SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PEMAIN BASKET TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN PROFILE MATCHING (StudiKasus : SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN )
SKRIPSI
IVANA LISA Br SITEPU 111401134
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PEMAIN BASKET TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANALYTICAL
HIERARCHYPROCESS (AHP) DAN PROFILE MATCHING (StudiKasus : SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN )
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijin Sarjana Ilmu Komputer
IVANA LISA Br SITEPU 111401134
PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM
MENENTUKAN PEMAIN BASKET TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN PROFILE MATCHING.
Kategori : SKRIPSI
Nama : IVANA LISA Br SITEPU
Nomor Induk Mahasiswa : 111401134
Program Studi : S1 ILMU KOMPUTER
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan,Oktober2015
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
M. Andri Budiman ST, M.Comp.Sc, MEM Dr. Poltak Sihombing, M.Kom NIP. 197510082008011011 NIP. 196203171991031001
Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Ilmu Komputer Ketua,
iii
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PEMAIN BASKET TERBAIK MENGGUNAKAN ALGORITMA ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN PROFILE MATCHING (StudiKasus : SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN )
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Medan, Oktober 2015
Ivana Lisa br Sitepu
iv
PENGHARGAAN
Segala hormat, pujian dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program
Studi S1 Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara.
Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada :
1. Bapa
k Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, Msc(CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan
Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utarasekaligus selaku Dosen
Pembanding I yang telah memberikan arahan serta motivasi kepada penulis dalam
pengerjaan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Poltak Sihombing,M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu
KomputerFakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera
Utara sekaligus selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan serta
motivasi kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi S1 Ilmu
Komputer Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak M.Andri Budiman ST,M.Comp.Sc,MEM selakuDosenPembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Marihat Situmorang , M. Komselaku Dosen Pembanding II yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Ayahanda Nandayus Sitepudan Ibunda Dra.Lenggur Br Sembiring yang selalu
memberikan doa, dukungan serta kasih sayang yang tak henti-hentinya kepada
penulisuntuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Adik tersayang Arnold Prayoga Sitepu dan Tiatira Yoli Br Sitepu yang juga turut
v
9. Abangda tersayang Danny Putra Pratama Perangin-angin,ST yang selalu
memberikan doa, dukungan dan kasih sayang kepada penulis selama menyusun
skripsi ini.
10. Saudara tersayang Lewy Pelawi, Wari Pelawi, Huli Karina Pelawi, Ema Pelawi dan
Emiya Pelawi yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
11. Abang Angga Malau, S. Kom yang telah banyak membantu, memberikan semangat
dan menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa S1-Ilmu Komputer stambuk
2011terkhusus Shahira An-nissa dan Annisa Fadillah Siregar yang telah
memberikan semangat dan menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kepada pembaca agar kiranya memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Sehingga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, Oktober 2015
vi
ABSTRAK
Permainan bola basket mengalami perkembangan yang pesat ditunjang lagi dengan sering diadakannya turnamen-turnamen antar klub, event-event pelajar tingkat sekolah hingga tingkat nasional, pelatih basket umumnya memiliki kendala dalam menentukan pemain basket terbaik. Sistem pendukung keputusan bertujuan untuk membantu pelatih basket dalam menentukan pemain basket sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sistem ini
mengimplementasikan algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Profile
Matching, di mana dengan algoritma AHP masalah yang kompleks dapat dengan mudah disederhanakan sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan, algoritma AHP mengubah nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif sehingga keputusan yang dipilih lebih obyektif. Algoritma Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor ideal yang harus dimiliki oleh pelamar bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Kriteria yang dipakai dalam algoritma ini adalah dribble, shooting, passing, kelincahan. Hasil dari sistem berupa nilai rekomendasi yang sesuai dengan bobot kriteria yang diinginkan pengguna.
vii
DECISION SUPPORT SYSTEM DETERMINES THE BEST BASKETBALL PLAYER USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ALGORITHM
AND PROFILE MATCHING
ABSTRACT
The game of basketball experience’s rapid growth is supported again by the frequent holdings of tournaments between clubs, events, school students up to the national level, the basketball coach generally has some constraints in determining the best basketball players. This decision support system aims to assist in determining the basketball players in accordance with the desired criteria. This system implements the Analytical Hierarchy Process (AHP) and the Profile Matching algorithms, by implementing AHP, complex problems can easily be simplified in order to accelerate the decision making process. AHP algorithm changes qualitative value into quantitative ones, it can help to achieveor obtain more objective decision. Profile Matching algorithm is a decision-making mechanism that assume, there is an ideal level of predictor variables that must be owned by the applicant instead of the minimum levels that must be met. The criteria used in the algorithm is dribble, shooting, passing, agility. The results of the system is in the form of the value of the recommendations in accordance with the criteria desired weightedby user.
viii
2.2. Sistem Pendukung Keputusan 6
2.3. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) 7
2.4. Metode Profile Matching 20
Bab III Analisis dan Perancangan Sistem 22
3.1. Analisis Sistem 22
3.2. Analisis Masalah 22
3.3. Analisis Kebutuhan Sistem 23
3.3.1.Kebutuhan Fungsional Sistem 23
3.3.2.Kebutuhan Non-Fungsional Sistem 23
3.4. Flowchart Sistem 24
3.4.1. Flowchart Sistem Secara Umum 24
3.4.2. Flowchart Algoritma AHP 25
3.4.3. Flowchart Algoritma Profile Matching 26
3.5. Perancangan Sistem 27
ix
3.5.2. Antarmuka Perhitungan Dengan Algoritma Profile
Matching 28
Bab IV Implementasi dan Pengujian 30
4.1 Implementasi Sistem 30
4.1.1. Tampilan Home 30
4.1.2. Perhitungan AHP 31
4.1.3. Perhitungan Profile Matching 32
4.1.4. Tampilan Halaman Tentang 33
4.2. Pengujian Sistem 33
4.2.1. Pengujian Sistem Dengan Algoritma Analytical
Hierarchy Process 33
4.2.2. Pengujian Sistem Dengan Algoritma Profile
Matchinng 35
4.3. Database Sistem 38
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 41
5.1. Kesimpulaan 41
5.2. Saran 41
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Pasangan 8
Tabel 2. Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) 10
Tabel 3. Random Index 12
Tabel 4. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria 14
Tabel 5. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
Disederhanakan 14
Tabel 6. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
Dinormalkan 14
Tabel 7. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling 15
Tabel 8. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling yang
Disederhanakan 15
Tabel 9. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling yang
Dinormalkan 16
Tabel 10. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Shooting 17
Tabel 11. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria yang Shooting
Disederhanakan 17
Tabel 12. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Shooting yang
Dinormalkan 17
Tabel 13. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing 18
Tabel 14. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing yang
Disederhanakan 18
Tabel 15. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing yang
Dinormalkan 19
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Langkah-langkah dalam Metode AHP 13
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa Analisis Masalah Sistem Pemilihan Pemain
Basket 23
Gambar 3.2. Flowchart Sistem Secara Umum 24
Gambar 3.3. Flowchart algoritma AHP [NUG14] 25
Gambar 3.4. FlowchartProfile Matching [RAH14] 26
Gambar 3.5. Antarmuka Perhitungan dengan Algoritma AHP 27
Gambar 3.6. Antarmuka Perhitungan dengan AlgoritmaProfile Matching 28
Gambar 4.1. FormHome 31
Gambar 4.2. Form Perhitungan AHP 32
Gambar 4.3. Form Perhitungan Profile Matching 32
Gambar 4.4. Halaman FormTentang 33
Gambar 4.5. Form Perbandingan Berpasangan Kriteria 34
Gambar 4.6. Form Perhitungan Pemain 39
Gambar 4.7. Form Ranking Pemain Basket AHP 34
Gambar 4.8 Form Data Kriteria 35
Gambar 4.9. Form Perhitungan NCF dan NSF 36
Gambar 4.10. Form Ranking Pemain Basket Profile Matching 38
Gambar 4.11. Database Pemain 39
Gambar 4.12. Database Kriteria 39
Gambar 4.13. Database Perhitungan AHP 39
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Kuisioner 46
Listing Program 49
vi
ABSTRAK
Permainan bola basket mengalami perkembangan yang pesat ditunjang lagi dengan sering diadakannya turnamen-turnamen antar klub, event-event pelajar tingkat sekolah hingga tingkat nasional, pelatih basket umumnya memiliki kendala dalam menentukan pemain basket terbaik. Sistem pendukung keputusan bertujuan untuk membantu pelatih basket dalam menentukan pemain basket sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Sistem ini
mengimplementasikan algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Profile
Matching, di mana dengan algoritma AHP masalah yang kompleks dapat dengan mudah disederhanakan sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan, algoritma AHP mengubah nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif sehingga keputusan yang dipilih lebih obyektif. Algoritma Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor ideal yang harus dimiliki oleh pelamar bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Kriteria yang dipakai dalam algoritma ini adalah dribble, shooting, passing, kelincahan. Hasil dari sistem berupa nilai rekomendasi yang sesuai dengan bobot kriteria yang diinginkan pengguna.
vii
DECISION SUPPORT SYSTEM DETERMINES THE BEST BASKETBALL PLAYER USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ALGORITHM
AND PROFILE MATCHING
ABSTRACT
The game of basketball experience’s rapid growth is supported again by the frequent holdings of tournaments between clubs, events, school students up to the national level, the basketball coach generally has some constraints in determining the best basketball players. This decision support system aims to assist in determining the basketball players in accordance with the desired criteria. This system implements the Analytical Hierarchy Process (AHP) and the Profile Matching algorithms, by implementing AHP, complex problems can easily be simplified in order to accelerate the decision making process. AHP algorithm changes qualitative value into quantitative ones, it can help to achieveor obtain more objective decision. Profile Matching algorithm is a decision-making mechanism that assume, there is an ideal level of predictor variables that must be owned by the applicant instead of the minimum levels that must be met. The criteria used in the algorithm is dribble, shooting, passing, agility. The results of the system is in the form of the value of the recommendations in accordance with the criteria desired weightedby user.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Permainan bola basket diciptakan oleh Prof A.Naismith salah seorang guru pendidikan
jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Amerika Serikat pada
tahun 1891. Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang berlawanan. Tiap-tiap
regu yang melakukan permainan di lapangan terdiri dari 5 orang, sedangkan pemain
pengganti sebanyak-banyaknya 7 orang, sehingga tiap regu paling banyak terdiri dari 12
orang pemain.
Basket cukup menarik dan bisa dimainkan oleh semua kalangan dari anak-anak
sampai orang dewasa dan bisa dilakukan oleh laki-laki maupun wanita, selain itu
permainan bola basket ini bisa dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor) maupun
ruangan terbuka (outdoor).
Permainan bola basket saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti
dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bola basket pelajar baik
ditingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Ditunjang lagi dengan sering diadakannya
turnamen-turnamen antar klub, event-event pelajar tingkat sekolah hingga tingkat
seperti streetball, three on three, crushbone, menjadikan olahraga bola basket menjadi
olahraga yang bergengsi dan trend mode di kalangan anak muda.
Pada tahun 1955 Vikariat Apostolik Medan (Keuskupan Agung Medan)
mendidirikan SMA Katolik Medan di jalan Let. Jend. S. Parman 109 Medan. Seiring
waktu, nama SMA Katolik tersbeut berubah menjadi SMA Katolik St.Thomas 1 Medan
dengan wewenang mengelola sekolah diserahkan mula-mula kepada seksi Pendidikan
dan Pengajaran Keuskupan Agung Medan sampai dengan 27 Nopember 1982. Seiring
dengan kemajuan dan perkembangan dunia pendidikan sekolah St.Thomas membuka
ekstrakulikuler olahraga yaitu salah satu basket untuk menyalurkan hobbi para siswa dan
melatih menjadi atlet daerah maupun nasional.
Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor ideal yang harus dimiliki oleh
pelamar bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Sedangkan
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu teori tentang pengukuran yang
digunakan untuk menemukan skala rasio dangan melakukan perbandingan berpasangan
antar faktor.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba membuat penelitian
dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan Pemain Basket Terbaik Menggunakan Algoritma Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Profile Matching. (Studi Kasus: Sma Santo Thomas 1 Medan)”. Diharapkan dengan adanya aplikasi yang akan dibangun dapat membantu pelatih dalam memilih pemain basket yang terbaik.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah Bagaimana membangun suatu sistem menggunakan algoritma Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan Profile Matching untuk menentukan pemain basket terbaik
pada siswa SMA Santo Thomas 1 Medan yang mengikuti ekstrakulikuler basket
1.3Batasan Masalah
1. Dalam penelitian ini menggunakan kriteria dribling, shooting, passing, kelincahan.
2. Dalam pemilihan sampel penulis menggunakan subjek anak SMA Santo Thomas 1
Medan yang mengikuti ekstrakulikuler basket, tetapi hanya laki-laki saja.
4. Menggunakan bahasa pemrograman C#.
1.4Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah membangun suatu aplikasi yang
dalam menentukan nama pemain basket terbaik dengan menggunakan algoritma
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Profile Matching.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah mendapatkan nama pemain terbaik dari
kriteria yang telah ditentukan, diharapkan dapat digunakan pelatih dalam menentukan
pemain basket terbaik dengan lebih mudah.
1.6Metodologi Penelitian
1. Studi Literatur
Pada tahapan ini penulis mengumpulkan bahan dan data sebagai referensi dari
berbagai buku, jurnal, skripsi dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penulisan.
2. Tes Kelincahan dan Keahlian
Pada tahapan ini, penulis melakukan tes kelincahan untuk mengukur kelincahan
pemain dalam mengubah arah. Dalam tes ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan
yaitu lembaran form penilaian, pulpen, stopwatch, bola basket.
3. Analisis dan Perancangan Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis sesuai dengan kebutuhan seperti membangun
suatu aplikasi dengan mengimplementasikan algoritma Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan Profile Matching, jenis perangkat yang digunakan, pembuatan
desain berbasis database, target pengguna dan hasil yang diinginkan.
5. Implementasi Sistem
Metode ini dilakukan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang telah di
buat pada analisis dan perancangan sistem dengan menggunakan bahasa
pemrograman C#.
6. Pengujian Sistem
Dilakukan dengan mengimplementasikan algoritma Analytical Hierarchy Process
(AHP) dan Profile Matching untuk menentukan pemain basket terbaik.
Berisikan laporan dan kesimpulan akhir dari penelitian dan pengujian dalam bentuk
skripsi
1.7Sistematika Penelitian
Untuk membuat penelitian lebih terstruktur, maka penelitian ini dibagi menjadi lima bab,
yaitu:
BAB 1: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodeologi
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi penjelasan mengenai teori – teori yang terkait dengan penelitian ini diantaranya adalah AlgoritmaAnalytical Hierarchy Process dan
Profile Matching untuk menentukan pemain basket terbaik.
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi penjelasan tentang analisis masalah yang dibangun dalam
sistem dan menganalisis tentang hal – hal yang dibutuhkan dalam membangun sistem ini, kemudian dilanjutkan dengan tahapan perancangan sistem yang
berupa perancangan interface sistem.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Pada bab ini berisi tentang implementasi sistem yang berdasarkan tahapan
perancangan dengan menggunakan bahasa pemrograman C#. Kemudian
dilanjutkan dengan tahapan pengujian sistem untuk menguji apakah sistem
sudah berjalan sesuai dengan perancangan.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian dan saran yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Permainan Bola Basket
Bola basket adalah salah satu olahraga yang terkenal/populer didunia.
Penggemarnya dari segala usia merasakkan permaian bola basket adalah olahraga yang
menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyehatkan.
Keterampilan-keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan drible, dan rebound, serta kerja
sama tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar berhasil dalam
memainkan olahraga ini.
Bola basket dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 5
pemain. Setiap regu berusaha memasukan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha
mencegah lawan untuk memasukan bola atau mencetak angka dengan cara bola dioper,
dilempar, ditepis, digelindingkan atau dipantulkan segala arah sesuai dengan peraturan
yang telah ditentukan.
Dalam pembinaan prestasi bola basket agar tercipta prestasi yang optimal, maka
perlu pembinaan seutuhnya dari olahraga bola basket. Prestasi terbaik hanya akan dicapai
bila pembinaan dapat dilaksanakan dan tertuju pada aspek-aspek pelatihan seutuhnya,
mencakup :
1) Kepribadian Atlet
Istilah kepribadian atlet dalam bentuk pelaksaan operasional ini adalah sejumlah
ciri unik dari seorang atlet. Untuk dapat berprestasi dalam olahraga dibutuhkan
sifat-sifat tertentu yang sesuai dengan tuntutan cabangnya, yaitu: sikap positif
melaksakan latihan, loyal terhadap kepemimpinan, rendah hati, semangat bersaing
dan berprestasi.
2) Kondisi Fisik
Pembinaan kondisi fisik tertuju pada komponen kemampuan fisik yang dominan
untuk mencapai prestasi. Pada cabang olahraga basket komponen kondisi fisik
adalah kekuatan, power, daya tahan, koordinasi dan kecepatan. Berkaitan dengan
tuntutan kerja bagi seseorang mencakup kebugaran bertalian dengan kesehatan dan
kebugaran bertalian dengan prestasi.
3) Keterampilan Teknik
Pembinaan keterampilan teknik tertuju pada penguasaan teknik yang rasional dan
ekonomis dalam suatu cabang olahraga. Bila kekuatan, stamina dan kecepatan
sudah berkembang, maka atlet dapat mengalami peningkatan teknik. Persoalan
penting bagaimana memadukan kemampuan fisik untuk mendukung keterampilan.
4) Keterampilan Taktis
Latihan taktik tertuju pada peningkatan keterampilan taktis. Untuk itu atlet harus
dapat memanfaatkan kondisi fisik, keterampilan dan kondisi psikologis guna
merespon kekuatan atau kelemahan lawannya secara efektif. Selain itu agar ia
mampu beradaptasi dengan situasi kompetisi secara keseluruhan.
5) Kemampuan Mental
Latihan mental tertuju ada kemampuan mental, karena ditaksir sekitar 90-95%
variasi prestasi sebagai pengaruh kemampuan mental. Pembinaan mental
dimaksudkan agar atlet mampu membuat keputusan dengan cepat dan tepat, atlet
mampu mengurangi stress mental, atau mengatasi stress mental dari beban latihan
yang berat dan atlet memiliki stabilitas emosi yang tangguh [HAP13].
Teknik dasar bola basket adalah penguasaan ketrampilan gerak di dalam olahraga
bolabasket yang merupakan suatu landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal
.Dalam penelitian ini teknik dasar bola basket yang akan dimaksud adalah teknik dasar
passing, dribble, dan shooting.
2.2Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis
komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
Konsep SPK pertama kali diperkenalkan pada awal 1970-an oleh Michael Scott
Morton dengan istilah Management Decision System. Michael Scott Morton
mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para
pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan
pembuatan keputusan yang dimulai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data
yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan
keputusan, sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.
Untuk membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan
keputusan, diperlukan suatu bentuk Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support
System). Tujuannya adalah untuk membantu pengambilan keputusan memilih berbagai
alteratif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang
diperoleh/tersedia dengan menggunakan model-model menggunakan model-model
pengambilan keputusan.
Lima karakteristik utama SPK adalah sitem yang berbasis komputer,
dipergunakan untuk mengambil keputusan, untuk memecahkan masalah-masalah yang
rumit yang tidak dapat digunakan dengan kakulasi manual, melalui cara simulasi yang
interaktif, komponen utamanya data dan model analisis.
2.3Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP dikembangkan Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton School of Business pada tahun
1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memiliki alternatif
yang paling disukai. Pada dasarnya AHP adalah metode untuk memecahkan suatu
masalah yang komplek dan tidak terstruktur ke dalam kelompoknya, mengatur
kelompok-kelompok tersebut kedalam suatu susunan hierarki, memasukkan nilai numerik sebagai
pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif dan akhirnya dengan
suatu sintesis ditentukan elemen yang mempunyai prioritas tertinggi.
Metode AHP menguraikan masalah multikriteria yang kompleks menjadi suatu
hirarki yang melakukan pengukuran untuk menemukan skala rasio perbandingan
berpasangan, baik untuk data diskrit maupun berkelanjutan. Perbandingan-perbandingan
ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatn
perasaan dan prefrensi relatif si pengambil keputusan.
A. Prinsip Kerja Analytical Hierarchy Process
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang
tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata
dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai
numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut [NAS09].
B. Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang
perlu dipahami, diantaranya sebagai berikut:
1. Decomposition (membuat hirarki)
Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi
elemen-elemen yang lebih kecil dan mudah dipahami.
2. Comparative judgement (penilaian kriteria dan alternatif)
Kriteria dan alternatf dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut
Saaty, untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala
perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan tabel analisis seperti pada tabel
1 berikut ini:
Tabel 1 Skala Penilaian Perbandingan Pasangan
Intensitas
Kepentingan
Keterangan
1 Kedua elemen sama pentingnya
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP
melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan
antar dua elemen sehingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini
ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung
4. Logical consistency (konsistensi logis)
Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu
C. Prosedur Analytical Hierarchy Process
Menurut Kusrini, 2007 (dikutip oleh Manurung, 2010) secara umum
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan suatu
masalah adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan.
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan
untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap
elemen yang lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.
b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang
bersangkutan ntuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya
dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen
pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan
seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris.
c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada. Hasilnya
di sebut maks.
5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus:
... (1)
Di mana n = banyaknya elemen.
6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus:
... (2)
Dimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
IR = Indeks Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
data judgement harus diperbaiki, berarti langkah kedua harus diulang kembali.
Namun, jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1 maka hasil
perhitungan bisa dinyatakan benar.
Tabel 2 Daftar Indeks Random Konsistensi (IR)
Ukuran matriks Nilai IR
1 0.00
2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
15 1.59
D. Langkah-Langkah dalam Metode AHP
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan
metode AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu
menyusun hirarki dari masalah yang dihadapi yaitu menetapkan tujuan,
kriteria, dan alternatif.
2. Menentukan prioritas elemen
a. Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan berpasangan antar elemen dan membandingkannya.
b. Cara membandingkannya yaitu dengan mengisi matriks perbandingan
menggunakan bilangan untuk membedakan tingkat kepentingan dari suatu
elemen terhadap elemen lain.
3. Sintesis
Semua hasil perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh
keseluruhanprioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
a. Menjumlahkan semua nilai dari setiap kolom pada matriks
b. Membagi nilai dari kolom dengan total nilai kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Lalu dari hasil normalisasi matriks, dicari nilai rata-rata dari setiap baris.
Hasilnya disebut eigen vector yang dinormalkan.
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, perlu mengetahui seberapa baik konsistensi
pertimbangan yang ada untuk menghindari hasil keputusan dengan tingkat
konsistensi yang rendah. Oleh karena itu hal-hal yang harus dilakukan untuk
mengetahui tingkat kekonsistensian adalah :
a. Kalikan total nilai pada kolom pertama dengan eigen vector yang
dinormalkan pada baris pertama, kalikan total nilai pada kolom kedua
dengan eigen vector yang dinormalkan pada baris kedua, kalikan total nilai
pada kolom ketiga dengan eigen vector yang dinormalkan pada baris
ketiga dan seterusnya hingga selesai.
b. Jumlahkan hasil perkalian tersebut untuk mendapatkan nilai eigen
c. Hitung Indeks Konsistensi / Consistency Index (CI), dengan rumus :
... (3)
Keterangan :
CI = Rasio penyimpangan konsistensi.
λmax = nilai eigen maksimum.
n = banyaknya elemen.
d. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency Ratio (CR), dengan rumus :
... (4)
Keterangan :
CR= Consistency Ratio
RI = nilai Random Index
Nilai Random Index dapat dilihat seperti pada Tabel 2
Tabel 3. Random Index
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
n 11 12 13 14 15
RI 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
5. Memeriksa konsistensi hirarki.
Jika nilai CR lebih dari 0,100 maka penilaian data judgment harusdiperbaiki.
Namun jika nilai CR kurang atau sama dengan 0,100 maka hasil perhitungan
bisa dinyatakan konsisten.
6. Mencari total rangking.
Langkah terakhir adalah menghitung total rangking dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian nilai eigen vector tiap kriteria dengan nilai eigen vector
alternatif pada kriteria yang sama, sehingga diperoleh alternatif terbaik
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan metode AHP
Gambar 1. Langkah-langkah dalam Metode AHP
Contoh 1.
- Menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif.
Tujuan: Menentukan murid terbaik.
Kriteria : dribling, shooting, dan passing.
Alternatif : David,Vito,dan Timmy.
- Menentukan prioritas elemen semua kriteria, sehingga diperoleh matriks
seperti pada Tabel 4.
ya ya Mulai
Definisikan masalah
Sintesis
Konsisten ?
Menentukan prioritas alternatif dari masing-masing kriteria
Konsisten ?
Selesai
Tidak
Tidak Sintesis
Menentukan prioritas kriteria
Tabel 4. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria
Kriteria Dribling Shooting Passing
Dribling 1 2 4
Shooting 1:2 1 3
Passing 1:4 1:3 1
- Semua hasil perbandingan berpasangan disintesis, sehingga diperoleh
matriks seperti pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
disederhanakan
Kriteria Dribbling Shooting Passing
Dribbling 1,000 2,000 4,000
Shooting 0,500 1,000 3,000
Passing 0,250 0,333 1,000
∑ 1,750 3,333 8,000
Tabel 6. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki untuk Semua Kriteria yang
dinormalkan
Kriteria Dribbling Shooting Passing Eigen Vector
Dribbling 0,571 0,600 0,500 0,557
Shooting 0,286 0,300 0,375 0,320
Passing 0,143 0,100 0,125 0,123
- Mengukur konsistensi
Nilai eigen maksimum = (1,750 x 0,557) + (3,333 x 0,320) +
(8,000 x 0,123)
= 3,023
Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), nilai Indeks
Untuk n = 3, RI = 0,58 (Tabel 2. Random Index), maka :
- Memeriksa konsistensi hirarki. Karena nilai CR kurang dari 0,100 maka
hasil perhitungan dinyatakan konsisten.
- Menentukan prioritas elemen untuk kriteria kepribadian, sehingga
diperoleh matriks seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling
Dribling David Vito Timmy
David 1 4 3
Vito 1:4 1 1:2
Timmy 1:3 2 1
- Semua hasil perbandingan berpasangan disintesis, sehingga diperoleh
matriks seperti pada Tabel 8 dan Tabel 9.
Tabel 8. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling yang
disederhanakan
Dribling David Vito Timmy
David 1,000 4,000 3,000
Vito 0,250 1,000 0,500
Timmy 0,333 2,000 1,000
Tabel 9. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Dribling yang
dinormalkan
Dribling David Vito Timmy Eigen Vector
David 0,632 0,571 0,667 0,623
Vito 0,158 0,143 0,111 0,137
Timmy 0,210 0,286 0,222 0,239
- Mengukur konsistensi
Nilai eigen maksimum = (1,583 x 0,623) + (7,000 x 0,137) +
(4,500 x 0,239)
= 3,025
Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), nilai Indeks
Konsistensi yang diperoleh :
Untuk n = 3, RI = 0,58 (Tabel 2. Random Index), maka :
- Memeriksa konsistensi hirarki. Karena nilai CR kurang dari 0,100 maka
- Menentukan prioritas elemen untuk kriteria nilai akademik, sehingga
diperoleh matriks seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Shooting
Shooting David Vito Timmy
David 1 1:2 2
Vito 2 1 3
Timmy 1:2 1:3 1
- Semua hasil perbandingan berpasangan disintesis, sehingga diperoleh
matriks seperti pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria yang Shooting
disederhanakan
Shooting David Vito Timmy
David 1,000 0,500 2,000
Vito 2,000 1,000 3,000
Timmy 0,500 0,333 1,000
∑ 3,500 1,833 6,000
Tabel 12. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Shooting yang
dinormalkan
Shooting David Vito Timmy Eigen Vector
David 0,286 0,273 0,333 0,297
Vito 0,571 0,546 0,500 0,539
Timmy 0,143 0,182 0,167 0,164
- Mengukur konsistensi
Nilai eigen maksimum = (3,500 x 0,297) + (1,833 x 0,539) +
(6,000 x 0,164)
Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), nilai Indeks
Konsistensi yang diperoleh :
Untuk n = 3, RI = 0,58 (Tabel 2. Random Index), maka :
- Memeriksa konsistensi hirarki. Karena nilai CR kurang dari 0,100 maka
hasil perhitungan dinyatakan konsisten.
- Menentukan prioritas elemen untuk kriteria Passing, sehingga diperoleh
matriks seperti pada Tabel 13.
Tabel 13. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing
Passing David Vito Timmy
David 1 1:3 2
Vito 3 1 3
Timmy 1:2 1:3 1
- Semua hasil perbandingan berpasangan disintesis, sehingga diperoleh
matriks seperti pada Tabel 14 dan Tabel 15.
Tabel 14. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing yang
disederhanakan
Passing David Vito Timmy
David 1,000 0,333 2,000
Timmy 0,500 0,333 1,000
∑ 4,500 1,666 6,000
Tabel 15. Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Passing yang
dinormalkan
Passing David Vito Timmy Eigen Vector
David 0,222 0,200 0,333 0,252
Vito 0,667 0,600 0,500 0,589
Timmy 0,111 0,200 0,167 0,159
- Mengukur konsistensi
Nilai eigen maksimum = (4,500 x 0,252) + (1,666 x 0,589) +
(6,000 x 0,159)
= 3,070
Karena matriks berordo 3 (yakni terdiri dari 3 kriteria), nilai Indeks
Konsistensi yang diperoleh :
Untuk n = 3, RI = 0,58 (Tabel 2. Random Index), maka :
- Memeriksa konsistensi hirarki. Karena nilai CR kurang dari 0,100 maka
hasil perhitungan dinyatakan konsisten.
- Mencari total rangking
David = (0,557 x 0,623) + (0,320 x 0,297) + (0,123 x 0,252)
= 0,473
= 0,321
Timmy = (0,557 x 0,239) + (0,320 x 0,164) + (0,123 x 0,159)
= 0,205
Penilaian terbesar adalah David, sehingga David adalah pemain terbaik.
Hasil tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. Nilai Total Hasil Rangking
Overall Composite Weight David Vito Timmy
Dribbling 0,557 0,623 0,137 0,239
Shooting 0,320 0,297 0,539 0,164
Passing 0,123 0,252 0,589 0,159
Composite Weight 0,473 0,321 0,205
2.4 Metode Profile Matching
Penelitian ini menggunakan metode Profile Matching, Profile Matching merupakan suatu
metode penelitianyang dapat digunakan pada sistem pendukungkeputusan, proses
penilaian kompetensi dilakukandengan membandingkan antara satu profil nilai
(nilaikebutuhan kompetensi) dengan beberapa profil nilaikompetensi lainnya, sehingga
dapat diketahui hasil dariselisih kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan, selisihdari
kompetensi disebut gap, dimana gap yang semakinkecil memiliki nilai yang semakin
tinggi .
Profile Matching adalah sebuah mekanismepengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwaterdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harusdimiliki
oleh pelamar, bukannya tingkat minimal yangharus dipenuhi atau dilewati.
Langkah-langkah pada metode Profile Matching yaitu :
1. Menentukan variabel – variabel pemetaan Gap kompetensi menentukan aspek-atspek yang akan digunakan dalam memproses nilai karyawan.
2. Menghiung hasil pemetaan Gap kompetensi yang dimaksud dengan Gap disini
adalah beda antara profil karyawan dengan profil standar yang diharapkan. Dapat
ditunjukkan dengan rumus dibawah ini:
Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas
intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian tiap aspek
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Core Factor dan Secondary Factor.
Core factor (faktor utama) merupakan aspek (kompetensi) yang paling
menonjol/paling dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat
menghasilkan kinerja optimal. Untuk menghitung core factor dibutuhkan rumus :
... (6)
NCF = nilai rata-rata core factor
NC = Jumlah total nilai core factor tiap aspek
IC = Jumlah item core factor
Secondary factor (factor pendukung) adalah item-item selain aspek yang ada pada
core factor. Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus:
... (7)
NSF = nilai rata-rata secondary factor
NS = Jumlah total nilai secondary factor tiap aspek
IS = Jumlah item secondary factor
Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek. Dari hasil setiap aspek di atas berikutnya
dihitung nilai total berdasarkan presentasi dari nilai core factor dan secondary
factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Untuk dapat
menghitung nilai total tersebut dapat digunakan rumus :
NAK = 60% (NRC) + 40% (NRS) ... (8)
N = Nilai total tiap aspek
NRC = Nilai Core factor
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya danganmaksud untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasikan permasalah-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan
sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Analisis sistem merupakan istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase
awal pengembangan sistem. Tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan pemahaman
yang menyeluruh terhadap kebutuhan sistem sehingga diperoleh tugas-tugas yang akan
dikerjakan sistem disebut analisis system.
3.2Analisis Masalah
Analisis masalah adalah proses mengidentifikasi sebab dan akibat dibangunnya sebuah
sistem agar sistem yang akan dibangun tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya
sesuai dengan tujuan dari sistem itu. Masalah utama yang diangkat adalah pemilihan
pemain basket terbaik pada sistem pengambilan keputusan. Sistem pengambilan
keputusan ini menggunakan Algoritma Analytical Hierarchy Process
dan Profile Matching.
DiagramIshikawa adalah diagram yang menunjukkan penyebab-penyebab dari
sebuah event yang spesifik. Diagram ini juga disebut dengan diagram tulang ikan atau
cause-and-effect diagram. Pemakaian diagramIshikawa yang paling umum adalah untuk
mencegah efek serta mengembangkan kualitas produk. Analisa masalah lebih jelas
Gambar 3.1. Diagram Ishikawa analisis masalah sistem pemilihan pemain basket
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis Kebutuhan Sistem meliputi Kebutuhan Fungsional Sistem dan Kebutuhan
Non-Fungsional Sistem.
3.3.1 Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan fungsional yang harus dimiliki oleh sistem pemilihan pemain basket adalah
sebagai berikut:
1. Sistem dapat menentukan prioritas setiap kriteria
2. Sistem dapat memberikan penilaian secara objektif setiap alternatif
3. Sistem dapat memilih 1 orang pemain basket terbaik dari 5 orang calon pemain
basket
3.3.2 Kebutuhan Non-Fungsional Sistem
Untuk mendukung kinerja sistem, sistem sebaiknya dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Sistem harus dapat melakukan perhitungan untuk menentukan pemain, sesuai
dengan kriteria dari user dengan kecepatan komputasi yang tinggi.
2. Interface sistem mudah dipahami oleh user.
3.3Flowchart Sistem
3.4.1 Flowchart Sistem secara umum
3.4.2 Flowchart Algoritma AHP
3.4.3 Flowchart Algoritma Profile Matching
3.5 Perancangan Sistem
Proses perancangan antarmuka (interface) sebuah sistem adalah proses yang cukup
penting dalam perancangan sebuah sistem. Merancang antarmuka merupakan bagian
yang paling penting dari merancang sebuah sistem. Sebuah antarmuka harus dirancang
dengan memperhatikan faktor pengguna sehingga sistem yang dibangun dapat
memberikan kenyamanan dan kemudahan untuk digunakan oleh pengguna.
3.5.1 Antarmuka Perhitungan dengan Algoritma AHP
Pada tampilan perhitungan dengan metode AHP, akan ditampilkan form untuk mengisi
perbandingan berpasangan berdasarkan kriteria, kemudian dari perhitungan perbandingan
berpasangan akan ditampilkan bobot kriteria dan nilai kekonsistenan dari bobot tersebut,
seperti pada gambar 3.5 berikut.
Gambar 3.5 Antarmuka Perhitungan dengan Algoritma AHP
Keterangan :
1. Data Grid Kriteria
berfungsi untuk input perbandingan berpasangan antar kriteria.
2. Data Grid Ranking
Berfungsi untuk menampilkan ranking pemain basket.
3. Data Grid Nama pengisi kuesioner
Berfungsi untuk menampilkan data kriteria yang paling dominan sesuai hasil
4. Data Grid Cinsolidated
Berfungsi untuk menampilkan total data yang telah di dapat dari hasil kuesioner .
5. Data Grid Data
Berfungsi untuk menampilkan data kriteria sesuai nama pengisi kuesioner yang
diinginkan.
6. Data Grid Matriks
Berfungsi untuk menampilkan nilai matriks.
7. Data Grid Hasil
Berfungsi untuk menampilkanEigen Vector.
8. Data Grid Consitency
Berfungsi untuk menampilkan nilai CR.
9. Tabel Perbanding
Berfungsi untuk menampilkan data perbandingan yang diinginkan.
10. Tombol Close
Berfungsi untuk menutup form Perhitungan AHP.
11. Tombol Proses
Berfungsi untuk memproses data yang yang diinginkan.
3.5.2 Antarmuka Perhitungan dengan Algoritma Profile Matching
Keterangan :
1. Data Grid Data
Berfungsi untuk menampilkan data subkriteria setiap pemain.
2. Data Grid Gap Nilai
Berfungsi untuk menampilkan nilai Gap subkriteria setiap pemain.
3. Data Grid Pembobotan
Berfungsi untuk menampilkan bobot nilai.
4. Data Grid Perhitungan NCF/NSF
Berfungsi untuk menampilkan nilai NCF dan NSF.
5. Data Grid Ranking
Berfungsi untuk menampilkan ranking pemain basket.
6. Tabel Perbanding
Berfungsi untuk menampilkan data perbandingan yang diinginkan.
7. Tombol Refresh Data
Berfungsi untuk reset data.
8. Tombol Proses
Berfungsi untuk menproses data yang diinginkan.
9. Tombol Close
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi Sistem
Tahap implementasi sistem merupakan lanjutan dari tahap perancangan sistem. Pada
tahap ini dilakukan implementasi sistem ke dalam bahasa pemrograman berdasarkan hasil
analisis dan perancangan sistem. Pada tahap implementasi ini digunakan perangkat lunak
dan perangkat keras, sehingga sistem yang dibangun dapat diselesaikan dengan baik.
Sistem ini dibangun dengan menggunakan Software Microsoft Visual Studio 2010
Version 10.0.030319.1 RTMRel. Pada sistem terdapat 3 halaman utama yang digunakan,
terdiri dari:
1. Home
2. Perhitungan AHP
3. Perhitungan Profile Matching
4. Tentang
4.1.1 Tampilan Home
Home merupakan form yang pertama kali muncul pada saat aplikasi dijalankan. Form ini
terdiri dari dua TabMenu, yaitu Tab File dan Tentang. Halaman utama pada aplikasi
Gambar 4.1 FormHome
Tab File terdiri dari beberapa submenu yaitu Perhitungan AHP, Perhitungan
Profile Matching dan menu Keluar.Tab tentangmerupakan halaman yang digunakan
untuk melihat informasi tentang program dan programmer.
4.1.2 Perhitungan AHP
Perhitungan AHP merupakan submenu pada Tab File yang merupakan interface untuk
melakukan perhitungan dengan menggunakan Metode Analytical Hierarchy Proces,
dimana disediakan tabel untuk perbandingan berpasangan kriteria. Tampilan untuk form
Gambar 4.2 Form Perhitungan AHP
4.1.3 Perhitungan Profile Matching
Perhitungan Profile Matching merupakan submenu pada tab File yang merupakan
interface untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan Profile Matching.
Tampilan untuk form ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.
4.1.4 Tampilan Halaman Tentang
Halaman menu tentangmerupakan halaman yang digunakan untuk melihat informasi
tentang program dan programmer, tampilan Menu Tentang dapat dilihat pada Gambar 4.4
di bawah ini:
Gambar 4.4 Halaman FormTentang.
4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja sistem dalam
pengimplementasian Algoritma Analytical Hierarchy Process dan Profile Matchinguntuk
melakukan proses menentukan pemain basket terbaik..
4.2.1 Pengujian Sistem dengan Algoritma Analytical Hierarchy Process
Untuk menentukan pemain basket terbaik dengan Algoritma Analytical Hierarchy
Process tahap awal yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan AHP pada Tab
File. Setelah tampilan form Perhitungan AHP muncul maka lakukan langkah-langkah
berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.
1. Mengisi formdata pemain pada tabel yang telah disediakan.
2. Mengisi form perbandingan berpasangan kriteria pada tabel yang telah disediakan.
3. Setelah mengisi tabel perbandingan berpasangan tekan tombol Proses untuk
mendapatkan bobot dari kriteria berdasarkan perbandingan berpasangan tadi yang
Gambar 4.5Form Perbandingan Berpasangan Kriteria
Pada gambar 4.5 ini terdapat nama sumber atau pengisi kuisioner yang telah
mengisi nilai dominan dari kriteria yang ditentukan, setelah si pengguna mengisi
tabel tersebut maka sistem akan memproses hasil consistency dari kriteria
tersebut.
4. Selanjutnya pilih submenu perhitungan pemain lalu hasil hitung kemudian pilih
proses untuk mendapatkan nilai setiap pemain sesuai kriteria yang ditentukan.
Pada form perhitngan pemain yang di ada pada gambar 4.6 untuk mengetahui urutan
kriteria yang lebih prioritas dan menghitung nilai yang di dapat pemain dari setiap
kriteria sehingga di dapat total nilai pemain dari setiap kriteria yang ditentukan
5. Setelah melakukan langkah-langkah terserbut maka untuk mendapatkan ranking
dari pemain basket dapat dilakukan dengan memilih ranking lalu klik tombol
proses.
Gambar 4.7FormRanking Pemain Basket AHP
Pada gambar 4.7 adalah untuk melihat ranking dari pemain basket, pada gambar ini
dapat di lihat siapa pemain basket terbaik dari calon-calon yang telah ditentukan.
4.2.2 Pengujian Sistem dengan Algoritma Profile Matching
Untuk menentukan pemain basket terbaik dengan Algoritma Profile Matching tahap awal
yang dilakukan adalah memilih submenu Perhitungan Profile Matching pada Tab File.
Setelah tampilan form Perhitungan Profile Matching muncul maka lakukan
langkah-langkah berikut ini untuk melakukan proses pemilihan.
2. Mengisi form kriteria yang telah disediakan,kemudian pengguna mengisi kolom
target dimana disini terdapat nilai target dari setiap subkriteria yang
ditentukan,setelah mengisinya lalu tekan save.Ditampilkan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.8 Form Data Kriteria
Pada gambar 4.8 adalah form data kriteria. Dalam form data kriteria terdapat
subkriteria,target yang ingin di capai dari setiap subkriteria dan bobot nilai. Dapat
di lihat dari gambar 4.8, drible adalah salah satu kriteria yang di tentukan lalu
pengguna menginput subkriteria yang ditentukan dan target dari setiap subkriteria
tersebut.
3. Setelah mengisi Data Kriteria pengguna dapat mengetahui perhitungan NCF dan
Gambar 4.9Form Perhitungan NCF dan NSF
Pada gambar 4.9 terdapat perhitungan NCF dan NSF. Dimana NCF adalah Nilai Core
Factor dan NSF adalah Nilai Second Factor. Nilai Core Factor di beri nilai 40%
dan Nilai Second Factor di beri nilai 60%. Persen setiap kriteria di beri nilai 25%.
Selanjutnya sistem memproses data yang sudah diinputkan pengguna dan
mendapatkan nilai NCF dan NSF dari setiap pemain.
4. Setelah melakukan langkah-langkah terserbut maka untuk mendapatkan ranking
dari pemain basket dapat dilakukan dengan memilih ranking lalu klik tombol
Gambar 4.10FormRanking Pemain Basket Profile Matching
Pada gambar 4.10 adalah formranking pemain basket profile matching, di dalam gambar
ini dalam diketahui nilai pemain dari setiap kriteria dan total nilai kriteria dari setiap
pemain. Misalnya hans mendapatkan nilai drible 1.1 , kelincahan 0.875, passing 1.1,
shooting 1.175 lalu nilai kriteria tersebut di jumlahkan dan Hans mendapatkan hasil akhir
4.25. Begitu juga dengan selanjutnya dengan setiap pemain. Setelah itu akan didapat
ranking dari pemain basket tersebut.
4.3 Database Sistem
Database merupakan data yang disimpan secara sistemtis dalam komputer yang dapat
diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak untuk menghasilkan. Dalam
sistem ini terdapat databse pemain, database kriteria, database perhitungan AHP, dan
Gambar 4.11Database pemain
Gambar 4.12Database kriteria
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab 5 ini akan disimpulkan, aplikasi yang telah dirancang telah dapat melakukan
pemilihan pemain basket terbaik dengan AlgoritmaAnlytical Hierarchy Process dan
Profile Matching. Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai
masukan bagi pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan dengan
AlgoritmaAnalytical Hierarchy Process dan Profile Matchingyang lebih baik.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Sistem dapat memberikan rekomendasi ranking alternatif pilihan untuk
menyelesaikan permasalahan menentukan pemain basket terbaik dengan
mengimplementasikan AlgoritmaAnalytical Hierarchy Process dan Profile
Matching pada sistem.
2. Dengan menggunakan sistem ini pengguna dapat lebih efektif dan efisien dalam
menentukan pemain basket terbaik.
3. Hasil yang diperoleh dari perhitungan sistem ini hanya sebagai alat bantu bagi
pelatih dalam menentukan pemain basket.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulis untuk pengembangan dan perbaikan sistem lebih
lanjut adalah:
1. Aplikasi yang dirancang diharapkan dapat dibuat dalam versi mobile, seperti
platform Android ataupun IOS .
2. Untuk pengembangan selanjutnya, hendaknya pengujian sistem dilakukan dengan
pengujian sistem maka kinerja dari sistem yang dibuat akan diketahui dengan
baik.
3. Analisis yang dilakukan diharapkan dapat lebih dalam lagi sehingga dapat
mengetahui kompleksitas dari Metode Analytical Hierarchy Process dan Profile
DAFTAR PUSTAKA
[ARD13] Ardianto, S. 2013. Hubungan antar autropometri tubuh dengan kelincahan
(Agility) dan daya tahan kardiovaskulas (Vo2max) pada olahraga bola basket.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
[DAR12] Darmawan, A. S. 2012. Pemilihan beasiswa bagi mahasiswa Stmik widya
pratama dengan metode profile matching. Jurnal Ilmiah ICTech Vol X,No.1 ;
2-4.
[DEV13] Devita, A. 2013. Survey tes tingkat kemampuan teknik dasar bermain bola
basket (passing, dribbling, dan shooting) pada tim bola basket putra kelompok
umur 18 tahun Klub sahabat Semarang tahun 2012. Skripsi. Universitas Negri
Semarang.
[DWI15] Dwi. 2015. Perbandingan metode analytical hierarchy process dan weighted
sum model pada sistem pendukung keputusan. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.
[SIA14] Sianturi, J. 2014. Perancangan sistem pendukung keputusan dengan
menggabungkan metode SAW dan AHP untuk pemilihan bedah rumah (studi
kasus dinas pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang Kabupaten Dairi).
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[FAI14] Faisol A., Muhammad A. M. & Hadi S. 2014. Komparasi Fuzzy AHP dengan
AHP pada Sistem Pendukung Keputusan Investasi Properti. Jurnal EECCIS
[HAP13] Hapsari, A., T. 2013. Status Keterampilan Bermain Bola Basket Pada club
NBC (Ngaliyan Basketball Center) Kota Semarang. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
[HAP14] Harahap, I. A. 2014. Implementasi Perbandingan metode Profile Matching dan
Simple Additive Weighting (SAW) dalam penilaian kinerja karyawan (studi
kasus dinas kebudayaan dan pariwisata Provinsi Sumatera Utara). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
[IQB11] Iqbal & Hartati S. 2011. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penempatan
Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) pada Kabupaten Bireuen. Prosiding –
Seminar Nasional Ilmu Komputer GAMA 2011.
[MAN10] Manurung, P. 2010. Sistem pendukung keputusan seleksi penerima beasiswa
dengan metode AHP dan Topsis (Stusi kasus: FMIPA USU). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
[MIL14] Milala, 0. S. M. 2014. Implementasi color constancy pada citra digital
menggunakan logarithmic image processing. Skripsi. Universitas Sumatera
Utara.
[NAS09] Nasibu, I. Z. 2009. Penerapan metode AHP dalam sistem pendukung keputusan
penempatan karyawan menggunakan aplikasi Expert Choice . Jurnal Pelangi
Ilmu Vol 2 , No.5 : 185-187.
[NOV14] Novembri, F. 2014. Implementasi metode profile matching dan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) pada perekrutan tenaga kurir (studi kasus
PT.JNE cabang Medan). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[NUG14] Nugraha, M. R. 2014. Implementasi sistem pendukung keputusan seleksi
sertifikasi guru sma menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan
[RAH14] Rahman, A. 2014. Implementasi metode Simple Additive Weighting (SAW) dan
Profile Matching dalam menentukan pejabat struktural pada pemerintah kota
tebing tinggi. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[RAN15] Rangkuti, S. H. 2015. Implemetasi metode Simple Additive Weighting (SAW)
dan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihan sistem operasi pada
komputer. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[SIA14] Sianturi, J. 2014. Perancangan sistem pendukung keputusan dengan
menggabungkan metode SAW dan AHP untuk pemilihan bedah rumah (studi
kasus dinas pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang Kabupaten Dairi).
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
[SIA15] Siambaton, A. H. 2015. Sistem pendukung keputusan pemilihan gitar berbasis
android menggunakan metode weighted sum model. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara.
[TOM12] Tominanto. 2012. Sistem Pendukung keputusan dengan metode Analytical
Hierarchy Process (AHP) untuk penentuan prestasi kinerja dokter pada RSUD
Survei Penentuan Urutan Prioritas Kriteria Dalam
Menentukan Pemain Basket Terbaik
Oleh : Ivana Lisa br Sitepu
Mahasiswa S-1 Ilmu Komputer
Universitas Sumatera Utara
Identitas Responden
Nama
tanda tangan
NIM Fakultas :
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Petunjuk Pengisian
Berilah ta da eklish √ pada kolo skala ya g sesuai de ga pe dapat a da
Definisi Kode
1 Kedua kriteria yang sama penting (equal)
3 kriteria sedikit lebih penting (slightly) dari kriteria pembandingnya
5 kriteria yang lebih penting (strongly) dari kriteria pembandignya
7 kriteria yang sangat lebih penting (very strong) dari kriteria pembandingnya
9 kriteria yang mutlak lebih penting (extreme) dari kriteria pembandingnya
Contoh
Dalam memilih pemain basket, seberapa pentingkah :
Jika menurut Anda dribling lebih penting dibanding shooti g, aka A da dapat e eri ta da eklish √ pada kolo Skala 5 se elah kiri.
No
Kriteria Skala Kriteria Kriteria
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
1 Dribling shooting
atau sebaliknya ...
Jika menurut Anda shooting lebih pentingdi a di g dri li g, aka A da dapat e eri ta da eklish √
pada kolom Skala 5 sebelah kanan.
No
Kriteria Skala Kriteria Kriteria
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B