• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Objek Wisata Bah Lunggur Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Potensi Objek Wisata Bah Lunggur Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

RISHKY PRATAMA ELDY

NIM : 072204018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

(2)

POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR DALAM PENGEMBANGAN

PARIWISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

KERTAS KARYA DIKERJAKAN O

L E H

RISHKY PRATAMA ELDY NIM : 072204018

DOSEN PEMBIMBING

Drs. Marzaini Manday MSPD

Kertas Karya Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Syarat Ujian Diploma III

Dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

(3)

DISETUJUI OLEH :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Medan, Maret 2010

Program Studi Pariwisata

Ketua Jurusan

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA

DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III

DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA

PADA : 20 Maret 2010 TANGGAL : 20

HARI : Sabtu

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Prof. Syaifuddin M.A, Ph.D,

NIP : 19650909199403.1.004

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum ( )

2. Drs. Marzaini Manday, MSPD ( )

(5)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut, salah satu objek wisata itu berada di daerah Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan yang bernama Bah Lunggur.

Bah Lunggur merupakan suatu daerah maupun kawasan yang tidak terlalu luas namun memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan menjadi salah satu daerah objek wisata di Kabupaten Simalungun. Bah Lunggur ini mempunyai daya tarik berupa sungai yang berasal dari mata air pegunungan yang sangat jernih beserta hutan jati yang tidak terlalu luas yang didalamnya hidup sekumpulan habitat hewani

monyet. Dengan daya tarik tersebut banyak masyarakat setempat maupun wisatawan

lokal berkunjung ke kawasan Bah Lunggur ini.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun kurang memperhatikan kawasan Bah Lunggur yang cukup potensial ini, sehingga kawasan ini dibiarkan begitu saja dan tidak terawat pemeliharaannya. Ada juga sebagian yang merawat namun hanya masyarakat setempat saja karena untuk sedikit pemasukan khas ekonomi kehidupan mereka saja, padahal apabila Pemerintah Kota dan Pemerintah Daerah Simalungun lebih jeli sedikit melihat asset pariwisata ini, tentu pasti menjadi pemasukan khas Pemerintah Daerah maupun masyarakat setempat. Harapannya kedepan Pemerintah Daerah Simalungun maupun masyarakat setempat kawasan Bah Lunggur bersama-sama berkontribusi untuk kawasan Bah Lunggur yang sangat potensial ini.

(6)

KATA PENGANTAR

Alahamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini guna melengkapi persyaratan untuk mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya yang penulis ajukan adalah: “Potensi Objek Wisata Bah Lunggur Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, yang mana hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang diperoleh, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan keritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya ini.

Dalam kertas karya ini, begitu banyak bantuan, dorongan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembaca.

(7)

4. Bapak Solahuddin Nasution SE, MSP, selaku Ketua Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Bapak Drs. Marzaini Manday, MSPD selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan bantuan serta pengarahan selama menyusun kertas karya ini. 6. Tersayang dan tercinta Ayahanda Edy Syamsir dan Ibunda Elfiaty Kesuma yang

telah banyak memberikan dorongan moral dan kasih sayang mereka yang tiada henti terhadap penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. “Thanks a lot for everything that you show me”.

7. Sahabat-sahabat tercinta, terutama anak Usaha Wisata stambuk 2007, Koko, Dian, Sakti, Refel, Kiki, Aref Kurniagung, Aceh, Nofrian, dan teman-teman lain, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Buat anak-anak Bengkel HMS terutama Heru sang Mekanik yang selalu siap setiap saat dalam memperbaiki motor Satria F.U penulis, Bang Iza, Faisal, Eric Acong Jocky, dan yang lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang selalu memberikan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

9. Buat anak-anak UMN Farmasi Nurliansyah (aan) sahabat setia penulis, Solihin, Bang Iskandar, Alol, Muri, Eric, Lulu, dan yang lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. 10. Buat Kakek dan Nenek penulis, Kakek Taman, dan Nenek Ngatini yang selalu

(8)

11. Terakhir namun teramat sangat istimewa untuk “Ai” yang selalu setia setiap saat,

setiap waktu, selalu ada bersama penulis Beb semangat ya, kiki yakin kita bisa ketahap itu ingat janji kita ya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, Maret 2010

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

(10)

BAB III GAMBARAN UMUM POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR

BAB IV POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR DALAM

(11)

4.7. Visi dan Misi Masyarakat Bah Lunggur

4.7.1. Visi Masyarakat Bah Lunggur……….. 4.7.2. Misi Masyarakat Bah Lunggur……….

BAB V PENUTUP... SARAN... DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

42 43

44 45

(12)

ABSTRAK

Pariwisata adalah sesuatu yang bersifat abstrak, tidak nampak (secara kasat mata) hanya dapat merasakannya, terlebih lagi pariwisata ini sebenarnya suatu konsep yang ingin diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah yang mana orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari tempat-tempat objek wisata yang ingin melihat keindahan alam dan melihat suatu daya tarik objek wisata tersebut beserta atraksi-atraksi yang ada pada objek wisata tersebut, salah satu objek wisata itu berada di daerah Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan yang bernama Bah Lunggur.

Bah Lunggur merupakan suatu daerah maupun kawasan yang tidak terlalu luas namun memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan menjadi salah satu daerah objek wisata di Kabupaten Simalungun. Bah Lunggur ini mempunyai daya tarik berupa sungai yang berasal dari mata air pegunungan yang sangat jernih beserta hutan jati yang tidak terlalu luas yang didalamnya hidup sekumpulan habitat hewani

monyet. Dengan daya tarik tersebut banyak masyarakat setempat maupun wisatawan

lokal berkunjung ke kawasan Bah Lunggur ini.

Namun sayangnya Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun kurang memperhatikan kawasan Bah Lunggur yang cukup potensial ini, sehingga kawasan ini dibiarkan begitu saja dan tidak terawat pemeliharaannya. Ada juga sebagian yang merawat namun hanya masyarakat setempat saja karena untuk sedikit pemasukan khas ekonomi kehidupan mereka saja, padahal apabila Pemerintah Kota dan Pemerintah Daerah Simalungun lebih jeli sedikit melihat asset pariwisata ini, tentu pasti menjadi pemasukan khas Pemerintah Daerah maupun masyarakat setempat. Harapannya kedepan Pemerintah Daerah Simalungun maupun masyarakat setempat kawasan Bah Lunggur bersama-sama berkontribusi untuk kawasan Bah Lunggur yang sangat potensial ini.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Saat ini kegiatan kepariwisataan sudah menjadi salah satu kebutuhan yang lebih spesifik, Sehingga sektor pariwisata merupakan bagian penting dalam pembangunan nasional. Sejalan dengan itu perkembangan demi perkembangan dalam meningkatkan kepariwisataan di Negara Indonesia sedang gencar dilakukan oleh pemerintah sebagai sektor yang dapat diandalkan. Mulai dari perkembangan di bidang ilmu, teknologi, dan komunikasi yang semakin canggih, membuat dunia ini semakin kecil dan mudah dijangkau. Perkembangan ini menimbulkan rasa keingintahuan manusia tentang dunia atau sesuatu yang belum diketahuinya melalui komunikasi. Keinginan tersebut tentu saja dibarengi oleh rasa ingin menikmati sesuatu yang belum pernah dirasakan sebelumnya yang pada akhirnya membawa dampak yang sangat besar kepada kepariwisataan dunia.

(14)

Sejalan dengan itu pula Pemerintah perlu juga melakukan pencaharian terhadap potensi baru untuk dapat dikembangkan sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Bah Lunggur adalah suatu daerah ataupun kawasan yang berada di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Bandar Huluan. Ini adalah salah satu tempat maupun suatu kawasan yang sangat memiliki potensi untuk dijadikan daerah tujuan objek wisata di Kabupaten Simalungun. Karena di kawasan ini masih belum mendapatkan perhatian oleh Pemerintah kota, maupun Pemerintah Daerah setempat. Hanya masyarakat setempat sajalah yang lebih memperhatikan kawasan Bah Lunggur ini. Di kawasan Bah Lunggur ini terdapat sungai yang cukup bersih dan airnya yang sangat jernih yang berasal dari mata air pegunungan, beserta hutan jati kecil yang tidak terlalu luas.

(15)

Oleh karena itu Bah Lunggur harus mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kota maupun Pemerintah Daerah setempat, agar dapat dijadikan suatu kawasan objek wisata di Kabupaten Simalungun. Bertolak dari itu semua sebagai dasar dalam memilih judul penulis juga ingin menghimbau kepada pihak-pihak yang tekait di sekitar kawasan tersebut terutama Pemerintah Kabupaten Simalungun khususnya dan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Bah Lunggur untuk tetap memberikan kontribusinya, menjaga, dan merawat asset daerah tersebut, agar nantinya dapat dijadikan suatu kawasan objek wisata yang siap layak untuk dikunjungi dan dijual produk wisatanya. Berdasarkan dari hal tersebut penulis memilih judul “Potensi Objek Wisata Bah Lunggur Dalam Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Simalungun”.

1.2 Pembatasan Masalah

Sebagaimana diketahui bahwa kepariwisataan itu sangat luas ruang lingkup permasalahannya, maka dalam penulisan kertas karya ini penulis membatasi materi pembahasan yang dititikberatkan pada objek dan daya tarik serta atraksi wisata monyet Bah Lunggur yang menurut penilaian penulis cukup potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Simalungun.

(16)

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah :

1. Sebagai bahan penerapan dan pengembangan pelajaran yang telah diterima penulis dimasa perkuliahan.

2. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi di Program Diploma III PariwisataBidang Keahlian Usaha Wisata pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Memberikan informasi tentang pemanfaatan objek wisata Bah Lunggur di Simalungun bagi para pembaca umumnya dan rekan-rekan mahasiswa khususnya. 4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat setempat dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten Simalungun atas permasalahan melalui kertas karya ini.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan kertas karya ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian atau pengumpulan data-data untuk mendapatkan teori maupun bahan Penulisan, buku-buku dan tulisan-tulisan serta sumber pustaka lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan bahan penelitian ini, penulis memperoleh data dilapangan dengan cara langsung ke kawasan Bah Lunggur. Dalam penelitian ini dilakukan dengan

(17)

• Observasi, yaitu melihat langsung hal-hal yang berkaitan dengan materi pembahasan, misalnya melihat langsung potensi yang dapat dikembangkan di lokasi penelitian. • Wawancara, yaitu data yang diperoleh penulis dengan cara mewawancarai langsung

pihak-pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data

yang akurat.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan untuk menjaga kontinuitas jalan pikiran dan penyajian kertas karya ini secara utuh. Penulis melakukan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menjabarkan mengenai pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Uraian Teoritis Kepariwisataan

bab ini membahas tentang tinjauan teoritis

(18)

BAB III : Gambaran Umum Potensi Objek Wisata Bah Lunggur di

Kabupaten Simalungun

Bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Bah Lunggur, kondisi umum Kabupaten Simalungun dan Kecamatannya, penduduk

Kabupaten Simalungun, sarana dan prasarana Kabupaten

Simalungun.

BAB IV : Potensi Objek Wisata Bah Lunggur Dalam

Pengembangan Pariwisata di Kabupaten

Simalungun

Bab ini berisikan uraikan tentang potensi Bah Lunggur untuk dijadikan salah satu objek wisata, atraksi monyet Bah

Lunggur, sarana dan prasarana yang ada di Bah Lunggur, promosi Bah Lunggur, perhatian pemerintah daerah Kabupaten Simalungun, dampak positif dan negatif Bah Lunggur, visi dan misi masyarakat setempat Bah Lunggur, saran.

BAB V : Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

Istilah “pariwisata” adalah: “Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam”. Dalam bukunya berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata” (dalam Yoeti, 1996 :116).

Menurut pendapat beberapa ahli mengenai kepariwisataan yaitu: 1. Dr. Hubbert Gulden (dalam Yoeti, 1996:117)

“Suatu seni dari lalu lintas orang dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.

2. Undang-undang No.9 Tahun 1990

“Segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk semua penyelenggaraan kegiatan periwisata”.

3. Ketetapan MPRS No.1-II Tahun 1996 (dalam Yoeti, : 118)

“Suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar

(20)

Sedangkan menurut pendapat beberapa para ahli yang lain antara lain: 1. Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapt (dalam Yoeti, 1996 : 115)

Memberikan batasan yang bersifat teknis, mengatakan bahwa pariwisata adalah: “Keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyedian tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang sifatnya sementara tersebut”.

2. Prof. Salah Wahab (bangsa mesir) dalam bukunya berjudul “An Introduction On Tourist Theorapy” (dalam Yoeti, 1996 :116) menjelaskan bahwa pariwisata adalah:

“Suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri ataupun di luar negeri meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (suatu negara) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan apa yang dialami di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap”.

(21)

Adapun pengertian dari pada Ilmu Pariwisata adalah: suatu ilmu yang mempelajari suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan ataupun kelompok di dalam wilayah negaranya sendiri atau negara lain dengan menggunakan kemudahan jasa / pelayanan yang disediakan oleh pemerintah, dunia usaha dan industri agar terwujud keinginan wisatawan.

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa inggris. Kata itu berasal dari bahasa sansekerta “Wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang.

Menurut 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa No. 870 (dalam Yoeti, 1996 : 133 ) pengertian wisatawan adalah:

“Setiap orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya”.

Menurut rumusan di atas, termasuk didalamnya pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjungi dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan ke dalam klasifikasi sebagai berikut ini:

• Pesiar (leisure).

(22)

2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana Kepariwisataan 2.2.1. Sarana Kepariwisataan

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung dan kehidupannya tergantung kepada kedatangan wisatawannya. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan perkembangan kebutuhan wisatawan. Untuk mendukung pencapaian yang lebih baik perlu adanya kemampuan pengelolaan yang memadai sesuai dengan kondisi objek dan kebutuhan pengunjung.

Ada 3 (tiga) bagian yang penting dalam sarana kepariwisataan, antara lain : A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure)

Yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah:

• Travel Agent • Tour Operator

• Perusahaan Transportasi

(23)

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal, di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dikelompok ini adalah:

• Lapangan tenis • Lapangan golf

• Lapangan bola kaki, kolam renang, bilyard, dan lain-sebagainya. C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure)

Adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah:

• Night Club

Casino

Steambath dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam Yoeti,

(24)

2.2.2. Prasarana Kepariwisataan

Prasarana (infrastrukture) kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana (infrastukture) adalah “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagai mana mestinya. Dalam buku yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata (dalam Yoeti, 1996 : 186).

Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi:

1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman yang khas setempat.

2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata.

(25)

2.3 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti: akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya. Potensi daya tarik suatu objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan, keaslian, kelangkaan, atau lain dari pada yang lain memiliki sifat yang menimbulkan semangat dan nilai bagi wisatawan.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehinnga mempunyai daya tarik agar wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Potensi dan daya tarik wisata di dalam objek wisata yang berwujud pada ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah keadaan alam, beserta flora dan faunanya. Daya tarik suatu objek wisata sebagai sumber daya wisata antara lain:

a) Daya tarik historis

b) Lokasi suatu kawasan objek wisata yang memberikan suatu pemandangan yang indah c) Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

(26)

2.4 Pengertian Industri Pariwisata

Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan mempergunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian dengan industri pariwisata.

Kalau kita mengikuti pengertian-pengertian kata industri seperti yang kita uraikan dalam bahagian terdahulu, maka kita cenderung untuk memberikan batasan “industri pariwisata” dalam buku yang berjudul Tours And Travel Marketing (dalam Yoeti, 1996 :172) sebagai berikut:

“industri pariwisata adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilakan barang dan jasa (goods and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel pada umumnya”.

Sedangkan menurut R.S Parmadji (dalam Yoeti, 1996 : 153) Industri Pariwisata adalah:

“Rangkuman daripada berbagai macam bidang usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau service, yang nantinya baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perlawatannya”.

(27)

Industri pariwisata mulai dikenal di indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 (dalam Yoeti, 1996 : 151) disebutkan:

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut (dalam Yoeti, 1996 : 151) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah:

1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.

2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia. 3. Meningkatkan persaudaraan / persahabatan nasional dan internasional.

(28)

Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata yaitu: 1. Travel Agent

2. Perusahaan Angkutan (Transportasi) 3. Akomodasi perhotelan

4. Bar dan Restoran

5. Souvenir dan Handicraft.

Perusahaan-perusahaan tersebut di atas merupakan perusahaan langsung. 2.5 Motif Perjalanan

Perjalanan yang dilakukan wisatawan mempunyai berbagai motif dan tujuan tertentu dan secara garis besar alasan-alasan dan keperluannya dapat dikelompokkan sebagai berikut: A. Menurut Objeknya

1. Culture Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan untuk menyaksikan daya tarik dari seni budaya suatu tempat atau daerah dan benda-benda kuno serta bangunan-bangunan kuno (heritage).

(29)

4. Recurational Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut untuk kesehatan dan ingin menyembuhkan penyakitnya.

5. Comercial Tourism, yaitu jenis pariwisata perdagangan karena perjalanan

pariwisata tersebut dikaitkan dengan kegiatan perdagangan International dimana sering diadakan kegiatan Expo, Fair, Exhibition.

6. Sosial Tourism, yaitu jenis pariwisata untuk kegiatan sosial yang dapat dilihat dari segi penyelenggaraannya yang tidak mencari keuntungan seperti halnya study tour, piknik, atau youth tourism.

7. Political Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan melihat atau menyaksikan suatu peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara seperti memperingati hari kemerdekaan suatu negara.

B. Menurut Alasan / Tujuan Perjalanan

1. Business Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannya,

kongres, seminar, konvension, simposium, musyawarah kerja dan lain-lain. 2. Education Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang melakukan perjalanan tersebut dengan tujuan studi atau untuk mempelajari suatu bidang ilmu pengetahuan.

(30)

C. Menurut Waktu Berkunjung

1. Seasonal Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim- musim tertentu seperti summer tourism, atau winter tourism.

2. Occutional Tourism, yaitu kegiatan pariwisata yang dihubungkan dengan

kejadian atau suatu event seperti Ngaben, Galungan, Kuningan di Bali, Sekaten di jogyakarta, Pajang, Jimat di Cirebon dan Pesta Danau Toba di Sumatera Utara. (Yoeti, 1996 : 122).

2.6 Pengertian Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Objek wisata dan atraksi wisata atau “tourism resources” adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Salah satu unsur yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dengan objek wisata serta objek wisata seolah-olah memiliki pengertian yang sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan secara prinsipil. (Yoeti, 1996 : 172) menjelaskan bahwa di luar negeri terminolgi objek wisata tidak dikenal, disana hanya mengenal atraksi wisata yang mereka sebut dengan nama “tourist attraction” sedangkan di Negara Indonesia keduanya dikenal dan keduanya memiliki pengertian masing-masing.

(31)

1. Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah: “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi”.

2. 2.SK. MENPARPOSTEL No.KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa objek wisata adalah:

“tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek wisata dan atraksi wisata adalah sama, sedangkan menurut ( Yoeti, 1996 : 172) dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pariwisata” menjelaskan bahwa objek wisata dan atraksi wisata memiliki perbedaan yang asasi. Yang dimaksud objek wisata adalah: “kita dapat mengatakan sesuatu sebagai objek wisata jika kita melihat objek itu tidak dipersiapkan sebelumnya dengan kata lain objek tersebut dapat dikatakan tanpa bantuan orang lain”. Dan yang dikatakan atraksi wisata adalah: “atraksi itu merupakan sinonim dari pengertian entertainment yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat, dinikmati dengan melibatkan orang lain”.

(32)

1. Adanya something to see

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat 2. Adanya something to buy

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli

3. Adanya something to do

Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.

Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada dan serupa dengan objek wisata di tempat lain.

2. Harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dari bidang pembangunan dan pengembangan.

3. Harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.

4. Harus menarik dalam pengertian secra umum (bukan pengertian dari subjektif) dan sadar wisata masyarakat setempat.

(33)

2.7 Penetapan Lokasi Objek Wisata

Dalam menetapkan suatu lokasi objek wisata harus benar-benar diperhatikan tentang karakteristik alam dan juga letak lokasi objek wisata yang strategis, karena dapat mempengaruhi minat wisatawan yang akan datang nantinya. Untuk itu perencanaan harus sesuai dengan pembangunan pariwisata di daerah, sehingga pengembangannya dapat dilaksanakan secara optimal sesuai dengan kondisi kawasan dan tidak mengganggu kegiatan komunitas di sekitar kawasan tersebut. Oleh karena itu pembangunan objek wisata perlu dilakukan di tempat yang strategis, yang nantinya dapat menarik minat pengunjung terutama bagi objek wisata yang berorientasi menjual suasana objeknya dan produknya.

Faktor yang menjadi pertimbangan objek wisata yaitu mudah dijangkau dan dekat dengan kelompok sasaran. Pada suatu objek wisata penetapan lokasi merupakan salah satu pendukung pariwisata yang nantinya dapat menentukan seberapa banyaknya wisatawan yang akan datang bila ingin menetapkan suatu lokasi objek wisata yang ingin dibangun.

2.8 Landasan Hukum Objek Wisata

(34)

Landasan hukum pengembangan objek wisata berdasarkan surat keputusan (SK) bersama Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) dan Menteri Pertanian No. KM 47/PW-89 dan No. 204 / KPTS / HK / 050 / 4 1989.

Sebuah lembaga hukum mempunyai kekuatan untuk dapat mengikat dan melindungi terhadap pelestarian dan pemanfaatan alam bagi suatu objek wisata, karena landasan hukum ini sangat dijunjung tinggi oleh Negara Indonesia sebagai Negara yang berazaskan hukum maupun mengutamakan hukum yang berlaku. Landasan hukum inilah yang menjadi pedoman Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

2.9 Arah dan Asas Objek Wisata

Arah pengembangan dari objek wisata adalah: 1. Meningkatkan Nilai estetika dan keindahan alam 2. Meningkatkan pengembangan objek wisata 3. Memberikan Nilai rekreasi

4. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan 5. Meningkatkan keuntungan.

Adapun dua keuntungan ekonomi yaitu:

a. Keuntungan ekonomi bagi masyarakat daerah

• Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran • Meningkatkan pendapatan masyarakat daerah

• Meningkatkan popularitas daerah • Meningkatkan produksi

b. Keuntungan ekonomi bagi objek wisata

(35)

• Meningkatkan gaji pegawai pengelola objek wisata

• Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada pada objek wisata

• Meningkatkan sikap kesediaan dalam berperan serta untuk melestarikan potensi daerah objek wisata dan lingkungan hidup serta manfaat yang diperoleh

• Meningkatkan sikap dan kreasi dan inovasi para pengusaha objek wisata • Serta meningkatkan mutu asesilitas dan bahan-bahan promosi dalam

pengembangan suatu objek wisata.(Tirtadinata dan Fachruddin, 1996 : 30)

Pengembangan objek wisata didasarkan atas asas sebagai berikut: 1. Asas Pelestarian

Penyelenggaraan program sadar wisata terhadap suatu objek wisata yang hendak dikembangkan dan diarahkan bertujuan untuk meningkatkan kelestarian alam dan lingkungan objek wisata serta kesegaran udara di daerah objek wisata tersebut.

2. Asas Manfaat

Penyelenggaraan program sadar wisata diarahkan untuk dapat memberikan manfaat dan dampak praktis baik Ekonomi, Sosial, Budaya, Ilmu Pengetahuan maupun Lingkungan. (Tirtadinata dan Fachruddin, 1996 : 32).

(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM

POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR

3.1 Sejarah Singkat Bah Lunggur

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi di lapangan dan wawancara masyarakat atau penduduk setempat yang tinggal disekitar kawasan Bah Lunggur. Bah Lunggur

merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Bandar Huluan Kebun Laras Bandar Betsy. Dahulunya Bah Lunggur adalah sebuah hutan belantara yang ditumbuhi pohon-pohon jati liar yang di dalamnya hidup sekumpulan hewani yaitu “monyet” dan sebuah mata air yang sangat jernih airnya, karena airnya yang jernih itulah bagi masyarakat setempat dijadikan tempat mandi dan mencuci. “Bah” yang artinya air dan “Lunggur” yang artinya mata dari sinilah nama Bah Lunggur ini diberikan oleh

masyarakat setempat sehingga menjadi nama “Bah Lunggur” yang merupakan mata air, yang airnya sangat jernih.

(37)

Kamar mesin air bekas peninggalan Belanda tersebut lantas oleh masyarakat setempat digunakan dan dirawat serta diperbaiki apabila ada sedikit kerusakan. Sebagian Kawasan Bah Lunggur dahulunya oleh Pemerintahan Kolonial Belanda, dijadikan untuk lahan menanam kelapa sawit, tetapi tidak semuanya dijadikan lahan kelapa sawit. Kelapa sawit inilah yang nantinya untuk mempertahankan kehidupan mereka dan kesetabilitas Pemerintahan Belanda. Kelapa sawit inilah yang dapat menopang perekonomian belanda ketika Pemerintah Belanda masih menguasai Negara Indonesia.

Pada waktu minyak kelapa sawit di pasaran eropa harganya sedang melambung tinggi, pada waktu itu, minyak kelapa sawit kebanyakan dipergunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sabun, melihat itu semua maka Pemerintah Kolonial Belanda menanami pohon kelapa sawit di sekitar Kawasan Bah Lunggur tersebut. Bah Lunggur ini adalah hutan jati yang tidak terlalu luas namun cukup mempunyai daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya, Pemerintah Belanda sadar bahwa hutan jati yang letaknya persis berada di tengah-tengah Bah Lunggur ini, beserta sungainya yang jernih tidak ingin semuanya dijadikan lahan kelapa sawit, mereka memanfaatkan itu semua sebagai daya tarik wisata kejenuhan hati mereka.

(38)

3.2 Kondisi Umum Kabupaten Simalungun dan Kecamatannya 3.2.1. Kondisi Umum Kabupaten Simalungun

Kabupaten Simalungun secara geografis terletak diantara 3 18º - 9 36º LU dan 98 32º - 99 35º BT. Menurut letak administratifnya Kabupaten ini berbatasan dengan 21 Kecamatan dengan Pematang Siantar sebagai Ibukota Kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Kabupaten Toba Samosir di sebelah Selatan, Kabupaten Asahan, di sebelah Timur, dan Kabupaten Karo di sebelah Barat. Sebagian besar Kabupaten ini dikelilingi oleh dataran tinggi yang merupakan bagian dari wilayah Bukit Barisan.

Kabupaten ini sudah lama terkenal sebagai penghasil padi. Lahan sawah, termasuk ladang, tersebar luas secara merata di setiap Kabupaten. Selain padi, daerah ini juga menjadi penghasil utama tanaman palawija bagi Sumatera Utara. Jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan kacang tanah menempati urutan pertama dan kedua produksi terbesar dalam provinsi tersebut beserta sawah-sawah berjenjang berubah hijau dan subur sehingga keindahan alamnya sangat menakjubkan.

(39)

Kabupaten Simalungun memiliki kekayaan floranya meliputi berbagai macam pohon yang tumbuh di hutan-hutan, buah-buahan, dan berbagai macam bunga-bungaan serta anggrek. Demikian pula faunanya dari jenis binatang liar seperti harimau, beruk (monyet), babi hutan, siamang dan lain-lain serta berbagai jenis burung yang ada di hutan, sampai binatang peliharaan yang memperkaya jenis faunanya.

(40)

3.2.2. Kondisi Umum Kecamatan

Bah Lunggur terletak di Kecamatan Bandar Huluan Kebun Laras Bandar Betsy. Camat yang sekarang adalah Bapak Drs. Giding Yudistira, dengan kepemimpinan beliau diharapkan Kecamatan Bandar Huluan ini mampu menjadi salah satu wilayah kecamatan terbaik yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kecamatan yang menjadi teladan bagi kecamatan yang lainnya. Letak dari pada objek wisata Bah Lunggur berada persis di Kecamatan Bandar Huluan ini.

Adapun beberapa kecamatan yang berbatasan ataupun berdekatan dengan Kecamatan Bandar Huluan antara lain:

1. Kecamatan Air Putih Indra Pura 2. Kecamatan Dolok Batu Nanggar 3. Kecamatan Sungai Nangke 4. Kecamatan Tanjung kaso dan 5. Kecamatan Bandar Marsilam.

(41)

3.3 Penduduk Kabupaten Simalungun

Penduduk Kabupaten Simalungun sebanyak 846.329 jiwa yang tersebar di 31 Kecamatan, dengan perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan (sex ratio) sebesar 100.28 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Bandar yaitu sebesar 66.739 jiwa dan terkecil berada di Kecamatan Haranggaol Horisan yang hanya sebesar 5.789 jiwa. Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar terdapat di Kecamatan Raya dengan luas 335.60 Km² dan wilayah terkecil di Kecamatan Haranggaol Horisan (34.50 Km²), wilayah yang paling padat penduduknya terdapat di Kecamatan Siantar (781.70 jiwa/Km), disusul Kecamatan Bandar (611.27 jiwa/Km) dan Gunung Maligas (433.29 jiwa/Km). Dengan beragam etnis/suku yaitu Melayu, Jawa, Batak Toba, Simalungun, Mandailing, Angkola, Karo, Pakpak, Minang, Aceh, Cina, Nias, dan lainnya. (www. http : // Waspada Online.com 15/03/2010)

3.4 Sarana dan Prasarana Kabupaten Simalungun

(42)

Disisi lain pada tahun 2004 peningkatan jaringan irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan dimana luas total sawah dan rawa di Kabupaten Simalungun seluas 50.723 Ha yang terdiri dari irigaasi teknis seluas 10.232 Ha, irigasi semi teknis seluas 19.351 Ha dan irigasi sederhana seluas 9.390 Ha dengan kondisi daerah irigasi potensial seluas 38.973 Ha. Pembangunan pos dan telekomunikasi mencakup jangkauan baik pelayanan dan peningkatan kerja sama International maupun peningkatan jasa telekomunikasi dan infornasi dan data berjalan lancar. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan pada masyarakat Kabupaen Simalungun berkenaan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos.

(43)

BAB IV

POTENSI OBJEK WISATA BAH LUNGGUR DALAM

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

4.1 Potensi Bah Lunggur Untuk Dijadikan Salah Satu Objek Wisata

Bah Lunggur merupakan suatu tempat ataupun kawasan yang berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan Kebun Laras Bandar Betsy. Bah Lunggur mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing, karena letak lokasi yang mudah dijangkau wisatawan serta tempatnya yang berada di seberang jalan yang tidak menyulitkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang. Selain jarak tempuh yang mudah dijangkau ke kawasan ini, Bah Lunggur juga mempunyai akses jalan yang baik dan hanya menempuh jarak ±3 jam perjalanan, serta mempunyai keindahan alam yang sangat indah ketika menuju ke kawasan tersebut. Di dalamnya terdapat hutan yang tidak terlalu luas, namun menarik untuk dikunjungi dan dilihat.

(44)

Bah Lunggur. Setiap harinya banyak masyarakat setempat yang datang berkunjung hanya untuk sekedar melihat-lihat monyet-monyet Bah Lunggur dan juga menikmati keindahan alamiah hutan dan hawa sejuk yang terdapat di Bah Lunggur.

Bahkan tidak jarang pula, sesekali masyarakat setempat mandi di sungai Bah Lunggur serta mencuci pakaian mereka. Yang lebih menarik dari kawasan Bah Lunggur ini, kita dapat langsung bersentuhan dengan alamnya dan dapat bersentuhan langsung terhadap monyet-monyet yang hidup di Bah Lunggur tersebut. Monyet-monyet-monyet itu sering keluar dari hutan Bah Lunggur untuk mendapatkan makanan dari masyarakat setempat yang datang berkunjung ke kawasan ini. Tidak jarang masyarakat yang datang berkunjung, hanya melihat-lihat saja namun hendak berfoto terhadap monyet-monyet Bah Lunggur sambil memberikan makanan yang mereka bawa dari rumah, untuk diberikan kepada monyet-monyet yang ada di kawasan tersebut, dan ada juga masyarakat maupun Mahasiswa terutama, Mahasiswa Jurusan Pertanian yang berasal dari luar kota yang datang berkunjung dan masuk kedalam hutan yang asri tersebut, untuk melakukan penelitian terhadap hutan dan sungai Bah Lunggur sebagai bahan penelitian di kampus mereka.

(45)

Tentu ini merupakan hal yang sangat unik dan menarik untuk dilihat, dimana monyet-monyet Bah Lunggur ini, seakan-akan sudah bisa membaca situasi pikiran dari masyarakat yang datang berkunjung.

Bahkan tidak jarang pula ada beberapa ekor monyet yang tidak mau turun dari hutan, karena mereka menganggap bertemu dan berhadapan langsung dengan masyarakat ataupun wisatawan lokal yang datang akan mencelakakan diri mereka. Monyet-monyet Bah Lunggur seakan-akan sangat pandai membaca situasi di sekitar mereka. Monyet-monyet yang tidak ingin bertemu langsung ataupun tidak turun dari hutan dan tidak mengharapkan makanan dari wisatawan lokal yang datang biasanya monyet-monyet itu yang sudah berumur, yang dituakan diantara monyet yang ada di Bah Lunggur ataupun sesepuh dari monyet-monyet anakan yang hidup di sana. Kebanyakan dari monyet-monyet-monyet-monyet sesepuh itu mencari makanan mereka sendiri di hutan Bah Lunggur saja. Sedangkan monyet-monyet anakan ataupun yang sudah agak besar, mereka turun dari hutan Bah Lunggur untuk mendapatkan makanan mereka dari luar yang diberikan masyarakat lokal yang datang.

(46)

Selain itu dari Bah Lunggur ini, terdapat sebuah mata air yang tidak terlalu panas yang berada di ujung pedalaman yang didalamnya terdapat batu-batuan yang mengelilinginya, konon katanya merupakan sumber mata air dari Pegunungan Sibayak.

Tidak jarang pula, banyak masyarakat yang mencoba mandi di mata air yang tidak terlalu panas itu dengan berbagai macam tujuan terutama untuk menghilangkan penyakit kulit, ada yang merendamkan kaki mereka di mata air panas itu, dan ada juga yang menghusapkan ke wajah mereka, tentu itu sebuah pemandangan yang sangat menarik. Untuk itu melihat potensi yang ada di Bah Lunggur ini sudah sepantasnya tempat ini untuk dijadikan salah satu kawasan objek wisata ataupun Daerah Tujuan Wisata(DTW) yang dapat dikunjungi setiap waktu dan dijadikan sumber pendapatan Pariwisata Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan dan pemasukan bagi masyarakat setempat yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.

4.2 Atraksi Monyet Bah Lunggur

(47)

Monyet-monyet yang ada di kawasan Bah Lunggur memberikan atraksi yang tidak dipersiapkan terlebih dahulu, melainkan atraksi yang diberikannya melalui bantuan wisatawan lokal yang datang ke kawasan Bah Lunggur. Dengan cara wisatawan lokal yang datang berkunjung ke kawasan ini, memberikan makanan mereka yang mereka bawa dari rumah, untuk diberikan kepada monyet-monyet Bah Lunggur dengan cara menyuruh monyet-monyet tersebut berputar-putar, memanjat pohon, berdiri dengan dua kaki tanpa topangan kedua tangannya, dan melompat saat akan memberikan makanan terhadap monyet-monyet tersebut. Dengan atraksi alamiah monyet-monyet-monyet-monyet ini, tentu masyarakat akan terhibur dengan atraksi yang diberikan secara alamiah dari monyet-monyet Bah Lunggur tersebut. Bahkan ada yang sampai memberikan makanan dengan bertukaran bersulang-sulangan antara si wisatawan lokal dengan monyet-monyet Bah Lunggur yang berada disana.

(48)

4.3 Sarana dan Prasarana yang ada di Bah Lunggur

Sarana maupun prasarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu dipersiapkan dan sangat mendukung, apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata. dalam rangka mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap objek wisata itu sendiri. Pengertian sarana kepariwisataan itu sendiri ( main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali lagi ke tempat asalnya.

Sedangkan pengertian prasarana (supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya. Sarana yang ada di Bah Lunggur ini, menawarkan panorama keindahan alam, dan hutan yang masih alami, sungai yang jernih dan terdapat mata air yang tidak terlalu panas atau hangat, serta keunikan alamiah atraksi-atraksi monyet-monyet yang ada di Bah Lunggur.

(49)

4.4 Promosi Bah Lunggur

Pengertian promosi merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk yang ingin diperkenalkan agar produk yang diperkenalkan dapat dijual kepada konsumen. Akan tetapi promosi yang akan dilakukan disini atau yang akan dibahas adalah: mengenai promosi Bah Lunggur dalam meningkatkan Pariwisata di Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan. Promosi Bah Lunggur seharusnya sudah dilakukan sejak melihat antusiasme wisatawan yang datang berkunjung ke Bah Lunggur tersebut.

Dengan melihat potensi yang ada di Bah Lunggur tentu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Setempat maupun masyarakat setempat harus lebih meningkatkan promosi dan membuat penekanan atas promosi Bah Lunggur, supaya wisatawan asing juga tahu dengan potensi yang ada di kawasan Bah Lunggur, dan ada keinginan untuk mengunjunginya.

Dengan adanya promosi, sudah tentu suatu kawasan Bah Lunggur yang ingin dijadikan objek wisata ataupun yang ingin diperkenalkan hendaknya harus mengikuti langkah-langkah antara lain:

1. Membuat suatu paket perjalanan wisata dan memasukkan Bah Lunggur dalam suatu paket perjalanan (Itinerary)

2. Melakukan seminar-seminar mengenai objek wisata Bah Lunggur 3. Melakukan kerja sama antara (BPW) Biro Perjalanan Wisata dan Agent

Perjalanan Wisata (APW) dengan memasukkan Bah Lunggur ke dalam jadwal perjalanan

(50)

Dengan langkah-langkah diatas, diharapkan promosi mengenai peningkatan objek wisata Bah Lunggur dapat diwujudkan dengan segera, dan dapat menjadi satu-satunya objek wisata unggulan, serta banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang untuk berkunjung ke kawasan Bah Lunggur Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan ini. 4.5 Perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun

Ketika suatu objek wisata daerah ingin dikembangkan, perlu adanya campur tangan dari pihak Pemerintah ataupun perhatian dari Pemerintah Kota terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun. Apalagi objek wisata yang akan dikembangkan ini, cukup mempunyai potensi yang baik dan sangat layak untuk dijadikan salah satu objek wisata di Kabupaten Simalungun. Objek wisata Bah Lunggur, perlu perhatian yang khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun terutama dalam mengelola kawasan tersebut agar kawasan Bah Lunggur dapat menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pemerintah Kabupaten Simalungun selama ini kurang menyadari bahwa Bah Lunggur sangat banyak memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata unggulan. Selama ini Pemerintah Daerah Simalungun, hanya memberikan perhatiannya dan konsentrasinya hanya kepada objek wisata Danau Toba saja.

(51)

Apabila dilihat lagi bahwa Bah Lunggur sangat berpotensi, namun masih perlu banyak perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun.Terutama sarana dan prasarana yang ada di Bah Lunggur, promosinya, pengelolaannya, baik mulai dari hal yang kecil sampai hal yang terbesar sekalipun, itu semua harus dilakukan Pemerintah Kabupaten Simalungun itu sendiri dan harus fokus terhadap permasalahan yang ada di Bah Lunggur. Apabila Bah Lunggur ingin dijadikan salah satu objek wisata unggulan kedua setelah objek wisata Danau Toba.

Apabila pemerintah Kabupaten Simalungun tidak juga memperhatikan asset Bah Lunggur dan mengolahnya, sudah tentu bisa dibayangkan Bah Lunggur tidak akan bisa menjadi suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW).

Sungguh sangat disayangkan apabila terjadi seperti itu, kalau kita melihat potensi yang sangat baik dari Bah Lunggur, apalagi potensi yang dimiliki di Bah Lunggur ini, cukup alamiah dengan didalamnya terdapat panorama keindahan hutan yang tidak terlalu luas namun sangat asri dan indah untuk dilihat serta sungai yang berasal dari mata airnya, yang didalamnya hidup sekumpulan habitat hewani monyet-monyet Bah Lunggur, dengan atraksi-atraksi mereka yang sangat alamiah.

(52)

4.6 Dampak Positif dan Negatif Bah Lunggur 4.6.1. Dampak Postif Bah Lunggur

Dampak positif yang dapat dikembangkan apabila Bah Lunggur ini menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Maksudnya bahwa apabila Bah Lunggur dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) maka adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya, yang menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat setempat yang tinggal di Bah Lunggur, yang tadinya semua irasional (tidak mungkin) menjadi rasional (kenyataan) b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Maksudnya bahwa apabila berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah tentu masyarakat sekitar kawasan Bah Lunggur menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berfikir maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih baik

(53)

4.6.2. Dampak Negatif Bah Lunggur

Dampak negatif apabila Bah Lunggur ini dijadikan Daerah Tujuan Wisata (DTW) adalah sebagai berikut:

a. Pola Hidup Konsumtif

Maksudnya apabila Bah Lunggur ini sudah berkembang dan maju kemungkinan masyarakat setempat yang tinggal di kawasan Bah Lunggur, ingin melakukan sesuatu (pelayanannya) dengan instan dalam mengelola objek wisata tersebut tanpa memikirkan wisatawan yang mengutamakan kealamian dan keaslian dari objek wisata Bah Lunggur.

b. Sikap Individualistik

Maksudnya masyarakat Bah Lunggur merasa dimudahkan dengan teknologi maju untuk mengelola Bah Lunggur sehingga membuat mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain dalam mengelola objek wisata Bah Lunggur, dan akan membuat mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

(54)

d. Kesenjangan Sosial

Maksudnya adalah apabila dalam suatu komunitas masyarakat Bah Lunggur hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan ada jurang pemisah antara individu yang satu dengan yang individu yang lain. 4.7 Visi dan Misi Masyarakat Setempat Bah Lunggur

4.7.1. Visi Masyarakat Bah Lunggur

(55)

4.7.2. Misi Masyarakat Bah Lunggur

Masyarakat Bah Lunggur mempunyai misi untuk menjadikan Bah Lunggur menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) diantaranya yaitu:

1. Masyarakat Bah Lunggur berharap agar Bah Lunggur dapat dijadikan salah satu objek wisata di Kabupaten Simalungun dalam paket perjalanan (Itinerary).

2. Masyarakat Bah Lunggur berharap adanya perhatian Khusus dari Pemerintah Kabupaten Simalungun untuk mengembangkan dan memperkenalkan Bah Lunggur di Mata Dunia International.

3. Masyarakat Bah Lunggur berharap pihak-pihak yang ingin berperan untuk mengembangkan objek wisata Bah Lunggur nantinya, haruslah bersungguh-sungguh dalam mengembangkan kawasan ini.

4. Masyarakat Bah Lunggur mengharapkan apabila kawasan ini telah dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun, menjadi objek wisata yang siap dan layak dikunjungi oleh wisatawan asing, haruslah memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat agar mengurangi tingkat pengangguran.

(56)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Bah Lunggur adalah salah satu objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar Huluan Kebun Laras Bandar Betsy Provinsi Sumatera Utara. Disamping memiliki pemandangan alam yang indah, udara yang cukup sejuk, juga disana terdapat atraksi-atraksi monyet yang alamiah serta sungai yang sangat jernih dan juga terdapat sumber mata air panas, beserta sarana dan prasarana yang memadai dalam menunjang kepariwisataan. Namun masih perlu mendapatkan perhatian yang layak dari Pemerintah Kabupaten Simalungun.

Pengembangan objek wisata Bah Lunggur, haruslah melibatkan pihak-pihak penyelenggara tour untuk membantu memperkenalkan objek wisata Bah Lunggur ini, dengan memasukkannya kedalam sebuah paket wisata. Disamping itu perlu juga diadakan seminar mengenai pengembangan pariwisata Bah Lunggur dengan menitikberatkan terhadap potensi Bah Lunggur, dan memperkenalkan Bah Lunggur tersebut melalui media elektronik, seperti iklan, video,internet, dan media cetak seperti brosur, booklet, majalah dan lain-lain. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Simalungun dengan masyarakat setempat agar pengembangan objek wisata Bah Lunggur dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang baik pula.

(57)

5.2 Saran

Seharusnya Pemerintah Kabupaten Simalungun harus turut serta dalam mengembangkan objek wisata Bah Lunggur, dengan melihat potensi yang ada didalamnya, sudah tentu objek wisata Bah Lunggur ini, kedepannya bisa menjadi objek wisata yang unggul dan menjadi asset pariwisata di Kabupaten Simalungun itu sendiri. Untuk itu, diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun agar Bah Lunggur ini mendapatkan perhatian yang layak dalam pengelolaannya, agar dapat menjadi DaerahTujuan Wisata (DTW) unggulan kedua setelah objek wisata Danau Toba.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pariwisata. 1995. Pedoman Pengembangan objek wisata. Paramita: Jakarta.

Direktorat Jendral Pariwisata. 1992. Himpunan Peraturan Dan Perundang-Undangan Dalam Bidang Pariwisata. Gramedia Pustaka: Jakarta.

Koentjaraningrat. 1982. Kebudayaan Pengembangan Objek Wisata. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Ilmu Antropologi. Rieneka Cipta: Jakarta. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Angkasa : Bandung.

Yoeti, Oka. 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa: Bandung. Yoeti, Oka. 2006. Tours And Travel Marketing. Paramita: Jakarta. WWW.http: //Waspada Online.com.15/03/2010

(59)

DAFTAR NAMA INFORMAN

1. Nama : Tumino

Umur : 26 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Asongan

Alamat : Jl. Simpang Mangga Atas No. 56 Laras

Lama Tinggal : 15 Tahun Nomor Telepon/Hp : 081375529432

2. Nama : Sitompul Umur : 57 Tahun

Pekerjaan : Pedagang Asongan

Alamat : Jl. Simpang Mangga Atas No. 15 Laras Lama Tinggal : 30 Tahun

3. Nama : Ambarita Umur : 45 Tahun Pekerjaan : Penyewa Tikar

(60)

4. Nama : Angga Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : Mahasiswa (Pengunjung)

Referensi

Dokumen terkait

Gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi yang berpusat di laut disebut .…8. Gunung

Kedua, Dampak yang disebabkan oleh dualisme perbedaan pe nentuan awal bulan syawal 1427 H di organisasi ke aga maan NU berbeda-beda dan diklasifikasikan se bagai berikut: (1)

Diduga pneumonia mikoplasma mencapai 30-.. 50% dan pneumonia klamidia 10-20% kasus di antara penyebab pneumonia atipik. Pola infeksi bervariasi di setiap negara. Di Nigeria

101/Kol/IV/2013 tanggal 4 April 2013 tentang Perubahan Jadwal Ujian Nasional 2013, bersama ini diberitahukan bahwa Ujian Nasional yang terdiri atas ujian tulis dan ujian

untuk bertugas sebagai pembimbing Pra Proposal Skripsi mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil berikut ini:.. Nama

Medan bulan September 2013 J.ang akan datang; Kolegium obgin akan membedkan.. penghargaan kepada lulusan terbaik periode Juli 2012 - Juni 2013

Dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi S1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang, kami mohon dengan hormat mahasiswa tersebut di

Dengan demikian pada PIT n POGI di Medan, tidak diselelggarakan Ujian Nasional. Secara tek s dan biaya petaksanaan, akan diberitahukan lebih lan