• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindakan Pre Klinik Mandiri Akseptor Iud Yang Mengalami Leukorea Di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tindakan Pre Klinik Mandiri Akseptor Iud Yang Mengalami Leukorea Di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TINDAKAN PRE KLINIK MANDIRI AKSEPTOR IUD YANG MENGALAMI LEUKOREA DI KLINIK BIDAN SITORUS PEMATANGSIANTAR

075102058

MAGDA HELENTINA SINAMBELA

KARYA TULI ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

JUDUL : TINDAKAN PRE KLINIK MANDIRI AKSEPTOR IUD YANG MENGALAMI LEUKOREA DI KLINIK BIDAN SITORUS PEMATANGSIANTAR

NAMA : MAGDA HELENTINA SINAMBELA

NIM : 075 102 058

PROGRAM STUDI: D- IV BIDAN PENDIDIK FK. USU MEDAN

PEMBIMBING PENGUJI

……… ………..Penguji I

(Setiawan, S.Kp, MNS, PhD©) (Dr. Juliandi.H.MA)

………..Penguji II

(Sartini Bangun. M.Kes)

………..Penguji III

(Setiawan, S.Kp, MNS, PhD©)

Program D-IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D- IV Bidan Pendidik.

……….

(Dewi Eliza Suza, S. Kp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, Sp. KK Nip: 132 258 269 Nip: 130 810 201

)

(3)

JUDUL : TINDAKAN PRE KLINIK MANDIRI AKSEPTOR IUD YANG MENGALAMI LEUKOREA DI KLINIK BIDAN SITORUS PEMATANGSIANTAR

NAMA : MAGDA HELENTINA SINAMBELA

NIM : 075 102 058

ABSTRAK

Masalah alat kontrasepsi merupakan masalah kesehatan dan perilaku yang berdampak buruk terhadap kehidupan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tindakan pre klinik mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.

Subjek dalam penelitian ini adalah akseptor IUD yang Mengalami leukorea di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling dengan jumlah 120 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%) dari 120 responden.

Yang mempunyai sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %). Distribusi tingkat perilaku responden yang mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %).

Banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %).

Pengetahuan, Sikap, dan perilaku remaja merupakan komponen yang saling berkaitan dan sangat perlu diperhatikan, oleh karena itu remaja harus selalu mencari kegiatan – kegiatan yang positif agar terhindar dari masalah penyalahgunaan narkoba

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Remaja

Tentang Bahaya Narkoba”. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada

Rasulullah Muhammad Saw.

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk

melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan

pendidikan program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –

besarnya kepada:

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis, DMT dan Sp. A(K) selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

3. Setiawan, S.Kp, MNS, PhD©. Selaku dosen pembimbing, yang telah

menyediakan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan yang

berharga bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

5. Dr. Maruli Pardede, MHA, selaku Ketua Yayasan Abdi Florensia

Pematangsiantar yang telah memberikan dukungan moril dan materil selama

penulis melaksanaan perkuliahan sampai dengan selesai.

6. Khususnya kedua orang tua saya, yang telah memberikan saya bantuan moril

maupun materil, serta sepiritual dalam menyelesaikan proposal Karya Tulis

Ilmiah ini.

7. Seluruh rekan – rekan saya mahasiswa D-IV Bidan Pendidik yang telah setia

dalam suka maupun duka, dalam menjalani pendidikan di Universitas

Sumatera Utara ini.

Penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan, baik mengenai isi maupun tata cara penulisannya.

Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

konstruktif dari para pembaca demi penyempurnaannya.

Akhirnya, penulis berharap kiranya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana

ini dapat bermanfaat.

Medan, JUNI 2008

Penulis,

(6)

`DAFTAR ISI

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ……….. 21

(7)

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian ……….. 23

4.2. Populasi dan sampel………. ………. 23

4.3. Lokasi penelitian ………....…….. 23

4.4. Pertimbangan etik ………...…………..… 23

4.5. Instrumen penelitian ………...…… 24

4.6. Rencana pengumpulan data…………..……… 24

4.7. Analisa dan presentase data……….. 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil penelitian………. 26

5.2 Pembahasan……….. 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………... 32

6.2 Saran……….. 32

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Informed consent.

2. Persetujuan menjadi responden.

3. Quesioner.

4. Suran izin melakukan survey awal dari Program D-IV Bidan Pendidik FK.

USU.

5. Surat izin melakukan penelitian dari program D-IV Bidan Penidik FK. USU.

6. Surat balasan izin penelitian dari Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar

7. Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari Klinik Bidan Sitorus

Pematangsiantar

8. Jadwal konsul pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

(9)

JUDUL : TINDAKAN PRE KLINIK MANDIRI AKSEPTOR IUD YANG MENGALAMI LEUKOREA DI KLINIK BIDAN SITORUS PEMATANGSIANTAR

NAMA : MAGDA HELENTINA SINAMBELA

NIM : 075 102 058

ABSTRAK

Masalah alat kontrasepsi merupakan masalah kesehatan dan perilaku yang berdampak buruk terhadap kehidupan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tindakan pre klinik mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.

Subjek dalam penelitian ini adalah akseptor IUD yang Mengalami leukorea di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah dengan total sampling dengan jumlah 120 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%) dari 120 responden.

Yang mempunyai sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %). Distribusi tingkat perilaku responden yang mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %).

Banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %).

Pengetahuan, Sikap, dan perilaku remaja merupakan komponen yang saling berkaitan dan sangat perlu diperhatikan, oleh karena itu remaja harus selalu mencari kegiatan – kegiatan yang positif agar terhindar dari masalah penyalahgunaan narkoba

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Keputihan (fluor albus) adalah keluarnya cairan kental dari vagina yang bisa

terasa gatal, panas, perih, berbau. Kondisi ini dapat terjadi karena keseimbangan

flora normal vagina, pemakaian tampon vagina, celana dalam yang terlalu ketat,

pemakaian antibiotik yang terlalu lama serta pemakaian alat kontrasepsi (Manuaba,

2001). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini

dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Kontrasepsi dapat dilakukan

tanpa menggunakan alat secara mekanis, menggunakan obat/alat atau dengan operasi

(Mansjoer, 2001).

Alat kontrasepsi terdiri dari berbagai jenis yaitu kontrasepsi alamiah

contohnya pantang berkala, metode lendir serviks, metode suhu tubuh basal.

Kontrasepsi barier contohnya kondom, diafragma, obat-obat spermatisid. Kontrasepsi

hormonal contohnya pil, suntik. Kontrasepsi dalam rahim (IUD) dan kontrasepsi

mantap (Mansjoer, 2001). Penggunaan alat kontrasepsi sangat bermanfaat untuk

mencegah kehamilan, menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan.

Kontrasepsi yang cocok untuk mencegah kehamilan adalah pil KB disusul dengan

IUD kemudian cara sederhana. Untuk menjarangkan kehamilan dengan IUD,

pil/suntikan, cara sederhana, implant dan kontap sedangkan untuk mengakhiri

kehamilan dengan menggunakan kontap, susuk KB, IUD, suntikan, pil dan cara

sederhana (Badan Koordinasi Keluarga Berencana, 1999). Selain bermanfaat alat

(11)

peningkatan berat badan, perdarahan dan keputihan. Salah satu masalah yang paling

sering terjadi adalah terjadinya keputihan pada penggunaan alat kontrasepsi

contohnya alat kontrasepsi dalam rahim (IUD). IUD ( Intra Uterin Device ) dipilih

oleh beberapa wanita yang ingin menghindari kehamilan karena IUD ( Intra Uterin

Device ) mempunyai keunggulan dibanding pil yang tidak harus mengingat minum

pil setiap hari, dapat bersenggama dengan aman tanpa cemas sewaktu-waktu (Derek,

2005).

Pemakaian kawat tembaga atau kawat perak-tembaga pada IUD menyebabkan

meningkatkan daya kontrasepsi sehingga mobilitas sperma menjadi terhalang

akibatnya pembuahan tidak terjadi, perubahan pada selaput lendir rahim

menyebabkan kerusakan sperma yang masuk sehingga tidak mampu membuahi sel

telur. Pemasangan IUD sebaiknya dipasang sewaktu haid atau pada hari-hari haid

terakhir, Sesudah melahirkan, pasca abortus (Mansjoer, 2001).

Keuntungan pemakaian IUD adalah murah dan ekonomis, tingkat kembalinya

kesuburan tinggi. Sedangkan kerugian/efek samping pemakaian IUD yaitu kram yang

dialami ketika pemasangan dan ketidaknyamanan selama haid yang disertai rasa

sakit, ekspulsi, infeksi disaluran telur atau organ lain dipinggul yang disertai rasa

nyeri dibagian bawah perut dan peningkatan zat yang keluar dari vagina seperti

keputihan hal ini disebabkan produksi cairan yang berlebihan (Derek, 2005).

Keluhan dan gejala yang dirasakan akseptor IUD ( Intra Uterin Device )

akibat keputihan adalah terasa adanya cairan putih diliang senggama disertai

perubahan bau dan warna. Keputihan yang berbau amis dan gatal terjadi akibat

(12)

disebabkan oleh jamur candida. Apabila keputihan disebabkan oleh pemasangan IUD

dapat diberikan pengobatan preparat anti cholinergic tablet untuk mengurangi cairan

tersebut. Bila terdapat perubahan bau, warna akibat IUD maka pengobatan yang

dilakukan dapat memberikan preparat mycostatin selama 6 hari (Badan Koordinasi

Keluarga Berencana, 1999).

Dalam 90% kasus penanganannya mudah yaitu dengan menjaga kebersihan

vagina tapi dengan tetap mempertahankan derajat keasaman sehingga pertumbuhan

Lactobacillus dapat meningkat dan perkembangbiakan organisme patogen menjadi

terhambat dan ada juga yang menggunakan sabun sirih yang berguna untuk

menambah aroma ( Derek, 2001 ). Di Negara maju seperti Amerika menurut sebuah

seminar Internasional di Stresa, Italia yang banyak membahas soal pengobatan

keputihan akibat jamur, banyak wanita sudah menyadari timbulnya gejala keputihan.

Mereka tidak mendatangi dokter tapi memeriksa usapan lendir yang dilakukan sendiri

di rumah. Begitu keluar hasil laboratoriumnya yang menyatakan bahwa penyebabnya

adalah jamur mereka langsung melakukan pengobatan sendiri dan praktis maka

keputihan akibat jamur akan lebih cepat terobati tetapi kalau penyebabnya bukan

jamur barulah mereka mendatangi Dokter.

Berdasarkan survey yang dilakukan di klinik Bidan Sitorus bahwa banyak

akseptor IUD yang mengalami leukorea dan melakukan pengobatan sendiri sebelum

berobat ke tenaga kesehatan periode Oktober 2007 – Maret 2008. Berdasarkan latar

belakang diatas maka perlu diketahui bagaimana tindakan pre klinik mandiri akseptor

(13)

1.2Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan pre klinik

mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di Klinik Bidan Sitorus

Pematangsiantar

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tindakan pre klinik mandiri akseptor IUD yang

mengalami leukorea berdasarkan lama pemakaian IUD

2. Untuk mengetahui tindakan pre klinik mandiri akseptor IUD yang

mengalami leukorea berdasarkan karakteristik leukorea

1.3Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tindakan pre klinik akseptor IUD yang mengalami leukorea

berdasarkan lama pemakaian IUD

2. Bagaimana tindakan pre klinik akseptor IUD yang mengalami leukorea

berdasarkan karakteristik leukorea

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penerapan

(14)

pengetahuan penulis dalam menyikapi bahaya keputihan dan cara

penanganan yang dilakukan

1.4.2 Bagi tempat penelitian hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber

informasi bagi para akseptor IUD dalam mendapatkan manfaat langsung

dari adanya tindakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

dengan usaha peningkatan kualitas secara profesional dalam mengatasi

keputihan

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan dapat digunakan sebagai perbendaharaan bacaan,

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tindakan

Teori tindakan adalah suatu teori perilaku manusia dan disengaja bagi

perantara merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan

perantara tersebut dapat berfungsi untuk menjelaskan atau memprediksi perilaku.

Dilingkup praktik, aktifitas yang dipilih oleh praktisi untuk memenuhi kebutuhan

khusus klien didefenisikan oleh praktisi dengan istilah yang ada dalam suatu rujukan

pengetahuan khusus. Kemantapan individu melakukan suatu tindakan dalam praktek

untuk tujuan khusus menjadi ciri khas individu didalam melakukan tindakan dan sifat

praktik yang digunakan. Lingkup teori tindakan pada setiap praktek profesi sangat

luas karena kompleksnya kebutuhan klien dan lingkungan tempat praktek

berlangsung (Dorothy,2002).

Berdasarkan sifatnya teori tindakan dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu teori

tindakan yang berorientasi pada manusia misalnya perhatian, komunikasi, konseling,

proses kelompok, wawancara. Teori tindakan yang berhubungan dengan kesehatan

misalnya intervensi penyakit, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, promosi

kesehatan, intervensi teraupetik. Teori tindakan yang berhubungan dengan

lingkungan praktek misalnya perubahan, kolaborasi, pengambilan keputusan,

(16)

2.2 LEUKOREA ATAU KEPUTIHAN 2.2.1 Defenisi Leukorea

Leukorea adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan

darah. Keputihan bukan penyakit tersendiri tetapi merupakan manifestasi gejala dan

hampir semua penyakit kandungan. Penyebab utama keputihan harus dicari dengan

anamnesa, pemeriksaan kandungan, dan pemeriksaan laboratorium. Keputihan

fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan sex

meningkat dan pada waktu hamil (Manuaba 1998).

Gejala keputihan dibagi 2 kelompok yakni gejala keputihan bukan karena

penyakit dengan ciri – ciri cairan dari vagina berwarna bening, tidak berbau, tidak

gatal, jumlah cairan bisa sedikit, bisa cukup banyak sedangkan gejala keputihan

karena penyakit dengan ciri – ciri cairan dari vagina kental, warna kekuningan, keabu

– abuan atau kehijauan, berbau busuk, anyir, amis, terasa gatal, jumlah cairan banyak

(Manuaba, 1998).

2.2.2 Etiologi Leukorea

Seperti halnya gejala keputihan, penyebab terjadinya keputihan dapat

disebabkan kondisi non patologis dan kondisi patologis. Penyebab non patologis

terjadi pada saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi, rangsangan seksual,

saat wanita hamil, stress baik fisik maupun psikologis sedangkan penyebab patologis

terjadi karena infeksi jamur , infeksi bakteri, infeksi parasit jenis protozoa dan infeksi

(17)

2.2.3 Klasifikasi Leukorea

Keputihan ( leukorea ) dapat diklasifikasikan atas beberapa macam

1. Keputihan tumor atau kanker kandungan

Apabila ada tumor, tumbuh suatu kanker di organ kandungan,

gejalanya juga bisa menyerupai keputihan. Besar kemungkinan keputihan disertai

bercak darah dan berbau busuk. Apalagi keputihan abnormal ini disertai rasa tidak

enak diperut bagian bawah, terjadi gangguan haid, sering demam, dan badan

bertambah kurus, pucat serta lesu, lemas dan tidak bugar, waspada kemungkinan ada

pertumbuhan abnormal diorgan kandungan. Keputihan yang berdarah juga muncul

jika terdapat polip diorgan kandungan. Mungkin polip dirahim atau dileher rahim.

Biasanya darah keluar sesudah hubungan seks atau setelah melakukan penyemprotan

vagina /douching ( Handrawan,2008)

2. Keputihan usia lanjut

Pada perempuan usia lanjut, keputihan juga bisa muncul bercampur

darah (senile vaginitis). Penyebabnya karena lapisan vagina sudah menipis seiring

dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat juga terjadi pada anak perempuan yang

masih belum pubertas, pada pengidap kencing manis dan yang sudah menopause

karena lapisan selaput lendir vagina sudah tipis dan mengisut (Handrawan, 2008).

3. Keputihan benda asing di vagina

Keputihan yang penyebabnya karena ada benda asing disaluran

vagina. Vagina merupakan lorong yang terbuka dengan dunia luar. Maka, disana

(18)

4. Keputihan dari Rumah Sakit

Keputihan bisa diperoleh dari rumah sakit, puskesmas, atau layanan

keluarga berencana. Sehabis pasang spiral, pasca persalinan atau pemeriksaan

kandungan dengan memakai alat periksa. Mungkin peralatan medis yang dipakai

kurang sucihama, apabila alat bekas dipakai untuk perempuan yang mengidap suatu

keputihan apapun jenis bibit penyakitnya, penularan keputihan bisa terjadi pada

pemakai alat berikutnya maka perlu upaya untuk membersihkan sekitar vagina dan

bagian dalamnya sehabis menjalani pemeriksaan (Handrawan, 2008).

5. Keputihan akibat sering dibersihkan

Kebiasaan yang sebetulnya tidak sehat dalam memperlakukan vagina.

Terlalu sering membersihkan vagina dengan bahan dengan bahan antisepsis tidaklah

menyehatkan. Kuman – kuman yang bermukim disekitar saluran vagina ikut

terbunuh oleh bahan antisepsis yang sering digunakan (Handrawan, 2008).

6. Keputihan penyakit menular seksual

Tidak mudah membedakan keputihan biasa dengan keputihan yang

disebabkan oleh penyakit kelamin ( penyakit menular seksual ). Ada 2 jenis penyakit

kelamin yang dapat menyerupai keputihan yakni kencing nanah dan chlamdya.

Kencing nanah menyerupai keputihan jamur atau kuman sedang penyakit oleh kuman

chlamdya lendir keputihannnya lebih bening sehingga dianggap keputihan normal

(19)

2.2.4 Penegakan Diagnosa Leukorea

Keputihan bukan penyakit tetapi gejala dari berbagai penyakit

sehingga memerlukan tindak lanjut untuk menegakkan diagnosis melalui :

1. Pemeriksaan Inspekulo

Pemeriksaan spekulum untuk mencari penyebab keputihan

a. Darimana asalnya keputihan

- Mulut rahim

- Hanya bersifat lokal dalam vagina

b.Bagaimana dinding vagina

- warnanya

- Apakah terdapat bintik merah seperti digigit nyamuk

- Apakah keputihan bergumpal atau encer

- Apakah keputihan melekat pada dinding vagina

c. Bagaiman mulut rahim (portio)

- Apakah tertutup oleh keputihan

- Apakah terdapat perlukaan

- Apakah mudah berdarah

2. Pemeriksaan laboratorium

Penyebab keputihan adalah infeksi, benda asing dan keganasan. Dengan demikian

pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan infeksi ( trikomonas, kandida

albican, bakteri spesifik ) dan papsmear untuk kemungkinan keganasan

(20)

2.3 Intra Uterin Device (IUD)

2.3.1 Defenisi intra Uterin device (IUD)

IUD ( Intra Uterin Device ) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan

kedalam rahim. Alat tersebut terbuat dari plastik (polyethyline). Ada yang dililit

tembaga (Cu) atau campuran tembaga dan perak, ada yang tidak dililit selain itu ada

pula yang batangnya berisi progesteron (BKKBN,1999). IUD adalah alat kontrasepsi

yang terbuat dari bahan plastik polietilen halus yang dipasang dengan alat khusus

didalam rahim oleh dokter atau tenaga paramedik yang sudah terlatih (Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 1992).

Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif,

aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini merupakan metode kontrasepsi

reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia dengan pemakai saat ini

mencapai sekitar 100 juta wanita.

2.3.2 Jenis – Jenis IUD ( Intra Uterin Device )

Alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ada berbagai jenis. Dan yang

digunakan dalam program KB Nasional hanya 3 jenis yaitu:

A. IUD generasi I (Lippes loop)

Jenis ini berbentuk spiral dan terbuat dari bahan plastik saja, Terdapat

tiga macam ukuran yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya atau

menurut ukuran besarnya rahim wanita. Lippes loop tipe B (benang kontrolnya

hitam) diberikan kepada wanita yang ukuran rahimnya kecil berukuran 5-6 cm,

ukuran ini bisa dijumpai pada wanita yang belum punya anak atau baru punya anak

(21)

rahimnya berukuran sedang sekitar 6-7 cm. Lippes loop tipe D (benang kontrol putih)

diberikan kepada wanita dengan ukuran rahim yang besar lebih dari 7 cm (Speroff,

2003).

B. IUD generasi II

Jenis IUD generasi ke II yang digunakan adalah:

1. Cu T 200 B berbentuk huruf B yang batangnya dililit tembaga

2. Cu 7 berbentuk angka 7 yang batangnya dililit tembaga

ML Cu 250 berbentuk 2/3 lingkaran ellips yang bergerigi batangnya dililit

tembaga (Speroff, 2003).

C. IUD generasi III

Jenis IUD generasi ke III yang digunakan adalah:

a. Cu T 380 A berbentuk huruf T dengan lilitan tembaga yang lebih banyak

b.ML Cu 375 batangnya dililit tembaga berlapis perak

Nova T batang dan lengannya dililit tembaga yang berlapis perak (Speroff, 2003).

2.3.3 Mekanisme Kerja IUD

Mekanisme kerja IUD sebagai berikut :

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dan mengurangi kemampuan sperma untuk

fertilisasi

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

(22)

2.3.4 Cara Penggunaan IUD ( Intra Uterin Device )

Tata cara pelayanan IUD secara umum dapat dibedakan menjadi tiga

tahap yaitu:

1. Tahap pra tindakan (sebelum pemasangan)

a. Konseling akhir tentang IUD

b. Dilaksanakan wawancara medis

c. Melihat dan memeriksa adanya perhatian khusus

d. Peserta disiapkan dengan mantap dan melakukan pemeriksaan genekologik

2. Tahap pemasangan

a. Persiapan peralatan dan IUD yang dibutuhkan

b. Cara pemasangan suci hama sesuai dengan jenis IUD yang akan dipasang

3. Tahap pasca tindakan

a. Pengobatan seperlunya bila terjadi perasaan mulas dan bercak- bercak

perdarahan setelah pemasangan

b. Berikan penjelasan untuk datang kontrol kembali sesuai IUD yang digunakan

( Glasier, 2002 )

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi / Pemilihan calon akseptor AKDR

2.4.1 Indikasi pemilihan calon akseptor IUD ( Intra Uterin Device )

Menurut ( Depkes RI, 1999 ) Untuk pemasangan IUD disamping

mempertimbangkan faktor ukuran besarnya rahim masih ada persyaratan lain yang

(23)

1. Adanya persetujuan dari pihak suami

2. Sudah pernah melahirkan dan mempunyai anak

3. Sebagai alternatif yang dianjurkan untuk menganti penggunaan pil KB bagi

peserta yang sudah berusia diatas 35 tahun

4. Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat diprioritaskan pemakaiannya pada

ibu dalam fase menjarangkan dan mengakhiri kehamilan

5. Menginginkan, menggunakan kontrasepsi jangka panjang

2.4.2 Kontraindikasi pemilihan calon akseptor IUD ( Intra Uterin Device )

Terdapat beberapa keadaan dimana pemasangan AKDR tidak

diperbolehkan yaitu :

1. Keadaan hamil atau diperkirakan hamil

2. Adanya infeksi pangul dan alat kandungan

3. Adanya perdarahan abnormal dari liang senggama

4. Ada kanker pada alat reproduksi wanita

5. Alergi terhadap logam

6. Penyakit trofoblast yang ganas

7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

2.5 Keuntungan dan Kerugian penggunaan IUD ( Intra Uterin Device )

Beberapa keuntungan penggunaan IUD dapat disebutkan yaitu:

(24)

2. Sekali dipasang dapat dibiarkan sampai beberapa tahun dalam rahim, sehingga

dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang lama

3. Spiral dapat bertahan sampai 10 tahun

4. Tidak mempengaruhi keadaan umum akseptor

5. Murah dan ekonomis

6. Penanganannya dilakukan oleh tenaga-tenaga yang secara khusus telah dilatih

untuk memasang AKDR

7. Tingkat kembalinya kesuburan tinggi

8. Tidak dipengaruhi faktor lupa seperti pil

IUD ( Intra Uterin Device ) bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga

masih terdapat beberapa kerugian yaitu :

1. Masih terjadi kehamilan dengan insitu

2. Terdapat perdarahan spotting dan menometroragia

3. Leukorea sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih

basah

4. Dapat terjadi infeksi

5. Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan

kehamilan ektopik

6. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan

(25)

2.6 Efek samping penggunaan IUD ( Intra Uterin Device ) dan penanggulangannya

2.6.1 Perdarahan

Keluarnya darah dari liang senggama (vagina) diluar haid dalam jumlah

kecil berupa bercak-bercak (spotting) atau dalam jumlah berlebihan (metroragia).

Perdarahan dapat terjadi pula pada masa haid dalam jumlah berlebihan (menorragia)

atau haid yang memanjang

Penanggulangan dan pengobatan :

1. Konseling

Pemberian konseling sebelum memberikan pelayanan, sehingga akseptor

dapat berpikir secara jernih. Pada konseling tersebut harus dijelaskan pula bahwa

perdarahan ringan biasanya terjadi pada awal pemasangan. Selama haid, perdarahan

haid akan lebih banyak daripada biasanya. Kesemuanya ini tidak berbahaya.

2. Tindakan medis

Pemberian anti prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet selama 3-5

hari, pemberian preparat besi misalnya preparat Fe 1x1 tablet perhari. Bila

disebabkan keguguran, kehamilan dianjurkan untuk dibersihkan, dalam hal ini pasien

dirujuk kerumah sakit. Tindakan pembersihan dirumah sakit dapat dilaksanakan baik

secara digital maupun kuretase sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien. Bila terjadi

perdarahan berlebihan dianjurkan untuk segera merujuk pasien dengan infus

terpasang. Infus yang diberikan dapat berupa NaCl, plasma ekspander maupun darah

(26)

2.6.2 Keputihan

Gejala dan Keluhan adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari

liang senggama dan terasa mengganggu terjadi akibat produksi cairan rahim yang

berlebihan dan tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau, tidak terasa gatal

dan panas

Penanggulangan dan Pengobatan :

Konseling sebelum pemasangan IUD sehingga pasien siap menerima

keadaan ini, sebelum dipasang IUD. Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan,

Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat anti cholinergic seperti

extracbelladona 10 mg, 2x1 hari tablet untuk mengurangi cairan tersebut. Bila

terdapat perubahan bau dan warna hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi (Depkes

RI, 1999).

2.6.3 Nyeri

1. Nyeri waktu senggama

Keluhan rasa nyeri waktu senggama biasanya dari pihak suami. Rasa

nyeri tersebut disebabkan oleh pengaruh benang pengontrol yang terlalu panjang

yang sebaiknya dalam keadaan ini dipotong saja sedikit

2. Nyeri atau mulas pada saat pemasangan

Pada hari pertama setelah pemasangan IUD dapat timbul rasa nyeri

atau mulas dan kadang-kadang seperti sakit pinggang

Penanggulangan dan Pengobatan :

(27)

Menjelaskan bahwa rasa nyeri itu mungkin terjadi dan ini biasanya diakibatkan

oleh kontraksi yang berlebihan dari rahim. Biasanya kontraksi ini bersifat

sementara dan mudah diatasi

2. Tindakan Medis

a). Pemeriksaan dalam

Apakah terdapat tanda-tanda radang di rahim. Bila terdapat tanda-tanda radang

AKDR harus segera dilepaskan. Apabila pad pemeriksaan dalam terdapat

benang AKDR terlalu panjang maka tindakannya adalah dengan memotong

benang tersebut

b). Pemberian obat

Bila tidak terdapat tanda-tanda radang diberikan preparat anti prostaglandin

misalnya asetat 500 mg 3x1 tablet. Bila terdapat infeksi segera berikan

antibiotik dosis tinggi (Depkes RI, 1999).

2.6.4 Ekspulsi

Teraba/terasa adanya IUD dalam liang senggama yang menyebabkan

rasa tak enak (discomfort) bagi wanita dapat terjadi ekspulsi sebagian atau

seluruhnya biasanya terjadi pada waktu haid. IUD dapat berpindah atau keluar dari

rongga rahim secara spontan untuk IUD modern berkisar dari 3 – 10 % pada tahun

pertama pemakaian, bergantung pada usia dan paritas pemakai, penentuan waktu

pemasangan dan tipe IUD, serta keahlian petugas yang memasang alat tersebut.

Angka ekspulsi ditahun kedua dan berikutnya tetap rendah untuk alat yang memiliki

rangka. Pemasangan IUD pascaplasenta dikaitkan dengan ekspulsi yang jauh lebih

(28)

Penanggulangan dan Pengobatan :

1. Konseling

Menjelaskan kepada pasien bahwa ekspulsi mungkin saja terjadi pada pemakaian

AKDR hal ini biasanya diakibatkan oleh tidak sesuainya ukuran AKDR yang

terpasang.

2. Tindakan medis

Melepaskan AKDR dan mengganti dengan ukuran yang sesuai

2.7 Komplikasi dan cara penanggulangannya 2.7.1 Infeksi

Gejala dan keluhan dengan adanya rasa nyeri didaerah bawah

pusat,disertai demam, keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri pada waktu

bersenggama/periksa dalam.

Penanggulangan dan pengobatan :

Tergantung dari penyebabnya. Bila infeksi banyak beri antibiotik dosis tinggi seperti

preparat ampicilin 3x500 mg selama 3 hingga 5 hari. Bila tidak dapat diatasi lepas

AKDR dan ganti dengan cara kontrasepsi lain (Rustam, 1992).

2.7.2 Keputihan

Gejala dan keluhan Keputihan yang patologis adalah keluarnya cairan

dari liang senggama disertai perubahan bau, warna dan bentuk

(29)

Bila cairan tersebut berbau amis dan terasa gatal biasanya keadaan tersebut terjadi

karena infeksi trichomonas vaginalis. Untuk pengobatannya dapat diberikan preparat

mebendazole-mycostatin misalnya flagistin vaginal suppositoria selama 6 hari.

Rasa panas disertai adanya cairan keputihan dengan bentuk seperti susu pecah

disebabkan oleh jamur candida. Pengobatannya dapat dilaksanakan dengan

pemberian preparat mycostatin misalnya nystatin. Bila berbau busuk biasanya

disebabkan infeksi dan diberikan pengobatan seperti infeksi (Rustam, 1992).

2.7.3 Translokasi

Gejala dan keluhan Keluarnya AKDR dari tempat seharusnya.

Translokasi dapat disertai gejala maupun tidak. Dapat disertai perdarahan maupun

tidak, sehingga gejala dan keluhannya pun bermacam -macam. Dalam pemeriksaan

dalam benang AKDR tidak teraba dan pada pemeriksaan sonde AKDR tidak terasa

dan tersentuh.

Penanggulangan dan pengobatan :

Menjelaskan kepada pasien akseptor bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi.

Penyebabnya dapat terjadi karena kelainan rahim. Rujuk kerumah sakit untuk

pemeriksaan lebih lanjut (Rustam, 1992).

2.8 Pengobatan Alami Leukorea

Keputihan merupakan gangguan penyakit yang hanya dialami wanita,

mulai dari anak – anak, remaja, dewasa, bahkan hingga orangtua. Bagi wanita yang

sudah berkeluarga gangguan keputihan akan menjadi masalah dan dapat berpengaruh

(30)

enggan melakukan hubungan intim atau suami enggan berhubungan intim karena si

istri keputihan.

Salah satu penyebab keputihan adalah radang vulva, radang vagina,

radang leher rahim,radang rongga rahim, jamur trichomonalis vaginalis dan jamur

moniliasis yang menimbulkan rasa gatal, adanya benda asing dalam vagina, adanya

kanker alat kelamin dan gangguan estrogen. Seorang wanita hamil yang menderita

keputihan yang disebabkan oleh infeksi akan menularkan keputihan tersebut kepada

bayinya apabila melahirkan secara normal. Penyakit ini juga dapat menyebabkan bayi

cacat bahkan kematian bayi. Sedangkan keputihan yang disebabkan oleh infeksi dapat

diderita wanita sebelum menikah dalam menyikapi hal ini ada beberapa tumbuhan

obat yang digunakan untuk mengatasi keputihan antara lain :

Rebusan daun sirih

Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat dan buahnya dapat

dimakan serta digunakan sebagai tanaman obat. Dari hasil penelitian yang dikutip

oleh buku tanaman obat terbitan obat karya sari diungkapkan bahwa daun sirih

mengandung arecoline diseluruh bagian tanaman. Zat ini bermanfaat untuk

membasmi jamur candida albican dan mengandung zat tanin pada pada daunnya yang

bermanfaat mengurangi sekresi pada cairan vagina. Menurut penelitian Amir syarif

dari bagian farmakologi UI mengatakan bahwa daun sirih punya khasiat yang

bermakna Dengan plasebo. Cara penggunaannya adalah dengan membasuh atau

(31)

Sabun sirih

Sabun sirih merupakan cairan pembersih vagina yang memiliki PH

3-4. Sabun sirih mengandung phenol yang sifat antiseptiknya lima kali lebih efektif

dibandingkan dengan phenol biasa. Zat antiseptik pada sirih dapat mengatasi bau

badan, menjaga kesehatan alat kelamin dan mengobati keputihan pada vagina.

Pemakaian sabun sirih (antiseptik) yang sekarang banyak di iklankan untuk daerah

vagina tidak masalah bila dipakai sebagai obat luar. Pembilasan vagina dengan

antiseptik di indikasikan bila terkena keputihan sebaiknya dilakukan pengobatan

dengan tindakan medis dan diobati sesuai dengan penyebab keputihan yang dialami

(Dalimarta, 1999). Cara penggunaannya adalah dengan mengusapakan pada bagian

alat vital pada saat mandi atau sehabis buang air kecil

Jamu kunyit sirih

Jamu kunyit sirih merupakan campuran kunyit dan sirih yang terdiri

dari bahan-bahan alami tumbuhan. Dari hasil penelitian Dr. Nurfina dan Dr. Sri

Rahayu jamu kunyit sirih mengandung beberapa senyawa antara lain golongan

alkaloid steroidterpen yang mempunyai aktifitas sebagai anti oedema dan anti

oksidan sehingga dapat digunakan sebagai obat anti radang. Jamu kunyit sirih

bermanfaat untuk merapatkan bagian intim wanita serta menghilangkan bau badan

dan mengecilkan rahim. Cara penggunaannya adalah dengan meminum

Minyak Kelapa

Minyak kelapa MCFA dan memiliki beberapa sifat anti mikroba yang

dapat mematikan jamur candida albican secara efektif. Minyak kelapa murni (VCO)

(32)

berkembang disekitar daerah alat vital wanita sehingga menyebabkan peragian.

Dengan mengkonsumsi minyak kelapa secara teratur asam kaplirik dalam minyak

kelapa murni dapat mengendalikan pertumbuhan jamur tanpa menyebabkan efek

samping (Anita, 2007). Cara penggunaannya adalah dengan cara mengkonsumsi

langsung berupa makanan dan minuman seperti jamu yang mengandung minyak

(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep – konsep yang diukur melalui penelitian yang dilakukan

3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Akseptor IUD

Seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi yang dimasukkan

kedalam rahim oleh tenaga kesehatan

3.2.2 Leukorea

Keluarnya cairan dari vagina yang berwarna kuning, kehijau-hijauan,

kental, berbau, bening

3.2.3 Tindakan pre klinik Mandiri

Tindakan pre klinik akseptor IUD - Rebusan daun

sirih - Sabun sirih - Jamu kunyit sirih - Minyak kelapa Akseptor IUD

yang mengalami

(34)

Merupakan suatu upaya penyembuhan dan perawatan cara lain diluar ilmu

kedokteran atau ilmu keperawatan dengan menggunakan ramuan

tumbuhan obat yang dilakukan oleh akseptor IUD

3.2.4 Daun sirih

Merupakan tumbuhan yang mengandung zat anti septik yang berkhasiat

untuk mengobati keputihan

3.2.5 Jamu kunyit sirih

Merupakan campuran kunyit dan sirih yang terdiri dari bahan – bahan

alami dari tumbuhan

3.2.6 Minyak kelapa

Merupakan minyak yang dapat mematikan dan mengendalikan jamur secara

(35)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu untuk mengetahui tingkat

pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang bahaya narkoba.

4.2. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor IUD yang mengalami leokorea

di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar. Pemilihan sampel yang digunakan adalah

dengan total sampling dengan jumlah 35 orang.

4.3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian di klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar

4.4. Pertimbangan etika

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu meminta surat izin

penelitian kepada bagian pendidikan Program D – IV Bidan Pendidik Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Setelah itu menyampaikan surat izin penelitian dari universitas kepada Klinik

Bidan sitorus Pematangsiantar. Setelah mendapat izin maka penulis mulai melakuka n

penelitian dengan cara menjelaskan materi penelitian tentang bahaya leokorea. Lalu

(36)

Data penelitian nantinya akan dibuat kode atau inisial sebagai identitas

responden. Data yang diperoleh digunakan semata – mata demi perkembangan ilmu

pengetahuan dan tidak akan dipublikasikan pada pihak lain.

Semua data dikumpulkan oleh satu orang peneliti dan disimpan ditempat yang aman.

Setelah penelitian dilakukan, peneliti akan memberikan laporan hasil penelitian

kepada lokasi penelitian.

4.5. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, yang diberikan pada

Akseptor IUD di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar. Instrumen ini terdiri dari 4

bagian, yaitu:

1. Tentang pengetahuan dengan 10 pertanyaan.

2. Tentang sikap dengan 10 pertanyaan.

3. Tentang perilaku dengan 10 pertanyaan.

4. Tentang sumber informasi dengan 1 pertanyaan.

4.6. Rencana pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan izin dari institusi pendidikan D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Menyerahkan permohonan izin penelitian kepada Bidan Sitorus di

Pematangsiantar.

(37)

4. Jika responden setuju untuk ikut serta dalam penelitian, responden diminta untuk

menandatangani informed consent dan bebas menanyakan apapun tentang

pengisian kuesioner.

4.7. Analisa dan presentasi data

Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data

melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan identitas dan data responden

serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan

mengklarisifikasi data dan mentabulasi data yang telah terkumpul. Kemudian

dilakukan pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi yaitu program

SPSS.

Data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Deskripsi tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan persentasenya yaitu

Tindakan preklinik mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di Klinik Bidan

(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini akan diuraikan pada bab ini, berikut pembahasan

mengenai “Tindakan preklinik mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di

Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar”.

1. Berdasarkan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang

mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%), sedangkan responden

yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (14,2%). Hasil

penelitian disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 5.1

Tabel Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Pematangsiantar Kelas 9.

Pengetahuan Jumlah Persentase %

Baik 103 orang 85,8 %

Kurang baik 17 orang 14,2 %

(39)

2. Berdasarkan Sikap

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi sikap responden yang mempunyai

sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %), sedangkan yang sikapnya kurang baik

sebanyak 55 orang ( 45,8 %). Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel

berikut :

Tabel 5.2

Tabel Distribusi Sikap Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar.

Sikap Jumlah Persentase %

Baik 65 orang 54,2 %

Kurang baik 55 orang 45,8 %

Total 120 orang 100

3. Berdasarkan Perilaku

Berdasarkan hasil penelitian distribusi tingkat perilaku responden yang

mempunyai perilaku baik yaitu 75 orang (62,5 %), dan yang mempunyai

perikau kurang baik yaitu 45 orang (37,5 %). Hasil penelitian disajikan dalam

(40)

Tabel 5.3

Tabel Distribusi Perilaku Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar

Perilaku Jumlah Persentase %

Baik 75 orang 62,5 %

Kurang baik 45 orang 37,5 %

Total 120 orang 100

4. Berdasarkan Sumber Informasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4

Pematangsiantar, banyaknya sumber informasi yang didapat tentang bahaya

narkoba berasal dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %), dan yang paling

sedikit berasal dari Tenaga Kesehatan sebanyak 9 orang (7,5 %). Hasil

(41)

Tabel 5.4

Tabel Distribusi Sumber Informasi Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4 Kelas 9 Pematangsiantar.

Sumber Informasi Jumlah Persentase ( % )

Televisi 53 44,2 %

Majalah 21 17,5 %

Teman 25 20,8 %

Tenaga Kesehatan 9 7,5 %

Radio 12 10,0 %

Jumlah 120 100

5.1 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti akan membahas untuk menjawab

pertanyaan penelitian tentang Tindakan preklinik mandiri akseptor IUD yang

mengalami leukorea di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi tingkat pengetahuan responden yang

yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 103 orang ( 85,8%), sedangkan responden

yang mempunyai pengetahuan kurang baik sebanyak 17 orang (14,2%).

Menurut Risher (2006) pengetahuan adalah kemampuan “berpikir” yang

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu “mengingat”, sampai

(42)

Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian yang didapat, maka teori dan

hasil penelitian terdapat keterkaitan. Karena responden yang berpengetahuan baik

lebih banyak jumlahnya, sehingga dapat digambarkan bahwa kemampuan berfikir

atau mengingat responden sangat baik.

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi sikap responden yang mempunyai

sikap baik yaitu 65 orang ( 54,2 %), sedangkan yang mempunyai sikap kurang baik

sebanyak 55 orang ( 45,8 %).

Menurur Risher (2006) sikap/kualitas pribadi adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan “perasaan”, “sistem nilai” dan “sikap hati” yang menunjukkan

penerimaan dan penolakan terhadap sesuatu.

Berdasarkan teori yang ada dengan hasil penelitian yang didapat, maka teori dan hasil

terdapat keterkaitan, yaitu bahwa mereka dapat menyikapi dengan baik masalah

penyalahgunaan narkoba, dengan kata lain mereka dapat melakukan penolakan

terhadap bahaya narkoba.

Berdasarkan hasil penelitian distribusi perilaku responden yang berperilaku

baik yaitu 75 orang (62,5 %), sedangkan yang penperilaku kurang baik sebanyak 45

orang (37,5 %).

Menurut Surjadi (2000) perilaku remaja tentang bahaya narkoba dapat dilihat

melalui hasil pertanyaan yang diberikan, apakah perilaku remaja tersebut baik atau

kurang baik.

Berdasarkan teori dan hasil yag diperoleh, bahwa teori dan hasil penelitian

(43)

tertinggi dalam menjawab pertanyaan jumlahnya lebih banyak. Sehingga dapat

digambarkan perilaku remaja dalam menghadapi masalah penyalahgunaan narkoba.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Bidan Sitorus

Pematangsiantar, banyaknya sumber informasi yang didapat tentang leokorea berasal

dari Televisi sebanyak 53 orang (44,2 %), dan yang paling sedikit berasal dari Tenaga

Kesehatan sebanyak 9 orang (7,5 %). Terdapat pula 25 orang remaja mendapatkan

sumber informasi tentang narkoba berasal dari teman sendiri, sebagian mengatakan

bahwa informasi yang didapatkan sesuai dengan informasi yang benar tentang

bahaya penyalahgunaan narkoba, namun sebagian teman memberikan inforasi yang

salah dengan mengatakan bahwa narkoba itu nikmat dan dapat membuat orang

semakin percaya diri. Informasi yang seperti ini yang harus lebih diwaspadai.

Menurut teori bahwa media itu merupakan segala sesuatu yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Informasi

berjenis audio visual seperti Televisi lebih mempermudah dalam penyampaian pesan,

karena penyajiannya dapat dilihat, didengar dan lebih menarik.

Teori tersebut sangat relevan dengan hasil penelitian yang diperoleh, karena jumlah

responden yang memperoleh informasi tentang narkoba dari televisi lebih banyak

jumlahnya dibandingkan dengan jumlah responden yang memperoleh informasi dari

(44)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan penelitian tentang “Tindakan preklinik mandiri

akseptor IUD yang mengalami leukorea di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.

dapat disimpulkan bahwa:

Dapat digambarkan bahwa Tindakan preklinik mandiri akseptor IUD yang

mengalami leukorea di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.termasuk dalam

kategori baik dan mayoritas akseptor mendapatkan sumber informasi dari media

Televisi.

6.2 SARAN

Kepada tenaga kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan promosi

kesehatan tentang bahaya leokorea

Kepada masyarakat disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuanya

tentang bahaya leokorea.

Bagi institusi pendidikan disarankan agar lebih meningkatakan mutu

pendidikan, keterampilan dan latihan khususnya bagi mahasiswa Bidan Pendidik

agar dapat memberikan komunikasi, informasi dan motivasi bagi para remaja untuk

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsini. 2005. Manajemen Penelitian. Cetakan ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

DEPKES RI. 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta.

Indrawan. 2001. Kiat Ampuh Menangkal Narkoba. Cetakan pertama. Bandung: Pionir Jaya.

Karsono Edy. 2004. Mengenal Kecanduan Narkoba dan Minuman Keras. Cetakan pertama. Bandung: CV. Yrama Widya.

Llewellyn Derek dan Jones. 2005. Setiap Wanita

Martono Harlina Lydia dan Joewana satya. 2005.

. Jakarta: Dela Pratasa Publishing

Modul Latihan Pemulihan Pecandu Berbasis Masyarakat. Jakarta: Balai Pustaka.

___________________________________. 2006. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka.

_________________________________________. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Putaka.

Notoatdmojo Soekdjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho Natsir M. 2000. Pandangan Orangtua Mengenai Masalah Kesehatan dan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Penerbit FK. UI

Purwanto Chandra. 2001. Mengenal dan Mencegah Bahaya Narkotik. Bandung: Pionir Jaya

Surjadi Charles. 2000. Profil Penanggulangan Masalah Narkoba. Jakarta: Organisasi Penanganan Narkoba.

Saifuddin Azwar. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

(46)

________________. 2002. Narkoba Sumber Bencana. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba.

________________. 2005. Pahami Kejahatan Narkoba. Jakarta: Lembaga Terpadu Pemasyarakatan Anti Narkoba.

http/www. Seputar Pelajar dan Bahaya Narkoba.Com/ 28 Sept 2007. 17.00 htm.

(47)

Quesioner Penelitian

Tindakan preklinik mandiri akseptor IUD yang mengalami leukorea di Klinik Bidan Sitorus Pematangsiantar.

1. Lembar cheklish

Data demografi

Umur :

Pekerjaan : ( ). Bekerja

( ) Tidak bekerja

Pendidikan : ( ) SD

( ) SMP

( ) SMU

( ) AKAD/ PT

Lama pemakaian IUD: ( ) 0- 1 Thn

( ) >1 – 5 Thn

( ) > 5 – 10 Thn

Karakteristik leukorea : ( ) Bening tidak berbau

( ) Kental kuning keabu abuan

Gambar

  Tabel 5.1 Tabel Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP Negeri
Tabel Distribusi Sikap Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4
Tabel Distribusi Perilaku Remaja Terhadap Bahaya Narkoba di SMP Negeri 4
Tabel Distribusi Sumber Informasi Remaja Tentang Bahaya Narkoba di SMP

Referensi

Dokumen terkait

RA NG KUM AN.. dengan banyak bidang lain dalam perusahaan yang satu sama lain saling bergantung dan mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kegiatan-kegiatan pemasaran juga

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus

Kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berkenaan dengan sikap mental para karyawan yang ditunjukkan dengan kemampuannya

Faktor siswa yang diamati adalah aktivitas belajar, hasil belajar dan respon siswa, sedangkan faktor guru yang diamati adalah kegiatan guru mengajar menggunakan model

Meskipun persentase penggunaan biaya variabel untuk operasional lebih besar dibandingkan persentase biaya tetap untuk investasi, atau secara rata-rata total biaya mencapai kisaran

[r]

No No Pendaftaran Nama Kualifikasi Akademik Ket ua Panit ia Seleksi. t

Berdasarkan hasil penelitian kesehatan psikologi, didapatkan ada hubungan antara psikologi ibu dengan pemberian ASI eksklusif, ini didukung oleh teori Mufdlilah (2017)