• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

TUGAS AKHIR

ASRIANI UNGENER

072408020

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PALANG KERETA API

OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ASRIANI UNGERER

Nomor Induk Mahasiswa : 072408020

Program Studi : DIPLOMA 3 (D3) FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan,

Komisi Pembimbing :

Diketahui

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

(Drs.Syarul Humaidi, M.Sc) (

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR

INFRAMERAH SEBAGAI SENSOR HALANGAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa hal kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,

ASRIANI UNGERER

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, atas Kasih Karunia-NYA yang melimpah penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini yaitu kepada:

1. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Bapak Drs.Syarul Humaidi, M.sc, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Fisika Instrumentasi Fakultas Matematika dan ILmu Pengetahuan Alam.

3. Ibu Drs.Justinon, MSi, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Fisika

Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak Drs.Takdir Tamba, M.Eng.Sc, selaku Dosen pembimbing Tugas

Akhir.

5. Staff dan pegawai di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis Ayahanda M.Simanullang

dan Ibunda R.Simanjorang yang telah banyak membantu melalui Doa,

dan moril maupun materil. Tidak ada yang boleh penulis berikan selain

doa. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan rezeki makin

bertambah-tambah. Kepada Kakak saya (K’Irma & K’Rahma) yang tak

henti-hentinya memberi perhatian, motivasi, dan dukungan Doa. Serta kepada

(6)

Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah turut serta membantu dalam menyelesaiakan tugas akhir ini. Tuhan

selalu memberkati.

(7)

ABSTRAK

Palang kereta api otomatis merupakan suatu otomatisasi yang diterapkan pada jalur transportasi Kereta Api guna menutup dan membuka jalan yang membatasi atau menghentikan jalur lalu lintas agar kendaraan berhenti sementara untuk mendahulukan kereta api yang akan lewat. Aplikasi ini hanyalah sebuah prototype kecil yang menggambarkan sebuah aplikasi untuk palang kereta api yang dapat bergerak secara otomatis, dibandingkan penerapan sesungguhnya aplikasi ini mungkin masih jauh sekali dari kejadian sebenarnya, akan tetapi aplikasi ini mungkin dapat sebagai dasar dari palang kereta api yang dapat berjalan secara otomatis.

(8)

DAFTAR ISI

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ... 6

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S52 ... 6

2.1.2 Konstruksi AT89S52 ... 8

2.1.3 sensor optocoupler ... 14

2.1.5 Motor stepper ... 18

2.1.6 Liquit Crystal Display ... 21

2.1.7 Relay. ... 22

2.2 Perangkat Lunak... 24

2.2.1 Instruksi Tranfer data ... 24

2.2.2 Instruksi aritmatika... 25

2.2.3 Instruksi Logika ... 26

2.2.4 Instruksi Transfer kendali ... 26

2.2.5 software MIDE Studio for MCS-51 ... 28

(9)

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Alat ... 31

3.1.2 Diagram Blok ... 31

3.1.2 Perancangan Sensor optocoupler ... 33

3.1.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52 ... 34

3.1.4 Rangkaian Catudaya (PSA)... 36

3.1.5 Perancangan Driver Penggerak Motor stepper ... 37

3.1.6 Rangkaian Relay ... 38

3.1.7 Indikator LED ... 40

3.1.8 Display LCD Character 2x16 ... 40

3.2 Perancangan Program ... 43

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Rangkaian ... 58

4.1.1 Pengujian rangkaian Mikrokontroler At89S52 ... 58

4.1.2 Pengujian Rangkaian sensor Optocoupler ... 60

4.1.3 Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper ... 61

4.1.4 Pengujian Pangkaian PSA ... 63

4.1.5 Pengujian Rangkaian Sirine ... 64

4.1.6 Pengujian Rangkaian LED ... 65

4.1.7 Pengujian LCD ... 66

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

(10)

DAFTAR TABEL

(11)

ABSTRAK

Palang kereta api otomatis merupakan suatu otomatisasi yang diterapkan pada jalur transportasi Kereta Api guna menutup dan membuka jalan yang membatasi atau menghentikan jalur lalu lintas agar kendaraan berhenti sementara untuk mendahulukan kereta api yang akan lewat. Aplikasi ini hanyalah sebuah prototype kecil yang menggambarkan sebuah aplikasi untuk palang kereta api yang dapat bergerak secara otomatis, dibandingkan penerapan sesungguhnya aplikasi ini mungkin masih jauh sekali dari kejadian sebenarnya, akan tetapi aplikasi ini mungkin dapat sebagai dasar dari palang kereta api yang dapat berjalan secara otomatis.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan teknologi begitu sangat pesat dan bukan

menjadi sesuatu yang asing lagi. Bahkan semua perlengkapan baik untuk

keperluan rumah tangga sampai perlengkapan industri pun tidak ketinggalan

mengunakan teknologi canggih. Terutama teknologi dalam dunia elektronika,

banyak alat-alat/instrumen-instrumen yang bermunculan dengan tampilan

teknologi yang hebat. Kemajuan teknologi tersebut banyak menciptakan alat-alat

dengan sistem otomatis, artinya semua nya dikerjakan oleh alat itu sendiri tanpa

harus mengandalkan kerja manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Manusia

membutuhkan bantuan dari sesuatu yang dapat bekerja cepat, teliti, dan tidak

mengenal lelah. Sistem otomatisasi dapat menggantikan manusia untuk

mengerjakan sesuatu dalam lingkungan berbahaya bagi kesehatan dan

keselamatan atau daerah yang harus diamati dengan pengamatan lebih dari

kemampuan panca indera manusia. Kemajuan teknologi dalam bidang elektronika

akan mampu mengatasi masalah-masalah yang rumit sekalipun, dengan ketelitian

(13)

Dalam kehidupan masyarakat tidak pernah lepas dengan alat transportasi

baik laut, air dan udara. Tetapi keberadaan alat transportasi tersebut juga

mengakibatkan banyak resiko terjadinya kecelakaan apabila tidak ditanggulangi

dengan baik. Dalam hal ini kita akan membahas transportasi darat yaitu Kereta

Api sebagai alat transportasi. Tidak jarang kita mendengar terjadi kecelakaan

kereta api yang menyebabkan luka parah dan bahkan korban jiwa karena kelalaian

manusia ditambah lagi fasilitas informasi pada batas jalan dengan rel kereta api

tidak dilenggkapi standar keamanan yang memadai. Berangkat dari masalah ini

penulis membuat tugas akhir yang berjudul “Simulasi Palang Kereta Api

Menggunakan Sensor Optocoupler Berbasis Mikrokontroler AT89S52 ”.

Mikrokontroler AT89S52 adalah chip mikrokontroler produksi Atmel Inc,

merupakan keluarga dari MCS-51 rancangan Intel. AT89S52 mempunyai fitur

dasar yang cukup lengkap untuk suatu pemrosesan input-output. Bahasa

pemrograman yang digunakan AT89S52 hampir tidak jauh berbeda dengan

instruksi set pada mikroprosesor intel yang sudah dipelajari pada perkuliahan.

Mikrokontroler adalah system computer yang ringkas, dapat menggantikan fungsi

computer dalam pengendalian kerja dan desain yang jauh lebih ringkas daripada

computer. Dengan ukurannya yang sangat kecil mikrokontroler dapat digunakan

pada peralatan yang bersifat bergerak (mobile) dalam hal ini adalah pada sebuah

palang kereta api otomatis.

Palang kereta api otomatis ini memanfaatkan sensor optocoupler yang

merupakan perpaduan antara led infra merah dengan fototransistor yang telah

(14)

yang hendak melewati batas jalan dan akan diteruskan ke mikrokontroler,

kemudian diproses dan diterjemahkan melalui indikator-indikator..

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat suatu alat yang dapat mengetahui ada/tidaknya kereta api

yang ingin melewati batas jalan dengan sistem palang kerata api

otomatis berbasis mikrokontroler AT89S52.

2. Untuk mengetahui keefektifan sensor Optocoupler dalam mengetahui

kedatangan kereta api pada saat melewati batas jalan.

3. Untuk memanfaatkan mikrokontroler sebagai pusat pemproses data

yang diberikan oleh sensor.

4. Membuat suatu alat yang mudah digunakan, cepat, teliti dan dilengkapi

dengan sistem otomatis.

5. Sebagai informasi bagaimana dasar membangun sebuah instrument

yang dapat digunakan sebagai pendeteksi kedatangan kereta api untuk

melewati batas jalan dengan sistem palang otomatis.

1.3 Permasalahan Alat

1.Panjang lintasan keretra api = 140 cm. Proses ini dilakukan dalam

waktu 15 detik.

- Antara jarak peringatan hati-hati (kereta api akan mendekati batas jalan )

dengan jarak peringatan untuk berhenti (kereta api melewati batas jalan )

= 23 cm.

(15)

dengan jarak peringatan untuk silahkan jalan ( kereta api telah melewati

batas jalan ) = 57 cm. Proses ini dilakukan dalam waktu 5 detik.

- Antara jarak peringatan untuk silahkan jalan ( kereta api telah melewati

jalan ) dengan jarak peringatan hati-hati ( kereta api akan mendekati batas

jalan ) = 60 cm. Prosesnya ini dilakukan dalam waktu 10 detik.

1.4 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada:

1. Alat ini difokuskan terhadap sistem otomatis palang kereta api dalam

mendeteksi kedatangan kereta api untuk melewati batas jalan.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S52.

3. Sensor suhu yang digunakan sensor optocoupler.

4. Untuk menampilkan display tulisan digunakan LCD 2x16.

5. Sebagai penutup dan pembuka palang kereta api digunakan motor stepper.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis

membuat sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja alat yang

dibuat oleh penulis tersebut yaitu Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan,

batasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika

(16)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan landasan teori meliputi arsitektur

dan konstruksi mikrokontroler AT89S52 (hardware dan software),

sensor optcoupler, selain itu juga membahas komponen pendukung

lainnya yang berhubungan dengan Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan alat yang

meliputi diagram blok, skematik dari masing-masing rangkaian,

diagram alir, serta program yang diisikan ke mikrokontroler

AT89S52.

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA

Bagian ini meliputi uraian tentang cara menguji dan pembahasan

cara kerja Palang Kereta Api Otomatis.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan

dari pembahasan dari laporan proyek ini serta saran yang diberikan

demi kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada masa yang

(17)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perangkat Keras

Pada subbab ini akan dibahas perangkat – perangkat keras yang digunakan pada

palang kereta otomatis ini. Perangkat – perangkat keras tersebut antara lain adalah

sensor optocoupler, motor stepper, Buzzer sirine, indikator led, display LCD 2 x

16 dan rangkaian mikrokontroler AT89S52.

2.1.1 Asitektur Mikrokontroler AT89S52

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan

dunia elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon

menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga

bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang

mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu

teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam

(18)

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna

disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka

perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program

kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat

penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada

mikrokontroler yang bersangkutan.

Mikrokontroler adalah single chip computer yang memiliki kemampuan

untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol.

Mikrokontroler berkembang dengan dua alasan utama, yaitu kebutuhan pasar

(market needed) dan perkembangan teknologi baru. Yang dimaksud dengan

kebutuhan pasar yaitu kebutuhan manusia yang semakin besar terhadap alat-alat

elektronik dengan perangkat pintar sebagai pengontrol dan pemroses data.

Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan teknologi baru adalah

perkembangan teknologi semikonduktor yang memungkinkan pembuatan chip

dengan kemampuan komputasi yang sangat cepat, bentuk yang semakin mungil,

dan harga yang semakin murah.

Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisisi data

melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor;

peralatan rumah tangga, automobil dan sebagainya. Hal ini disebabkan

(19)

CPU (Central Prossesing Unit), ROM (Read Only Memory), RAM (Random

Acces Memory), dan I/O) yang telah terpadu dalam satu Integrated Circuit, selain

itu komponennya (AT89S52) murah dan mudah didapatkan di pasaran.

Tidak seperti system computer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah data, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada system computer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna di

simpan dalam ruang RAM yang cukup besar sedangkan rutin-rutin antarmuka

perangkat keras di simpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

mikrokontroler, perbandingan RAM dan ROM-nya yang besar artinya program

control di simpan dalam ROM (bisa masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat

penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada

mikrokontroler yang bersangkutan.

(20)

Gambar 2.1. Blok Diagram Fungsional AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor,

1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan

resistor 8k2 Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya

rangkaian reset ini AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu

daya. Kristal dengan frekuensi maksimum 12 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad

dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan

kecepatan kerja mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read

Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya.

Sesuai dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan

program ini dinamakan sebagai memori program.

RAM (Random Access Memory) isinya akan sirna begitu IC kehilangan

catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang

dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang

sudah baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada

(21)

mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau

Programable-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak

dipakai UV-EPROM (Ultra Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian

dinilai mahal dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih

murah.

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash

PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu

lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM

Programmer.

Memori data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 256 byte,

meskipun hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 256

byte sudah cukup. Sarana Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan

bervariasi. AT89S52 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel

dikenal sebagai Port 1 (P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

AT89S52 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver /

Transmitter) yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk

komunikasi data serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan

P3.1 di kaki nomor 10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja

menurut fungsi waktu, clock penggerak untaian pencacah ini bisa berasal dari

oscillator kristal atau clock yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1

berhimpitan dengan P3.4 dan P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai

untuk jalur input/ouput parelel kalau T0 dan T1 terpakai.

AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua

(22)

Kedua kaki ini berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak bisa dipakai

sebagai jalur input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima

sinyal interupsi. Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya

merupakan register yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan

di Special Function Register (SFR).

Mikrokontroller keluarga MCS 51 memiliki port-port yang lebih banyak

(40 port I/O) dengan fungsi yang bisa saling menggantikan sehingga

mikrokontroller jenis ini menjadi sangat digemari karena hanya dalam sebuah

chip sudah bisa mengkafer untuk banyak kebutuhan. Konfigurasi dan Deskripsi

kaki-kaki mikrokomputer. AT89S52 adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2. Konfigurasi Pin AT89S52

Fungsi dari masing-masing pin AT89S52 adalah :

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 :

(23)

Suplai tegangan 5 Volt.

GND (Pin 20)

Ground.

Port 0 (Pin 39 – Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data

ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai

I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau

dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada

fungsinya sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai

internal pull up. Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up,

terutama pada saat verifikasi program.

Port 1 (Pin 1 – Pin 8)

Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat Mosi,

Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke

komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh

ISP Programmer.

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses

memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal

pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output,

(24)

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Nama Pin Fungsi

P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial)

P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial)

P3.2 (Pin 12) INTO (Interrupt 0 Eksternal)

P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal)

P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0)

P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (untuk menulis eksternal data memori)

P3.7 (Pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat

selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program

(PROG) selama memprogram Flash.

PSEN (pin 29)

(25)

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset.

Jika kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada

pada memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat

tegangan 12 Volt.

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator.

Spesifikasi penting AT89S52 :

a. Kompatibel dengan keluarga mikrokontroler MCS51

sebelumnya

b. 8 K Bytes In system Programmable (ISP) flash memori dengan

kemampuan 1000 kali baca/tulis

c. tegangan kerja 4-5.0V

d. Bekerja dengan rentang 0 – 33MHz

e. 256x8 bit RAM internal

f. 32 jalur I/0 dapat diprogram

g. 3 buah 16 bit Timer/Counter

h. 8 sumber interrupt

i. saluran full dupleks serial UART

(26)

2.1.3 Sensor Optocoupler

Optocoupler diartikan sebagai Opto (Optic) dan Coupler (Penghubung). Jadi

optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja

berdasarkan picu dari cahaya optik. Optocoupler menggabungkan LED IR dan

phototransistor dalam satu kemasan. Pada optocoupler terdiri dari dua bagian,

yaitu bagian transmitter dan receiver. Transmitter biasanya dibangun dari sebuah

led infra merah, untuk memperoleh ketahanan yang lebih baik terhadap cahaya

tampak dari pada jika menggunakan LED biasa. Receiver dibangun dengan dasar

komponen phototransisitor, yang akan menghasilkan bias maju/ON bila mendapat

cahaya (infra merah) dari transmitter dan sebaliknya menghasilkan cutoff/OFF

bila tidak mendapat cahaya (infra merah) dari LED transmitter

Gambar 2.3. Bentuk Fisik Optocoupler

Bagian-bagian optocoupler:

1. Led inframerah yang berfungsi sebagai transmitter

Sinar infra merah termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak

tampak oleh mata telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai

panjang gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata

manusia. Sifat-sifat cahaya infra merah:

(27)

2. tidak dapat menembus bahan yang tidak tembus pandang

Led inframerah adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan

cahaya monokromatik (cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu

panjang gelombang) yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.

Pengembangan led inframerah dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan

galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya adalah radiasi

elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak,

tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain infra

merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang, yaitu sekitar

700 nm sampai 1 mm.

Gambar 2.4. Led Inframerah

Cahaya led inframerah timbul sebagai akibat penggabungan elektron dan

hole pada persambungan antara dua jenis semikonduktor dimana setiap

penggabungan disertai dengan pelepasan energi. Pada penggunaannya led

inframerah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan cahaya infra

(28)

dengan tegangan dc untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan dengan tegangan

ac (30–40 KHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh.

Karakteristik dari LED Infra merah:

1.Dapat dipakai dalam waktu yang sangat lama.

2.Membutuhkan daya yang kecil.

3.Tidak mudah panas.

4.Dapat digunakan dalam jarak yang lebar.

2. Fototransistor yang berfungsi sebagai receiver

Receiver yang digunakan oleh sensor infra merah adalah jenis

fototransistor, yaitu jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction)

base-collector untuk menerima atau mendeteksi cahaya dengan gain internal yang

dapat menghasilkan sinyal analog maupun digital. Fototransistor ini akan

mengubah energi cahaya menjadi arus listrik dengan sensitivitas yang lebih tinggi

dibandingkan fotodioda ,tetapi dengan waktu respon yang secara umum akan

lebih lambat daripada fotodioda. Hal ini terjadi karena transistor jenis ini

mempunyai kaki basis terbuka untuk menangkap sinar,dan elektron yang

ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini di-injeksikan di bagian basis dan

(29)

Gambar 2.5. Fototransistor

Pada fototransistor, jika kaki basis mendapat sinar maka akan timbul

tegangan pada basisnya dan akan menyebabkan transistor berada pada daerah

jenuhnya(saturasi), akibatnya tegangan pada kaki kolektor akansama dengan

ground (Vout=0 V). Sebaliknya jika kakibasis tidak mendapat sinar, tidak cukup

tegangan untuk membuat transistor jenuh, akibatnya semua arus akan dilewatkan

ke keluaran (Vout=Vcc).

Foto transistor memiliki karakteristik :

1.Pendeteksi jarak dekat Infra merah.

2.Dapat dikuatkan sampai 100 sampai 1500.

3.Respon waktu cukup cepat.

4.Dapat digunakan dalam jarak lebar.

5.Dapat dipasangkan dengan (hampir) semua penghasil cahaya atau cahaya

yang dekat dengan inframerah, seperti Led inframerah, Neon, Fluorescent,

lampu bohlam, cahaya laser dan api.

6.Mempunyai karakteristik seperti transistor, kecuali bagian basis digantikan

oleh besar cahaya yang diterima.

Ditinjau dari penggunaannya, Optocoupler dapat digunakan untuk

mendeteksi adanya nya penghalang antara transmitter dan receiver dengan cara

bagian tengah (antara Led Inframerah dan phototransistor) diberi suatu

penghalang. Contoh aplikasinya yaitu Optocoupler dengan piringan berlubang

untuk deteksi kecepatan putar motor, sistem deteksi lubang penanda disket pada

(30)

2.1.4 Motor Stepper

Motor langkah (stepper) banyak digunakan dalam berbagai aplikasi,

dipergunakan apabila dikehendaki jumlah putaran yang tepat atau di perlukan

sebagian dari putaran motor. Suatu contoh dapat di jumpai pada disk drive, untuk

proses pembacaan dan/atau penulisan data ke/dari cakram(disk), head baca-tulis

ditempatkan pada tempat yang tepat di atas jalur atau track pada cakram, untuk

head tersebut di hubungkan dengan sebuah motor langkah.

Aplikasi penggunaan motor langkah dapat juga di jumpai dalam bidang

industri atau untuk jenis motor langkah kecil dapat di gunakan dalam perancangan

suatu alat mekatronik atau robot. Motor langkah berukuran besar digunakan,

misalnya, dalam proses pengeboran logam yang menghendaki ketepatan posisi

pengeboran, dalam hal ini di lakukan oleh sebuah robot yang memerlukan

ketepatan posisi dalam gerakan lengannya dan lain-lain.

Pada gambar di bawah ditunjukkan dasar susunan sebuah motor langkah

(stepper).

Gambar 2.6. Diagram motor langkah (stepper) U

S A

D B

(31)

Magnet permanen N-S berputar kearah medan magnet yang aktif. Apabila

kumparan stator dialiri arus sedemikian rupa, maka akan timbul medan magnet

dan rotor akan berputar mengikuti medan magnet tersebut.setiap pengalihan arus

ke kumparan berikutnya menyebabkan medan magnet berputar berputar menurut

suatu sudut tertentu, biasanya informasi besar sudut putar tertulis pada badan

motor langkah yang bersangkutan. Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan

sudut perputaran motor.Jika pengalihan arus di tentukan, maka rotor akan

berhenti pada posisi terakhir. Jika kecepatan pengalihan tidak terlalu tinggi, maka

slip akan dapat dihindari. Sehingga tidak di perlukan umpan balik (feedback) pada

pengendalian motor langkah.

Motor langkah yang akan di gunakan memiliki 4 fase (pole atau kutub),

pengiriman pulsa dari mikrokontroler ke rangkaian motor langkah dilakukan

secara bergantian, masing-masing 4 data (sesuai dengan jumlah phase-nya),

sebagian di tunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Pemberian data/pulsa pada motor stepper

Pada saat yang sama ,untuk tiap motor langkah, tidak boleh ada 2 (dua)

masukan atau lebih yang mengandung pulsa sama dengan 1 (high), atau dengan

kata lain, pada suatu saat hanya sebuah masukan yang bernilai 1 (satu) sedangkan

lainnya bernilai 0 (nol).

C

D A

(32)

2.1.5 Liquid Crystal Display (LCD)

LCD merupakan salah satu komponen yang banyak dipilih untuk

dipergunakan sebagai tampilan karena kemudahannya dalam mengatur tampilan

agar lebih menarik. Salah satu contoh LCD yang banyak digunakan yaitu LCD

M1632 (LCD 2x16).

Gambar 2.8 Diagram Blok Tampilan Kristal Cair (LCD)

LCD display module M1632 terdiri dari dua bagian, yang pertama

merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi dalam bentuk huruf/

angka dua baris, masing – masing baris bisa menampung 16 huruf/ angka.

Bagian kedua merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan

mikrokontroler yang ditempel dibalik pada panel LCD, berfungsi mengatur

tampilan LCD. Dengan demikian pemakaian LCD M1632 menjadi sederhana,

sistem lainnya cukup mengirimkan kode – kode ASCII dari informasi yang

ditampilkan .

Spesifikasi LCD M1632, yaitu ;

(33)

b. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit

mikroprosesor.

c. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display

clear), posisi kursor awal (cursor home), tampilan karakter kedip (display

character blink), pengeseran krusor (cursor shift) dan penggeseran

tampilan (display shif).

d. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.

e. Catu daya tunggal +5 volt.

2.1.6 Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang

digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relai merupakan tuas saklar dengan

lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus

listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid

sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet

akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali

terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar

(misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan

yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC). Dalam pemakaiannya biasanya

relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang

di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan

katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang

terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen

(34)

Gambar 2.9 Relay

Relay adalah suatu komponen elektronika yang akan bekerja bila ada arus

yang melalui kumparannya. Sebuah relay terdiri dari kumparan yang dililitkan

pada inti besi dan kontak-kontak penghubung. Apabila kumparan yang melilit inti

besi dilalui arus listrik maka akan menimbulkan induksi medan magnet, dan

induksi ini akan menarik kontak-kontak penghubung relay.

Kontak penghubung relay terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kontak NC (Normally Close),

Kontak penghubung dalam kondisi menutup atau terhubung bila relay

tidak mendapat masukan tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi

tegangan yang mencukupi pada kumparannya maka kontak penghubung

menjadi terbuka (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

2. Kontak NO (Normally Open).

Kontak penghubung dalam kondisi terbuka bila relay tidak mendapat

tegangan pada kumparannya. Tetapi bila diberi tegangan yang mencukupi

pada kumparannya maka kontak penghubung menjadi tertutup atau

(35)

2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) adalah seperangkat intruksi yang disusun

menjadi sebuah program untuk memerintahkan microcomputer melakukan suatu

pekerjaan. Sebuah instruksi selalu berisi kode operasi (op-code), kode

pengoperasian inilah yang disebut dengan bahasa mesin yang dapat dimengerti

oleh mikrokontroller. Instruksi-instruksi yang digunakan dalam memprogram

suatu program yang diisikan pada AT89S51 adalah instruksi bahasa pemograman

assembler atau sama dengan intruksi pemograman pada IC mikrokontrller 8031

dan MCS51.

2.2.1 Instruksi Transfer Data

Instruksi transfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut :

Transfer data umum ( General Purpose Transfer ), yaitu : MOV,

PUSH dan POP.

Transfer spedifik akumulator ( Accumulator Specific Transfer ), yaitu

: XCH, XCHD, dan MOVC.

Instruksi transfer data adalah intruksi pemindahan /pertukaran data antara

operand sumber dengan operand tujuan. Operand-nya dapat berupa register,

memori atau lokasi suatu memori. Penjelasan instruksi transfer data tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

MOV : Transfer data dari Register satu ke Register yang lainnya, antara

Register dengan Memory.

PUSH : Transfer byte atau dari operand sumber ke suatu lokasi dalam stack

(36)

POP : Transfer byte atau dari dalam stack ke operand tujuan.

XCH : Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand

sumber.

XCHD : Pertukaran nibble orde rendah antara RAM internal ( lokasinya

ditunjukkan oleh R0 dan R1 )

2.2.2 Instruksi Aritmatika

Operasi dasar aritmatik seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian dimiliki oleh AT89S51 dengan mnemonic : INC, ADD, SUBB, DEC,

MUL dan DIV. Penjelasan dari operasi mnemonic tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

INC : Menambah satu isi sumber operand dan menyimpan hasilnya ke

operand tersebut

ADD : Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan

hasilnya disimpan di akumulator

SUBB : Pengurangan akumulator dengan sumber operand, hasilnya

disimpan dalam operand tersebut.

DEC : Mengurangi sumber operand dengan 1. dan hasilnya disimpan pada

operand tersebut.

MUL : Perkalian antara akumulator dengan Register B.

DIV : Pembagian antara akumulator dengan Register B dan hasilnya

(37)

2.2.3 Instruksi Logika

Mikrokontroller AT89S51 dapat melakukan operasi logika bit maupun

operasi logika byte. Operasi logika tersebut dibagi atas dua bagian yaitu :

Operasi logika operand tunggal, yang terdiri dari CLR, SETB, CPL, RL,

RR, dan SWAP.

Operasi logika dua operand seperti : ANL, ORL, dan XRL.

Operasi yang dilkukan oleh AT89S51 dengan pembacaan instruksi logika tersebut

dijelaskan dibawah ini :

CLR : Menghapus byte atau bit menjadi nol.

SETB : Menggeser bit atau byte menjadi satu.

CPL : Mengkomplemenkan akumulator.

RL : Rotasi akumulator 1 bit ke kiri.

RR : Rotasi akumulator ke kanan.

SWAP : Pertukaran nibble orde tinggi.

2.2.4 Instruksi Transfer Kendali

Instruksi transfer kendali (control transfer) terdiri dari (3) tiga kelas operasi yaitu

:

Lompatan tidak bersyarat ( Unconditional Jump ) seperti : ACALL,

AJMP, LJMP,SJMP

Lompatan bersyarat ( Conditional Jump ) seperti : JZ, JNZ, JB, CJNE,

dan DJNZ.

• Insterupsi seperti : RET dan RET1.

(38)

ACALL : Instruksi pemanggilan subroutine bila alamat subroutine

tidak lebih dari 2 Kbyte.

LCALL : Pemanggilan subroutine yang mempunyai alamat antara 2

Kbyte – 64 Kbyte.

AJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 2 Kbyte.

LJMP : Lompatan untuk percabangan maksimum 64 Kbyte.

JNB : Percabangan bila bit tidak diset.

JZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah nol.

JNZ : Percabangan akan dilakukan jika akumulator adalah tidak

nol.

JC : Percabangan terjadi jika CY diset “1”.

CJNE : Operasi perbandingan operand pertama dengan operand

kedua, jika tidak sama akan dilakukan percabangan.

DJNZ : Mengurangi nilai operand sumber dan percabangan akan

dilakukan apabila isi operand tersebut tidak nol.

RET : Kembali ke subroutine.

RET1 : Kembali ke program interupsi utama

Dalam merancang suatu program mikrokontroler dibutuhkan suatu software yang

dapat menulis program dan mengubahnya menjadi bilangan heksadesimal. Untuk

menulis program dapat digunakan Software M-IDE Studio for MCS-51. Untuk

men-download program heksadesimal ke dalam mikrokontroler dapat digunakan

(39)

2.2.5 Software M-IDE Studio for MCS-51

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly dituliskan pada

sebuah editor, yaitu M-IDE Studio Editor. Tampilannya seperti gambar 2.13 di

bawah ini.

Gambar 2.10 Tampilan M-IDE Studio MCS 51 sebagai 8051 editor menulis

program

Setelah program selesai ditulis, kemudian save dan setelah itu

di-Assemble (di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan

kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan

dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus

(40)

Software M-IDE Studio for MCS-51 ini berfungsi untuk merubah program

yang kita tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi

pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan

ke mikrokontroler.

2.2.6 Software Downloader (ISP – Flash Programmer 3.0a)

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler

digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat di download dari

internet. Tampilannya seperti gambar 2.14 di bawah ini :

Gambar 2.11 ISP- Flash Programmer 3.a

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk

mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi M-IDE, kemudian klik Write

untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler. Untuk mengecek

(41)

yaitu dengan cara meng-klik Signature dan Read. Jika dapat ditulis maka program

akan dijalankan, jika tidak dapat ditulis maka akan ada peringatan “ no response”.

Untuk mengamankan agar program pada mikrokontroler tidak dapat dibaca oleh

orang yang tidak diinginkan, dapat digunakan Lock Bit-1, Lock Bit-2 dan Lock

Bit-3 yang masing-masingnya memiliki tingkat keamanan yang berbeda. Makin

tinggi tingkatan Lock Bitnya maka makin sulit membongkar programnya. Tetapi

(42)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Alat

3.1.1 Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok dari rangkaian palang otomatis ini ditunjukkan

pada gambar 3.1. berikut ini:

µC DRIVER SIRINAI 1 SIRINAI 1

INDIKATOR LED DRIVER LED

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian

Keterangan dari diagram blok:

Palang kereta api otomatis ini dirancang hanya sebatas simulasi. Pada

palang ini terdapat 16 blok rangkaian utama yang mempunyai fungsi

(43)

1. Sensor optocoupler 1 berfungsi untuk mendeteksi/mengetahui bahwa kereta

api sudah dekat , sehingga pengguna jalan berhati-hati dan mengurangi

kecepatan kendaraannya.

2. Sensor optocoupler 2 berfungsi untuk mendeteksi/mengetahui bahwa kereta

api sudah dekat dan mau melewati lintasan jalan yang dilalui oleh pengguna

jalan, sehingga pengguna jalan harus berhenti.

3. Sensor optocoupler 3 berfungsi untuk mendeteksi/mengetahui bahwa kereta

api telah lewat (telah melewati jalan) sehinnga para pengguna jalan dapat

meneruskan perjalanannya.

4. Pengkondisi sinyal 1, 2 dan 3 digunakan untuk menegaskan data digital high

atau low sehingga kompatibel dengan mikrokontroler.

5. Motor stepper 1 berfungsi untuk membuka palang kereta api secara otomatis

pada saat kereta api belum melewati jalan dan menutup pada saat kereta api

melewati jalan. Motor stepper 1 ini digunakan untuk lajur kiri.

6. Motor stepper 1 berfungsi untuk membuka palang kereta api secara otomatis

pada saat kereta api belum melewati jalan dan menutup pada saat kereta api

melewati jalan. Motor stepper 1 ini digunakan untuk lajur kanan.

7. Driver motor stepper 1 dan 2 berfungsi untuk mengaktifkan/menggerakkan

motor stepper searah maupun berlawanan jarum jam dan untuk mengatur

derajat putaran motor stepper yang diinginkan.

8. Sirinai berfungsi untuk memberikan tanda peringatan bahwa kereta api mau

melewati jalan sehinnga pengguna jalan harus berhenti.

9. Driver sirinai berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan suara sirinai

(44)

10. Indikator LED terdiri dari tiga indikator yaitu indikator lampu merah, kuning

dan hijau.

- Indikator led merah pengguna jalan harus berhenti

- Indikator led kuning pengguna jalan diharapkan berhati-hati

- Indikator led hijau pengguna jalan dapat meneruskan

perjalanannya.

11. LCD 2 x 16 berfungsi untuk tampilan yang digunakan untuk menerangkan

keadaan hati-hati, berhenti dan dapat meneruskan perjalanan secara

tertulis.

12. Mikrokontroler AT89S52 berfungsi untuk mengolah data digital yang

dikirimkan oleh sensor optocoupler, selanjutnya mikrokontroller akan

menampilkannya pada LCD 2x16 berupa peringatan,

mengaktifkan/menonaktifkan sirinai, dan indikator led.

3.1.2 Perancangan Sensor Optocoupler

Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor optocoupler.

Sensor ini merupakan perpaduan led inframerah (transmitter) dan

fototransistor (receiver). Tujuan utama dari digunakan sensor optoupler

(45)

4k7 C945

relay NO

Kipas 1 + -NO NC

Gambar 3.2 Rangkaian Penguat Sinyal Optocoupler

Saat lubang terlewati sinar dari led inframerah dan diterima fototransistor,

maka fototransistor akan saturasi dan saat sinar led inframerah tidak diterima

fototransistor, maka fototransistor akan cut-off. Susunan rangakaian yang

terdiri dari transistor C945 dan pemicu Schmitt (74LS14) digunakan sebagai

pengkondisi sinyal agar keluaran menjadi sinyal persegi (high/low) yang

kompatibel dengan mikrokontroler.

3.1.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S52

Rangkaian mikrokontroller AT89S52 ini merupakan pusat

pengolahan data dari sensor. Dalam alat ini, mikrokontroler digunakan

sebagai untuk membaca dan mengolah data dari sensor. Input (masukan)

pada rangkaian mokrokontroler ini dihubungkan dengan 3 buah sensor

optocoupler yang berfungsi untuk mendeteksi ada/tidaknya kereta api .

Sedangkan output (keluaran) dihubungkan dengan piranti tampilan, dalam

hal ini dot matrix LCD, sirinai, dan indikator LED. Rangkaian

(46)

Gambar 3.3 rangkaian minimum mikrokontroller AT89S52

Pada rangkaian, Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini

dilakukan karena mikrokontroller AT89S52 tidak menggunakan memori

eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF.

XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S52 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset

(aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller

ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open

collector dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data

selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada Port 0 ini masing masing

pin dihubungkan dengan resistor 4k7 ohm. Resistor 4k7 ohm yan dihubungkan ke

port 0 befungsi sebagai pull up( penaik tegangan ) agar output dari

mikrokontroller dapat mntrigger transistor. Pin 1 sampai 8 adalah Port 1. Pin 21

sampai 28 adalah Port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah Port 3. Pin 20 merupakan

(47)

Vreg ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan

sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.

3.1.4 Rangkaian Catu Daya (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian

yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan

12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh

rangkaian.

Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :

Gambar 3.4 Rangkaian Power Supply (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

(48)

diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT)

digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan

pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA

dinyalakan. Transistor PNP TIP 42C disini berfungsi untuk mensupplay arus

apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan

(LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.

Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.

3.1.5 Perancangan Driver penggerak Motor Stepper

Rangkaian driver penggerak motor ini hanya menggunakan IC buffer ULN 2803,

dimana fungsi IC ini agar data yang yang diterima dari mikrokontroler

benar-benar terdefinisi sebagai data digital (high/low) sehingga dat-data ini dapat

mengatur gerakan motor stepper searah jarum jam, berlawanan jarum jam ataupun

(49)

Gambar 3.5 IC ULN 2803 dan Driver Motor Stepper

Dimana IC ULN 2803 ini diaktifkan dengan tegangan supplay 12 VDC,

mempunyai 8 bit data input dan 8 bit data output dimana tegangan supplay

diberikan pada common (kaki 10) dan ground pada kaki 9. Tetapi pada rangkaian

ini hanya digunakan 4 bit data untuk menggerakkan 1 motor stepper, kara motor

stepper hanya memiliki 4 bit data yang dapat digerakkan dan diatur putaran nya

baik searah maupun berlawanan jarum jam. Dimana pada alat ini motor stepper

digerakkan 90 derajat searah jarum jam (palang pintu membuka) dan 90 derajat

berlawanan jarum jam (palang pintu menutup).

3.1.6 Rangkaian Relay

Relay berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat menghidupkan atau

mematikan peralatan elektronik (dalam hal sirinai). Rangkaian relay pengendali

(50)

Ke mikrokontroler

4k7

C945

relay NO

Sirinai

+

-NO NC

Gambar 3.6 Rangkaian Relay Pengendali sirinai

Relay merupakan salah satu komponen elektronik yang terdiri dari

lempengan logam sebagai saklar dan kumparan yang berfungsi untuk

menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian ini digunakan relay 12 volt.

Pada rangkaian ini untuk mengaktipkan atau menon-aktipkan relay

digunakan transistor tipe NPN. Dari gambar dapat dilihat bahwa negatip relay

dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN (C945) dan positif relay

dihubungkan pada tegangan 12 volt., ini berarti jika transistor dalam keadaan

aktip maka kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung

ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini

akan mengakibatkan relay aktip. Disaat relay aktif maka kaki-kaki relay yang

berfungsi sebagai Normali Close sudah mendapatkan tegangan 12 volt. Sementara

kaki-kaki relay yang berfungsi sebagai Normali open masih belum mendapatkan

tegangan 12 volt sebelum ada inputan (inputan berupa logika high atau 5 volt).

Sebaliknya jika transistor tidak aktip, maka kolektor tidak terhubung ke emitor,

sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan relay

(51)

menaikkan tegangan agar inputan mikrokontroler sanggup mengaktifkan relay.

Dioda dihubungkan secara terbalik untuk mengantisipasi sentakan listrik yang

terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen

di sekitarnya, sentakan itu hanya terjadi ketika relay dinonaktipkan, pada saat ini

arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda.

Tanpa adanya dioda sentakan listrik itu akan mengalir ke transistor, yang

mengakibatkan kerusakan pada transistor.

3.1.7 Indikator LED

Rangkaian indikator led dibuat denggan menggunakan sistem aktif high,

maksudnya led akan hidup jika inputnya diberi logika high dan led akan mati jika

inputnya diberi logika low.

INPUT

Gambar 3.7 Rangkaian LED dengan sistem Aktif High

Kemudian hidup/matinya LED diatur secara program sehingga nyala LED

dapat dimodifikasi sesuai diinginkan.

3.1.8 Display LCD Character 2x16

Display LCD 2x16 berfungsi sebagai penampil nilai kuat induksi medan

(52)

mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD

Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang didifinisikan sebagai berikut:

PIN Nama fungsi

0 = Instruction Register

1 = Data Register

5 R/W

Read/ Write, to choose write or read

mode

(53)

Gambar 3.8 LCD character 2x16

Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display.

Semua teks yang kita tuliskan ke modul LCD akan disimpan didalam memory ini,

dan modul LCD secara berturutan membaca memory ini untuk menampilkan teks

ke modul LCD itu sendiri.

Gambar 3.9 Peta memory LCD character 2x16

Pada peta memori diatas, daerah yang berwarna biru ( 00 s/d 0F dan 40 s/d

4F ) adalah display yang tampak. jumlahnya sebanyak 16 karakter per baris

dengan dua baris. Angka pada setiap kotak adalah alamat memori yang

bersesuaian dengan posisi dari layar. Dengan demikian dapat dilihat karakter

pertama yang berada pada posisi baris pertama menempati alamat 00h. dan

karakter kedua yang berada pada posisi baris kedua menempati alamat 40h

Agar dapat menampilkan karakter pada display maka posisi kursor harus

terlebih dahulu diset. Instruksi Set Posisi Kursor adalah 80h. dengan demikian

untuk menampilkan karakter, nilai yang terdapat pada memory harus ditambahkan

(54)

Sebagai contoh, jika kita ingin menampilkan huruf “B” pada baris kedua

pada posisi kolom kesepuluh.maka sesuai dengan peta memory, posisi karakter

pada kolom 10 dari baris kedua mempunyai alamat 4Ah, sehingga sebelum kita

menampilkan huruf “B” pada LCD, kita harus mengirim instruksi set posisi

kursor, dan perintah untuk instruksi ini adalah 80h ditambah dengan alamat 80h +

4Ah =0Cah. Sehingga dengan mengirim perintah 0Cah ke LCD, akan

menempatkan kursor pada baris kedua dan kolom ke 11.

3.2 Perancangan Program

Alat ini dirancang untuk membuka dan menutup palang kreta api secara otomatis.

Diagram alir dari program yang akan dibuat adalah sebgai berikut:

Start

(55)

Program diawali dengan start, kemudian program akan mengecek apakah

sensor 1 terdeteksi (artinya, kereta api sudah dekat dan hendak melewati batas

jalan diharapkan pengguna jalan berhati-hati) jika ya, maka program akan

menampilkan pesan hati-hati karena keret api hendak lewat pada LCD secara dan

menyalakan indikator led kuning yang bearti hati-hati. Jika tidak maka program

akan mengecek apakah sensor 2 terdeteksi(artinya, kereta api akan melewati batas

jalan pengguna jalan harus berhenti) jika ya, maka program akan menampilkan

pesan berhenti kepada pengguna jalan, menyalakan led indikator merah yang

berarti berhenti dan mengaktifkan sirinai agar pengguna jalan benar-benar

mengetahui kereta api akan segera melewati batas jalan. Jika tidak program akan

kembali mengecek apakah sensor 3 terdeteksi( artinya, kereta api telah melewati

batas jalan pangguna jalan sudah boleh jalan kembali ) jika ya, maka program

akan menampilkan pesan silahkan jalan dan menyalakan lampu hijau yang artinya

silahkan jalan. Jika tidak maka program akan kembali ke rutin pengecekan sensor.

Program akan bekerja secara terus-menerus mengikuti siklus rutin dari

perancangan palang kereta api otomatis menggunakan sensor optocoupler berbasis

mikrokontroler AT89S52.

Program Simulasi Palang Kereta Api Menggunakan Sensor Optocoupler

Berbasis Mikrokontroler:

lampu_k equ p3.6

lampu_m equ p3.5

lampu_i equ p3.7

sensor1 equ p2.3

(56)

sensor3 equ p2.4

stepper equ p1

alarm equ p2.1

RS EQU P2.5

RW EQU P2.6

EN EQU P2.7

clr lampu_k

clr lampu_m

clr lampu_i

clr alarm

setb lampu_i

kelap_kelip:

setb p3.0

acall utama

acall delaymax

clr p3.0

setb p3.1

acall utama

acall delaymax

clr p3.1

setb p3.2

(57)

acall delaymax

clr p3.2

setb p3.3

acall utama

acall delaymax

clr p3.3

setb p3.4

acall utama

acall delaymax

clr p3.4

sjmp kelap_kelip

utama:

jnb sensor1,lampu_kuning

jnb sensor2,tutup_gerbang

jnb sensor3,lompat

ret

lompat:

ajmp buka_gerbang

lampu_kuning:

jb sensor1,kelap_kelip

(58)

setb lampu_k

clr lampu_m

clr lampu_i

hati_hati:

mov 20h,#' '

mov 21h,#' '

mov 22h,#' '

mov 23h,#'H'

mov 24h,#'A'

mov 25h,#'T'

mov 26h,#'I'

mov 27h,#'-'

mov 28h,#'H'

mov 29h,#'A'

mov 2ah,#'T'

mov 2bh,#'I'

mov 2ch,#' '

mov 2dh,#' '

mov 2eh,#' '

mov 2fh,#' '

mov 30h,#'K'

mov 31h,#'E'

mov 32h,#'R'

(59)

mov 34h,#'T'

mov 35h,#'A'

mov 36h,#' '

mov 37h,#'A'

mov 38h,#'P'

mov 39h,#'I'

mov 3ah,#' '

mov 3bh,#'L'

mov 3ch,#'E'

mov 3dh,#'W'

mov 3eh,#'A'

mov 3fh,#'T'

acall lcd

sjmp lampu_kuning

LEMOT:

ajmp kelap_kelip

tutup_gerbang:

jb sensor2,LEMOT

setb alarm

clr lampu_k

setb lampu_m

(60)

kereta_lewat:

mov 20h,#' '

mov 21h,#' '

mov 22h,#' '

mov 23h,#'D'

mov 24h,#'I'

mov 25h,#'H'

mov 26h,#'A'

mov 27h,#'R'

mov 28h,#'A'

mov 29h,#'P'

mov 2ah,#'K'

mov 2bh,#'A'

mov 2ch,#'N'

mov 2dh,#' '

mov 2eh,#' '

mov 2fh,#' '

mov 30h,#' '

mov 31h,#' '

mov 32h,#'B'

mov 33h,#'E'

mov 34h,#'R'

mov 35h,#'H'

(61)

mov 37h,#'N'

mov 38h,#'T'

mov 39h,#'I'

mov 3ah,#'!'

mov 3bh,#'!'

mov 3ch,#'!'

mov 3dh,#' '

mov 3eh,#' '

mov 3fh,#' '

acall lcd

tutup:

mov a,#11h

mov r0,#50

tarik:

mov stepper,a

rr a

acall delay

djnz r0,tarik

sjmp tutup_gerbang

lompat_lagi:

(62)

buka_gerbang:

jb sensor3,lompat_lagi

clr lampu_k

clr lampu_m

setb lampu_i

kereta_selesai:

clr alarm

mov 20h,#' '

mov 21h,#' '

mov 22h,#' '

mov 23h,#' '

mov 24h,#'S'

mov 25h,#'I'

mov 26h,#'L'

mov 27h,#'A'

mov 28h,#'H'

mov 29h,#'K'

mov 2ah,#'A'

mov 2bh,#'N'

mov 2ch,#' '

mov 2dh,#' '

(63)

mov 2fh,#' '

mov 30h,#' '

mov 31h,#' '

mov 32h,#' '

mov 33h,#' '

mov 34h,#'L'

mov 35h,#'E'

mov 36h,#'W'

mov 37h,#'A'

mov 38h,#'T'

mov 39h,#'!'

mov 3ah,#'!'

mov 3bh,#'!'

mov 3ch,#' '

mov 3dh,#' '

mov 3eh,#' '

mov 3fh,#' '

acall lcd

buka:

mov a,#11h

mov r0,#50

naik:

mov stepper,a

(64)

acall delay

djnz r0,naik

ajmp kelap_kelip

lcd: MOV A,#038H

LCALL SCAN

ACALL PENAMPIL

ACALL SCAN

MOV A,20h

ACALL KIRIM

MOV A,21h

ACALL KIRIM

MOV A,22h

ACALL KIRIM

MOV A,23h

ACALL KIRIM

MOV A,24h

ACALL KIRIM

MOV A,25h

ACALL KIRIM

MOV A,26h

(65)

MOV A,27h

ACALL KIRIM

MOV A,28h

ACALL KIRIM

MOV A,29h

ACALL KIRIM

MOV A,2ah

ACALL KIRIM

MOV A,2bh

ACALL KIRIM

MOV A,2ch

ACALL KIRIM

MOV A,2dh

ACALL KIRIM

MOV A,2eh

ACALL KIRIM

MOV A,2fh

ACALL KIRIM

MOV A,#0c0H

LCALL SCAN

MOV A,30h

(66)

MOV A,31h

ACALL KIRIM

MOV A,32h

ACALL KIRIM

MOV A,33h

ACALL KIRIM

MOV A,34h

ACALL KIRIM

MOV A,35h

ACALL KIRIM

MOV A,36h

ACALL KIRIM

MOV A,37h

ACALL KIRIM

MOV A,38h

ACALL KIRIM

MOV A,39h

ACALL KIRIM

MOV A,3ah

ACALL KIRIM

MOV A,3bh

ACALL KIRIM

MOV A,3ch

(67)

MOV A,3dh

ACALL KIRIM

MOV A,3eh

ACALL KIRIM

MOV A,3fh

ACALL KIRIM

ret

PENAMPIL: MOV A,#00CH

LCALL SCAN

MOV A,#006H

LCALL SCAN

MOV A,#080H

LCALL SCAN

RET

SCAN: MOV P0,A

CLR RS

CLR RW

SETB EN

(68)

LCALL delay

RET

KIRIM: MOV P0,A

SETB RS

CLR RW

SETB EN

CLR EN

LCALL delay

RET

DELAY: MOV R6,#20

HERE2: MOV R7,#255

HERE: DJNZ R7,$

DJNZ R6,HERE2

RET

DELAYmax: MOV R6,#60

HER: MOV R7,#255

HEE: DJNZ R7,$

DJNZ R6,HEE

RET

(69)

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Rangkaian

4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S52

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler AT89S52 ini dapat dilakukan

dengan menghubungkan rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52 dengan

power suplay sebagai sumber tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber

tegangan 5 Volt, sedangkan kaki 20 dihubungkan dengan ground.

Gambar 4.1 pengujian rangkaian mikrokontroller AT89S52

Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan menggunakan Voltmeter.

Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar 4,9 Volt. Langkah

selanjutnya adalah dengan cara menghubungkan pin17 (P3.7) dengan sebuah

transistor C945 yang dihubungkan dengan sebuah LED indikator.

(70)

Transistor disini berfungsi sebagai saklar untuk mengendalikan hidup/mati

LED. Dengan demikian LED akan menyala jika transistor aktip dan sebaliknya

LED akan mati jika transistor tidak aktip. Tipe transistor yang digunakan adalah

NPN C945, dimana transistor ini akan aktif (saturasi) jika pada basis diberi

tegangan 5 volt (logika high) dan transistor ini akan tidak aktif jika pada basis

diberi tegangan 0 volt (logika low). Basis transistor ini dihubungkan ke sebuah

resistor 4k7 ohm. , resistor ini berfungsi agar arus yang dikeluarkan oleh pin17

(P3.7) cukup besar untuk men-trigger transistor C945. selanjutnya program

sederhana diisikan pada mikrokontroler AT89S52. Program yang diisikan adalah

sebagai berikut :

Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke

P3.7 beberapa saat dan kemudian mematikannya. Perintah Setb P3.7 akan

(71)

LED akan menyala. Call delay akan menyebabkan LED ini hidup selama

beberapa saat. Perintah Clr P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika low yang

menyebabkan transistor tidak aktif dan LED akan mati. Perintah call delay akan

menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah jmp Loop akan

menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut

berkedip.

Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian

mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka

rangkaian minimum mikrokontroller AT89S52 telah bekerja dengan baik.

4.1.2 Pengujian Rangkaian Sensor Optocoupler

Pengujian rangakaian sensor optocoupler dapat dilakukan dengan cara

menghubungkan tegangan kerja Vcc dengan 5 volt dan ground. Sensor

optocoupler dihubungkan transistor C945 yang difungsikan sebagai saklar agar

dapat mendefinisikan data digital high/low. Dan IC 7414 difungsikan sebagai IC

inverter (pembalik) data high dibalik menjadi dat low dan sebaliknya sekaligus IC

ini dapat meratakan pulsa high atau low yang dikeluarkan oleh sensor

optocoupler. kemudian memberikan halangan diantara LED infra merah dan

fototransistor dan keluaran (out) dari rangkaian dihubungkan dengan

(72)

Gambar 4.2 Rangkaian Penguat Sinyal Optocoupler dengan indikator

LED

Artinya jika ada terdapat halangan yang mengenai sensor maka led akan mati

sebaliknya jika tidak terdapat halangan mengenai sensor maka led akan high.

4.1.3 Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper

Rangkaian untuk mengendalikan perputaran motor Motor stepper

(73)

Untuk menguji rangkaian ini untuk memutar searah jarum jam, yaitu

program diatas akan memutar motor stepper searah jarum jam dimana 4 bit data

dari motor stepper diisi dengan data masing-masing p1.0 -11h, p1.1 – 22h, p1.2 –

44h dan p1.3 – 88 h, setiap data selalu diberi waktu tunda agar data dapat bergeser

bergantian dari 11h – 88h. Dengan ada nya perintah sjmp utama maka siklus terus

berlanjut sehingga motor stepper akan terus berputar searah jarum jam.

Utama:

Mov p1#88h

(74)

Mov p1#44h

call delay

Mov p1#22h

call delay

Mov p1#11h

call delay

sjmp utama

Delay:

Mov r7,#255 Dly:

Mov r6,#255 Djnz r6,$ Djnz r7,dly Ret

end

program diatas akan memutar motor stepper berlawanan jarum jam

dimana 4 bit data dari motor stepper diisi dengan data masing-masing p1.0 -88h,

p1.1 – 44h, p1.2 – 22h dan p1.3 – 11h, setiap data selalu diberi waktu tunda agar

data dapat bergeser bergantian dari 88h – 11h. Dengan ada nya perintah sjmp

utama maka siklus terus berlanjut sehingga motor stepper akan terus berputar

searah jarum jam.

4.1.4 Pengujian Rangkaian PSA

Rangkaian PSA ini berfungsi untuk mensuplay tegangan ke seluruh

Gambar

Gambar 2.2. Konfigurasi Pin AT89S52
Tabel 2.1. Konfigurasi Port 3 Mikrokontroler AT89S52
Gambar 2.4. Led Inframerah
Gambar  2.6. Diagram motor langkah (stepper)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, pada P2.4, P2.5, P2.6, dan P2.7 dihubungkan rangkaian driver motor yang akan menggerakkan motor stepper untuk menutup ataupun membuka atap sesuai dengan

Hasil yang diperoleh dari alat yaitu dapat mengendalikan palang pintu perlintasan rel kereta api secara otomatis dan manual, baik kereta api datang dari arah kiri maupun dari

Kemudian data dari sensor akan diolah oleh mikrokontroler R3 Arduino UNO dan selanjutnya palang pintu perlintasan akan menutup dengan otomatis2. Disertai dengan

Alat ini menggunakan sebuah mikrokontroler AT89S51 sebagai pusat kendali dan menggunakan photodiode dan led inframerah sebagai sensor untuk mendeteksi kereta api yang lewat

Penelitian yang telah dilakukan, menghasilkan miniatur dengan mikrocontroller Atmega 328 (Arduino) sebagai kontrol utama pada miniatur palang pintu kereta otomatis. Produk

Pintu akan membuka setelah kereta melewati perlintasan jalan dan kereta terdeteksi oleh sensor yang kedua.. Rancang bangun alat ini untuk satu jalur kereta dengan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi palang pintu kereta secara otomatis dengan menggunakan microcontroller atmega 16. Pembuatan simulasi palang pintu kereta api

Pada gambar 3.2 merupakan diagram pengendalian dari sistem palang pintu kereta otomatis, dimana set point merupakan nyala dari sensor berupa masukan 24 V