• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 405b6cc8b3 BAB VIBAB 6 (Aspek Teknis) Dairi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 405b6cc8b3 BAB VIBAB 6 (Aspek Teknis) Dairi"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK TEKNIS

Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat

sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan,

Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

yang terdiri dari Air Limbah, dan Persampahan dan Drainase Lingkungan. Pada tahapan

perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek

teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:

 Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,

 Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;  Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan

 Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,

Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria

kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan

program dan kegiatan yang dibutuhkan.

6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Sub bidang permukiman direncanakan dan dikembangkan

untuk mendapatkan satu kondisi Kabupaten Dairi yang layak

huni, aman, nyaman. Setiap warga masyarakat diharapkan

memiliki akses kepada kondisi permukiman tersebut di atas.

Perencanaan dan pengembangan ini meliputi pengembangan

prasarana, sarana dasar perkotaan, pengembangan

(2)

berpenghasilan rendah (MBR). Perencanaan dan pengembangan permukiman juga

mempertimbangkan dengan baik aspek sosial budaya dan lingkungan serta kearifan

lokal.

6.1.1.Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman

mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik

dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan

permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di

perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan

permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;

c. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas

permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah

(3)

d. Pembinaan Teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas

permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau

kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan

dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;

6.1.2.Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

a. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Dinamika pembangunan Kabupaten Dairi yang semakin intens tentunya diarahkan

untuk mendukung fungsi dan peran kota baik secara internal maupun eksternal.

Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan

perhatian serius, melalui skenario umum pembangunan perumahan dan

permukiman diharapkan dapat menjawab isu-isu pokok permasalahan perumahan

dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Dairi.

Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat

obervasi/survey, informasi yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta

cermatan analisis terhadap data - data sekunder, teridentifikasi kondisi – kondisi

aktual yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Dairi. Pada tahun

2015 Pemerintah Kabupaten Dairi telah menetapkan kawasan kumuh perkotaan

yang berada di daerah Kabupaten Dairi, Isu dan permasalahan serta tantangan

(4)

Tabel. 6.1. Tabel Isu, Permasalahan dan Program Strategis

No. Permasalahan Isu Program Strategis

1. Backlog

• Penyediaan rumah dikuasai oleh mekanisme pasar

2. Permukiman Informal •(s.d.a)

•Relokasi

•Peremajaan kota/kawasan

3. Permukiman Kumuh •Penyediaan PSU

•Rehab rumah •Relokasi

•Peremajaan kota/kawasan

4. Alih Fungsi Rumah •Penyusunan Perda Perumahan

•Pembuatan sistem sanksi

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Luas wilayah Kabupaten Dairi seluas 192.780 ha, didominasi kawasan hutan seluas

75.216 ha atau sekitar 39,02 %, selanjutnya penggunaan lahan untuk perkebunan

seluas 32.270 ha atau sekitar 16,74 %, perkebunan rakyat seluas 30.908 ha atau

sekitar 16,03 %, ladang/huma seluas 18.614 ha atau sekitar 9,66 %, sawah seluas

10.225 ha atau sekitar 5,31 %, pekarangan/bangunan seluas 8.005 ha atau sekitar

4,15 %, lahan tidak diusahai seluas 7.913 ha atau sekitar 4,11 %, padang rumput

seluas 3.833 ha atau sekitar 1,99 % , kolam/tebat seluas 87 ha atau sekitar 0,05 %,

lain-lain seluas 5.682 ha atau sekitar 2,74 %.

Kawasan permukiman di Kabupaten Dairi pada umumnya dapat dikembangkan

pada seluruh wilayah kota, terutama pada lahan yang realitif datar (0 – 8%) dan

telah mempunyai jaringan jalan. Namun untuk mendukung rencana struktur tata

ruang yang telah ditetapkan maka pengembangan kawasan permukiman

tertutama diarahkan pada jalan utama kolektor primer dan pusat-pusat Pelayanan

(5)

Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman baru di Kabupaten Dairi di

arahkan diluar pusat kegiatan sekarang ini. Sampai dengan tahun 2015 perumahan

permukiman terdiri dari perumahan padat, sedang dan rendah. (a.) Perumahan

Kepadatan Tinggi (b.) Perumahan Kepadatan Sedang (c.) Perumahan Kepadatan

Rendah.

Pada dasarnya, setiap penggunaan lahan tidak dibenarkan penggunaan yang

bercampur baur. Akan tetapi tata guna lahan dengan penggunaan tunggal untuk

kawasan permukiman hampir tidak mungkin dilakukan mengingat :

a. Kawasan perumahan adalah kawasan permukiman bagi penduduk;

b. Dalam kawasan permukiman selalu dibutuhkan adanya sarana-sarana

pelengkap yang disebut dengan istilah “penyempurna”;

c. Disamping itu masih diperlukan adanya jaringan fasilitas kebutuhan sehari-hari

berupa toko-toko.

Dengan demikian, pembagian tata guna lahan pada kawasan perumahan tidak

bersifat kaku atau murni kawasan perumahan. Didalamnya dengan diatur

sedemikian rupa sehingga tidak merusak tata lingkungan, dapat saja diijinkan

didirikan bangunan khusus. Penggunaan tanah bagi kawasan perumahan diperinci

sebagai berikut :

a. Perumahan Type Besar :

• Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan besar

renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan flat, bangunan

kantor renggang, bangunan dengan jenis kegiatan sosial, atau perdagangan

atau administrasi;

• Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 5 meter;

(6)

• Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan

sedang renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan

berhimpitan terdiri atas dua rumah (kopel), bangunan kantor berhimpitan,

bangunan rumah sedang berhimpitan/gandeng lebih dari dua rumah;

• Luas persil 400 – 600 M2 atau lebih.

b. Perumahan Type Sedang :

• Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan

sedang renggang dengan konstruksi permanen, bangunan perumahan flat,

bangunan perumahan berhimpitan terdiri atas dua rumah (kopel); bangunan

kantor berhimpitan;

• Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 5 meter;

• Garis sempadan bangunan belakang sekurang-kurangnya 2 meter;

• Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan

dengan konstruksi semi permanen dan sementara, bangunan rumah

sedang berhimpitan/gandeng lebih dari dua rumah; bangunan perumahan

besar renggang, bangunan bertingkat, Luas persil 200 – 400 M2 atau lebih.

c. Perumahan Type Kecil :

• Jenis penggunaan yang diijinkan antara lain : bangunan perumahan dengan

konstruksi semi permanen dan sementara, bangunan perumahan berhimpitan

terdiri atas dua rumah (kopel), bangunan rumah sedang berhimpitan/gandeng

lebih dari dua rumah, bangunan kantor berhimpitan;

• Garis sempadan bangunan depan sekurang-kurangnya 3 meter;

(7)

• Jenis penggunaan yang dilarang antara lain : bangunan perumahan flat,

bangunan bertingkat, bangunan perumahan besar renggang;

(8)

Gambar 6.1. Kondisi Eksisting Perumahan dan Permukiman

Kawasan permukiman padat penduduk; Kec. Sidikalang; Sumbul; Parbuluan; Tigalingga; Tanah Pinem

(9)
(10)

Sebagan besar jalan di Kabupaten Dairi sudah mendapatkan fasilitas pembangunan

infrastruktur jalan baik pada jalan lingkar luar dan dalam kota, namun di beberapa

kawasan seperti pada kawasan pedalaman baik pada perkotaan maupun perdesaan di

setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi memiliki kondisi jalan dan saluran drainase

yang dalam kondisi rusat ringan dan rusak berat.

Gambar. 6.3. Kondisi Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perkotaan Kab. Dairi

6.1.3.Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Apabila dianalisa dari beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, perencanaan,

operasional, regulasi dan dukungan masyarakat, maka sumber permasalahan diidentifikasi

(11)

1. Masih terbatasnya dana APBD Kabupaten Dairi untuk dapat memenuhi standar

pelayanan minimal permukiman kota. Lebih jauh lagi, setiap sarana dan prasarana

yang dibangun akan mengalami kendala pembiayaan perawatan.

2. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana

yang telah dibangun.

3. Resistensi masyarakat yang tinggi atas kesediaan untuk menyediakan lahan apabila

harus dibangun sarana dan prasarana di lingkungannya. Hal ini akhirnya

menyebabkan terbatasnya kawasan siap bangun (KASIBA) dan lingkungan siap

bangun (LISIBA) bagi masyarakat.

Gambar. 6.4. Target Capaian 0% Kota Tanpa Kumuh 2019

Proyeksi Kebutuhan Perumahan dan Permukiman

Pemerintah telah menyadari pentingnya suatu pendekatan yang terintegrasi untuk

perumahan dan lingkungannya melalui beberapa program yang meliputi penanganan

(12)

pada rehabilitasi dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan pengelolaan

daerah perumahan yang sudah ada dan menjadikannya tempat tinggal yang lebih baik.

Prediksi kebutuhan rumah di Kabupaten Dairi dihitung dengan menggunakan pendekatan

sebagai berikut :

a. Satu unit hunian akan ditempati oleh satu keluarga (1 unit = 1 KK)

b. Prediksi jumlah KK ditentukan dengan membagi jumlah penduduk dengan rata-rata

jumlah jiwa / KK, yaitu 5 jiwa / KK.

Tabel. 6.2. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahunan

No Uraian Unit Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket

1 Jumlah

Penduduk Jiwa 276.238 279.507 282.815 645.196 652.831 Kepadatan

Penduduk Jiwa/Km² 143,29 144,99 146,71 334,68 338,65

Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin

Jiwa/Km² 68,524 34,262 22,841 17,131 13,705

2

Sumber : Hasil Analisa

Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian

dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan

(13)

permukiman perkotaan di Kabupaten Dairi dikembangkan di kawasan perkotaan

Sidikalang, Sitinjo, Sumbul, Tigalingga dan Parongil.

Tabel. 6.3. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan Untuk 5 Tahunan

No Uraian Unit Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket

1 JumlahPenduduk Jiwa 276.238 279.507 282.815 645.196 652.831 Kepadatan

Penduduk Jiwa/Km² 143,29 144,99 146,71 334,68 338,65

2

Kawasan Kecamatan3 Kecamatan3 Kecamatan3 Kecamatan3 Kecamatan3

Sumber : Hasil Analisa

Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan

(14)

Mengingat desa-desa di Kabupaten Dairi jumlahnya relatif banyak, mencapai 169

desa/kelurahan, maka sistem perdesaan diarahkan sebagai berikut:

• Sistem dusun memiliki pusat dusun;

• Terdapat satu pusat bagi setiap desa;

• Beberapa desa memiliki pusat pelayanan/Desa Pusat Pertumbuhan (DPP);

• Perdesaan yang lokasinya strategis, langsung berhubungan dengan ibukota kecamatan

(IKK);

• Perdesaan yang membentuk sistem keterkaitan, diorientasikan berhubungan langsung

dengan pusat kota.

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Dairi diarahkan pada

pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Selain KTP2D,

pengembangan permukiman perdesaan diarahkan pada pengembangan kawasan

agropolitan dan menetapkan Sitinjo sebagai pusat kawasan. Pengembangan kawasan

permukiman perdesaan di Kabupaten Dairi diarahkan di Kecamatan Silahisabungan,

Pegagan Hilir, Parbuluan, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu,

Siempat Nempu Hilir, Gunung Sitember dan Tanah Pinem.

Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas, maka sejumlah alternatif berhasil

diidentifikasi yakni:

1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan

pengembangan permukiman Kabupaten Dairi, penyusunan database perumahan dan

permukiman Kabupaten Dairi, diikuti oleh perencanaan turunan mulai dari

penyusunan DED hingga studi AMDAL

2. Dilakukan kampanye, promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah Kabupaten Dairi bagi

masyarakat untuk turut memelihara dan mengelola sarana dan prasarana

(15)

3. Berdasarkan analisa terhadap kepadatan penduduk dan persentasi masyarakat miskin,

perlu dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas sarana dan prasarana dasar

permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.

Setelah mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dan skala prioritas, maka

direkomendasikan bahwa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:

1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan

pengembangan permukiman Kabupaten Dairi, diikuti oleh perencanaan turunan

mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL

2. Dilakukan konsolidasi dukungan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana

dan prasarana dasar permukiman, serta kesediaan masyarakat untuk melakukan

konsolidasi tanah pada kawasan yang akan diremajakan.

3. Dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman untuk

meningkatkan kualitas permukiman.

4. Dilakukan pembangunan RUSUNAWA pada kawasan padat dan kumuh.

5. Dilakukan pembangunan KASIBA – LISIBA, diutamakan pada kawasan yang telah

(16)

Gambar. 6.5. Ilustrasi Penanganan Kawasan

6.1.4.Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Perkotaan terdiri dari:

• Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh • Permukiman Kembali Kawasan Permukiman Kumuh

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan terdiri dari:

• Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Potensial

• Pembangunan dan Pengembangan Kws Permukiman Perdesaan Berbasis

Komunitas/Masyarakat.

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus terdiri dari:

• Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Pasca Bencana

• Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perbatasan/Pulau

(17)

Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi dan Sosial (RISE)

Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Keswadayaan Masyarakat

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa

kegiatan non-fisik seperti Pendampingan Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman.

6.1.5.Usulan Program dan Kegiatan

Sistem Prasarana yang diusulkan:

a. Penataan dan Peremajaan di Kawasan Perkotaan;

b. Penataan dan Peremajaandi Kawasan Perdesaan;

c. Pembangunan RUSUNAWA di perkotaan;

d. Pembangunan Lasiba-Kasiba pada Kawasan Nelayan/Tambak Ikan dipantai danau

toba;

e. Pembangunan prasarana dasar permukiman dalam bentuk pembangunan jalan

setapak;

f. Urban Renewal di kawasan kumuh inti kota;

g. Program Penataan dan Peremajaan Kawasan;

h. Program Penyediaan Infrastruktur Primer;

i. Program Pengembangan Permukiman;

j. Program Pengembangan Sarana Permukiman;

(18)

Gambar. 6.6. Kawasan Sidikalang merupakan Kawasan Permukiman Kumuh Penangan Kawasan Pasar Tradisonal

Penanganan Infrastruktur Sarana jalan

(19)
(20)

6.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan

yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian

pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan,

baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik

bangunan gedung dan lingkungannya. Undang-undang Nomor 28

tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun

2002 tentang Bangunan Gedung serta pelaksanaan lebih detail di bawahnya

mengamanatkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kewenangan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung negara yang

merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Selain itu, Undang-undang Nomor 4 tahun

1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas

lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap mengacu

kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW).

6.2.1.Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya

wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan

peraturan antara lain:

1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang

(21)

4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan.

5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.

6.2.2.Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.

a) Isu Strategis

Pertumbuhan kota dapat terjadi melalui 2 (dua) proses, pertama kota yang tumbuh tanpa

perencanaan dan kedua kota yang tumbuh dan berkembang dengan perencanaan.

Kota yang tumbuh tanpa perencanaan dan terbangun secara alamiah pada akhirnya akan

menimbulkan dampak yang luas. Kota yang tumbuh dengan perencanaan relatif lebih

teratur dan tertata dengan dampak yang lebih minimal.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa

rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota merupakan dasar untuk penerbitan perizinan

lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan yang mempunyai jangka waktu rencana

selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat dievaluasi minimal 5 (lima) tahun sekali.

Perkembangan kota, modernisasi. Sebagian kawasan bangunan di Kabupaten Dairi dalam

bentuk perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas

(22)

Tabel. 6.4. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Dairi

NO Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL KETERANGAN

1

Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL b. Mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di

perkotaan

c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;

d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi local

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal; f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta

masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan

g. Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan

Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya

pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan

2

penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di Kabupaten Dairi c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung

yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah Negara

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara

b) Kondisi Eksisting

• Kawasan Permukiman

Kawasan perumahan yang terdapat di Kab. Dairi, meliputi kawasan permukiman

kumuh, perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Kawasan perumahan

kumuh pada umumnya terdapat pada kawasan perkotaan.

• Kawasan Kantor Pemerintah

Kabupaten Dairi saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di seluruh

(23)

masing-masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja

Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi.

• Kawasan Perdagangan dan Jasa

Adapun pemanfaatan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa di Kab. Dairi,

meliputi: pasar, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan pedagang kaki lima (PKL).

• Kawasan Pariwisata/ Budaya

Potensi pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam di wilayah silahisabungan

terdapat di wilayah desa berikut ini:

 Desa Silalahi

• Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau (RTH) kabupaten Dairi yang ada saat ini berlokasi pada

kawasan perkotaan seperti di kawasan perkotaan sitinjo dan sidikalang.

Kawasan Hutan Lindung, meliputi tersebar di beberapa kawasan seperti yang tersebut

pada bab sebelumnya.

Tabel. 6.5. Peraturan Daerah Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kabupaten Dairi

c) Permasalahan dan Tantangan

Permasalahan yang dihadapi dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten

Dairi antara lain :

1. Belum tersusunnya dokumen perencanaan yang lebih rinci, yang merupakan acuan

untuk melaksanakan pembangunan.

(24)

2. Masih dibutuhkannya dukungan bantuan teknis dalam Penataan Bangunan dan

Lingkungan masih terbatas, yang merupakan acuan dalam implementasi di lapangan.

3. Rentannya bangunan-bangunan di Kabupaten Dairi terhadap bahaya kebakaran

khususnya pada kawasan kumuh perkotaan.

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:

• RTH di perkotaan terdiri dari RTH Publik (milik pemerintah dan terbuka untuk umum)

dan RTH Privat (milik perorangan atau institusi);

• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari

20% RTH publik dan 10% RTH privat;

• Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki

total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi

tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

RTH di Kabupaten Dairi diarahkan di Kawasan Perkotaan Sidikalang (Kecamatan Sidikalang

dan Sitinjo), Sumbul, Tigalingga dan Parongil berupa taman kota dan kawasan pertanian.

Dari segi pemanfaatannya, RTH berfungsi sebagai penyejuk dan elemen estetika

lingkungan serta sebagian dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan olahraga baik pada

skala lingkungan maupun kota, disamping itu ada juga yang bersifat privat seperti jalur

hijau dan fasilitas taman yang ada disepanjang perumahan (pola perumahan linier)

disepanjang jalan atau yang ada di tempat rekreasi, seperti Taman Wisata Iman (TWI)

Sitinjo.

Kriteria Ruang Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan, yaitu:

• Memiliki fungsi sebagai mitigasi bencana, sosial dan ekologis;

• Penyediaan RTH di perkotaan terdiri dari RTH publik (milik pemerintah dan terbuka

untuk umum) dan RTH privat (milik perorangan atau institusi);

• Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari

(25)

• Lokasi sasaran RTH kawasan perkotaan termasuk di dalamnya hutan kota antara lain

di kawasan permukiman, industri, tepi sungai/jalan yang berada di kawasan

perkotaan;

• Persentase luas hutan kota paling sedikit 10% dari wilayah perkotaan dan atau

disesuaikan dengan kondisi setempat.

6.2.3.Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pada dasarnya, permasalahan teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan juga adalah

masalah pada Sub Bidang Perumahan dan Permukiman dan Sub Bidang lain. Sehingga

analisis pada Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan akan fokus pada masalah

perencanaan dan pemberdayaan.

Dilakukan perkuatan terhadap aspek perencanaan dan paralel terhadap perkuatan

kelembagaan dan koordinasi (berupa pembentukan sejumlah Tim Pokja). Diharapkan

apabila kedua langkah diatas berhasil, maka pengembangan Sistem PBL beserta seluruh

investasi yang ditanam akan memberikan hasil guna dan daya guna yang maksimal.

6.2.4.Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL

Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisa kebutuhan yang terdapad di Kabupaten

Dairi, untuk Pemerintah Kabupaten Dairi telah memprogramkan penataan bangunan dan

lingkungan yang meliputi output/sub output :

1. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

2. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan

3. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

4. Bangunan Gedung dan Negara

5. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah

6. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi Kawasan)

(26)

8. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman

tradisional/Bersejarah)

6.2.5.Usulan Program dan Kegiatan

Khusus untuk penataan lingkungan permukiman, sudah dicakup oleh Sub Bidang

Pengembangan Permukiman. Oleh karena itu usulan program bersifat non teknis dan

mengingat sejumlah keterbatasan Pemerintah Kabupaten Dairi, maka usulan program

akan meliputi:

1. Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Pembinaan Pengelolaan Bangunan Gedung

Pembinaan Ruang Terbuka Hijau

Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan

Pembinaan Penataan Kawasan

Fasilitasi Penguatan Pemda

Fasilitasi Penguatan Kapasitas Masyarakat dan Dunia Usaha

Pembinaan Lainnya

Pengawasan dan Evaluasi Kinerja Bidang Penataan Bangunan

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Bangunan Gedung Pusaka/Tradisional

Bangunan Gedung Hijau

Bangunan Gedung Mitigasi Bencana

Bangunan Gedung Perbatasan

3. Penyelenggaraan Penataan Bangunan

Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional

(27)

Penataan Bangunan Kawasan Rawan Bencana

Penataan Bangunan Kawasan Hijau

Penataan Bangunan Kawasan Destinasi Wisata

4. Penyelenggaraan Penataan Bangunan Kawasan Khusus

Penataan RTH

Penataan Bangunan Kebun Raya

Penataan Kota Hijau

Penataan Kota Pusaka

6.3. Sistem Penyediaan Air Minum

6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan

merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara,

merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik

(teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara

pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara

(BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha

swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan

sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta

masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air

baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem

penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan

(28)

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan

Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

(29)

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan

a) Isu Strategis

Tabel. 6.6. Isu Strategis dan Tindak Lanjut SPAM

No. Isu - Isu Strategis Kebutuhan Penanganan

1 Tarif air minum, belum Full Cost Recovery (FCR), sehingga konsep pengelolaan pengusahaan air minum, tidak optimal

Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan Air Minum secara terus menerus, baik kepada PDAM, dan terutama pada Pemda sebagai pemilik.

2 masih memiliki Idle Capacity yang belum termamfaatkan

Perlunya optimalisasi SPAM terbangun 3 Belum meratanya pengembangan air minum di

seluruh kawasan, dengan masih banyaknya desa dan IKK rawan air minum.

Perlunya kegiatan Pengembangan SPAM Desa dan IKK Rawan Air .

4 Besarnya biaya investasi air minum, sehingga perlu ada investor lain selain Pemerintah pusat, provinsi dan Pemerintah Daerah. Di sisi lain, Pemda belum berani mengajukan Proposal Pengembangan SPAM secara menyeluruh dengan Alternatif pembiayaan lain diluar APBN (contoh : melalui pinjaman perbankan).

Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan Air Minum secara terus menerus kepada Pemda serta pengembangan Alternatif Pembiayaan melalui Pinjaman Perbankan, KPS, serta Penyertaan Modal Pemerintah

Sumber : Hasil Analisa 2015.

b) Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum

Pada dasarnya kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Dairi sudah terpenuhi

dalam segi akses untuk mendapatkan air. Akan tetapi dalam pemahaman terhadap

(30)

Kabupaten Dairi. Untuk menjawab kebijakan 1 yang diamanatkan oleh Permen PU No.

20 Tahun 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM) yang mana mengatakan “peningkatan cakupan

dan kualitas air minum bagi seluruh masyarakat Indonesia”. Kemampuan PDAM

dalam melayani permintaan air penduduk suatu kota terlihat dari banyaknya

pelanggan yang menggunakan jasa PDAM tersebut. Adapun SPAM yang dikelola oleh

PDAM Tirta Nciho beserta sumbernya adalah :

Tabel. 6.7. Kondisi PDAM Tirta Nciho

CAKUPAN PELAYANAN

TINGKAT

KEHILANGAN TARIF JUMLAH

PENDUDUK TERLAYANI

% AIR (%) Rp. / M3 PELANGGAN (JIWA)

(UNIT SL)

1 TIRTA NCIHO DAIRI 21,1 49,5 737 9.571 57.426 SAKIT

No. PDAM KINERJA

Tabel. 6.8. Persentase RT Menurut Sumber Air Minum

Kabupaten/Kota

Air Kemasan

Leding

Pompa

Sumur

Mata Air

Lainnya (sungai,

hujan)

Kabupaten

1. D a i r i 3,43 11,21 2,69 2,55 48,06 32,05

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Kabupaten Dairi (%), 2013

(31)

Tabel. 6.9. SPAM yang dikelola oleh PDAM Tirta Nciho

No Kecamatan Sumber Debit (l/det)

1 Kota Sidikalang Lae Nuaha 70

Lae Mbulan 15

Lae Sitiotio 15

Lae Cimberrah 50

2 Cabang Sumbul Invaliden 3

Sikunikan 2

Tanjung Beringin 10

3 Cabang Tiga Lingga Lau Lubuk 2

Lau Sigara - Sigara 3

Lau Sibengkurung 10

4 Cabang Parongil Lae Puccu 5

5 Cabang Lae Parira Lae Tarumbang – 1 2

Lae Tarumbang – 2 5

7 Cabang Bakkal Pangaribuan 3

8 Cabang Tualang

-Bertung

Lae Simbora

3

9 Cabang Tanah Pinem Lau Salabulan 3

10 Cabang Kuta Buluh

kec. Tanah Pinem

Lau Doh

2

(32)

Gambar. 6.8. Sumber Air Baku, Sungai dll di Kab. Dairi

Tabel. 6.10. Sambungan Rumah Per Unit PDAM Nciho

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Apr. 2014

Kab. Dairi

PDAM Tirta

Nchiho 7,783 8,569 8,722 9,055 9,322 9,620 10,183 10,591 10,650 10,810 KABUPATEN

-KOTA UNIT PENGELOLA

TAHUN - JUMLAH SAMBUNGAN RUMAH

Kebutuhan air untuk Rumah Tangga yang telah terlayani PDAM Tirta Nciho adalah 10.237

Pelanggan atau sekitar 15,5 % dari 65.820 Rumah tangga di Kabupaten Dairi dengan

jumlah air yang terjual 2.028.723 m3. Adapun jumlah pelanggan air minum Kabupaten

dairi dapat terlihat pada Tabel berikut.

(33)

Tabel. 6.11. Jumlah pelanggan Air Minum hingga Bulan Oktober 2013

No Jenis Pelanggan Jumlah Aktif Bulan Sept

2 Instansi 96 52 96 9.327

3 Niaga Besar 11 5 11 1.595

4 Niaga Kecil 365 77 358 8.677

5 Rumah Tangga A 3.740 783 3.848 56.867

6 Rumah Tangga B 6.440 364 6.389 116.548

7 Sosial 144 26 145 8.540

8 Total 10.797 1.311 10.848 201.580

9 Hidaran Umum (HU) 3 637 3

-10 Jumlah Bulan Sept 2013 10.794 1.948 10.800 1.827.143

11 Jumlah Bulan Okt 2013 10.800 1.948 10.851 2.028.723

Jumlah Pelanggan Kabupaten Dairi yang dikelola PDAM tirta Nciho dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel. 6.12. Jumlah Pelanggan Kabupaten Dairi yang dikelola PDAM Tirta Nciho

No Kecamatan Jumlah Pelanggan

1 Kota Sidikalang 2.565

a. Kalang Simbara 503

b. Batang Beruh 1.972

c. Desa Bintang 130

d. Desa Blang Malum 143

e. Ht. Gambir 310

f. Desa Kalang Simbara 127

g. Kelurahan Ht. Gambir 645

2 Kecamatan Sumbul 595

Tanjung Beringin 54

3 Tanah Pinem 81

Tiga Lingga / Lau Mil 641

T. Lingga Kota 776

Kedebrek / Gunung Sayang 333

4 Bakkal 382

5 Lae Parira 347

a. Lumben Sihite 255

6 Parogil 768

Jumlah 4.232

(34)

1. SPAM Ibukota Kabupaten

SPAM Ibukota Kabupaten Sidikalang termasuk SPAM Jaringan Perpipaan. Beberapa Desa

yang tidak terlayani masih mengelola air secara langsung dan menggunakan bukan

jaringan perpipaan yaitu dengan memanfaatkan sumber air secara langsung (Sumur, Mata

Air dan Air Hujan). Kabupaten Dairi memiliki fasilitas pelayanan air bersih bagi

masyarakatnya. Kebutuhan air bersih Dairi dikelola oleh PDAM Tirta Nciho Kabupaten

Dairi. Dalam pengelolaannya, PDAM hingga akhir 2011 mencatat telah memproduksi

5.909.760 m3, dengan distribusi terpakai berkisar 2.821.294 m3 dan yang hilang 3.088.466

m3. Tiap bulannya PDAM Tirta Nciho kabupaten Dairi memproduksi 492.480 m3. Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM) Tirta Nciho untuk pelayanan ibukota Kabupaten Dairi secara teknis

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Unit

Air Baku

Unit

Produksi

Unit

Distribusi

Unit Pelayanan

(35)

a) Unit Air Baku

Unit air baku untuk mencukupi kapasitas produksi sebesar 150 lt/ det dalam melayani

penduduk kota Sidikalang sebanyak 6.181 pelanggan. Adapun sumber air baku yang

diperoleh berasal beberapa sungai, diantaranya :

a. Lae Nuaha dengan Debit 70 l/det

b. Lae Mbulan dengan Debit 15 l/det

c. Lae Sitiotio dengan Debit 15 l/det

d. Lae Cimberah dengan Debit 50 l/det

b) Unit Produksi

Unit produksi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Dairi dalam

pemenuhan distribusi air minum ke pelanggan masing-masing dicukupi oleh mata air

yang tidak berinterkoneksi dalam satu pengolahan, tetapi didistribusikan ke daerah

pelayanan dengan jenis campuran yaitu antara Instalasi Pengolahan Saringan Pasir Cepat

(SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL) dan Bangunan Penangkap (Broncaptering) dengan

(36)

Tabel. 6.13. Sumber Air Baku Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Nciho

3 Lae Sitiotio 15 10 SPL

4 Lae Cimberrah 50 40 SPL

Sumber : PDAM Tirta Nciho, 2013

c) Unit Distribusi

Sistem distribusi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Dairi untuk

pelayanan masyarakat kota Dairi adalah secara grafitasi dan perpompaan dengan jaringan

perpipaan dengan prinsip sistem loop yang menggunakan pipa High Density Polivynil

Ethylene (HDPE) diameter 250 mm – 30 mm yang dipasang sepanjang 66,40 km.

d) Unit Layanan

i. Tingkat Cakupan

Pelayanan air minum PDAM Kabupaten Dairi sebesar 6.181 pelanggan dengan jenis

pelanggan Industri, Instansi, Niaga Besar, Niaga Kecil, Rumah tangga A, Rumah

Tangga B dan Soial. Saat ini cakupan pelayanan kota sidikalang masih melayani 8

Desa dari 11 Desa yang terdapat di Kota Sidikalang, yaitu : Desa Kalang, Desa Bintang,

Desa Belang Malum, Desa Kuta Gambir, Desa Huta Rakyat, Desa Kalang Simbara, Desa

Batang Beruh dan Sidikalang. Desa yang belum terlayani oleh PDAM Tirta Nciho saat

ini masih menggunakan sumber air yang dikelola langsung oleh masyarakat dengan

memanfaat sumber air secara langsung (Sumur, Mata Air dan Air Hujan).

ii. Kontinuitas Pelayanan

Kontinuitas pendistribusian air minum ke pelanggan didistribusikan selama 22 jam/hr

dan memasang pipa sepanjang 31,40 km.

(37)

Penjualan air hingga tahun 2012 sebesar 2.821.294 m3 / Tahun dengan penjualan air

rata – rata 2.821.294 m3 / bulan. Produksi yang dihasilkan adalah 492.480 m3 / bulan.

iv. Tingkat Kebocoran Air

Tingkat kebocoran air pada Tahun 2012 tiap bulannya mengalami peningkatan dan

penurunan. Hal ini dapat dilihat pada tabel Produksi dan Pemakaian Air Minum per

Bulan dan grafik tingkat kebocoran air.

Tabel. 6.14. Produksi dan Pemakaian Air

No Bulan Produksi

(m3)

Distribusi (m3)

Terjual Hilang

1 Januari 492.480 210.541 281.939

2 Februari 492.480 208.690 283.790

3 Maret 492.480 210.967 281.513

4 April 492.480 211.877 280.603

5 Mei 492.480 226.406 266.074

6 Juni 492.480 232.755 259.725

7 Juli 492.480 247.714 244.766

8 Agustus 492.480 260.681 231.799

9 September 492.480 261.241 231.239

10 Oktober 492.480 247.548 244.932

11 Nopember 492.480 256.802 235.678

12 Desember 492.480 246.408 246.408

Jumlah 5.909.760 2.821.294 3.088.466

(38)

2. SPAM Ibu Kota Kecamatan

SPAM IKK terdiri dari jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan (BJP). Jaringan

perpipaan SPAM IKK dikelola langsung oleh PDAM Tirta Nciho. Sedangkan bukan jaringan

perpipaan (BJP) dikelola oleh masyarakat.

a) Jaringan Perpipaan

SPAM IKK yang dikelola oleh PDAM Tirta Nciho terdiri dari beberapa IKK, yaitu :

1. Cabang Sumbul Kecamatan Sumbul (sudah Dilayani oleh PDAM)

2. Cabang Tiga Lingga Kecamatan Tiga Lingga

3. Cabang Parongil Kecamatan Silima Pungga – Pungga

4. Cabang Lae Parira Kecamatan Lae Parira

5. Unit Sukandebi Kecamatan Tiga Lingga

6. Unit Bakkal Kecamatan Siempat Nempu

7. Unit Tualang – Bertung

8. Unit Tanah Pinem Kecamatan Tanah Pinem

9. Unit Kuta Buluh kecamatan Tanah Pinem

Adapun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nciho untuk pelayanan ibukota

Kabupaten Dairi secara teknis dapat dijelaskan sebagai berikut :

Unit Air Baku

Unit Produksi Unit Distribusi

Unit Pelayanan

(39)

PDAM Kabupaten Dairi melayani akses air minum jaringan perpipaan untuk 9

(Sembilan) Ibukota Kecamatan yang diuraikan pada tabel berikut:

Tabel. 6.15. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM IKK Cab. Tiga Lingga

No Uraian Cabang Sumbul Cabang Tiga Lingga Cabang Parongil

1. Unit Air Baku • Jenis Sumber • Kap.pengambilan

Mata air / Sungai 15 l/det

Mata air / Sungai 15 l/det

Mata air / Sungai IPA dan Tanpa

Pipa PVC diameter 50 mm – 100 mm Bak Pelepas Tekan Gravitasi

Pipa PVC diameter 50 mm – 100 mm

Desa Parongil 948 Pelanggan

22 jam / hr

(40)

Tabel. 6.16. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM IKK Kabupaten Dairi Unit Sukandebi

No Uraian Cabang Lae Parira Unit Sukandebi Unit Bakkal 1. Unit Air Baku

• Jenis Sumber • Kap.pengambilan

Mata air / Sungai 12 l/det

Mata air / Sungai IPA dan Tanpa

Pipa PVC diameter 50 mm – 100 mm Bak Pelepas Tekan Gravitasi

Pipa PVC diameter 50 mm – 100 mm Bak Pelepas Tekan Gravitasi

Pipa PVC diameter 50 mm – 100 mm Sumber : PDAM Tirta Nciho, 2013

Tabel. 6.17. Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM IKK Kabupaten Dairi Unit Tanah Pinem

No. Uraian Unit Tualang

-Bertung Unit Tanah Pinem Unit Kuta Buluh 1. Unit Air Baku

• Jenis Sumber

(41)

3. SPAM Perdesaan/Desa Rawan Air

a) Jaringan Perpipaan

Akses air minum masyarakat di Kabupaten Dairi melalui jaringan perpipaan

non-PDAM pada tahun 2012 masih sangat rendah. Adapun program-program yang

mempunyai kontribusi dalam pembangunan sarana dan prasarana air bersih di

Kabupaten Dairi antara lain:

1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)

2. Bantuan Keuangan Provinsi (BKP)

3. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

4. Project Concern International (PCI)

b) SPAM Bukan Jaringan Perpipaan

SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) jika dilihat dari akses dan kualitasnya dapat

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: (1) BJP Terlindungi, dan (2) BJP Tidak Terlindungi.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi mengenai

SPAM Bukan Jaringan Perpipaan, untuk BJP Terlindungi diklasifikasikan menjadi 3

(tiga) kelompok antara lain: Pompa, Sumur Terlindungi, dan Mata Air Terlindungi.

Sedangkan untuk BJP Tidak Terlindungi diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kelompok

antara lain: Air Hujan, Sumur Tak Terlindungi, Mata Air Tak Terlindungi, Sungai, dan

(42)

Tabel. 6.18. Sumber Akses Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP)

No Nama Sungai /

Mata Air

Sungai Sileu – leu Parsaoran Kec. Sumbul

500 KK

BJP Tak

Terlindungi

2 Aek Mata Mata Air Barisan nauli Kec.

Sumbul

225 KK

3 Aek Lae Tanggiang

Mata Air Pegagan Julu VIII kec. Sumbul

300 KK

4 Lae Panjajadin Mata Air Pandan Kec. Tiga Lingga

105 KK

5 Mual Mata Mata Air Sosor Lontung 580 KK

6 Aek Lumbun Julu Mata Air Lae Sering Kec. Siempat Nempu Hilir

307 KK

7 Aek Pinggar Mata Air Perjuangan kec. Sumbul

250 KK

8 Mual Siregar Mata Air Banjar Toba kec. Berampu

200 KK

9 Aek Bakkal Lama Mata Air Sipoltong Kec. Siempat Nempu Hulu

305 KK

10 Mual Simanuk – Manuk

Mata Air Pargambiran Kec. Sumbul

Mata Air Pegagan Julu V Kec. Sumbul

600 KK

12 Lae Dumpang Mata Air Kuta Gugung Kec. Sumbul

40 KK

13 Tunjang Mata Air Tanah Pinem Kec. Tanah pinem

1322 KK

14 Aek Nauli Mata Air Silalahi III Kec. Silalahi

239 KK

(43)

c) Permasalahan dan Tantangan

Dengan dikeluarkannya UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dimana pada

Pasal 5 disebutkan bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air

bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat,

bersih dan produktif, maka saat ini menjadi permasalahan bagi Pemerintah Kabupaten

Dairi karena masih kurangnya kapasitas produksi air PDAM disamping kinerja

pelayanan dan prasarana yang belum optimal, sehingga masyarakat yang menjadi

pelanggan tidak mendapat kepuasan, dan yang bukan pelanggan mengalami

kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya dan terpaksa menggunakan air yang kotor

untuk mencuci dan mandi, khususnya pada wilayah Sidikalang dan sekitarnya.

Kendala lain yang dihadapi dalam pelayanan air kepada masyarakat adalah karena

pelayanan air minum masih dilakukan oleh PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi, Sumber Akses Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Lae Dumpang Kuta Gugung Kec. Sumbul (a) Aek Nauli Silalahi III Kec. Silalahi (b)

Gambar. 6.12 Sumber Akses Pelayanan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) Aek Bakkal Lama Sipoltong Kec. Siempat Nempu Hulu (a)

(44)

sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi Pemerintah Kabupaten Dairi dalam

penyaluran dana APBD yang diperlukan untuk pengembangan air minum.

6.3.3. Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Dari hasil analisa pemilihan metode terbaik untuk proyeksi jumlah penduduk di Kabupaten

Dairi diperoleh kelayakan metode geometri sebagai metode terpilih dalam pemroyeksian

jumlah penduduk hingga akhir periode perencanaan hingga tahun 2033. Adapun

rekapitulasi hasil jumlah proyeksi menggunakan metode Geometri disajikan pada Tabel

berikut:

Tabel. 6.19. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Dairi Hingga Tahun 2033

Uraian Tahun Proyeksi (Jiwa)

2013 2017 2022 2027 2032

Sidikalang 49.254 51.600 54.058 56.633 59.330

Berampu 8.104 8.411 8.812 9.232 9.672

Sitinjo 11.446 11.880 12.446 13.039 13.660

Parbuluan 21.290 22.098 23.150 24.253 25.408

Sumbul 40.249 41.775 43.765 45.850 48.034

Silahisabungan 4.515 4.686 4.909 5.143 5.388

Silima Sipungga

-Pungga 12.775 13.260 13.891 14.553 15.246

Lae Parira 13.701 14.221 14.898 15.608 16.351

Siempat Nempu 18.157 18.846 18.846 20.684 21.669

Siempat Nempu Hulu 17.838 18.515 19.397 20.321 21.289

Siempat Nempu Hilir 10.527 10.926 11.446 11.991 12.563

Tigalingga 21.645 22.465 23.536 24.657 25.831

Gunung Sitembar 9.179 9.527 9.981 10.456 10.954

Pegagan Hilir 14.886 15.450 16.186 16.957 17.765

(45)

1. Proyeksi Kebutuhan Air

Estimasi kebutuhan air bersih di Kabupaten Dairi di dasarkan kepada kebutuhan domestic

dan non domestic masyarakat. Tingkat pelayanan air minum digolongkan menjadi:

1.

Golongan Domestik

• Rumah Tangga • HU/ KU

2. Golongan Non Domestik

• Perkantoran

• Fasiltas Umum/ Sosial • Industri

• Komersial

Sesuai dengan keperluan perencanaan sistem penyediaan air baku maka dilakukan

penetapan dua pengertian yang ada kaitannya dengan fluktuasi pelayanan air, yaitu:

1. Faktor Harian Puncak (Daily Peak Factor)

Qharimaksimum = kebutuhan air maksimum pada suatu hari

= fmh x Qharirata-rata

= 1,4 - 1,7 (untuk negara 4 musim)

= 1,1 - 1,4 (untuk negara tropis)

Untuk wilayah studi Kabupaten Dairi, ditetapkan fmh = 1,2

Qharimaksimum = 1,2 x Qharirata-rata

2. Faktor Jam Puncak (Hourly Peak Factor)

Qjampuncak = air maksimum pada saat tertentu dalam satu hari

= fp x Qharirata-rata

fp = 2,0 - 3,5 (untuk negara 4 musim)

= 1,5 - 2,5 (untuk negara tropis)

Untuk wilayah studi Kabupaten Dairi, ditetapkan fp = 1,75

(46)

Beberapa asumsi yang diambil dalam melakukan pendekatan Demand dan Supply Wilayah

Kabupaten Dairi Tahun 2012 – 2026 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 6.20. Asumsi yang Digunakan dalam Analisis Demand Supply

No. Uraian Asumsi

A. Asumsi Demand

Konsumsi Air

Sambungan Rumah (SR) 120 L/org/hari

Kran/Hidran Umum 30 L/org/hari

Non Domestik 15 % dari kebutuhan domestik

B. Asumsi Supply

1. Unit Produksi - Penyediaan air bersih bersumber dari unit

produksi PDAM Kab Dairi dan unit-unit SPAM Perpipaan Non PDAM di Kab Dairi

- Tidak ada penambahan kapasitas unit produksi

*)

- Terjadi penyusutan kapasitas produksi 2 % per tahun

2. Pelayanan Domestik SR : HU 80 % : 20 %

3. Desain Aliran

- Faktor Hari Maksimum (Fh-max) 1,2 x Qr - Faktor Jam Puncak (Fj-max) 1,75 x Qr

4. Pelayanan Sambungan Langganan

- Sambungan Rumah (SR) Ratio berdasarkan Kecamatan

- Kran/Hidran Umum 100 jiwa

5. Kehilangan Air - Angka kebocoran pada unit PDAM Kabupaten

Dairi riil saat ini (2011) yaitu 32,9%

- Perbaikan kebocoran pada unit PDAM Kab Dairi dilakukan secara bertahap, yaitu sesuai kondisi riil (32,9 %) pada awal masa perencanaan dan menurun secara bertahap hingga 20 % pada akhir tahun perencanaan

(47)

2. Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan

sehari-hari atau rumah tangga seperti untuk minum, memasak, kesehatan individu (mandi, cuci

dan sebagainya), menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (buangan

dapur dan toilet).

Standar kebutuhan domestik yang akan digunakan dalam rangka proyeksi kebutuhan air

minum di Kabupaten Dairi sampai dengan tahun 2032 ditentukan berdasarkan Konsumsi

Jaringan Perpipaan Domestik (KJPD), yaitu air yang terdistribusikan (Qd) oleh pengelola

SPAM (m3/bln dijadikan m3/hari ), dikurangi volume kebocoran (prosentase kebocoran

(A%)xQd), dibagi dengan jumlah jiwa terlayani (Pt). Untuk pelanggan PDAM Kabupaten

Dairi. Berdasarkan hasil audit kinerja PDAM Tirta Nciho rata-rata konsumsi air adalah 80

liter/org/hari. Kondisi ini digunakan untuk mengestimasikan kebutuhan air minum di

Kabupaten Dairi. Bagi sambungan rumah (SR) dan 30 liter/orang/hari untuk kran

umum/hidran umum. Pelayanan SR : HU direncanakan 80 % : 20 %.

3. Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa

kegiatan seperti:

a. Kebutuhan institusional, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran, dan

tempat pendidikan dan sekolah.

b. Kebutuhan komersial dan industri, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel,

pasar, pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya

digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk pemanas, bahan baku proses,

dan untuk kepentingan karyawannya. Besarnya kebutuhan air tergantung besar/

kecilnya industri tersebut.

c. Kebutuhan fasilitas umum, adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan

(48)

Asumsi kebutuhan air minum non domestik yang digunakan dalam proyeksi kebutuhan air

minum Kabupaten Dairi adalah tambahan 15 % dari kebutuhan air domestik, asumsi ini

digunakan berdasarkan Permen PU No. 18/2007.

4. Kehilangan Air

Permasalahan kehilangan air/kebocoran air merupakan masalah yang sampai saat ini

masih dihadapi oleh PDAM Kabupaten Dairi. Kehilangan air/kebocoran air atau biasa

disebut sebagai air tak berekening (ATR)/NRW/Un-accounted for water merupakan air

yang tidak menghasilkan penerimaan bagi PDAM, dimana komponen utama air tak

berekening adalah:

a. Konsumsi resmi tak berekening, terdiri dari:

- Konsumsi bermeter tak berekening - Konsumsi tak bermeter tak berekening b. Kehilangan air

- Kehilangan air administratif/non fisik/teknis (konsumsi tak resmi/pencurian air, ketidakakuratan meter pelanggan, dan kesalahan penanganan data/lemahnya

pencatatan).

- Kehilangan air fisik/teknis (kebocoran pada jaringan distribusi, kebocoran dan luapan pada reservoir, kebocoran pada pipa dinas hingga meter pelanggan).

5. Proyeksi Kebutuhan Air Tiap Zona Pelayanan

Seperti yang kita lihat pada kondisi eksisting bahwa tidak semua kecamatan yang terlayani

akses air minumnya oleh PDAM Kabupaten Dairi. Akan tetapi didalam perhitungan

kebutuhan air minum penduduk untuk wilayah yang belum terlayani PDAM akan tetap

diperhitungkan proporsi antara pelayanan dari SPAM IKK, Peripaan Non-PDAM, dan BJP

(49)

Kebutuhan air minum tiap-tiap zona perlu diperhitungkan untuk sebagai dasar dalam

menyusun program/rancangan pengembangan SPAM di kabupaten Dairi. Rincian

Kebutuhan air minum di tiap-tiap zona pelayanan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel. 6.21. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Sidikalang Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 49.254 51.600 54.058 56.633 59.330

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 28.555 36.263 40.272 42.190 44.200

3

Dilayani jiwa 377 29.010 32.217 33.752 35.360

6

Perbandingan SR :

HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7

Penduduk Dilayani

SR jiwa 264 23.208 27.385 30.377 33.592

8

Penduduk Dilayani

HU jiwa 113 5.802 4.833 3.375 1.768

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air

Rumah Tangga ltr/dt 0,42 34,92 40,27 43,75 47,47

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt 0,13 10,48 12,08 13,13 14,24

13

Jumlah Kebutuhan

Air ltr/dt 0,54 45,40 52,35 56,88 61,716

14

Alokasi Kehilangan

Air (20%) ltr/dt 0,11 9,08 10,47 11,38 12,34

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt 0,65 54,47 62,82 68,25 74,06

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt 0,75 62,65 72,25 78,49 85,17

(50)

18 Jumlah SR unit 44 3.868 5.477 7.594 8.398

19

Jumlah Orang per

HU 60 60 50 40 40

20 Jumlah HU unit 2 97 97 84 44

Tabel. 6.22. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Berampu Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 8.104 8.411 8.812 9.232 9.672

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 1.609 2.187 3.346 3.506 3.673

3

Dilayani jiwa 1 1.750 2.677 2.805 2.938

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa 1 1.400 2.276 2.524 2.791

8 Penduduk Dilayani HU jiwa 0 350 402 280 147

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt 0,00 2,11 3,35 3,64 3,94

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt 0,00 0,63 1,00 1,09 1,18

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt 0,00 2,74 4,35 4,73 5,1283

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt 0,00 0,55 0,87 0,95 1,03

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt 0,00 3,29 5,22 5,67 6,15

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt 0,00 3,78 6,00 6,52 7,08

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit 0 233 455 631 698

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(51)

Tabel. 6.23. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Sitinjo Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 11.446 11.880 12.446 13.039 13.660

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 4.122 6.026 10.219 10.706 11.216

3

Dilayani jiwa - 4.821 8.175 8.565 8.973

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa - 3.857 6.949 7.708 8.524

8 Penduduk Dilayani HU jiwa - 964 1.226 856 449

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt - 5,80 10,22 11,10 12,05

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt - 1,74 3,07 3,33 3,61

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt - 7,54 13,28 14,43 15,661

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt - 1,51 2,66 2,89 3,13

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt - 9,05 15,94 17,32 18,79

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt - 10,41 18,33 19,92 21,61

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit - 643 1.390 1.927 2.131

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(52)

Tabel. 6.24. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Parbuluan Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 21.290 22.098 23.150 24.253 25.408

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 2.011 3.801 6.041 8.326 8.722

3

Jumlah Desa/

Kelurahan 1 3 4 5 5

4 Cakupan Pelayanan % 51 80 80 80 80

5

Penduduk yang

Dilayani jiwa 1.035 3.041 4.833 6.661 6.978

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa 725 2.433 4.108 5.995 6.629

8 Penduduk Dilayani HU jiwa 311 608 725 666 349

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt 1,15 3,66 6,04 8,63 9,37

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt 0,35 1,10 1,81 2,59 2,81

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt 1,50 4,76 7,85 11,22 12,179

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt 0,30 0,95 1,57 2,24 2,44

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt 1,79 5,71 9,42 13,47 14,61

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt 2,06 6,57 10,84 15,49 16,81

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit 121 405 822 1.499 1.657

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(53)

Tabel 6.25. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Sumbul Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 40.249 41.775 43.765 45.850 48.034

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 8.097 14.035 21.610 26.671 33.230

3

Jumlah Desa/

Kelurahan 2 5 8 10 12

4 Cakupan Pelayanan % 28 80 80 80 80

5

Penduduk yang

Dilayani jiwa 2.254 11.228 17.288 21.337 26.584

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa 1.578 8.982 14.695 19.203 25.254

8 Penduduk Dilayani HU jiwa 676 2.246 2.593 2.134 1.329

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt 2,50 13,52 21,61 27,66 35,69

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt 0,75 4,05 6,48 8,30 10,71

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt 3,26 17,57 28,09 35,96 46,398

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt 0,65 3,51 5,62 7,19 9,28

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt 3,91 21,08 33,71 43,15 55,68

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt 4,49 24,25 38,77 49,62 64,03

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit 263 1.497 2.939 4.801 6.314

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(54)

Tabel 6.26. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Silahisabungan Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 4.515 4.686 4.909 5.143 5.388

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 1.077 2.150 3.354 3.514 3.681

3

Dilayani jiwa - 1.720 2.683 2.811 2.945

6

Perbandingan SR :

HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa - 1.376 2.281 2.530 2.798

8

Penduduk Dilayani

HU jiwa - 344 402 281 147

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt - 2,07 3,35 3,64 3,95

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt - 0,62 1,01 1,09 1,19

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt - 2,69 4,36 4,74 5,14

14

Alokasi Kehilangan

Air (20%) ltr/dt - 0,54 0,87 0,95 1,03

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt - 3,23 5,23 5,68 6,17

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt - 3,71 6,02 6,54 7,09

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit - 229 456 632 699

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(55)

Tabel 6.27 Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Silima Sipungga - Pungga Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 12.775 13.260 13.891 14.553 15.246

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 1.625 3.286 3.898 4.996 5.234

3

Jumlah Desa/

Kelurahan 1 2 3 4 4

4 Cakupan Pelayanan % 278 80 80 80 80

5

Penduduk yang

Dilayani jiwa 4.520 2.629 3.119 3.997 4.187

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa 3.164 2.103 2.651 3.597 3.978

8 Penduduk Dilayani HU jiwa 1.356 526 468 400 209

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt 5,02 3,16 3,90 5,18 5,62

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt 1,51 0,95 1,17 1,55 1,69

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt 6,53 4,11 5,07 6,74 7,3081

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt 1,31 0,82 1,01 1,35 1,46

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt 7,83 4,94 6,08 8,08 8,77

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt 9,01 5,68 6,99 9,29 10,09

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit 527 351 530 899 994

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(56)

Tabel 6.28. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Lae Parira Tahun 2013-2032

No. Uraian Satuan Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 13.701 14.221 14.898 15.608 16.351

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 962 2.824 6.911 7.240 7.585

3

Dilayani jiwa - 2.260 5.529 5.792 6.068

6 Perbandingan SR : HU % 70%:30% 80%:20% 85%:15% 90%:10% 95%:5%

7 Penduduk Dilayani SR jiwa - 1.808 4.700 5.213 5.765

8 Penduduk Dilayani HU jiwa - 452 829 579 303

9

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk SR ltr/org/hari 120 120 120 120 120

10

Kebutuhan Air Per

Kapita untuk HU ltr/org/hari 40 40 40 40 40

11

Kebutuhan Air Rumah

Tangga ltr/dt - 2,72 6,91 7,51 8,15

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt - 0,82 2,07 2,25 2,44

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt - 3,54 8,98 9,76 10,591

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt - 0,71 1,80 1,95 2,12

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt - 4,24 10,78 11,71 12,71

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt - 4,88 12,40 13,47 14,62

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit - 301 940 1.303 1.441

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(57)

Tabel 6.29. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Siempat Nempu Tahun 2013-2032

No

. Uraian Satuan

Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 18.157 18.846 18.846 20.684 21.669

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 524 1.691 4.713 4.937 5.172

3

Dilayani jiwa - 1.353 3.770 3.950 4.138

6 Perbandingan SR : HU %

7 Penduduk Dilayani SR jiwa - 1.082 3.205 3.555 3.931

8

Tangga ltr/dt - 1,63 4,71 5,12 5,56

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt - 0,49 1,41 1,54 1,67

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt - 2,12 6,13 6,66 7,2223

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt - 0,42 1,23 1,33 1,44

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt - 2,54 7,35 7,99 8,67

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt - 2,92 8,45 9,19 9,97

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit - 180 641 889 983

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

(58)

Tabel 6.30. Proyeksi Kebutuhan Air Minum IKK Siempat Nempu Hulu Tahun 2013-2032

No

. Uraian Satuan

Tahun Proyeksi

2013 2017 2022 2027 2032

1

Total Penduduk

Administratif jiwa 17.838 18.515 19.397 20.321 21.289

2

Penduduk Areal

Pelayanan jiwa 1.561 2.667 4.587 4.805 5.034

3

Dilayani jiwa - 2.134 3.669 3.844 4.027

6 Perbandingan SR : HU %

7 Penduduk Dilayani SR jiwa - 1.707 3.119 3.460 3.826

8 Penduduk Dilayani HU jiwa - 427 550 384 201

9

Tangga ltr/dt - 2,57 4,59 4,98 5,41

12

Kebutuhan Air Non

Domestik 30% ltr/dt - 0,77 1,38 1,49 1,62

13 Jumlah Kebutuhan Air ltr/dt - 3,34 5,96 6,48 7,0289

14

Alokasi Kehilangan Air

(20%) ltr/dt - 0,67 1,19 1,30 1,41

15

Total Kebutuhan Air

Rata-Rata ltr/dt - 4,01 7,16 7,77 8,43

16 Kebutuhan Air Hari

Maksimum (F = 1,15) ltr/dt - 4,61 8,23 8,94 9,70

17 Jumlah Orang per SR 6 6 5 4 4

18 Jumlah SR unit - 285 624 865 956

19 Jumlah Orang per HU 60 60 50 40 40

Gambar

Gambar. 6.3. Kondisi Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perkotaan Kab. Dairi
Gambar. 6.4. Target Capaian 0% Kota Tanpa Kumuh 2019
Gambar. 6.5. Ilustrasi Penanganan Kawasan
Gambar. Ilustrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pasu atiśca satyaśca, rati ṣṭ ha maratouda ḥ (Bhuwana Sangk ṣ epa Sloka 11-14).. Demikianlah dewata yang membuat hidup dalam hati. Iśa di timur. Mahesora di tenggara. Brahma

Based on the analysis of the data, it can be concluded that: (1) there were six types of code mixing in WhatsApp chat used by students at eight semester of English Study

Kondisi ini tidak mendorong karyawan untuk mengarahkan segala daya dan potensinya untuk bekerja produktif, sehingga muncul perilaku yang tidak diharapkan oleh perusahaan

Data - data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: peta yang terdiri dari peta topografi dan peta daerah irigasi, skema jaringan irigasi sekunder serta skema

Akan diperlihatkan dari contoh (3.1) bahwa masalah program linear bilangan bulat yang sudah diperoleh penyelesaian optimum dapat dikerjakan kembali dengan metode bidang pemotong

Pengawasan terhadap perusahaan dalam pelaksanaan dokumen AMDAL khususnya RKL & RPL serta pelaksanaan tanggung jawab perusahaan dalam bentuk CSR bagi

Daftar kelas jalan, dan Nilai Strategis Lokasi, Daftar Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR). Contoh Perhitungan Nilai Sewa dan Nilai Pajak Reklame, serta contoh Blanko SPTPD,

(ROE) pada PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk, menunjukan bahwa kinerja bank BRI masuk dalam kategori Tidak Sehat jika dibandingkan dengan ketetapan dari