• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH

SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap

SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

MADE PUJA SATYAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

iii ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH

SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap

SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh :

MADE PUJA SATYAWAN

Hasil observasi di SMA Negeri 1 Seputih Mataram pada bulan November 2012,

diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru kurang mengoptimalkan

penggunaan media pembelajaran, kurang merangsang aktivitas dan menggali

penguasaan konsep siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan aktivitas belajar dan

penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan.

Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan desain pretes postes

kelompok non-ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XC sebagai kelas

eksperimen dan XB sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster

(3)

Made Puja Satyawan

iii

yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-U melalui SPSS 17. Data

kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata aktivitas belajar dan penguasaan konsep

oleh siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa

mengalami peningkatan sebesar 6,88%±0,04, penguasaan konsep siswa

meningkat dengan rata-rata N-gain 51,18±15,03. Uji normalitas dan uji U

rata-rata N-gain indikator penguasaan konsep, C2, C3 dan C5 berbeda tidak signifikan,

C4 dan C6 berbeda signifikan. Data peningkatan indikator penguasaan konsep

kelas eksperimen semua indikator meningkat dengan kriteria sedang. Sebanyak

91% siswa lebih termotivasi, 6% siswa merasa bosan, 100% siswa merasa senang,

84% siswa lebih mudah memahami materi, dan 9% siswa lebih sulit mengerjakan

soal setelah belajar menggunakan media audio-visual. Dengan demikian dapat

disimpulkan pembelajaran menggunakan media audio-visual sebagai media

pembelajaran berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan

konsep oleh siswa.

Kata kunci : Aktivitas belajar, media audio-visual, pencemaran lingkungan, penguasaan konsep.

(4)
(5)
(6)
(7)

xv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-visual ... 9

B. Aktivitas Belajar ... 13

C. Penguasaan Konsep ... 15

D. Pencemaran lingkungan ……….. . 18

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur penelitian ... 25

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan ... 42

V.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52

B. Saran ... 52

(8)

xvi

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen ... 61

3. Lembar Kerja Siswa Eksperimen ... 72

4. Silabus Kontrol ... 86

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ... 91

6. Lembar Kerja Siswa Kontrol ... 100

7. Pretest dan Posttest ... 116

8. Data Hasil Penelitian ... 127

9. Data Angket Media Audio-visual ... 151

10. Analisis Uji Statistik ... 142

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Guza, 2009 : 2).

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup

penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui

kata-kata dan kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan

dengan kehadiran media. Media audio visual merupakan media yang

mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik karena memadukan dua jenis media (Djamarah

dan Zain, 2006 : 124). Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah

pendidikan, pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih.

Sebanyak 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otak melalui mata dan

yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera lainnya (Suleiman dan

(10)

Dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum

menciptakan suasana belajar dimana siswa aktif dan menguasai pemahaman

konsep. Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak di dominasi oleh guru

itu sendiri. Guru aktif menjelaskan materi, siswa hanya duduk diam

mendengarkan penjelasan dari guru. Penggunaan media dalam proses

pembelajaran sebagai perantara yang efektif untuk mencapai tujuan

pembelajaran masih belum dioptimalkan. Selain itu, meski hampir semua

siswa memiliki buku-buku pelajaran, tetapi siswa hanya ditekankan untuk

menghafal konsep, bukan memahami konsep sehingga hasil belajarnya

rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) yang menyatakan

bahwa pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih

rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi

pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan

dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang

secara mandiri.

Hasil observasi di SMA Negeri 1 Seputih Mataram pada bulan November

2012, diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru kurang

mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran, kurang merangsang

aktivitas dan menggali penguasaan konsep siswa. Sebagian nilai siswa belum

mencapai KKM yang telah ditentukan, KKM yang telah ditentukan yaitu 70.

Aktivitas dalam proses pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa pasif

(11)

3

Dalam menyampaikan materi biologi, guru hanya menggunakan media

gambar yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, khususnya

dalam menjelaskan materi pencemaran lingkungan. Diduga media

pembelajaran tersebut kurang merangsang aktivitas dan penguasaan konsep

siswa.

Berdasarkan kondisi di atas, untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep

siswa, perlu upaya untuk mencari inovasi dalam pembelajaran. Salah satunya

dengan menggunakan media visual dalam pembelajaran. Media

audio-visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan

zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang

dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997:

97-98). Dalam proses pembelajaran yang menggunakan media audio-visual

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini didukung oleh hasil

penelitian (Sanudin, 2007:39) yang menyatakan bahwa penguasaan konsep

oleh siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio-visual lebih

tinggi dibanding tanpa menggunakan media audio-visual.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai “Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar dan Penguasaan

(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas

belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan?

2. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan media audio-visual terhadap

penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan aktivitas

belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan.

2. Pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap penguasaan konsep

oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi

peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep

siswa.

2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam

memilih media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

(13)

5

dan penguasaan konsep siswa.

3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan

konsep siswa.

4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan media audio-

visual secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya

peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan,

maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XC (kelas eksperimen) dan

XB (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMA

Negeri 1 Seputih Mataram.

2. Media yang digunakan adalah audio-visual berupa video tentang

pencemaran lingkungan.

3. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam (1) mengajukan

pertanyaan, (2) memberikan ide atau pendapat, (3) berkomunikasi dalam

kelompok, (4) bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan (5)

menjawab pertanyaan.

4. Penguasaan konsep diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir aspek kognitif.

(14)

F. Kerangka Pikir

Selama ini pelajaran IPA Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang

dianggap sulit oleh siswa SMA Negeri 1 Seputih Mataram, karena banyak

teori-teori dan tidak dihadirkan secara konkret. Penggunaan media yang

kurang tepat akan kurang merangsang aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dan berpengaruh terhadap rendahnya penguasaan konsep siswa.

Kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan

untuk menunjang perolehan pengetahuan dan informasi siswa. Dalam proses

pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun

berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu

tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan

lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat,

menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan

perintah, melaksanakan tugas, membuat intisari dari pelajaran yang disajikan

oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki

ilmu/pengetahuan itu dengan baik

Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi

untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk

memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang

relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang

(15)

7

Guru hanya menggunakan media visual, belum pernah menggunakan media

audio-visual dalam proses pembelajaran. Media audio-visual adalah media

yang audible artinya dapat di dengar dan media yang visible artinya dapat

dilihat. Media audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih

efektif

Pengajaran yang baik membutuhkan model pembelajaran yang berpusat

kepada siswa (student centered), bukan berpusat pada guru (teacher centered).

Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak harus berasal dari guru, tetapi juga

dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud disini adalah

media pembelajaran yaitu media audio-visual. Penelitian ini akan

menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran IPA Biologi materi

Pencemaran Lingkungan kelas X SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah media audio - visual dan

variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep siswa.

Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada

tabel di bawah ini.

Keterangan : X : Pembelajaran menggunakan media audio-visual Y1 : Aktivitas siswa

Y2 : Penguasaan konsep siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat X

Y1

(16)

G.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan media audio- visual

terhadap penguasaan konsep oleh siswa.

H1= Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media audio-visual terhadap

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Audio-Visual

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan

demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat

diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan

peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan (Djamarah dan Zain,

2006 :120).

Media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses

pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hamidjojo

(dalam Arsyad, 2007:4) menyatakan bahwa memberi batasan media sebagai

semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan

atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau

pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009:204) menyatakan bahwa

(18)

tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan

sebagainya.

Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana

melihatnya. Dilihat dari jenisnya, media dapat dibagi ke dalam:

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara

saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok

untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan.

Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip

(film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan

cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol

yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena

meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua (Djamarah dan Zain,

2006 : 124).

Media audio-visual adalah media yang audible artinya dapat di dengar dan

media yang visible artinya dapat dilihat. Media audio visual gunanya untuk

membuat cara berkomunikasi lebih efektif (Suleiman dan Hamzah, 1988 :11).

Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan yang kita

ketahui, tepatnya pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau

(19)

11

ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan

indera-indera yang lain (Suleiman dan Hamzah, 1988 :12).

Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan

perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi

media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar

(Rohani, 1997: 97-98).

Secara umum, menurut Davies (1991:152) bahan audio-visual mempunyai 5

sifat, yaitu:

1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi

2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer/pengalihan belajar

4. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau pengetahuan

hasil yang dicapai

5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi

Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi

hal yang penting. Sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media

yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasar kriteria yang

dikehendaki. Menurut Rohani (1997:28-29) pemilihan dan pemanfaatan

media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:

1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.

2. Ketepatgunaan (validitas)

(20)

3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya

kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/

perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu Teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.

6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan

apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau

tidak.

Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran

diantaranya menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011:15) video merupakan

media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok

kecil, bahkan satu siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat

memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari

pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi

emosional impact yang dimiliki oleh video, dimana ia mampu secara langsung

membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.

(21)

13

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di

sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa

tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim

dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif

lain yang dilakukan oleh siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101)

membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain

dapat digolongkan sebagai berikut :

1. ”Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

(22)

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam

berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa

sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah

kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya,

mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat

siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,

diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi

partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik

(Slameto, 2003:36).

Dalam suatu proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan

berbagai aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40)

menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara

fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA.

Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak

didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang

harus melakukannya.

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat

mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak

dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas

(23)

15

fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,

bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau

hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah,

jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam

rangka pengajaran (Rohani, 1997:6).

C. Penguasaan Konsep

Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri

umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep-konsep tidak

terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan

usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah

suatu yang sangat luas (Hamalik, 2006:162). Konsep merupakan suatu

pengertian tentang suatu objek yang relatif sempurna dan bermakna yang

disintesis dari sejumlah kesimpulan dari beberapa kejadian.

Prinsip-prinsip untuk mempelajari konsep, seperti halnya mempelajari

informasi fakta, yang dilaksanakan siswa untuk memudahkannya dalam

mempelajari konsep-konsep. Penguasaan informasi adalah penting untuk

mempelajari konsep dan informasi tentang konsep serta penerapannya dapat

diperoleh melalui membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis (Slameto,

2003 : 150).

Menurut Merrill (dalam Prawiradilaga dan Salma, 2009: 95), ranah kognitif

(24)

Tabel 1. Ranah kognitif

Berpikir Uraian Rincian

Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang

Mengenali Mengingat Mengerti Membentuk arti dari pesan

pembelajaran (isi): lisan, tulisan, grafis atau gambar.

memahami Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan

prosedur dalam situasi tertentu

Melaksanakan Mengembangkan Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur

dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya

Membedakan Menyusun kembali Menandai

Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus

Mengecek Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru;

memodifikasi suatu model lama, menjadi sesuatu yang berbeda dan seterusnya

Menghasilkan Merencanakan Membentuk

Konsep-konsep menyediakan skema-skema terorganisasi untuk

mengasimilasikan stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan di

dalam dan di antara ketegori-katgori. Belajar konsep merupakan hasil utama

pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan (building

blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental

yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui

aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada

konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar, 1996:79).

Pengembangan konsep-konsep melalui satu seri tingkatan. Tingkat-tingkat itu

(25)

17

hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep (Dahar,

1996:87). Empat tingkatan pencapaian konsep menurut Klausmeier adalah

tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikatori (classificatory), dan

tingkat formal. Ia menerapkan tingkatan-tingkatan ini hanya pada

konsep-konsep yang mempunyai lebih dari satu contoh, yang mempunyai

contoh-contoh yang dapat diamati, atau wakil-wakil (representations) dari

contoh-contoh, dan konsep-konsep ini didefinisikan dalam atribut-atribut (Dahar,

1996:88).

Ada beberapa kriteria suatu konsep telah dikuasai. Menurut Hamalik

(2004:166) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah siswa telah

mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya,

yaitu sebagai berikut.

a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya.

b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.

c. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan

contoh.

d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan

konsep tersebut.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran

dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau

tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk

(26)

Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan

mutu pembelajaran (Daryanto, 1999 : 195-196). Melalui hasil tes tersebut

maka dapat diketahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa.

D. Pencemaran Lingkungan

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan :

“Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup,

zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya

tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas

lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan

menjadi menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Darsono, 1994:85).

Terjadinya pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat kemajuan

teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Misalnya

pencemaran air, udara dan tanah akan menyebabkan merosotnya kualitas air

udara dan tanah. Sebagai akibatnya akan terjadi banyak hal-hal yang

merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan. Pencemaran terjadi bila

dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan

yang tidak diharapkan, baik berupa fisik, kimiawi maupun biologis sehingga

menggangu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta

organisme lainnya (Supardi, 2003 : 28-30).

Menurut tempat terjadinya pencemaran dikelompokkan menjadi pencemaran

(27)

19

1. Pencemaran air

Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.

KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan: “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan

manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat

tertentu yang meyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Darsono, 1994:85).

Dalam tata kehidupan masyarakat, air memegang banyak peranan untuk

kebutuhan keluarga, untuk kebersihan kota dan desa, untuk irigasi dan

menyiraman tanaman, untuk keperluan industri dan lain-lain (Prawiro,

1983:65).

Polutan air dapat dibedakan menjadi dua yaitu buangan degradable dan non

degradable. Buangan degradable yaitu buangan yang dapat terdekomposisi

atau dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologi alamiah,

sedangkan buangan non degradable adalah buangan yang tidak dapat

dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah (Darsono,

1994:92).

Untuk mencegah pencenaran air permukaan, bila air dipermukaannya jenis

air sungai yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari harus dijaga

kebersihannya dari bahan pencemar, cara menjaganya ialah :

(28)

b. jangan membuang air limbah yang mengakibatkan rusaknya air sungai,

baik limbah industri maupun limbah rumah tangga (Moede, 1993:108).

2. Pencemaran Udara

Menurut Perkins (dalam Kristanto, 2002:96) pencemaran udara dinyatakan sebagai berikut : “Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa

kontaminan di udara dalam atmosfir di luar, seperti debu, busa, gas, kabut,

bau-bauan, asap atau uap dalam jumlah yang banyak, dalam berbagai sifat

dan berlangsung lama, sehingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan

terhadap kesehatan manusia, tumbuhan atau hewan maupun benda serta dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme”.

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No.KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan : “Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energy dan atau

komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga

kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan udara kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai

peruntukannya (Darsono, 1994:97).

Pencemaran udara ini bisa berasal dari :

a. Kendaraan bermotor

Semua kendaraan bermotor yang memakai bensin dan solar akan

(29)

pertikel-21

partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur bila mencapai

kuantum tertentu merupakan racun bagi manusia dan hewan.

b. Pabrik-pabrik industri

Berbagai pabrik industri yang bahan bakunya banyak mempergunakan

zat-zat kimia organik maupun anorganik. Hasil pengelolaannya selain

menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup

manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan

dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan

dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan

dan kelestarian lingkungan bila tanpa pengendalian. Berbagai macam

penyakit akan timbul pada masyarakat disekitar pabrik.

c. Clorofluorocarbon (CFC) merupakan gas yang tidak berbau, tidak

beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah bereaksi. CFC merupakan

gas yang berguna antara lain untuk gas pendorong dalam kaleng semprot,

pendingin dalam lemari es, ruang ber-AC, dan mobil. CFC disamping

penyebab pemanasan global, juga merusak lapisan ozon (Supardi,

2003:32).

Akibat dari Pencemaran Udara :

a. Pemanasan Global

Semua molekul gas yang tersusun lebih dari satu atom, bersifat menyerap

sinar infra merah. Gas yang tersusun lebih dari satu atom dan berada di

atmosfer antara lain adalah karbondioksida, uap air, dan gas CFC. Panas

yang berasal dari matahari sebagian akan dipantulkan kembali ke luar

(30)

minus 18 derajat celcius. Kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh

pemanasan global akan menyebabkan permukaan air laut naik (dapat

mencapai 7 m).

b. Hujan Asam

Hujan asam terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada

dasarnya air hujan bersifat asam (pH < 7), hujan itu disebut asam jika pH

air lebih kecil dari 5,6 dan disebabkan oleh oksida belerang dan oksida

nitrogen. Hujan asam mempunyai dampak negatif terutama pada ; hutan

tanaman pertanian, danau (perairan lainnya), jembatan dan peninggalan

purbakala.

c. Kerusakan ozon

Ozon sangat bermanfaat bagi kehidupan baik tumbuhan, hewan maupun

manusia, sebab ozon bersifat melindungi mahluk hidup dari sinar

ultraviolet yang mematikan. Ozon yang dimaksud di sini adalah ozon yang

terdapat dilapisan stratosfer (12-25km dari permukaan bumi).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada,

orang kulit putih lebih mudah terkena kangker kulit, semakin dekat dengan

katulistiwa, kemungkinan menderita penyakit kangker semakin besar

(Darsono, 1994:97-103).

3. Pencemaran Tanah

Tanah dibutuhkan tanaman untuk hidupnya dan bagi produksi pertanian.

Pencemaran tanah disebabkan oleh menumpuknya senyawa-senyawa kimia

beracun, garam-garam, organisme pathogen yang membawa penyakit atau

(31)

23

satwa. Cara-cara pengelolaan tanah yang tidak sehat sangat mengurangi

mutu tanah, menyebabkan polusi tanah. Pengelolaan lahan dengan pupuk

kimia, fungisida, dan pestisida kimia menggunakan prose salami yang

terjadi di dalamnya dan mengkancurkan organisme-organisme yang

bermanfaat seperti bakteri, jamur, cacing dan lain-lainnya (Mulyanto,

2007:17).

Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai

berikut:

1) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya

diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.

2) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses

daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.

5) Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman

(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan April 2013 tahun

pelajaran 2012/2013, di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih

Mataram tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dipilih dari populasi dengan

teknik Cluster Random Sampling. Sampling dalam penelitian ini dilakukan

dua kali, sampling yang pertama adalah untuk menentukan kelas penelitian

yaitu dengan memilih Sampel 2 kelas dari 6 kelas yang ada secara acak,

kemudian dari 2 kelas yang sudah terpilih, dipilih kembali untuk mendapatkan

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga terpilih kelas XC sebagai kelas

eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan kelas XB sebagai kelas kontrol yang

berjumlah 32 siswa.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest non

equivalen. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan media gambar,

(33)

25

Hasil tes awal-tes akhir pada kedua kelas subyek dibandingkan.

Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

I = Kelas eksperimen (Kelas XC ) II = Kelas kontrol (Kelas XB ) O1 = tes awal

O2 = tes akhir

X1 = Pembelajaran menggunakan media audio visual C = Pembelajaran tidak menggunakan media audio (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat izin penelitian untuk sekolah tempat diadakannya penelitian

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti,

untuk mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan

masalah-masalah yang dihadapi guru saat ini.

c. Menetapkan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Kelas Pretes

Perlakuan

postes

I

O1

X

O2

II

O1

C O2

(34)

d. Membuat media pembelajaran audio-visual dan media gambar untuk

setiap submateri pokok yang diteliti.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir berupa

soal uraian yang disesuaikan dengan penguasaan konsep siswa, lembar

observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian

dilakukan uji ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan menggunakan media audio-visual untuk kelas eksperimen, dan

menggunakan media gambar untuk kelas kontrol. Penelitian ini

direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

membahas submateri pokok perusakan dan pencemaran lingkungan,

pertemuan kedua membahas tentang submateri pokok usaha manusia

dalam upaya pelestarian lingkungan.

Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan media audio-visual) a) Pendahuluan

1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1)

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(35)

27

a. Pertemuan 1 : “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di

sungai mati? Kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya

ikan-ikan tersebut?

b. Pertemuan 2 : “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?’

4. Guru memberikan motivasi:

Kalian tentu tahu bagaimana pentingnya hutan bagi keseimbangan

ekosistem, namun sekarang sering sekali terjadi pembalakan liar,

menebangi hutan untuk diambil kayunya. Hari ini kalian akan

mempelajari kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.

(Pertemuan ke 1). Perlu adanya suatu upaya pelestarian lingkungan

untuk mengembalikan fungsi lingkungan, upaya pelestaraian

lingkungan akan kalian pelajari pada (Pertemuan ke 2).

b) Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang (Pertemuan 1-2). Kelompok

bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian

siswa duduk dikelompoknya masing-masing.

2. Guru menyajikan video mengenai kerusakan lingkungan dan

pencemaran (pertemuan pertama), usaha pelestarian lingkungan

(pertemuan kedua).

a. Pertemuan ke 1: Menyajikan video pembelajaran tentang

(36)

memberi instruksi agar siswa mengamati tayangan dengan

seksama.

b. Pertemuan ke 2: Menyajikan video pembelajaran tentang usaha

pelestarian lingkungan, dan memberi instruksi agar mengamati

tayangan dengan seksama.

3. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan

dengan media audio-visual yang telah ditayangkan selama proses

pembelajaran (Pertemuan 1-2).

4. Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi dengan anggota

kelompok masing-masing.

5. Guru menunjuk beberapa siswa yang ingin menjawab soal di LKS

yang telah diskusikan sebelumnya

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk

bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil

diskusi (Pertemuan 1-2).

c) Penutup

1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan

seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1-2)

(37)

29

Kelas Kontrol (Pembelajaran menggunakan media gambar)

a) Pendahuluan

1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1)

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru memberikan apersepsi :

a. Pertemuan 1 : “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di

sungai mati? Kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya ikan-

ikan tersebut?

b. Pertemuan 2 : “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?’

4. Guru memberikan motivasi:

Kalian tentu tahu bagaimana pentingnya hutan bagi keseimbangan

ekosistem, namun sekarang sering sekali terjadi pembalakan liar,

menebangi hutan untuk diambil kayunya. Hari ini kalian akan

mempelajari perusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.

(Pertemuan ke 1). Perlu adanya suatu upaya pelestarian lingkungan

untuk mengembalikan fungsi lingkungan, upaya pelestaraian

lingkungan akan kalian pelajari pada (Pertemuan ke 2).

b) Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 4-5 orang (Pertemuan 1-2). Kelompok

bersifat heterogen, kemudian siswa duduk dikelompoknya

(38)

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan

dengan media gambar yang disajikan selama proses pembelajaran

(Pertemuan 1-2).

3. Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi dengan anggota

kelompok masing-masing.

4. Guru menunjuk beberapa siswa yang ingin menjawab soal di LKS

yang telah diskusikan sebelumnya

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk

bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil

diskusi soal di LKS (Pertemuan 1-2).

c) Penutup

1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah

didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan

seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1-2)

2. Guru memberikan tes akhir tertulis (Pertemuan 2)

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif

yaitu penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari rata-rata tes awal dan

tes akhir. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar

(39)

31

berkomunikasi dalam kelompok, bekerjasama dalam menyelesaikan tugas

kelompok dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Tes awal dan Tes akhir

Data penguasaan konsep berupa nilai tes awal, tes akhir. Tes awal

diberikan pada awal pertemuan sebelum kegiatan pembelajaran dan tes

akhir diberikan pada akhir pertemuan, kemudian dihitung selisih antara

nilai tes awal dan nilai tes akhir. Nilai tersebut disebut N-gain, lalu

dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan N-gain menggunakan

formula Rulon (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut :

N – gain = Y Z

Y X

X 100

Keterangan : X= nilai postest Y= nilai pretest Z= skor maksimal

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada

saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang

dilakukan dengan cara memberi tanda ( ) pada lembar observasi sesuai

(40)

F. Teknik Analisis Data

1) Data penelitian yang berupa nilai tes awal, tes akhir, dan N-gain pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji

yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466)

2. Uji U (Uji Mann-Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

a. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

b. Kriteria Uji

a. Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

b. Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto. 2004:36).

2) Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

(41)

33

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus :

Xi

X = x 100 n

Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh

n = Jumlah skor aktivitas maksimum

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Aspek yang diamati

Xi n K permasalahan materi pencemaran lingkungan

3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan

B. Memberikan ide/ pendapat

1. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)

2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan

C. Berkomunikasi dalam kelompok

(42)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pencemaran lingkungan dalam LKS

3. Berkomunikasi secara lisan dalam memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pencemaran lingkungan

D. Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok

1. Tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok 2. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok tetapi

tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS

3. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS

E. Menjawab pertanyaan

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan

3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan

2) Menafsirkan atau menentukan Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam

Belina, 2008:37).

Tabel 3. Klasifikasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Persentase Kriteria

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

3) Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) Penguasaan

(43)

35

% Peningkatan = x 100%

Tabel 4. Kriteria % Peningkatan Penguasaan Konsep oleh siswa

% Peningkatan Kriteria %g> 70

N-gain Kriteria

1,00> 0,70

G. Pengolahan Data Angket Siswa

Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui

penyebaran angket. Angket tanggapan diberikan kepada siswa kelas

eksperimen tentang penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran

berisi 5 pertanyaan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan

negatif. Jawaban tertinggi diberi skor 1 (satu) dan terendah 0 (nol).

Tabel 5. Angket Tanggapan Siswa Tentang Media Audio-visual

No Pernyataan Pilihan

S TS 1 Saya lebih termotivasi untuk belajar dengan media

pembelajaran yang menggunakan media audio-visual 2 Saya merasa bosan dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan media audio-visual 3 Saya merasa senang dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan media audio-visual

4 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media audio-visual

(44)

5 Saya lebih sulit mengerjakan soal-soal setelah belajar menggunakan media audio-visual

Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui persentase tanggapan siswa dengan rumus:

% = X100

N n

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh

(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pencemaran

lingkungan

2. Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh

secara signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada

materi pencemaran lingkungan

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menggunakan media audio-visual di sekolah dapat

digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa

pada materi pencemaran lingkungan.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media audio-visual

hendaknya lebih ditingkatkan kualitas dari media audio-visual, terutama

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Jakarta

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. JakartA.

Belina. W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. CV. Rajawali. Jakarta

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Erika. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Guza, A. 2009. UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

(47)

54

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arch ives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplieneRep0708.pdf. (20 Desember 2012, 22:16 WIB).

Moede, Nogarsyah. 1993. Bagaimana Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Menurut Islam. Marjun. Bandung.

Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.

Prawiradilaga dan S. Dewi. 2009. Prinsip Design Pembelajaran. Kencana. Jakarta.

Prawiro, Ruslan. 1983. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Satya Wacana. Semarang.

Riyanto. 2001. Pagadigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru / Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Bekualitas. Kencana. Jakarta

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual dengan

menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap Penguasaan Konsep Ekosistem Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung T.P 2007/2008 (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta

(48)

Suleiman dan A. Hamzah. 1988. Media Audio-Visual. PT Gramedia. Jakarta

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. PT Alumni. Bandung.

Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Wardhani, D. V. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Penguasaan Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Oleh Siswa SMP

(49)

SILABUS KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/2 (Genap)

Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.

Kompetensi

Dasar Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian

Alokasi

1. Guru memberikan soal pretes kepada siswa berupa soal essay tentang

1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

perusakan lingkungan 2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan

dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Menjelaskan cara menanggulangi

pencemaran lingkungan

(50)

4. Cara video tentang Perusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.

4. Guru

memerintahkan siswa berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa

5. Guru menunjuk siswa secara

acak untuk menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa, siswa yang

keterkaitan antara

kegiatan manusia dengan masalah perusakan lingkungan

2. Mendeskripsikan keterkaitan antara

kegiatan manusia dengan masalah pencemaran

4. Mengidentifikasi cara menanggulangi

pencemaran lingkungan

(51)

kurang setuju

1. Guru memandu siswa untuk

2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang

pencemaran udara dan pelestarian lingkungan

3. Guru memutar video tentang pencemaran udara dan pelestarian lingkungan

Indikator Produk

1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah

pencemaran lingkungan 2. Menjelaskan cara

menanggulangi

pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Menjelaskan

dampak-dampak negatif dari pencemaran

lingkungan

5. Menjelaskan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang

(52)

siswa ada di lembar kerja siswa, siswa yang kurang setuju dengan jawaban rekannya bisa menyangkal jawaban tersebut.

5. Guru membagikan soal postes

keterkaitan antara

kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

2. Mengidentifikasi cara menanggulangi

pencemaran lingkungan 3. Mendeskripsikan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Mengidentifikasi

dampak-dampak negatif dari pencemaran

lingkungan

5. Memprediksikan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang

(53)

Seputih Mataram, 22 April 2013

Peneliti

MADE PUJA SATYAWAN NPM : 0913024102

(54)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram

Kelas : X (Sepuluh)

Semester : 2 (dua)

Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2x45 menit

A . Standar Kompetensi

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

B. Kompetensi Dasar

4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

C. Indikator

Indikator Produk

1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan

2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

3. Menjelaskan dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Menjelaskan cara menanggulangi pencemaran lingkungan

Indikator Proses

1. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan

2. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

3. Mengidentifikasi dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Mengidentifikasi cara menanggulangi pencemaran lingkungan

(55)

62

D. Tujuan

1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan

2. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

3. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif pencemaran air dan pencemaran tanah

4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif penggunaan pestisida bagi tanah

5. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran air dan pencemaran tanah

E. Materi Pembelajaran A. Perusakan lingkungan B. Pencemaran Lingkungan

a. Pencemaran air

1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air 2. Penyebab pencemaran air

3. Dampak pencemaran air 4. Cara penanggulangannya

b. Pencemaran Tanah

1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran tanah 2. Penyebab pencemaran tanah

3. Dampak pencemaran tanah 4. Cara penanggulangannya

F. Strategi Pembelajaran Metode : Diskusi kelompok

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan siswa yang diamati Alokasi Waktu Kegiatan Awal

1. Guru membagikan soal pretes kepada siswa

1. Siswa

(56)

berupa soal essay tentang perusakan lingkungan, pencemaran lingkungan serta usaha peletarian lingkungan

2. Guru membacakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

3. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyusun pengetahuan awal siswa. “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di sungai mati?, kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya ikan-ikan tersebut”

4. Guru memberikan movivasi kepada siswa : “

Kalian pasti mengetahui betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, tetapi sekarang air bersih sangat sulit didapatkan, banyak sungai-sungai yang tercemar oleh limbah-limbah industri, dan tidak sedikit juga orang-orang yang sering membuang sampah disungai yang

menyebabkan tercemarnya air sungai tersebut. Hari ini kita akan mempelajari materi tentang pencemaran, dan materi yang pertama adalah pencemaran air.

(57)

64

Kegiatan Inti

1. Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok diskusi, sebanyak 5 kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang perusakan lingkungan pencemaran air dan pencemaran tanah

3. Guru memutar video tentang perusakan lingkungan, pencemaran air dan pencemaran tanah

4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

“Apa saja yang

menyebabkan terjadinya pencemaran air?

5. Guru memerintahkan siswa berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa

(58)

Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.

2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya

1.Siswa

menyimpulkan hasil

pembelajaran

2. Siswa menyimak

10 menit

H. Sumber/Bahan/Media Pembelajaran

Sumber: Pujiyanto, Sri.2008.Menjelajah Dunia biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Platinum. Solo.

Bahan: LKS Media: audio-visual

I. Penilaian

Jenis instrumen : Tes tertulis dan non tertulis Bentuk instrumen : Soal uraian,lembar observasi aktivitas siswa

Teknik penskoran :

x100

N R Skor

(59)

66

Mengetahui Seputih Mataram, 29 April 2013

Peneliti

MADE PUJA SATYAWAN NPM : 0913024102

(60)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram

Kelas : X (Sepuluh)

Semester : 2 (dua)

Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2x45 menit

A . Standar Kompetensi

4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

B. Kompetensi Dasar

4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

C. Indikator

Indikator Produk

1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

2. Menjelaskan cara menanggulangi pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Menjelaskan dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 5. Menjelaskan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang

Indikator Proses

1. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

(61)

68

D. Tujuan

1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pencemaran udara

2. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran udara 3. Siswa mampu menjelaskan 2 kegiatan manusia dalam usaha pelestarian lingkungan

4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif dari pencemaran udara 5. Siswa mampu menjelaskan akibat dari pencemaran udara yang terus meningkat dimasa yang akan datang

E. Materi Pembelajaran A. Pencemaran Udara

1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air 2. Penyebab Pencemaran udara

3. Dampak penyemaran udara

B. Usaha pelestaraian lingkungan F. Strategi Pembelajaran

Metode : Diskusi kelompok

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan siswa yang

diamati

Alokasi Waktu Kegiatan Awal

1. Guru membacakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran

2. Guru melakukan apersepsi

kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyusun pengetahuan awal siswa “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?

1. Siswa menyimak

2. Siswa menjawab

(62)

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa “Kalian pasti pernah mendengar istilah global warming, pencemaran udara merupakan salah satu penyebab utama global warming”

3. Siswa menyimak motivasi

Kegiatan Inti

1. Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok diskusi, sebanyak 5 kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang pencemaran udara dan usaha pelestarian lingkungan

3. Guru memutar video tentang pencemaran udara dan usaha pelestarian lingkungan

4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa “Apasaja yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara ?

5. Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan LKS

6. Guru menunjuk siswa secara acak untukmenjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa, siswa yang kurang setuju dengan jawaban rekannya bisa

menyangkal jawaban tersebut.

1. Siswa berkumpul membentuk kelompok diskusi

2. Siswa menerima LKS

3. Siswa menyimak video

4. Siswa menjawab pertanyaan

5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS

6.Siswa menjawab pertanyaan

(63)

70

Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.

2. Guru membagikan soal postes

1. Siswa

menyimpulkan

2. siswa

mengerjakan soal

40 menit

H. Sumber/Bahan/Media Pembelajaran

Sumber: Pujiyanto, Sri.2008. Menjelajah Dunia biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA.Platinum. Solo

Bahan: LKS Media: audio-visual

I. Penilaian

Jenis instrumen : Tes tertulis dan non tertulis Bentuk instrumen : Soal uraian, lembar observasi aktivitas siswa

Teknik penskoran :

x100

N R Skor

(64)

Mengetahui Seputih Mataram, 29 April 2013

Peneliti

(65)

72

Nama :

Kelas : X (sepuluh) Kelompok :

Waktu : 25 Menit

Tujuan :

1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan

2. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan

3. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif pencemaran air dan pencemaran tanah

4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif penggunaan pestisida bagi tanah

5. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran air dan pencemaran tanah

Petunjuk

1. Simaklah media audio-visual yang ditayangkan !

2. Kerjakan pertanyaan bersama teman satu kelompok mu !

Gambar

Gambar 2.  Desain
Tabel 5. Angket Tanggapan Siswa Tentang  Media Audio-visual
Gambar 1
Gambar 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

A first approach (Federici &amp; Sguerso, 2007; Marzocchi et al. 2009) is the use of a GIS module in order to create perifluvial flood maps, having as prerequisites (i)

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran jigsaw dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Majalah Tempo menyusun fakta ( struktur sintaksis), mengisahkan fakta ( struktur skrip), menulis fakta ( struktur

tahanan yang berpengaruh pada aerodinamis mobil dapat dilakukan.. dengan melakukan metode eksperimental maupun

Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik.. Universitas Sebelas

Strategi Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Krembung Sidoarjo. Malang: Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penekanan penggolongan pada jenis spare part yang mempunyai nilai penggunaan lebih tinggi, Pembagian spare part berdasarkan jumlah

siswa dalam melakukan pekerjaan dengan mesin bubut agar dihasilkan hasil. yang sesuai dengan