• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. GARAM SUMENEP MADURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. GARAM SUMENEP MADURA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

A

ANNAALLIISSIISS PPEERRSSEEPPSSII MMAASSYYAARRAAKKAATT T

TEENNTTAANNG G PPRROOGGRRAAMM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PT. GARAM SUMENEP MADURA

SKRIPSI

Oleh:

NAMA : IMAM HANAFI NIM : 09610026

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala kerendahan hati dan ucapan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY (CSR) PADA PT. GARAM SUMENEP MADURA” disusun untuk memenuhi serta melengkapi

syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Muhadjir Efendy,M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

(5)

4. Dra. Sri Nastiti Andharini, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.

5. Drs.Noor Aziz, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Kepada kedua orang tuaku Bpk.Zakari dan Ibu. R. Sitti hatija yang selalu memberi motivasi, dan seluruh keluargaku yang telah membantu baik materil maupun spirituil

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, April 2014

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI ... v

DAFTAR PERUBAHAN DRAFT ... vi

KARTU KENDALI BIMBINGAN SKRIPSI ... vii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... viii

ABSTRAK INDONESIA ... ix

ABSTRAK INGGRIS ... x

KATA PENGANTAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

B. Kajian Pustaka ... 11

1. Pengertian Persepsi ... 11

2. Proses Pembentukan Persepsi ... 13

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 17

(7)

5. Pandangan Perusahaan Terhadap CSR ... 23

6. Implementasi CSR ... 25

7. Manfaat CSR ... 27

8. Motivasi Penerapan CSR ... 29

9. Ruang Lingkup Penerapan CSR ... 30

10.Bentuk Penerapan CSR ... 31

11.Media Penerapan Kerangka Pikir ... 33

12.Hubungan Konsep Pemasaran Dengan Corporate Social Responsibility………..……….34

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Sumber Data ... 38

D. Teknik Perolehan Data ... 39

E. Definisi Operasional Variabel ... 40

F. Teknik Pengukuran Variabel... 42

G. Uji Instrumen ... 42

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 46

B. Gambaran Karakteristik Responden ... 55

(8)

D. Deskripsi Jawaban Responden dan Hasil Analisis Rentang

Skala ... 64 E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

Tabel 3.1 Penilaian Variabel Berdasarkan Hasil dari Rentang Skala ... 45

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Pada PT. Garam Kalianget Sumenep ... 50

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 57

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 58

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 59

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 60

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 61

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

Tabel 4.9 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat tentang motivasi (X1) ... 62

Tabel 4.10 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat tentang ruang lingkup (X2) ... 62

Tabel 4.11 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat tentang bentuk (X3) ... 63

Tabel 4.12 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat tentang media (X4) ... 64

(11)

Tabel 4.14 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat

tentang ruang lingkup (X2)... 67 Tabel 4.15 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Ruang Lingkup (X2)...67

Tabel 4.16 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat tentang bentuk (X3)...69 Tabel 4.17 Hasil Analisis Rentang Skala Tentang Bentuk (X3)...70 Tabel 4.18 Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi masyarakat

tentang media (X4)………..72

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skor jawaban responden variabel persepsi masyarakat tentang motivasi 2. Skor jawaban responden variabel persepsi masyarakat tentang ruang lingkup 3. Skor jawaban responden variabel persepsi masyarakat tentang bentuk

4. Skor jawaban responden variabel persepsi masyarakat tentang media 5. Hasil distribusi jawaban responden

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum, Bandung Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi II, Rineka Cipta.

Ahamad, Belkaoui, 2003, Teori Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Devito, Joseph. A. 2007. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books.

Dhanias, Deni. 2010. Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi Empiris. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 5 No. 1, hal 46-68.

Effendy, Onong Uchjana, 2003, Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung:PT.Citra Aditya Bakti.

Harmita, 2011, Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Tanggung Jawab Sosial Universitas Muhammadiyah Malang, Jurnal Ekonomi.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Hackston dan Milne, 1996, Bukti empiris mengenai praktik pengungkapan lingkungan dan sosial pada perusahaan-perusahaan di New Zealand, Jurnal Ekonomi.

Husein Umar, 2007, Riset Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Indriantoro dan Supomo, 2006, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Frank Jefkins. 2002. Teori Komunikasi: Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika.

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility. Amerika: John Wiley & Sons, Inc.

Mahoney L and Robert R. 2003. Corporate Social and Environtmental Performance and Their Relation to Financial Performance and Institusional Ownership: Empirical Evidence on Canadians Firms. School of Accounting University of Central Florida. http://accounting.rutgers.edu

Meita, 2009, Sumbangan Sosial Perusahaan” Profil dan pola distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 kota oleh PIRAC. Ford Foundation Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(14)

Sarumpaet, 2005, Hubungan antara performa lingkungan dan performa perusahaan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia, Jurnal Manajemen. Supomo, Edi. 2004. Menggagas Standar Audit Program CSR. Bandung.

Sugiono. 2009. Metodologi Penelitian Administrasi, Edisi Ketiga, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suharto, Edi, 2007, Pekerjaan Sosial Dunia Industri, Memperkuat Tangungjawab Sosial Perusahaan, (Corporate Social Responsibility) Refika Aditama, Bandung.

Singgih Santoso & Fandy Tjiptono, 2000, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT. Gramedia, Jakarta.

Wahyudi, Sidharta. 2011. Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelaporan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia. http://google.com

Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr., 2005, Teori Komunikasi, Kencana, Jakarta.

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility, Fascho Publishing: Jawa Timur.

Wibowo, Arief, 2006, Jakian Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Tecnology Acceptance Model (TAM), Jurnal Ekonomi Manajemen.

(15)

1

B BAABB II P

PEENNDDAAHHUULLUUAANN

A. Latar Belakang Penelitian

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu bentuk

tanggung jawab perusahaan atau lembaga kepada stakeholder yang disini berarti komunitas sekitar yaitu masyarakat. Suatu perusahaan atau lembaga tidak dapat melepaskan diri begitu saja dari lingkungan sekitar, sehingga membeirkan dukungan kualitas kehidupan masyarakat (Wahyudi 2011:30). Tanggung jawab sosial mengasumsikan perusahaan atau lembaga sebagai perintis pembangunan yang penting, khususnya dalam hubungan dengan kelompok masyarakat.

Terdapat pandangan yang menyatakan bahwa perusahaan tidak hanya dinilai dari kinerja finansialnya saja tetapi juga dinilai dari kinerja sosial perusahaan (corporate social performance), yaitu bagaimana perusahaan tidak hanya memuaskan para pemilik modal tetapi juga harus memuaskan seluruh stakeholdernya, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan mulai

munculnya pandangan bahwa perusahaan harus melaksanakan aktivitas sosial, disamping aktivitas operasionalnya, di mana perusahaan merupakan salah satu bagian dari masyarakat sehingga keberadaannya perlu diperhatikan oleh perusahaan (Wibisono, 2007:72).

Isu tentang CSR muncul karena adanya berbagai tekanan dari pihak luar, seperti adanya usaha penelitian yang intensif dari berbagai lembaga swadaya masyarakat dalam hal ini lembaga survey lingkungan tentang peran

(16)

2

perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Isu-isu tentang kerusakan lingkungan, hak-hak kaum buruh yang terabaikan oleh perusahaan, skandal keuangan atau masalah-masalah sosial yang timbul sebagai akibat dar aktivitas operasional perusahaan menggugah aktivis dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk melakukan penelitian dan menuntut perusahaan memberikan kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya CSR akan membawa dampak positif bagi peningkatan motivasi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Dengan berbagai alasan seperti kekhawatiran akan kehilangan simpati masyarakat dan kehilangan pasar, kesadaran dari perusahaan itu sendiri, ataupun karena ketaatan pada pemerintah, maka pelaksanaan CSR perlu dukungan dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat, maupun kalangan akademisi.

(17)

3

jawab sosial perusahaan, selain laporan keuangan. Hal ini dilakukan karena perusahaan menginginkan legitimasi dan nilai positif dari masyarakat sehingga perusahaan akan memperoleh laba dalam jangka waktu yang panjang.

Bagi perusahaaan, bentuk tanggung jawab dalam CSR membutuhkan biaya yang relatif besar agar bisa berjalan dengan baik dan berkesinambungan. Hal ini merupakan salah satu permasalahan yang akan memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Di satu sisi perusahaan ingin memperoleh laba sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil mungkin, tetapi dengan adanya tekanan untuk melakukan tanggung jawab sosial perusahaan, tentu saja hal ini akan mengurangi laba yang diharapkan oleh perusahaan karena harus mengeluarkan biaya untuk tanggung jawab sosial perusahaan tersebut. Namun demikian kegiatan CSR dapat memberikan citra positif perusahaan kepada masyarakat.

(18)

4

membangun sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat serta memperbaiki fasilitas umum yang terdapat dimasyarakat.

Bentuk sarana dan prasana yang telah dibangun oleh perusahaan yaitu berupa perbaikan sekolah desa, perbaikan sarana MCK berbaikan fasilitas tempat ibadah yaitu masjid dan mushola yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Perbaikan fasilitas-fasilitas tersebut bertujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi masyarakat yang terdapat disekitar perusahaan sehingga keberadaannya dirasakan manfaatkan oleh masyarakat disekitar perusahaan. Selain program yang bersifat pembangunan fisik, program yang dilakukan perusahaan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan yaitu dengan memberikan bantuan kredit kepada masyarakat dalam meningkatkan usaha yang dilakukan. Bentuk bantuan kredit tersebut yaitu berupaya bantuan kredit tanpa adanya bunga bagi para pedagang kecil yang benar-benar membutuhkan modal usaha, dan sistem pengelolaan diserahkan secara langsung oleh desa. Namun demikain sebagai

(19)

5

adanya fasilitas tersebut. Bentuk-bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Garam Sumenep Madura dapat disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Bentuk-Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Garam Sumenep Madura

No. Bentuk Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Program bantuan secara langsung, berupa pinjaman tanpa bunga untuk pedagang kecil yang dikelola secara langsung oleh desa

2. Pemberdayaan masyarakat, kualitas pendidikan baik usia anak-anak sekolah serta bagi masyarakat.

3. Memaksimalkan potensi masyarakat, memberikan modal usaha kepada masyarakat.

4. Menjaga kelestarian lingkungan hidup, melakukan kegiatan penghijauan disekitar pabrik.

5 Pembangunan fasilitas penerangan jalan, fasilitas penerangan jalan. 6 Pemberian kredit atau bantuan modal, pemberian kredit usaha tanpa

bunga.

7 Pemberian dana-dana kegiatan sosial masyarakat, pemberian bantuan acara rutin di desa baik acara resmi maupun tidak resmi.

8 Pendirian suatu yayasan, mendirikan yayasan panti asuhan “Al -Amin”

9 Sponsor resmi dari kegiatan olah raga, pemberikan bantuan dana untuk olah raga.

10 Program atau berbagai event pendidikan, bantuan peralatan sekolah kepada anak-anak disekitar pabrik.

Sumber: PT. Garam Sumenep Madura

(20)

6

telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut maka judul penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu: AAnnaalliissiiss PePerrsseeppssii MMaassyyaarraakkaatt TeTennttaanngg P

Prrooggrraamm Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Garam Sumenep Madura.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana persepsi masyarakat tentang pelaksanaan CSR yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitar PT. Garam Sumenep Madura? C. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dibatasi pada kegiatan CSR PT. Garam Sumenep Madura pada periode tahun 2013.

2. Sampel penelitian adalah masyarakat di sekitar PT. Garam Sumenep Madura

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pelaksanaan CSR yang telah dilakukan oleh masyarakat sekitar PT. Garam Sumenep Madura. 2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian selanjutnya yang melakukan penelitian mengenai topik yang sama.

(21)

7

(22)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmita (2011) dengan judul Tangapan Masyarakat Mengenai Tanggungjawab Sosial Universitas Muhammadiyah Malang (Studi pada Masyarakat disekitar Kampus III UMM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tangapan masyarakat mengenai tanggungjawab sosial Universitas Muhammadiyah Malang (Studi pada Masyarakat disekitar Kampus III UMM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis distribusi frekuensi. Hasil analisis dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan CSR yang telah diberikan UMM yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Persepsi masyarakat terhadap aspek sosial dapat diketahui bahwa dengan keberadaan UMM dapat memberikan dampak positif terhadap khidupan masyarakat di sekitar UMM. Pada sisi yang lain apabila ditinjau dari aspek ekonomi menunjukkan bahwa UMM telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar dengan memberikan bantuan secara ekonomi baik berupa bantuan secara finansial maupun bantuan fisik sarana dan prasarana. Mengenai aspek lingkungan menunjukkan bahwa keberadaan UMM tidak menimbulkan terjadinya permasalahan terkait dengan kondisi

(23)

9

lingkungan, di mana keberadaan UMM tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang terdapat di masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian Rusdianto (2009), dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Citra Perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial Corporate Social Responsibility (CSR) yang meliputi motivasi, ruang lingkup, bentuk dan

media secara simultan berpengaruh terhadap upaya untuk peningkatan citra. Hasil uji variabel yang mempunyai pengaruh dominan dapat diketahui bahwa bentuk penerapan CSR mempunyai pengaruh dominan terhadap upaya untuk peningkatan citra perusahaan.

(24)

10

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil

Harmita (2011)

Tangapan Masyarakat Mengenai Tanggungjawab Sosial Universitas Muhammadiyah Malang (Studi pada Masyarakat disekitar Kampus III UMM)

Hasil analisis dapat diketahui bahwa persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan CSR yang telah diberikan UMM yang terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup. Persepsi masyarakat terhadap aspek sosial dapat diketahui bahwa dengan keberadaan UMM dapat memberikan dampak positif terhadap khidupan masyarakat di sekitar UMM. Pada sisi yang lain apabila ditinjau dari aspek ekonomi menunjukkan bahwa UMM telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar dengan memberikan bantuan secara ekonomi baik berupa bantuan secara finansial maupun bantuan fisik sarana dan prasarana. Mengenai aspek lingkungan menunjukkan bahwa keberadaan UMM tidak menimbulkan terjadinya permasalahan terkait dengan kondisi lingkungan, di mana keberadaan UMM tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup yang terdapat di masyarakat

Rusdianto (2009)

Pengaruh Penerapan

Corporate Social

Responsibility (CSR)

Terhadap Citra

Perusahaan

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial Corporate Social Responsibility

(CSR) yang meliputi motivasi, ruang

lingkup, bentuk dan media secara simultan berpengaruh terhadap upaya untuk peningkatan citra. Hasil uji variabel yang mempunyai pengaruh dominan dapat diketahui bahwa bentuk penerapan CSR mempunyai pengaruh dominan terhadap upaya untuk peningkatan citra perusahaan Imam

Hanafi (2013)

A

Annaalliissiiss PePerrsseeppssii M

Maassyayarraakkaatt TeTennttaanngg P

Prrooggrraamm Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Garam Sumenep Madura

(25)

11

B. Kajian Pustaka 1. Pengertian Persepsi

Kegiatan Individu bisa memahami kata – kata, suara, dan gambar yang ditangkap dalam suatu pesan merupakan suatu proses pemaknaan atau mempersepsi. Sedangkan persepsi adalah hasil dari proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan mengintepretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenal dunia jadi seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak dan memilih. (Wibowo, 2006:27)

Berdasarkan pendapata tersebut dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Berelson dan Steiner dalam buku Teori Komunikasi, Sejarah , dan Terapan didalam media massa diungkapkan bahwa proses yang kompleks, dimana orang memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan respons terhadap suatu rangsangan ke dalam situasi masyarakat dunia yang penuh arti dan logis. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan aktivitas aktif yang melibatkan pembelajaran, pembaharuan cara pandang, dan pengaruh timbal balik dalam pengamatan.

(26)

12

kelima indera, yaitu indera pendengaran, indera pencium, indera penglihat, indera peraba, dan indera pengecap. Namun masing-masing personal menerima, mengatur, dan menginterpretasikan informasi tersebut dengan cara masing –masing.

Setiap individu diciptakan berbeda. Persepsi masing–masing individu terhadap rangsangan yang diterimanya tentunya juga akan berbeda–beda. Persepsi sebenarnya inti dari komunikasi, disebut demikian karena jika persepsi tidak akurat kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2007:180). Bagaimana kita berkomunikasi diawali dengan proses persepsi. Ketika kita menyampaikan sesuatu kepada seseorang pada awalnya kita telah memiliki persepsi sendiri tentang sesuatu dan seseorang tersebut.

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris yaitu perception dan dari bahasa latin perception, dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Dalam arti sempit, persepsi ialah penglihatan, yakni bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memangdang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).

(27)

13

itu merupakan proses yang terintegrasi atau menyeluruh dari individu yang bersangkutan, maka apa yang ada dalam diri individu, berupa pengetahuan, pengalaman – pengalaman, sikap – sikap dan sebagainya akan ikut aktif dalam menentukan persepsi individu yang bersangkutan.

Persepsi juga berangkat dari model S-O-R dalam teori komunikasi. Model S-O-R terdiri dari Stimulus, Organism, dan Response. Effendi (2003:255), yang dimaksud Stimulus dalam komunikasi adalah pesan, Response yaitu adalah efek yang dihasilkan. Sementar Organism yaitu individu yang berperan sebagai komunikasi atau penerima pesan. Menurut Prof. Dr. Mar’at (Effendi, 2003:255) ada 3 variabel utama dalam diri manusia

sebagai Organism yang menjalankan fungsi komunikan, variabel ini secara tidak langsung juga mempengaruhi dalam persepsi. Variabel–variabel tersebut adalah pengertian, pemahaman, dan penerimaan. Pengertian meliputi bagaimana seorang komunikan member arti pada pesan yang diterimanya, pemahaman meliputi bagaimana komunikan mengaitkan pesan tersebut dengan konsep lain yang telah dipahami sebelumnya, sedangkan penerimaan yaitu bagaimana komunikan menerima isi pesan tersebut serta pendapat komunikan terhadap isi dari pesan yang diterimanya.

2. Proses Pembentukan Persepsi

(28)

14

1. Asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman – pengalaman masa lalu (yang sering terjadi pada tingkat bawah sadar)

2. Harapan – harapan budaya 3. Motivasi (kebutuhan) 4. Suasana hati (mood) 5. Sikap

Persepsi bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu antara pesan yang terjadi di “luar sana”. Apa yang terjadi di dunia luar dapat

sangat berbeda dengan apa yang mencapai otak kita, proses terjadinya dapat diilustrasikan melalui bagan berikut ini :

Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi (sumber : De Vito, 2007 : 75-76)

Berikut adalah penjelasan bagan diatas mengenai proses terjadinya persepsinya (De Vito, 2007 : 75 – 76):

1. Terjadinya stimulasi alat indera (sensory stimultan)

Pada tahap pertama, alat indera distimulasi (dirangsang). Kita mendengar suara musik. Kita melihat seseorang yang sudah lama kita jumpai. Kita mencium parfum orang yang berdekatan dengan kita. Kita mencicipi sepotong kue. Kita merasakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabat tangan. Meskipun kita memiliki kemampuan penginderaan

Stimulasi alat indera dievaluasi

-ditafsirkan Stimulasi alat

indera diatur Terjadinya

(29)

15

untuk merasakan stimulus (rangsangan), kita tidak selalu menggunakannya. Kita akan menangkap apa yang bermakna bagi kita dan tidak menangkap apa yang kelihatannya tidak bermakna.

2. Stimulasi terhadap alat indera diatur.

Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximity), atau kemiripan: orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain dipersepsikan bersama – sama, atau sebagai satu kesatuan (unit). Prinsip lain adalah kelengkapan (closure): kita memandang atau mempersepsikan suatu gambar atau pesan yang lengkap. Kemiripan atau kelengkapan hanyalah dua diantara banyak prinsip pengaturan yang akan kita singgung. Dalam membanyangkan prinsip – prinsip ini, hendaklah kita ingat bahwa apa yang kita persepsikan, juga kita tata ke dalam suatu pola yang bermakna bagi kita. Pola ini belum tentu benar atau logis dari suatu segi obyektif tertentu.

3. Stimulasi terhadap alat indera ditafsirkan-dievaluasi

(30)

16

dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita. Hendaklah jelas dari pengaruh diatas bahwa ada banyak peluang bagi penafsiran. Walaupun kita semua menerima sebuah pesan, cara masing – masing orang menafsirkan – mengevaluasinya tidaklah sama. Penafsiran-evaluasi ini juga akan berbeda bagi satu orang yang sama dari waktu ke waktu. De Vito (2007:77-88), merupakan proses-proses yang mempengaruhi persepsi antara lain:

a. Teori Kepribadian Implicit mengacu pada teori kepribadian individual yang diyakini seseorang dan yang mempengaruhi bagaimana persepsinya kepada orang lain.

b. Ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya terjadi bila anda membuat

ramalan atau merumuskan keyakinan yang menjadi kenyataan karena anda membuat ramalan itu dan bertindak seakan-akan ramalan itu benar.

c. Asentuasi persetual membuat kita melihat apa yang kita harapkan dan apa yang ingin kita lihat.

(31)

17

e. Konsistensi mengacu pada kecenderungan untuk merasakan apa yang memungkinkan kita mencapai keseimbangan atau kenyamanan psikologis di antara berbagai sikap dan hubungan antara mereka. f. Stereotype mengacu pada kecenderungan untuk mengembangkan dan

mempertahankan persepsi yang tetap dan tidak berubah mengenai sekelompok manusia dan menggunakan persepsi ini untuk mengevaluasi anggota kelompok tersebut, dengan mengabaikan karakter individual yang unik.

g. Atribusi mengacu pada proses dengan nama kita mencoba memahami

perilaku diri sendiri dan perilaku orang lain serta motivasi perilaku ini. Dalam proses ini kita menggunakan tiga macam data: konsesus, konsistensi dan keberadaan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

David Krech dan Richard S. Crutchfield (1977) dalam Rakhmat (2007:51) menyebutkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh factor personal dan factor situasional. Dalam hal ini disebut sebagai faktor fungsional dan faktor structural.

1. Faktor Fungsional

(32)

18

memperlihatkan gambar – gambar yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih sering ditanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang lapar daripada mahasiswa yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini disebabkan oleh stimuli, karena gambar yang disajikan sama pada kedua kelompok. Jelas perbedaan itu bermula pada kondisi biologis mahasiswa (Rakhmat,2007:56)

Dari eksperimen diatas, Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama yaitu persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek–objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Krech dan Crutchfield juga memberikan contoh bahwa kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar belakang budaya berpengaruh terhadap persepsi (Rakhmat:2007:56)

2. Faktor Struktural

(33)

19

terpisah; namun kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, serta dalam masalah yang dihadapinya. Jadi kita harus melihat dari keseluruhan aspek yang mendukungnya.

Dari persepsi ini, Krech dan Cruthfield melahirkan dalil persepsi kedua: medan perspetual kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.

Hubungannya dengan konteks, Krech dan Crutcfield menyebutkan dalil persepsi yang ketiga: sifat – sifat perceptual dan kognitif dari substruktur yang ditentukan pada umumnya oleh sifat – sifat struktur secara keseluruhan. Menurut dalil ini, jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras (Rakhmat:2007:59).

4. Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) mulai dikenal sejak awal

(34)

20

karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (WBCSD dalam Wahyudi 2011:30). Konsep CSR merupakan konsep yang berkembang di dunia usaha sebagai bentuk kepedulian dan peran serta perusahaan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.

Wibisono (2007) mendefinisikan CSR sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dapat

dikatakan dengan adanya CSR berarti perusahaan mampu bertanggung jawab terhadap semua kegiatannya yang berpengaruh terhadap manusia, komunitas, dan lingkungan. Hal tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga perusahaan hendaknya tidak mementingkan keuntungan secara finansial namun memperhitungkan keuntungan sosial untuk keberlangsungan perusahaan jangka panjang.

(35)

21

a. Profit (aspek ekonomi). Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

b. People (aspek sosial). Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program tanggung jawab sosial perusahaan, seperti beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguat kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

c. Planet (aspek lingkungan). Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati. Beberapa program tanggung jawab sosial perusahaan yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupaya melakukan penghijauan dan peduli terhadapa keberlanjutan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, serta pengembangan pariwisata

Dhanias (2010) ISO 26000 mengartikan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:

a.Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;

(36)

22

c.Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional;

d.Terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.

Di dalam ISO 2006, tanggung jawab perusahaan mencakup 7 (tujuh) isu pokok, yaitu pengembangan masyarakat, konsumen, praktek kegiatan institusi yang sehat, lingkungan, ketenagakerjaan, HAM, dan Organizational Governance (Organisasi Kepemerintahan).

Kotler dan Lee (2005) dalam Ramdhani (2011) menyebutkan bahwa CSR merupakan instrumen penting untuk menunjang strategi perusahaan, yaitu membangun citra perusahaan sekaligus meningkatkan profit jangka panjang. Dalam buku tersebut disebutkan ada enam cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan program CSR ini, yaitu:

a. Cause Promotion menjadi sponsor kegiatan yang sedang menjadi perhatian masyarakat.

b. Cause Related Marketing mengalokasikan sekian persen pendapatan

untuk kegiatan sosial.

c. Corporate Social Marketing mengadakan kampanye untuk

mengubah perilaku masyarakat.

d. Corporate Philanthropy memberikan donasi atau sumbangan

(37)

23

e. Community Volunteering mengerahkan karyawan untuk kegiatan

sosial.

f. Social Responsible Business Practices praktek produksi

menyesuaikan dengan isu sosial.

Komitmen dunia usaha dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan ke dalam bentuk program CSR. Apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik dan membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu, program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan 5. Pandangan Perusahaan Terhadap CSR

Wibisono (2007:73) menjelaskan bahwa perusahaan memiliki tiga cara pandang dalam memandang CSR. Berbagai cara pandang perusahaan terhadap CSR yaitu:

a. Sekedar Basa-Basi Atau Keterpaksaan.

Perusahaan mempraktekan CSR karena external driven (faktor eksternal), environmental driven (karena terjadi masalah lingkungan) dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan).

(38)

24

CSR dilakukan karena terdapat regulasi, hukum, dan aturan yang memaksa perusahaan menjalankannya.

c. CSR Diimplementasikan Karena Adanya Dorongan Yang Tulus Dari Dalam (Internal Driven).

Perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya saja, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan a. Pengembangan Masyarakat Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Menurut Wibisono (2007:71), perubahan paradigma perusahaan atau dunia usaha yang kini mengarah pada sikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial diwujudkan melalui kegiatan karitatif, filantropis dan menyelenggarakan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (community development). Ada tiga alasan penting yang dikemukakan Wibisono

(2007:72) mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isi CSR sejalan dengan operasi usahanya, yaitu:

a. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat sehingga perusahaan perlu memperhatikan kepentingan masyarakat. b. Hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme antara

(39)

25

c. CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau menghindari konflik sosial.

Menurut Saidi (2003) dalam Meita (2009) dari upaya pengembangan konsep kedermawanan sosial perusahaan berorientasi pada keberlanjutan kegiatan sosial itu sendiri sehingga mendorong kegiatan bersedekah, pengembangan, dan akhirnya pemberdayaan masyarakat. Tahapan kedermawanan sosial perusahaan diawali dengan bentuk charity yang kemudian mengarah pada philantrophy dan akhirnya menuju corporate citizenship dengan menggunakan karakteristik seperti motivasi, misi, pengolahan, pengorganisasian, penerima manfaat, kontribusi serta inspirasi.

6. Implementasi CSR

Implementasi CSR di perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi tersebut diantaranya adalah komitmen pimpinannya, ukuran atau kematangan perusahaan, regulasi atau sistem perpajakan yang diatur pemerintah dan sebagainya (Wibisono 2007:71). Merujuk pada Saidi dan Abidin (2004) dalam Suharto (2005), ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

a. Keterlibatan Langsung.

(40)

26

Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager untuk menjadi bagian

dari tugas pejabat public relation.

b. Melalui Yayasan Atau Organisasi Sosial Perusahaan.

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

c. Bermitra Dengan Pihak Lain.

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasai non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

(41)

27

lembaga semacam itu yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

7. Manfaat CSR

CSR mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono (2007:78) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu: dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholder, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat menurut Ambadar (2008), yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat. Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007:115) menunjukkan manfaat program ini adalah sebagai berikut:

(42)

28

berprestasi dalam lingkungan baru, mengembangkan keterampilan yang ada dan keterampilan baru, memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan memberi kontribusi bagi komunitas lokal, dan mendapatkan persepsi baru atas bisnis. b.Manfaat Bagi Penerima Program: mendapatkan keahlian dan

keterampilan profesional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannya, mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah, dan memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis.

c.Manfaat Bagi Perusahaan: memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas kerjasama komunitas: peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas, meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal, meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi duta besar bagi perusahaan.

(43)

29

kegiatan sosial itu sendiri sehingga mendorong kegiatan bersedekah, pengembangan, dan akhirnya pemberdayaan masyarakat. Tahapan kedermawanan sosial perusahaan diawali dengan bentuk charity yang kemudian mengarah pada philantrophy dan akhirnya menuju corporate citizenship dengan menggunakan karakteristik seperti motivasi, ruang lingkup,

bentuk dan media, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut: a. Motivasi Penerapan CSR

Dalam melakukan kegiatan bisnisnya perusahaan sering tergantung pada kondisi lingkungan dimana perusahaan itu berdiri. Baik buruknya kondisi lingkungan tergantung pada masyarakat yang ada pada lingkungan tersebut., dengan begitu dapat dikatakan terdapat keterkaitan antara perusahaan dengan masyarakat. Menurut Wibisono (2007:73) cara pandang perusahaan mengenai pelaksanaan CSR dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu meliputi:

a. Bersifat basa-basi dan keterpaksaan

Dalam hal ini CSR dipraktekan karena faktor tuntutan bukan kesukarelaan (social driven). Faktor lingkungan (environmetal driven) dan mendongkrak reputasi (reputaion driven). Sebagai contoh tanggungjawab PT. Lapindo Brantas kepada para korban lumpur panas.

b. Untuk memenuhi kewajiban (compliance)

(44)

30

asalah peminjaman dimana pinjaman hanya diberikan kepada perusahaan yang menerapkan CSR dengan baik.

c. Karena dorongan tulus dari dalam (internal driven)

Perusahaan menyadari bahwa tanggungjawabnya tidak hanya sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit namun demi kelangsungan bisnisnya tetapi juga tanggungjawab sosial dan lingkungan.

b. Ruang Lingkup Penerapan CSR

Tanggungjawab sosial perusahaan merupakan kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang bertujuan untuk melindungi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan pemetaan CSR yang tepat. Menurut Belkaoui (2003:436) yaitu meliputi:

a. Envionment

Meliputi aspek lingkungan dalam produksi, mencegah polusi selama proses produksi, mencegah atau memperbaiki kerusakan lingkungan akibat adanya proses sumber daya alam dan peremajaan sumber alam yang digunakan.

b. Energy

(45)

31

c. Human Resources

Berhubungan dengan aktivitas-aktivitas orang-orang yang yang terdapat pada perusahaan dan menguntungkan pihak manajemen dalam perusahaan. d. Fair Business Practices

Memusatkan perhatian pada hubungan antara perusahaan dengan kelompok kepentingan tertentu.

e. Community Investmen

Meliputi aktivitas yang melibatkan dan berhubungan dengan masyarakat serta menguntungkan masyarakat.

f. Product

Menyangkut aspek kualitatif dari produk yang dihasilkan.

Dari beberapa hal tersebut dapat disimpukkan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan secara umum terkait dengan etika bisnis, investasi dan komunitas masyarakat, lingkungan, pemerintah, hak asasi manusia, posisi pasar dan tempat kerja.

c. Bentuk Penerapan CSR

(46)

32

a. Lingkungan hidup, antara lain melalui: 1. Pengawasan terhadap efek polusi 2. Riset dan pengembangan lingkungan 3. Pengelolaan sampah dan limbah b. Energi, antara lain melalui:

1. Penghematan energi dalam proses produksi 2. Konservasi energi

c. Sumber daya manusia dan pendidikan, antara lain melalui: 1. Keamanan dan kesehatan lingkungan

2. Beasiswa dan bantuan pada sekolah d. Praktek bisnis yang jujur, antara lain melalui:

1. Memperhatikan hak-hak karyawan 2. Jujur dalam iklan

3. Mengontrol kualitas produk

e. Membantu lingkungan masyarakat, antara lain melalui: 1. Tidak campur tangan dalam urusan amsyarakat 2. Sumbangan kegiatan sosial masyarakat

3. Perbaikan sarana umum 4. Jalinan kemitraan kerja

f. Kegiatan seni dan budaya, antara lain melalui: 1. Sponsor kegiatan seni dan budaya

(47)

33

g. Hubungan dengan pemegang saham, antara lain melalui:

1. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan ditingkatkan 2. Pengungkapan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial. h. Hubungan dengan pemerintah, antara lain melalui:

1. Menaati peraturan pemerintah

2. Mengontrol kegiatan politik perusahaan d. Media Penerapan CSR

Penerapan CSR dalam mewujudkan kesejahteraan dan kelestarian lingkungan dapat melalui beberapa jalan. Sedangkan di Indonesia seperti yang diutarakan Saidi dan Abidin dalam Suharto (2007:106-109), bahwa ada sedikitnya empat model CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yakni:

a. Keterlibatan langsung

Perusahaan dalam pelaksanaan CSR tidak melibatkan ekstern perusahaan, tetapi mewujudkannya kedalam sebuah departemen sendiri. Departemen terebut biasanya berhubungan dengan public fair atau public relation. b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

(48)

34

c. Bermitra dengan pihak lain

Penyelenggara CSR perusahaan melibatkan lembaga sosial atau organsiasi non pemerintah, instusi pendidikan, LSM dan semisalnya baik dalam mengelola maupun pelaksanaannya.

d. Mendukung bergabung dengan konsorsium

Dalam model ini perusahan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial terentu yang cederung berbentuk hadiah pembangunan.

e. Hubungan Konsep Pemasaran Dengan Corporate Social Responsibility Gagasan CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi (menciptakan profit demi kalangan usaha), melainkan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial. Dasar pemikiranya, menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidaklah menjamin perusahaan akan tumbuh dan berkembang secara baik. Pandangan lain tentang CSR yang lebih komprehensif, dilontarkan oleh Pince of Wales International Business Links lewat 5 pilar. Pertama, Building Human Capital ini menyangkut

kemampuan perusahaan untuk memiliki dukungan sumber daya manusia yang handal (internal) dan eksternal (masyarakat sekitar).

Perusahaan dituntun melakukan pemberdayaan, biasanya melalui

Community Development. Kedua Strenghthening Economies: memberdayakan

(49)

35

perusahaan dijalankan dalam tata pamong yang baik. Kelima, Protecting the Environment: perusahaan harus menjaga kelestarian lingkungan. Berangkat

dari pemahaman di atas maka CSR tidak hanya bergerak dilingkungan internal tetapi juga eksternal. Dapat diartikan bahwa CSR tidak hanya sebagai peningkat profit bagi kalangan pengusaha tetapi cara dia mengolah usaha pemasaranya banyak melibatkan faktor-faktor sosial. Pemasaranya sendiri harus memiliki wawasan sosial sehingga tidak hanya meningkatkan kualitas dari dalam koporasi saja tetapi juga lingkungan sosial di luar koporasi tersebut. Gurvy Kavei, pakar manejemen dari Universitas Manchester mengatakan CSR dipraktikan di 3 area:

a. Di temapat kerja, seperti aspek keselamatan kerja, pengembangan skill karyawan dan kepemilikan saham.

b. Di komunitas, antara lain dengan memberi beasiswa, dan pemberdaya ekonomi.

c. Terhadap linkungan, misalnya pelestarian linkungan dan proses produksi yang ramah lingkungan. (Disarikan dari :Majalah SWAsembada: Edisi 19 Desember 2005-11 Januari 2006)

C. Kerangka Pikir Penelitian

(50)
[image:50.595.160.496.111.233.2]

36

Gambar 2.2

Kerangka Pikir Penelitian

Sumber: Saidi dalam Safitri (2012)

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui bahwa bagiamana persepsi masyarakat tentang program CSR yang diadakan oleh PT. Garam Sumenep Madura dalam hal ini yaitu mengenai persepsi masyarakat terhadap motivasi, ruang lingkup, bentuk dan media yang digunakan oleh program PT. Garam Sumenep Madura dalam menjalankan atau melaksanakan program CSR.

 Motivasi  Ruang Lingkup  Bentuk

 Media

Persepsi masyarakat tentang program CSR PT.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dari sisi sistem yang dibutuhkan adalah database karena semua aplikasi web yang akan dibuat semua terhubung ke database dan akan melakukan tiga tahap yaitu input,

Mereka telah mampu berfikir untuk menilai adat-adat lama yang masih dianggap relevan ataupun tidak sesuai dengan kehendak masyarakat zaman sekarang... (b)

limbah pertanian dengan kandungan nutrisi yang baik adalah kulit pisang yang difermentasi dengan cairan rumen karena dapat menurunkan kandungan serat kasar serta

Alla olevassa taulukossa (taulukko 3) Koulukorpus-aineiston yleisimpien lekseemien kumulatiivista frekvenssiä verrataan peruskoulun 2. luokan oppikirjoihin sekä

Hasil identifikasi (Lampiran 5) menggunakan Vitek 2 Compact menunjukkan bahwa bakteri yang didapat yaitu jenis bakteri Kocuria kristinae dan Stenotrophomonas maltophilia

PAKAIAN ADAT BATAK KARO... RUMAH ADAT

Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa yang memiliki Kemampuan Awal Sedang di Kelas Eksperimen ... Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Awal Pada Siswa