• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Trigliserida pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang Obesitas dan Non-obesitas Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kadar Trigliserida pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang Obesitas dan Non-obesitas Tahun 2016"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton AC, Hall JE. Lipid Metabolism. In: Hall.Textbook of Physiology 13th Edition. Jakarta: Elseier; 2015;6:882-894.

2. World Health Organization. Obesity. World Health Organization; 2014 [cited 2015 Sept 8] http://www.who.int/topics/obesity/en/.. 3. Twig Gilad et al. Body-Mass Index in 2.3 Million Adolescents a

Cardiovascular Death in Adulthood; 2016:1-10.

4. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Bakti Husada; 2013.

5. Alexander SB. Perbedaan Profil Lipid Pada Pasien Infark Miokard Akut Dan Penyakit Jantung Non Infark Miokard Akut. Jurnal Media Medika Muda; 2013:2.

6. Sellam El Bakkay,Abdellatif Bour. J. Obes Weight-Loss Medication; 2015:1-2.

7. Moll J. What are High Triglicerides? [homepage on the Internet]. 2012 [cited 2012 Oct 2012]. Available from: cholesterol oung.about.com/cs/lipoprteintyp/aa/triglycerides.htm.

8. Miller Michel, et al. Triglyserides and Cardiovascular Disease A Scientific Statement From The America Hearth Association; 2016.

9. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Harrison Prinsip Prinsip Penyakit Dalam. Edisi 13. Diterjemahkan oleh: Ahmad H. Asdie. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 1999. p.498.

10.Bandini L. Flynn, A. Scampini, R. Overnutrition. In : Lanham-New A,S. Et.al. Nutrition and Metabolism, Second Edittion. Amerika: Willey Blackwell, A John Wiley & Sons, Ltd. Publication; 2011. p. 361-369.

11.Center for Disease Control and Prevention (CDC). Healthy Weight; Assesing Your Weight: BMI for children and Teens; 2011. 12.Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)- Asuhan Nutrisi

Pediatrik; 2011. Diunduh dari:

http://www.idai.or.id/wpcontent/uploads/2013/02/RekomendasiID AI_Asu han-Nutrisi-Pediatrik.pdf.

13.Center for Disease Contol and Prevention (CDC). BMI-for-age Growth Charts; 2000. Available from: http://ww.cdc.gov/growthcharts. 14.Pedoman Praktisi. Diunduh dari: gizi.depkes.go.id/wp-content/.../ped

praktis-stat-gizi-dewasa.doc.

15.Nabila. Hubungan Pola aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Status Gizi Pelajar Kelas Putri SMA Kelas 1 Di Denpasar Utara.Tesis.Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar; 2015. 16.Poobalan Amudha, Lorna Aucott. Obesity Among Young Adults in

Developing Countries: A Systemic Overview; 2016:1-3.

(2)

18.Badan Pusat Statistik.2013. Jakarta: BPS. Diunduh dari:

http//www.bps.go.id/eng/hasil_publiksai/statkes_2013/index3.php? =Statistik Kesehatan 2013.

19.Musraliati Feby, A.J.M Rattu, Wulan P.J Kaunangi.Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Di SMP Kristen Ebeb Haezar 1 Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- UNSRAT Vol 5 No. 2 Mei 2016 ISSN 2302-2493; 2016.

20.Brody T. Nutritional Biochemistry. 2nd ed. San Diego (US): Academic Press; 1999.

21.Stryer Lubert. Biokimia. Edisi 4. Diterjemahkan oleh: Mohammad Sadikkin, dkk. Jakarta: EGC; 2000. p.605.

22.Muraray Robbert, Daryl K., Victor W. Biokimia Harper. Edisi 27.

Diterjemahkan oleh: Nanda Wulandari,dkk. Jakarta: ECG; 2009. p. 225240.

23.Fauci AS, et al. Proses Metabolisme Lipid Eksogen dan Endogen.

Harrison`s Principle of Internal Medicine. Edisi 18; 2009. p.1926-1931.

24.Rahayu Septyne, Dian Isti. Obesitas sebagai Faktor resiko Peningkatan Kadar Trigliserida. Vol 4 No. 9; 2015.

25.Schrer Daniel, Stephen J. Lowering Trigslyseride to Modity Cardiovascular Risk: Will icosapent delivery?; 2015.

26.Knowles, K.M, et al. Waist Circumference, Body Mass Index, and Other Measure of Adiposity in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factor Among Peruvian Adults. International Journal of Hypertensi;2011:1-10.

27.Pangesti Bernahdea Wikan, Diah Intan Sari, Fenty. Kolerasi Pengukuran Antropometri Terhadap Kadar Trigliserida Pada Dewasa Muda. Vol 11 No. 2;2014:161-163.

28.Karpov Yuri, Yunona Komitskaya. Prometheus : an obsevasional, cross sectional, retrospective study of hypertrigliseridemia of Russia;2016:3-4.

(3)

3.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Obesitas

Gangguan Kardiovaskular Kadar Trigliserida Akumulasi lemak

berlebih

Peningkatan jumlah asam lemak bebas FFA menghambat

(4)

3.2. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

3.3. Hipotesis

Dari landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU.

Mahasiswa FK USU yang Non Obesitas

Kadar Trigliserida Mahasiswa FK USU

(5)

4.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiwa FK USU.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Nopember 2016.

4.2.2 Tempat

Peneliti akan melaksanakan penelitian ini di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Pengambilan data obesitas dan non-obesitas di lakukan di Fakultas Kedokteran USU sedangkan pengukuran kadar trigliserida dilakukan di Rumah Sakit USU.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitan 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan strata satu (tidak termasuk mahasiswa pre-klinik) Fakultas Kedokteran USU yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi penelitian ini berjumlah 943 orang.

4.3.2 Sampel

(6)

Besar Sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus :

Maka jumlah sampel minimal yang digunakan dalam penelitian berjumlah 96 orang.

= derivat baku alfa Z = derivat baku beta

P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya Q2 = 1 - P2

P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti Q1 = 1 - P1

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa Strata Satu FK USU.

b. Bersedia untuk diteliti dan menandatangani informed consent. 2. Kriteria Eksklusi

a. Tidak Berpuasa 10-12 jam sebelum dilakukan intervensi. b. Tidak sedang mengkonsumsi obat-obat penurun berat badan.

4.3.4 Instrumen Penelitian a. Alat cobas 6000 series c 501

(7)

Prinsip Pemeriksaan :

Intensitas warna sebanding dengan senyawa quinoneimine yang berwarna merah dan dapat diukur dengan cobas 6000 series c 501 pada panjang gelombang 340 nm.

Pemeriksaan Trigliserida menggunakan alat cobas 600 series c 501 1. Pada layar monitor klik workplate

2. Test Selection untuk mengetahui No urut ( Seguenzial) 3. Ketik No. Sampel

4. Ketik Nama, Jenis kelamin 5. Tekan OK

6. Klik Trigliserida kemudian Save

7. Letakkan sampel didalam rak, masukkan kedalam alat 8. Klik Start, sesuaikan No. Urutnya klik start

9. Alat akan secara otomatis mengukur kadar Trigliserida yang akan diperiksa

10.Hasil akan tampak pada layar monitor 11.Klik Review, klik nomor pemeriksaan 12.Klik Print

13.Klik Report 14.Print

15.Alat akan secara otomatis mengeprint hasil. b. Timbangan

(8)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan cara sebagai berikut :

Data kadar trigliserida dalam darah pada mahasiswa yang menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran USU diperoleh melalui pengambilan spesimen darah oleh petugas laboratorium. Mahasiswa yang akan diambil sampel darahnya diharuskan puasa (hanya boleh minum air putih saja) 10-12 jam sebelum pengambilan darah. Rincian pengambilan sebagai berikut :

Alat dan Perlengkapan banyaknya spesimen yang diambil adalah 6-8 cc per sampel.

2. Tulis identita pada tabung plain yang berisikan nomor, nama, umur, dan jenis kelamin.

Cara Pengambilan Spesimen Darah

1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas swab alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, dan tabung EDTA (tutup ungu) dan serum (tutup merah).

2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data pasien.

3. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.

(9)

5. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku. 6. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalic. Lakukan perabaan

(palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.

7. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. 8. Tusuk bagian vena menggunakan spuit dengan posisi lubang jarum

menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.

9. Setelah volume darah cukup sebanyak 6-8 cc, lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.

Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas selama 30 detik lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.

Pemeriksaan Spesimen Darah

Pemeriksaan kadar Trigliserida di Laboratorium dengan menggunakan metode Spektrofotometri dengan alat cobas 6000 series 501.

4.5 Pengelolahan Data dan Analisis Data 4.5.1 Pengelolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menggunakan komputer. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan beberapa tahap, yaitu :

a. Penyuntingan Data

Setelah data terkumpul, dilakukan penyuntingan terlebih dahulu. Proses penyuntingan dilakukan untuk mengecek kelengkapan data.

b. Pemasukan Data

(10)

diolah menggunakan program komputer. c. Tabulasi

Data-data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel. d. Pembersihan Data

Pembersihan data-data dilakukan untuk melihat kemungkinan ada kesalahan atau ketidaklengkapan dan melakukan pengecekan ulang pada data-data tersebut.

4.5.2 Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan program Statistic Package for Social Sciences (SPSS). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji analisis non

parametrik yaitu Mann-Whitney U Test untuk menganalisis data variabel bebas (obesitas dan non-obesitas) dan variabel tergantung (kadar trigliserida).

4.6Defenisi Operasional

1. Variabel Bebas : Kadar Trigliserida a) Defenisi

Kadar Trigliserida yang diukur pada Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran USU yang Obesitas dan Non-Obesitas b) Cara Ukur

Pengambilan darah responden untuk diperiksa di Laboratorium c) Alat Ukur

Menggunakan metode GPO-PAP (Glyserol-3-phospate oxidase-phenol aminophenazone) yang diukur dengan spektofotometer 6000 series c 501. d) Hasil Ukur

1. Normal <150 mg/dL 2. Abnormal ≥150 mg/dL e) Skala Ukur

(11)

2. Variabel Terikat : Obesitas a) Defenisi

BMI diatas persentil ≥ 95 yang diukur pada Mahasiswa yang menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran USU dengan umur ≤20 tahun atau BMI >25 bagi subjek tersebut jika berusia >20 tahun.

b) Cara Ukur

Untuk usia ≤20 tahun, obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian di plot pada kurva BMI for-age child growth CDC sesuai dengan jenis kelamin.Untuk usia >20 tahun, obesitas diukur dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan pangkat dua (m).

c) Alat Ukur

Usia< 20 tahun : menurut Body Mass Index (BMI)-for-age child growth CDC, persentil< 95. Usia ≥ 20tahun : menurut BMI For Asia Pasific adult <25 yang diukur pada Mahasiswa FK yang menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

b) Cara Ukur

(12)

Untuk usia ≥ 20, Obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dihitung denganmembagiberatbadan (kg) dengan tinggi badan pangkat dua (m).

c) Alat Ukur

Timbangan berat badan dan meteran d) Hasil Ukur

1. Usia<20 : persentil <95 2. usia ≥20: BMI <25 e) Skala Ukur

(13)

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara. Gedung Fakultas Kedokteran USU terletak di Kelurahan Padang Bulan,

Kecamatan Medan Baru, Jalan Dr. Mansyur No.5, Medan, Sumatera Utara,

Indonesia. Berdasarkan Keputusan Kementrian PP dan K dan Kementirian

Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara didirikan pada

tanggal 20 Agustus 1952.

Fakultas ini memiliki berbagai fasilitas seperti ruang kelas, ruang

administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan,

ruang POM, ruang PEMA, kantin, kamar mandi, musholla, dan lain-lain. Jalur

penerimaan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU ini dapat melalui jalur

SNMPTN, SBMPTN, UMB, Kemitraan Mandiri dan Internasional. Fakultas ini

mempunyai mahasiswa sebanyak 944 mahasiswa S1 dengan perincian 473

mahasiswa stambuk 2013, 262 stambuk 2014, dan 209 stambuk 2015.

5.1.2. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, data responden penelitan diperoleh selama periode

Juli-Nopember 2016 sebanyak 139 orang yang memenuhi kriteria eksklusi dan

inklusi. Responden penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

(14)

a. Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n Persentase(%)

Laki-laki 55 39,6%

Perempuan 84 60,4%

Total 139 100%

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak

berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 84 orang (60,4%).

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) n Persentase(%)

Tabel 5.2 menunjukkan Responden pada penelitian berumur 16-23 tahun,

karakterisitik responden berdasarkan umur memiliki penyebaran sebagai berikut :

berumur 16 tahun terdapat 1 orang (0,7%),responden yang berumur 17 tahun

terdapat 3 orang (2,2%), berumur 18 tahun terdapat 8 orang (5,8%), berumur 19

tahun terdapat 30 orang (21,6%), berumur 20 tahun terdapat 64 orang (46,0%),

berumur 21 tahun terdapat 29 orang (20,9%), berumur 22 tahun terdapat 1 orang

(15)

b. Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)

Tabel 5.3 Karakterisitik Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Responden

MIN MAKS RATA-RATA SIMPANGAN

BAKU

BB 40 133 69,43 18,76

TB 136 186 161,99 8,97

Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan berat badan dan tinggi badan didapatkan berat dan tinggi badan

responden yaitu 133 kg dan 186 cm.

c. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Tabel 5.4 Karakteristik Indeks Massa Tubuh (IMT) Responden

MIN MAKS

RATA-RATA

SIMPANGAN

BAKU

IMT 16,41 44,27 26,25 5,81

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan indeks massa tubuh tertinggi responden yaitu

44,27.

d. Klasifikasi Obesitas Responden

Tabel 5.5 Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Obesitas Responden

Klasifikasi n %

Non-Obesitas 64 46%

Obesitas 75 54%

(16)

Karakteristik berdasarkan klasifikasi Obesitas responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Obesitas dan Non-Obesitas. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak adalah responden yang menderita obesitas berjumlah 75 orang (54%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5.

a. Kadar Trigliserida

Diagram 5.1 Karakteristik Kadar Trigliserida Responden

Berdasarkan diagram 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang obesitas memiliki nilai kadar trigliserida terendah yaitu 32 dan tertinggi 454.

b. Riwayat Obesitas

Tabel 5.7 Riwayat Obesitas pada Keluarga Responden

Riwayat Obesitas Tidak Ya Total

Non-Obesitas 26 49 70

Obesitas 21 43 69

Total 47 92 139

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa 49 responden yang non-obesitas dan 43 responden yang non-obesitas memilki riwayat non-obesitas pada keluarga.

33-108 109-184 185-260 261-337 32-136,5 137,5-242 243-348,5 349,5-454

(17)

5.2 Hasil Analisis Statistik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida. Data yang telah dikumpulkan diuji normalitasnya untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak. Setelah diuji ternyata hasilnya yang didapat adalah distribusi tidak normal, maka dari itu data tersebut selanjutnya dianalisis melalui uji hipotesis Mann-Whiteney U Test. Setelah dilakukan uji hipotesis nonparametrik dengan metode Mann-Whitney U Test dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5 %,) diperoleh nilai p (p value) adalah 0.0001 (p< 0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU tahun 2016. Dari hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 64 responden yang non-obesitas dengan mean rank sebesar 56,20 sedangkan 75 responden yang obesitas memiliki mean rank sebesar 81,78. Dengan masing-masing sum of ranks responden yang non-obesitas adalah 3596,5 dan responden yang obesitas sebesar 6133,5.

5.2 Pembahasan

(18)

klirens serum triasilgliserol sehingga menimbulkan peningkatan kadar trigliserida (hipertrigliseridemia).24

Dari hasil uji hipotesa Mann-Whiteney U Test penelitian ini menunjukkan nilai p = 0.0001<0,05 hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Knowles26 di Peru pada tahun 2011, didapatkan adanya korelasi positif antara IMT terhadap kadar trigliserida dengan r= 0,437; p< 0.001 pada 952 subjek wanita. Sedangkan pada 556 subjek pria menunjukkan kekuatan korelasi sedang yakni r= 0,462; p<0,001.26

Dan sesuai dengan hasil penelitian Bernahdea dkk27 di Yogjakarta dengan uji korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%, hasil menunjukkan pengukuran IMT (Indeks Massa Tubuh), mempunyai kolerasi positif bermakna terhadap kadar trigliserida dalam darah dengan nilai p<0,026 pada pria dewasa muda, dan p= 0.000 pada wanita dewasa muda.27

Menurut Yuri Karpov dan Yunona Khomitskaya28 pada studi penelitian observasional, potong lintang, retrospektif hipertrigliseridemia di Rusia menyatakan bahwa meskipun risiko hipertrigliserida lebih besar pada laki-laki dibanding pada perempuan, namun prevalensi terjadinya hipertrigliserida meningkat berdasarkan usia tanpa dipengaruhi jenis kelamin. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa kadar trigliserida 16,4% lebih tinggi pada laki-laki dan risiko hipertrigliseridemia juga lebih tinggi. Pada laki-laki, prevalensi hipertrigliserida meningkat dari 22,0% pada 18-29 tahun, 42,8% pada umur 40-49 tahun, lalu menurun pada usia 12,0% pada usia ≥90 tahun. Pada wanita, prevalensi hipertrigliserida , meningkat dari 10,6% pada usia 18-29 tahun, memuncak menjadi 34,4% pada usia 60-69 tahun, setelah itu prevalensi menurun menjadi 15,4% pada usia ≥90 tahun. Setiap . Kenaikan kadar trigliserida untuk setiap tahun usia hidup meningkat sebesar 0,61% dengan prediksi nilai p<0.0001.28

(19)

Massa Tubuh dengan kadar trigliserida. Setelah dilakukan uji kekuatan hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan kadar trigliserida. Dan hasil uji korelasi spearman terhadap hubungan indeks Massa Tubuh dan kadar trigliserida yaitu sebesar 0,173 dengan derajat kekuatan kolerasi tingkat sangat rendah.29

Perbedaan hasil penelitian dapat terjadi akibat beberapa hal diantaranya : perbedaan cara pemilihan sampel penelitian, perbedaan populasi, persiapan responden, human error terhadap pengukuran berat badan dan tinggi badan, metode yang digunakan, serta riwayat obesitas pada keluarga. Parental Fatness adalah salah satu fakor yang berpengaruh besar dalam kejadian obesitas. Bila kedua orang tua obesitas maka 80% anak akan mengalami obesitas. Bila salah satu orangtua obesitas kejadian obesitas pada anak menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas kejadian obesitas turun relatif kecil menjadi 14%.15

Selain itu sejumlah faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida seseorang pada umumnya selain obesitas adalah kurangnya aktivitas fisik, merokok, kelebihan konsumsi alkohol, menderita diabetes melitus tipe 2, obat-obatan tertentu (misalnya estrogen), kelainan genetik, penyakit pankreatitis akut yang secara klinis menyebabkan komplikasi berupa hipertrigliserida sampai dengan 10% dari semua kasus yang disebabkan peningkatan trigliserida.28

(20)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian Kadar Trigliserida pada Mahasiswa FK USU yang Obesitas dan Non-Obesitas tahun 2016. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU tahun 2016 dengan nilai signifikasi ≤0,05 yaitu 0.0001.

2. Berat badan responden yang mengikuti penelitian ini adalah rata-rata 69,4kg dengan berat badan tertinggi 133 kg dan terendah 40 kg. Sementara tinggi badan responden dengan rata-rata 161,9cm dan tinggi badan tertinggi adalah 186cm sedangkan terendah adalah 136 cm.

3. Indeks massa tubuh (IMT) responden yang mengikuti penelitan adalah rata-rata 26,25 kg/m2 dengan IMT terbesar adalah 44,27 kg/m2 dan terkecil 16,41 kg/m2.

4. Jumlah responden yang menderita obesitas berjumlah 75 orang dan yang non-obesitas berjumlah 64 orang.

5. Kadar Trigliserida responden yang menderita obesitas memiliki rata-rata sebesar 93,46 mg/dl dengan kadar trigliserida tertinggi adalah 454 mg/dl dan terendah adalah 32 mg/dl. Dan kadar trigliserida responden yang non-obesitas memiliki rata-rata sebesar 68,01 mg/dl dengan kadar trigliserida tertinggi adalah 337 mg/dl dan terendah adalah 33 mg/dl.

6. Riwayat Obesitas pada keluarga responden dari 64 orang yang menderita obesitas, 43 orang memiliki riwayat keluarga menderita obesitas. Dan dari 75 orang yang non-obesitas 49 orang memiliki riwayat obesitas.

6.2 Saran

(21)
(22)

2.1.1 Defenisi Obesitas

Obesitas adalah deposit atau akumulasi jaringan lemak yang berlebihan

didalam tubuh.1Obesitas dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi abnormal atau

peningkatan akumulasi lemak dalam tubuh yang berisiko bagi kesehatan.2

Obesitas dinilai paling mudah dengan berat badan dan tinggi badan, yaitu dengan

cara menghubungkan berat badan dengan rentang tinggi badan rata-rata dan umur

disebut pengukuran antropometri. Secara alternatif, antropometri dapat digunakan

untuk menilai derajat lemak.3Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu

indikator status gizi yang diperoleh dari perbandingan berat badan dalam kilogram

(kg) dan tinggi badan dalam meter kuadrat (m2).9 Indeks massa tubuh digunakan

sebagai alat skrining masalah berat badan pada anak.10 Setelah dilakukan

pengukuran berat badan dan tinggi badan anak, Grafik WHO 2006 digunakan

untuk usia 0-2 tahun kemudian untuk anak yang berusia lebih dari 2 tahun kita

dapat memplot hasil IMT pada kurva cdc BMI-for-age growth chart yang

dibedakan berdasarkan jenis kelamin.11,12Sedangkan perhitungan IMT pada orang

dewasa berbeda oleh karena kriteria IMT pada anak maupun remaja spesifik

terhadap umur dan jenis kelamin. Umur dan jenis kelamin pada anak dan remaja

dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh akan berubah sesuai dengan usia dan

jenis kelamin yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Central for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Academy Pediatrics (AAP) merekombinasikan perhitungan IMT dimulai sejak umur 2 tahun untuk skrining

(23)

Tabel 2.1 Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia.

Usia Grafik IMT yang dipakai Alasan

0-2 tahun WHO 2006 Grafik IMT (CDC

2000) tidak tersedia

untuk klasifikasi

usia dibawah 2

tahun

2-18 tahun CDC 2000 Dengan

menggunakan grafik

IMT CDC 2000

persentil 95, deteksi

dini obesitas dapat

ditegakkan

Grafik IMT CDC 2000 ambang bata yang digunakan untuk kategori overweight adalah diatas P85-P95 sedangkan untuk kategori obesitas adalah jika lebih besar dari

(24)
(25)
(26)

Untuk mengetahui nilai IMT pada orang dewasa, dapat dihitung dengan rumus

berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT =

---Tinggi Badan (m) X ---Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan Food and Agriculture Organization (FAO)/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Dengan ketentuan bahwa batas ambang normal untuk laki-laki

adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk kepentingan

pemantauan dan tingkat kegemukan ataupun tingkat defesiensi kalori lebih lanjut,

FAO/WHO merekombinasikan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki

dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas

laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada

perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia,

batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil

penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada akhirnya dapat disimpulkan,

batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 IMT berdasarkan WHO 2000

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0

(27)

Jika seseorang termasuk kategori :

1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat

badan tingkat berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.

2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan

berat badan tingkat ringan atau KEK ringan.14

Tabel 2.3 Kategori Status Berat dengan Jangkauan Persentil (CDC,2011).

Kategori Status Berat Jangkauan Persentil

Underweigth < Persentil ke-50

Healthy weigth Persentil ke-50 - < Persentil ke-85 Overweigth Persentil ke-85 - < Persentil ke-95

Obesitas ≥ Persentil ke-95

2.2 Faktor Risiko Obesitas

2.2.1 Jenis Kelamin

Obesitas lebih sering dijumpai pada wanita terutama remaja, hal ini

dikarenakan oleh pengaruh faktor endokrin dan perubahan hormon.15 Dalam

sebuah studi penelitian dimana berat badan diamati pada 2 periode dengan

rentang perbedaan diantara 2 periode tersebut adalah 5 tahun (usia 20-29 tahun

dan usia 25-34 tahun) dan menunjukkan hasil 42% laki-laki dan 56% perempuan

mengalami kenaikan berat badan lebih dari 5 kg. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan rata-rata peningkatan % tubuh dari + 7,6% pada laki-laki dan + 5,9%

pada perempuan serta lingkar pinggang 10,2 cm pada laki-laki dan 7,7 cm pada

(28)

2.2.2 Umur

Obesitas yang muncul pada tahun pertama kehidupan biasanya disertai

dengan perkembagan rangka yang cepat.15 Menurut Dietz , ada empat periode

kritis terjadinya obesitas yaitu : masa pre-natal (terutama trimester 3 kehamilan),

masa bayi, masa adiposity rebound(normal pada usia 5-7 tahun) dan masa remaja

(berhubungan dengan masa pubertas). Keempat periode tersebut ditandai

perubahan pertumbuhan distribusi jaringan adiposa yang normal. Gizi yang

dikonsumsi secara berlebih artinya ketidakseimbangan antara kalori yang masuk

dan keluar pada salah satu periode diatas akan menyebabkan kegemukan yang

fisiologis.15,17Penentuan waktu mulai terjadinya penambahan atau kenaikan berat

badan mempunyai peranan terhadap onset dan menetapnya obesitas. Namun,

obesitas yang terjadi pada masa remaja, 30% akan berlanjut sampai dewasa

menjadi obesitas persisten. Menurut Spear, lonjakan yang tiba-tiba berhubungan

dengan perubahan hormonal, kognitif dan emosional yang menciptakan

kebutuhan kebutuhan khusus pada masa remaja adalah masa terjadinya perubahan

yang dramatik dalam kehidupan setiap manusia. Pertumbuhan yang relatif sama

pada masa kanak-kanak secara tiba-tiba berubah ditandai dengan adanya suatu

peningkatan kecepatan pertumbuhan.15 Sebuah studi menemukan bahwa pada 22

negara berpenghasilan rendah dan menengah diantara 15.746 mahasiswa dengan

usia rata-rata 20.8 tahun dari 22 universitas diperoleh hasil dari total keseluruhan

22% dewasa muda mengalami overweight atau obesitas dengan persentasi laki-laki lebih besar yaitu 24.7% dibandingkan pada perempuan sebesar 19.3%. Usia

rata rata penderita overweight atau obesitas pada laki-laki lebih muda sekitar 16-19 tahun dibanding dengan perempuan yang memiliki usia 22 tahun atau lebih.16

2.2.3 Faktor Genetik

Parental Fatness adalah fakor yang berpengaruh besar dalam kejadian obesitas pada anak. Bila kedua orang tua obesitas maka 80% anak akan

mengalami obesitas. Bila salah satu orangtua obesitas kejadian obesitas pada anak

menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas kejadian obesitas turun

(29)

2.2.4 Metabolik Basal

Metabolik basal adalah metabolisme yang dilakukan oleh organ-organ

tubuh pada kondisi istirahat total (tidur). Kecepatan metabolisme setiap individu

berbeda-beda, individu yang memiliki laju metabolisme yang lambat cenderung

mengalami kegemukan atau lebih gemuk dibanding individu yang memiliki laju

metabolisme basal yang tinggi.15

2.2.5 Faktor Lingkungan

Dewasa muda (18-25 tahun) rentan terhadap kelebihan berat badan dan

obesitas selama masa transisi dari remaja ke dewasa. Banyak orang dewasa muda

mengalami perubahan gaya hidup yang signifikan oleh karena pergeseran sosial

ekonomi serta adopsi budaya hidup barat terutama pada negara-negara maju yang

secara khusus dipengaruhi oleh sosial dan faktor-faktor lingkungan. Seperti

kemandirian finansial, ketersediaan dan meningkatnya jumlah makanan cepat saji

seperti makanan tinggi lemak, tinggi kalori serta minuman manis sehingga

menjadikan remaja dan dewasa muda cenderung mempunyai kebiasaan kearah

yang tidak sehat.18 Remaja belum memiliki pemikiran yang matang sehingga

sangat mudah dipengaruhi lingkungan. Kesibukan menjadi faktor remaja untuk

memilih makan diluar atau memakan cemilan (jajanan). Lebih jauh lagi kebiasaan

ini dipengaruhi keluarga, teman dan terutama iklan di televisi. Teman sebaya

memberi kontribusi besar dalam mempengaruhi dalam memilih jenis makanan

pada remaja. Ketidakpatuhan dianggap menjadi masalah karena dikhawatirkan

dirinya akan dikucilkan dan akan merusak kepercayaan dirinya.15

2.2.6 Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik menurut BPS (Badan Pusat Statistika) merupakan

pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pembakaran kalori yang dilakukan

minimal 30 menit berturut untuk memelihara kesehatan fisik dan mental serta

mempertahankan kualitas hidup agar tetap bugar dan sehat setiap hari.18 Aktivitas

fisik yang kurang menimbulkan kurangnya pembakaran energi oleh tubuh

(30)

Penyimpanan berlebihan akan mengakibatkan obesitas. Center Disease Control and Prevention menyatakan pola makan yang tidak seimbang yaitu antara jumlah kalori yang dikonsumsi dengan penggunaan kalori untuk aktivitas fisik

mengakibatkan ketidakseimbangan energi sehingga dapat meningkat resiko

terjadinya obesitas. Dari hasil analisis sebuah penelitian di Manado, ditemukan

subjek penelitian pada kelompok kasus obesitas sebesar 92.68 % dengan aktivitas

ringan sebanyak 38 orang. Sedangkan kelompok kontrol tidak obesitas dengan

aktivitas sedang sebesar 82.93% sebanyak 434 orang. Dan hasil uji chi squre (x2)

diperoleh nilai Odds Ratio = 0.016 CI (0.004-0.068). Hal ini menunjukkan bahwa

aktivitas fisik merupakan faktor resiko terhadap kejadian obesitas. Dimana remaja

dengan aktivitas ringan berisiko 0.016 kali menjadi obesitas, dibanding dengan

remaja dengan aktivitas fisik sedang. Analisa dengan taraf signifikan 95%

diperoleh nilai p< 0,05 (0,000).19

2.2.7 Pola Makan

Makan 3 kali sehari merupakan pola makan orang Indonesia pada umumnya

yaitu sarapan dipagi hari, makan siang dan makan malam. Konsumsi makanan

yang kurang baik secara jumlah (kuantitatif) maupun kualitas dapat menimbulkan

gangguan proses metabolime tubuh hingga mengarah timbulnya penyakit.

Makanan dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan khususnya

pada masa remaja. Diet yang tidak adekuat merupakan masalah umum pada

remaja terutama bagi kaum wanita. Gizi yang tidak adekuat akan menyebabkan

masalah kesehatan yang akan mengikuti sepanjang hidup. Gizi yang kurang pada

masa remaja berkaitan erat dengan beberapa faktor termasuk faktor emosi yang

tidak stabil, keinginan menjadi kurus yang tidak tepat serta ketidakstabilan gaya

hidup dan lingkungan sosial secara umum.

Perilaku-perilaku spesifik yang umumnya dilakukan oleh remaja hingga

menimbulkan masalah gizi pada remaja wanita:

1. Kurang didampingi dalam memilih makanan yang dikonsumsi.

2. Kurang perhatian dalam memilih makanan yang dikonsumsi diluar rumah.

(31)

4. Setiap hari melewatkan waktu makan satu kali atau lebih.

5. Pemilihan makanan selingan antara rentang jam makan yang kurang atau

tidak tepat.

6. Perhatian terhadap makanan tertentu yang menyebabkan jerawat.

7. Takut mengalami obesitas.

8. Tidak mau minum susu.

9. Mulai mengkonsumsi alkohol.

Disamping itu remaja juga memiliki kebiasaan makan cemilan diluar jam

makan. Gaya hidup duduk lama sambil ngemil makanan tinggi kalori dan lemak

serta rendah gizi dan kurang serat menjadi faktor penunjang kelebihan berat

badan.15

2.3 Trigliserida

Trigliserida adalah sebuah molekul lemak yang terdiri dari senyawa

gliserol dan 3 asam lemak yang diproduksi oleh hati.20 Obesitas, merokok,

aktifitas fisik yang kurang aktif, diet tinggi karbohidrat, konsumsi alkohol

berlebih merupakan faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan kadar

trigliserida.7 Trigliserida juga berperan sebagai molekul bahan bakar, asam lemak

disimpan dalam bentuk triasilgliserol yang berupa ester gliserol yang tidak

bermuatan digunakan dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi. Tempat

utama penimbunan trigliserida adalah sitoplasma sel adiposa (sel lemak).

Titik-titik trigliserida membentuk butiran besar yang mengisi hampir seluruh sel. Sel

adiposa dikhususkan untuk mensintesis dan penyimpanan trigliserida untuk

mobalisasi trigliserida menjadi molekul bahan bakar untuk energi dan

dipindahkan oleh darah kedalam jaringan.21

2.3.1 Struktur Kimia Trigliserida

Berdasarkan sifat kimianya, gugus dasar lipid dari trigliserida dan

fosfolipid adalah asam lemak, yang terdiri dari hidrokarbon berantai panjang

asam organik. Sebuah asam lemak yang khas yaitu asam palmitat, adalah sebagai

(32)

berikatan dengan 3 asam lemak. Ketiga asam lemak yang berikatan dengan

gliserol dapat sama maupun berbeda. Rumus kimia trigliserida adalah

RCOOCH2CH(OOC-R’)CH2-OOCR’’ dimana R,R’,R” adalah rantai alkil.1

(33)

Pada tubuh manusia, lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida

adalah (1) asam stearat (ditunjukkan pada contoh tristearin), yang mempunyai rantai karbon-18 yang sangat jenuh dengan atom hidrogen, (2) asam oleat, yang juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi mempunyai satu ikatan ganda dibagian

tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang mempunyai 16 atom karbon dan sangat

jenuh.21,22

2.3.2 Metabolisme Trigliserida

Orang dewasa mengonsumsi sekitar 60-150 gram lipid per hari. Lebih dari

90% lipid yang dikonsumsi adalah trigliserida. Sisanya mengandung kolesterol,

ester kolesterol, fosfolipid, dan asam lemak yang tidak mengalami esterifikasi.

Metabolisme lipid terdiri atas tiga jalur yaitu, eksogen, endogen dan reverse cholesterol transport. Jalur eksogen dan endogen berhubungan dengan metabolisme LDL dan trigliserida, sedangkan reverse cholesterol transport mengenai metabolisme HDL.

Dalam jalur eksogen, pencernaan lipid dimulai di dalam lambung. Lipid

dikatalisis oleh lipase yang berasal dari lipase lingual (berada di belakang lidah).

Target utama enzim ini adalah molekul triasilgliserol. Pada lambung

triasilgliserol didegradasi oleh lipase lambung. Kedua enzim ini relatif stabil

terhadap kondisi asam, dengan pH optimum 4 sampai 6. Selanjutnya di usus

halus metabolisme lipid yang terjadi diatur oleh kolesitokinin (CCK), enzim

pankreas, dan sekretin. Produk utama degradasi lipid pada usus halus adalah asam

lemak bebas, kolesterol bebas, dan 2-monoasilgliserol. Kemudian produk-produk

tersebut bersama dengan garam empedu membentuk misel campuran (mixed

micelles), yang merupakan kumpulan lipid amfipatik berbentuk cakram, bercampur dengan gugus hidrofobik di bagian dalam dan hidrofilik di bagian luar,

sehingga penyerapan dapat terjadi pada membran brush border enterosit (sel mukosa).

Campuran lipid yang telah diserap oleh enterosit bermigrasi ke retikulum

(34)

sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester. Lalu

kedua hasil ini bersama fosfolipid dan apoliprotein akan membentuk partikel

besar lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke

saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus lalu masuk ke aliran darah.

Triasilgliserol dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase

menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai

triasilgliserol kembali di jaringan lemak (adiposa), namun bila terdapat dalam

jumlah yang banyak sebagian akan diam bil oleh hepar atau hati menjadi bahan

untuk pembentukan triasilgliserol dihepar. Setelah hampir semua triasilgliserol

dihilangkan, sisa-sisa kilomikron yang mengandung kolesterol ester, fosfolipid,

apolipoprotein, akan dibawa ke hepar.

Pada metabolisme endogen triasilgliserol dan kolesterol disintesis di hepar

diangkut dan disekresi ke dalam sirkulasi dalam bentuk sebagai lipoprotein Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Triasilgliserol di VLDL akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dalam sirkulasi. Kemudian VLDL akan berubah menjadi

Intermediate Density Lipoprotein (IDL), yang mengalami hidrolisis sehingga menjadi LDL. Sebagian dari kolesterol VLDL, kolesterol IDL dan kolesterol LDL

akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hepar. Sebagian kolesterol di LDL

akan dibawa ke hepar dan jaringan steroidogenik lain yang memiliki reseptor

untuk kolesterol LDL seperti ovarium, testis dan kelenjar adrenal. Sebagian dari

kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap scavenger receptor A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa. Semakin banyak kadar kolesterol

LDL dalam plasma, maka akan semakin banyak mengalami oksidasi dan

(35)

Gambar 2.4 Proses Metabolisme Lipid Eksogen dan Endogen.

2.3.3 Biosintesis Trigliserida

Trigliserida harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu

asam lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Proses

hidrolisis (lipolisis) terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak

bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berikatan dengan albumin serum.

Proses ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan (hati, jantung,

ginjal, otot, paru, testis, dan jaringan adiposa) tempat asam-asam ini dioksidasi

atau mengalami re-esterifikasi. Zat-zat penting, seperti triasilgliserol,

fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol, dan kardiolopin, yang

merupakan suatu unsur pokok membran mitokondria dibentuk dari

gliserol-3-fosfat. Pada tahap fosfatidat dan diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang

signifikan di jalur tersebut, dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol

yang mengandung satu ikatan eter (-C-O-C-), yang paling dikenal adalah

plasmalogen dan Platelet Activating Factor (PAF). Gliserol 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara dalam glikolisis, dan menjadikan

keduanya penghubung yang sangat penting antara metabolisme karbohidrat dan

lipid. Fosfatidat adalah prekursor utama dalam biosintesis triasilgliserol.

Pengaktifan asam lemak oleh asilKoa sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat

(36)

fosfat asiltransferase dan 1 -asilgliserol-3-fosfat asiltransferase. Fosfatidat diubah

oleh fosfatidat fosfohidrolase dandiasilgliserol transferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan kemudian triasilgliserol. tahap yang spesifik untuk sintesis

Diasilglierol transferase mengatalisis satu-satunya triasilgliserol. Monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-diasilgliserol pada jalur monoasilgliserol di mukosa usus halus. Aktivitas enzim

enzim ini sebagian besar dijumpai di retikulum endoplasma, tetapi sebagian

dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase terutama ditemukan di sitosol,

tetapi bentuk aktif ini terikat dengan membran. Pengaturan biosintesis

triasilgliserol didorong oleh ketersediaan asam lemak bebas. Asam-asam lemak

yang lolos dari oksidasi umumnya diubah menjadi fosfolipid, dan jika kebutuhan

ini telah terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan untuk sintesis

triasilgliserol.22

2.4 Hubungan Obesitas dengan Kadar Trigliserida

Obesitas berhubungan dengan kadar lipoprotein serum yang abnormal.

Lipoprotein terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida, fosfolipid, dan

apoprotein. Trigliserida adalah simpanan lipid yang utama dalam jaringan

adiposa. Pada penderita obesitas kadar trigliserida dalam plasma darah lebih

tinggi atau mengalami peningkatan dibanding pada orang yang tidak obesitas.

Keadaan obesitas meningkatkan risiko dari penyakit kardiovaskular hal ini erat

kaitannya dengan sindroma metabolik meliputi resistensi insulin, gangguan

toleransi glukosa, abnormalitas trigliserida, hemostasis, disfungsi endotel dan

hipertensi. Akumulasi lemak berlebih pada penderita obesitas mengakibatkan

peningkatan jumlah asam lemak bebas dari hasil hidrolisis LPL endotel.

Peningkatan ini menyebabkan produksi oksidan yang berefek negatif terhadap

retikulum endoplasma dan mitokondria. Penimbunan lemak berlebih dilepas

dalam bentuk free fatty acid(FFA) juga akan menghambat terjadinya lipogenesis

sehingga menghambat klirens serum triasilgliserol sehingga menimbulkan

(37)

Berdasarkan pernyataan dari American Heart Association (AHA) dari tahun 1999 hingga tahun 2004 dilaporkan bahwa terdapat hubungan antara indeks

massa tubuh dan konsentrasi dengan trigliserida. Sekitar 80% dari partisipan yang

mengalami overweight (IMT ≥30kg/m2) memiliki kadar ≥150 mg/dL. 83% . 43% partisipan dengan IMT normal (<25kg/m2) cenderung memiliki kadar

trigliserida<150mg/dL dan 39% <200mg/dL. Pernyataan ini didukung dengan

laporan oleh survei NHANES (National Health and Nutrition Examination

Survey) pada tahun 1999-2006 bahwa partisipan yang termasuk dalam kategori berat badan normal memiliki kadar trigliserida yang tinggi (≥150mg/dL) sejumlah 5.9%. Dan partisipan yang mengalami overweight atau obesitas dengan peningkatan kadar trigliserida berjumlah 13.8% dan 24%.8

2.5 Hubungan Trigliserida dengan Gangguan Kardiovaskular

Menurut Daniel J Scherer terdapat hubungan antara peningkatan

trigliserida dan risiko gangguan kardiovaskular yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan, setiap kenaikan 1 mmol/L peningkatan trigliserida pada laki-laki

akan mengalami peningkatan risiko gangguan kardiovaskular sebesar 32% dan

pada perempuan sebesar 72%.25

Pada penelitian Gilad Twig dari 42.279.007 orang per tahun yang difollow up selama 40 tahun, 2918 dari 32.127 meninggal akibat gangguan atau penyakit kardiovaskular, yang mengalami penyakit jantung koroner berjumlah 1479

(HR=4.9; 95% CI 2.9-4.1), 528 mengalami stroke (HR =2;95% CI 1.7-4.1) dan

893 (HR = 3.5 ;95% CI 2.9-4.1) mengalami kematian mendadak ( HR= 3 ;95% CI

3.1-5.4) dari total kematian yang di klasifikasikan berdasarkan jenis kelamin,

umur, tahun lahir, karakteristik sosiodemografi serta tinggi badan dan hasilnya

signifikan. Nilai rasio hazard dari 0-10 tahun hingga 30-40 tahun pada indeks

IMT dengan persentil yang sama menunjukkan nilai konstan yang tinggi dalam

menyebabkan kematian. Dan semua partisipan pada penelitian tersebut memiliki

IMT pada persentil 50 hingga persentil 74. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

ada hubungan antara IMT pada remaja dengan kejadian mortalitas akibat

(38)

Obesitas adalah deposit atau akumulasi jaringan lemak yang berlebihan didalam tubuh.1Obesitas merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat pada abad ke-21. Kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja telah meningkat secara substansial dalam beberapa dekade dan mempengaruhi sepertiga dari populasi remaja di beberapa negara berkembang. Derajat obesitas ditentukan dengan pengukuran indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh didefenisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2).2,3

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2014, sekitar 1,9 milyar orang usia 18 tahun ke atas mengalami overweightdan sekitar 600 juta lebih yang mengalami obesitas. Dan prevalensi obesitas di dunia yaitu 39% dewasa muda (38% pada pria dan 40% pada wanita) overweight dan 13% obesitas (11% pada pria dan 15% pada wanita). Angka ini mengalami peningkatan 2 kali lipat bila dibandingkan dengan tahun 1980.2

(39)

perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9 %, naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%). Prevalensi obesitas tertinggi di provinsi Sulawesi Sulawesi Utara (19,5%). Tiga belas provinsi dengan prevalensi obesitas di atas prevalensi nasional, yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Aceh, Papua Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Maluku Utara, DKI Jakarta, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Gorontalo dan Sulawesi Utara.4

Menurut WHO (2014) penyebab obesitas dan overweight adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi dan kalori dikeluarkan yaitu peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi seperti makanan tinggi lemak dan peningkatan aktifitas inaktif berupa pekerjaan yang memiliki kecenderungan duduk terus menerus atau terlalu lama, perubahan mode transportasi dan peningkatan urbanisasi.2 Peningkatan terjadinya obesitas akibat pola makan yang tidak sehat dengan komposisi lemak dan kolestrol tinggi, namun rendah lemak yang dimaksud seperti konsumsi fast food dan soft drink berpengaruh pada kadar profil lipid seseorang.5Meningkatnya prevalensi obesitas di kalangan remaja dapat menjelaskan suatu substansial dan menjadi predisposisi penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung koroner.3 Obesitas yang mempengaruhi jalur metabolik juga akan berkembang menjadi suatu penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, DM tipe 2, Hipertensi, stoke, penyakit kandung empedu, emboli paru, kanker, osteoarthritis, gangguan pernapasan.6

Kondisi diatas menunjukkan peningkatan kadar trigliserida didalam plasma. Trigliserida adalah salah satu profil lipid.7 Peningkatan kadar trigliserida merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Hal ini sesuai dengan penelitian Miller et al, yang menyatakan bahwa kolerasi secara langsung antara peningkatan kadar trigliserida dan resiko kardiovaskular dibuktikan dengan peningkatan kadar trigliserida pada 5 tahun pertama menyebabkan kejadian penyakit kardiovaskular pada 5 tahun berikutnya.8

(40)

lemak tak jenuh, merupakan asam monokarboksilat, yang rantai karbonnya tidak bercabang dan radikal karboksilnya terdapat pada ujung rantai karbon tersebut. Trigliserida dalam darah berasal dari lemak yang ada dalam makanan atau dibuat didalam tubuh dari sumber energi lain seperti karbohidrat. Kalori yang bersumber dari makanan yang tidak digunakan langsung oleh jaringan tubuh, diubah menjadi trigliserida dan disimpan dalam sel-sel lemak tubuh. Trigliserida dalam tubuh digunakan untuk menyediakan energi berbagai proses metabolisme. Pencernaan lemak terjadi di usus kecil. Setelah masuk kedalam mukosa intestinum, trigliserida di sintesa kembali dan dilapisi protein. Trigliserida dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak kemudian masuk ke pembuluh darah. Lemak diangkut lipoprotein dari usus sebagai kilomikron dan dari hati VLDL, ke sebagian jaringanuntuk dioksidasi dan ke jaringan adiposa untuk disimpan. VLDL dan kilomikron nascent hanya mengandung sedikit apo-C dan E, bentuk utuhnya diperoleh dari HDL dalam sirkulasi. Selanjutnya asam lemak akan berdifusi masuk ke sel lemak dan disimpan dalam bentuk trigliserida. Lipid dimobilisasi dari jaringan sebagai FFA yang melekat pada albumin.1

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(41)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengukur berat badan dan tinggi badan pada Mahasiswa FK USU. 2. Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa FK USU. 3. Mengelompokkan mahasiswa USU yang obesitas dan non-obesitas.

4. Mengetahui kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU yang obesitas dengan non-obesitas.

5. Mengetahui riwayat obesitas pada keluarga Mahasiswa FK USU yang obesitas dan non-obesitas

1.4 Manfaat penelitian

Bidang Penelitian:

Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut serta mengetahui kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU yang obesitas dan non-obesitas.

Bidang Pendidikan:

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode yang baik dan benar.

Bidang Pelayanan Masyarakat:

(42)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah deposit atau akumulasi jaringan lemak yang berlebihan didalam tubuh.Obesitas dan kelebihan berat badan pada remaja telah meningkat secara substansial dalam beberapa dekade dan mempengaruhi sepertiga dari populasi remaja di beberapa negara berkembang.Kondisi diatas menunjukkan peningkatan kadar trigliserida didalam plasma. Peningkatan kadar trigliserida merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU.

Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi analitik dengan metode cross- sectional. Penelitiaan dilakukan pada pada bulan Juli-Nopember 2016 di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Subjek penelitian dimbil dari data mahasiswa FK USU stambuk 2013-2016 dengan menggunakan metode

consecutive sampling. Jumlah subjek penelitian yang bersedia menandatangani

informed concent 139 responden. Dilakukan pengukuran berat badan dengan timbangan, tinggi badan dengan meteran, dan pemeriksaan trigliserida menggunakan cobas 6000 seriesc 501.Untuk usia ≤20 tahun, dikatakan obesitas bila ≥ persentil 95 yang di plot pada kurva BMI for-age child growth CDC dan untuk usia >20 tahun jika perhitungan IMT ≥25 kg/m2. Kadar trigliserida meningkat apabila ≥150 mg/dl. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS secara statistik dengan uji normalitas dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U Test.

Hasil: Didapatkan 64 responden yang obesitas dan 75 responden yang non-obesitas. Dari hasil uji hipotesa di peroleh nilai p= 0,0001<0,05 (CI 95%).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU Tahun 2016.

(43)

ABSTRACT

Background: Obesity is deposit or excessive adipose tissue accumulation in the body. Obesity and overweight in adolescents have increased substantially in recent decade and affect a third of the adolescent population in some developed countries. The above conditions showed elevated levels of triglycerides in plasma. Elevated levels of triglycerides is risk factor for cardiovascular disease. The goal of this research was to determine the relationship between obese and non-obese with levels of triglycerides in medical students in Sumatera Utara university.

Method: This study design was analytical with cross-sectional method. Held in July-November 2016 in hospital of Medical Faculty University of Sumatera Utara. Subjects were taken from the medical students in Universiry of Sumatera Utara period 2013-2016 with consecutive sampling method. Measurements of weight, height, and triglyceride levels examination using cobas 6000 series c 501.

For ≤20 years of age categorized as obese if ≥95 percentile are ploted on curve

BMI for-age child growth CDC and for age >20 years if calculated BMI

≥25kg/m2

. Triglyceride levels increased if ≥150mg/dl. Data is analyzed by SPSS by using statictical test for normality and continued with Mann-Whitney Test. Results: Found 64 responden with obese and 75 responden non-obese. Based on Mann-Whitney U test, p-values obtained for 0,0001<0,05 (CI 95%).

Conclusions: The study showed a significant relationship of between obese and non-obese with levels of triglycerides students in Sumatera Utara Univerity 2016.

(44)

Oleh :

AYI I ASTI WARDANAH 130100207

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(45)

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

AYI ASTI WARDANAH 130100207

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)
(47)

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah deposit atau akumulasi jaringan lemak yang

berlebihan didalam tubuh.Obesitas dan kelebihan berat badan pada remaja telah

meningkat secara substansial dalam beberapa dekade dan mempengaruhi sepertiga

dari populasi remaja di beberapa negara berkembang.Kondisi diatas menunjukkan

peningkatan kadar trigliserida didalam plasma. Peningkatan kadar trigliserida

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular

.

Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada mahasiswa FK USU.

Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi analitik dengan metode cross- sectional. Penelitiaan dilakukan pada pada bulan Juli-Nopember 2016 di Rumah

Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Subjek penelitian dimbil

dari data mahasiswa FK USU stambuk 2013-2016 dengan menggunakan metode

consecutive sampling. Jumlah subjek penelitian yang bersedia menandatangani

informed concent 139 responden. Dilakukan pengukuran berat badan dengan timbangan, tinggi badan dengan meteran, dan pemeriksaan trigliserida

menggunakan cobas 6000 seriesc 501.Untuk usia ≤20 tahun, dikatakan obesitas

bila ≥ persentil 95 yang di plot pada kurva BMI for-age child growth CDC dan

untuk usia >20 tahun jika perhitungan IMT ≥25 kg/m2. Kadar trigliserida

meningkat apabila ≥150 mg/dl. Data yang diperoleh dianalisis dengan

menggunakan program SPSS secara statistik dengan uji normalitas dan

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U Test.

Hasil: Didapatkan 64 responden yang obesitas dan 75 responden yang

non-obesitas. Dari hasil uji hipotesa di peroleh nilai p= 0,0001<0,05 (CI 95%).

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dan non-obesitas dengan kadar trigliserida pada Mahasiswa FK USU Tahun 2016.

(48)

ABSTRACT

Background: Obesity is deposit or excessive adipose tissue accumulation in the body. Obesity and overweight in adolescents have increased substantially in recent decade and affect a third of the adolescent population in some developed countries. The above conditions showed elevated levels of triglycerides in plasma. Elevated levels of triglycerides is risk factor for cardiovascular disease. The goal of this research was to determine the relationship between obese and non-obese with levels of triglycerides in medical students in Sumatera Utara university.

Method: This study design was analytical with cross-sectional method. Held in July-November 2016 in hospital of Medical Faculty University of Sumatera Utara. Subjects were taken from the medical students in Universiry of Sumatera Utara period 2013-2016 with consecutive sampling method. Measurements of weight, height, and triglyceride levels examination using cobas 6000 series c 501.

For ≤20 years of age categorized as obese if ≥95 percentile are ploted on curve

BMI for-age child growth CDC and for age >20 years if calculated BMI

≥25kg/m2

. Triglyceride levels increased if ≥150mg/dl. Data is analyzed by SPSS by using statictical test for normality and continued with Mann-Whitney Test. Results: Found 64 responden with obese and 75 responden non-obese. Based on Mann-Whitney U test, p-values obtained for 0,0001<0,05 (CI 95%).

Conclusions: The study showed a significant relationship of between obese and non-obese with levels of triglycerides students in Sumatera Utara Univerity 2016.

(49)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan petunjuk ilmu yang

dikaruniakan-Nya, hasil laporan penelitian berjudul Kadar Trigliserida Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang Obesitas

dan Non-obesitas Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Besar harapan penulis

karya tulis ini dapat bermanfaat untuk peningkatan kualitas kesehatan di

Indonesia, khususnya mengenai kejadian obesitas sebagai faktor resiko penyakit

kardiovaskular.

Laporan Hasil Penelitian ini alhamdulillah bisa diselesaikan atas dukungan

dari banyak pihak, kepada mereka penulis mengucapkan terima kasih

sedalam-dalamnya, diantaranya:

1. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mutiara Indah Sari,M.Kes dan dr. Zaimah Z Tala, MS, SpGK

selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan koreksi dan

masukannya.

3. Keluarga tercinta penulis, khususnya kedua orangtua yang telah

memberikan segala dukungannya dan kasih sayang sejak penulis kecil.

4. Rekan-rekan seperjuangan di FK USU atas dukungan dan

kerjasamanya.

Penulis meyakini bahwa hasil laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan guna proses penyempurnaannya. Semoga karya tulis ini pada akhirnya

dapat turut berkonstribusi bagi kemajuan Indonesia.

Medan, Desember 2016

(50)

DAFTAR ISI

2.2. Faktor Resiko Obesitas ... 10

2.3. Trigliserida ... 14

2.4. Hubungan Obesitas dengan Trigliserida ... 19

2.5. Hubungan Trigliserida dengan Gangguan Kardiovaskular ... 20

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN ... 21

3.1. Kerangka Teori Penelitian ... 21

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 22

(51)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 23

4.1.Desain Penelitian ... 23

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

4.3. Populasi dan Sampel ... 23

4.3.1. Populasi ... 23

4.3.2. Sampel ... 23

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 24

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 27

4.6. Defenisi Operasional ... 28

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5. 1 Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

5.1.2 Karakteristik Responden ... 31

5.1.3 Hasil Analisis Data ... 34

5.2 Pembahasan Penelitian ... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ... 38

6.2 Saran Penelitian ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(52)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Dasar pemilihan penggunaan grafik IMT sesuai usia ... 6

2.2 Penentuan IMT berdasarkan WHO 2000 ... 9

2.3 Kategori Status Berat dengan Jangkauan Persentil (CDC,2011) ... 10

5.1 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5.2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur ... 32

5.3 Karakterisitik Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) Responden ... 33

5.4 Karakteristik Indeks Massa Tubuh (IMT) Responden ... 33

5.5 Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Obesitas Responden ... 33

(53)

DAFTAR DIAGRAM

Nomor Judul Halaman

(54)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kurva CDC BMI-for-age growth chart... 7

Gambar 2.2 Kurva CDC BMI-for-age growth chart... 8

Gambar 2.3 Struktur Kimia Trigliserida ... 15

(55)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Lembar Penjelasan Lampiran 4 Lembar Persetujuan Lampiran 5 Ethical Clearance Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 Data Induk

(56)

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

AAP : American Academy Pediatrics AHA : American Hearth Association

BMI : Body Massa Index

CCK : Colesistokinin

CDC : Central for Disease Contol and Prevention DGAT : Diasilgliserol Transferase

DM : Diabetes Mellitus

FAO : Food and Agriculture Organization

FFA : Free Fatty Acid

HDL : High Density Lipoprotein

IDL : Intermediate Density Lipoprotein

IMT : Indeks Massa Tubuh

KEK : Kurang Energi Kronis

LDL : Low Density Lipoprotein

NHANES : National Health and Nutrition Examination Survey PAF : Platelet Activiting Factor

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Teori
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Umur
Tabel 5.5 Karakteristik Berdasarkan Klasifikasi Obesitas Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian MP-ASI yang terlalu dini selain berakibat gizi lebih juga bisa menimbulkan beban zat terlarut hingga dapat menimbulkan hyperosmolarity (kelebihan tekanan

Hasil analisis statistika diperoleh bahwa kadar MDA mitokondria hepar antara kelompok hiper- kolesterol dengan kelompok minyak wijen terdapat perbedaan yang

Namun terdapat satu indikator yang tidak dijawab oleh responden seutuhnya, yaituindikator pelayan melakukan dengan cepat ketika memenuhi pesanan konsumen, artinya

01/Kep/M.Pan/2001 di lingkungan PNS, yang dimaksud pelatihan adalah: Proses pembelajaran yang lebih menekankan pada praktek daripada teori yang dilakukan seseorang atau

Pengaturan Diri. Penekanan lain dari teori belajar social adalah makna penting proses penguatan diri. Suatu perilaku tertentu menimbulkan akibat eksternal,

Berdasarkan data numeric yang ditunjukkan dari nilai output dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui seberapa besar nilai daya output dari motor tersebut, sesuai

Jadi Kebenaran tentative artinya suatu kebenaran akan dianggap benar sebelum ada pengetahuan lain yang dapat &#34;membantah” kebenaran tersebut...  Hampir dapat dipastikan

(2) Kegiat- an inti , meliputi: (a) Penjelasan singkat ten- tang materi Cuaca dan Pengaruhya bagi manusia; (b) Guru membagikan soal untuk dikerjakan berkelompok; (c) Guru beserta