• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Ulasan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive maintenance Di PTPN IV Pabatu"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PERBAIKAN EFFEKTIVITAS MESIN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT

EFFEKTIVENESS SEBAGAI DASAR PENERAPAN TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PTPN IV PABATU

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat KARYA AKHIR

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH:

FAISAL EFFENDI SEMBIRING

NIM : 025204033

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A – IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

USULAN PERBAIKAN EFFEKTIVITAS MESIN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT

EFFEKTIVENESS SEBAGAI DASAR PENERAPAN TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PTPN IV PABATU

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat KARYA AKHIR

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

OLEH:

FAISAL EFFENDI SEMBIRING

NIM : 025204033

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Ir. Poerwanto, MSc ) ( Ir. Nurhayati Sembiring, MT)

PROGRAM STUDI TEKNIK MANAJEMEN PABRIK

P R O G R A M D I P L O M A – IV

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

BERITA ACARA No. Dok : PM-TS-01-04B Rev : 0

Tgl Efektif : 01 Feb 2007 Halaman : 1 dari 1

KARYA AKHIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM : TEKNIK MANAJEMEN PABRIK ( DIPLOMA – IV ) DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : FAISAL EFFENDI SEMBIRING

NIM : 025204033

JUDUL :Usulan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV Unit Kebun Pabatu

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Nurhayati Sembiring, MT

NO TANGGAL MATERI

BIMBINGAN

PARAF KETERANGAN

Medan, Juni 2008 PEMBIMBING,

(4)

BERITA ACARA No. Dok : PM-TS-01-04B Rev : 0

Tgl Efektif : 01 Feb 2007 Halaman : 1 dari 1

KARYA AKHIR

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS : TEKNIK

PROGRAM : TEKNIK MANAJEMEN PABRIK ( DIPLOMA – IV ) DEPARTEMEN : TEKNIK INDUSTRI

NAMA MAHASISWA : FAISAL EFFENDI SEMBIRING

NIM : 025204033

JUDUL : Usulan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effektiveness Sebagai Dasar Penerapan Total Productive Maintenance Di PTPN IV Unit Kebun Pabatu

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Nurhayati Sembiring, MT

NO TANGGAL MATERI

BIMBINGAN

PARAF KETERANGAN

Medan, Juli 2008 PEMBIMBING,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan baik. Karya Akhir ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan Akademis yang harus diselesaikan setiap mahasiswa Jurusan Teknik Industri (Program Studi Teknik Manajemen Pabrik) Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Karya Akhir ini berjudul “Usulan Perbaikan Effektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness Sebagai Dasar Penerapan

Total Productive Maintenance Di PTPN IV Unit Kebun Pabatu”.

Dalam menyelesaikan Karya Akhir ini Penulis Menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan, baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan kalimat, untuk itu dengan kerendahan hati Penulis menerima saran dan kritikan untuk lebih sempurnanya Karya Akhir ini.

Akhir kata, Penulis mengharapkan semoga Karya Akhir ini berguna bagi

pembaca sekalian. Semoga Allah SWT selalu menyertai kita semua. Terima kasih.

Medan, Juli 2008 Penulis

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Karya Akhir ini Penulis banyak mendapatkan dorongan dan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan antara lain:

1. Bapak DR. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT sebagai Ketua Departemen Teknik Industri yang selalu memperjuangkan anak didiknya untuk menyelesaikan studinya tepat waktu. 3. Bapak Ir. Poerwanto, Msc selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bantuan bimbingan dari awal sampai akhir penelitian dalam penulisan Karya Akhir ini.

4. Ibu Ir. Nurhayati Sembiring, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bantuan bimbingan dari awal sampai akhir penelitian dalam penulisan Karya Akhir ini.

5. Bapak P. Girsang, ST dan Bapak H Siregar serta seluruh Tim A,B,C,dan Tim D sebagai pembimbing lapangan selama melakukan Riset di PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu.

(7)

material serta adik-adik penulis yang terus memberikan dan menjadi sumber motivasi dalam menyelesaikan laporan ini.

7. Kakak Hera, Daning, yang telah memberikan bantuan berupa dukungan, doa, nasehat dan materi dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.

8. Keluarga Alm. Dwintara B dan Ibu Ros Indriyani yang telah banyak memberikan bantuan yang tak terhingga.

9. Sahabatku Pradana Putra yang banyak mengajari arti hidup, memberikan nasehat dan motivasi.

10. Saudara Afdoli, Ahmad Husein, Aldi, Endang, Yuda, Cut Yunita dan rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Manajemen Pabrik G’02 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Akhir ini.

Semoga dengan dibuatnya Karya Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf yang sebesarnya jika ada kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan Karya Akhir ini. Semoga Karya Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2008

(8)

ABSTRAK

PTP. Nusantara IV Unit Kebun Pabatu merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi CPKO yang juga tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan efektifitas mesin/peralatan yang diakibatkan oleh six big losses tersebut. Hal ini dapat terlihat dengan frekuensi kerusakan yang terjadi pada mesin/peralatan karena kerusakan tersebut target produksi tidak tercapai. Akibat lain yang ditimbulkan kerusakan mesin/peralatan yaitu dalam hal kualitas produk yang dihasilkan dimana produk yang tidak sesuai dengan standart kualitas akan diolah kembali. Oleh karena itulah diperlukan langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam pemeliharaan mesin/peralatan untuk dapat menanggulangi dan mencegah masalah tersebut.

Fungsi mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mengalami kerusakan sejalan dengan semakin bertambahnya usia mesin dan penurunan kemampuan mesin dan peralatan tersebut, meskipun dengan demikian umur pemakaian dan kegunaan dari mesin tersebut dapat diperpanjang dengan penerapan metode perbaikan secara berkala melalui suatu aktifitas pemeliharaan (maintenance) yang tepat. Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode yang dikembangkan di Jepang yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi perusahaan dengan menggunakan mesin/peralatan secara efektif. Tidak tepatnya penanganan dan pemeliharaan mesin/peralatan tidak hanya menyebabkan masalah kerusakan saja tetapi kerugian lain yang disebut dengan six big losses. Salah satu tujuan TPM adalah untuk meningkatkan efektifitas dengan cara meningkatkan fungsi dan kinerja mesin/peralatan yang digunakan dengan cara mengeliminasi six big losses yang terdapat pada mesin/peralatan. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah OBD Machine.

Tahapan pertama dalam usaha peningkatan efisiensi produksi pada perusahaan ini adalah dengan melakukan pengukuran efektifitas OBD Machine dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectifitas (OEE) yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran OEE six big losses

dan dari faktor six big losses tersebut dicari faktor terbesar yang mengakibatkan rendahnya efisiensi. Data yang digunakan adalah data satu tahun terakhir, yaitu mulai bulan April 2007-Maret 2008. Hasil perhitungan menunjukan bahwa terjadi fluktuasi nilai OEE tiap bulannya. Nilai OEE terendah terjadi pada bulan Februari 2008, yaitu sebesar 74,26% dan OEE terendah terjadi pada bulan Juni 2007 sebesar 71,15%.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...ii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

ABSTRAK……….xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1

1.2. Rumusan Permasalahan... I-2

1.3. Tujuan Pemecahan Masalah ... I-3

1.4. Pembatasan Masalah ... I-3

1.5. Asumsi-asumsi yang Digunakan ... I-4

1.6. Sistematika Penulisan Karya Akhir ... I-5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ...II-2

2.2.1. Lokasi Perusahaan ...II-2

2.2.2. Daerah Pemasaran ...II-3

2.3. Organisasi dan Manajemen ...II-5

2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-5

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja... II-11

2.3.4.Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-15

2.4. Proses Produksi ...II-19

2.4.1. Standart Mutu Produk ...II-19

2.4.2. Bahan-bahan Yang Digunakan ...II-20

2.4.3. Uraian Proses Produksi ...II-21

2.5. Mesin dan Peralatan ... II-26

a. Mesin Produksi ...II-26

b. Peralatan ...II-35

c. Utilitas ...II-40

d. Safety and Fire Protection ...II-42

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance ...III-1

3.1.1. Pengertian Maintenance ...III-1

3.1.2. Tujuan Maintenance ...III-3

3.2. Jenis-jenis Maintenance ...III-4

3.2.1. PlannedMaintenance ...III-4

3.2.2. Unplanned Maintenance ...III-10

3.3. Tugas dan Pelaksanaan Kegiatan Maintenance ...III-10

3.4. Total Productive Maintenance ...III-12

3.4.1.Pendahuluan ...III-12

3.4.2. Pengertian Total Produktive Maintenance ...III-16

3.5. Analisa Produktivitas Six Big Losses ...III-18

3.5.1. Equipmen Failure...III-19

3.5.2. Setup and Adjusment ...III-20

3.5.3. Idling and Minor Stoppages Losses ...III-20

3.5.4. Reduced Speed Losses ...III-21

3.5.5. Process Defect Losses ...III-22

3.5.6. Reduced Yield Losses ...III-22

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

3.7. Autonomous Maintenance ...III-24

3.8. Manfaat dari Total Produktive Maintenance ...III-28

3.9. OEE (Overall Equipment Effectiveness) ...III-29

3.9.1. Availability ...III-30

3.9.2. Performace Effieciency ...III-32

3.9.3. Rate of Quality Products ...III-33

3.10. Perencanaan dan Penerapan TPM ...III-34

3.11. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) ...III-35

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Objek Penelitian ...IV-1

4.2. Identifikasi Masalah ...IV-1

4.3. Metode Pengumpulan Data ...IV-1

4.4. Pengolahan dan Analisa Data ...IV-2

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ...V-1

5.2. Pengolahan Data ...V-4

5.2.1. Perhitungan Rata-rata ...V-5

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

5.2.3. Uji Kecukupan Data ...V-6

5.2.4. Perhitungan Ideal Cycle Time ...V-8

5.2.5. Perhitungan Availability ...V-8

5.2.6. Perhitungan Performance Efficiency ...V-11

5.2.7. Perhitungan Rate of Quality Product ...V-12

5.2.8. Perhitungan Overal Equipment Effectiveness (OEE) ...V-14

5.2.9. Perhitungan OEE Six Big Losses ...V-16

5.2.9.1. Downtime Losses ...V-16

5.2.9.2. Speed Loss ...V-19

5.2.9.3. Defect Loss ...V-22

5.2.10. Pengaruh Six Big Losses ...V-25

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Perhitungan OEE ...VI-1

6.2. Analisis Perhitungan OEE Six Big Losses ...VI-2

6.3. Analisis Diagram Sebab Akibat ...VI-3

6.3.1. Reduced Speed ...VI-3

6.4. Usulan Pemecahan Masalah ...VI-9

6.4.1. Penerapan Total Productive Maintenance ...VI-9

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

6.4.1.2. Autonomous Maintenance ...VI-12

6.4.1.3. Membuat Jadwal Program Maintenance ...VI-17

6.4.1.4. Meningkatkan Skill Operator ...VI-17

6.4.1.5. Merancang Kegiatan Manajemen ...VI-18

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ...VII-1

7.2. Saran ...VII-3

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Frekuensi mesin berhenti akibat perbaikan ……… I-2

2.1. Luas Area PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu. . . . . . II-3

2.2. Susunan Karyawan PKS dan PPIS Pabatu. . . .. . . II-13

2.3. Penggunaan Daya Genset . . . II-41

3.1. Perkembangan PM di Jepang. . . . . . III-14

3.2. Hubungan TPM, Productive Maintenance, Prevebtive Maintenance. . . III-16

3.3. 7 Langkah Perkembangan Autonomous Maintenance. . . III-26

5.1.Data Delay OBD Machine. . . V-2

5.2.Data Produksi Di OBD Machine . . . V-3

5.3.Data Waktu Proses Operasi OBD Machine. . . . V-4

5.4.Total Downtime OBD Machine . . . V-10

5.5.Availability OBD Machine. . . V-11

5.6.Performa Efficiency OBD Machine. . . .V-12

5.7.Rate of Quality Product OBD Machine . . . V-14

5.8.Perhitungan OEE OBD Machine. . . . . . V-15

5.9.Total Breakdown Time di OBD Machine . . . V-17

5.10.Breakdown Loss di OBD Machine . . . .V-18

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

5.12.Idling and Minor Stoppages di OBD Machine . . . V-21

5.13.Reduced Speed Loss di OBD Machine . . . .V-22

5.14.Rework Loss di OBD Machine . . . .V-24

5.15.Yield/ Scrap Loss di OBD Machine . . . .V-25

5.16.Persentase Faktor Six Big Losses OBD Machine . . . .V-26

5.17.Pengurutan Persentase Faktor Six Big Losses OBD Machine . . . .V-27

6.1.Usulan Penyelesaian Masalah Reduced Speed Loss. . . .VI-10

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu. . . II-7

2.2. Block Diagram Proses Pengolahan Minyak Inti Sawit. . . .II-25

3.1. Overall Equipment Effectiveness . . . III-29

3.2. Diagram Sebab Akibat . . . III-36

4.1. Tahapan Proses Penelitian . . . . . . IV-4

4.2. Block Diagram Perhitungan OEE . . . IV-5

5.1. Peta Kontrol Mesin OBD. . . . . . V-7

5.2. Availability OBD Machine . . . V-11

5.3. Performa Efficiency OBD Machine . . . V-13

5.4. Rate of Quality Product OBD Machine. . . .. . . V-14

5.5. OEE OBD Machine. . . . . . .V-16

5.6. Histogram Persentase Six Big Losses OBD Machine. . . . . . . V-26

5.7. Diagram Pareto Persentase Six Big Losses OBD Machine . . . . . . V-28

(18)

ABSTRAK

PTP. Nusantara IV Unit Kebun Pabatu merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi CPKO yang juga tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan efektifitas mesin/peralatan yang diakibatkan oleh six big losses tersebut. Hal ini dapat terlihat dengan frekuensi kerusakan yang terjadi pada mesin/peralatan karena kerusakan tersebut target produksi tidak tercapai. Akibat lain yang ditimbulkan kerusakan mesin/peralatan yaitu dalam hal kualitas produk yang dihasilkan dimana produk yang tidak sesuai dengan standart kualitas akan diolah kembali. Oleh karena itulah diperlukan langkah-langkah yang efektif dan efisien dalam pemeliharaan mesin/peralatan untuk dapat menanggulangi dan mencegah masalah tersebut.

Fungsi mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mengalami kerusakan sejalan dengan semakin bertambahnya usia mesin dan penurunan kemampuan mesin dan peralatan tersebut, meskipun dengan demikian umur pemakaian dan kegunaan dari mesin tersebut dapat diperpanjang dengan penerapan metode perbaikan secara berkala melalui suatu aktifitas pemeliharaan (maintenance) yang tepat. Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode yang dikembangkan di Jepang yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi perusahaan dengan menggunakan mesin/peralatan secara efektif. Tidak tepatnya penanganan dan pemeliharaan mesin/peralatan tidak hanya menyebabkan masalah kerusakan saja tetapi kerugian lain yang disebut dengan six big losses. Salah satu tujuan TPM adalah untuk meningkatkan efektifitas dengan cara meningkatkan fungsi dan kinerja mesin/peralatan yang digunakan dengan cara mengeliminasi six big losses yang terdapat pada mesin/peralatan. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah OBD Machine.

Tahapan pertama dalam usaha peningkatan efisiensi produksi pada perusahaan ini adalah dengan melakukan pengukuran efektifitas OBD Machine dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectifitas (OEE) yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran OEE six big losses

dan dari faktor six big losses tersebut dicari faktor terbesar yang mengakibatkan rendahnya efisiensi. Data yang digunakan adalah data satu tahun terakhir, yaitu mulai bulan April 2007-Maret 2008. Hasil perhitungan menunjukan bahwa terjadi fluktuasi nilai OEE tiap bulannya. Nilai OEE terendah terjadi pada bulan Februari 2008, yaitu sebesar 74,26% dan OEE terendah terjadi pada bulan Juni 2007 sebesar 71,15%.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pada lantai pabrik, kondisi dari mesin/peralatan yang digunakan untuk

menghasilkan sebuah produk sangatlah menentukan. Oleh karena itu, untuk

menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

dibutuhkan sistem perawatan dan pemeliharaan yang baik dan tepat sehingga

hasilnya dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan dan

kerugian yang dapat diakibatkan oleh kerusakan mesin dapat dihindarkan.

PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu merupakan sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang pengolahan inti sawit tidak terlepas dari masalah yang

berkaitan dengan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan. Setelah

bertahun-tahun berproduksi sudah selayaknya PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

melakukan pengukuran efektivitas penggunaan mesin/peralatan dalam rangka

untuk mengetahui tingkat produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan.

Masalah produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan yang dialami PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu disebabkan oleh pendeknya umur komponen

mesin/peralatan sehingga mesin/peralatan memiliki frekuensi pergantian maupun

perbaikan komponen yang tinggi dan juga memiliki peluang untuk mengalami

kerusakan.hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. yang menunjukkan frekuensi mesin

(20)

Tabel 1.1. Frekuensi mesin berhenti akibat perbaikan

Bulan Waktu Tidak Beroperasi Mesin

(jam)

Apr- 07 3,04 Mei- 07 2,51 Jun- 07 12,14

Jul- 07 2,43 Aug- 07 2,73 Sep- 07 2,35 Okt- 07 2,75 Nov- 07 2,50 Dec- 07 2,66 Jan- 08 3,21 Feb- 08 6,12 Mar- 08 2,95

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam

pemeliharaan mesin/peralatan, salah satunya dengan melakukan penerapan Total

Productive Maintenance (TPM).

Total Productive Maintenance bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas perusahaan manufaktur secara menyeluruh, dimana overall equipment

effectiveness (OEE) sebagai metode yang digunakan untuk mengukur dan

mengetahui kinerja mesin/peralatan.

1.2. Rumusan Permasalahan

Tingginya frekuensi pergantian dan perbaikan komponen mesin/peralatan

di PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu menyebabkan tidak tercapainya target

produksi baik dalam bentuk jumlah produksi yang dihasilkan maupun sesuai

tanggal pesanan konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengidentifikasian

(21)

pergantian dan perbaikan mesin tersebut dan sekaligus melakukan analisa

terhadap penyebab besarnya kontribusi faktor-faktor tersebut

1.3. Tujuan Pemecahan Masalah

Tujuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1. Menentukan efektivitas penggunaan mesin secara menyeluruh dengan

menggunakan data dari perusahaan

2. Mengidentifikasikan faktor-faktor dominan dari kerugian yang diakibatkan

oleh tingginya frekuensi pergantian dan perbaikan komponen

mesin/peralatan.

3. Menindaklanjuti hasil pengukuran efektivitas dan pengidentifikasian faktor

dominan tersebut sehingga dapat membantu manajemen perusahaan untuk

menganalisa dan melakukan perbaikan secara menyeluruh guna

meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan di masa yang akan

datang.

1.4. Pembatasan Masalah

Faktor yamg akan selalu menjadi penghalang dan tidak dapat dihindarkan

dalam melakukan penelitian adalah adanya keterbatasan waktu, dana dan fasilitas,

sehingga batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pengukuran tingkat produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan hanya

(22)

2. Tingkat produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan yang di ukur adalah

dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)

sesuai dengan prinsip Total Productive Maintenance untuk mengetahui

besarnya kerugian pada mesin/peralatan yang dikenal dengan six big

losses

3. Kegiatan pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan yang diteliti baik itu

cara pembongkaran, perbaikan, penggantian dan pemasangan peralatan

tidak di bahas.

1.5 Asumsi-asumsi yang Digunakan

1. Pengukuran yang dilakukan dianggap sebagai langkah awal dimulainya

program perbaikan mesin/peralatan sehingga pengukuran yang bertujuan

menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan produktivitas dan

efisiensi yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

2. Tidak terjadinya perubahan sistem produksi selama penelitian ini

berlangsung.

3. Setiap karyawan mengetahui bidang pekerjaannya sesuai dengan metode

kerja.

4. Para karyawan dan pimpinan mempunyai komitmen yang kuat untuk

mendukung peningkatan produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan di

(23)

1.6Sistematika Penulisan Karya Akhir

Untuk memudahkan penulisan, pembahasan dan penilaian karya akhir ini,

maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan

pemecahan masalah, pembatasan masalah, asumsi-asumsi yang

digunakan.

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Menguraikan secara singkat tentang gambaran umum perusahaan, jenis

produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi, mesin dan

peralatan, serta organisasi dan manajemen.

BAB III. LANDASAN TEORI

Menyajikan teori-teori yang dipakai sebagai landasan dalam

pembahasan dan pemecahan masalah.

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Merupakan langkah-langkah dalam pemecahan masalah, penjelasan

secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan

menggunakan metode yang digunakan.

BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengidentifikasi keseluruhan data hasil penelitian yang dilanjutkan

(24)

BAB IV. PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil penelitian dan perhitungan berdasarkan pengolahan

data dan pemecahan masalah.

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa maka dapat diambil

(25)

Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan cuoi trong cuon phim

buon. Nguoi da den nhu la giac mo roi ra di cho anh bat ngo...

http://www.freewebtown.com/gaigoisaigon/

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum Perusahaan

Unit Kebun Pabatu berasal dari Hak Konsensi Pabatu Gunung hataran dan

dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih dan

dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957

dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173,53 hektar. Pada awalnya sampai

dengan tahun 1938, Unit kebun Pabatu adalah perkebunan tembakau yang

dikonversi oleh BOCM menjadi perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan konstatering No: 110/-PPT/B, Menteri Dalam Negeri Cq.

Direktorat Jenderal Agraria melalui surat keputusan No: 19/HGU/DA/-1976

Tanggal 26 Juni 1976, memberikan Hak Guna Usaha kepada PNP-VI atas areal

seluas 5.770, 07 hektar tersebut, unit kebun Pabatu ditopang oleh Sumber Daya

Manusia. PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu terletak di kota Tebing Tinggi.

PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai dua unit pabrik yaitu

pabrik pengolahan CPO (Crude Palm Oil) dan pabrik pengolahan minyak inti

(26)

transportasi bahan baku untuk pabrik pengolahan minyak inti. Bahan baku berupa

tandan kelapa sawit (TBS) diperoleh dari hasil perkebunan sendiri serta hasil

perkebunan masyarakat yang berada di sekitar daerah perkebunan PTP Nusantara

IV Unit Kebun Pabatu. Sehingga dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan

masyarakat.

2.2. Ruang Lingkup

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi

adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi

CPO (Crued Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian CPO dan PKO

tersebut akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkan sebagai bahan akan

diolah lebih lanjut.

2.2.1. Lokasi Perusahaan

Unit Kebun Pabatu berjarak 07 km dari Kota Tebing Tinggi dan 87 km

dari Kota Medan serta 40 km dari Kota Pematang Siantar. Unit Kebun Pabatu

berada pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut dengan topografi

bergelombang, curah hujan berdasarkan data stasiun penakar curah hujan Unit

Kebun Pabatu periode s/d juni 2007 sebesar rata-rata 232 mm per tahun dan

kelembapan udara 63,70%.

Batas-batas kebun sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi.

(27)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kebun Sibulan dan PTPN-IV Kebun

Dolok Ilir.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan PTPN-III Kebun Gunung Pamela dan

Kebun Bandar Jambu.

5. Di tengah-tengah dan pinggir areal kebun terdapat 12 Desa/13

Kampung.

Luas Areal PTPN-IV Unit Kebun Pabatu dapat dilihat pada Tabel 2.1

sebagai berikut :

Tabel 2.1. Luas Area PTPN IV unit Pabatu

AFD TM TBM III TBM II TBM I Lain-lain Jumlah

I - 74 33 252 9 368

II 1.002 - - - 8 1.010

III 903 - - - 7 910

IV 804 - -- - 201 1.005

V - - 52 334 205,07 591,07

VI 781 - - - 63 844

VII - - - 227 88 315

VIII - - 81 263 43 387

IX - - 336 4 340

Jumlah 3.490 74 166 1.412 626,07 5.770,07

Sumber : PTPN IV Unit Kebun Pabatu

(28)

a. Daerah Pemasaran dan Distribusi Pasar

Pemasaran produk merupakan salah satu bidang yang terpenting dalam

perusahaan. Bidang pemasaran yang mempengaruhi maju mundurnya suatu

perusahaan sebab apabila pemasaran produk tersebut berjalan dengan lancar maka

perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang optimal.

Pabrik pengolahan minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

dalam memasarkan produknya tidak menangani secara langsung khususnya

mencari pelanggan atau konsumen. PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

mempunyai instansi khusus bagian pemasaran baik untuk kebutuhan dalam negeri

(lokal) maupun ekspor.

Pelaksanaan rencana penjualan atau pemasaran produk palm kernel oil PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dan produk lainnya berdasarkan rencana kerja

dan anggaran perusahaan. Pengiriman produk dilakukan oleh pihak PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dengan memakai jasa Perumka, dan pihak

ketiga dengan menggunakan mobil tangki. Pengiriman produk dengan

menggunakan jasa Perumka dan mobil tangki diikat dengan surat perjanjian.

Perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap jumlah dan mutu produk yang

dikirim mulai dari pabrik sampai barang yang dimaksud diterima di tempat tujuan.

b. Segmen Pasar

Suatu organisasi yang beroperasi dalam pasar selalu menyadari bahwa pada

hakekatnya pelanggan dalam pasar tidak dapat dilayani secara menyeluruh.

Pasar terdiri dari pasar pembeli, dan setiap pembeli berbeda dalam satu hal

(29)

maupun perilaku pembeli. Hal ini dapat dilakukan memisah-misahkan pasar atau

yang disebut juga dengan segmentasi pasar.

Minyak inti merupakan barang setengah jadi yang harus dilakukan proses

pengolahan lebih lanjut. Oleh karenanya segmen pasarnya adalah industri-industri

pengolahan minyak inti menjadi produk-produk jadi.

c. Strategi Pemasaran

Persaingan merupakan faktor yang sangat perlu diperhatikan. Untuk

meningkatkan pasar maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan teknologi

yang digunakannya dalam menghasilkan produk. Perusahaan juga harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Mutu produksi yang sesuai dengan standar minyak mentah Indonesia

2. Melayani pelanggan dengan waktu pelayanan yang tepat

3. Penetapan harga yang cukup bersaing disbanding dengan produk

sejenis

4. Promosi produk ke dalam dan luar negeri yang dilakukan oleh Kantor

Pemasaran Bersama (KPB).

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan.

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan struktur organisasi adalah kerangka

antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing

(30)

Pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur

organisasi yang akan memberikan pengertian yang mudah mengenai organisasi

yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap karyawan dan

pimpinan akan mengetahui batas kewajibannya, wewenangnya serta tanggung

jawab yang dilimpahkan kepadanya. Dari struktur organisasi tersebut, dapat

diketahui bahwa perusahaan menggunakan struktur organisasi garis dan

fungsional dimana masing-masing manager merupakan pimpinan tingkat paling

tinggi dalam satu unit dan adanya spesialisasi setiap fungsi organisasi untuk

melakukan suatu pekerjaan. Struktur organisasi pada pabrik minyak inti PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu ini adalah stuktur organisasi funsional.

Pimpinan tertinggi dipegang oleh Kepala Unit/Manajer Unit, sebagai pimpinan

tertinggi bertanggung jawab dan berwenang penuh terhadap jalannya pabrik

minyak inti Pabatu ini. Struktur organisasi perusahaan pabrik minyak inti PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu dilihat pada Gambar 2.1.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab.

Pembagian kerja dalam organisasi dilakukan menurut struktur yang telah

ditetapkan, dimana setiap personil akan diberikan tugas atas dasar kualifikasi dan

tanggung jawab. Dalam melaksanakan tugasnya manajer dibantu oleh beberapa

staff dengan bidangnya. Adapun pendelegasian tugas dan tanggung jawab

masing-masing bagian pada PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu yaitu sebagai berikut :

1. Manajer unit

(31)

a. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan sesuai

dengan anggaran yang telah ditetapkan.

b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai

dengan norma/pedoman dan intruksi dari pimpinan umum (direksi).

c. Menandatangani surat-surat keluar, laporan-laporan dan kontrak

d. Menelaah dan mendisposisikan surat-surat masuk untuk menyelesaian

selanjutnya.

e. Mengajukan permintaan barang dan uang kepada kantor direksi.

2. Kepala Dinas Tanaman Sawit (KD. Tan. Sawit).

Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Tanaman Kelapa Sawit (KD. Tan

Sawit).

a. Meneliti, memberi petunjuk, dan mengawasi pelaksanaan administrasi

dan laporan afdeling

b. Mengkoordinir dan memberi petunjuk dan mengawasi pelaksanaan

norma-norma dan instruksi atasan

c. Mengkoordinir, meneliti dan mengajukan permintaan bahan-bahan

dan alat kebutuhan tanaman

d. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan anggaran belanja afdeling

dan meneliti serta mengajukannya

e. Mengajukan saran dan usulan untuk meningkatkan efisiensi guna

penekanan biaya dibidang tanaman sawit

(32)

a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan

rancangan anggaran belanja di bidang teknik yang meneliti dan

mengawasi pembuatan laporan-laporan teknik atau pengajuan

permintaan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat produksi lainnya

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan alat-alat

produksi lainnya

c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya di bidang teknik

d. Meneliti, memberikan petunjuk dan mengajukan rencana serta

perhitungan guna memelihara, rehabilitas, dan pembangunan

4. Kepala Dinas Pengolahan PPIS

Adapun tugas-tugas kepala dinas pengolahan PPIS yaitu:

a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan

rancangan anggaran belanja di bidang pengolahan PPIS yang meneliti

dan mengawasi pembuatan laporan-laporan atau pengajuan

permintaan kebutuhan bahan baku dan alat-alat keperluan pengolahan

inti sawit

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku

untuk proses produksi

c. Meningkatkan efisiensi dan mengawasi biaya di bidang pengolahan

inti sawit

d. Meneliti dan menandatangani surat pengiriman hasil jadi

5. Kepala Dinas Pengolahan PKS

(33)

a. Meneliti dan menandatangani surat pengiriman hasil pengolahan

b. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu

hasil sepanjang masih dalam pabrik

c. Mengkoordinir, memberi petunjuk, dan mengawasi penyusunan

rancangan anggaran belanja pengolahan

d. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan bahan-bahan alat

pengolahan

e. Mengatur dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan serta

membina kerja sama yang baik dengan dinas yang lain

f. Meneliti dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan serta

meningkatkan efisiensi dan pengawasan pengeluaran biaya

pengolahan

6. Kepala Tata Usaha

Adapun Tugas-tugas Kepala Tata Usaha yaitu:

a. Membuat dan mengadministrasikan faktor-faktor penjualan

lokal/ekspor hasil jadi

b. Mengadministrasikan surat-surat dan mempersiapkan surat-surat

keluar

c. Mengkoordinasikan, membimbing dan mengawasi kelancaran dan

mempersiapkan laporan manjemen dan laporan rugi laba

d. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar barang-barang dan

mengawasi kegiatan bidang kesejahteraan

(34)

Adapun tugas-tugas Asisten Sumber Daya Manusia dan Umum yaitu :

a. Membina hubungan kekeluargaan antara sesuatu karyawan atau

perusahaan

b. Memberikan Informasi perusahaan kepada instansi pemerintah/swasta

c. Bertanggung jawab kepada manajer

8. Asisten Afdeling I, II, III, IV, V,VI, VII, VIII, IX.

Adapun Tugas-tugas Asisten Afdeling I, II, III, IV, V,VI, VII, VIII, IX.

yaitu:

a. Bertanggung jawab kepada kepala dinas tanaman sawit

b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di afdeling

c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan di afdeling

d. Membimbing bawahan dan menjalankan tugas masing-masing serta

memberi petunjuk

9. Pengamanan

Adapun Tugas-tugas Pengamanan yaitu

a. Membantu pimpinan perkebunan dalam usaha memantapkan dan

menciptakan kondisi keamanan agar PTP Nusantar IV Unit Kebun

Pabatu dapat melaksanakan program peningkatan produksi yang

diharapkan semaksimal mungkin

b. Memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan PTP Nusantara

IV Unit Kebun Pabatu agar tercipta kondisi yang aman dan tertib.

(35)

a. Jumlah Tenaga kerja

Tenaga kerja atau karyawan merupakan faktor produksi yang disebut dengan

man power yang sangat mendukung keberhasilan dari suatu perusahaan atau

pabrik. Tenaga kerja ini direkrut oleh PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu.

Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan keahlian dan kemampuan dari

masing-masing karyawan tersebut.

Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PPIS PTP Nusantara IV Unit

Kebun Pabatu baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

produksi berjumlah 1.611 orang. Tenaga kerja di PPIS PTP Nusantara IV Unit

Kebun Pabatu terbagi dalam 2 golongan yaitu :

1. Pegawai Staf

Pegawai staf adalah para pimpinan, kepala dinas, asisten.

2. Pegawai Pelaksana

Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan,

surat pengangkatannya dikeluarkan oleh kantor direksi PTP Nusantara IV Unit

Kebun Pabatu. Dapat diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan

penilaian prestasi kerja pegawai. Jumlah tenaga kerja karyawan di setiap bagian

(36)
[image:36.595.160.493.229.717.2]

Tabel 2.2 Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu

AFD/BAG

Karyawan

Pimpinan Karyawan Pelaksana Total Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh

(37)
[image:37.595.158.494.223.436.2]

Tabel 2.2. Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu (Lanjutan)

AFD/BAG

Karyawan

Pimpinan Karyawan Pelaksana Total Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh

CD-2 - - - 53 1 54 54 M. Unit 1 - - - 1 DinasTU 1 - - 17 6 23 24 SDM & U 1 - 1 - - - 1 Dinas Tan. 2 - 2 7 3 10 12 C. Gudang 1 - 1 7 1 8 9

Pam. 1 - 1 39 - 39 40 Guru SMP 5 3 - - - 8

Jumlah 31 3 34 1.137 440 1.577 1.611 Sumber: PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

b. Jam Kerja

Waktu Kerja karyawan di PPIS Pabatu di bagi 2 kelompok kerja

yaitu :

1. Waktu kerja non shift (harian)

Senin-jum’at : 07.00-15.30 WIB

Sabtu : 07.00-12.30 WIB

Istirahat : 10.00-11.00 WIB

Minggu : Libur

2. Waktu Kerja Menurut Shift

(38)

Shift 2 : 18.360-0630 WIB

Khusus untuk karyawan di pabrik (karyawan produksi) waktu kerjanya

menurut shift secara bergantian. Pergantian shift dilakukan setiap minggu atau per

minggu .Pada pabrik Inti sawit PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu proses

produksi berlangsung 24 jam setiap hari. Berdasarkan Syarat Kerja Umum (SKU),

karyawan memiliki waktu kerja 7-8 jam kerja per hari dan bekerja 6 hari kerja

seminggu, jadi setiap karyawan memiliki hari libur satu hari dalam satu minggu.

Untuk itu dilakukan pergiliran waktu libur agar tidak terjadi kekosongan operator

pada setiap stasiun kerja sehingga dengan demikian proses produksi tetap berjalan

dengan baik. Apabila jam kerja karyawan lebih dari 7 jam perhari, maka jam kerja

berikutnya dihitung lembur.

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

a. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan pada PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu diatur dan

ditetapkan oleh dewan direksi PTP Nusantara IV. Upah atau gaji yang diberikan

kepada karyawan tergantung kepada golongan dan masing-masing karyawan.

Setiap karyawan memiliki :

1. Sistem Pengupahan Karyawan Harian Tetap (KHT)

Karyawan harian tetap memiliki gaji pokok dan mendapatkan jaminan

(39)

beras. Perhitungan lembur pada hari biasa atau pada waktu hari kerja normal

yaitu: untuk jam pertama kali dengan 1,5. Untuk jam kedua dan seterusnya

dikali dengan 2. Sedangkan perhitungan lembur untuk hari minggu dan

hari-hari besar yaitu : jam pertama sampai jam ketujuh dikali dengan 2, untuk

jam kedelapan dikali dengan 3. Gaji total yang diterima oleh karyawan KHT

adalah gaji pokok + premi lembur + tunjangan keluarga (untuk karyawan

yang sudah menikah) + tunjangan kota + nilai catu beras yang sudah

dikonversi ke dalam nilai rupiah.

2. Sistem Pengupahan Pegawai Rendah Bulanan (PRB)

Karyawan PRB mendapat gaji pokok, tunjangan dan jaminan sosial. Premi

lembur yang diberikan kepada karyawan PRB bervariasi berdasarkan nilai

catu beras. Perhitungan lembur untuk karyawan PRB sama halnya dengan

karyawan KHT. Untuk lembur pada hari kerja normal yaitu : jam pertama

dikali dengan 1,5. Untuk jam kedua dan seterusnya dikali dengan 2.

Sedangkan untuk hari minggu dan hari-hari besar yaitu : jam pertama sampai

jam ketujuh dikali dengan 2, untuk jam kedelapan dan seterusnya dikali

dengan 3. Gaji total yang diterima oleh karyawan PRB adalah : gaji pokok +

premi lembur + nilai catu beras + tunjangan keluarga (untuk karyawan yang

sudah menikah) + tunjangan kota + tunjangan variabel.

Tunjangan kota adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan karena

perumahan karyawan.

(40)

Dalam memnuhi kesejahtean kayawan, pabrik minyak inti PTP Nusantara IV

Unit Kebun Pabatu membeikan berbagi fasilitas kepada kayawan antara lain :

1. Perumahan

Fasilitas perumahan dibeikan perusahaan kepada kayawan staff maupun non

staff dan keluarganya. Fasilitas perumahan diberikan lengkap dengan listrrik

dan air.

2. Pendidikan anak-anak

Perusahaan juga menyediakan fasilitas pendidikan untuk anak-anak karyawan

untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak kayawan. Fasilitas pendidikan

yang diberikan berupa : Sekolah Dasar (SD), Sekolah lanjutan menengah

pertama (SLTP) dan sekolah lanjutan menengah atas perusahaan tidak

menyediakannya karena perumahan Pabatu dekat dengan kota Tebing inggi.

Untuk tunjangan SLTA dan Perguruan Tinggi perusahaan memberikan

tunjangan pemondokan.

3. Cuti

Karyawan PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu berhak mendapatkan

cuti setiap tahunnya selama 12 hari kerja untuk karyawan yang telah bekerja

terus menerus selama setahun. Pengaturan cuti ditetapkan oleh dewan direksi

PTPN IV Unit Kebun Pabatu.

4. Kesehatan dan Asuransi

Semua karyawan dan anggota keluarga mereka mendapatkan layanan

(41)

maka semua karyawan mendapat asuransi. Perusahaan telah memberikan

rujukan pada beberapa rumah sakit di kota Tebing Tinggi dan Medan untuk

tempat berobat karyawan dan anggota keluarga yang masih dalam

tanggungan keluarga.

5. Tunjangan

Pensiun dilaksanakan pada karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun.

Karyawan yang telah pensiun mendapat uang pensiun yang besarnya

tergantung masa pengabdian dan golongan/jabatan masing-masing karyawan.

6. Pesangon

Pesangon adalah imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang

diberhentikan bukan karena masa jabatannya berakhir tetapi karena

perubahan struktur pada perusahan sehingga terjadi perubahan tenaga kerja

yang mengkibatkan beberapa tenaga kerja harus diberhentikan dengan hormat

dalam rangka perampingan perusahaan. Pemberhentian ini juga dapat terjadi

apabila ada karyawan yang telah melakukan kesalahan fatal.

7. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan hari raya ini dilakukan setahun sekali dan dilakukan beberapa hari

sebelum hari raya. Besarnya Tunjangan Hari Raya yang diberikan sesuai

dengan golongan atau jabatan karyawan tersebut.

8. Koperasi

Koperasi didirikan perusahaan untuk membantu karyawan dalam memenuhi

kebutuhan mereka sehari-hari. Koperasi ini biasanya menyediakan

(42)

dengan harga yang lebih murah dari harga umum. Selain itu pembayarannya

dapat dilakukan dengan sistem cicilan.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Standar Mutu Produk

Mutu suatu produk adalah hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan

sebab mutu produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan sebab mutu

produk mempengaruhi maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena PPIS PTP

Nusantara IV Unit Kebun Pabatu mempunyai standart mutu produk yang harus

dicapai dalam mengolah produknya sehingga mendapatkan produk yang sesuai

dengan permintaan pasar atau produk yang mempunyai daya saing tinggi.

Dalam mempertahankan mutu produk tersebut PPIS PTP Nusantara IV

Unit Kebun Pabatu melakukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu ini

dilakukan mulai dari bahan baku (PKO) sampai produk akhir minyak inti.

Pengawasan mutu ini dilakukan oleh bagian laboratorium, standar mutu produk

pabrik pengolahan inti sawit (PPIS) ini adalah :

1. Inti sawit (Kernel)

a. Kadar air : 0.20 – 0.30 %

b. Asam Lemak Bebas (ALB) : 2.0 – 3.50 %

c. Kotoran : 0.02 – 0.03 %

2. Norma di Kempa Inti

a. Kadar air : 8-9 %

b. Kadar minyak : 16- 17 %

(43)

a. Kadar minyak : 9 -9.50 %

b. Kadar air : 4 -5 %

2.4.2. Bahan-bahan yang digunakan

1. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan minyak inti sawit

(CPKO) di perkebunan PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu adalah Inti Kelapa

Sawit (IKS/kernel) yang hanya diperoleh dari seluruh pabrik kelapa sawit milik

PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu yang berada di daerah Sumatera Utara.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produk CPKO pada kernel,

faktor-faktor tersebut adalah :

a. Kadar air

Kadar air yang tinggi akan menyebabkan terjadinya proses hidrolisa pada

minyak yang menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid).

Kadar air yang baik untuk mengurangi kenaikan kadar asam lemak bebas adalah

dibawah 7%.

b. Inti Pecah

Pada inti yang pecah akan mudah sekali terjadi proses hidrolisa yang akan

menyebabkan kenaikan kadar asam lemak bebas. Persentase inti pecah yang dapat

diterima maksimum sebesar 15% Inti yang pecah dapat menaikkan kadar FFA

selama penyimpanan.

c. Kotoran

Inti sawit yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit telah banyak

(44)

dengan penerimaan di loading ramp dan disimpan di kernel silo. Selama

perpindahan tersebut banyak kotoran-kotoran yang terikut seperti halnya

cangkang, serabut kelapa sawit dengan besi-besi yang berada dalam kumpulan

IKS. Kotoran ini dapat mempengaruhi mutu minyak inti ataupun ataupun dapat

mempengaruhi proses produksi. Kotoran-kotoran ini sebaiknya dikurangi dengan

berbagai inspeksi seperti pada bagian penerimaan dan proses pada mesin lainnya.

2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam suatu produk,

untuk meningkatkan mutu produk tersebut agar lebih baik. Pada proses

pengolahan inti sawit ini tidak memerlukan bahan tambahan karena memiliki

proses yang sederhana.

3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses

pembuatan produk yang mana komponennya tidak jelas dibedakan pada produk.

Bahan penolong yang digunakan adalah uap air dimana mempunyai fungsi untuk

pemurnian minyak.

2.4.3. Uraian Proses Produksi

1. Stasiun Penerimaan.

a. Penerimaan Kernel dari pabrik kelapa sawit

Bahan baku kernel yang datang dari pabrik kelapa sawit melalui alat

transportasi darat ditimbang beratnya. Kemudian muatan truk tersebut

(45)

Kernel yang diterima dari pabrik kelapa sawit (PKS), diuji dan dianalisa

untuk melihat mutu dari kernel yang akan diolah dengan cara pengambilan

sampel dari Loading Pengisapan.

b. Pemindahan Kernel ke Tangki Silo.

Kernel yang telah diterima di Loading pengisapan dipindahkan ke tangki Silo

dengan mesin peniup inti melalui timba (Elevator) masuk ke tangki Silo 1,

Silo 2, Silo 3. Masing-masing tangki berkapasitas 500 ton.

2. Stasiun Pembagian Inti.

a. Pemindahan Kernel ke Bunker Inti

Kernel yang berapa pada tangki Silo dibawa ularan (Conveyor) menuju ke

Bunker inti melalui timba-timba (Elevator), Bunker inti berjumlah 14 bunker

dengan kapasitas 11 ton per bunker. Bunker berbentuk silinder tegak dengan

bagian bawah berbentuk kerucut. Bentuknya ini memungkinkan kernel yang

pertama masuk dapat diproses lebih dahulu sehingga tidak terjadi

penyimpanan kernel terlalu lama. Pada bagian bawah bunker terdapat lubang

keluaran kernel yang memiliki tutup yang diatur secara manual.

b. Pemindahan Kernel ke Kernel Bunker

Bagian bawah dari Tangki Silo yang berbentuk kerucut terdapat katup yang

dapat mengatur jumlah kernel yang keluar dari Tangki Silo. Kernel yang

jatuh dari Tangki Silo ditampung oleh Kernel Conveyor yang dikirim ke

Bunker penyimpanan sementara. Penyimpanan ini dilakukan untuk

(46)

3. Stasiun Pengempaan.

a. Penghancuran Kernel pada Mesin Kempa

Kernel yang jatuh dari Bunker dengan kapasitas 11 ton/jam langsung masuk

ke Mesin Kempa. Pada Mesin ini kernel dihancurkan oleh ular-ularan yang

ada pada mesin Kempa akan menghasilkan minyak dan cake (Kernel yang

telah halus). Minyak akan dihantar oleh coveyor ke mesin niagara dan cake

akan dihantar oleh Conveyor ke Mesin Kempa Cake untuk diproses kembali.

b. Pemindahan Kernel yang hancur Ke Kempa Cake.

Kernel yang dihantar oleh conveyor dibawa oleh Timba-timba (Elevator)

kelantai atas dan dijatuhkan kembali ke Conveyor lainnya kemudian

dijatuhkan ke Cake Bunker. Pada bagian bawah Bunker terdapat sekat

pengatur cake yang berfungsi mengatur keluaran Cake ke Mesin Kempa

Cake. Dibagian Kempa Cake, Cake diproses kembali untuk mengambil kadar

minyak yang tersisa yang menghasilkan dua keluaran, yaitu minyak dan

ampas dari Cake yang masih memiliki kadar minyak 12%. Minyak akan

dibawa oleh Conveyor ke Mesin Niagara dan ampas akan dibawa ketempat

penampungan ampas dengan conveyor, evapolator, dan dihisap dengan

Blower.

4. Stasiun Pengutipan Minyak.

a. Pemisahan kotoran pada bak screening

Minyak yang dihantar oleh Conveyor akan jatuh ke Bak screening. Pada

mesih ini minyak yang masih mengandung kotoran akan dipisahkan oleh Bak

(47)

kembali ke mesin kempa (Kempa no 14) untuk diproses kembali untuk

memperoleh serat minyaknya.

5. Stasiun Pemurnian Minyak.

a. Pemindahan minyak ke OBD Machine.

Pada tangki pemurnian, hasil minyak yang diperoleh akan dimurnikan

melalui dua proses dengan menggunakan OBD Machine. Pada proses

pertama minyak diolah pada saringan 1 untuk memisahkan minyak dan

kotoran yang tersisa, didalam OBD Machine ini terdapat saringan kotoran

yang dapat diangkat dan dibersihkan pada jam 12.00 siang, dan saringan ke

2 merupakan proses pengendapan sehingga diperoleh minyak dengan kadar

kotoran yang rendah dan di dalam saringan ini diberi uap air untuk

memisahkan kadar air pada minyak, proses ini membentuk suatu siklus.

Kemudian akan dibawa ke tangki timbun.

6. Stasiun Penimbunan Minyak.

a. Di stasiun penimbunan minyak, minyak yang telah dikeringkan kadar airnya

akan disimpan di dalam tangki timbun dengan kapasitas 1000 ton sebanyak

3 unit, di tangki timbun dilakukan pengukuran pada setiap tangku pada

pukul 06.30 Wib, hal ini dilakukan untuk menormalisasi kapasitas tangki

timbun.

Blok Diagram Proses pembuatan minyak inti kelapa sawit dapat dilihat pada

(48)

PALM KERNEL MEAL

[image:48.595.201.484.117.666.2]

UAP AIR

Gambar 2.2. Block Diagram Proses Pengolahan Minyak Inti Sawit PTPN IV Unit Kebun Pabatu

BAHAN BAKU

STASIUN PENERIMAAN INTI

STASIUN PENIMBUNAN INTI

STASIUN PEMBAGI INTI

STASIUN KEMPA

STASIUN PEMURNIAN MINYAK

STASIUN PENIMBUNAN MINYAK

(49)

2.5. Mesin dan Peralatan

a. Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan berdasarkan unit kerjanya pada pabrik

pengolahan inti sawit PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu terdiri dari :

1. Mesin-mesin pada stasiun penerimaan inti

2. Mesin-mesin pada stasiun Kempa

3. Mesin-mesin pada stasiun pengutipan minyak

4. Mesin-mesin Pada stasiun umum/bengkel

1. Stasiun Penerimaan inti

Mesin -mesin yang digunakan dalam stasiun penerimaan inti

1. Dresser Root Holmes

Fungsi : Pengumpul inti pada stasiun penerimaan

Merk : XLP Range

Asal : Johor Mas (Malaysia)

Elektromotor

Fungsi : Motor penggerak Root Holmes

Jumlah : 2 Buah

Merk : EM Electrim Motor

Type : SG 280 S2

Daya : 75 Kw

Rpm : 2935

(50)

2. Blower

Fungsi : Menghisap kernel ke Elevator

Jumlah : 2 Buah

Merk : Chigago Blower

Asal : Andalas

Elektromotor

Fungsi : Motor penggerak blower

Jumlah : 2 Buah

Merk : TECO

Type : EBKA 0250

Daya : 37 Kw

Rpm : 2973

Asal : Singapura

3. Air Lock

Fungsi : Pengaturan besarnya tenaga pengisapan

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

Gear Motor

Fungsi : Motor penggerak conveyor penerimaan inti

Jumlah : 2 Buah

Merk : TECO

(51)

Daya : 5.5 Kw

Rpm : 1450

Asal : Singapura

2. Stasiun Kempa

Mesin -mesin yang digunakan dalam stasiun kempa

a. Mesin Kempa Inti

Fungsi : Memecah Inti untuk mengambil kadar minyak pada

Inti

Jumlah : 14 Buah

Merk : PMT

Kapasitas : 540 kg/jam

Asal : PMT

Elektromotor

Fungsi : Motor penggerak mesin kempa

Jumlah : 14 Buah

Merk : Electrim

Daya : 45 Kw

Rpm : 985

b. Mesin kempa Cake

Fungsi : Mengepres cake untuk mengambil kadar minyak yang

tersisa

(52)

Merk : Ekspeller

Kapasitas : 320 kg/jam

Asal : Johor Mas

Elektromotor

Fungsi : Motor penggerak mesin kempa cake

Jumlah : 12 Buah

Merk : Electrim

Daya : 45 Kw

Rpm : 985

Cos θ : 0.8

2. Gear Motor ularan pembawa cake

Fungsi : Motor penggerak ularan pembawa kempa cake

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : 132 M

Daya : 7.5 Kw

Rpm : 1420

Asal : Singapura

Gear motor ularan pembawa minyak inti

Fungsi : Motor penggerak ularan pembawa minyak Inti

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

(53)

Daya : 3 Kw

Rpm : 1420

Asal : Singapura

3. Gear motor timba cake

Fungsi : Motor penggerak timba cake

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : SK 100L

Daya : 3 Kw

Rpm : 1420

Asal : Singapura

4. Gear motor pembagi cake

Fungsi : Motor penggerak pembagi cake

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : 160 M

Daya : 11 Kw

Rpm : 1460

Asal : Singapura

5. Gear motor ularan meal

Fungsi : Membawa meal ke gudang meal

Jumlah : 2 Buah

(54)

Type : 160 M

Daya : 11 Kw

Rpm : 1460

Asal : Singapura

6. Gear motor ularan minyak di bawah kempa

Fungsi : Motor penggerak ularan minyak di bawah kempa

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : SK 100L

Daya : 2.2 Kw

Rpm : 1435

Asal : Singapura

7. Gear motor timba meal

Fungsi : Motor penggerak timba meal

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : SK 100L

Daya : 3 Kw

Rpm : 1420

Asal : Singapura

8. Gear motor ularan pembawa meal

Fungsi : Motor penggerak ularan pembawa meal

(55)

Merk : NORD

Type : SK 100L

Daya : 3 Kw

Rpm : 1420

Asal : Singapura

9. Fungsi : Motor penggerak ularan pembawa meal

Jumlah : 1 Buah

Merk : NORD

Type : 160 M

Daya : 11 Kw

Rpm : 1450

Asal : Singapura

10. Gear motor timba pembagi meal

Fungsi : Motor penggerak timba pembagi meal

Jumlah : 2 Buah

Merk : NORD

Type : 132 M

Daya : 75 Kw

Rpm : 1450

Asal : Singapura

3 Stasiun Pengutipan Minyak

(56)

1. Preasure Leaf (Niagara)

Fungsi : Membersihkan kotoran dari cake

Jumlah : 2 Buah

Asal : Malaysia

4. Stasiun Umum

Mesin-mesin Yang digunakan dalam stasiun umum

1. Handing Granding Machine

Fungsi : Menggerinda mesin dan peralatan

Jumlah : 1 Buah

Merk : Hitachi

Type : G 155 A

Asal : Jepang

2. Mesin Bubut

Fungsi : Membentuk tirus, ulir pada benda kerja.

Jumlah : 1 Buah Power : 4 Hp

Merk : BT Tegengan : 220 volt, 3 Phasa

Type : CS 6266 B Kuat arus : 6 Amp

Asal : Sanghai

3. Mesin Bor

Fungsi : Melubangi benda kerja

Jumlah : 1 Buah Power : 4 Hp

(57)

4. Mesin Scrap

Fungsi : Meratakan benda kerja

Jumlah : 1 Buah Power : 3 Hp

Type : Y 100 L 4 RH Kuat Arus : 4 Amp

Asal : Sanghai

5. Mesin Gerinda

Fungsi : Menghaluskan permukaan benda kerja

Jumlah : 1 Buah Power : 3 Hp

Type : S 35 L-350 Kuat arus : 4 Amp

Asal : Sanghai

6. ARC Wellding Transformacib

Fungsi : Menaikkan dan menurunkan tegangan

Jumlah : 1 Buah

Merk : Steadyarc

Asal : New Zealand

7. Trafo Las Listrik

Fungsi : Sumber tegangan yang menghasilkan arus listrik pada

mesin las.

Jumlah : 1 Buah Voltase : 220 Volt

Merk : AC ARC Wellding Phase : 3 Phasa

Type : AT SS 5 Power : 4 Hp

(58)

8. Trafo Las Listrik

Fungsi : Sumber tegangan yang menghasilkan arus listrik pada

mesin las.

Jumlah : 2 Buah

Merk : AC Wekkding Plant

Type : Transarc 400

Asal : Australia

b. Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan berdasarkan unit kerjanya pada pabrik

pengolahan inti sawit PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu terdiri dari :

1. Peralatan-peralatan pada stasiun penimbunan inti

2. Peralatan-peralatan pada stasiun pembagi inti

3. Peralatan-peralatan pada stasiun Kempa

4. Peralatan-peralatan pada stasiun pengutipan minyak

5. Peralatan-peralatan pada stasiun penimbunan minyak

1. Stasiun penimbunan Inti

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Penimbunan Inti

1. Silo Inti

Fungsi : Menyimpan sementara Kernel

Jumlah : 3 Buah

(59)

Kapasitas : 500 Ton

Asal : PMT

2. Ularan Inti di bawah Silo

Fungsi : Membawa inti ke bagian Bunker

Jumlah : 1 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

3. Timba-timba Inti

Fungsi : Membawa inti ke Lantai yang lebih tinggi

Jumlah : 1 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

4. Ular-ularan Pembawa Inti

Fungsi : Membawa inti ke bagian ke kempa cake

Jumlah : 1 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

5. Ular-ularan Pembagi Inti

Fungsi : Membagi inti

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

(60)

2. Stasiun Pembagi Inti

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Pembagian Inti :

1. Bunker Pengumpan Inti

Fungsi : Pengumpan inti ke bagian Kempa

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

3. Stasiun Kempa

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Kempa :

1. Ularan PK Meal di Bawah Kempa

Fungsi : Membawa inti ke bagian

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

2. Timba PK Meal

Fungsi : Membawa inti ke bagian penumpukan meal

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

3. Ularan Pembawa PK Meal

(61)

Merk : PMT

Asal : PMT

4. Fungsi : Membawa inti ke bagian gudang meal

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

5. Ularan Pembagi PK Meal

Fungsi : Membagi inti ke bagian penumpukan meal

Jumlah : 2 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

6. Ularan Pembawa Minyak

Fungsi : Membawa minyak ke bagian pengutipan minyak

Jumlah : 3 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

4. Stasiun Pengutipan Minyak

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Pengutipan Minyak

1. Ularan pengumpul Minyak

Fungsi : Pengumpul Minyak

Jumlah : 1 Buah

(62)

Asal : PMT

2. Tangki Minyak Screaning

Fungsi : Menyimpan Minyak

Jumlah : 1 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

3. Pompa Minyak kasar ke Niagara

Fungsi : Memompa minyak ke Niagara

Jumlah : 2 Buah

Merk : Southerm croos

Asal : MAS

4. Tangki Minyak Bersih

Fungsi : Menyimpan Minyak Bersih

Jumlah : 1 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

5. Pompa Minyak Bersih

Fungsi : Memompa Minyak ke Tangki Minyak

Jumlah : 2 Buah

Merk : EBS RAY PUMPS

(63)

5 Stasiun Penimbunan Minyak

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam stasiun Penimbunan Minyak

1. Tangki Timbun Minyak

Fungsi : Menimbun Minyak

Jumlah : 4 Buah

Merk : PMT

Asal : PMT

2. Pompa Pengiriman Minyak Bersih

Fungsi : Memompa Minyak bersih

Jumlah : 2 Buah

Type : T 24 V 30 P 62288

Asal : Sidney

c. Utilitas

Tenaga utilitas (peralatan pendukung) adalah sarana pendukung dalam suatu

pabrik untuk memperlancar dan meningkatkan efisiensi proses, sehingga hasil

yang diperoleh optimum. Peralatan pendukung yang digunakan pada pabrik

pengolahan minyak inti ini adalah :

1. Tenaga listrik dan Diesel

Mesin pembangkit listrik yang digunakan di pabrik ini adalah generator

(Genset). Genset yang terdapat pada PPIS PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu

(64)

untuk menjalankan genset adalah solar. Genset digunakan untuk menggerakkan

dan menjalankan mesin-mesin pengolahan (produksi) dan juga mengoperasikan

ketel Uap, besar daya masing-masing genset dapat di lihat pada Tabel 2.3 dibawah

[image:64.595.124.487.231.394.2]

ini :

Tabel 2.3. Penggunaan daya genset

Diesel

A B C

KVA 850 750 790

100% 680 600 600

80% 540 480 480

Sumber: PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu.

2. Penyediaan air

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia,

seperti untuk keperluan proses produksi, keperluan para pekerja sehari hari. Air

yang digunakan untuk pabrik pengolahan minyak inti berasal dari sungai hulu

yang sebelumnya telah melalui perlakuan sehungga dapat memenuhi syarat untuk

digunakan.

Air yang di proses diantaranya adalah air bersih yang masuk ke storage

tank. Air ini dibagikan ke boiler pada pabrik pengolahan crude palm oil (CPO)

(65)

3. Bengkel

Bengkel merupakan peralatan pendukung dari pabrik. Di pabrik minyak

inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu, mesin-mesin dan peralatan yang

terdapat pada bengkel adalah :

− Mesin Bubut

− Mesin Gerinda

− Mesin Las

− Gergaji mesin

− Kikir

− Dll

Apabila ada mesin atau peralatan di pabrik yang rusak ringan biasanya mesin

tidak terhambat. Bengkel di pabrik minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun

Pabatu ini diawasi oleh asisten teknik. Asisten teknik inilah yang bertanggung

jawab atas kondisi peralatan yang terdapat di bengkel.

d. “Safeti and Fire Protection

Keselamatan dan keselamatan kerja sangat penting diperhatikan. Kesehatan

dan keselamatan kerja adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan

produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran dan

kerusakan pada hasil olah, dan terutama untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja. Dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, maka diharapkan

proses pengolahan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan produk yang

(66)

Kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan produksi meliputi kesehatan dan

keselamatan lingkungan kerja dan lingkungan pabrik.

1. Kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja di pabrik meliputi kontruksi bangunan,

lantai, dinding, atap, ventilasi. Bangunan didirikan untuk melindungi pekerja,

peralatan, dan bahan yang sedang diproses dari pengaruh lingkungan serta

mengamankan seluruh barang yang terdapat didalamnya. Bangunan di pabrik

minyak inti PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu merupakan kontruksi

baangunan bertingkat tiga. Di lantai bawah pada stasiun kempa terbuat dari

ubin berwarna coklat. Pada lantai 2 dan 3 merupakan tempat aliran alat –alat

pengangkut bahan yang diproses seperti conveyor dan evapolator, lantai

sendiri ini terbuat dari besi. Bangunan tidak mempunyai dinding dan atap

bangunan terbuat dari seng, tahan terhadap hujan dan bocor.

2. Kesehatan dan keselamatan kerja dilingkungan pekerja

kesehatan dan keselamatan pekerja harus mendapatkan perhatian yang baik,

karena dengan terjaminnya kesehatan dan keselamatan pekerja akan

mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan di samping lebih

meningkatkan semangat kerja karyawan. Kesehatan dan keselamatan kerja

terhadap perkerja dilakukan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas

keselamatan kerja berupa :

− Penutup kepala ( Helm)

(67)

− Membuat titik evakuasi pabrik yang berad di areal terbuka yang

apabila terjadi keadaan darurat semua tenaga kerja dari tiap stasiun

dapat berkumpul di daerah tersebut.

− Membuat larangn pada daerah yang berbahaya

− Membuat slogan-slogan

− Memasang racun api pada setiap titik di sekitar pabrik sebagai

antisipasi apabila terjadi kebakaran.

e. Waste Treatment

Setiap perusahaan perlu memperhatikan masalah limbah yang dihasilkan

sepanjang proses produksi berlangsung terdiri dari limbah padat dan limbah cair.

Masing-masing limbah tersebut dikelola dengan cara yang berbeda sebelum

dibuang ke lingkungan.

Limbah padat berupa cake meal atau ampas sisa perasan kernel cake

dialirkan ke gudang penampungan cake meal yang dapat diproses lebih lanjut.

Pada perusahaan tersebut terdapat limbah cair yang diakibatkan oleh

bahan-bahan kimia pada perlakuan proses produksi di mana limbah tersebut

dialirkan ke stasiun pengolahan limbah. Di stasiun pengolahan limbah, limbah

(68)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance

3.1.1. Pengertian Maintenance

Pada industri manufaktur mesin-mesin dan peralatan yang telah tersedia

dan siap pakai dibutuhkan setiap saat proses produksi akan dimulai. Fungsi

mesin/peralatan yang digunakan dalam proses produksi tersebut akan mengalami

kerusakan sejalan dengan semakin menurunnya kemampuan mesin/peralatan

tersebut, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

perbaikan secara berkala melalui

Gambar

Tabel 2.2 Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu
Tabel 2.2. Susunan Karyawan PKS Dan PPIS Pabatu (Lanjutan)
Gambar 2.2. Block Diagram Proses Pengolahan Minyak Inti Sawit PTPN IV Unit Kebun Pabatu
Tabel 2.3. Penggunaan daya genset
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan ekspektasi pengkhotbah (lingkaran kuning) terhadap tangga di depan tengah mimbar yang dirasakan mengganggu aksesibilitasnya dalam bergerak ketika melakukan

Berdasarkan data di atas akan diuraikan pada pembahasan sebagai berikut: (1)Faktor Ambisi Dari 42 responden, yang merasa berambisi dalam mengikuti pembelajaran

Hugo Chavez adalah Presiden Venezuela yang memiliki peranan penting dalam perubahan arah politik dalam menanggulangi krisis ekonomi yang berkepanjangan di Venezuela dengan

tidak boleh transparan). 3) Berdasi hitam dan memakai ikat pinggang warna hitam polos. 4) Sepatu pantofel warna hitam tanpa hak berkaus kaki putih 10cm diatas mata kaki. 5) Memakai

Jika ingin menampilkan kata ”alias”, maka Anda tidak perlu mengetik perintah yang panjang lagi, tetapi cukup ketik ^shell^alias^ dan tekan Enter maka akan menggantikan kata

Berdasarkan uraian di atas dan dengan adanya kerjasama dengan guru kimia SMA Al Islam 1 Surakarta, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas menggunakan

Proto fonem /j/ sangat sedikit data yang ditemukan. Berdasarkan data tersebut, proto fonem /j/ mengalami inovasi. Inovasi tersebut yaitu */j/ > /y/ yang terjadi pada

Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi (terutama komunikasi media massa) bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.