• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Kaisar Pada Dealer Kaisar Plaza Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Kaisar Pada Dealer Kaisar Plaza Bandung"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCES OF MOTIVATION AND PERCEPTION TO

PURCHASING DECISION OF KAISAR MOTORCYCLE’S CONSUMER

IN DEALER KAISAR PLAZA BANDUNG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh: AJI RAHARJA 21206100

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

ii

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Bandung 2011, Dibawah Bimbingan Trustorini Handayani, SE.,M.Si

Penelitian ini dilakukan pada Dealer Kaisar Plaza Bandung. Tujuan penelitian ini

adalah : (1) untuk mengetahui motivasi konsumen sepeda motor kaisar pada dealer

Kaisar Plaza Bandung, (2) untuk mengetahui persepsi konsumen sepeda motor kaisar

pada Dealer Kaisar Plaza Bandung, (3) Untuk mengetahui keputusan pembelian

sepeda motor kaisar pada Dealer Kaisar Plaza Bandung, (4) Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh motivasi dan persepsi terhadap keputusan pembelian

konsumen sepeda motor kaisar pada Dealer Kaisar Plaza Bandung.

Penelitian ini memiliki tiga variabel, yaitu variabel bebas (motivasi dan persepsi) dan

variabel terikat (keputusan pembelian). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

dan verifikatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.

Populasi dipilih dari konsumen Kaisar Plaza Bandung, dan sampel sebanyak 75 orang

dengan teknik pengambilan

simple random sampling

. Metode analisis yang

digunakan adalah regresi berganda, korelasi berganda,

Method of Succesive Interval

(MSI), Koefisien Determinasi dan Rancangan Uji Hipotesis baik secara simultan

maupun secara parsial.

Hasil yang diperoleh motivasi dan persepsi mempunyai hubungan yang kuat dan

positif terhadap keputusan pembelian dengan korelasi sebesar 0,894. Secara parsial

besarnya pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 53,8%, dan

untuk persepsi adalah sebesar 26,2%. Hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial

untuk motivasi diperoleh bahwa t hitung lebih besar dari pada t tabel (7,504 > 1,993).

Dan untuk variabel persepsi diperoleh bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel

(3,965>1,993). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi

dan persepsi maka keputusan pembelian akan semakin tinggi pula.

(3)

i

Product of Consumers’ Kaisar Motorcycle in Deaer Kaisar Plaza Bandung, The

Skripsi of Management Department, Faculty of Economic Universitas Komputer

Indonesia Bandung 2011, Under the guidance Trustorini Handayani, SE.,M.Si.

The aims of research are; 1. How to know the consumers’ motivation to get product

of Kaisar Motorcycle in Dealer Kaisar Plaza Bandung, 2. How to know the

consumers’ perception to get product of Kaisar Motorcylce in Dealer Kaisar Plaza

Bandung, 3. How to know the decision to get product of Kaisar Motorcylce in Dealer

Kaisar Plaza Bandung, 4. And the last, to know how deep motivation and perception

can influence the decision to getting product of consumers’ Kaisar Motorcylce in

Dealer Kaisar Plaza Bandung.

This research has 3 variables, they are free variables (motivation and perception),

ettached variable (decision to getting product). It using descriftive and verificative

methods. Source data that used for this research was primer data and sekunder data.

Technique of getting data was validity test and realibility test. The population that

was choosen from the consumers’ kaisar Plaza Bandung. The sample that used was

75 people by using simple random sampling. The analysis method was multiple

regression analysis, correlates multiple, method of succesive internal (MSI),

Coeffecient determining and design hypothesis test with simultan method and parsial

method.

The results obtained motivations and perceptions have a strong and positive impact

on purchasing decisions with a correlation of 0.894. Partial degree of influence on

purchasing decisions are motivated by 53.8%, and for perceptions of amounting to

26.2%. The results of calculations to test the hypothesis was partially motivated

obtained t count that is greater than t table (7.504> 1.993). And for the perception

variables is obtained that t count is greater than t table (3.965> 1.993). It can be

concluded that the higher the motivation and the perception of the buying decision

will be higher as well.

(4)

iii Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahi rabbil‘alamin, seraya sujud syukur teriring dzikir Asma Al

Husna. Shalawat salam bagi jungjungan Rasulullah S.A.W., dan kepada umat

yang senantiasa berada dalam Izzul Islam Wal Muslimin. Dengan Ridha dan

Hidayah Allah, penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR KAISAR PADA DEALER KAISAR PLAZA BANDUNG” dapat diselesaikan.

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam mencapai gelar sarjana pada Jurusan Manajemen S1 fakultas ekonomi di

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan Skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan do’a

kepada penulis dalam menghadapi setiap tantangan, sehingga sepatutnya pada

kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

(5)

iv

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Ketua Program studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE, M.Si., selaku dosen Pembimbing, yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dalam menyusun Skripsi ini.

5. Ibu Windi Novianti, SE, MM. Selaku dosen wali yang telah banyak membantu

memberikan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Ibu Maya dan ibu Hana selaku pengurus sekretariat jurusan manajemen yang selalu sabar memberikan masukan dan telah banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Iyan Gumilar selaku Kepala Cabang Dealer Kaisar Bandung, yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dalam

penyusunan Skripsi ini.

9. Sri Heasti Lestari yang selalu setia memberikan support dan inspirasi dalam

mengerjakan Skripsi ini.

(6)

v

12.Keluarga besar MN-Bisnis yang telah membantu memberikan saran dan motivasi

dalam pembuatan Skripsi ini.

Terakhir penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pihak-pihak yang memerlukan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penulis, Agustus 2011 Penulis

(7)

1

1.1

Latar Belakang Penelitian

Era perdagangan bebas dan globalisasi di tandai dengan semakin meluasnya

berbagai produk dan jasa, yang menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi

perusahaan-perusahaan menjadi semakin ketat. Hal ini menyebabkan manajemen

perusahaan dituntut untuk lebih cermat menyikapi dalam menentukan strategi

bersaing. Menurut Kotler (2002:34), dalam meningkatkan persaingan masing-masing

perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan

produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang

dan berubah-ubah.

Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya kebutuhan

alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif terutama di bidang

sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya

terjangkau dan mudah perawatannya. Saat ini banyak sekali bermunculan merek

sepeda motor dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan

harga yang cukup bersaing. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang otomotif hal ini

merupakan suatu peluang untuk menguasai pangsa pasar.

Perusahaan harus selalu mencari ide-ide kreatif dan mengembangkan

teknologi untuk dapat meningkatkan penjualan dan juga memuaskan kebutuhan

(8)

peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat Indonesia diantara alat transportasi

lainnya.

Salah satu produsen sepeda motor yang ada di Indonesia saat ini adalah

Kaisar. Kaisar merupakan salah satu produsen motor dari China. Salah satu dealer

Kaisar yang terdapat di kota Bandung adalah Kaisar Plaza yang terletak di Jl. Abdul

Rahman Saleh No. 64 Bandung. Dealer ini menyediakan seluruh jenis sepeda motor

Kaisar.

Para produsen sepeda motor saat ini berlomba-lomba mengeluarkan sepeda

motor dengan tampilan dan kualitas yang bagus namun dengan harga jual yang

terjangkau. Kaisar sendiri telah mengeluarkan berbagai jenis sepeda motor untuk

meramaikan persaingan dalam bisnis ini. Kaisar membanderol produk sepeda

motornya dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan produk motor sejenis

dari pesaing. Namun dalam kenyataannya minat konsumen terhadap sepeda motor

kaisar masih sangat rendah meskipun harganya jauh lebih murah di bandingkan harga

sepeda motor pesaing di kelas yang sama.

Selain itu Kaisar juga memiliki produk sepeda motor roda tiga yaitu triseda.

Triseda biasanya digunakan untuk keperluan angkutan barang. Triseda menjadi salah

satu keunggulan Kaisar karena sampai saat ini belum ada tipe sepeda motor sejenis

(9)

Tabel 1.1

Jumlah penjualan sepeda motor kaisar pada dealer Kaisar Plaza Bandung

Sumber: Kaisar Plaza Bandung (2011)

Dalam memperebutkan pangsa pasar di kota Bandung bukanlah hal yang

mudah, Sepeda motor kaisar harus bersaing dengan produk-produk motor pesaing

dari pabrikan Jepang seperti Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki yang telah lama

menguasai pangsa sepeda motor di kota Bandung. Selain itu munculnya pabrikan

baru dari India dan Jerman yaitu TVS, Bajaj, dan Minerva membuat persaingan

semakin kompetitif.

Dari hasil survey awal yang dilakukan, 19 dari 23 responden menyatakan

bahwa kualitas Sepeda motor kaisar kurang baik dan tidak baik. Selain itu juga 16

dari 23 responden menyatakan citra Kaisar pada posisi kurang baik dan tidak baik.

Persepsi buruk konsumen tentang citra dan kualitas produk Sepeda Motor China yang

terlanjur melekat pada produk Sepeda Motor China tersebut membuat manajemen

Kaisar harus bekerja extra keras untuk meyakinkan konsumen tentang

keunggulan-keunggulan Sepeda motor kaisar di bandingkan dengan produk pesaingnya.

Fenomena ini menjadi tugas berat bagi manajemen Kaisar Plaza untuk

membentuk motivasi dan persepsi yang baik pada konsumen tentang citra dan

Triwulan

Jumlah penjualan

Target penjualan

Oktober 2010-Desember 2010

71

92

Januari 2011-Maret 2011

70

90

(10)

kualitas Sepeda motor kaisar yang tidak kalah dibandingkan dengan produk pesaing

khususnya dari pabrikan Jepang, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan jumlah penjualan Sepeda motor kaisar. Selain itu terjadinya persaingan

yang sangat ketat pada pangsa pasar sepeda motor memaksa para produsen sepeda

motor untuk melakukan strategi khusus agar tetap mampu bersaing.

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129) Perilaku pembelian konsumen

adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual maupun rumah

tangga, yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Menurut

Kotler dan Amstrong (2006: 147), konsumen akan melewati lima tahap proses

pengambilan keputusan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Biasanya dalam melakukan keputusan pembelian konsumen sangat

memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kadang konsumen merasa tidak yakin dengan

keputusannya dalam membeli produk tertentu dan meminta bantuan dari pihak lain

untuk menentukan produk apa yang harus dibeli. Tetapi tetap saja keputusan

pembelian terakhir ada dalam diri konsumen itu sendiri.

Keadaan lingkungan eksternal berpengaruh pada perilaku konsumen yang

menyebabkan manajemen pemasaran dituntut untuk selalu mengetahui perilaku

konsumen diwaktu yang akan datang. Perilaku konsumen mencerminkan mengapa

seorang konsumen membeli dan bagaimana seorang konsumen tersebut memilih dan

(11)

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan

pembelian.

Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2007:72) motivasi dapat

digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka

untuk bertindak. Menurut Kotler & Keller (2007:228) Persepsi adalah proses yang

digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi

masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan

menurut Schiffman & Kanuk (2007:137) persepsi didefinisikan sebagai proses yang

dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam

gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia.

Menurut Schiffman & Kanuk (2007:7) berbagai faktor psikologis yang

melekat pada individu (motivasi, persepsi, pengetahuan kepribadian, dan sikap)

mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi

pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian,

dan evaluasi terhadap berbagai alternative. Menurut Swasta dan Handoko (2000:58);

Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain: 1) motivasi

dan 2) persepsi.

Seorang konsumen tergerak untuk membeli suatu produk karena ada sesuatu

yang menggerakan. Proses timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk

membeli suatu produk itulah yang disebut motivasi (Tatik Suryani, 2008:27).

Menurut Tatik Suryani (2008:96) Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang

(12)

Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai

kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasar persepsi inilah konsumen,

tertarik dan membeli.

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh stimulus yang datang dari

luar dan dalam diri individu. Menurut Kotler & Keller (2007:214) perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya (Budaya, sub budaya, kelas sosial),

Sosial (kelompok acuan, keluarga), pribadi (usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan

dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, gaya hidup dan nilai), dan

psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, memori).

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian mengenai

“Pengaruh Motivasi dan Persepsi

Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Sepeda Motor Kaisar Pada Dealer Kaisar Plaza

Bandung”

.

1.2

Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1

Identifikasi Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diteliti sehubungan dengan Pengaruh

Motvasi dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor

Kaisar Pada Dealer Kaisar Plaza Bandung, maka penulis membatasi permasalahan

yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun identifikasi permasalahan ini

(13)

1.

Rendahnya minat beli konsumen terhadap sepeda motor kaisar meskipun

harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan sepeda motor pesaing.

2.

Buruknya persepsi konsumen terhadap Sepeda motor kaisar yang merupakan

salah satu produk pabrikan sepeda motor China.

3.

Persaingan dengan produk lain.

1.2.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengemukakan

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1.

Bagaimana motivasi konsumen sepeda motor kaisar pada Dealer Kaisar Plaza

Bandung

2.

Bagaimana persepsi konsumen sepeda motor kaisar pada dealer Kaisar Plaza

Bandung

3.

Bagaimana keputusan pembelian konsumen sepeda motor kaisar pada dealer

Kaisar Plaza Bandung

4.

Seberapa besar pengaruh motivasi dan persepsi terhadap keputusan pembelian

(14)

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1

Maksud Penelitian

Maksud penelitian yang dilakukan adalah mencari data dan informasi yang

dibutuhkan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengaruh motivasi dan

persepsi terhadap keputusan pembelian konsumen sepeda motor kaisar pada dealer

Kaisar Plaza Bandung.

1.3.2

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:

1.

Untuk mengetahui motivasi konsumen sepeda motor kaisar pada dealer

Kaisar Plaza Bandung

2.

Untuk mengetahui persepsi konsumen sepeda motor kaisar pada dealer

Kaisar Plaza Bandung

3.

Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen

sepeda motor kaisar

pada dealer Kaisar Plaza Bandung

4.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi dan persepsi terhadap

keputusan pembelian konsumen sepeda motor kaisar pada dealer Kaisar

(15)

1.4

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan praktis

a.

Bagi Perusahaan.

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermanfaat berupa sumbangan ide-ide bagi perusahaan untuk melakukan

strategi pemasaran dengan memperhatikan motivasi dan persepsi pada

konsumen dalam melakukan pembelian di Dealer Kaisar Plaza Bandung.

b.

Bagi Pihak Terkait (karyawan)

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mendapatkan informasi dan

menambah pengetahuan tentang motivasi dan persepsi konsumen dalam

melakukan pembelian di Dealer Kaisar Plaza Bandung.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Pengembangan Ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan

ilmu manajemen, khususnya pada teori motivasi, persepsi, dan keputusan

(16)

1.5

Lokasi dan Jadwal Penelitian

Adapun lokasi tempat dimana penulis melaksanakan penelitian adalah di Dealer

Kaisar Plaza Bandung

Tabel 1.2

Waktu pelaksanaan penelitian

KETERANGAN

BULAN

Maret

April

Mei

Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan UP

Pencarian

tempat penelitian

Pengumpulan

data dan pengolahan data

Penyusunan

(17)

11 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku Konsumen

Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen

sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Menganalisis

perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apabila kita dapat

memahami aspek-aspek psikologis manusia secara keseluruhan, kekuatan faktor

sosial, budaya dan prinsip-prinsip ekonomis serta strategi pemasaran.

Schiffman dan Kanuk (1994:7) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

berikut.

”The term consumer behavior refers to the behavior that consumers

display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of

products and services that they expect will satisfy their needs”

”Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan

kebutuhan mereka”

Engel, Blackwell, dan Miniard (1994:3) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses

(18)

Memahami perilaku konsumen tidaklah mudah karena konsumen

memutuskan pembelian tertentu yang berbeda dan sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera. Adalah tugas dari pemasar untuk

meneliti faktor-faktor yang mendasari konsumen dalam memilih salah satu atau

beberapa diantara jajaran produk yang ditawarkan perusahaan.

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:197), faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkah laku konsumen itu terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.

Gambar 2.1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Sumber : Kotler dan Amstrong (2006:197)

Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh

pemasar, namun mereka tetap harus memperhitungkannya. Kotler dan Amstrong

(2006:197) menjelaskan faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

1. Faktor Budaya yang terdiri dari beberapa sub yaitu :

Pertama, Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang

mendasar yang terdiri dari kumpulan nilai, preferensi dan perilaku. SOSIAL

Kelompok Acuan

Keluarga BUDAYA

Budaya

Sub Budaya

PSIKOLOGI Motivasi

Persepsi

Pengetahuan

Keyakinan dan sikap

PRIBADI Umur dan tahap daur hidup

Pekerjaan Situasi ekonomi

Gaya hidup

Kepribadian dan Konsep diri

(19)

Kedua, Sub Budaya banyak sub-budaya yang membentuk segmen

pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Ketiga, Kelas Sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang

berbeda dalam banyak hal.

2. Faktor Sosial yang terdiri dari beberapa sub yaitu :

Pertama, Kelompok Acuan yaitu seseorang terdiri dari semua

kelompok yang mempengaruhi langsung (tatap muka) atau tidak

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kedua, Keluarga

yang merupakan organisasi pembelian yang paling penting dalam

masyarakat, dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota

keluarga merupakan kelompok acuan primer yang sangat berpengaruh.

Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Kelurga orientasi tersendiri dari orangtua dan saudara

kandung seseorang. Ketiga, Peran dan status kedudukan seseorang

dapat ditentukan melalui peran dan status. Peran meliputi kegiatan

yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing peran

tersebut menghasilkan status.

3. Faktor Pribadi yang terdiri dari beberapa sub yaitu :

Pertama, Usia dan Tahap Siklus hidup konsumsi juga dibentuk oleh

siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok

berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. Kedua,

(20)

mengidentifikasikan kelompok profesi yang memiliki mina di atas

rata-rata atas produk dan jasa mereka. Ketiga, Gaya Hidup orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang

sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Keempat, Kepribadian

dan Konsep Diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seorang

yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkab tanggapan yang

relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4. Faktor Psikologis yang terdiri dari beberapa sub yaitu :

Pertama, Motivasi, seseorang memiliki kebutuhan yang banyak dalam

waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan

muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus dan tidak nyaman.

Kedua, Pengetahuan/Pembelajaran meliputi proses perubahan tingkah

laku seseorang yang timbul dari pengalaman

Sedangkan menurut Assael yang dikutip oleh Sutisna (2004:6)

menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

(21)

Gambar 2.2

Model Perilaku Konsumen Menurut Assael Sumber : Sutisna (2004:6)

Model yang diperkenalkan oleh Assael tersebut (Sutisna, 2004:6)

menggambarkan bahwa konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Ketiga

faktor tersebut adalah:

1. Faktor pertama adalah konsumen individual.

Artinya pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu

dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya

hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi

pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif yang tersedia.

2. Faktor kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi konsumen.

Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang

akan turut mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek yang dibeli. Umpan Balik Bagi konsumen

Konsumen Individu

Tanggapan Konsumen Pembuatan

Keputusan Konsumen Pengaruh-pengaruh

Lingkungan

Penerapan Dari Prilaku Konsumen

Pada Strategi

(22)

3. Faktor ketiga yaitu strategi pemasaran. Stretegi pemasaran yang banyak

dibahas adalah salah satunya variabel dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini, pemasar berusaha

mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli

pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia

memilih merek produk yang ditawarkan.

Sedangkan menurut James F. Angel, Roger D. Blackwell. Dan Paul W.

Miniard (1994:46) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,

yaitu:

1. Lingkungan

Konsumen hidup di dalam lingkungan yang kompleks. Perilaku

keputusan mereka dipengaruhi oleh (1) budaya; (2) kelas sosial; (3)

pribadi; (4) keluarga; dan (5) situasi. 2. Perbedaan individu

Terdapat lima faktor luar yang menggerakan dan mempengaruhi

perilaku konsumen yaitu: (1) sumberdaya konsumen; (2) motivasi dan

keterlibatan; (3) pengetahuan; (4) sikap; (5) kepribadian, gaya hidup,

dan demografi.

3. Psikologis

Ada tiga faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen:

(1) Pengolahan informasi; (2) pembelajaran; (3) perubahan sikap dan

(23)

Selanjutnya, pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang

dilakukan dengan melihat respon konsumen untuk memperbaiki strategi pemasaran di masa depan. Sementara itu konsumen individual akan mengevaluasi

pembelian yang telah dilakukannya. Jika pembelian mampu memenuhi kebutuhan

dan keinginannya, atau dengan perkataan lain mampu memuaskan apa yang

diinginkan dan dibutuhkannya, maka di masa datang akan terjadi pembelian

berulang.

2.1.2 Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakan.

Menurut Jeffrey, et al yang dikutip Tatik Suryani (2008:27) proses motivasi

terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak terpenuhi

yang menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan suatu perilaku

tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan dan hasratnya tersebut. Menurut

Kotler & Keller (2007: 226) Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong

seseorang bertindak.

Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan

dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan

tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan menurut Sigit (2002:17) menjelaskan

bahwa motivasi pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang

(24)

Menurut Tatik Suryani (2008:27) yang disebut motivasi adalah proses

timbulnya dorongan sehingga konsumen tergerak untuk membeli suatu produk. Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2007:72) motivasi dapat digambarkan

sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk

bertindak.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

suatu keadaan dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak guna

mencapai tujuan.

Dr. Abraham Maslow yang dikutip Schiffman & Kanuk (2007:88)

menyusun teori manusia yang diterima secara luas berdasarkan pada gagasan

mengenai hierarki kebutuhan manusia yang universal. Teori Maslow mengenal

lima tingkat dasar kebutuhan manusia, yang diurutkan berdasarkan pentingnya

dari tingkat kebutuhan yang paling rendah (biogenis) ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi (psikogenis).

2.1.2.1 Kebutuhan Fisiologis

Menurut Ujang Sumarwan (2004:39) kebutuhan fisiologis adalah

kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup. Dalam teori hierarki

kebutuhan, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia tingkat pertama

dan paling dasar. Kebutuhan ini, yang diperlukan untuk menunjang kehidupan

(25)

2.1.2.2 Kebutuhan akan Keamanan

Setelah kebutuhan pertama terpenuhi, kebutuhan akan keamanan dan perlindungan menjadi kekuatan pendorong dibelakang perilaku individu.

Kebutuhan ini jauh lebih desar dari sekedar keamanan fisik, meiputi ketertiban,

stabilitas, kebiasaan sehari-hari, keakraban dan pengendalian atas kehidupan diri

dan lingkungan.

2.1.2.3 Kebutuhan Sosial

Tingkat hierarki Maslow yang ketiga meliputi berbagai kebutuhan seperti

cinta, kasih saying, pemilikan, dan penerimaan. Kebutuhan tersebut berdasarkan

kepada perlunya manusia berhubungan satu dengan yang lainnya. Pernikahan dan

keluarga adalah cermin kebutuhan social yang dipraktikan oleh manusia.

2.1.2.4 Kebutuhan akan Kepentingan Diri Sendiri (egoistic)

Menurut Ujang Sumarwan (2004:41) kebutuhan ego atau esteem yaitu

kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari

yang lainnya. Tingkat ini berhubungan dengan kebutuhan akan kepentingan diri

sendiri. Kebutuhan ini dapat berorientasi ke dalam maupun keluar diri atau

kedua-duanya. Kebutuhan ego yang terarah kedalam diri mencerminkan kebutuhan

individu akan penerimaan diri, harga diri, kesuksesan, kemandirian, kepuasan

pribadi atas pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik. Kebutuhan ego yang

terarah keluar diri meliputi kebutuhan akan martabat, nama baik, status dan

(26)

2.1.2.5 Kebutuhan akan aktualisasi diri

Menurut Ujang Sumarwan (2004:41) Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan untuk bisa menyampaikan ide, gagasan dan system nilai yang

diyakininya kepada orang lain. Derajat tertinggi atau kelima dari kebutuhan

adalah keinginan dari seorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang

yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

2.1.3 Persepsi

Menurut Kotler & Keller (2007:228) Persepsi adalah proses yang

digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi

masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2007:137) persepsi didefinisikan

sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai

dunia.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan

masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Konsumen memilki sejumlah persepsi, atau citra yang bertahan lama dan

sangat relevan untuk studi perilaku konsumen. Produk dan merk mempunyai nilai

simbolis bagi individu, yang menilainya atas dasar konsistensi (kesesuaian)

(27)

Citra yang dipunyai produk tertentu dalam pikiran konsumen yaitu,

pengaturan posisinya mungkin lebih penting bagi sukses akhir daripada karakteristik produk yang sebenarnya. Strategi pengaturan posisi merupakan

intisari bauran pemasaran.

2.1.3.1 Pengaturan Posisi Jasa

Karena jasa tidak dapat dilihat, maka citra menjadi faktor kunci dalam

membedakan satu jasa dari para pesaingnya. Dengan demikian, tujuan pemasaran

adalah untuk memungkinkan konsumen menghubungkan suatu citra khusus

dengan merk khusus.

Perancangan lingkungan perusahaan merupakan aspek penting dalam

strategi mengatur posisi perusahaan dan sangat mempengaruhi kesan konsumen

dan perilaku konsumen dan karyawan.

2.1.3.2 Pandangan atau Persepsi Mengenai Harga

Menurut Schiffman & Kanuk (2007:160) Bagaimana Konsumen

memandang harga tertentu (tinggi, rendah, wajar) mempunyai pengaruh yang kuat

terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli. Tidak seorangpun yang akan

gembira jika mengetahui bahwa ia membayar dua kali harga yang dibayar orang

yang duduk di kursi di sebelahnya untuk sebuah tiket penerbangan atau tiket

bioskop. Persepsi ketidakadilan harga mempengaruhi konsumen terhadap nilai

(28)

atau perusahaan jasa. Strategi yang mengurangi ketidakadilan harga yang

dirasakan akan meningkatkan pandangan terhadap nilai produk.

2.1.3.3 Kualitas yang Dirasakan atau Dipersepsikan

Konsumen secara langsung atau tidak langsung akan memberikan

penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya.

Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima

dan dialalmi dibandingkan dengan yang diharapkan. Para konsumen seringkali

menilai kualitas produk atau jasa tertentu atas berbagai macam isyarat informasi

yang mereka hubungkan bengan produk.

2.1.3.4 Citra Toko Ritel

Toko-toko ritel (toko eceran) mempunyai citra toko itu sendiri yang membantu mempengaruhi kualitas produk yang dirasakan dan keputusan

konsumen mengenai dimana akan berbelanja. Keragaman jenis produk juga

mampengaruhi citra toko ritel. Jenis produk yang ingin dibali konsumen

mempengaruhi pikiran mereka terhadap toko ritel; sebaliknya, penilaian

konsumen terhadap suatu produk seringkali dipengaruhi oleh pengtahuan

mengenai dimana barang tersebut dibeli.

2.1.3.5 Citra Pabrikan

Imajinasi yang dilakukan konsumen meluas melampaui harga dan citra

(29)

baik biasanya menemukan bahwa produk-produk mereka yang baru lebih mudah

diterima daripada produk pabrikan yang mempunyai citra kurang baik. Sekarang ini banyak perusahaan menggunakan iklan, pameran, dan menjadi sponsor

berbagai acara kemasyarakatan untuk meningkatkan citra mereka.

2.1.3.6 Risiko yang Dirasakan

Menurut Schiffman & Kanuk (2007:170) risiko yang dirasakan

didefinisikan sebagai ketidakpastian yang dihadapi para konsumen jika mereka

tidak dapat meramalkan kosekuensi keputusan membali mereka. Sebangkan Tatik

Suryani (2008: 114) risiko yang dipersepsikan didefinisikan sebagai

ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak mampu melihat

kemungkinan yang akan terjadi dari keputusan pembelian yang dilakukan.

Ketika membeli konsumen akan mempertimbangkan risiko yang akan terjadi. Karena hasil (atau konsekuensi) keputusan tersebut sering tidak pasti,

konsumen merasa adanya tingkat risiko tertentu dalam mengambil keputusan

pembelian. Tingkat risiko yang dirasakan konsumen dan toleransi mereka sendiri

untuk pengambilan risiko merupakan faktor yang mempengaruhi strategi

pembelian mereka.

2.1.4 Keputusan Pembelian

2.1.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pemahaman mengenai keputusan pembelian konsumen meliputi

(30)

dan tidak menggunakan barang atau jasa. Memahami konsumen tidaklah mudah

karena setiap konsumen memutuskan pembelian tertentu yang berbeda-beda dan sangat bervariasi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129)

Consumer buyer behavior is the buying behavior of final

consumer-individuals and households who buy goods and services for personal

consumption.

Artinya: Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir

dari konsumen, baik individual maupun rumah tangga, yang membeli

barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Menurut Fandy Tjiptono (2005:156),

“Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan

pembelian”

Berdasarkan defenisi yang disampaikan oleh para ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perilaku pembelian konsumen adalah

perilaku konsumen dalam membeli produk atau menggunakan produk yang

dikonsumsi secara pribadi yang didasari oleh informasi tentang keunggulan

produk.

Keputusan pembelian merupakan proses yang tidak bisa dilepaskan dari

sifat-sifat keterlibatan konsumen dengan produk. Menurut Mowen (Sutisna,

(31)

pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan

oleh stimulus. Oleh karena itu, ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang mempunyai

keterlibatan yang rendah atas pembelian suatu produk”.

2.1.4.2 Tipe-Tipe Keputusan Membeli

Perilaku membeli sangat berbeda untuk setiap produk yang akan dibeli.

Semakin komplek keputusan, biasanya akan melibatkan semakin banyak pihak

yang terkait dan semakin banyak pertimbangan. Menurut Kotler (2006:190) menyatakan bahwa tipe-tipe perilaku keputusan pembeli terdiri atas :

1. Perilaku membeli yang kompleks. Tingkah laku pembeli yang kompleks

(complex behaviour), perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi

bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli, dan adanya

perbedaan pandangan yang signifikan antara merek yang satu dengan

merek yang lain. Hal ini biasanya merupakan kasus saat produksi yang

bersangkutan makin jarang di beli, berisiko, dan mengekspresikan pribadi.

2. Perilaku membeli karena kebiasaan. Perilaku membeli konsumen dalam

situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit.

Perbedaan yang dirasakan diantara merek-merek yang ada.

3. Perilaku membeli yang mencari variasi. Perilaku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen tetapi

(32)

4. Perilaku membeli yang mengurangi ketidakcocokan. Tingkah laku

membeli yang mengurangi ketidakcocokan (dissonance reducing buying behaviour). Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah

pembelian, namun melihat sedikit perbedaan diantara merek-merek dan

tidak melihat adanya perbedaan merek yang signifikan. Keterlibatan

sebagai fungsi di dasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang

dilakukan dan beresiko.

2.1.4.3 Tipe-Tipe Konsumen Dalam Mengambil Keputusan

Keputusan yang diambil satu konsumen dengan konsumen lainnya relatif

berbeda, namun para ahli berusaha membuat sejumlah model yang mampu

mengakomodasi berbagai keputusan konsumen tersebut. Menurut Schiffman &

Kanuk (2003:560), terdapat empat macam model konsumen yang mempunyai

cara pandang yang berbeda dalam mengambil keputusan yaitu:

1. AnEconomic View

Dalam pasar persaingan sempurna konsumen sering digolongkan sebagai

orang yang mengambil keputusan dengan rasional. Model ini disebut

dengan teori economic man. Untuk mengambil keputusan secara rasional,

konsumen harus (1) menyadari semua alternatif produk yang tersedia, (2)

mampu membuat urutan setiap alternatif yang berkatian dengan keuntungan dan kerugiannya, (3) mampu untuk mengidentifikasi alternatif

(33)

lengkap atau bahkan tingkat keterlibatan yang cukup untuk membuat

keputusan yang sempurna. 2. APassive View

Pada dasarnya konsumen itu mengikuti keinginannya sendiri dan

usaha-usaha dari pemasar. Konsumen dirasakan sebagai pembeli yang impulsif

(menuruti kata hati) dan tidak logis serta bersedia untuk menerima

tujuan-tujuan dari pemasar.

3. ACognitive View

Konsumen digambarkan sebagai orang yang aktif mencari produk atau

jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan memperkaya hidup mereka.

Model ini memfokuskan pada proses bagaimana konsumen mencari dan

menilai informasi mengenai merek dan toko yang dipilih.

4. AnEmotional View

Konsumen dalam mengambil keputusan berdasarkan pada emosi dan tidak

menekankan pada pencarian informasi sebelum pembelian. Bahkan lebih

menekankan pada perasaan dan suasana hati pada saat itu. Hal ini tidak

berarti bahwa keputusan yang emosional bukan merupakan keputusan

yang rasional.

2.1.4.4 Peran Konsumen Dalam Membeli

Menurut Kotler (2006:202) ada lima peranan yang dimainkan orang dalam

(34)

1. Pencetus, seseorang yang pertama kali mengusulkan untuk membeli

produk atau jasa.

2. Pemberi pengaruh, seseorang yang pandangan atau sarannya dapat di

pengaruhi terhadap proses keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan, seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap

komponen keputusan pembelian apakah membeli atau tidak.

4. Pembeli, orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

5. Pemakai, seseorang yang mengkonsumsi menggunakan produk atau jasa

yang bersangkutan.

Pemasar perlu mengetahui siapa saja yang terlibat dalam setiap keputusan

pembelian dan apa peranan yang dimainkan setiap orang, untuk beberapa produk

tertentu, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan dalam

pembelian, tetapi apabila sulit dalam mengenali pengambil keputusan, maka harus di ketahui terlebih dahulu peran yang mungkin dimainkan oleh konsumen dalam

suatu keputusan pembelian.

2.1.4.5 Tahap Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2006: 147), konsumen akan melewati lima

tahap proses pengambilan keputusan yaitu pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian

aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Proses tersebut

(35)

Gambar2.3

Buyer Decisions Process

Sumber : Kotler dan Amstrong (2006: 147)

Sebelum melakukan pembelian maka konsumen akan melakukan penilaian

dan evaluasi terhadap berbagai alternative yang dapat memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Keputusan untuk membeli timbul karena adanya penilaian

objektif atau karena adanya dorongan emosi, keputusan untuk bertindak adalah

hasil dari serangkaian aktifitas yang dapat dideskripsikan dalam proses

pembelian. Rangkaian proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan

Amstrong (2006: 147) diuraikan dalam bentuk pemaparan sebagai berikut.

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan

keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh

rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang

memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah

konsumen, pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering

membangkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat

mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. Information

Search

Evaluation of Alternative

Purchase Decision

Postpurchase Behavior Need

[image:35.612.126.511.102.211.2]
(36)

2. Pencarian Informasi

Minat utama pemasar berfokus pada sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap

keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen dibagi menjadi

empat kelompok, yaitu:

a. Sumber Pribadi, terdiri dari keluarga, teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersial, terdiri dari iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

dan pajangan

c. Sumber publik, terdiri dari media massa, organisasi konsumen

pemerintah

d. Sumber pengalaman, terdiri dari penangan dan pemakaian produk.

Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi berbeda-beda

bergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber

komersial yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang paling

efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap informasi menjalankan fungsi yang

berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. informasi komersial

biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi dan sumber pribadi menjalankan

fungsi legitimasi dan/atau evaluasi.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah inforasi di peroleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif

pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan

(37)

a. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian

konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

b. Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri

produk dari pada penonjolan ciri-ciri produk.

c. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.

d. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan

kepuasan yang diperoleh dengan tingkat alternativ yang

berbeda-beda setiap hari.

e. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari

sekian banyak ciri-ciri barang.

4. Keputusan Pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam

kumpulan pilihan (tahap evaluasi). Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, dua faktor tersebut dapat

berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, seperti terilhat pada

Gambar:

Gambar 2.4

Tahapan Antara Evaluasi Alternatif Dan Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Amstrong (2006:228)

Evaluasi

alternatif pembelianNiat

Sikap orang lain

Faktor situasi yang tidak terantisipasi

(38)

Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain

mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

(2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar

sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen,

konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Keadaan sebaliknya juga

berlaku: Preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang

yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Pengaruh orang lain

menjadi rumit jika beberapa orang yang dekat dengan pembeli memiliki pendapat

yang saling berlawanan dan pembeli tersebut ingin menyenangkan mereka semua.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat

muncul dan mengubah niat pembelian. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,

menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan. Besarnya risiko yang dipikirkan berbeda-beda menurut besarnya

uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpastian atribut, dan besarnya

kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu

untuk mengurangi risiko, seperti penghindaran keputusan, pengumpulan informasi

dari teman-teman, dan preferensi merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar

harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen

akan adanya risiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi

(39)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen puas

kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Ketidak puasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan

yang tak terpenuhi. Ketidak puasan akan sering terjadi jika terdapat jurang antara

pengharapan dan prestasi. Konsumen yang merasa tidak puas akan menghentikan

pembelian produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita

buruk tersebut ke teman-teman mereka. Oleh karena itu perusahaan harus

berusaha memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam

proses pembelian.

2.1.5 Keterkaitan Motivasi, Persepsi dan Keputusan Pembelian 2.1.5.1 Pengaruh Motivasi terhadap Keputusan pembelian

Menurut Jeffrey, et al yang dikutip Tatik Suryani (2008:27) proses

motivasi terjadi karena adanya kebutuhan, keinginan maupun harapan yang tidak

terpenuhi yang menyebabkan timbulnya ketegangan. Pada tingkat tertentu

ketegangan ini akan berubah menjadi hasrat yang mendorong individu melakukan

suatu perilaku tertentu guna memenuhi kebutuhan, keinginan dan hasratnya

tersebut.

(40)
[image:40.612.116.502.86.370.2]

Gambar 2.5 Model Motivasi Sumber: Ujang Sumarwan (2004:35)

Menurut Ujang Sumarwan (2004:35) pengenalan kebutuhan akan

menyebabakan tekanan (tension) kepada konsumen sehinggga adanya dorongan

pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (

goal-directed behavior). Tindakan tersebut bisa berbagai macam. Pertama, konsumen

akan mencari informasi mengenai produk, merek, atau toko. Kedua, konsumen

mungkin akan berbicara kepada teman, saudara, atau mendatangi toko. Ketiga,

konsumen mungkin membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.

Sedangkan menurut Amirullah (2002:36) menjelaskan bahwa kekuatan

individu terdiri dari pengalaman belajar dan memori (learning and memory), kepribadian dan konsep diri (personality and self concept), motivasi dan

keterlibatan (motivation and involvement), sikap (attitude), dan gaya hidup (life

Kebutuhan dan keinginan yang tidak terpenuhi

Tekanan Dorongan Perilaku Tujuan: Memenuhi Kebutuhan

Proses kognitif

(41)

style) adalah kekuatan yang melekat pada konsumen yang mempengaruhi

keputusan membeli.

2.1.5.2 Pengaruh Persepsi terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen memilki sejumlah persepsi, atau citra yang bertahan lama dan

sangat relevan untuk studi perilaku konsumen. Produk dan merek mempunyai

nilai simbolis bagi individu, yang menilainya atas dasar konsistensi (kesesuaian)

dengan gambaran pribadi mereka mengenai diri sendiri.

Menurut Tatik Suryani (2008:96) pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk persepsi

yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan

mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasar

persepsi inilah konsumen tertarik dan membeli.

Menurut Ujang Sumarwan (2004:70) bagaimana seorang konsumen

melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah yang disebut

dengan persepsi konsumen. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu

produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut.

Peter dan Olson (2002) mengatakan bahwa pengambilan keputusan

membeli sebagai proses pemecahan masalah. Proses ini diawali dengan adanya

persepsi konsumen akan adanya suatu masalah karena ada keinginan yang tidak

terpenuhi. Konsumen akhirnya membuat keputusan tentang perilaku mana yang

(42)

2.1.5.3 Pengaruh Motivasi dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh stimulus yang datang dari

luar dan dalam diri individu. Menurut Kotler & Keller (2007:214) perilaku

pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya (Budaya, sub budaya,

kelas sosial), Sosial (kelompok acuan, keluarga), pribadi (usia dan tahap siklus

hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, gaya

hidup dan nilai), dan psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, memori).

Menurut Schiffman & Kanuk (2007:7) berbagai faktor psikologis yang

melekat pada individu (motivasi, persepsi, pengetahuan kepribadian, dan sikap) mempengaruhi cara masukan dari luar pada tahap masukan mempengaruhi

pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum

pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.

Menurut Swasta dan Handoko (2000:58); Faktor internal yang dapat

mempengaruhi perilaku konsumen antara lain: 1) motivasi dan 2) persepsi. Proses

keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh bermacam-maam dorongan.

Walaupun keputusan membeli sama sekali tidak bisa untuk dipaksakan oleh

produsen, akan tetapi karena adanya motif-motif pembelian itu maka para

produsen dapat mempengaruhi atau memperbesar kecenderungan para konsumen

tersebut untuk membeli dengan berbagai cara diantaranya dengan mengadakan

(43)
[image:43.612.119.554.129.699.2]

Table 2.1 Penelitian terdahulu No Peneliti/tahun Judul Hasil

/Kesimpulan

Persamaan Perbedaan

1 Dewi Urip

Wahyuni

Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap

Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek

“Honda” di Kawasan Surabaya Barat

motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Menggunakan variable Motivasi dan Persepsi

Objek penelitian terdahulu terhadap sepeda motor Honda. Penelitian sekarang terhadap motor Kaisar

2 Mashadi pengaruh

motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian minuman kemasan merek “teh botol sosro" di kawasan depok Ada pengaruh yang signifikan dari motivasi, persepsi, sikap dan pembelajaran konsumen terhadap keputusan pembelian minuman kemasan merek Teh Botol

Sosro di

Kawasan Depok

Menggunakan variable Motivasi dan Persepsi Objek penelitian terdahulu terhadap minuman kemasan merek Teh Botol Sosro. Penelitian sekarang terhadap motor Kaisar

3 Connie Susilawati

Pengaruh motivasi dan persepsi terhadap pembelian rumah di Dilly, Timor timur

(44)

2.2 Kerangka Pemikiran

Persaingan dunia bisnis di era globalisasi ini, menuntut setiap perusahaan

untuk mengembangkan keunggulan bersaing untuk menjaga kelangsungan hidup

perusahaan. Perusahaan dapat melakukan berbagai cara untuk mengatasi

persaingan tersebut, baik melalui lingkungan internal maupun dari lingkungan

eksternal. Lingkungan eksternal memiliki peranan penting dalam mempengaruhi

konsumen untuk melakukan pembelian.

Tujuan utama pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen sasaran, karena itu perusahaan harus memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Untuk mendorong proses pembelian dari

konsumen terhadap produknya, perusahaan dituntut untuk membuat produk yang

memiliki keunikan sehingga berbeda dari produk pesaing.

Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah

sederhana. Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka,

namun bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi

mereka yang lebih dalam. Untuk itulah perusahaan harus berusaha memahami

perilaku konsumen terutama dalam melakukan pengambilan keputusan

pembeliannya. Hubungan rangsangan pemasaran dan lingkungan terhadap

(45)

Gambar 2.6

Model Of Buyer Behavior

Sumber: Kotler dan Amstrong (2006:129)

Berdasarkan Gambar di atas, dapat diketahui bahwa rangsangan

pemasaran dan lingkungan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, namun

sebelumnya harus melalui proses terlebih dahulu yang disebut sebagai kesadaran

pembeli, jadi tugas manajemen Kaisar adalah memahami yang terjadi dalam

kesadaran pembeli antara datangnya rangsangan dan keputusan pembelian.

Schiffman dan Kanuk (2003:443) mengidentifikasi proses pengambilan

keputusan konsumen dalam menggunakan produk secara sederhana yang dikenal

dengan istilah Model sederhana pengambilan keputusan konsumen, yang terdiri

dari tiga komponen utama: masukan, proses dan keluaran. Ketiga proses tersebut dijelaskan dalam Gambar berikut :

Marketing Stimuli Price Product Place Promotion Other Stimuli Economic Technology Politic Culture Characteri stics Buyers Culture Social Personal Psychologi cal Buyers Decicion ProcessProblem Recognition Information search

Evaluation of alternative

Purchase decicion

Post of puschase behaviour Buyers Decicions Product choice

Brand choice

Dealer choice

Purchase timing

(46)
[image:46.612.122.501.116.534.2]

Gambar 2.7

Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Schiffman & Kanuk (2007:493)

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Benyamin Molan (2003;223) untuk

sampai pada keputusan membeli atau mengkonsumsi jasa, konsumen akan

mengalami 5 tahap yaitu dimulai dengan mngenali permasalahan yang dihadapi

dengan mencari iformasi mengenai solusi permasalahannya, melakukan evaluasi terhadap alternatif–alternatif yang ada dan akhirnya melakukan pembelian.

Pengaruh Eksternal

Perilaku setelah Pembelian

Pengambilan Keputusan Konsumen

Out put

Usaha Pemasaran Perusahaan

1. Produk 2. Promosi 3. Harga

4. Saluran distribusi

Lingkungan Sosiobudaya

1. Keluarga 2. Sumber Informal

3. Sumber nonkomersial lain 4. Kelas Sosial

5. Subbudaya dan budaya

Masukan

Pengalaman

Bidang Psikologi

1. Motivasi 2. Percepsi 3. Pembelajaran 4. Kepribadian 5. Sikap

Pengenalan Kebutuhan Penelitian Sebelum Pembelian Evaluasi Alternatif Proses Pembelian 1. Percobaan 2. Pembelian ulang

Post pur chase evaluation Keluaran

(47)

Setelah itu konsumen akan melakukan evaluasi terhadap proses pembelian

[image:47.612.220.419.160.449.2]

tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.8

Model Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2003 : 223)

1. Pengenalan Masalah

Proses mulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan,

pembeli meraasakan adanya perbedaan antara yang nyata dengan yang

dihasilkan hal ini pemasar meneliti secara seksama apa yang dibutuhkan

oleh konsumen.

Pengenalan Kebutuhan

(Problem Recognation)

Pencarian Informasi

(Information Search)

Evaluasi Alternatif

(Alternative Evaluation)

Keputusan Pembelian

(Purchase Decision)

Perilaku Setelah Membeli

(48)

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok yaitu sumber pribadi, sumber niaga, sumber umum, dan sumber pengalaman. Pemasaran

harus mengidentifikasikan sumber-sumber diatas dengan cermat dan

menilai pentingnya masing - masing sumber tersebut. selanjutnya

perusahaan harus merangsang unsur-unsur bauran pemasaran secara cepat,

tepat, dan terarah agar pembeli menaruh perhatian serius untuk

mempertimbangkan keinginanya sehingga peluang dapat direkrut.

3. Penilaian Alternatif

Pada tahap ini konsumen melakukan penilaian terhadap produk yang akan

dibelinya, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan alternatif

terhadap lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif

konsumen, yaitu:

 sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian

konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

 pemasar hendaklah lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri

produk daripada penonjolan ciri-ciri produk.

 Kepercayaan konsumen terhadap ciri-merek yang menonjol.

 Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan

kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang

berbeda-beda setiap hari.

 Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari

(49)

4. Keputusan Pembelian

penilaian terhadap keputusan membeli didahului oleh maksud keputusan membeli, artinya apa yang menyebabkan maksud itu untuk membeli

tersebut.

5. Perilaku Pasca Pembelian

keputusan pasca pembelian adalah kepuasan pembeli setelah ia membeli

produk tersebut. ada beberapa tingkat kepuasan yaitu sangat puas, sedikit

puas, kecewa dan sangat kecewa.

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh stimulus yang datang dari

luar dan dalam diri individu. Faktor luar/eksternal terdiri dari faktor budaya

(budaya, sub budaya, dan kelas sosial), sosial (kelompok acuan, keluarga serta

peran dan status) dan kepribadian (usia, tahap siklus hidup, kepribadian dan

konsep diri), (Kotler, 2006:175), sedangkan faktor dari dalam/internal adalah

faktor yang akan membentuk suatu sikap individu yang kemudian melakukan

pembelian. Faktor tersebut antara lain adanya kebutuhan, keinginan, motivasi dan

(50)
[image:50.612.135.505.68.385.2]

Gambar 2.9

Paradigma Pengaruh Motivasi dan Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian

2.3 Hipotesis

Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris (Moh. Nasir, 2003:151). Hipotesis

menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis

adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta

panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan

fenomena-fenomena yang kompleks.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan beru Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan akan keamanan Kebutuhan social

Kebutuhan Ego Aktualisasi diri

PERSEPSI

Pengaturan posisi jasa Pandangan atau persepsi mengenai harga Kualitas yang dirasakan atau dipersepsikan Citra toko Citra pabrikan Risiko yang dirasakan

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(51)

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

empirik. (Sugiyono, 2005:70)

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi

Arikunto, 2006:8). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh dari pengumpulan data.

Berdasarkan uraian di atas penulis membuat suatu hipotesis sebagai

berikut.

1. Motivasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

2. Persepsi berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen

3. Motivasi dan persepsi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

(52)

46 3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh data – data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut

yang berjudul : “Pengaruh Motivasi dan Persepsi Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Sepeda Motor Kaisar Pada Dealer Kaisar Plaza Bandung”.

Menurut Husein Umar (2004:303), mengatakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana

dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan tiga variabel yang akan

diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).

Variabel independent dalam penelitian ada 2 yaitu; Motivasi (X1) dan

Persepsi (X2).

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independent. Variabel dependent (Y) dalam penelitian ini

(53)

Motivasi dan Persepsi merupakan faktor penyebab, sedangkan Keputusan

Pembelian merupakan faktor akibat. Objek penelitian ini dilakuk

Gambar

Gambar 2.3 Buyer Decisions Process
Gambar 2.5 Model Motivasi
Table 2.1 Penelitian terdahulu
Gambar 2.7 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kemampuan dan fasilitas-fasilitas yang ada pada Microsoft Visual Basic 6.0 diharapkan aplikasi dapat dipergunakan semudah mungkin oleh bagian administrasi klinik dan

Untuk memotivasi mahasiswa dalam belajar, pihak Jurusan haruslah memperhatikan kebutuhan mahasiswa dari segi fasilitas belajar, karena fasilatas belajar terutama dari

Thus denervation of the CA in six-day-old mated females did not cause a decrease in the high levels of CYP4C7 mRNA, and denervation in four-day-old mated insects did not prevent

Hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa MI Ma’arif NU 01 Sokawera adalah peran orang tua dalam memotivasi belajar antara lain

Reporting mainly aggressive encounters with leopards can erode local people’s tolerance and worsen the situation by forcing the Forest Department to unnecessarily trap the wild

Untuk informasi yang tidak bias (yang tidak berat sebelah), informasi dan petunjuknya dapat dipercaya dan merupakan media massa yang dapat diterima langsung oleh

Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemakai (user) dalam pencatatan Administrasi peserta dan dapat membantu proses penyimpanan data siswa sehingga tidak

Panitia diberikan hak dan wewenang untuk mempublikasikan setiap karya tulis ilmiah pemenang lomba dengan tetap mencantumkan nama penulisnya. Seleksi diadakan dalam 2 tahap. Tahap