• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGARANG BERKOLABORASI PADA JURNAL MAKARA SERI KESEHATAN

TAHUN 2005-2007

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

ROSITA TOGATOROP 050709016

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi

Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007

Oleh

: Rosita Togatorop

NIM

: 050709016

Pembimbing I : Ishak S.S, M.Hum

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal

: ______________

Pembimbing II : Drs. Syakirin Pangaribuan SH

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi

Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007

Oleh

: Rosita Togatorop

NIM

: 050709016

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua

: Drs. Jonner Hasugian, M.Si

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal

: ____________

FAKULTAS SASTRA

Dekan

: Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal

: _____________

(4)

Karya ini adalah karya orisinil dan belum pernah dimuat dalam media publikasi lain maupun disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat maupun gagasan penulis dengan pendapat maupun gagasan yang bukan dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juni 2009

Rosita Togatorop

(5)

Togatorop, Rosita. 2009. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007.Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kolaborasi dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 artikel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan untuk mengetahui tingkat kolaborasi pengarang dengan menggunakan formulasi C=Nm/(Nm+Ns) kemudian menginterpretasikan tingkat kolaborasi pengarang tersebut. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi adalah pengarang yang memiliki e-mail yaitu sebanyak 21 pengarang. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode angket.

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kolaborasi pengarang Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007 adalah 0,69. Hasil ini menunjukkan bahwa kolaborasi pengarang adalah tinggi dalam menulis sebuah artikel. Sedangkan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi adalah: kontribusi yang saling menguntungkan 100%, membutuhkan saran, kritik dan nasihat 61,9%, sumber informasi (referensi) 66,6%, dengan ahli 57,14%, karya yang berkualitas tinggi 90,48%, mempersingkat waktu penelitian 66,6%, saling mempercayai 100%, merasa cocok 100%, komunikasi 100%.

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini selesai pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah ”Faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang berkolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan moral maupun material. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. PhD selaku Dekan Fakultas Sastra USU

2. Bapak Drs. Joner Hasugian, M.Si selaku ketua program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra

3. Bapak Ishak, S.Sos, M.Hum selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan berupa pengarahan dan bimbingan

4. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, SH selaku pembimbing II yang telah meluagkan waktu untuk memberikan bimbingan dan juga pengarahan.

5. Seluruh staff pengajar dan staff administrasi program studi ilmu perpustakaan Fakultas Sastra USU yang telah mendidik dan membantu penulis selama ini.

6. Istimewa buat orang tua tercinta, W.Togatotorop dan M. Napitupulu yang telah banyak berkorban dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkulahan dan skripsi ini.

7. Untuk K’Pelly, B’Parlin, D’Patar, D’Anto, D’Opri, terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada saya.

8. Buat B’Tekap terimaksih banyak karena udah menemani saya selama ini dan juga terimakasih buat motivasi dan semangat walaupun kadang masih sering mengeluh.

9. Buat temen-teman seperjuangan 05 (Bela, Harly, Ganda, Juli, Bina thanks buat bantuannya, Evy Sofia Mc Fadden Kitting Zhou, Newin, Willman samanya, Uli, Janfrist, Geth, Ndang, Yona...semua anak 05 deh). Sampai jumpa di babak selanjutnya.... 10.Buat anak kost JG.450 K’Melin, Butet, Kemput, Borsum, Iren, Raflin, Jupe, Vina(tanks

buat tumpangan getiknya), Eva, thanks atas dukungannya.

(7)

12.Kepada semua teman penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, Mei 2009 Penulis

Rosita Togatorop 050709016

DAFTAR ISI

(8)

DAFTAR TABEL ... vii

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Bibliometrika ... 6

2.2 Tujuan dan Manfaat Bibliometrika ... 6

2.3 Kolaborasi Pengarang ... 7

2.3.1 Pengertian Kolaborasi ... 7

2.3.2 Unsur-unsur Kolaborasi ... 10

2.3.3 Manfaat Kolaborasi ... 11

2.4 Jenis Kolaborasi ... 12

2.5 Faktor-faktor Kolaborasi Pengarang ... 14

2.6 Hambatan Berkolaborasi ... 18

2.7 Proses Penentuan Tingkat Kolaborasi ... 19

2.8 Interpretasi Tingkat Kolaborasi... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.5.2 Faktor-faktor Kolaborasi ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Identitas Responden ... 28

4.1 Deskripsi Data ... 30

4.1.1 Kolaborasi Pengarang Tahun 2005 ... 30

4.1.2 Kolaborasi Pengarang Tahun 2006 ... 31

4.1.3 Kolaborasi Pengarang Tahun 2007 ... 32

4.2 Analisis Data ... 34

4.3 Kontribusi ... 35

4.3.1 Kontribusi Intelektual maupun Fisik ... 35

(9)

4.3.3 Sumber Informesi (Referensi) ... 37

4.4 Dana ... 38

4.5 Peralatan ... 38

4.6 Kolaborasi dengan Ahli dan Junior ... 39

4.6.1 Kolaborasi dengan Ahli ... 39

4.6.2 Kolaborasi dengan Junior ... 40

4.7 Kolaborasi karena Proyek ... 40

4.8 Kualitas Karya ... 41

4.9 Mempersingkat Waktu Penelitian ... 42

4.10 Kepercayaan dan Kecocokan ... 42

4.10.1 Kepercayaan ... 43

4.10.2 Kecocokan ... 43

4.11 Komunikasi ... 44

4.12 Popularitas ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN... 54

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Kisi-kisi Angket ... 26

Tabel 2 Rekapitulasi Pengarang... 27

(10)

Tabel 4 Identitas Responden ... 29

Tabel 5 Kolaborasi Pengarang tahun 2005 ... 30

Tabel 6 Kolaborasi Pengarang tahun 2006 ... 31

Tabel 7 Kolaborasi Pengarang tahun 2007 ... 33

Tabel 8 Rekapitulasi Pengarang tahun 2005-2007 ... 34

Tabel 9 Memberikan Kontribusi ... 35

Tabel 10 Kebutuhan akan nasihat ... 36

Tabel 11 Sumber Informasi ... 37

Tabel 12 Dana ... 38

Tabel 13 Peralatan ... 38

Tabel 14 Ahli ... 39

Tabel 15 Junior ... 40

Tabel 16 Kegiatan Proyek ... 41

Tabel 17 Berkualitas Tinggi... 42

Tabel 18 Mempersingkat Waktu ... 42

Tabel 19 Saling Mempercayai ... 43

Tabel 20 Merasa Cocok ... 43

Tabel 21 Komunikasi ... 44

Tabel 22 Popularitas ... 45

BAB I

PENDAHULUAN

(11)

Togatorop, Rosita. 2009. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Tahun 2005-2007.Medan: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kolaborasi dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 39 artikel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan untuk mengetahui tingkat kolaborasi pengarang dengan menggunakan formulasi C=Nm/(Nm+Ns) kemudian menginterpretasikan tingkat kolaborasi pengarang tersebut. Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi adalah pengarang yang memiliki e-mail yaitu sebanyak 21 pengarang. Pengumpulan datanya dilakukan dengan metode angket.

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh tingkat kolaborasi pengarang Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007 adalah 0,69. Hasil ini menunjukkan bahwa kolaborasi pengarang adalah tinggi dalam menulis sebuah artikel. Sedangkan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi adalah: kontribusi yang saling menguntungkan 100%, membutuhkan saran, kritik dan nasihat 61,9%, sumber informasi (referensi) 66,6%, dengan ahli 57,14%, karya yang berkualitas tinggi 90,48%, mempersingkat waktu penelitian 66,6%, saling mempercayai 100%, merasa cocok 100%, komunikasi 100%.

(12)

Bibliometrika adalah salah satu cabang dari Ilmu Perpustakaan. Sebagai kajian ilmiah, cabang ini berkembang pada awal abad 20 yang tertarik tentang dinamika ilmu pengetahuan sebagaimana tercermin dalam produksi literatur ilmiahnya. Awalnya kajian ini disebut “statistical bibilography“ karena menggunakan statistik untuk mengkuantifikasi dokumen. Istilah ini berevolusi menjadi bibliometrika, kemudian menjadi informetrika sesuai perkembangan informasi dan teknologi.

Bibliometrika merupakan kajian kuantitatif terhadap informasi terekam (bibliografi atau kepustakaan) yang bersifat tekstual. Melalui bibliometrika dapat mengukur, menyajikan, dan menganalisis berbagai aspek dari informasi terekam secara kuantitatif. Perpustakaan atau pusat dokumentasi dan informasi sebagai lembaga pengelola informasi terekam, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai agen informasi memerlukan perencanaan dan evaluasi berkenaan dengan koleksi, kinerja dan aspek lain yang berkaitan. Kajian bibliometrika dapat menawarkan berbagai metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang valid dan dipercaya.

Kolaborasi merupakan bagian dari bibliometrik. Tingkat kolaborasi pengarang dapat dihitung dengan menggunakan rumus kolaborasi. Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata “collaboration”. Istilah ini ada yang menterjemahkan dengan karyasama, namun dalam hal ini lebih tepat digunakan istilah kolaborasi karena dalam berbagai kejadian, khususnya sejarah dikenal dengan istilah kolaborator. Kolaborasi adalah hasil karyasama dua pihak atau lebih dalam menghasilkan suatu karya dalam sebuah kegiatan, masing-masing memberikan sumber daya dan usaha baik intelektual maupun fisik. Ketika seorang pengarang/peneliti melakukan karyasama dengan pihak lain maka akan menghasilkan suatu karya ilmiah yang lebih baik dibandingkan jika dikerjakan secara individu.

Kolaborasi antar pengarang mengakibatkan seorang pengarang dapat lebih aktif menulis dan produktif dalam menghasilkan karya ilmiah. Faktor-faktor pengarang berkolaborasi adalah:

1. kolaborasi bisa terjadi jika sebuah karya tidak dapat ditangani secara perorangan sehingga membutuhkan bantuan pihak lain

2. ada anggapan bahwa karya bersama lebih baik dari karya perorangan

3. semakin kompleks masalah yang diteliti maka karya itu semakin membutuhkan kolaborasi dengan ahli - ahli yang lain.

4. adanya keinginan pengarang/peneliti untuk meningkatkan popularitas

(13)

Dokumen yang paling banyak dan mendalam dikaji dalam bibliometrik adalah jurnal/majalah ilmiah, karena merupakan media yang paling penting dalam komunikasi ilmiah antar ilmuwan, merupakan pengetahuan publik dan juga merupakan arsip umum yang dapat dibaca oleh siapa saja.

Jurnal ada dalam bentuk tercetak maupun elektronik. Penelusuran jurnal ilmiah dalm bentuk tercetak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan penelusuran jurnal ilmiah dalam bentuk elektronik yang dapat ditelusur secara online melalui internet dengan cepat dan tidak mengenal batas waktu seperti pada Jurnal Makara. Artikel yang terdapat dalam jurnal bisa menunjukkan tingkat kolaborasi pengarangnya. Penelitian kolaborasi pengarang berfungsi mengetahui apakah suatu bidang ilmu membutuhkan bantuan dari pihak-pihak lain dalam pelaksanaan penelitiannya.

Jurnal Makara merupakan jurnal yang bersifat multidisiplin ilmu. Jurnal Makara dikelola dan diterbitkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DPRM) Universitas Indonesia dengan 4 disiplin ilmu, yaitu: seri kesehatan, seri sosial humaniora, seri sains, dan seri teknologi. Peneliti hanya ingin meneliti Jurnal Makara Seri Kesehatan. Jurnal Seri Kesehatan ini merupakan jurnal ilmiah yang menyajikan artikel orisinal tentang pengetahuan dan informasi riset atau aplikasi riset dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan kesehatan. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak 2 kali setahun (Juni dan Desember).

Jurnal Makara Seri Kesehatan adalah peningkatan dari makara Seri Kesehatan dan Kedokteran sebagai penyempurnaan dari jurnal penelitian Universitas Indonesia Makara yang terbit sejak januari 1997. Jurnal Makara ada dalam bentuk tercetak maupun elektronik. Jurnal ini ada dalam bentuk elektronik dapat diakses dengan website

minimal 5 artikel; dimana dalam artikel tersebut mencantumkan e-mail yang dapat dihubungi, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan cara berkomunikasi lewat e-mail pada pengarang. Penelitian pada Jurnal Makara Seri Kesehatan belum pernah dilakukan dan kolaborasi antar pengarang tinggi karena membutuhkan bantuan dari pihak lain, baik berupa nasihat, kritik, saran, dana dan lain-lain yang dapat menguntungkan antara peneliti yang berkolaborasi.

(14)

kolaborasi pengarang pada LawLibrary Journal tahun 2004-2005, dimana hasil tingkat kolaborasi pengarang pada Law Library Journal adalah 0,24. Napitupulu(2006) yang berjudul Analisis paro hidup usia dokumen dan tingkat kolaborasi pengarang pada Journal of Academy Psychiatry tahun 2005, hasil yang diperoleh dari perhitungan usia paro hidup Journal of Academy Psychiatry tahun 2005 adalah 6,5 tahun serta tingkat kolaborasi pengarang mempunyai nilai 0,692. Sembiring (2006) yang berjudul kolaborasi dan produktifitas pengarang pada

Teaching history-a journal of methods terbitan tahun 1981-2000, hasilnya menunjukkan bahwa pengarang yang paling produktif adalah pengarang individu dibandingkan pengarang yang berkolaborasi, dimana pengarang individu menghasilkan sebanyak 7 artikel sepanjang tahun 1981-2000. Dari penelitian terdahulu membahas mengenai tingkat kolaborasi dan belum ada penelitian yang menanyakan langsung pada pengarang mengapa berkolaborasi. Dalam hal ini, penulis menggunakan e-mail sebagai media komunikasi dengan pengarang.

Berdasarkan tingkat kolaborasi dari penelitian terdahulu dan faktor-faktor tersebut diatas, maka penulis tertarik mengambil judul “Faktor – Faktor Yang Melatarbelakangi Pengarang Berkolaborasi Pada Jurnal Makara Seri Kesehatan Periode 2005 – 2007”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah kemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tingkat kolaborasi pengarang pada Jurnal Makara Seri Kesehatan periode 2005 – 2007 ?

2. Faktor – faktor apakah yang melatarbelakangi pengarang melakukan kolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan periode 2005 – 2007 ?

1.3. Tujuan Penelitian

(15)

1. Untuk mengetahui tingkat kolaborasi pengarang pada JurnaI Makara Seri Kesehatan periode 2005 – 2007.

2. Untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi pengarang berkolaborasi pada Jurnal Makara Seri Kesehatan periode 2005 – 2007.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai kolaborasi pengarang/peneliti, dan pengarang yang paling produktif dalam menghasilkan suatu karya ilmiah pada subjek tertentu dan aspek-aspek yang mempengaruhinya.

2. Bagi pemerhati Ilmu Perpustakaan dan Informasi, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan Ilmu Perpustakaan.

3. Bagi perpustakaan perguruan tinggi, sebagai pertimbangan untuk mengembangkan koleksinya khususnya dalam jurnal elektronik.

1.5. Ruang Lingkup

(16)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Kajian Bibliometrika

Bibliometrika pertama kali diperkenalkan oleh Alan Pitchard sebagai pengganti istilah Statistical Bibliography. Bibliometrika ada pada awal abad ke-20 dengan terbitnya karya Cole dan Eales tentang bibliografi statistic. Istilah “Statistical Bibliograpy” diganti Pritchard karena menganggap sebagai istilah yang kaku, kurang deskriptif serta sering dirancukan dengan istilah “statistic” ataupun “bibliography of statistics”. Karena itu Pritchard mengusulkan istilah baru yaitu bibliometrics (bibliometrika) sebagai pengganti istilah “Statistical bibliograpy”.

(17)

Bibliometrika berkembang dari ketertarikan segelintir ilmuwan terhadap dinamika ilmu pengetahuan yang begitu menakjubkan pada saat Perang Dunia II usai. Dinamika ini tercermin dalam produksi literatur ilmiah yang tiba-tiba melonjak dan meluas. Putubuku menyatakan bahwa, ada beberapa orang yang tertarik pada dinamika ini yang segera dikenal sebagai pioner untuk beberapa topik khusus, yaitu:

1) Produksi karya ilmiah sejalan dengan waktu dan menurut negara asal ilmuwannya (Cole dan Eagles)

2) Persoalan yang dihadapi perpustakaan dalam mengendalikan “ledakan” karya ilmiah (Bradford)

3) Produktifitas ilmuwan dalam menghasilkan karya tulis (Lotka)

2.2. Tujuan dan Manfaat Bibliometrika

Bibliometrika merupakan kajian ilmiah yang mempunyai tujuan dan manfaat. Brookes dalam Sulistyo-Basuki (2002:7) menyatakan bahwa tujuan umum bibliometrika adalah:

1. Merancangbangun sistem dan jaringan informasi yang lebih ekonomis 2. Penyempurnaan tingkat efisiensi proses pengolahan informasi

3. Identifikasi dan pengukuran efisiensi pada jasa bibliografi yang ada dewasa ini 4. Meramalkan kecenderungan penerbitan

5. Penemuan dan elusidadi hukum empiris yang dapat menyediakan basis bagi pengembangan sebuah teori dalam Ilmu Informasi

Tujuan bibliometrika adalah menjelaskan proses komunikasi tertulis dan sifat serta arah pengembangan sarana deskriptif perhitungan dan analisis berbagai faset komunikasi (Sulistyo-Basuki 2002:3).

Manfaat analisis bibliometrika bagi perpustakaan menurut Ishak (2005:18) adalah: 1. Mengidentifikasi majalah inti dalam berbagai disiplin ilmu

2. Identifikasi arah dan gejala penelitian dan pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu

3. Menduga keluasan literature sekunder 4. Mengenali pemakai berbagai subjek

5. Mengenali kepengarangan dan arah gejalanya pada dokumen berbagai subjek 6. Mengukur manfaat jasa SDI ad-hoc dan retrospektif

7. Meramalkan arah gejala perkembangan masa lalu, sekarang dan mendatang 8. Mengukur arus masuk informasi dan komunikasi

9. Mengkaji keusangan dan penyebaran literature ilmiah

(18)

Berdasarkan uraian diatas, tujuan bibliometrika menurut Sulistyo-Basuki lebih menekankan ke komunikasi. Manfaat bibliometrik untuk dapat mengidentifikasi informasi pertumbuhan pengetahuan pada berbagai disiplin ilmu.

2.3. Kolaborasi Pengarang 2.3.1. Pengertian

Kolaborasi merupakan terjemahan dari kata collaboration yang artinya kerjasama antara lebih satu orang atau lebih dari satu lembaga dalam sebuah kegiatan, baik kegiatan penelitian maupun pendidikan (Sulistyo-Basuki dalam Prihanto, 2002:1).

A Handbook for NEPA Practitioners (2007:13) menyatakan “collaboration is a broadly used term that describes how people and organizations work together, literally meaning “co-labor”. A Handbook for NEPA Practitioners menyatakan bahwa kolaborasi merupakan istilah yang digunakan secara umum untuk mendeskripsikan bagaimana orang dan organisasi bekerja bersama-sama dan secara harafiah dikatakan “co-labor”.

Kolaborasi adalah salah satu bentuk kerjasama yang lebih agresif melebihi dari sekedar kerja bersama. Tiap orang membawa sesuatu dalam forum itu yang dapat meningkatkan nilai, baik dalam bentuk hubungan maupun sinergi pada tim. Efek berganda ini yang diinginkan terbentuk dalam mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup besar seperti negara, organisasi, kelompok atau mungkin rumah tangga atau Collaboration is multiplication” (Humas KAMMI Jepang 2003 – 2004, 2004 - 2005) . Gupta dalam Purnomowati(2005:2), mengatakan bahwa kolaborasi adalah:

1. Derajad kolaborasi (degree of collaboration) yaitu proporsi artikel pengarang ganda dalam keseluruhan artikel contoh;

2. index kolaborasi (collaboration index) yaitu rata-rata jumlah pengarang per artikel untuk keseluruhan artikel contoh

3. koefisien kolaborasi (collaboration coefficient) yaitu rata-rata proporsi jumlah artikel dengan tiap nomor pengarang.

(19)

Seorang yang berkolaborasi atau disebut orang yang kolaboratif memiliki sikap yang penting yaitu cenderung untuk saling melengkapi ketimbang saling berkompetisi. Menjadi tim yang kolaboratif diperlukan pemusatan kosentrasi dan fokus pada tim bukan pada individu. Kolaborasi menumbuhkan efek penggandaan yang luar biasa karena meningkatkan dan menumbuhkan keterampilan tidak hanya dari kita tapi juga anggota tim lainnya, selain sebuah kemenangan bersama. Menjadi tim yang kolaboratif diperlukan pemusatan konsentrasi dan fokus pada tim bukan pada individu.

Ilmuwan tidak selalu bekerja secara sendiri-sendiri atau individu akan tetapi seringkali mereka bekerja dengan ilmuan-ilmuan lain ataupun tenaga ahli lainnya terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan atau teknologi. ”Konsep kolaborasi muncul dari anggapan bahwa ada kalanya sebuah karya atau artikel tidak dapat ditangani sendiri sehingga memerlukan bantuan dari orang lain “(Sulistyo- Basuki dalam Prihanto, 2002: 2).

Stack (2008:5) menyatakan bahwa “Collaboration is key in the research and development of information product and service that meet scientific researchers needs” yang diterjemahkan sebagai berikut yaitu kolaborasi merupakan kunci dalam penelitian dan pengembangan produk dan layanan informasi yang mempersatukan kebutuhan para peneliti ilmiah.

Apapun bentuk dan tempat, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada sebuah kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi professional membutuhkan mutual respek baik setuju dan ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut.

Ide untuk berkolaborasi, sebenarnya jika dikelola dengan tepat maka akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Karena tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui senua hal dengan pasti. Tetapi setiap orang memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Maka, bila pengetahuan tiap orang digabungkan maka akan diperoleh sesuatu pengetahuan yang dapat berguna.

Contoh lain dari sebuah kolaborasi adalah dalam menterjemahkan buku asing kedalam bahasa Indonesia. Dengan kolaborasi, proses menterjemahkan bisa dilakukan bersama-sama dengan banyak orang. Misalnya ada pembagian tugas, si A menterjemahkan Bab I, si B menterjemahkan Bab II, dan seterusnya. Dan satu sama lain bisa saling mengkoreksi terjemahan yang lain.

(20)

menyangkut penciptaan suatu karya bersama. Kolaborasi pengarang dilakukan karena ada kecenderungan bahwa tidak selamanya suatu penelitian dapat dikerjakan secara individu, melainkan membutuhkan bantuan dari beberapa pihak yang pada akhirnya dapat memberikan konstribusi yang lebih baik terhadap hasil penelitian.

2.3.2. Unsur-unsur kolaborasi

Dari pengertian-pengertian kolaborasi di atas maka dapat dikatakan unsur-unsur kolaborasi adalah :

a. Adanya kerjasama antara dua orang atau lebih b. Adanya tujuan tertentu

c. Adanya karya bersama

Menurut Suaraatr (2008:2), unsur-unsur yang ada pada kolaborasi adalah:

1. Keyakinan orang, artinya bagaimana anda dapat mempengaruhi orang, kalau tidak ada keyakinan orang manfaat yang akan ditarik dari visi anda untuk mewujudkan kerjasama. Oleh karena itu harus ditumbuhkan prinsip kolaborasi kedalam sikap dan perilaku.

2. Lakukan Assesmen, artinya setelah timbulnya keyakinan orang akan pentingnya kolaborasi, maka perlu diikuti adanya satu pengawasan secara berkeinambungan untuk mengadakan penilaian apakah penerimaannya karena keterpaksaan atau datang dari dalam diri yang bersangkutan untuk melakukan kolaborasi sebagai suatu kebutuhan.

3. Budaya organisasi, artinya semua anggota dalam organisasi memenuhi norma, nilai, wewenang dan ganjar yang telah disepakati bersama dalam bersikap dan berperilaku karena dengan budaya itulah dapat menuntun kita melaksanakan kolaborasi sebagai keyakinan dan kebutuhan.

4. Reaktif Adaptif, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi harus mampu menggerakkan dalam tindakan pada saat yang mana dapat melaksanakan pikiran yang reaktif dan atau adaptif. Ukurannya dikaitkan dengan waktu dan tingkat masalah yang diha-dapi, oleh karena itu dengan kolaborasi yang ditopang oleh keyakinan, kebutuhan dan budaya akan dapat memusatkan bertindak kapan reaktif dan atau adaptif.

5. Sistem intergrasi, artinya setiap individu, kelompok dan organisasi mampu bergerak dalam satu tindakan berdasarkan unsur keyakinan, kebutuhan, budaya, tindakan kedalam satu sistem yang dapat menyatukan pengga-bungan unsur yang ada agar pelaksanaan kolaborasi menjadi satu kesatuan yang bulat.

(21)

masalah masa lampau, masa kini dan masa depan didasarkan pada prinsip bahwa semua pihak menyadari pentingnya kolaborasi dan tujuan berkolaborasi.

2.3.3. Manfaat kolaborasi

Kolaborasi memberikan beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh setiap peserta kolaborasi. Menurut Australian Goverment (2002:2), manfaat kolaborasi adalah:

a. the sharing and transfer of knowledge, skills and techniques, including social and team management skills

b. the creation of critical mass in research skills, facilities and larger infrastructure c. enhanced capability for creation of new knowledge

d. decreased lead time for research outputs and their practical application

e. cross-fertilisation of ideas which can generate new insights to provide better outcomes

f. enhanced intellectual companionship and peer recognition

g. the opportunity to increase the visibility of work including dissemination of information and knowledge through formal and informal networks, publication and route to end use activities

h. the early integration of researchers and industry to ascertain the capacity of local industry to commercialise likely research outcomes

i. prestige and influence.

Manfaat kolaborasi yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

1) Berbagi dan bertukar pengetahuan, keahlian dan teknik, termasuk sosial dan ahli manajemen

2) Kreasi dari kritik massa dalam kemampuan penelitian, fasilitas dan infrastruktur yang lebih besar

3) Mempertinggi kemampuan untuk berkreasi pada pengetahuan yang baru 4) Mempersingkat waktu untuk hasil penelitian dan aplikasi praktis mereka

5) Penggabungan ide yang dapat menghasilkan wawasan baru untuk memberikan hasil yang lebih baik

6) Meningkatkan kerjasama intelektual dan saling mengakui 7) Penghargaan dan pengaruh

(22)

9) Kesempatan untuk meningkatkan cara pandang dari informasi dan pengetahuan melalui jaringan kerja formal dan informal, publikasi dan petunjuk akhir untuk melakukan aktivitas.

Dengan kolaborasi ada keuntungan yang dapat dirasakan, keuntungan tersebut dapat berupa terciptanya masyarakat yang kritis, peningkatan pembiayaan, atau peningkatan intelektual atau kombinasi dari ketiganya. Kegiatan kolaborasi pada umumnya dilakukan dalam kegiatan pengembangan jaringan penelitian. Kolaborasi dilakukan dalam rangka memperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. meningkatkan ruang lingkup kegiatan 2. mengurangi biaya dan resiko

3. meningkatkan kemampuan secara kompleks 4. meningkatkan kapasitas belajar anggota 5. dampak kesejahteraan interval (pembiayaan)

6. fleksibilitas dan efisiensi , pada pembelian dan penggunaan peralatan

7. mengurangi keterlambatan waktu untuk menimbulkan kesempatan atau tantangan Kolaborasi memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

a. Memberikan sumbangan dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tindakan yang sifatnya intelektual maupun material.

b. Dapat mengatasi permasalahan yang kompleks baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang besar.

Dari beberapa manfaat di atas maka manfaat kolaborasi adalah meningkatkan kerjasama intelektual sehingga muncul ide-ide baru yang menghasilkan wawasan baru dan mempersingkat waktu penelitian.

2.4. Jenis Kolaborasi

Secara umum jenis kolaborasi yang terjadi di kalangan ilmuan terdiri dari berbagai jenis. Menurut Subramanyan (1983:30) jenis kolaborasi terdiri atas:

1 Kolaborasi dosen-mahasiswa

(23)

Kondisi ini jelas sangat memungkinkan nama seorang dosen dapat muncul pada waktu yang bersamaan dangan kolaborator lain.

2. Kolaborasi sesama rekan

Kolaborasi ini jelas dilaksanakan di lembaga penelitian. Dalam hal ini, penelitian dilakukan oleh sekelompok peneliti, masing-masing anggota memberikan sumbangan sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki dalam berbagai aspek penelitian.

3. Kolaborasi penyelia (supervisor) – asisten

Kolaborasi ini sering dilakukan antara peneliti senior dengan peneliti yunior (asistennya). Kasus paling umum pada kolaborasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti di laboratorium. Pada penelitian di laboratorium biasanya seorang peneliti dibantu oleh laboran atau teknisi.

4. Kolaborasi peneliti-konsultan

Kolaborasi jenis ini banyak dilakukan pada proyek penelitian berskala besar. Tim peneliti pada proyek ini menggunakan jasa atau lembaga atau perusahaan lain sebagai konsultan dalam rangka pengumpulan, pengolahan dan analisis data.

5. Kolaborasi antar lembaga

Kolaborasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dan teknisi dari berbagai lembaga penelitian yang bekerjasama dalam proyek bersama, dengan menggunakan peralatan khusus yang dimiliki lembaga lain.

6. Kolaborasi Internasional

Kolaborasi jenis ini melibatkan beberapa negara atau antara peneliti/ilmuan dari beberapa negara yang berkaitan dengan penelitian.

Sedangkan dalam Australian Goverment (2002:4) beberapa jenis kolaborasi antara lain adalah:

1. co-location, cluster formation, international and national networking, sharing of infrastructure, co-investment in infrastructure and research

2. rapid and fl exible access to new ideas and technology, increased opportunity for funding, increased opportunity for higher quality outcomes in shorter timeframes, enhanced market position

3. intellectual synergy, shared strategic vision, shared collaborative ethos, clear common objectives, distinctive skills and complementary capabilities, training opportunities and co-supervision

Jenis kolaborasi dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Kerjasama lokasi (co-location), formasi berkelompok, jaringan kerjasama nasional dan internasional, pertukaran infrastruktur, kerjasama investasi dalam infrastruktur dan penelitian

(24)

3. Sinergy intelektual, pertukaran visi yang strategis, pertukaran etos kerjasama, memperjelas objek umum, keahlian khusus dan kemampuan pelengkap, kesempatan pelatihan dan kerjasama supervisi.

Setiap pihak yang berkolaborasi pasti hanya ingin berkolaborasi dengan pihak yang dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan baik dalam hal intelektual maupun fisik. Karena ketika suatu pihak tidak mampu memberikan kontribusinya dalam penelitian yang sedang dilakukan, maka tidak ada untungnya suatu pihak berkolaborasi dengan pihak lainnya yang dianggap mampu memberikan kontribusi yang menguntungkan terhadap hasil penelitian.

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa, apapun bentuk kolaborasi yang dilakukan oleh peneliti atau pengarang, tujuannya adalah untuk menghasilkan karya bersama. Setiap kolaborasi dilakukan karena adanya hasil yang saling menguntungkan diantara pihak yang berkolaborasi.

2.5. Faktor-faktor Kolaborasi

Kolaborasi memiliki beberapa variasi bentuk yang disusun dari penawaran nasihat dan wawasan, pengetahuan umum kepada partisipan yang aktif dalam penelitian tertentu. Kontribusi pada kolaborasi ini juga dapat berubah-ubah levelnya mulai dari yang sangat substansial sampai pada yang paling tidak berarti. Seorang peneliti kadang tidak terlihat sebagai seorang kolaborator dan berperan sebagai partner dari seorang penulis yang bertindak sebagai penyedia peralatan.

Katz (1997:5), menyatakan ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya kolaborasi: 1. Changging patterns or levels of funding

2. The desire of recearchers to increase their scientific popularity, visibility, and recognition

3. Escalating demand for the rationalisation of scientific manpower

4. The requirements of ever more complex (and often large-scale) instrumentation 5. Increasing specialization in science

6. The advancement of scientific disciplines which means that a researcher requires more and more knowledge in order to make significant advances, a demand which often can only be met by pooling one’s knowledge with others

7. The growing profesionalisation of science, a factor which was probably more important in earlier years than now

8. The need to gain experience or to train apprentice researchers in the most effective way possible

9. The increasing desire to obtain cross-fertilisation across disciplines

(25)

Faktor-faktor kolaborasi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Mengubah pola atau tingkat pembiayaan

2. Keinginan peneliti untuk meningkatkan popularitas ilmiah dan penghargaan 3. Meningkatkan tuntutan akan rasionalisasi pada tenaga manusia secara ilmiah 4. Syarat-syarat dalam pemakaian peralatan yang lebih kompleks

5. Meningkatkan spesialisasi dalam ilmu pengetahuan

6. Peningkatan disiplin ilmiah yang berarti bahwa seseorang peneliti membutuhkan pengetahuan yang lebih dan lebih lagi supaya dapat membuat kemajuan yang signifikan, sebuah tuntutan yang hanya sering dijumpai dengan menyatukan pengetahuan seseorang dengan yang lainnya

7. Menumbuhkan profesionalisasi dalam ilmu penngetahuan, faktor yang mungkin lebih penting pada tahun yang lalu dibandingkan sekarang

8. Kebutuhan untuk mencapai pengalaman atau untuk meneliti magang para peneliti dengan cara yang paling efektif dan memungkinkan untuk dilakukan

9. Meningkatkan keinginan untuk menghasilkan fertilisasi silang dengan disiplin

10.Kebutuhan untuk bekerja dalam kedekatan fisik dengan yang lain supaya memperoleh keuntungan dan keahlian dan pengetahuan terpendam yang mereka miliki

Sedangkan menurut Czajkowski (2008:1) the six collaboration factor categories synthesized from current literature are:

1. Trust and partner ccompatibility 2. Common and unique purpose

3. Shared governance and joint decision making 4. Clear understanding of roles and responsibilities 5. Open and frequent communication

6. Adequate financial and human resources

Yang diterjemahkan bahwa ada enam faktor kolaborasi dalam literatur ilmiah: 1. Kepercayaan dan kecocokan antar rekan kerja

2. Tujuan umum dan khusus

3. Pengaruh yang sama dan kerjasama pembuatan keputusan 4. Peraturan dan tanggung jawab yang jelas

5. Komunikasi yang terbuka dan sering

(26)

Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya kolaborasi, diantaranya:

1. Kolaborasi bisa terjadi jika sebuah karya tidak dapat ditangani secara perorangan sehingga membutuhkan bantuan dari pihak lain

2. Ada anggapan bahwa karya bersama lebih baik dari karya perorangan

3. Semakin kompleks masalah yang diteliti maka karya itu semakin membutuhkan kolaborasi dengan ahli-ahli yang lain

4. Adanya keinginan pengarang/peneliti untuk meningkatkan popularitas

5. Pendanaan yang cenderung berjumlah besar dalam melakukan kegiatan peniliti Ada 3 kriteria utama yang menentukan suksesnya sebuah kolaborasi:

There are three main criteria

1. Goals/planning, collaboration goals and the plan for reaching them must be shared by all participating organizations. The collaboration must also be aligned with the missionsand visions of all participating organizations. Resources must be identified to accomplish the plan, and the plan must be frequently reviewed and updated as new information becomes available.

2. Trust, the propessional relationship between collaborators must be based on mutual respect and an interest in collaborating in a win-win manner. A collaboration may take years to develop to the point that all participants possess the trust needed to share organization-related information and maximize their core competencies.

3. Impact, the result of collaboration must be that all participating organization can better serve their customer. However, collaborators must be flexible in realizing mutual benefit. Although a collaboration must provide tangible benefit to each organization, it must also focus on complementary core competencies and strengths in order to generate a win for all customers.

Tiga kriteria utama agar kolaborasi sukses dapat diterjemahkan sebagai berikut:

1. Tujuan/pencapaian; tujuan dan perencanaan kolaborasi dalam penelitian harus ditukar oleh semua anggota partisipan organisasi. Kolaborasi harus disesuaikan dengan misi dan visi semua partisipan/anggota organisasi. Sumber-sumber harus diidentifikasi untuk melaksanakan rencana, dan rencana harus sering ditinjau dan diperbaharui sebagai informasi baru

(27)

untuk mengembangakan poin yang dimiliki seluruh anggota dalam bertukar informasi yang berhubungan dengan organisasi dan memaksimalkan kompetensi utama mereka. 3. Akibat, hasil dari kolaborasi menjadikan semua anggota organisasi dapat melayani

pelanggan mereka lebih baik. Kolaborator harus fleksibel dalam menyadari keuntungan-keuntungan. Meskipun kolaborasi menyediakan keuntungan yang terhitung untuk setiap organisasi, kolaborasi harus fokus dalam melengkapi kompetensi utama dan kekuatan untuk menghasilkan seorang pemenang untuk pelanggan.(Stack,2008:5)

Dalam kolaborasi terdapat prinsip saling membantu. Bantuan tersebut bisa berupa nasihat, gagasan atau kritik yang biasa disebut dengan kolaborasi teoritis sedangkan jika bantuan berupa kegiatan biasa disebut dengan kolaborasi teknis.

2.6. Hambatan Berkolaborasi

Suatu kegiatan kolaborasi tidak selamanya berjalan dengan sukses. Dalam kegiatan kolaborasi sering muncul hambatan yang sering terjadi dalam kegiatan berkolaborasi, antara lain:

1. Structural - Structural barriers are those which are imposed through legislation, regulation, procedural rules, or physical constraints (such as security policy). For example, the rules relating to research funding by granting bodies can become barriers to research collaboration by prescribing how funds are to be used or limiting the transfer of funds from grantees to partners.

2. Organisational- The culture and values of an organisation can present a barrier to collaboration. For example, collaboration between researchers may not be supported by a particular organisation or its management.

3. Career – related, The Committee notes promotion or advancement practices appear to vary across organisations which may impact on the way a researcher’s contribution to a collaborative project is assessed. For example, the desire of an individual researcher to publish research outcomes may be constrained by the organisation’s need to protect the potential commercial outcomes.

4. Submissions identifi ed location and inadequate access to infrastructure, facilities and communication mechanisms as clear barriers to collaboration, although email was noted as a positive infl uence. For example, researchers in rural and regional locations often experienced diffi culties in accessing infrastructure, facilities or working with collaborators because of the distances and associated costs. Submissions also cited the lack of access to high speed communication technology for data transfer and tele and video conferencing.

(28)

1. Struktural, rintangan struktural merupakan rintangan yang ditentukan melalui legislasi peraturan aturan prosedural, atau batasan-batasan fisik (seperti polisi keamanan). Contohnya, aturan yang berhubungan dengan menanggung anggota dapat menjadi rintangan bagi kolaborasi penelitian dengan menentukan bagaimana biaya harus digunakan atau membatasi transfer biaya dari penerima kepada patner/teman.

2. Organisasional, budaya dan nilai dalam sebuah organisasi dapat mendatangkan rintangan bagi kolaborasi. Contohnya, kolaborasi antara peneliti bisa tidak didukung oleh sebuah organisasi khusus atau manajemennya.

3. Career-Related (berhubungan dengan karir/riwayat kerja), Panitia mencatat praktek promosi atau pemajuan muncul untuk mengkontribusikan menjadi sebuah proyek kolaboratif yang dapat dinilai. Contohnya, keinginan peneliti secara individual untuk mendapatkan hasil penelitian bisa didesak oleh kebutuhan organisasi untuk melindungi hasil iklan yang potensial.

4. Geografikal, submissions (submisi) mengidentifikasikan lokasi dan jalan masuk yang terbatas bagi infrastruktur, fasilitas dan mekanisme komunikasi sebagai rintangan yang jelas bagi kolabrasi, walaupun e-mail telah dinyatakan sebagai sumber pengaruh yang positif. Contohnya, peneliti di lokasi pedalaman dan regional sering mengalai kesulitan dalam mengakses infrastruktur, fasilitas atau bekerja dengan kolaborator akibat jarak dan biaya untuk bergabung. Submisi juga menyebutkan keterbatasan dalam mengakses teknologi komunikasi pada kecepatan tinggi untuk ditransfer data dan tetle serta komunikasi lewat video.

2.7. Proses Penentuan Tingkat Kolaborasi

Untuk mengukur (menentukan) tingkat kolaborasi dalam satu bidang penelitian pada tahun tertentu, maka formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

C =

Ns Nm

Nm

+

(29)

C : tingkat kolaborasi peneliti dalam sebuah disiplin ilmu, dimana nilai “C” tersebut berada pada interval 0-1

Nm : total hasil penelitian dari peneliti dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi (bekerja sama)

Ns : total hasil penelitian dari peneliti dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individual

2.8. Interpretasi Tingkat Kolaborasi

Selanjutnya nilai tingkat kolaborasi (C) yang diperoleh akan diinterpretasikan untuk mendapatkan arti. Adapun interpretasi yang digunakan terhadap tingkat kolaborasi (C) adalah dengan berdasarkan pendapat Subramanyam, (1983:30) sebagai berikut :

a. Apabila nilai C = 0

Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang x seluruhnya dilakukan secara individual (peneliti tunggal). Berarti, tidak ada satu hasil penelitian pun yang dilakukan secara berkolaborasi di bidang tersebut pada tahun tertentu.

Interpretasi lain adalah pelaksanaan penelitian di bidang x sama sekali tidak memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya. Artinya penelitian masih dapat dilakukan secara mandiri.

b. Apabila nilai C > 0 dan C<0,5 atau 0<C<0,5

Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang x dilakukan secara individual lebih besar dibandingkan dengan banyaknya hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut tidak semuanya memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya.

c. Apabila nilai C = 0,5

Maka dapat dikatakan bahwa banyaknya hasil penelitian pada bidang x dilakukan secara individual sama jumlahnya dengan yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya bahwa pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sama-sama memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya.

d. Apabila nilai C > 0,5 dan C<1 atau 0,5<C<1

Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang x dilakukan secara individual lebih sedikit jumlahnya dibandingkan jumlah hasil penelitian yang dilakukan secara berkolaborasi. Artinya bahwa pelaksanaan penelitian di bidang tersebut sangat memerlukan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya.

e. Apabila nilai C = 1

(30)

benar-benar membutuhkan bantuan dan atau pendekatan dari disiplin ilmu, lembaga penelitian lain dan atau ahli lain dan sebagainya.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yang merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto 2002:309).

3.2. Unit Analisis

Objek yang diteliti adalah seluruh artikel ilmiah yang termuat dalam jurnal makara seri kesehatan tahun 2005 – 2007, yang terbit 2x dalam setahun. Jurnal tersebut bisa diakses dan

didownload dari internet dengan websit

unit analisis dari penelitian ini adalah artikel dan juga pengarang yang mencantumkan/memiliki alamat e-mail dan melakukan kolaborasi.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti (Prasetyo 2005:119). Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kartono1996 :130).

(31)

3.3.2. Sampel

Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena apabila pemilihan sampel dilakukan dengan tidak benar maka akan menghasilkan temuan – temuan yang kurang memenuhi sasaran.

Pada dasarnya sampel akan memberikan keuntungan terhadap peneliti dalam melakukan pencarian data yang lebih detail. Sampel adalah contoh, monster, representan atau wakil dari suatu populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu satu bagian dari keseluruhan yang dipilih, dan representatif sifatnya dari keseluruhannya (Kartono, 1996 : 129).

Sampel dalam penelitian ini adalah 39 artikel dari 39 artikel tersebut terdapat 21 pengarang yang melakukan kolaborasi dan dapat dihubungi melalui email, sehingga penelitian ini menetapkan seluruh populasi menjadi sampel penelitian.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategis kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian (Arikunto 2000: 177). Instrumen penelitian juga merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu teknik dokumentasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara browsing melalui

websit

b. Alat (instrumen) pengumpulan data yang digunakan adalah media elektronik yaitu internet karena jurnal yang dipilih adalah jurnal elektronik.

c. Mengumpulkan seluruh artikel-artikel lengkap dengan literatur dari setiap artikel tersebut dengan cara mendownload.

d. Mengumpulkan index artikel tahun 2005-2007 yang memuat nama pengarang, alamat e-mail dan judul artikel yang dihasilkan dengan cara mendownload

(32)

Menurut Arikunto (2002:140)”kuesioner/angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.”

Pada penelitian ini angket disusun dalam bentuk pernyataan serta menggunakan skala Guttman dimana setiap pernyataan akan berpedoman pada kisi-kisi angket.

3.4.1. Kisi-kisi Angket

Untuk mempermudah pembuatan angket maka peneliti menyajikan kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator Item Jumlah Item

Faktor

Pengarang

Berkolaborasi

Kontribusi 1,2,3 3

Biaya 4 1

Peralatan 5 1

Ahli 6,7 2

Proyek 8 1

Kualitas karya 9 1

Waktu 10 1

Kepercayaan/kecocokan 11,12 2

Komunikasi 13 1

Popularitas 14 1

Jumlah 14

(33)

Setelah data terkumpul selanjutnya diorganisir, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memeriksa atau mencatat hasil penelitian (artikel) yang terdapat pada jurnal ilmiah tersebut.

b. Pembuatan tabel

Tabel dibuat sejumlah volume (tahun yang diambil), dalam hal ini maka akan dibuat 3 buah tabel (tahun 2005-2007), yang didalamnya terdiri dari empat buah kategori berdasarkan jumlah terbit tiap tahunnya. Dalam tabel tiap tahunnya akan dikelompokkan Nm dan Ns beserta jumlahnya.

c. Tabel rekapitulasi

Tabel ini memuat total keseluruhan tiap tahunnya. Pada tabel rekapitulasi akan ditotal jumlah Nm dan Ns tiap tahunnya dan dihitung pula C

d. Penentuan tingkat kolaborasi

Untuk mengukur (menentukan) tingkat kolaborasi dalam satu bidang penelitian pada tahun tertentu, maka formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

C =

Ns Nm

Nm

+

e. Rekapitulasi nilai C secara keseluruhan per tahunnya, kemudian dihitung nilai C dan menginterpretasikan nilai C untuk seluruh tahun.

3.5.2. Faktor-faktor Kolaborasi

Analisis data mengenai faktor-faktor kolaborasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan tally terhadap pilihan-pilihan jawaban yang diberikan responden 2. Mencatat frekuensi dari pilihan jawaban yang ditally

3. Mencari persentase dari pilihan jawaban

Untuk menghitung persentase, maka penulis menggunakan rumus:

(34)

Keterangan: P = persentase

F = jumlah jawaban yang diperoleh N = jumlah responden (Hadi, 1981:421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabulasi data, peneliti menggunakan tafsiran sebagai berikut:

1. Jika persentase jawaban responden yang memilih a (setuju) ≥ 50% maka disebut sebagai faktor kolaborasi.

2. Jika persentase jawaban responden yang memilih b (tidak setuju) ≥ 50% maka tidak sebagai faktor kolaborasi.

Tabel. 2. Rekapitulasi pengarang

No Tahun Jumlah artikel

Jumlah pengarang

Nm Ada email

Tidak ada email

Ns Ada email

Tidak ada email

(35)

Juni 5 22 5 4 1 - - -

Desember 5 14 5 4 1 - - -

2

2006

Juni 7 16 4 4 - 3 3 -

Desember 7 14 6 5 1 1 1 -

3

2007

Juni 7 21 5 7 - 2 2 -

Desember 8 15 4 5 - 4 4 -

Jumlah 39 102 29 29 3 10 10 -

Keterangan :

Dalam penulisan artikel ada pengarang yang lebih dari satu kali atau berulang sehingga keseluruhan pengarang sebanyak 86 orang, begitu juga halnya dengan e-mail pengarang ada yang berulang dalam suatu artikel karena merupakan pengarang yang sama sehingga pengarang yang bisa dihubungi hanyalah sebanyak 21 pengarang yang memiliki alamat e-mail dan melakukan kolaborasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

(36)

Artikel yang termuat dalam Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007 adalah sebanyak 39 artikel. Dari 39 artikel terdapat 21 pengarang yang menjadi responden. Adapun alamat e-mail dari responden tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel.3. Alamat e-mail responden

No Email Tahun

1 2006

2 2005

3 2005

4 2007

5 2005

6 2007

7 2007

8 2007

9 2007

10 2007

11 2005

12 2006,2007

13 2005,2006

14 2006

15 2005, 2006

16 2005

17 2006,2007

18 2006, 2007

19 2007

20 2005

21 2005

Tabel 4. Identitas Responden

(37)

No Tahun Jumlah Kolaborator

2 3 4 5 6 9

1 2005 4 3 1 - 1 1

2 2006 2 5 - 1 - -

3 2007 1 6 1 - 1 -

Jumlah 7 14 2 1 2 1

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa pengarang yang lebih banyak berkolaborasi adalah pengarang yang berjumlah 3 orang sebanyak 14 artikel, dan pengarang yang berjumlah 2 orang sebanyak 7 artikel.

Pengarang yag melakukan kegiatan kolaborasi berasal dari berbagai instansi. Instansi-instansi yang sering melakukan kolaborasi dalam Jurnal Makara Seri Kesehatan adalah:

• Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM UI

• Departemen Patologi Anatomi FK UI

• Unit TCM/Onkologi Komplementer, RS.Harapan Bunda Jakarta

• Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta

• Departemen Kimia FK UI

• Mahasiswa Pascasarjana FKM UI

• Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

• Departemen Patologi Klinik FK UI

• Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI

• Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI

• Departemen Ilmu Farmasi FK UI

Frekuensi terbanyak yang melakukan kegiatan kolaborasi instansi adalah Jurusan Kesehatan Lingkungan FKM UI sebanyak 6 kali, Departemen Patologi Anatomi FK UI sebanyak 3 kali.

4.2. Deskripsi Data

(38)

dideskripsikan secara berurut berdasarkan tahun penerbitan tahun 2005-2007 dan volume dari Jurnal Makara Seri Kesehatan.

4.2.1. Kolaborasi Pengarang pada Jurnal Makara tahun 2005 Vol. 9 no. 1 dan 2.

Tabel 5. Kolaborasi Peneliti Tahun 2005 vol. 9 no. 1 dan 2

No Judul Artikel Nm Ns

1 Taeniasis/sistiserkosis di antara keluarga…. √ - 2 Analisis mikrobiologi Escherichia coli… √ - 3 Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen… √ - 4 Hubungan karakteristik perawat, isi pekerjaan… √ - 5 Terapi berhenti merokok (studi kasus 3 peroko… √ - 6 Disfungsi Endotel pada Preeklampsia √ - 7 Aktivitas kemoprevensi ekstrak temu mangga √ - 8 Peningkatan potensi sediaan meil prednisolon… √ - 9 Karakteristik pasien dan kinerja unit TCM… √ - 10 Baseline survey on nutritional √ -

Nm = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

(39)

Dari tabel di atas pada volume 9 no. 1 dan 2 dari 10 artikel maka seluruh artikel dihasilkan oleh pengarang yang berkolaborasi. Dengan menggunakan rumus tingkat kolaborasi sebaigaimana dikemukakan pada bab 3 halaman 19 maka diperoleh tingkat kolaborasi (C) adalah 1.

Kegiatan kolaborasi ini yang paling banyak dilakukan oleh 2 pengarang yaitu sebanyak 4 artikel. Sedangkan yang dilakukan oleh 3 pengarang sebanyak 3 artikel, 4 pengarang sebanyak 1 artikel, 6 pengarang sebanyak 1 artikel dan yang dilakukan oleh 9 pengarang sebanyak 1 artikel.

4.2.2. Kolaborasi pengarang pada Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2006 Vol.10 no. 1 dan 2.

Tabel 6 . Kolaborasi Pengarang pada tahun 2006 vol.10 no.1 dan 2

No Judul Artikel Nm Ns

1 Persamaan (equation) tinggi badan manusia usia… √ 2 Analisis mikrodelesi kromosom Y pada pria.. √

3 Respon imunitas yang rendah pada tubuh manusia… √ 4 Karakteristik pasien dan kinerja unit onkologi… √

5 Faktor-faktor yang mempengaruhi seksual remaja… √

6 Under-utilization of community health centers in.. √ 7 Disfungsi endotel pada demam berdarah dengue √

8 The evaluation of the official development… √ 9 Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun johar… √

10 Faktor yang berhubungan dengan tingkat sanitasi… √ 11 Gambaran penyebab limbah cair dirumah sakit… √

12 Karakteristik & faktor berhubungan dgn hipertensi… √ 13 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian… √

14 Kepala desa dan kepemimpinan perdesaan:.. √

(40)

=

Nm = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

Ns = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individu

Dari tabel di atas pada volume 10 no. 1 dan 2 dari 14 artikel dimana 8 artikel dihasilkan pengarang yang berkolaborasi dan 6 artikel dihasilkan pengarang tunggal. Dengan menggunakan rumus tingkat kolaborasi sebagaimana dikemukakan pada bab 3 halaman 19 maka diperoleh tingkat kolaborasi (C) adalah 0,57.

Kegiatan kolaborasi ini yang paling banyak dilakukan oleh 3 pengarang yaitu sebanyak 5 artikel. Sedangkan yang dilakukan oleh 2 pengarang sebanyak 2 artikel, 5 pengarang sebanyak 1 artikel.

4.2.3. Kolaborasi pengarang pada Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2007 Vol. 11 no.1 dan 2

Tabel 7. Kolaborasi Pengarang Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2007 vol.11 no. 1 dan 2

No Judul Nm Ns

1 Pengaruh kebisingan lalulintas jalan terhadap… √ - 2 Pengaruh minum teh terhadap kejadian

anemia…

√ -

3 Kecelakaan kerja dan cidera yang dialami oleh…

- √

(41)

karakteristik…

7 Pemanfaatan Spirulina platensis sebagai… √ - 8 Peran medical check-up terhadap aktifitas… - √ 9 Uji stabilitas fisik, kimia dan biologic

terhadap…

√ -

10 Aksesibilitas kesehatan maternal di kabupaten…

- √

11 Pengaruh berbagai kondisi oksidasi terhadap… - √ 12 Faktor-faktor yang berhubungan dengan

dermatitis …

√ -

13 Karakterisasi sifat autofluoresensi jaringan… √ - 14 Efek imonomodulator ekstrak daun ketepeng… √ - 15 Risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2 di … - √

Nm = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

Ns = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara individu

(42)

Kegiatan kolaborasi ini yang paling banyak dilakukan oleh 3 pengarang yaitu sebanyak 6 artikel. Sedangkan yang dilakukan oleh 2 pengarang sebanyak 1artikel, 4 pengarang sebanyak 1 artikel, dan yang dihasilkan 6 pengarang sebanyak 1 artikel.

4.3. Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat kolababorasi pengarang pada seluruh volume Jurnal Makara Seri Kesehatan tahun 2005-2007, selanjutnya akan dianalisis tingkat kolaborasi berdasarkan analisis per volume jurnal. Adapun rekapitulasi tingkat kolaborasi Jurnal Makara Seri Kesehatan volume 9 sampai volume 11, tahun terbit 2005-2007 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Rekapitulasi Pengarang Jurnal Makara Seri Kesehatan volume 9-11 tahun 2005-2007

No Tahun Volume Tingkat

Kolaborasi

Nm Ns Total

1 2005 9 10 - 10 1

2 2006 10 8 6 14 0,57

3 2007 11 9 6 15 0,6

Total 27 12 39 0,69

C =

Ns Nm

Nm

+

= 27/27+12 = 0,69 Keterangan:

Nm = total hasil penelitian dalam sebuah disiplin ilmu pada tahun tertentu yang dilakukan secara berkolaborasi

(43)

Berdasarkan data pada tabel di atas ternyata tingkat kolaborasi pengarang (C) pada Jurnal Makara tahun 2005-2007 yang paling tinggi nilainya adalah pada tahun 2005 yaitu 1 (satu) dan tingkat kolaborasi pengarang (C) yang paling rendah nilainya adalah pada tahun 2006 yaitu 0,57. Hal ini dapat diintrepetasikan bahwa kolaborasi pengarang pada Jurnal Makara Seri Kesehatan selalu diperlukan.

Pada tabel 4 di atas, nilai C atau tingkat kolaborasi untuk seluruh volume penerbitan tahun 2005-2007 Jurnal Makara Seri Kesehatan adalah 0,69; berarti nilai C lebih besar 0,5 (C>0,5 atau 0,5<C<1). Maka dapat dinyatakan dengan berpedoman kepada kepada interpretasi kolaborasi yang dibuat oleh Subrayaman adalah bahwa hasil penelitian pada Jurnal Makara Seri Kesehatan yang dilakukan secara kolaborasi lebih banyak dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan secara individual. Jadi pelaksanaan penelitian pada Jurnal Makara Seri Kesehatan memang sangat memerlukan bantuan dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian yang lain.

Seperti pada volume 9, seluruh artikel dihasilkan oleh pengarang yang berkolaborasi. Itu disebabkan karena pada bagian kesehatan sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain dalam meneliti suatu apapun. Secara keseluruhan kolaborasi dilakukan karena dapat memberikan kontribusi yang menguntungkan baik dalam hal intelektual maupun sarana dan prasarana yang akan dilakukan dalam penelitian; dilakukan atas dasar nasihat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain; karena membutuhkan sumber informasi (referensi) dari pihak lain; membutuhkan ahli dalam hal pengumpulan data, pengolahan serta analisis data; untuk mendapatkan karya yang berkualitas tinggi; mempersingkat waktu penelitian; antara pengarang harus saling mempercayai; karena merasa cocok/respek untuk melakukan kerjasama; dan juga komunikasi harus terbuka diantara pengarang tidak hanya dilakukan pada saat melakukan penelitian.

4.4. Kontribusi

Dalam pelaksanaan sebuah kolaborasi bantuan dari orang lain atau lembaga lain sangat diperlukan apabila melakukan kolaborasi.

(44)

Untuk mengetahui apakah melakukan kolaborasi antar pengarang dapat memberikan kontribusi yang saling menguntungkan dalam hal intelektual maupun sarana dan prasarana untuk melakukan penelitian.

Tabel. 9. Melakukan kolaborasi dengan pihak lain yang dapat memberikan kontribusi

No Item Jawaban Frekuensi(f) Persentasi(%)

1 a. Setuju 21 100

b. Tidak setuju - -

Jumlah 21 100

Dari tabel di atas dapat dilihat apakah kolaborasi dilakukan dengan pihak lain karena memberikan kontribusi baik intelektual maupun sarana dan prasarana untuk melakukan penelitan, bahwa 21 orang atau 100% memilih jawaban setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh responden menyatakan setuju melakukan kolaborasi antar pengarang yang dapat memberikan kontribusi menguntungkan baik dalam hal intelektual maupun fisik. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih a (setuju) ≥50 % maka disebut sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian kontribusi yang saling menguntungkan dalam hal intelektual dan sarana maupun prasarana merupakan faktor kolaborasi.

4.4.2. Kolaborasi dilakukan atas dasar kebutuhan akan nasihat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain.

Untuk mengetahui apakah kolaborasi dilakukan atas dasar kebutuhan akan nasihat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain dapat dilhat pada tabel berikut ini:

Tabel 10. Kolaborasi dilakukan atas dasar kebutuhan akan nasihat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain.

No item Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

2 a. Setuju 13 61,9%

(45)

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap kolaborasi yang dilakukan atas dasar kebutuhan akan nasihat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain bahwa 13 orang atau 61,9% memilih jawaban setuju, 8 orang atau 38,1% memilih tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju kolaborasi dilakukan atas dasar kebutuhan akan nasihat, saran, kritik, dan pendapat dari orang lain. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih a (setuju) ≥50 % maka disebut sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian melakukan kolaborasi karena membutuhkan nasehat, saran, kritik dan pendapat dari orang lain merupakan faktor kolaborasi.

4.4.3. Melakukan kolaborasi karena membutuhkan sumber informasi (referensi) dari pihak lain

Untuk mengetahui apakah pengarang melakukan kolaborasi karena membutuhkan sumber informasi (referensi) dari pihak lain dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11. Melakukan kolaborasi karena membutuhkan sumber informasi (referensi) dari pihak lain

No Item Jawaban Responden

Frekuensi(f) Persentasi (%)

3 a. Setuju 14 66,6%

b. Tidak Setuju 7 33,34%

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap kolaborasi dilakukan karena membutuhkan sumber informasi (referensi) bahwa 14 orang atau 66,6% memilih jawaban setuju, 7 orang 33,34% memilih tidak setuju.

(46)

kolaborasi membutuhkan sumber informasi merupakan faktor kolaborasi. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih a (setuju)

≥50 % maka disebut sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian melakukan kolaborasi karena membutuhkan sumber informasi(referensi) dari pihak lain merupakan faktor kolaborasi.

4.5. Dana

Dana merupakan salah satu faktor mengapa peneliti/ suatu lembaga melakukan kolaborasi karena jika dana tidak ada penelitian tersebut bisa terbengkalai.Untuk mengetahui apakah para pengarang berkolaborasi karena membutuhkan dana dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Dana

No item Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

4 a. Setuju 7 33,33%

b. Tidak Setuju 14 66,67%

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap apakah para pengarang berkolaborasi karena membutuhkan dan, bahwa 7 orang atau 33,33% memilih setuju, 14 orang atau 66,67% memilih tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan kurang setuju pengarang melakukan kolaborasi karena dana. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih b (tidak setuju) ≥ 50 % maka disebut tidak sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian dana tidak merupakan faktor kolaborasi.

4.6. Peralatan

(47)

Untuk mengetahui apakah peralatan dibutuhkan dalam kolaborasi, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 13. Peralatan

No item Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

5 a. Setuju 7 33,33%

b. Tidak Setuju 14 66,66%

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap apakah para pengarang berkolaborasi karena membutuhkan peralatan, bahwa 7 orang atau 33,33% memilih setuju, 14 orang atau 33,33% memilih tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua responden melakukan kolaborasi karena alasan membutuhkan peralatan. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih b(tidak setuju) ≥50 % maka disebut sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian peralatan tidak merupakan faktor kolaborasi.

4.7. Kolaborasi dengan Peneliti Ahli dan Junior

Kolaborasi dengan peneliti lain sangatlah penting karena setiap peneliti memiliki kelebihan masing-masing yang dapat disumbangkan dalam penelitian yang dilakukan.

4.7.1. Melakukan Kolaborasi dengan Ahli

Untuk mngetahui apakah pengarang melakukan kolaborasi dengan konsultan (ahli) dalam hal pengumpulan data, pengolahan serta analisis data dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 14. Kolaborasi dengan ahli

No item Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

6 a. Setuju 12 57,14%

b. Tidak Setuju 9 42,86%

(48)

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap apakah para pengarang berkolaborasi karena membutuhkan konsultan (ahli) dalam hal pengumpulan data, pengolahan serta analisis data, bahwa 12 orang atau 57,14% memilih setuju, 9 orang atau 42,86% memilih tidak setuju

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pengarang melakukan kolaborasi dengan konsultan (ahli) dalam hal pengumpulan data, pengolahan serta analisis data adalah setuju. Karena jika melakukan kolaborasi dengan orang yang sudah ahli di bidang tersebut sangat membantu.

Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih a (setuju) ≥50 % maka disebut sebagai faktor kolaborasi. Dengan demikian melakukan kolaborasi dengan ahli merupakan faktor kolaborasi.

4.7.2. Kolaborasi dengan Peneliti Junior (Asisten)

Untuk mengetahui apakah pengarang melakukan kolaborasi dengan para mahasiswa yang merupakan peneliti junior (asisten) dapat dilihat pada tabel ini:

Tabel .15. Kolaborasi dengan peneliti Junior

No item Jawaban Frekuensi Persentasi (%)

7 a. Setuju 9 42,85%

b. Tidak Setuju 12 57,14%

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bagaimana jawaban responden terhadap apakah para pengarang berkolaborasi dengan junior, bahwa 9 orang atau 42,85% memilih setuju, 12 orang atau 57,14% memilih tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pengarang tidak setuju melakukan kolaborasi dengan peneliti junior. Berdasarkan tafsiran yang digunakan dalam penelitian, jika persentase jawaban responden yang memilih b ( tidak setuju)

Gambar

Tabel 2 Rekapitulasi Pengarang...........................................................................
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket
Tabel. 2. Rekapitulasi pengarang
Tabel.3. Alamat e-mail responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sosial dalam Kumpulan Puisi “Aku Ingin Jadi Peluru” Karya Wiji Thukul. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi. sastra. Pendekatan

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih dan anugrahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Inovasi tambahan dapat memungkinkan perusahaan untuk memasuki pasar baru dengan memperbaiki produk untuk pelanggan baru, menggunakan variasi produk inti untuk

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai resistivitas air bawah permukaan pada lintasan 1 berada di antara 0 Ωm hingga 70 Ωm.. Keberadaan air bawah permukaan di

ANALISIS ESTETIK KARYA SENI LUKIS MOEL SOENARKO YANG BERTEMA

Penelitian kali ini, untuk faktor demografi hanya pada bagian jumlah uang saku yang memiliki beda dengan perilaku konsumtif mahasiswa. Semakin banyak uang yang

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh