HUBUNGAN
PENERAPAN
BUDAYA
KERATON
DENGAN
AKHLAK
SANTRI
PONDOK
PESANTREN
NADWATUL
UMMAH
BUNTET
PESANTREN
CIREBON
Skripsi
DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)
DisusunOleh:
AhmadYusufQurdhowi
Nim:109011000068
JURUSAN
PENDIDIKAN
AGAMA
ISLAM
FAKULTAS
ILMU
TARBIYAH
DAN
KEGURUAN
UIN
SYARIF
HIDAYATULLAH
LEMBARPENGESAHAN
HUBUNGANPENERAPANBUDAYAKERATON
DENGANAKHLAKSANTRI
PONDOKPESANTRENNADWATULUMMAH
BUNTETPESANTRENCIREBON
Skripsi
DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi
PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)
DisusunOleh:
Ahmad Yusuf Qurdhowi
NIM:109011000068
DibawahBimbingan:
Drs. Rusdi Jamil, MA
NIP.196212311995031005
JURUSANPENDIDIKANAGAMAISLAM
FAKULTASILMUTARBIYAHDANKEGURUAN
UINSYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRAK
Nama :AhmadYusufQurdhowi Nim :109011000068
Fak/Jurusan :FakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan/PendidikanAgamaIslam JudulSkripsi :HubunganPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlakSantridi
PondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon
Skripsi ini berjudul Hubungan Penerapan Budaya Keraton Terhadap
AkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon. Lingkup yang
dijadikan penelitian penulis adalah sikap para abdi terhadap para sultan dan keluargasultan.Tujuandaripenulisanskripsi adalahuntukmencarihubungan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri di pondok pesantren NadwatulUmmahCirebon.Penerapanbudayakeratonsepertiinisangatjarang diterapkan dalam dunia pendidikan baik sekolah umum maupun dalam pendidikanpesantrensehinggaperludiketahuilatarbelakangsertapengaruhnya penerpanbudayakeratonterhadapakhlaksantridipondokpesantren.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptifkuantitatif yangdalampelaksanaannyapenulismengadakanpenelitian lapangan dengan cara menyebar angket kepada beberapa responden serta mengadakanobserfasidipesantrenyangmenjaditempatpenelitian.
Adapunhasilpenelitianyangtelahdilakukanpenulismenunjukanbahwa antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonmenunjukanadanyahubunganyang signifikandenganhasilperhitunganyangmenunjukanrhitung >rtabel (rhitung 0,61>
rtabel 5%=0,273/rhitung 0,61>rtabel 1%=0,354)yangartinyarhitung lebihbesar
(0,61)darir tabel 5%(0,273)danr tabel 1%(0,354).Halinidikarenakandengan
adanyapenerpanbudayakeratondapatmembantuprosespendidikandipeantren terutamadalampendidikanakhlak,dimanaparasantrimendapatkanpendidikan akhlakyangnyatamelaluipenerapanbudayakeraton.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri di pondok pesantrenNadwatulUmmah,karenadenganpenerapanbuadayatersebutdapat membantuprosespendidikandipesantren.
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat beriringan
salamsemogaselalutercurahkankepadajunjungankitaNabibesarMuhammad
SAWsebagaisuritauladanbagiumatmanusia.
SkripsiiniberjudulHubunganPenerapanBudayaKeratonterhadap
Akhlak Santri PondokPesantren Nadwatul UmmahBuntet Pesantren Cirebon,
merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana
PendidikanIslam(S.Pd.I).
AtasselesainyaSkripsiini,tidakterlepasdaribantuansertadoadari
berbagaipihakyangtelahmemberikankontribusinyadalamrangkapenyusunan
danpenulisanSkripsiini,untukitupenulismenyampaikanribuanterimakasih
kepadasemuapihakyangtelahmembantudalammenyusunskripsiini.Yaitu:
1. Kedua orang tua, yaitu Ahmad Junaedi dan Rianawati, S. Pd yang telah
merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus,
mendoakandanmencukupimorilsertamaterilkepadapenulis.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
JakartaIbuNurlenaRifa‘iMA,Ph.D,besertaseluruhstaffnya.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan
seketarisJurusanPendidikanAgamaIslambapakDrs.SapiuddinShidiq,MA
besertaseluruhstaffnya.
4. Bapak Drs. Rusdi Jami, MA yang telah sabar dan meluangkan waktunya
untukmembimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikanilmunyadanmembimbingkepadapenulisselamamenuntutilmu
diUINSyarifHidayatullahJakarta,semogabapakdanibudosenselaludalam
rahmatdanlindunganAllahSWT.Sehinggailmuyangtelahdiajarkandapat
bermanfaatdikemudianhari.
6. Dra.Shofiah,M.Agsebagaidosenpenasehatakademik,yangmemberikan
dukungandanbimbingankepadapenulis,untukmenyelesaikan studitepat
waktu.
7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan
Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan
kepadapenulisuntukmendapatkanreferensiyangmendukungpenyelesaian
skripsiini.
8. PengasuhPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonDr.
KH. LuthfiEl-Hakim,MAbesertakeluargabesarPondokPesantren yang
telahbersediamembantupenulismelakukanpenelitiandiPesantren.
9. SeluruhsantriPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon
yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir
denganmengisiangketyangtelahdisebarkan.
10. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu
mensuport penulis serta memberikan masukan dalam menyelesaikantugas
akhirhinggaskripsiiniselesai.
Semogabantuanyangtelahdiberikandapatberbuahberkahdanpahala
sehinggabermanfa‘atbagipenulisdanjugasemuapihakyangtelahmembantu
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Dan semoga apa yang telah
penulis hasilkan dari skripsi ini dapat bermanfa‘at bagi semua orang pada
umumnyadankhususnyabagipenulissendiri.
AminyaRabbal‘alamin.
Jakarta, 04Mei2014
AhmadYusufQurdhowi
DAFTARISI
COVER
LEMBARPENGESAHANDOSENPEMBIMBING
SURATPERNYATAANKARYASENDIRI
ABSTRAK ...i
KATAPENGANTAR...ii
DAFTARISI...iv
DAFTARTABEL ...vi
DAFTARLAMPIRAN...vii
BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah...1
B.IdentifikasiMasalah...4
C.PembatasanMasalah ...4
D.PerumusanMasalah...5
E.TujuanPenelitian...6
F.KegunaanPenelitian...6
BAB II KAJIANTEORITISDANPENGAJUANHIPOTESIS A.DeskripsiTeoritik ...7
1.Budaya ...7
a. PengertianBudaya...7
b.Substansi(Isi)Budaya...9
2.Keraton ...10
a. PengertianKeraton...10
b.Unsur-unsurKeraton...11
c. BudayaKeraton...11
3.Pesantren...14
a. PengertianPesantren...14
b.TujuanPesantren...15
c. Elemen-elemenPesantren...15
d.KategorisasiPesantren...17
e. PolaPesantren...18
4.Akhlak...19
a.PengertianAkhlak...19
b.RuangLingkupAkhlak...20
1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua ...20
2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru...23
B.KajianPenelitianTerdahuluYangRelevan ...24
C.KerangkaBerfikir...27
D.HipotesisPenelitian...29
BAB III METODOLOGIPENELITIAN A.TempatdanWaktuPenelitian...30
B.MetodePenelitian...30
C.PopulasiDanSampel...31
D.TeknikPengumpulanData...32
E.TehnikAnalisisData...34
F.HipotesisStatistik...36
BAB IV HASILPENELITIAN A.DeskripsiData...37
1.PenerapanBudayaKeraton...37
2.DeskripsiDataHasilAngketPenelitian ...42
B.PengujianHipotesisPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlaksantri. 59 C.PembahasanHasilPenelitian...60
1.InterprestasidanPemaknaanHasilPenelitian...60
2.KeterkaitanPolaPerilakuAdabAbdi DalemdiKeratondengan AkhlakSantridiPesantren...62
3.KeterkaitanHasilPenelitiandenganPenelitianTerdahulu...63
D.KeterbatasanPenelitian...64
BAB V KESIMPULANDANSARAN A.Kesimpulan...67
B.ImplikasiPenelitian...68
C.Saran...68
DAFTARPUSTAKA...70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DaftarTabel
Tabel1Kisi-kisiangket
Tabel2Penskoranangketpositif
Tabel3PenskoranangketNegatif
Tabel4deskripsiangketno.1
Tabel5deskripsiangketno.2
Tabel6deskripsiangketno.3
Tabel7deskripsiangketno.4
Tabel8deskripsiangketno.5
Tabel9deskripsiangketno.6
Tabel10deskripsiangketno.7
Tabel11deskripsiangketno.8
Tabel12deskripsiangketno.9
Tabel13deskripsiangketno.10
Tabel14deskripsiangketno.11
Tabel15deskripsiangketno.12
Tabel16deskripsiangketno.13
Tabel17deskripsiangketno.14
Tabel18deskripsiangketno.15
Tabel19deskripsiangketno.16
Tabel20deskripsiangketno.17
Tabel21deskripsiangketno.18
Tabel22deskripsiangketno.19
Tabel23deskripsiangketno.20
Tabel24deskripsiangketno.21
Tabel25deskripsiangketno.22
Tabel26IndeksKorelasivariabelXdanvariabelY
Tabel27IndeksKorelasiProductMoment
[image:10.595.110.460.180.707.2]DaftarLampiran
Lampiran1angketpenelitian
Lampiran2pedomanwawancara
Lampiran3pedomanwawancara
Lampiran4pedomanwawancara
Lampiran5pedomanobservasi
Lampiran6hasilpenentuansampel
Lampiran7hasilhitunganvaliditasinstrumenvariabelX
Lampiran8hasilhitunganvaliditasvariabelY
Lampiran9hasilujireliabilitasVariabelX
Lamppiran10hasilujireliabilitasVariabelY
Lampiran11datamentahhitunganvariabelX
Lampiran12datamentahhtunganvariabelY
Lampiran13hasilanalisisdeskriptif
Lampiran14photohasilpenelitian
Lampiran15profilpesantren
Lampiran16suratizinpenelitian
Lampiran17suratketeranganpesantren
Lampiran18hasilujireferensi
Lampiran19hasilujireferensi
Lampiran20hasilujireferensi
Lampiran21datapribadipenulis
BABI
Pendahuluan
A.LatarBelakang
Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang
merupakanprodukbudayaIndonesia.KeberadaanpesantrendiIndonesiadimulai
sejak Islam masuk di Negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan
keagamaanyangsebenarnyatelahlamaberkembangsebelumdatangnyaIslam.
Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama hidup di Negeri ini, pondok
pesantrendiakuimemilikiandilyangsangatbesardalammembangunpendidikan
agamadiIndonesia.Pesantrentidakhanyamelahirkantokoh-tokohnasionalyang
berpengaruhtapijugadiakuitelahberhasilmembangunwataktersendiri,dimana
bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam selama ini dikenal sebagai
bangsayangpenuhtenggangrasa.
Kendatipundemikian,dalamperjalanansejarahnyayangpanjangpondok
pesantrenmengalamidinamikayangluarbiasa.Halinitentusajatidakterlepas
dari berbagai konteks yang melatar belakanginya. Diantara hal-hal yang
melatarbelakanginyaadalah;pertama, fenomenatuntutandanharapanmasyarakat
yang cukup besar terhadap lembaga pendidikan Islam, seumpama dengan
tercerminnyaanimomasyarakatuntukmenyekolahkananak-anaknyakelembaga
pendidikan Islam karena dianggap lebih aman dari sisi moral. Kedua, adanya
tuntutandaripenggunajasaterhadaplembagapenddidikaIslam.Ketiga, adanya
tuntutan era reformasi yang memberi peluang otonomsasi pendidikan tingkat
kabupaten.1Keempat, semakinberkembangnyakemajuantehnologidaninformasi
yangterdapatpadamasyarakatluas,yangakhirnyamenuntutsuatulembagaagar
terusberkembangmajumenngikutipermintaanzaman.
Proses sejarah pesantren yang mengalami dinamika transformasi
memunculkan ideologi serta sistem pesantren yang berbeda-beda, hal ini
tergambarkan dari munculnya model atau tipe pesantren-pesantren yang kini
1Amin Haedari, TransformasiPesantrenPengembanganAspekPendidikan,keagamaan,
2
banyak berkembang, diantanya adalah; 1. Podok Pesantren Tradisional yang
masihmempertahankan bentukaslinyadengansemata-matamengajarkankitab
yangditulisolehulamaabadke15denganmenggunakanBahasaArabdengan
menggunakanmetodehalaqohyangdilaksanakandimasjidatausurau.2.Pondok
PesantrenModern,dimanapondokpesantrenini merupakanpengembangantipe
pesantren karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem
belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. 3. Pondok
Pesantren Komprehensif, disebut komprehensif karena merupakan sistem
pendidikandanpengajarangabunganantaratradisionaldan modern.2
Tuntutanzamanyangsemakinharisemakin terusberkembangmajutelah
mendorong pesantren untuk bergerak dinamis dalam menjalankan perannya
sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas tinggi. Seperti halnya Pondok
PesantrenNadwatulUmmahBuntetpesantrenCirebon,pesantrenyangmenjadi
fokuspenulisdalampenulisanskirpsiini.PesantrenNadwatulUmmahmengalami
perubahanyangdinamismulaidarisistempembelajaranyahinggasistemsosial
yangdiberlakuakandalamlingkunganpesantren.
Pesantren Nadwatul Ummah pada dasarnya adalah pesantren
salafi/tradisional yang dalam sistem pembelajarannya masih menggunakan
metodewetonan,sorogan danhafalan.Seiringdenganberkembanganyazaman
serta berubahnya kondisi masyarakat, pesantren Nadwatul Ummah merubah
sistempembelajarandenganmenggunakansistemkelasdanmetodepembelajaran
yanglebihberpariasi.Kendatipundemikianmetode-metodelamasepertiwetonan,
sorogan, danhafalan masihtetapdipakaikarenametodetersebutdianggapcocok
dansesuaidalamprosespembelajarandipesantren.
Selain itu pula, pesantren Nadwatul Ummah dalam sistem sosial yang
diberlakukandipesantrenmenerapkansistemyangtidakbiasaditerapakandalam
dunia pendidikan di pesantren pada umumnya. Pesantren Nadwatul Ummah
menerapkan sistem sosial budaya yang sama dengan sistem sosial di keraton.
2M. Bahri Ghazali, PendidikanPesantrenBerwawasanLingkunganKasusPondok
3
Dimana para santri diibaratkan sebagai abdi dalem yang mengabdi kepada
sultan/rajadisebuahkerajaan/keraton.
Dalam pola kehidupan dan kebudayaan seperti ini, santri dibaratkan
seorang abdi dalem yang mengabdikan dirinya terhadap guru/kiyai yang
memimpinpesantrenuntukmenimbailmudipesantren.Samahalnyaseorangabdi
dalem,santriharuslahtundukdanpatuhterhadapguru/kiyaisertaketurunandan
jugakerabatnya.Sistemsosialbudayasepertiinimenjadiwajibuntukditerapkan
dalamkegiatansehari-hari.Danbagisantriyangtidakmenerapkanpolasepertiini
dianggap sebagai santri yang tidak beradab dan tak tahu sopan santun. Hal
semacam ini terus berlaku baik ketika santri berada di ligkungan pesantren
ataupunbagisantriyangtidaklagimenetapdipesantren/sudahselesaimenimba
ilmu dipesantren, karena hal ini menjadi barometer bagi setiap santri dalam
melanjutkanperannyasebagaiagenofchange.
sistem yang diterapkan di pesantren Nadwatul Ummah nyata telah
menjelaskanbahwaakulturasibudayapesantrendenganbudayalokalmerupakan
prosesnegosiasiantaratradisidanIslam,membentukbudayabarupesantren.Hal
inidisebabkan karenaIslamdipahamitidakpernahmembangunrelasioposisional
denganadatdanbudayalokal.Islamyangdibawa,diantaranyaoleh―Walisongo‖,
telahberkolaborasidenganbudayaJawadanmenjadiIslamJawayangmemiliki
karakterisitik khas Jawa. Islam Jawa yang memiliki mengartikulasikan
keislamannyamelaluismbol-simboldantradisiJawa.Dengansentuhanilmudan
teknologi modern, pesantren juga berakulturasi dengan peradaban modern dan
membentuksimbol-simboltradisiJawaIslammodern.3
Hubungan pesantren dengan tradisi serta kepercayaan lain tidak statis
karena selalu mengalami pasang surut. Bagaimanapun doktrin Islam perlu
diperkenalkan,terutamayangberkaitaandenganpenegakanimandanamalsaleh
yakni penegakan moralitas atau etika sosial. Penekanan pada ajaran moral
sebagaimanayangdiajarkandalamtasawufsepertiyangberkembangdipesantren
3Moh. Roqib, HarmoniDalamBudayaJawa(DimensiEdukasidanKeadilanGender),
4
tradisional/salafiyangmemilikiimpilkasisosialyangsangatbesar.4Untukitulah
pengadopsian budaya keraton di pesantren ini dinilai tepat demi membangun
nilai-nilaimoralsosialyangsesuaidengansyari‗atagama,karenapadamasakini
proses pendidikan yang berlaku di Indonesia telah melupakan hal terpenting
dalam dunia pendidikan yaitu pendidikan moral atau pendidikan akhlak yang
berperanpentingdalampembentukanmoralbangsa.
Denganmemperhatikanhaltersebut,makadalampenyusunanskripsiini
penulistertarikuntuk menelitidanmembahastentang―Hubungan Penerapan
BudayaKeratonDenganAkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmah
BuntetPesantrenCirebon‖.
B.IdentifikasiMasalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikanadalahsebagaiberikut:
1. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial
budayakeratonterhadappolakehidupansantridipesantren.
2. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial
budayakeratondalammembentukakhlaksantridipesantren.
C.PembatasanMasalah
Demi tidak akan munculnya kerancuan serta meluasnya pembahasan
dalamskirpsiini,makapembahasaniniakandibatasidenganpersoalansebagai
berikut:
1. Penerapan budaya keraton dalam skirpsi ini dibatasi pada sikap/akhlak
abdi dalem terhadap sultannya. Dimana sikap/akhlak abdi dalem
merupakan salah satu unsur budaya yang berbentuk sistem sosial
sebagaimana yang dikatakan Koentjaraningrat bahwa sistem sosial
termasukdalambentukkebudayaanyang berwujudaktivitas,tingkahlaku
berpola,perilaku,upacara-upacarasertaritual-ritualyangwujudnyalebih
4M. Darwan Rahardjo,BudayaDamaiKomunitasPesantren, (Jakarta: Pustakan LP3ES
5
konkret dan dapat di amanati.5 Adapun aspek yang akan diteliti dalam
penulisanskripsiiniadalahtingkahlakuberpoladanperilakudalamwujud
berupasikapunggah-ungguhabdidalemdalamlingkungankeratonyang
meliputi:
a. Caraberjalanabdidalemdilingkungankeraton
b. Carasembahabdidalemkepadasultan/raja
c. Caradudukabdidalemketikamenghadapsulatan/raja
d. Caraabdidalemjalanjongkok/nglesot,dan
e. Caraabdidalemberbicaradengansultan/raja.
2. AkhlakyangdimaksuddalamskripsiiniadalahakhlaksantrikepadaGuru
dan orangtua ketika berada di lingkungan Pondok Pesantren Nadwatul
Ummah. Akhlak yang dimaksud disini adalah sikap/etika santri ketika
berhadapandengangurudankeduaorangtuanyadilingkunganpesantren.
Adapunaspekyangakanditelitidalampenulisanskripsiiniadalah:
a. Sikapsantriketikamenghadapgurudanorangtua
b. Sikapsantriketikaberbicaradengangurudanorangtua
c. Sikapsantriketika melayanigurudanorangtua
d. Sikapsantri ketikaberadadilingkunganpesantren,dan
e. Sikapsantriketikamenyambutkedatangangurudanorangtua.
D.PerumusanMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
perumusanmasalahdalampenulisanskripsiiniadalah:
1. Bagaimana penerapan adab abdi dalem yang di terapkan kepada santri
PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon?
2. BagaimanaadabsantriterhadapGurudanOrangtuadilingkunganPondok
Pesantren?
5Jalaludin,PsikologiAgamaMemahamiPrilakudenganMengaplikasikan
6
3. Apakah terdapat hubungan yang sigifikan antara penerapan Budaya
Keraton dengan akhlak santri di pondok Pesantren Nadwatul Ummah
BuntetPesantrenCirebon?
4. Apakah terdapat kesamaan pola perilaku antara sikap abadi dalem
terhadap Sultan/Raja dengan pola perilaku santri terhadap Guru dan
Orangtua?
E.TujuanPenelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas
Penerapan Budaya Keraton terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren
NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.
F.KegunaanPenelitiian
Adapunkegunaandaripenelitianiniadalah:
1.Diharapkandarihasilpenelitianinidapatbermanfa‗atbagipeningkatan
mutu sistem pembelajaran di pesantren, sehingga dapat meningkatkan
kualitasbelajarsantri.
2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk
peningkatanmutudankulitaspelajar.KhususnyaparasantridiPondok
PesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.
3. Dapat dijadikan dasar alternatif dalam membuat kebijakan-kebijakan
7
BABII
KajianTeori
A.DeskripsiTeoritik
1.Budaya
a.PengertianBudaya
Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses
interaksiantar individu.Nilai-nilaiinidiakui,baiksecaralangsungmaupuntidak,
seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut. Bahkan terkadang
sebuah nilai berlangsung di alam bawah sadar indvidu dan diwariskan pada
generasiberikutnnya.
Budaya/kebudayaan merupakaan hasil yang dilakukan manusia yang
berupa material maupun non material yang dapat dinikmati baik berupa ilmu
pengetauan, ataupun norma keyakinan serta kerinduan akan keindahan dan
menolakkejelekanataudengansingkatkatabahwabudayaadalahresultandari
cipta,karsadanrasa.6
Kebudayaandalamsuatumasyarakatmerupakansistemnilaitertentuyang
dijadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaaan tersebut.
Karena dijadikankerangkaacuandalambertindak danbertingahlaku maka
kebudayaancenderungmenjadisebuahtradisidalamsuatumasyarakat.Tradisi
adalah suatu yang sulit berubah karena sudah menyatu dengan kehidupan
masyarakatnya,dantradisi masyarakatmerupakannorma yangterbentukdari
bawahhinggasulitdiketahuisumberasalnya.7
Budayaadalahbentukjamakdarikatabudidandayayangberarticinta,
karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansakerta
budhayah yaitujamakdarikatabuddhi yangberartibudiatauakal.Dalambahasa
Inggris,katabudayaberasaldarikataculture, dalambahasaBelandadiistilahkan
dengankatacultuur, dalambahasaLatin,berasaldarikatacolera.Coleraberarti
6D. Soenarto, KesetiaanAbdiDalemKeratonNgayogyakartaHadiningrat, (Yogyakarta,
Kepel Press, 2013) h. 37
8
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mmengolah dan mengubah alam. Berikut
pengertianbudayaataukebudayaan:
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan,milikdirimanusiabelajar.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa
kebudayaanadalahsemuahasilkarya,rasadancipta masyarakat.
R.Linton,kebudayaandapatdipandangsebagaikonfigurasitingkahlaku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur
pembentukannyadidukungdanditeruskanolehanggotamasyarakatlainnya.8
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan; pikiran, akal
budi,adatistiadat,sesuatuyangmengenaikebudayaanyangsudahberkembang
(beradab,maju)dansesuatuyanngsudahmenjadikebiasaanyangsudahsukar
diubah.9
Secara pendekatan teori misalnya dalam tradisi antropologi, Cliffort
Geerzt mengartikan budaya sebagai nilai yang secara historis memiliki
karaterisriktersendiridanbisadilihatdarisimbol-simbolyangmuncul.Sementara
dalampendekatanetnografi,budayadiartikansebagaikonstruksisosialmaupun
historis yang mentransmisikan pola-pola tertentu melalui simbol, pemaknaan,
premis, bahkan tertuang dalam aturan. Adapun menurut Marvin Harris
mendefinisikankebudayaansebagaiberbagaipolatingkahlakuyangtidakbisa
dilepaskandaricirikhaskelompokmasyarakattertentumisalnyaadatistiadat.10
8Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi,Ilmu Sosial&BudyaDasarEdisi
Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h. 27-28
9Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarIndonesiaEdisiKetiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001) h. 169
10Rulli Nasrullah,KomunikasiAntarBudayadiEraBudayaSiber, (Jakarta: Kencana
9
Dengandemikianbudayaataukebudayaanmerupakanpolatingkahlaku
ataupun kegiatan manusia yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusiabaikdalamsegimaterialmaupunnonmaterial.
b.Substansi(isi)Kebudayaan
Substansi(isi)utamakebudayaanmerupakanwujudabstrakdarisegala
macamidedangagasanmanusiayangbermunculandidalammasyarakatyang
memberijiwakepadamasyarakatitusendiri,baikdalambentukataupunberupa
sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos
kebudayaan.
1) Sistem Pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup sosial
merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha
memahami,alamsekitar,alamfloradanfaunadidaerahtempattinggal,zat-
zatbahanmentahdanbenda-benadadalamlingkungan,tubuhmanusia,sifat
dantingkahlakusesamamanusia,ruangdanwaktu.
2) Nilai, adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap
pentingolehseluruhmanusiasebagai anggotamasyarakat.Olehkarenaitu
sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebenaran),indah(nilaiestetika),baik(nilai-moralatauetis),religius(nilai
agama).
3) Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat
dalammenjawabataumengatasiberbagaimasalahyangdihadapinya.
4) Kepercayaan yang mengandung arti lebih luas daripada agama dan
kepercayaanterhadapTuhanYangMahaEsa.
5) Persepsiatausudutpandangialahsuatutitiktolakpemikiranyangtersusun
dariseperangkat kata-kata yangdigunakan untuk memahami kejadian atau
gejaladalamkehidupan.
6) EtosKebudayaanberasaldaribahasaInggrisyangberartiwatakkhas.Etos
10
wargamasyarakatnya,sertasebagaibendabudayahasilkaryamereka,dilihat
dariluarolehorangasing.11
Sementara menurut Koentjaraningrat membedakan antara bentuk dan isi
kebudayaan,menurutnyabentukkebudayaanterdiriatas3bagianyaitu:
1) SistemKebudayaan,yangberwujudgagasan,pikiran,konsep,nilai-nilai
budaya, norma-norma, pandangan-pandangan yang bentuknya abstrak
sertadalampikiranparapemangkukebudayaanyangbersangkutan.
2) Sistem Sosial, yang berwujud aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku,
upacara-upacarasertaritual-ritual yangwujudnyalebihkonkret. Sistem
sosialadalahbentukkebudayaaandalamwujudyanglebihkonkretdan
dapatdiamati.
3) Benda-benda Budaya disebut juga sebagai kebudayaan fisik atau
kebudayaan materil. Benda budaya merupakan hasil tingkah laku dan
karyapemangkukebudayaanyangbersangkutan.
Selanjutnya,isikebudayaanmenurutnyaterdiriatas7unsuryaitu:bahasa,
sistem-tehnologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi
dankesenian.12
2.Keraton
a.PengertianKeraton
Keraton dalamkamusbesarBahasa Indonesiadiartikansebagaitempat
kediaman ratu dan raja; istana raja; kerajaan. 13 Dalam keseharian keraton
difungsikansebagaitempatperistirahatanbagiratudanrajasertaketurunannya.
Padaumumnyaorang-orangyangberdomisilidikeratonadalahorang-orangyang
memiliki keturunan darah biru/bangsawan/kerajaan terdahulu yang pernah
berkuasadisuatudaerah.
Keraton merupakan pusat kepemerintahan bagi sebuah daerah, namun
denganseiringnyawaktufungsitersebutsemakinsirnasehubugandengansistem
keperintahandiIndonesiayangmenganutsistemReplubik.
11Setiadi, op.cit., h. 31-33
12Jalaludin,op.cit., h. 226-227
11
b.Unsur-unsurKeraton
1)Sultan
Sultan secarabahasadiartikanRaja,Baginda,Johor.14Istilahsultansering
terdengar dalam kerajaan-kerajaan Islam terdahulu dimana seorang sultan
menempatikedudukanpalingtinggidalamsebuahkerajaan.Kedudukansultan
hanya dapat diduduki secara garis keturunan/kekerabatan dari sultan-sultan
sebelumnyayangtelahmenjadiraja.
2)AbdiDalem
Abdidalemataudalamkatalainadalahpegawai,dalamdefinisinyaberarti
seorang yang memiliki tugas untuk bekerja dan mengabdi. Sedangkan jika
berbicaramengenaiabdidalem,padadasarnyamemilikidefinisiyangsamayakni
seorang pekerja/pegawai, hanya saja istilah abdi dalem sebutan untuk mereka
yangmengabdikandirinyakepadakeraton.15
Sebagaipegawai,pejabatpemerintah,merasabelumpantasapabilabelum
mendapatkan gelarabdi dalem. Kesetiaan abdi dalem dalam melayani keraton
dilatar belakangi oleh kesadaran akan jati dirinya sebagai orang Jawa untuk
mempertahankandanmemeliharabudayayangdimiliki.Selainitu,abdidalem
ingin menceburkan diri untuk lebih dekat dengan keraton agar tahu budaya
keratonyangmengandungajaranyangadiluhunguntukdikembangkankeanak,
saudarakeluarga,bahkankepadawawangsanya(etnis)agarmemilikietika,moral,
dan kenangan hidup lebih baik, sekaligus ingin kedudukan spiritual di
masyarakat.16
3)Alun-alun
PadaawalnyaAlun-alunmerupakantempatberlatihperang(gladiyudha)
bagiprajuritkerajaan,tempatpenyelenggaraansayembaradanpenyampaiantitah
(sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, juga hiburan
sepertiRampokanmacanyaituacarayangmenarikdanpalingmendebarkanyaitu
14Nasional, op.cit.,h. 1100
15Gelar S. Ramdani.PengertianAbdiDalem, 2012, (kompaasiana.com)
12
dilepaskannyaseekorharimauyangdikelilingiolehprajuritbersenjata.Namun
seiringberkembangnyazaman,kinialun-alunmerupakansuatulapanganterbuka
yangluasdanberumputyangdikelilingiolehjalandandapatdigunakankegiatan
masyarakatyangberagam.17
c. BudayaKeraton
1)TatakramaAbdiDalem
a)Sembah
Menyembah merupakan penghormatan kepada pihak lain, baik kepada
pemimpin(Raja),kepadaorangtuaatauorangyangdituakanyangpatutmendapat
penghormatan.Adapuncaramenyeembahadalahdenganmeenangkapkankedua
telapaktangansecararapatibujariketemuibujari,masing-masingjaribersatu,
kemudiandiangkatdenganibujarimengenaihidung.Menyembahdilaksanakan
dengandudukbersila,jongkok,atauberdiri.
b)DudukBersila
Caradudukbersiladiaturdenganmaksudsebagaiperwujudansikapsopan
dantertib.Adapunpelaksanaannyasebagiberikut:
Telapakkakikananberadadibawahdepankakikiri,telapakkakikiri
disisipkandiantarapahadenganbetiskakikanan.Tumitkakikanandibawah
betis kaki kiri,telapak kaki kiri maupun kanan menghadap keatas.Kain dan
witonmenutupkeduakakikanandankakikiri.Tangankanandantangankiri
menutupdidepankeduakakiyangdisebutngapurancang.
Punggungtegakdadakedepan,kepalategak,pandangantetaplurustidak
dibiarkanmelirikkirimaupunkekanan,jarakpandangkuranglebih5meterdari
tempatduduknya,tetapihatitetaptenangtidaktertekansantai.
c)DudukdiKursi
Cara duduk di kursipun di lingkungan Keraton diatur untuk tertib dan
sopan,kakikiridankanantidaksalingtumpang,tetapisejajardanmenapakdi
lantai.Tangankiridantangankanandidepanpangkuan,badantegak,dadake
13
depansedikit,kepalategakpandanganluruskedepankuranglebih5meter,tidak
banyaktolehkanandankiri.
d)CaraBerjalan
Berjalan dilingkungan Keraton juga diatur baik berjalan biasa maupun
jalanjongkokataumenggunakanpantat(nglesot).Caraberjalanbiasa,tangankiri
memegang lipatan kain (wiron), sedangn tangan kanan melambai biasa, tidak
sraweyankekanankekiri.Pandangantetapkedepantidaktolahtolehkekanan
dankekiri,berjalanselalumengambildipinggir.Kalauberjalanbersamatidak
boleh bergerombol tetapi harus urut (seperti orang antre), dan tidak diizinkan
ngobrol,ngomongtidakperluseyogyanyadiam.Bilabicaraharusberhentidulu.
Didalamkeratontidakdiperkenankanmemakaialaskakibaiksepatuatau
sandal(canela).Bilahujandiizinkanmemakaipayung.Bilapayungsatuuntuk
berduatidakdibenarkansatuorangmemayungiyanglaintetapiharusmasing-
masing memegang tangkainya. Sedang untuk jalan jongkok dan jalan pantat
hanyadibangsalyangsudahditentukanacaranya.
e)Bahasa
Bahasa yang digunakan di lingkungan keraton menggunakan bahasa
campuran antara krama inggil, krama madya dan ngoko, disebut bahasa
bagongan.PenggunaanbahasaBagonganinidimaksudkanagarhubunganantar
sesama abdi dalem maupun dengan para Pangeran serta keluarga tanpa
memperlihatkanpangkatdangelarsehinggaakanlebiihakrab,lebihdemokratis,
kecualidenganRajatetapmenggunakanbahasaKramainggil.18
Penggunaan bahasa krama Inggil bagi abdi dalem kepada rajanya
merupakanbentukmemulyakanRajasebagaiorangnomersatudiwilayahkeraton
atau kerajaan, karena bahasa krama inggil merupakan bahasa dengan kasta
tertinggidalampenggunaanbahasaJawayangpenggunaanbahasanyadigunakan
untuk menghormati orang yang lebih tua atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya.19
18Soenarto,op.cit., 51- 54
14
3.Pesantren
a.PengertianPesantren
Pesantrenberasaldarikatasantri,denganawalanpe- danakhiran–an yang
berartitempattinggalsantri.SedangC.C,Bergberpendapatbahwaistilahsantri
berasaldariistilahshastri yangdalambahasaIndiadiartikanorangyangtahu
buku-bukusuciagamaHindu.20
Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia
lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok barangkali berasal dari
pengertianasrama-asramaparasantriatautempattinggalyangdibuatdaribambu,
atau barangkaliberasaldarikataArab,funduq, yangartinyahotelatauasrama.
Terlepas dari usul-usul kata itu berasal dari mana, yang jelas ciri-ciri umum
keseluruhanpesantrenadalahlembagapendidikanIslamyangasliIndonesia,yang
pada saat ini merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang terus
berkembang.21
Dalam pengertianlain, pesantren diartikansebagai lembagapendidikan
agamaIslamyangtumbuhsertadiakuimasyarakatsekitar,dengansistemasrama
(komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem
pengajianataumadrasahyangsepenuhnyaberadadibawahkedaulatanleadership
seorangataubeberapaorangkiyaidenganciri-cirikhasyangbersifatkarismatik
sertaindependendalamsegalahal.22
Dengan demikian pesantren merupakan bentuk pola pendidikan murni
yang lahir di Indonesia yang khusus mempelajari pelajaran-pelajaran agama
dengan bentuk pembelajaran kitab-kitab klasik dan para santri yang menetap
tinggaldisebuahasramaataupondok.HinggakinipolapendidikandiPesantren
terusberkembangseiringdenganperkembanganzamandananimomasyarakat
yang terus maju, sehingga perkembangan pesantren di zaman sekarang telah
memasukierapembaharuandalamduniapesantren.
20Babun Suharto, DariPesantrenUntukUmat, (Surabaya, IMTIYAZ, 2011) h. 9
21Zamakhsyari Dhofier,TradisiPesantren, (Jakarta, LP3ES, 2011) h. 41
22Mujamil Qomar,PesantrenDariTransformasiMetodologiMenujuDemokrasi
15
b.TujuanPesantren
Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar
berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan
menanamkan rasa keagamaan tersebut pada setiap segi kehidupannya serta
menjadikannyasebagaiorangyangbergunabagiagama,masyarakat,dannegara.
Adapuntujuankhususpesantrenadalahsebagaiberikut:
1)Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang Muslim
yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,
keterampilandansehatlahirbatinsebagaiwarganegarayangbaik.
2)Mendidiksiswa/santriuntukmenjadikanmanusiaMuslimselakukader-kader
ulamadanmubalighyangberjiwaikhlash,tabah,tangguh, wiraswastadalam
mengamalkansejarahIslamsecarautuh.
3)Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia
pembangunanyangdapatmembangundirinyadanbertanggungjawabkepada
pembangunanbangsadannegara.
4)Mendidiktenaga-tenagapenyuluhpembangunanmikro(keluarga)danregional
(pedesaan/masyarrakatlingkungannya)
5)Mendidiksiswa/santriagarmenjaditenaga-tenagayangcakapdalamberbagai
sektorpembangunan,khususnyapembangunanmental-spriritual.
6)Mendidiksiswa/santriuntukmembantummeningkatkankesejahteraansosial
masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat
bangsa.23
c. Elemen-elemenPesantren
1)Pondok
Pondok,asramabagiparasantri,merupakancirikhastradisipesantren,
yang membedakannya dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid
yangberkembangdikebanyakanwilayahIslamdinegara-negaaralain.Pentingnya
16
pondokpesantrensebagaiasramaparasantritergantungpadajumlahsantriyang
datangdaridaerah-daerahyangjauh.
Pondoktempattinggalsantrimerupakanelemenyangpalingpentingdari
tradisis pesantren, tapi jugapenopangutamabagi pesantren untuk dapat terus
berkembang.
2)Masjid
Masjidmerupakanelemenyangtakdapatdipisahkandaripesantrendan
diaanggapsebagaitempatyangpalingtepatuntukmendidikparasantri,terutama
dalam praktik sembahyanglimawaktu, khutbah dan sembahyangjum‗at serta
pegajarankitab-kitabklasik.
Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren
merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional
dengankatalain,kesinambungansistempendidikan Islam yangberpusatpada
masjid sejak Masjid Qubba didirikan oleh Nabi Muhammad SAW tetap
terpencaardalamsistempesantren.
3)PengajianKitab-kitabKlasikIslam
Pada masa lalu, pengajaran kitab Islam klasik, terutama karangan-
karangan ulama menganut faham Syafi‗i, merupakan satu-satunya pengajaran
formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utamanya adalah
untuk mendidikcalon-calonulama.
Sekarang kitab-kitab klasik yang diajarkan dipesantren digolongkan
kedalam 8 kelompok jenis pengetahuan yaitu, nahwu dan shorof, fiqih, ushul
fiqih,hadits,tafsir,tauhid,tasawuf,dan cabang-cabanglainsepertitarikhdan
balagah.Kitab—kitabtersebutmeliputiteksyangsangatpendeksampaiteksyang
berjilid-jilidyangkesemuanyadapatdigolongkankedalamtigagolonganyaitu:
kitabdasar,kitabtingkatmenengahdankitabtingkattinggi.
4)Santri
Santri adalah siswa yang belajar dipesantren, santri disetiap pesantren
17
a)Santrimukim,yaitumurid-muridyangberasaldaridaerahyangjauhdan
menetapdalamkelompokpesantren.
b)Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekitar
pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti
pelajarannyadipesantrenmerekaberangkatdarirumahdankembalilagi
kerumahnyatanpamenetapdipesantren.
5)Kiyai
Kiyaimerupakanelemenpalingesensialdarisuatupesantren.Iasering
kalibahkanmerupakanpendirinya.Sudahsewajarnyabahwapertumbuhansuatu
pesantrensemata-matabergantungpadakemampuanpribadikiyainya.
Menurut asal-usulnya, perkataan kiyai dipakai untuk ketiga jensi gelar
yangsalingberbeda:
1. Sebagaigelarkehormatanbagibarang-barangyangdianggapkeramat.
2. Gelarkehormatanuntukorang-orangtuapadaumumnya.
3. GelaryangdiberikanolehmasyarakatkepadaahliagamaIslamyang
memiliki ataumenjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan kitab-
kitabIslamklasikkepadaparasantrinya.24
d.KategorisasiPesantren
Menurut Zamakhsyari Dhofier tipe pesantren terbagi mennjadi 2
kelompokbesaryaitu:
1. Tipelama(klasik),yangintipendidikannyamengajarkankitab-kitabIslam
klasik. Walaupun sistem madrasah diterapkan, tujuannya untuk
mempermudah sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga
pengajian bentuk lama. Tipe ini tidak mengenaalkan pengajaran
pengetahuanumum.
2. Tipe baru (modern) yaitu mendirikan sekolah-sekolah umum dan
madrasah-madrassah yang mayoritas mata pelajaran yang
18
dikembangkannyabukankitab-kitabIslamklasik.Sekalipunkitab-kitaab
klasiktetapdipertahankannamunporsipengajarannya tidakmemadai.25
Selain itu, Zamakhsyari Dhofier juga membagi 3 kelompok besar
pesantrensesuaidenganjumlahbanyaksedikitnyasntriyaitu:
1. Pesantren yang tergolong kecil biasanya mempunyai jumlah santri
dibawah1.000danpengaruhnyatebataspadatingkatkabupaten.
2. Pesantren menengah biasanya memiliki santri antara 1.000 sampai
2.000,danmemilikipengaruhdanmenariksantri-santridaribeberapa
kabupaten
3. Pesantrenbesarbiasanyamemilikisantrilebihdari2.000yangberasal
dariberbagai kabupatendanprovinsi.26
e. PolaPesantren
Yang dimaskud pola pesantren adalah sebuah bentuk dan sistem
kepesantrenanyangdjalankanolehsebuahpesantren.Adapunpola-polapesantren
adalahsebagaiberikut:
1)Pola1terdiridariMasjiddanrumahkiyai.Bentukpesantreninimasihbersifat
sederhana, diamana kiyai menggunakan masjid sebagi sarana pendidikan.
Santriyangdatangkepesantrenpolainibiasanyahanyasantriyangtinggal
disekitarpesantrendanmetodepembelajaranyangdiguakanadalahwetonan
dansorogan.
2)Pola2,terdiridariMasjid,rumahkiyai,danpondok.Polapesantrensemacam
initelahmemilikipondokatauasramayangdisediakanbagisantri-santriyang
datang dari tempat yang jauh. Metode pembelajaran adalah wetonan dan
sorogan.
3)Pola3,terdiridarimasjid,rumahkiyai,pondok,danmadrasah.Pesantrenyang
telahmemilikimadrasahsepertiinisudahmulaimenggunakansistemklasikal
dalam metode pembelajarannya. Dimana santri yang tinggal bisa sekolah
dimadrasah,begitujugasantriyangberasaldariwilayahsekitarpesantren.
25Dhofir,op.cit., h. 76
19
4)Pola 4, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat
keterampilan. Pola semacam ini menunjukan kemajuan pesantren dalam
mengeembangkan metode pembelajaran dengan disediakannya tempat
keterampilanuntukmmembantumengembangkansikomotorikpadasantri.
5)Pola 5, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat
keterampilan, universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan sekolah
umum. Dalam pola ini pesantren sudah dapat digolongkan pesantren yang
mandiri dan modern karena keelengkapan sarana dan prasarananya demi
membantukemajuansantridalammengembangkanpotensidirinya.27
4.Akhlak
a.Pengertian
KataakhlakdalambahasaIndonesiaberasaldarikosakatabahasaArab
(akhlaq) yang merupakan bentuk jamak dari kata (Khuluq) yang berarti
as-sajiyyah (perangai), at-tabi‟ ah (watak),al- „adah(kebiasaanataukelaziman),dan
ad-din (keteraturan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Akhlak diartikan;
budipekertidankelakuan.28
Jadimenurutkebahasaankataakhlakmengacukepadasifat-sifatmanusia
secara universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan. Menurut Ibnu
Manzur,akhlakpadahakikatnyaadalahdimensiesetoris manusiayangberkenaan
dengan jiwa, sifat, dan karakteristiknya secara khusus, yang hasanah (baik)
maupunyangqabihah (buruk).29
DalamkitabAl-Ta‟ rifat akhlakjamakdarikatakhuluq diartikansebagai
tingkahlakumanusiayangdilakukanataudikerjakansecaraspontantanpa ada
usahauntukberfikirmaupunperencanaanterlebihdulu. Apabilaperbuatanitu
memunculkanperbuatanburukmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyang
27Haidar Putra,SejarahPertumbuhandanPembaharuanPendidikanIslamdiIndonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) h. 66
28Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarBahasaIndonesiaEdisiKeempat,
(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 27
29Perpustakaan Nasional RI,EtikaBerkeluargaBermasyarakatdanBerpolitik, (Jakarta,
20
buruk,danapabilaperbuatanitumemunculkanperbuatanbaikyangsesuaiakal
dansyari‗atmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyangbaik.30
Dengandemikianpengertianakhlakmengacupadasifatmanusiasecara
umumtanpamelihatperbedaanjenisantaralaki-lakimaupunperempuan,oleh
karenanyalahakhlakterbagiatasduabagianyaitual-akhlaqulhasanah (akhlak
yangbaik)danal-akhlaqulmahmudah (akhlakyangburuk.)
Dalampengertianlainakhlakadalahsifatyangtertanamdidalamjiwa,
yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa
membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. Ibnu Maskawaih sebagai pakar
dibidangakhlakmengatakanbahwaakhlakadalahsifatyangtertanamdalamjiwa
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
danpertimbangan.31
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung
kepada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di
Indonesia kata akhlak sudah mmengandung konotasi baik, jadi orang yang
berakhlakberartiorangyangberakhlakbaik.32AllahSWTberfirman:
“(agama Kami)initidaklainhanyalahadatkebiasaanorangdahulu. (Q.S.Asy-
Syu‗ara:137)‖
b.RuangLingkupAkhlak
1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua
a)BerbaktiKepadaOrangtua
Diantarasifatorangmuslimyangmenonjoladalahberbaktidanberbuat
baikkepadaorangtua.Berbaktidanmentaatikeduanyaselamakeduanyatidak
30 ‗Ali Ibn Muhammad Al-Jarjani, ات عزي فا ت, (Al-Haramain, Jeddah) h. 101
31Heny Narendrani Hidayati,PengukuranAkhlakulKarimahMahasiswa, (Jakarta, UIN
Press, 2009) h. 7
32Abu Ahmadi, Noor Salimi,MKDUDasar-DasarPendidikanAgamaIslamUntuk
21
menyuruh berbuat dosa dan memutus silaturrahmi33. Rasulullah SAW
bersabda:
―Diceritakankepadakamiabual-WalidiHisyambin‗AbdulMilkiberkata diceritakankepadakamiSyu‗bahberkataal-Walidibinal-‗Izazmengabarkan kepada saya berkata saya mendengarkan aba Umar dan Syaiban berkata diceritakan kepada kami bahwa pemilik rumah ini mengisyaratkan kepada Abdullah,berkata―Aku bertanyakepadaNabiSAW,perbuatanapakahyang palingdicintaiAllah?beliaumenjawab―Melakukanshalatpadawaktunya‖ kemudianapa?Tanyaku.Beliaumenjawab―berbaktikepadaorangtua‖ Aku bertanya,kemudianapa?Beliaumenjawab―JihaddijalanAllah‖ .(HR.Al- Bukhori).
b)BerbuatBaikKepadaOrangyangDicintaiOrangtua
BimbingandanpetunjukIslamtidakhanyatertujupadaberbuatbaik
kepadaorangtuasaja,melainkanIslamjugamemerintahkanuntukberbuatbaik
kepadaorangyangdicintaiorangtua.DariIbnUmarR.Adiamenceritakan,
akupernahmendengarRasulullahSAWBersabda:
―Sesungguhnya bakti yang paling baik adalah jika seorang laki-laki menyambungtalipersaudaraanorangyangdicintaiayahnya.(H.R.Muslim)‖
c)CaraBerbaktidanBerbuatBaikkepadaOrangtua
Orangmuslimyangtelahmendapatkandidikandan bimbinganIslam
akanmenjadiorangyangbenar-benarberbaktikepadaorangtuanya.Diaselalu
33Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Adab & Akhlak Penuntut Ilmu, (2010, Pustaka At-
Taqwa, Bogor), h. 56
34
Abdullah bin Muhammad bin Isma‗il Al-Bukhori,Matanal-Bukhari, (t.t, Al-Haramain,
Jeddah), h. 102
22
memberikanpenghormatandanmemuliakankeduanya,berdirijikakeduanya
berdiridaritempatduduknyadanmenundukankepalasambarimenciumkedua
tangannya,tidakmengangkatsuaradihadapannyasebagaipenghormatanbagi
keduanya, merendahkan diri serta berbicaralah lemah lembut dengannya.
Sehingga tidak ada kata—kata kotor yang keluar dan dapat meynakitkan
keduannya, tidak juga memperlakukannya dengan suatu yang menjadikan
keduanyamendapatkanaib.36
Selainitusebagaianakyangsholeh,dengarkanlahperkataanorangtua
dengan sebaik-baiknya. Jalankanlah dan taatilah perintah mereka itu sesuai
dengan syari‗at Allah Ta‗ala. Datanglah lekas jika mereka memanggil,
tundukankedualenganbahudanrendahkandiridihadapankeduanya,seperti
yangdiperintahkanAllahSWT:
“dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimanamerekaberduatelahmendidikakuwaktukecil".(Q.S.Al-Isra‟
24)
Jangan merasa bosan berbakti kepada mereka. Jangan pula merasa
bosan menjalankan perintah mereka. Jangan memandang mereka dengan
pandangansebelahmata.Janganandasampaimelengkingkansuaradihadapan
mereka atau berkata dengan suara keras ketika berbicara dengan mereka.
Janganpulaandamenghardikatauberkata―cis‖ kepadamerekaapalagikalau
sampaimenyalahi,tidakmengindahkanperintahdananjuranmereka.37
36M. Abdul Ghoffar, Buku, JatiDiriMuslim, Terj. Dari SyahsiyatulAl-MuslimKamaa
YashughuhaAl-IslamfiiAl-KkitabwaAl-Sunnah oleh Muhammad Ali Al-Hasyimil (Jakarta,
Pustaka Al-Kautsar, 1999) Cet. I, h. 61
37Al-Ghazali (Penerjemah; A. M. Basalamah),AdabdalamAgama, (1992, Gema Insani
23
2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru
a)MenjagaKehormatanGuru
Adab murid terhadap gurunya adalah adab yang paling penting yang
harus dimiliki oleh seorang pelajar. Hendaklah dia menganggap gurunya
sebagaiseorangpengajardanpendidik.Sebagaipengajaryangmengajarkan
ilmu,sertasebagaipendidikyangmembimbingnyakepadabudipekertiyang
baik.Seorangmuridkalautidakpercayadengangurunyapadaduahal ini,
makadiatidakmendapatkanapayangdiinginkannya.38
Dengandemikianbentukpenghormatanseorangpelajarterhadap guru
sangatlah penting demi terciptanya keharmonisan antara murid dan guru
sehinggamuridakanmendapatkanberkahkeilmuandarikeikhlasanguruyang
telahmendidikdanmembimbingmurid.
b)CaraBerakhlakKepadaGuru
Termasukcaramenghormatiilmuadalahmenghormatiguru,adapun
caramenghormatiguruantaralainadalah:tidakberjalandidepannya,tidak
mendudukitempatduduknya,tidakmendahuluibicaradihadapangurukecuali
denganizinguru,tidakbicarabanyakdihadapanguru,tidakbertanyayang
membuatbosan,harusmenjagawaktudantidakmengetuk-ngetukpintunya,
namun harus bersabar untuk menunggunya keluar. Kesimpulannya, seorang
muridharusberusahamendapatkanridhoguru,menghindarikeemurkaannya
danpatuhkepadanyaselaindalammenjalankanmaksiatkeepadaAllahSWT,
sebabtidakbolehpatuhkepada makhlukuntukmelakukanperbuatankepada
sangpencipta.Dancaramenghormatigurujugatermasukmenghormatianak-
anaknyadanorangyangmempunyaihubungandengannya.39
Selainitu,sebagaiseorangmuridyangbaikharuslahmenghormati
gurunya dengan baik. Usahakan muridlah yang terlebih dulu mengucapkan
salam.Kurangibanyakbicarayangasalbunyidihadapanguru.Berdiriapabila
guruberdiri.Janganmengatakankepadanya―SiFulanberkatabegini(yang
38 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‗Utsman,
Penerjemah Ahmad Sabiq, SyarahAdab
danManfa‟ atMenuntutIlmu, (Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi‗i, 2007) cet 2, h. 111-112
24
berlawanan)‖. Jangan bertanya kepada teman-teman ketika dihadapan guru.
Jangantertawaatautersenyum-senyumketikaberbicaradenganguru.Jangan
mengutarakan hal-hal yang berlawanan dengan pendapatnya dan jangan
meminta penjelasan kepada sang guru ketika di tengah jalan dan jangan
menambahhal-halyangmembosankanguru.40
B.KajianPenelitianTerdahuluyangRelevan
1.Berdasarkan hasil penelitian dari Tholobin dengan judul Skripsi Respons
Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat Keraton
Kasepuhan Cirebon (Studi Terhadap Masyarakat Kasepuhan RW.04
Sitimulya) dapatdisimpulkanbahwa:
TradisiPanjangJimatmerupakantradisiyangselaludiperingatipada
setiaptahunyaitupadatanggal12RobiulAwwal,sebagaiharikelahiranNabi
Muhammad SAW, yang berlangsung sangat meriah. Pihak keraton sebagai
penyelenggaraatasterlaksananyatradisitersebut,haldemikiankarenapihak
keratonpewarisdaritradisiPanjangJimat,sebagaimanalayaknyatradisiyang
harusdijagadandihormatisertatetapdilestarikan.BentukdaritradisiPanjang
JimatadalahadanyaalegorisPanjangJimatpadamalamterakhiryangdisebut
malampelal.
Tradisi Panjang Jimat mempunyai potensi materil bagi masyarakat
Sitimulya.FaktayangterjadidilapanganmasyarakatSitimulyasangatsenang
dengan adanya tradisi Panjang Jimat karena setiap individu maupun
masyarakatbisaberperangunamenyalurkannilaikreatifitasyangadaselama
tradisitersebutberlangsung.HalinimenjadialasanmasyarakatSitimulyaagar
tradisitersebuttetapeksis.
Adanya potensi-potensi yang terdapat dalam tradisi Panjang Jimat,
masyarakatSitimulyabergerakuntukmelakukansesuatu.Bentukdarirespons
masyarakat Sitimulya terahadap berlangsungnya tradisi Panjang Jimat,
masyarakatSitimulyamelakukanbanyakhalterutamadalamkegiatanekonomi
dan wisata kebudayaan. Kegiatan ekonomi masyarakat Sitimulya bergerak
25
dibidangbarangdanjasa,kegiatanekonomibersifatbarangadalahmasyarakat
membukalapanganpekerjaandanperdagangandiareasekitarkeratonsebagai
tempat pelaksaan tradisi Panjang Jimat, sedangkan kegiatan ekonomi yang
bersifat jasa, masyarakat Sitimulya menyiapkan atau menyediakan tempat-
tempatpenginapansepertihalnyapenyediaankos-kosan,kontrakanbagipara
pengunjungdariluaryangdatangselamatradisiPanjangJimatberlangsung
juga membuka biro jasa penitipan barang. Kemudian pada sektor wisata
masyarakat Sitimulya melakukan wisata hiburan dengan memanfaatkan
momen tradisi Panjang Jimat sebagai wisata kebudayaan selama tradisi
tersebutberlangsungmerupakanwisataalternatipbagimasyarakatSitimulya.41
2.BerdasarkanhasilpenelitiandariYesyWahyuningTyas denganjudulSkripsi
AnalisisNilaiDanMaknaSimbolikTeksSeratTataCaraKeratonDalam
Naskah Serat Abdi Dalem Keraton menjelaskan secara garis besar makna
filosofis dari aturan sikap di atas, mengandung nilai seperti apa yang
dituangkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa, bahwaseorang
abdi dalem harus „darma lumaku sapakon‟ artinya, wajib berjalan menurut
perintah.Dalamhalini,adalahmenurutiperintahrajanya.Laluaturanberjalan,
tidakbolehbolak-balik,tidakbolehmerokok,tidakbolehmelambai,halini
jugatelahdiajarkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa,sikap
seorangabdidalemharusmantep danmadep,yaituharusbersikapmantapdan
tidakgentar.
Sikapberjalandengantidakbolehmelambaikantangan,menolehkanan
dankiri,harussenantiasasigap.Jugadalamhalbersopansantundanbersikap
seperti gambaran seorang wanita, halus, berbudi luhur, namun juga harus
seperti kuda yang senantiasa sigap apabila menerima perintah raja, dengan
aturanapabilaberbicaraharusdengansuarayanglirihdanhalus.Berdasarkan
logika,bagaimanaseorangabdidalemdapatbersigap,ketikadirinyasambil
41 Tholibin ―Respons
Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat
KeratonKasepuhanCirebon(StudiTerhadapMasyarakatKasepuhanRW.04Sitimulya)” Skripsi
Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009, h. 102-103 tidak
26
melakukanhallainwalaupunsekecilapapun,untukitulahaturan-aturansikap
tersebutdibuat.
Sikapyangharusditunjukanketikaberpapasandenganputra-putriraja
besertakerabatnya,makaharussegeramemberijarak.Maknasimboldarisikap
tersebut selain sebagai simbol penghormatan kepada petinggi keraton, juga
sebagaitandapembedakasta,diantaraatasandanbawahan.Yangmana,yang
lebihberkuasaharusmenjadiprioritas.Halini,merupakanajaranpeninggalan
agamahindudiJawa.
Kemudianmengenaiaturanuntukndhodhok atauberjongkok.Apabila
dihadapan leluhur harus ndhodhok atau berjongkok, mengandung makna
sebagai suatu bentuk penghormatan, sikap seperti itu juga sebagai simbol
bahwaseorangabdidalemadalahjabatanyangpalingrendahdalamkeraton.
Sembah,ngapurancang, bersila,berjongkokdanberjalanjongkokyang
disebutlakundhodhok merupakanlambang-lambangyangselalumunculpada
setiapinteraksidalamkeraton.Tetapi,pemberiansembahdanlakundhodhok
tersebut hanya dilakukan setiap kali apabila abdi dalem bertemu atau
menghadaprajadankerabatraja.
Bentuk-bentuk sikapdiatas, yangmencerminkan nilai ‗andap asor‟
yang merupakan salah satu ajaran budaya Jawa. ‗Andap asor‟ berarti
merendahkandirisendiridengansopandanmerupakankelakuanyangbenar
yangharusditunjukankepadasetiaporangyangderajatnyalebihtinggi.
Dalamtatacarainijugamengandungunggah-ungguh yangdipahami
olehmasyarakatbesardiJawa,yangbanyaktampakdalamkesehariansampai
saat ini, yang juga diterapkan dalam keraton, yaitu apabila berbicara atau
berhadapandenganorangyanglebihtua,ataudenganorangyangjabatannya
lebihtinggi,unggah-ungguh-nyaadalah‗jangankitamenatapwajahorang
yanglebihtuaataulebihtinggijabatannya,karenaapabilakitaberanimenatap
wajahnya,iniberartikitamenentangdanmenantangorangtersebut.42
42Yesy Wahyuning Tyas, ͞Analisis Nilai Dan Makna Simbolik Teks Serat Tata Cara
Keraton Dalam NaskahSeratAbdiDalemKeraton͟ skripsi pada Universiitas Indonesia, Jakarta,
27
Sekalipunmemilikiruanglingkupyangsamadalampnelitian,darikedua
penelitian yang relevan diatas terdapat perbedaan penelitian dengan penelitian
yangpenulisajukandiantaranyaadalah:
1.Dalam penjelasan yang diajukan oleh Yesy Wahyuning Tyas dalam
penelitiaannyaanalisisnilaidanmaknasimbolikteksserattatacarakeraton,
menjelaskantentangmakna yangterkandungdalamtatacaraunggah-ungguh
abdi dalem maupun tata cara peletakan benda-benda pusaka keraton.
Sementara penelitian yang diajukan penulis menjelaskan tentang hubungan
penerapanbudayakeratonyaitusikapabbdidalemterhadaprajanyadengan
akhlaksantridipesantren.
2.Dalam penjelasan penelitiaan yang diajukan oleh Tholibin dalam
penelitiaannyaadalahresponmasyarakatterhadaptradisipanjangjimatyang
dilakukan oleh keraton, sementara penelitian yang diajukan penulis adalah
pengaruhbudayakeratonterhadapakhlaksantridipesantren.
Dengandemikiansekalipunpenelitianyangdilakukanolehpenulisdengan
hasil penelitian yang relevan di atas memiliki ruanglingkup yang sama yakni
Budaya Keraton, namun dari fokus penelitian yang dijelaskan masing-masing
penelitian memiliki fokus budaya yang berbeda sebagaimana yang telah
dijelaskandiatas.
C.KerangkaBerfikir
Dari penjelasan di atas telah nampak jelas bahwa pesantren dalam
perjalanannya mengalami perkembangan yang dinamis di setiap zamannya
dengan mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Sesuai dengan
fungsinya, pesantren merupakan tempat pendidikan yang memfokuskan
pembelajaranpadapelajaran-pelajaranagamaIslam.Walaupunkinipesantren
sudah banyak yang mengalami kemajuan dalam sistem pembelajarannya,
namunhaltersebuttetaptidakmerubahhukumawaladanyapesantrenyaitu
memberikanpelajaranagamayangmendalam.
Seiring dengan terus berkembangnya zaman, pesantren mulai
pesantren-28
pesantren yang bersistem modern yang pada pembelajarannya tidak hanya
terfokuspadapelajaranagamasajatetapijugamemasukipelajaran-pelajaran
umum pada kurikulumnya. Hal ini sejalan dengan tujuannya didirikan
pesantrenyaitumendidikmanusiauntukmenjadiinsanyangkamilbaikdalam
budipekertimaupunilmupengetahuannya.
Namundemikianhinggasaatinipunmasihadapesantren-pesantren
yang mempertahankan sistem lama dalam pembelajarannya maupun dalam
sistemsosialnya,semisaldenganpelajaran-pelajaranyangdiajarkanhanyalah
pelajaran agama saja, hal ini berkaitan dengan sistem turun temurun yang
diterapkan oleh pihak kepengurusan pesantren yaitu kiyai yang menjadi
pengasuhsekaliguspemimpintertinggidalampesantren.
Sistemyangdipakaiolehpesantrensemacaminibiasanyadipengaruhi
jugaolehlingkunganmaupunsejarahDaerah.Semisaldengansistempesantren
yangdipengaruhiolehbudayaataupunsistemkepemerintahandalamsistem
kepesantrenannya, hal ini menunjukan bahwa pesantren merupakan produk
budaya lokal yang didirikan sesuai dengan situasi dan kondisi dimana
pesantrenitudidirikan.
Olehkarenanya,dalamsebuahsistempendidikandipesantren,situasidan
kondisilingkungansangatlahberperandalammenjalankandanmenciptakan
sebuahsistempendidikandipesantren.Karenapesantrenmerupakanproduk
lokalyangberdiridanberkembangdenganalurlingkungan.
Seperti halnya pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren
Cirebonyangmasihmempertahankansistemturuntemurunnyaterutamadalam
sistemke-Pesantrenanyangmengacupadasistemsosialkeraton.Dimanapara
santri diibaratkan seorang abdi dalem yang selalu setia melayani keluarga
keraton,begitujugasantriyangsetiamelayanigurudalammenuntutilmudemi
mendapatkan berkah serta ilmu yang manfa‗at dari sang guru dengan cara
menjaga sikap dan tau bagaimana harus bersikap kepada guru. Dalam
prakteknya,haltersebutbertujuanuntukmemberikanpendidikanakhlaksecara
nyatakepadaparasantriagartidakhanyamemahamipendidikanakhlakyang
29
Dengandemikian,parasantridiharapdapatmemahami bagaimanacara
untukbersikapkepadagurumaupunorangtuamereka,karenadengansistem
yang demikian para santri dapat langsung memeraktekan apa yang telah
merekapelajariselamamerekamenjalanipendidikandipesantren.
D.HipotesisPenelitian
Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Terdapat
hubunganyangpositifantarapenerapanbudayakeratondenganakhlaksantri
30
BABIII
MetodologiPenelitian
A.TempatdanWaktuPenelitian
Tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah di Pondok Pesantren
Nadwatul Ummah komplek Pondok Buntet Pesantren Rt. 010 Rw. 04 Ds.
MertapadaKulonKec.AstanajapuraKab.CirebonJawaBarat.
B.MetodePenelitian
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.43 Adapun metode
penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang
ditunjang dengan metode kualitatif yakni metode penelitian yang berusaha
memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan
Penerapan BudayaKeratondengan AkhlakSantriPondokPesantrenNadwatul
Ummah Buntet Pesantren Cirebon. Dengan menyebarkan angket kepada
respondenditempatpenelitianyangtelahditentukan.Sertamendeskripsikanhasil
temuanpenelitiandilapangandenganmemberikaninformasiyagvalid.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui
penelitiansebagaiberikut:
1.PenelitianKepustakaan
Penelitianinidilakukandengancaramembaca,mempelajaridanmeneliti
berbagaibukureferensiyangrelevandengantemayangdiangkat.Adapuntujuan
daripenelitiankepustakaanadalahuntukmemperolehbahan-bahandankonsep
yangberkaitandengantemapenelitian.
2.PenelitianLapangan
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung
terjunmenelitiditempatpenelitianyangtelahditentukan.Penelitianlapanganini
43Sugiyono,MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuntitatif,KualitatifdanR&D,
31
bertujuanuntukmendapatkandata yangvalidtentanginteraksisosialindividu
maupunkelompokyangterdapatpadatempatpenelitian.
C.PopulasidanSampel
Adapunyangmenjadipopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsantri
PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesan