• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Hidup Wanita "Single Perent" Di Kota Bandung Dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent Dalam Lingkungan Kerjanya Di Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gaya Hidup Wanita "Single Perent" Di Kota Bandung Dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent Dalam Lingkungan Kerjanya Di Kota Bandung)"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

kerjanya di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Irna Gustina

NIM. 41807154

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

(Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent dalam lingkungan Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya. Untuk menjawab tujuan tersebut, maka yang akan di analisis didalam penelitian ini tentang aktivitas, minat dan citra diri wanita single parent.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah 3 (tiga) orang dan 1 (satu) informan kunci. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, menganalisa hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa wanita single parent dikalangan mahasiswa kota Bandung, Aktivitasnya dimana melakukan kegiatan sebagai wanita karier dan aktivitas diluar lingkungan kerjanya seperti mengajar, berbisnis, dan menjadi pegawai kantor, Minat dari wanita single parent tersebut adalah lebih kepada konsentrasi pada karir dan kehidupan keluarga mereka, dan Citra diri wanita single parent lebih terlihat seorang wanita yang kuat dan tegar setelah di tinggal suaminya.

Kesumpulannya adalah seorang wanita single parent lebih melakukan sebagai pekerja keras untuk berfokus kehidupan keluarganya di selanjutnya apalagi setelah di tinggal oleh suami.

(5)

DUNG CITY JOB IT WAS

(Descriptive Study About Women Lifestyle Single Parent in the work environment in Bandung City) Bandung in the Environmental Works. To answer these objectives, then that will be analyzed in this study about the activities, interests and self-image of women single parent.

This study used a qualitative approach to the informant, amounting to 3 (three) and 1 (one) key informants. The data obtained through in depth interviews, observation, literature study, searching the internet. The data analysis technique used is the selection of data, classification data, formulating the research analyzing results and drawing conclusions.

The results showed that among single parent female student city, Activities

work activities as a career woman and activities outside the work environment, His interest in where want to have spouse or do not want to have spouse, and Self-image more visible female single parent of woman strong and tough after residence of her husband.

The conclusion of the Single Parent Lifestyle Women in Environmental Works a single female parent is more to do as a workhorse for the next focus on hisfamily life, especially after the residence by the husband.

(6)

ii Assalamualaikum wr. Wb.

Segala Puji Bagi ALLAH S.W.T, Tuhan seluruh alam yang telah memberikan

umur panjang, rezki yang banyak serta ilmu yang berlimpah. Shalawat dan Salam

selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W

Atas Izin dan karunia ALLAH S.W.T, Penulis dapat melakukan melakukan

penelitian dalam proses penyususnan Skripsi untuk menempuh kelulusan Sarjana

(S1) dengan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam proses penelitian sehingga

berjalan dengan lancar.

Penyusunan Skripsi ini yang berjudul ”Gaya Hidup Wanita Single Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskripti Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya)” ini dirasakan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan

saran dan kritik yang sifatnya membangun, agar lebih baik lagi pada kesempatan

mendatang.

Banyak dukungan dan motivasi yang tidak hanya tumbuh dari pemikiran

penulis, namun juga dari orang – orang sekitar, :

Terima kasih Penulis ucapkan untuk Ayah, Ibu, Kakak serta Adik tercinta yang

(7)

iii

Dalam kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses penulisan laporan kerja praktek ini. Secara khusus peneliti

sampaikan terima kasih kepada :

1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu dalam

kelancaran penyusunan Skripsi ini.

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si, Selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia dan Selaku Dosen wali IK-4 2007 dan juga

dosen pembimbing yang juga telah membantu kelancaran dalam proses

penyusunan Skripsi ini.

3. Yth. Melly Maulin, S.Sos. M.Si Selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang memberikan arahan

selama masa perkuliahan.

4. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.

5. Yth. Ratna Widiasti, A.md Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu semua keperluan peneliti

(8)

iv proses Usulan Penelitian.

7. Seluruh Informan peneliti dan Informan kunci yang telah memberikan dukungan semasa pencarian data dan informasi.

8. Keluargaku tercinta, khususnya Papa dan Mama, kakak dan adikku,dan orang yang special terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan support-nya.

9. Sahabat terbaikku, Ayu, Mamih Mitha, Rifki, Agus, Inna, Nita, Choda, Trezna yang telah membantu dalam segala hal. Dan untuk teman-teman “seperjuangan” di UNIKOM terutama anak-anak dan IK-H2.

(9)

v

pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka. Semoga

penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amiiin....

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Febuari 2012

(10)

x

SURAT PERNYATAAN……….. ii

ABSTRAK……….. iv

ABSTRACT………. v

KATA PENGANTAR……… vi

DAFTAR ISI………..… x

DAFTAR TABEL………. xviii

DAFTAR GAMBAR…………..………...……… xx

DAFTRA LAMPIRAN……….. xxi

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang Masalah………..………..………. 1

1.2.Identifikasi Masalah……….. 7

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian………..….……….. 8

1.3.1. Maksud Penelitian………. 8

1.3.2. Tujuan Penelitian………... 8

1.4.Kegunaan Penelitian……….. 9

1.4.1. Kegunaan Teoritis………. 9

1.4.2. Kegunaan Praktis………... 9

(11)

xi

1.7.Subjek Penelitian dan Informan Penelitian……… 15

1.7.1. Subjek Penelitian………. 15

1.7.2. Informan Penelitian……… 15

1.7.3. Key Informan……….. 16

1.8.Metode Penelitian……….…. 17

1.9.Teknik Pengumpulan Data……….. 18

1.10.Teknik Analisa Data………... 21

1.11.Uji Keabsahan Data....………. 23

1.12.Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 25

1.12.1.Lokasi……… 25

1.12.2.Waktu Penelitian……… 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 27 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi……….. 27

2.1.1. Pengertian Komunikasi……….. 27

2.1.2. Tujuan Komunikasi………... 31

2.1.3. Unsur –Unsur Komunikasi ……… 32

2.1.4. Konteks – Konteks Komunikasi……….. 33

2.1.5. Proses Komunikasi……….……… 34

2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi…..……….. 35

2.2.1. Faktor – Faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi...……… 36

2.2.2. Fungsi – Fungsi Komunikasi Antarpribadi……….. 36

2.3. Tinjauan Tentang Gaya Hidup……… 39

(12)

xii

2.4.1 Pengertian Single Parent... 48

BAB III OBJEK PENELITIAN 51 3.1.Pengertian Single Parent dan Masalahnya……… 51

3.1.1. Single Parent di Kota Bandung……….. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57

4.1. Deskripsi Identitas Informan dan Key Informan……….…... 57

4.2. Analisis Hasil Penelitian…………...………. 64

4.2.1. Aktivitas Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya………...………. 64

4.2.2. Minat Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya ………...…………. 72

4.2.3. Citra Diri Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya ………...………... 77

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86 5.1. Kesimpulan……….. 86

5.2. Saran………. 88

DAFTAR PUSTAKA……….. 89

(13)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang

dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin,

1985: 104). Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang

merupakan organisasi terbatas dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama

pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan.

Struktur keluarga merupakan subsistem dari struktur sosial. Struktur

sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga. Hanya dalam

masyarakat yang kompleks dengan peradaban yang lebih tinggi keluarga berhenti

untuk memenuhi fungsi-fungsi ini, demikian juga pada masyarakat lokal seperti

halnya pembagian kelas-kelas sosialnya, cenderung untuk mempertahankan

kesatuan-kesatuan keluarga.

Dahulu keluarga (keluarga inti) merupakan struktur organisasi yang

terkecil dalam masyarakat meliputi ayah, ibu dan anak. Fenomena yang marak

terjadi akhir-akhir ini adalah kondisi keluarga yang tidak memiliki struktur

keluarga sebagaimana mestinya. Dalam artian sudah ada pergeseran dalam

struktur keluarga, yaitu adanya keluarga yang hanya orangtua tunggal dan anak

(14)

Problematika kehidupan keluarga kian lama kian kompleks seiring spirit

perubahan zaman dan paradigma berpikir individu maupun komunitas tertentu

terhadap hakikat atau esensi sebuah perkawinan. Perkawinan adalah kegiatan yang

sakral. Konsep itu selalu memandang lembaga sosial tersebut dari sudut pandang

filsafat- teologis sehingga tidak jarang melahirkan benturan konsep, antara ruang

yang transenden dan interpretasi menurut rasio manusia. Namun, gejolak zaman terus “menggugat” hakikat atau esensi sebuah perkawinan manakala manusia

mengalami kegetiran hidup yang menuntut adanya sebuah rumusan baru atau

sebuah rekonstruksi pemahaman yang lebih seimbang. Himpitan ekonomi,

tranformasi budaya, politik merupakan bentuk-bentuk gugatan terhadap cara

pandang di atas.

Simpul-simpul permasalahan sebuah rumah tangga yang tidak dapat diurai

secara jelas dapat menyebabkan keretakan sebuah kebersamaan yang serius yaitu

perceraian. Perceraian kemudian melahirkan babak kehidupan baru seperti

terjadinya peran baru yang disebut single parent.

Single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah dan ibu) seorang diri, karena kehilangan/terpisah dari pasangannya.

Single parent (Orang tua tunggal) – merupakan fenomena yang terjadi di

beberapa kota besar, yang menghasilkanpandangan baru dalam sebuah struktur

keluarga. Meluasnya fenomena menjadi orangtua tunggal, maka semakin

(15)

Sementara menurut Sager (dalam Duval & Miller,1985) single parentadalah orang

tua yang memelihara dan membesarkan anak- anaknya tanpa kehadiran

dan dukungan dari pasangannya.

Adapun alasan-alasan seorang wanita menjadi single parent, sebagai berikut.

1.Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/negara lain;

2. kematian pasangan;

3. perceraian;

Single parentsendiri disebabkan dua hal, diinginkan (sengaja) dan tidak diinginkan (tragedi). Dalam tulisan sebelumnya saya menuliskan persektif

masyarakat terhadap single parent, yang hanya mengukur dari suatu status. Padahal masing-masing berbeda. Dalam kondisi yang disengaja, biasanya dianut

oleh kaum feminist yang menginginkan kebebasan dalam menentukan komposisi

suatu keluarga. Kaum feminist cenderung untuk mendobrak tatanan keluarga

karena dianggap sebagai pengukungan kebebasan berdasarkan jenis kelamin.

Dalam kondisi seperti ini biasanya wanita sudah mempersiapkan dirinya secara

matang. Mereka lebih mandiri dalam segi finansial dan memiliki prinsip yang

dipegang dalam menjalani kehidupannya sebagai single parent.

Kebutuhan hidup sekarang semakin meningkat. Bahkan kebutuhan

sekunder dimasukkan dalam kebutuhan premier. Orangtua selalu menginginkan

yang terbaik untuk anaknya. Kebutuhan anak sendiri sudah mendominasi

kebutuhan secara kesulurahan, dan kita selalu memberikan yang terbaik dari mulai

(16)

Permasalahan ini akan lebih berat jika dialami oleh wanita yang sebelumnya

menggantungkan hidup pada seorang suami dan memilih tidak bekerja. Banyak

wanita yang setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya untuk mengurus

keluarga. Pada saat ditinggalkan oleh suaminya (meninggal atau bercerai), tidak

ada kestabilan secara ekonomi. Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat

penghasilan tidak terlalu besar karena faktor pengalaman kerja yang masih minim.

Belum lagi belum terbiasa dalam mengurus keluarga sekaligus mencari nafkah.

Saat ini kondisi mental mulai terganggu. Gaya hidup pun berubah secara

signifikan, yang akhirnya muncul rasa depresi. Oleh karena itu, jangan heran jika

sekarang wanita tetap berjuang mengejar karirnya walaupun kondisi suaminya

sudah mapan. Wanita memiliki hak untuk memasukan dirinya dalam status “aman” menghadapi sesuatu yang mungkin tidak terduga sebelumnya.

Gaya hidup seorang wanita single parent di zaman sekarang semakin

berkembang, apalagi di saat peran mereka menjadi single parentyang mengurus segala halnya sendiri. Ada juga kehidupan sebagai wanita single parentyaitu

menjadi wanita yang berkarier, walaupun merkea berkerja sebagai wanita

berkarier tapi meereka bisa mengurusi segala hal dengan baik.

Perannya sebagai ibu, sebagai yaitu menjalankan kodratnya sebagai

perempuan, meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya, serta hal-hal yang ada

dalam rumah. Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor apa yang

terjadi di dalam rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si anak juga

sangat perlu. Kasih sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi pengertian

(17)

anak akan mengalami dampak psikologis yang akan memengaruhi terhadap

perilakunya di rumah, sekolah, dan masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan

dirinya dan meningkatkan rasa nyaman merupakan tugas utama. Anak merupakan

skala prioritas, karena tanpa itu sia-sia semua karir dan peran yang dijalani akan

sia-sia.

Dimana perannya menjadi wanita single parentyang bekerja keras untuk menafkahi anak–anaknya sehingga anak–anaknya bisa menjadi sukses. Jaman

sekarang seorang wanita yang single parentbanyak melakukan pekerjaannya

sendiri atau mereka berkerja menjadi wanita single parent yang sukses dalam kariernya.

Dukungan sosial bisa berupa dukungan emosional atau instrumental,

seperti yang dikemukan oleh Sarason (1990). Dukungan

emosional, ditandai dengan perhatian yang simpatik terhadap orang lain yang

mengalami stres. Tujuannya adalah untuk mengurangi emosi negatif dan

ketegangan yang dihasilkan.

Dukungan instrumental, Dukungan instrumental, ditandai dengan bantuan

yang lebih nyata atau berwujud. Misalnya, nasehat-nasehat membantu individu

yang stres secara aktual mengubah lingkungan yang memicu stres. Misalnya,

secara aktif menyelesaikan masalah atau mengubah persepsi terhadap sumber

stress.

(18)

melakukan aktifitas atau kegiatan-kegiatan tertentu. Dan itu menjadi salah satu

konsep diri dan gaya hidup wanita “single parent” tersebut.

Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192 ) adalah pola

hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan citra diri³. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang

dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time

(activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (self image)” (suatu gaya

hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas),

apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang

orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (citra diri).

Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan

lingkungan. Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah

pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.

Dari wacana di atas yang sudah dijelaskan, dan dapat di tarik sebuah

permasalahan tentang Gaya Hidup yang digunakan oleh wanita “single parent

dalam berkarier, yaitu tentang Aktivitas, minat dan citra diri yang ada pada kaum

wanita “single parent” dalam berkarier. Mengangkat pembahasan tentang wanita “single parent” dalam berkarier ini menarik untuk diteliti karena karena

merupakan sebuah kaum sosial yang kini mulai banyak dan tersebar di seluruh

(19)

masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, Peneliti kemudian mengambil rumusan

masalah yaitu: Bagaimana Gaya Hidup Wanita Single Parent di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya (Studi Deskriptif mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent dalam Lingkungan Kerjanya di Kota Bandung)?

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka teridentifikasi masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas wanita Single Parent di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya?

2. Bagaimana minat wanita Single Parent di kota Bandung dalam lingkungan kerjanya?

3. Bagaimana citra diri wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam

lingkungan kerjanya?

4. Bagaimana gaya hidup wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam

(20)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Gaya Hidup Wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui aktivitas wanita “single parent” di Kota Bandung dalam

lingkungan kerjanya.

2) Untuk mengetahui minat wanita “single parent” di kota Bandung dalam

lingkungan kerjanya.

3) Untuk mengetahui citra diri wanita “single parent” di Kota Bandung dalam

lingkungan kerjanya.

4) Untuk mengetahui gaya hidup wanita “single parent” di Kota Bandung dalam

(21)

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan dan dapat

memperdalam pengetahuan berhubungan dengan studi ilmu komunikasi.

Penelitian ini juga lebih membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis

terhadap gejala atau realitas sosial yang ada di masyarakat dan menarik untuk

diteliti.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Untuk Peneliti

Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah memberikan pengetahuan lebih

mendalam tentang keberadaan wanita “single parent” dalam berkarier yang selama ini menjadi sesuatu yang menimbulkan tanda tanya dalam sosialitas

peneliti. Penelitian ini memberikan wawasan baru bagi peneliti akan berbagai

macam perilaku sosial yang terdapat di dalam masyarakat.

2. Untuk Akademisi

Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

(22)

untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang akan

melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.

3.Untuk Masyarakat

Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat umum adalah untuk mengetahui

tentang Pemahaman Gaya Hidup Wanita “Single Parent” dalam Berkarier yang

berada di kota Bandung.

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gaya hidup menurut Kotler adalah “perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya”1.

Sementara itu, menurut Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup adalah

menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan

bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan

Rismiati (2001:174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan

sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan.

Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan

1

(23)

lingkungan. Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah

pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya

dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara

demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat

pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor

psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik

konsumen.

1. Aktivitas yaitu proses untuk menjalankan atau berpartisipasi dalam berdasarkan

yang hidup. Aktivitas juga bisa diartikan juga sebagai suatu kegiatan dimana

seseorang melakukan suatu proses untuk menjalani kehidupan nya.

2. Minat, adalah suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), “bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya, 1978:94) Menurut Soesilowindradini dalam Bukunya Tuharjo,(1989:13),gaya hidup adalah “suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi

yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat

seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat

menimbulkan motivasi. Purnama (1994:15) menjabarkan karakteristik individu

yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar,

(24)

kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang

positif. Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Slameto dalam “TomiDarmawan,2007” yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada

hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”.

Suyanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang

tidak sengaja yag terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dan Fauzan dalam “Tomi Darmawan,2007” memandang minat

sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk

tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Winkel (1987:105) menyatakan “bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk

merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”. Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditemukan adanya beberapa

unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong

tiap-tiap individu dan kesenangan.

Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri

kita sebenarnya. Citra diri Ia juga merupakan konsep diri tentang individu seperti

apa yang diangkapakan Maxwell Maltz dalam Bukunya Ranjit Singh Malhi,2005,

Enhancing Personal Quality. Yang mengatakan bahwa Citra diri seseorang

(25)

pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara

obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan landasan teoritis yang telah dipaparkan diatas, maka tergambar

beberapa konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam

mengaplikasikan penelitian ini.Dimana dari penjelasan di atas bahwa disini ialah

Gaya Hidup, yang dimana Gaya hidup itu menyangkut tentang Aktivitas, Citra

dan minat wanita “singel perent” dalam berkarier. Misalnya aktivitas yang berisi

tentang penampilan, perilaku dan cara memandang hidup seperti jika wanita “single parent” tersebut dalam ketertarikan untuk menjalani hidupnya

melanjutkan mencari pasangan atau hidup sendiri untuk selalu mengurus

anak-anaknya.

1. Aktivitas yaitu berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh para wanita “singel perent” dalam berkarier di Kota Bandung maupun juga dalam aktifitasnya

sehari-hari.

2. Minat, ketertarikan wanita “single parent” akan gaya hidupnya terlihat dari

minat mereka dalam kehidupannya, apakah mereka hidupnya akan mengikuti

kesederhaan atau kemewahan.

3. Wanita “single parent” dalam berkarier memiliki citra diri,atau bisa disebut juga sebagai konsep diri, konsep diri tersendiri yang membedakan antara seorang

(26)

dibentuk oleh wanita “single parent”, menginginkan adanya penilaian dan

penghargaan positif dan menginginkan dihargai dan dicintai karena nilai yang di

miliki oleh mereka sebagai wanita “single parent”.

Kepribadian wanita “single parent” ini didapatkan dari pengalaman-pengalaman

juga yang didapatkan dari lingkungan.

1.6 Daftar Pertanyaan Penelitian. a. Aktivitas

1. Bagaimana kegiatan anda di dalam lingkungan kerja ?

2. Bagaimana perilaku anda sebagai wanita “single parent” di lingkungan kerja?

3. Bagaimana komunikasi anda di lingkungan rumah dan di lingkungan kerja?

b. Minat

4. Bagaimana cara anda untuk memenuhi kebutuhan anda sebagai wanita single

parent pada kehidupan anda sehari - hari?

5. Bagaimana perhatian yang anda dapatkan sebagai wanita single parent pada

lingkungan kerja dan lingkungan keluarga anda?

6. Pendapat anda tentang “perlunya pasangan hidup untuk menemani setiap saat”?

c. Citra Diri

7. Bagaimana anda menilai diri anda sebagai wanita single parent? 8. Bagaimana perasaan anda menjadi seorang wanita single parent?

(27)

10.Bagaimana tanggapan atau penilaian orang terhadap anda sebagai wanita

single parent?

1.7 Subjek Penelitian dan Informan Penelitian

1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga

(organisasi), yang sifat-keadaannya ( atributt -nya) akan diteliti. Dengan kata lain

subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung

objek penelitian (Tatang M, 2009)

Subjek Penelitian ini adalah wanita “single parent” berkarier di kota

Bandung.

1.7.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi

(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai

objek penelitian tersebut. Menurut AM Huberman & MB Miles dalam Bungin mengemukakan bahwa informan juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap data

penelitian dalam ruang cross check data. (Bungin, 2001).

(28)

tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelas, informan dapat dilihat

pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1 Informan

No Nama Usia Keterangan

1 Henny Hendrawati 48 Tahun Pegawai Swasta

2 Atik Gurtika 53 Tahun Pegawai Swasta

3 Tati Kartini 51 Tahun Guru

Sumber : Peneliti, 2011

1.7.3 Key Informan

Dalam penelitian ini, ada seorang yang menjadi narasumber kunci (Key informan) yaitu seorang Psikolog yang dimana sumber psikolog mengetahui

tetang masalah perkawinan keluarga.

Psikolog adalah seorang ahli dalam bidang psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Psikolog dapat

dikategorikan ke dalam beberapa bidang tersendiri sesuai dengan cabang ilmu

psikologi yang ditekuninya.

(29)

Tabel 1.2 Key Informan

No Nama Usia Keterangan

1 Amanda 50 Tahun Psikolog

1.8 Metode Penelitian

Dalam pendekatan kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang

berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah – ubah sehingga

biasanya rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti

sebelum penelitian di mulai untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering di

asosiasikan dengan teknik analisa data dan penulisan laporan penelitian.

Dan dalam penelitian ini juga, peneliti menggunakan study deskriptif karena berdasarkan penjelasan yang banyak dijelaskan diatas, terbentuklah mengenai

definisi penelitian deskriptif, melalui teknik analisis deskriptif dan mengetahui

(30)

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Mendalam ( in depth interview )

Untuk memperoleh data informasi secara akurat dari narasumber langsung

sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah

pengumpulan data yang dalam pelaksanaan nya adalah mengadakan tanya jawab

terhadap orang-orang yang erat kaitan nya dengan permasalahan, baik tertulis

maupun lisan guna memperoleh masalah yang di teliti.

Wawancara menurut Koentjaraningrat11 adalah:

Percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah

pihak, yaitu pewawancara (interview) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview) sebagai orang yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Koentjaraningrat, 1996) Wawancara dapat beberapa kali dilakukan

untuk mendapatkan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode

penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan

melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatklan untuk

(31)

2. Observasi

Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada.

Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut data-data yang

diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat di analisis nantinya dengan

melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan. Observasi

penelitian dilakukan dengan cara mendatangi dan melihat langsung ke tempat

wanita “single parent” di Kota Bandung.

3. Studi Literatur

Peneliti juga menggunakan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis

untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini, sebagai data

sekunder. Diantaranya studi literatur untuk mendapatkan kerangka teoritis dan

untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya latar belakang penelitian

melalui jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian, kliping dari berbagai

media cetak yang mendukung penelitian.

4. Internet Searching/ penelusuran data online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :

“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau

media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga

(32)

Perkembangan teknologi kini telah banyak membantu dalam kegiatan

penelitian. Perkembangan teknologi dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan

data yang berkaitan dengan penelitian. Internet digunakan sebagai salah satu

pilihan peneliti untuk sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Internet

menjelma menjadi ensyklopedia raksasa yang memuat berbagai informasi

termasuk informasi mengenai penelitian dari berbagai daerah di berbagai penjuru

didunia. Penulis menggunakan internet searching karena didalam internet terdapat

banyak bahasan dan sumber data yang beragam dan dinamis tentang

perkembangan penelitian yang dalam hal ini tentang pria metroseksual. Peneliti

menggunakan internet sebagai media teknologi informasi yang mendunia untuk

mendapatkan informasi terbaru dan informasi yang telah ada sebelumnya. Dalam

penggunaannya, peneliti mencari berbagai data yang brkenaan dengan penelitian

seperti buku para ahli dari luar negeri dan lain-lain tanpa ada batasan ruang dan

waktu. Teknik pengumpulan data internet searching ini sangat efektif untuk

mendapatkan berbagai informasi yang kemungkinan bentuk fisiknya belum

terdapat di dalam masyarakat, sehingga memungkinkan mendapatkan informasi

untuk mendapatkan informasi diberbagai tempat.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental

(33)

1.10. Teknik Analisisa Data

Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang

sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan

diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan.

Menurut Bogdan dan Taylor (1975:79) dalam Buku Metodologi Penelitian

Kualitatif mendefinisikan bahwa :

“Analisa data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan

oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.” (Moleong,2010:280)

Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari “khusus ke umum” bukan dari “umum ke khusus”

sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan

pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama

lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak.

Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Huberman dan Miles (1984) melukiskan

(34)

Gambar 1.1

Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif

Sumber: Faisal (dalam Bungin, 2003: 69)

a. Data collection merupakan kegiatan pengumpulan data – data yang ada terlebih dahulu.

b. Data reduction merupakan kegiatan mereduksi data – data yang diperoleh setelah dilakukan pengumpulan dengan suatu bentuk analisis yang menajam,

menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan dan

mengorganisasi data.

c. Data display merupakan kegiatan memperlihatkan data yang diperoleh setelah

direduksi terlebih dahulu.

d. Conclusion drawing (verification) merupakan kegiatan membuat kesimpulan

dengan menggambarkan atau memverifikasi data – data yang diperoleh.

Data Collection

Data Display

Data Reduction

(35)

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa

pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji

kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk

menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian

menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan

ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis

kasus negatif, dan membercheck. (2005:270).

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun

yang baru.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

(36)

pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda. (Sugiyono,2005:270-274)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan

rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan

jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang

sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat

me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong,

2007:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda

atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat

dipercaya.

6. Membercheck, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga

informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai

(37)

1.12 Lokasi Dan Waktu Penelitian

l.12.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini bertepat di kota Bandung. Penelitian yang dilakukan

tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara

peniliti dan informan.

l.12.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 4

bulan, yaitu mulai dari bulan November 2011 sampai sengan bulan Febuari 2012.

Adapun waktu penelitian ditampilkan dalam tabel.

Tabel 1.3

Waktu dan Kegiatan Penelitian

No. Uraian Bulan

November November Januari Febuari

1. Persiapan

Studi pendahuluan

Pengajuan Judul

Persetujuan Judul

(38)

Penulisan BAB I 

Bimbingan

Penulisan BAB II

Penulisan BAB III

Bimbingan

2. Pelaksanaan

Bimbingan

Pengolahan Data

3. Penulisan BAB IV

Bimbingan

Penulisan BAB V

(39)

27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Dalam Mulyana dijelaskan, kata komunikasi atau communications dalam

bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama ,communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama(to make common).

Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagaiasal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yangmirip. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu

pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2007:46)

Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal daribahasa latin atau communicatio dan bersumber dari kata communis yangberarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orangterlibat dalam

komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsungselama ada kesamaan

makna mengenai apa yang di komunikasikan, yakni baik

si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy,2002:

9).

Carl. I. Hovland yang dikutup oleh Onong Uchjana Effendymendefinisikan

(40)

The process by which an individual (the communicator) transmitsstimuli (usually verbal symbols).”(Proses dimana seseorang(komunikator) menyampaikan

perangsang (biasanya lambingbahasa) untuk mengubah perilaku orang lain

(komunikan).(Effendy, 2002:49).

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakarkomunikasi

seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip olehOnong Uchana

Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi teori dan Praktek , ilmukomunikasi adalah

Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegasasas-asas penyampaian

informasi serta pembentukan pendapat dan sikap(Effendy, 2001: 10)

Hovland juga mengungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmukomunikasi

bukan hanya penyampaian informasi melainkan jugapembentukan pendapat

umum (Public Opinion) dan sikap publik (publicattitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkanperanan yang amat penting.Dalam

pengertian khusus komunikasi, Hovlandyang dikutip dari Onong Uchana Effendy

dalam buku Ilmu Komunikasi Teori

dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalahProses mengubah perilaku

orang lain (communication is the procces tomodify the behaviour of other individuals) Jadi dalam berkomunikasi bukansekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atausejumlah orang melakukan kegiatan

atau tindakan yang diinginkan oleh

komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat

atauperilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang

(41)

pesan-pesanharus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk

mencapaitujuan komunikasi yang komunikatif. (Effendy, 2001:10)

Menurut Willbur Schramn, seorang ahli ilmu komunikasi kenamaandalam

karyanya Communication Research In The United States menyatakanbahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan olehkomunikator cocok

dengan kerangka acuan (Frame of Reference) yaknipanduan pengalaaman dan

pengertian (collection of experience and meanings)yang pernah diperoleh komunikan.Proses komunikasi pada dasarnya adalah

proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang komunikatorkepada

komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain.

Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley memperkenalkan 5 (lima)komponen

yang melandasi komunikasi yang dikutip dari buku Astrid P.Susanto yang

berjudul Komunikasi Dalam Praktek dan Teori , yaitu sebagaiberikut:

- Sumber (source) - Komunikator (encoder) - Pertanyaan/pesan (messege)

- Komunikan (decoder) - Tujuan (destination)

Unsur-unsur pesan dari proses komunikasi diatas, merupakanfaktor penting dalam

komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut olehpara ahli komunikasi dijadikan

objek ilmiah untuk ditelaah secarakhusus. Proses komunikasi dapat

(42)

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yangmenggunakan satu

kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicarayang kita sadari termasuk ke

dalam kategori pesan verbal yangdisengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan

secara sadar untukberhubungan orang lain secara lisan. Basaha dapat juga

dianggapsebagai suatu sistem kode verbal

2. Komunikasi Non Verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukankata-kata.

Menurut Larry. A. Samovat dan Richard. E. Porter,komunikasi non verbal

mencakup semua rangsangan (terkecualirangsangan verbal) dalam suatu setting

komunikasi, yang dihasilkanoleh individu dan penggunaan lingkungan oleh

individu, yangmempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim ataupenerima”.(Mulyana, 2004:237).

Membahas tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau

juga definisi yang salah.Sama hal nya seperti model atau teori, definisi harus

dilihat dari kemanfaatan untuk menjelaskan sesuatu yang didefinisikan dan

mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya

Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik . Atau terlalu

luas , misalnya Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga

peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikan. Dalam penyampaian

informasi dari seseorang kepada orang lain, bukanlah hal yang mudah, sebab

apabila mudah tidak akan mungkin terjadinya komunikasi yang meleset. Pada saat

(43)

masing-masing individu memiliki pengalaman yang berbeda atau latar belakang yang

berbeda.

Dalam proses penyampaian juga harus bisa menimbulkan kesamaan makna

mengenai apa yang ada dibahas. Kesamaan makna dapat terlihat dari mengerti

bahasa yang digunakan dan mengerti makna dari hal yang dipercakapkan. Dengan

adanya kesamaan tersebut maka akan memudahkan penerimaan informasi dari

orang yang kita ajak berkomunikasi.

2.1.2 Tujuan Komunikasi

Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar

apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehinggakomunikasi yang kita

laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa

tujuan antara lain:

a. “Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain denganpendekatan

yang persuasif bukan memaksanakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harusmengetahui

benar aspirasi masyarakat tentang apa yangdiinginkannya, jangan mereka

menginginkan arah ke barat tapikita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakan orang untuk melakukan sesuatu, menggerakkansesuatu itu

dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatanyang dimaksudkan

disini adalah kegiatan yang banyakmendorong, namun yang penting harus

(44)

d. “Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagaipejabat ataupun

komunikator kita harus menjelaskan kepadakomunikan (penerima) atau

bawahan dengan sebaik-baiknyadan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kitamaksudkan”.(Effendy, 1993:18).

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalahmengharapkan

pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. Setiap hari kita bermaksud

mengadakan komunikasi maka kita perlu menelitiapa tujuan kita tersebut:

1. Apakah kita ingin orang mengerjakan sesuatu atau supaya merekamau

bertindak.

2. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain.

3. Apakah kita ingin orang lain menerima dan mendukung gagasan kita.

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan

darikomunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada

unsur-unsuryang harus di pahami,menurut Onong Uchana Effendy dalam bukunya

yangberjudul Dinamika Komunikasi bahwa dari berbagai pengertian

komunikasiyang telah ada tampak adanya sejumlah kommponen atau unsur yang

dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau

unsur-unsur tersebut menurut Onong Uchana Effendy adalah sebagai berikut:

 Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.

 Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang.

(45)

 Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan

 bilakomunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

 Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy: 2002, 6)

2.1.4 Konteks-Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan

dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks lomunkasi di sini

berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yakni terdiri dari:

1. Aspek bersifat fisik, seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan,

warna dinding, penataan tempat duduk, dan alat yang tersedia untuk

menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis, seperti : sikap dan emosi para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial, seperti: norma, nilai serta budaya.

4. Aspek waktu, yakni waktu berkomunikasi. Konteks komunikasi antara

lain:

1. Komunikasi Antar Persona

2. Komunikasi Kelompok

3. Komunikasi Organisasi, dan

(46)

2.1.5 Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa terlepas dari yang namanya proses. Oleh karena itu

apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung

dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi

adalah :

“Diartikan sebagai “transfer informasi”‖ atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak.”(Ruslan 1999 : 69).

Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses komunikasi secara primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,

gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan

pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau

lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses komunikasi secara sekunder

“Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain.” (Effendy, 1984 : 11-17).

Pentingnya peranan media yakni media sekunder dalam proses

(47)

dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan

sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak

yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu jutaan, melainkan puluhan juta,

bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan

melalui radio atau televisi.

2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Antarpribadi

Seperti komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadipun

mempunyaijenis-jenisnya yang berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain. MenurutOnong

Uchjana Effendy bahwa Secara teoritis komunikasi antarpribadidiklasifikasikan

menjadi dua jenis menurut sifatnya, yakni:

1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)

Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antar

dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan

pesan dan seorang lagi yang menerima pesan.Oleh karena pelaku

komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara

intens, komunikator memusatkan perhatiannya hanya pada diri komunikan

itu.

2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication) adalah komunikasiantarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni

seorangkomunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan

dengankomunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif,

(48)

komunikan,sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan,

sepenuhnyajuga umpan balik yang berlangsung, merupakan kedua factor

yang sangatberpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.

(1993:62)

2.2.1Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi

Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor

yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.Begitu

pula dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang

terlibat, didorong oleh faktor-faktor tertentu.Mengapa manusia ingin

melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya jenis komunikasi

antarpribadi yang sifatnya langsung dan tatap muka antar pihak yang

melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut.

2.2.2 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi

Adapun fungsi komunikasi antarpribadi menurut Allo Liliweri terdiri atas:

a. Fungsi sosial

Komunikasi antar pribadi secara otomatis mempunyai fungsi social,

karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks social yang

orang-orangnya berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikian, maka

(49)

1. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan biologis dan

psikologis

2. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.

3. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal

balik.

4. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri

sendiri

5. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.

b. Fungsi pengambilan keputusan

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk

yang dikaruniai akal sebagai sarana berpikir yang tidak dimiliki oleh

semua makhluk di muka bumi. Karenanya ia mempunyai kemampuan

untuk mengambil keputusan dalam setiap hal yang harus dilaluinya.

Pengambilan keputusan meliputi penggunaan informasidan pengaruh

yang kuat dari orang lain. Ada dua aspek dari fungsi pengambilan

keputusan jika dikaitkan dengan komunikasi yaitu:

1. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi

2. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain

Tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain, dan

menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang

(50)

2005: 9). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan

komunikasi antarpribadi adalah:

a. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri.

b. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

c. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan

orang lain,

d. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap

dan perilaku sendiri dan orang lain,

e. Komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar

f. Mempengaruhi orang lain

g. Mengubah pendapat orang lain

h. Membantu orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk dapat

bersosialisasi dengan orang lain, membantu orang lain. Melalui komunikasi

antarpribadi ini kita dapat menjadikan diri sebagai suatu agen yang dapat

mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang kita kehendaki, selain itu

komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu proses belajar menuju perubahan

(51)

2.3 Tinjauan tentang Gaya Hidup 2.3.1 Definisi Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192)adalah pola hidup seseorang

di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan citra dirinya. Gaya hidup menggambarkan ―keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan

berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah ―A mode of living that is identified by how people spend their time (activities),

what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.

Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali

dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang

penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang

pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut

Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan

bagaimana orang hidup,bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana

mengalokasikan waktu13. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan

sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang

bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang

(52)

Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola

hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya

dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.

Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu

secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan

tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan

faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari

karakteristik konsumen.

Dalam Gaya Hidup terbagi oleh 3 yaitu :

1. Aktivitas yaitu proses untuk menjalankan atau berpartisipasi dalam berdasarkan yang hidup. Aktivitas juga bisa diartikan juga sebagai suatu

kegiatan dimana seseorang melakukan suatu proses untuk menjalani

kehidupan nya14. Akhir-akhir ini, biseksualitas telah diterima sebagai

sebuah orientasi seksual tersendiri. Namun, kurangnya penerimaan oleh

kaum gay dan lesbian serta kaum heteroseksual membuat penyusunan

identitas biseksual sangat menantang.

2. Minat, adalah suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan

lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi

seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian

tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), ―bahwa

(53)

ia. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang

akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja

yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan

kesenangan (Natawijaya, 1978:94)

Menurut Soesilowindradini dalam Bukunya Tuharjo,(1989:13),gaya hidup

adalah ―suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan

prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan

terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan

batin yang dapat menimbulkan motivasi. Purnama (1994:15) menjabarkan

karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu:

adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada

keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan

mempunyai pertimbangan yang positif. Pendapat tersebut tidak jauh berbeda

dengan pendapat Slameto dalam “TomiDarmawan,2007” yang menyatakan

bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau

semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya.

3. Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri

kita sebenarnya. Citra diri Ia juga merupakan konsep diri tentang individu

seperti apa yang diangkapakan Maxwell Maltz dalam Bukunya Ranjit Singh

Malhi,2005, Enhancing Personal Quality. Yang mengatakan bahwa Citra diri

seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan

(54)

menilainya secara obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain

melihat kita. Citra diri juga bisa disebut dengan konsep diri.

2.3.2 Bentuk – bentuk Gaya hidup

Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :

a. Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalamiestetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan

bahkantubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi

tubuh.Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek,benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu

ada!”adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk

melukiskankegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah

sebabnya industry gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri

penampilan.

b. Iklan Gaya Hidup

Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi),

parapolitisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di

dalamera globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan

besardalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita

rasa(taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya

visualyang kadang-kadang mempesona dan memabukkan.

(55)

halus(subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik.

Iklanjuga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang

kitabuat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada

kesimpulanbahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity

based-culture),para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari

parakonsumen kontemporer.Dalam budaya konsumen, identitas menjadisuatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang

dikenalsebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang

inidianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami

selebriti(celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia

maya(Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan.

Iniberarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen

demimomen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

d. Gaya Hidup Mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak

kepadasesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk

mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi

dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai

tujuan.Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung

jawabmaksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami

(56)

dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri.

Dengan gayahidup mandiri, budaya konsumerisme tidak

lagimemenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk

menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta

menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang

kemandirian tersebut.

e. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya

untukmencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan

waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian

kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu

ingin menjadi pusat perhatian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup

darisuatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang

di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan

sematasampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran

dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

2.3.3 Faktor Pembentuk Gaya Hidup

Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidupseseorang dapat

dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individuseperti kegiatan-kegiatan untuk

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Gambar 1.1 Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif
Tabel 1.3 Waktu dan Kegiatan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi dapat dilihat hubungan yang signifikan antara kontribusi PDRB sektor primer dan sektor tersier dengan laju

Berdasarkan hasil evaluasi prakualifikasi pada pekerjaan Design dan DED Mess Pemda Kampar di Jakarta, telah didapatkan hasil 5 (Lima) daftar pendek calon penyedia

Setelah keseluruhan sistem selasai dibuat, dapat diketahui bahwa dengan rancangan sistem informasi penggajian karyawan yang baru dapat menghasilkan informasi

Program Simantri adalah pengintegrasian secara vertikal maupun horizontal antar sektor pertanian dan pendukungnya sesuai potensi wilayah dan berorientasi pada usaha

3 Pre test, progres s test dan post test Tes tulisan (UTS) Menguraikan peng-ertian yankes dg child bearing secara tepat benar dan lengkap Menguraikan pengertian yan-kes dg

Rencana Kerja (RENJA) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kabupaten Siak ini disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan tahun anggaran 2016, dengan Renja

yang ini dengan sampel siswa MIN Kunir Wonodadi Blitar Tahun

Jika dibandingkan antara Maret 2014 dan September 2014, maka garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat sebesar 4,24 persen sedangkan di daerah perdesaan juga