• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

“ANALISIS JARINGAN KULIT BUAH PISANG (

MUSA SP

)

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA”

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

MAHARANI FITRI WULANSARI

201210070311070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

“Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (

Musa Sp

) sebagai Sumber

Belajar Biologi SMA”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH :

MAHARANI FITRI WULANSARI

201210070311070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Maharani Fitri Wulansari

NIM : 201210070311070

Program Studi : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA.

Diajukan untuk Dipertanggung Jawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi Strata Satu (S1)

pada Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawa ini :

Nama : Maharani Fitri Wulansari Tempat tanggal lahir : Ponorogo, 15 Desember 1993 Nim : 201210070311070

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan berjudul “Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orag lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis terkutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka.

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi

Sebagian dari Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

Mengesahkan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

Malang, 29 Mei 2016

Dekan

(Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes)

Dewan Penguji

1. Dr. Roro Eko Susetyarini M.Si 1.

2. Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes 2.

3. Dra. Siti Zaenab, M. Kes 3.

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. dan Kami telah

menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. yang memberatkan punggungmu? 4. dan

Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu, 5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan

itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 7. Maka

apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, 8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Al Quran surat al-Insyirah: 1-8)

Dengan hati yang tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu ada disetiap langkahku :

Kepada Allah SWT, kedua orang tuaku,.

Terima kasih untuk setiap tetes kasih sayang yang tak henti tercurah untukku serta kepada seluruh keluarga yang tiada henti memberiku motivasi dan do’a. Para sahabat dan orang-orang terkasih, dan teman-teman yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.Terima kasih untuk

semua dukungan dan bantuannya selama ini, hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian di kemudian hari.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul

“Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada suri teladan umat islam, yang membawa kita dari jaman kegelapan hingga jalan terang seperti saat ini yaitu kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyusunan dan penulisan hingga selesainya skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan tenaga, informasi, bimbingan, motivasi, pengarahan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku yaitu bapak Sunardi dan Ibu Tatik Hidayati, atas doa dan semua dukungan yang telah beliau berikan kepada saya. terimakasih tidak cukup saya ucapkan untuk pengorbanan beliau hingga saat saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tanpa adanya kedua orangtuaku tidaklah ada arti perjuangan dari semua ini.

2. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

(8)

viii

4. Dr. Roro Eko Susetyarini, M.Si selaku dosen pembimbinng I yang telah meluangkan waktu dan kesabaran dalam memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan penghargaan dan bimbingan kepada saya sehingga menyelsaikan skripsi ini.

6. Selly Tunjung Manik S.Pd selaku instruktur Laboratorium selaku instruktur Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak membantu dan mendampingi selama penelitian skripsi dari awal sampai akhir.

7. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a, motivasi dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermamfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Namun demikian tiada manusia yang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat sangat kami harapkan untuk menjadikan skripsi ini lebih sempurna.

Malang, 29 April 2016

(9)

ix ABSTRAK

“Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa Sp) sebagai Sumber Belajar Biologi SMA”

Maharani Fitri Wulansari

201210070311070

Buah pisang merupakan buah yang berkembang dari alat-alat kelamin betina, tetapi seringkali bagian-bagian lain pada bunga ikut serta dalam menyusun buah. Kulit buah (perikarpium) sebelum masaknya buah tidak mengalami diferensiasi jaringan yang berarti (Soerodikoesomo, 1987). Buah pisang juga berkembang dari bakal buah terbenam dan pada dasarnya merupakan buah buni. Selama perkembangan buah, jumlah sel bertambah dan jaringan parenkim mungkin tetap parenkimatik. Pada buah dapat dibedakan antara eksokarpium, mesokarium dan endokarpium. Pada bagian eksokarpium terdiri dari episermis, hypodermis, dan aerenkima. Mesokarpium yang terdiri dari sel-sel besar memanjang sedangkan endokarpium hanya terdiri dari pati dan epidermis saja (Fanh, 1987).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan menganalisis jaringan kulit buah pisang yang digunakan serta pengembangan berupa sumber belajar biologi. Penelitian ini mengamati bagian kulit buah pisang ambon dan pisang klutuk sebelum dan setelah proses pematangan. Jaringan yang diamati pada penelitian ini merupakan jaringan epidermis, parenkim, jaringan pengangkut serta amilum dan laticifer yang ditemukan pada kulit buah pisang setelah proses pematangan. Metode yang digunakan untuk mengamati jaringan pada kulit buah pisang (Musa sp) sebelum dan sesudah mengalami proses pemasakan yang disayat pada tiga bagian yaitu bagian pangkal tengah dan ujung yang masing-masing disayat secara melintang dan membujur adalah dengan menggunakan mikroskop cahaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan kulit buah pisang ambon, kulit buah pisang klutuk sebelum dan setelah proses pemasakan adalah sama. Perubahan dalam bentuk maupun susunan sel selama pematangan tidak berhubungan dengan pertumbuhan buah serta pengembangan tetapi hasil modifikasi di dinding sel pada lamella tengah. kerusakan sel, keruntuhan, pembentukan ruang udara dan pemisahan sel dalam struktur kulit meningkat secara proporsional dengan pematangan.

Hasil penelitian tentang jaringan kulit buah pisang (Musa sp) dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi berupa atlas jaringan kulit buah pisang.

Kata Kunci : Jaringan, Tanaman Pisang, Sumber Belajar, Atlas

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

x ABSTRACT

"Analysis of the skin tissue Banana (Musa Sp) as a HIGH SCHOOL Biology learning resources"

Maharani Fitri Wulansari

201210070311070

Banana is a fruit that develops from the female gender tools, but often in other parts of the flower are involved in drawing up the fruit. The skin of fruit (perikarpium) before you cook the fruit did not experience a meaningful differentiation of tissues (Soerodikoesomo, 1987). Banana fruit also develops from future fruit set and fruit is essentially buni. During the development of the fruit, the number of cells increased and the network parenkim may remain parenkimatik. On the fruit can be distinguished between eksokarpium, mesokarium and endokarpium. In section eksokarpium consisting of the episermis, hypodermis, and aerenkima. Mesokarpium which consists of large elongated cells while endokarpium consists only of starch and epidermis only (Fanh, 1987).

This research is a descriptive qualitative study aimed at analysing the banana skin tissue is used as well as the development of a learning resource in the form of biology. This study observed part of the skin of the fruit and bananas pisang ambon klutuk before and after the process of maturation. The network observed in this research is the epidermis, parenkim, network carriers as well as starch and laticifer found on the skin of the banana fruit ripening after the process. The methods used to observe network at banana rind (Musa sp) before and after experiencing the cooking was slashed on the three parts of the base of the middle and end of each slashed horizontally and stretching is by using a light microscope.

The results showed that the skin tissue, banana ambon fruit banana skin klutuk before and after cooking is the same. Changes in the shape or arrangement of cells during maturation is not related to the growth and development of fruit but the result of modifications in the cell wall on the Middle lamella. cell damage, collapse, formation of air space and the separation of cells in the structure of the skin increases proportionately with maturation.

The results of research on fruit skin tissues of banana (Musa sp) is utilized as a source of learning biology in the form of banana skin tissue atlas.

Keywords: Banana Plants, Plant Tissue, learning resources, Atlas

Pembimbing I Pembimbing II

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1Tanaman Pisang ... ... 9

(12)

xii

2.2Pisang Ambon (Musa Paradisa) ... ... 10

2.2.1 Morfologi Pisang Ambon ... ... 10

2.2.2 Klasifikasi Pisang Ambon (Musa Paradisa) ... ... 13

2.3Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) ... ... 13

2.3.1 Morfologi Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) ... ... 13

2.3.2Klasifikasi Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) ... ... 16

2.4Sumber Belajar ... 16

2.5Kerangka Konsep ... 19

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ... 20

3.1Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 20

3.2.2 Waktu Penelitian ... 20

3.3Populasi dan Sampel ... 21

3.3.1Populasi ... 21

3.3.2Teknik Sampling ... 21

3.4Prosedur Penelitian ... 22

3.4.1 Pengambilan Sampel ... 22

3.4.2 Persiapan Penelitian ... 22

3.4.2.1 Alat dan Bahan ... 22

3.4.3 Prosedur Plaksanaan Penelitian ... 22

3.5Metode Penelitian ... 23

3.5.1 Data Primer ... 23

3.6Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

4.1Hasil penelitian ... 25

(13)

xiii

4.1.2 Jaringan pada kulit buah pisang klutuk mentah dan kulit buah

pisang klutuk matang ... 28

4.1.3 Perbedaan jaringan pada kulit buah pisang Ambon dan Pisang Klutuk sebelum dan setelah proses pematangan ... 30

4.2 Pembahasan ... 32

4.2.1 Hasil Penelitian yang Telah Dilakukan Didokumentasikan sebagai Sumber Belajar Biologi... 39

BAB V. PENUTUP ... 41

5.2Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Morfologi Pisang Ambon ... 12

Gambar 2.2 JMorfologi Bunga Pisang Ambon ... 13

Gambar 2.3 Morfologi Pisang Ambon ... 14

Gambar 2.4 Pohon Pisang Klutuk ... 15

Gambar 2.5 Morfologi Buah Pisang Klutuk ... 16

Gambar 2.6 Morfologi Pisang Klutuk ... 16

Gambar 2.7 Foto Jaringan Pisang Ambon sebelum dan setelah pematangan ... 26

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Foto-foto Penelitian ... ... 48 Lampiran 2 Surat Pengantar Penelitian dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang ... 50 Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang ... 51 Lampiran 4 Surat Pernyataan Penelitian Dari Laboratorium Biologi

Universitas Muhammadiyah Malang ... 52 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 53

Lampiran 6 hasil penelitian sebagai atlas jaringan kulit buah pisang sebagai

(16)

43

DAFTAR PUSTAKA

Aliya, Z. 2010. Pengaruh Persepsi Siswa Pada Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan Sebagai Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Mts Nu Banat Kudus. Skripsi. Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Amnuasyin, T. dkk. 2012. Anatomical Changes In Peel Structure Of “Hom Thong” Banana During Development And Ripening. Tropical Natural History. 12(2): 127-136.

Ekasari. Widianti, T. 2012. Analisis Keragaman Kultivar Pisang Menggunakan Penanda PCR-RFLP Pada Internal Transcribed Spacer (ITS) DNA Ribosom. Jurnal MIPA 35(1) : 22-30.

Fahn, A. 1987. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakata: Gadjah Mada University Pres.

Foster, S.A. 1965. Practical Plant Anatomy. University of California.

Goulao, L.F. and Oliveira, C.M. 2008. Cell wall modifications during fruit ripening: when a fruit is not the fruit. Trends in Food Science and Technology. 19: 4-25.

Harwanto, S. 2006. korelasi pemanfaatan sumber belajar geografi di perpustakaan dengan prestasi belajar geografi siswa kelas x sma negeri 1 karangdowo kabupaten klaten tahun ajaran 2005/2006. Skripsi. Uniersitas Negeri Semarang.

Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang sel dan jaringan). Jakarta: PT Rineka cipta.

Kasrina. 2012. Ragam Jenis Mikroalga di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi SMA.

Jurnal Exacta. 10 (1) : 36-44.

Kallarackal, J., Garlick, P.R. and Miburn, J.A. 1986. Characterization of the structural inclusions in the latex of banana (Musa sp.). Canadian Journal of Botany. 64: 2591-2601.

(17)

44

Nurhayati, Y. 2011. Analisis Morfologi Dan Anatomi Aksesi Pisang Hijau Tahan Fusarium Hasil Induksi Mutasi Dan Seleksi In Vitro Generasi Ke Empat. Skripsi. Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Manotong, D. dkk. 2014. Study Pembuatan Selai Coklat Kulit Pisang. Jurnal Rekayasa Pangan. 2(2): 1-6.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Outlook Komoditi Pisang. 2014. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.

Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian 2014.

Prayogi, S. dkk. 2014. Karakter Morfologi pisang Batu (Musa balbisiana) di kabupaten kuantan singing. Jurnal FMIPA. 1(2) : 663-671.

Prabawati, S. dkk. 2008. Teknologi Pascapanen dan Teknik Pengolahan Bua Pisang. Balai Besar Penelitan Dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Rahmawati, M. dkk. 2013. Pengelompokan Berdasarkan Karakter Morfologi Vegetatif pada Plasma Nutfah Pisang Asal Kabupaten Aceh Besar.

Jurnal Agrista. 7 (3) : 111-118.

Rozaini, N. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatra Utara.

Rai, I. 2011. Strategi Pengembangan Sumberdaya Genetik Buah-buahan Lokal Untuk Meningkatkan Integritasi Pertanian dengan Pariwisata di Bali. Tesis. Universitas Udayana.

Sari, N. 2011. Aplikasi Pengolahan Citra Digital Untuk Memprediksi Kandungan Gizi Pisang (Musa Paradisiaca L) Berdasarkan Degradasi Warna Kulit. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang.

Simmonds, N.W. 1987. Bananas. New York: Longman Inc.

Sedgley, M. Dkk. 2005. Mild chilling injury of banana (Cavendish cv Wiiliamsl and its control in the field. A thesis submitted fulfillment of requirements for the degree of Doctor of PhilosoPhY. The University of Adelaid.

(18)

45

Sudono, A. 2000. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta: Grasindo.

Syaodih, N. 2013. Metode Peneltian Pendidikan. Program Pascasarjana Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Remaja Rosdakarya.

Soerodikoesoemo, W. dkk. 1987. Anatomi Tumbuhan. Universitas Terbuka. Penerbit Karunia Cipta. Jakarta.

Uji, T. 2007. Keanekaragaman Jenis Buah-buahan Asli Indonesia dan Potensinya. Biodiversitas. 8(2) : 157-167.

Widiyanti. 2010. Isolasi penentuan struktur senyawa serta uji aktivitas biologi dari ekstrak etanol tandan tanaman Musa paradise. Tesis . Fakultas MIPA Universitas Indonesia.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan suatu negara yang beruntung karena terletak di daerah

katulistiwa yang mempunyai tipe hutan hujan tropik cukup unik dengan

keanekaragaman jenis tertinggi di dunia. Kekayaan jenis tumbuhan di hutan

Indonesia mencapai 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang sebagian masih tumbuh

liar di hutan-hutan di berbagai kawasan di Indonesia. Saat ini baru sekitar 4000 jenis

saja yang sudah dimanfaatkan masyarakat dan hanya seperempatnya atau sekitar

10% saja yang dapat dibudidayakan (Uji, 2007). Selain tanaman endemik asli

Indonesia ada pula tanaman pendatang yang berasal dari luar negeri yang hidup

subur di Indonesia yaitu tanaman pisang (Musa sp).

Tanaman pisang (Musa sp) saat ini dikenal sebagai tanaman buah yang

ditanam dan dimanfaatkan di Indonesia. Buah pisang merupakan buah yang

familiar dikenal luas di masyarakat Indonesia baik masyarakat pedesaan maupun

perkotaan. Menurut (Ekasari, 2012) menyebutkan bahwa pisang merupakan

makanan pokok terpenting bagi negara berkembang. Tanaman pisang merupakan

tanaman holtikultura dengan tingkat produksi cukup tertinggi di Indonesia yang

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun selama ini belum dimanfaatkan

secara optimal. Buah pisang juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan,

dengan demikian pisang juga merupakan salah satu bahan pangan yang mampu

(20)

2

Pisang memberikan kontribusi besar terhadap produksi buah nasional,

dimana perkembangan produksi pisang di Indonesia sejak tahun 1980-2013

cenderung meningkat. Pada tahun 1980 produksi pisang Indonesia sebesar 1,98 juta

ton, maka pada tahun pada tahun 2014 mencapai 6,28 juta ton. Peningkatan

produksi pisang pada kurun waktu tersebut rata-rata mencapai 3,94% per tahun.

Pertumbuhan pisang di jawa lebih tinggi dibandingkan di luar jawa (Kementrian

Pertanian, 2014). Pemanfaatan pisang pada umumnya masih pada taraf pangan,

belum menuju pada pemanfaatan semua bagian dari organ buah pisang tersebut.

Setelah pisang di konsumsi kebanyakan orang pada umumnya akan membuang

sia-sia kulit pisang tersebut atau hanya dijadikan sebagai pakan tenak.

Buah pisang merupakan buah yang berkembang dari alat-alat kelamin

betina, tetapi seringkali bagian-bagian lain pada bunga ikut serta dalam menyusun

buah. Menurut (Soerodikoesomo, 1987) Bagian luar disusun oleh kulit buah yang

melingkungi biji. Kulit buah (perikarpium) sebelum masaknya buah tidak

mengalami diferensiasi jaringan yang berarti. Selama perkembangan buah, jumlah

sel bertambah dan jaringan parenkim mungkin tetap parenkimatik. Pada buah yang

masak dapat dibedakan antara esokarpium, mesokarium dan endokarpium.

Pembagian antara ketiga kulit buah ini hanya diperuntukkan dalam deskripsi

anatomi buah yang masak, tidak berdasar masing-masing bagian tersebut.

Sebaliknya mungkin pada bagian mesokarpium tidak berkembang. Biasannya pada

mesokarpium yang berkembang terdapat berkas-berkas pengangkut buah yang

tersebar pada jaringan parenkim yang mungkin berair atau berserabut, sedangkan

pada eksokarpium sering hanya terdiri atas selapis sel, atau beberepa lapis sel yang

(21)

3

Buah pisang juga berkembang dari bakal buah terbenam dan pada dasarnya

merupakan buah buni. Dari tepi ke arah dalam dapat dibedakan bagian-bagian

berikut: esokarpium, yang merupakan kulit buah yang terdiri atas epidermis,

hypodermis, dan aerenkima. Pada bagian mesokarpium yang terdiri atas sel-sel

besar memanjang secara radial dan kaya akan pati, serta endokarpium yang terdiri

sel epidermis saja sedangkan pada mesokarpium merupakan bagian buah yang

dapat dimakan, berkembang dari ketiga sampai kelima lapis dinding buah yang

langsung bedekatan dengan epidermis dalam melapisi lokul-lokulnya. Sel-sel ini

mula-mula memanjang secara ekstensif dalam arah radial dan kemuadian menjalani

pembelahan periklinal, walaupun ada pula anticlinal (Fanh, 1987). Pisang

merupakan tumbuhan yang memiliki banyak jenis yang tersebar luas nusantara ini.

Di Indonesia Tanaman pisang terdapat berbagai macam jenisnya, diantara

jenis yang tumbuh subur di Indonesia tidak jarang kita menjumpai tanaman pisang

Ambon dan pisang Klutuk. Menurut (Widiyanti, 2008) tempat tumbuh pisang

ambon tidak hanya dapat tumbuh di pekarangan rumah maupun sawah, namun

dapat tumbuh subur di hutan-hutan pada umumnya, batang pisang ambon berwarna

kuning kecoklatan, dengan tinggi tanaman 220 cm dengan diameter 12 cm. Panjang

tangkai daun pada pisang ambon 18 cm dengan rata rata panjang daun 147 cm dan

rata-rata lebar daun 46 cm serta jumlah daun 5 berjumlah helai, warna daun hijau

kekuningan dengan bentuk daun bergelombang. Pisang Ambon memiliki

kandungan lilin pada daun, bentuk saluran tangkai daun tegak. Perbedaan yang

mencolok antara pisang Ambon dengan pisang klutuk hanya terletak pada bagian

(22)

4

Pengamatan sebelumnya menyebutkan hal yang sama tentang jaringan yang

ada pada kulit buah pisang segar sebelum dan sesudah mengalami proses

pematangan yaitu bagian jaringan parenkim Menurut penelitian dari (Sedgley,

2005) menyebutkan bahwa terdapat sel-sel parenkim yang dikaitkan dengan adanya

xylem dan phloem serta sel-sel kolenkim pada anatomi kulit buah pisang. Jaringan

yang sangat jelas terlihat yaitu xylem dan phloem, dimana jaringan pada xylem dan

phloem ini memiliki warna yang bening. Warna yang bening ini akan terlihat

berbeda ketika jaringan tersebut terkena lignin yang akan membuat warna jaringan

menjadi tidak jelas ketika pengamatan. Pada pengamatan membujur adalah

pengamatan yang dengan jelas mendapatkan jaringan-jaringan yang ada pada kulit

buah pisang yang saling berdampingan satu sama lain.

Penelitian lain menyebutkan bahwa kulit pisang terdiri dari bagian

epidermis, jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Menurut (Amnuanasin, 2012)

menyebutkan bahwa kulit buah merupakan komponen penting yang menentukan

tekstur buah dan kualitas buah. Dalam penelitian ini yaitu melihat perubahan

jaringan pada kulit pisang selama buah mengalami proses pematangan,

menunjukkan bahwa jaringan pada kulit buah pisang terdiri dari sel epidermis,

jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Struktur jaringan berubah dari jumlah

maupun ukuran selama buah mengalami pematangan yang mengarah pada

peningkatan ketebalan kulit. Selain perubahan pada sel epidermis, jaringan dasar

serta jaringan pengangkut, pada kulit buah pisang setelah masak akan ada

peningkatan pembentukan ruang udara dan juga meningkatnya kerusakan sel. Hasil

(23)

5

penelitian tentang struktur anatomi pada kulit buah pisang yang dapat diajikan

sumber belajar.

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk

menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh

karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi

kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya

termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan perkembangan

globalisasi sehingga dengan belajar seseorang siap menghadapi perkembangan

zaman yang begitu pesat. Belajar menurut pengertian psikologi merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slamet, 2010).

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi aktif antara

guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi timbal balik antara

guru dan siswa dapat terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dua arah antara

guru dan siswa. Guru berperan sebagai pemberi informasi kepada siswa dan siswa

berperan sebagai pengolah informasi berdasarkan penjelasan guru. Proses

pemberian informasi kepada siswa, perlu adanya media yang sesuai agar informasi

tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa. Kurangnya media pembelajaran di

sekolah menyebabkan pembelajaran di kelas berlangsung monoton hanya dengan

metode ceramah saja, sehingga siswa merasa cepat bosan dengan materi yang

(24)

6

pembelajaran. Media pembelajaran memiliki kelebihan yang dapat mengatasi

kekurangan-kekurangan penyampaian informasi oleh guru (Aliya, 2010). Oleh

karena itu dalam proses balajar mengajar hendaknya dipilih pula media

pembelajaran yang benar-benar efektif dan efisien sehingga dapat menyampaiakan

pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa oleh

karena itu peneliti berharap atlas tentang jaringan pada kulit buah pisang ini dapat

dijadikan sumber belajar biologi SMA kelas XI materi tentang Struktur dan Fungsi

Jaringan pada Tumbuhan yang dapat dijadikan sumber belajar berupa atlas

histologi. Oleh karena itu peneliti menganggap penting untuk dilakukan penelitian

tentang “Analisis Jaringan Kulit Buah Pisang (Musa sp) sebagai Sumber

Belajar SMA”.

I.2 Rumusan Masalah

1. Jaringan apa saja yang terdapat pada kulit buah pisang Ambon dan kulit

buah pisang Klutuk sebelum proses pematangan?

2. Jaringan apa saja yang terdapat pada kulit buah pisang Ambon dan kulit

buah pisang Klutuk sesudah proses pematangan?

3. Adakah perbedaan jaringan yang terdapat pada kulit buah pisang Ambon

dan kulit buah pisang Klutuk sebelum dan sesudah proses pematangan?

4. Bagaimana pemanfaatan hasil penelitian yang telah dilakukan

didokumentasikan sebagai sumber belajar biologi SMA?

I.3 Tujuan Penelitian

a. Mengidentifikasi hasil penelitian mengenai Jaringan apa saja yang terdapat

pada kulit buah pisang Ambon dan kulit buah pisang Klutuk sebelum proses

(25)

7

b. Mengidentifikasi hasil penelitian mengenai Jaringan apa saja yang terdapat

pada kulit buah pisang Ambon dan kulit buah pisang Klutuk sesudah proses

pematangan.

c. Mengidentifikasi hasil penelitian mengenai perbedaan jaringan apa saja

yang terdapat pada kulit buah pisang Ambon dan kulit buah pisang Klutuk

sebelum dan sesudah proses pematangan.

d. Menganalisis pemanfaatan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

didokumentasikan sebagai sumber belajar biologi SMA.

I.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian yang di dapatkan ini diharapkan dapat dijadikan sumber belajar

SMA kelas XI materi tentang Struktur & Fungsi Jaringan pada tumbuhan.

b. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menerapkan suatu media

pembelajaran dan menjadi salah satu pemicu kreatifitas guru untuk

mengembangkan media pembelajaran.

b. Bagi siswa, dapat menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi.

c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas sekolah demi kemajuan

pendidikan.

I.5 Batasan Masalah

1. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pisang Klutuk

dan kulit buah pisang Ambon yang diperoleh dari pengusaha budidaya

(26)

8

2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif yaitu dengan pembuatan preparat segar. Pada

pembuatan preparat dilakukan dengan cara menyayat kulit buah pisang

secara melintang dan membujur pada 3 bagian kulit buah pisang yaitu

bagian pangkal, tengah, dan bagian pucuk yang sama-sama diiris melintang

dan membujur. Umur yang digunakan dalam pengambilan sampel ini yaitu

saat pisang sebelum matang dan ketika pisang sudah mengalami

pematangan.

3. Metode pengumpulan data didapatkan dari pengamatan langsung

menggunakan mikroskop.

I.6 Definisi Istilah

1. Jaringan adalah karakter anatomi yang menyangkut bagian tanaman yang

menjelaskan susunan anatomi suatu tanaman yang tidak dapat dilihat

dengan mata (Ningsih, 2011).

2. Tumbuhan Pisang adalah merupakan salah satu komoditi buah penting di

Indonesia yang sebenarnya merupakan daerah asal (centre of origin)

tanaman pisang (Rahmawati, 2013).

3. Sumber Belajar yaitu berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang,

dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara

terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam

Gambar

Gambar 2.3 Morfologi Pisang Ambon .................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: ”Bagaimana kandungan N,P,K pupuk cair kulit buah pisang (Musa paradisiacaL.) dengan

Skripsi dengan judul “Aktivitas Antioksidan Dan Uji Organoleptik Minuman Herbal Kulit Pisang Raja Bulu ( Musa paradisiaca L. var sapientum ) Pada Suhu Pengeringan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kapas ( Musa paradisiaca Linn.) dapat dibuat dalam partikel yang lebih kecil atau

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan pada sampel tepung kulit buah pisang kepok (Musa balbisiana Colla) mentah, setengah masak, dan

Maka dapat disimpulkan bahwa semua konsentrasi ekstrak Kulit Buah pisang ambon ( Musa paradisiaca var. Savientum L.) memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan Escherichia

Skripsi yang berjudul “ Formulasi Flakes Dan Uji Potensi Penurunan Kolestrol Dari Serat Kulit Buah Pisang Raja (Musa paradisiaca L.) Pada Mencit (Mus musculus) ”

Pemanfaatan tepung kulit pisang kepok kuning (Musa balbisiana) sebagai sumber energi dapat meningkatkan konsumsi pakan broiler jantan.. Pemanfaatan tepung kulit

Hasil pengujian daya sebar sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat sediaan masker clay ekstak kulit buah pisang muli Musa acuminata L.. Hasil pengujian daya lekat sebelum dan sesudah