LAMPIRAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Account Receivable Ratio (Y1) 72 .056 12.923 5.51035 2.814879
Total Asset Turnover (Y2) 72 .015 1.894 .93407 .442045
Debt to Asset Ratio (X1) 72 .040 1.795 .54933 .312089
Debt to Equity Ratio (X2) 72 .041 22.461 2.03410 3.318075 Longterm Debt to Equity Ratio (X3) 72 .024 13.646 .88937 2.331586
Valid N (listwise) 72
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.64114101 Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .121
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z 1.028
Asymp. Sig. (2-tailed) .241
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .346a .120 .081 2.698773 1.689
a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 67.302 3 22.434 3.080 .033a
Residual 495.269 68 7.283
Total 562.571 71
a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)
b. Dependent Variable: Account Receivable Ratio (Y1)
Coefficientsa
Debt to Asset Ratio (X1)
.873 1.227 .097 .711 .479 .699 1.430
Debt to Equity Ratio (X2)
-.107 .154 -.126 -.692 .491 .391 2.559
Longterm Debt to Equity Ratio (X3)
-.313 .195 -.260 -1.607 .113 .496 2.015
a. Dependent Variable: Account Receivable Ratio (Y1)
Coefficientsa Longterm Debt to Equity
Ratio (X3)
-.155 .120 -.219 -1.298 .199
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .40271886 Most Extreme Differences Absolute .118
Positive .118
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z 1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .270
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .412a .170 .133 .411506 1.134
a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)
b. Dependent Variable: Total Asset Turnover (Y2)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.359 3 .786 4.643 .005a
Residual 11.515 68 .169
Total 13.874 71
a. Predictors: (Constant), Longterm Debt to Equity Ratio (X3), Debt to Asset Ratio (X1), Debt to Equity Ratio (X2)
Coefficientsa
Debt to Asset Ratio (X1)
.263 .187 .186 1.407 .164 .699 1.430
Debt to Equity Ratio (X2)
-.011 .024 -.085 -.484 .630 .391 2.559
Longterm Debt to Equity Ratio (X3)
-.065 .030 -.342 -2.183 .032 .496 2.015
a. Dependent Variable: Total Asset Turnover (Y2)
Coefficientsa Longterm Debt to Equity
Ratio (X3)
-.016 .018 -.150 -.887 .378
- - - Regression analysis for WITHIN CELLS error term
--- Individual Univariate .9500 confidence intervals
COVARIATE B Beta Std. Err. t-Value Sig. of t Lower -95% CL- Upper
X1 .8730404944 .0967950583 1.22733 .71133 .479 -1.57606 3.32215
X2 -.1068376153 -.1259362308 .15440 -.69196 .491 -.41494 .20126
X3 -.3133895428 -.2595829948 .19500 -1.60715 .113 -.70250 .07572
Dependent variable .. Y2 Total Asset Turnover (Y2)
COVARIATE B Beta Std. Err. t-Value Sig. of t Lower -95% CL- Upper
X1 .2633269494 .1859118270 .18714 1.40709 .164 -.11011 .63676
X2 -.0113866626 -.0854704267 .02354 -.48366 .630 -.05837 .03559
X3 -.0649095326 -.3423679741 .02973 -2.18309 .032 -.12424 -.00558
DAFTAR PUSTAKA
.
Aminatuzzahra, 2010.“Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin Terhadap ROE”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 13, No. 1, pp 37-46. Universitas Sumatera Utara.
Brigham dan Houston, 2001. “Manajemen Keuangan”, Buku 2, Edisi 8, Erlangga, Jakarta
Candraeni, I Gustu Agung Ayu Mas, I Gd Spurata Wisada dan G.A.M. Asri Dwija Putri, 2013. “Pengaruh Receivable Turnover, Debt to Equity Ratio, Equity to
Total Assets Ratio pada Return On Investment”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 5.1, pp 215-230.
Durachman, Derrie, 2014. “Pengaruh Leverage dan Rasio Aktivitas terhadap tingkat Pengembalian Investasi
Filbeck, Greg dan Raymond F. Gorman, 2001. “The Relantionship Between
Productivity and Leverage”.Jurnal Enviromental and Resource Economics, Vol 29, Issue 2, pp 137-157. Miami University. Ohio.
Fransisca, Maria, 2014. “Pengaruh Inventory Turnover Ratio, Account Payable to
Cost of Goods Sold Ratio, Net Working Capital to Total Asset Ratio, dan Debt Ratio Terhadap Gross Profit Margin”. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Ghozali, Imam, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Halil, Muhammad, 2014. “Pengaruh Rasio Leverage dan Aktivitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Ritel yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-20012”.Jurnal.Universitas Maritim Raja Ali Haji, Riau.
Issabella, Irene Perangin angina, 2011.“Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yng Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Julita, 2011.“Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Longterm Debt to Equity Ratio Terhadap Profitabilitas Perusahaan.(Studi Kasus Pada Perrusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.Jurnal.Fakultas Ekonomi. UMSU.
Keown, Arthur. J. et al, 2000. Basic Financial Mangement , Alih Bahasa Chaerul D dan Dwi Sulistyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Kosasih, Engkos, 2008. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Perusahaan Pelayaran. Salemba Empat. Jakarta.
Lubis, Ade Fatma dan Adi Syah Putra, 2012. “Manjemen Keuangan”, Edisi Pertama, Usu Press, Medan.
Manurung, Novalina, 2001. “Pengaruh Tingkat Kebijakan Utang terhadap Aktivitas Investasi Perusahaan Manufaktur di BEJ”, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Munawir, S, 2009. “Analisa Laporan Keuangan”. Salemba Empat. Jakarta.
Raharjaputra, Hendra. 2008. “Manajemen Keuangan dan Akuntansi”. Salemba Empat. Jakarta.
Riyanto, Bambang, 2008. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yayasan Badan Penertbit Gajah Mada. Yogyakarta.
Sandhieko, Hendri Harryo, 2009. “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Prifitabilitas Serta Pengaruhnya Terhadap Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI”. Skripsi, Universitas Widyatama.
Sugiyono, 2005.Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Sugihen, Syarifuddin Ginting, 2003. “Pengaruh Struktur Modal terhadap Manufaktur Terbuka di Indonesia”. Disertasi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Syahyunan, 2004. “Manjemen Keuuangan I”. USU Press, Universitas Sumatera Utara.
Ulupui, IG. K.A, 2000. “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham”, internet publication Universitas Udayana.
Warsono, 2003. “Manajemen Keuangan Perusahaan”. Jilid 1, Bayumedia, Malang.
Widyaningrum, Listiyarini, 2009. “Hubungan Antara Leverage Keuangan dengan Tingkat Investasi Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antara
variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji
kebenanrannya (Sugiyono, 2006:11). Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk
menguji hipotesis.
Hubungan antar variabelnya bersifat kausalitas. “Desain Kausal berguna
untuk mengukur hubungan-hubungan anatara variabel riset atau berguna untuk
menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi varuabel lain”. (Umar,
2003:63).
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor
industry dasar dan kimia yang terdaftar di BEI peeriode (2012-2014) dengan
mengakses situs
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan
variabel yang sudah didefinisikan konsepnya. Batasan operasional dalam penelitian
ini adalah bahwa data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Objek perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur sektor industry
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2011-2014.
b. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to
Asset to Ratio(DER), Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) sebagai indikator
leverage keuangan sedangkan Account Receivable (ART) dan Total Asset
Turnover(TATO) sebagai indikator tingkat investasi.
c. Penelitian ini menggunakan agency theory untuk menguji pengaruh Debt to
Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Longterm Debt to Equity
Ratio (LDER) terhadap Account Recevable Turnover (ART) DAN Total Asset
Turnove (TATO).
3.4 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini definisi operasional yang dikemukakan mencakup
varibel Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term to Debt
Equity Ratio (LDER), Account Receivable Turnover
3.4.1. Variabel Dependen (Dependent Variabel)
Menurut Sugiyono (2005:33), variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah rasio aktivitas perusahaan. Rasio aktivitas
mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujuan menjual produk
dan menyediakan jasa, dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas. Rasio
aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan efektivitas manajemen dengan
menggunakan alat ukur sebagai berikut:
a. Account Receivable Turnover (ART)
Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan
perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, akan
semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki
(Darsono, 2005:59) dalam Widayaningrum (2010).
Account Receivable Turnover dapat dihitung dengan rumus:
ART = ��������� ����� ℎ
���� −���� ������� ������
b. Total Asset Turnover (TATO)
Rasio ini menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam menjual
dengan menggunakan aktiva yang dimiliki.Rasio produktivitas yang rendah
Rasio Total Asset Turnover ini dapat dihitung dengan rumus:
TATO = ��������� ����� ������
3.4.2 Variabel independen (bebas)
Menurut Sugiono (2005:33), variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
rasio leverage. Menurut Kasmir (2009) rasio leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang. Alat ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio menekankan pentingya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan
persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.Rasio ini juga
menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi
kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga
kepada kreditor.Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada
kreditor. (Darsono, 2005:54). DAR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
DAR = ����� ���������
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio menunjukkan semakin rendah
pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham (Darsono, 2005:54)
dalam Widyaningrum (2010).
Rasio Debt to Equity Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rmus :
DER = ����� ���������
����� ������� x 100
3. Long term Debt to Equity Ratio (LDER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara klaim keuangan jangka panjang
yang digunakan untuk mendanai kesempatan investasi jangka panjang dengan
pengembalian jangka panjang (Brigham, 1996:543).
Rasio Long term Debt to Equity dihitung dengan menggunakan rumus:
LDER = ������ ��������� ������ �������
����� ������� x 100
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Debt to Equity
3.5Populasi dan Sampel Peneltian
Menurut Sugiyono (2005:72), “Populasi adalah wilayah generalisasiyang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti utnuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yaitu sebanyak 61
perusahaan.
“Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut” (Sugiyono, 2005:73).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun sampel yang dipilih
berdasarkan kriteria berikut ini :
1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
2. Perusahaan tersebut tidak delisting pada periode pengamatan.
3. Perusahaan tersebut terus meningkatkan jumlah utangnya selamatahun
2012-2014.
Berdasarkan kriteria tersebut, penulis menentapkan sebanyak 24 sampel
perusahaan manufaktur. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalm
Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa
3.6Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
atau berupa data kuantatif dengan sumber data yang berasal dari laporan
keuangan yang telah di audit dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di
BEI.Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan.Data laporan keuangan dengan mengakses situs resmi BEI
Data penelitian ini juga merupakan data pooling atau data panel yang
merupakan gabungan antara data runtun waktu (time series) dan data silang
(cross section).” Jenis data time series merupakan sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu
misalnya dalam waktu minggu, bulanan atau tahunan.Cross section
merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam
suatu kurun waktu”(Umar2001:70).
3.7Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode studi pustaka.Metode studi pustaka yaitu metode yang
digunakan dengan memahami literatur-literaturyang membuat pembahasan
yang berkaitan dengan melakukan klasifikasi dan kategori bahan-bahan
dokumen-dokumen atau data yang diperlukan, dilanjutkan dengan pencatatan
dan perhitungan.
Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan periode 2012, 2013, dan
2014 yang dipublikasikan oleh BEI dan download di internet (www.idx.com),
mengambil dari artikel, jurnal, penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku
pustaka yang mendukung penelitian terdahulu dan proses penelitian. Adapun
pengolahan data dalam penelitian dengan menggunakan aplikasi computer
SPSS.
3.8Teknik Analisis Data
Analisisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik Korelasi Kanonikal (Canonical Correlation) dengan
menggunakan software SPSS. Analisis korelasi kanonikal merupakan model
statistiK multivariate yang digunakan untuk menguji hubungan (korelasi)
antara dua set (himpunan) variabel yang terdiri dari lebih dari satu variabel
dependen dan lebih dari satu variabel independen (Ghozali, 2005:229). Sama
seperti semua analisis statistika multivariate, analisis korelasi kanonikal
didahului dengan pengujian data dan pengujian asumsi klasik (Siregar,
2006:1) dalam Widyaningrum (2010). Langkah-langkah analisis dalam
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik dalam analisis korelsi kanonikal meliputi: Uji
Normalitas, Heteroskedastistas, Multikorlinearitas, dan Linaritas (Siregar,
2006:6) Variabel penelitian yang tidak memenuhi asumsi klasik akan
menurunkan nilai korelasi antar set variabel.
3.8.2 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2005:28) tujuan uji normalitas data adalah ingin
mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Dalan pengujian normalitas, penulis menggunakan analisis grafik
dan analisis statistik.
Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan
normal probability plot.Sedangkan dalam analisis statistik, dilakukan
dengan alat uji statistikKologrorow Smirnov. Apabila nilai signifikansi >
0,05, berarti variable terdistribusi secara normal.
Data yang berdistribusi normal akan menghasilkan korelasi yang lebih
baik. Di samping itu, dalam korelasi kanonikal multivariate normality
tetap diminta untuk menguji masing signifikan dari
masing-masing fungsi kanonikal (Ghozali. 2005:231)
3.8.3 Uji Heteroskedastistas
Menurut Ghozali (2005:105), Uji Heteroskedastitastas bertujuan
untuk mengji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan homoskedastistas. Untuk
pengujian heteroskedastistas, penulisan menggunakan alat analisis grafik
(Scatterolot), deteksi ada tidaknya heteroskedastistas dapat dilakukan
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu
ZPRED dengan residualnya SRESID.
Sedangkan dengan analisis statistik, uji heteroskedastistas dilakukan
dengan uji Glejer dan memperhatikan hasil output Spss. Jika variabel
independen signifikan secara statistik, (tingkat signifikan berada dibawah
tingkat keprcayaan 5%), maka ada indikasi terjadi heteroskedastistas.
3.8.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dpat dilakukan dari hasil
output SPSS dengan melihat nilai tolerance dan Variance inflation factor
(VIF). Nilai yang umum dipakai untuk medeteksi adanya gejala
multikoliniearitas adalah jjika tolerance < 0,1 sedangkan VIF>10
(Ghozali, 2005:92).
3.8.5Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan model statistika Analisis
dengan mengidentifikasi dan menganallisis hubungan antar set variabel dependen
dengan set variabel independen.
Analisis korelasi kanonikal harus memenuhi beberapa asumsi klasik,
diantarana variabel dantiap-tiap fungsi dalam korelasi kanonikal harus memenuhi
asumsi normalitas agar hasil korelasi dapat mencapai hasil yang maksimum, tidak
adanya gejala multikolinearitas dalam tiap fungsi korelasi kanonikal, tidak terjadi
heteroskedastistas, serta berhubungan secara linear terhadap masing-masing
variabel dependen.Proses Korelasi Kanonik dalam SPSS dilakukan dengan
menggunakan Syntax Editor melalaui pembuatan perintah pada SPSS, kemusian
dieksekusi (run) untuk menghasilkan output.
Persamaan korelasi kanonikal penelitian ini dinyatakan dalam persamaan
berikut:
Y1+Y2=X1+X2+X3
Keterangan:
Set variabel dependen
Y1 = ART (Account Receivable Turnover)
Y2 = TATO (Total Asset Turnover)
Set variabel independen
X2 = DER (Debt to Equity Ratio)
X3 = LDER (Longterm Debt to Equity Ratio)
Setelah dapat persamaan korelasi tersebut, maka langkah yag akan dilakukan
dalam analisis korelasi kanonikal selanjutnya adalah:
a. Mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal dengan melihat tingkat
signifikan (Multivariate Test of Significance) di bawah 0,05 dan besaran nilai
korelasi kanonikal (Canonical Correlation) di atas 0,5.
b. Interprestasi Kanonikal Variate dengan menganalisis fungsi kanonikal yang
telah ditentukan dan menentukan pentingnya masing-masing variabel awal
(original) di dalam hubungan kanonikal. Ada tiga metode yang digunakan,
yaitu :
1. Cannonical Weight (Bobot Kanonikal)
Variabel yang memiliki angka weight relative besar (di atas 0,5) dianggap
memebrikan kontribusi lebih pada variat dan sebaliknya.
2. Canonical Loading (Muatan Kanonikal)
Muatan kanonikal mengukur korelasi linear sederhana antara variabel
awal (original) dengan variabel dependen atau independen set canonical
variate.Metode ini juga menyaakan korelasi variabel terhadap variate di
3. Canonical Cross Loading (Muatan Silang Kanonikal)
Muatan silang kanonikal dapat dianggap sebagai alternative canonical
loading.Metode ini menyatakan korelasi variabel dalam suatu variat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar
deviasi, dari variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, longterm debt to equity
ratio, account receivable ratio dan total asset turnover. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Longterm Debt to Equity Ratio, Account Receivable Ratio dan Total
Asset Turnover
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Account Receivable Ratio (Y1) 72 .056 12.923 5.51035 2.814879
Total Asset Turnover (Y2) 72 .015 1.894 .93407 .442045
Debt to Asset Ratio (X1) 72 .040 1.795 .54933 .312089
Debt to Equity Ratio (X2) 72 .041 22.461 2.03410 3.318075 Longterm Debt to Equity Ratio (X3) 72 .024 13.646 .88937 2.331586
Valid N (listwise) 72
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui debt to asset ratio minimum adalah 0,040 dan
maksimum 1,795. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari debt to asset ratio
adalah 0,54933 dan 0,312089. Diketahui debt to equity ratio minimum adalah 0,041,
ratio adalah 2,03410 dan 3,318075. Diketahui longterm debt to equity ratio minimum
adalah 0,024, dan maksimum 13,646. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari
longterm debt to equity ratio adalah 0,88937 dan 2,331586. Diketahui nilai account
receivable ratio adalah 0,056, dan maksimum 12,923. Sementara rata-rata dan standar
deviasi dari account receivable ratio adalah 5,51035 dan 2,814879. Diketahui nilai
total asset turnover minimum adalah 0,015, dan maksimum 1,894. Sementara
rata-rata dan standar deviasi dari total asset turnover adalah 5,51035 dan 2,814879.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Asumsi Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar
pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan
sebagai berikut.
Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.64114101 Most Extreme Differences Absolute .121
Positive .121
Negative -.119
Kolmogorov-Smirnov Z 1.028
Asymp. Sig. (2-tailed) .241
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp.
Sig. (2-tailed) sebesar 0,241. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,241, lebih besar
dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas
dipenuhi.
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai
variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Debt to Asset Ratio (X1)
.699 1.430
Debt to Equity Ratio (X2)
.391 2.559
Longterm Debt to Equity Ratio (X3)
.496 2.015
Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari debt to asset
ratioadalah 1,430, nilai VIF dari debt to equity ratio adalah 2,559, dan nilai VIF dari
longterm debt to equity ratioadalah 2,015. Karena masing-masing nilai VIF tidak
lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji statistik Glejser dipilih karena lebih dapat menjamin keakuratan hasil
dibandingkan dengan uji grafik plot yang dapat menimbulkan bias (Ghozali, 2013,
Gujarati, 2004, Gio dan Elly, 2015). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan
apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak di antara data pengamatan dapat
dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien signifikansi harus
dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (5%). Apabila
koefisien signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka
signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat
disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa Longterm Debt to Equity
Ratio (X3)
-.155 .120 -.219 -1.298 .199
a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari debt to asset ratio
adalah 0,563, nilai probabilitas atau Sig. dari debt to equity ratio adalah 0,711, dan
nilai probabilitas atau Sig. dari longterm debt to equity ratio adalah 0,199. Karena
masing-masing nilai probabilitas (Sig.) > 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi gejala
heteroskedastistas.
4.3 Analisis Korelasi Kanonikal
Ghozali (2013:372) menyatakan Tabel Analysis of Variance bertujuan untuk menguji
signifikansi dari korelasi kanonikal pertama. Berdasarkan Tabel 4.5 semua uji
statistik menunjukkan signifikansi pada 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa korelasi
kanonikal pertama signifikan. Jika korelasi kanonikal pertama tidak signifikan, maka
Tabel 4.5 Uji Signifikansi Korelasi Kanonikal
* * * * * * * * * * * * * * * * * A n a l y s i s o f V a r i a n c e -- Design 1 * * * * * * * * * * * * * * * * *
EFFECT .. WITHIN CELLS Regression
Multivariate Tests of Significance (S = 2, M = 0, N = 32 1/2)
Test Name Value Approx. F Hypoth. DF Error DF Sig. of F
Pillais .19775 2.48707 6.00 136.00 .026 Hotellings .24122 2.65339 6.00 132.00 .018 Wilks .80414 2.57175 6.00 134.00 .022 Roys .18769
Note.. F statistic for WILKS' Lambda is exact.
- - - -
Tabel 4.6 Persentase Pengaruh Covariate Variabel Kanonikal terhadap Variabel Kanonikal Dependen
- - - -
Eigenvalues and Canonical Correlations
Root No. Eigenvalue Pct. Cum. Pct. Canon Cor. Sq. Cor
1 .23105 95.78583 95.78583 .43323 .18769 2 .01017 4.21417 100.00000 .10031 .01006
- - - -
Berdasarkan Tabel 4.6, nilai korelasi kanonikal untuk fungsi pertama adalah 0,43323,
sementara nilai korelasi kanonikal untuk fungsi kedua adalah 0,10031. Perhatikan
bahwa pada fungsi pertama, covariate variabel kanonikal mampu
kata lain, seluruh variabel indpenden, secara simultan mampu mempengaruhi atau
menjelaskan seluruh variabel dependen sebesar 18,769%. Sementara pada fungsi
kedua, covariate variabel kanonikal mampu menjelaskan/mempengaruhi variabel
kanonikal dependen sebesar 1,006%, sehingga untuk analisis selanjutnya digunakan
fungsi yang pertama (Ghozali, 2013:372).
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Variabel Bebas terhadap Masing-Masing Variabel Dependen
- - - -
EFFECT .. WITHIN CELLS Regression (Cont.) Univariate F-tests with (3,68) D. F.
Variable Sq. Mul. R Adj. R-sq. Hypoth. MS Error MS F Sig. of F
Y1 .11963 .08079 22.43401 7.28337 3.08017 .033 Y2 .17001 .13340 .78624 .16934 4.64305 .005
- - - -
Tabel 4.7 menyajikan hasil uji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap
masing-masing variabel dependen. Diketahui nilai Sig. of F pada baris Y1 adalah 0,033 <
0,05. Hal ini berarti pengaruh simultan dari debt to asset ratio, debt to equity ratio,
dan longterm debt to equity ratio terhadap account receivable ratio signifikan.
Diketahui nilai Sig. of F pada baris Y2 adalah 0,005 < 0,05. Hal ini berarti pengaruh
simultan dari debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio
Ghozali (2013:373) menyatakan canonical variate adalah kumpulan dari beberapa
variabel yang membentuk sebuah variate. Dalam penelitian ini terdapat dua
canonical variate, yaitu dependent canonical variate yang berisi variabel account
receivable ratio dan total asset turnover, dan independent canonical variate, yang
berisi variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity
ratio. Analisis pada prinsipnya ingin mengetahui apakah semua variabel independen
dalam canonical variate berhubungan erat dengan dependent variate, yang diukur
dengan besaran korelasi masing-masing independen variabel dengan variatnya.
Pengukuran canonical variate dapat dilakukan dengan melihat canonical weight atau
canonical loading.
Tabel 4.8 Canonical Loading
- - - -
Correlations between DEPENDENT and canonical variables Function No.
Variable 1 2
Y1 .78541 -.61898 Y2 .94895 .31542
- - - -
Berdasarkan Tabel 4.8 menyajikan nilai canonical loading. Nilai canonical loading
berfungsi untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel dependent terhadap
kanonikal pada variabel Y1 adalah 0,78541, sementara nilai korelasi kanonikal pada
variabel Y2 adalah 0,94895. Perhatikan bahwa karena seluruh nilai korelasi kanonikal
pada fungsi pertama di atas 0,5, maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan
antara debt to asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni debt to asset ratio, debt to
equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap account receivable ratio
signifikan. Begitu juga pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni debt to
asset ratio, debt to equity ratio, dan longterm debt to equity ratio terhadap total asset
turnover signifikan. Sementara berdasarkan hasil korelasi kanonikal, diketahui pada
fungsi pertama, nilai korelasi kanonikal pada variabel account receivable ratio adalah
0,78541, sementara nilai korelasi kanonikal pada variabel total asset turnover adalah
0,94895. Seluruh nilai korelasi kanonikal pada fungsi pertama di atas 0,5, maka
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara debt to asset ratio, debt to
equity ratio, dan longterm debt to equity ratio secara simultan, terhadap account
receivable ratio dan total asset turnover.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi
peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan erat secara
teori terhadap account receivable ratio dan total asset turnover, serta memperluas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Manajemen Keuangan
Keuangan adalah salah satu fungsi pokok perusahaan disamping pemasaran,
personalia,dan produksi. Manajemen keuangan merupakan bidang yang terluas, dan
memiliki kesempatan karir yang sangat luas.Manajemen keuangan sangat penting
dalam semua jenis peusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta
perusahaan industri dan ritel.Manajemen keuangan dalam arti yang lebih luas
merupakan keselurahan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk
mendapatkan dana (obtaining of funds) yang diperlukan dengan biaya yang minimal
dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan atau
mengalokasikan dana tersebut (use/allocation of funds) seefisien mungkin
(Syahyunan, 2004).
Menurut Keown et al. (2005) dalam Sandhieko (2009) manajemen keuangan
adalah “Financial management is concerned with the maintenance and creation of
economic value or wealth” yang artinya bahwa manajemen keuangan merupakan
suatu cara yang menyangkut pemeliharaan dan menciptakan nilai ekonomis atau
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan adalah menciptakan nilai dari capital budgeting perusahaan, pembiayaan ,
dan aktivitas yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana saja, yang sering juga
dinamakan pembelanjaan pasif atau pendanaan (finacing).
Dalam melaksanakan fungsi manajemen keuangan, terdapat tujuan korporasi,
anatara lain sebagai berikut : (1) untuk mencapai kesejahteraan pemegang saham
secara maksimum, (2) Mencapai keuntungan maksimum dalam jangka panjang, (3)
mencapai hasil manajerial yang maksimum, (4) mencapai pertanggungjawaban
social, dalam pengertian peningkatan kesejaheraan dari karyawan koporasi.
Fungsi manajemen keuangan menurut Syahyunan (2004:2) adalah sebagai
berikut :
1. Keputusan investasi, yaitu fungsi penggunaan dana meliputi perencanaan dan pengendalian penggunaan aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap yang akan menentuakan besar kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut.
2. Keputusan pendanaan, yaitu memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan.
2.1.2Laporan keuangan
Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertulisakan
angka-angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva ril dibalik angka-angka
tersebut.Houston dan Brigham (2001:36).Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan
adalah : laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam periode tertentu. Secara ringkas menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan
merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan
keuangan merupakan gambaran dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak sebagai sumber informasi.Pembuatan dan penysunan
laporan keungan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik pihak
intern maupun ekstern perusahaan. Dalam kesehariannya, pihak yang sering
menggunakan laporan keuangan adalah pemilik usaha, manajemen, kreditor,
pemerintah, dan investor.
Menurut Kasmir (2008:11) secara umum laporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Berikut ini merupakam tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan yaitu :
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya.
2.1.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku, tapi haruslah disadari bahwa laporan
keuangan masih mempunyai sifat dan keterbatasan, dan keduanya dapat menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan melalui hasil analisis laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2004:16) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya untuk pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbanagan-pertimbangan tertentu.
4. Laporan keungan bersifat konsevatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti dari nilai
keuangan secara langsung Karenahak ini memang harus dilakuakan agar dapat
menunjukan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan
berbagai kondisi dari berbagaisektor terus terjadi
2.1.4 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk
mengidentifikasi kondisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Disebut rasio
karena yang dilakukan pada dasarnya adalah membandingkan (membagi) antara satu
item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainya. Menurut Samsul (2006)
dalam penelitian yang dilakukan Maria (2011:10) Analisis rasio adalah
membandingkan antara (1) unsur-unsur neraca, (2) unsur-unsur laporan laba-rugi, (3)
unsur-unsur neraca dana laporan dan laporan laba-rugi, serta (4) rasio keuangan
emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lainnya.
Menurut Munawir (2009) Analisa ratio seperti halnya alat-alat analisa yang
lain adalah “future oriented”, oleh Karena itu penganalisa harus mampu untuk
meneyesuaikan faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan
faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan
atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau
manfaat suatu angka ratio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan atau
Dapat diartikan secara simpel bahwasanya analisis ratio adalah
membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya yang memberikan suatu
makna.Suatu keuntungan dengan menggunakan rasio adalah meringkas suatu data
historis perusahaan sebagai bahan perbandingan.
Abdul Halim (2007) mengemukakan jenis-jenis rasio keuangan utama yang
umumnya digunakan untuk melakukan analisis adalah sebagai berikut:
1. Rasio untuk mengukur kinerja manajemen
2. Rasio untuk mengukur efisiensi operasi manajemen
3. Rasio untuk mengukur kebijakan keuangan perusahaan
Menurut Martono dan Agus (2007) analisis laporan keuangan yang banyak
digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio
keuangan dapat dibedakan:
1. Perbandingan internal (internal Comparison), yaitu membandingkan rasio pada
saat ini dengan rasio pada masa lalu dan masa yang akan datang dalam perusahaan
yang sama.
2. Perbandingan eksternal (external comparison) dan sumber-sumber rasio industri,
yaitu membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau
Secara garis besar menurut Martono dan Agus (2007) ada 4 jenis rasio yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (likuidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar.
2. Rasio aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi, yaitu rasio
yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya.
3. Rasio leverage financial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang mengukur
seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang (pinjaman).
4. Rasio keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya.
2.1.5 Struktur modal
Menurut Brighman dan Houston (2012:179), teori struktur modal modern
yang pertama adalah teori struktur Modigliani dan Miller (teori MM).Mereka
berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko dan return/pengembalian sehingga dapat
memaksimumkan harga saham (Engkos Kosasih, S.E., M.M. et al).Sturuktur modal
terhadap sumber modal (Keown, 2008) dalam Annisa (2015). Penggunaan struktur
modal dalam perusahaan diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar
daripada biaya asset dan juga diharapkan adanya penambahan sumber dana yang akan
membuat keuntungan pemegang saham ikut meningkat.
Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan bauran sumber dana
permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar
tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalakan nilai perusahaan tercapai,
Warsono (2003:235).
Perusahaan dalam menentukan struktur modalnya pasti bertujuan untuk
meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, kerena biaya ini secara potensial
akan mengurangi pembayaran deviden tunai kepada pemegang saham. Jika biaya
modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai akan dibayarkan meningkat, dan
hal ini tentunya dapat memaksimumkan harga saham. Penentuan struktur modal,
yang menyangkut bauran pendanan yang berasal dari modal sendiri dan utang yang
akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkutpenentuan berapa banyak
utang (leverage keuangan) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai
aktivitasnya.
Jensen dan Meckling (1967) dalam Meythi (2007) yang dikutip dari
Widyaningrum (2009) telah mengembangkan teori agensi yang menjelaskan tentang
saham akan memunculkan perbedaaan kepentingan karena manjen diberi kekuasaan
untuk membuat keputusan yang dapat menciptakan konflik potensial. Masalah agen
timbul karena adanya hubungan bukan saja antara pemilik dan manajer, tatapi juga
hubungan anatara pemilik dan pemberi pinjaman (Manurung, 2011). Pemberi
pinjaman menyediakan dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi
kebutuhan pengeluran modal sekarang, yang akan datang dan struktur modal bagi
perusahaan. Jika pemeberi pinjaman memeberikan dana pada perusahaan, bunga
dibebankan berdasarkan penilaian pemeberi pinjaman atas resiko perusahaan. Jika
investasi yang beresiko tidak berhasil, maka pemeberi pinjaman menanggung
biayanya. Jelas ada isentif di mana manejer bertindak atas nama pemegag saham
untuk mengambi keuntungan dari pinjaman.
Untuk menghindari situasi ini, pemberi pinjaman melakukan monitoring dan
teknik pengendalian pada yang diberi pinjaman yang disebut dengan biaya agen.Jika
pinjaman yang ada hanya sedikit, maka pengawasan (monitoring) yang dilakukan
pemberi oinjaman pun tidak terlalu ketat. Biaya pengawasan tersebut, seperti halnya
biaya kebangkrutan, cenderung meningkat pula dengan leverage keuangan. Jansen
menegmukakan bahwa arus kas bebas yang besar akan mengarah pada perilaku
manajer yang salah dan keputusan yang buruk yang bukan demi kepentingan
pemegang saham bias perusahaan. Dengan kata lain, manajer memiliki insentif untuk
memegang arus kas bebas dan “bermain” dengannya, bukan mengelolanya, misalnya
mengarah pada ang disebut Jense sebagai hipotesis kontrolnya untul penciptaan utang
(peningkatan utang).
Dengan meningkatkan leverage, pemegang saham akan menikmati
pengawasan “kontrol” yang lebih atas tim manajemennya. Contohnya, jika
perusahaan menerbitkan utang baru dan menggunakan hasilnya untuk memebeli
kembali saham yang terutang, maka manajemen wajib embayar tunai unyuk menutupi
utang.Ini berarti mengurangi jumlah arus kas yang ada pada majemen untuk
dipermainkan. Motif penggunaan leverage keuangan ini bias disebut sebagai
hipotesis ancaman, karena manajemen berada dibawah ancaman kegagalan keuangan.
Karenya, sesuai dengan teori agensi pada struktur modal, manajer mbekerja lebih
efisien dan disiplin (Keown, 2005:558).
2.1.6 Jenis Rasio Keuangan
Dalam penelitian ini jenis rasio keuangan yang digunakan adalah Debt to
Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio
(LDER), Account Receivable Turn Over (ART), Total Asset Turn Over (TATO).
1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumusan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut :
Debt to asset ratio = ���������
�����������
2. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara
seluruh utang, termasuk utang lancer dengan seluruh ekuitas. Rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dan yang disediakan peminjam
(kreditor) dengan pemilik perusahaan.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan
perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:
Debt to equity ratio = ����� �����
�������
3. Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)
LDER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Tujuannya untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara
membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang
Rumusan untuk mencari long term debt to equityratio adalah dengan
menggunakan perbandngan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri, yaitu:
LDER = ���� ���� ����
������
4. Receivable Turn Over (Perputaran Piutang)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin
tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam
piutang semakin rendah (bandingkan dengan tahun sebelumnya) dan
tentunya kondisi ini bagi perusahaaan semakin baik.
Rumus untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut :
Receivable Turn Over = ��������� ������
���� −����������
5. Total Asset Turn Over
Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktibva.
Rumus untuk mencari total asset turn over adalah sebagai berikut :
Total asset turn over = ��� ������ (������)
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap
tingkat investasi menunjukkan hasil-hasil yang berbeda.Penelitian ini
merupakan penelitian yang dikembangkan dari penelitian-penelitian
terdahulu. Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Widyaningrum (2009) Hubungan antara everage keuangan
2 Sandhieko (2009) Analisis Rasio
3 Aminatuzahra (2010) Analisis Pengaruh
6 Candraeni,Wisada danPutri (2013)
Pengaruh Receivable Turnover, Debt to Equity Ratio, Equity to Total Asset Ratio pada Return on
7 Halil (2014) Pengaruh Inventory Turnover (ITO), Total Asset Turnover (TATO),
Debt to Equity Ratio
(DER), Umur
2.3Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini , Leverage keuangan menggunakan variabel DAR, DER,
LDER sebagai indikator, serta ART dan TATO digunakan untuk mengetahui apakah
memiliki hubungan yang simultan terhadap tingkat aktivitas investasi.
Hubungankausal antara leverage keuangan dengan tingkat investasi perusahaan
didasarkan pada teori agensi. Teori Agensi yang dikembangakan oleh Jansen (1986)
menjelaskan bahwa penggunaan utang dapat mengurangi biaya keagenan dari arus
kas bebas dan membuat manajer menjadi disiplin dalam menggunakan faktor-faktor
produksi agar lebih produktif.Hipotesis dari teori agensi juga menyatakan bahwa
utang dapat memotivasi manajer untuk menjasi lebih efisien sehingga pengguna
aktiva perusahaan menjadi lebih produktif.
Kebijakan pendanaaan (dengan utang) yang baik akan meningkatkan nilai
perusahaan apabila manajemen perusahaa mampu menggunakan sember-sumber
ekonomi yang mereka miliki dengan efektif dan efisien sehingga akan menghasilakn
tingkat produktivitas aktiva yang baik pula. Maka, dapat dirumuskan sebuah hipotesis
bahwa terdapat hubungan yang simultan anatara Debt To Asset Ratio (DAR), Debt
to Equity Ratio (DER), Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) terhadap Account
Kerangka konseptual penelitian ini akan disajikan pada gambar 2.1 berikut ini:
variabel independen variabel dependen
H1
H2
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disususn dalam
kalimat pertanyaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm
Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan
terhadap Account Receivable Turnover(ART) pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?. DAR (X1)
DER (X2)
LDER (X3)
ART (Y1)
2. Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan Longterm
Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai hubungan secara simultan
terhadap Total Asset Turn Over (TATO) pada perusahaan yang terdaftar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Meningkatnya persaingan bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk
mampu menyesuaikan perusahaan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap
perusahaan untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi yang ada
dalam perusahaan sehingga dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi untuk
mencapai tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan terlebih
dalam memperoleh laba. Kesejehteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan
(firm performance) yang baik. Kinerja perusahaan yang baik juga bermakna bagi
konsumen, komunitas, karyawan, dan pemasok dana.
Manajemen keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
perusahaan dalam dunia bisnis.Namun didalam perkembangan nya, berdirinya sebuah
perusahaan sangat bergantung kepada aktivitas yang ditinjau dari sudut manajemen
keuangan perusahaan.Tujuan utama dari manajemen keuangan adalah untuk
memkasimalkan harga saham, dan bukan untuk memkasimalkan ukuran akuntansi
seperti laba bersih atau laba per saham, tetapi data akuntansi sangat mempengaruhi
dalam memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi laporan keuangan
Brigham at.al (2001:6), faktor yang dapat menunjukan bagaimana kinerja perusahaan
itu berjalan dengan baik atau tidak yaitu dengan melihat analisis laporan keungan
industri yang sama dan mengevaluasi kecenderungan posisis keuangan perusahaan
sepanjang waktu (Ade Fatma Lubis at. al)
Pesatnya perkembangan perusahaan dan tingginya angka persaingan bisnis
yang terjadi, mendorong setiap perusahaan untuk lebih bijak dalam mempertahankan
perusahaannya dengan cara menyusun laporan keungan yang baik dan akurat sebagai
alat komunikasi antar manajemen dengan para penggunanya, beberapa yang telah
dilakukan diantaranya adalah menguji kegunaan rasio keungan. Pengujian-pengujian
yang dilakukan pada pasar modal di Indonesia banyak diilhami oleh
penelitian-penelitian terdahulu yang dilakuakan dinegara lain, seperto O’Connor (1973) dalam
(Ulupui) yang mempelopori studi mengenai hubungan antara rasio keuangan berguna
bagi investor (pemegang saham biasa) untuk mengambill keputusan. Hasil
pengujiannya menunjukkan bahwa analisis kekuatan dari variabel model ratio
denganrate of return menunjukkan adanya keragaman akan manfaat rasio keuangan
bagi investor (pemegang saham biasa).
Menganalisis laporan keuangan dapat juga dengan menggunakan salah satu
alternatif kebijakan pendanaan dalam menentukan nilai perusahaan. Keputusan
pendanaan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam
melakukan aktivitas operasinya selain itu juga akan berpengaruh terhadap risiko
perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningktakan porsi hutangnya (leverage)
, maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningktakan risiko keuangan dan
Aktifvitas pendanaan yang dianut oleh perusahaan salah satunya adalah
kebijakan struktur modal, karena baik buruknya struktur modal akan memiliki
pengaruh langsung terhadap struktur finansial perusahaan. Menurut Ruwanti dan
Devina (2012) dalam Julita (2011) “sturktur modal merupakan imbangan antara
modal sendiri dengan modal asing atau hutang”.
Penggunaan utang adalah sumber pendaaan mempunyai keuntungan yaitu
dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena beban bunga tetap yang
ditimbulkan dari utang. Di sisi lain, penggunaan utang juga mempunyai kerugian
karena timbulnya ancaman akan biaya keagenan dan kebangkurutan, Widyaningrum
(2009). Menurut teori pertukaran (trade off theory) yang dikembangangkan oleh
Modligliani dan Miler (MM) tahun 1958, bila keuntungan pajak lebih besar dari
biaya keagenan dan kebangkurutan, maka sebaiknya perusahaan menggunakan utang
untuk memaksimalan nilai perusahaan. Teori ini juga meyatakan bahwa nilai
perusahaan akan meningkat sejalan dengan penggunaan utang, selama posisi utang
dalam struktur modal masih berada dibawah target struktur modal optimal. Karena
menurut teori stuktur modal, jika posisi struktur modal telah berada diatas target
struktur modal, maka setiap pertambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan.
Teori Keagenan (Agency Theory) menekankan bahwa masalah keagenan yang
timbul antara manajer dan pemegang menekankan bahwa masalah keagenan yang
timbul antara manejer dan pemegang saham dalam mamadatkan arus kas bebas dapat
ketat akan memuat manejemen perusahaan lebih efisien dalam menggunakan
faktor-faktor produksi milik perusahann untuk memproduksi aktiva perusahaan, Jensen
(1986).
Menurut Ming dan Tzeng (2011) dalam Isabella (2015), keputusan struktur
modal dalam mengatur komposisi antara pendanaan melaui hutang dan saham harus
cepat untuk meminimalkan biaya agensi dan memaksimalkan nilai
perusahaan.Pendanaan yang datang dari hutang disebut dengan financial leverage.
Di dalam struktur modal terdapat kebijakan hutang, kebijakan hutang sangat
sensitive terhadap perubahan nilai perusahaan. Besarnya hutang akan meningktakan
jumlah financial leverage yang mencermikan risiko yang akan dihadapi perusahaan
juga tinggi. Jika sebuah perusahaan memiliki total hutang yang lebih besar dari total
ekuitas yang dimilikinya perusahaan tersebut dikatakan tidak solvable
karenaleverage menunjukkan besarnya dana yang harus disediakan oleh kreditur
Hanafi (2005) dalam Anisa (2015). Jumlah asset yang besar dan diikuti dengan
tingginya leverage juga menjadi perhatian bagi investor karena jumlah aset yang
besar diperoleh dari hutang. Investor akan menganggap perusahaan tidak mampu
menghasilkan sumber dana internal untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Sehingga investor akan berhati-hati terhadap perusahaan yang
Penggunaan hutang dapat mengurangi tindakan opurtunis manajer yang ingin
menggunakan arus kas bebas untuk membiayai projek investasi berlebihan (Jensen,
1986) dalam Bukit (2012).Keputusan perusahaan untuk menerbitkan hutang
menandakan bahwa perusahaan tersebut berkomitmen untuk memperbaiki kinerja
perusahaan sesuai dengan kontrak perusahaaan dan pemberi hutang.
Salah satu perusahaan yang menjadi penopang utama perkembangan industri
adalah perusahaan manufaktur.Perkembangan industri manufaktur disebuah negara
juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional dinegara
itu.Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Dalam Durachman (2008)
indeks manufaktur yang bergerak di industri barang konsumsi, industri dasar, dan
aneka industri mengalami kenaikan 9,37 % sejak awal tahun hingga 2 Agustus 2013.
Perusahaan yang bergerak di industri barang konsumsi sebanyak 31 emiten memiliki
bobot 44% dari pembentukan indeks manufaktur terutama ditopang sektor konsumen
yang tumbuh 28%. Kenaikan ini merupakan kenaikan tertunggi kedua dari 2 sektor
lainnya yakni sektor aneka industri dan industri dasar yang menjadi bagian indeks
manufaktur.
Penelitian terdahulu mengenai hubungan antara struktur modal dengan
aktivitas investasi, produktifitas, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan
menunjukkan hasil yang beragam. Fillbeck dan Gorman (2001) menemukan
produktivitas aktiva, hal ini berarti sejalan dengan hipotesis arus kas bebas.Namun
hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Manurung (2004) dan Sugihen (2003) yang menyatakan bahwa kebijakan utang
(leverage keuangan) mempunyai pengaruh negatif terhadap aktivitas investasi
perusahaan.Hal ini diperkirakan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar saat krisis ekonomi tahun 1997.
Uraian diatas melatarbelakangi penelitian ini, yaitu ingin melanjutkan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Manurung, dengan metode pengujian
hipotesis yang berbeda untuk mengetahui apakah leverage keuangan mempunyai
hubungan yang simultan terhadap tingkat investasi perusahaan sejalan dengan
hipotesis arus kas bebas dan teori pertukaran setelah satu decade krisis ekonomi
berlalu di Indonesia.
Berdasarkan uraian diatas maka penyusunan skripsi ini diberi judul “Analisis
Pengaruh Debt to Assetb Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Long Term Debt
to Equity Ratio (LDER) Terhadap Account Receivable Turn Over dan Total Asset
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio(DER), dan
Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) mempunyai hubungan secara
simultan terhadap Account Recevable Turnover(ART) pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), dan
Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) mempunyai hubungan secara
simultan terhadap Total Asset Turnover (TATO) pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut , maka tujuan penelitian ini:
1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity
Ratio (DER), Longterm Debt to Equity Ratio(LDER) mempunyai
hubungan secara simultan terhadap Account Receivable Turnover(ART)
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity
hubungan secara simultan terhadap Total Asset Turnover (TATO) pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.3.2 Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan
antara Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio(DAR), Long term
Debt to Equity Ratio(LDER) sebagai indikator leverage keuangan,
sedangkan ART dan TATO sebagai indikator tingkat investasi perusahaan.
2. Bagi peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan
penelitian sejenis.
3. Bagi akademis, dapat menambah literatur mengenai topik kebijakan
pendanaan dengan utang dan hubungannya dengan tingkata investasi
perusahaan.
4. Bagi investor, dapat menjadi tambahan wacana dalam menentukan kebijakan
ABSTRAK
Analisis Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Debt To Equity Ratio (DER),
Longterm Debt To Equity Ratio (LDER) Terhadap Account Receivable
Turnover (ART) Dan Total Asset Turn Over (TATO)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor secara simultan dan parsial terhadap kualitas audit dengan audit tenure sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode kausal komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 sebanyak 38 perusahaan dan sampel sebanyak 100 unit analisis observasi berdasarkan. Sampel dipilih dengan metode
purposive sampling. Jenis data dalam penelitin ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari website BEI ya digunakan adalah studi dokumentasi. Penelitian ini memiliki satu variabel dependen, tiga variabel independen dan satu variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menguji hubungan variabel dependen dan independen dan uji residual untuk menguji variabel pemoderasi.Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan variabel ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Variabel ukuran KAP dan spesialisasi auditor tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, tetapi ukuran perusahaan berpengaruh sigifikan terhadap kualitas audit. Audit tenure bukan merupakan variabel pemoderasi antara ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan spesialisasi auditor dengan kualitas audit.
Kata kunci: Ukuran KAP, ukuran perusahaan, spesialisasi auditor, kualitas audit
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of variables auditor firm size, company firm size, and specialization auditor to audit the quality of the audit tenure as moderating variables simultaneously and partially. This study uses comparative causal. The population in this study is a company manufacturing consumer goods sub-sectors listed in Indonesia Stock Exchange in 2010-2014 as many as 20 firm and 100 observational analysis unit. Samples were selected by purposive sampling method. Type of data in this experiment is secondary data obtained from BEI website that www.idx.co.id. Data collection method used is the study documentation. This study has one dependent variable, three independent variables and the moderating variables. This study uses multiple regression analysis to examine the relationship dependent and independent variables and residual test to test the moderating variables. The research proves that the variable auditor firm size, company firm size, and influence simultaneously specialization auditors on audit quality. Variable auditor firm sizes and specialties auditor has no partial effect on audit quality, but the size of the company has significant effect on audit quality. Audit tenure is not a moderating variable between firm size, firm size, and specialization auditor to audit quality.
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO (DAR), DEBT TO
EQUITY RATIO (DER), LONGTERM DEBT TO EQUITY RATIO (LDER)
TERHADAP ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER (ART) DAN TOTAL
ASSET TURN OVER (TATO).
OLEH
LINCE OKTARINA SAMOSIR
120503335
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA