• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 WIRUN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 WIRUN TAHUN PELAJARAN 2009 2010"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN PELAJARAN 2009/2010

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh : SRI HARTATI NIM X1907012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh : SRI HARTATI NIM X1907012

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juni 2010

Pembimbing, Supervisor,

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Tanggal :

Tim Penguji Laporan PTK

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ... Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ... Anggota I : Dra. M.G. Dwijiastuti, M.Pd ... Anggota II : Drs. Kartono, M.Pd ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SRI HARTATI, Peningkatan Keterampilan Berbicara Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Wirun Tahun Pelajaran 2009/2010, Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan universitas sebelas maret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media gambar seri pada siswa kelas V SD Negeri Wirun tahun pelajaran 2009/2010. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian tindakan kelas adalah keterampilan berbicara, sedang variabel tindakan dalam penelitiaan adalah media gambar seri.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian siswa kelas V SDN 3 Wirun yang berjumlah 27 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diambil dari penelitian yang dilakukan di kelas yaitu SDN 3 Wirun. Data yang diperoleh berupa data verbal bercerita siswa.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan. Penelitian Tindakan Kelas ini untuk memenuhi salah satu syarat guna

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dalam penyelesaian penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat.

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ SI PGSD FKIP UNS.

3. Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing. 4. Keluarga Besar SDN 3 Wirun Kutoarjo, Purworejo.

5. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Walaupun disadari dalam laporan Penelitian Tindakan Kelas ini hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Semua itu karena keterbatasan penulis baik pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik

membangun sangat diharapkan.

Akhirnya, penulis berharap semoga laporan Penelitian Tindakan kelas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Kajian Teori ... 5

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 17

C. Kerangka Pikir ... 17

D. Hipotesis Tindakan ... 20

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 21

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

B. Subjek Penelitian ... 21

C. Sumber Data... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 22

F. Indikator Kinerja... 22

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pembahasan... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 1. Nilai Keterampilan Berbicara Siklus I ... 36

Tabel 2. Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II ... 47

Tabel 3. Persentase Ketercapaian Keaktifan Belajar Siswa ... 50

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ... 19

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 23

Gambar 3. Grafik Keterampilan Berbicara Siklus I ... 37

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 56

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 63

Lampiran 3. Lembar Penilaian Lafal Indikator Penilaian Keterampilan Berbicara... 69

Lampiran 4. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran ... 71

Lampiran 5. Personalia Penelitian ... 72

Lampiran 6. Curriculum Vitae ... 73

Lampiran 7. Curriculum Vitae ... 74

Lampiran 8. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Pra Tindakan ... 75

Lampiran 9. Daftar Nilai Pra Tindakan ... 76

Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ... 77

Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ... 78

Lampiran 12. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus I ... 79

Lampiran 13. Daftar Nilai Penelitian Siklus I Pertemuan I ... 80

Lampiran 14. Daftar Nilai Penelitian Siklus I Pertemuan II ... 81

Lampiran 15. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus I ... 82

Lampiran 16. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II Pertemuan I ... 83

Lampiran 17. Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II Pertemuan II ... 84

Lampiran 18. Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran di Kelas Siklus II ... 85

Lampiran 19. Daftar Nilai Penelitian Siklus II Pertemuan I ... 86

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Lampiran 24. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I ... 91

Lampiran 25. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II... 92

Lampiran 26. Tanggapan Siswa Siklus I ... 93

Lampiran 27. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan I ... 94

Lampiran 28. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 95

Lampiran 29. Lembar Evaluasi Siklus I Pertemuan II ... 96

Lampiran 30. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan I ... 97

Lampiran 31. Tanggapan Siswa Siklus II Pertemuan I... 98

Lampiran 32. Lembar Evaluasi Siklus II Pertemuan II ... 99

Lampiran 33. Tanggapan Siswa Siklus II Pertemuan II ... 100

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaitannya dengan pendidikan, hal ini tidak lepas dari keberadaan guru. Keberadaan guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sangat menentukan. Guru bertugas membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. Berkaitan dengan pelajaran Bahasa Indonesia guru tidak saja bertugas meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbicara, tetapi juga menambahkan budaya berbicara di kalangan pelajar.

Guru hanyalah salah satu komponenn yang terdapat dalam KBM. Komponen-komponen lain adalah : kurikulum, siswa, materi, sumber belajar, alokasi waktu, indikator, jenis penilaian dan media. Tidak satupun komponen itu dapat diabaikan. Namun demikian, guru merupakan faktor strategi yang menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran.

Guru juga harus memahami berbagai hal yang berkaitan dengan siswa,

termasuk minat, sikap, perkembangan emosional dan lingkungan budaya mereka, sehingga guru dalam pembelajaran dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Bahasa Indonesia dalam segala fungsinya sebagai alat komunikasi, sebagai bahasa nasional, sebagai bahasa negara.

Pembelajaran bahasa Indonesia, selama ini belum mendapatkan hasil yang diharapkan. Banyak siswa yang belum sepenuhnya mempunyai kemampuan komunikatif yang baik. Mereka masih ragu, takut, malu ketika harus berbicara di

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sepenuhnya memanfaatkan dan menggunakan media atau alat peraga bahasa Indonesia. Yang pada akhirnya pembelajaran kurang menarik dan siswa menjadi pasif. Dengan kondisi pembelajaran tersebut, guru hendaknya dapat memilih

metode dan media pembelajaran yang sesuai. Sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa.

Berdasarkan evaluasi peneliti guru bidang studi Bahasa Indonesia terhadap KBM di kelas V SD Negeri 3 Wirun, bahwa 17 anak dari 27 siswa dalam keterampilan berbicara masih kurang. Kenyataan itu secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu: (1) kurangnya perbendaharaan bahasa; (2) kurangnya keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan.

Kedua hal tersebut di atas, dapat dirinci sebagai berikut: a. Kurangnya perbendaharaan bahasa. Hal ini antara lain:

1) Pengungkapan kalimat yang terlalu singkat. 2) Nilai rata-rata kelas 60, nilai di bawah KKM (65)

b. Kurang keberaniannya siswa dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan 1) Kemampuan penalaran dalam pengorganisasian kalimat siswa masih

kurang. Tampak pada kekurangmampuan siswa dalam mengungkapkan kalimat.

2) Kalimat-kalimat yang disusun siswa sering tidak jelas, subjek dan

predikatnya.

Sebagai ilustrasi berdasarkan evaluasi hasil belajar Bahasa Indonesia dari 27 siswa khususnya berbicara hasilnya kurang mamuaskan.

Berdasarkan hasil pengamatan di kelas V SD Negeri 3 Wirun, dapat diidentifikasikan faktor-faktor ketidakmampuan siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun dalam keterampilan berbicara adalah sebagai berikut:

a. Kekurangtepatan metode dan media yang dipilih guru dalam KBM.

b. Rendahnya motivasi siswa dalam hal keterampilan berbicara.

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka dampaknya nilai bahasa Indonesia rendah, khususnya pada aspek keterampilan berbicara.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tindakan kelas dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SD Negeri Wirun Tahun Pelajaran 2009/2010” penting dilakukan sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa khususnya dalam hal aspek berbicara. Penelitian ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mengoptimalkan ketercapaian hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran berbicara.

Pembelajaran yang menyenangkan menuntut penggunaan media pembelajaran yang tepat untuk menambahkan minat dan keterampilan siswa. Ketepatan penggunaan media sangat menunjang keberhasilan pembelajaran. Sehingga pemilihan dan penggunaan media dapat meningkatkan keterampilan berbicara. Misalnya gambar. Gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat memvisualkan lebih konkrit dan realistis. Informasi yang akan disampaikan dapat lebih di mengerti dengan mudah kareba hasil yang ditunjukkan lebih mendekati kenyataan. Penggunaan media gambar seri merangsang ide dan gagasan siswa, kemudian dapat menceritakan dengan alur yang runtut. Dengan kata lain upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui

penggunaan media gambar seri sebagai alat media pembelajaran.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat dirumuskan sebagai berikut: apakah penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun ?

C. Tujuan Penelitian

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat praktis maupun teoritis.

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatnya keterampilan berbicara siswa. b. Sebagai solusi alternatif guru untuk menatasi berbagai kesulitan dalam

mengajar terkait dengan media pembelajaran. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa adalah dapat meningkatnya keterampilan berbicara.

b. Bagi guru adalah dapat meningkatnya kinerja guru dalam pembelajaran c. Bagi sekolah adalah dapat dijadikan masukan bagi sekolah dalam

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan (Oemar Hamalik dalam St. Y. Slamet, 2007: 101). Menurut M. Djauhar Siddiq (2008: 1-9) Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang di persiapkan untuk itu. Menurut Robert W. Gagne dalam Nabisi Lapono (2008: 1-14). Pembelajaran diartikan sebagai upaya pengaturan peristiwa yang ada di luar diri seseorang peserta didik, dan dirancang serta dimanfaatkan untuk memudahkan proses belajar.

Berdasarkan teori pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kombinasi tersusun yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada peserta didik.

b. Pengertian Bahasa

Menurut Santoso dkk dalam M. Faisal, dkk (2009: 1-3) Bentuk dasar bahasa adalah ujaran. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan datang. Menurut Keraf dalam M. Faisal, dkk (2009 : 1-4) bahasa meliputi dua bidang yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dan arti atau makna yang tersirat dalam

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id merangsang alat pendengar kita, serta arti atau maksa adalah isi yang yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan adanya reaksi itu.

Menurut Owen (1996), Semiawan (1989) dalam Inggridwati Kurnia,

dkk. (2007: 3-12) sebagai media atau alat komunikasi, bahasa dibedakan atas bahasa lisan, bahasa tertulis, dan bahasa isyarat. Bahasa sebagai sistem yang kompleks dapat dipahami dengan baik apabila dipilah-pilah ke dalam komponen-komponen yang fungsional.

Ada tiga komponen utama bahasa yaitu: (1) bentuk atau form yang mencakup sintaksis, morfologi, dan fonologi, (2) isi atau content yang meliputi makna atau semantik, (3) penggunaan atau use yang mencakup pragmatik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap untuk mengungkapkan sesuatu baik yang lampau, kini maupun yang akan datang.

c. Pengertian Pembelajaran Bahasa

Dalam KBK dan Kurikulum 1994 dalam Hairuddin, dkk (2007:1-5). Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa juga untuk meningkatkan kemampuan memperluas wawasan. Prinsip pembelajaran (Depdiknas 2003) dalam Hairuddin dkk (2007: 1-5) yaitu sebagai berikut: (a) berpusat pada peserta didik, (b) mengembangkan peserta didik, (c) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang,

(d) mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (e) menyediakan pengalaman belajar yang beragam, (f) belajar melalui

berbuat.

d. Hakikat pembelajaran bahasa Indonesia

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pembelajaran yang aktif, dan penyusunan bahan pembelajaran dilakukan oleh guru sesuai dengan minat dan kebutuhan pembelajar. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya tergolong ke dalam 3 jenis

tujuan, yaitu tujuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Tujuan afektif berkaitan dengan penanaman rasa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Tujuan kognitif berkaitan dengan proses pemahaman bentuk, makna, dan fungsi bahasa Indonesia. Tujuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan menggunakan Indonesia untuk berbagai kepentingan.

Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia dapat digolongkan ke dalam 2 jenis, yaitu fungsi instrumentatif dan fungsi intrinsik. Fungsi instrumentatif adalah fungsi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi. Fungsi intrinsik adalah fungsi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai proses pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.

Manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dapat bersifat praktis dan strategis. Adapun yang menjadi manfaat pembelajaran bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan komunikasi, pembentuk perilaku positif, sarana pengembang ilmu pengetahuan, sarana memperoleh ilmu pengetahuan, sarana pengembang nilai norma kedewasaan, sarana ekspresi

imajinatif; sarana penghubung dan pemersatu masyarakat Indonesia dan sarana transfer kultural (http://www.google.co.id/strategipembelajaran

BahasaIndonesia, 8 Maret 2010).

2. Hakikat Keterampilan Berbicara a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan dari kata dasar terampil yang artinya tangkas, cekatan, mahir (S. Wojowasito, 1972: 309).

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk memaksimalkan semua fungsi perkembangan manusia sehingga menjadikan manusia yang utuh (http://wikipedia.org/wiki/BahasaIndonesia

diakses 8 Maret 2010).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.

b. Pengertian Berbicara

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud bisa berupa gagasan, pikiran, isi hati seseorang kepada orang lain. Pengertian secara khusus dikemukakan Djago Tarigan (1990: 149) menyatakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Kaitan antara bahasa lisan dan pesan sangat erat. Pesan yang diterima pendengar tidaklah dalam wujud asli, tetapi dalam

bentuk lain, yaitu bunyi bahasa. Bunyi bahasa yang didengar oleh pendengar tersebut kemudian diubah menjadi bentuk semula yaitu pesan (St. Y. Slamet, 2007 :33).

Menurut Hairuddin, dkk (2007: 3-5) berbicara adalah proses penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa lisan. Pesan yang diterima oleh penyimak bukanlah wujud aslinya melainkan berupa bunyi bahasa yang kemudian dialihkan menjadi bentuk semula yaitu ide atau gagasan yang sama seperti dimaksudkan pembicara.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan proses penyampaian pesan atau maksud yang berupa gagasan, pikiran isi hati seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan.

c. Pengertian Keterampilan Berbicara

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengumumam, berita dan konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa, pengenalan benda, fungsi

anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, bercerita, deklamasi, memberi tanggapan, pendapat/saran dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi keterampilan memahami teks bacaan melalui membaca nyaring, membaca lancar, membaca puisi, membaca dalam hati, membaca intensif dan sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan dan ringkasan paragraf. Dalam pelaksanaannya keempat aspek saling berkaitan sehingga dalam mempelajarinya antara aspek yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi dan mendukung.

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan, Wilkin dalam Maulida (2001) menyatakan bahwa tujuan pengajaran bahasa

Inggris dewasa ini adalah untuk berbicara. Lebih jauh lagi Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari masyarakat yang berbeda (http://wikipedia.org/wiki/Bahasa

Indonesia diakses 8 Maret 2010).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat, pikiran, perasaan

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Hakikat Media Gambar Seri

a. Pengertian Media

Menurut Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk (1984: 6) kata “Media”

berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut M. Djauhar Siddiq, dkk (2008: 1-36) kata “Media” berasal dari kata “Medium” yang berarti perantara atau pengantar dalam menyampaikan pesan komunikasi.

Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education a nd Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional Nationa l Education Association/NEA) media adalah bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Dr.

Arief S.Sadiman, M.Sc, dkk, 1984: 6-7).

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (http://wikipedia.artikelBahasaIndonesia

Edufiesta, diakses 8 Maret 2010).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirim ke penerima pesan.

b. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Latuheru (1988: 14), menyatakan bahwa media

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media

pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa (http://wikipedia.ArtikelBahasa

Indonesia.Edufiesta, diakses 8 Maret 2010).

Menurut Gagne dan Briggs dikutip Arsyad, 2002 dalam Hairuddin (2007: 73) media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain terdiri atas: buku, tape recorder, film, foto, grafik, kaset, video, kamera, televisi, komputer, dan lain-lain. Depdiknas (2003) dalam Hairuddin (2007: 7-3) media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang sudah dirumuskan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Enoch dalam Hairuddin, dkk (2007: 7-4) penggunaan

media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam proses belajar mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologis siswa. Penggunaan media juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan materi/data dengan menarik, memindahkan menafsirkan data, dan mendapatkan informasi. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai penyalur pesan.

Kemp dan Dayton (1985) dalam Hairuddin (2007: 7-4)

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Pemakaian waktu dan tenaga lebih efisien. 5. Kualitas hasil belajar siswa meningkat.

6. Proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. 7. Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap proses belajar. 8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Kaufman (1972) dalam Hairuddin (2007: 7-6) berpendapat bahwa media pembelajaran, khususnya media visual memiliki empat fungsi yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Fungsi atensi adalah dapat menarik atau mengarahkan perhatian siswa agar berkonsentrasi pada isi pembelajaran yang terkandung dalam media visual tersebut.

Fungsi afektif yaitu dapat digunakan untuk menciptakan rasa senang atau kenikmatan siswa terhadap isi pembelajaran.

Fungsi kognitif adalah dapat mempermudah siswa dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan dalam pembelajaran.

Fungsi kompensatoris adalah dapat mengakomodasi siswa yang lemah

dalam menerima isi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, motivasi dan rangsangan sehingga proses pembelajaran lebih efisien.

d. Jenis Media Pembelajaran

Ada berbagai penggolongan media.

Gerlach (1971) dalam Hairuddin (2007: 7-6) mengklasifikasikan jenis media berdasarkan teknologi yang digunakan yaitu:

1. Media tradisional, meliputi:

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Contohnya : proyeksi tak tembus pandang (proyeksi overhead,

slides dan film strips)

b. Media visual yang tak diproyeksikan, contohnya: gambar, poster,

foto, charts, grafik, diagram, papan info, dan papan buku. c. Audio, contohnya radio, piringan hitam dan tape recorder. d. Multimedia, contohnya tape recorder dan multi-image.

e. Visual yang diproyeksikan, contohnya: film, televisi, dan video. f. Media cetak, contohnya: buku teks, model, workbook, majalah

dan hand out.

g. Permainan, misalnya: teka-teki dan simulasi.

h. Realitas, contohnya: model, manipulatif seperti boneka dan peta.

2. Media dengan teknologi mutakhir meliputi dua jenis

a. Media berbasis telekomunikasi, contohnya teleconference dan

kuliah jarak jauh.

b. Media berbagais mikroprosesor, contohnya: computer-assisted

intruction, permainan, sistem tutor intelejen, interaktif, hipermedia, compact (video) disc.

Menurut M. Djauhar Siddiq, dkk. (2008: 2-17) media pembelajaran diklasifikasikan dalam beberapa bentuk:

1. Media grafis yaitu media yang menyajikan desain materi dalam

bentuk simbol-simbol komunikasi visual. Media ini bersifat

sederhana, mudah pembuatannya dan relatif murah. Yang termasuk media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan bulletin. 2. Media audio, yaitu media yang menyajikan desain materi dalam

bentuk lambang-lambang auditif. Media audio ini terdiri dari: media radio, media rekaman, laboratorium bahasa.

3. Media proyeksi diam, yaitu media yang menyajikan desain pesan/ materi layaknya media grafis, tetapi penyajiannya dengan teknik

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id proyeksi diam, terdiri dari: film bingkai (slide) film rangkai (film strip), media transparansi (overhead) Projector/Transparancy)

4. Media proyeksi gerak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/

materi dalam bentuk objek yang bergerak. Media proyeksi gerak digunakan melalui proses perekaman dan menggunakan alat perekam gerak (seperti kamera video) atau menyajikan gerakan-gerakan yang ditampilkan langsung oleh pemeran yang termasuk media ini, terdiri dari film, televisi, computer (animasi), dan permainan simulasi.

5. Media cetak, yaitu media yang menyajikan desain pesan/materi

(verbal tulis dan gambar) dalam bentuk cetak. Yang termasuk media cetak adalah buku, modul, surat kabar, majalah, LKS dan sebagainya. 6. Media nyata, yaitu media dalam bentuk benda aslinya, baik dalam

bentuk keseluruhan/utuh, maupun dalam bentuk bagian/contoh bagian dari benda tertentu. Yang termasuk media nyata ini, seperti obyek, specimen, mock up, herbarium, insektarium, dan sebagainya.

Kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mencakupaspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, sastra dan kebahasaan. Untuk memperlancar pencapaian kompetensi tersebut, diperlukan media yang

sesuai. Media tersebut banyak ragamnya, antara lain: gambar, sketsa, gambar grafis, chart, bagan, tabel, grafik, tape recorder, dan overhead proyektor yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa Indonesia.

e. Karakteristik Media Pembelajaran

Hafri (1985) dalam Hairuddin, dkk. (2007: 7-10) mengemukakan bahwa media yang akan dipilih hendaknya memiliki karakteristik berikut: (1) relevan dengan tujuan, (2) sederhana, (3) esensial, (4) menarik dan

menantang.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Media yang dipilih hendaknya selalu menunjang tercapainya tujuan

pengajaran.

2. Media yang dipilih hendaknya selalu disesuaikan dengan kemampuan

siswa.

3. Media yang digunakan hendaknya tepat guna.

4. Media yang dipilih hendaknya memang tersedia artinya alat/bahannya

atau tersedia waktu untuk mempersiapkan dan mempergunakannya. 5. Media yang dipilih hendaknya disenangi oleh guru dan siswa.

6. Persiapan dan penggunaan media hendaknya disesuaikan dengan

biaya yang tersedia.

7. Kondisi fisik lingkungan turut mempengaruhi media (http://www.

google.co.id/mediagambarseri diakses 8 Maret 2010).

f. Pengertian Media Gambar Seri

Ita Permatasari (2009) Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada gambar.

Alasan digunakannya media gambar seri adalah agar media gambar tersebut dapat membantu menyajikan suatu kejadian peristiwa yang kronologis dengan menghadirkan orang, benda dan latar.

Kronologi atau urutan kejadian peristiwa dapat memudahkan siswa untuk menuangkan idenya dalam kegiatan bercerita. Dikatakan gambar seri karena gambar satu dengan gambar lainnya memiliki hubungan keruntutan peristiwa (http://www.google.co.id/gambarseri diakses 8 Maret 2010).

Moeslikhatun (1999) dalam Eny Kusrini (2009) gambar seri adalah sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kontinuitas antara gambar yang satu dengan lainnya.

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id g. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Menurut Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc, dkk. (1984: 29). Beberapa kelebihan media gambar antara lain

(1) Sifat konkret.

(2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

(3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. (4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan

untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.

(5) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa

memerlukan peralatan khusus.

Selain kelebihan, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

h. Syarat gambar yang baik

(1) Autentik, (2) sederhana, (3) ukuran relatif, (4) gambar/foto

sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, (5) gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, (6) tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus.

i. Tujuan pembelajaran peningkatan melalui media gambar seri

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) banyak strategi yang dapat dipilih. Demikian pula dalam pengelolaan kelas dapat menggunakan pendekatan kelompok maupun individu. Pemilihan strategi dalam

pengelolaan kelas dipengaruhi beberapa faktor seperti : Materi Pelajaran, Waktu yang Berbeda, Potensi Siswa, Tempat, Media, dan lain-lain.

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diharapkan peserta didik akan lebih mudah dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan. Hal tersebut tetap memperhatikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh (1) Ita Permatasai (2009) yang berjudul “Pengembangan Strategi Penggunaan Gambar Seri untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Siswa Kelas VII MTs Negeri Batu Tahun Pelajaran 2008/2009.” Ita Permatasari menjelaskan penggunaan media gambar pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan ketrampilan bercerita dilihat dari aspek mengungkapkan ide, gagasan lebih lengkap, alur lebih runtut, kepaduan antara gambar yang disampaikan siswa lebih padu. (2) Eny Kusrini (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Media Gambar Seri Pada Siswa

Kelas III SD Negeri 03 Lalung Karanganyar Tahun Pelajaran 2008/2009. Eny Kusrini menjelaskan penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keaktifan proses dan hasil pembelajaran berbicara. Penelitian yang telah dilakukan memberi gambaran tentang keefektifan media gambar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran berbahasa memiliki empat aspek yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pelaksanaannya keempat aspek saling berkaitan sehingga dalam mempelajarinya antara aspek satu dengan aspek yang lain saling mempengaruhi dan mendukung. Jika seseorang mengalami kesulitan dalam salah satu aspek, maka akan mempengaruhi aspek yang lain.

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Alternatif pemecahannya untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan penggunaan media gambar seri. Hal tersebut dengan pertimbangan gambar seri merupakan media pembelajaran yang mudah dibuat, menarik

perhatian siswa, pengetahuan yang tidak mungkin dibawa ke ruang kelas dapat diwakilkan pada sebuah gambar serta peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di kelas dapat diwakilkan pada sebuah gambar. Diharapkan dengan penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN 3 Wirun.

[image:30.842.291.560.415.670.2]
(31)
[image:31.842.198.646.104.691.2]

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Kondisi

Awal

- Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran

- Siswa kurang aktif

- Siswa kurang berminat - Siswa kurang

berani berbicara di depan kelas - Keterampilan

berbicara siswa rendah

Tindakan - Guru menggunakan media gambar seri

- Siswa

mengemukakan ide, gagasan meningkat dan menceritakan dalam 5 kelimat dengan bahasa Indonesia yang benar.

-

- Siswa

mengemukakan ide, gagasan meningkat dalam 8 kalimat dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar

- Dengan gambar seri dapat meningkatkan keterampilan berbicara -

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Dengan menggunakan media gambar seri diduga dapat

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1) Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 3 Wirun, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan

a) SD Negeri 3 Wirun Purworejo, merupakan tempat peneliti mengajar

sehingga memudahkan pelaksanaan penelitian.

b) SD Negeri 3 Wirun belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian

yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. 2) Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini berlangsung selama 6 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Juni 2010.

B. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian 1) Subyek Penelitian

Subyek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun, Kecamatan

Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, tahun pelajaran 2009/2010, dengan jumlah 27 siswa terdiri dari 16 siswa perempuan, 11 siswa laki-laki.

2) Obyek Penelitian

Obyek penelitian yaitu media gambar seri pada pembelajaran keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa Indonesia.

C. Sumber Data

Sumber data yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam

penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Pengumpulan data ditulis dari berbagai sumber.

1) Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Hasil pengamatan proses pembelajaran yang diperoleh dengan menggunakan

lembar observasi. Proses yang diamati mencakup aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.

3) Tes hasil unuk kerja siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk data dan sumber data yang dimanfaatkan dalam pemanfaatan penelitian tindakan kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Observasi

Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk siswa dan mengetahui keaktifan kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi.

2) Tes Unjuk Kerja

Tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan tindakan.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan

adalah teknik deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata dan prosentase hasil belajar siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

F. Indikator Kinerja

Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menetapkan indikator kinerja

1) Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa aspek keterampilan berbicara di atas

KKM, yaitu 65.

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id G. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini diawali dengan perencanaan tindakan

(pla nning), penerapan tindakan (a ction), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dalam satu siklus terdiri dari dua kali tatap muka. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 x 35 menit. Untuk mengetahui hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun diadakan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

[image:35.842.289.560.417.694.2]

Berdasarkan temuan di kelas, ternyata dalam pembelajaran bahasa Indonesia, anak mengalami kesulitan pada aspek keterampilan berbicara, maka peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun dengan media gambar seri. Adapun siklus tersebut dapat digambarkan pada gambar 2.

Gambar 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas (e-TA PJJ S-1 PGSD)

Plan

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut.

1. Siklus Pertama (Siklus I) a. Perencanaan Tindakan

1) Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

pelajaran bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar: mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

2) Menyediakan alat atau media pembelajaran gambar seri. 3) Membuat instrumen observasi.

4) Membuat alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Peneliti menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran gambar seri.

2) Tes berbentuk unjuk kerja keterampilan berbicara. c. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilaksanakan

untuk mengetahui aktivitas bercerita siswa. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai

a) Penyampaian kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran. b) Cara memberikan informasi.

c) Penggunaan berbagai sumber.

d) Cara menggunakan waktu dengan tepat sesuai rencana. e) Penuh perhatian terhadap siswa.

f) Cara memberikan motivasi kepada siswa. g) Cara menggunakan multi media.

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai

a) Keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b) Keseriusan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. c) Keterampilan berbicara dalam aspek lafal.

d) Keterampilan berbicara dalam aspek kelancaran berbicara. e) Keterampilan berbicara dalam aspek tata bahasa.

f) Keterampilan berbicara dalam aspek pemahaman masalah. d. Tahap Refleksi

Pengumpulan hasil tes unjuk kerja dan hasil observasi selama pelaksanaan pembelajaran yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus 1 disimpulkan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan siklus berikutnya.

2. Siklus Kedua (Siklus II) a. Perencanaan Tindakan

1) Peneliti mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bahasa Indonesia dengan Kompetensi Dasar: mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. 3) Membuat instrumen observasi.

4) Membuat alat evaluasi pembelajaran. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Peneliti menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan

media pembelajaran gambar seri.

2) Tes berbentuk unjuk kerja keterampilan berbicara. c. Observasi

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berbicara siswa. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai

a) Penyampaian kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran. b) Cara memberikan informasi.

c) Penggunaan berbagai sumber.

d) Cara menggunakan waktu dengan tepat sesuai rencana. e) Penuh perhatian terhadap siswa.

f) Cara memberikan motivasi kepada siswa. g) Cara menggunakan multi media.

h) Cara memberikan umpan balik terhadap siswa.

i) Cara memberikan tindak lanjut.

2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai

a) Keaktifan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. b) Keseriusan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. c) Keterampilan berbicara dalam aspek lafal.

d) Keterampilan berbicara dalam aspek kelancaran berbicara. e) Keterampilan berbicara dalam aspek tata bahasa.

f) Keterampilan berbicara dalam aspek pemahaman masalah.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan supervisor penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus dua belum memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat dilanjutkan siklus ketiga dan seterusnya. Sampai pada hasil belajar bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara meningkat mendekati kesempurnaan. Namun jika sudah memenuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Dari data asiswa kelas V SD Negeri 3 Wirun yang berjumlah 27 siswa, terdapat 17 siswa dalam keterampilan berbicara masih kurang atau 60,6% dan belum mencapai KKM 65.

Setelah dilakukan pengamatan ternyata sebagian besar siswa kurang menyukai bahasa Indonesia khususnya aspek berbicara. Hal tersebut disebabkan antara lain siswa malu berbicara di depan orang banyak, siswa sulit berbicara di depan kelas dan sulit mengungkapkan ide, gagasan dengan bahasa yang baik dan benar. Selain itu guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurang atau bahkan tidak memakai alat/media pembelajaran yang menunjang.

Atas dasar tersebut sebagai alternatif untuk mengatasi masalah di atas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri 3 Wirun dengan menggunakan media gambar seri.

B. Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: 1) Perencanaan Tindakan; 2) Pelaksanaan Tindakan; 3) Observasi; 4) Refleksi Tindakan.

1. Deskripsi Siklus 1

Penerapan pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus 1 dengan menggunakan media gambar seri dengan tema kesehatan sebagai berikut

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan perencanaan tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis, 1 April 2010. Bersama dengan teman sejawat mendiskusikan

(40)
[image:40.842.293.645.356.745.2]

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada siswa mengenai kesulitan mengungkapkan ide, gagasan dengan bahasa lisan. Sehingga untuk mengatasi masalah tersebut dipilih media gambar seri sebagai solusinya.

Untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1 akan dilaksanakan dua kali pertemuan yakni pada hari Senin, 5 April 2010 dan hari Kamis, 8 April 2010. Kegiatan perencanaan tindakan kelas pada siklus 1 dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1) Menyiapkan dan mempelajari sumber bahan

Untuk sumber bahan yang disiapkan dan dipelajari yaitu: a) Kurikulum KTSP SD 2004 kelas V, (b) Silabus kelas V bidang studi bahasa Indonesia aspek berbicara, (c) Buku Bahasa Indonesia Kelas V dengan tema kesehatan penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 131-133.

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti bersama teman sejawat merencanakan implementasi tindakan perbaikan pembelajaran keterampilan berbicara siklus 1 yang dirancang dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 35 menit. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran mencakup penentuan

a) Standar Kompetensi: mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

lisan dalam diskusi dan bermain drama.

b) Kompetensi Dasar: mengomentari persoalan faktual disertai

alasan yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

c) Indikator: siswa dapat menanggapi persoalan faktual disertai

alasan yang logis.

d) Tujuan Pembelajaran: melalui pengamatan gambar seri, siswa dapat menanggapi persoalan faktual secara lisan disertai alasan

yang logis dengan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun. e) Dampak Pengiring: setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan

siswa dapat berbahasa yang santun dalam berbicara.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id g) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi,

Inkuiri.

h) Media: gambar seri tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti. i) Bahan Pengajaran: masalah faktual.

j) Penilaian: individu, tertulis, lisan, uraian.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus 1 mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama a) Tahap Awal

(1) Berdoa dan Absensi

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat belajar siswa.

(3) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan persoalan yang terjadi pada saat ini dan siswa diarahkan untuk menyebutkan peristiwa tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti.

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran keterampilan berbicara yaitu memberi komentar persoalan faktual disertai alasan yang logis. Waktu yang digunakan untuk

kegiatan awal 10 menit. b) Tahap Inti

(1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Kegiatan yang

akan dilakukan tentang memberi komentar persoalan faktual disertai alasan yang logis dengan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.

(2) Siswa membentuk kelompok tiap kelompok terdiri dari empat anak.

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (4) Wakil tiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok

ke depan kelas, kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok pada selembar kertas.

(5) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusinya di

depan kelas dan wakil tiap kelompok membacakan hasil tanggapan.

(6) Umpan balik dari guru terhadap hasil kerja kelompok

tentang memberi komentar persoalan faktual pada gambar seri dengan lasan yang logis dan bahasa yang santun. (7) Guru memberikan tindak lanjut atas dasar hasil kerja

kelompok. Waktu yang dialokasikan untuk tahap inti 50 menit.

c) Tahap Akhir

Guru memberi tugas rumah untuk mencari berita/artikel yang bertema kesehatan tentang persoalan faktual pada koran atau majalah. Waktu yang dialokasikan 10 menit.

2. Pertemuan Kedua a) Tahap Awal

(1) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat belajar siswa.

(2) Tanya jawab tentang tugas rumah kepada siswa waktu

pertemuan pertama mengenai artikel kesehatan. Waktu yang digunakan untuk tahap pendahuluan 10 menit.

b) Tahap Inti

(1) Guru memaparkan peraga media gambar seri dengan tema kesehatan tentang Bahaya Nyamuk Aedes Agypti.

(2) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang

akan dilakukan siswa.

(3) Siswa menjelaskan masalah faktual yang ada pada gambar

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (4) Siswa yang lain menanggapi pada selembar kertas

tanggapan siswa.

(5) Siswa menyimpulkan hasil cerita berdasarkan

tanggapan-tanggapan dengan dibimbing guru. Waktu yang digunakan untuk tahap inti 85 menit.

c) Tahap Akhir

Sebagai tindak lanjut, guru memberi penguatan untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Waktu yang digunakan untuk kegiatan penutup 10 menit.

3) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang kelas yang digunakan tidak didesain secara khusus. Khusus untuk diskusi kelompok, kursi diatur sedemikian rupa sehingga siswa dapat melaksanakan diskusi dengan baik.

b) Media gambar seri dengan tema kesehatan Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti.

4) Menyiapkan lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

Lembar observasi yang digunakan untuk merekam segala

aktivitas guru selama pelaksanaan pembelajaran berupa blangko pengamatan yang mencakup kegiatan:

1) Penyampaian kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran 2) Memberikan informasi secara tepat

3) Menggunakan sumber belajar

4) Menggunakan waktu dengan tepat sesuai rencana 5) Penuh perhatian terhadap siswa

6) Memberikan motivasi kepada siswa

7) Menggunakan multi media

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lembar pengamatan untuk siswa meliputi keaktifan siswa, keseriusan siswa selama proses pembelajaran. Lembar penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai keterampilan siswa dalam berbicara

yang meliputi aspek lafal, kelancaran, tata bahasa dan pemahaman dalam mengemukakan ide yang ada pada gambar seri.

b. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan atau skenario pembelajaran yang telah dirumuskan. Pelaksanaan tindakan satu dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 5 April 2010 dan hari Kamis, 8 April 2010.

Materi pada pelaksanaan tindakan 1 dengan tema kesehatan yaitu Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti. Untuk membantu siswa dalam memberi komentar, dengan media gambar seri Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dalam menggali ide, gagasan siswa sehingga mempermudah siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan 1 adalah sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama, dilaksanakan hari Senin, 5 April

2010, diikuti oleh 27 siswa, 16 siswa perempuan, 11 siswa laki-laki. Alokasi waktu yang digunakan 2 x 35 menit (1 x pertemuan). Aspek yang dibahas keterampilan berbicara mengenai persoalan faktual dengan menggunakan gambar seri. Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

(1) Guru mengkondisikan siswa, tanya jawab yang mengarah materi pelajaran yaitu tentang persoalan yang terjadi pada saat

ini dengan tema kesehatan.

(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b) Kegiatan Inti

(1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, kegiatan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4

anak.

(3) Masing-masing kelompok mengerjakan tugas lembar kerja

[image:45.842.281.650.118.667.2]

untuk memberi komentar tentang persoalan faktual pada gambar seri dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun. (4) Wakil tiap kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok ke

depan kelas, kelompok yang lain menanggapi hasil kerja kelompok pada selembar kertas.

(5) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusinya di depan kelas dan wakil tiap kelompok membacakan hasil tanggapan.

(6) Umpan balik dari guru terhadap hasil kerja kelompok tentang memberi komentar persoalan faktual pada gambar seri dengan alasan yang logis dan bahasa yang santun.

(7) Guru memberikan tindak lanjut atas dasar hasil kerja

kelompok.

Waktu yang dialokasikan untuk tahap inti 50 menit. c) Kegiatan Akhir

Sebagai tindak lanjut, guru memberi tugas rumah untuk mencari berita/artikel yang bertema kesehatan tentang persoalan faktual pada koran atau majalah. Waktu yang dialokasikan 10 menit. 2) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 8 April 2010, diikuti oleh 24 siswa terdiri dari 13 siswa perempuan, 11 siswa

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pada pertemuan kedua ini, aspek yang dibahas ketrampilan berbicara dengan media gambar seri. Adapun kegiatannya sebagai berikut.

a) Kegiatan Awal

(1) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat belajar siswa.

(2) Tanya jawab tentang tugas rumah kepada siswa waktu

pertemuan pertama mengenai artikel kesehatan. Waktu yang digunakan untuk tahap pendahuluan 10 menit. b) Kegiatan Inti

1) Guru memaparkan peraga media gambar seri dengan tema

kesehatan tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti.

2) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, kegiatan yang akan dilakukan siswa.

3) Siswa menjelaskan masalah yang ada pada gambar seri secara individu ke depan kelas.

4) Siswa yang lain menanggapi pada selembar kertas.

5) Siswa menyimpulkan hasil cerita berdasarkan

tanggapan-tanggapan dengan dibimbing guru.

Waktu yang digunakan untuk tahap inti 85 menit. c) Kegiatan Akhir

Sebagai tindak lanjut, guru memberi penguatan untuk meningkatkan nilai keterampilan berbicara.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan penutup 10 menit.

c. Observasi Siklus I

Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini terlihat pada saat pembentukan kelompok, mereka tidak segera bergabung dengan anggota kelompoknya. Bahkan banyak siswa yang berbincang-bincang dengan temannya.

Pada saat diskusi kelompok masih banyak siswa yang kurang serius dan kurang semangat dalam melakukan diskusi. Banyak siswa yang pasif, hal ini karena mereka mengandalkan pada teman lain yang lebih pandai. Sehingga ada kesan masa bodoh. Demikian juga ketika melaporkan hasil diskusi kelompok, yang mewakili maju ke depan kelas juga anak yang pandai.

Berdasarkan data di lapangan jumlah siswa ada 27 anak yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Dari data observasi pada siklus I, selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut.

1) Seluruh siswa sudah melakukan keterampilan berbicara yaitu lafal, kelancaran, tata bahasa dan pemahaman.

2) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, namun perlu ditingkatkan.

Dari data observasi terhadap proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus 1, selama 2 kali pertemuan diperoleh hasil sebagai

berikut (lihat lampiran 12).

1) Siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung dengan rata-rata

43,25%, sedangkan 56,75% kurang aktif. Hal ini sebagian siswa cenderung mempercayakan pekerjaannya pada siswa yang lebih pandai.

2) Siswa yang memberi komentar di depan kelas dengan serius rata-rata 29,6%, 70,4% hasil kurang serius. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa merasa malu untuk tampil di depan kelas.

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1) Seluruh siswa sudah melakukan keterampilan berbicara pada aspek

lafal, 2 siswa yang berbicara dengan lafal baik, 23 siswa yang berbicara dengan lafal sedang, 2 siswa yang berbicara dengan lafal

kurang.

2) Dari segi kelancaran saat berbicara ada 8 siswa dengan alur dan

kelancaran baik, 17 siswa dengan alur dan kelancaran sedang, 2 siswa dengan alur dan kelancaran masih kurang.

3) Dari segi tata bahasa, ada 9 siswa yang menggunakan tata bahasa

tepat dan baik, 16 siswa menggunakan tata bahasa sedang, 2 siswa menggunakan tata bahasa masih kurang.

4) Dari segi pemahaman pada gambar seri, 9 siswa yang mampu

mengungkapkan ide, gagasan dalam gambar seri tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti dengan baik, 18 siswa mampu memahami isi gambar seri tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti dalam taraf sedang.

Dari hasil unjuk kerja secara keseluruhan siswa yang mampu mencapai batas ketuntasan 65 ke atas sebanyak 12 siswa atau 44,4%, 15 siswa mendapat nilai di bawah 65 (lihat lampiran 15). Adapun hasil unjuk kerja keterampilan berbicara terlihat pada Tabel 1 dan grafik 3.

Berikut tabel yang menunjukkan nilai keterampilan berbicara siklus 1 (lihat lampiran 15).

No Interval Frekuensi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

1 – 10 11 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

0 0 0 0 3 12 10 2 0 0

[image:48.842.271.649.165.743.2]

Jumlah 27

[image:48.842.282.642.420.723.2]
(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

0 2 4 6 8 10 12 14

1-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Nilai

S

is

w

a

[image:49.842.287.644.414.665.2]

Keterampilan Berbicara Siklus 1

Gambar 3. Grafik Keterampilan Berbicara Siklus I (Sumber Penelitian Tindakan Kelas)

d. Refleksi

Peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan hasil proses pembelajaran keterampilan berbicara dengan media gambar seri dengan tema kesehatan tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti. Untuk penelitian tindakan kelas dilaksanakan 2x pertemuan yaitu pada hari Senin, 5 April 2010 dan Kamis, 8 April 2010.

Kekurangan dari tindakan siklus I ini diantaranya siswa masih belum optimal dalam pembentukan kelompok, banyak siswa yang tidak segera bergabung dengan anggota kelompoknya. Dalam berbicara di

depan kelas masih banyak siswa yang merasa malu, takut dan kurang percaya diri. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi penampilan unjuk kerja siswa di depan kelas.

Kekurangan pada guru yaitu: a) posisi guru yang banyak duduk di depan sehingga kurang mengontrol aktivitas masing-masing anak, (b) kurang berhasil dalam memberi motivasi siswa walaupun sudah berusaha maksimal.

Hal ini terlihat kurang keberaniannya siswa untuk tampil di depan kelas.

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keterampilan berbicara masih kurang. Oleh karena itu siklus I ini belum berhasil dengan baik karena banyak siswa yang belum memenuhi KKM. Sehingga perlu dilakukan siklus II.

e. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I

1) Banyak waktu yang tersita dalam pembentukan kelompok, karena

banyak siswa yang tidak segera bereaksi membentuk kelompok. 2) Dalam diskusi kelompok sebagian siswa pasif, karena mengandalkan

siswa yang lebih mampu, pandai dalam kelompok tersebut.

3) Siswa dalam memberi komentar secara individu ke depan kelas, masih

banyak yang kurang berani (tidak percaya diri).

f. Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus I

1) Memanfaatkan waktu dalam pembentukan kelompok dengan sebaik mungkin.

2) Memaksimalkan siswa untuk aktif dengan diberi tugas dalam

kelompok tersebut.

3) Memberi motivasi sehingga anak lebih percaya diri dan berani

mengungkapkan ide, gagasan secara lisan dengan media gambar seri.

2. Deskripsi Siklus II

Pembelajaran bahasa Indonesia pada silus 2 ini masih ditujukan pada peningkatan keterampilan berbicara. Pelaksanaannya dilaksanakan secara 2 kali pertemuan. Adapun penerapan pembelajaran bahasa Indonesia pada siklus II menggunakan media gambar seri dengan tema kesehatan sebagai

berikut

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kurang maksimal.Keaktifan siswa masih kurang. Hasil unjuk kerja siswa, semua belum mencapai KKM. Untuk itu disepakati untuk dilaksanakan siklus II. Adapun pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 kali

pertemuan, yakni hari Senin, 3 Mei 2010 dan hari Senin, 10 Mei 2010. Dalam pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan masih menggunakan media gambar seri dengan tema kesehatan. Hal ini nmasih ditujukan untuk peningkatan keterampilan berbicara. Untuk kegiatan perencanaan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1) Menyiapkan dan mempelajari sumber bahan

Untuk sumber bahan yang disiapkan dan dipelajari yaitu: a) Kurikulum KTSP SD 2004 kelas V, b) Silabus kelas V bidang studi bahasa Indonesia aspek berbicara, c) Buku Bahasa Indonesia Kelas V dengan tema kesehatan penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas halaman 131-133.

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti bersama teman sejawat merencanakan implementasi tindakan perbaikan pembelajaran keterampilan berbicara siklus II yang dirancang dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 35 menit. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran mencakup penentuan:

a) Standar Kompetensi: Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara

lisan dalam diskusi dan bermain drama.

b) Kompetensi Dasar: Mengomentari persoalan faktual disertai alasan

yang mendukung dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

c) Indikator: Siswa dapat menanggapi persoalan faktual disertai alasan yang logis.

d) Tujuan Pembelajaran: Melalui pengamatan gambar seri siswa

dapat menanggapi persoalan faktual secara lisan disertai alasan yang logis dengan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun. e) Dampak Pengiring: Setelah pembelajaran ini selesai diharapkan

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id f) Materi: Persoalan faktual tentang Akibat Jajan Sembarangan.

g) Metode Pembelajaran: Demonstrasi, tanya jawab, diskusi, inkuiri. h) Media: Gambar seri tentang Akibat Jajan Sembarangan.

i) Bahan Pengajaran: Masalah faktual. j) Penilaian: Individu, tertulis, lisan, uraian.

Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama a) Tahap Awal

(1) Berdoa dan absensi

(2) Menciptakan pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat belajar siswa.

(3) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan persoalan yang terjadi pada saat ini dan siswa diarahkan untuk menyebutkan tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti.

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran keterampilan berbicara yaitu memberi komentar persoalan faktual disertai alasan yang logis.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan awal 10 menit. b) Tahap Inti

(1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, kegiatan yang

akan dilakukan tentang memberi komentar persoalan faktual disertai alasan yang logis dengan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.

(2) Guru memaparkan peraga media gambar seri dengan tema kesehatan tentang Bahaya Nyamuk Aedes Aegypti.

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (4) Siswa yang lain menanggapi dari temah yang menjelaskan

masalah di depan kelas pada lembar kertas tanggapan siswa.

(5) Siswa membuat kesimpulan hasil komentar berdasarkan

tanggapan-tanggapan yang telah dibuat siswa dengan bimbingan guru.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti selama 50 menit. c) Tahap Akhir

Guru memberikan tindak lanjut dengan diberi penguatan untuk selalu menjaga kesehatan baik pribadi ataupun lingkungan. Waktu yang digunakan untuk kegiatan akhir selama 10 menit.

2. Pertemuan Kedua a) Tahap Awal

(1) Berdoa danabsensi

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang konsudif untuk membangkitkan minat belajar siswa.

(3) Tanya jawab yang mengarah pada materi tentang Akibat Jajan Sembarangan.

(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran keterampilan

berbicara yaitu memberi komentar persoalan faktual disertai alasan yang logis.

Waktu yang digunakan untuk tahap pendahuluan 10 menit. b) Tahap Inti

(1) Guru memaparkan peraga media gambar seri dengan tema

kesehatan tentang Akibat Jajan Sembarangan.

(2) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru, kegiatan yang akan dilakukan siswa.

(3) Siswa menjelaskan masalah yang ada pada individu seri Akibat Jajan Sembarangan secara individu ke depan kelas. (4) Siswa yang lain menanggapi pada selembar kertas

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (5) Siswa membuat kesimpulan hasil komentar berdasarkan

tanggapan-tanggapan yang telah dibuat siswa dengan bimbingan guru.

Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti selama 85 menit. c) Tahap Akhir

Sebagai tindak lanjut, guru memberi penguatan untuk menjaga kesehatan pr

Gambar

Tabel 4. Hasil Keterampilan Berbicara .................................................................
Gambar 4. Grafik Keterampilan Berbicara Siklus II ..........................................
grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan bulletin.
gambar grafis, chart, bagan, tabel, grafik, tape recorder, dan overhead
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hukum Opini Wajar Tanpa Pengecualian atas Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan.. Negara, adalah

Bila kita uraikan wewenang Kejaksaan sebagai Penuntut Umum, yang terdapat dalam KUHAP adalah 9 , menerima pemberitahuan dari penyidik dalam hal penyidik telah mulai

Berkenaan dengan bakat, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro tidak dapat mengenali bakat mereka untuk menentukan minat studi

Kelompok IV (Gambar 12) secara morfologi memiliki karakter rimpang putih kecoklatan, rimpang ini dikonsumsi masyarakat, daun bulat telur, tepi rata, daun berwarna hijau

Tamis- Lemonda (2013) yang bertajuk ‘Reciprocal influences between maternal language and children’s language and cognitive development in low- income families’. Namun

Jika kamu dapat melakukannya dengan baik, maka kamu adalah anak yang bertanggung jawab.. Aku senang sekali jika aku dapat menyelesaikan tugasku

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Selebriti Endorser Pada Iklan Sarimi Versi Dua Terhadap Keputusan Membeli Masyarakat Pada Produk Sarimi (Studi pada Masyarakat Perum Puri

Dalam pengelolaan sampai pengarsipan surat di setiap instansi harus dikelola dengan baik mulai dari pemback up an sampai pengelompokan surat agar mempermudahkan dalam