• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK YANG DIASUH IBU TIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK YANG DIASUH IBU TIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK YANG DIASUH IBU TIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL

SKRIPSI

Humaidatul Aslamiyah

08810244

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK YANG DIASUH IBU TIRI DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Humaidatul Aslamiyah 08810244

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan pemilik semesta alam yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Anak Yang

Diasuh Ibu Tiri Dengan Penyesuaian Sosial”, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yudi Suharsono, S.Psi., M.Si dan Ari Firmanto, S.Psi selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang

sangat berguna kepada penulis sampai terselesainya skripsi ini.

2. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung

dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi

ini.

3. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih

sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kakakku dan adik-adikku tersayang, Heni, Elifiyah dan Romi yang selalu

memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas D yang telah memberikan

semangat.

6. Teman-teman kost Widi dan sahabat-sahabatku Endah, Delvi, Hanafi yang

telah memberikan semangat dan masukan pada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak

memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan segala kebaikan kita semua dengan

(7)

ii

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik

dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Malang, 4 Agustus 2012

Penulis

(8)

iii INTISARI

Humaidatul Aslamiyah: (2012), Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Anak Yang Diasuh Ibu Tiri Dengan Penyesuaian Sosial, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si (2) Ari Firmanto S.Psi.

Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal dan Penyesuaian Sosial.

Hubungan anak dengan orangan tua tiri yang cenderung memiliki jarak dan lebih konfliktual dikarenakan komunikasi yang jarang terjadi antara ibu dengan anak tiri, akibatnya kesalahpahaman mulai muncul, adanya prasangka, perasaan diabaikan, cemburu dan dikhianati bisa muncul. Komunikasi interpersonal yang baik pada anak tiri akan mengurangi kesenjangan yang dirasakan dan akan memudahkan mereka dalam melakukan relasi sosial. Dengan penyesuaian sosial yang baik, anak tiri akan mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal anak yang diasuh ibu tiri dengan penyesuaian sosial.

(9)

iv ABSTRACT

Humaidatul Aslamiyah: (2012), The Relationship Between Interpersonal Communication Children are cared Stepmother With Social Adjustment, Skripsi, Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Malang. Mentors (1) Yudi Suharsono, S.Psi, M.Si (2) Ari Firmanto S.Psi.

Keywords: Interpersonal Communication and Social Adjustment.

The child's relationship with the stepparent puppets tend to have distance and more conflictual because of infrequent communication between the mother and stepchildren, resulting in misunderstandings began to emerge, the existence of prejudice, feeling neglected, jealousy and betrayal can occur. Interpersonal communication in both stepchildren will reduce the perceived gap and will make it easier them in doing social relations. With good social adjustment, stepchildren will be able to socialize well with the surrounding environment. The purpose of this research is to determine the relationship between interpersonal communication stepmother cared for children with social adjustment.

The population in this research is adolescents (age of 12-22 years) who lives with her stepmother in Malang City. The data analysis technique used is the product moment correlation test. Based on the results of data analysis using product moment correlation technique, can be obtained that there are interpersonal communication relationship with social adjustment to the value of r = 0.067 and p = 0.682 > 0.01.

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat penelitan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Sosial ... 8

1. Pengertian ... 8

2. Ciri-ciri Berpenyesuaian Sosial ... 9

3. Aspek-aspek Penyesuaian Sosial ... 10

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial... 11

B. Komunikasi Interpersonal ... 12

1. Pengertian ... 12

2. Proses Komunikasi Interpersonal ... 13

3. Karakteristik Efektivitas Komunikasi Interpersonal ... 14

C. Anak Tiri ... 17

D. Ibu Tiri ... 18

E. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal Anak Yang Diasuh Ibu Tiri Dengan Penyesuaian Sosial ... 19

F. Kerangka Pikir ... 21

G. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 23

B. Identifikasi Variabel penelitian ... 23

C. Definisi Operasional ... 24

D. Populasi dan Sampel ... 25

E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data... 25

F. Prosedur Penelitian ... 28

G. Validitas dan Reliabilitas ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 34

(11)

vi

2. Deskripsi Skala Komunikasi Interpersonal ... 36

3. Deskripsi Skala Penyesuaian Sosial ... 37

4. Tabulasi Data Komunikasi Interpersonal dan Penyesuaian Sosial ... 38

B. Hasil Analisa Data ... 39

C. Pembahasan ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Blue Print Skala Komunikai Interpersonal ... 27

Tabel 2 Blue Print Skala Penyesuuaian Sosial ... 27

Tabel 3 Butir Item Valid Skala Komunikai Interpersonal ... 30

Tabel 4 Butir Item Valid Skala Penyesuuaian Sosial ... 31

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Komunikai Interpersonal dan Penyesuaian Sosial ... 32

Tabel 6 Usia dan Lama Pengasuhan Subjek Penelitian ... 35

Tabel 7 Uji Jenis Kelamin Subjek ... 36

Tabel 8 Perhitungan T-Score Komunikai Interpersonal... 36

Tabel 9 Perhitungan T-Score Penyesuuaian Sosial ... 37

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

a. Petunjuk pengisian skala

b. Skala komunikasi interpersonal dan skala penyesuaian social

Lampiran II

a. Data kasar penelitian

b. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Lampiran III

(14)

ix

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: PT Refika Aditama

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta

Azizah, F. (2007). Hubungan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di kelas II SMP Muhammadiyah 1 Malang. Skripsi. Diakses dari http://www.jstor.org/discover/10.2307/2085371?uid=3738224&uid=2129&ui d=2&uid=70&uid=4&sid=54500370154377

Azwar, S. (2002). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2010). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budyatna, M. & Ganiem, L.M. (2011). Teori komunikasi antarpribadi. Jakarta: Kencana

Darajat, Z. (1993). Remaja, harapan & tantangan. Jakarta: CV Ruhama

Devito, J.A. (1997). Komunikasi antar manusia (Ed. Kelima). Jakarta: Professional Books

Effendi, O.U. (2007). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Gamble, T.K. & Gamble, M. (1984). Communication works. New York: Random House

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan anak (Ed. Keenam). Jakarta: PT. Gelora Aksara pratama

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Ed. Kelima). Jakarta: Erlangga

Jean, D. (2010). The academic and social adjustment of first generation college students (Disertasi doctor, Seton Hall University, 2010). Dissertation, Abstract International. Retrivied from

http://domapp01.shu.edu/depts/uc/apps/libraryrepository.nsf/resourceid/AEE

3C379A47494F68525771A0049DB74/$File/Jean-Daniel_Doctorate.PDF?Open

Kashavarzi, J. (2010). Relationship between interpersonal communication skill and organizational commitment : Case study. European Journal of Social Sciences. 13 (3), 06.

Kerlinger, F.N. (2006). Asas-asas penelitian behavioral (Ed. Ketiga). Yogyakarta: Gajah Mada University Press

(15)

x

Puspita, M. L. (2010). Memahami proses penetrasi sosial untuk membangun intimate relationship antara anak dengan orangtua tiri. Abstrak. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/15572/1/ABSTRAKSI_Monika.pdf

Rakhmat, J.A. (2007). Psikologi komunikasi. Jakarta: Rosdakarya

Rice, F.P. & Dolgin, K.G. (2008). The adolescent: development, relationship, and culture (12th ed). Boston: Allyn and Bacor

Santrock, J.W. (2002). Live-span development perkembangan masa hidup (Ed. kelima). Jakarta: Erlangga

Santrock, J.W. (2003). Adolescence : Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga

Schneiders, A.A. (1964). Personal adjusment and mental health. New York: Holt, Reinhart & Winson

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sunarto. & Hartono, B.A. (1999). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluarga merupakan suatu hal yang penting bagi perkembangan emosi

bagi para anggotanya (terutama anak), kebahagiaan ini diperoleh apabila

keluarga dapat memerankan fungsinya dengan sangat baik dan terdapat keluarga

yang lengkap yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Namun dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menjumpai keluarga

yang tidak lengkap, ada yang dengan pengasuhan tunggal yang terdiri dari orang

tua tunggal dan anak, dan ada pula keluarga campuran yang terdiri dari anak,

orang tua kandung dan orang tua tiri. Dalam keluarga yang tidak memiliki salah

satu dari orang tua kandungnya, yang disebabkan oleh kematian ataupun

masalah keluarga lainnya, pasti akan mengalami perbedaan dengan keluarga

yang masih memiliki orang tua utuh (lengkap).

Keluarga yang telah mengalami kehilangan salah satu orang tua mereka

akan sangat kehilangan apalagi bila yang telah hilang itu adalah seorang ibu

akan mengalami kesulitan dalam mengurus rumah tangga, terutama dalam kasus

mendidik anak dalam keluarga, mereka sangat membutuhkan seorang ibu

pengganti yang bisa menyayangi sekaligus mendisiplinkan mereka. Anak-anak

biasanya tidak senang ketika orang tua kandung mereka menikah lagi, sehingga

mereka tidak senang menyambut orang tua tiri baru. Perilaku mereka sering kali

memberi tekanan pada pengantin baru (Rice, 2008). Tapi terkadang anak sangat

sulit untuk menerima orang baru dalam kehidupan mereka apalagi bila

mempunyai anak yang sudah remaja. Terkadang kehadiran ibu baru sebagai

pengganti sosok ibu kandung belum dapat diterima oleh anak-anak.

Dalam kondisi memiliki anggota keluarga baru akan menyebabkan

keadaan yang berbeda-beda pada individu, terlebih ketika memiliki orang tua

baru yang menggantikan salah satu orang tua kandung kita. Menurut Freeman

dalam Santrock (2003) remaja yang mengikuti pernikahan kembali dari orang

(17)

2

perkembangan mereka sebagai seorang remaja, maka akan lebih sulit bagi

mereka menerima orang tua baru tersebut.

Dengan latar belakang perpisahan anak dengan ibu kandungnya juga

akan mempengaruhi kemampuan anak dalam menerima sosok wanita pengganti

ibunya. Misalnya ketika perpisahan diakibatkan perceraian maka besar

kemungkinan anak masih mengharapkan bersatunya kembali orang tua

kandungnya, jika demikian maka sosok ibu tiri bisa dianggap sebagai

pengganggu bagi anak untuk menyatukan kedua orang tua kandung mereka,

untuk itu wajar bahwa kemampuan anak untuk menerima pengganti sosok ibu

kandungnya memang berbeda-beda ada yang mudah untuk menerimanya tapi

ada juga yang sulit untuk menerimanya.

Dikatakan oleh Claxton-Oldfield dan Butler dalam Rice (2008) bahwa

dongeng dan cerita rakyat membuat stereotipe ibu tiri jahat, mitos tersebut bisa

menjadi sulit saat ibu tiri datang. Sehingga muncul persepsi bahwa perlakuan

dan pengasuhan ibu tiri kepada anak biologis (anak kandung) akan berbeda bila

dibandingkan dengan anak Non-Biologis (anak tiri).

Anggapan-anggapan dari masyarakat mengenai ibu tiri, membuat sosok

ibu tiri menjadi sosok yang menakutkan bagi setiap anak. Sosok ibu tiri

dipandang sebagai sosok yang jahat, kejam, suka menyiksa, dan hanya sayang

pada ayahnya saja. Meskipun pada kenyataan tidak semua ibu tiri memiliki sikap

demikian, namun di kehidupan kita cukup banyak tragedi-tragedi yang

menguatkan segala pemikiran masyarakat tentang kejamnya sosok ibu tiri itu.

Hal tersebut makin memperburuk hubungan antara anak tiri dengan orang tua

tirinya. Anggapan-anggapan tersebut bermunculan karena banyaknya kasus

ketidak harmonisan hubungan komunikasi antara anak dengan ibu tirinya.

Konflik yang biasa terjadi antara ibu dan anak tirinya terkadang bisa

menjadi prahara dalam kebahagiaan keluarga. Konflik tersebut berawal dari

sebuah perselisihan yang kecil, jika tidak diatasi dengan cermat dan bijak

konflik ini bisa terus membesar dan membesar hingga akhirnya mengancam

hubungan ibu dan anak tirinya dan akan berimbas pada keluarga.

Berdasarkan penelitian Puspita (2010) tentang Memahami Proses

(18)

3

Orangtua Tiri, disimpulkan bahwa penerimaan yang baik dari anak terhadap

orangtua tiri mempermudah orangtua tiri dalam berkomunikasi dengan anak.

Proses komunikasi yang lancar antara anak dengan orangtua tiri menumbuhkan

kedekatan hubungan diantara kedua belah pihak sehingga meminimalisir

ketidaknyamanan. Sebaliknya penerimaan yang kurang baik dari anak membuat

proses komunikasi terhambat sehingga menciptakan jarak antara anak dengan

orangtua tiri dan membuat hubungan interpersonal mereka kurang harmonis dan

hanya berhenti pada tahap orientasi.

Komunikasi adalah salah satu kunci harmonis orang tua-muda hubungan.

Mengingat komunikasi yang terbatas antara orang tua dan remaja, serta fakta

bahwa orang tua dan remaja sering memiliki persepsi yang berbeda dari acara

yang sama bahkan empati, orang tua yang peduli seringkali tidak menyadari

tekanan yang anak remaja mereka alami.

Komunikasi dengan orang tua memburuk sampai batas tertentu selama

masa remaja. Remaja telah melaporkan bahwa mereka menghabiskan lebih

sedikit waktu berinteraksi dengan orang tua mereka dibandingkan dengan ketika

mereka masih muda. Mereka mengungkapkan informasi sedikit untuk orang tua

mereka dan komunikasi dengan orang tua sering sulit (Rice, 2008).

Hubungan anak dengan orangan tua tiri yang cenderung memiliki jarak

dan lebih konflik dikarenakan komunikasi yang jarang terjadi antara ibu dengan

anak tiri, akibatnya kesalahpahaman mulai muncul, adanya prasangka, perasaan

diabaikan, cemburu dan dikhianati bisa muncul. Komunikasi dalam keluarga

sangat penting dilakukan bagi orang tua terhadap anaknya baik anak kandung

ataupun atau anak tiri agar tidak terjadi kesenjangan yang dapat mengakibatkan

keretakan hubungan antara orang tua dengan anak. Pada orangtua kandung,

kedalaman emosi dibangun sejak anak masih di kandungan, sehingga terjalinlah

ikatan yang erat. Sedangkan hubungan orangtua tiri dan anak tiri menjadi lemah

karena kurangnya hubungan emosional dan singkatnya kebersamaan baru

muncul saat orangtua tiri masuk ke dalam keluarga. Hal itu menambah sulit

hubungan orangtua tiri dengan anak tiri dan bahkan membuat hubungan yang

(19)

4

Penyesuaian sosial merupakan salah satu aspek penting dalam

perkembangan kehidupan sosial anak. Hal tersebut didukung oleh Hurlock

(1995) yang menyatakan pentingnya penyesuaian sosial pada anak. Pertama,

pola perilaku dan sikap yang dibentuk pada awal masa kehidupan cenderung

menetap. Anak yang berhasil melakukan penyesuaian sosial di awal masa

sekolah, akan mempunyai kemungkinan yang jauh lebih besar untuk dapat

melakukan penyesuaian sosial dengan baik ketika duduk di bangku sekolah

menengah dan perguruan tinggi, dibandingkan dengan anak yang tidak berhasil

melakukan penyesuaian sosial dengan baik pada awal masa sekolah. Alasan

kedua, jenis penyesuaian sosial yang dilakukan anak-anak akan meninggakan

ciri pada konsep diri mereka yang juga meningkatkan ketetapan pola

penyesuaian sosial yang dilakukan.

Penyesuaian sosial dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk

bereaksi secara sehat dan efektif terhadap hubungan, situasi, dan kenyataan

sosial yang ada sehingga dapat mencapai kehidupan sosial yang menyenangkan

dan memuaskan (Schneiders, 1964). Anak yang dapat melakukan penyesuaian

sosial secara baik akan memiliki dasar untuk meraih keberhasilan pada masa

dewasa. Keberhasilan anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman

sebayanya merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan

(Hurlock, 1995).

Anak yang mampu melakukan penyesuaian sosial yang baik dapat

terlihat dari beberapa aspek, pertama adalah penyesuaian di rumah. Keluarga

merupakan dasar bagi penyesuaian selanjutnya, dimana penyesuaian yang buruk

di rumah akan diikuti dengan penyesuaian yang buruk disekolah dan

masyarakat. Aspek kedua adalah penyesuaian di sekolah dimana sekolah

merupakan tempat anak berinteraksi dengan teman dan guru. Aspek ketiga

adalah penyesuaian di masyarakat. Kehidupan sosial di masyarakat lebih

kompleks dibandingkan di rumah dan sekolah (Schneiders, 1964).

Penelitian Azizah (2007) mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kepercayaan diri dengan penyesuaian sosial pada remaja di

kelas II SMP Muhammadiyah 1 Malang. Hasil tersebut dibuktikan dengan nilai

(20)

5

diri remaja maka semakin mudah pula remaja melakukan penyesuaian sosial

terhadap lingkungan sosial disekitar mereka.

Lebih lanjut menurut penelitian Jean (2010) tentang akademik dan

penyesuaian sosial mahasiswa perguruan tinggi angkatan pertama didapatkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara akademik dan penyesuaian

sosial mahasiswa perguruan tinggi angkatan pertama. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa masalah indeks prestasi akademik yang dihadapi

mahasiswa angkatan pertama tidak ada hubungan yang berarti dengan

penyesuaian sosialnya.

Penyesuaian sosial akan terasa lebih penting, manakala individu

dihadapkan pada kesenjangan-kesenjangan yang timbul dalam hubungan dengan

orang lain. Betapapun kesenjangan-kesenjangan itu dirasakan sebagai hal yang

menghambat, akan tetapi sebagai makhluk sosial, kebutuhan individu akan

pergaulan, penerimaan, dan pengakuan orang lain atas dirinya tidak dapat

dielakan sehingga dalam situasi tersebut, penyesuaian sosial akan menjadi wujud

kemampuan yang dapat mengurangi atau mengatasi kesenjangan-kesenjangan

tersebut.

Untuk dapat melakukan penyesuaian sosial yang baik, maka komunikasi

interpersonal mempunyai peranan yang sangat penting. Erat kaitannya hubungan

komunikasi interpersonal dengan penyesuaian sosial yaitu dimana komunikasi

antar komunikator dengan komunikan terjadi jika komunikasinya positif atau

negatif, berhasil atau tidaknya. Komunikasi yang positif cenderung

menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri dan harga

diri, sehingga akan membuat individu bersifat terbuka mudah dalam melakukan

relasi sosial. Komunikasi yang negatif cenderung akan menimbulkan perasaan

tidak mampu dan penolakan terhadap diri sendiri sehingga akan menyulitkan

individu dalam relasi sosialnya. Interaksi dalam komunikasi akan lebih efektif

apabila setiap orang yang terlibat dapat berperan aktif, dapat mengutarakan

pikirannya, dan menanggapi pendapat orang lain secara spontan.

Penelitian Keshavarzi (2010) menunjukkan bahwa antara keterampilan

komunikasi interpersonal memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen

(21)

6

diperoleh hasil 0,304 (p – value = 0,011) yang menunjukkan terdapat hubungan

positif dan signifikan antara kedua variabel. Tingkat korelasi antara kedua

variabel keterampilan komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi

menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut tidak terlalu kuat

dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi komitmen organisasi yang

lebih memenuhi kebutuhan awal.

Menurut Keshavarzi (2010), keterampilan komunikasi interpersonal yang

efektif sangat penting untuk interaksi sosial, dan untuk membangun dan

memelihara semua hubungan. Keterampilan komunikasi yang buruk dapat

menyebabkan kerusakan suatu hubungan sehingga mempengaruhi produktivitas,

kepuasan, kinerja, moral, kepercayaan, rasa hormat, percaya diri, dan bahkan

kesehatan fisik.

Keterampilan komunikasi interpersonal pada anak ini menjadi sangat

penting karena dalam bergaul dengan teman sebayanya anak seringkali

dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya harus mampu menyatakan

pendapat pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan anak

harus bisa mencoba menetralisasi keadaan apabila terjadi suatu konflik.

Komunikasi dalam keluarga membawa keputusan tentang kemampuan

seorang anak dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungannya. Hal ini

merupakan satu alasan penting mengapa komunikasi interpersonal penting

dalam keluarga, khususnya antara anak dengan ibu tiri. Komunikasi

interpersonal adalah kunci untuk setiap hubungan orang tuaa dan anak. Sehingga

dalam hal ini komunikasi interpersonal sangat diperlukan dalam keluarga antara

anak dan ibu tiri untuk membangun keluarga yang harmonis. Komunikasi

interpersonal sangat penting dalam memelihara dan menumbuhkan hubungan

yang harmonis antara ibu tiri dengan anak-anaknya. Komunikasi memiliki peran

yang penting dalam menyatukan setiap pandangan dalam anggota keluarga yang

berbeda, khususnya bagi anak kepada ibu tirinya, karena ibu akan membantu

suami dalam mendidik anak. Karena dalam sebuah keluarga diperlukan

hubungan antar personal yang dilandasi keterbukaan dan komunikasi untuk

(22)

7

Berangkat dari masalah dan sumber informasi yang telah dipaparkan

diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam

tentang hubungan antara komunikasi interpersonal anak yang diasuh ibu tiri

dengan penyesuaian sosial.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara

komunikasi interpersonal anak yang diasuh ibu tiri dengan penyesuaian sosial?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka diharapkan dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal anak

yang diasuh ibu tiri dengan penyesuaian sosial.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

1.Secara Teoritis :

Dapat memberikan tambahan referensi bagi psikologi perkembangan terkait

dengan bagaimana interaksi sosial anak yang diasuh ibu tiri.

2.Secara Praktis :

Memberikan manfaat bagi anak tiri dalam mengatasi komunikasi

interpersonal dan penyesuaian sosial pada keluarga, ibu tirinya, dan

lingkungannya. Dan diharapkan juga dapat memberikan pengetahuan bagi

keluarga termasuk ibu tiri agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana hasil penerapan analisis jalur untuk melihat besarnya pengaruh pengetahuan dan motivasi terhadap sikap Wanita Usia Subur

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tanggal

(g) explain the meaning of the term theory with reference to examples from the Subject Content (h) use the knowledge and understanding gained in this section in new situations, or

Matlamat utama penyelidikan ini adalah untuk menghasilkan satu teknik yang dapat mempercepatkan masa perlaksanaan pertanyaan dalam capaian data di dalam pangkalan data

memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT tahunan Tahun 2015) atau Peserta dapat mengganti persyaratan ini dengan menyampaikan Surat

OVARIUM (INDUNG TELUR).. ORGAN YANG TERLIBAT DALAM SIKLUS HAID ) KORTERKS SEREBRI ) HIPOTALAMUS ) HIPOFISA ANTERIOR ) HIPOFISA ANTERIOR ) OVARIUM ) ENDOMETRIUM (UTERUS)... SIKLUS

Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru SMAN 1 Muntok4. SMAN 1 Muntok adalah sekolah yang

Di Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah, dengan berlimpahnya sumber daya alam bukan berarti kita bisa menggunakannya tanpa melakukan