kerjanya di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh :
Irna Gustina
NIM. 41807154
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(Studi Deskriptif Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent dalam lingkungan Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya. Untuk menjawab tujuan tersebut, maka yang akan di analisis didalam penelitian ini tentang aktivitas, minat dan citra diri wanita single parent.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan informan yang berjumlah 3 (tiga) orang dan 1 (satu) informan kunci. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, studi literatur, internet searching. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah penyeleksian data, klasifikasi data, merumuskan hasil penelitian, menganalisa hasil penelitian, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa wanita single parent dikalangan mahasiswa kota Bandung, Aktivitasnya dimana melakukan kegiatan sebagai wanita karier dan aktivitas diluar lingkungan kerjanya seperti mengajar, berbisnis, dan menjadi pegawai kantor, Minat dari wanita single parent tersebut adalah lebih kepada konsentrasi pada karir dan kehidupan keluarga mereka, dan Citra diri wanita single parent lebih terlihat seorang wanita yang kuat dan tegar setelah di tinggal suaminya.
Kesumpulannya adalah seorang wanita single parent lebih melakukan sebagai pekerja keras untuk berfokus kehidupan keluarganya di selanjutnya apalagi setelah di tinggal oleh suami.
DUNG CITY JOB IT WAS
(Descriptive Study About Women Lifestyle Single Parent in the work environment in Bandung City) Bandung in the Environmental Works. To answer these objectives, then that will be analyzed in this study about the activities, interests and self-image of women single parent.
This study used a qualitative approach to the informant, amounting to 3 (three) and 1 (one) key informants. The data obtained through in depth interviews, observation, literature study, searching the internet. The data analysis technique used is the selection of data, classification data, formulating the research analyzing results and drawing conclusions.
The results showed that among single parent female student city, Activities
work activities as a career woman and activities outside the work environment, His interest in where want to have spouse or do not want to have spouse, and Self-image more visible female single parent of woman strong and tough after residence of her husband.
The conclusion of the Single Parent Lifestyle Women in Environmental Works a single female parent is more to do as a workhorse for the next focus on hisfamily life, especially after the residence by the husband.
ii Assalamualaikum wr. Wb.
Segala Puji Bagi ALLAH S.W.T, Tuhan seluruh alam yang telah memberikan
umur panjang, rezki yang banyak serta ilmu yang berlimpah. Shalawat dan Salam
selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W
Atas Izin dan karunia ALLAH S.W.T, Penulis dapat melakukan melakukan
penelitian dalam proses penyususnan Skripsi untuk menempuh kelulusan Sarjana
(S1) dengan diberikan kekuatan dan kesabaran dalam proses penelitian sehingga
berjalan dengan lancar.
Penyusunan Skripsi ini yang berjudul ”Gaya Hidup Wanita Single Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya (Studi Deskripti Mengenai Gaya Hidup Wanita Single Parent di Kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya)” ini dirasakan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun, agar lebih baik lagi pada kesempatan
mendatang.
Banyak dukungan dan motivasi yang tidak hanya tumbuh dari pemikiran
penulis, namun juga dari orang – orang sekitar, :
Terima kasih Penulis ucapkan untuk Ayah, Ibu, Kakak serta Adik tercinta yang
iii
Dalam kesempatan ini, penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu proses penulisan laporan kerja praktek ini. Secara khusus peneliti
sampaikan terima kasih kepada :
1. Yth. Prof. DR. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A, Selaku Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu dalam
kelancaran penyusunan Skripsi ini.
2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si, Selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia dan Selaku Dosen wali IK-4 2007 dan juga
dosen pembimbing yang juga telah membantu kelancaran dalam proses
penyusunan Skripsi ini.
3. Yth. Melly Maulin, S.Sos. M.Si Selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang memberikan arahan
selama masa perkuliahan.
4. Yth. Staf Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan ilmu kepada peneliti.
5. Yth. Ratna Widiasti, A.md Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu semua keperluan peneliti
iv proses Usulan Penelitian.
7. Seluruh Informan peneliti dan Informan kunci yang telah memberikan dukungan semasa pencarian data dan informasi.
8. Keluargaku tercinta, khususnya Papa dan Mama, kakak dan adikku,dan orang yang special terima kasih atas semua kasih sayang, dorongan, doa dan support-nya.
9. Sahabat terbaikku, Ayu, Mamih Mitha, Rifki, Agus, Inna, Nita, Choda, Trezna yang telah membantu dalam segala hal. Dan untuk teman-teman “seperjuangan” di UNIKOM terutama anak-anak dan IK-H2.
v
pembaca. Serta menerima saran dan masukan tersebut dengan hati terbuka. Semoga
penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Amiiin....
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Febuari 2012
x
SURAT PERNYATAAN……….. ii
ABSTRAK……….. iv
ABSTRACT………. v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI………..… x
DAFTAR TABEL………. xviii
DAFTAR GAMBAR…………..………...……… xx
DAFTRA LAMPIRAN……….. xxi
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1.Latar Belakang Masalah………..………..………. 1
1.2.Identifikasi Masalah……….. 7
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian………..….……….. 8
1.3.1. Maksud Penelitian………. 8
1.3.2. Tujuan Penelitian………... 8
1.4.Kegunaan Penelitian……….. 9
1.4.1. Kegunaan Teoritis………. 9
1.4.2. Kegunaan Praktis………... 9
xi
1.7.Subjek Penelitian dan Informan Penelitian……… 15
1.7.1. Subjek Penelitian………. 15
1.7.2. Informan Penelitian……… 15
1.7.3. Key Informan……….. 16
1.8.Metode Penelitian……….…. 17
1.9.Teknik Pengumpulan Data……….. 18
1.10.Teknik Analisa Data………... 21
1.11.Uji Keabsahan Data....………. 23
1.12.Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 25
1.12.1.Lokasi……… 25
1.12.2.Waktu Penelitian……… 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 27 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi……….. 27
2.1.1. Pengertian Komunikasi……….. 27
2.1.2. Tujuan Komunikasi………... 31
2.1.3. Unsur –Unsur Komunikasi ……… 32
2.1.4. Konteks – Konteks Komunikasi……….. 33
2.1.5. Proses Komunikasi……….……… 34
2.2. Tinjauan Tentang Komunikasi Antarpribadi…..……….. 35
2.2.1. Faktor – Faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi...……… 36
2.2.2. Fungsi – Fungsi Komunikasi Antarpribadi……….. 36
2.3. Tinjauan Tentang Gaya Hidup……… 39
xii
2.4.1 Pengertian Single Parent... 48
BAB III OBJEK PENELITIAN 51 3.1.Pengertian Single Parent dan Masalahnya……… 51
3.1.1. Single Parent di Kota Bandung……….. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57
4.1. Deskripsi Identitas Informan dan Key Informan……….…... 57
4.2. Analisis Hasil Penelitian…………...………. 64
4.2.1. Aktivitas Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya………...………. 64
4.2.2. Minat Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya ………...…………. 72
4.2.3. Citra Diri Wanita Single Parent di kota Bandung dalam Lingkungan Kerjanya ………...………... 77
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian………... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86 5.1. Kesimpulan……….. 86
5.2. Saran………. 88
DAFTAR PUSTAKA……….. 89
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang sangat erat. Yang
dibentuk karena kebutuhan akan kasih sayang antara suami dan istri. (Khairuddin,
1985: 104). Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang
merupakan organisasi terbatas dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama
pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan.
Struktur keluarga merupakan subsistem dari struktur sosial. Struktur
sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga. Hanya dalam
masyarakat yang kompleks dengan peradaban yang lebih tinggi keluarga berhenti
untuk memenuhi fungsi-fungsi ini, demikian juga pada masyarakat lokal seperti
halnya pembagian kelas-kelas sosialnya, cenderung untuk mempertahankan
kesatuan-kesatuan keluarga.
Dahulu keluarga (keluarga inti) merupakan struktur organisasi yang
terkecil dalam masyarakat meliputi ayah, ibu dan anak. Fenomena yang marak
terjadi akhir-akhir ini adalah kondisi keluarga yang tidak memiliki struktur
keluarga sebagaimana mestinya. Dalam artian sudah ada pergeseran dalam
struktur keluarga, yaitu adanya keluarga yang hanya orangtua tunggal dan anak
Problematika kehidupan keluarga kian lama kian kompleks seiring spirit
perubahan zaman dan paradigma berpikir individu maupun komunitas tertentu
terhadap hakikat atau esensi sebuah perkawinan. Perkawinan adalah kegiatan yang
sakral. Konsep itu selalu memandang lembaga sosial tersebut dari sudut pandang
filsafat- teologis sehingga tidak jarang melahirkan benturan konsep, antara ruang
yang transenden dan interpretasi menurut rasio manusia. Namun, gejolak zaman terus “menggugat” hakikat atau esensi sebuah perkawinan manakala manusia
mengalami kegetiran hidup yang menuntut adanya sebuah rumusan baru atau
sebuah rekonstruksi pemahaman yang lebih seimbang. Himpitan ekonomi,
tranformasi budaya, politik merupakan bentuk-bentuk gugatan terhadap cara
pandang di atas.
Simpul-simpul permasalahan sebuah rumah tangga yang tidak dapat diurai
secara jelas dapat menyebabkan keretakan sebuah kebersamaan yang serius yaitu
perceraian. Perceraian kemudian melahirkan babak kehidupan baru seperti
terjadinya peran baru yang disebut single parent.
Single parent adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua (ayah dan ibu) seorang diri, karena kehilangan/terpisah dari pasangannya.
Single parent (Orang tua tunggal) – merupakan fenomena yang terjadi di
beberapa kota besar, yang menghasilkanpandangan baru dalam sebuah struktur
keluarga. Meluasnya fenomena menjadi orangtua tunggal, maka semakin
Sementara menurut Sager (dalam Duval & Miller,1985) single parentadalah orang
tua yang memelihara dan membesarkan anak- anaknya tanpa kehadiran
dan dukungan dari pasangannya.
Adapun alasan-alasan seorang wanita menjadi single parent, sebagai berikut.
1.Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/negara lain;
2. kematian pasangan;
3. perceraian;
Single parentsendiri disebabkan dua hal, diinginkan (sengaja) dan tidak diinginkan (tragedi). Dalam tulisan sebelumnya saya menuliskan persektif
masyarakat terhadap single parent, yang hanya mengukur dari suatu status. Padahal masing-masing berbeda. Dalam kondisi yang disengaja, biasanya dianut
oleh kaum feminist yang menginginkan kebebasan dalam menentukan komposisi
suatu keluarga. Kaum feminist cenderung untuk mendobrak tatanan keluarga
karena dianggap sebagai pengukungan kebebasan berdasarkan jenis kelamin.
Dalam kondisi seperti ini biasanya wanita sudah mempersiapkan dirinya secara
matang. Mereka lebih mandiri dalam segi finansial dan memiliki prinsip yang
dipegang dalam menjalani kehidupannya sebagai single parent.
Kebutuhan hidup sekarang semakin meningkat. Bahkan kebutuhan
sekunder dimasukkan dalam kebutuhan premier. Orangtua selalu menginginkan
yang terbaik untuk anaknya. Kebutuhan anak sendiri sudah mendominasi
kebutuhan secara kesulurahan, dan kita selalu memberikan yang terbaik dari mulai
Permasalahan ini akan lebih berat jika dialami oleh wanita yang sebelumnya
menggantungkan hidup pada seorang suami dan memilih tidak bekerja. Banyak
wanita yang setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya untuk mengurus
keluarga. Pada saat ditinggalkan oleh suaminya (meninggal atau bercerai), tidak
ada kestabilan secara ekonomi. Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat
penghasilan tidak terlalu besar karena faktor pengalaman kerja yang masih minim.
Belum lagi belum terbiasa dalam mengurus keluarga sekaligus mencari nafkah.
Saat ini kondisi mental mulai terganggu. Gaya hidup pun berubah secara
signifikan, yang akhirnya muncul rasa depresi. Oleh karena itu, jangan heran jika
sekarang wanita tetap berjuang mengejar karirnya walaupun kondisi suaminya
sudah mapan. Wanita memiliki hak untuk memasukan dirinya dalam status “aman” menghadapi sesuatu yang mungkin tidak terduga sebelumnya.
Gaya hidup seorang wanita single parent di zaman sekarang semakin
berkembang, apalagi di saat peran mereka menjadi single parentyang mengurus segala halnya sendiri. Ada juga kehidupan sebagai wanita single parentyaitu
menjadi wanita yang berkarier, walaupun merkea berkerja sebagai wanita
berkarier tapi meereka bisa mengurusi segala hal dengan baik.
Perannya sebagai ibu, sebagai yaitu menjalankan kodratnya sebagai
perempuan, meliputi mengasuh dan membesarkan anaknya, serta hal-hal yang ada
dalam rumah. Walaupun dalam kondisi bekerja, tetap harus memonitor apa yang
terjadi di dalam rumah. Mempersiapkan kemandirian untuk mental si anak juga
sangat perlu. Kasih sayang adalah kunci segala-galanya. Memberi pengertian
anak akan mengalami dampak psikologis yang akan memengaruhi terhadap
perilakunya di rumah, sekolah, dan masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan
dirinya dan meningkatkan rasa nyaman merupakan tugas utama. Anak merupakan
skala prioritas, karena tanpa itu sia-sia semua karir dan peran yang dijalani akan
sia-sia.
Dimana perannya menjadi wanita single parentyang bekerja keras untuk menafkahi anak–anaknya sehingga anak–anaknya bisa menjadi sukses. Jaman
sekarang seorang wanita yang single parentbanyak melakukan pekerjaannya
sendiri atau mereka berkerja menjadi wanita single parent yang sukses dalam kariernya.
Dukungan sosial bisa berupa dukungan emosional atau instrumental,
seperti yang dikemukan oleh Sarason (1990). Dukungan
emosional, ditandai dengan perhatian yang simpatik terhadap orang lain yang
mengalami stres. Tujuannya adalah untuk mengurangi emosi negatif dan
ketegangan yang dihasilkan.
Dukungan instrumental, Dukungan instrumental, ditandai dengan bantuan
yang lebih nyata atau berwujud. Misalnya, nasehat-nasehat membantu individu
yang stres secara aktual mengubah lingkungan yang memicu stres. Misalnya,
secara aktif menyelesaikan masalah atau mengubah persepsi terhadap sumber
stress.
melakukan aktifitas atau kegiatan-kegiatan tertentu. Dan itu menjadi salah satu
konsep diri dan gaya hidup wanita “single parent” tersebut.
Gaya Hidup – Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192 ) adalah pola
hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan citra diri³. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang
dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time
(activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (self image)” (suatu gaya
hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas),
apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang
orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (citra diri).
Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan
lingkungan. Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah
pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya.
Dari wacana di atas yang sudah dijelaskan, dan dapat di tarik sebuah
permasalahan tentang Gaya Hidup yang digunakan oleh wanita “single parent”
dalam berkarier, yaitu tentang Aktivitas, minat dan citra diri yang ada pada kaum
wanita “single parent” dalam berkarier. Mengangkat pembahasan tentang wanita “single parent” dalam berkarier ini menarik untuk diteliti karena karena
merupakan sebuah kaum sosial yang kini mulai banyak dan tersebar di seluruh
masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, Peneliti kemudian mengambil rumusan
masalah yaitu: Bagaimana Gaya Hidup Wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya (Studi Deskriptif mengenai Gaya Hidup Wanita “Single Parent” dalam Lingkungan Kerjanya di Kota Bandung)?
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka teridentifikasi masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas wanita Single Parent di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya?
2. Bagaimana minat wanita Single Parent di kota Bandung dalam lingkungan kerjanya?
3. Bagaimana citra diri wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam
lingkungan kerjanya?
4. Bagaimana gaya hidup wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Gaya Hidup Wanita “Single Parent” di Kota Bandung dalam lingkungan kerjanya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk mengetahui aktivitas wanita “single parent” di Kota Bandung dalam
lingkungan kerjanya.
2) Untuk mengetahui minat wanita “single parent” di kota Bandung dalam
lingkungan kerjanya.
3) Untuk mengetahui citra diri wanita “single parent” di Kota Bandung dalam
lingkungan kerjanya.
4) Untuk mengetahui gaya hidup wanita “single parent” di Kota Bandung dalam
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis dapat memberikan masukan dan dapat
memperdalam pengetahuan berhubungan dengan studi ilmu komunikasi.
Penelitian ini juga lebih membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis
terhadap gejala atau realitas sosial yang ada di masyarakat dan menarik untuk
diteliti.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Untuk Peneliti
Kegunaan penelitian ini untuk peneliti adalah memberikan pengetahuan lebih
mendalam tentang keberadaan wanita “single parent” dalam berkarier yang selama ini menjadi sesuatu yang menimbulkan tanda tanya dalam sosialitas
peneliti. Penelitian ini memberikan wawasan baru bagi peneliti akan berbagai
macam perilaku sosial yang terdapat di dalam masyarakat.
2. Untuk Akademisi
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia
untuk sumber tambahan dalam memperoleh informasi bagi peneliti yang akan
melaksanakan penelitian pada kajian yang sama.
3.Untuk Masyarakat
Kegunaan penelitian ini bagi masyarakat umum adalah untuk mengetahui
tentang Pemahaman Gaya Hidup Wanita “Single Parent” dalam Berkarier yang
berada di kota Bandung.
1.5Kerangka Pemikiran
1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gaya hidup menurut Kotler adalah “perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya”1.
Sementara itu, menurut Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup adalah
menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan
bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan
Rismiati (2001:174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan.
Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan
1
lingkungan. Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah
pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya
dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara
demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat
pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor
psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik
konsumen.
1. Aktivitas yaitu proses untuk menjalankan atau berpartisipasi dalam berdasarkan
yang hidup. Aktivitas juga bisa diartikan juga sebagai suatu kegiatan dimana
seseorang melakukan suatu proses untuk menjalani kehidupan nya.
2. Minat, adalah suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), “bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan (Natawijaya, 1978:94) Menurut Soesilowindradini dalam Bukunya Tuharjo,(1989:13),gaya hidup adalah “suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi
yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya minat
seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat
menimbulkan motivasi. Purnama (1994:15) menjabarkan karakteristik individu
yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar,
kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang
positif. Pendapat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat Slameto dalam “TomiDarmawan,2007” yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada
hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”.
Suyanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang
tidak sengaja yag terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dan Fauzan dalam “Tomi Darmawan,2007” memandang minat
sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk
tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Winkel (1987:105) menyatakan “bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk
merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”. Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditemukan adanya beberapa
unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu adanya perhatian, daya dorong
tiap-tiap individu dan kesenangan.
Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri
kita sebenarnya. Citra diri Ia juga merupakan konsep diri tentang individu seperti
apa yang diangkapakan Maxwell Maltz dalam Bukunya Ranjit Singh Malhi,2005,
Enhancing Personal Quality. Yang mengatakan bahwa Citra diri seseorang
pengetahuan yang dimilikinya, dan bagaimana orang lain telah menilainya secara
obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain melihat kita.
1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Berdasarkan landasan teoritis yang telah dipaparkan diatas, maka tergambar
beberapa konsep yang akan dijadikan sebagai acuan peneliti dalam
mengaplikasikan penelitian ini.Dimana dari penjelasan di atas bahwa disini ialah
Gaya Hidup, yang dimana Gaya hidup itu menyangkut tentang Aktivitas, Citra
dan minat wanita “singel perent” dalam berkarier. Misalnya aktivitas yang berisi
tentang penampilan, perilaku dan cara memandang hidup seperti jika wanita “single parent” tersebut dalam ketertarikan untuk menjalani hidupnya
melanjutkan mencari pasangan atau hidup sendiri untuk selalu mengurus
anak-anaknya.
1. Aktivitas yaitu berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh para wanita “singel perent” dalam berkarier di Kota Bandung maupun juga dalam aktifitasnya
sehari-hari.
2. Minat, ketertarikan wanita “single parent” akan gaya hidupnya terlihat dari
minat mereka dalam kehidupannya, apakah mereka hidupnya akan mengikuti
kesederhaan atau kemewahan.
3. Wanita “single parent” dalam berkarier memiliki citra diri,atau bisa disebut juga sebagai konsep diri, konsep diri tersendiri yang membedakan antara seorang
dibentuk oleh wanita “single parent”, menginginkan adanya penilaian dan
penghargaan positif dan menginginkan dihargai dan dicintai karena nilai yang di
miliki oleh mereka sebagai wanita “single parent”.
Kepribadian wanita “single parent” ini didapatkan dari pengalaman-pengalaman
juga yang didapatkan dari lingkungan.
1.6 Daftar Pertanyaan Penelitian. a. Aktivitas
1. Bagaimana kegiatan anda di dalam lingkungan kerja ?
2. Bagaimana perilaku anda sebagai wanita “single parent” di lingkungan kerja?
3. Bagaimana komunikasi anda di lingkungan rumah dan di lingkungan kerja?
b. Minat
4. Bagaimana cara anda untuk memenuhi kebutuhan anda sebagai wanita single
parent pada kehidupan anda sehari - hari?
5. Bagaimana perhatian yang anda dapatkan sebagai wanita single parent pada
lingkungan kerja dan lingkungan keluarga anda?
6. Pendapat anda tentang “perlunya pasangan hidup untuk menemani setiap saat”?
c. Citra Diri
7. Bagaimana anda menilai diri anda sebagai wanita single parent? 8. Bagaimana perasaan anda menjadi seorang wanita single parent?
10.Bagaimana tanggapan atau penilaian orang terhadap anda sebagai wanita
single parent?
1.7 Subjek Penelitian dan Informan Penelitian
1.7.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat-keadaannya ( atributt -nya) akan diteliti. Dengan kata lain
subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung
objek penelitian (Tatang M, 2009)
Subjek Penelitian ini adalah wanita “single parent” berkarier di kota
Bandung.
1.7.2 Informan Penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi
(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai
objek penelitian tersebut. Menurut AM Huberman & MB Miles dalam Bungin mengemukakan bahwa informan juga berfungsi sebagai umpan balik terhadap data
penelitian dalam ruang cross check data. (Bungin, 2001).
tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelas, informan dapat dilihat
pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1 Informan
No Nama Usia Keterangan
1 Henny Hendrawati 48 Tahun Pegawai Swasta
2 Atik Gurtika 53 Tahun Pegawai Swasta
3 Tati Kartini 51 Tahun Guru
Sumber : Peneliti, 2011
1.7.3 Key Informan
Dalam penelitian ini, ada seorang yang menjadi narasumber kunci (Key informan) yaitu seorang Psikolog yang dimana sumber psikolog mengetahui
tetang masalah perkawinan keluarga.
Psikolog adalah seorang ahli dalam bidang psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Psikolog dapat
dikategorikan ke dalam beberapa bidang tersendiri sesuai dengan cabang ilmu
psikologi yang ditekuninya.
Tabel 1.2 Key Informan
No Nama Usia Keterangan
1 Amanda 50 Tahun Psikolog
1.8 Metode Penelitian
Dalam pendekatan kualitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang
berdimensi banyak, suatu kesatuan yang utuh serta berubah – ubah sehingga
biasanya rancangan penelitian tersebut tidak disusun secara rinci dan pasti
sebelum penelitian di mulai untuk alasan itu pula, pengertian kualitatif sering di
asosiasikan dengan teknik analisa data dan penulisan laporan penelitian.
Dan dalam penelitian ini juga, peneliti menggunakan study deskriptif karena berdasarkan penjelasan yang banyak dijelaskan diatas, terbentuklah mengenai
definisi penelitian deskriptif, melalui teknik analisis deskriptif dan mengetahui
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Wawancara Mendalam ( in depth interview )
Untuk memperoleh data informasi secara akurat dari narasumber langsung
sebagai data primer, peneliti melakukan metode wawancara. Wawancara adalah
pengumpulan data yang dalam pelaksanaan nya adalah mengadakan tanya jawab
terhadap orang-orang yang erat kaitan nya dengan permasalahan, baik tertulis
maupun lisan guna memperoleh masalah yang di teliti.
Wawancara menurut Koentjaraningrat11 adalah:
Percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah
pihak, yaitu pewawancara (interview) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interview) sebagai orang yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu (Koentjaraningrat, 1996) Wawancara dapat beberapa kali dilakukan
untuk mendapatkan data-data yang benar-benar aktual. Seperti juga dalam metode
penelitian lainnya, kualitatif sangat bergantung dari data dilapangan dengan
melihat fakta-fakta yang ada. Data yang terus bertambah dimanfaatklan untuk
2. Observasi
Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang data yang telah ada.
Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian tersebut data-data yang
diperoleh dari wawancara dan sumber tertulis dapat di analisis nantinya dengan
melihat kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan. Observasi
penelitian dilakukan dengan cara mendatangi dan melihat langsung ke tempat
wanita “single parent” di Kota Bandung.
3. Studi Literatur
Peneliti juga menggunakan pencarian data melalui sumber-sumber tertulis
untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian ini, sebagai data
sekunder. Diantaranya studi literatur untuk mendapatkan kerangka teoritis dan
untuk mendapatkan kerangka teoritis dan memperkaya latar belakang penelitian
melalui jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian, kliping dari berbagai
media cetak yang mendukung penelitian.
4. Internet Searching/ penelusuran data online
Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah :
“Tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau
media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga
Perkembangan teknologi kini telah banyak membantu dalam kegiatan
penelitian. Perkembangan teknologi dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan
data yang berkaitan dengan penelitian. Internet digunakan sebagai salah satu
pilihan peneliti untuk sebagai salah satu teknik pengumpulan data. Internet
menjelma menjadi ensyklopedia raksasa yang memuat berbagai informasi
termasuk informasi mengenai penelitian dari berbagai daerah di berbagai penjuru
didunia. Penulis menggunakan internet searching karena didalam internet terdapat
banyak bahasan dan sumber data yang beragam dan dinamis tentang
perkembangan penelitian yang dalam hal ini tentang pria metroseksual. Peneliti
menggunakan internet sebagai media teknologi informasi yang mendunia untuk
mendapatkan informasi terbaru dan informasi yang telah ada sebelumnya. Dalam
penggunaannya, peneliti mencari berbagai data yang brkenaan dengan penelitian
seperti buku para ahli dari luar negeri dan lain-lain tanpa ada batasan ruang dan
waktu. Teknik pengumpulan data internet searching ini sangat efektif untuk
mendapatkan berbagai informasi yang kemungkinan bentuk fisiknya belum
terdapat di dalam masyarakat, sehingga memungkinkan mendapatkan informasi
untuk mendapatkan informasi diberbagai tempat.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental
1.10. Teknik Analisisa Data
Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang
sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian, hubungan
diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975:79) dalam Buku Metodologi Penelitian
Kualitatif mendefinisikan bahwa :
“Analisa data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu.” (Moleong,2010:280)
Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari “khusus ke umum” bukan dari “umum ke khusus”
sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan
pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama
lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak.
Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Huberman dan Miles (1984) melukiskan
Gambar 1.1
Komponen-Komponen Analisa Data Model Kualitatif
Sumber: Faisal (dalam Bungin, 2003: 69)
a. Data collection merupakan kegiatan pengumpulan data – data yang ada terlebih dahulu.
b. Data reduction merupakan kegiatan mereduksi data – data yang diperoleh setelah dilakukan pengumpulan dengan suatu bentuk analisis yang menajam,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan dan
mengorganisasi data.
c. Data display merupakan kegiatan memperlihatkan data yang diperoleh setelah
direduksi terlebih dahulu.
d. Conclusion drawing (verification) merupakan kegiatan membuat kesimpulan
dengan menggambarkan atau memverifikasi data – data yang diperoleh.
Data Collection
Data Display
Data Reduction
1.11 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa
pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji
kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk
menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis
kasus negatif, dan membercheck. (2005:270).
1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru.
2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda. (Sugiyono,2005:270-274)
4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan
rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan
jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang
sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat
me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong,
2007:334)
5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda
atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat
dipercaya.
6. Membercheck, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
1.12 Lokasi Dan Waktu Penelitian
l.12.1 Lokasi
Lokasi penelitian ini bertepat di kota Bandung. Penelitian yang dilakukan
tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
peniliti dan informan.
l.12.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini kurang lebih selama 4
bulan, yaitu mulai dari bulan November 2011 sampai sengan bulan Febuari 2012.
Adapun waktu penelitian ditampilkan dalam tabel.
Tabel 1.3
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No. Uraian Bulan
November November Januari Febuari
1. Persiapan
Studi pendahuluan
Pengajuan Judul
Persetujuan Judul
Penulisan BAB I
Bimbingan
Penulisan BAB II
Penulisan BAB III
Bimbingan
2. Pelaksanaan
Bimbingan
Pengolahan Data
3. Penulisan BAB IV
Bimbingan
Penulisan BAB V
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi
Dalam Mulyana dijelaskan, kata komunikasi atau communications dalam
bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama ,communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama(to make common).
Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagaiasal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yangmirip. Komunikasi
menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu
pesan dianut secara sama. (Mulyana, 2007:46)
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal daribahasa latin atau communicatio dan bersumber dari kata communis yangberarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orangterlibat dalam
komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsungselama ada kesamaan
makna mengenai apa yang di komunikasikan, yakni baik
si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy,2002:
9).
Carl. I. Hovland yang dikutup oleh Onong Uchjana Effendymendefinisikan
“The process by which an individual (the communicator) transmitsstimuli (usually verbal symbols).”(Proses dimana seseorang(komunikator) menyampaikan
perangsang (biasanya lambingbahasa) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikan).(Effendy, 2002:49).
Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakarkomunikasi
seperti yang diungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip olehOnong Uchana
Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi teori dan Praktek , ilmukomunikasi adalah
Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegasasas-asas penyampaian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap(Effendy, 2001: 10)
Hovland juga mengungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmukomunikasi
bukan hanya penyampaian informasi melainkan jugapembentukan pendapat
umum (Public Opinion) dan sikap publik (publicattitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkanperanan yang amat penting.Dalam
pengertian khusus komunikasi, Hovlandyang dikutip dari Onong Uchana Effendy
dalam buku Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktek mengatakan bahwa komunikasi adalahProses mengubah perilaku
orang lain (communication is the procces tomodify the behaviour of other individuals) Jadi dalam berkomunikasi bukansekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atausejumlah orang melakukan kegiatan
atau tindakan yang diinginkan oleh
komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat
atauperilaku orang lain, hal ini bisa terjadi apabila komunikasi yang
pesan-pesanharus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh komunikan untuk
mencapaitujuan komunikasi yang komunikatif. (Effendy, 2001:10)
Menurut Willbur Schramn, seorang ahli ilmu komunikasi kenamaandalam
karyanya Communication Research In The United States menyatakanbahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan olehkomunikator cocok
dengan kerangka acuan (Frame of Reference) yaknipanduan pengalaaman dan
pengertian (collection of experience and meanings)yang pernah diperoleh komunikan.Proses komunikasi pada dasarnya adalah
proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang komunikatorkepada
komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain.
Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley memperkenalkan 5 (lima)komponen
yang melandasi komunikasi yang dikutip dari buku Astrid P.Susanto yang
berjudul Komunikasi Dalam Praktek dan Teori , yaitu sebagaiberikut:
- Sumber (source) - Komunikator (encoder) - Pertanyaan/pesan (messege)
- Komunikan (decoder) - Tujuan (destination)
Unsur-unsur pesan dari proses komunikasi diatas, merupakanfaktor penting dalam
komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut olehpara ahli komunikasi dijadikan
objek ilmiah untuk ditelaah secarakhusus. Proses komunikasi dapat
1. Komunikasi Verbal
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yangmenggunakan satu
kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicarayang kita sadari termasuk ke
dalam kategori pesan verbal yangdisengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan
secara sadar untukberhubungan orang lain secara lisan. Basaha dapat juga
dianggapsebagai suatu sistem kode verbal
2. Komunikasi Non Verbal
Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukankata-kata.
Menurut Larry. A. Samovat dan Richard. E. Porter,komunikasi non verbal
mencakup semua rangsangan (terkecualirangsangan verbal) dalam suatu setting
komunikasi, yang dihasilkanoleh individu dan penggunaan lingkungan oleh
individu, yangmempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim ataupenerima”.(Mulyana, 2004:237).
Membahas tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau
juga definisi yang salah.Sama hal nya seperti model atau teori, definisi harus
dilihat dari kemanfaatan untuk menjelaskan sesuatu yang didefinisikan dan
mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya
Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik . Atau terlalu
luas , misalnya Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga
peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikan. Dalam penyampaian
informasi dari seseorang kepada orang lain, bukanlah hal yang mudah, sebab
apabila mudah tidak akan mungkin terjadinya komunikasi yang meleset. Pada saat
masing-masing individu memiliki pengalaman yang berbeda atau latar belakang yang
berbeda.
Dalam proses penyampaian juga harus bisa menimbulkan kesamaan makna
mengenai apa yang ada dibahas. Kesamaan makna dapat terlihat dari mengerti
bahasa yang digunakan dan mengerti makna dari hal yang dipercakapkan. Dengan
adanya kesamaan tersebut maka akan memudahkan penerimaan informasi dari
orang yang kita ajak berkomunikasi.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Dalam menyampaikan informasi dan mencari informasi kepada mereka, agar
apa yang kita sampaikan dapat dimengerti sehinggakomunikasi yang kita
laksanakan dapat tercapai. Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa
tujuan antara lain:
a. “Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain denganpendekatan
yang persuasif bukan memaksanakan kehendak.
b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harusmengetahui
benar aspirasi masyarakat tentang apa yangdiinginkannya, jangan mereka
menginginkan arah ke barat tapikita memberi jalur ke timur.
c. Menggerakan orang untuk melakukan sesuatu, menggerakkansesuatu itu
dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatanyang dimaksudkan
disini adalah kegiatan yang banyakmendorong, namun yang penting harus
d. “Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagaipejabat ataupun
komunikator kita harus menjelaskan kepadakomunikan (penerima) atau
bawahan dengan sebaik-baiknyadan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kitamaksudkan”.(Effendy, 1993:18).
Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalahmengharapkan
pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan. Setiap hari kita bermaksud
mengadakan komunikasi maka kita perlu menelitiapa tujuan kita tersebut:
1. Apakah kita ingin orang mengerjakan sesuatu atau supaya merekamau
bertindak.
2. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain.
3. Apakah kita ingin orang lain menerima dan mendukung gagasan kita.
2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan
darikomunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada
unsur-unsuryang harus di pahami,menurut Onong Uchana Effendy dalam bukunya
yangberjudul Dinamika Komunikasi bahwa dari berbagai pengertian
komunikasiyang telah ada tampak adanya sejumlah kommponen atau unsur yang
dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau
unsur-unsur tersebut menurut Onong Uchana Effendy adalah sebagai berikut:
Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.
Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang.
Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan
bilakomunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.
Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy: 2002, 6)
2.1.4 Konteks-Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan
dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks lomunkasi di sini
berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi, yakni terdiri dari:
1. Aspek bersifat fisik, seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan,
warna dinding, penataan tempat duduk, dan alat yang tersedia untuk
menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologis, seperti : sikap dan emosi para peserta komunikasi.
3. Aspek sosial, seperti: norma, nilai serta budaya.
4. Aspek waktu, yakni waktu berkomunikasi. Konteks komunikasi antara
lain:
1. Komunikasi Antar Persona
2. Komunikasi Kelompok
3. Komunikasi Organisasi, dan
2.1.5 Proses Komunikasi
Komunikasi tidak bisa terlepas dari yang namanya proses. Oleh karena itu
apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung
dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi
adalah :
“Diartikan sebagai “transfer informasi”‖ atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak.”(Ruslan 1999 : 69).
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendy proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :
1. Proses komunikasi secara primer
Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau
lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.
2. Proses komunikasi secara sekunder
“Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain.” (Effendy, 1984 : 11-17).
Pentingnya peranan media yakni media sekunder dalam proses
dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan
sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak
yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu jutaan, melainkan puluhan juta,
bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan
melalui radio atau televisi.
2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Antarpribadi
Seperti komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadipun
mempunyaijenis-jenisnya yang berbeda dengan bentuk komunikasi yang lain. MenurutOnong
Uchjana Effendy bahwa Secara teoritis komunikasi antarpribadidiklasifikasikan
menjadi dua jenis menurut sifatnya, yakni:
1. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antar
dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan
pesan dan seorang lagi yang menerima pesan.Oleh karena pelaku
komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara
intens, komunikator memusatkan perhatiannya hanya pada diri komunikan
itu.
2. Komunikasi Triadik (Triadic Communication) adalah komunikasiantarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni
seorangkomunikator dan dua orang komunikan. Apabila dibandingkan
dengankomunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif,
komunikan,sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan,
sepenuhnyajuga umpan balik yang berlangsung, merupakan kedua factor
yang sangatberpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
(1993:62)
2.2.1Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Antarpribadi
Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor
yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan.Begitu
pula dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
terlibat, didorong oleh faktor-faktor tertentu.Mengapa manusia ingin
melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya jenis komunikasi
antarpribadi yang sifatnya langsung dan tatap muka antar pihak yang
melaksanakan kegiatan komunikasi tersebut.
2.2.2 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi
Adapun fungsi komunikasi antarpribadi menurut Allo Liliweri terdiri atas:
a. Fungsi sosial
Komunikasi antar pribadi secara otomatis mempunyai fungsi social,
karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks social yang
orang-orangnya berinteraksi satu sama lain. Dalam keadaan demikian, maka
1. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan biologis dan
psikologis
2. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial.
3. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal
balik.
4. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu diri
sendiri
5. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik.
b. Fungsi pengambilan keputusan
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk
yang dikaruniai akal sebagai sarana berpikir yang tidak dimiliki oleh
semua makhluk di muka bumi. Karenanya ia mempunyai kemampuan
untuk mengambil keputusan dalam setiap hal yang harus dilaluinya.
Pengambilan keputusan meliputi penggunaan informasidan pengaruh
yang kuat dari orang lain. Ada dua aspek dari fungsi pengambilan
keputusan jika dikaitkan dengan komunikasi yaitu:
1. Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
2. Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain
Tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi orang lain, dan
menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi, agen yang
2005: 9). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan
komunikasi antarpribadi adalah:
a. Untuk memahami dan menemukan diri sendiri.
b. Menemukan dunia luar sehingga dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
c. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan
orang lain,
d. Melalui komunikasi antarpribadi, individu dapat mengubah sikap
dan perilaku sendiri dan orang lain,
e. Komunikasi antarpribadi merupakan proses belajar
f. Mempengaruhi orang lain
g. Mengubah pendapat orang lain
h. Membantu orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk dapat
bersosialisasi dengan orang lain, membantu orang lain. Melalui komunikasi
antarpribadi ini kita dapat menjadikan diri sebagai suatu agen yang dapat
mengubah diri dan lingkungan sesuai dengan yang kita kehendaki, selain itu
komunikasi ini juga bertujuan sebagai suatu proses belajar menuju perubahan
2.3 Tinjauan tentang Gaya Hidup 2.3.1 Definisi Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192)adalah pola hidup seseorang
di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan citra dirinya. Gaya hidup menggambarkan ―keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan
berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah ―A mode of living that is identified by how people spend their time (activities),
what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.
Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali
dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang
penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang
pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut
Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan
bagaimana orang hidup,bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mengalokasikan waktu13. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang
bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang
Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola
hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya
dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu
secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan
tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan
faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari
karakteristik konsumen.
Dalam Gaya Hidup terbagi oleh 3 yaitu :
1. Aktivitas yaitu proses untuk menjalankan atau berpartisipasi dalam berdasarkan yang hidup. Aktivitas juga bisa diartikan juga sebagai suatu
kegiatan dimana seseorang melakukan suatu proses untuk menjalani
kehidupan nya14. Akhir-akhir ini, biseksualitas telah diterima sebagai
sebuah orientasi seksual tersendiri. Namun, kurangnya penerimaan oleh
kaum gay dan lesbian serta kaum heteroseksual membuat penyusunan
identitas biseksual sangat menantang.
2. Minat, adalah suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan
lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi
seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian
tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock (1990:144), ―bahwa
ia. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang
akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja
yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan
kesenangan (Natawijaya, 1978:94)
Menurut Soesilowindradini dalam Bukunya Tuharjo,(1989:13),gaya hidup
adalah ―suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan
prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan
terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan
batin yang dapat menimbulkan motivasi. Purnama (1994:15) menjabarkan
karakteristik individu yang memiliki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu:
adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada
keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan
mempunyai pertimbangan yang positif. Pendapat tersebut tidak jauh berbeda
dengan pendapat Slameto dalam “TomiDarmawan,2007” yang menyatakan
bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau
semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya.
3. Citra diri merupakan salah satu unsur penting untuk menunjukan siapa diri
kita sebenarnya. Citra diri Ia juga merupakan konsep diri tentang individu
seperti apa yang diangkapakan Maxwell Maltz dalam Bukunya Ranjit Singh
Malhi,2005, Enhancing Personal Quality. Yang mengatakan bahwa Citra diri
seseorang terbentuk dari perjalanan pengalaman masa lalu, keberhasilan dan
menilainya secara obyektif. Kita sering melihat diri kita seperti orang lain
melihat kita. Citra diri juga bisa disebut dengan konsep diri.
2.3.2 Bentuk – bentuk Gaya hidup
Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a. Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalamiestetisisasi, “estetisisasi kehidupan sehari-hari” dan
bahkantubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi
tubuh.Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek,benih penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu
ada!”adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk
melukiskankegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah
sebabnya industry gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri
penampilan.
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi),
parapolitisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di
dalamera globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan
besardalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita
rasa(taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya
visualyang kadang-kadang mempesona dan memabukkan.
halus(subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik.
Iklanjuga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang
kitabuat.
c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada
kesimpulanbahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity
based-culture),para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari
parakonsumen kontemporer.Dalam budaya konsumen, identitas menjadisuatu sandaran “aksesori fashion”. Wajah generasi baru yang
dikenalsebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang
inidianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami
selebriti(celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia
maya(Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan.
Iniberarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen
demimomen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.
d. Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak
kepadasesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk
mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi
dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai
tujuan.Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung
jawabmaksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami
dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri.
Dengan gayahidup mandiri, budaya konsumerisme tidak
lagimemenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk
menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta
menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang
kemandirian tersebut.
e. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya
untukmencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan
waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian
kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu
ingin menjadi pusat perhatian. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup
darisuatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang
di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan
sematasampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran
dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.
2.3.3 Faktor Pembentuk Gaya Hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidupseseorang dapat
dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individuseperti kegiatan-kegiatan untuk