• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Sensor Air Hujan dan LDR (Light Dependent Resistor) Untuk Alat Pengering Kopi Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aplikasi Sensor Air Hujan dan LDR (Light Dependent Resistor) Untuk Alat Pengering Kopi Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 8"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent

Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

SADARMA EFPREDI MANIK 122408023

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(2)

APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent

Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

SADARMA EFPREDI MANIK 122408023

PROGRAM STUDI D-3 FISIKA DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul :Aplikasi Sensor Air Hujan dan LDR (Light

Dependent Resistor) Untuk Alat Pengering Kopi

Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 8

Kategori : Tugas Akhir

Nama / NIM : SADARMA EFPREDI MANIK/ 122408023

Program Studi : D-3 Fisika

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatra Utara

Diluluskan di Medan, 28 Juli 2015

Disetujui Oleh

Ketua Program Studi D-3 Fisika Pembimbing,

Dr. Susilawati, M.Si Dr. Mester Sitepu, M.Sc.M.Phill

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwaTugas Akhir ini adalah hasilkarya sendiri. Kecuali beberapa

kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebut kansumbernya.

Medan, Juli 2015

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas akhir ini guna salah satu syarat untuk menyelesaikan program dipoloma 3, program studi D3 Fisika Instrumentasi Univeresitas Sumatera Utara (USU) Medan.Adapun judul Tugas Akhir ini berjudul APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8”. meskipun dalam proses penulisan banyak

menemui hambatan dan rintangan namun dengan usaha maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya laporan Tugas Akhir ini dapat selesai. Atas bantuan dan motivasi yang diberikan, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dr. Mester Sitepu, M.Sc, M.Phill, selaku pembimbing, Ibu Dr. Susilawaty, S.Si M.si, selaku ketua jurusan D-3 Fisika, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc, selaku dekan FMIPA USU. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan, yang membuka cakrawala berfikir serta pegawai tata usaha yang ikut mensukseskan proses belajar mengajar. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda Semma Manik dan Ibunda Nurtiyani Tumanggor yang telah memberikan didikan terbaik moril maupin material bagi penulis. Serta seluruh keluarga kakak Masraida Marima Manik, Herman Helimsar Manik , Fitri Suryani Manik, S.Kom. dan adik Hariyono Manik .Buat keponakan ku yang tersayang Nico Andreas, Nino Anderas ,Butet dan Ucok si ganteng. Yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis. Rekan-rekan di D-3 Fisika Regular 2012, terimak asih atas kerja sama selama perkuliahan. Serta tak lupa juga dengan TTB, Andryus Manik , Alfredo Nababan, Iwan Primus Gultom, Sardo Haryson P.Siboro, Junus Marasi Nainggolan, Ferdinand Malau, Yusuf Dominggo Manurung, Wahyu Sitorus, Bangun GJK Sihombing dan Susanto Tumagger. Yang selama ini melewati rintangan , kebersamaan, pahit , manis yang di jalani bersama selama perkuliahan D-3 Fisika jaya selalu bangkit dan sukses untuk kedepan , Buat bang Beny Serigih Munthe ,ST. dan Andika Siregar, S.Si terimakasih atas bing-bingan yang di berikan.Tuhanlah yang membalas semua kebaikan abang. Tugas Akhir ini penulis dedikasikan untuk mereka sebagai ungkapan penghargaan atas keikhlasan, kesabaran, dan kasih sayang yang tak terhingga. Hanya Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membalas semua jasa dan kebaikan yang penulis terima dari berbagai pihak yang Telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan proyek ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap saran maupun kritikan dalam sebuah diskusi yang membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

(6)

APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8

ABSTRAK

Penerapan sensor untuk memudahkan pekerjaan manusia semakin meningkat. Salah satunya ialah penggunaan sensor hujan yang di aplikasikan pada jemuran biji-bijian Perubahan intensitas cahaya pada lingkungan merupakan fase pergantian siang dan malam akibat rotasi bumi. Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dengan cuaca mendung dan rain probability tinggi. Tentu hal ini sangat terpengaruh pada perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Turunnya hujan secara tiba-tiba tentu sangat merugikan bagi sektor-sektor industri yang bertumpu pada sinar matahari dalam proses pengeringan contoh pengeringan di bidang kopi. Pembuatan atau perancangan alat ini bertujuan untuk memberikan otomatisasi yang dapat membantu kemudahan dalam proses pengeringan. Sistem ini terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras (hardware) terdiri dari sensor LDR (Light Dependent Resistor), sensor hujan, mikrokontroler Atmega 8, motor DC, LCD dan Lampu pijar .Sedangkan perangkat lunak (software) pada sistem ini menggunakan bahasa (BASCOM-AVR) yang diimplementasikan pada mikrokontroler. Sistem ini bekerja berdasarkan intensitas cahaya yang mengenai sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan air yang mengenai sensor hujan, input inilah yang digunakan mikrokontroler untuk membuka dan menutup garasi secara otomatis.

(7)

DAFTAR ISI

2.1.4. Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8 8 2.1.5. Sistem Clock pada Mikrokontroller ATMega8 12

2.1.6. Peta Memory 13

2.2. Light Dependent Resistor (LDR) 16

2.2.1. Karakteristik Sensor Cahaya LDR 18

2.2.2. Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR 19

2.3. LCD (Liquid Crystal Display) 19

(8)

2.7.3.Elektrolik Kapasitor (ELCO) 32

3.2.4. Rangkaian LCD Karakter 16x2 42

3.2.5. Rangkaian Tombol /Tactile Switch 43

3.2.6. Rangkaian Driver Motor DC L293D 43

3.2.7. Rangkaian Sensor Air Hujan 44

3.2.8. Rangkaian Relay 45

3.3. Flowchart Alat Pengering Kopi Otomatis 46

BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN SISTEM

4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya 47

4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 48

4.3. Pengujian Rangkaian Tombol 50

4.4. Pengujian Rangkaian Relay 51

4.5. Pengujian Rangkaian LCD 52

4.6. Pengujian Rangkaian L293D 53

4.7. Pengujian Rangkaian Sensor Air hujan 54

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD 22

Tabel 2.2. Tipe-Tipe Data Dalam BASCOM-AVR 28

Tabel 2.3. Tabel Operasi Relasi 30

Tabel 4.1. Hasil Pengujian tegangan Pada Tiap Titik Uji 48

Tabel 4.2. Tabel Pengujian Rangkaian Tombol 50

Tabel 4.3. Pengujian Rangkaian L293D 54

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Arsitektur ATMega8 6

Gambar 2.2. Konfigurasi Pin ATMega8 8

Gambar 2.3. Sistem clok pada ATMega8 13

Gambar 2.4. Status Register pada ATMega8 15

Gambar 2.5. Light Dependent Resistor 17

Gambar 2.6. Karakteristik LDR 18

Gambar 2.7. Rangkaian LCD 16 x 2 21

Gambar 2.8. Motor DC 23

Gambar 2.11. Sensor Air Hujan 26

Gambar 2.10. Resistor Karbon 31

Gambar 2.11. Elektrolit Kapasitor 33

Gambar 2.12. Bentuk umum IC 7805 34

Gambar 2.13. Relay 36

Gambar 2.14. Diode 37

Gambar 2.15. Saklar 37

Gambar 3.1. Diagram Blok Alat 38

Gambar 3.2. Rangkaian Catu Daya 39

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor LDR 40

Gambar 3.4 .Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 41

Gambar 3.5 Rangkaian LCD Karakter 16x2 42

Gambar 3.6 Rangkaian Tombol / Tactile Switch 43

Gambar 3.7. Rangkaian Driver Motor DC L293D 44

Gambar 3.8 Rangkaian Sensor Air Hujan 44

Gambar 3.9 Rangkaian Relay 45

Gambar 3.5 Flowchart Program Pada Mikrokontroler 46 Gambar 4.1. Gambar Letak Titik Uji Pada Rangkaian Catu Daya 47

Gambar 4.2. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8 48

Gambar 4.3. Pengujian Rangkaian Tombol 50

Gambar 4.4. Pengujian Rangkaian Relay 51

Gambar 4.5. Rangkaian LCD 16x2 52

Gambar 4.6. Pengujian Rangkaian L293D 54

(11)

APLIKASI SENSOR AIR HUJAN DAN LDR (Light Dependent Resistor) UNTUK ALAT PENGERING KOPI OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8

ABSTRAK

Penerapan sensor untuk memudahkan pekerjaan manusia semakin meningkat. Salah satunya ialah penggunaan sensor hujan yang di aplikasikan pada jemuran biji-bijian Perubahan intensitas cahaya pada lingkungan merupakan fase pergantian siang dan malam akibat rotasi bumi. Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dengan cuaca mendung dan rain probability tinggi. Tentu hal ini sangat terpengaruh pada perubahan cuaca yang tidak dapat diprediksi. Turunnya hujan secara tiba-tiba tentu sangat merugikan bagi sektor-sektor industri yang bertumpu pada sinar matahari dalam proses pengeringan contoh pengeringan di bidang kopi. Pembuatan atau perancangan alat ini bertujuan untuk memberikan otomatisasi yang dapat membantu kemudahan dalam proses pengeringan. Sistem ini terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras (hardware) terdiri dari sensor LDR (Light Dependent Resistor), sensor hujan, mikrokontroler Atmega 8, motor DC, LCD dan Lampu pijar .Sedangkan perangkat lunak (software) pada sistem ini menggunakan bahasa (BASCOM-AVR) yang diimplementasikan pada mikrokontroler. Sistem ini bekerja berdasarkan intensitas cahaya yang mengenai sensor LDR (Light Dependent Resistor) dan air yang mengenai sensor hujan, input inilah yang digunakan mikrokontroler untuk membuka dan menutup garasi secara otomatis.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada industri pengeringan bahan makanan secara konvensional sangat bergantung

pada cahaya matahari. Begitu juga dengan industri pengeringan cat furniture.

Dalam skala yang lebih kecil, manusia membutuhkan energi matahari untuk

proses penjemuran kopi/ biji- bijian yang di produksi tiap harinya. Maka dari itu

penulis ingin membuat sebuah alat prototytpe pengering kopi otomatis untuk

memudahkan petani untuk proses pengeringan.Adanya perubahan iklim dan cuaca

menjadi kendala oleh para petani sejak dalam tahap penanaman hingga pasca

panen. Kendala tersebut khususnya dalam hal pengeringan kopi, gabah, kemiri ,

dan pinang metode pengeringan konvensional yang bergantung pada sinar

matahari (penjemuran) memiliki sejumlah kelemahan. Dari segi produktivitas,

pengeringan bias mencapai lima hari untuk cuaca mendung. Dan sebaliknya apa

bila cuaca bagus dapat kering pada 3 hari, tergantung pada terik matahari..

Pengeringan kopi secara penjemuran juga memerlukan lahan yang luas dengan

pekerjaan yang berat karena petani harus membolak balikkan padi yang terhampar

di atas lahan lapang setiap jam agar pengeringan merata. Sistem ini terdiri dari

perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) Perangkat keras

(hardware) terdiri dari sensor LDR (Light Dependent Resistor), sensor air, Lampu

(13)

berdasarkan intensitas cahaya yang mengenai sensor LDR (Light Dependent

Resistor) dan air yang mengenai sensor hujan, input inilah yang digunakan

mikrokontroler untuk mengeser garasi secara otomatis. Untuk itulah penulis

mencoba untuk membuat suatualat dan Penulisan TugasAkhir dengan judul

Aplikasi Sensor Air Hujan dan LDR (Light Dependent Resistor) Untuk Alat

Pengering KopiOtomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 8.”

1.2.RumusanMasalah

Dalam merancang dan membuat prototype Aplikasi Sensor Air Hujan dan

LDR (Light Dependent Resistor)Untuk Alat Pengering

KopiOtomatisBerbasis MikrokontrolerATMega 8. Perubahan cuaca yang

secara tiba-tiba terkadang menyebabkan pekerjaan petani yaitu dalam menjemur

biji-bijian sering terganggu, sehingga perlu adanya sebuah alat yang dapat

membantu mengatasi masalah masyarakat khususnya petani .Penulis akan

merancang rangkaian tersebut secara blok per blok. Komponen yang di gunakan

dalam perancangan akan di bahas fungsinya secara umum dan karakteristik tidak

di bahas. Perencanaan akan , di jelaskan secara blok perblok. Tidak di bahas

bagaimana cara pembuatan program dan hasil nya hanya sekilas tentang

(14)

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

1. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan masa studi sebagai mahasiswa

Program Studi Fisika D3

2. Sebagai langkah awal untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di

dapat semasa perkuliahan.

3. Agar Lebih Mengerti tentang pengaplikasian Mikrokontroler dan Sensor

dalam kehidupan sehari-hari.

1.4.Batasan Masalah

Dalamperencanaan penulisaniniterdapat beberapa batasanmasalah sebagai berikut:

1. Rangakaian Mikrokontroller yang di gunakan adalah mikrokontroller

ATMega8.

2. Sensor yang digunakanadalah Sensor Air Hujan dan LDR(Light

Dependent Resistor)berguna sebagai inputan.

3. Motor yang digunakan Motor DC berguna sebagai penggerak geser garasi

Otomatisasi.

4. Tidak membahas berapa hari alat ini akan mengeringkan kopi, karna

untuk mengecek pengeringannya di lakaukan secara manual.

(15)

1.6 .Manfaat Penulisan

Alat ini dapat dipergunakan untuk pengeringan/penjemuran

1.7.SistematikaPenulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, maka penulis

membuat sistematika penulisan laporan ini sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja rangkaian.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Meliputi tentang perancangan rangkaian dan program yang

digunakan.

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA

Meliputi pengujian alat dan analisanya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Mengenai kesimpulan yang didapatsetelah membuat Tugas Akhir

ini dan saran yang diberikan demi pengembangan Tugas Akhir ini

(16)

BAB2

LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang komponen- komponen yang di

gunakan dalam seluruh unit alat ini. Agar pembahasan tidak melebar dan

menyimpang dari topik utama laporan ini, maka setiap komponen hanya di bahas

sesuai fungsi nya pada masing- masing unit nya.

2.1. Mikrokontroler ATMega8

Mikrokontroller merupakan alat pengolahan data digital dan analog (fitur

ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan

mikrokontroller dibanding microprocessor yaitu lebih murah dan didukung

dengan software compiler yang sangat beragam seperti software compailer

C/C++, basic, pascal, bahkan assembler. Sehingga penggunaan dapat memilih

program yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal penggunaan,

mikrokontroller dapat dibedakan jenis dan tipenya, seperti mikrokontroller atmega

8, atmega 8535, atmega 16 dan lain-lain.

ATMEGA 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya rendah berbasis

arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu

siklus clock, ATMEGA 8 mempunyai throughput mendekati 1 MPS per MHz

membuat disain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan

proses.Susunan pin – pin dari IC mikrokontroler ATMEGA 8 dapat dilihat pada

(17)

2.1.1. Arsitektur mikrokontroller ATMega 8

Gambar 2.1.Arsitektur ATMega8

Mikrokontroller AVR merupakan keluarga mikrokontroller RISC

(Reduced Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Konsep arsitektur AVR

pada mulanya dibuat oleh dua orang mahasiswa di Norwgian institute of

(18)

mikrokontroller ATMega8 ada dua pilihan ,dengan menggunakan board

ATMega8 develompment board yang sudah ada diparaan atau dengan membuat

rangkaian sendiri. Jika menggunakan rangkaian mikrokonter yang sudah tersedia

dipasaran maka karena hanya tinggal membeli rangkaian dan hanya tinggal

menggunakannya. Chip yang dijelaskan di sini menggunakan kemasan PDIP,

untuk kemasan yang lain ( TQPF, QFN / MLF ) tidak jauh berbeda. Untuk lebih

jelasnya silahkan merujuk ke data sheet. Nama nama pin di atas usahakan lebih

sering dikenal, hal ini berguna untuk penggunaan pheripheral internal.

2.1.2. Fitur ATMega8

Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8 :

A. Saluran I/O sebanyak 23 buah terbagi menjadi 3 port.

B. ADC sebanyak 6 saluran dengan 4 saluran 10 bit dan 2 saluran 8 bit.

C. Tiga buah timer counter, dua diantaranya memiliki fasilitas pembanding.

D. CPU dengan 32 buah register

E. Watchdog timer dan oscillator internal.

F. SRAM sebesar 1K byte.

G. Memori flash sebesar 8K Bytes system Self-programable Flash

H. Unit interupsi internal dan eksternal.

I. Port antarmuka

J. EEPROM sebesar 512 byte.

K. Port USART ( Universal Syncronous and Asycronous Serial Receiver and

(19)

2.1.3 Konfigurasi Pin ATMega8

ATMega8 memiliki 28 pin yang masing-masing pin-nya memiliki fungsi yang

berbeda-beda baik sebagai port ataupun sebagai fungsi yang lain. Berikut akan

dijelaskan pada Gambar 2.2 tentang kegunaan dari masing-masing kaki pada

ATMega8.

Gambar 2.2.Pin Konfigurasi pada ATMega 8

2.1.4. Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8

1. VCC

Merupakan supply tegangan untuk digital.

2. GND

(20)

3. Port B

Adalah 8 buah pin mulai dari pin B.0 sampai dengan pin B.7. Tiap pin dapat

digunakan sebagai input dan juga output. Port B merupakan sebuah 8-bit

bit directional I/O port dengan inernal pull-up resistor. Sebagai input,

pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan

mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Jika ingin

menggunakan tambahan kristal, maka cukup untuk menghubungkan kaki

dari kristal ke keki pada pin port B. Namun jika tidak digunakan, maka

cukup untuk dibiarkan saja. Pengguna kegunaan dari masing-masing kaki

ditentukan dari clock fuse setting-nya.

4. Port C

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O yang di dalam

masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin-nya hanya 7 buah mulai

dari C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran / output, port C

memiliki karakteristik yang sama dalam hal kemampuan menyarap arus (

sink ) ataupun mengeluarkan arus ( source).

5. Reset / PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin

I/O. Untuk diperhatikan juga bahwa pin ini memiliki karakteristik yang

berbeda dengan pin-pin yang tedapat pada port C. Namun jika RSTDISBL

Fuse tidak deprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset.

(21)

lebih pendek dari pulsa minimum, makan akan menghasilkan suatu kondisi

reset meskipun clock-nya tidak berkerja.

6. Port D

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor.

Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port

ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya

berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan

I/O.

7. AVCC

Pada pin ini memiliki fungsi sebagai power supply tegangan untuk ADC.

Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin

ini digunakan untuk analog saja. Bahkanjika ACD pada AVR tidak

digunakan, tetap saja disarankan untuk menghubungkan secara terpisah

dengan VCC. Cara menghubungkan AVCC adalah melewati low-pass

filter setelah itu dihubungkan dengan VCC.

8. AREF

Merupakan pin referensi analog jika menggunakan ADC. Pada AVR status

Register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan

hasil eksekusi intruksi aritmatik. Informasi ini dapat digunakan untuk

altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa

pengoperasian. Perlu diketahui bahwa register ini di-update setelah semua

operasi ALU ( Arithmetic Logic Unit ). Hal tersebut seperti yang telah

tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Intruction Set Reference.

(22)

penggunaan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat

menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih

sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika

memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah

perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal iini harus dilakukan

melalui software.

9. Bit 7 (1)

Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set supaya semua

perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk fungsi interupsi individual akan

dijelaskan pada bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah

interupsi baik yang secara individual maupun yang secara umum akan

diabaikan. Bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah

sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI.

Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dengan instruksi SEI

dan CLI.

10. Bit 6 (T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instruction BLD ( Bit LoaD )

dan BST ( Bit Store ) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk

bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dan Register

File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan

sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di register

pada Register File dengan menggunakan perintah BLD.

(23)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam

beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD.

12. Bit 4 (S)

Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif di antara

Negative Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag (V).

13. Bit 3 (V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi

aritmatika dua komplemen.

14. Bit 2 (N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini menyediakan sebuah hasil negative di

dalam sebuah fugnsi logika atau aritmatika.

15. Bit 1 (Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “ 0 ”

dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

16. Bit 0 (C)

Meruapakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa

dalam sebuah fugnsi aritmatika atau logika.

2.1.5. Sistem Clock pada Mikrokontroller ATMega 8

Mikrokontroler, mempunyai sistem pewaktuan CPU, 12 siklus clock.

Artinya setiap 12 siklus yang dihasilkan oleh ceramic resonator maka akan

menghasilkan satu siklus mesin. Nilai ini yang akan menjadi acuan waktu operasi

(24)

sistem ini bisa di bangun dari clock eksternal maupun clock internal. Untuk clock

internal, kita tinggal memasang komponen seperti Gambar 2.3 di bawah ini:

Gambar 2.3.Sistem Clock pada ATMega8

2.1.6.Peta Memori

ATmega8memilikidua ruang memori utama, yaitu memori data dan memori

program.Selain dua memori utama, ATmega8 juga memiliki fitur EEPROM yang

dapat digunakan sebagai penyimpan data.

2.1.6.1 Flash Memory

ATmega8 memiliki flash memory sebesar 8 Kbytes untuk memori program.

Karena semua instruksi AVR menggunakan 16 atau 32 bit, maka AVR memiliki

organisasi memori 4 Kbyte x 16 bit dengan alamat dari $000 hingga $FFF. Untuk

keamanan software, memori flash dibagi mejadi dua bagian, yaitu : Boot

(25)

2.1.6.2 SRAM

ATmega8 memiliki 608 alamat memori data yang terbagi menjadi 3 bagian,

yaitu 32 buah register file, 64 buah IO register dan 512 byte internal SRAM. Peta

Memori ATmega8 memiliki dua ruang memori utama, yaitu memori data dan

memori program. Selain dua memori utama, ATmega8 juga memiliki fitur

EEPROM yang dapat digunakan sebagai penyimpan data.

2.1.6.3 EEPROM

ATmega8 juga memiliki memori data berupa EEPROM 8 bit sebesar 512 byte

($000-$1FF).

2.1.6.4 Status Register (SREG)

Register SREG digunakan untuk menyimpan informasi dari hasil operasi

aritmatika yang terakhir. Informasi-informasi dari register SREG dapat digunakan

untuk mengubah alur program yang sedang dijalankan dengan menggunakan

instruksi percabangan. Data SREG akan selalu akan berubah setiap instruksi atau

operasi pada ALU dan datanya tidak otomatis tersimpan apabila terjadi instruksi

percabangan baik karena interupsi maupun lompatan.

2.1.6.1 Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi

yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari

inti CPU mikrokontroler. Berikut ini adalah status register dari ATmega8beserta

(26)

Gambar 2.4.Status Register ATMega8

Status Register ATMega8 :

a. Bit 7 (I)

Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set supaya semua

perintah interupsi dapat dijalankan. Untuk fungsi interupsi individual akan

dijelaskan pada bagian lain. Jika bit ini di-set, maka semua perintah interupsi baik

yang individual maupun secara umum akan diabaikan. Bit ini akan dibersihkan

atau cleared oleh hardware setelah sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set

kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi

dengan instruksi SEI dan CLI.

b. BIT 6 (T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load)

dan BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang

telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register File dapat

disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan sebuah bit di

dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di dalam register pada Register

(27)

c. BIT 5 (H)

Merupakan bit Half Cary Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam

beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD.

d. BIT 4 (S)

Merupakan Signbit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara

Negative

Flag (N) dan Two’s Complement OverflowFlag (V).

e. BIT 3 (V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan

fungsi- fungsi aritmatika dua komplemen.

f. BIT 2 (N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di

dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.

g. BIT 1 (Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam

sebuah fungsi arimatika atau logika.

h. BIT 0 (C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah carry atau sisa

dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

2.2 Light Dependent Resistor (LDR)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis

resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami

(28)

LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang

diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang

berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Biasanya LDR terbuat dari cadmium

sulfida yaitu merupakan bahan semikonduktor yang resistansnya berupah-ubah

menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya.

Sebuah light dependent resistor (LDR) terdiri dari sebuah piringan bahan

semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Dalam gelap atau

di bawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas

dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Hanya tersedia sedikit elektron bebas

untuk mengalirkan muatan listrik. Dengan kata lain, nilai hambatan akan sangat

tinggi dapat kita lihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5. Light Dependent Resistor

Di bawah cahaya yang cukup terang, lebih banyak elektron dapat melepaskan diri

dari atom-atom semikonduktor ini. Terdapat lebih banyak elektron bebas yang

dapat mengalirkan muatan listrik. Hambatan listrik bahan adalah rendah. Semakin

terang cahaya yang mengenai bahan, semakin banyak elektron bebas yang

(29)

2.2.1 Karakteristik Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu bentuk

komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada

cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan

Respon Spektral sebagai berikut :

1. Laju Recovery Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Bila sebuah “Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)” dibawa

dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya tertentu ke dalam suatu ruangan

yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan

segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan gelap tersebut. Na-mun LDR

tersebut hanya akan bisa menca-pai harga di kegelapan setelah mengalami selang

waktu tertentu. Laju recovery meru-pakan suatu ukuran praktis dan suatu

ke-naikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam K/detik,

untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20 menit

pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi

pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang

memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai

(30)

2. Respon Spektral Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai

sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh

padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus

listrik yaitu tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan

tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena

mempunyai daya hantaryang baik.

2.2.2 Prinsip Kerja Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)

Resistansi Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah

seiring den-gan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada

disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR seki-tar 10MΩ dan dalam

keadaan terang sebe-sar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari ba-han

semikonduktor seperti kadmium sul-fida. Dengan bahan ini energi dari cahaya

yang jatuh menyebabkan lebih banyak mua-tan yang dilepas atau arus listrik

meningkat. Artinya resistansi bahan telah men-galami penurunan.

2.3 . LCD ( Liquid Crystal Display )

LCD ( Liquid Crystal Dispalay ) sering diartikan dalam bahasa indonesia sebagai

tampilan kristal cair merupakan suatu jenis media tampilan yang menggunakan

kristal cair sebagai penampil utama.

LCD dapat menampilkan karakter ASCI sehingga kita bisa menampilkan

(31)

satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik

cahaya namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya

didalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih dibagian

belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu

bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang

dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik

yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna

diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.

Dalam menampilkan karakter untuk membantu menginformasikan proses

dan control yang terjadi dalam suatu program robot kita sering menggunakan

LCD. Ada beberapa jenis LCD perbedaannya hanya terletak pada alamat menaruh

karakternya. Salah satu LCD yang sering dipergunakan adalah LCD 16x2 artinya

LCD tersebut terdiri dari 16 kolom dan 2 baris. LCD ini sering digunakan karena

harganya yang relatif murah dan pemakaian nya yang mudah. LCD yang kita

gunakan masih membutuhkan agar dapat dikoneksikan dengan system minimum

dalam suatu mikrokontroler. Driver tersebut berisi rangkaian pengaman, pengatur

tingkat kecerahan backligt maupun data serta untuk mempermudah pemasangan di

(32)

Gambar 2.7.LCD 16 x 2

Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor.

3. Terdapat 192 macam karakter.

4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

6. Dibangun oleh osilator lokal.

7. Satu sumber tegangan 5 Volt.

8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.

(33)

2.3.1. Konfigurasi Pin LCD

4 RS H/L H=Memasukkan Data,L=Memasukkan Ins

(34)

2.4 Motor DC

Berdasarkan pengertiannya motor dc adalah motor listrik yang dialiri sumber arus

searah pada kumparan medan untuk menjadikannya energi mekanik.Hampir sama

dengan motor AC, kumparan medan yang bergerak disebut stator dan untuk

kumparan jangkar disebut juga rotor dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8.Motor DC

Motor DC memiliki 3 bagian utama untuk berputar antara lain:

• Current elektromagnet atau biasa disebut dinamo. Dinamo silinder terhubung

ke as untuk menggerakkan beban. Untuk kasus motor DC kecil kutub utara dan

selatan berganti lokasi saat dinamo berputar.

• Kutub medan. Terbagi menjadi dua yaitu kutub utara dan kutub selatan.

• Commutator. Fungsi komponen ini untuk mentransmisikan arus antara dinamo

dan sumber daya.

(35)

• Mengubah tegangan dinamo. Bila dinaikan maka akan menigkatkan kecepatan

sedangkan bila diturunkan maka akan menurunkan kecepatan.

• Mengubah arus medan. Kenaikan arus medan sebanding dengan kenaikan

kecepatan.

Hubungan kecepatan,flux medan dan tegangan dinamo:

• Persamaan gaya elektromagnetik: E = KΦ N

• Persamaan Torque: T= KΦ Ia

Keterangan:

• E : gaya elektormagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo

• Φ : flux medan berbanding lurus dengan arus medan.

• N : kecepatan dalam RPM.

• T : torque elektromagnetik.

• Ia : arus dinamo

• K : konstanta

Berdasarkan jenis sumber dayanya dibagi menjadi 2 yaitu:

• Motor DC dengan sumber daya terpisah.

• Motor DC sumber daya sendiri.

Untuk Motor DC sumber daya sendiri terbagi menjadi 3 yaitu:

• Motor DC tipe Seri

• Motor DC tipe gabungan.

• Motor DC tipe Shunt.

(36)

2.4.1 Prinsip Mesin DC

Menggunakan prinsip hukum Faraday dan gaya Lorentz.

1. Beroperasi sebagai motor.

Beban mekanik dihubungkan dengan batang bergerak.Kemudian batang

melambat perlahan dan menghasilkan pengurangan Tegangan terindukasi. Arus

searah jarum jam sirkuit menghasilkan gaya induksi magnetic ke kanan. Sistem

teresbut bergerak dalam kecepatan konstan.

2. Beroperasi sebagai generator.

Asumsikan batang dalam kecepatan konstan dan arus nol. Kemudian,gaya

teraplikasi menarik batang lebih cepat ke kanan, kecepatan batang

meningkat,tegangan yang terinduksi melampaui sumber tegangan, dan arus

bersirkulasi melawan arah jarum jam.Karena arus memiliki arus terbalik, gaya

terinduksi batang di medan berkebalikan dan berada di kiri. Kecepatan batang

menstabilkan dengan menarik gaya sama dengan gaya terinduksi.

Kemudian,tegangan terinduksi mengirimkan daya sebagian ke resistansi dan

sisanya ke baterai. Lalu, energy mekanik berubah menjadi energy listrik dan

muncul sebagai loss di resistansi atau energy kimia tersimpan dalam baterai.

2.5 Sensor Air Hujan

Perangakat sensor hujan di atas bisa diaplikasi menjadi beberapa perangkat yang

mungkin akan sangat berguna pada saat musim hujan. Misalnya dibuat menjadi

(37)

membuat jemuran, yang mana pada jemuran tersebut akan secara otomatis

menutup pada saat hujan turun.Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja dari pada

sensor hujan di atas.Pada rankaian panel sensor yang ditandai dengan sensor.

panel sensor hujan ini akan dipasang di area terbuka, dimana air hujan akan

mengenai board panel tersebut. panel ini terbuat dari board PCB biasa yang dibuat

menjadi sebuah rangkaian seperti yang ada di atas. Untuk menghindari karat

karena air hujan sebaiknya tembaga dilapisi oleh timah.

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, dimana pada saat air hujan

mengenai panel sensor, maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan

tersebut karena air hujan termasuk kedalam cairan elektrolit yaitu cairan yang

dapat menghantarkan arus listrik,meskipun sangat kecil dan proses ini akan

menyebabkan keadaan aktif yang akan mengaktifkan relay . Dimana pada saat

relay aktif motor akan menarik penutup dan setelah penutup ditarik ke pangkal

ujung maka motor akan berhenti secara otomatis. Hal ini terjadi karena pada saat

penutup berada di pangkal ujung magnet akan mengenai sensor magnet yang ada

di pangkal ujung yang kemudian akan mengaktifkan relay sehingga arus yang

mengalir ke motor akan terhenti dapat dilihat pada panel sensor pada Gambar 2.9.

(38)

2.6.Bahasa Pemograman BASCOM-AVR

Bahasa BASCOM-AVR menggunakan bahasa pemograman BASIC. Bahasa

BASIC adalah bahasa pemograman yang dapat dikatakan bahasa pemograman

berlevel tinggi. Bahasa pemograman berlevel rendah berarti bahasa pemograman

yang berorientasi pada mesin, misalnya bahasa assembly. Sedangkan bahasa

pemograman berlevel tinggi merupakan bahasa pemograman yan berorientasi

pada manusia. Bahasa pemograman berlevel rendah merupakan bahasa

pemograman dengan sandi yang hanya dimengerti oleh mesin, sehingga untuk

memprogram dalam bahasa ini diperlukan tingkat kecermatan yang tinggi. Bahasa

pemograman berlevel tinggi relatif mudah digunakan, karena ditulis dengan

bahasa manusia yang lebih mudah dimengerti dan tidak tergantung pada mesin.

Penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini tidak mengenal

aturan penulisan dikolam tertentu. Jadi bisa dimulai dari kolom manapun. Namun

demikian, untuk mempermudah dalam pembacaan program dan untuk keperluan

dokumentasi, sebaiknya penulisan program dalam bahasa BASCOM-AVR ini

(39)

2.6. 1 Tipe Data

Tipe data merupakan bagian program yang penting karena tipe data

mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan komputer. Pemilihan tipe

data yang tepat akan membuat operasi data menjadi lebih efesien dan efektif dapat

dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Tipe-Tipe Data Dalam BASCOM-AVR

NO Tipe Jangkauan

1. Bit 0 atau 1

2. Byte 0–225

3. Integer -65,535

4. Word 0–65535

5. Long -2E+09

6. Single 1.5x10-45–3.4x1038

7. Double 5.0x10-324–1.7x10308

8. String >254 byte

2.6.2. Variabel

Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu

nilai tertentu didalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya

selalu tetap, nilai dari suatu variabel bias berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

(40)

• Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus

berupa huruf.

• Tidak boleh mengandung karakter spasi.

• Tidak boleh mengandung symbol-symbol khusus, kecuali garis bawah

(underscore). Yang termasuk symbol khusus yang tidak boleh digunakan

adalah $ ? % # ! & * , ( ) - + = @.

• Panjang sebuaah nama variabel hanya 32 karakter.

Untuk dapat menggunakan variabel, maka variabel tersebut harus

dideklarasikan terlebih dahulu pada program yang dibuat. Berikut ini

merupakan cara mendeklarasikan variabel pada BASCOM-AVR.

2.6. 3 Operasi–Operasi dalam BASCOM - AVR

Bahasa pemograman BASCOM – AVR ini dapat digunakan untuk

menggabungkan, membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah

pernyataan dengan menggunakan operator-operator yang tersedia di

BASCOM-AVR.

• Operator aritmatika

Operator ini adalah operator yang digunakan dalam perhitungan operator

aritmatika meliputi + (tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

• Operator Relasi

Operator ini berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat

(41)

Tabel 2.3.Tabel Operasi Relasi

Opertor Relasi Pernyataan

= Sama Dengan X = Y

<> Tidak Sama Dengan X <> Y

< Lebih Kecil Dari X < Y

> Lebih Besar Dari X > Y

<= Lebih Kecil Sama Dengan X <= Y

>= Lebih Besar Sama Dengan X >= Y

• Operator Logika

Operator logika digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi

bit dan bolean. Dalam BASCOM-AVR ada 4 buah operator logika, yaitu

AND, OR, NOT, dan XOR.

• Operator fungsi

(42)

2.7. Komponen Elektronika

2.7.1. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan

namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Tipe

resistor yang umum berbentuk tabung porselen kecil dengan dua kaki tembaga

dikiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode

warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur

besarnya dengan ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar menufaktur

yangdikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Resistor Karbon

2.7.2. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan

listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan

oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya

udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi

tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu

(43)

ujung kutup positif karena terpisah oleh bahan elektrik yang

non-konduktif.Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduktif pada ujung

-ujung kakinya.

Kapasitor merupakan komponen pasif elektronika yang sering dipakai

didalam merancang suatu sistem yang berfungsi untuk mengeblok arus DC, Filter,

dan penyimpan energi listrik. Didalamnya 2 buah pelat elektroda yang saling

berhadapan dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang

digunakan sebagai insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan

tegangan DC maka energy listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama

kapasitor melakukan pengisian, arus mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti

bila kapasitor telah penuh. Yang membedakan tiap - tiap kapasitor adalah

dielektriknya. Berikut ini adalah jenis– jenis kapasitor yang dipergunakan dalam

perancangan ini.

2.7.3 Elektrolik Kapasitor (ELCO)

Elektroda dari kapasitor ini terbuat dari alumunium yang menggunakan membrane

oksidasi yang tipis. Karakteristik utama dari Electrolytic Capacitor adalah

perbedaan polaritas pada kedua kakinya. Dari karakteristik tersebut kita harus

berhati - hati di dalam pemasangannya pada rangkaian, jangan sampai terbalik.

Bila polaritasnya terbalik maka akan menjadi rusak bahkan “meledak”. Biasanya

jenis kapasitor ini digunakan pada rangkaian power supply. Kapasitor ini tidak

bisa digunakan pada rangkaian frekuensi tinggi. Biasanya tegangan kerja dari

kapasitor dihitung dengan cara mengalikan tegangan catu daya dengan 2.

Misalnya kapasitor akan diberikan catu daya dengan tegangan 5 Volt, berarti

(44)

Gambar 2.11.Elektrolik Kapasitor

2.7.4 IC Regulator 7805

Pada Gambar 2.11 IC 7805 (kadang-kadang L78xx, LM78xx, MC78xx ...)

adalah keluarga IC regulator tegangan . Keluarga 7805 umumnya digunakan

dalam sirkuit elektronik yang membutuhkan power supply yang diatur karena

kemudahan penggunaan dan biaya rendah. Untuk IC ini, xx diganti dengan dua

digit, yang menunjukkan output tegangan (misalnya, 7805 memiliki output 5 volt,

sedangkan 7812 memproduksi 12 volt). 78xx adalah kode regulator yang bekerja

pada tegangan positif: artinya mereka menghasilkan tegangan out put positif.

Sedangkan Lawannya adalah 79XX yang menghasilkan Out put negatif. 78xx dan

IC 79XX dapat digunakan dalam kombinasi untuk menyediakan pasokan

tegangan positif dan negatif di sirkuit yang sama.

IC 78xx memiliki tiga kaki. Dari tampak depan, maka kaki pertama (Kaki

paling kiri jika tdilihat dari depan) adalah Input (positif untuk seri 78xx dan

(45)

maksimum 35 sampai 40 volt tergantung pada merek, dan biasanya outputnya 1

atau 1,5 ampere (meskipun paket yang lebih kecil atau lebih besar mungkin

memiliki Peringkat yang lebih rendah atau lebih tinggi saat ini).

Gambar 2.12. Bentuk umum IC 7805

Keuntungan

1. 7805 tidak memerlukan komponen tambahan untuk bekerja, sumber

diatur bebas, membuat mereka mudah digunakan, serta penggunaan

ekonomis dan efisiensi ruang.

2. Regulator tegangan lainnya mungkin memerlukan komponen tambahan

untuk mengatur tingkat tegangan keluaran, atau untuk membantu dalam

proses regulasi.

3. Beberapa desain lain (seperti power supply switched-mode ) mungkin

perlu keahlian teknik substansial untuk bekerja.

4. 7805 memiliki perlindungan terhadap sirkuitnya jika arus terlalu

banyak. Mereka memiliki perlindungan terhadap konsleting dan panas

(46)

5. Dalam beberapa kasus, fitur pembatas arus dari perangkat 7805 dapat

memberikan perlindungan tidak hanya untuk 7805 itu sendiri, tetapi

juga untuk bagian lain dari sirkuit.

Kekurangan

1. Tegangan input harus selalu lebih tinggi dari tegangan output dengan

beberapa jumlah minimum (biasanya 2 volt). Hal ini dapat membuat

perangkat ini cocok untuk menyalakan beberapa perangkat dari

beberapa jenis sumber daya (misalnya, menyalakan sebuah sirkuit yang

membutuhkan 5 volt dengan sumber 6-volt baterai maka tidak akan

bekerja menggunakan 7805).

2. Ketika mereka didasarkan pada regulator linier desain, arus masukan

yang dibutuhkan adalah selalu sama dengan arus keluaran. Sebagai

tegangan input harus selalu lebih tinggi dari tegangan output, ini berarti

bahwa daya total (tegangan dikalikan dengan arus) masuk ke 78xx akan

lebih dari daya keluaran yang disediakan. Input daya tambahan hilang

sebagai panas. Ini berarti baik untuk beberapa aplikasi yang memadai,

heatsink harus disediakan, dan juga bahwa sebagian dari daya input

terbuang selama proses, membuat mereka kurang efisien daripada

beberapa power supply jenis lainnya.

3. Ketika tegangan input secara signifikan lebih tinggi dari tegangan

output diatur (misalnya, menyalakan 7805 menggunakan sumber daya

24 volt), inefisiensi ini bisa menjadi masalah yang signifikan.Bahkan

(47)

2.7.5. Relay

Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah kontak-kontak

saklar sewaktu alat ini menerima sinyal listrik. Sebuah relay terdiri dari satu

kumparan dan inti, yang mana bila dialiri arus kumparan tersebut akan menjadi

magnet dan menutup atau membuka kontak-kontak. Kontak-kontaknya ada dua

macam, yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Close).Normally Close

adalah kontak relay yang terhubung saat belum ada arus. Sewaktu ada arus yang

melewati kumparan relay, inti besi lunak akan dimagnetisasi, dan menarik kontak

sehingga kontak yang open kini terhubung. Keuntungan dari relay ini adalah dapat

menghubungkan daya yang besar dengan memberi daya yang kecil pada

kumparannya dapat kita lihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13Relay

2.7.6. Diode

Diode adalah komponen pasif yang dibuat dari bahan semikonduktor. Dioda

berfungsi untuk mengalirkan arus listri DC dalam satu arah saja. Dioda dibangun

menggunakan dua lempeng bahan semikonduktor tipe P dan tipe N. Simbol dan

(48)

Gambar 2.14. Diode

Pada Gambar 2.14 Dioda memiliki 2 kaki yaitu kaki Anoda dan Kaki Katoda,

pada prinsipnya dioda akan mengalirkan arus DC dari Anoda ke Katoda. Pada

aplikasi lain dioda dapat berfungsi sebagai penyearah gelombang AC.

2.7.6 Saklar

Saklar adalah komponen elektronika yang bekerja sebagai pemutus atau pemilih

sinyal secara mekanik. Saklar memiliki dua bagian utama yaitu kontaktor dan tuas

saklar.Salah satu bentuk dan simbol saklar dapat dilihat pada Gambar 2.15

berikut.

Gambar 2.15. Saklar

Dalam menjalankan tugasnya saklar membutuhkan operator sebagai penggerak

tuas. Operator tuas saklar dapat berupa suatu sistem elektro mekanis maupun

(49)

BAB 3

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN

3.1. Diagram Blok Rangkaian

Adapun pada Gambar 3.1 diagram blok dari dari perancangan alat Aplikasi

Sensor Air danLDR (Light Dependent Resistor) Untuk Alat Pengering Kopi

Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMega 8 yang dibuat adalah sebagai berikut.

(50)

3.1.1. Fungsi Tiap Blok

1. Blok mikrokontroller : Mengkonversi data dari sensor LDR dan

Hujan

2. Blok LDR : Sebagai Inputan / Pendeteksi Cahaya

3. Blok Sensor Hujan :Sebagi Inputan adanya air

4. Blok LCD : Sebagai output tampilan

5. Blok Lampu Pijar : Sebagai pemanas/pengering dalam Boks

6. Motor DC :Sebagai Pengerak Otomatisasi

7. Blok power supply : Sebagai penyedia tegangan ke system dan

Sensor

3.2. Rancangan Perangkat Keras

3.2.1. Rangkaian Catu Daya

Gambar 3.2. Rangkaian Catu Daya

(51)

yang digunakan adalah dari tegangan PLN, sehingga digunakan sebuah

transformator untuk menurunkan tegangan dari 220V menjadi 9V. Setelah

tegangan diturunkan, tegangan tersebut kemudian disearahkan oleh sebuah dioda.

Kapasitor berfungsi sebagai filter sehingga tegangan DC yang dihasilkan dioda

mempunyai ripple tegangan yang kecil. Tegangan tersbut kemudian di regulasi

oleh regulator LM7805 sehingga tegangan output dari rangkaian ini akan stabil

pada 5V. Tegangan inilah yang digunakan untuk mensupply rangkaian pada alat

yang dirancang.

3.2.2.Rangkaian Sensor LDR

Gambar 3.3.Rangkaian Sensor LDR

Rangkaian Gambar 3.3 adalah rangkaian pembagi tegangan yang menggunakan

sebuah LDR dan sebuah resistor fixed. Ketika LDR terkena cahaya matahari,

maka terjadi perubahan tegangan pada pin 2 SL1. Pin 2 pada SL1 tersebut

nantinya dihubungkan pada pin ADC pada mikrokontroler, sehingga tegangan

(52)

3.2.4.Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

Gambar 3.4.Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

Rangkaian Gambar 3.4 ini merupakan rangkaian minimum ATMega8 dengan

kristal 16MHz. Dengan rangkaian ini mikrokontroler akan bekerja pada frekuensi

kerja 16MHz. Rangkaian minimum ini adalah rangkaian dengan konfigurasi

minimum yang digunakan agar mikrokontroler dapat beroperasi. Pin Reset pada

mikrokontroler terhubung ke 5V melalui sebuah resistor 10K. Pin AVCC, VCC

(53)

3.2.5.Rangkaian LCD Karakter 16x2

Berikut ini merupakan rangkaian yang digunakan untuk mengoperasikan LCD

karakter 16x2.

Gambar 3.5.Rangkaian LCD Karakter 16x2

Pada Gamabar 3.5 rangkaian ini digunakan trimpot yang dihubungkan pada pin 3

dari LCD. Hal ini bertujuan agar kontras pada karakter yang ditampilkan pada

LCD dapat diatur tingkat kecerahannya. Pin 5 pada LCD dihubungkan langsung

pada GND shingga logika pada pin ini selalu low. Hal ini akan menyebabkan

LCD akan selalu pada mode Write, dimana LCD sifatnya akan selalu untuk

(54)

3.2.6.Rangkaian Tombol / Tactile Switch

Gambar 3.6.Rangkaian Tombol / Tactile Switch

Rangkaian Gambar 3.6 ini merupakan sarana input logika digital bagi

mikrokontroler. Dari rangkaian dapat dilihat bahwa ketika sakelar tidak tekan,

semua pin pada SL1 akan tetap bertegangan 5V (logika 1). Ketika salah satu

sakelar ditekan, maka outputnya menjadi 0V (berlogika 0).

3.2.7.Rangkaian Driver Motor DC L293D

Berikut merupakan rangkaian Gambar 3.7 driver motor L293D yang digunakan

pada system. Rangkaian ini berfungsi sebagai penggerak motor DC yang

dikendalikan oleh mikrokontroler. Motor DC tidak dapat secara langsung

digerakkan oleh mikrokontroler. Pin input dari L293D dihubungkan pada

mikrokontroler untuk menentukan arah gerakan motor DC. Sedangkan pin Enable

(55)

Gambar 3.7.Rangkaian Driver Motor DC L293D

3.2.8.Rangkaian Sensor Air Hujan

Rangkaian ini memanfaatkan sifat transistor yang dapat digunakan sebagai saklar

(56)

Dari Gambar 3.8 , SL1, SL2, SL3, dan SL4 merupakan sensor air. Ketika ada air

mentes pada sensor tersebut, menyebabkan 5V akan terhubung ke kaki basis dari

transistor. Hal ini menyebabka transistor C945 aktif sehingga tegangan pada

kolektornya akan bernilai 0. Sinyal tersebut kemudian diumpankan ke IC 7400

yang merupakan gerbang NAND. SL5 pada gambar tersebut dihubungkan pada

mikrokontroler. Logika 0 pada output 7400 hanya diperoleh pada saat keempat

transistor tersebut aktif (pada saat sensor terkena air). Sinyal tersebut lah yang

nantinya akan dimanfaatkan oleh mikrokontroler untuk mendeklarasikan bahwa

alat tersebut terkena air hujan.

3.2.9.Rangkaian Relay

Gambar 3.10. Rangkaian Relay

Rangkaian Gambar 3.10 ini digunakan untu menyalakan kipas dan pemanas.

Rangkaian ini menggunakan transistor yang difungsikan sebagai sakelar

elektronik. Ketika basis transistor diberi tegangan 5V (logika 1) maka transistor

ini akan aktif. Jika transistor aktif, ini berarti kumparan pada relay akan dialiri

(57)

sebagai pengaman rangkaian dari arus balik yang timbul ketika kumparan pada

relay mengalami transisi antara kontak dan tidak

3.3.Flowchart Alat Pengering kopi otomatis

Bahasa pemrograman yang digunakan pada perancangan alat ini adalah bahasa

pemrogramanBASCOM-AVR.Pada Gambar 3.13 ini adalah listing program yang

di isi pada mikrokontroler Atmega 8 pada Tugas Akhir ini.

(58)

BAB 4

PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN SISTEM

4.1. Pengujian Rangkaian Catu Daya

Pengujian pada rangkaian Gambar 4.1 power supply ini dapat dilakukan dengan

cara mengukur besarnya tegangan yang terdapat pada test point yang ditunjukkan

pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Gambar Letak Titik Uji Pada Rangkaian Catu Daya

Pada rangkaian Gambar 4.1 sumber tegangan yang digunakan adalah tegangan

AC dari PLN. Untuk menguji rangkaian ini, dilakukan pengukuran pada titik-titik

yang ditunjukkan pada rangkaian yang dilakukan dengan menggunakan

(59)

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Tegangan Pada Tiap Titik Uji

Test Point Tegangan

TP1 215 V AC

TP2 10 V AC

TP3 9,5V DC

TP4 4,7 V DC

4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8

(60)

Pengujian pada Gambar4.2 rangkaian ini dilakukan dengan cara mengisikan

program sederhana kedalam mikrokontrolernya. Kemudian, diamati apakah

rangkaian dapat beerja sesuai dengan perintah program yang diisikan kedalam

mikrokontroler tadi.

Pada alat ini, rangkaian mikrokontroler diuji dengan cara memasukkan

program sederhana yang bila diaktifkan akan membuat LED yang terhubung ke

mikrokontroler akan berkedip. Ketika program tersebut diaktifkan dan berjalan,

maka LED yang terhubung pada mikrokontroler akan tampak berkedip terus

menerus dengan jeda waktu tertentu. Dengan demikian, maka rangkaian

mikrokontroler tersebut dinyatakan dalam kondisi baik dan dapat di oprasikan

(61)

4.3.Pengujian Rangkaian Tombol

Gambar 4.3. Pengujian Rangkaian Tombol

engujian rangkaian ini dilakukan dengan mengukur tegangan pada titik seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 . Setelah itu, dilakukan penekanan pada

tombol dan pengukuran tegangan dilanjutkan agar mengetahui tombol-tombol

sudah beroperasi dengan baik atau tidak, berikut merupakan Tabel4.2 pengukuran

yang dilakukan

Tabel 4.2. Tabel Pengujian Rangkaian Tombol

Titik

Uji

Tombol 1 Tombol 2 Tombol 3

(62)

4.4.Pengujian Rangkaian Relay

Gambar 4.4. Pengujian Rangkaian Relay

Pada Gambar 4.4 rangkaian ini diuji dengan memastikan tegangan pada TP1

berada pada 11,5V – 12V DC agar relay dapat bekerja dengan baik. Ketika

tegangan pada TP1 sudah dipastikan pada rentang tegangan tersebut, kemudian

rangkaian ini diuji dengan memberi logika 1 pada basis transistor sehingga relay

akan bereaksi dan menyebabkan kontak-kontak pada relay akan terhubung.

Setelah itu, dipastikan dengan menggunakan multimeter apakah kontak-kontak

pada relay sudah terhubung. Jika sudah terhubung maka rangkaian ini dapat

(63)

4.5. Pengujian Rangkaian LCD

Gambar 4.5. Rangkaian LCD 16x2

Pada Gambar 4.5 rangkaian LCD diuji dengan cara menghubungkannya dengan

mikrokontroler seperti pada Gambar 4.5 diatas. Kemudian pada mikrokontroler

diinputkan program dan rangkaian LCD dikatakan dalam kondisi baik apabila

setelah program tersebut diinputkan pada mikrokontroler dan dioperasikan, maka

(64)

4.6.Pengujian Rangkaian L293D

Gambar 4.6. Pengujian Rangkaian L293D

Untuk menguji rangkaian L293D, dirakit terlebih dahulu rangkaian seperti pada

Gambar 4.6.Kemudian diberikan logika pada pin L293D sesuai dengan Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Pengujian Rangkaian L293D

Input

Pin 1 Out Motor DC1 Pin 2 Pin 7

High High High Stop

High Low High Berputar Kekanan

Low High High Berputar Kekiri

Low Low High Stop

High High Low Stop

High Low Low Stop

Low High Low Stop

(65)

Dari tabel 4.3 diperlihatkan bahwa Out motor DC dapat dikendalikan melalui

keadaan logika pada Input L293D.

4.7. Pengujian Rangkaian Sensor Air Hujan

Pada Gambar 4.7.rangkaian sensor air ini diuji dengan cara mengukur tergangan

pada titik-titik test point.

(66)

Hasil pengujian dapat diperlihatkan pada Tabel 4.4 .

Tabel 4.4. Pengujian Rangkaian Sensor Air

Sensor Keadaan Test Point Logika LED

SL1

Dari hasil pengujian, Tabel 4.4 diperlihatkan bahwa sensor menunjukkan respon

terhadap ada atau tidaknya air yang menetes pada sensor tersebut.Dapat

disimpulkan prinsip kerja dari sensor ini adalah, dimana pada saat air hujan

mengenai panel sensor, maka akan terjadi logika 0 dan 1 yang dimana proses

elektrolisasi oleh air hujan tersebut. Karena air hujan termasuk kedalam cairan

elektrolit yaitu cairan yang dapat menghantarkan arus listrik,meskipun sangat

kecil dan proses ini akan menyebabkan keadaan aktif yang akan mengaktifkan

motor DC untuk memasukan garasi secara otomtis dan relay akan meng ON/OFF

kan lampu pijar akan hidup secara otomatis .Sistem ini bekerja berdasarkan

perintah reset program yang di buat dalam mikrokontroler karana otak/chip dari

(67)

4.8.Pengujian Alat dan Sistem Kerja Alat Aplikasi Sensor AirHujan dan

LDR (Light Dependent Resistor) untuk Alat Pengering Kopi Otomatis

Berbasis ATMega 8

Dari hasil pengujian komponen dan perancangan alat maka dapat disimpulkan

Prinsip kerja alat ini yaitu sebagai inputan adalah Sensor air hujan dan LDR

(Light Dependent Resistor) yang dimana saat gelap/mendung LDR akan bekerja

nilai hambatannya di pengaruhi oleh cahaya yang diterimanya,LDR terbuat dari

cadmium sulfida yang peka terhadap cahaya yang dimana saat gelap/mendung

resitansi akan berkurang sehingga alat ini akan bekerja meriset ke mikrokontroler

untuk mengaktifkan Driver motor DC untuk memasukan gerasi ke dalam bok,dan

relay akan bekerja sebagai stop kontak atau saklar untuk menghidupkan lampu

pijar dalam bok.Sedangkan inputan sensor air prinsip kerja dari sensor ini

adalah, dimana pada saat air hujan mengenai panel sensor, maka motor DC akan

bekerja. yang diriset di mikrokontroler untuk memasukan gerasi untuk masuk

kedalam bok. Sehingga lampu pijar akan otomatis hidup di dalam bok karna ada

perintah dari mikrokontroler, karna otak/program di tanamkan dalam

mikrokontroler tersebut .di mana dalam alat ini terdapat LCD, di LCD dapat di

tampilkan riset program atau tampilan setingan program secara manual dan di

ADC supaya kita dapat menyeting data .Alat ini dapat juaga bekerja apa bila

hujan tapi tidak mendung dan mendung tidak hujan, mendung hujan. Alat ini tetap

bekerja karena program sudah di masukan kedalam mikrikontroler.Didalam alat

(68)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari perancangan dan pembuatan aplikasi sensor air hujan dan LDR (Light

Dependent Resistor)untuk alat pengering kopi otomatis berbasis ATMega8 maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagai inputan untuk menjalankan sistem alat ini ada dua inputan yaitu

Sensor Air Hujan dan LDR (Light Dependent Resistor) yang dimana dari

Sensor Air Hujan terdapat 4 panel sensor apa bila kedua panel sensor terkena

air hujan maka terjadi logika 0 dan 1 dan LDR bekerja berdasarrkan intensitas

cahaya yang diterimanya maka motor DC akan bekerja untuk membuka atau

menutup garasi, sehingga pada saat garasi berada di dalam bok lampu atau

pemanas akan hidup secara otomatis.

2. Otak atau sistem keseluruhan alat ini adalah mikrokontroler atmega 8 yang

dimana mikrokontroler adalah chip yang di masukan setingan program yang

dibuat untuk alat ini.

5.2. SARAN

1. Diperlukan rancangan yang lebih teliti untuk penyolderan agar lebih teliti

agar rangkaian dapat tidak rusak dan dapat bekerja dengan baik.

2. Diharapkan Untuk kedepanya agar lebih memahami tentang sensor dan

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Bejo, A. 2008. C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller

ATMega8535, Edisi I. Yogyakarta : Graha Ilmu

Catur Edi Widodo & Retna Prasetia. 2004. Teori dan Praktek Interfacing Port

Serial Komputer dengan VisualBasic 6.0. Yogyakarta: Andi.

Daryanto, Drs. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta : Bumi aksara

Setiawan,Afrie.2006. Aplikasi Mikrokontroller ATMEGA8 .Jakarta:Andi Pratama

Putra eko afgianto.2002.Teknik Antar Muka Komputer: Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: Graha ilmu.

Wardana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller AVR seri ATmega 8535

simulasi, hardware, dan aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

https://www.ricohendara.scribd.com/doc/53200073/Pengukur-sensor hujan-.html

Di akses Pada tanggal 10 Mei 2015

http://ilmulistrik.liadani.com/solenoid-valve-pneumatic.html

Di akses Pada tanggal 11 April 2015

http://masbarron.blogspot.com/2011/04/ic-max232.html

Di akses Pada tanggal 12 Mei 2015

http://buletin.melsa.net.id/okt/1020/bahasa-c.htm

(70)
(71)
(72)
(73)

LAMPIRAN 3 .LISTING PROGRAM SISTEM KERJA ALAT

(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)

Set Lampu Else

Reset Lampu End If

Gambar

Gambar 2.8.Motor DC
Gambar 2.9 Sensor Air Hujan
Tabel 2.2. Tipe-Tipe Data Dalam BASCOM-AVR
Tabel 2.3.Tabel Operasi Relasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari rangkaian ini adalah, dimana pada saat air hujan mengenai panel sensor, maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan tersebut karena

Dengan merancang semua alat mulai dari sensor light dependent resistor (LDR) sebagai pendeteksi cahaya matahari, sensor air sebagai pendeteksi air hujan, motor DC sebagai

Tugas akhir ini guna salah satu syarat untuk menyelesaikan program dipoloma 3, program studi D3 Fisika Instrumentasi Univeresitas Sumatera Utara (USU) Medan.Adapun

Putra eko afgianto.2002.Teknik Antar Muka Komputer: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Gosub Update Waitms 100 Loop Until Tbl2 = 0 Waitms 150 Enable Int0 Enable

Dengan merancang semua alat mulai dari sensor light dependent resistor (LDR) sebagai pendeteksi cahaya matahari, sensor air sebagai pendeteksi air hujan, motor DC sebagai

Semakin banyak cahaya yang mengenai sensor LDR, maka akan semakin menurun nilai resistansinya.. Nah, semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor gelap, maka nilai resistansinya akan

i LAPORAN AKHIR ALARM KEAMANAN MENGGUNAKAN LASER DAN LDR LIGHT DEPENDENT RESISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PADA RUANGAN KHUSUS Disusun Sebagai Salah Satu Syarat