• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA SERIKAT DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI DARWIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA SERIKAT DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI DARWIN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

I

SKRIPSI

PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA SERIKAT

DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER

AMERIKA SERIKAT DI DARWIN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:

Aprilina Rahmawati NIM (08260081)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

II

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Aprilina Rahmawati NIM : 08260081

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AS DI

DARWIN

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Ayusia Sabhita Kusuma, M.Sc Dr. Wahyudi,M.Si.

Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan Hubungan Internasional

(3)

III

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Aprilina Rahmawati NIM : 08260081

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AS DI

DARWIN

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS Pada hari: Jum‟at, 12 Juli 2013

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional UMM

Mengesahkan, Dekan FISIP- UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si.

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )

2. Demiati Kusuma Ningrum, M.A ( )

3. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Sc ( )

(4)

IV

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Aprilina Rahmawati NIM : 08260081

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA DALAM PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AS DI

DARWIN

Pembimbing : 1. Ayusia Sabhita Kusuma, M.Si 2. Dr Wahyudi, M.Si.

Kronologi Bimbingan :

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

12 Maret 2012 Mengajukan Judul

April – Desember Bimbingan

21 Desember 2012 ACC Seminar

18 Januari 2013 Seminar Proposal

Februari Revisi Seminar

Maret ACC BAB II

April ACC BAB III

Mei ACC BAB IV

5 Juni 2013 ACC Ujian

12 Juli 2013 Ujian Skripsi

Malang, 12 Juli 2013 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(5)

V

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Aprilina Rahmawati

Tempat, tanggal lahir : Malang, 08 April 1990

NIM : 08260081

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

PENGUATAN ALIANSI AUSTRALIA-AMERIKA DALAM

PEMBANGUNAN PANGKALAN MILITER AS DI DARWIN

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya

dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai denagn

ketentuan yanb berlaku.

Malang, 12 Juli 2013 Yang menyatakan,

(6)

VI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Salawat

serta salam tidak lupa saya panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

memberikan petunjuk bagi ummat-Nya. Ucapan terima kasih juga saya tujukan

kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam

proses pembuatan skripsi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan serta

menyelesaikan studi pada jenjang pendidikan Strata-1. Ucapan terima kasih ini

saya tujukan kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr Asep Nurjaman., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Gonda Yumitro., M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional serta

4. Bapak Tonny Dian Effendy., M.Si selaku Dosen Wali Angkatan 2008

5. Ibu Ayusia Sabhita Kusuma., M.Sc Selaku Dosen Pembimbing I dalam

Penulisan Skripsi

6. Bapak Dr. Wahyudi., M.Si selaku Dosen Pembimbing II dalam Penulisan

Skripsi

Malang,12 Juli 2013

Penulis,

(7)

VII

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Orisinalitas ... ii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iii

Abstraksi ... iv

Abstrac ... v

Kata Pengantar ... i

Daftar Tabel ... i

Daftar Gambar... i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Kerangka Pemikiran ... 7

1.4.1Penelitian Terdahulu ………6

1.4.2 Landasan Konsep dan Teori………...10

1.4.2.1 Balance of Power ... 12

1.4.2.2 Foreign Policy Analisys ... 20

1.5 Metodologi Penelitian ... 23

1.5.1 Peringkat Analisa ... 23

(8)

VIII

1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 24

1.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 24

1.5.3 Metode Analisa Data ... 25

1.6 Hipotesa ... 26

1.7 Sistematika Penulisan ... …….28

BAB II Alliansi Australia-Amerika Serikat dan Kebangkitan China di Kawasan Pasifik 2.1 Sejarah dan Perkembangan Hubungan Kerjasama Alliansi Australia-Amerika Serikat ... 23

2.1.1 Situasi (Konteks) Perang Dunia II ... 27

2.1.2 Masa Perang Dingin ... 29

2.1.3 Pasca Perang Dingin………...23

2.1.3.1 Global War on Terrorism ... 53

2.1.3.2 Faktor Kebangkitan Ekonomi China ... 53

2.1.3.3 Perilaku China di Pasifik……… 2.2 Penguatan Kerjasama-Alliansi Australia-Amerika Serikat melalui Pembangunan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin…………...32

BAB III Analisa Faktor Kebangkitan China terhadap Alliansi Australia-Amerika Serikat melalui Pembangunan Pangkalan Militer Australia-Amerika Serikat di Darwin 3.1 Peta Geopolitic dan Geostrategic di Kawasan Pasifik ... 57

3.2 Arti Penting Pasifik Bagi Amerika Serikat-Australia-China ... 57

3.2.1 Bagi Amerika Serikat ... 57

3.2.2 Bagi Australia ... 62

3.2.3 Bagi China ... 63

3.3 China dalam Perspektif Australia-Amerika Serikat ... 71

3.3.1 Dalam Pandangan Australia ... 71

3.3.2 Dalam Pandangan Amerika Serikat ... 7

(9)

IX

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ... 95

4.2 Saran ... 57

(10)

X

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 23

(11)

XI

DAFTAR GAMBAR

(12)

XII

DAFTAR PUSTAKA

Zulkifli Hamid. 1999. Sistem Politik Australia. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ratih Hardjono. 1992. Suku Putihnya Australia (Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mohtar mas‟oed , 1990, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES

Hadi soesastro dan A.R,Sutopo,ed, 1981. Strategi dan Hubungan Internasional : Indonesia di Kawasan Asia Pasifik. Jakarta : CSIS.

Yulius P. Hermawan. (ed). 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi, Bandung.

Abubakar Eby Hara, Ph.d, 2011, Pengantar; Analisis Politik Luar Negeri dari Realisme sampai Konstruktivisme, Bandung

Richard C snyder dan Edgar S.Furniss, Jr., American Foreign Policy : Formulations, Principles, and Programmers, New York

S.P.Varma, 2003, Teori Politik Modern, cetakan ke tujuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo persada

James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics : An Introduction. New York : The Free Press

Irene dowsing. Curtin of Australia. Melbourne: ACACIA Press, 1996

R.G.Casey.Friends and Neigbours. Michigan : Michigan University Press, 1958

P.K. Ojong, edt. R.B. Sugiantoro. 2008. Perang Pasifik. Jakarta : Buku Kompas

Martin, Craig.A, Maj US Army, US Army War Coll, Monograph, 2011, ”Assessing the Impact of Strategic Culture on Chinese Regional Security Policies in South Asia”.

McLaughlin, William.P, LetCol USMC, Strategy Research Project, US Army War

(13)

XIII

Pant, Harsh.V, Institute for Defence Studies and Analyses, Journal Strategic Analysis , Oct-Dec 2006, ”Indian Foreign Policy and China

Ivone Donasita, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya

Skripsi Anita Rahman. 2012. Pembentukan European Security And Defence Policy (ESDP) Sebagai Respon European Union terhadap Tranformasi Nato. Malang : Unpublish.

Prof. Dr. Ikrar Bhakti. 2012. PM Kevin Rudd datang Jual gagasan, di : http://aipi.wordpress.com/2008/07/15/pm-kevin-rudd-datang-jual-gagasan. di akses 31 Januari 2012

---. 2012. Australia, New Zealand, United States (ANZUS) di : http://www.globalsecurity.org/military/world/int/anzus.htm. di akses pada 12 Juni 2012

Ganewati Wuryandari. 2012. Gaya dan Substansi Politik Luar Negeri Australia 1996-2001. 45eb&biw=1024&bih=404. Di akses pada 11 september 2012

Wawan Darmawan. 2012. Arah Politik Luar Negeri Australia Masa Kini, di : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1971010 11999031 WAWAN_DARMAWAN/arah_politik_australia.pdf. pada 10 september 2012

---. Ancaman Pangkalan Amerika Serikat di Darwin terhadap stabilitas

keamanan di Indonesia,

http://rachmat.staff.ugm.ac.id/kuliah/POLINT/Kelompok9.pdf. 11 Septmber 2011

---. Congressional Reseach servise, „ Australia: background and U.S

(14)

XIV

Australia Government: Departement of Foreign Affairs and Trade, „Australia

(15)

XV

http://m.inilah.com/read/detail/1799862/arti-penting-pangkalan-militer-as-di-darwin

http://log.viva.co.id/news/read/67832-mencermati_kerjasama_keamanan_asia_pasifik AS Berusaha Halau Kebangkitan China, http://www.artileri.org/2012/10/as-berusaha-halau-kebangkitan-china.html

Hendrajit, Cermati Tiga Kekuatan Militer Baru di Asia Pasifik: Cina, Jepang dan

India,

(16)
(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Australia merupakan benua yang terletak diantara kawasan Asia dan

kawasan Pasifik. Kawasaan ini merupakan kawasan strategis dalam konteks

hubungan Internasional. Dimana kawasan ini merupakan jalur perdagangan

internasional, Samudera Pasifik kerap kali digunakan sebagai latihan militer

baik militer Australia, maupun oleh militer Amerika serikat.

Sebelum awal tahun 1970 setiap pemerintah Australia yang berkuasa

mengandalkan Negara lebih kuat dengan membentuk persekutuan atas suatu

pertimbangan jumlah penduduk yang kecil tetapi mempunyai wilayah

teritorial yang luas. Hal ini menjadi pertimbangan penting untuk

diturunkannya strategi “pertahanan garis depan”, dengan dasar pemikiran

yaitu lebih baik perang di bumi orang lain dan mencegah jangan sampai

musuh menginjakkan daratan Australia.1

Permasalahan lain yang juga mendasari strategi aliansi ini yaitu adanya

keyakinan Australia yang memandang Asia sebagai sumber ancaman sejak

menjadi federasi koloni Inggris pada tahun 1901, sehingga menggantungkan

pertahanan domestik pada perlindungan kerajaan Inggris. Lalu jaminan

perlindungan keamanan dengan Inggris berakhir pada akhir tahun 1960-an

dikarenakan oleh kehadiran Amerika Serikat mulai dipandang sebagai kunci

1

(18)

2

perlindungan keamanan Australia dalam menghadapi Jepang selama Perang

Pasifik sejak tahun 1941.

Selain itu terdapat dua alasan yang mendasarinya, yaitu pertama, secara

tradisional, Australia terlibat dalam persekutuan pertahanan dan perdagangan

dengan Inggris, yang merupakan elemen penting dari Negara-negara barat.

Kedua, Australia memerlukan dukungan sistem pertahanan yang kuat untuk

menjamin keamanan wilayah strategisnya di Pasifik selatan agar jalur-jalur

perdagangan luar negerinya tetap terjamin. Kedekatan Australia dengan

Amerika dimulai dengan menciptakan kepentingan keamanan bersama kedua

Negara. Kemudian hubungan kerjasama pertahanan ini diformalisasikan pada

tahun 1951 pada perjanjian antara Australia, New Zealand (Selandia Baru) dan

Amerika Serikat (ANZUS).2

Australia merupakan salah satu Negara jajahan Ingris yang dimana

dalam segala sisi pemerintahannya berkaitan erat dengan sistem yang

diterapkan Inggris pada saat itu. Proklamasi kemerdekaan Australia

ditandatanganani pada 2 maret 1986. secara umum dapat dikatakan bahwa

akta penandatanganan tersebut mengakhiri secara resmi kekuatan Inggris

untuk membuat Undang-Undang yang mengatur Australia atau Negara-negara

bagiannya.3 Dimana dalam setiap pembuatan peraturan-peraturan federal dan

Negara bagian seseuai dengan akta serta pada Konstitusi Australia.

Pemberlakuan akta memang mengakhiri hubungan konstitusional

Inggris dengan Australia, namun hal tersebut belumlah mengakhiri pengaruh

2

Australia, New Zealand, United States (ANZUS) di : http://www.globalsecurity.org/military/world/int/anzus.htm di akses pada 12 Juni 2012

3

(19)

3

Inggris secara seluruhnya. Karena berbagai simbol yang masih berhubungan

dengan kerajaan Inggris masih dipertahankan yang tercermin dari beberapa hal

misalnya bendera, lagu kebangsaaan dll.

Kedekatan Australia dengan Amerika Serikat adalah dalam

mengantisipasi masalah pertahanan, yang mana dapat diterjemahkan sebagai

kepentingan pertahanan militer Australia yang bergantung pada Amerika

Serikat. Kemampuan Australia dalam membentuk suatu keamanan bergantung

pada hubungan keamanan dengan Amerika Serikat yang memfasilitasi

pengembangan kemampuan dan profesionalisme pasukan pertahanan

Australia.

Seperti dikatakan Kevin Rudd dalam kampanyenya, politik luar negeri

Australia di bawah pemerintannya tetap menjaga tradisi hubungan strategis

dan historis Australia dengan Amerika Serikat (selain dengan Eropa).

Penggantian kepemimpinan di Australia tidak mengubah kebijakan luar negeri

Australia dan ketergantungan strategis Australia terhadap Amerika. Kevin

Rudd terpilih menjadi perdana menteri pada pemilu nasional Australia 24

November 2007. 4 Rasionalitas pilihan pemerintah buruh Australia

memandang ada persamaan skala kepentingan yang besar antara kedekatannya

dengan Asia maupun kepentingan menjaga hubungan baik dengan Inggris

maupun Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya, rasionalitas pilihan Pemerintah buruh

Australia memandang ada persamaan skala kepentingan yang besar antara

4 Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti, PM Kevin Rudd datang jual gagasan

(20)

4

kedekatannya dengan Asia maupun kepentingan menjaga hubungan baik

dengan Inggris maupun Amerika Serikat.

Selain situasi internasional dapat dikatakan bahwa adanya hubungan

yang erat antara Amerika Serikat dan Australia karena adanya kepentingan

nasional Australia sendiri. Hubungan kerjasama dan aliansi dapat mendukung

Australia dalam hal keamanan dan pertahanan, khususnya ancaman regional.

Oleh sebab itu merupakan hal yang menarik untuk di teliti Politik luar negeri

Australia yang berkerjasama dengan Amerika, dalam hal ini peneliti

mengambil studi kasus mengenai hubungan Australia dan Amerika Serikat,

yaitu: “Penguatan Kerjasama Aliansi Australia-Amerika Serikat melalui

Pembangunan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin”

1.2Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah diungkapkan, hal yang menarik untuk

diteliti dari hubungan Australia dengan Amerika Serikat, maka dapat

diturunkan pertanyaan yaitu,

“Mengapa Australia-Amerika Serikat memperkuat kerjasama

alliansi dengan pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di

(21)

5

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Politik luar negeri merupakan produk dari politik domestik suatu

negara. Karakter dasar politik luar negeri Australia dapat dikatakan cukup

unik, karena telah sejak lama menggantungkan diri pada negara lain, terutama

negara super power seperti Inggris dan Amerika Serikat. Australia dan

Amerika Serikat memiliki hubungan yang tidak biasa dalam hal keamanan.

Kedekatan ini jika ditelusuri lebih jauh telah terjalin sejak Perang Dunia ke II,

setelah sebelumnya Australia lebih memilih menjalin hubungan dekat dengan

Inggris.

Situasi internasional yang tengah berkembang, dapat dikatakan bahwa

yang mendasari terjalinnya hubungan yang erat antara Amerika Serikat dan

Australia ini adalah karena adanya kepentingan nasional Australia sendiri.

Hubungan kerjasama dan aliansi ini diharapkan dapat mendukung dan

menyokong kepentingan Australia dalam hal keamanan dan pertahanan,

khususnya ancaman atas regionalnya. Karena asumsinya jika regional aman

maka kekhawatiran Australia terhadap ancaman keamanan selama ini akan

hilang. Oleh sebab itu, merupakan suatu hal yang menarik untuk dibahas

terkait bagaimana politik luar negeri Australia dan kerjasama keamanan yang

selama ini dibangun dengan Amerika Serikat. Maka dari itu tujuan penelitian

ini, yaitu mengenai “Mengapa Australia-Amerika Serikat memperkuat

kerjasama aliansi dengan pembangunan pangkalan militer Amerika

(22)

6

1.3.2. Manfaat Penelitian

Setelah mengetahui latar belakang masalah, rumusan masalah dan

tujuan masalah. Maka manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu

mengetahui menguatnya kembali aliansi Australia-Amerika Serikat dengan

pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin.

Manfaat teoritis yaitu, dimana dengan adanya penelitian ini maka akan

memperluas kajian ilmu hubungan internasional yang memfokuskan peran

suatu Negara pada kerjasama dengan Negara dalam hubungan internasional.

1.4Kerangka Pemikiran

1.4.1 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa rujukan penelitian yang telah mencoba untuk

membahas dan menjelaskan mengenai politik luar negeri Australia. Salah

satunya adalah penelitian :

Penelitian pertama Ganewati wuryandari dalam gaya dan

subtansi politik luar negeri Australia 1996-20015, mengatakan John

howard berasal dari Partai Koalisi Liberal-Nasional (Liberal National

Coalition Party). Dimana setelah dilantik menjadi perdana menteri,

Howard mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintahan koalisi memiliki

(23)

7

komitmen untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan buruh sebelumnya

menjalin kuat hubungan kuat dengan Asia. Howard menempatkan

kawasan Asia Pasifik sebagai prioritas tertinggi dalam lingkaran kosentrik

politik luar negeri Australia. Prioritas kepentingan nasional Australia

dalam kebijakan luar negeri, yaitu:

a. Australia‟s commitment to the region as ist highest foreign policy priority

b. Working to enhance Australia‟s security c. Strengthening Australia‟s broader global links d. Australia‟s humane and principle foreign policy.

Masa pemerintahan Howard dalam poin pertama warna partai

Liberal yang konservatif terlihat kuat seperti adanya

ketegangan-ketegangan muncul akibat salah persepsi, adanya penekanan pada

pentingnya wilayah regional dan kerjasama dengan Negara-negara Asia

menjadi salah satu agenda politik luar negeri Australia. Poin kedua yang

menjadi tradisi partai buruh juga sedikit terlihat yakni pemahaman

terhadap identitas diri suatu bangsa6.

Saat pergantian pemerintahan dari Paul Keating diganti John

Howard tidak ada perubahan yang mencolok pada politik luar negeri

Australia yaitu mengacu pada kepentingan nasional Australia. Perbedaan

yang terjadi pada penekanan politik luar negeri Australia serta gaya yang

dipilih setiap pemimpinnya. Perbedaan tersebut yang mempengaruhi

tujuan politik luar negeri Australia dimana ketika John Howard menjabat

6

Wawan Darmawan, Arah Politik Luar Negeri Australia Masa Kini, dalam ; http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197101011999031

(24)

8

pelaksanaan politik luar negeri Australia tidak efektif karena sikap arogan

dan kaku Howard yang menjadi kendala dalam pelaksanaan politik luar

negeri Australia, khususnya dalam menjalin hubungan dengan Asia pada

umumnya dan Indonesia pada khususnya. Kecondongan pemerintah

konservatif yang lebih menitikberatkan orientasinya ke Eropa atau

Amerika Serikat yang menjadi faktor pelambatan arus pendekatannya

dengan Asia. Hal tersebut yang membuat politik luar negerinya cenderung

asertif dan agresif.7

Penelitian kedua berjudul Ancaman Pangkalan Amerika Serikat di

Darwin terhadap stabilitas keamanan Indonesia. Dalam penelitian tersebut

mengatakan bahwa Pengiriman pasukan dan berdirinya pangkalan militer

Amerika Serikat di Darwin menimbulkan security dillema dan dapat

memunculkan ketidakstabilitasan keamanan bagi Indonesia. Meski

berdirinya pangkalan militer tersebut dikatakan Amerika Serikat bertujuan

untuk meningkatkan kerjasama militer dengan Australia, tetapi dapat

dibalik itu juga mempunyai tujuan untuk mengamankan kepentingannya di

wilayah Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, khususnya kekayaan alam

di Papua terkait keberadaan PT Freeport Indonesia. Dapat dibuktikan dari

terungkapnya keberadaan puluhan tentara Amerika Serikat di PT Freeport

yang menyamar sebagai pekerja dalam rapat tim pemantau situasi Papua

DPR RI dengan menteri lingkungan Polhukam. Penyamaran tersebut dapat

diindikasikan sebagai upaya Amerika Serikat untuk mengamankan aset

7

(25)

9

mereka di Papua. Dan ini menjadi peringatan bagi Indonesia untuk lebih

waspada dengan keberadaan pasukan dan pangkalan militer Amerikat

Serikat di Darwin ini karena kelompok militer Amerika Serikat dapat

dengan mudah masuk ke wilayah Papua untuk mengintervensi dalam

penyelesaian konflik di Papua dan kemungkinan lepasnya Papua dari

Indonesia sangat besar. Indonesia harus mampu melakukan self-help

dalam keamanan. Hal ini ditujukan dalam rangka menjaga dan

mempertahankan wilayah NKRI.8

Penelitian ketiga Ivone Donasita, Reorientasi Pemerintahan Koalisi

John Howard.9 Dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa alasan

pemerintahan koalisi Howard melakukan reorientasi terhadap kebijakan

Asia lebih didasarkan atas kekuasaan nasional yang dimiliki atau kondisi

internal Australia (posisi geografis, penduduk dengan keahlian tinggi serta

kondisi bangsa multicultural), pertimbangan kepentingan nasional (dalam

aspek ekonomi-pertahanan domestik), dan dinamika situasi internasional

yang terjadi di kawasan regional Asia-Pasifik sebagai pengaruh eksternal

dalam pembuatan kebijakan luar negeri di Australia.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian di atas adalah

dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada politik luar negeri

Australia dalam pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di

8

Ancaman Pangkalan Amerika Serikat di Darwin terhadap stabilitas keamanan di Indonesia, dalam http://rachmat.staff.ugm.ac.id/kuliah/POLINT/Kelompok9.pdf di akses pada 11 Septmber 2011

9

(26)

10

Darwin. Dimana peneliti akan lebih dalam meneliti tentang politik luar

negeri Australia. di Darwin menimbulkan security dilemma dan memunculkan ketidakstabilan keamanan bagi Indonesia.  Adanya upaya AS untuk

mengamankan aset AS di Papua, dimana dengan adanya pangkalan militer di Darwin AS

dapat masuk dan

Pemerintahan koalisi John Howard melakukan reorientasi terhadap kebijakan Asia lebih didasarkan atas kekuatan nasional yang dimiliki, kekuatan internal serta dinamika situasi internasional yang terjadi dikawasan regional.

(27)

11

1.4.2 Kerangka Teori

1.4.2.1 Balance Of Power

Setiap Aktor dalam Hubungan Internasional selalu melakukan

interaksi dalam mewujudkan tujuan sehingga terbentuk struktur dalam

sistem Internasional. Interaksi dilakukan antar aktor Negara ditujukan

untuk memenuhi kepentingan nasional yang mewujudkan dalam suatu

kebijakan luar negeri.10

Neorealis mengatakan faktor distribusi kapabilitas di dalam

struktur internasional akan mempengaruhi perilaku atau aktor-aktor politik

luar negeri (PLN). Dimana neorealist percaya bahwa bukan sifat manusia

yang mendorong perilaku, tetapi sistem internasional yang anarkis yang

menimbulkan kecemburuan, ketakutan, kecurigaan dan ketidaknyamanan.

Konflik dapat terjadi bila suatu Negara mempunyai maksud baik dan

terhadap Negara lain. Struktur sistem internasional memaksa

Negara-negara untuk mengejar kekuasaan, tidak peduli sistem pemerintahan dan

budaya Negara tersebut. Struktur telah menciptakan intensif dasar yang

sama untuk semua Negara. Dilemma keamanan adalah situasi yang abadi

dalam politik internasional.

Neorealisme beranggapan bahwa masih ada ruang untuk

mengupayakan kerjasama internasional guna mencapai kepentingan

keamanan internasional. Dalam hal ini, Charles L.Glaser menyatakan

10

(28)

12

kerjasama merujuk pada koordinasi kebijakan dari berbagai Negara untuk

mencapai stabilitas dan perdamaian internasional.11

Dalam beberapa kasus, Negara-negara besar mengadakan aliansi

untuk mempertahankan keseimbangan. Dalam proses penyeimbangan

sruktur politik internasional yaitu adanya peranan Negara-negara besar

yang mempunyai kapabilitas yang kuat. Bagi neorealis, balance of power

akan muncul secara alamiah melalui aliansi. Konsep balance of power erat

kaitannya dengan aliansi yang merupakan konsep awal dari neorealist.

Bagi kalangan neorealist, pembentukan aliansi adalah sulit karena

Negara memperhitungkan untung dan rugi, kekhawatiran keuntungan akan

diperoleh dari rekan aliansi, termasuk kehilangan otonomi sebagai Negara

yang berdaulat. Menurut Stephen Walt, Negara membentuk aliansi bukan

untuk tujuan menyeimbangkan kekuatan saja namun juga

menyeimbangkan untuk melawan ancaman-ancaman eksternal.12

Walt juga berpendapat bahwa bila Negara dihadapkan dengan

ancaman dari luar, mereka memiliki dua pilihan, yaitu mereka bisa

malakukan balancing melawan ancaman yang ada, atau mereka melakukan

politik bandwagon yaitu melakukan politik pengalihan kekuatan dengan

beraliansi dengan sumber bahaya.13

Dinamika kebijakan luar negeri Australia tidak terlepas dari

kekuatan nasional yang dimiliki seperti letak geografis, sumber daya alam,

11

Yulius P. Hermawan. (ed). 2007, Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi, Bandung. Hlm. 44

12

Abubakar Eby Hara, Ph.D 2011, Pengantar; Analisis Politik Luar Negeri dari Realisme sampai Konstruktivisme, Bandung : Nuansa. Hlm 44

(29)

13

kemampuan industry, kepemimpinan dan penduduk. Letak geografi

Australia berguna bagi kepentingan militer untuk melakukan kerjasama

militer atau kerjasama pertahanan antara Australia dan Amerika.

Kemudian Negara membangun dan memperbaharui militernya dengan

menciptakan dan memelihara aliansi untuk memperkuat pertahanannya.

1.4.2.2 Foreign Policy Analisis

Negara dipandang sebagai pelaku utama dalam politik

internasional dan perilakunya selalu berusaha dipahami dalam kenyataan

objektif tentang posisinya di dunia. Tujuan dan sumber perilakunya dapat

ditemukan pada keadaan geografis, histories, politis dan teknologis, yang

diduga akan memberikan pengaruh yang bersifat mendorong terhadap

perilaku Negara. Faktor-faktor tersebut dalam situasi tertentu diduga

merupakan kenyataan objektif yang harus diterima untuk mengendalikan

kebijakan luar negeri. 14

“Rosenau mengatakan, pengertian kebijakan luar negeri adalah upaya suatu Negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan lingkungan eksternalnya.”15

James N. Rosenau mengatakan faktor kondisi suatu Negara serta

kemajuan ekonomi dan sistem pemerintahan mempengaruhi pada variable

yang berpengaruh pada proses pembuatan keputusan luar negeri suatu

Negara. Rosenau lebih mendisplinkan proses pembuatan keputusan dalam

14

S.P.Varma, 2003, Teori Politik Modern, cetakan ke tujuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo persada , hlm 393-394

15

(30)

14

tingkat-tingkat analisis dan memfokuskan pada satu tingkat analisis yang

paling mempengaruhi politik luar negeri. Kajian satu set variabel

merupakan bagian dari pembentukan kajian ilmiah pre-teori politik luar

negeri.16

Kebijakan luar negeri merupakan term yang seringkali digunakan

untuk menjelaskan perilaku spesifik suatu Negara untuk menentukan

bagaimana Negara menanggapi tekanan Internasional, menjelaskan

motivasi-motivasi dan perilaku-perilaku Negara tertentu, misalnya situasi

dimana suatu Negara harus membentuk atau bekerjasama dengan suatu

aliansi atau Negara lain.17

Rosenau membagi proses pembuatan keputusan dalam

tingkat-tingkat analisis. Secara umum dikatakannya dalam berbagai kajian politik

luar negeri ada lima variabel utama, yaitu idiosinkrasi (idiosyncratic),

peranan, pemerintahan, masyarakat dan sistemik.18

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan variable yang

terakhir yaitu variabel sistem yang meliputi aspek-aspek non-human di

lingkungan eksternal suatu masyarakat atau tindakan-tindakan yang terjadi

di luar negeri yang mengkondisikan atau mempengaruhi pilihan yang

dibuat para pembuat keputusan. Hal ini terlihat dari keterlibatan Australia

di lingkungan internasional.

16

(31)

15

Intensitas keterlibatan Australia di lingkungan internasional terlihat

sejak masa pemerintahan buruh PM Whitlam yang berusaha untuk

“membuka diri” dengan Negara-negara di sekitar (Khususnya kawasan

Asia Pasifik) misalnya pengengakuan terhadap China pada tahun 1972

sampai masa pemerintahan koalisi PM Howard yang memanfaatkan

hubungan baik dengan Negara-negara di kawasan tersebut sebagai

instrument dalam memenuhi kepentingan nasional mereka. Keikutsertaan

Australia dalam keanggotaan APEC, ASEAN Regional Forum dan

AFTA-CER Lingkage dibutuhkan sebagai sarana pilihan bagi kerjasama dan

integrasi masa depan.

Formulasi kebijakan Luar Negeri yang dibuat oleh para pembuat

keputusan di Australia berintikan kesejahteraan ekonomi domestik

(kepentingan ekonomi) dan stabilitas keamanan (kepentingan

pertahanan-keamanan) regional khusunya di kawasan Asia Pasifik.

1.5Metodologi Penelitian

1.5.1 Peringkat Analisa

Mohtar Mas‟oed membagi level analisis secara spesifik dengan

mengutip dari beberapa ahli hubungan internasional berdasarkan tipe aktor

internasional dengan mengemukakan 5 (Lima) kemungkinan tingkat

analisis yang dapat digunakan dalam suatu penelitian, yaitu:19

19Mohtar mas‟oed , 1990, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, Jakarta:

(32)

16 1. Perilaku Individu

2. Perilaku kelompok pembuat kebijakan

3. Negara-Bangsa

4. Pengelompokan Negara-Negara

Tingkat analisis ini memiliki suatu anggapan bahwa seringkali

Negara-bangsa bertindak sebagai suatu kelompok yang didalamnya

terdapat interaksi sehingga membentuk pola pengelompokan

Negara-negara, seperti kelompok regional, aliansi, persekutuan ekonomi,

pertahanan ataupun blok ideologi.

5. Sistem internasional

Sistem internasional dianggap penyebab terpenting terjadinya

perilaku Negara-bangsa, maka analisis yang menekankan tingkat

analisa ini menganjurkan untuk mempelajari sistem dan membuat

generalisasi tentang sistem sebagai keseluruhan.

Berdasarkan pertimbangan tingkat analisis di atas, peneliti dapat

menentukan faktor yang digunakan dalam membantu mengindentifikasi

tingkat eksplanasi dari suatu unit analisis, yaitu aliansi

Australia-Amerika Serikat dalam pembangunan pangkalan militer. Hal ini

didasari sebagai berikut :

Interaksi antara aktor Negara-negara dalam sistem internasional

dengan menekankan kepentingan nasional masing-masing yang

(33)

17

dengan kedaulatan Negara yang memberikan Negara kewenangan

tertinggi dalam mengatur urusan internal dan hubungan luar negeri.

Penggunaan tingkat analisis Negara-negara sebagai unit analisis dengan

menekankan aliansi Australia-Amerika Serikat. Unit analisis dalam

penelitian ini yaitu alasan penguatan kerjasama aliansi antara kedua

Negara tersebut. Maka penelitian ini menggunakan pendekatan

korelasionis.

1.5.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas). Variabel dependen adalah variabel yang

tingkah lakunya akan dianalisis, diramalkan dan diprediksi oleh

variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang

digunakan untuk menjelaskan tingkah laku dari variabel dependen.

Dalam penelitian ini dapat variabel dependennya yaitu alasan penguatan

kerjasama aliansi Australia-Amerika Serikat, sedangkan variabel

independennya yaitu aliansi Australia-Amerika Serikat dalam

pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin.

1.5.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian Ini diperlukan adanya ruang lingkup penelitian,

dimulai masa dimulainya pembangunan pangkalan militer amerika di

(34)

18

agar pembahasan masalah sesuai pada sasaran yang tepat dan tidak

keluar dari kerangka permasalahan yang ditentukan.

1.5.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, peneliti

menggunakan metode studi kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan

cara mencari data-data yang berkaitan dengan topik permasalahan yang

diangkat melalui literatur buku, artikel, jurnal, media cetak dan

elektronik. Data-data yang terkumpul dianalisis menggunakan

pendekatan kualitatif, data dikelompokkan sesuai dengan bab-bab yang

ditentukan yang dijadikan sebagai sumber data guna melengkapi

kebutuhan bahan tulisan ini.

1.5.5 Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisa

deskritif-eksplanatif dengan menghubungkan data yang satu dengan

data yang memiliki hubungan saling keterkaitan yang dapat mendukung

pemasalahan yang sedang diteliti. Data yang dikumpulkan kemudian

diolah menjadi data yang relevan dengan cara mengambil

bagian-bagian yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

(35)

19

1.6Hipotesa

Australia memiliki kekhawatiran terhadap masalah keamanan dan

pertahanannya baik domestik maupun internasional. Untuk menjaga kestabilan

keamanan dan pertahanan dengan beraliansi dengan Amerika Serikat yang

akan mendukung dan membantu Australia dalam menjaga kestabilan regional

sekaligus keamanan wilayahnya.

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.4Kerangka Pemikiran

1.4.1 Penelitian Terdahulu 1.4.2 Kerangka Teori

1.4.2.1balance of Power 1.4.2.2 Foreign Policy Analisis 1.5Metodologi Penelitian

BAB II Alliansi Australia-Amerika Serikat dan Kebangkitan China di Kawasan Pasifik

2.1 Sejarah dan Perkembangan Alliansi Hubungan Kerjasama Australia-Amerika Serikat

2.1.1 Situasi (Konteks) Perang Dunia II 2.1.2 Masa Perang Dingin

(36)

20

2.1.3.1 Global War Terorism 2.1.3.2 Faktor Kebangkitan China 2.1.3.3 Perilaku China di Pasifik

2.2 Penguatan Kerjasama-Alliansi Australia-Amerika Serikat melalui pembangunan pangalaman militer Amerika Serikat di Darwin

BAB III Analisa Faktor Kebangkitan China terhadap Alliansi Australia-Amerika Serikat melalui Pembangunan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin

3.1 Peta Geopolitik dan Geostrategic di Kawasan Pasifik 3.2 Arti Penting Pasifik Bagi Amerika Serikat-Australia-China

3.2.1 Bagi Amerika 3.2.2 Bagi Australia 3.2.3 Bagi China

3.3 China dalam Perspektif Australi-Amerika Serikat 3.3.1 Dalam Pandangan Australia

3.3.2 Dalam Pandangan Amerika Serikat

3.4 Rivalitas China-Amerika Serikat di Pasifik Hegemoni Kepentingan Strategis dan pengaruh di Kawasan

BAB IV Penutup

(37)

21

DAFTAR PUSTAKA

Zulkifli Hamid. 1999. Sistem Politik Australia. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Ratih Hardjono. 1992. Suku Putihnya Australia (Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mohtar mas‟oed , 1990, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES

Hadi soesastro dan A.R,Sutopo,ed, 1981. Strategi dan Hubungan Internasional : Indonesia di Kawasan Asia Pasifik. Jakarta : CSIS.

Yulius P. Hermawan. (ed). 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi, Bandung.

Abubakar Eby Hara, Ph.d, 2011, Pengantar; Analisis Politik Luar Negeri dari Realisme sampai Konstruktivisme, Bandung

Richard C snyder dan Edgar S.Furniss, Jr., American Foreign Policy : Formulations, Principles, and Programmers, New York

S.P.Varma, 2003, Teori Politik Modern, cetakan ke tujuh, Jakarta : PT. Raja Grafindo persada

James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics : An Introduction. New York : The Free Press

Irene dowsing. Curtin of Australia. Melbourne: ACACIA Press, 1996

R.G.Casey.Friends and Neigbours. Michigan : Michigan University Press, 1958

P.K. Ojong, edt. R.B. Sugiantoro. 2008. Perang Pasifik. Jakarta : Buku Kompas

Martin, Craig.A, Maj US Army, US Army War Coll, Monograph, 2011, ”Assessing the Impact of Strategic Culture on Chinese Regional Security Policies in South Asia”.

McLaughlin, William.P, LetCol USMC, Strategy Research Project, US Army War

(38)

22

Pant, Harsh.V, Institute for Defence Studies and Analyses, Journal Strategic Analysis , Oct-Dec 2006, ”Indian Foreign Policy and China

Ivone Donasita, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga Surabaya

Skripsi Anita Rahman. 2012. Pembentukan European Security And Defence Policy (ESDP) Sebagai Respon European Union terhadap Tranformasi Nato. Malang : Unpublish.

Prof. Dr. Ikrar Bhakti. 2012. PM Kevin Rudd datang Jual gagasan, di : http://aipi.wordpress.com/2008/07/15/pm-kevin-rudd-datang-jual-gagasan. di akses 31 Januari 2012

---. 2012. Australia, New Zealand, United States (ANZUS) di : http://www.globalsecurity.org/military/world/int/anzus.htm. di akses pada 12 Juni 2012

Ganewati Wuryandari. 2012. Gaya dan Substansi Politik Luar Negeri Australia 1996-2001. 45eb&biw=1024&bih=404. Di akses pada 11 september 2012

Wawan Darmawan. 2012. Arah Politik Luar Negeri Australia Masa Kini, di : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/1971010 11999031 WAWAN_DARMAWAN/arah_politik_australia.pdf. pada 10 september 2012

---. Ancaman Pangkalan Amerika Serikat di Darwin terhadap stabilitas

keamanan di Indonesia,

http://rachmat.staff.ugm.ac.id/kuliah/POLINT/Kelompok9.pdf. 11 Septmber 2011

---. Congressional Reseach servise, „ Australia: background and U.S

(39)

23

Australia Government: Departement of Foreign Affairs and Trade, „Australia

(40)

24

http://m.inilah.com/read/detail/1799862/arti-penting-pangkalan-militer-as-di-darwin

http://log.viva.co.id/news/read/67832-mencermati_kerjasama_keamanan_asia_pasifik AS Berusaha Halau Kebangkitan China, http://www.artileri.org/2012/10/as-berusaha-halau-kebangkitan-china.html

Hendrajit, Cermati Tiga Kekuatan Militer Baru di Asia Pasifik: Cina, Jepang dan

India,

Gambar

Tabel Penelitian Terdahulu
Tabel Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

STAF URKEU SUBBAG RENMIN BIDKEU-. SLTA DIK TUK

STUDI EKSPLORASI KETERSERAPAN LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI KOTA BANDUNG PADA INDUSTRI OTOMOTIF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

H G X D E D K Z D W L Q G D N D Q P R U D O VHVHRUDQJ VXGDK OHELK UDVLRQDO ZDODXSXQ PDVLK NHNDQDNNDQDNDQ 0RWLYDVL GDODP WLQGDNDQ PRUDO DGDODK XQWXN PHQFDSDL

SKPD,namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM

Karakteristik jenis endapan yang terbentuk di lingkungan pengendapan di daerah muara Sungai Bogowonto dan sekitarnya merupakan hasil dari proses geomorfologi fluvial, angin

Tanggal Distribusi HMETD 13 September 2011 Tanggal Pencatatan HMETD di BEI 14 September 2011 Periode Perdagangan HMETD 14 - 21 September 2011 Periode Pelaksanaan HMETD 14 - 21

Tujuan dari proyek akhir ini adalah memanfaatkan Dialogic D/4PCIU yang merupakan teknologi Computer Telephony Integration (CTI) sebagai interface dengan personal komputer,

(2) Percobaan padat {hidrostatic test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, tekanan uji 1,5 kali dari tekanan kerja yang diperbolehkan atau tekanan desain atau tercantum