ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
GUAN JUNIARDI PUTRA 100503023
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH RASIO
KEUANGAN DAN UKURANPERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
ii ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan Food
And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki
jumlah sampel 9 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin, Total Asset
Turnover, Price to Book Value, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara
simultan terhadap return saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI. Secara parsial Net Profit Margin, Price to Book Value, dan Ukuran Perusahaan lebih memiliki kemampuan dari pada Total Asset Turnover dalam mempengaruhi return saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI.
Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 21 dengan menggunakan uji t danuji F.
iii ABSTRACT
THE ANALYS EFFECT OF FINANCIAL RATIO AND FIRM SIZE TO THE STOCK RETURN OF FOOD AND BEVERAGES COMPANIES
LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to determine whether the analys effect of financial ratio and firm size to the stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 9 food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2013.
Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 21 with use t test and F test.
The result of this study indicate that the Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TAT), Price To Book Value (PBV) and firm size simultaneously effect to the stock return of food and beverages companies listed in BEI . Partially Net Profit Margin (NPM),Price To Book Value (PBV) and firm size has more ability than Total Asset Turnover (TAT) in influencing the stock return of food and beverages companies listed on Indonesia Stock Exchange. Keywords : Stock Return, Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta do’a dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai, yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, do’a, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2015 Penulis,
vi DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 5
1.3Tujuan Penelitian ... 6
1.4Manfaat Penelitaian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori ... 8
2.1.1 Pasar Modal ... 8
2.1.2 Investasi ... 10
2.1.3 Saham ... 11
2.1.3.1 Pengertian saham ... 11
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham ... 11
2.1.3.3 Keuntungan Dan Resiko Investasi Saham ... 13
2.1.4 Return Saham... 14
2.1.5 Rasio Keuangan ... 15
2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 15
2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 17
2.1.5.2.1 Rasio Profitabilitas ... 17
2.1.5.2.2 Rasio Aktivitas ... 19
vii
2.1.6 Ukuran Peusahaan ... 21
2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
2.3Kerangka Konseptual ... 27
2.4Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 32
3.2Populasi dan Sampel... 32
3.3Jenis dan Sumber Data ... 34
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.5Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 35
3.6Metode Analisis Data ... 38
3.6.1Pengujian Asumsi Klasik ... 38
3.6.1.1Uji Normalitas ... 38
3.6.1.2Uji Multikolinieritas ... 39
3.6.1.3Heterokedastisitas... 40
3.6.1.4Uji Autokorelasi ... 41
3.6.2Uji Hipotesa ... 41
3.6.2.1 Uji t ... 42
3.6.2.2 Uji F ... 42
3.6.2.3 Koefesien Determinasi ... 43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 44
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 44
4.3 UjiAsumsi Klasik ... 47
4.3.1 Uji Normalitas Data ... 47
4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 48
4.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 50
4.3.4 Uji Autokorelasi ... 51
4.4 Pengujian Hipotesis ... 52
4.4.1 Uji t ... 52
4.4.2 Uji F ... 57
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 58
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 KeterbatasanPenelitian ... 63
5.3 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
3.1 Populasi Penelitian ... 33
3.2 Sampel Penelitian ... 34
3.3 Defenisi operasional dan Skala Pengukuran Variabel………….. 36
4.1 Statistik Deskriptif ... 45
4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 47
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 51
4.5 Hasil Uji t ... 52
4.6 Hasil Uji F ... 57
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Tabel Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 68
2 Data Variabel Penelitian ... 70
3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 72
4 Hasil Uji Normalitas ... 73
5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 75
6 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 76
7 Hasil Uji Autokorelasi ... 77
8 Hasil Uji Hipotesis ... 78
ii ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan Food
And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki
jumlah sampel 9 perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin, Total Asset
Turnover, Price to Book Value, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara
simultan terhadap return saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI. Secara parsial Net Profit Margin, Price to Book Value, dan Ukuran Perusahaan lebih memiliki kemampuan dari pada Total Asset Turnover dalam mempengaruhi return saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI.
Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 21 dengan menggunakan uji t danuji F.
iii ABSTRACT
THE ANALYS EFFECT OF FINANCIAL RATIO AND FIRM SIZE TO THE STOCK RETURN OF FOOD AND BEVERAGES COMPANIES
LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE
The objective of this research is to determine whether the analys effect of financial ratio and firm size to the stock return of food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 9 food and beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2013.
Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 21 with use t test and F test.
The result of this study indicate that the Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover (TAT), Price To Book Value (PBV) and firm size simultaneously effect to the stock return of food and beverages companies listed in BEI . Partially Net Profit Margin (NPM),Price To Book Value (PBV) and firm size has more ability than Total Asset Turnover (TAT) in influencing the stock return of food and beverages companies listed on Indonesia Stock Exchange. Keywords : Stock Return, Net Profit Margin (NPM), Total Asset Turnover
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Usman (1990:62), umumnya
surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi
surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat
berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga
yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham.
Dalam arti luas pasar modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang
terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan sebagai perantara di bidang
keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang. Dalam arti sempit, pasar
modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana
jangka panjang (Sjahrial, 2007). Menurut Kasmir (2007:195) menyatakan bahwa
“instrumen pasar modal dapat berupa kepemilikan yang diwujudkan dalam bentuk
saham dan bersifat utang yang diwujudkan dalam bentuk obligasi”. Instrumen
atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek.
Efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan seperti surat
pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi,
kontrak, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan
(derivatif) dari efek. Dari pengertian akan pasar modal tersebut, maka jelaslah
bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam
mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.
Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, yang
paling dikenal masyarakat adalah saham biasa (common stock). Menurut Sjahrial
(2007:22), “Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten.
Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik sebagian dari
perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka
dia juga menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan.”
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh
tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Menurut
Aang (1997 dalam Sinaga, 2010:19) menyatakan bahwa “return saham adalah
tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atau suatu investasi yang
dilakukannya”. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk
investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang.
Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan kemakmuran (wealth) para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Oleh karena
itu, investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar
tingkat return (pengembalian) investasi mereka.
Terdapat beberapa indikator yang dapat dipakai oleh investor dalam
perusahaan yang menggambarkan kinerja perusahaan serta di dalamnya juga
terkandung informasi mengenai hasil kegiatan perusahaan selama periode tertentu.
Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan oleh investor di pasar modal
untuk penilaian (valuation) atas surat berharga (saham) yang hasilnya akan
tercermin pada harga saham. Dari berbagai faktor fundamental yang berasal dari
perusahaan, rasio keuangan yang menjadi fokus perhatian yang biasa digunakan
dalam memprediksi return saham, dimana dari rasio keuangan yang dimaksud di
antaranya adalah: (1) rasio likuiditas, yaitu rasio yang menyatakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek; (2) rasio
aktivitas, menyatakan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang
dimilikinya; (3) rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan; (4) rasio solvabilitas (leverage), menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang; dan (5) rasio
pasar/penilaian, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan
dalam basis per saham.
Selain rasio keuangan, indikator lain yang menjadi faktor fundamental
dalam menentukan return saham adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang berskala besar
akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan
perusahan kecil sehingga return (tingkat pengembalian) saham perusahaan besar
investor akan lebih memilih berinvestasi di perusahaan besar dengan harapan
memperoleh return yang besar pula.
Penelitian di bidang pasar modal telah banyak dilakukan di antaranya
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari beberapa penelitian
yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel independen
yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Dimana penelitian yang
dilakukan oleh Putri (2012) yang menyatakan bahwa variabel debt equity ratio
(DER) dan price to book value (PBV) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan secara simultan yang terdiri dari variabel return
on asset (ROA), earning per share (EPS), net profit margin (NPM), debt equity ratio (DER), price to book value (PBV) juga berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Nandika (2010) yang
menyatakan bahwa (PBV) dan (ROA) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Lubis (2013) yang menyatakan
bahwa debt equity ratio (DER), current ratio (CR), total asset turnover (TAT)
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan
secara simultan yang menggunakan variabel return on asset (ROA), debt equity
ratio (DER), current ratio (CR), total asset turnover (TAT) juga tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian juga dilakukan oleh
Sembiring (2014) yang menyatakan bahwa debt equity ratio (DER), total asset
turnover (TAT), earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham, sedangkan secara simultan yang menggunakan variabel
earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian
juga dilakukan oleh Munte (2009) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ketidakkonsistenan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi retun saham inilah mendorong peneliti untuk
melakukan verifikasi ulang mengenai fakto-faktor yang berpengaruh terhadap
retun saham.
Penelitian ini nantinya akan membahas seberapa besar pengaruh rasio
keuangan dengan menggunakan proksi net profit margin (NPM), total asset
turnover (TAT), price to book value (PBV), dan ukuran perusahaan terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan menggunakan objek penelitian terbaru yaitu periode
2009-2013.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio
Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian ini
adalah “apakah variabel net profit margin (NPM), total asset turnover (TAT),
saham baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan Food And
Beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?”.
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh net profit margin (NPM), total asset turnover (TAT), price
to book value (PBV) dan ukuran perusahaan terhadap return saham baik secara
simultan maupun secara parsial pada perusahaan Food And Beverages yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan investor
dalam pengambilan keputusan di pasar modal. Diharapkan faktor-faktor yang
telah diteliti penulis dapat memberikan gambaran kepada investor dalam
menganalisis berapa besar return saham yang dapat diperoleh jika
dihubungkan dengan faktor-faktor yang telah diteliti.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan atau gambaran mengenai return
manejemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
berapa besar return saham yang dapat diperoleh dalam satu periode.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan serta pola pikir penulis dalam menganalisis tentang return
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar modal memiliki peran besar bagi
perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi
sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (perusahaan).
Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return). Sedangkan pihak yang memerlukan dana (perusahaan) dapat
memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan
memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana (investor),
sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian
perusahaan-perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala
yang lebih besar dan gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
dan kemakmuran masyarakat luas.
Di dalam pasar modal dikenal dengan istilah efek, yaitu setiap surat
pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit,
tanda bukti hutang, right, warrant, opsi atau setiap derivative dari efek dan
istrumen lainnya. Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dapat
memberikan manfaat yang cukup besar terkhusus bagi kalangan investor
(pemodal), perusahaan maupun lembaga-lembaga penunjang pasar modal
lainnya. Adapun manfaat berinvestasi di pasar modal menurut Sjahrial
(2007:16) antara lain sebagai berikut:
1. Memperoleh dividen yaitu keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
2. Memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham.
3. Nilai atau harga meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan.
4. Saham dapat dijadikan jaminan (agunan) ke bank untuk memperoleh kredit, baik agunan pokok maupun agunan tambahan.
Tambahan pula, Syahyunan (2004:16) menyatakan bahwa manfaat
keberadaan pasar modal terkhususnya bagi perusahaan (emiten) antara lain
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menerbitkan sekuritas pada pasar perdana dapat memperoleh dana sekaligus dalam jumlah yang besar.
2. Dengan penerbitan saham dapat mengurangi ketergantungan perusahaan (emiten) kepada bank dan dapat memperbaiki struktur modal.
4. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
5. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen professional.
2.1.2 Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau
lebih dari suatu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat
memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi di masa yang akan
datang atau dalam jangka waktu yang panjang. Investasi menurut Jogiyanto
(1998:5) adalah sebagai berikut:
Investasi merupakan suatu penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efesien selama periode waktu tertentu. Investasi terbagi menjadi dua yaitu: investasi langsung dan investasi tak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain, sedangkan investasi tak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.
Pengertian investasi menunjukkan bahwa tujuan investasi adalah
meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang
akan datang. Pada umumnya para investor mempunyai sifat tidak menyukai
resiko (risk-aderse), yaitu apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan
investasi yang mempunyai risiko tinggi maka para investor tersebut akan
mensyaratkan tingkat keuntungan yang lebih besar. Semakin tinggi risiko
suatu kesempatan investasi, maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan
yang disyaratkan oleh investor. Konsep ini juga berlaku pada investasi dalam
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Saham adalah (1) tanda bukti penyertaan kepemilikan
modal/dana pada suatu perusahaan, (2) kertas yang tercantum dengan
jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai dengan hak dan
kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, (3) persediaan
yang siap untuk di jual (Fahmi :2011:85).
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum
dikenal oleh publik, yaitu saham biasa (common stock) dan saham
istimewa (preferred stock). Saham biasa (common stock) adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai
nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) di mana pemegangnya
diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau
tidak. Sedangkan saham istimewa (preferred stock) adalah surat
berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai
nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) di mana pemegangnya
akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan di
terima setiap kuartal (tiga bulanan).
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Ada beberapa jenis-jenis saham menurut Syahyunan (2004:15)
1. Dilihat dari cara pengalihannya saham dapat dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stock)
Di atas sertifikat ini saham tidak dituliskan nama pemiliknya.
Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang
lain karena sifatnya yang mirip dengan uang. Pemilik saham
atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya,
karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat
meminta gantinya.
b. Saham atas nama (registered stock)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara
pengalihannya harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu
dengan dokumen pengalihan dan kemudian nama pemiliknya
dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar
nama pemegang saham.
2. Ditinjau dari kinerja perdagangan saham dapat dikategorikan atas:
a. Blue-chip stocks, suatu saham biasa diklasifikasikan sebagai blue-chip apabila emitennya memiliki reputasi yang baik, yaitu
mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten
membayar dividen tunainya.
b. Income stocks, suatu saham bisa diklasifikasikan sebagai income stocks apabila emitennya mampu membayar dividen lebih tinggi
c. Growth stocks (well-know), suatu saham akan diklasifikasikan
sebagai growth stock (well-know) apabila emitennya merupakan
pemimpin di dalam industrinya, dan beberapa tahun terakhir
berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata.
d. Growth stocks (lesser known), suatu saham akan
diklasifikasikan sebagai growth stocks (lesser known), apabila
emitennya tidak menjadi pemimpin dalam industrinnya, namun
saham ini tetap memiliki ciri-ciri seperti growth stock
(well-know), yaitu mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari
pada penghasilan rata-rata tahun terakhir.
e. Speculative stocks adalah saham yang emitennya tidak bisa
secara konsisten mendapatkankan penghasilan dari tahun ke
tahun, tetapi emiten ini mempunyai potensi untuk mendapatkan
penghasilan yang baik di masa-masa mendatang meskipun
penghasilan itu belum tentu direalisasi.
f. Cylical stocks adalah saham yang mengikuti pergerakan situasi
ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum.
g. Defensive stocks adalah saham yang tidak terpengaruh oleh
pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara
umum.
2.1.3.3 Keuntungan Dan Resiko Invstasi Saham
Pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa
Fahmi (2011:88) terdapat beberapa keuntungan memiliki saham, di
antaranya adalah:
1. Memperoleh dividen yang akan diberikan pada setiap akhir tahun. 2. Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan
pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.
3. Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis saham biasa (common stock).
Selain memiliki keuntungan, investasi saham juga memiliki
resiko. Menurut harsono (2013:12), terdapat beberapa resiko memiliki
saham di antaranya adalah:
1. Capital loss, yaitu harga jual instrumen investasi lebih rendah dari
harga belinya.
2. Tidak ada pembagian dividen.
3. Resiko likuidasi, terjadi jika emiten bangkrut atau dilikuidasi. Kerugian terjadi jika nilai likuidasi perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kewajiban/utang dan jumlah total nilai saham yang ada.
4. Saham delisting dari bursa efek, adalah dihapusnya pencatatan (delisting) suatu saham dari papan bursa, sehingga investor tidak dapat menjual saham tersebut secara bebas di bursa.
2.1.4 Return saham
Return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan
individu dan instuisi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya
(Fahmi, 2011: 184). Return dapat berupa return realisasi dan return
ekspektasi. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah
terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Pada umumnya, nilai return yang sering digunakan adalah return
total. Return pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu capital gain/loss
dan yield. Capital gain merupakan selisih dari harga investasi sekarang
dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan presentase penerimaan kas
periodik terhadap harga investasi. Keuntungan ini biasanya diterima dalam
bentuk kas atau setara dengan kas sehingga dapat diuangkan dengan cepat.
Salah satu contoh yield adalah dividen (Jogiyanto, 2000:107). Dividen dapat
dihitung dengan menggunakan proksi laba per saham atau earning per share
(EPS).
Pengukuran return saham dalam penelitian ini berfokus pada
penelitian yang dilakukan oleh Banykhaled (2011) dan Pouraghajan (2013),
dimana return saham dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Return Saham (EPS) =
2.1.5 Rasio Keuangan
2.1.5.1 Pengertian Rasio Keuangan
Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering
digunakan investor untuk pengambilan keputusan investasi adalah
kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini mencerminkan
kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diperoleh dari laporan
suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian
tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan
selama satu periode waktu tertentu. Disamping itu penilaian kinerja
keuangan juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan
atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja
keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara
melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio
keuangan. Rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan
keuangan yang menunjukan indikator kesehatan keuangan pada periode
tertentu (Harianto dan Sudomo dalam Sembiring (2014).
Menurut pendapat Munawir (2002:37) dalam Lubis (2013),
“analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Artinya
berdasarkan data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari
neraca, laporan laba-rugi, maupun kedua-keduanya dapat di hitung
bermacam-macam jenis rasio yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan hidup
perusahaan.
Berdasarkan pengertian analisis rasio keuangan tersebut jelas
bahwa, analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang lazim
hanya membandingkan antar pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan.
2.1.5.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Pada umumnya terdapat dua macam rasio standar yang umum
dipergunakan dalam keuangan. Pertama adalah rasio yang sama dari
suatu laporan keuangan dari tahun-tahun yang lampau. Yang kedua
yaitu rasio dari korporasi lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan korporasi perusahaan yang dianalisis. Standar rasio yang kedua
ini lazim disebut rata-rata rasio industri (Tampubolon, 2004:35).
Menurut Tampubolon (2004: 35) Rasio keuangan dibagi dalam
lima kategori dasar, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio hutang,
rasio profitabilitas, dan rasio pasar.
Rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio hutang terutama untuk
mengukur resiko. Rasio profitabilitas mengukur hasil. Rasio pasar
mengukur sekaligus hasil dan resiko (Sundjaja, 2003:131). Di dalam
penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga rasio keuangan saja
sebagai variabel penelitian yaitu rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan
rasio pasar.
2.1.5.2.1 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas ini menunjukkan keberhasilan
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini terdiri
assets, return on asset, return on equity, dan operating ratio
(Ang, 1997 dalam Savitri 2012).
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan
adalah net profit margin (NPM). Net profit margin merupakan
rasio antara laba bersih setelah pajak (net income after tex)
terhadap total penjualan (sales). Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya
terhadap total penjualan yang dicapai perusahaan. Jadi kinerja
keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas
penjualan semakin meningkat, maka hal ini akan berdampak
pada meningkatnya pendapatan yang akan diterima oleh para
pemegang saham. Net profit margin semakin meningkat
menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan
keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham akan
meningkat pula.
Net profit margin dapat diformulasikan sebagai berikut
(Ang, 1997 dalam Savitri 2012):
NPM =
Keterangan:
NPM : Net Profit Margin
NIAT : Net Income After Tax
Dengan semakin meningkatnya keuntungan (laba bersih
setelah pajak) akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk
capital gain maupun dividen gain yang diterima oleh pemegang
saham semakin besar. Dengan demikian para investor atau calon
investor lain akan tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam
perusahaan tersebut.
2.1.5.2.2 Rasio Aktivitas
Ratio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumber-sumber daya sebagaimana digariskan
oleh kebijaksanaan perusahaan. Ratio-ratio ini menyangkut
perbandingan antara penjualan bersih dengan berbagai investasi
dalam aktiva-aktiva. Rasio-rasio aktivitas ini menganggap
bahwa suatu perbandingan yang “layak” haruslah ada, antara
penjualan dan berbagai aktiva tersebut, seperti persediaan,
piutang, aktiva tetap dan lainnya (Husnan, 1988:210). Menurut
(Pandji dan Piji (2001:111) dalam Lubis 2013) ratio aktivitas
meliputi : perputaran persediaan (inventory turnover), periode
pengumpulan piutang (average collection period), perputaran
aktiva tetap (fixed asset turnover), dan perputaran total aktiva
(total asset turnover).
Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan
adalah total asset turnover. Total asset turnover adalah
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Pada umumnya,
semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan
aktiva tersebut (Atmaja (2004:268) dalam Lubis 2013).
Secara matematis nilai Total Asset Turnover (TAT)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
TAT =
Ketika penjualan pada posisi yang tinggi maka
perusahaan akan mengharapkan laba yang tinggi pula. Nilai
total asset turnover yang semakin besar menunjukkan nilai
penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh juga
semakin besar (penelitian Sembiring, 2014).
2.1.5.2.3 Rasio Pasar
Rasio ini menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu
menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin
berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham
(penelitian Mariati Munte, 2009).
Dalam penelitian ini rasio pasar yang digunakan adalah
price to book value (PBV). Apabila perusahaannya berjalan
dengan baik, umumnya rasio PBV-nya mencapai di atas satu,
bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan
dinilai oleh para pemodal.
Secara matematis price to book value (PBV) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
PBV =
Beberapa keunggulan price to book value (PBV)
(penelitian Masrida Girsang, 2013):
1. Nilai buku memberikan nilai yang relatif stabil dan dapat
dibandingkan dengan harga pasar.
2. PBV rasio dapat diperbandingkan antar
perusahaan-perusahaan yang menggunakan standar akuntansi yang
sama.
3. Perusahaan dengan negative earning tidak dapat dinilai
dengan PER tetapi dapat dinilai dengan menggunakan
PBV rasio.
2.1.6 Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total asset, log
size, nilai pasar saham dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya
terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan
menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan
yang memiliki total asset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah
mencapai tahap kedewasaan di mana dalam tahap ini arus kas perusahaan
sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang relatif lama. Selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif
stabil dan mampu menghasilkan laba dibanding dengan perusahaan dengan
total asset yang kecil (Daniati & Suhairi, 2006:53) dalam Tiara).
Sedangkan menurut (Suad, 1998 dalam Aryati 2011) ukuran
perusahaan menunjukkan indikator besar kecilnya perusahaan. Ukuran
perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, total penjualan dan
kapitalisasi pasar. Total aktiva merupakan faktor penting dalam pembentukan
laba yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang tercermin dari total
aktiva cenderung berpengaruh negatif terhadap return saham. Hal tersebut
berkaitan dengan faktor resiko dari total aktiva yang besar dari rasio hutang
yang tinggi. Selain itu, ada kecendrungan perusahaan kecil memperoleh
tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan perusahaan besar.
Ukuran perusahaan turut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Perusahaan yang besar akan lebih dikenal masyarakat sehingga lebih mudah
mendapatkan informasi mengenai perusahaan tersebut. Kemudahan
memperoleh informasi akan meningkatkan kepercayaan investor dan
mengurangi faktor ketidakpastian yang berarti resiko lebih kecil dan return
ekspektasi lebih rendah. Ukuran perusahaan dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penenlitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai
rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham. Di mana masing-
masing penelitian mempunyai variabel independen yang berbeda-beda dari tahun
ke tahun dan penelitian tersebut biasanya selalu bervariasi sesuai dengan
kebutuhan sipeneliti (menambah atau mengembangkan penelitian yang sudah ada
sebelumnya dengan objek perusahaan yang berbeda dan periode penelitian yang
berbeda). Berikut penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham, di antaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2014) dengan judul “Analisis
pengaruh BETA dan rasio keuangan terhadap return saham Indeks kompas 100”.
Metode analisis yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti
current ratio (CR), debt equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), earning per share (EPS) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham
indeks kompas 100. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel debt equity ratio
(DER), total asset turnover (TAT), earning per share (EPS) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham indeks.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013) yang berjudul
“Pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi return saham pada perusahaan real
estate dan property yang terdaftar di BEI”. Hasil analisis menunjukan bahwa
bahwa dari beberapa faktor-faktor fundamental dari rasio likuiditas (CR), rasio
simultan berpengaruh negatif terhadap return saham. Secara parsial menunjukkan
hanya rasio profitabilitas (ROA) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap
return saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Nandika (2010) yang berjudul “Pengaruh
price to book value dan return on equity terhadap return saham pada industri real estate dan property di BEI”. Metode yang digunakan adalah purposive sampling
dan model statistik yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil analisis
menunjukkan bahwa price to book value (PBV) dan return on equity (ROE)
secara simultan dan parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian yang dilakukan Putri (2012) yang berjudul “Analisis pengaruh
ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham pada industri real estate
dan property yang terdaftar di BEI periode 2007-2009”. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dan teknik statistik yang digunakan adalah
regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan regresi parsial. Hasil
analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan seperti return
on asset (ROA), earning per share (EPS), net profit margin (NPM), debt equity ratio (DER) dan price to book value (PBV) secara simultan terbukti signifikan
berpengaruh terhadap return saham. Secara parsial hanya debt equity ratio (DER)
dan price to book value (PBV) yang berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Munte (2009) yang berjudul “Pengaruh
faktor fundamental terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang
linier berganda (Multiple Linier Regression). Hasil analisis menunjukkan bahwa
faktor-faktor fundamental perusahaan seperti current ratio (CR), return on equity
(ROE), cash flow from operation to debt (CFOD), price to book value (PBV) dan
ukuran perusahaan (SIZE) secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel return on equity yang
berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel lainnya tidak
[image:38.595.113.515.369.748.2]berpengaruh.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama ,Tahun & Judul
Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Sembiring (2014) Analisis pengaruh BETA dan Rasio Keuangan terhadap
Return saham Indeks
Kompas 100
Variabel Independen: Beta, curren
ratio(CR) , Debt to equity ratio (DER), Total Asset turnover
(TAT), Equity per
share.
Variabel Dependen:
Return saham
Debt to equity ratio
(DER), total asset
turnover (TAT) dan equity per share
berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan current
ratio (CR) dan Beta
tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
2 Lubis (2013) Pengaruh Rasio Keuangan dalam memperidiksi Return saham pada perusahaan
real estate dan property
yang terdaftar di BEI
Variabel Independen:
Return on equity
(ROA), debt to equity
ratio (DER), current ratio (CR), total asset turnover (TAT).
Variabel Dependen:
Return saham
Return on asset
(ROA) dan total asset
turnover (TAT)
berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan debt to
equity ratio (DER)
dan current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap
No Nama ,Tahun & Judul
Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3 Nandika (2010)
Pengaruh Price to book
value (PBV) dan return on equity (ROE)
terhadap Return saham pada industri real estate dan property di BEI
Variabel Independen:
Price to booke value
(PBV) dan return on
equity (ROE)
Variabel Dependen:
Return saham
Price to book value
(PBV) dan return on
equity (ROE) tidak
berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap return saham.
4 Putri (2012) Analisis pengaruh ROA, EPS, NPM, DER, dan PBV terhadap Return saham pada industri real estate dan property yang terdaftar di BEI periode 2007-2009
Variabel Independen:
Return on asset
(ROA), earning per
share (EPS), net profit margin (NPM), debt to equity ratio (DER)
dan price to book
value (PBV)
Variabel Dependen:
Return saham
Debt to equity ratio
(DER) dan price to
book value (PBV)
yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan
earning per share
(EPS), net profit
margin (NPM), return on asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
5 Munte (2009) Faktor Fundamental Pengaruh Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manu-faktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Independen:
Current ratio (CR), return on equity
(ROE), cash flow from
operating to debt
(CFOD), price book
value (PBV), ukuran
perusahaan (SIZE).
Variabel Dependen:
Return Saham
Return on equity
(ROE) berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan current
ratio (CR), cash flow from operating to debt
(CFOD), price book
value (PBV), ukuran
6 Savitri (2012) Analisis pengaruh ROA, NPM, EPS dan PER terhadap
Return saham pada
perusahaan Manufaktur
sector Food and Beverages periode
2007-2010
Variabel Independen:
Return on asset
(ROA), net profit
margin (NPM),
earning per share
(EPS), price earning
ratio (PER).
Variabel Dependen:
Return saham
Earning per share
(EPS) dan price
earning ratio (PER)
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
return saham.
Sedangkan return on
asset (ROA) tidak
mempunyai pengaruh yang positif dan tidak signifikan dan net
profit margin (NPM)
mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah
penting. Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan
sebagai tempat peneliti untuk memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Penelitian ini membahas mengenai rasio keuangan dan ukuran perusahaan dalam
mempengaruhi return saham dan manakah yang signifikan. Berdasarkan
informasi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kerangka konseptual yang
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Gambar 2.1 mengindikasikan bahwa net profit margin (X1), total asset
turnover (X2), price to book value (X3) dan ukuran perusahaan (X4)
mempengaruhi return saham (Y), baik secara parsial maupun simultan. Penjelasan
detail mengenai pengaruh bahwa net profit margin (NPM), total asset turnover
(TAT), price to book value (PBV) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
return saham ialah sebagai berikut:
1. Net profit margin (NPM)
Merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (net income after tex)
terhadap total penjualan (sales). Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap total penjualan
yang dicapai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri (2012)
membuktikan bahwa net profit margin (NPM) secara parsial berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Net Profit Margin (X1)
Total asset turnover (X2)
Price to book value (X3)
Ukuran perusahaan (X4)
Return Saham (Y)
H1
H2
H4
H3
2. Total asset turnover (TAT)
Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Pada umumnya, semakin
tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut
(Atmaja (2004:268) dalam Lubis 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Sembiring (2014) dan Lubis (2013) membuktikan bahwa total asset
turnover (TAT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
3. Price to book value (PBV)
Apabila perusahaannya berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya
mencapai di atas satu, yang menunjukan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi
perusahaan dinilai oleh para pemodal. Penelitian yang dilakukan oleh Putri
(2012) membuktikan bahwa price to book value (PBV) secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
4. Ukuran perusahaan (SIZE)
Ukuran perusahaan menunjukkan indikator besar kecilnya perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan total aktiva, total penjualan
dan kapitalisasi pasar. Total aktiva merupakan faktor penting dalam
pembentukan laba yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan yang
tercermin dari total aktiva cenderung berpengaruh negatif terhadap return
besar dari rasio hutang yang tinggi. Selain itu, ada kecendrungan
perusahaan kecil memperoleh tingkat keuntungan yang lebih besar
dibandingkan perusahaan besar. Ukuran perusahaan turut menentukan
tingkat kepercayaan investor. Perusahaan yang besar akan lebih dikenal
masyarakat sehingga lebih mudah mendapatkan informasi mengenai
perusahaan tersebut. Kemudahan memperoleh informasi akan
meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian
yang berarti resiko lebih kecil dan return ekspetasi lebih rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Tiara yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan yang sedang
diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis adalah
instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara empiris
(Idrus, 2009:18). Jadi, hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan
adanya hubungan tertentu antar dua variabel atau lebih. Hipotesis ini bersifat
sementara, dalam arti dapat diganti dengan hipotesis lain yang lebih tepat dan
lebih benar berdasar pengujian. Ada beberapa persyaratan dalam merumuskan
suatu hipotesis menurut Idrus (2009:53) antara lain sebagai berikut:
1. Dirumuskan dalam kalimat berita.
3. Dirumuskan secara operasional. Dengan pengertian bahwa hipotesis
sebaiknya ditulis sealur dengan rumusan masalah yang ada, karena
hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang akan
diteliti.
Selain itu pendapat lain dalam merumuskan hipotesis yang perlu
dipertimbangkan menurut Siregar (2010 : 152) antara lain sebagai berikut:
a. Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena atau mengekspresikan hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan hubungan/pengaruh seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel untuk dikaji.
b. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna, tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna.
c. Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasionalisasi yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis
dari penelitian ini adalah:
H1 : Net profit margin (NPM) berpengaruh terhadap return saham
H2 : Total asset turnover (TAT) berpengaruh tehadap return saham
H3 : Price to book value (PBV) berpengaruh terhadap return saham
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return saham
H5 : Net profit margin (NPM), Total asset turnover (TAT), Price to book
32 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono (2007:30)
desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat
antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(variabel yang dipengaruhi).
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Food and
Beverages yang ada terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kriteria yang telah di tentukan, yaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan
Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
dikeluarkan (delisting) selama periode 2009-2013.
2. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages tersebut mempublikasikan
laporan keuangannya secara lengkap selama periode 2009-2013.
3. Perusahaan-perusahaan Food and Beverages tersebut tidak mengalami
Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 perusahaan makanan dan
minuman. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 9 perusahaan
[image:46.612.137.506.215.637.2]yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk √ √ √ 1
2 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk √ × √ -
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ × √ -
4 DAVO Davomas Abadi Tbk √ √ × -
5 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ 2
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 3
7 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ 4
8 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 5
9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ 6
10 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ 7
11 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ 8
12 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ 9
13 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk × √ √ -
14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
× × √ -
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kode Nama perusahaan
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk 2 DLTA Delta Djakarta Tbk
3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
4 MYOR Mayora Indah Tbk
5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 6 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
7 SKLT Sekar Laut Tbk
8 STTP SiantarTop Tbk
9 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Sumber :
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun data
sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan
setiap tahun 2009-2013. Data didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang
diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) ya
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data
yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal,
buku, skripsi dan tesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain
berupa laporan keuangan perusahaan dan situs internet.
3.5. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan oleh peneliti meliputi variabel independen (bebas)
dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak (net income after tax) tehadap total penjualan (sales). Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan bersihnya terhadap
total penjualan yang dicapai perusahaan.
b. Total Asset Turnover (TAT)
Total asset turnover adalah kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau
c. Price To Book Value (PBV)
Apabila perusahaannya berjalan dengan baik, umumnya rasio PBV-nya
mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi
perusahaan dinilai oleh para pemodal.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala di mana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva,
log size, nilai pasar saham dan lain-lain.
2. Variabel Dependen (Y). Variabel dependen merupakan variabel terikat dan
menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah return saham.
Berdasarkan hal tersebut, maka variable-variabel yang akan diteliti dalam
[image:49.612.117.594.540.693.2]penelitian ini dapat di identifikasikan dan diukur seperti pada tabel 3.2
Tabel 3.3
Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel
Defenisi operasional
Rumus Skala
Return Saham
(Y)
Return saham
merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi
Variabel
Defenisi operasional
Rumus Skala
Net Profit Margin (X1)
Perbandingan antara net income after tax terhadap total penjualan (sales)
NPM = x 100% Rasio
Total Asset Turnover
(X2)
Tingkatan efisiensi penggunaan seluruh aktiva untuk menghasilkan suatu tingkatan penjualan
TAT = x 100% Rasio
Price To Book Value
(X3)
Merupakan perbandingan harga pasar suatu saham dengan nilai buku per lembar saham
PBV = x 100% Rasio
Ukuran Perusahaan
(X4)
Ukuran perusahaan merupakan besar (ukuran) yang dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar.
3.6. Metode Analisis Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu
dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterprestasikan data yang diperoleh
sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah
yang dihadapi. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model regresei berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for v.20. Ada
dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik
dan pengujian hipotesis.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi
linier beganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari
penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas,
heteroskedastisitas, autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
3.6.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi
linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006 dalam Putri 2012). Alat
analisis yang digunakan dalam uji ini adalah dengan analisis grafik untuk
data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu bisa juga melalui uji
analisis statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov atau biasa
disingkat K-S. Uji K-S di buat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila sig > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal (Ho
diterima), sebaliknya bila sig < 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data
tidak normal (Ha diterima).
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
bebas (Ghozali, 2006 dalam Putri 2012). Untuk mengetahui ada atau
tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dan tolerance value. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan
batas dari VIF adalah 10.
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinieritas adalah :
Ho : Tidak terjadi multikolinieritas
Bila VIF > 10 atau tolerance value < 0,10 maka terjdi
multikolinieritas (Ha diterima), sebaliknya apabila VIF < 10 atau tolerance
value > 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ho diterima).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dan jika varians dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006 dalam Putri 2012). Ada atau tidak
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu
Y’ adalah Y yang diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di studentized (Ghozali, 2006 dalam Putri 2012).
Selain itu menggunakan analisis grafik, pengujian heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan uji Glejser. Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai
absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika profitabilitas signifikansinya di
atas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengtahui apakah dalam suatu
model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). A