ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN RIORITAS
MASALAH KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN:
NYERI AKUT DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN
HARJOSARI II KECAMATAN
MEDAN AMPLAS
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh:
EWI NORA NOPWI MANIK
122500089
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program pendidikan ahlimadya keperawatan di Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, Ns., MNS, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan sebagai pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, tenaga serta pikiran
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS, selaku Wakil Dekan III
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Mula Tarigan, S.Kp., M.Kes, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
7. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp., M.Pd, selaku dosen penguji saya yang
telah meluangkan waktu dan yang telah memberi saran untuk
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
8. Terkhususnya kepada orangtua saya tercinta, Ibu (E.Silalahi) yang selalu
memberikan dukungan moril maupun materi dengan penuh kasih
sayangbegitu juga kepada abang saya (Kardi Manik dan Jerry Manik) dan
juga kepada kakak saya (Maria Manik dan Yenni Manik) yang selalu
memberi dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara khususnya Program Studi DIII Keperawatan stambuk 2012 yang
telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan
penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Tujuan Penulisan... 4
C. Manfaat... 5
BAB II PENGELOLAAN KASUS... 6
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar RasaNyaman: Nyeri Akut ... 6
1. Pengkajian... 10
2. Analisa Data... 12
3. Rumusan Masalah... 13
4. Diagnosa Keperawatan... 14
5. Perencanaan Keperawatan... 15
B. Asuhan Keperawatan Kasus... 16
a. Pengkajian... 16
c. Rumusan Masalah... 28
d. Diagnosa Keperawatan... 31
e. Perencanaan Keperawatan... 31
f. Implementasi dan Evaluasi... 32
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... 40
A. Kesimpulan... 40
B. Saran... 41
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah
keperawatan... 22
Tabel 2.2 Diagnosa keperawatan dan perencanaan... 25
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi
bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus
memperhatikan keseluruhan aspektersebut. Ketika klien yang dirawat di rumah
sakit perawat harus dapat memberikan perhatian bukan hanya pada aspek
biologis, tetapi juga pada aspek psiko-sosio-spritual-kultural. Sebagai seorang
perawat harus mempunyai keyakinan bahwa klien yang dirawatnya bisa
bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhannya, dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya, terus-menerus menghadapi perubahan lingkungan, dan
berusaha beradaptasi dengan lingkungan (Asmadi, 2008).
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan manusia. Walaupun setiap orang mempunyai
sifat kebutuhan yang unik, tetapi setiap orang mempunyai jenis kebutuhan dasar
manusia yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan
tingkat kesehatan dan posisi seseorang pada rentang sehat-sakit. Kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat
memberikan perawatan (Potter & Perry, 2005).
Hierarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow ada lima tingkatan
prioritas.Tingkatan yang paling mendasar atau yang pertama meliputi kebutuhan
psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki,
termasuk persahabatan, hubungan sosial, dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan
percaya diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang
akhir adalah kebutuhan aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh
potensi dan memiliki kemampuan untuk memecahakan masalah dan mengatasinya
dengan cara realistis yang berhubungan dengan situasi hidup.
Kebutuhan fisiologis memiliki perioritas tertinggi dalam hierarki Maslow.
Seorang individu yang memiliki beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi secara
umum lebih dulu mencari pemenuhan kebutuhan fisiologi (Maslow, 1970).
Misalnya, seseorang yang kekurangan makanan,keselamatan, dan cinta biasanya
mencari makanan sebelum mencari cinta. Kebutuhan fisiologis merupakan hal
yang perlu atau penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan: oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat,
dan seks (Potter & Perry, 2005).
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat
dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh.
Sebagai syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak terpenuhi. Jika tidak, ini
dapat berpengaruh terhadap kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dapat mangalami ketidaknyamanan
atau bahkan kematian. Peran perawat disini adalah membantu klien memenuhi
kebutuhan fisiologis mereka. Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi oksigen, air,
makanan, eliminasi, istirahat dan tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh,
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Medan Amplas diperoleh data
yang menunjukkan bahwa masalah gangguan rasa nyaman (nyeri) mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan dasar pasien diantaranya mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman, tidur dan nutrisi.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) merupakan kondisi perasaan tidak
menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam skala hal atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
Diagnosa Keperawatan yang disepakati oleh Nanda internasional
(2012-2014). Diagnosa Nyeri termasuk kedalam kelas 1 yaitu keyamanan fisik yang
merupakan rasa kesejahteraan atau kenyamanan dan terbebas dari rasa nyeri.
Kenyamanan menjadi domain yang ke-12 dari 13 domain yang terdiri dari 3 kelas.
Setiap individu membutuhkan rasa nyaman, kebutuhan rasa nyaman ini
dipersepsikan berbeda pada setiap orang. Ada yang mengepresikan bahwa hidup
terasa nyaman bila tidak ada gangguan dalam hidupnya. Dalam konteks
keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman.
Gangguan rasa nyaman yang dialami klien diatasi perawat melalui intervensi
keperawatan. Kondisi ketidaknyaman yang paling sering dihadapi klien adalah
nyeri. Nyeri merupakan sensasi ketidaknyaman yang bersifat individual. Klien
merespon nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya berteriak,
meringis dan lain-lain. Oleh kerena nyeri bersifat, maka perawat harus peka
Untuk itu kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman (nyeri) harus di
perhatikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis
Ilmiah terkait Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri Akutpada Ny.N di Medan Amplas.
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien Ny.N dengan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri Akut
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.N dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri akut
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.N dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri akut
c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.N
dengan gangguan rasa nyaman: nyeri akut
d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny.N dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri akut
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.N dengan
gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
C. Manfaat Penelitian
Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah
wawasan dalam memahami penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya bagi
pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman: nyeri akut.
3. Bagi Pasien dan Keluarga
Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman.
4. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan rasa nyaman:
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut
Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005), nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh
stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus
nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan/atau mental, sedangkan
kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seseorang
individu.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual. Dikatakan bersifat individual karena respons individu terhadap sensasi
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal tersebut
menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien (Asmadi, 2008).
Menurut Hidayat (2009) nyeri merupakan kondisi perasaan tidak
menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada
setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelakan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami.
1. Pengkajian
Menurut NIH (1986), McGuire (1992), dalam Potter dan Perry (2005),
Pengkajian nyeri yang tepat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk
menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang
cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Walaupun
pengkajian nyeri merupakan salah satu pengkajian yang sulit dilakukan. Perawat
harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. Penting untuk
menginterpretasi secara cermat tanda-tanda nyeri mengingat komponen fisik dan
psikologis dari suatu nyeri mempengaruhi reaksi klien terhadap nyeri.
Saat mengkaji nyeri, perawat harus sensitif terhadap tingkat kenyamanan
klien. Apabila nyeri bersifat akut atau parah, ada kemungkinan klien dapat
memberi penjelasan yang terinci tentang pengalaman nyerinya secara
keseluruhan. Selama episode nyeri akut, tindakan perawat yang utama adalah
mengkaji perasaan klien, menetapkan respon fisiologi klien terhadap nyeri dan
lokasi nyeri, tingkat keparahan, dan kualitas nyeri. Untuk klien yang mengalami
nyeri kronik, cara pengkajian yang paling baik adalah dengan memfokuskan
pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif, perilaku dari pengalaman
nyeri dan pada riwayat nyeri tersebut atau konteks nyeri tersebut.Pengkajian nyeri
yang dilakukan meliputi pengkajian data subjektif dan data objektif.
1. Data subjektif
a) Karakteristik Nyeri dengan menggunakan metode P, Q, R, S, T
diantaranya faktor pencetus (provocate) yaitu perawat mengkaji
tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal
ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang
mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri
psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien
dan menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat mencetuskan
Kualitas (Quality) yaitu kualitas nyeri merupakan sesuatu yang
subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien
mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul,
berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk dan
lain-lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam
melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.
Lokasi (Region) yaitu untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat
meminta klien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang
dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk melokalisasi nyeri lebih
spesifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah
nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit
apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
Keparahan (Severe) yaitu tingkat keparahan pasien tentang nyeri
merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini
klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai
nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak ada nyeri nyeri sedang nyeri berat
Durasi (Time) yaitu perawat menanyakan pada pasien untuk
menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat
menanyakan: „kapan nyeri mulai dirasakan?‟, „sudah berapa lama
yang sama setiap hari?‟,‟seberapa sering nyeri kambuh?‟ atau dengan
kata-kata lain yang semakna.
b) Faktor yang meredakan nyeri, misalnya gerakan, kurang bergerak,
pengerahan tenaga, istirahat, obat-obatan bebas, dan apa yang
dipercaya pasien dapat membantu mengatasi nyerinya.
c) Efek nyeri terhadap klien. Apabila klien mengalami nyeri maka
perawat perlu mengkaji kata-kata yang diucapkan, respon verbal
(meringis, menangis), gerakan wajah dan tubuh (meringis sambil
mengguling ke kanan, melindungi area nyeri), interaksi sosial klien,
dan aktivitas klien.Pada aktivitas sehari-hari nyeri menyebabkan klien
kurang mampu berpartisipasi dalam aktivitas rutin.Seperti pada
kehidupan sehari-hari, misalnya tidur, nafsu makan, konsentrasi,
interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja, dan
aktivitas-aktivitas santai.
d) Kekhawatiran klien tentang nyeri. Dapat meliputi berbagai masalah
yang luas, seperti beban ekonomi, prognosis, pengaruh terhadap peran
dan perubahan citra diri.
2. Data objektif
a) Respon perilaku
Respon perilaku yang ditunjukkan klien yang mengalami nyeri
bermacam-macam. Perawat perlu belajar dan mengenal berbagai
respon perilaku tersebut untuk memudahkan dan membantu dalam
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa ditunjukkan oleh pasien
antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit,
menopang bagian nyeri yang sakit, menggeretakkan gigi,
menunjukkan ekspresi wajah meringis, mengerutkan alis, ekspresi
verbal menangis, mengerang, mengaduh, menjerit, meraung.
b) Respon Afektif
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat di
dalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan rasa
nyeri. Ansietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada
pasien seperti: „apakah anda saat ini merasakan cemas?‟. Selain itu
juga adanya depresi, ketidaktertarikan pada aktivitas fisik dan perilaku
menarik diri dari lingkungan perlu diperhatikan.
2. Analisa data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
pasien, kemampuan pasien mengelolah kesehatan terhadap dirinya sendiri. Data
fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap pasien.
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencananakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
pasien.
Pengumpulan data tujuannya adalah memperoleh informasi tentang keadaan
kesehatan pasien, menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien,
menilai keadaaan kesehatan pasien, membuat keputusan yang tepat menentukan
langkah-langkah berikutnya.
Tipe data terbagi dua, yaitu data subyektif dan data objektif. Data subyektif
adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bsa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide pasien terhadap status kesehatan lainnya.
Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, berat
badan, dan tingkat kesadaran.
Menurut Wilkinson dan Ahren (2011), menyatakan bahwabatasan
karakteristik untuk diagnosa keperawatan nyeri akut dan nyeri kronis dibagi
menjadi data subjektif dan data objektif.
Data subjektif untuk nyeri akut adalah mengungkapkan secara verbal atau
melaporkan nyeri dengan isyarat dan Data objektif adalah Posisi untuk
menghindari nyeri, perubahan tekanan darah, pernafasan, perubahan selera
makan, perilaku distraksi (misalnya, mondar-mandir, mencari orang atau
berlebihan, peka terhadap ransang, dan menghela nafas panjang), wajah topeng
(nyeri), perilaku menjaga atau sikap melindungi dan gangguan tidur
Data subjektif untuk nyeri kronis adalah keletihan, takut kembali terluka,
dan Data objektif adalah anoreksia, perubahan pola tidur, wajah topeng, perilaku
melindungi, penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah, dan perubahan berat
badan.
3. Rumusan masalah
a) Nyeri akut
Defenisi: pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for
the study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6
bulan.
Batasan karakteristik:
a. Perubahan selera makan
b. Perubahan tekanan darah
c. Perubahan frekuensi jantung
d. Perubahan frekuensi pernapasan
e. Laporan isyarat
f. Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis,
g. Masker wajah (mis, mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
h. Sikap melindungi area nyeri
i. Indikasi nyeri yang dapat diamati
j. Melaporkan nyeri secara verbal
k. Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan:
Agens cedera (mis, biologis, zat kima, fisik, psikologis)
b) Nyeri kronis
Defenisi: pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan
dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of
Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga
berat, terjadi yang dapat diantispasi atau diprediksi berlangsung >6 bulan.
Batasan karakteristik:
a. Anoreksia
b. Atrofi kelompok otot yang terserang
c. Perubahan pola tidur
d. Skala keluhan
e. Depresi
f. Masker wajah
g. Takut terjadi cedera berulang
j. Gelisah
k. Penurunan interaksi dengan orang lain
Faktor yang berhubungan:
a. Ketunadayaan fisik kronis
b. Ketunadayaan psikososial kronis
4. Diagnosa keperawatan
Terdapat dua diagnosa keperawatan utama yang dapat digunakan untuk
menggambarkan nyeri pada klien yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Menurut
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 2012), nyeri akut
didefenisikan sebagai „suatu pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan jaringan yang bersifat aktual
maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun lambat, dan intensitas yang
ringan sampai berat, dapat diprediksi untuk berakhir dan durasi kurang dari enam
bulan‟ (NANDA, 2012). Nyeri kronis didefenisikan sebagai „suatu pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari kerusakan
jaringan yang bersifat aktual maupun potensial, dengan onset tiba-tiba ataupun
lambat, dari intensitas yang ringan sampai berat, tidak dapat diprediksi
berakhirnya dan durasi lebih dari enam bulan‟ (NANDA, 2012).
5. Perencanaan keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, menurut Wilkinson dan
Ahren (2011),intervensi keperawatan pada pasien dengan diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
Intervensi Keperawatan
a) Kaji nyeri yang meliputi lokasi, awitan dan durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya.
b) Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada
mereka yang tidak mampu berkomunikasi efektif.
c) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
d) Ajarkan penggunaan tehnik nonfarmakologis (misalnya, hipnosis,
relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi
bermain, terapi aktivitas, kompres hangat atau dingin, dan masase
sebelum, setelah dan jika memungkinkan selama aktivitas yang
menimbulkan nyeri.
e) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri
dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan melalui
televisi, radio, tape dan interaksi dengan pengunjung.
f) Kendalikan faktor lingkungan yang dapat memengaruhi respon
pasien terhadap ketidaknyamanan (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, dan kegaduhan).
2. Nyeri Kronis
Intervensi Keperawatan
b) Tentukan dampak pengalaman nyeri pada kualitas hidup (misalnya,
tidur, selera makan, aktivitas, kognisi, alam perasaan, hubungan,
kinerja, dan tanggungjawab peran)
c) Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan
nyeri (misalnya, tehnik relaksasi, dan masase punggung).
d) Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri
e) Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk peredaan nyeri
Menurut Potter dan Perry (2005), intervensi keperawatan dengan diagnosa
nyeri kronis adalah:
Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional Tujuan: klien secara
aktif akan
berpartisipasi dalam rencana pelaksanaan nyeri
Kriteria hasil: klien mempertahankan dan pada klien tentang efek samping yang
diharapkan, cara pemecahan untuk nyeri akut
2. Minta klien utuk memilih terapi yang telah mengatasi nyerinya di waktu lampau (misalnya, distraksi selama permainan kartu, berbaring di tempat tidur dengan posisi
semi-fowler
3. Minta klien untuk menyelesaikan catatan tentang nyeri yaitu tipenya, menggunakan tindakan pengontrol nyeri, dan memperoleh penghilang nyeri
1. Obat transdermal menghindari absorbsi gastroinstestinal. Obat diindikasikan bagi klien yang mengalami nyeri yang konstan.
2. Kontrol diri menunjukkan
kemampuan seseorang untuk menentukan keadaan dengan cepat melalui tindakannya.
3. Pencatatan
pengalaman nyeri dan tindakan mengatasi nyeri akan
meningkatkan kontrol persepsi klien
melakukan masase punggung dengan usapan lembut
B.Asuhan Keperawatan Kasus a. Pengkajian
I. Biodata pasien
Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 32 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bajak II, Kel. Horjasari II, Kec. Medan
Amplas
Golongan darah : O
Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015
II. Keluhan Utama
Pasien mengeluh adanya nyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk ± 1 minggu,
tidurnya terganggu, nafsu makan berkurang, adanya mual dan ingin muntah
ketika mau makan dan setelah makan.
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocative/palliative
Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Pasien mengatakan minum obat
dan beristirahat
b. Quantity/quality
Bagaimana dirasakan : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
Bagaimana dilihat : Pasien terlihat meringis menahan nyeri
c. Region
Dimana lokasi : diabdomen kuadran kiri atas
Apakah menyebar : Pasien mengatakan tidak menyebar
d. Severty
Pasien mengatakan penyakitnya sangat menganggu aktivitas seperti
melakukan pekerjaan rumah
e. Time
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terus menerus, tetapi rasa
nyeri meningkat ketika pasien selesai makan.
IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak ada mengalami penyakit lain selain asam
lambung.
b. pengobatan/ tindakan yang dilakukan
Pasien mengatakan berobat kerumah sakit.
c. Pernah dirawat/ dioperasi
d. Lama dirawat
Pasien mengatakan dirawat di RS Mitra Sejati selama 1 minggu, pada
bulan September 2014.
e. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada mengalami alergi.
f. Imunisasi
Pasien mengatakan mendapat imunisasi lengkap.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Orang tua
Pasien mengatakan orang tua (ibu) mempunyai penyakit DM.
b. Saudara kandung
Pasien mengatakan kakak kandungnya mempunyai penyakit DM.
c. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan penyakit keturunan dari keluarga yaitu DM.
d. Anggota keluarga yang meninggal
Pasien mengatakan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
e. Penyebab meninggal
Pasien mengatakan ibunya meninggal karena penyakit DM pada usia 58
tahun.
VI. Riwayat Keadaan Psikososial
Pasien mengatakan penyakit yang dialami sekarang sama dengan gejala
penyakit yang dirasakan pasien 9 bulan yang lalu ketika pasien masuk
rumah sakit.
b. Konsep Diri
Gambaran diri :Pasien mengatakan menyukai semua anggota
tubuhnya.
Ideal diri :Pasien mengatakan ingin menjadi seorang ibu yang
baik.
Harga diri :Pasien merasa tidak maksimal merawat diri dan
keluarganya .
Peran diri :Pasien mengatakan tidak maksimal menjadi seorang
istri dan ibu yang baik dalam keluarga.
Identitas :Pasien adalah seorang istri dan ibu anaknya.
c. Keadaan emosi
Pasien mengatakan dapat mengontrol emosinya dengan baik.
d. Hubungan sosial
Orang yang berarti: Pasien mengatakan orang yang berarti dan
berpengaruh dalam hidupnya yaitu suami dan anak-anaknya.
Hubungan dengan keluarga: Baik, keluarga tetap menemani, merawat
dan menjaga pasien dalam keadaan sakit.
Hubungan dengan orang lain : Baik, pasien mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang sekitarnya.
e. Spritual
Nilai dan keyakinan : Nilai-nilai dan kebiasaan pasien adalah mengikuti
kegiatan dimasyarakat seperti pengajian dan perwiritan
Kegiatan ibadah : Pasien mengatakan rajin sholat.
VII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Secara umum pasien lemas, gelisah, wajah meringis karena nyeri dan
ketika posisi berdiri pasien terlihat sedikit membungkuk.
b. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh : 360C
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/menit
Skala nyeri : 5
TB : 155 Cm
BB : 43 Kg
c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
1. Bentuk :Bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan
2. Ubun-ubun : Simetris
Rambut
1. Penyebaran dan keadaan rambut :Rambut ikal dan
penyebarannya merata
2. Bau :Tidak
3. Warna kulit :Berwarna kuning langsat
Wajah
1. Warna kulit :Kuning langsat
2. Struktur wajah :Simetris, dan tidak ada
kelainan
Mata
1. Kelengkapan dan Kesimetrisan :Mata lengkap dan simetris
2. Palbebra :Ada lingkar hitam mata di
sekitar mata
3. Konjungtiva dan Sklera :Konjungtiva anemis, Sclera:
tidak ikhterus
4. Pupil :Isokor
5. Cornea dan Iris :Normal
6. Visus :Penglihatan baik
7. Tekanan bola mata :Tidak dilakukan pemeriksan
Hidung
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:Simetris
2. Lubang hidung :Bersih
2. Ukuran telinga :Simetris kanan/kiri
3. Lubang telinga :Bersih dan tidak berbau
4. Ketajaman pendengaran :Pendengaran baik
Mulut dan Faring
1. Keadaan bibir :Mukosa baik
2. Keadaan gusi dan gigi :Tidak ada perdarahan
3. Keadaan lidah :Lidah bersih dan tidak
ada kelainan
4. Orofaring :Tidak dilakukan
pemeriksaan
Leher
1. Posisi trachea :Medial
2. Thyroid :Tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid
3. Suara :Suara jelas
4. Kelenjar limfe :Tidak ada pembengkakan
5. Vena jugularis :Teraba
6. Denyut nadi karotis :Teraba
Pemeriksaan Integumen
1. Kebersihan :Bersih
2. Kehangatan :Kulit terasa hangat
3. Warna :Normal
4. Turgor :Kembali cepat
6. Kelainan pada kulit :Tidak ada kelainan
Pemeriksaan payudara dan ketiak
1. Ukuran dan bentuk :Simetris kanan/kiri
2. Warna payudara dan aerola :Tidak dilakukan
pemeriksaan
3. Kondisi payudara dan putting :Tidak dilakukan
pemerikasaan
4. Aksila dan Clavicula :Tidak ada benjolan
Pemeriksaan thoraks/dada
1. Inspeksi thoraks :Normal
2. Pernapasan (frekuensi, irama) :20 x/menit
3. Tanda kesulitan bernapas :Tidak ada
Pemeriksaan paru
1. Palpasi getaran suara :Vesikuler
2. Perkusi :Normal
3. Auskultasi :Normal
Pemeriksaan jantung
1. Inspeksi :Normal, tidak tampak
benjolan
2. Palpasi :Tidak teraba
3. Perkusi :Normal
4. Auskultasi :Lupdup
2. Auskultasi :Peristaltik normal
3. Palpasi :Ada nyeri tekan pada
abdomen
4. Perkusi :Tympani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) :Tidak dilakukan
....pemeriksaan
2. Anus dan perineum :Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan muskuloskletal/ekstremitas :Tidak ada kelaianan dan edema, kekuatan otot 5
Pemeriksaan neurologi :Normal
Fungsi motorik :Dapat berdiri dan berjalan
Fungsi sensori :Pasien dapat merasakan sentuhan
panas dingin dan tajam tumpul
Reflek :Normal
VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari
I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/hari : 3 x sehari
Nafsu/selera makan : Kurang
Nyeri ulu hati : Ada
Alergi : Tidak ada keluhan
Waktu pemberian makan : Pagi 08:00, siang 14:00, malam 19:00,
tetapi dalam 1 minggu terakhir pasien mengatakan waktu
makannya tidak teratur.
Jumlah dan jenis makanan : Sesuai jumlah dan porsi makan normal,
tetapi dalam 1 minggu terakhir porsi makan ½ dari porsi biasa makan,
pasien menyukai makanan pedas
Waktu pemberian cairan/minum: Setelah selesai makan dan ketika haus
II. Perawatan diri/personal hygiene
Kebersihan tubuh : Bersih
Kebersihan gigi dan mulut : Bersih
Kebersihan kuku tangan dan kaki : Bersih
III. Pola Aktivitas
Uraian aktivitas untuk mandi makan, eleminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: pasien dapat
melakukan aktifitas secara mandiri.
IV. Pola eleminasi 1. BAB
Pola BAB : 1 kali sehari
Karakter feses : Kuning kecoklatan dan
lembek
Riwayat perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : Pagi, 19 Mei 2015
2.BAK
Pola BAK : Normal
Karakter urine : Kuning dan tidak keruh
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada
Penggunaan diuretik : Tidak ada
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah
b.Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Mei
2015, dari data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan
mengelompokkan data objek dan data subjek.
Tabel 2.1. Analisa data subjektif, data objektif, etiologi dan masalah
keperawatan.
No .
Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS:
- Pasien mengatakan sering terlambat makan dan suka makanan pedas
- Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan sebelum dan sesudah makan
merasakan nyeri dan nyeri meningkat selama 8 menit selesai makan
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri dirasakan diperut kiri atas
- Pasien mengatakan minum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
Makanan dan minuman yang bersifat iritan
Iritasi mukosa lambung
Peradangan mukosa lambung
nyeri ulu hati, mual dan muntah
DO:
- Ada nyeri tekan - Skala nyeri 5 - Wajah meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri - Ketika posisi berdiri sedikit membungkuk
- Pasien mengatakan sebelum sakit sebelum sakit makannya teratur namun seminggu terakhir ini makannya tidak teratur
- Pasien mengatakan mual muntah
- Porsi makan ½ dari biasanya
- Pasien mengatakan menyukai makanan pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan berat badannya menurun 43 Kg (sebelumnya 47 kg)
DO:
Nafsu makan menurun
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 .
DS:
- Pasien mengatakan sebelum sakit tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun-bangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur nyenyak dan sering terbangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan terbangun jam 03:00 WIB namun untuk tidur kembali sulit
- Pasien mengatakan banyak pikiran
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakan
DO:
- Pasien sering menguap - Terlihat mengantuk - Ada lingkar hitam mata
Asam lambung meningkat
Nyeri ulu hati
Gelisah, mual
Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
c. Rumusan Masalah
Dari analisa data yang telah dilakukan maka diperolehlah 3
masalah keperawatan yaitu:
1. Nyeri
2. Gangguan nutrisi
3. Gangguan pola tidur
d. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk
menandai masalah yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari
hasil perumusan diperoleh diagnosa keperawatan yaitu:
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa
lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan
menurun.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
e. Perencanaan Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang
diperoleh dilakukan analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan
kemudian dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga
perawat melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi
asuhan keperawatan kepada Ny.N. Perencanaan keperawatan dan rasional
dari setiap diagnosa dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 2.2. Diagnosa keperawatan dan perencanaan keperawatan
Diagnosa keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Dx.1: Gangguan rasa nyaman: nyeri akut
Tujuan: Nyeri berkurang
Kriteria Hasil:
a. Klien melaporkan nyeri berkurang b. Skala nyeri menurun 0-3
c. Klien tampak tenang
d. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rencana Tindakan Rasional 1. Kaji nyeri, lokasi nyeri,
karakteristik nyeri, skala nyeri
2. Kaji tanda-tanda vital pasien (tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu).
3. Kaji faktor penyebab nyeri
4. Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas, bukan pada nyeri dan rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan. 5. Ajarkan tehnik relaksasi
nafas dalam pada saat nyeri berlangsung dan anjurkan membuat kompres hangat didaerah nyeri
6. Anjurkan klien untuk istirahat pada saat nyeri berkurang.
1. Berguna dalam
pengawasan keefektifan obat, dan kemajuan penyembuhan
2. Mengetahui keadaan umum klien melalui tanda-tanda vital.
3. Untuk mengetahui tindakan intervensi yang akan dilakukan
4. Untukmembantu mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
5. Membantu mengurangi ketegangan akibat nyeri
6. Memulihkan kekuatan tubuh
Tujuan : kebutuhan tidur pasien terpenuhi
Kriteria hasil:
a. Jumlah jam tidur tidak terganggu
b. Tidak ada masalah dengan pola, kualitas, dan rutinitas tidur atau istirahat
c. Perasaan segar setelah tidur atau istirahat.
1. Kaji pola tidur pasien
2. Kaji faktor penyebab gangguan tidur pasien
3. Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur
4. Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur
5. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan dan minuman pada jam tidur yang dapat mengganggu tidur
1. Untuk mengetahui bagaimana pola tidur pasien
2. Membantu menentukan tindakan intervensi
3. Minum air hangat dapat membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman
4. Membantu klien untuk mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien.
5. Mencegah terganggu nya waktu tidur pasien.
Dx.3: Gangguan pola tidur
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria hasil:
a. Nafsu makan meningkat
b. Berat badan dalam batas normal
Intervensi Rasional 1.Kaji status nutrisi pasien
2.Diskusikan bersama pasien makanan yang disukai dan tidak disukai
3.Diskusikan bersama pasien tentang penyebab penurunan nafsu makan
4.Anjurkan makan dalam
1.Untuk mengetahui status nutrisi pasien
2.Untuk membantu pemulihan kesehatan pasien
f. Implementasi dan Evaluasi
Setelah dibuat rencana tindakan maka dilakukan implementasi dan didapat
evalusinya seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3 Implementasi dan evaluasi
No. DX
Hari/tanggal/ pukul
Tindakan Keperawata
n
1 Selasa/19
- Pasien mengatakan sering terlambat
makan dan suka makanan yang pedas - Pasien mengatakan banyak pikiran - Pasien mengatakan sebelum dan selesai makan merasakan nyeri dan nyeri
meningkat selama 8 menit selesai makan - Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 5
- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memonitoring nyeri pasien supaya
masalah nyeri teratasi
S:Pasien mengatakan tidak enak badan O:
TD : 110/70 mmHg RR : 20x/menit HR : 80x/menit T : 360C
Selasa/19
S:Pasien mengatakan akan mencoba
mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan
O :
- Pasien cemas
- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Selalu menanyakan rasa nyeri yang dirasakannya
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Mendorong pasien untuk terus
melakukan apa yang sudah diajarkan
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi pasien untuk melakukan
tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah
mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi pasien untuk melakukan
tindakan yang sudah dianjarkan
S :Pasien mengatakan makan seadanya dan
5. - Konjungtiva pucat
A:Pasien mempunyai pola makan yang
buruk dan asupan kurang dari kebutuhan tubuh
P:Kaji cara untuk meningkatkan asupan
nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.
S :
- Pasien mengatakan menyukai makanan
pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
O:Pasien antusias menceritakannya A:Pasien mempunyai kebiasaan makan
yang tidak mendukung pemulihan kesehatannya
P:Bantu pasien untuk memperbaiki menu
makanan yang sesuai dengan kondisi penyakitnya
S :
- Pasien mengatakan sebelum sakit makan
teratur dan tidak menjaga menu
makanannya yang baik namun seminggu terakhir pasien makan tidar teratur.
- Pasien mengatakan ada mual dan muntah - Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun
Selasa/19 - Konjungtiva pucat
A:Pasien belum memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong/memotivasi dan bantu
pasien mencari cara menghilangkan menurunnya nafsu makan
S:Pasien mengatakan mengerti dan mau
melakukan tindakan yang telah diajarkan
O: Pasien antusias menceritakannya A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:follow up kepatuhan pasien untuk
melakukan apa yang sudah dipahami
S:Pasien mengatakan sebelum sakit
tidurnya nyenyak dan tidak ada terbangun, tidur jam 22:00 WIB dan bangun jam 05:00 WIB, namun setelah sakit pasien susah tidur dan sering terbangun-bangun, tidur tidak menentu, diperkirakan jam 23:00 WIB dan bangun jam 03:00 WIB dan untuk tidur kembali sulit
O :
- Terlihat mengantuk
- Sering menguap
- Ada lingkar hitam mata
A : Pasien mengalami gangguan tidur P : Diskusi identifikasi penyebab/cara
mengatasi gangguan pola tidur pasien
S :
- Pasien mengatakan banyak pikiran
1. Mengkaji
O:Terlihat antusias menceritakan
gangguan tidurnya
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi pasien melakukan hal yang
telah diajarkan
S:Pasien mengatakan mau melakukan
sambil dibantu perawat
O:Pasien dapat melakukannya sendiri dan
dibantu perawat
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
telah diajarkan
P:Mendorong pasien untu melakukan
tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya
S:Pasien mengatakan mau melakukan hal
yang telah dianjurkan
O:Sering menguap dan ada lingkar hitam
mata
A:pasien sudah memahami hal yang dapat
menganggu tidurnya
P:Mendorong dan memotivasi pasien
tidur
4.
Menganjurk an pasien menghindar i makanan dan minuman yang dapat menganggu jam tidur
Rabu/20 Mei 2015/0900-09:30 WIB
1. Mengkaji nyeri, penyebab nyeri, karakteristik nyeri, skala nyeri
S:
- Pasien mengatakan sudah mengusahakan
tidak terlambat makan dan tidak makanan yang pedas
2. Mengkaji
namun nyeri masi ada dan nyeri meningkat selama 5 menit selesai makan
- Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 4
- Wajah pasien meringis - Mengerutkan alis
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memotivasi dan mendorong pasien
melakukan hal yang telah diajarkan
S: Pasien mengatakan badan sedikit lebih
baik dari kemarin
O:
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C
A:Tanda-tanda vital masih dalam batas
normal
P:Memotivasi pasien supaya
Mengajarka
- Pasien mengungkapkan kekhawatirannya
tentang rasa nyeri yang dirasakannya - Menanyakan rasa nyeri yang dirasakan akankah bisa hilang
A: Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir
dan mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi dan mendorong pasien
dan relaks
S:Pasien mengatakan makan seadanya dan
waktu makan telah dicoba teratur
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg - Konjungtiva pucat
A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi dan dorong pasien untuk
makan teratur dan kaji cara untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien, meningkatkan berat badan, dan konjungtiva tidak pucat.
S :
- Pasien mengatakan tidak memakanan
makanan pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
O:Pasien antusias saat menceritakannya A:Pasien memahami makanan yang dapat
memperburuk penyakitnya dan menhambat proses pemulihan penyakitnya
P:Memotivasi dan mendukung pasien
untuk memakan makanan yang
meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya
S :
- Pasien mengatakan sudah makan teratur
penyebab - Konjungtiva pucat
A:Pasien memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong dan memotivasi untuk
meningkatkan asupan nutrisi dan mual muntah tidak ada
S:Pasien mengatakan mengerti dan mau
melakukan hal yang telah diajarkan
O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:Follow up kepatuhan pasien untuk
melakukan apa yang sudah dipahami
3 Rabu/20 Mei
S:Pasien mengatakan masih susah tidur
namun terbangun malam hari tidak ada Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 04:35 WIB
O :
- Sering menguap
- Lingkar hitam mata berkurang
A:Pasien tidurnya telah membaik P :
2. Mengkaji
- Melakukan tindakan yang telah diajarkan
S :
- Pasien mengatakan mengurangi beban
pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya
O:Terlihat antusias menceritakan
gangguan tidurnya
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi pasien melakukan hal yang
telah diajarkan
S:Pasien mengatakan mau melakukan
secara mandiri
O:Pasien dapat melakukannya secara
mandiri
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
telah diajarkan
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk melakukan tindakan yang diajarkan untu memperbaiki keadaanya
1 Kamis/21
- Pasien mengatakan tidak terlambat
makan dan tidak makanan yang pedas - Pasien mengatakan sudah mengurangi beban pikirannya
tusuk
- Nyeri yang dirasakan diperut kiri atas - Pasien mengatakan meminum obat dan beristirahat ketika nyeri meningkat
O:
- Ada nyeri tekan abdomen
- Skala nyeri 3
- Memengang daerah nyeri
- Ketika posisi berdiri pasien sedikit membungkuk
A:Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P:Memotivasi dan mendorong pasien
melakukan hal yang telah diajarkan
S:Pasien mengatakan kesehatannya lebih
baik
O:
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 20x/menit - HR : 80x/menit - T : 360C
A:Tanda-tanda vital masih dalam batas
normal
P:Memotivasi pasien supaya
mempertahankan kondisinya
S : Pasien mengatakan sudah mencoba
mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri yang berlebihan namun nyeri ada
O :
Pasien mengungkapkan
tanda-tanda
Menanyakan rasa nyeri yang dirasakan akankah bisa hilang
A : Pasien mengalami nyeri akut akibat
peradangan mukosa lambung
P : Mendorong dan memotivasi pasien
untuk terus melakukan apa yang sudah diajarkan
S : Pasien melakukannya secara mandiri O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi dan kompres hangat secara mandiri dan benar
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk tetap melakukan tindakan yng diajarkan supaya tidak memperburuk kondisinya dan dapat melakukan aktifitas
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Pasien terlihat segar
A:Pasien memahami waktu yang tepat
untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasi dan mendorong pasien
untuk melakukan tindakan yang sudah dianjarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mau melakukan dan dibantu
perawat
O:Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi
dan kompres hangat dengan benar
A:Pasien mampu melakukan tehnik
n dan
untuk melakukan tindakan sebelum nyeri terasa semakin memburuk
S:Pasien mengungkapkan saat yang tepat
untuk melakukan relaks dan istirahat
O:Menunjukan ekspresi wajah berpikir
dan mengerutkan alis
A:Pasien sudah memahami waktu yang
tepat untuk beristirahat dan relaks
P:Memotivasipasien untuk melakukan
tindakan yang sudah dianjarkan
2 Kamis/
S:Pasien mengatakan makan seadanya dan
waktu makan sudah teratur
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg
A:Pasien memperbaiki pola makannya P:Motivasi untuk tetap makan teratur
S :
- Pasien mengatakan tidak memakanan makanan pedas
- Pasien mengatakan tidak ada makanan yang tidak disukai
3.Mendisku
menghambat proses pemulihan penyakitnya
P:Memotivasi dan mendukung pasien
untuk memakan makanan yang
meningkatkan nutrisi dan memperbaiki keadaanya
S:
- Pasien mengatakan sudah makan teratur
mual muntah tidak ada
- Porsi makan pasien ½ dari biasanya - Pasien mengatakan berat badannya menurun
O :
- Tinggi badan 155 Cm
- Berat badan 43 Kg
A:Pasien memahami penyebab
menurunnya nafsu makan
P:Mendorong dan memotivasi untuk tetap
mempertahankan pola makan yang baik meningkatkan asupan nutrisi
S:Pasien mengatakan sudah makan jumlah
kecil sering dan teratur
O:Pasien antusias saat menceritakan A:Pasien sudah mengerti cara untuk
meningkatkan nafsu makan
P:Mendorong pasien untuk tetap
3. Kamis/
S:Pasien mengatakan tidur lebih baik dan
tidak terbangun pada malam hari Jam tidur 22:00 WIB dan bangun 05:00 WIB
O :
- Terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat memenuhi kebutuhan
istirahat tidurnya
P :
- Mendorong dan memotivasi pasien untuk
meningkatkan pola tidur yang baik
- Melakukan tindakan yang telah diajarkan
S :
- Pasien mengatakan mengurangi beban
pikiran yang dapat memperburuk penyakitnya
- Pasien mengatakan tidur terganggu karena nyeri yang dirasakannya
O :
- Terlihat antusias menceritakan gangguan
tidurnya - Pasien segar
- Tidak ada lingkar hitam mata
A:Pasien memahami penyebab nyeri akut
yang dialaminya
P:Motivasi dan dukung pasien melakukan
hal yang telah diajarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang diajarkan
O:Pasien dapat melakukannya secara
mandiri
A:Pasien mampu melakukan tehnik yang
relaksasi
untuk melakukan tindakan yang diajarkan untuk mempertahankan kondisinya
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang diajarkan O :
- Terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat mengatasi pola tidurnya
tidur
P:Mendorong dan memotivasi pasien
untuk tetap melakukan hal yang telah diajarkan untuk mempertahankan kondisinya.
S:Pasien mengatakan sudah melakukan
tindakan yang dianjurkan
O :
- Pasien terlihat segar
- Lingkar hitam mata tidak ada
A:Pasien dapat mengatasi gangguan
tidurnya
P:Mendorong dan memotivasi pasien
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan stimulus tertentu, nyeri bersifat subjektif dan sangat
bersifat individual.
2. Pengkajian didapat adanyanyeri ulu hati seperti tertusuk-tusuk ± 1 minggu,
tidur terganggu dan terdapat lingkar hitam mata, nafsu makan berkurang
adanya mual muntah, berat badan pasien menurun.
3. Ada tiga diagnosa yaitu: gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan iritasi mukosa lambung, gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu
makan berkurang.
4. Intervensigangguan rasa nyaman (nyeri) kaji nyeri, lokasi nyeri,
karakteristik nyeri, skala nyeri, kaji tanda-tanda vital, kaji faktor penyebab
nyeri, bantu pasien untuk lebih fokus pada aktivitas bukan pada nyeri,
ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat saat nyeri
berlangsung, anjurkan pasien istirahat saat nyeri berkurang.
5. Intervensi gangguan pola tidur kaji pola tidur, kaji faktor penyebab
gangguan tidur, anjurkan klien untuk minu air hangat sebelum tidur,
ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur, anjurkan pasien untuk
6. Intervensi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kaji status nutrisi pasien,
berdiskusi bersama pasien tentang penyebab penurunan nafsu makan,
anjurkan makan dalam jumlah kecil tetapi sering dan teratur.
7. Evaluasi dari intervensi yang dilakukan terhadap ketiga diagnosa yaitu
gangguan rasa nyaman (nyeri) dan gangguan pola tidur masalah teratasi
dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masalah belum teratasi dan
intervensi dilajutkan dan dilegasikan kepada keluarga.
C.SARAN
1. Bagi pendidikan keperawatan lebih meningkatkan kualitas pendidikan
mahasiswa, khususnya sebelum praktik ke masyarakat. Sebaiknya
diadakan ujian praktik kembali sebelum praktik ke masyarakat.
2. Bagi praktik keperawatan diharapkan lebih meningkatkan pelayanan dan
melakukan home care.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008. Teknik dan aplikasi prosedural keperawatan, konsep kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika
Asmadi, 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC
Herdman, T. Heather, 2012. Diagnosa keperawatan: defenisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Pengantar kebutuhan dasar manusia-aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan gastroinstestinal: aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry, 2005. Fundamental keperawatan, konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC
Lampiran
Satuan Acara penyuluhan (SAP)
A. Pelaksanaan Kegiatan
a. Topik :Gastritis
b. Sasaran : Pasien kelolaan (Ny.N)
c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
d. Media :Leaflet
e. Waktu dan tempat :
1. Hari :Rabu
2. Tanggal :20 Mei 2015
3. Jam : 09.00 – 09. 30 wib
4. Waktu : 30 menit
5. Tempat : jl.bajak Kel. Harjosari II Kec. Medan
Amplas
B.Tujuan
a) Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan
keluarganya mampu memahami permasalahan tentang gastritis, dan
cara pencegahannya.
b) Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan
2. Menyebutkn Penyebab Gastritis
3. Menyebutkan Tanda dan Gejala Gastritis
4. Menyebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan
5. Menyebutukan cara penangulangan gastritii
6. Menyebutkan dan mempraktekan tehnik relaksasi
C. Pengaturan Kegiatan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Pasien 1 waktu, topik, tempat serta tujuan penyuluhan
Pelaksanaan
Mengkaji pengetahuan klien tentang penyebab gratistis
Menjelaskna tanda dan gejala gastritis
Menjelaskan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Mendengar & Memperhatikan
Menyimpulkan materi
dengan klien
Melakukan evaluasi Menutup penyuluhan dan
memberikan salam
D. Evaluasi
Mengajukan pertanyaan lisan
1. Apa pengertian gastritis
2. Sebutkan penyebab gastritis
3. Sebutkan tanda dan gejala gastritis
4. Sebutkan jenis makanan yang tidak diperbolehkan dimakan
5. Sebutkan cara penangulangan gastritii
6. Bagaimana cara melakukan tehnik relaksasi.
Observasi
1. Respon/tingkah laku saat diberikan pertanyaan: apakah diam atau
menjawab (benar atau kurang tepat)
2. Atusias atau tidak
PEMBAHASAN
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada
kebanyakan orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh
berfungsi untuk menampung makanan secara sementara, yang mana dalam
lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di ubah menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara
baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi
ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon
terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Bedasarkan pemeriksaan endoskopi
ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas
(bentuk tak beraturan) mukosa (kapita selekta kedokteran edisi 3,2001).
Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik :
1. Gastritis akut.
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif.
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori
Penyebab
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut: Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid
dan digitalis.
Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui.
Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga
pada peminum alkohol, dan merokok.
Faktor Resiko
1. Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makanyang tidak baik dan tidak teratur, yaitu
frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung
menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
2. Rokok.
Rokok adalah silinder kertas yang berisi daun tembakau cacah.
Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia
berbahaya yang berperan seperti racun.
3. Obat-Obatan.
4. Stress
5. Alkohol
Alkohol sangat berperangaruh terhadap makhluk hidup, terutama
dengan kemampuannya sebagai pelarut lipida. Kemampuannya
melarutkan lipida yang terdapat dalam membran sel
memungkinkannya cepat masuk ke dalam sel-sel dan
menghancurkan struktur sel tersebut.
6. Infeksi Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang
kronis (gastritis) pada manusia..
7. Usia.
Gejala Klinis
1. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan
2. Mual muntah
3. Kehilangan selera makan
4. Kembung
5. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah maka