• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kesadaran Hukum Berlalu Lin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Kesadaran Hukum Berlalu Lin"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN

KESADARAN

HUKUM BERLALU LINTAS

DEMI MENCIPTAKAN KONDISI

LALU LINTAS YANG TERTIB DAN

AMAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas PGRI Palangka Raya Palangka Raya, 12 Januari 2016

(2)

LATAR BELAKANG MASALAH

 Perkembangan Jumlah Kendaraan yang semakin

pesat. Perkembangan tersebut juga meningkatkan jumlah pengguna kendaraan khususnya pengguna roda dua.

 Meningkatnya pengguna roda dua juga sangat

berpengaruh terhadap masalah lalu lintas secara umum, seperti : Kemacetan dan Kecelakaan.

 Masalah lalu lintas yang semakin kompleks

seiring kurangnya kesadaran hukum pengendara sepada motor dalam berlalu lintas.

(3)

 Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di jalan

raya tidak hanya terjadi karena hal-hal teknis, misalnya tentang seluk beluk motor, tetapi juga karena rendahnya disiplin pengendara dalam berlalu lintas. Berkelompok di depan garis pembatas putih pada lampu pengatur lalu lintas (traffic light), dan

beberapa diantaranya melewati lampu merah bila kesempatan itu ada. Hal-hal tersebut menjadi pemandangan sehari-hari di Cengkareng. Belum lagi membelok dimana terdapat rambu-rambu tidak boleh membelok, melawan arus lalu lintas, melawan arah di jalan satu arah, melintas di trotoar yang disediakan bagi pejalan kaki dan melintas di jalur sepeda yang disediakan di jembatan penyeberangan. Selain itu, kendati ada kewajiban untuk menggunakan helm, tetapi dengan mudahnya ditemui pengendara motor tidak menggunakan helm.

(4)

KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS BERDASARKAN UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

 Berdasarkan Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai pengganti Undang-Undang nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diterbitkan untuk lebih mewujudkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban berlalu lintas dan angkutan jalan. Untuk mewujudkan tujuan Undang-Undang tersebut salah satunya mengatur mengenai penegakan hukum melalui penyidikan dan penindakan pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Kepolisian dan Dinas Perhubungan. Tetap saja perhatian pemerintah terhadap masalah keselamatan dan kepatuhan hukum lalu lintas masyarakat dinilai masih sangat kurang, karena masalah keselamatan dan masalah kepatuhan hukum lalu lintas masyarakat di belum ditangani secara serius.

(5)

 Kesadaran Hukum ialah sebagai kesadaran

atau nilai nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum berlalu lintas yang ada atau tentang hukum yang diharapkan. Lalu lintas dalam Undang-undang No 22

tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak

kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Kesadaran hukum berlalu lintas adalah Kondisi dimana individu memiliki kesadaran penuh terhadap hukum berlalu lintas yang telah ditetapkan dengan harapan pengguna jalan dapat terkontrol dalam keadaan belalu lintas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

(6)

TATA CARA BERLALU LINTAS BERDASARKAN UU NOMOR 22 TAHUN 2009

 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bagian Keempat Tata Cara Berlalu Lintas :

 Paragraf 1 , Ketertiban dan Keselamatan.

 Pasal 105

 Setiap orang yang menggunakan Jalan wajib:

a. Berperilaku tertib; dan/atau.

b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi,

membahayakan Keamanan dan

Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan.

(7)

Pasal 106.

1) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.

2) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mengutamakan keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda.

3) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan.

4) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di

Jalan wajib mematuhi ketentuan:

a. Rambu perintah atau rambu larangan; b. Marka Jalan;

c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; d. Gerakan Lalu Lintas;

e. Berhenti dan Parkir;

f. peringatan dengan bunyi dan sinar;

g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau

h. tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain.

(8)

5) Pada saat diadakan pemeriksaan Kendaraan Bermotor

di Jalan setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor wajib menunjukkan:

a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor;

b. Surat Izin Mengemudi;

c. bukti lulus uji berkala; dan/atau d. tanda bukti lain yang sah.

6) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan

Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan.

7) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan

(9)

8) Setiap orang yang mengemudikan

Sepeda Motor dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.

9) Setiap orang yang mengemudikan

Sepeda Motor tanpa kereta samping dilarang membawa Penumpang lebih dari 1 (satu) orang.

(10)

PELANGGARAN LALU LINTAS

 Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering

disebut dengan tilang merupakan kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun 1992 (www. transparansi. or. id, 2016). Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan dalam undang-undang pidana . Tujuan hukum pidana adalah untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik dan mendidik seseorang yang pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi baik dan dapat diterima (Irawan, 2009.).

(11)

 Hukum pidana juga dikenal dua jenis

perbuatan yaitu kejahatan dan

pelanggaran, kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan

undang-undang tetapi juga

bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat,

contohnya mencuri, membunuh,

berzina, memperkosa dan sebagainya.

Sedangkan pelanggaran ialah

perbuatan yang hanya dilarang oleh undang-undang, seperti tidak memakai

helm, tidak menggunakan sabuk

pengaman dalam berkendara, dan sebagainya.

(12)

 Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana segera

diambil tindakan oleh aparat hukum tanpa ada pengaduan atau laporan dari pihak yang dirugikan, kecuali tindak pidana yang termasuk delik aduan seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga dan pencurian oleh keluarga. Sedangkan hukuman terdakwa yang terbukti kesalahannya dapat dipidana mati/ dipenjara/ kurungan atau denda bisa juga dengan pidana tambahan seperti dicabut hak-hak tertentu. Pelanggaran lalu lintas tertentu atau tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran terhadap Pasal 54 mengenai kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59 mengenai muatan berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah memasuki jalur lintas kendaraan (Sebayang, 2009).

(13)

BENTUK-BENTUK PELANGGARAN LALU LINTAS

Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan

ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada jalan.

Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin

mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK) yang sah atau tanda bukti lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa berlakunya sudah kadaluwarsa.

Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang

lain yang tidak memiliki SIM.

Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan

tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan syarat penggandengan dengan kendaraan lain.

Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda

nomor kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang bersangkutan.

Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas

jalan, rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan

Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang

diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan membongkar barang.

Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan

(14)

PENYEBAB PELANGGARAN LALU LINTAS AKIBAT RENDAHNYA KESADARAN HUKUM BERLALU LINTAS

a) Minimnya pengetahuan mengenai,

peraturan, marka dan rambu lalu lintas.

Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas ditambah pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM dengan instan daripada mengikuti seluruh prosedur.

(15)

b) Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar

lalu lintas atau bahkan orang tuanya sendiri.

Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga melanggar.

c) Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau

melewati pos polisi

Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh, seorang pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang mengatur arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos dekat simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

(16)

d) Memutar balikkan ungkapan

Sering kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan. Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia, sehingga sangat ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat orang menjalankan ibadah sesuai agamanya.

e) Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain.

Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya?

(17)

f) Melanggar dengan berbagai alasan

"sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi." "ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti ini.

g) Bisa "damai" ketika tilang

Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar peraturan atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang pertama diajukan oleh pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa "damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan segera.

(18)

DENDA PELANGGARAN LALU LINTAS

 Denda Pelanggaran Lalu Lintas

Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009.

A. Setiap Orang

Mengakibatkan gangguan pada : fungsi rambu lalu lintas, Marka Jalan, Alat pemberi isyarat lalu lintas fasilitas pejalan kaki, dan alat pengaman pengguna jalan.

Pasal 275 ayat (1) jo pasal 28 ayat (2) Denda : Rp 250.000

(19)

B. Setiap Pengguna Jalan

Tidak mematui perintah yang diberikan petugas Polri sebagaimana dimaksud dalam pasal 104 ayat ( 3 ), yaitu dalam keadaan tertentu untuk ketertiban dan kelancaran lalu lintas wajib untuk : Berhenti, jalan terus, mempercepat,

memperlambat, dan / atau

mengalihkan arus kendaraan. Pasal 282 jo Pasal 104 ayat (3) Denda : Rp 250.000

(20)

C. Setiap Pengemudi (Semua Jenis Kendaran

Bermotor)

1) Tidak Membawa Surat Ijin Mengemudi

(SIM)

Tidak dapat menunjukkan Surat Ijin Mengemudi yang Sah Pasal 288 ayat (2) jo Pasal 106 ayat (5) hrf b.

Denda : Rp 250.000

2) Tidak Memiliki SIM

Mengemudikan kendaraan bermotor di

jalan,tidak memiliki Surat Izin

Mengemudi Pasal 281 jo Pasal 77 ayat (1) Denda : Rp 1.000.000

(21)

3) STNK Tidak Sah

Kendaraan Bermotor tidak dilengkapi dengan STNK atau STCK yang ditetapkan oleh Polri.

Psl 288 ayat (1) jo Psl 106 ayat (5) huruf a. Denda : Rp 500.000

4) Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)

Tidak Sah

Kendaraan Bermotor tidak dipasangi Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Polri.

Pasal 280 jo pasal 68 ayat (1) Denda : Rp 500.000

(22)

5) Memasang perlengkapan Yang Dapat

Membahayakan Keselamatan

Kendaraan bermotor dijalan dipasangi perlengkapan yang dapat menganggu keselamatan berlalu lintas antara lain ; Bumper tanduk dan lampu menyilaukan. Pasal 279 jo Pasal 58

Denda : Rp 500.000

6) Sabuk Keselamatan

Tidak mengenakan Sabuk Keselamatan Psl 289 jo Psl 106 Ayat (6)

Denda : Rp 250.000

(23)

7) Lampu Utama Malam Hari

Tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu.

Pasal 293 ayat (1)jo pasal 107 ayat (1)

Denda : rp 250.000

8) Cara penggandengan dan

Penempelan dengan Kendaraan Lain

Melanggar aturan tata cara

penggandengan dan penempelan dengan kendaraan lain Pasal 287 ayat (6) jo pasal 106 (4) hrf h

Denda : Rp 250.000

(24)

9) Gerakan Lalu Lintas Tanpa

Melanggar aturan gerakan lalu litas atau tata cara berhenti dan parkir Pasal 287 ayat (3) jo Pasal 106 ayat (4) e

Denda : Rp 250.000

10)Kecepatan Maksimum dan Minimum

Melanggar aturan Batas Kecepatan paling Tinggi atau Paling Rendah Psl 287 ayat(5) jo Psl 106 ayat (4) hrf (g) atau psl 115 hrf (a)

(25)

11) Berbelok atau Berbalik Arah

Tidak memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan saat akan membelok atau berbalik arah. Pasal 294 jo pasal 112 (1).

Denda : Rp 250.000

12) Berpindah Lajur atau Bergerak Ke

Samping

Tidak memberikan isyarat saat akan berpindah lajur atau bergerak kesamping. Pasal 295 jo pasal 112 ayat (2)

Denda : Rp 250.000

(26)

13) Melanggar Rambu atau Marka

Marka Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu lalu lintas atau Marka

Psl 287 ayat(1) jo psl 106(4) hrf (a) dan Psl 106 ayat(4) hrf (b)

Denda : Rp 500.000

14) Melanggar Aturan Perintah atau Larangan

Melanggar aturan Perintah atau larangan yang dinyatakan dgn alat pemberi isyarat Lalu Lintas. Psl 287 ayat (2) jo psl 106(4) hrf (c)

Denda : Rp 500.000

(27)

15) Mengemudi Tidak Wajar

• Melakukan kegiatan lain saat mengemudi • Dipengaruhi oleh suatu keadaan yang

mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan

Pasal 283 jo pasal 106 (1). Denda : Rp 750.000

16) Diperlintasan Kereta Api

Mengemudikan Kendaran bermotor pada

perlintasan antara Kereta Api dan Jalan, tidak berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, Palang Pintu Kereta Api sudah mulai ditutup, dan / atau ada isyarat lain.

Pasal 296 jo pasal 114 hrf (a) Denda : Rp 750.000

(28)

17)Berhenti Dalam Keadaan Darurat

Tidak Memasang segitiga

pengaman, lampu isyarat

peringatan Bahaya atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat dijalan.

Pasal 298 jo psl 121 ayat (1) Denda : Rp 500.000

(29)

18) Hak Utama Kendaraan Tertentu

Tidak memberi Prioritas jalan bagi kend bermotor memiliki hak utama yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar dan / atau yang dikawal oleh petugas Polri.

• Kendaraan Pemadam Kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

• Ambulan yang mengangkut orang sakit;

• Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan Lalu lintas;

• Kendaraan Pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia; • Kendaraan Pimpinan dan Pejabat Negara Asing serta

Lembaga internasional yg menjadi tamu Negara; • Iring – iringan Pengantar Jenazah; dan

• Konvoi dan / atau kendaraan untnk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian RI.

Pasal 287 ayat (4) jo Pasal 59 dan pasal 106 (4) huruf (f) jo Pasal 134 dan pasal 135.

Denda : Rp 250.000

(30)

19)Hak Pejalan Kaki atau Pesepeda

Tidak mengutamakan pejalan kaki atau pesepeda

Pasal 284 jo 106 ayat (2). Denda : Rp 500.000

(31)

PENUTUP

 Pengetahuan dan Pemahaman akan

pentingnya berlalu lintas yang baik dan

benar, harus sesegera mungkin

ditanamkan kepada seluruh

masyarakat luas demi terciptanya kondisi lalu lintas yang tertib dan aman. Meningkatnya kesadaran hukum

akan berlalu lintas memberikan

dampak positif pada masing-masing individu khususnya dalam hal menjaga

(32)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Serangkaian percobaan pelindian dilakukan dengan variasi konsentrasi asam sulfat, distribusi ukuran partikel bijih, suhu dan rasio berat bijih/ volume larutan pelindi dan

(0294) 3641 942 iklan banner TRANSFER & KONFIRMASI KIRIM FILE IKLAN PILIH SPOT BANNER HUBUNGI CUSTOMER SERVICE IKLAN ANDA DIPUBLIKASIKAN your ads Cara Pemasangan Paket

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh

McLeod, Jr., (2001: 15) menyatakan bahwa data terdiri dari fakta- fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sebagai contoh, jumlah jam kerja pegawai,

Tingkat kemampuan berfikir abstraksi peserta didik pada suatu kelas berbeda- beda. Berpikir abstrak dalam hal ini adalah suatu kemampuan menemukan cara- cara dalam

berbasis web. Penggunaan sistem E-Voting mempermudah mahasiswa dalam proses pemilihan karena tidak perlu datang ke kampus, di sisi lain menghemat biaya pelaksanaan

Banyak cara dan metode pembelajaran matematika yang dapat membentuk anak berpikir kritis, antara lain melalui pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah, metode