• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBERMAKNAAN HIDUP WANITA SINGLE PARENT PADA MASA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBERMAKNAAN HIDUP WANITA SINGLE PARENT PADA MASA LANSIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

KEBERMAKNAAN HIDUP WANITA SINGLE PARENT

PADA MASA LANSIA

SKRIPSI

Oleh :

FIKRI THAUFANI

06810175

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

KEBERMAKNAAN HIDUP WANITA SINGLE PARENT

PADA MASA LANSIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Oleh :

FIKRI THAUFANI

06810175

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Kebermaknaan Hidup Wanita Single Parent Pada Masa Lansia

2. Nama Peneliti : Fikri Thaufani 3. No.Induk Mahasiswa : 06810175

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Tanggal Seminar : 9 Agustus 2010

7. Waktu Penelitian : 19 Desember 2010

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Tanggal, 18 Maret 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : 1. Dra. Djudiah, M.Si ……… Anggota Penguji : 2. Diana Savitri Hidayati, M.Psi ……… 3. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.si ……… 4. Yuni Nurhamida, S.Psi, M. si ………

Mengesahkan

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kebermaknaan Hidup Wanita Single Parent Pada Masa Lansia”.

Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membimbing ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT. yakni Agama Islam.

Penulis menyadari bahwa baik dalam perjalanan studi maupun dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra Djudiah, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan nasehat yang sangat berarti bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi UMM serta bagian Tata Usaha yang selalu sabar dan teliti melayani keperluan akademis penulis.

5. Subyek penelitian yang merelakan untuk mengungkapkan keadaan kehidupan pribadi dan keluarganya untuk penulis demi pengembangan keilmuan, permintaan maaf dan terima kasih saya haturkan.

(6)

vi

7. Saudara kandung dan semua keluarga besar terima kasih atas segala perhatian dan doanya.

8. Teman-teman Psikologi UMM kelas D 2006, terutama kepada teman-teman yang setia mengantri bimbingan dan para kakak tingkat dan adik tingkat atas informasi dan dukungannya.

9. Semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 24 Maret 2011 Penulis

(7)

vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Sumber Makna Hidup ... 7

3. Komponen-Komponen Kebermaknaan Hidup ... 8

4. Karakteristik Kebermaknaan Hidup ... 10

5. Jenis Makna Dalam Hidup ... 11

6. Metode-Metode Makna Hidup ... 12

7. Karekteristik Individu Yang Memiliki Makna Hidup ... 13

B. Single Parent ... 14

1. Pengertian ... 14

2. Faktor-faktor penyebab Single Parent ... 14

(8)

viii

4. Problematika Single Parent……….. 16

C. Lanjut Usia ... 17

1. Pengertian……….. 17

2. Batasan Lanjut Usia………... 18

3. Ciri- Ciri Lansia ……… 18

4. Tugas Perkembangan Lansia……….. 19

5. Kebutuhan- Kebutuhan Lansia……… 20

D. Kebermaknaan Hidup Wanita Single Parent Pada Masa Lansia... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Batasan Istilah ... 23

C. Subyek Penelitian ... 24

D. Metode Pengumpulan Data ... 24

E. Tahap Tahap Penelitian ... 25

F. Analisa Data ... 26

G. Keabsahan Data ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 29

1. Identitas Subyek Penelitian ... 29

2. Gambaran Kasus Penelitian ... 29

B. Analisa Data Subyek Penelitian ... 33

(9)

ix

DAFTAR TABEL

(10)

x

DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi : psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Frankl, E.V. (2008). Optimisme di tengah tragedi analisis logoterapi. Bandung : Nuansa.

Abidin, Z. (2007). Analisa eksistensial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Adler, A. (2004). What life should mean to you. Yogyakarta : Alenia.

Pratiwi, D. A. (2007). Kebermaknaan hidup lansia korban gempa daerah istimewa Yogyakarta ( Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur).

Fauzi, A. D. (2007). Wanita single parent yang berhasil. Jakarta : EDSA Mahkota. Triyar, G. (2005). Saat cerai menjadi pilihan. Yogyakarta : Dozz Publishing.

Pratiwi, E. P. (2009). Konstruksi masyarakat tentang janda dan duka di wilayah Manggar kecamatan Balikpapan Timur. ( Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur)

Anggraini, T. (2004). Problematika orang tua tunggal dalam membina keluarga . ( Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur)

Papalia, D.E., Olds, S.W. dan Feldmen, R.D. (2009). Human development. terjemahan brian marwensendy. Jakarta : Salemba Humanika.

Davinson, G.C., Neale, J.M. dan Kring, A.M. (2009). Psikologi perkembangan : edisi 9. Terjemahan Noermalasari Fajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. dan Grebb, J.A. (2002). Sinopsis psikiatri. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta : Binarupa Aksara Publisher.

Santrock, J. W. (2002). Life span development: Perkembangan masa hidup jilid 1. Terjemahan Acmad Chusairi dan juda Damanik. Jakarta : Erlangga

Hurlock, B. E. (1980). Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi lima. Terjemahan Istiwidayati, Soedjarwo, Ridwan M. S. Jakarta : Erlangga.

Moleong, L.J. (2008). Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa kehidupan, proses kehilangan bisa datang dalam berbagai bentuk kehidupan, perceraian, matinya binatang peliharaan, kehilangan pekerjaan tetapi tidak ada kehilangan yang paling besar selain kehilangan dari seseorang yang kita cintai dan kita sayangi seperti orang tua, saudara kandung, pasangan hidup, sanak saudara, atau teman. Salah satu faktor yang menimbulkan stress adalah kehilangan atau kematian pasangan dari salah seorang anggota keluarga (Kertamuda, 2009).

Orang yang ditinggal pasangan yang sangat tergantung dengan pasangan hidup mereka cenderung menjadi cemas dan lebih banyak merindukan pasangan mereka dibandingkan mereka yang tidak tergantung (Papalia, 2009). Serta memberikan dampak yang melibatkan kehancuran ikatan yang telah lama terjalin, munculnya peran dan status baru serta kondisi perekonomian yang dapat memberikan pengaruh bagi mereka yang hidup tanpa sistem pendukung yang kuat terutama bagi pasangan yang ditinggalkan.

Data statistik jumlah perempuan tunggal di desa dan di perkotaan yang ada di Indonesia berjumlah 3.664160 jiwa dengan rincian 781.520 jiwa menjadi orang tua tunggal karena perceraian sisanya 2.882.640 jiwa menjadi orang tua tunggal karena suaminya lebih dulu meninggal dunia dan di pedesaan, 5.270.876 jiwa perempuan yang menjadi orang tua tunggal; 1.076.833 jiwa karena perceraian dan 4.194.043 jiwa karena suaminya meninggal dunia terlebih dahulu (sumber data : SUPAS BPS). Tingginya angka orang tua tunggal di desa maupun di perkotaan ini menunjukan bahwa secara umum diindonesia sebernarnya tidak lain adalah permasalahan yang didominasi oleh wanita.

Problematika orang tua tunggal karena perceraian dan kematian pasangan tidak berbeda jauh yaitu masalah emosional dan tanggung jawab anak. Bagi wanita single parent yang bekerja, mereka harus dapat membagi waktu antara pekerjaan dan anak-anak, supaya anak-anak tidak merasa kekurangan perhatian dan kasih sayang. Sedangkan orang tua tunggal yang tidak bekerja, akan memilki banyak waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaknya, akan tetapi mengalami kesulitan dalam

(12)

2

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanpa disadari semua faktor tersebut menyebabkan wanita single parent mengalami masalah psikologis (Argiani, 2004).

Pada kehidupannya wanita single parent dituntut untuk menjadi wanita yang mandiri untuk menghadapi kondisi kehidupannya, dalam kehidupan ekonomi wanita single berusaha mencari pendapatan lebih untuk biaya kehidupan pasca ditinggal suami. Pekerjaan merupakan hal yang penting dalam status ekonomi orang tua tunggal, wanita dengan tidak adanya suami mereka bertanggung jawab sepenuhnya untuk pengambilan alihan tugas suami sebagai pemberi nafkah bagi keluarga (Burden dalam Martin dan Colbert, 1997).

Wanita single yang ditinggalkan oleh suami, harus berperan sebagai ibu dan sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya. Hal ini berarti tanggung jawab ibu akan bertambah, ia harus mencari nafkah sendiri, mengambil keputusan-keenputusan penting sendiri, dan sekian banyak tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebagai orangtua tunggal atau single parent yang harus menggantikan tugas-tugas yang seharusnya dipikul oleh sang ayah. Berat, hanya satu kata yang bisa mewakili gambaran perjuangan para wanita yang berstatus orang tua tunggal (Fauzi, 2002).

Pandangan masyarakat tentang seorang wanita single parent dengan cap negatif menjadi daya tarik untuk menjadi pembicaraan publik dan ditakuti oleh masyarakat sebagai seorang yang dapat menggoda suami orang lain. Namun pada kenyataan saat ini pandangan terhadap wanita single mengalami pergeseran, hal ini dikarenankan seorang janda telah banyak yang berhasil membangun rumah tangga dengan baik dan memiliki karir yang baik (Pratiwi, 2009).

(13)

3

Bagi wanita single parent lansia masalah penyesuain diri dengan kehilangan pasangan sering kali terasa sangat sulit perubahan peran dan tanggung jawab dialami setelah proses kehilangan pasangan, misalnya: dalam kehidupan ekonomi situasi keuangan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan single parent lansia, dalam kehidupan sosial status dan peran wanita single parent lansia dalam masyarakat sering mengalami melakukan peran ganda pengganti sosok suami dalam kegitaan masyarkat, dalam kehidupan keluarga wanita single parent juga melakukan peran ganda sebagai bapak dan juga sebagai ibu bagi anak-anaknya, terhadap kondisi fisik dan psikologis wanita single parent juga harus mengimbangi kegiatan yang dilakukan dengan kondisi fisik dan psikologis sebagai wanita lansia.

Penyesuaian diri wanita single parent lansia terhadap kondisi kehidupan sepeninggal pasangan merupakan hal yang penting dilakukan karena proses penyesuian diri terhadap kondisi kehidupanya tersebut merupakan proses untuk menuju kepuasan hidup di masa tua.

Kepuasaan hidup digunakan secara luas sebagai indeks kesejahteraan psikologis pada orang-orang dewasa lanjut. Orang-orang dewasa lanjut dengan pendapatan yang layak dan kesehatan yang baik lebih cenderung untuk puas dengan kehidupannya dibadingkan dengan rekan sebayanya yang memiliki pendapatan kecil. Suatu gaya hidup yang aktif juga dikaitkan dengan kesejahteraan psikologis pada orang-orang dewasa lanjut dibandingkan orang-orang dewasa lanjut yang tinggal di rumah dan mengurung diri dalam kepompong. (Santrock, 2002).

Penghayatan hidup bermakna merupakan gerbang ke arah kepuasaan dan kebahagian hidup. Artinya hanya dengan memenuhi makna-makna potensial yang ditawarkan oleh kehidupanlah penghayatan hidup bermakna tercapai dengan kepuasan dan kebahagian sebagai ganjarannya. Mereka yang menghayati hidup bermakna benar-benar tahu untuk apa mereka hidup dan bagaimana mereka menjalani hidup. Hasrat untuk hidup bermakna ini bukan suatu yang dihayati dan artificial melainkan suatu fenomena psikis yang benar-benar nyata dan dirasakan penting dalam kehidupan manusia (Frankl dalam Bastaman 1996).

(14)

4

tentang kehidupan yang dijalaninya. Ada padangan bahwa dengan bekerja dan menghasilkan penghasilan sendiri serta ada yang hanya menjadi pengasuh cucu di rumah ini bisa memberikan kepuasaan dan makna hidup yang berbeda pada lansia.

Dalam hasil penelitian terhadap lansia korban gempa memiliki penilaian yang positif terhadap takdir yang sudah ditetapkan tanpa melupakan usaha dalam menjalani kehidupan, kebermaknaan hidup dari subjek penelitian setelah bencana terjadi dapat mereka peroleh setelah melalui proses, dimana setelah sempat mengalami kehilangan, kesepian, kebingungan, kesedihan dan juga ketidak percayaan diri. Dari penyikapan tersebut membuat meraka dapat terus bersemangat dalam menjalani kehidupan dan menemukan makna hidup yang sangat berarti dan menjadi kebahagian bagi mereka (Pratiwi, 2007).

Dalam penelitian lain mengenai kebermaknaan hidup dengan penerimaan diri pada masa lansia yang tinggal dipanti werdha menunjukan bahwa jika kebermaknaan hidup lansia tinggi maka penerimaan diri lansia pun tinggi begitu pula sebaliknya jika kebermaknaan hidup lansia rendah maka penerimaan diri lansia pun rendah (Effendi, 2007).

Hasil survey yang dilakukan oleh peneliti tentang kebermaknaan hidup wanita single parent lansia pada tanggal 25 maret 2010 dirumah di Dinoyo menemukan bahwa, subyek yang diteliti yakni SM, ia menuturkan bahwa dalam menjalani kehidupan di usia 72 tahun SM merasa puas dengan apa yang sudah dia lakukan dalam menjalankan peran penting dalam keluarga dilakukan sebagai orang tua tunggal menjadi ibu dan bapak bagi keluarga, semenjak ditinggal suaminya meninggal SM menjadi bagian dari tulang punggung keluarga semua segi problematika dalam kehidupan memberikan nafkah pada keluarga, anak, menantu dan cucunya menjadi tanggung jawabnya.

(15)

5

Sikap dari pada masa periode kehidupan seorang usia lanjut dengan status single terhadap kebermaknaan hidup ini adalah sesuatu yang menarik untuk di ungkap, karena proses penemuan makna hidup memang bersifat personal untuk itu makna hidup dimiliki seorang lansia belum tentu sama dengan makna hidup yang dimiliki pada orang-orang yang masih muda. Begitu juga kebermaknaan hidup yang dimiliki wanita lanjut usia dengan status single parent berbeda dengan dengan kebermaknaan hidup pada wanita single parent pada yang masih muda.

Berangkat dari uraian diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang gambaran kebermaknaan hidup wanita single parent pada masa lansia, yaitu bagaimana kebermaknaan hidup seorang wanita single parent dalam menjalankan tugas perkembangan dan peran-peran dimasa lansia.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran kebermaknaan hidup wanita single parent pada masa lansia dalam menjalankan tugas perkembangan dan peran-peran yang dihadapi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup wanita single parent pada masa lansia dalam menjalankan tugas perkembangan dan peran-peran yang dihadapi ?

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

(16)

6

2. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja (RENJA) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Siak ini disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016, dengan Renja

3 Pre test, progres s test dan post test Tes tulisan (UTS) Menguraikan peng-ertian yankes dg child bearing secara tepat benar dan lengkap Menguraikan pengertian yan-kes dg

2.4.2 Sifat dan Kepentingan Distribusi Logistik dan Logistik Pemasaran Dalam logistik modern, lebih luas daripada distribusi fisik. Distribusi fisik mencakup perencanaan,

Jika dibandingkan antara Maret 2014 dan September 2014, maka garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat sebesar 4,24 persen sedangkan di daerah perdesaan juga

yang ini dengan sampel siswa MIN Kunir Wonodadi Blitar Tahun

Kejadian tersebut tidak jauh beda terjadi pada SMAN 02 Lumajang dengan keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki yakni 5 buah bola sepak dengan keadaan tidak layak pakai

ditemukan suatu asas-asas hukum yang berupa dogma atau doktrin hukum yang bersifat teoritis ilmiah serta dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang

Berdasarkan hasil evaluasi prakualifikasi pada pekerjaan Design dan DED Mess Pemda Kampar di Jakarta, telah didapatkan hasil 5 (Lima) daftar pendek calon penyedia