Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
1
SERKARIAL DERMATITIS
Yunilda Andriyani
Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara
Abstract :
Cercarial dermatitis is caused by the cercaria of certain species of schistosomes whose
normal hosts are birds and mammals other than humans. These cercaria sometimes
enter human skin and can cause dermatitis which is usually accompanied with intense
itching, papules and vesicula, but the cercaria can not mature into adult in the human
body. Cercarial dermatitis is known too as swimmer’s itch or sawah itch.
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
2
Pendahuluan
Serkarial dermatitis sering juga disebut sebagai Schistosoma serkarial dermatitis, Swimmer’s itch, Bather’s itch, Sawah itch, Clam digger’s itch, Kogan byo, dll, tergantung dari mana infeksi ini didapat.
Dilihat dari namanya dapat kita ketahui penyakit ini menyebabkan gangguan pada kulit berupa dermatitis yang disebabkan oleh serkaria Schistosoma, dan penyakit ini timbul setelah seseorang masuk atau pun berenang ke dalam air danau atau laut atau pun apabila sedang bekerja di sawah. Jadi secara umum penyakit ini muncul setelah seseorang mengadakan kontak dengan air. Gambaran klinisnya yang mirip dengan penyakit kulit dermatitis lainnya menjadikan penyakit ini mungkin sulit untuk didiagnosa apabila tidak dilakukan anamnesa yang teliti.
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
3
Trichobilharzia occellata) yang keluar dari tubuh keong dan melakukan penetrasi ke
dalam kulitnya.
Hasil penelitiannya ini dilaporkannya dengan judul ”Schistosome dermatitis in the
United State (Michigan)” yang disertai dengan gambar pergelangan tangan kirinya. Hal
ini merupakan tonggak dimulainya penelitian terhadap penyakit ini.(1,2,3)
Etiologi dan Distribusi
Serkarial dermatitis ini disebabkan oleh serkaria dari beberapa spesies Schistosoma yang merupakan parasit dari burung dan mamalia lain selain manusia. Apabila serkaria ini mengadakan penetrasi ke dalam tubuh manusia, maka serkaria ini tidak dapat tumbuh dewasa, karena manusia bukanlah hospes defenitifnya.(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10)
Adapun jenis cacing daun dari famili Schistosomatidae pada hewan ini yang dapat menyebabkan serkarial dermatitis pada manusia adalah :
1. Gigantobilharzia sturniae
• Ditemukan di Jepang oleh Tanabe pada tahun 1947, serkarial dermatitis yang
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
4
2. Trichobilharzia brevis
• Pertama kali ditemukan di Malaysia, tetapi telah ditemukan juga di Jepang
sebagai penyebab sawah itch (rice-paddy dermatitis) pada tahun 1980. Hospes defenitifnya adalah bebek dan hospes perantaranya adalah Austropeplea ollula. Merupakan penyebab schistosomal dermatitis yang paling sering di Jepang. 3. Trichobilharzia occellata dan Trichobilharzia pysellae
• Diketahui sebagai penyebab sawah itch. Daerah distribusinya di daerah
Amerika Utara dan Eropa. Hospes defenitifnya adalah bebek dan hospes perantaranya adalah Radix japonicus. Menyebabkan swimmer’s itch.
4. Austrobilharzia variglandis
• Ditemukan oleh Chu dan Cutress pada tahun 1954 sebagai penyebab swimmer’s
itch di daerah Hawaii. Hospes defenitifnya adalah burung, hospes perantaranya adalah Littorina pintado dan Nassarius obletus. Dermatitis yang disebabkan serkaria ini juga ditemukan di sekitar pinggir pantai laut California, Florida dan Rhode Island.
5. Schistosoma spindale
• Hospes defenitifnya dari bermacam-macam mamalia seperti sapi, kambing,
domba, kuda dan kerbau. Pertama kali dilaporkan di Malaysia (1938) pada seseorang yang bekerja di sawah. Hospes perantaranya adalah keong air tawar seperti Biomphalaria pfeifferi, dan Indoplanorbis. Parasit ini terdapat di daerah Afrika Selatan, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
6. Schistosoma bovis, Schistosoma matthei, Schistosoma incognitum,
Schistosomatium douthitti, Heterobilharzia americana, Orientobilharzia
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
5
• Hospes defenitifnya juga mamalia dan hospes perantaranya adalah keong air
tawar seperti Lymnea dan Bulinus. Terdapat disekitar Asia, Eropa, dan Afrika Selatan.
7. Microbilharzia sp.
• Seperti halnya Austrobilharzia, serkaria parasit ini menimbulkan swimmer’s
itch. Hospes defenitifnya burung dan hospes perantaranya adalah Haminea. Dijumpai di beberapa daerah pantai di Amerika Serikat.
8. Ornitobilharzia sp.
• Hospes defenitifnya adalah burung. Terdapat di daerah Amerika serikat,
Canada, Eropa, dan beberapa daerah di Asia.(1,4)
Beberapa literatur membagi penyebab schistosomal dermatitis ini berdasarkan hospes defenitifnya, yaitu :
1. Avian Schistosomal Serkarial Dermatitis
Disebabkan oleh serkaria dari Schistosoma burung seperti Trichobilharzia,
Gigantobilharzia, dan Ornitobilharzia spp. Hospes perantaranya adalah keong dari
jenis Lymnea, Physa, Physospsis, Planorbis, Polyplis, Redix, Segmentina,
Stagnicola, Chilina dan Austropeplea spp.
2. Avian Schistosomal Serkarial Dermatitis, jenis laut (marine type)
Disebabkan oleh serkaria dari beberapa Schistosoma burung yang sering menyebabkan swimmer’s itch atau bather’s itch, yaitu Microbilharzia,
Giagantobilharzia, dan Austrobilharzia spp. Hospes perantaranya adalah moluska
3. Mammalian Schistosomal Serkarial Dermatitis
Jenis ketiga ini disebabkan oleh serkaria dari beberapa Schistosoma berikut yang hospes definitifnya adalah mamalia. Yaitu Schistosoma spindale, Schistosoma
bovis, Schistosoma mattheei, Schistosoma incognitum, Schistosoma douthitti,
Heterobilharzia americana, Orientobilharzia turkestanicum dan Orientobilharzia
harinasutai. Yang berperan sebagai hospes perantara adalah keong seperti
Indoplanorbis, Bulinus, dan Lymnea.(2,3,4)
Morfologi dan Siklus Hidup
Yang paling khas dari serkaria famili Schistosomatidae ini adalah ekornya yang ’forked
tail’ atau bercabang dua. Ukurannya bermacam-macam ± 150-250 x 30-100 µm,
tergantung dari jenis spesiesnya.
Gambar. Serkaria dari dua spesies Trichobilharzia. P : Trichobilharzia physellae, O : Trichobilharzia
ocellata(1)
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
7
Bentuk tubuh cacing dewasa famili Schistosomatidae ini tidak seperti cacing daun lainnya, dimana bentuk tubuhnya langsing dan memiliki intigumen di permukaan tubuhnya. Tidak bersifat hermaphrodite, cacing dewasa jantan dan betina memiliki alat kelamin yang terpisah. Uniknya lagi, cacing jantan Schistosoma ini di tubuhnya terdapat gynaecophoric canal sebagai tempat melekatnya cacing betina. (1,4)
Serkaria merupakan bagian dari proses kehidupan famili Schistosomatidae untuk menjadi dewasa. Pada famili Schistosomatidae, setelah cacing dewasa mengeluarkan telurnya, telur yang berisi mirasidium akan menetas setelah mencapai air. Untuk berkembang lebih lanjut, mirasidium membutuhkan hospes perantara. Pada famili Schistosomatidae hospes perantaranya biasanya adalah keong dari berbagai macam spesies. Di dalam tubuh hospes perantaranya ini mirasidium kemudian berkembang menjadi Sporokista induk (mother sporocyst) kemudian Sporokista anak (daughter sporocyst) yang disebut sebagai Redia tingkat I. Redia tingkat I kemudian berkembang menjadi Redia tingkat II yang mengeluarkan atau melepaskan ribuan cercaria dari tubuh hospes perantaranya. Dari mulai miracidium masuk ke dalam tubuh hospes perantara hingga keluarnya sercaria memakan waktu 4-6 minggu.
Apabila serkaria ini mengadakan penetrasi ke dalam kulit hospes defenitifnya, maka dapat menjadi dewasa dan menetap selama beberapa waktu di habitatnya di dalam tubuh hospes defenitifnya. Pada manusia biasanya di pembuluh-pembuluh darah seperti vena mesenterika dan plexus vesikalis. (4)
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
8
manusia yang bukan hospes definitifnya secara. Akibatnya serkaria tersebut tidak dapat berkembang menjadi dewasa di dalam tubuh manusia dan menimbulkan gangguan di kulit manusia yang kemudian kita sebut sebagai Schistosoma serkarial dermatitis.(1,2,3,4,5,6,7,8,9)
Patologi dan Simptomatologi
Ketika serkaria ini mengadakan penetrasi ke dalam tubuh manusia, yang pertama sekali dirusak adalah jaringan dermis. Kemudian timbul reaksi inflamasi yang disebabkan oleh substansi-substansi yang dikeluarkan oleh kelenjar yang dihasilkan serkaria tersebut untuk mengadakan penetrasi. Sebenarnya oleh karena manusia bukanlah hospes defenitif yang tepat bagi serkaria ini, maka serkaria ini akan segera mati tidak beberapa lama setelah memasuki tubuh manusia.
Yang kemudian menjadi masalah adalah tubuh serkaria yang mati tersebut di dalam kulit manusia. Serkaria yang mati ini merupakan benda protein asing yang kemudian merangsang munculnya reaksi inflamasi yang menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. (1,5,9)
Gejala klinis yang muncul tergantung individu yang dikenai, ada yang kurang sensitif dan ada yang sangat sensitif.
Gejala klinis yang sering muncul adalah :
• Rasa seperti tersengat dalam 10-15 menit pertama setelah serkaria mengadakan
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
9
• Kemerahan pada kulit (eritema) • Rasa gatal
• Timbul makula pada kulit dalam 12 jam berikutnya, pada mereka yang kurang
sensitif makula ini akan segera hilang.
• Makula akan berubah menjadi papula beserta gelembung-gelembung berisi cairan
(vesikula) di tengah-tengah papula sekitar 30 jam berikutnya • Edema di sekitar kulit yang terkena
• Vesikula kemudian dapat menjadi pustula apabila telah terjadi infeksi bakterial
sekunder
Gejala klinis ini biasanya akan mencapai puncaknya sekitar hari kedua atau ketiga, dan akan mulai membaik pada hari keempat, tergantung dari individunya, pada yang sangat sensitif bisa sampai 1 minggu sampai 10 hari. Tetapi apabila daerah yang hampir sembuh tersebut digaruk, gejala klinis dapat segera muncul kembali.(1,2,3,4,5,6,7,8,9,11) Infeksi bakterial sekunder dapat terjadi apabila penderita tidak menjaga kebersihan di sekitar derah yang terkena atau terus-menerus mengadakan penggarukan di daerah tersebut. Apabila infeksi bakteri ini telah muncul, maka masa penyembuhan akan menjadi lebih lama.(2,3,4,7,9)
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
10
Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan cara : • Anamnesa
Riwayat kontak dengan air di daerah yang endemik schistosomiasis atau terdapat banyak keong atau siput.
• Gejala klinis
Dijumpai rash atau lesi pada kulit seperti gejala klinis di atas • Serologi dan skin test
Kurang bermakna, karena bisa salah diagnosis dengan schistosomiasis yang disebabkan oleh Schistosoma manusia.
• Pemeriksaan parasitologi
Mendapati serkaria dari Schistosoma hewan pada keong atau siput di sekitar area penderita tersebut terkena cercarial dermatitis ini. (4,5,7)
Terapi
Terapi untuk serkarial dermatitis ini biasanya simptomatis. Tidak ada obat khusus yang digunakan untuk mengobati penyakit ini, karena biasanya sembuh sendiri. Tetapi beberapa literatur mengatakan dapat diberikan Trimeprazine secara oral.(2,3,4)
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
11
baik topikal atau pun oral pada lesi yang telah menjadi infeksi bakterial sekunder.(1,4,5,7,9)
Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah serkarial dermatitis ini adalah : • Pada mereka yang suka berenang di sekitar pantai di area endemik
schistosomiasis, maka disarankan agar diusahakan berenang agak jauh dari pinggir pantai, tidak berenang di area dimana banyak ditemukan keong atau siput, tidak memberi makan burung di sekitar pinggir pantai, dan segera mengelap tubuh dengan handuk setelah berenang di area yang disangka sebagai daearah terinfeksi serkaria Schistosoma.(9)
• Memberikan campuran Tembaga Sulfat 1 : 100.000 atau dengan perhitungan 3
pon per 1000 kaki dalamnya air laut, atau bahan lain yang bersifat sebagai molluscidal di pinggiran pantai selama musim panas atau musim dimana diperkirakan akan banyak orang yang berenang di pantai. (2,3,5,6)
• Menggunakan sarung tangan karet atau sepatu bot bila masuk ke air yang
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
12
Kesimpulan
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
13
Kepustakaan :
1. Miyazaki, Ichiro. An Illustrated Book of Helminthic Zoonoses. Tokyo. Shukosha Printing. 1991 :181-87
2. Beaver PC, Jung RC, Cupp EW. Clinical Parasitology. 9th ed. Philadelphia. Lea & Febiger. 1984 : 442-43
3. Faust EC, Russell PF. Clinical Parasitology. 7th ed. Philadelphia. Lea & Febiger. 1964 : 566-67
4. Waikagul J, Thairungroj M, Nontasut P, et al. Medical Helminthology. Department of Helminthology Faculty of Tropical Medicine Mahidol University. Bangkok. 2002 : 126-27
5. Brown HW. Basic Clinical Parasitology. Appleton Century Crorfts. New York. 1975 : 252-54
6. Hunter GW, Frye WW, Swartzwelder JC. A Manual of Tropical Medicine. 3rd ed. WB Saunders Company. London. 1963 : 513-15
9. Gray AC, Mulla D. Cercarial Dermatitis (Swimmer’s Itch) : Aprimer. Available from URL :
Yunilda Andriyani: Serkarial Dermatitis-Suatu Infeksi Zoonosis Schistosomatidae, 2005 USU Repository©2006
14
10.Markell EK, John DT, Krotoski WA. Medical Parasitology. 8th ed. WB Saunders Company. Philadelphia, 1999 : 224