.1.3 Konsep Economic Value Added (EVA)

Konsep EVA merupakan suatu konsep penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stern Stewart & Co (1993), sebuah perusahaan konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Konsep EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur dengan

mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada (Tunggal, 2008)

Menurut Widiyanto dalam Ragil (2007), dalam tulisannya Economic Value Added (EVA) atau disebut juga dengan nilai tambah ekonomis (NITAMI) diartikan sebagai suatu konsep yang dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam pengukuran laba operasi perusahaan harus dengan adil mempertimbangkan harapan – harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang dan struktur modal yang ada.

(43)

21

secara eksplisit mempertimbangkan biaya modal dan ekuitas dan mengakui bahwa dikarenakan lebih tingginya resiko yang dihadapi pemilik ekuitas, besarnya tingkat biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi dibanding biaya modal atas hutang. Kenyataan ini sering diabaikan oleh banyak perusahaan, karena banyak yang menganggap bahwa dana ekuitas yang diperoleh dari pasar modal adalah dana murah yang tidak perlu dikompensasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan bahwa dana murah antara lain karena tidak diperhitungkannya biaya modal atas ekuitas dilaporan laba-rugi sehingga seolah-olah dana ekuitas tersebut adalah gratis.

Menurut Steward (1999) dalam Wibowo (2006), EVA didefinisikan secara umum sebagai laba yang tertinggal setelah dikurangi biaya modalnya (cost of capital). EVA merupakan satu-satunya ukuran kinerja yang secara menyeluruh konsisten dengan ukuran standard capital budgeting dan dianggap lebih tepat untuk mengukur kinerja perusahaan.

Ada beberapa alasan untuk menjelaskannya:

1. Konsep ini dapat berdiri sendiri tanpa perlu analisis perbandingan dengan perusahaan sejenis ataupun analisis kecenderungan seperti pengukuran kinerja yang bisa digunakan.

2. Konsep ini dapat menyajikan ukuran yang secara adil mempertimbangkan harapan-harapan pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan seperti kreditur dan pemegang saham.

(44)

22

compensation, dan sebagainya. Lebih tepatnya dapat dikatakan EVA dapat diasumsikan sebagai dasar untuk menerapkan system manajemen keuangan yang terintregasi secara lengkap.

Konsep EVA ini menjelaskan tiga ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan Steward (1999) dalam Wibowo (2006) yaitu:

1. Nilai EVA lebih besar dari nol atau EVA bernilai positif artinya manajemen telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi shareholder (kreditur dan penyandang dana perusahaan).

2. Nilai EVA sama dengan nol menunjukan titik impas perusahaan.

3. Nilai EVA lebih kecil dari nol atau EVA bernilai negatif menunjukan tidak terjadi nilai tambah pada perusahaan yang artinya laba yang dihasilkan tidak bisa memenuhi harapan para kreditur dan penyandang dana perusahaan.

Secara spesifik EVA meningkat ketika laba operasi meningkat tanpa memerlukan tambahan dana dari pemilik, tambahan sumber pembiayaan jangka panjang diidentifikasikan dalam proyek-proyek yang menghasilkan tingkat pengembalian (rate of return) lebih besar dari pada biaya untuk memperoleh tambahan sumber pembiayaan jangka panjang tersebut, dan melikuidasi investasi yang tingkat pegembaliannya tidak memadai.

Ada beberapa langkah yang diperlukan untuk mengukur nilai EVA, yaitu:

(45)

23

2. Menghitung struktur modal (capital structure) perusahaan yaitu menghitung komposisi masing-masing sumber pembiyaan jangka panjang perusahaan yang terdiri dari ekuitas dan hutang jangka panjang terhadap sumber pembiayaan jangka panjang ( jumlah antara ekuitas dan hutang jangka panjang).

3. Menghitung EVA perusahaan yang bersangkutan.

Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital

perusahaan, maka akan dilihat terlebih dahulu teori mengenai cost of capital dan kemudian dilanjutkan dengan konsep perhitungan net operating profit after tax (NOPAT) perusahaan. Perhitungan EVA menurut Dwitayanti (2005: 62) dalam Meita Rosy (2009) adalah sebagai berikut :

EVA = NOPAT – Capital Chargers

a) Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

(46)

24

Laporan Laba Rugi membantu pemakai laporan keuangan untuk memprediksi arus kas dimasa mendatang dengan berbagai cara yang berbeda, menurut Keiso (1992 : 114) antara lain :

1. Investor dan kreditur dapat mempergunakan informasi dalam Laporan Laba Rugi untuk mengevaluasi kinerja masa lalu dari perusahaan. Meskipun kesuksesan dimasa lalu tidak menjamin kesuksesan dimasa mendatang, kecenderungan dapat ditentukan.

2. Laporan Laba Rugi membantu pemakai menentukan resiko tidak menerima arus kas dalam jumlah tertentu. Informasi pada berbagai komponen Laporan Laba Rugi seperti pendapatan usaha (revenue), beban (expense) gain and loss memperjelas hubungan antara komponen-komponen tersebut.

Menurut Dwitayanti (2005: 62) dalam Rosy (2009) perhitungan NOPAT adalah sebagai berikut :

NOPAT : NOPAT = EAT + Biaya Bunga

b) Capital Charges

Capital charges adalah aliran kas yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang ditanamkannya (Rosy, 2009). Menurut

Dwitayanti ( 2005: 62) dalam Rosy (2009) Rumus capital charges dinyatakan sebagi

berikut:

(47)

25

c) Cost of Capital (Biaya Modal)

Setiap penggunaan dana didalam perusahaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya yang disebut dengan biaya modal. Konsep ini dikenal dengan sebutan cost of capital yang bertujuan untuk dapat menghitung besarnya biaya dari

penggunaan dana yang berasal dari setiap sumber pembiayaan jangka panjang, untuk kemudian menentukan biaya modal rata-rata (weighted average cost of capital) dari keseluruhan sumber pembiayaan jangka panjang yang digunakan dalam perusahaan (Cahyono (1995 : 46)). Dengan demikian menghitung biaya modal (cost of capital) merupakan suatu proses yang sangat penting bagi perusahaan.

Menurut Keown (1993) dalam Wibowo (2006), proses perhitungan biaya modal (cost of capital) begitu penting bagi perusahaan karena alasan berikut:

1. Alasan pertama adalah bahwa manajer keuangan akan menguji biaya modal (cost of capital) dari berbagai kombinasi hutang dan modal (debt and equity) yang tujuannya adalah menentukan financial min yang memiliki biaya modal terendah. Pembiayaan dengan modal yang terendah akan memaksimumkan nilai dari perusahaan.

(48)

26

Dalam tinjauan ekonomi, biaya modal perusahaan adalah opportunity cost dari dana (funds) yang digunakan untuk investasi tersebut. Tingkat yang diharapkan investor adalah opportunity cost dari mengatasi disatu proyek dengan proyek lain dengan tingkat resiko yang sama. Berbagai sumber peranan seperti hutang (debt), saham preferen dan saham biasa ( common stock) masing-masing mempunyai tingkat resiko yamg berbeda dan karenanya juga membutuhkan tingkat pengembalian yang berbeda.

Perusahaan harus dapat menjamin bahwa dana yang ditanamkan oleh investor nilai pengembaliannya akan lebih besar dari biaya dana tersebut. Oleh karenanya biaya modal (cost of capital ) harus dihitung secermat mungkin sehingga tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Menurut Martin dan Keown (1993:299) , faktor-faktor yang menentukan biaya modal (cost of capital) adalah:

1. Kondisi umum perekonomian.

Faktor ini menentukan permintaan dan penawaran modal dalam

perekonomian seperti halnya tingkat inflasi, variabel perekonomian tercermin pada tingkat hasil bebas resiko. Tingkat ini menggambarkan tingkat hasil atas suatu investasi bebas resiko seperti suku bungan surat berharga jangka

pendek. 2. Kondisi pasar.

(49)

27

investor meminta tingkat pengembalian yang lebih tinggi, dengan demikian biaya modalnya (cost of capital) juga tinggi.

3. Keputusan operasi dan pembiayaan perusahaan.

Jika manajemen menerima investasi dengan resiko yang tinggi atau perusahaan menggunakan hutang (debt) atau saham preferen lebih banyak maka resiko perusahaan akan meningkat. Dengan demikian investor akan menyebabkan biaya modal (cost of capital) perusahaan juga tinggi. 4. Besarnya pembiayaan.

Bila keperluan pembiayaan suatu perusahaan membesar, bobot biaya

modalnya akan meningkat dengan berbagai alasan. Sebagai umpamanya, bila semakin banyak surat berharga yang diterbitkan, biaya pendirian (floation cost) perusahaan akan mempengaruhi persentase biaya dari modal untuk perusahaan.

Dalam penelitian sederhana menurut Dwitayanti ( 2005: 62) dalam Rosy (2009) biaya modal dihitung dengan menggunakan formula :

Biaya Modal (cost of capital) = (Total Utang + Ekuitas) − Utang Jangka Pendek Tanpa Bunga

d) Weighted Average Cost of Capital (WACC)

(50)

28

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, kesulitan timbul dalam menghitung cost of capital perusahaan. Keown (1993 : 269) menyederhanakan dengan membuat asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Constant Bussiness Risk

Resiko bisnis (business risk) dapat didefinisikan sebagai variabilitas potensial dari tingkat pengembalian investasi, dan tingkat resiko bisnis itu ditentukan oleh kebijakan investasi yang dilakukan manajemen perusahaan. besarnya tingkat pengembalian yang diinginkan investor merupakan fungsi dari resiko bisnis saat ini. Jika tingkat resiko berubah maka tingkat pengembalian pun berubah, karena alasan inilah perhitungan biaya modal mengasumsikan bahwa setiap investasi tidak mengubah resiko bisnis perusahaan secara signifikan.

2. Constant Financial Risk

Resiko keuangan dapat didefinisikan sebagai meningkatnya variabilitas pada tingkat pengembalian saham biasa sebagai akibat penggunaan hutang dan pembiayaan saham preferen. Resiko keuangan berelasi dengan kebangkrutan perusahaan karena dengan meningkatnya persentase hutang dalam struktur modal maka kemungkinan bahwa perusahaan tidak mampu membayar bunga dan saldo pokok pinjaman akan bertambah, sebagai akibatnya tingkat resiko keuangan dalam perusahaan turut mempengaruhi besarnya tingkat

pengembalian yang diinginkan investor. Dengan demikian, untuk

(51)

29

Perhitungan WACC menurut Dwitayanti (2005: 62) dalam Rosy (2009) adalah sebagai berikut:

WACC = [(D x r

d) (1 − Tax) + (E x re)]

Keterangan :

Tingkat Modal dari Utang (D) : x 100 %

Biaya Utang (r

d) : x 100 %

Biaya Ekuitas (r

e) :

x

100 %

Tingkat Pajak (Tax) :

x

100 %

Biaya hutang (cost of debt) menurut Keown (1993) adalah tingkat bunga yang dapat diterima dari suatu investasi untuk memenuhi return yang diisyaratkan kreditur. Seperti halnya cost of debt, biaya ekuitas juga dalam bentuk persentase. Persentase tersebut didapat dengan membagi laba bersih per lembar dengan harga pasar saham per lembar.

e) Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)

1. Keunggulan Economic Value Added (EVA)

a) EVA dapat digunakan sebagai penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaaan nilai (value creation) yang merupakan salah satu kelebihan EVA.

(52)

30

standar industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis ratio.

c) Konsep EVA adalah alat pengukur karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan pedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.

d) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih, pada perusahaan yang mempunyai struktur terdiri dari beberapa divisi suatu profit center, sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk menjalankan Stakeholders Satisfaction Concepts yaitu memperhatikan karyawan, pelanggan, dan pemodal.

e) Konsep EVA merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan, sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

2. Kelemahan Economic Value Added (EVA)

a) EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen. b) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat

(53)

31

c) Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat.

2.3Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu sebagian besar menyatakan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan sesudah perusahaan tersebut melakukan Initial Public Offerings (IPO). Untuk memperjelas dan mempermudah melihat

perbandingan peneliti-peneliti terdahulu maka dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

(54)

32

Berdasarkan tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa peneliti menyatakan terjadi penurunan kinerja operasi perusahaan sesudah melakukan IPO hal ini

dikarenakan perusahaan sebelum melakukan IPO cenderung untuk menampilkan kinerja operasi keuangannya yang baik pada periode-periode sebelum IPO.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kenerja perusahaan sesudah IPO, misalnya Jain dan Kini (1994) dan McLaughin et al. (1996), Friday et al (2000), Peristian dan Hong (2004), serta Gumanti dan Dwilusi (2007) Berikut ini telaah terhadap penelitian – penelitian dimaksud pada tabel 2.1.

Jain dan Kini (1994) meneliti 682 perusahaan yang melakukan IPO kurun waktu mulai 1976 sampai dengan 1988 di New York Stock Exchange untuk mengetahui apakah perusahaan yang melakukan IPO mengalami penurunan kinerja operasi pada beberapa tahun pasca IPO.

(55)

33

Hasil analisis menemukan adanya penurunan kinerja operasi perusahaan (operating performance) sesudah melakukan IPO. Secara implisit mereka menyatakan bahwa penurunan kinerja operasi merupakan akibat dari upaya manajemen untuk menampilkan kinerja keuangannya yang baik pada periode-periode sebelum IPO. Implikasi dalam pernyataan tersebut adalah praktek atau upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan dapat diidentikkan dengan praktek manajemen laba. Artinya, manajemen perusahaan menggunakan kebijakan-kebijakan akuntansi untuk menaikan laba yang dilaporkan sebagai upaya untuk menunjukan kepada calon investor bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik.

Mclaughlin et al. (1996) meneliti kinerja operasi 1.296 perusahaan pasca penawaran saham susulan (right issue atau seasoned equity offerings (SEO) selama tahun 1980 sampai dengan 1991 di Amerika Serikat. Variabel penelitian yang diteliti adalah sebagai proxy dari operating performance ada empat macam, yaitu cash flow to book value of assets ratio dan cash flow to sales ratio. Hasil analisis menunjukan bahwa kinerja operasi (the operating performance) menurun secara signifikan pada periode tiga tahun pasca terjadinya seasoned equity issuers dengan tingkat penurunan sebesar 20%. Artinya, manajemen tidak mampu

mempertahankan kinerja operasi pasca SEO. Implikasi dari ditemukannya penurunan kinerja perusahaan pada periode-periode sebelum SEO, dalam rangka untuk membuat pemilik saham lama tertarik dalam membeli saham baru yang diterbitkan perusahaan.

(56)

34

melakukan SEO pada periode tahun 1990 sampai 1996. Rasio aliran kas terhadap nilai buku (cash flow to book ratio), baik yang belum disesuaikan dengan industri maupun yang sudah disesuaikan masing-masing perusahaan diuji perubahannya selama tujuh tahun, yaitu tiga tahun sebelum SEO, saat SEO, dan tiga tahun setelah SEO. Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa kinerja operasi perusahaan mengalami penurunan pasca SEO.

Peristian dan Hong (2004) melakukan penelitian yang melibatkan 9.095 IPO di Amerika Serikat menunjukkan bukti bahwa kinerja profitabilitas, yang dalam hal ini adalah rasio pengembalian assets (return on assets), mengalami penurunan pada periode setelah IPO jika dibandingkan dengan periode sebelum IPO. Pembandingan dengan perusahaan yang secara kapasitas relative sebanding juga menunjukan bahwa kinerja perusahaan yang melakukan IPO secara umum kurang baik. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat kemampulabaan rendah cenderung mengalami kegagalan dalam

operasinya dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat kemampulabaan yang tinggi.

Untuk menjadi referensi penelitian ini adalah penelitian dari Gumanti dan

(57)

35

III. METODE PENELITIAN

1.1Sumber Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi laporan keuangan dan disclousure perusahaan sampel untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2007 sampai dengan 31 Desember 2011 yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia dan juga melalui situs internet http://www.idx.co.id.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan yang melakukan penawaran perdana atau initial public offerings (IPO) pada tahun 2009. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive judgment sampling, yaitu sampel yang pemilihannya dilakukan secara acak yang informasinya diperoleh dengan mempergunakan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Pemilihan sampel pada penelitian ini didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut:

(58)

36

2. Perusahaan yang menerbitkan atau mempublikasikan laporan keuangannya sebelum initial public offerings (IPO).

Tabel 3.1. Daftar perusahaan yang menjadi sample penelitian disajikan pada tabel berikut :

Keterangan Jumlah

Perusahaan yang go public tahun 2009 Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria Perusahaan yang memenuhi kriteria Sampel akhir

37 (14)

23 23

Berdasarkan tabel 3.1 maka dari 37 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) pada periode tahun 2009 maka didapatkan sampel akhir sejumlah 23 perusahaan dikarenakan 14 perusahaan tidak memenuhi kriteria penelitian seperti misalkan tidak ditemukannya laporan keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO.

3.3 Variabel Penelitian

Untuk menganalisis kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah IPO maka penelitian ini menggunakan varibel rasio profitabiltas yaitu return on investment (ROI) dan variabel economic value added (EVA).

a) Variabel kinerja operasi sebelum IPO

(59)

37

- return on investment (ROI)

mengukur kinerja perusahaan sebelum IPO menghasilkan laba sebelum pajak berdasarkan tingkat aset tertentu.

Return on invesment (ROI) =

- economic value added (EVA)

Economic value added (EVA) adalah pendapatan residu (keuntungan ekonomis) yang tersisa setelah mengurangi biaya operasi dengan biaya modal. Perhitungan EVA menurut Dwitayanti (2005: 62) dalam Meita Rosy (2009) adalah:

EVA = NOPAT – Capital Charger

b) Variabel kinerja sesudah IPO

Pengukuran kinerja operasi perusahaan sesudah IPO menggunakan dua variabel yaitu variabel return on investment (ROI) dan variabel economic value added (EVA).

- return on investment (ROI)

mengukur kinerja perusahaan sesudah IPO menghasilkan laba sebelum pajak berdasarkan tingkat aset tertentu.

Return on invesment (ROI) =

- economic value added (EVA)

(60)

38

modal. Perhitungan EVA menurut Dwitayanti (2005: 62) dalam Meita Rosy (2009) adalah:

EVA = NOPAT – Capital Chargers

3.4 Analisis Kuantitatif

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis secara deskriptif nilai rata-rata dan standar deviasi serta analisis secara statistik dengan menggunakan uji beda rata-rata (uji t) untuk sampel

berpasangan/related dengan rumus : (Sugiyono,1999:198)

1) Return On Investment (ROI)

Keterangan : t : Uji beda rata-rata/uji t

X1 : Nilai rata-rata ROI sebelum IPO

X2 : Nilai rata-rata ROI sesudah IPO

S1 : Standar deviasi ROI sebelum IPO

S2 : Standar deviasi ROI sesudah IPO

r : Korelasi antar dua sampel

n1 : Banyaknya sampel sebelum IPO

(61)

39

2) Economic Value Added (EVA)

Keterangan : t : Uji beda rata-rata/uji t

X1 : Nilai rata-rata EVA sebelum IPO

X2 : Nilai rata-rata EVA sesudah IPO

S1 : Standar deviasi EVA sebelum IPO

S2 : Standar deviasi EVA sesudah IPO

r : Korelasi antar dua sampel

n1 : Banyaknya sampel sebelum IPO

n2 : Banyaknya sampel sesudah IPO

Alasan penulis menggunakan alat analisis ini adalah karena dalam penelitian ini digunakan dua sampel yang berpasangan yang diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu antara sebelum dan sesudah melakukan IPO.

Selanjutnya t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikasi sebesar 95%. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

ttabel > thitung = Ho diterima, Ha ditolak

(62)

40

Untuk memudahkan dalam melakukan analisis data maka pengelolaan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan software SPSS. Sedangkan pengujian yang dilakukan adalah pengujian secara dua arah karena disini peneliti ingin mengetahui perbedaan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah IPO. Karena dipenelitian sebelumnya sudah menggunakan rasio keuangan, maka di penelitian ini penulis menambahkan metode economic value added (EVA) untuk mengukur kinerja operasi perusahaan.

Selanjutnya mean masing-masing rasio dan nilai EVA untuk periode sebelum dan sesudah IPO dihitung. Kemudian membuat perbandingan secara statistik rata-rata rasio dan EVA sebelum dan sesudah IPO untuk melihat apakah terdapat

perbedaan yang signifikan dengan menggunakan analisis statistik uji beda rata-rata (uji t).

3.5 Statistik Deskriptif

Pemrosesan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solution (SPSS) versi 17.0 data yang diperoleh terlebih dahulu diolah menggunakan microsoft excel sebelum dilakukan analisis.

1. Analisis Deskriptif

(63)

41

2. Analisis dengan paired sample t-test

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan

menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Analisis ini dilakukan dengan membandingkan rasio-rasio keuangan dan nilai economic value added (EVA) sebelum dan sesudah penawaraan umum perdana (IPO). Rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas dan nilai EVA. Dari uji

perbandingan statistik dengan menggunakan paired sample t-test maka akan diambil kesimpulan untuk menerima atau menolak Ho.

(64)

V. PENUTUP

5.1Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kinerja operasi perusahaan antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO). Berdasarkan hasil analisis paired sample t-test diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari nilai 0,05 yang berarti tidak signifikan. Menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kinerja operasi perusahaan menggunakan Return On Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO). Kinerja operasi perusahaan dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah initial public offerings (IPO) pada tahun 2009, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak ada perbedaan kinerja operasi perusahaan menggunakan return on investment (ROI) antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO). Tidak ada perbedaan tersebut dikarenakan oleh tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang melakukan Initial Public Offerings (IPO) tidak

(65)

54

2. Tidak ada perbedaan kinerja operasi perusahaan menggunakan Economic Value Added (EVA) antara sebelum dan sesudah Initial Public Offerings (IPO). Tidak ada perbedaan tersebut dikarenakan oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan Initial Public Offerings (IPO) belum maksimal

memperhitungkan biaya modal atau ekuitas dan cenderung kurang hati-hati dalam menentukan kebijakan modalnya sehingga tidak ada perubahan, jika ada kemungkinan perubahan tersebut tidak terlalu signifikan.

Walaupun demikian, penemuan atas temuan ini harus hati-hati karena ada kemungkinan bahwa perusahaan yang baru go public tersebut berusaha untuk menunjukan kepada investor upaya-upaya untuk terus melakukan investasi atau ekspansi, sehingga penjualan yang meningkat tidak serta merta

menyebabkan kinerja operasi membaik.

5.2 Keterbatasan

Sejumlah kelemahan dapat kiranya disampaikan terkait dengan tidak

ditemukannya bukti yang kuat bahwa ada perbedaan kinerja operasi perusahaan sesudah IPO menggunakan ROI dan EVA dibandingkan dengan kinerja operasi perusahaan sebelum IPO.

1. Kecilnya jumlah sampel dalam penelitian ini, yaitu 23 perusahaan, bisa jadi merupakaan penyebab dari tidak terbuktinya hipotesis.

(66)

55

5.3 Saran

Mengacu dari beberapa kelemahan diatas, saran yang dapat diajukan untuk penelitian mendatang antara lain adalah sebagai berikut:

1. Memperbanyak jumlah sampel maupun rentang waktu penelitian sehingga hasil yang didapat bisa lebih kuat dalam mengargumenkan alasan.

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert, 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta

Arifin, Zaenal. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal: Yogyakarta

Gumanti, Tatang A, dan Dwi Lusi K. Swastika. 2007. Kinerja sebelum dan pasca pada Initial Public Offerings di Bursa efek Jakarta. Accaunting

Conference Faculty of Economi Universitas Indonesia Hanafi, M, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan: Yogyakarta

Harahap, Sofyan. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafiundo. Jakarta

Hong dan Peristian, 2004. Initial public offerings. Journal of Business, finance and Accounting.

Jain dan Kini, 1999, The Life-Cyle of Initial Public Offering Firms.” Journal of Business, Finance and Accounting.

Jogiyanto, 1998. Analisis Dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta : Andi.

Keown, Arthur J., David F. Scott, Jr., John D. Martin, J. Wililiam Petty. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Terjemahan Chaerul D. Djakman, Dwi Sulistyorini. Jakarta: Salemba Empat

Mclaughlin, 1996. Right issue or seasoned equity offerings (SEO). Journal Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian: Bogor Selatan

Payamta. 2001. Analisis Pengaruh Keputusan Merger dan Akuisisi terhadap Perubahan Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA). Hal 238-261

(68)

Rosy, Meita. 2009. Analisis Pengaruh Antara Economic Value Added (Eva) Dan Market Value Added (Mva) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Lq45 Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2007-2008. Jurnal Universitas Gunadarma

Rumanti, Apri. 2007. Analisis Kinerja Operasi Sebelum Dan Pasca Initial Public Offerings (IPO) Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Lampung Munawir. 1995. Analisis Laporan Keuangan Liberty. Yogyakarta Sugiyono, Dr.

1999. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. 2003. Malang: Bayumedia Publishing

Wibowo, Ari. 2006. Perbandingan Kinerja dengan Menggunakan EVA. Skripsi S1. Universitas Lampung

Yaniati, Wiwit.2008. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Go Public Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia Skripsi S1 Akuntansi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

---, 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung: Lampung

---, Bei5000.com/download/

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 2.1  Daftar tabel nama peneliti, ukuran variabel kinerja dan hasil penelitian
Tabel 3.1. Daftar perusahaan yang menjadi sample penelitian disajikan pada tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Saya tidak perlu berusaha keras saat menyelesaikan tugas yang paling sulit

Tahapan penelitian meliputi ekstraksi kolagen dari tulang itik serati ( Cairina moschata), karakterisasi kolagen dengan Spektrofotometri Infrared , pembuatan krim

tidak termasuk ketentuan dalam hukum acara peradilan agama yang mengikat Pengadilan Agama, maka dengan demikian tuntutan Termohon/Penggugat Rekonvensi tentang 1/3

memilih saluran pemasaran adalah pengalaman berusahatani, sedangkan kebutuhan uang tunai, lama pendidikan formal, jarak, jumlah tanggungan keluarga, umur, dan luas

orang) bukan hanya sebatas personal, 5) Berlandaskan manhaj yang memudahkan (manhaj al-taisir), 6) Memelihara kaidah “perubahan fatwa disebabkan perubahan beberapa faktor”, 7)

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase,

Temuan Penelitian kedua menunjukkan setidaknya terdapat 32 Teori Formulasi Kebijakan yang telah muncul sejak tahun 1951 sampai dengan tahun 2015 Temuan Ketiga Penelitian

teachers with regard to code switching types revealed that inter-sentential. code switching remained in