• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. BIO Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalisat Dalam memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. BIO Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalisat Dalam memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

iii

ABSTRAK

Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis

Artikel Vaksin

(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi

Jurnalis Menulis Artikel Vaksin Di Media Cetak Kota Bandung) Oleh :

Nama : Fitri Juliyanti NIM : 41811071

Skripsi ini dibawah bimbingan : Rismawaty, S.Sos., M.Si.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin di media cetak kota Bandung. Untuk menjawab strategi tersebut peneliti menggunakan tiga subfokus yaitu perencanaan komunikasi, kebijakan komunikasi dan aksi komunikasi.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung ke lapangan, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik sampling dalam pemilihan informan yang digunakan adalah menggunakan teknik purposive sampling melalui pertimbangan yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan komunikasi yang dilakukan oleh corporate communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist dalam memotivasi jurnalis untuk menulis vaksin adalah dengan membuat program dimana jurnalis diberikan pengertian yang ringan mengenai vaksin dan teknologinya. Kebijakan komunikasi corporate communication Bio Farma untuk memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin dengan pemenuhan program kerja prioritas yang menjadi komitmen antara corporate communication Bio Farma dengan perusahaan. Aksi komunikasi corporate communication Bio Farma untuk memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin dengan melaksanakan school of vaccine for journalist dua kali dan menggunakan angket sebagai bentuk komunikasi dengan peserta school of vaccine for journalist.

Kesimpulan penelitian ini bahwa Strategi Komunikasi Corporate Communication PT. Bio Farma (Persero) Melalui Program School Of Vaccine For Journalist Dalam Memotivasi Jurnalis Menulis Artikel Vaksin adalah dengan program yang berkonsep seperti membagi pengalaman untuk memberikan edukasi kepada jurnalis mengenai hal-hal dasar mengenai vaksin dan teknologinya yaitu bioteknologi. Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang vaksin dan jurnalistik, jurnalis yang hadir sebagai peserta dapat menulis berita mengenai vaksin sebagai hasil dari mengikuti school of vaccine for journalist.

Saran pada penelitian ini untuk PT. Bio Farma (Persero) adalah program school of vaccine for journalist dapat dilakukan dengan waktu yang lebih efisien agar peserta terhindar dari kejenuhan.

(2)

iv

ABSTRACT

Corporate Communication Of Pt Bio Farma (Persero)’S Communication Strategy Through School Of Vaccine For Journalist Program On Motivating Journalist

To Write Vaccine Article

(Corporate Communication Of Pt Bio Farma (Persero)’S Communication Strategy

Descriptive Study Through School Of Vaccine For Journalist Program On Motivating Journalist To Write Vaccine Article)

By :

communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article at printed media in bandung. To answer this strategy, researcher used 3 sub-focus that is named communication planning, communication principle, and communication action.

Approximation method of this research is quantitative and descriptive method. Data collection technique through interview dan observation to the field, documentation and studying. Sampling technique on informant selection that has been used, is purpose sampling technique

through consideration that matched this research’s purposes.

This research’s result showed that communication planning that corporate

communication of pt bio farma (persero) does through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article is to programmed where the journalists bestowed a simple menaing of vaccine and the technology of vaccine. Communication principle of corporate communication of pt bio farma (persero)’s communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article with fullfiling job desk priority that being commitment beetween corporate communication of bio farma

and the company. Communication action of corporate bla bla bla … is to writing vaccine article

through school of vaccinr for journalist twice and using questionnaire as a form of communication with school of vaccine for journalist participant.

This research’s conclusion is that corporate communication of pt bio farma (persero)’s communication strategy descriptive study through school of vaccine for journalist program on motivating journalist to write vaccine article with concepted program as experience sharing, to be giving education to journalist about basic thing about vaccine and technology of vaccine that is called biotechnology. Through represent of compentent expert informant of vaccine and journalism, journalist participant can write a report about vaccine as the result of abreast school of vaccine for journalist.

This research’s advice for pt bio farma persero is that school of vaccine for journalist

programm can be diong through more efficient time to aim that the participants out of tired and saturated.

(3)

PRODUK VAKSIN SANGAT AMAN

Selasa, 12 Agustus 2014 08:33 WIB | 5.206 Views

Pewarta: Syarif Abdullah

ILUSTRASI-Vaksin (ANTARA/Prasetyo Utomo)

“ ... vaksin sudah terbukti efektif mengatasi wabah penyakit berbahaya di

dunia... "

Bandung (ANTARA News) - "Produk vaksin yang beredar di dunia kesehatan

sangat aman karena diproduksi melalui proses penelitian, pengujian, serta

sertifikasi yang dilakukan ketat oleh lembaga independen global yang kompeten,"

kata Pakar Kedokteran Anak Universitas Padjadjaran, Prof Dr Kusnadi Rusmil, di

(4)

Rusmil menyatakan itu pada Kursus Vaksin Bagi Jurnalis, di Aula PT Bio Farma

(Persero), Kota Bandung. Ia menyebutkan, vaksin yang digunakan untuk program

imunisasi merupakan produk paling efektif untuk mengentaskan sejumlah

penyakit berbahaya dan sifatnya massal seperti polio, campak, hepatitis,

tubercolosis, difteri, pertusis, dan lainnya.

Bahkan, podusen vaksin dunia, termasuk PT Bio Farma (Persero) di dalamnya

sudah berhasil menemukan dan menggabungkan sejumlah vaksin dalam satu

produk yakni vaksin pentabio sehingga lebih efektif dan mudah.

"Vaksin lebih efektif dan teknologinya tingkat tinggi, Indonesia beruntung karena

memiliki PT Bio Farma, salah satu produsen vaksin kelas dunia yang produknya

sudah dipakai di ratusan negara di dunia," katanya.

Pada kesempatan itu, Rusmil meluruskan pendapat negatif terkait vaksin yang

menurut dia masih dikait-kaitkan dengan massa lalu penggunaan vaksin.

Vaksin mulai dipergunakan sejak 1800-an, dan saat ini teknologinya sudah sangat

jauh lebih baik dan modern. Proses produksi vaksin menggunakan teknologi

tingkat tinggi, teliti dan ketat.

"Penggunaan vaksin sudah terbukti efektif mengatasi wabah penyakit berbahaya

di dunia," kata dia.

Ia menyebutkan, produk vaksin melewati uji klinis yang melibatkan ribuan

sampel dan hasilnya terbukti mampu memberikan kekebalan terhadap penyakit

(5)

"Tak ada alasan meragukan produk vaksin, dan program imunisasi merupakan

upaya massal untuk menangani wabah penyakit yang efektif," katanya.

Ia menyebutkan, jumlah vaksin yang diproduksi di dunia cukup banyak, namun

masih banyak penyakit yang belum ada vaksinnya seperti untuk HIV, dengue,

ebola, flu burung dan lainnya.

"Kami menyambut baik karena produsen vaksin nasional kita, PT Bio Farma

tengah melakukan riset dan hampir final, sehingga vaksin itu insya allah bisa

segera diproduksi di dalam negeri," kata Kusnadi menambahkan.

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © ANTARA 2014

VAKSIN PRODUKSI BIO FARMA DITERIMA DI 130

NEGARA

(6)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Vaksin buatan PT Bio Farma sudah

diterima di negara-negara lain, termasuk negara Islam. Komisioner Biofarma,

Ihsan Setiadi Latief mengatakan pihaknya harus siap memberikan jawaban dari

setiap pertanyaan yang diajukan masyarakat. Terutama, lanjutnya, ihwal kehalalan

vaksin yang diproduksi Biofarma.

Diakuinya, banyak pihak yang mempertanyakan kehalalan vaksin. Pertanyaan ini

semakin banyak setelah adanya Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH)

di Indonesia.

“Kita akui pasca adanya UU JPH, Biofarma mengalami kondisi tarik menarik,”

kata dia, Jumat (8/5).

Ihsan bercerita dirinya sempat berkunjung ke salah satu wilayah di Nangroe Aceh

Darussalam (NAD). Menurutnya, dia bertemu dengan salah satu ulama yang

mempertanyakan kehalalan vaksin. Pada kesempatan itu, katanya, dia pun

berusaha untuk memberikan jawaban sebaik mungkin atas pentingnya vaksin

untuk masyarakat Indonesia.

“Vaksin kita sudah diterima di 130 negara Islam, masa di Indonesia ditolak?,”

kenang Ihsan.

Menurut Ihsan, vaksin sangat penting untuk digunakan dan dikembangkan pada

masyarakat Indonesia. Ia juga menegaskan, vaksin atau imunisasi merupakan

salah satu upaya Indonesia terutama pemerintah melalui Biofarma untuk

menyelamatkan generas bangsa. intinya, kata dia, ini dilakukan demi

kemaslahatan umat di dunia terutama di Indonesia yang sebagian besar beragama

(7)

Ihsan mengungkapkan, segala upaya telah dilakukan untuk menjelaskan

pentingnya imunisasi meski banyak pihak yang terus menerus mempertanyakan

kehalalan vaksin. Menurutnya, sampai sejauh ini sudah banyak ulama yang

menerima kondisi kehalalan vaksin atau imunisasi ini.

(8)

1

1.1.Latar Belakang Masalah

Munculnya penyakit infeksi baru seperti Ebola dan Mers yang

ramai diperbincangkan dan kembalinya penyakit infeksi lama dengan

wajah yang baru seperti penyakit HIV, DBD, Flu dan Hepatitis membuat

masyarakat harus waspada akan penularan penyakit tersebut dan perlu

mengetahui perkembangan informasi mengenai hal tersebut.

Perkembangan dan penyebaran penyakit-penyakit tersebut pada

saat ini sangatlah mudah dan cepat. Oleh sebab itu masyarakat perlu

mengetahui setiap informasi terbaru dari perkembangan

penyakit-penyakit menular tersebut dan masyarakat juga perlu mengetahui

bagaimana cara mencegah penyakit menular tersebut masuk kedalam

tubuh. Salah satu cara mencegah penyakit tersebut menyerang tubuh

adalah dengan cara vaksinasi.

Vaksinasi sebagaimana kita ketahui merupakan sebuah kegiatan

preventif yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit atau

virus yang mematikan. Vaksinasi sudah terbukti dan sudah diakui oleh

WHO ( World Health Organitation) sebagai salah satu tindakan preventif

yang dapat menyelamatkan masyarakat dari penyakit atau virus yang

(9)

Pers merupakan wahana komunikasi massa. Komunikasi massa

adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik itu media cetak

ataupun elektronik. Oleh karena itu segala kegiatan media massa

bergantung dari eksistensi pers.

Selain sebagai wahana komunikasi massa, pers sebagai pelaksana

kegiatan jurnalistik, yakni kegiatan mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk

tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun

dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media

elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Pada posisi seperti ini

pers memiliki posisi strategis dalam menggendalikan informasi.

Kurangnya pemberitaan mengenai kemajuan dari bioteknologi

sebagai dasar pembuatan vaksin membuat masyarakat menjadi terlambat

mengetahui informasi yang berkaitan dengan vaksin. Berita-berita

mengenai vaksin seharusnya dapat dengan cepat tersebar ke masyarakat.

Peneliti berpendapat bahwa kurangnya pemberitaan mengenai

vaksin ini dapat disebabkan oleh sedikitnya jurnalis yang mengerti

mengenai vaksinasi itu sendiri, kurangnya pengetahuan mengenai vaksin

dan jarangnya acara khusus yang membahas mengenai vaksin sehingga

jurnalis dapat mengerti mengenai vaksin dan teknologinya.

Selain hal tersebut hal yang membuat jurnalis kurang tertarik untuk

menulis artikel vaksin dan menjadikannya sebuah berita adalah sulitnya

(10)

teknologi yang dapat memberikan informasi mengenai vaksin dengan

tepat dan dapat dengan mudah dimengerti kepada jurnalis, sehingga

artikel yang dibuat oleh jurnalis memiliki sumber yang jelas dan dapat di

pertanggungjawabkan.

Jurnalis sebagai pelaku utama dari kegiatan pers di Indonesia perlu

dorongan agar memiliki ketertarikan dan minat yang besar untuk menulis

artikel mengenai vaksin dan menginformasikannya kepada masyarakat

dengan benar. Kenyataannya pada saat ini banyak artikel mengenai

vaksin yang ditulis dengan kurang baik sehingga membuat masyarakat

menjadi cemas dan takut untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi.

Banyaknya kesalahan dalam menulis artikel vaksin yang

dilakukan oleh jurnalis, membuat pesan mengenai vaksin itu sendiri

menjadi kurang baik di mata masyarakat. Masyarakat menjadi salah

mengerti mengenai maksud dari pesan yang disampaikan. Karena hal

tersebut corporate communication Bio Farma membuat sebuah program

bernama School of vaccine for journalist untuk memotivasi jurnalis

dalam menulis artikel mengenai vaksin.

Dalam melaksanakan program School of vaccine for journalist,

Corporate communication Bio Farma mengudang hampir seluruh media

massa nasional yang ada di Indonesia seperti Sindo, Kompas, Pikiran

Rakyat dan Media Indonesia. Dimana dari setiap media massa tersebut

mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri pelatihan mengenai seluk

(11)

Secara jurnalistik artikel adalah salah satu bentuk opini yang

terdapat dalam surat kabar atau majalah. Artikel merupakan sebuah

tulisan yang lengkap yang dapat dimuat dalam surat kabar atau majalah,

lengkap disini berarti tulisan tersebut memiliki judul, pendahuluan,

peyajian masalah, pembahasan dan penutup.

PT. Bio Farma (Persero) (selanjutnya akan ditulis Bio Farma)

merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi pemimpin

dalam industri vaksin di Indonesia, dengan filosofi mengabdi untuk

kualitas hidup yang lebih baik. Sampai saat ini Bio Farma memiliki peran

penting dalam memberantas penyakit menular di Indonesia.

Bioteknologi merupakan dasar dalam pembuatan vaksin bagi

generasi yang sehat, bukanlah hal yang mudah dipahami oleh masyarakat

awam, oleh karena itu Bio Farma menggelar program school of vaccine

for journalist pada tanggal 11-12 Agustus 2014 di Gedung Administrasi I

Bio Farma Bandung dan tanggal 18-19 2014 Agustus di Gedung Dewan

Pers Jakarta yang mengundang para jurnalis dari beberapa media massa

untuk hadir mengikuti pelatihan mengenai seluk beluk dunia vaksinasi

dan teknologinya. School of vaccine for journalist merupakan program

peningkatan kompetisi di bidang vaksin khusus untuk para jurnalis.

Tidak dapat dipungkiri lagi, akibat kurangnya pemberitaan

mengenai vaksinasi dan teknologinya tersebut, membuat lemahnya

kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi untuk mencegah

(12)

jika vaksinasi itu penting hanya bagi balita, batita dan bayi saja. Padahal

vaksinasi juga sangat diperlukan oleh orang dewasa.

Pada saat ini tidak banyak artikel vaksinasi yang banyak membuat

masyarakat menjadi salah mengerti mengenai vaksinasi itu sendiri, akibat

dari salah tangkap tersebut masyarakat menjadi takut untuk divaksinasi

karena adanya berita yang tidak benar yang beredar di mayarakat.

Tidak sedikit orang tua yang takut ketika anaknya sudah memasuki

masa dimana anak tersebut harus divaksinasi. Penyebab ketakutan dari

para orang tua ini bukan tanpa alasan. Kebanyakan orang tua takut

anaknya untuk divaksin karena efek yang ditimbulkan setelah vaksinasi

tersebut dilakukan atau yang dikenal dengan sebutan kejadian ikutan

pasca imunisasi (KIPI). KIPI dapat nerupa demam ringan sampai tinggi,

bengkak, kemerahan atau anak yang menjadi rewel. Pada umumnya KIPI

akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang berlangsung agak

lama.

Umumnya orang tua akan merasa panik dan khawatir ketika KIPI

terjadi kepada anak mereka yang sudah divaksin, sehingga orang tua

berpikiran negatif mengenai vaksinasi itu sendiri. Padahal KIPI dapat

ditangani dengan cara mengompres, memakaikan pakaian tipis,

memberikan ASI lebih sering atau dapat kembali berkonsultasi dengan

dokter.

Saat ini banyak orang dewasa yang merasatidak penting melakukan

(13)

sehat saja sudah cukup bagi kesehatan tubuhnya. Kecilnya kesadaran diri

untuk melakukan vaksinasi sebagai tindakan pencegahan masuknya virus

yang menjadi penyebab penyakit mematikan kedalam tubuh semakin

membuat orang dewasa tidak mementingkan vaksinasi bagi tubuhnya.

Selain hal tersebut, kurangnya informasi mengenai vaksin bagi

orang dewasa, manfaat dari vaksin itu sediri, bagaimana cara

mendapatkannya dan masih mahalnya harga vaksin membuat masyrakat

semakin tidak memprioritaskan vaksin bagi orang dewasa, padahal

vaksin untuk orang dewasa tidak kalah penting bagi vaksin untuk bayi,

batita dan balita yang berguna sebagai tindakan pencegahan masuknya

virus ke dalam tubuh yang dapat dilakukan.

Peneliti memilih objek penelitian di Bio Farma karena Bio Farma

merupakan produsen vaksin terbesar yang dimiliki oleh Indonesia, yang

produknya telah di impor ke berbagai negara belahan dunia. Bio Farma

memiliki kantor pusat yang berada di tengah kota Bandung. Sehingga

peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan

oleh corporate communication Bio Farma dalam memotivasi jurnalis

menulis artikel vaksin.

Menurut peneliti kurangnya minat jurnalis dalam menulis artikel

vaksinasi ini membuat sedikit sekali artikel tentang vaksinasi yang

muncul di media massa, padahal Indonesia memiliki produsen vaksin

yang besar dan terkenal. Selain itu adanya anggapan menulis artikel

(14)

politik membuat jarangnya artikel vaksin dipublikasikan. Oleh karena itu

Bio Farma menggelar school of vaccine for journalist untuk memotivasi

jurnalis dalam menulis artikel vaksin.

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan-perasaan tidak suka itu.

Motivasi dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar tetapi motivasi tumbuh

dari dalam diri seseorang.

Fungsi dari komunikasi adalah untuk mendorong manusia untuk

berbuat sesuatu, artinya motivasi bisa dijadikan sebagai motor penggerak

atau motor yang melepaskan energi. Dalam hal ini motivasi merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan, kemudian

menentukan arah tujuan yang hendak dicapai.

Memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin merupakan hal

yang cukup menantang bagi corporate communication Bio Farma

sebagai pihak yang melakukan interaksi secara langsung dengan publik

eksternal dan publik internal perusahaan. School of vaccine for journalist

sebagai strategi komunikasi yang dibuat oleh corporate communication

Bio Farma memiliki harapan nantinya para jurnalis akan menyampaikan

informasi tentang perkembangan bioteknologi kepada masyarakat awam,

sehingga masyarakat mengerti mengenai teknologi vaksin dan

(15)

Strategi komunikasi bukan hal yang mudah untuk dilakukan oleh

siapapun. Beragamnya strategi komunikasi yang dapat dilakukan baik itu

secara langsung melalui face to face atau melalui media publikasi yang

pada saat ini sudah dengan mudah dapat digunakan dimanapun dan

kapanpun, mengharuskan perusahaan menentukan strategi komunikasi

yang tepat untuk membuat sebuah komunikasi yang efektif.

Strategi komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah perubahan

yang diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat. Perubahan

merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dihindarkan.

Semua pihak yang yang melakukan komunikasi, mau tidak mau pasti

mengalami perubahan, baik itu perubahan yang besar maupun perubahan

yang kecil. Perubahan komunikasi ini memerlukan perencanaan dan

perumusan strategi yang matang dari perusahaan.

Strategi komunikasi diperlukan untuk mengendalikan media massa

yang semakin modern yang kini banyak digunakan dinegara-negara yang

sedang berkembang seperti Indonesia. kemudahan yang diperoleh dalam

menggunakan media massa pada saat ini memungkinkan timbulnya

(16)

1.2.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti

merumuskan masalah dan membaginya menjadi rumusan masalah makro

dan mikro.

1.2.1.Rumusan Masalah Makro

Bagaimana strategi komunikasi divisi corporeate

communication PT. Bio Farma (Persero) dalam memotivasi

jurnalis menulis artikel vaksin ?

1.2.2.Rumusan Maslah Mikro

Rumusan masalah mikro dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Perencanaan Komunikasi corporeate

communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program

school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis

menulis artikel vaksin ?

2. Bagaimana Kebijakan Komunikasicorporate communication

PT. Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for

journalist dalam memotivasi jurnals menulis artikel vaksin ?

3. Bagaimana Aksi Komunikasi corporate communication PT.

Bio Farma (Persero) melalui program school of vaccine for

(17)

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1.Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran yang jelas dan mendeskripsikan mengenai strategi

komunikasi corporeate communication PT. Bio Farma (Persero)

dalam melalui program school of vaccine for journalist

memotivasi jurnalis menulis artikel vaksin.

1.3.2.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Perencanaan Komunikasi corporeate

communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program

school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis

menulis artikel vaksin.

2. Untuk mengetahui Kebijakan Komunikasi corporate

communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program

school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals

menulis artikel vaksin.

3. Untuk mengetahui Aksi Komunikasi corporate

communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program

school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnals

(18)

4. Untuk Mengetahui Strategi Komunikasi corporeate

communication PT. Bio Farma (Persero) melalui program

school of vaccine for journalist dalam memotivasi jurnalis

menulis artikel vaksin.

1.4.Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Penelitian Teoritis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai proses untuk

mengetahui strategi Komunikasi yang digunakan oleh corporeate

communication PT. Bio Farma (Persero) dalam memotivasi

jurnalis menulis artikel vaksin.

1.4.2 Kegunaan penelitian praktis

Selain kegunaan teoritis di atas, dapat dikemukakan pula

kegunaan praktis sebagai berikut :

1.4.2.1 Bagi Peneliti

Dijadikan sebagai salah satu pengalaman dan

pengetahuan khususnya mengenai strategi komunikasi yag

dilakukan oleh corporate communication Bio Farma yang

memotivasi para jurnalis untuk menulis artikel vaksin.

sehingga peneliti dapat memahami proses dalam melakukan

(19)

1.4.2.2 Bagi Akademik

Penelitian ini dapat digunakan oleh para akademisi

sebagai referensi dan acuan mengenai strategi komunikasi

yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, baik itu bagi

akademisi di bidang ilmu komunikasi khususnya, atau bagi

akademisi disiplin ilmu sosial pada umumnya. Diharapkan

penelitin ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi

Program Studi Ilmu Komunikasi maupun bagi Universitas.

1.4.2.3 Bagi PT. Bio Farma (Persero)

Penelitian ini secara praktis berguna sebagai

referensi, informasi, dan evaluasi bagi corporate

communication Bio Farma mengenai school of vaccine for

journalist dimana program tersebut sebagai salah satu

strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh corporate

communication Bio Farma.

1.4.2.4 Bagi Jurnalis

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,

diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas

mengenai vaksin dan teknologinya, sehingga dapat

memberikan informasi mengenai vaksin dan teknologinya

(20)

13

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi referensi yang

berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa

hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian terdahulu yang

dijadikan sebagai bahan acuan, antara lain :

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

sosialisasi

program KB

dengan

penggunaan

media massa

untuk

menyampaikan

informasi

tentang

program KB

kepada sasaran

yang di tuju.

Sumber : Data Peneliti, 2015

2.1.2. Tinjauan Mengenai Komunikasi

Menurut Louis Forsdale (1981) “communicaton is the process by

which a system is established, maintained and altered by means of

shared signals that operate according to rules”. (Komunikasi adalah

suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara dan diubah

dengan tujuan sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan

sesuai dengan aturan).

Menurut Carl J. Hovland di dalam buku interpersonal skill yang di

(26)

Olih Solihin., S.Sos., M.Si komunikasi adalah proses

menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang

dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain.

Komunikasi bukanlah ilmu eksak dan memiliki objek yang abstrak

yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial dimana proses

terjadinya komunkasi dimulai dari pikiran orang yang akan

menyampaikan pesan atau nformasi, yang kemudian dikembangkan,

baik berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan

melakukan transmisi berupa media dan perantara hingga pesan dapat

diterima ole komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila kedua

belah pihak yakin komunikator dengan komunikan dapat saling

memahami pesan yang disampaikan.

2.1.3. Tinjauan Mengenai Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan hal yang dapat dilakukan oleh

seseorang atau digunakan oleh lembaga-lembaga dalam berusaha untuk

mendapatkan dukungan dari masyarkat seperti pencitraan, penyelesaian

krisis.

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos

yang artinya tentara dan kata “agein” yang artinya berarti memimpin.

Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara.

(27)

terjemahan yang berasal dari bahasa Inggris “Communication” berasal

dari bahasa latin “Communis”yang artinya sama.

Dalam menangani masalah komunikasi, stategi komunikasi

merupakan satu hal yang membutuhkan penanganan yang sangat

hati-hati. Dalam strategi terdapat prinsip yang harus dicamkan, ykni “tidak

ada sesuatu yang berarti dari segalanya kecuali mengetahui apa yang

akan dikerjakan oleh musuh, sebelum mereka mengerjakannya”.

Rogers (1982) memberikan batasan pengertian strategi komunikasi

sebagai suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku

manusi dalam skal yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru.

Sementara itu seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton (1980)

membuat definisi dengan menyatakan “strategi komunikasi adalah

kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari

komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh

(efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang

optimal”. (Cangara, 2014 : 65)

Berbicara mengenai strategi komunikasi tidak lepas dari

membicarakan rancangan perencanaan yang dapat merubah tingkah

laku manusia dalam skala kecil maupun besar. Untuk mencapai tujuan

tersebut strategi komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat

penunjuk arah, melainkan harus dapat menunjukkan bagaimana aksi

(28)

2.1.3.1. Kebijakan Komunikasi

Konsep kebijakan komunikasi baru muncul pada

tahun 1970-an setelah para pakar mengeksposnya dan para

pemimpin negara-negara yang edang berkembang

menyerang dominasi negara-negara maju di bidang

informasi.

Secara implisit kebijakan komunikasi tumbuh

menjadi tatanan, baik dalam bentuk nilai maupun budaya

dalam pranata sosial kemasyarakatan, sedangkan secara

ekplisit kebijakan komunikasi eksis dalam bentuk

undang-undang atau peraturan yang dikeluarkan oleh negara.

Secara eksplisit pula kebijksanaan komunikasi di

Indonesia dapat dilihat dengn adanya berbagai macam

undang-undang atau peraturan yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah untuk ditati bagi setiap warganegaranya.

Sommerlad (1975) dalam buku perencanaan dan

strategi komunikasi yang ditulis oleh Prof. H. Hafied

Cangara menyebutkan bahwa kebijakan komunikasi

sebagai “Kebijakan komunikasi adalah prinsip-prinsip,

(29)

dibangun secara khusus dalam kerangka yang lebih luas”.

(Cangara, 2014:13)

Sedangkan menurut Allan Hancock (1981) menyebutkan

kebijakasanaan komunikasi sebagai berikut :

“ Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang menetapkan alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka dasar untuk perencanaan operasional jangka pendek. Perencanan strategik diwujudkan dalam target yang dapat dikuantifikai dengan pendekatan-pendekatan yang sistematis terhadap tujuan yang ingin dicapai dari kebijakan

komunikasi”. (Cangara, 2014:13)

Dari dua definisi diatas terdapat hal yang sama yaitu

kebijakan komunikasi digunakan sebagai pedoman bagi

sistem komunikasi, sehingga dapat memudahkan dalam

menjalankan kegiatan yang telah di rencanakan.

Salah satu tujuan dari kebijakan komunikasi adalah

agar informai yang disebarluaskan relevan dengan kehidupan

sehari-hari bagi pihak yang memerlukan, serta memberi

motivasi kepada masyarakat untuk berperan serta dalam

kegiatan kemasyrakatan.

2.1.3.2. Perencanaan Komunikasi

Dalam membicarakan perencanaan komunikai berarti

membahas tentang dua konsep yang berbeda yaitu konsep

perencanaan dan konsep komunikasi itu sendiri. Meskipun

(30)

dapat dijadikan suatu kajian khusus dalam studi komunikasi

yang pada akhir-akhir ini semakin banyak di aplikasikan

dalam bidang penyebarluasan informasi, penyadaran

masyrakat dan pemasaran.

Perencanaan adalah keselurahan proses pemikiran dan

penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan

dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan. (Cangara, 2014:24)

Para ahli menyepakati bahwa perencanaan pada

hakikatnya adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan

terus-menerus serta dikelola untuk memilih alternatif yang

terbaik dari berbagai alternatif yang ada untuk mencapai

tujuan tertentu. Oleh karena itu, dalam perencanaan ada dua

belas pokok pikiran yang terkandung di dalamnya, yaitu :

a. Perencanaan sebagai usaha yang disengaja, dan

dilakukan secara sadar.

b. Peerencanaan menempatkan manusia sebagai modal

dasar dalam menggerakkan setiap usaha

c. Perencanaan menggunakan hasil riset, data dan informasi

d. Ada tujuan yang ingin dicapai, sehingga memerlukan

keputusan dan tindakan yang akan diambil

e. Ada keinginan untuk melakukan perubahan

(31)

g. Pemecahan masalah

h. Pemilihan alternatif

i. Pengalokasian sumber daya socio-technical

j. Menjadi dasar acuan pelaksanaan

k. Menjadi pengendali dan monitoring pelaksanaan

l. Perencanaan sebagi proses yang berkelanjutan. (Cangara,

2014:25)

Dari dua belas pokok diatas dapat disimpulkan

bahwa kapan seseorang membuat perencanaan berarti ia

menetapkan apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan,

siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana cara

mengerjakannya. Perencanaan merupakan sebuah jembatan

antara bagaimana kita berangkat dan kemana kita akan pergi.

Dengan kata lain perencanaan dapat dikatakan sebagai

pedoman dasar yang akan menuntun kita untuk melakukan

suatu hal demi tercapainya tujuan yang dimaksud.

Perencanaan merupakan titik awal untuk bekerjanya

suatu organisasi. Karena itu perencanaan dibuat agar dapat

berfungi sebagai :

a. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah

b. Memberikan arahan (fokus) atau pedoman pada tujuan

(32)

c. Meminimalisasi terjadinya pemborosan sumber daya

dalam rangka mencapai tujuan secara efektif

d. Melakukan perkiraan terhadap kendala yang mungkin

terjadi dan hasil yang akan diperoleh

e. Melakukan pengendalian agar pelaksanaan senantiasa

tetap berada dalam koridor perencanaan yang telah di

tetapkan

f. Memberi kesempatan untuk memilih alternatif terbaik

guna mendapatkan hasil yang lebih baik

g. Mengatasi hal-hal yang rumit dengan mencari jalan

keluar dari masalah yang dihadapi

h. Menetapkan skala prioritas tentang apa yang harus

dikerjakan terlebih dahulu

i. Penetapan mekasnisme pemntauan dan instrumen alat

ukur untuk keperluan evaluasi. Cangara, 2014:25)

Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang

sistematis dan kontinu dalam mengorganisasi manusia

terhadap upaya penggunaan sumber daya komunikasi secara

efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi.

Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang sangat

sederhanan sudah tentu selalu dikaitkan dengan bagaimana

cara menciptakan komunikasi yang efektif. Sedangkan

(33)

sangat diperlukan untuk menyusun strategi agar program

dapat berhasil.

Perencanaan komunikasi sebagai cara menciptakan

komunikasi yang efektif, maka komunikasi perlu

ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk

membangkitkan kesadaran, memberikan informasi,

mempengaruhi atau mengubah perilaku, melainkan juga

berfungsi untuk mendengarkan, mengekplorasi lebih dalam,

memahami, memberdayakan, dan membangun konsensus

untuk perubahan.

Perencanaan komunikasi diperlukan juga untuk

mendukung proses pembangunan bangsa, tetapi di satu sisi

negara dan masyarakat juga diperlukan untuk membangun

komunikasi itu sendiri.

2.1.3.3. Hubungan antara kebijakan, perencanaan dan strategi

komunikasi

Kebijakan, perencanaan dan strategi komunikasi

merupakan tiga hal yang berkesinambungan antara satu dan

yang lainnya. Menurut Ely D. Gomez (1993) dalam buku

yang di tulis oleh Prof. H. Hafied Cangara menyatakan

bahwa :

“Membicarakan kebijakan komunikasi bisa saja

(34)

komunikasi, tetapi membicarakan perencanaan

komunikasi tidak mungkin dilakukan tanpa

mengaitkan dengan kebijakan komunikasi. Sebab

kebijakan komunikasi merupakan perencanaan

strategik jangka panjang yang harus dijabarkan kedalam perencanaan operasional”.(cangara, 2014:65)

Strategi komunikasi tidaklah sama dengan kebijakan

komunikasi, strategi komunikasi adalah kiat atau taktik yang

bisa dilakukan dalam melaksanakan perencanaan

komunikasi.

2.1.4. Tinjauan Mengenai Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin yaitu movere yang berarti

dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah Dorongan penggerak

untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari ataupun tidak disadari.

Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu atau datang dari

lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari

dalam diri sendiri (motivasi intrinsik), bukan pengaruh lingkungan

(motivasi ekstrinsik. Menurut beberapa ahli psikolog, pada diri

seseorang terdapat penentuan tingkah laku, yang bekerja untuk

memengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu tersebut adalah

motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya,

seseorang berkemauan keras atau kuat untuk mecapai tujuan.

Faktor Perangsang dan Penguat motivasi adalah :

1. Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam,

(35)

2. Kompetisi atau persaingan sehat

3. Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara (pace

making)

4. Memberi informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan,

untuk mendorong lebih berhasil.(Sunaryo, 2004: 7)

Seperti yang dikutip Uno, didalam buku Teori motivasi

dan pengukurannya Wahosumidjo mengatakan bahwa :

“Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang

untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan lebih bersemangat dan giat

dalam berbuat sesuatu”.(Uno, 2012: 8)

Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya memiliki motif

tertentu. Pada umumnya kebutuhan dan keinginan manusia berbeda dari

waktu kewaktu dan dari tempat ke tempat sehingga, motifpun akan

menjadi berbeda-beda.

Beragamnya motif antara orang yang satu dengan orang yang lain

maka intenitas tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun

berbeda-beda sesuai dengan jenis motifnya. Semakin sesuai pesan

komunikasi dengan motivasi seseorang, semakin besar pula

kemungkinan komunikasi itu dapat di terima dengan baik oleh

komunikan. Sebaliknya, jika komunikan akan mengabaikan suatu

(36)

2.1.5. Tinjauan Mengenai Jurnalis

Dunia pers tidak akan pernah terlepas dari jurnalistik. Jurnalistik

dan media massa merupakan satu rangkaian yang berkaitan dengan

profesi jurnalis atau dunia tulis menulis

Secara singkat jurnalistik dapat diartikan sebagai ebuah proses dari

mulai pencarian samapai penyebar luasan informasi (berita).yang

melakukan proses pecarian berita tersebut adalah seorang jurnalis, oleh

karena itu jurnalis di sebut sebagai orang yang pekerjaannya mencari

berita.

Istilah jurnalis bermakna orang yang berprofesi sebagai pencari

dan pembuat berita. Kata jurnalis lebih popular di bandingkan dengan

kata-kata lain yang memiliki makna sama, karena jurnalis bukanlah

kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan kata serapan dari bahasa

Inggris yaitu Journalis.

Jurnalis adalah orang yang hidupnya bekerja sebagai anggota

redaksi surat kabar, baik yang duduk dalam redaksi dengan tanggung

jawab terhadap isi surat kabar maupun diluar kantor redaksi sebagai

koresponden, yang tugasnya mencari berita, menyusunnya, kemudian

mengirimkannya kepada surat kabar yang dibantunya, baik

berhubungan tetap maupun tidak tetap dengan surat kabar yang

(37)

2.1.6. Tinjauan Mengenai Artikel

Artikel yang biasa di muat kedalam media massa merupakan

sebuah artikel opini. Tidak hanya dapat dimuat di dalam media massa

artikel opini dapat pula di muat di dalam media house journal (media

korporat atau media perusahaan, seperti surat kabar perusahaan,

majalah perusahaan atau buletin perusahaan).

Secara teknik jurnalistik artikel adalah salah satu bentuk opini yang

terdapat dalam surat kabar atau majalah. Secara umum artikel adalah

tulisan lengkap yang dimuat di dalam surat kabar atau majalah.

Lengakp di sini berarti artikel terebut memiliki judul, pendahuluan,

penyajian masalah, pembahasan dan penutup dari suatu berita.

Tidak sembarang artikel dapat dimuat di dalam media massa atau

house journal. Karena artikel-artikel tersebut sebelum dimuat di dalam

media massa atau house journal haruslah melewati seleksi yang

dilakukan oleh satu atau dua orang redaktur khusus yang menangani

artikel.

2.1.7.Tinjauan Tentang Public Relations

Public Relations yang biasa ditulis dengan singkat PR atau

yang juga lazim disebut Purel atau Hubungan Masyarakat, masih

merupakan bidang yang cukup dibanyak diminati. Berhubung dengan

meningkatnya perhatian terhadap public relations, terutama dari

(38)

yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tersebut. Istilah

Public Relations diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, istilah itu

mengandung arti hubungan dengan publik. Pengertian “Publik”

adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal

yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama.

Sedangkan istilah “relations” (dengan istilah jamak) penting sekali

jika dilihat dalam hubungannya dengan pengertian Public Relations.

Istilah “relations” merupakan prinsip dari pada Public Relations.

Penggunaan istilah “relations” mengandung arti adanya hubungan

yang timbal balik atau two-way-communication.

Dengan pengertian diatas tadi, maka Public Relations pada

dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publik-publik atau

pihak-pihak yang berkepentingan didalam suatu instansi atau perusahaan.

Hubungan yang efektif antara pihak-pihak yang berkepentingan itu

adalah penting sekali demi tercapainya kepentingan dan kepuasan

bersama.

Dapat di uraikan disini beberapa definisi Public Relations

yang di kemukakan oleh pakar komunikasi. Public Relations, yang

didefinisikan oleh Frank Jefkins adalah :

“Semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam

maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik

yang berlandaskan pada saling pengertian.” (Jefkins, 2003:10)

(39)

Definisi Public Relations menurut J. C., Seidel dalam buku

dasar-dasar Public Relations adalah :

Public relations is the continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its customers, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means

of expression”.(proses yang kontinu dari usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawainya dan publik umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan.) (Abdurrachman, 2001:24)

Jadi, berdasarkan definisi-definisi tadi terdapatlah didalam

public relations itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan

memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada

dan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat

umumnya. Dalam public relations terdapat suatu usaha untuk

mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dengan

publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang

menyenangkan; sehingga akan timbul opini publik yang

menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu.

Ciri dan fungsi sangat erat kaitannya, fungsi bersumber pada

perkataan bahasa latin, “factio” yang berarti penampilan, perbuatan

pelaksanaan atau kegiatan. Dalam kaitannya dengan humas dalam

suatu instasi berfungsi apabila humas itu menunjukkan kegiatan yang

(40)

Berfungsi tidaknya humas dalam organisasi dapat diketahui dari ada tidaknya

yang menunjunkkan ciri-cirinya. Ciri-ciri humas adalah :

a. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang

berlangsung dua arah secara timbal balik.

b. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh

manajement suatu organisasi.

c. Public yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah Publik eksternal dan

Publik Internal. (Effendy, 1993:31).

Operasional humas adalah membina hubungan yang harmonis antara

organisasi dengan Publik mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang

timbul dari pihak organisasi maupun dari pihak publik.

Fungsi Public Relations menurut Cutlip & centre and Candflield dalam

Ruslan pada bukunya “Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi

(konsepsi dan aplikasi)” fungsi Public Relations yaitu :

a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama (fungsi melekat pada manajemen organisasi).

b. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

c. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi

dan tanggapan masyarakat terhadap organisasi yang di wakilinya,

(41)

d. Melayani keinginan public dan memberikan sumbang saran kepada

pemimpin organisasi demi tujuan dan manfaat bersama.

e. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik, dan mengatur

arus informasi, publikasi serta pesan dari organisasi ke publiknya atau

sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Ruslan,

2006:19).

Adapun tujuan dari Public Relations menurut Oemi Abdurrachman

adalah :

“ Mengembangkan good will dan memperoleh opini publik yang

favorable atau menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai public, kegiatan public Relations harus

dikerahkan kedalam dan keluar.”(Abdurrachman, 2001:34)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang

dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti.

Tentunya kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan

hukum atau teori yang relevan dengan masalah yang diteliti dan

berdasarkan teknik pengutipan yang benar.

Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi

peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan

teori sebagai penguat peneliti.

Pada kerangka teoritis ini peneliti mengambil fokus penelitian

(42)

dalam buku perencanaan dan strategi komunikasi yang ditulis oleh

Prof. H. Hafied Cangra, beliau memberi batasan pengertian strategi

komunikasi sebagai berikut :

“strategi komuniksi sebagai suatu rancangan yanmg dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru”. (cangara, 2014:64)

Untuk mencapai tujuan tersebut pemilihan strategi komunikasi

merupakan langkah yang memerlukan penangan secara berhati-hati

dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah atau

keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi

waktu, materi dan tenaga oleh karena itu strategi merupakan rahasia

yang haru disembunyikan oleh para perencana.

Strategi dan perencanaan yang telah dibuat secara matang dan

berhati-hati, haruslah dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya

secara taktis dapat dilakukan. Sehingga untuk mencapai tujuan

perubahan tingkah laku manusia melalui transfer ide-ide baru menjadi

lebih terencana dan mudah untuk dilakukan.

Bertolak dari pendapat Prof. H. Hafied Cangra yang mengatakan

bahwa pemilihan strategi komunikasi memerlukan penanganan secara

berhati-hati maka peneliti menetapkan subfokus penelitian sebagai

berikut :

1. Perencanaan Komunikasi

2. Kebijakan Komunikasi

(43)

Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan

kontinu dalam menorganisasi aktivitas manusia terhadap upaya

penggunaan sumber daya komunikasi secara efisien guna

merealisasikan kebijakan komunikasi (AMIC, 1982)

Perencanan komunikasi merupakan sebuah penuntun terhadap suatu

kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Ia menjadi dokumen kerja

dan cetak biru yang harus diperbaharui secara periodik sesuai dengan

kebutuhan khalayak. Selain itu perencanaan komunikasi juga dapat

membantu dalam bagaimana sebuah pesan yang kita bawakan konsisten

dengan target sasaran. Perencanaan komunikasi ini dapat menentukan

kesuksesan suatu organisasi atau lembaga, oleh karenanya perencanan

komunikasi ini menjadi sangat krusial dalam mencapai ebuah tujuan.

Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang

menetapkan alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta

menjadi kerangka daasar untuk perencanaan operasional jangka pendek.

Sementara itu aksi komunikasi merupakan tahapan untuk menjawab

what should do and say it, and when, where and how ?.

Ketiga sub fokus ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya

dimana untuk mencapai tujuan kita membutuhkan perencanaan jangka

panjang dan pendek yang disusun secara sistemastis sehingga kita tahu

apa yang harus dan akan dilakukan.

Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi

(44)

manusia melalui transfer ide-ide baru yang di lakukan oleh corporate

communication Bio Farma untuk mencapai tujuan yang ditetapkannya.

Strategi komunikasi dalam penelitian ini menunjukan bagaimana

operasional secara praktis yang dilakukan oleh corporate

communication Bio Farma dengan melalui sebuah pendekatan yang

sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Seperti halnya dengan strategi komunikasi yang dilakukan oleh

divisi corporate communication Bio Farma bahwa jika melakukan

strategi komunikasi tentunya dibutuhkan perencanaan (planning) dan

strtegi komunikasi yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.

Perencanaan Komunikasi adalah pertanyaan tertulis mengenai

serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan komunikasi yang

dilakukan oleh corporate communication Bio Farma yang harus

dilakukan agar mencapai tujuan yaitu mengubah tingkah laku manusia.

Corporate Communication Bio Farma selaku pihak yang

berhubungan langsung dengan publik eksternalnya didalam hal ini

adalah jurnalis, menggelar sebuah program school of vaccine for

journalis untuk memotivasi para jurnalis agar dapat menulis artikel

(45)

Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi sebagai

fokus penelitian ini, yang mencakup dalam kajian penelitian ini mengenai

memotivasi jurnalis untuk menulis artikel vaksin, dimana corporate

communication Bio Farma melakukan interaksi dengan para jurnalis seperti

digambarkan dibawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka penelitian

Sumber : peneliti 2015

Corporate Communication PT.

Bio Farma (Persero)

Kebijaksanaan Komunikasi

Perencanaan

Komunikasi Aksi Komunikasi

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada use case login yang dilakukan oleh user adalah mengisi data sesuai menu pada halaman login untuk dapat menggunakan sistem informasi inventaris barang sesuai dengan hak akses

Principal covariate regression adalah suatu model regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel respon dengan banyak variabel kovariat dengan taksiran parameternya

Dari definisi-definisi di atas, maka penelitian ini terfokus kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan nafkah beserta penafsirannya, kemudian dianalisa sehingga akan didapati konsep

Direktur Aset melalui Kasi Pertamanan, Persampahan dan Pemakaman menyampaikan surat permohonan penebangan kepada Kelompok Kerja Pengelolaan Vegetasi Kampus disertai bukti

Jika Grup mengurangi bagian kepemilikan pada entitas asosiasi atau ventura bersama tetapi Grup tetap menerapkan metode ekuitas, Grup mereklasifikasi ke laba rugi proporsi

Selain itu dari hasil audit yang dilakukan peneliti maka nilai rata – rata tingkat maturity level yang dimiliki perusahaan pada setiap sub domain yang. didasarkan pada

Melihat dari definisi-definisi yang diuraikan di atas, jelas sekali bahwa Balanced Scorecard adalah sebuah kerangka yang menjabarkan strategi perusahaan dan

[r]