• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN

PENERAPAN

BUDAYA

KERATON

DENGAN

AKHLAK

SANTRI

PONDOK

PESANTREN

NADWATUL

UMMAH

BUNTET

PESANTREN

CIREBON

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)

DisusunOleh:

AhmadYusufQurdhowi

Nim:109011000068

JURUSAN

PENDIDIKAN

AGAMA

ISLAM

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UIN

SYARIF

HIDAYATULLAH

(2)

LEMBARPENGESAHAN

HUBUNGANPENERAPANBUDAYAKERATON

DENGANAKHLAKSANTRI

PONDOKPESANTRENNADWATULUMMAH

BUNTETPESANTRENCIREBON

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi

PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)

DisusunOleh:

Ahmad Yusuf Qurdhowi

NIM:109011000068

DibawahBimbingan:

Drs. Rusdi Jamil, MA

NIP.196212311995031005

JURUSANPENDIDIKANAGAMAISLAM

FAKULTASILMUTARBIYAHDANKEGURUAN

UINSYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Nama :AhmadYusufQurdhowi Nim :109011000068

Fak/Jurusan :FakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan/PendidikanAgamaIslam JudulSkripsi :HubunganPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlakSantridi

PondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon

Skripsi ini berjudul Hubungan Penerapan Budaya Keraton Terhadap

AkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon. Lingkup yang

dijadikan penelitian penulis adalah sikap para abdi terhadap para sultan dan keluargasultan.Tujuandaripenulisanskripsi adalahuntukmencarihubungan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri di pondok pesantren NadwatulUmmahCirebon.Penerapanbudayakeratonsepertiinisangatjarang diterapkan dalam dunia pendidikan baik sekolah umum maupun dalam pendidikanpesantrensehinggaperludiketahuilatarbelakangsertapengaruhnya penerpanbudayakeratonterhadapakhlaksantridipondokpesantren.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptifkuantitatif yangdalampelaksanaannyapenulismengadakanpenelitian lapangan dengan cara menyebar angket kepada beberapa responden serta mengadakanobserfasidipesantrenyangmenjaditempatpenelitian.

Adapunhasilpenelitianyangtelahdilakukanpenulismenunjukanbahwa antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonmenunjukanadanyahubunganyang signifikandenganhasilperhitunganyangmenunjukanrhitung >rtabel (rhitung 0,61>

rtabel 5%=0,273/rhitung 0,61>rtabel 1%=0,354)yangartinyarhitung lebihbesar

(0,61)darir tabel 5%(0,273)danr tabel 1%(0,354).Halinidikarenakandengan

adanyapenerpanbudayakeratondapatmembantuprosespendidikandipeantren terutamadalampendidikanakhlak,dimanaparasantrimendapatkanpendidikan akhlakyangnyatamelaluipenerapanbudayakeraton.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri di pondok pesantrenNadwatulUmmah,karenadenganpenerapanbuadayatersebutdapat membantuprosespendidikandipesantren.

(6)

KATA

PENGANTAR











Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat beriringan

salamsemogaselalutercurahkankepadajunjungankitaNabibesarMuhammad

SAWsebagaisuritauladanbagiumatmanusia.

SkripsiiniberjudulHubunganPenerapanBudayaKeratonterhadap

Akhlak Santri PondokPesantren Nadwatul UmmahBuntet Pesantren Cirebon,

merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana

PendidikanIslam(S.Pd.I).

AtasselesainyaSkripsiini,tidakterlepasdaribantuansertadoadari

berbagaipihakyangtelahmemberikankontribusinyadalamrangkapenyusunan

danpenulisanSkripsiini,untukitupenulismenyampaikanribuanterimakasih

kepadasemuapihakyangtelahmembantudalammenyusunskripsiini.Yaitu:

1. Kedua orang tua, yaitu Ahmad Junaedi dan Rianawati, S. Pd yang telah

merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus,

mendoakandanmencukupimorilsertamaterilkepadapenulis.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

JakartaIbuNurlenaRifa‘iMA,Ph.D,besertaseluruhstaffnya.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan

seketarisJurusanPendidikanAgamaIslambapakDrs.SapiuddinShidiq,MA

besertaseluruhstaffnya.

4. Bapak Drs. Rusdi Jami, MA yang telah sabar dan meluangkan waktunya

untukmembimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikanilmunyadanmembimbingkepadapenulisselamamenuntutilmu

diUINSyarifHidayatullahJakarta,semogabapakdanibudosenselaludalam

(7)

rahmatdanlindunganAllahSWT.Sehinggailmuyangtelahdiajarkandapat

bermanfaatdikemudianhari.

6. Dra.Shofiah,M.Agsebagaidosenpenasehatakademik,yangmemberikan

dukungandanbimbingankepadapenulis,untukmenyelesaikan studitepat

waktu.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan

Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan

kepadapenulisuntukmendapatkanreferensiyangmendukungpenyelesaian

skripsiini.

8. PengasuhPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonDr.

KH. LuthfiEl-Hakim,MAbesertakeluargabesarPondokPesantren yang

telahbersediamembantupenulismelakukanpenelitiandiPesantren.

9. SeluruhsantriPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon

yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir

denganmengisiangketyangtelahdisebarkan.

10. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu

mensuport penulis serta memberikan masukan dalam menyelesaikantugas

akhirhinggaskripsiiniselesai.

Semogabantuanyangtelahdiberikandapatberbuahberkahdanpahala

sehinggabermanfa‘atbagipenulisdanjugasemuapihakyangtelahmembantu

penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Dan semoga apa yang telah

penulis hasilkan dari skripsi ini dapat bermanfa‘at bagi semua orang pada

umumnyadankhususnyabagipenulissendiri.

AminyaRabbal‘alamin.

Jakarta, 04Mei2014

AhmadYusufQurdhowi

(8)

DAFTARISI

COVER

LEMBARPENGESAHANDOSENPEMBIMBING

SURATPERNYATAANKARYASENDIRI

ABSTRAK ...i

KATAPENGANTAR...ii

DAFTARISI...iv

DAFTARTABEL ...vi

DAFTARLAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah...1

B.IdentifikasiMasalah...4

C.PembatasanMasalah ...4

D.PerumusanMasalah...5

E.TujuanPenelitian...6

F.KegunaanPenelitian...6

BAB II KAJIANTEORITISDANPENGAJUANHIPOTESIS A.DeskripsiTeoritik ...7

1.Budaya ...7

a. PengertianBudaya...7

b.Substansi(Isi)Budaya...9

2.Keraton ...10

a. PengertianKeraton...10

b.Unsur-unsurKeraton...11

c. BudayaKeraton...11

3.Pesantren...14

a. PengertianPesantren...14

b.TujuanPesantren...15

c. Elemen-elemenPesantren...15

d.KategorisasiPesantren...17

e. PolaPesantren...18

(9)

4.Akhlak...19

a.PengertianAkhlak...19

b.RuangLingkupAkhlak...20

1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua ...20

2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru...23

B.KajianPenelitianTerdahuluYangRelevan ...24

C.KerangkaBerfikir...27

D.HipotesisPenelitian...29

BAB III METODOLOGIPENELITIAN A.TempatdanWaktuPenelitian...30

B.MetodePenelitian...30

C.PopulasiDanSampel...31

D.TeknikPengumpulanData...32

E.TehnikAnalisisData...34

F.HipotesisStatistik...36

BAB IV HASILPENELITIAN A.DeskripsiData...37

1.PenerapanBudayaKeraton...37

2.DeskripsiDataHasilAngketPenelitian ...42

B.PengujianHipotesisPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlaksantri. 59 C.PembahasanHasilPenelitian...60

1.InterprestasidanPemaknaanHasilPenelitian...60

2.KeterkaitanPolaPerilakuAdabAbdi DalemdiKeratondengan AkhlakSantridiPesantren...62

3.KeterkaitanHasilPenelitiandenganPenelitianTerdahulu...63

D.KeterbatasanPenelitian...64

BAB V KESIMPULANDANSARAN A.Kesimpulan...67

B.ImplikasiPenelitian...68

C.Saran...68

DAFTARPUSTAKA...70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DaftarTabel

Tabel1Kisi-kisiangket

Tabel2Penskoranangketpositif

Tabel3PenskoranangketNegatif

Tabel4deskripsiangketno.1

Tabel5deskripsiangketno.2

Tabel6deskripsiangketno.3

Tabel7deskripsiangketno.4

Tabel8deskripsiangketno.5

Tabel9deskripsiangketno.6

Tabel10deskripsiangketno.7

Tabel11deskripsiangketno.8

Tabel12deskripsiangketno.9

Tabel13deskripsiangketno.10

Tabel14deskripsiangketno.11

Tabel15deskripsiangketno.12

Tabel16deskripsiangketno.13

Tabel17deskripsiangketno.14

Tabel18deskripsiangketno.15

Tabel19deskripsiangketno.16

Tabel20deskripsiangketno.17

Tabel21deskripsiangketno.18

Tabel22deskripsiangketno.19

Tabel23deskripsiangketno.20

Tabel24deskripsiangketno.21

Tabel25deskripsiangketno.22

Tabel26IndeksKorelasivariabelXdanvariabelY

Tabel27IndeksKorelasiProductMoment

[image:10.595.110.460.180.707.2]
(11)

DaftarLampiran

Lampiran1angketpenelitian

Lampiran2pedomanwawancara

Lampiran3pedomanwawancara

Lampiran4pedomanwawancara

Lampiran5pedomanobservasi

Lampiran6hasilpenentuansampel

Lampiran7hasilhitunganvaliditasinstrumenvariabelX

Lampiran8hasilhitunganvaliditasvariabelY

Lampiran9hasilujireliabilitasVariabelX

Lamppiran10hasilujireliabilitasVariabelY

Lampiran11datamentahhitunganvariabelX

Lampiran12datamentahhtunganvariabelY

Lampiran13hasilanalisisdeskriptif

Lampiran14photohasilpenelitian

Lampiran15profilpesantren

Lampiran16suratizinpenelitian

Lampiran17suratketeranganpesantren

Lampiran18hasilujireferensi

Lampiran19hasilujireferensi

Lampiran20hasilujireferensi

Lampiran21datapribadipenulis

(12)

BABI

Pendahuluan

A.LatarBelakang

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang

merupakanprodukbudayaIndonesia.KeberadaanpesantrendiIndonesiadimulai

sejak Islam masuk di Negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan

keagamaanyangsebenarnyatelahlamaberkembangsebelumdatangnyaIslam.

Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama hidup di Negeri ini, pondok

pesantrendiakuimemilikiandilyangsangatbesardalammembangunpendidikan

agamadiIndonesia.Pesantrentidakhanyamelahirkantokoh-tokohnasionalyang

berpengaruhtapijugadiakuitelahberhasilmembangunwataktersendiri,dimana

bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam selama ini dikenal sebagai

bangsayangpenuhtenggangrasa.

Kendatipundemikian,dalamperjalanansejarahnyayangpanjangpondok

pesantrenmengalamidinamikayangluarbiasa.Halinitentusajatidakterlepas

dari berbagai konteks yang melatar belakanginya. Diantara hal-hal yang

melatarbelakanginyaadalah;pertama, fenomenatuntutandanharapanmasyarakat

yang cukup besar terhadap lembaga pendidikan Islam, seumpama dengan

tercerminnyaanimomasyarakatuntukmenyekolahkananak-anaknyakelembaga

pendidikan Islam karena dianggap lebih aman dari sisi moral. Kedua, adanya

tuntutandaripenggunajasaterhadaplembagapenddidikaIslam.Ketiga, adanya

tuntutan era reformasi yang memberi peluang otonomsasi pendidikan tingkat

kabupaten.1Keempat, semakinberkembangnyakemajuantehnologidaninformasi

yangterdapatpadamasyarakatluas,yangakhirnyamenuntutsuatulembagaagar

terusberkembangmajumenngikutipermintaanzaman.

Proses sejarah pesantren yang mengalami dinamika transformasi

memunculkan ideologi serta sistem pesantren yang berbeda-beda, hal ini

tergambarkan dari munculnya model atau tipe pesantren-pesantren yang kini

1Amin Haedari, TransformasiPesantrenPengembanganAspekPendidikan,keagamaan,

(13)

2

banyak berkembang, diantanya adalah; 1. Podok Pesantren Tradisional yang

masihmempertahankan bentukaslinyadengansemata-matamengajarkankitab

yangditulisolehulamaabadke15denganmenggunakanBahasaArabdengan

menggunakanmetodehalaqohyangdilaksanakandimasjidatausurau.2.Pondok

PesantrenModern,dimanapondokpesantrenini merupakanpengembangantipe

pesantren karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem

belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. 3. Pondok

Pesantren Komprehensif, disebut komprehensif karena merupakan sistem

pendidikandanpengajarangabunganantaratradisionaldan modern.2

Tuntutanzamanyangsemakinharisemakin terusberkembangmajutelah

mendorong pesantren untuk bergerak dinamis dalam menjalankan perannya

sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas tinggi. Seperti halnya Pondok

PesantrenNadwatulUmmahBuntetpesantrenCirebon,pesantrenyangmenjadi

fokuspenulisdalampenulisanskirpsiini.PesantrenNadwatulUmmahmengalami

perubahanyangdinamismulaidarisistempembelajaranyahinggasistemsosial

yangdiberlakuakandalamlingkunganpesantren.

Pesantren Nadwatul Ummah pada dasarnya adalah pesantren

salafi/tradisional yang dalam sistem pembelajarannya masih menggunakan

metodewetonan,sorogan danhafalan.Seiringdenganberkembanganyazaman

serta berubahnya kondisi masyarakat, pesantren Nadwatul Ummah merubah

sistempembelajarandenganmenggunakansistemkelasdanmetodepembelajaran

yanglebihberpariasi.Kendatipundemikianmetode-metodelamasepertiwetonan,

sorogan, danhafalan masihtetapdipakaikarenametodetersebutdianggapcocok

dansesuaidalamprosespembelajarandipesantren.

Selain itu pula, pesantren Nadwatul Ummah dalam sistem sosial yang

diberlakukandipesantrenmenerapkansistemyangtidakbiasaditerapakandalam

dunia pendidikan di pesantren pada umumnya. Pesantren Nadwatul Ummah

menerapkan sistem sosial budaya yang sama dengan sistem sosial di keraton.

2M. Bahri Ghazali, PendidikanPesantrenBerwawasanLingkunganKasusPondok

(14)

3

Dimana para santri diibaratkan sebagai abdi dalem yang mengabdi kepada

sultan/rajadisebuahkerajaan/keraton.

Dalam pola kehidupan dan kebudayaan seperti ini, santri dibaratkan

seorang abdi dalem yang mengabdikan dirinya terhadap guru/kiyai yang

memimpinpesantrenuntukmenimbailmudipesantren.Samahalnyaseorangabdi

dalem,santriharuslahtundukdanpatuhterhadapguru/kiyaisertaketurunandan

jugakerabatnya.Sistemsosialbudayasepertiinimenjadiwajibuntukditerapkan

dalamkegiatansehari-hari.Danbagisantriyangtidakmenerapkanpolasepertiini

dianggap sebagai santri yang tidak beradab dan tak tahu sopan santun. Hal

semacam ini terus berlaku baik ketika santri berada di ligkungan pesantren

ataupunbagisantriyangtidaklagimenetapdipesantren/sudahselesaimenimba

ilmu dipesantren, karena hal ini menjadi barometer bagi setiap santri dalam

melanjutkanperannyasebagaiagenofchange.

sistem yang diterapkan di pesantren Nadwatul Ummah nyata telah

menjelaskanbahwaakulturasibudayapesantrendenganbudayalokalmerupakan

prosesnegosiasiantaratradisidanIslam,membentukbudayabarupesantren.Hal

inidisebabkan karenaIslamdipahamitidakpernahmembangunrelasioposisional

denganadatdanbudayalokal.Islamyangdibawa,diantaranyaoleh―Walisongo‖,

telahberkolaborasidenganbudayaJawadanmenjadiIslamJawayangmemiliki

karakterisitik khas Jawa. Islam Jawa yang memiliki mengartikulasikan

keislamannyamelaluismbol-simboldantradisiJawa.Dengansentuhanilmudan

teknologi modern, pesantren juga berakulturasi dengan peradaban modern dan

membentuksimbol-simboltradisiJawaIslammodern.3

Hubungan pesantren dengan tradisi serta kepercayaan lain tidak statis

karena selalu mengalami pasang surut. Bagaimanapun doktrin Islam perlu

diperkenalkan,terutamayangberkaitaandenganpenegakanimandanamalsaleh

yakni penegakan moralitas atau etika sosial. Penekanan pada ajaran moral

sebagaimanayangdiajarkandalamtasawufsepertiyangberkembangdipesantren

3Moh. Roqib, HarmoniDalamBudayaJawa(DimensiEdukasidanKeadilanGender),

(15)

4

tradisional/salafiyangmemilikiimpilkasisosialyangsangatbesar.4Untukitulah

pengadopsian budaya keraton di pesantren ini dinilai tepat demi membangun

nilai-nilaimoralsosialyangsesuaidengansyari‗atagama,karenapadamasakini

proses pendidikan yang berlaku di Indonesia telah melupakan hal terpenting

dalam dunia pendidikan yaitu pendidikan moral atau pendidikan akhlak yang

berperanpentingdalampembentukanmoralbangsa.

Denganmemperhatikanhaltersebut,makadalampenyusunanskripsiini

penulistertarikuntuk menelitidanmembahastentang―Hubungan Penerapan

BudayaKeratonDenganAkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmah

BuntetPesantrenCirebon‖.

B.IdentifikasiMasalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat

diidentifikasikanadalahsebagaiberikut:

1. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial

budayakeratonterhadappolakehidupansantridipesantren.

2. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial

budayakeratondalammembentukakhlaksantridipesantren.

C.PembatasanMasalah

Demi tidak akan munculnya kerancuan serta meluasnya pembahasan

dalamskirpsiini,makapembahasaniniakandibatasidenganpersoalansebagai

berikut:

1. Penerapan budaya keraton dalam skirpsi ini dibatasi pada sikap/akhlak

abdi dalem terhadap sultannya. Dimana sikap/akhlak abdi dalem

merupakan salah satu unsur budaya yang berbentuk sistem sosial

sebagaimana yang dikatakan Koentjaraningrat bahwa sistem sosial

termasukdalambentukkebudayaanyang berwujudaktivitas,tingkahlaku

berpola,perilaku,upacara-upacarasertaritual-ritualyangwujudnyalebih

4M. Darwan Rahardjo,BudayaDamaiKomunitasPesantren, (Jakarta: Pustakan LP3ES

(16)

5

konkret dan dapat di amanati.5 Adapun aspek yang akan diteliti dalam

penulisanskripsiiniadalahtingkahlakuberpoladanperilakudalamwujud

berupasikapunggah-ungguhabdidalemdalamlingkungankeratonyang

meliputi:

a. Caraberjalanabdidalemdilingkungankeraton

b. Carasembahabdidalemkepadasultan/raja

c. Caradudukabdidalemketikamenghadapsulatan/raja

d. Caraabdidalemjalanjongkok/nglesot,dan

e. Caraabdidalemberbicaradengansultan/raja.

2. AkhlakyangdimaksuddalamskripsiiniadalahakhlaksantrikepadaGuru

dan orangtua ketika berada di lingkungan Pondok Pesantren Nadwatul

Ummah. Akhlak yang dimaksud disini adalah sikap/etika santri ketika

berhadapandengangurudankeduaorangtuanyadilingkunganpesantren.

Adapunaspekyangakanditelitidalampenulisanskripsiiniadalah:

a. Sikapsantriketikamenghadapgurudanorangtua

b. Sikapsantriketikaberbicaradengangurudanorangtua

c. Sikapsantriketika melayanigurudanorangtua

d. Sikapsantri ketikaberadadilingkunganpesantren,dan

e. Sikapsantriketikamenyambutkedatangangurudanorangtua.

D.PerumusanMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

perumusanmasalahdalampenulisanskripsiiniadalah:

1. Bagaimana penerapan adab abdi dalem yang di terapkan kepada santri

PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon?

2. BagaimanaadabsantriterhadapGurudanOrangtuadilingkunganPondok

Pesantren?

5Jalaludin,PsikologiAgamaMemahamiPrilakudenganMengaplikasikan

(17)

6

3. Apakah terdapat hubungan yang sigifikan antara penerapan Budaya

Keraton dengan akhlak santri di pondok Pesantren Nadwatul Ummah

BuntetPesantrenCirebon?

4. Apakah terdapat kesamaan pola perilaku antara sikap abadi dalem

terhadap Sultan/Raja dengan pola perilaku santri terhadap Guru dan

Orangtua?

E.TujuanPenelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas

Penerapan Budaya Keraton terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren

NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

F.KegunaanPenelitiian

Adapunkegunaandaripenelitianiniadalah:

1.Diharapkandarihasilpenelitianinidapatbermanfa‗atbagipeningkatan

mutu sistem pembelajaran di pesantren, sehingga dapat meningkatkan

kualitasbelajarsantri.

2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk

peningkatanmutudankulitaspelajar.KhususnyaparasantridiPondok

PesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

3. Dapat dijadikan dasar alternatif dalam membuat kebijakan-kebijakan

(18)

7

BABII

KajianTeori

A.DeskripsiTeoritik

1.Budaya

a.PengertianBudaya

Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses

interaksiantar individu.Nilai-nilaiinidiakui,baiksecaralangsungmaupuntidak,

seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut. Bahkan terkadang

sebuah nilai berlangsung di alam bawah sadar indvidu dan diwariskan pada

generasiberikutnnya.

Budaya/kebudayaan merupakaan hasil yang dilakukan manusia yang

berupa material maupun non material yang dapat dinikmati baik berupa ilmu

pengetauan, ataupun norma keyakinan serta kerinduan akan keindahan dan

menolakkejelekanataudengansingkatkatabahwabudayaadalahresultandari

cipta,karsadanrasa.6

Kebudayaandalamsuatumasyarakatmerupakansistemnilaitertentuyang

dijadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaaan tersebut.

Karena dijadikankerangkaacuandalambertindak danbertingahlaku maka

kebudayaancenderungmenjadisebuahtradisidalamsuatumasyarakat.Tradisi

adalah suatu yang sulit berubah karena sudah menyatu dengan kehidupan

masyarakatnya,dantradisi masyarakatmerupakannorma yangterbentukdari

bawahhinggasulitdiketahuisumberasalnya.7

Budayaadalahbentukjamakdarikatabudidandayayangberarticinta,

karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansakerta

budhayah yaitujamakdarikatabuddhi yangberartibudiatauakal.Dalambahasa

Inggris,katabudayaberasaldarikataculture, dalambahasaBelandadiistilahkan

dengankatacultuur, dalambahasaLatin,berasaldarikatacolera.Coleraberarti

6D. Soenarto, KesetiaanAbdiDalemKeratonNgayogyakartaHadiningrat, (Yogyakarta,

Kepel Press, 2013) h. 37

(19)

8

mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).

Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala

daya dan aktivitas manusia untuk mmengolah dan mengubah alam. Berikut

pengertianbudayaataukebudayaan:

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem

gagasan,milikdirimanusiabelajar.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa

kebudayaanadalahsemuahasilkarya,rasadancipta masyarakat.

R.Linton,kebudayaandapatdipandangsebagaikonfigurasitingkahlaku

yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur

pembentukannyadidukungdanditeruskanolehanggotamasyarakatlainnya.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan; pikiran, akal

budi,adatistiadat,sesuatuyangmengenaikebudayaanyangsudahberkembang

(beradab,maju)dansesuatuyanngsudahmenjadikebiasaanyangsudahsukar

diubah.9

Secara pendekatan teori misalnya dalam tradisi antropologi, Cliffort

Geerzt mengartikan budaya sebagai nilai yang secara historis memiliki

karaterisriktersendiridanbisadilihatdarisimbol-simbolyangmuncul.Sementara

dalampendekatanetnografi,budayadiartikansebagaikonstruksisosialmaupun

historis yang mentransmisikan pola-pola tertentu melalui simbol, pemaknaan,

premis, bahkan tertuang dalam aturan. Adapun menurut Marvin Harris

mendefinisikankebudayaansebagaiberbagaipolatingkahlakuyangtidakbisa

dilepaskandaricirikhaskelompokmasyarakattertentumisalnyaadatistiadat.10

8Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi,Ilmu Sosial&BudyaDasarEdisi

Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h. 27-28

9Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarIndonesiaEdisiKetiga, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2001) h. 169

10Rulli Nasrullah,KomunikasiAntarBudayadiEraBudayaSiber, (Jakarta: Kencana

(20)

9

Dengandemikianbudayaataukebudayaanmerupakanpolatingkahlaku

ataupun kegiatan manusia yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan

manusiabaikdalamsegimaterialmaupunnonmaterial.

b.Substansi(isi)Kebudayaan

Substansi(isi)utamakebudayaanmerupakanwujudabstrakdarisegala

macamidedangagasanmanusiayangbermunculandidalammasyarakatyang

memberijiwakepadamasyarakatitusendiri,baikdalambentukataupunberupa

sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos

kebudayaan.

1) Sistem Pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup sosial

merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha

memahami,alamsekitar,alamfloradanfaunadidaerahtempattinggal,zat-

zatbahanmentahdanbenda-benadadalamlingkungan,tubuhmanusia,sifat

dantingkahlakusesamamanusia,ruangdanwaktu.

2) Nilai, adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap

pentingolehseluruhmanusiasebagai anggotamasyarakat.Olehkarenaitu

sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai

kebenaran),indah(nilaiestetika),baik(nilai-moralatauetis),religius(nilai

agama).

3) Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat

dalammenjawabataumengatasiberbagaimasalahyangdihadapinya.

4) Kepercayaan yang mengandung arti lebih luas daripada agama dan

kepercayaanterhadapTuhanYangMahaEsa.

5) Persepsiatausudutpandangialahsuatutitiktolakpemikiranyangtersusun

dariseperangkat kata-kata yangdigunakan untuk memahami kejadian atau

gejaladalamkehidupan.

6) EtosKebudayaanberasaldaribahasaInggrisyangberartiwatakkhas.Etos

(21)

10

wargamasyarakatnya,sertasebagaibendabudayahasilkaryamereka,dilihat

dariluarolehorangasing.11

Sementara menurut Koentjaraningrat membedakan antara bentuk dan isi

kebudayaan,menurutnyabentukkebudayaanterdiriatas3bagianyaitu:

1) SistemKebudayaan,yangberwujudgagasan,pikiran,konsep,nilai-nilai

budaya, norma-norma, pandangan-pandangan yang bentuknya abstrak

sertadalampikiranparapemangkukebudayaanyangbersangkutan.

2) Sistem Sosial, yang berwujud aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku,

upacara-upacarasertaritual-ritual yangwujudnyalebihkonkret. Sistem

sosialadalahbentukkebudayaaandalamwujudyanglebihkonkretdan

dapatdiamati.

3) Benda-benda Budaya disebut juga sebagai kebudayaan fisik atau

kebudayaan materil. Benda budaya merupakan hasil tingkah laku dan

karyapemangkukebudayaanyangbersangkutan.

Selanjutnya,isikebudayaanmenurutnyaterdiriatas7unsuryaitu:bahasa,

sistem-tehnologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi

dankesenian.12

2.Keraton

a.PengertianKeraton

Keraton dalamkamusbesarBahasa Indonesiadiartikansebagaitempat

kediaman ratu dan raja; istana raja; kerajaan. 13 Dalam keseharian keraton

difungsikansebagaitempatperistirahatanbagiratudanrajasertaketurunannya.

Padaumumnyaorang-orangyangberdomisilidikeratonadalahorang-orangyang

memiliki keturunan darah biru/bangsawan/kerajaan terdahulu yang pernah

berkuasadisuatudaerah.

Keraton merupakan pusat kepemerintahan bagi sebuah daerah, namun

denganseiringnyawaktufungsitersebutsemakinsirnasehubugandengansistem

keperintahandiIndonesiayangmenganutsistemReplubik.

11Setiadi, op.cit., h. 31-33

12Jalaludin,op.cit., h. 226-227

(22)

11

b.Unsur-unsurKeraton

1)Sultan

Sultan secarabahasadiartikanRaja,Baginda,Johor.14Istilahsultansering

terdengar dalam kerajaan-kerajaan Islam terdahulu dimana seorang sultan

menempatikedudukanpalingtinggidalamsebuahkerajaan.Kedudukansultan

hanya dapat diduduki secara garis keturunan/kekerabatan dari sultan-sultan

sebelumnyayangtelahmenjadiraja.

2)AbdiDalem

Abdidalemataudalamkatalainadalahpegawai,dalamdefinisinyaberarti

seorang yang memiliki tugas untuk bekerja dan mengabdi. Sedangkan jika

berbicaramengenaiabdidalem,padadasarnyamemilikidefinisiyangsamayakni

seorang pekerja/pegawai, hanya saja istilah abdi dalem sebutan untuk mereka

yangmengabdikandirinyakepadakeraton.15

Sebagaipegawai,pejabatpemerintah,merasabelumpantasapabilabelum

mendapatkan gelarabdi dalem. Kesetiaan abdi dalem dalam melayani keraton

dilatar belakangi oleh kesadaran akan jati dirinya sebagai orang Jawa untuk

mempertahankandanmemeliharabudayayangdimiliki.Selainitu,abdidalem

ingin menceburkan diri untuk lebih dekat dengan keraton agar tahu budaya

keratonyangmengandungajaranyangadiluhunguntukdikembangkankeanak,

saudarakeluarga,bahkankepadawawangsanya(etnis)agarmemilikietika,moral,

dan kenangan hidup lebih baik, sekaligus ingin kedudukan spiritual di

masyarakat.16

3)Alun-alun

PadaawalnyaAlun-alunmerupakantempatberlatihperang(gladiyudha)

bagiprajuritkerajaan,tempatpenyelenggaraansayembaradanpenyampaiantitah

(sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, juga hiburan

sepertiRampokanmacanyaituacarayangmenarikdanpalingmendebarkanyaitu

14Nasional, op.cit.,h. 1100

15Gelar S. Ramdani.PengertianAbdiDalem, 2012, (kompaasiana.com)

(23)

12

dilepaskannyaseekorharimauyangdikelilingiolehprajuritbersenjata.Namun

seiringberkembangnyazaman,kinialun-alunmerupakansuatulapanganterbuka

yangluasdanberumputyangdikelilingiolehjalandandapatdigunakankegiatan

masyarakatyangberagam.17

c. BudayaKeraton

1)TatakramaAbdiDalem

a)Sembah

Menyembah merupakan penghormatan kepada pihak lain, baik kepada

pemimpin(Raja),kepadaorangtuaatauorangyangdituakanyangpatutmendapat

penghormatan.Adapuncaramenyeembahadalahdenganmeenangkapkankedua

telapaktangansecararapatibujariketemuibujari,masing-masingjaribersatu,

kemudiandiangkatdenganibujarimengenaihidung.Menyembahdilaksanakan

dengandudukbersila,jongkok,atauberdiri.

b)DudukBersila

Caradudukbersiladiaturdenganmaksudsebagaiperwujudansikapsopan

dantertib.Adapunpelaksanaannyasebagiberikut:

Telapakkakikananberadadibawahdepankakikiri,telapakkakikiri

disisipkandiantarapahadenganbetiskakikanan.Tumitkakikanandibawah

betis kaki kiri,telapak kaki kiri maupun kanan menghadap keatas.Kain dan

witonmenutupkeduakakikanandankakikiri.Tangankanandantangankiri

menutupdidepankeduakakiyangdisebutngapurancang.

Punggungtegakdadakedepan,kepalategak,pandangantetaplurustidak

dibiarkanmelirikkirimaupunkekanan,jarakpandangkuranglebih5meterdari

tempatduduknya,tetapihatitetaptenangtidaktertekansantai.

c)DudukdiKursi

Cara duduk di kursipun di lingkungan Keraton diatur untuk tertib dan

sopan,kakikiridankanantidaksalingtumpang,tetapisejajardanmenapakdi

lantai.Tangankiridantangankanandidepanpangkuan,badantegak,dadake

(24)

13

depansedikit,kepalategakpandanganluruskedepankuranglebih5meter,tidak

banyaktolehkanandankiri.

d)CaraBerjalan

Berjalan dilingkungan Keraton juga diatur baik berjalan biasa maupun

jalanjongkokataumenggunakanpantat(nglesot).Caraberjalanbiasa,tangankiri

memegang lipatan kain (wiron), sedangn tangan kanan melambai biasa, tidak

sraweyankekanankekiri.Pandangantetapkedepantidaktolahtolehkekanan

dankekiri,berjalanselalumengambildipinggir.Kalauberjalanbersamatidak

boleh bergerombol tetapi harus urut (seperti orang antre), dan tidak diizinkan

ngobrol,ngomongtidakperluseyogyanyadiam.Bilabicaraharusberhentidulu.

Didalamkeratontidakdiperkenankanmemakaialaskakibaiksepatuatau

sandal(canela).Bilahujandiizinkanmemakaipayung.Bilapayungsatuuntuk

berduatidakdibenarkansatuorangmemayungiyanglaintetapiharusmasing-

masing memegang tangkainya. Sedang untuk jalan jongkok dan jalan pantat

hanyadibangsalyangsudahditentukanacaranya.

e)Bahasa

Bahasa yang digunakan di lingkungan keraton menggunakan bahasa

campuran antara krama inggil, krama madya dan ngoko, disebut bahasa

bagongan.PenggunaanbahasaBagonganinidimaksudkanagarhubunganantar

sesama abdi dalem maupun dengan para Pangeran serta keluarga tanpa

memperlihatkanpangkatdangelarsehinggaakanlebiihakrab,lebihdemokratis,

kecualidenganRajatetapmenggunakanbahasaKramainggil.18

Penggunaan bahasa krama Inggil bagi abdi dalem kepada rajanya

merupakanbentukmemulyakanRajasebagaiorangnomersatudiwilayahkeraton

atau kerajaan, karena bahasa krama inggil merupakan bahasa dengan kasta

tertinggidalampenggunaanbahasaJawayangpenggunaanbahasanyadigunakan

untuk menghormati orang yang lebih tua atau orang yang lebih tinggi

kedudukannya.19

18Soenarto,op.cit., 51- 54

(25)

14

3.Pesantren

a.PengertianPesantren

Pesantrenberasaldarikatasantri,denganawalanpe- danakhiran–an yang

berartitempattinggalsantri.SedangC.C,Bergberpendapatbahwaistilahsantri

berasaldariistilahshastri yangdalambahasaIndiadiartikanorangyangtahu

buku-bukusuciagamaHindu.20

Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia

lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok barangkali berasal dari

pengertianasrama-asramaparasantriatautempattinggalyangdibuatdaribambu,

atau barangkaliberasaldarikataArab,funduq, yangartinyahotelatauasrama.

Terlepas dari usul-usul kata itu berasal dari mana, yang jelas ciri-ciri umum

keseluruhanpesantrenadalahlembagapendidikanIslamyangasliIndonesia,yang

pada saat ini merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang terus

berkembang.21

Dalam pengertianlain, pesantren diartikansebagai lembagapendidikan

agamaIslamyangtumbuhsertadiakuimasyarakatsekitar,dengansistemasrama

(komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem

pengajianataumadrasahyangsepenuhnyaberadadibawahkedaulatanleadership

seorangataubeberapaorangkiyaidenganciri-cirikhasyangbersifatkarismatik

sertaindependendalamsegalahal.22

Dengan demikian pesantren merupakan bentuk pola pendidikan murni

yang lahir di Indonesia yang khusus mempelajari pelajaran-pelajaran agama

dengan bentuk pembelajaran kitab-kitab klasik dan para santri yang menetap

tinggaldisebuahasramaataupondok.HinggakinipolapendidikandiPesantren

terusberkembangseiringdenganperkembanganzamandananimomasyarakat

yang terus maju, sehingga perkembangan pesantren di zaman sekarang telah

memasukierapembaharuandalamduniapesantren.

20Babun Suharto, DariPesantrenUntukUmat, (Surabaya, IMTIYAZ, 2011) h. 9

21Zamakhsyari Dhofier,TradisiPesantren, (Jakarta, LP3ES, 2011) h. 41

22Mujamil Qomar,PesantrenDariTransformasiMetodologiMenujuDemokrasi

(26)

15

b.TujuanPesantren

Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar

berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan

menanamkan rasa keagamaan tersebut pada setiap segi kehidupannya serta

menjadikannyasebagaiorangyangbergunabagiagama,masyarakat,dannegara.

Adapuntujuankhususpesantrenadalahsebagaiberikut:

1)Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang Muslim

yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan,

keterampilandansehatlahirbatinsebagaiwarganegarayangbaik.

2)Mendidiksiswa/santriuntukmenjadikanmanusiaMuslimselakukader-kader

ulamadanmubalighyangberjiwaikhlash,tabah,tangguh, wiraswastadalam

mengamalkansejarahIslamsecarautuh.

3)Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal

semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia

pembangunanyangdapatmembangundirinyadanbertanggungjawabkepada

pembangunanbangsadannegara.

4)Mendidiktenaga-tenagapenyuluhpembangunanmikro(keluarga)danregional

(pedesaan/masyarrakatlingkungannya)

5)Mendidiksiswa/santriagarmenjaditenaga-tenagayangcakapdalamberbagai

sektorpembangunan,khususnyapembangunanmental-spriritual.

6)Mendidiksiswa/santriuntukmembantummeningkatkankesejahteraansosial

masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat

bangsa.23

c. Elemen-elemenPesantren

1)Pondok

Pondok,asramabagiparasantri,merupakancirikhastradisipesantren,

yang membedakannya dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid

yangberkembangdikebanyakanwilayahIslamdinegara-negaaralain.Pentingnya

(27)

16

pondokpesantrensebagaiasramaparasantritergantungpadajumlahsantriyang

datangdaridaerah-daerahyangjauh.

Pondoktempattinggalsantrimerupakanelemenyangpalingpentingdari

tradisis pesantren, tapi jugapenopangutamabagi pesantren untuk dapat terus

berkembang.

2)Masjid

Masjidmerupakanelemenyangtakdapatdipisahkandaripesantrendan

diaanggapsebagaitempatyangpalingtepatuntukmendidikparasantri,terutama

dalam praktik sembahyanglimawaktu, khutbah dan sembahyangjum‗at serta

pegajarankitab-kitabklasik.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren

merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional

dengankatalain,kesinambungansistempendidikan Islam yangberpusatpada

masjid sejak Masjid Qubba didirikan oleh Nabi Muhammad SAW tetap

terpencaardalamsistempesantren.

3)PengajianKitab-kitabKlasikIslam

Pada masa lalu, pengajaran kitab Islam klasik, terutama karangan-

karangan ulama menganut faham Syafi‗i, merupakan satu-satunya pengajaran

formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utamanya adalah

untuk mendidikcalon-calonulama.

Sekarang kitab-kitab klasik yang diajarkan dipesantren digolongkan

kedalam 8 kelompok jenis pengetahuan yaitu, nahwu dan shorof, fiqih, ushul

fiqih,hadits,tafsir,tauhid,tasawuf,dan cabang-cabanglainsepertitarikhdan

balagah.Kitab—kitabtersebutmeliputiteksyangsangatpendeksampaiteksyang

berjilid-jilidyangkesemuanyadapatdigolongkankedalamtigagolonganyaitu:

kitabdasar,kitabtingkatmenengahdankitabtingkattinggi.

4)Santri

Santri adalah siswa yang belajar dipesantren, santri disetiap pesantren

(28)

17

a)Santrimukim,yaitumurid-muridyangberasaldaridaerahyangjauhdan

menetapdalamkelompokpesantren.

b)Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekitar

pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti

pelajarannyadipesantrenmerekaberangkatdarirumahdankembalilagi

kerumahnyatanpamenetapdipesantren.

5)Kiyai

Kiyaimerupakanelemenpalingesensialdarisuatupesantren.Iasering

kalibahkanmerupakanpendirinya.Sudahsewajarnyabahwapertumbuhansuatu

pesantrensemata-matabergantungpadakemampuanpribadikiyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan kiyai dipakai untuk ketiga jensi gelar

yangsalingberbeda:

1. Sebagaigelarkehormatanbagibarang-barangyangdianggapkeramat.

2. Gelarkehormatanuntukorang-orangtuapadaumumnya.

3. GelaryangdiberikanolehmasyarakatkepadaahliagamaIslamyang

memiliki ataumenjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan kitab-

kitabIslamklasikkepadaparasantrinya.24

d.KategorisasiPesantren

Menurut Zamakhsyari Dhofier tipe pesantren terbagi mennjadi 2

kelompokbesaryaitu:

1. Tipelama(klasik),yangintipendidikannyamengajarkankitab-kitabIslam

klasik. Walaupun sistem madrasah diterapkan, tujuannya untuk

mempermudah sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga

pengajian bentuk lama. Tipe ini tidak mengenaalkan pengajaran

pengetahuanumum.

2. Tipe baru (modern) yaitu mendirikan sekolah-sekolah umum dan

madrasah-madrassah yang mayoritas mata pelajaran yang

(29)

18

dikembangkannyabukankitab-kitabIslamklasik.Sekalipunkitab-kitaab

klasiktetapdipertahankannamunporsipengajarannya tidakmemadai.25

Selain itu, Zamakhsyari Dhofier juga membagi 3 kelompok besar

pesantrensesuaidenganjumlahbanyaksedikitnyasntriyaitu:

1. Pesantren yang tergolong kecil biasanya mempunyai jumlah santri

dibawah1.000danpengaruhnyatebataspadatingkatkabupaten.

2. Pesantren menengah biasanya memiliki santri antara 1.000 sampai

2.000,danmemilikipengaruhdanmenariksantri-santridaribeberapa

kabupaten

3. Pesantrenbesarbiasanyamemilikisantrilebihdari2.000yangberasal

dariberbagai kabupatendanprovinsi.26

e. PolaPesantren

Yang dimaskud pola pesantren adalah sebuah bentuk dan sistem

kepesantrenanyangdjalankanolehsebuahpesantren.Adapunpola-polapesantren

adalahsebagaiberikut:

1)Pola1terdiridariMasjiddanrumahkiyai.Bentukpesantreninimasihbersifat

sederhana, diamana kiyai menggunakan masjid sebagi sarana pendidikan.

Santriyangdatangkepesantrenpolainibiasanyahanyasantriyangtinggal

disekitarpesantrendanmetodepembelajaranyangdiguakanadalahwetonan

dansorogan.

2)Pola2,terdiridariMasjid,rumahkiyai,danpondok.Polapesantrensemacam

initelahmemilikipondokatauasramayangdisediakanbagisantri-santriyang

datang dari tempat yang jauh. Metode pembelajaran adalah wetonan dan

sorogan.

3)Pola3,terdiridarimasjid,rumahkiyai,pondok,danmadrasah.Pesantrenyang

telahmemilikimadrasahsepertiinisudahmulaimenggunakansistemklasikal

dalam metode pembelajarannya. Dimana santri yang tinggal bisa sekolah

dimadrasah,begitujugasantriyangberasaldariwilayahsekitarpesantren.

25Dhofir,op.cit., h. 76

(30)

19

4)Pola 4, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat

keterampilan. Pola semacam ini menunjukan kemajuan pesantren dalam

mengeembangkan metode pembelajaran dengan disediakannya tempat

keterampilanuntukmmembantumengembangkansikomotorikpadasantri.

5)Pola 5, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat

keterampilan, universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan sekolah

umum. Dalam pola ini pesantren sudah dapat digolongkan pesantren yang

mandiri dan modern karena keelengkapan sarana dan prasarananya demi

membantukemajuansantridalammengembangkanpotensidirinya.27

4.Akhlak

a.Pengertian

KataakhlakdalambahasaIndonesiaberasaldarikosakatabahasaArab

(akhlaq) yang merupakan bentuk jamak dari kata (Khuluq) yang berarti

as-sajiyyah (perangai), at-tabiah (watak),al- „adah(kebiasaanataukelaziman),dan

ad-din (keteraturan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Akhlak diartikan;

budipekertidankelakuan.28

Jadimenurutkebahasaankataakhlakmengacukepadasifat-sifatmanusia

secara universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan. Menurut Ibnu

Manzur,akhlakpadahakikatnyaadalahdimensiesetoris manusiayangberkenaan

dengan jiwa, sifat, dan karakteristiknya secara khusus, yang hasanah (baik)

maupunyangqabihah (buruk).29

DalamkitabAl-Tarifat akhlakjamakdarikatakhuluq diartikansebagai

tingkahlakumanusiayangdilakukanataudikerjakansecaraspontantanpa ada

usahauntukberfikirmaupunperencanaanterlebihdulu. Apabilaperbuatanitu

memunculkanperbuatanburukmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyang

27Haidar Putra,SejarahPertumbuhandanPembaharuanPendidikanIslamdiIndonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) h. 66

28Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarBahasaIndonesiaEdisiKeempat,

(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 27

29Perpustakaan Nasional RI,EtikaBerkeluargaBermasyarakatdanBerpolitik, (Jakarta,

(31)

20

buruk,danapabilaperbuatanitumemunculkanperbuatanbaikyangsesuaiakal

dansyari‗atmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyangbaik.30

Dengandemikianpengertianakhlakmengacupadasifatmanusiasecara

umumtanpamelihatperbedaanjenisantaralaki-lakimaupunperempuan,oleh

karenanyalahakhlakterbagiatasduabagianyaitual-akhlaqulhasanah (akhlak

yangbaik)danal-akhlaqulmahmudah (akhlakyangburuk.)

Dalampengertianlainakhlakadalahsifatyangtertanamdidalamjiwa,

yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa

membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. Ibnu Maskawaih sebagai pakar

dibidangakhlakmengatakanbahwaakhlakadalahsifatyangtertanamdalamjiwa

yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran

danpertimbangan.31

Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung

kepada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di

Indonesia kata akhlak sudah mmengandung konotasi baik, jadi orang yang

berakhlakberartiorangyangberakhlakbaik.32AllahSWTberfirman:

 

“(agama Kami)initidaklainhanyalahadatkebiasaanorangdahulu. (Q.S.Asy-

Syu‗ara:137)‖

b.RuangLingkupAkhlak

1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua

a)BerbaktiKepadaOrangtua

Diantarasifatorangmuslimyangmenonjoladalahberbaktidanberbuat

baikkepadaorangtua.Berbaktidanmentaatikeduanyaselamakeduanyatidak

30 Ali Ibn Muhammad Al-Jarjani, ات عزي فا ت, (Al-Haramain, Jeddah) h. 101

31Heny Narendrani Hidayati,PengukuranAkhlakulKarimahMahasiswa, (Jakarta, UIN

Press, 2009) h. 7

32Abu Ahmadi, Noor Salimi,MKDUDasar-DasarPendidikanAgamaIslamUntuk

(32)

21

menyuruh berbuat dosa dan memutus silaturrahmi33. Rasulullah SAW

bersabda:

―Diceritakankepadakamiabual-WalidiHisyambin‗AbdulMilkiberkata diceritakankepadakamiSyu‗bahberkataal-Walidibinal-‗Izazmengabarkan kepada saya berkata saya mendengarkan aba Umar dan Syaiban berkata diceritakan kepada kami bahwa pemilik rumah ini mengisyaratkan kepada Abdullah,berkata―Aku bertanyakepadaNabiSAW,perbuatanapakahyang palingdicintaiAllah?beliaumenjawab―Melakukanshalatpadawaktunya‖ kemudianapa?Tanyaku.Beliaumenjawab―berbaktikepadaorangtua‖ Aku bertanya,kemudianapa?Beliaumenjawab―JihaddijalanAllah‖ .(HR.Al- Bukhori).

b)BerbuatBaikKepadaOrangyangDicintaiOrangtua

BimbingandanpetunjukIslamtidakhanyatertujupadaberbuatbaik

kepadaorangtuasaja,melainkanIslamjugamemerintahkanuntukberbuatbaik

kepadaorangyangdicintaiorangtua.DariIbnUmarR.Adiamenceritakan,

akupernahmendengarRasulullahSAWBersabda:

―Sesungguhnya bakti yang paling baik adalah jika seorang laki-laki menyambungtalipersaudaraanorangyangdicintaiayahnya.(H.R.Muslim)‖

c)CaraBerbaktidanBerbuatBaikkepadaOrangtua

Orangmuslimyangtelahmendapatkandidikandan bimbinganIslam

akanmenjadiorangyangbenar-benarberbaktikepadaorangtuanya.Diaselalu

33Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Adab & Akhlak Penuntut Ilmu, (2010, Pustaka At-

Taqwa, Bogor), h. 56

34

Abdullah bin Muhammad bin Isma‗il Al-Bukhori,Matanal-Bukhari, (t.t, Al-Haramain,

Jeddah), h. 102

(33)

22

memberikanpenghormatandanmemuliakankeduanya,berdirijikakeduanya

berdiridaritempatduduknyadanmenundukankepalasambarimenciumkedua

tangannya,tidakmengangkatsuaradihadapannyasebagaipenghormatanbagi

keduanya, merendahkan diri serta berbicaralah lemah lembut dengannya.

Sehingga tidak ada kata—kata kotor yang keluar dan dapat meynakitkan

keduannya, tidak juga memperlakukannya dengan suatu yang menjadikan

keduanyamendapatkanaib.36

Selainitusebagaianakyangsholeh,dengarkanlahperkataanorangtua

dengan sebaik-baiknya. Jalankanlah dan taatilah perintah mereka itu sesuai

dengan syari‗at Allah Ta‗ala. Datanglah lekas jika mereka memanggil,

tundukankedualenganbahudanrendahkandiridihadapankeduanya,seperti

yangdiperintahkanAllahSWT:

 

“dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimanamerekaberduatelahmendidikakuwaktukecil".(Q.S.Al-Isra

24)

Jangan merasa bosan berbakti kepada mereka. Jangan pula merasa

bosan menjalankan perintah mereka. Jangan memandang mereka dengan

pandangansebelahmata.Janganandasampaimelengkingkansuaradihadapan

mereka atau berkata dengan suara keras ketika berbicara dengan mereka.

Janganpulaandamenghardikatauberkata―cis‖ kepadamerekaapalagikalau

sampaimenyalahi,tidakmengindahkanperintahdananjuranmereka.37

36M. Abdul Ghoffar, Buku, JatiDiriMuslim, Terj. Dari SyahsiyatulAl-MuslimKamaa

YashughuhaAl-IslamfiiAl-KkitabwaAl-Sunnah oleh Muhammad Ali Al-Hasyimil (Jakarta,

Pustaka Al-Kautsar, 1999) Cet. I, h. 61

37Al-Ghazali (Penerjemah; A. M. Basalamah),AdabdalamAgama, (1992, Gema Insani

(34)

23

2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru

a)MenjagaKehormatanGuru

Adab murid terhadap gurunya adalah adab yang paling penting yang

harus dimiliki oleh seorang pelajar. Hendaklah dia menganggap gurunya

sebagaiseorangpengajardanpendidik.Sebagaipengajaryangmengajarkan

ilmu,sertasebagaipendidikyangmembimbingnyakepadabudipekertiyang

baik.Seorangmuridkalautidakpercayadengangurunyapadaduahal ini,

makadiatidakmendapatkanapayangdiinginkannya.38

Dengandemikianbentukpenghormatanseorangpelajarterhadap guru

sangatlah penting demi terciptanya keharmonisan antara murid dan guru

sehinggamuridakanmendapatkanberkahkeilmuandarikeikhlasanguruyang

telahmendidikdanmembimbingmurid.

b)CaraBerakhlakKepadaGuru

Termasukcaramenghormatiilmuadalahmenghormatiguru,adapun

caramenghormatiguruantaralainadalah:tidakberjalandidepannya,tidak

mendudukitempatduduknya,tidakmendahuluibicaradihadapangurukecuali

denganizinguru,tidakbicarabanyakdihadapanguru,tidakbertanyayang

membuatbosan,harusmenjagawaktudantidakmengetuk-ngetukpintunya,

namun harus bersabar untuk menunggunya keluar. Kesimpulannya, seorang

muridharusberusahamendapatkanridhoguru,menghindarikeemurkaannya

danpatuhkepadanyaselaindalammenjalankanmaksiatkeepadaAllahSWT,

sebabtidakbolehpatuhkepada makhlukuntukmelakukanperbuatankepada

sangpencipta.Dancaramenghormatigurujugatermasukmenghormatianak-

anaknyadanorangyangmempunyaihubungandengannya.39

Selainitu,sebagaiseorangmuridyangbaikharuslahmenghormati

gurunya dengan baik. Usahakan muridlah yang terlebih dulu mengucapkan

salam.Kurangibanyakbicarayangasalbunyidihadapanguru.Berdiriapabila

guruberdiri.Janganmengatakankepadanya―SiFulanberkatabegini(yang

38 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‗Utsman,

Penerjemah Ahmad Sabiq, SyarahAdab

danManfaatMenuntutIlmu, (Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi‗i, 2007) cet 2, h. 111-112

(35)

24

berlawanan)‖. Jangan bertanya kepada teman-teman ketika dihadapan guru.

Jangantertawaatautersenyum-senyumketikaberbicaradenganguru.Jangan

mengutarakan hal-hal yang berlawanan dengan pendapatnya dan jangan

meminta penjelasan kepada sang guru ketika di tengah jalan dan jangan

menambahhal-halyangmembosankanguru.40

B.KajianPenelitianTerdahuluyangRelevan

1.Berdasarkan hasil penelitian dari Tholobin dengan judul Skripsi Respons

Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat Keraton

Kasepuhan Cirebon (Studi Terhadap Masyarakat Kasepuhan RW.04

Sitimulya) dapatdisimpulkanbahwa:

TradisiPanjangJimatmerupakantradisiyangselaludiperingatipada

setiaptahunyaitupadatanggal12RobiulAwwal,sebagaiharikelahiranNabi

Muhammad SAW, yang berlangsung sangat meriah. Pihak keraton sebagai

penyelenggaraatasterlaksananyatradisitersebut,haldemikiankarenapihak

keratonpewarisdaritradisiPanjangJimat,sebagaimanalayaknyatradisiyang

harusdijagadandihormatisertatetapdilestarikan.BentukdaritradisiPanjang

JimatadalahadanyaalegorisPanjangJimatpadamalamterakhiryangdisebut

malampelal.

Tradisi Panjang Jimat mempunyai potensi materil bagi masyarakat

Sitimulya.FaktayangterjadidilapanganmasyarakatSitimulyasangatsenang

dengan adanya tradisi Panjang Jimat karena setiap individu maupun

masyarakatbisaberperangunamenyalurkannilaikreatifitasyangadaselama

tradisitersebutberlangsung.HalinimenjadialasanmasyarakatSitimulyaagar

tradisitersebuttetapeksis.

Adanya potensi-potensi yang terdapat dalam tradisi Panjang Jimat,

masyarakatSitimulyabergerakuntukmelakukansesuatu.Bentukdarirespons

masyarakat Sitimulya terahadap berlangsungnya tradisi Panjang Jimat,

masyarakatSitimulyamelakukanbanyakhalterutamadalamkegiatanekonomi

dan wisata kebudayaan. Kegiatan ekonomi masyarakat Sitimulya bergerak

(36)

25

dibidangbarangdanjasa,kegiatanekonomibersifatbarangadalahmasyarakat

membukalapanganpekerjaandanperdagangandiareasekitarkeratonsebagai

tempat pelaksaan tradisi Panjang Jimat, sedangkan kegiatan ekonomi yang

bersifat jasa, masyarakat Sitimulya menyiapkan atau menyediakan tempat-

tempatpenginapansepertihalnyapenyediaankos-kosan,kontrakanbagipara

pengunjungdariluaryangdatangselamatradisiPanjangJimatberlangsung

juga membuka biro jasa penitipan barang. Kemudian pada sektor wisata

masyarakat Sitimulya melakukan wisata hiburan dengan memanfaatkan

momen tradisi Panjang Jimat sebagai wisata kebudayaan selama tradisi

tersebutberlangsungmerupakanwisataalternatipbagimasyarakatSitimulya.41

2.BerdasarkanhasilpenelitiandariYesyWahyuningTyas denganjudulSkripsi

AnalisisNilaiDanMaknaSimbolikTeksSeratTataCaraKeratonDalam

Naskah Serat Abdi Dalem Keraton menjelaskan secara garis besar makna

filosofis dari aturan sikap di atas, mengandung nilai seperti apa yang

dituangkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa, bahwaseorang

abdi dalem harus „darma lumaku sapakon‟ artinya, wajib berjalan menurut

perintah.Dalamhalini,adalahmenurutiperintahrajanya.Laluaturanberjalan,

tidakbolehbolak-balik,tidakbolehmerokok,tidakbolehmelambai,halini

jugatelahdiajarkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa,sikap

seorangabdidalemharusmantep danmadep,yaituharusbersikapmantapdan

tidakgentar.

Sikapberjalandengantidakbolehmelambaikantangan,menolehkanan

dankiri,harussenantiasasigap.Jugadalamhalbersopansantundanbersikap

seperti gambaran seorang wanita, halus, berbudi luhur, namun juga harus

seperti kuda yang senantiasa sigap apabila menerima perintah raja, dengan

aturanapabilaberbicaraharusdengansuarayanglirihdanhalus.Berdasarkan

logika,bagaimanaseorangabdidalemdapatbersigap,ketikadirinyasambil

41 Tholibin Respons

Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat

KeratonKasepuhanCirebon(StudiTerhadapMasyarakatKasepuhanRW.04Sitimulya)” Skripsi

Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009, h. 102-103 tidak

(37)

26

melakukanhallainwalaupunsekecilapapun,untukitulahaturan-aturansikap

tersebutdibuat.

Sikapyangharusditunjukanketikaberpapasandenganputra-putriraja

besertakerabatnya,makaharussegeramemberijarak.Maknasimboldarisikap

tersebut selain sebagai simbol penghormatan kepada petinggi keraton, juga

sebagaitandapembedakasta,diantaraatasandanbawahan.Yangmana,yang

lebihberkuasaharusmenjadiprioritas.Halini,merupakanajaranpeninggalan

agamahindudiJawa.

Kemudianmengenaiaturanuntukndhodhok atauberjongkok.Apabila

dihadapan leluhur harus ndhodhok atau berjongkok, mengandung makna

sebagai suatu bentuk penghormatan, sikap seperti itu juga sebagai simbol

bahwaseorangabdidalemadalahjabatanyangpalingrendahdalamkeraton.

Sembah,ngapurancang, bersila,berjongkokdanberjalanjongkokyang

disebutlakundhodhok merupakanlambang-lambangyangselalumunculpada

setiapinteraksidalamkeraton.Tetapi,pemberiansembahdanlakundhodhok

tersebut hanya dilakukan setiap kali apabila abdi dalem bertemu atau

menghadaprajadankerabatraja.

Bentuk-bentuk sikapdiatas, yangmencerminkan nilai ‗andap asor

yang merupakan salah satu ajaran budaya Jawa. ‗Andap asor‟ berarti

merendahkandirisendiridengansopandanmerupakankelakuanyangbenar

yangharusditunjukankepadasetiaporangyangderajatnyalebihtinggi.

Dalamtatacarainijugamengandungunggah-ungguh yangdipahami

olehmasyarakatbesardiJawa,yangbanyaktampakdalamkesehariansampai

saat ini, yang juga diterapkan dalam keraton, yaitu apabila berbicara atau

berhadapandenganorangyanglebihtua,ataudenganorangyangjabatannya

lebihtinggi,unggah-ungguh-nyaadalah‗jangankitamenatapwajahorang

yanglebihtuaataulebihtinggijabatannya,karenaapabilakitaberanimenatap

wajahnya,iniberartikitamenentangdanmenantangorangtersebut.42

42Yesy Wahyuning Tyas, ͞Analisis Nilai Dan Makna Simbolik Teks Serat Tata Cara

Keraton Dalam NaskahSeratAbdiDalemKeraton͟ skripsi pada Universiitas Indonesia, Jakarta,

(38)

27

Sekalipunmemilikiruanglingkupyangsamadalampnelitian,darikedua

penelitian yang relevan diatas terdapat perbedaan penelitian dengan penelitian

yangpenulisajukandiantaranyaadalah:

1.Dalam penjelasan yang diajukan oleh Yesy Wahyuning Tyas dalam

penelitiaannyaanalisisnilaidanmaknasimbolikteksserattatacarakeraton,

menjelaskantentangmakna yangterkandungdalamtatacaraunggah-ungguh

abdi dalem maupun tata cara peletakan benda-benda pusaka keraton.

Sementara penelitian yang diajukan penulis menjelaskan tentang hubungan

penerapanbudayakeratonyaitusikapabbdidalemterhadaprajanyadengan

akhlaksantridipesantren.

2.Dalam penjelasan penelitiaan yang diajukan oleh Tholibin dalam

penelitiaannyaadalahresponmasyarakatterhadaptradisipanjangjimatyang

dilakukan oleh keraton, sementara penelitian yang diajukan penulis adalah

pengaruhbudayakeratonterhadapakhlaksantridipesantren.

Dengandemikiansekalipunpenelitianyangdilakukanolehpenulisdengan

hasil penelitian yang relevan di atas memiliki ruanglingkup yang sama yakni

Budaya Keraton, namun dari fokus penelitian yang dijelaskan masing-masing

penelitian memiliki fokus budaya yang berbeda sebagaimana yang telah

dijelaskandiatas.

C.KerangkaBerfikir

Dari penjelasan di atas telah nampak jelas bahwa pesantren dalam

perjalanannya mengalami perkembangan yang dinamis di setiap zamannya

dengan mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Sesuai dengan

fungsinya, pesantren merupakan tempat pendidikan yang memfokuskan

pembelajaranpadapelajaran-pelajaranagamaIslam.Walaupunkinipesantren

sudah banyak yang mengalami kemajuan dalam sistem pembelajarannya,

namunhaltersebuttetaptidakmerubahhukumawaladanyapesantrenyaitu

memberikanpelajaranagamayangmendalam.

Seiring dengan terus berkembangnya zaman, pesantren mulai

(39)

pesantren-28

pesantren yang bersistem modern yang pada pembelajarannya tidak hanya

terfokuspadapelajaranagamasajatetapijugamemasukipelajaran-pelajaran

umum pada kurikulumnya. Hal ini sejalan dengan tujuannya didirikan

pesantrenyaitumendidikmanusiauntukmenjadiinsanyangkamilbaikdalam

budipekertimaupunilmupengetahuannya.

Namundemikianhinggasaatinipunmasihadapesantren-pesantren

yang mempertahankan sistem lama dalam pembelajarannya maupun dalam

sistemsosialnya,semisaldenganpelajaran-pelajaranyangdiajarkanhanyalah

pelajaran agama saja, hal ini berkaitan dengan sistem turun temurun yang

diterapkan oleh pihak kepengurusan pesantren yaitu kiyai yang menjadi

pengasuhsekaliguspemimpintertinggidalampesantren.

Sistemyangdipakaiolehpesantrensemacaminibiasanyadipengaruhi

jugaolehlingkunganmaupunsejarahDaerah.Semisaldengansistempesantren

yangdipengaruhiolehbudayaataupunsistemkepemerintahandalamsistem

kepesantrenannya, hal ini menunjukan bahwa pesantren merupakan produk

budaya lokal yang didirikan sesuai dengan situasi dan kondisi dimana

pesantrenitudidirikan.

Olehkarenanya,dalamsebuahsistempendidikandipesantren,situasidan

kondisilingkungansangatlahberperandalammenjalankandanmenciptakan

sebuahsistempendidikandipesantren.Karenapesantrenmerupakanproduk

lokalyangberdiridanberkembangdenganalurlingkungan.

Seperti halnya pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren

Cirebonyangmasihmempertahankansistemturuntemurunnyaterutamadalam

sistemke-Pesantrenanyangmengacupadasistemsosialkeraton.Dimanapara

santri diibaratkan seorang abdi dalem yang selalu setia melayani keluarga

keraton,begitujugasantriyangsetiamelayanigurudalammenuntutilmudemi

mendapatkan berkah serta ilmu yang manfa‗at dari sang guru dengan cara

menjaga sikap dan tau bagaimana harus bersikap kepada guru. Dalam

prakteknya,haltersebutbertujuanuntukmemberikanpendidikanakhlaksecara

nyatakepadaparasantriagartidakhanyamemahamipendidikanakhlakyang

(40)

29

Dengandemikian,parasantridiharapdapatmemahami bagaimanacara

untukbersikapkepadagurumaupunorangtuamereka,karenadengansistem

yang demikian para santri dapat langsung memeraktekan apa yang telah

merekapelajariselamamerekamenjalanipendidikandipesantren.

D.HipotesisPenelitian

Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Terdapat

hubunganyangpositifantarapenerapanbudayakeratondenganakhlaksantri

(41)

30

BABIII

MetodologiPenelitian

A.TempatdanWaktuPenelitian

Tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah di Pondok Pesantren

Nadwatul Ummah komplek Pondok Buntet Pesantren Rt. 010 Rw. 04 Ds.

MertapadaKulonKec.AstanajapuraKab.CirebonJawaBarat.

B.MetodePenelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.43 Adapun metode

penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang

ditunjang dengan metode kualitatif yakni metode penelitian yang berusaha

memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan

Penerapan BudayaKeratondengan AkhlakSantriPondokPesantrenNadwatul

Ummah Buntet Pesantren Cirebon. Dengan menyebarkan angket kepada

respondenditempatpenelitianyangtelahditentukan.Sertamendeskripsikanhasil

temuanpenelitiandilapangandenganmemberikaninformasiyagvalid.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui

penelitiansebagaiberikut:

1.PenelitianKepustakaan

Penelitianinidilakukandengancaramembaca,mempelajaridanmeneliti

berbagaibukureferensiyangrelevandengantemayangdiangkat.Adapuntujuan

daripenelitiankepustakaanadalahuntukmemperolehbahan-bahandankonsep

yangberkaitandengantemapenelitian.

2.PenelitianLapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung

terjunmenelitiditempatpenelitianyangtelahditentukan.Penelitianlapanganini

43Sugiyono,MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuntitatif,KualitatifdanR&D,

(42)

31

bertujuanuntukmendapatkandata yangvalidtentanginteraksisosialindividu

maupunkelompokyangterdapatpadatempatpenelitian.

C.PopulasidanSampel

Adapunyangmenjadipopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsantri

PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesan

Gambar

Tabel 27 Indeks Korelasi Product Moment
Tabel 01  Jumlah
Tabel SkorPertanyaan Positif02  Angket  Item
Tabel 04
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah ditelusuri data yang ada maka diketahui bahwa belum efektifnya pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) disebabkan belum tercapaianya target anggaran pada

Sign system Taman Wisata yang dipunyai saat ini masih kurang mendukung navigasi pengunjung, sign system di Mekarsari juga mempunyai desain kurang terpadu

Penjelasan di atas mendukung hasil dari penelitian ini, bahwa terdapat keterkaitan antara pengalaman dengan kebutuhan pembelajaran kitab Risalatul Mahid pada siswi kelas

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan proyek akhir ini yang berjudul Perancangan Kampanye

Penyedia jasa yang merupakan badan usaha dapat diwakilkan dengan ketentuan WAJIB membawa surat kuasa atau surat tugas dari pimpinan perusahaan (isi surat tugas memuat nama kegiatan

Dengan demikian perlu dipastikan bahwa kinerja pengadaan pekerjaan konstruksi berjalan sebagainya yang direncanakan sehingga kiner- ja proyek konstruksi juga akan dapat dicapai