• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal atau P2KP-DT adalah sebuah program yang dibuat oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI (KNPDT RI), dengan tujuan untuk memfasilitasi pengembangan kawasan produksi di daerah tertinggal dalam skala sedang dan besar yang memiliki jaringan produksi, pengolahan, dan pemasaran yang terpadu (Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI, 2005). Selain P2KP-DT, pemerintah telah melaksanakan berbagai usaha lainnya untuk mengembangkan daerah tertinggal, seperti Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Daerah Tertinggal (P3DT) atau pembentukan Kantor Menteri Muda Urusan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Di dalam konteks pengembangan wilayah, P2KP-DT adalah usaha pemerintah untuk mengembangkan perekonomian daerah tertinggal, karena melalui program ini, akan terjadi peningkatan investasi, lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan pendapatan daerah. P2KP-DT adalah salah satu implementasi dari instrumen utama pelaksanaan kebijakan KNPDT RI, yaitu Instrumen Pembangunan Kawasan Produksi. P2KP-DT dilaksanakan di berbagai daerah tertinggal, diantaranya adalah Kabupaten Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertimbangan pelaksanaan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul adalah karena berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 001/KEP/M-PDT/I/2005 tentang Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, kabupaten ini ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Di dalam Kabupaten Gunungkidul juga terdapat 5 kecamatan tertinggal yang ditetapkan berdasarkan hasil validasi dan identifikasi oleh Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul, yaitu Gedangsari, Girisubo, Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari.

Kabupaten Gunungkidul di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki wilayah terluas dibandingkan dengan kabupaten lainnya, yaitu 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini terkenal akan kondisi wilayahnya yang berbukit-bukit dan memiliki pegunungan kapur, yang merupakan bagian dari Pegunungan Sewu. Sampai saat ini, PDRB di Kabupaten Gunungkidul masih berada pada sekitar sektor pertanian yaitu sebesar 33%, kemudian disusul oleh perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 14%, sektor jasa sebesar 14%, sektor industri pengolahan sebesar 13%, dan sektor-sektor lainnya (Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul, 2006). Dari persentase sektor-sektor penyumbang PDRB tersebut, dapat diketahui bahwa sektor riil yang menjadi pilar pembangunan Kabupaten Gunungkidul berturut-turut adalah: sektor pertanian,

(2)

sektor industri kecil-menengah, sektor pertambangan galian C, dan sektor pariwisata. Sektor pertanian disini memiliki cakupan yang luas, karena menyangkut bidang-bidang yang lebih spesifik, yaitu:

• pertanian tanaman pangan

• perikanan laut (tangkap) dan perikanan darat • peternakan

• kehutanan • perkebunan

Meskipun berperan sebagai penyumbang PDRB terbesar, sektor pertanian di Kabupaten Gunungkidul belum ditangani secara serius. Wilayah pemasaran hasil produksinya pun masih terbatas di daerah lokal (www.deptan.go.id diakses pada 27 Juni 2007 pukul 18.52).

PDRB yang dihasilkan Kabupaten Gunungkidul selama ini ternyata belum berdampak tinggi terhadap pembangunan daerah. Hal ini terlihat dari digolongkannya Gunungkidul ke dalam kategori daerah tertinggal di Indonesia. Dengan adanya pelaksanaan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul, diharapkan dapat membantu kabupaten ini untuk keluar dari ketertinggalannya dan menjadi seimbang dengan daerah lainnya.

Sektor yang menjadi fokus pengembangan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul adalah sektor perikanan dan peternakan. Kedua sektor ini dipilih karena berdasarkan potensi sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul, kedua sektor inilah yang memiliki potensi tertinggi untuk dikembangkan (Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul, 2006). Program P2KP-DT telah dijalankan mulai dari tahun 2006 dan akan berakhir tahun 2008. Pengelola kegiatan P2KP-DT di tingkat kabupaten sepenuhnya dilaksanakan oleh Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul. Tim ini dikepalai oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gunungkidul.

Dalam setiap tahun pelaksanaannya, P2KP-DT memiliki keluaran (output) yang harus dihasilkan. Pada tahun 2006 sendiri, keluaran awal yang ditargetkan adalah pengadaan ternak kambing jawa, bibit lele dumbo, pakan ikan lele dumbo, dan kapal ikan 15 Gross Ton (GT) (Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul, 2006). Namun, pada akhir pelaksanaan program tahunan P2KP-DT, dari semua keluaran yang diharapkan, pengadaan kapal ikan 15 GT tidak dapat direalisasikan. Selain kegagalan pengadaan kapal ikan 15 GT, kekurangan lainnya dari pelaksanaan program ini di tahun 2006 adalah tidak adanya mitra pengembangan produksi dan mitra pengembangan investasi. Kekurangan tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan mengenai kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul. Oleh karena itu, diperlukan sebuah evaluasi terhadap

(3)

kinerja proses pelaksanaan program tahunan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 agar program yang baru berjalan di tahap awal ini dapat diperbaiki pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Persoalan

Pada tahun 2006, keluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan program P2KP-DT adalah ternak kambing jawa, bibit lele dumbo, pakan ikan lele dumbo, dan kapal ikan 15 GT. Jumlah masing-masing keluaran dijelaskan melalui tabel di bawah ini.

Tabel I.1

Keluaran P2KP-DT yang Diharapkan di Kabupaten Gunungkidul Pada Tahun 2006

Keluaran Jumlah Kecamatan Alokasi

Kambing jawa 882 ekor Kecamatan Purwosari

Kecamatan Saptosari Kecamatan Tanjungsari

Bibit lele dumbo 104.000 ekor Kecamatan Gedangsari

Pakan ikan lele dumbo 10.400 kg Kecamatan Gedangsari

Kapal ikan 15 GT 1 unit Kecamatan Girisubo

Sumber: Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul, 2006

Menurut Laporan Akhir Kegiatan P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2006, ketidakberhasilan pengadaan kapal ikan 15 GT diduga terjadi karena buruknya kinerja produk pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul. Tetapi meskipun bantuan komoditi lain berhasil disalurkan, masih terdapat kekurangan lain yang patut diteliti. Contoh kekurangan tersebut adalah tidak adanya mitra pengembangan produksi, mitra pengembangan investasi, dan kurangnya komunikasi antarlembaga. Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Ari Noor Widyanto, MA selaku Wakil Koordinator Umum Tim Koordinasi dan Pelaksana Pusat P2KP-DT pada tanggal 21 Juni 2007 pukul 15.00, pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 juga dianggap gagal atau tidak baik. Wawancara lainnya dengan Mauludin Irwanto, SP selaku salah satu staf Tim Sekretariat Pusat P2KP-DT pada tanggal 3 September 2007 pukul 13.00 juga memberikan kesimpulan bahwa pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 memiliki banyak kekurangan atau ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian secara menyeluruh terhadap kinerja produk Program P2KP-DT.

(4)

Jadi, persoalan dasar yang diangkat dalam studi ini adalah terjadinya kinerja produk yang buruk dalam pelaksanaan Program P2KP-DT Di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Karena Program P2KP-DT baru memasuki tahap awal, perlu dilakukan sebuah evaluasi terhadap kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT agar dapat memperoleh umpan balik (feedback) yang diperlukan sedini mungkin untuk memperbaiki kinerja Program P2KP-DT di tahap-tahap selanjutnya. Kinerja proses pelaksanaan dalam hal ini patut diteliti karena masukan dan keluaran program adalah hal yang sudah pasti diketahui. Masukan program berbentuk dana bantuan, sarana, dan prasarana pendukung, dan keluaran program adalah bantuan komoditi.Melalui dugaan tersebut, timbullah pertanyaan utama yang ingin dijawab penelitian ini, yaitu:

Bagaimana kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006?

Melalui pertanyaan utama studi tersebut, muncul pertanyaan lainnya yang akan terjawab berdasarkan jawaban pertanyaan utama tersebut, yaitu:

Hal apa saja yang perlu diperhatikan pelaksanaannya untuk meningkatkan kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahapan

program selanjutnya?

1.3 Tujuan dan Sasaran Studi

Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah mengevaluasi kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal (P2KP-DT) di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Jadi, manfaat studi ini adalah sebagai masukan penilaian kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT bagi setiap stakeholder di dalam proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul.

Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa sasaran yang menjadi tahapan pelaksanaan studi. Sasaran-sasaran tersebut adalah:

1. Menentukan indikator-indikator dan tolok ukur yang menjadi dasar penilaian kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI Tahun 2006 (Pedoman Pelaksanaan P2KP-DT KNPDT RI Tahun 2006),

2. Menilai kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 melalui evaluasi indikator dan tolok ukur kinerja,

(5)

1.4 Ruang Lingkup Studi

Pembahasan mengenai ruang lingkup studi ini terdiri atas dua bagian, yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah studi. Kedua bagian tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian berikut ini.

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Materi penelitian ini berfokus kepada penilaian kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal yang dicanangkan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Pengukuran kinerja tersebut dilakukan dengan pendekatan evaluasi formatif.

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi

Daerah yang menjadi fokus wilayah studi pada penelitian ini adalah Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunungkidul yang memiliki keunggulan di sektor pertanian berperan penting dalam konstelasi regional Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga kemajuan pembangunannya akan berdampak pada kemajuan pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peta orientasi wilayah pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul ditunjukkan pada Gambar I.1.

1.5 Metode Penelitian

Subbab pembahasan mengenai metode penelitian untuk evaluasi formatif kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 ini akan dibagi ke dalam empat bagian, yaitu pendekatan studi, pengumpulan data, penentuan sampel, serta penetapan indikator dan tolok ukur evaluasi.

1.5.1 Pendekatan Studi

Pendekatan studi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah evaluasi formatif terhadap kinerja proses pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Evaluasi formatif adalah salah satu bentuk evaluasi formal yang berfokus kepada usaha-usaha untuk secara terus menerus memantau pencapaian tujuan-tujuan dan target formal (Dunn, 1994). Sebelum melakukan evaluasi, ditetapkan indikator dan tolok ukur kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul. Indikator didapatkan dari Tahap Pelaksanaan Program

(6)

Gedangsari Girisubo Purwosari Saptosari Tanjungsari Batas Desa Batas Kabupaten Batas Kecamatan Batas Propinsi Garis Pantai Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lokal Kecamatan Lokasi P2KP-DT

(7)

P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006. Dalam penelitian evaluasi formatif ini, terdapat sebuah permasalahan utama yang harus dijawab. Permasalahan utama tersebut adalah bagaimana kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Jika terdapat tolok ukur yang tidak terpenuhi, tolok ukur tersebut akan menjadi masukan bagi perumusan rekomendasi. Maka, hasil akhir dari studi ini adalah penilaian kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 dan rekomendasi yang berisi kegiatan-kegiatan program yang perlu diperhatikan pelaksanaannya di masa yang akan datang agar dapat meningkatkan kinerja.

1.5.2 Sumber dan Cara Mendapatkan Data

Dalam studi ini, data-data yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran studi diperoleh melalui dua macam survei, yaitu survei data primer dan survei data sekunder. Penjelasan mengenai kedua macam survei tersebut adalah sebagai berikut:

• Survei DataPrimer

Pengumpulan data melalui survei data primer dilakukan dengan cara wawancara dan observasi lapangan. Wawancara akan dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul setelah dilaksanakannya Program P2KP-DT pada tahun 2006. Pertanyaan wawancara didasarkan kepada indikator dan tolok ukur evaluasi yang telah ditetapkan. Observasi lapangan dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi wilayah Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul dengan adanya pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal.

• Survei Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui kajian literatur. Literatur dapat berasal dari buku-buku, multimedia, ataupun instansi yang berkaitan dengan proses pelaksanaan program. Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk memahami metode penelitian, penetapan indikator kerja, serta tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal.

1.5.3 Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan dalam studi ini adalah stakeholder pelaksana Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Stakeholder adalah individu atau grup yang memiliki kepentingan, baik dalam mempengaruhi atau dipengaruhi, oleh aktivitas/kegiatan

(8)

yang menjadi isu utama.terhadap pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006.

Dalam studi ini, sampel yang digunakan merupakan stakeholder dalam pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul. Stakeholder tersebut berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan KMUP. Daftar stakeholder tersebut dapat dilihat lebih lanjut di Subbab 2.3.2.

Responden wawancara yang pertama diwawancarai adalah Ir. Iriawan Djatiasmoro dan Ir. Martin Sumbaga. Kedua responden ini didapatkan melalui rekomendasi Bapak Wisnu selaku Penanggung Jawab Program P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul Tahun 2007. Perkenalan dengan Bapak Wisnu sendiri adalah setelah adanya rekomendasi dari staf-staf Tim Sekretariat Pusat P2KP-DT. Wawancara dengan H. Eko Subiantoro S.H. dilakukan karena beliau adalah Ketua Tim Koordinasi dan Pengendali P2KP-DT Kabupaten Gunungkidul yang bertindak sebagai pelaksana di kabupaten. Responden lainnya didapatkan melalui rekomendasi ketiga responden pertama tersebut. Bagan alur responden wawancara terlihat di Gambar I.2 di halaman berikutnya.

1.5.4 Penetapan Indikator dan Tolok Ukur Evaluasi

Indikator evaluasi dirumuskan berdasarkan dokumen-dokumen formal. Hal ini mengacu kepada evaluasi yang bersifat formal. Dokumen formal yang digunakan untuk menentukan indikator evaluasi adalah Pedoman Pelaksanaan P2KP-DT Tahun 2006. Indikator dan tolok ukur kinerja yang dirumuskan dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur kinerja proses pelaksanaan program tahunan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006.

Di dalam Pedoman Pelaksanaan P2KP-DT Tahun 2006 dijelaskan mengenai tata cara pelaksanaan P2KP-DT yang menyangkut persiapan umum, pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Tahap-tahap ini diturunkan menjadi indikator evaluasi. Selain indikator, dirumuskan pula subindikator dan tolok ukur yang juga didasarkan kepada Pedoman Pelaksanaan P2KP-DT Tahun 2006 yang terdiri dari tahap kegiatan P2KP-DT yang lebih detail. Dokumen ini diyakini benar karena dibuat oleh KNPDT RI yang memiliki kekuatan hukum sebagai perumus kebijakan pembangunan daerah tertinggal. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai identifikasi atau perumusan indikator evaluasi kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat di Subbab 2.4.

(9)

Gambar I.2

Pemetaan Proses Penentuan Sampel

Sumber: Hasil Analisis, 2008 Ir. Iriawan Djatiasmoro Penanggung Jawab Program P2KP-DT

Ir. Martin Sumbaga Tenaga Pendamping Program P2KP-DT

H. Eko Subiantoro, S.H. Ketua Tim Koordinasi

dan Pengendali Kabupaten

Ir. H. Jamaluddien Malik, MM Koordinator Umum Tim Koordinasi dan Pelaksana

Pusat Slamet Ketua KMUP Sidorejo Sumpono, SE Bendahara Program P2KP-DT

Ir. Zunainy Makki Koordinator Pelaksana

Tim Koordinasi dan Pelaksana Pusat Regional Jawa & Bali

Sumadi Ketua KMUP Harapan

Mulya

Darto Miyono Ketua KMUP Sridadi

Wiji Lestari Wakil Ketua Tim

Koordinasi dan Fasilitasi Provinsi DIY Maya

Ketua Bag. Teknis Tim Koordinasi dan Fasilitasi

Provinsi DIY

Supandi Ketua KMUP Gemah

Ripah

Harsa Sentana Ketua KMUP Tani

Widodo Drs. Sjaifudin HS

Ketua Tim Pengadaan Barang Program P2KP-DT

S. Wardiyo Ketua KMUP Tani

(10)

Dari penjabaran Tabel II.3, diasumsikan bahwa kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT dikatakan berjalan dengan baik bila seluruh indikatornya dilakukan dan terpenuhi. Semua tolok ukur yang tidak terpenuhi dalam evaluasi ini akan menjadi penyebab kegagalan proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul, karena semua tolok ukur berpengaruh langsung kepada hasil kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT di Gunungkidul tahun 2006.

1.6 Sistematika Pembahasan

Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini memuat substansi yang terbagi ke dalam empat bab. Keempat bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas rancangan studi yang memberikan arahan untuk mencapai tujuan studi. Hal-hal yang dibahas dalam bab ini adalah latar belakang, rumusan persoalan, tujuan dan sasaran studi, ruang lingkup studi, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB 2 KAJIAN LITERATUR DAN IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROSES PELAKSANAAN PROGRAM P2KP-DT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PADA TAHUN 2006

Bab ini memaparkan kajian pustaka yang berguna sebagai landasan teori, dengan tujuan untuk membentuk kerangka logika dan membatasi pembahasan materi, sehingga evaluasi yang dilakukan tetap berfokus pada tujuan penelitian. Teori yang dibahas pada bab ini dibagi menjadi teori materi penelitian dan kajian teoritis metode penelitian. Teori materi penelitian meliputi tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal itu sendiri, sedangkan kajian teoritis metode penelitian meliputi teori evaluasi formal, kajian stakeholder, teori analisis data, dan penentuan indikator kinerja Program Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal.

BAB 3 EVALUASI KINERJA PROSES PELAKSANAAN PROGRAM P2KP-DT DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PADA TAHUN 2006

Bab ini mencakup proses analisis data secara sistematis untuk mencapai tujuan studi. Pada dasarnya, proses analisis data tersebut adalah penilaian keefektifan pelaksanaan program tahunan Percepatan Pembangunan Kawasan Produksi Daerah Tertinggal di Kecamatan Gedangsari, Girisubo, Purwosari, Saptosari, dan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006. Penilaian keefektifan didasarkan pada kriteria dan indikator evaluasi yang telah

(11)

ditetapkan sebelumnya. Selain itu, diungkapkan pula masalah-masalah yang mempengaruhi kinerja program.

BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini akan diuraikan keluaran studi yang terdiri dari: 1) temuan studi, 2) kesimpulan yang merupakan tujuan studi berdasarkan temuan-temuan studi, 3) rekomendasi, 4) kelemahan studi, dan 5) saran untuk studi selanjutnya.

(12)

Banyaknya kekurangan pada tahapan pelaksanaan

Program P2KP-DT Gambar I.3 Kerangka Pemikiran Studi

Latar Belakang Rumusan Persoalan Tujuan Analisis INDIKATOR KINERJA Pelaksanaan P2KP-DT di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2006 Tidak terlaksananya pengadaan kapal 15 GT pada

tahun 2006

Rendahnya kinerja produk pelaksanaan Program P2KP-DT

Mengevaluasi kinerja proses pelaksanaan Program P2KP-DT

di Kab. Gunungkidul

Kesimpulan dan rekomendasi pelaksanaan P2KP-DT di masa mendatang Persiapan Umum Program Pengorganisasian Program Perencanaan Program Pelaksanaan Program Pengendalian danPengawasan Program Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Program Pedoman Pelaksanaan

P2KP-DT Tahun 2006 Teori Evaluasi

Survei Data Primer Penilaian Kinerja Proses

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Implementasi Pencarian Industri Pabrik Di Kemcamatan Caringin Dan Cibinong Berbasis

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun