PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH
SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap
SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
MADE PUJA SATYAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iii ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH
SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Experimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap
SMAN 1 Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh :
MADE PUJA SATYAWAN
Hasil observasi di SMA Negeri 1 Seputih Mataram pada bulan November 2012,
diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru kurang mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran, kurang merangsang aktivitas dan menggali
penguasaan konsep siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan aktivitas belajar dan
penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan.
Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan desain pretes postes
kelompok non-ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XC sebagai kelas
eksperimen dan XB sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik cluster
Made Puja Satyawan
iii
yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-U melalui SPSS 17. Data
kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata aktivitas belajar dan penguasaan konsep
oleh siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan sebesar 6,88%±0,04, penguasaan konsep siswa
meningkat dengan rata-rata N-gain 51,18±15,03. Uji normalitas dan uji U
rata-rata N-gain indikator penguasaan konsep, C2, C3 dan C5 berbeda tidak signifikan,
C4 dan C6 berbeda signifikan. Data peningkatan indikator penguasaan konsep
kelas eksperimen semua indikator meningkat dengan kriteria sedang. Sebanyak
91% siswa lebih termotivasi, 6% siswa merasa bosan, 100% siswa merasa senang,
84% siswa lebih mudah memahami materi, dan 9% siswa lebih sulit mengerjakan
soal setelah belajar menggunakan media audio-visual. Dengan demikian dapat
disimpulkan pembelajaran menggunakan media audio-visual sebagai media
pembelajaran berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan
konsep oleh siswa.
Kata kunci : Aktivitas belajar, media audio-visual, pencemaran lingkungan, penguasaan konsep.
xv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xx
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-visual ... 9
B. Aktivitas Belajar ... 13
C. Penguasaan Konsep ... 15
D. Pencemaran lingkungan ……….. . 18
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Desain Penelitian ... 24
D. Prosedur penelitian ... 25
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 32
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 42
V.SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
xvi
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen ... 61
3. Lembar Kerja Siswa Eksperimen ... 72
4. Silabus Kontrol ... 86
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ... 91
6. Lembar Kerja Siswa Kontrol ... 100
7. Pretest dan Posttest ... 116
8. Data Hasil Penelitian ... 127
9. Data Angket Media Audio-visual ... 151
10. Analisis Uji Statistik ... 142
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun
2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Guza, 2009 : 2).
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata dan kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan
dengan kehadiran media. Media audio visual merupakan media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik karena memadukan dua jenis media (Djamarah
dan Zain, 2006 : 124). Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah
pendidikan, pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih.
Sebanyak 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otak melalui mata dan
yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera lainnya (Suleiman dan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, sebagian besar guru belum
menciptakan suasana belajar dimana siswa aktif dan menguasai pemahaman
konsep. Dalam kegiatan pembelajaran masih banyak di dominasi oleh guru
itu sendiri. Guru aktif menjelaskan materi, siswa hanya duduk diam
mendengarkan penjelasan dari guru. Penggunaan media dalam proses
pembelajaran sebagai perantara yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran masih belum dioptimalkan. Selain itu, meski hampir semua
siswa memiliki buku-buku pelajaran, tetapi siswa hanya ditekankan untuk
menghafal konsep, bukan memahami konsep sehingga hasil belajarnya
rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) yang menyatakan
bahwa pada masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih
rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi
pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang
secara mandiri.
Hasil observasi di SMA Negeri 1 Seputih Mataram pada bulan November
2012, diketahui bahwa selama proses pembelajaran guru kurang
mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran, kurang merangsang
aktivitas dan menggali penguasaan konsep siswa. Sebagian nilai siswa belum
mencapai KKM yang telah ditentukan, KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Aktivitas dalam proses pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa pasif
3
Dalam menyampaikan materi biologi, guru hanya menggunakan media
gambar yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, khususnya
dalam menjelaskan materi pencemaran lingkungan. Diduga media
pembelajaran tersebut kurang merangsang aktivitas dan penguasaan konsep
siswa.
Berdasarkan kondisi di atas, untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep
siswa, perlu upaya untuk mencari inovasi dalam pembelajaran. Salah satunya
dengan menggunakan media visual dalam pembelajaran. Media
audio-visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan
zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang
dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997:
97-98). Dalam proses pembelajaran yang menggunakan media audio-visual
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini didukung oleh hasil
penelitian (Sanudin, 2007:39) yang menyatakan bahwa penguasaan konsep
oleh siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio-visual lebih
tinggi dibanding tanpa menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai “Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar dan Penguasaan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap aktivitas
belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan?
2. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan media audio-visual terhadap
penguasaan konsep oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap peningkatan aktivitas
belajar siswa pada materi pencemaran lingkungan.
2. Pengaruh penggunaan media audio-visual terhadap penguasaan konsep
oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi
peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan penguasaan konsep
siswa.
2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam
memilih media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
5
dan penguasaan konsep siswa.
3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan
konsep siswa.
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan media audio-
visual secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya
peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan,
maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XC (kelas eksperimen) dan
XB (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMA
Negeri 1 Seputih Mataram.
2. Media yang digunakan adalah audio-visual berupa video tentang
pencemaran lingkungan.
3. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam (1) mengajukan
pertanyaan, (2) memberikan ide atau pendapat, (3) berkomunikasi dalam
kelompok, (4) bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan (5)
menjawab pertanyaan.
4. Penguasaan konsep diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir aspek kognitif.
F. Kerangka Pikir
Selama ini pelajaran IPA Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit oleh siswa SMA Negeri 1 Seputih Mataram, karena banyak
teori-teori dan tidak dihadirkan secara konkret. Penggunaan media yang
kurang tepat akan kurang merangsang aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dan berpengaruh terhadap rendahnya penguasaan konsep siswa.
Kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan
untuk menunjang perolehan pengetahuan dan informasi siswa. Dalam proses
pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun
berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu
tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan
lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat,
menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan
perintah, melaksanakan tugas, membuat intisari dari pelajaran yang disajikan
oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki
ilmu/pengetahuan itu dengan baik
Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi
untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk
memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang
relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang
7
Guru hanya menggunakan media visual, belum pernah menggunakan media
audio-visual dalam proses pembelajaran. Media audio-visual adalah media
yang audible artinya dapat di dengar dan media yang visible artinya dapat
dilihat. Media audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih
efektif
Pengajaran yang baik membutuhkan model pembelajaran yang berpusat
kepada siswa (student centered), bukan berpusat pada guru (teacher centered).
Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak harus berasal dari guru, tetapi juga
dapat diperoleh dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud disini adalah
media pembelajaran yaitu media audio-visual. Penelitian ini akan
menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran IPA Biologi materi
Pencemaran Lingkungan kelas X SMA Negeri 1 Seputih Mataram. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah media audio - visual dan
variabel terikat adalah aktivitas dan penguasaan konsep siswa.
Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada
tabel di bawah ini.
Keterangan : X : Pembelajaran menggunakan media audio-visual Y1 : Aktivitas siswa
Y2 : Penguasaan konsep siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat X
Y1
G.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan media audio- visual
terhadap penguasaan konsep oleh siswa.
H1= Ada pengaruh yang signifikan penggunaan media audio-visual terhadap
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audio-Visual
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan
demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur
pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat
diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan
peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan (Djamarah dan Zain,
2006 :120).
Media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hamidjojo
(dalam Arsyad, 2007:4) menyatakan bahwa memberi batasan media sebagai
semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau
pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009:204) menyatakan bahwa
tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya.
Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya. Dilihat dari jenisnya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok
untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan.
Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip
(film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol
yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena
meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua (Djamarah dan Zain,
2006 : 124).
Media audio-visual adalah media yang audible artinya dapat di dengar dan
media yang visible artinya dapat dilihat. Media audio visual gunanya untuk
membuat cara berkomunikasi lebih efektif (Suleiman dan Hamzah, 1988 :11).
Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan yang kita
ketahui, tepatnya pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau
11
ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan
indera-indera yang lain (Suleiman dan Hamzah, 1988 :12).
Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan
perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi
media yang dapat dilihat, didengar dan yang dapat dilihat dan didengar
(Rohani, 1997: 97-98).
Secara umum, menurut Davies (1991:152) bahan audio-visual mempunyai 5
sifat, yaitu:
1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer/pengalihan belajar
4. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau pengetahuan
hasil yang dicapai
5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi
Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi
hal yang penting. Sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media
yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasar kriteria yang
dikehendaki. Menurut Rohani (1997:28-29) pemilihan dan pemanfaatan
media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:
1. Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
2. Ketepatgunaan (validitas)
3. Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya
kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/
perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.
5. Mutu Teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan
apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau
tidak.
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran
diantaranya menurut Nugent (dalam Wardhani, 2011:15) video merupakan
media yang cocok untuk berbagai pembelajaran, seperti kelompok, kelompok
kecil, bahkan satu siswa seorang diripun. Pada ranah efektif, video dapat
memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari
pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi
emosional impact yang dimiliki oleh video, dimana ia mampu secara langsung
membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa.
13
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:171). Melalui aktivitas, siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di
sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa
tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim
dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif
lain yang dilakukan oleh siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101)
membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain
dapat digolongkan sebagai berikut :
1. ”Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa
sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah
kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya,
mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat
siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik,
diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi
partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik
(Slameto, 2003:36).
Dalam suatu proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan
berbagai aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40)
menyatakan bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara
fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA.
Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak
didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang
harus melakukannya.
Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.
Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat
mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas
15
fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau
hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah,
jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pengajaran (Rohani, 1997:6).
C. Penguasaan Konsep
Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep-konsep tidak
terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan
usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah
suatu yang sangat luas (Hamalik, 2006:162). Konsep merupakan suatu
pengertian tentang suatu objek yang relatif sempurna dan bermakna yang
disintesis dari sejumlah kesimpulan dari beberapa kejadian.
Prinsip-prinsip untuk mempelajari konsep, seperti halnya mempelajari
informasi fakta, yang dilaksanakan siswa untuk memudahkannya dalam
mempelajari konsep-konsep. Penguasaan informasi adalah penting untuk
mempelajari konsep dan informasi tentang konsep serta penerapannya dapat
diperoleh melalui membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis (Slameto,
2003 : 150).
Menurut Merrill (dalam Prawiradilaga dan Salma, 2009: 95), ranah kognitif
Tabel 1. Ranah kognitif
Berpikir Uraian Rincian
Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang
Mengenali Mengingat Mengerti Membentuk arti dari pesan
pembelajaran (isi): lisan, tulisan, grafis atau gambar.
memahami Menerapkan Melaksanakan atau menggunakan
prosedur dalam situasi tertentu
Melaksanakan Mengembangkan Menganalisis Menjabarkan komponen atau struktur
dengan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dan seterusnya
Membedakan Menyusun kembali Menandai
Menilai Menyusun pertimbangan berdasarkan kriteria dan persyaratan khusus
Mengecek Mengkritik Berkreasi Menyusun sesuatu hal baru;
memodifikasi suatu model lama, menjadi sesuatu yang berbeda dan seterusnya
Menghasilkan Merencanakan Membentuk
Konsep-konsep menyediakan skema-skema terorganisasi untuk
mengasimilasikan stimulus-stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan di
dalam dan di antara ketegori-katgori. Belajar konsep merupakan hasil utama
pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan (building
blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental
yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui
aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada
konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar, 1996:79).
Pengembangan konsep-konsep melalui satu seri tingkatan. Tingkat-tingkat itu
17
hingga dapat sepenuhnya menjelaskan atribut-atribut konsep (Dahar,
1996:87). Empat tingkatan pencapaian konsep menurut Klausmeier adalah
tingkat konkret, tingkat identitas, tingkat klasifikatori (classificatory), dan
tingkat formal. Ia menerapkan tingkatan-tingkatan ini hanya pada
konsep-konsep yang mempunyai lebih dari satu contoh, yang mempunyai
contoh-contoh yang dapat diamati, atau wakil-wakil (representations) dari
contoh-contoh, dan konsep-konsep ini didefinisikan dalam atribut-atribut (Dahar,
1996:88).
Ada beberapa kriteria suatu konsep telah dikuasai. Menurut Hamalik
(2004:166) menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah siswa telah
mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya,
yaitu sebagai berikut.
a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya.
b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.
c. Ia dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan
contoh.
d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan
konsep tersebut.
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau
tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru
mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk
Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan
mutu pembelajaran (Daryanto, 1999 : 195-196). Melalui hasil tes tersebut
maka dapat diketahui sejauh mana tingkat penguasaan konsep siswa.
D. Pencemaran Lingkungan
Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan :
“Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Darsono, 1994:85).
Terjadinya pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat kemajuan
teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Misalnya
pencemaran air, udara dan tanah akan menyebabkan merosotnya kualitas air
udara dan tanah. Sebagai akibatnya akan terjadi banyak hal-hal yang
merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan. Pencemaran terjadi bila
dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan
yang tidak diharapkan, baik berupa fisik, kimiawi maupun biologis sehingga
menggangu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta
organisme lainnya (Supardi, 2003 : 28-30).
Menurut tempat terjadinya pencemaran dikelompokkan menjadi pencemaran
19
1. Pencemaran air
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan: “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat
tertentu yang meyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Darsono, 1994:85).
Dalam tata kehidupan masyarakat, air memegang banyak peranan untuk
kebutuhan keluarga, untuk kebersihan kota dan desa, untuk irigasi dan
menyiraman tanaman, untuk keperluan industri dan lain-lain (Prawiro,
1983:65).
Polutan air dapat dibedakan menjadi dua yaitu buangan degradable dan non
degradable. Buangan degradable yaitu buangan yang dapat terdekomposisi
atau dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologi alamiah,
sedangkan buangan non degradable adalah buangan yang tidak dapat
dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah (Darsono,
1994:92).
Untuk mencegah pencenaran air permukaan, bila air dipermukaannya jenis
air sungai yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari harus dijaga
kebersihannya dari bahan pencemar, cara menjaganya ialah :
b. jangan membuang air limbah yang mengakibatkan rusaknya air sungai,
baik limbah industri maupun limbah rumah tangga (Moede, 1993:108).
2. Pencemaran Udara
Menurut Perkins (dalam Kristanto, 2002:96) pencemaran udara dinyatakan sebagai berikut : “Pencemaran udara berarti hadirnya satu atau beberapa
kontaminan di udara dalam atmosfir di luar, seperti debu, busa, gas, kabut,
bau-bauan, asap atau uap dalam jumlah yang banyak, dalam berbagai sifat
dan berlangsung lama, sehingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan
terhadap kesehatan manusia, tumbuhan atau hewan maupun benda serta dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme”.
Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kependudukan dan Lingkungan
Hidup No.KEP-03/MENKLH/II/1991 menyebutkan : “Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energy dan atau
komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai
peruntukannya (Darsono, 1994:97).
Pencemaran udara ini bisa berasal dari :
a. Kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensin dan solar akan
pertikel-21
partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur bila mencapai
kuantum tertentu merupakan racun bagi manusia dan hewan.
b. Pabrik-pabrik industri
Berbagai pabrik industri yang bahan bakunya banyak mempergunakan
zat-zat kimia organik maupun anorganik. Hasil pengelolaannya selain
menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup
manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan
dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan
dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan
dan kelestarian lingkungan bila tanpa pengendalian. Berbagai macam
penyakit akan timbul pada masyarakat disekitar pabrik.
c. Clorofluorocarbon (CFC) merupakan gas yang tidak berbau, tidak
beracun, tidak mudah terbakar, dan tidak mudah bereaksi. CFC merupakan
gas yang berguna antara lain untuk gas pendorong dalam kaleng semprot,
pendingin dalam lemari es, ruang ber-AC, dan mobil. CFC disamping
penyebab pemanasan global, juga merusak lapisan ozon (Supardi,
2003:32).
Akibat dari Pencemaran Udara :
a. Pemanasan Global
Semua molekul gas yang tersusun lebih dari satu atom, bersifat menyerap
sinar infra merah. Gas yang tersusun lebih dari satu atom dan berada di
atmosfer antara lain adalah karbondioksida, uap air, dan gas CFC. Panas
yang berasal dari matahari sebagian akan dipantulkan kembali ke luar
minus 18 derajat celcius. Kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh
pemanasan global akan menyebabkan permukaan air laut naik (dapat
mencapai 7 m).
b. Hujan Asam
Hujan asam terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
dasarnya air hujan bersifat asam (pH < 7), hujan itu disebut asam jika pH
air lebih kecil dari 5,6 dan disebabkan oleh oksida belerang dan oksida
nitrogen. Hujan asam mempunyai dampak negatif terutama pada ; hutan
tanaman pertanian, danau (perairan lainnya), jembatan dan peninggalan
purbakala.
c. Kerusakan ozon
Ozon sangat bermanfaat bagi kehidupan baik tumbuhan, hewan maupun
manusia, sebab ozon bersifat melindungi mahluk hidup dari sinar
ultraviolet yang mematikan. Ozon yang dimaksud di sini adalah ozon yang
terdapat dilapisan stratosfer (12-25km dari permukaan bumi).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Kanada,
orang kulit putih lebih mudah terkena kangker kulit, semakin dekat dengan
katulistiwa, kemungkinan menderita penyakit kangker semakin besar
(Darsono, 1994:97-103).
3. Pencemaran Tanah
Tanah dibutuhkan tanaman untuk hidupnya dan bagi produksi pertanian.
Pencemaran tanah disebabkan oleh menumpuknya senyawa-senyawa kimia
beracun, garam-garam, organisme pathogen yang membawa penyakit atau
23
satwa. Cara-cara pengelolaan tanah yang tidak sehat sangat mengurangi
mutu tanah, menyebabkan polusi tanah. Pengelolaan lahan dengan pupuk
kimia, fungisida, dan pestisida kimia menggunakan prose salami yang
terjadi di dalamnya dan mengkancurkan organisme-organisme yang
bermanfaat seperti bakteri, jamur, cacing dan lain-lainnya (Mulyanto,
2007:17).
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai
berikut:
1) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya
diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
2) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukan proses
daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
3) Membuang sampah pada tempatnya.
4) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
5) Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan April 2013 tahun
pelajaran 2012/2013, di SMA Negeri 1 Seputih Mataram.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Seputih
Mataram tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dipilih dari populasi dengan
teknik Cluster Random Sampling. Sampling dalam penelitian ini dilakukan
dua kali, sampling yang pertama adalah untuk menentukan kelas penelitian
yaitu dengan memilih Sampel 2 kelas dari 6 kelas yang ada secara acak,
kemudian dari 2 kelas yang sudah terpilih, dipilih kembali untuk mendapatkan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga terpilih kelas XC sebagai kelas
eksperimen yang berjumlah 32 siswa dan kelas XB sebagai kelas kontrol yang
berjumlah 32 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest non
equivalen. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan media gambar,
25
Hasil tes awal-tes akhir pada kedua kelas subyek dibandingkan.
Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
I = Kelas eksperimen (Kelas XC ) II = Kelas kontrol (Kelas XB ) O1 = tes awal
O2 = tes akhir
X1 = Pembelajaran menggunakan media audio visual C = Pembelajaran tidak menggunakan media audio (dimodifikasi dari Riyanto, 2001: 43)
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat izin penelitian untuk sekolah tempat diadakannya penelitian
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti,
untuk mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan
masalah-masalah yang dihadapi guru saat ini.
c. Menetapkan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Kelas Pretes
Perlakuan
postes
I
O1
X
O2
II
O1
C O2d. Membuat media pembelajaran audio-visual dan media gambar untuk
setiap submateri pokok yang diteliti.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir berupa
soal uraian yang disesuaikan dengan penguasaan konsep siswa, lembar
observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian
dilakukan uji ahli.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan media audio-visual untuk kelas eksperimen, dan
menggunakan media gambar untuk kelas kontrol. Penelitian ini
direncanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama
membahas submateri pokok perusakan dan pencemaran lingkungan,
pertemuan kedua membahas tentang submateri pokok usaha manusia
dalam upaya pelestarian lingkungan.
Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan media audio-visual) a) Pendahuluan
1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1)
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
27
a. Pertemuan 1 : “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di
sungai mati? Kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya
ikan-ikan tersebut?
b. Pertemuan 2 : “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?’
4. Guru memberikan motivasi:
Kalian tentu tahu bagaimana pentingnya hutan bagi keseimbangan
ekosistem, namun sekarang sering sekali terjadi pembalakan liar,
menebangi hutan untuk diambil kayunya. Hari ini kalian akan
mempelajari kerusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.
(Pertemuan ke 1). Perlu adanya suatu upaya pelestarian lingkungan
untuk mengembalikan fungsi lingkungan, upaya pelestaraian
lingkungan akan kalian pelajari pada (Pertemuan ke 2).
b) Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang (Pertemuan 1-2). Kelompok
bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian
siswa duduk dikelompoknya masing-masing.
2. Guru menyajikan video mengenai kerusakan lingkungan dan
pencemaran (pertemuan pertama), usaha pelestarian lingkungan
(pertemuan kedua).
a. Pertemuan ke 1: Menyajikan video pembelajaran tentang
memberi instruksi agar siswa mengamati tayangan dengan
seksama.
b. Pertemuan ke 2: Menyajikan video pembelajaran tentang usaha
pelestarian lingkungan, dan memberi instruksi agar mengamati
tayangan dengan seksama.
3. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan
dengan media audio-visual yang telah ditayangkan selama proses
pembelajaran (Pertemuan 1-2).
4. Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi dengan anggota
kelompok masing-masing.
5. Guru menunjuk beberapa siswa yang ingin menjawab soal di LKS
yang telah diskusikan sebelumnya
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk
bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil
diskusi (Pertemuan 1-2).
c) Penutup
1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1-2)
29
Kelas Kontrol (Pembelajaran menggunakan media gambar)
a) Pendahuluan
1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1)
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi :
a. Pertemuan 1 : “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di
sungai mati? Kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya ikan-
ikan tersebut?
b. Pertemuan 2 : “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?’
4. Guru memberikan motivasi:
Kalian tentu tahu bagaimana pentingnya hutan bagi keseimbangan
ekosistem, namun sekarang sering sekali terjadi pembalakan liar,
menebangi hutan untuk diambil kayunya. Hari ini kalian akan
mempelajari perusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.
(Pertemuan ke 1). Perlu adanya suatu upaya pelestarian lingkungan
untuk mengembalikan fungsi lingkungan, upaya pelestaraian
lingkungan akan kalian pelajari pada (Pertemuan ke 2).
b) Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang (Pertemuan 1-2). Kelompok
bersifat heterogen, kemudian siswa duduk dikelompoknya
2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan
dengan media gambar yang disajikan selama proses pembelajaran
(Pertemuan 1-2).
3. Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi dengan anggota
kelompok masing-masing.
4. Guru menunjuk beberapa siswa yang ingin menjawab soal di LKS
yang telah diskusikan sebelumnya
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk
bertanya atau memberi penjelasan mengenai jawaban dari hasil
diskusi soal di LKS (Pertemuan 1-2).
c) Penutup
1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1-2)
2. Guru memberikan tes akhir tertulis (Pertemuan 2)
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :
1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
yaitu penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari rata-rata tes awal dan
tes akhir. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar
31
berkomunikasi dalam kelompok, bekerjasama dalam menyelesaikan tugas
kelompok dan menjawab pertanyaan selama proses pembelajaran.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Tes awal dan Tes akhir
Data penguasaan konsep berupa nilai tes awal, tes akhir. Tes awal
diberikan pada awal pertemuan sebelum kegiatan pembelajaran dan tes
akhir diberikan pada akhir pertemuan, kemudian dihitung selisih antara
nilai tes awal dan nilai tes akhir. Nilai tersebut disebut N-gain, lalu
dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan N-gain menggunakan
formula Rulon (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut :
N – gain = Y Z
Y X
X 100
Keterangan : X= nilai postest Y= nilai pretest Z= skor maksimal
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada
saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang
dilakukan dengan cara memberi tanda ( ) pada lembar observasi sesuai
F. Teknik Analisis Data
1) Data penelitian yang berupa nilai tes awal, tes akhir, dan N-gain pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji
yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :
1. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)
Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466)
2. Uji U (Uji Mann-Whitney)
Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.
a. Hipotesis
Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
b. Kriteria Uji
a. Jika p-value > 0,05 maka terima Ho
b. Jika p-value < 0,05 maka tolak Ho (Pratisto. 2004:36).
2) Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
33
Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus :
Xi
X = x 100 n
Ket : X = Rata-rata skor aktivitas siswa
Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh
n = Jumlah skor aktivitas maksimum
Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Aspek yang diamati ∑
Xi n K permasalahan materi pencemaran lingkungan
3. Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan
B. Memberikan ide/ pendapat
1. Tidak memberikan ide/pendapat (diam saja)
2. Mengemukakan ide/pendapat namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan
3. Mengemukakan ide/pendapat sesuai dengan pembahasan pada materi pencemaran lingkungan
C. Berkomunikasi dalam kelompok
2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pencemaran lingkungan dalam LKS
3. Berkomunikasi secara lisan dalam memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pencemaran lingkungan
D. Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok
1. Tidak mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok 2. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok tetapi
tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS
3. Mau bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS
E. Menjawab pertanyaan
1. Tidak menjawab pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan
3. Menjawab pertanyaan sesuai dengan permasalahan materi pencemaran lingkungan
2) Menafsirkan atau menentukan Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Sesuai Klasifikasi pada tabel yang dimodifikasi dari Hake (dalam
Belina, 2008:37).
Tabel 3. Klasifikasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Persentase Kriteria
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
3) Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) Penguasaan
35
% Peningkatan = x 100%
Tabel 4. Kriteria % Peningkatan Penguasaan Konsep oleh siswa
% Peningkatan Kriteria %g> 70
N-gain Kriteria
1,00> 0,70
G. Pengolahan Data Angket Siswa
Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio-visual selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui
penyebaran angket. Angket tanggapan diberikan kepada siswa kelas
eksperimen tentang penggunaan media audio-visual dalam pembelajaran
berisi 5 pertanyaan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan
negatif. Jawaban tertinggi diberi skor 1 (satu) dan terendah 0 (nol).
Tabel 5. Angket Tanggapan Siswa Tentang Media Audio-visual
No Pernyataan Pilihan
S TS 1 Saya lebih termotivasi untuk belajar dengan media
pembelajaran yang menggunakan media audio-visual 2 Saya merasa bosan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media audio-visual 3 Saya merasa senang dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media audio-visual
4 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media audio-visual
5 Saya lebih sulit mengerjakan soal-soal setelah belajar menggunakan media audio-visual
Jumlah skor setiap angket dihitung untuk mengetahui persentase tanggapan siswa dengan rumus:
% = X100
N n
Keterangan:
n = Nilai yang diperoleh
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan
2. Penggunaan media audio-visual dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh
secara signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada
materi pencemaran lingkungan
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Pembelajaran menggunakan media audio-visual di sekolah dapat
digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa
pada materi pencemaran lingkungan.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang akan menggunakan media audio-visual
hendaknya lebih ditingkatkan kualitas dari media audio-visual, terutama
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Jakarta
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. JakartA.
Belina. W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Darsono, Valentinus. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Yogyakarta.
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Belajar. CV. Rajawali. Jakarta
Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta
Erika. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Guza, A. 2009. UU Sisdiknas dan UU Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.
Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari
54
Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri. Andi Yogyakarta. Yogyakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google
http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arch ives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplieneRep0708.pdf. (20 Desember 2012, 22:16 WIB).
Moede, Nogarsyah. 1993. Bagaimana Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Menurut Islam. Marjun. Bandung.
Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.
Prawiradilaga dan S. Dewi. 2009. Prinsip Design Pembelajaran. Kencana. Jakarta.
Prawiro, Ruslan. 1983. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Satya Wacana. Semarang.
Riyanto. 2001. Pagadigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru / Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Bekualitas. Kencana. Jakarta
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Sanudin, Y. 2007. Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual dengan
menggunakan Model Pembelajaran Pemetaan Konsep Terhadap Penguasaan Konsep Ekosistem Oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Bandar Lampung T.P 2007/2008 (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta
Suleiman dan A. Hamzah. 1988. Media Audio-Visual. PT Gramedia. Jakarta
Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. PT Alumni. Bandung.
Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta
Wardhani, D. V. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Penguasaan Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Oleh Siswa SMP
SILABUS KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/2 (Genap)
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Pencapaian Penilaian
Alokasi
1. Guru memberikan soal pretes kepada siswa berupa soal essay tentang
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah
perusakan lingkungan 2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah
pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan
dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Menjelaskan cara menanggulangi
pencemaran lingkungan
4. Cara video tentang Perusakan lingkungan dan pencemaran lingkungan.
4. Guru
memerintahkan siswa berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa
5. Guru menunjuk siswa secara
acak untuk menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa, siswa yang
keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalah perusakan lingkungan
2. Mendeskripsikan keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalah pencemaran
4. Mengidentifikasi cara menanggulangi
pencemaran lingkungan
kurang setuju
1. Guru memandu siswa untuk
2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang
pencemaran udara dan pelestarian lingkungan
3. Guru memutar video tentang pencemaran udara dan pelestarian lingkungan
Indikator Produk
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah
pencemaran lingkungan 2. Menjelaskan cara
menanggulangi
pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Menjelaskan
dampak-dampak negatif dari pencemaran
lingkungan
5. Menjelaskan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang
siswa ada di lembar kerja siswa, siswa yang kurang setuju dengan jawaban rekannya bisa menyangkal jawaban tersebut.
5. Guru membagikan soal postes
keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
2. Mengidentifikasi cara menanggulangi
pencemaran lingkungan 3. Mendeskripsikan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Mengidentifikasi
dampak-dampak negatif dari pencemaran
lingkungan
5. Memprediksikan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang
Seputih Mataram, 22 April 2013
Peneliti
MADE PUJA SATYAWAN NPM : 0913024102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : 2 (dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 2x45 menit
A . Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator
Indikator Produk
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan
2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
3. Menjelaskan dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Menjelaskan cara menanggulangi pencemaran lingkungan
Indikator Proses
1. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan
2. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
3. Mengidentifikasi dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 4. Mengidentifikasi cara menanggulangi pencemaran lingkungan
62
D. Tujuan
1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan
2. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
3. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif pencemaran air dan pencemaran tanah
4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif penggunaan pestisida bagi tanah
5. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran air dan pencemaran tanah
E. Materi Pembelajaran A. Perusakan lingkungan B. Pencemaran Lingkungan
a. Pencemaran air
1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air 2. Penyebab pencemaran air
3. Dampak pencemaran air 4. Cara penanggulangannya
b. Pencemaran Tanah
1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran tanah 2. Penyebab pencemaran tanah
3. Dampak pencemaran tanah 4. Cara penanggulangannya
F. Strategi Pembelajaran Metode : Diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan siswa yang diamati Alokasi Waktu Kegiatan Awal
1. Guru membagikan soal pretes kepada siswa
1. Siswa
berupa soal essay tentang perusakan lingkungan, pencemaran lingkungan serta usaha peletarian lingkungan
2. Guru membacakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
3. Guru melakukan apersepsi kepada siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyusun pengetahuan awal siswa. “Pernahkah kalian melihat banyak ikan-ikan di sungai mati?, kira-kira apa yang menjadi penyebab matinya ikan-ikan tersebut”
4. Guru memberikan movivasi kepada siswa : “
Kalian pasti mengetahui betapa pentingnya air bagi kehidupan manusia, tetapi sekarang air bersih sangat sulit didapatkan, banyak sungai-sungai yang tercemar oleh limbah-limbah industri, dan tidak sedikit juga orang-orang yang sering membuang sampah disungai yang
menyebabkan tercemarnya air sungai tersebut. Hari ini kita akan mempelajari materi tentang pencemaran, dan materi yang pertama adalah pencemaran air.
64
Kegiatan Inti
1. Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok diskusi, sebanyak 5 kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang perusakan lingkungan pencemaran air dan pencemaran tanah
3. Guru memutar video tentang perusakan lingkungan, pencemaran air dan pencemaran tanah
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
“Apa saja yang
menyebabkan terjadinya pencemaran air?
5. Guru memerintahkan siswa berdiskusi dan mengerjakan lembar kerja siswa
Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.
2. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
1.Siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
2. Siswa menyimak
10 menit
H. Sumber/Bahan/Media Pembelajaran
Sumber: Pujiyanto, Sri.2008.Menjelajah Dunia biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Platinum. Solo.
Bahan: LKS Media: audio-visual
I. Penilaian
Jenis instrumen : Tes tertulis dan non tertulis Bentuk instrumen : Soal uraian,lembar observasi aktivitas siswa
Teknik penskoran :
x100
N R Skor
66
Mengetahui Seputih Mataram, 29 April 2013
Peneliti
MADE PUJA SATYAWAN NPM : 0913024102
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 Kelas Eksperimen
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Seputih Mataram
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : 2 (dua)
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 2x45 menit
A . Standar Kompetensi
4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Indikator
Indikator Produk
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan cara menanggulangi pencemaran lingkungan 3. Menjelaskan upaya manusia dalam usaha pelestarian lingkungan 4. Menjelaskan dampak-dampak negatif dari pencemaran lingkungan 5. Menjelaskan akibat dari pencemaran lingkungan yang terus meningkat dimasa yang akan datang
Indikator Proses
1. Mendeskripsikan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
68
D. Tujuan
1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pencemaran udara
2. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran udara 3. Siswa mampu menjelaskan 2 kegiatan manusia dalam usaha pelestarian lingkungan
4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif dari pencemaran udara 5. Siswa mampu menjelaskan akibat dari pencemaran udara yang terus meningkat dimasa yang akan datang
E. Materi Pembelajaran A. Pencemaran Udara
1. Hubungan antara kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air 2. Penyebab Pencemaran udara
3. Dampak penyemaran udara
B. Usaha pelestaraian lingkungan F. Strategi Pembelajaran
Metode : Diskusi kelompok
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan siswa yang
diamati
Alokasi Waktu Kegiatan Awal
1. Guru membacakan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran
2. Guru melakukan apersepsi
kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menyusun pengetahuan awal siswa “kalian pernah tidak pergi ke daerah-daerah perindustrian, apa yang kalian lihat disana?
1. Siswa menyimak
2. Siswa menjawab
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa “Kalian pasti pernah mendengar istilah global warming, pencemaran udara merupakan salah satu penyebab utama global warming”
3. Siswa menyimak motivasi
Kegiatan Inti
1. Guru memandu siswa untuk membentuk kelompok diskusi, sebanyak 5 kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
2. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang pencemaran udara dan usaha pelestarian lingkungan
3. Guru memutar video tentang pencemaran udara dan usaha pelestarian lingkungan
4. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa “Apasaja yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara ?
5. Guru memerintahkan siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan LKS
6. Guru menunjuk siswa secara acak untukmenjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa, siswa yang kurang setuju dengan jawaban rekannya bisa
menyangkal jawaban tersebut.
1. Siswa berkumpul membentuk kelompok diskusi
2. Siswa menerima LKS
3. Siswa menyimak video
4. Siswa menjawab pertanyaan
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan LKS
6.Siswa menjawab pertanyaan
70
Kegiatan Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.
2. Guru membagikan soal postes
1. Siswa
menyimpulkan
2. siswa
mengerjakan soal
40 menit
H. Sumber/Bahan/Media Pembelajaran
Sumber: Pujiyanto, Sri.2008. Menjelajah Dunia biologi 1 untuk Kelas X SMA dan MA.Platinum. Solo
Bahan: LKS Media: audio-visual
I. Penilaian
Jenis instrumen : Tes tertulis dan non tertulis Bentuk instrumen : Soal uraian, lembar observasi aktivitas siswa
Teknik penskoran :
x100
N R Skor
Mengetahui Seputih Mataram, 29 April 2013
Peneliti
72
Nama :
Kelas : X (sepuluh) Kelompok :
Waktu : 25 Menit
Tujuan :
1. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan
2. Siswa mampu menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah pencemaran lingkungan
3. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif pencemaran air dan pencemaran tanah
4. Siswa mampu menjelaskan 2 dampak negatif penggunaan pestisida bagi tanah
5. Siswa mampu menjelaskan 2 cara menanggulangi pencemaran air dan pencemaran tanah
Petunjuk
1. Simaklah media audio-visual yang ditayangkan !
2. Kerjakan pertanyaan bersama teman satu kelompok mu !