S
E
K O L A
H
P A
S C
A S A R JA
N
A
STUDI ANALISIS SIMULASI TENTANG KARAKTER
POLIETILENA DAN KADAR PENGISI (SERAT
BATANG PISANG) SEBAGAI KOMPOSIT
UNTUK BAHAN PALET KAYU
TESIS
Oleh
SRI IMELDA
077026027/FIS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
STUDI ANALISIS SIMULASI TENTANG KARAKTER
POLIETILENA DAN KADAR PENGISI (SERAT
BATANG PISANG) SEBAGAI KOMPOSIT
UNTUK BAHAN PALET KAYU
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Fisika pada
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
SRI IMELDA
077026027/FIS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : STUDI ANALISIS SIMULASI TENTANG KARAKTER POLIETILENA DAN KADAR PENGISI (SERAT BATANG PISANG) SEBAGAI KOMPOSIT UNTUK BAHAN PALET KAYU
Nama Mahasiswa : Sri Imelda Nomor Pokok : 077026027 Program Studi : Fisika
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc) (Drs. Nasir Saleh, M,Eng,Sc)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)Prof. Dr. Ir. Sumono, MS
Telah diuji pada
Tanggal: 16 Juni 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc
Anggota : 1. Drs. Nasir Saleh, M.Eng.Sc
2. Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D
3. Drs. Anwar Dharma Sembiring, MS
ABSTRAK
Polietilena dan kadar pengisi (serat batang pisang) sebagai komposit untuk bahan palet kayu diteliti dengan penelitian studi analisis secara simulasi program
Mathematica 5.1. Variabel penelitian simulasi ini adalah waktu 5’, 10’, 15’, 20’,25’
dan 30’ selanjutnya pemakaian kadar pengisi (serat batang pisang) 10,20, 30, 40%
berat. Parameter penelitian ini adalah kuat tekan dan elastisitas. Hasil simulasi menunjukkan hasil terbaik diperoleh di atas nilai literatur adalah dengan komposisi 90% polietilena dan 10% serat batang pisang pada waktu pengukuran 30 menit dengan nilai keelastisan 81,28 kgf dan kuat tekan 16,8 kgf. Kayu palet industri memberikan elastisitas 53,48 kgf dan kuat tekan 133,9 kgf.
Dari perbandingan antara hasil simulasi dan eksperimen dapat disimpulkan bahwa analisis simulasi untuk elastisitas dan kuat tekan dapat diperoleh perubahan yang konstan akibat dari kenaikan waktu dan juga dapat dianalisis dengan interval waktu yang konstan.
ABSTRACT
This research studied about the Polietilena character and filler level (banana fibers) as composite for material of palette wood. This research employed the
simulation program of Math 5.1. The variables of this research are time of 5’, 10’,
15’, 20’, 25’, and 30’ and use banana fibers with weight percent of 10, 20, 30, and
40. In that case, I use bending strength and the elasticity as parameters. The result of simulation shows that the best result is obtained above the value of literature with ninety percents politiena and teen percents banana fibers at the measurement time thirty minutes and the elasticity value of 81.28 kgf and bending strength of 16.8 kgf. The industrial palette wood gives the elasticity of 53.48 kgf and pressure strength of 133.9 kgf.
The comparison between the simulation result and the experiment are concluded that the simulation analysis for the elasticity and pressure strength can be obtained a constant change due to time increase and those can analyzed with an interval time constant.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan karena berkat
keyakinan, kesehatan, dan kesempatan yang telah diberikan-Nya membuat tesis ini
dapat diselesaikan.
Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik
Indonesia c.q. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan
dana sehingga kami dapat menyelesaikan Program Magister Sains pada Program
Studi Magister Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya tesis ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), Rektor Universitas
Sumatera Utara Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Sains.
Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc sebagai Direktur Sekolah
Pascasarjana USU Medan yang telah memberikan kesempatan kepada kami
mengikuti pendidikan Program Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Bapak Prof. Drs. Eddy Marlianto, M.Sc, Ph.D, Ketua Program Studi Fisika,
Drs. Nasir Saleh, M.Eng,Sc, Sekretaris Program Studi Fisika beserta seluruh Staf
Pengajar pada Program Studi Magister Fisika Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kami ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc selaku
Pembimbing Utama yang dengan penuh perhatian dan telah memberikan dorongan
dan bimbingan, demikian juga kepada Bapak Drs. Nasir Saleh, M.Eng,Sc selaku
Pembimbing Lapangan yang dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing
Kepada Ayahanda Ir.H. Kondar Siregar, BRE dan Ibunda almh. Hj.
Mukhlinar Lubis, Ibu Farida Raini Tanjung, kakak-kakakku Ir. Meiyani Siregar, Sri
Sundarini Siregar, S.P, Fitriana Rezki Siregar, A.Md, Yanita Siregar, SE, MM,
adik-adikku Gustina Roma Siregar, S.Pt dan Wesly Azis Martua Siregar, SE serta seluruh
ponakan dan seluruh keluargaku tersayang yang memberikan semangat dan dorongan
bagi kami dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Fisika
Universitas Sumatera Utara.
Ucapan tarima kasih atas nasehat dan dukungannya yang selalu ada dikala
senang dan susah teruntuk kak Ima, kak Hafni dan kak Emi.
Atas do’a, dukungan dan keikhlasannya dalam membantu penulisan tesis ini
terima kasih buat kak Bisman Agus Ritonga.
Ucapan tarima kasih atas nasehat dan dukungannya kepada Bapak Drs. Maruli
Naibaho (Kepala SMA Negeri 1 Pancurbatu), Ibu Hj. Ida Rosanti, Bapak Drs. M.
Saleh, Bapak M. Bukit serta bapak dan ibu guru rekan-rekan di SMA Negeri
Pancurbatu. Ucapan tarima kasih kepada rekan-rekan guru di SMA Swasta ERIA
medan.
Yang tak terlupakan atas kesabarannya untuk membimbing dan mengajari
kami dalam metode simulasi Ibu Herlina Harahap, M.Si.
Sahabat yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan, Azro, Fifit, Riza,
Heny dan Lely terima kasih selalu.
Kawan-kawan Program Studi Magister Fisika Universitas Sumatera Utara
angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada kami, Pegawai
Administrasi Sekolah Pascasarjana USU Medan yang telah memperlancar
administrasi selama penulis menempuh pendidikan, dan berbagai pihak yang banyak
Dengan segala kerendahan hati, tulisan ini masih mempunyai kekurangan,
namun penulis berharap dapat memberikan manfaat sebagai bahan referensi dan
untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juni 2009
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap berikut Gelar : Sri Imelda, SPd
Tempat dan Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 28 Maret 1975
Alamat Rumah : Jalan Suka Subur No. 15 Medan
Telepon/Faks/HP : (061) 77788974
Instansi Tempat Bekerja : SMA Negeri 1 Pancurbatu
Alamat Kantor : Jl. Letjen Drs. Djamin Ginting No. 22
Pancurbatu
Telepon/Faks : (061) 8362557
DATA PENDIDIKAN
SD : SD Negeri 15/142431 Padangsidempuan Tamat : 1987
SMP : SMP Negeri 1 Padangsidempuan Tamat : 1990
SMA : SMA Negeri 2 Medan Tamat : 1993
Strata-1 : IKIP Tamat : 1998
Strata-2 : Program Studi Magister Fisika Tamat : 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
RIWAYAT HIDUP..._ vi DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN__________________________________________ xv BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Perumusan Masalah... 4
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Hipotesis... 6
1.5. Pembatasan Masalah... 7
1.6. Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1. Sistem Komputer... 8
2.2. Konsep Dasar Simulasi... 10
2.3. Bahasa Pemrograman... 11
2.3.1. Program Mathematica... 12
2.3.2. Tahapan dalam Pemrograman... 15
2.3.3. Metode Numerik... 17
2.5. Serat Batang Pisang, Sifat-sifat dan Komposisinya... 19
2.6. Komposit dan Sifat-sifatnya... 21
2.7. Palet... 22
2.8. Sifat Tegangan dan Regangan... 23
2.9. Modulus Patah dan Modulus Elastisitas... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27
3.1. Pemilihan dan Pengambilan Data... 27
3.2. Parameter yang Digunakan... 27
3.2.1. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu (T)..._ 27 3.2.2. Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)..._ 28 3.2.3. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan..._ 28 3.2.4. Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan... _ 29 3.3. Algoritma dan Analisis Simulasi... 29
3.3.1. Algoritma Program Simulasi untuk Menentukan Keelastisan... 32
3.3.2. Algoritma Program Simulasi untuk Menentukan Kekuatan Tekan... 33
3.3.3. Flowchart Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu (T)... 35
3.3.4. Flowchart Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)... 36
3.3.5. Flowchart Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan.... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 39
4.1. Analisis Simulasi Keelastisan (MOE) dan Kuat Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)... 39
4.1.1. Keelastisan (MOE)... 39
4.1.2. Kuat Tekan (MOR)... 46
4.2. Analisis Simulasi Keelastisan (MOE) dan Kuat Tekan (MOR) terhadap Waktu (T) Konstan... 53
4.2.1. Keelastisan (MOE)... 53
4.2.2. Kuat Tekan (MOR)... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 69
5.1. Kesimpulan... 69
5.2. Saran... 70
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Sifat Kimia dan Komposisi Serat Batang Pisang……….. 20
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Tahapan Studi Simulasi... 11
2.2. Reaksi Pembentukan Polietilena... 18
2.3. Spesimen Komposit Polietilena Serat Batang Pisang
(PE-SBP)... 23
4.1. Korelasi antara Eelastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 100% dengan Simulasi... 39
4.1a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 100% dengan Eksperimen... 40
4.2. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 90% dengan Ssimulasi... 41
4.2a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 90% dengan Eksperimen... 41
4.3. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 80% dengan Simulasi... 42
4.3a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 80 dengan Eksperimen... 42
4.4. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 70% dengan Simulasi... 43
4.4a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 70% dengan Eksperimen... 44
4.5. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
PE 60% dengan Simulasi... 45
4.5a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel
4.6. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 100% dengan Simulasi... 46
4.6a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE100% dengan Eksperimen... 47
4.7. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 90% dengan Simulasi... 48
4.7a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 90% dengan Eksperimen... 48
4.8. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 80% dengan Simulasi... 49
4.8a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 80% dengan Eksperimen... 49
4.9. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 70% dengan Ssimulasi... 50
4.9a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 70% dengan Eksperimen... 51
4.10. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 60% dengan Simulasi... 52
4.10a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu untuk Sampel
PE 60% dengan Eksperimen... 52
4.11. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 5 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 53
4.11a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 5 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 54
4.12. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 10 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 55
4.12a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 10 Menit
4.13. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 15 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 56
4.13a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 15 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 56
4.14. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 20 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 57
4.14a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 20 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 58
4.15. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 25 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 58
4.15a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 25 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 59
4.16. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 30 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 60
4.16a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu Konstan 30 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 60
4.17. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 5 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 61
4.17a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 5 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 62
4.18. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 10 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 63
4.18a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 10 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 63
4.19. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 15 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 64
4.19a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 15 Menit
4.20. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 20 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 65
4.20a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 20 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 65
4.21. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 25 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 66
4.21a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 25 Menit
untuk Sampel PE dengan Eksperimen... 65
4.22. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 30 Menit
untuk Sampel PE dengan Simulasi... 67
4.22a. Korelasi antara Kuat Tekan terhadap Waktu Konstan 5 Menit
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
A. Data Hasil Pengukuran Kuat Tekan dan Elastisitas... 73
B. Data Hasil Pengukuran Kuat Tekan dan Elastisitas dengan Waktu Konstan... 74
C. Program Menghitung Elastisitas Polietilena 100%... 75
D. Program Menghitung Elastisitas Polietilena 90%... 77
E. Program Menghitung Elastisitas Polietilena 80%... 79
F. Program Menghitung Elastisitas Polietilena 70%... 81
G. Program Menghitung Elastisitas Polietilena 60%... 83
H. Program Menghitung Elastisitas dengan waktu Konstan 5 Menit... 85
I. Program Menghitung Elastisitas dengan Waktu Konstan 10 Menit... 87
J. Program Menghitung Elastisitas dengan Waktu Konstan 15 Menit... 89
K. Program Menghitung Elastisitas dengan Waktu Konstan 20 Menit... 91
L. Program Menghitung Elastisitas dengan Waktu Konstan 25 Menit... 93
M. Program Menghitung Elastisitas dengan Waktu Konstan 30 Menit... 95
N. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Polietilena 100% 97 O. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Polietilena 90%.. 99
Q. Program menghitung Kuat Tekan dengan Polietilena 70% 103
R. Program menghitung Kuat Tekan dengan Polietilena 60% 105
S. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
Konstan 5 Menit... 107
T. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
Konstan 10 Menit... 109
U. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
Konstan 15 Menit... 111
V. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
Konstan 20 Menit... 113
W. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
Konstan 25 Menit... 115
X. Program Menghitung Kuat Tekan dengan Waktu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teori baru mengenai material pada skala atomik dapat
mempermudah peneliti memprediksi perilaku material pada skala makroskopik dan
memberikan kemampuan merancang material-material baru dengan sifat-sifat tertentu
yang diinginkan. Namun, analisa yang dilakukan dengan rancangan materialnya
terlebih dahulu, hanya dapat dilakukan dengan eksperimen berkali-kali dengan waktu
yang sangat lama dan biaya yang sangat mahal. Selain itu, akan menimbulkan
berbagai kondisi sulit atau tidak dapat diimplementasikan. Seperti eksperimen
pencampuran polietilena dengan serat batang pisang yang membutuhkan waktu lama
pada saat penelitiannya.
Keberadaan kemajuan ilmu komputer telah membuka kemungkinan baru
dalam eksperimen dengan menggunakan kecanggihan komputer. Eksperimen
komputer adalah jembatan antara teori dan eksperimen yang telah diterima sebagai
salah satu metoda penelitian dan pengembangan material.
Fisika komputasi adalah suatu gabungan antara Fisika, Komputer, Sains dan
Matematika Terapan untuk memberikan solusi pada kejadian dan masalah yang
kompleks pada dunia nyata, baik dengan menggunakan simulasi dan penggunaan
haruslah sebanding agar dihasilkan solusi numerik visualisasi atau pemodelan yang
tepat untuk memahami masalah Fisika (Stevan, et.al, 1998).
Tujuan penerapan fisika komputasi adalah untuk evaluasi integral,
penyelesaian persamaan differensial, penyelesaian persamaan simultan, memplot
suatu fungsi/data, membuat perkembangan suatu seri fungsi, menemukan akar
persamaan, dan bekerja dengan bilangan kompleks. Dengan fisika komputasi, suatu
eksperimen material secara fisik dapat didahului oleh eksperimen komputer untuk
menentukan kondisi yang dibutuhkan dan memprediksi hasilnya. Manfaat eksperimen
komputer diantaranya adalah biaya relatif murah dan dapat melakukan pekerjaan atau
perhitungan matematika dengan lebih mudah meskipun untuk sistem yang lebih
kompleks, dan dapat diselaraskan dengan kemajuan komputer yang terus meningkat.
Salah satu eksperimen komputer yang dapat dilakukan adalah menganalisa tentang
hubungan waktu terhadap karakter polietilena dan kadar pengisi (serat batang pisang)
sebagai komposit untuk bahan palet kayu.
Dewasa ini penggabungan suatu bahan dengan bahan lain untuk mendapatkan
hasil yang mendekati bahan alami telah banyak digunakan. Lebih jauh,
penggabungan bahan tersebut telah berhasil penggunaannya dalam menyelesaikan
berbagai persoalan dalam pembuatan suatu bahan.
Di era globalisasi ini kita dituntut untuk menguasai teknologi bersih baik pada
saat sekarang dan masa yang akan datang. Pemilihan material yang tepat sebagai
pemenuhan atas tuntutan tersebut juga harus diperhatikan agar tidak menambah
Selama ini telah terjadi kerusakan lingkungan, salah satunya berasal dari
limbah pohon pisang. Di daerah pesisir, batang pisang digunakan masyarakat ketika
banjir datang sebagai alat transportasi untuk melewati banjir. Setelah banjir selesai,
batang pisang dihanyutkan begitu saja tanpa memperdulikan pengaruh negatif dari
limbahnya. Ketika limbah dapat dijadikan serat, kemungkinan manfaat positif dari
batang pisang dapat diciptakan, terutama yang berhubungan dengan palet dan
komposit. Komposit merupakan suatu sistem bahan yang tersusun dari proses
pencampuran atau penggabungan dua atau lebih konstituen yang berbeda dalam hal
bentuk atau komposisi bahan yang tidak larut satu sama lain.
Polietilena (PE) adalah salah satu polimer terbesar yang diproduksi. Selain
ringan, mudah dibentuk, cukup keras, tahan goresan, tahan terhadap zat kimia, sedikit
sekali menyerap air, sifatnya transparan dan tembus cahaya. PE memiliki kekuatan
benturan-benturan yang tinggi dan tahan terhadap pelarut organik pada suhu 600C.
Adanya keanekaragaman produk berbahan polietilena disebabkan karena polimer ini
dapat kompatibel dengan jumlah bahan aditif sehingga polimer dapat menyumbang
22% berat permintaan termoplastik di dunia (Ramzah, 2008). Polietilena mempunyai
sifat fisik keras dan kaku sehingga secara komersil selalu ditambah bahan aditif
dengan tujuan agar diperoleh derajat kekerasan dan kelunakan tertentu sehingga
bahan polietilena tersebut mudah dibentuk menjadi berbagai jenis sarang
(Wirjosentono, 1998).
Serat batang pisang merupakan serat alam. Serat batang pisang merupakan
keberadaannya dapat menjadi alternatif penggunaan bahan pengisi matriks yang
pernah ada secara lebih efektif, murah dan anti pencemaran. Karena pohon pisang
yang sudah dipanen tentu menjadi limbah, dan limbah inilah yang digunakan.
Material komposit memiliki sifat khas yaitu ringan, karena itu sifat kekuatan
dan kekakuan spesifiknya tinggi. Material komposit diproyeksikan menjadi material
pengganti bahan-bahan struktural konvensional seperti logam dan kayu. Material
komposisit salah satunya untuk komposit polietilena dengan penguat serat batang
pisang yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan plastik untuk menggantikan
palet kayu yang diperoleh dengan cara komposit berlapis (Berger, et.al, 1989).
Langkah penting dalam simulasi adalah penentuan jumlah kadar pengisi
dalam bahan polietilena yang digunakan dalam perhitungan. Dalam perhitungan
pencampuran polimer polietilena dengan serat batang pisang dapat membentuk bahan
komposit (Mayer, 1991). Persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk
menghitung kekuatan tekan dan keelastisan. Uji mekanik specimen (ASTM D 638
Type IV) merupakan data yang akurat karena memegang peranan yang sangat
penting. Dengan simulator kita dapat mengetahui nilai kekuatan tekan dan keelastisan
untuk setiap persen kadar pengisinya yaitu serat batang pisang, sehingga jadwal
produksi dan penyelesaiannya dapat dilakukan lebih efektif.
1.2. Perumusan Masalah
Model sederhana kadangkala tidaklah cukup untuk memberikan solusi
metode simulasi, dalam hal ini untuk menentukan kekuatan tekan dan keelastisan
dengan perlakuan waktu yang berbeda dan perlakuan waktu yang konstan.
Permasalahan utamanya adalah bagaimanakah cara merancang simulasi komputasi
dengan Program Mathematica 5.1 yang akan memperlihatkan karakter komposit yang
dihasilkan tetap kuat dan keelastisan yang tinggi dengan pencampuran polietilena dan
serat batang pisang (90% : 10%). Untuk memenuhi persyaratan di atas - yaitu jumlah
kadar pengisi, kekuatan tekan, dan keelastisan maka perlu dilakukan variasi
penambahan jumlah kadar pengisi yaitu serat batang pisang sehingga diperoleh suatu
kondisi optimum yang sesuai untuk bahan palet kayu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang merupakan permasalahan
penelitian Analisis Simulasi tentang Karakter Polietilena dan Kadar Pengisi (Serat
Batang Pisang) sebagai Komposit untuk Bahan Palet Kayu ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh penambahan serat batang pisang (dalam persen)
terhadap karakteristik elastisitas pada penambahan waktu (dalam menit) dan pada
waktu konstan?
2. Bagaimanakah pengaruh penambahan serat batang pisang (dalam persen)
terhadap karakteristik kekuatan tekan pada penambahan waktu (dalam menit) dan
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian Analisis Simulasi tentang Karakter Polietilena dan Kadar Pengisi
(Serat Batang Pisang) sebagai Komposit untuk Bahan Palet Kayu ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan serat batang pisang (dalam persen)
terhadap karakteristik elastisitas pada penambahan waktu (dalam menit) dan pada
waktu konstan.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan serat batang pisang (dalam persen)
terhadap karakteristik kuat tekan pada penambahan waktu (dalam menit) dan pada
waktu konstan.
1.4. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik komposit polietilena dan kadar pengisi (serat batang pisang) terbaik
dapat diperoleh melalui pencampuran dengan ratio (90% : 10%).
2. Kekuatan tekan dan keelastisan sangat dipengaruhi oleh persentase penambahan
serat batang pisang (10, 20, 30 dan 40%) dan waktu (5, 10, 15, 20, 25 dan 30
1.5. Pembatasan Masalah
Penelitian tesis ini dibatasi dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Penilitian ini dilakukan dengan cara simulasi dan komputasi dengan
menggunakan program Mathematica versi 5.1.
2. Simulasi yang dilakukan dibatasi pada hasil pengukuran karakteristik polietilena
dan kadar pengisi (serat batang pisang) sebagai komposit untuk bahan palet kayu
(kuat tekan dan keelastisan).
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian tesis ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara umum akan memajukan penelitian di bidang material khususnya komposit
untuk bahan palet kayu melalui simulasi dan metode komputasi.
2. Dapat memberikan informasi awal untuk menentukan variabel-variabel yang
lebih tepat agar hasil yang diperoleh lebih baik bagi peneliti selanjutnya.
3. Dapat digunakan sebagai pendahuluan dalam menentukan kondisi yang
dibutuhkan dan memprediksi hasil yang diperoleh sebagai pengembangan
eksperimen berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Komputer
Kehidupan manusia yang terus berkembang dan meningkat tidak dapat lepas
dari teknologi. Teknologi merupakan himpunan produk kebudayaan, berupa
sarana-prasarana fisik dan non-fisik, yang hadir di dalam masyarakat melalui proses evolusi
yang panjang sepanjang abad sejarah. Komputer atau lebih tepat teknologi berbasis
komputer hanyalah salah satu manifestasi terakhir dari teknologi informasi. Ilmu
komputer mempelajari apa yang biasa dilakukan oleh beberapa program dan apa yang
tidak (komputabilitas dan intelegensia buatan), bagaimana program itu harus
mengevaluasi suatu hasil (algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan
mengambil data tertentu dari suatu informasi (struktur data) dan bagaimana program
dan pengguna berkomunikasi (___, 2009f).
Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk
menghasilkan informasi sehingga perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri
dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan brainware.
Kemudian, secara garis besar komputer tersusun dari empat komponen utama: piranti
masukan, piranti keluaran, unit pemrosesan utama dan memori. Unit pemrosesan
utama (Central Processing Unit-CPU) adalah otaknya komputer, yang berfungsi
mengerjakan operasi-operasi dasar seperti operasi perbandingan, operasi perhitungan
menulis. Memori adalah komponen yang berfungsi menyimpan atau mengingat.
Yang disimpan di dalam memori adalah program (berisi operasi-operasi yang akan
dikerjakan oleh CPU) dan data atau informasi (sesuatu yang diolah oleh
operasi-operasi). Piranti masukan dan keluaran (I/O devices) merupakan alat fungsi untuk
memasukkan data atau program ke dalam memori dan alat yang digunakan komputer
untuk mengkomunikasikan hasil-hasil aktivasinya. Contoh piranti masukan adalah
papan kunci (keyboard), pemindai (scanner), mouse, joystick dan disk. Contoh alat
keluaran adalah layar peraga (monitor), printer dan disk.
Pembuatan program komputer tidak terlepas dari pembuatan model dan
sistem. Yang dikatakan sistem adalah suatu kumpulan dari komponen atau unsur
yang dianggap penyusun dari bagian dunia nyata yang dipertimbangkan, unsur
tersebut berhubungan satu sama lain dan dikelompokkan untuk tujuan studi dari
bagian dunia nyata tersebut. Seleksi dilakukan terhadap unsur penyusun sistem
berdasarkan tujuan studi, karenanya sistem hanya merupakan wakil dari bentuk
sederhana dari realita. Sedangkan model dapat dianggap sebagai substitusi
(pengganti) untuk sistem yang dipertimbangkan dan digunakan apabila lebih mudah
bekerja dengan subtitusi tersebut dibanding dengan sistem yang sesungguhnya.
Pembuatan model dapat dibedakan pada model fisika dan matematis. Model
fisika dibedakan antara model statik dan model dinamik. Model statik adalah model
yang hanya dapat menunjukkan nilai-nilai yang ditunjukkan oleh atribut ketika sistem
berada dalam keseimbangan. Sebaliknya model dinamik adalah model yang
Model matematis adalah model yang merupakan pembedaan dalam metode
analisis dan numeris. Pada metode analisis memakai teori matematika deduktif untuk
menyelesaikan model, merupakan cara untuk mendapatkan model yang dapat
diselesaikan dan merupakan solusi terbaik yang bersesuaian dengan model yang
dipelajari. Sedangkan pada metode numerik melibatkan penggunaan
prosedur-prosedur komputasi untuk menyelesaikan persamaan-persamaan yang ada (_____,
2009d).
2.2. Konsep Dasar Simulasi
Simulasi adalah proses yang diperlukan untuk operasional model atau
penanganan model untuk meniru tingkah laku sistem yang sesungguhnya. Dengan
demikian, simulasi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang digunakan untuk
memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang
penuh dengan ketidakpastian, dengan atau tidak menggunakan metode tertentu dan
lebih ditekankan pada pemakaian untuk mendapatkan solusi (Djunaidi, et.al, 2006).
Ini meliputi berbagai kegiatan seperti penggunaan diagram alir dan logika komputer,
serta penulisan kode komputer dan penerapan kode tersebut pada komputer untuk
menggunakan masukan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan. Penggunaannya
modelling dan simulasi adalah proses yang berhubungan sangat erat. Adapun
Simulasi Model
Menjalankan Model Simulasi
Verifikasi Model Simulasi
Validasi Model Simulasi
Pendukung Pengambilan Keputusan Menggunakan Model
Membangun Model
Mengembangkan Model Simulasi
Mengumpulkan Data
Menetapkan Kontrol Eksperimen Formulasi Masalah
[image:31.612.113.528.108.521.2]Spesifikasi Model
Gambar 2.1. Tahapan Studi Simulasi (Djunaidi, et.al, 2006)
2.3. Bahasa Pemrograman
Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang dikenal oleh komputer
dan disusun menurut urutan yang logis untuk menyelesaikan suatu masalah (_____,
2009b). Pemrograman (Programming) adalah kegiatan yang berkaitan dengan
Bahasa yang digunakan untuk penulisan program disebut bahasa
pemrograman (programming language). Bahasa pemrograman komputer senantiasa
berkembang secara evolusi sejalan juga dengan perkembangan perangkat keras
komputer. Hingga saat ini telah dikenal ada lima generasi bahasa pemrograman
komputer, yaitu: (Zarlis, et.al, 2005)
1. Generasi 1, yaitu bahasa mesin.
2. Generasi 2, yaitu bahasa rakitan.
3. Generasi 3, yaitu bahasa prosedural.
4. Generasi 4, yaitu bahasa non prosedural.
5. Generasi 5, yaitu bahasa kecerdasan buatan.
2.3.1. Program Mathematica
Mathematica merupakan software komputasi sejenis dengan Maple atau
Matlab, yang penuh fitur di dalamnya termasuk fitur untuk membuat animasi.
Mathematica adalah salah satu bahasa pemrograman komputer generasi keempat
yang ditulis oleh Wolfarm Inc. Pada aplikasi yang dikembangkan oleh Wolfarm
Research yang handal dengan fasilitas terintegrasi lengkap untuk penyelesaian
beragam masalah matematika yang meliputi komputasi numerik, simbolik, dan
visualisasi grafik. Dengan Mathematica beragam kasus komputasi matematika, mulai
dari komputasi yang paling sederhana hingga yang paling rumit dapat diselesaikan
Cara terbaik dari Mathematica - program khusus metode ini adalah untuk
melihat contoh lengkap program yang memecahkan beberapa masalah non-trivial.
Sekalipun contoh tidak berada dalam bidang tertentu dari aplikasi yang anda tertarik,
anda akan dapat menggunakan ide yang sama untuk program anda sendiri. Grafis
aplikasi sangat cocok pada pembelajaran pemrograman, karena lebih mudah untuk
melihat apakah kode anda benar hanya dengan melihat gambar yang dibuatnya.
Contoh lain datang dari simbolis hitung, geometri, dinamika dan matematika numerik
(_____, 2009e).
Beberapa produk mathematica yang belakangan ini berkembang diantaranya
adalah paket S@M (Spinor@Mathematica) dengan aplikasi spinor-helicity yang
formal dalam Mathematica (Maitre dan Mastrolia, 2007). Ada juga produk
Stringvacua yaitu sebuah paket untuk mempelajari konfigurasi vacum dalam
penomena string (Gray, 2008).
Setiap membuka program Mathematica akan selalu memunculkan pertanyaan
yang specifik dalam bentuk keluaran dari mathematica. Nilai yang dihasilkan dari
Mathematica akan disimpan sebagai file.res, file.resTex (Skorupski, 2007).
Menurut Wolfarm (1991) Mathematica dapat digunakan sebagai:
1. Suatu simbol numerik dan kalkulator, jika pertanyaan diketik maka Mathematica
akan menjawab dalam print- out.
2. Suatu sistem visualisasi untuk fungsi data.
3. Suatu bahasa pemrograman tingkat tinggi di mana dapat dibuat program yang luas
4. Suatu sistem untuk gambaran pengetahuan ilmiah dan bidang teknik.
5. Suatu software plat form yang dapat membuat paket bangunan untuk aplikasi
yang spesifik.
6. Suatu cara untuk menciptakan dokumen interaktif dengan menggabungkan teks,
animasi grafik dan bunyi dengan formula yang aktif.
7. Suatu kontrol bahasa dan proses dan program eksternal.
8. Suatu sistem penyisipan dengan mengambil dari program lain.
Mathematica komputasi dapat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu:
1. Numerik
Mathematica dapat digunakan sebagai kalkulator elektronik, dapat memperoleh
hasil-hasil eksak, dapat menghasilkan perhitungan numerik yang tidak hanya
dengan angka-angka individu, tetapi juga dengan objek seperti: fungsi
matematika tingkat tinggi, matriks dan invers matriks, data numerik, aljabar
linier, statistik, dan operasi numerik pada fungsi dan analasis yang lain.
2. Simbol komputasi
Mathematica dapat digunakan mengolah objek simbolik, seperti mengubah
ekspresi aljabar, kalkulus, mengevaluasi simbol integral dan derivatif dan untuk
mencari solusi simbol persamaan differensial biasa dan lain sebagainya.
3. Grafik
Mathematica dapat menghasilkan grafik dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk tiga
lain, bahkan beberapa versi Mathematica dapat membuat animasi grafik (_____,
2009a).
Sebagai hal yang fundamental Mathematica adalah merupakan aturan
transformasi, yang menetapkan bagaimana simbol suatu format ditransformasikan ke
dalam format yang lain, untuk mendapatkan banyak informasi, khususnya relasi
matematika. Simulasi adalah proses yang diperlukan untuk operasionalisasi model
atau penanganan model untuk meniru tingkah laku sistem yang sesungguhnya. Hal ini
meliputi berbagai kegiatan seperti penggunaan diagram alir dan logika komputer,
serta penulisan kode komputer dan penerapan kode tersebut pada komputer untuk
menggunakan masukan dan menghasilkan keluaran yang diinginkan. Pada
prakteknya, modeling dan simulasi adalah proses yang berhubungan sangat erat.
2.3.2. Tahapan dalam Pemrograman
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah pada
pemrograman dengan komputer adalah (Zarlis dan Handrizal, 2007):
1. Definisi masalah
1.1Tentukan apa yang menjadi masalah
1.2Tentukan data input yang diperlukan
1.3Tentukan output yang diinginkan
2. Membuat bagan dan struktur cara penyelesaiannya.
2.1Bagan secara global
2.2Deskripsikan tugas masing-masing program
4. Pengkodean.
4.1Pilih bahasa pemrograman yang sesuai
4.2Menterjemahkan algoritma ke bahasa pemrograman
5. Mencari kesalahan.
5.1Kesalahan sintak (penulisan program)
5.2Kesalahan pelaksanaan: semantik, logika dan ketelitian
6. Uji dan verifikasi program.
7. Dokumentasi program.
8. Pemeliharaan program.
8.1Memperbaiki kekurangan yang ditemukan kemudian
8.2Memodifikasi, karena perubahan spesifikasi
Dengan perkembangan teknik pemrograman struktur, orang tidak lagi
memecahkan masalah dengan langsung menuliskan programnya dalam bahasa
pemrogram, namun sudah mulai dipikirkan suatu cara penyelesaian masalah yang
akan diprogram dengan menekankan pada desain atau rancangan yang mewakili
pemecahan masalah tersebut. Desain berupa urutan langkah-langkah pencapaian
solusi yang ditulis dalam notasi-notasi deskriptif. Urutan langkah-langkah yang
sistemastis untuk menyelesaikan sebuah masalah dinamakan logaritma. Notasi untuk
2.3.3. Metode Numerik
Metode numerik adalah suatu teknik penyelesaian yang diformulasikan secara
matematis dengan cara operasi hitungan/aritmatik dan dilakukan secara
berulang-ulang dengan bantuan komputer atau secara manual. Dengan menganalisis suatu
permasalahan yang didekati dengan menggunakan metode numerik, umumnya
melibatkan angka-angka dalam jumlah banyak dan melewati proses perhitungan
matematika yang cukup rumit. Perhitungan secara manual akan memakan waktu yang
panjang dan lama. Namun dengan munculnya berbagai software komputer, masalah
tersebut dapat diatasi dengan mudah. Sebuah model matematika secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai sebuah formulasi atau persamaan yang mengekspresikan
suatu sistem atau proses dalam istilah matematika (Setiawan, 2006).
Banyak model matemetika yang tidak dapat diselesaikan secara eksak
sehingga alternatif penyelesaiannya adalah melalui solusi numerik yang merupakan
hampiran bagi solusi eksak. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan hasil antara solusi
analitik (eksak) dengan solusi numerik atau yang biasa disebut error (kesalahan).
Adanya error dalam pendekatan secara numerik dapat diminimalisasi dengan
mengambil selang interval perhitungan yang lebih kecil (Setiawan, 2006).
2.4. Polietilena, Sifat-Sifat dan Aplikasinya
Polietilena dibuat dari gas etilen yang diperoleh dengan memberi hydrogen
gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polimerisasi
H H H H
n C = C C = C
[image:38.612.117.527.85.546.2]
H H H H
Gambar 2.2. Reaksi Pembentukan Polietilena
Yang digolongkan menjadi polietilena tekanan tinggi, tekanan medium dan
tekanan rendah oleh tekanan polimerisasinya, atau masing-masing menjadi polietilena
massa jenis rendah (LPDE) dengan massa jenis 0,910 – 0,926, polietilena massa jenis
tinggi (HDPE) dengan massa jenis 0,941 – 0,965, menurut massa jenisnya, karena
sifat-sifatnya erat hubungannya dengan massa jenisnya (kristalinitas). Secara kimia
polietilena merupakan parafin yang mempunyai berat molekul yang tinggi, oleh
karena itu sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat paraffin, yaitu terbakar kalau
dinyalakan dan menjadi cair, menjadi rata kalau dijatuhkan di atas air. Polietilena
mudah diolah, sehingga sering dicetak dengan penekanan, injeksi, ekstrusi peniupan
dan dengan hampa udara. Pada temperatur rendah bersifat fleksibel, tahan impak, dan
bahan kimia karena itu dipakai untuk berbagai keperluan termasuk untuk pembuatan
berbagai wadah.
Sifat-sifat polietilena adalah sebagai berikut:
2. Tegangan permukaan yang rendah.
3. Kekuatan benturan yang tinggi.
4. Tahan terhadap pelarut organik, bahan kimia anorganik, uap air, minyak, asam
dan basa.
5. Isolator yang baik tetapi dapat dirusak oleh asam nitrat pekat.
6. Mudah terbakar.
7. Titik leleh 1660C.
8. Dan suhu dekomposisi 3800C (Cowd, 1991).
Karena keteraturan ruang polimer ini maka rantai dapat terjejak sehingga
menghasilkan plastik yang kuat dan tahan panas. Sebagai jenis plastik komoditas,
polietilena banyak digunakan untuk komponen kenderaan bermotor, bagian dalam
mesin cuci, botol kemasan, peralatan rumah tangga, bahan serat, isolator listrik, film,
kemasan (berupa lembaran tipis) makanan dan barang (Cowd, 1991).
2.5. Serat Batang Pisang, Sifat-Sifat dan Komposisinya
Serat batang pisang termasuk salah satu serat alam yang diperoleh dari
kelopak batang pisang. Serat batang pisang memiliki penampang melintang yang
berbentuk lingkaran. Identitas morfologi penampang terhadap serat batang pisang
memiliki banyak rongga. Struktur permukaannya lebih menyerupai busa (sponge),
bahkan terdapat lubang yang cukup besar berada di tengah-tengah diameternya.
Analisis sifat kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang
sari, kadar alfa selulosa, kadar pentosan, serta kelarutannya dalam 1 % NaOH yang
dilakukan menurut SNI (Standar Nasional Indonesia). Hasil analis sifat kimia dan
[image:40.612.121.523.220.485.2]komposisi serat batang pisang seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Sifat Kimia dan Komposisi Serat Batang Pisang
Komponen Kimia Hasil Uji (%)
1. Kadar abu 2,97
2. Kadar Lignin (Metode Klakson) 14,12
3. Kadar Sari 3,32
4. Kadar Alfa Selulosa 36,91
5. Kadar Total Selulosa 78,14
6. Kadar Pentosan sebagai Hermiselusosa 18,21
7. Kelarutan dalam NaOH 1% 24,26
Sumber: Laboratorium Balai Besar Pulp dan Kertas (Ramzah, 2008).
Penentuan morfologis Serat Batang Pisang bertujuan untuk mengetahui
dimensi serat dan turunannya. Hal ini dilakukan menurut Standar Nasional Indonesia.
Setiap materi bila dilihat di bawah mikroskop, akan terlihat serat-seratnya melekat
satu sama lain. Dari penampang melintangnya, serat-serat tersebut mempunyai
dinding dan lubang tengah yang disebut lumen. Uji morfologi serbuk dilaksanakan
untuk menunjukkan panjang serat yang merupakan sifat utama untuk menentukan
2.6. Komposit dan Sifat-sifatnya
Komposit terdiri dari komponen bahan utama (matrik) dan bahan rangka
(reinforcement), bahan matrik dapat berupa polimer (Polimer Matriks Composits),
keramik (Ceramic Metal Composites), dan Metal (Metal Matrix Composites).
Sedangkan bahan rangka biasanya berupa serat-serat pendek, partikel dan lamina.
Penyusun komposit secara umum adalah logam bahan organik dan anorganik.
Bentuk bahan utama yang digunakan dalam pembentukan bahan komposit adalah
fiber, partikel, laminae, atau layer, flakes dalam matriks.
Komposit dapat dikelompokkan menjadi:
1. Komposit jenis serat yang mengandung serat-serat pendek dengan diameter kecil,
disokong oleh matriks yang berfungsi untuk menguatkan komposit, seperti
serabut kelapa, serat sintetis, kaca dan logam.
2. Komposit jenis lamina yaitu komposit yang mengandung bahan berlapis, diikat
bersama satu sama lain dengan menggunakan pengikat, contohnya papan
komposit yang dibuat dari papan venire dan perekat urea formaldehid atau phenol
formaldehid.
3. Komposit jenis partikel yaitu partikel tersebar dan diikat oleh matriks Polimer
(Premasingan, 2000 dalam Ramzah, 2008).
Agar komposit dapat membentuk produk yang efektif yaitu:
1. Komponen penguat harus memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dari pada
matriksnya.
Komposit yang paling khas adalah melekatnya suatu bahan struktural
konstituen pada matriks. Namun, banyak komposit tidak memiliki matriks dan
tersusun dari satu atau lebih bentuk konstituen yang terdiri dari dua atau lebih bahan
yang berbeda. Berbagai cara pemprosesan komposit terus dikembangkan ke arah
sasaran produk yang bersifat seperti yang dikehendaki. Banyak contoh komposit
untuk pemakaian yang berbeda-beda misalnya beton bertulang merupakan komposit
yang terdiri dari besi beton dalam matriks beton, contoh umum lainnya adalah plastik
berpenguat, di mana unsur-unsur penguat adalah serat karbon, glass atau boron.
Sebagai contoh badan perahu dibuat dari plastik diperkuat dengan serat fiber plastik
(Vlack, 1989).
2.7. Palet
Sistem paletisasi, yaitu metode handling, transportasi dan penyimpanan
produk serta kemasannya dengan menggunakan sistem palet. Paletisasi menjadi hal
yang sangat penting dalam peningkatan efesiensi distribusi fisik karena
mempermudah standarisasi transaksi usaha, mempercepat siklus pengambilan alat
tranportasi, mengurangi ruang bongkar muat, mengurangi kerja manual yang berat
dan berisiko tinggi serta mengurangi rusaknya barang. Palet dapat dibuat dari
berbagai jenis material yaitu kayu, plastik, kertas dan metal.
Palet plastik digunakan sebagai sarana pendukung sistem logistik dalam
perrdagangan baik produksi dalam negeri maupun ekspor. Palet plastik mempunyai
aman dipakai, bebas dari paku dan sekrup, bersih higienis dan tidak beracun, tahan
terhadap bahan kimia terutama asam sulfat dan alkalis, tidak menyerap cairan, bentuk
stabil pada semua kondisi dan cuaca, tahan terhadap sinar ultra violet. Penggunaan
palet plastik sudah cukup luas misalnya untuk produk makanan dan minuman,
[image:43.612.117.530.249.505.2]farmasi dan industri pertanian (Pudjiastuti, 2007).
Gambar 2.3. Spesimen Komposit Polietilena Serat Batang Pisang (PE-SBP)
2.8. Sifat Tegangan dan Regangan
Sifat-sifat mekanik pada polimer dapat dinyatakan dalam beberapa parameter
yaitu modulus elastisitas (young modulus), kekuatan tarik (tensile strength) dan
lain-lain. Kekuatan (strength) adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk
diperoleh dengan membagi gaya maksimum dengan luas penampang mula-mula,
dimensinya sama dengan tegangan (Valck, 1989). Pada uji tekan beban kakas
sesumbu yang bertambah secara perlahan-lahan sampai putus (patah), maka saat yang
bersamaan dilakukan pengamatan mengenai pertambahan panjang yang dialami
sampel uji. Pertambahan panjang yang terjadi akibat kakas tarikan yang diberikan
pada sampel uji disebut deformasi, sedangkan regangan adalah perbandingan antara
Tabel 2.2. Uji Mekanik Spesimen (ASTM D 638 Type IV)
Sampel Kekuatan Tekan
(Kgf)
Keelastisan (Kgf)
Waktu (Menit)
PE 100 % 6,9 89,78 5
PE 100 % 11,9 81,26 10
PE 100 % 8,5 90,91 15
PE 100 % 13,1 90,84 20
PE 100 % 13,5 91,24 25
PE 100 % 18,3 81,20 30
PE 90 % 15,3 108,73 5
PE 90 % 12,9 81,89 10
PE 90 % 12,6 91,16 15
PE 90 % 8,6 90,82 20
PE 90 % 9,8 91,25 25
PE 90 % 16,8 81,28 30
PE 80 % 16.6 108,33 5
PE 80 % 14,7 91,66 10
PE 80 % 9,6 90,96 15
PE 80 % 6,9 90,82 20
PE 80 % 16,6 81,65 25
PE 80 % 12,9 81,38 30
PE 70 % 12,6 108,33 5
PE 70 % 7,5 91,37 10
PE 70 % 7,4 70,76 15
PE 70 % 11,3 90,88 20
PE 70 % 12,1 84,17 25
PE 70 % 15,6 81,2 30
PE 60 % 7,5 88,79 5
PE 60 % 12,6 91,5 10
PE 60 % 10,4 90,75 15
PE 60 % 9,1 90,8 20
PE 60 % 16,5 82,8 25
PE 60 % 3,3 75,72 30
2.9. Modulus Patah dan Modulus Elastisitas
Dalam pengujian tekan digunakan rumus modulus patah dan modulus
elatisitas yaitu:
1. Modulus Patah (MOR)
Kekuatan patah sering juga disebut dengan Modulus of Rupture (MOR) yang
menyatakan ukuran ketahanan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan
panas (Junshiro, 1991 dalam Juliandi, 2008). Besar kekuatan patah pada komposit
dapat ditentukan dengan standar ASTM D 638 Type IV melalui persamaan
sebagai berikut:
2
2 3
lt PL
MOR ……….(1)
2. Modulus Elastisitas (MOE)
Besar elastisitas pada komposit dapat ditentukan dengan standar ASTM 638 Type
IV dengan persamaan sebagai berikut:
3 3
4 ylt PL
MOE ………...(2)
Di mana:
MOR = Modulus patah (kg/cm2)
MOE = Modulus elastisitas (kg/cm2
)
P = Beban patah (kgf)
L = Jarak sanggah (cm)
l = Lebar specimen (cm)
t = Tebal specimen (cm)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pemilihan dan Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian Analisis Simulasi tentang Karakter
Polietilena dan Kadar Pengisi (Serat Batang Pisang) sebagai Komposit untuk Bahan
Palet Kayu ini diambil dari hasil penelitian Ramzah (2008).
3.2. Parameter yang Digunakan
Parameter yang digunakan pada analisis ini meliputi sebagai berikut:
a. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu (T)
b. Korelasi Kuat Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)
c. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu Konstan
d. Korelasi Kuat Tekan (MOR) terhadap Waktu Konstan
3.2.1. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu (T)
Hubungan keelastisan dengan pertambahan waktu secara geometris adalah
sebagai berikut:
MOE = aTb………..………(3)
bila diambil logarima kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
log MOE = log a + b log T………(4)
Analog dengan persamaan linier
Di mana:
y = log MOE
a = log a
x = log T
Untuk memperoleh konstanta a dan b digunakan metode kuadrat terkecil
melalui persamaan regresi linier, yaitu:
22 2 X X n XY X X Y a
22 X X n Y X XY n b
Dengan cara yang sama untuk sifat-sifat yang lain, yaitu:
3.2.2. Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)
Hubungan kekuatan tekan dengan pertambahan waktu secara geometris
sebagai berikut:
MOR = aTb ………..………(5)
bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut maka diperoleh:
log MOR = log a + b log T………(6)
3.2.3. Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan
Hubungan keelastisan terhadap naiknya kadar pengisi sampel dengan waktu
konstan secara geometris sebagai berikut:
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut diperoleh:
log MOE = log a + b log C……… …(8)
3.2.4. Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan
Hubungan kekuatan tekan terhadap naiknya kadar pengisi sampel dengan
waktu konstan secara geometris sebagai berikut:
MOR = aCb………...…(9)
Bila diambil logaritma kedua ruas persamaan tersebut diperoleh:
log MOR = log a + b log C ……….(10)
3.3. Algoritma Analisis Simulasi
Pengertian algoritma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka 1988 adalah urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. Pada ilmu komputer atau informatika, algoritma merupakan pusatnya dimana banyaknya cabang ilmu komputer yang diacu dalam terminologi algoritma, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Langkah-langkah tersebut dapat berupa runtunan aksi, pemilihan aksi dan pengulangan aksi. Ketiga jenis langkah tersebut membentuk konstruksi suatu logaritma. Proses dengan melaksanakan atau mengeksekusi algoritma yang menjabarkan proses tersebut merupakan pemrosesan yang dilakukan oleh alat yang disebut dengan komputer.
Algoritma memiliki beberapa ciri sebagai berikut (Suarga, 2006):
1. Algoritma memiliki awal dan akhir. Suatu algoritma harus berhenti setelah
mengerjakan serangkaian tugas atau dengan kata lain suatu algoritma memiliki
langkah yang terbatas.
2. Setiap langkah harus didefenisikan dengan tepat sehingga tidak memiliki arti
3. Memiliki masukan (input).
4. Memiliki keluaran (out put).
5. Algoritma harus efektif, bila diikuti benar-benar akan menyelesaikan persoalan.
Konsep pemrograman dapat juga digambarkan dengan menggunakan flowchart (diagram alir) yang berupa untaian simbol gambar (chart) yang menunjukkan aliran (flow) dari proses terhadap data (Suarga, 2006).
Ada 2 jenis flowchart yaitu (Zarlis dan Handrizal, 2007):
1. Flowchart sistem yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan prosedur dan proses suatu file di dalam media lain, dalam
suatu sistem pengolahan data.
2. Flowchart program yaitu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses dan hubungan antar proses secara detil di dalam
suatu program.
Proses Data Input/output data
Proses Alternatif Lambang Fungsi
Seleksi/pilihan Untuk mulai atau selesai
Definisi awal dari data Penghubung halaman yang
berbeda
Penghubung pada halaman Garis Penghubung
Dalam pembuatan suatu program yang utuh perlu dilakukan perancangan
algoritma sehingga dapat memperjelas langkah-langkahnya. Berikut ini akan
dilakukan pembuatan algoritma program simulasi untuk menentukan elastisitas,
dan kuat tekan.
3.3.1. Algoritma Program Simulasi untuk Menentukan Keelastisan
Adapun algoritma untuk menentukan keelastisan adalah sebagai berikut:
P = beban patah (kg)
L = jarak sanggah (cm)
l = lebar specimen (cm)
t = tebal specimen (cm)
y = jarak defeksi (cm)
PROSES
1. Kalkulasi keelastisan
2. Kalkulasi logaritma keelastisan
3. Kalkulasi logaritma waktu
4. Kalkulasikan perkalian logaritma keelastisan dan logaritma waktu
5. Kalkulasikan logarima waktu kuadrat
6. Dilakukan perulangan untuk 6 data
7. Kalkulasi sigma logaritma keelastisan
8. Kalkulasikan sigma logaritma waktu
9. Kalkulasikan sigma logaritma keelastisan dan logaritma waktu
10.Kalkulasikan sigma waktu kuadrat
11.Kalkulasikan kuadrat sigma logaritma suhu
12.Kalkulasikan logaritma a
13.Kalkulasikan antilogaritma a
14.Kalkulasi b
OUT PUT
1. Untuk memperoleh hasil tekan key shift + enter
2. Plot grafik dengan memblok seluruh program lalu ditekan key Ctrl + Y
3.3.2. Algoritma Program Simulasi untuk Menentukan Kekuatan Tekan
Adapun algoritma untuk menentukan keelastisan adalah sebagai berikut:
INPUT :
P = beban patah (kg)
L = jarak sanggah (cm)
l = lebar specimen (cm)
t = tebal specimen (cm)
y = jarak defeksi (cm)
b, h = dimensi, sampel
PROSES
1. Kalkulasi kuat tekan
2. Kalkulasi logaritma kuat tekan
3. Kalkulasi logaritma waktu
4. Kalkulasikan perkalian logaritma kuat tekan dan logaritma waktu
5. Kalkulasikan logaritma waktu kuadrat
6. Dilakukan perulangan untuk 6 data
7. Kalkulasi sigma logaritma kuat tekan
8. Kalkulasikan sigma logaritma waktu
10.Kalkulasikan sigma waktu kuadrat
11.Kalkulasikan kuadrat sigma logaritma suhu
12.Kalkulasikan logaritma a
13.Kalkulasikan antilogaritma a
14.Kalkulasi b
15.Kalkulasi kuat tekan
OUT PUT
1. Untuk memperoleh hasil tekan key shift + enter
3.3.3. Flowchart korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Waktu (T)
Berikut ini akan diperlihatkan flowchart korelasi keelastisan terhadap waktu:
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai keelastisan komposit. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai keelastisan hasil eksperimen, hasil simulasi dan grafik.
F
F T
for i = 1 to n Start
If a & b = 0 Input waktu (T)
MOE = a * pangkat (T,b)
Cetak MOE
Hitung MOE lagi End
Input jumlah data (n)
Inisialisasi Xtot = 0, Ytot = 0
X2tot = 0, XYtot = 0
MOE=(P*L^3)/(4*y*l*t^3)
Ytot = Ytot + log (MOEi)
Xtot = Xtot + log (Ti)
XYtot = XYtot + log (Ti)* log (MOEi)
X2tot = X2tot + log (Ti)* log (Ti)
E o F
log a = (Ytot * X2tot– X tot * XYtot) /
n*Xa = log lnv(log a) 2tot– pangkat (Xtot, 2)
b = (n*XYtot– X tot *Ytot) /
(n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
Update nilai a dan b F
3.3.4. Flowchart korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)
Berikut ini akan diperlihatkan flowchart korelasi kekuatan tekan terhadap waktu.
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai kuat tekan komposit. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai kuat tekan hasil eksperimen, hasil simulasi dan grafik.
T
F
F for i = 1 to n
Start
If a & b = 0
Input waktu (T)
MOR = a * pangkat (T,b)
Cetak MOR
Hitung MOR lagi
End
Input jumlah data (n)
Inisialisasi Xtot = 0, Ytot = 0
X2tot = 0, XYtot = 0
MOR=(3*P*L)/(2*l*t^2)
Ytot = Ytot + log (MORi)
Xtot = Xtot + log (Ti)
XYtot = XYtot + log (Ti)* log (MORi)
X2tot = X2tot + log (Ti)* log (Ti)
E o F
log a = (Ytot * X2tot– X tot * XYtot) /
n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
a = log lnv(log a)
b = (n*XYtot– X tot *Ytot) /
(n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
Update nilai a dan b F
3.3.5. Flowchart Korelasi Keelastisan (MOE) terhadap Kadar Pengisi Sampel
(C) dengan Waktu Konstan
Berikut ini akan diperlihatkan flowchart keelastisan terhadap kadar pengisi
sampel dengan waktu konstan.
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai keelastisan komposit terhadap kadar pengisi dengan waktu konstan. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai keelastisan hasil eksperimen, hasil simulasi dan grafik.
F
T
F
for i = 1 to n Start
If a & b = 0
Input Kadar Pengisi(C)
MOE = a * pangkat (C,b)
Cetak MOE
Hitung MOE lagi
End
Input jumlah data (n)
Inisialisasi
Xtot = 0, Ytot = 0
X2tot = 0, XYtot = 0
Input data MOE, C
Ytot = Ytot + log (MOEi)
Xtot = Xtot + log (Ci)
XYtot = XYtot + log (Ci)* log (MOEi)
X2tot = X2tot + log (Ci)* log (Ci)
E o F
log a = (Ytot * X2tot– X tot * XYtot) /
n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
a = log lnv(log a)
b = (n*XYtot– X tot *Ytot) /
(n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
Update nilai a dan b F
3.3.6. Flowchart Korelasi Kekuatan Tekan (MOR) terhadap Kadar Pengisi Sampel (C) dengan Waktu Konstan
Berikut ini akan diperlihatkan flowchart keelastisan terhadap kadar pengisi
sampel dengan waktu konstan.
Tujuan flowchart di atas adalah untuk melakukan proses menghitung nilai kuat tekan komposit terhadap kadar pengisi dengan waktu konstan. Hasil yang ditunjukkan berupa nilai keelastisan hasil eksperimen, hasil simulasi dan grafik.
F
F T
for i = 1 to n Start
If a & b = 0
Input Kadar Pengisi(C)
MOR = a * pangkat (C,b)
Cetak MOR
Hitung MOR lagi
End
Input jumlah data (n)
Inisialisasi Xtot = 0, Ytot = 0
X2tot = 0, XYtot = 0
Input data MOR, C
Ytot = Ytot + log (MORi)
Xtot = Xtot + log (Ci)
XYtot = XYtot + log (Ci)* log (MORi)
X2tot = X2tot + log (Ci)* log (Ci)
E o F
log a = (Ytot * X2tot– X tot * XYtot) /
n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
a = log lnv(log a)
b = (n*XYtot– X tot *Ytot) /
(n*X2tot– pangkat (Xtot, 2)
Update nilai a dan b F
10 15 20 25 30
t
H
menitL
87.287.4 87.6 87.8 88 88.2
E
H
kgfL
Grafik Elastisitas Vs Waktu BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Simulasi Keelastisan (MOE) dan Kuat Tekan (MOR) terhadap Waktu (T)
4.1.1. Keelastisan (MOE)
Hasil analisis simulasi korelasi keelastisan terhadap waktu dengan berbagai
variasi persentase penambahan polietilena dengan batas waktu minimum 5 menit dan
waktu maksimum diperlihatkan pada Gambar 4.1 (penggunaan sampel polietilena
100%), Gambar 4.2 (penggunaan sampel polietilena 90%), Gambar 4.3 (penggunaan
sampel polietilena 80%), Gambar 4.4 (penggunaan sampel polietilena 70%) dan
Gambar 4.5 (penggunaan sampel polietilena 60%).
[image:59.612.119.528.329.651.2]Elastisitas Polietilena 100 % 89.78
81.26
90.91 90.84 91.24
81.2 80
82 84 86 88 90 92
0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (menit)
E
la
s
ti
s
it
a
s
(
k
g
[image:60.612.111.528.108.533.2]f)
Gambar 4.1a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel PE 100% dengan Eksperimen
Dari Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dengan metode simulasi untuk
sampel PE 100% menunjukkan bahwa bertambahnya waktu maka nilai elastisitasnya
cenderung menurun atau dengan kata lain terjadi korelasi negatif antara elastisitas
dengan pertambahan waktu. Sedangkan hasil eksperimen menunjukkan nilai
elastisitas yang fluktuatif dengan bertambahnya waktu. Hasil eksperimen yang
fluktuatif ini diduga akibat pengambilan data yang kurang teliti. Dari Gambar 4.1
diperoleh nilai elastisitas untuk sampel polietilena 100% pada waktu 5 menit: 88,20
kgf; waktu 10 menit: 87,70 kgf; waktu 15 menit: 87,41 kg; waktu 20 menit: 87,21
10 15 20 25 30
t
H
menitL
87.5 90 92.5 95 97.5 100E
H
kgfL
Grafik Elastisitas Vs Waktu
Gambar 4.2. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel PE 90% dengan Simulasi
Elastisitas Polietilena 90 % 108.73
81.89
91.16 90.82 91.25
81.28 80 85 90 95 100 105 110
0 5 10 15 20 25 30 35 Waktu (menit) E la s ti s it a s (k g f)
Gambar 4.2a. Korelasi antara Elastisitas terhadap Waktu untuk Sampel PE 90% dengan Eksperimen
Dari Gambar 4.2 dan 4.2a di atas dapat dilihat bahwa dengan bertambahnya
[image:61.612.112.520.102.579.2]dapat disimpulkan bahwa hasil simulasi dan eksperimen menghasilkan korelasi yang
negatif antara nilai elastisitas dengan pertambahan waktu menggunakan PE 90%.
Dari Gambar 4.2 diperoleh bahwa nilai elastisitas untuk sampel polietilena 90% pada
waktu 5 menit: 101,45 kgf; waktu 10 menit: