LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI, DANKEMANDIRIAN PRIBADI
TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PADA JAJANAN MALAM JALAN
SETIA BUDI MEDAN
DATA RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia : 17-21 Tahun
22-26 Tahun 27-30 Tahun
3. JenisKelamin : Pria Wanita 4. Lama berwirausaha : 1-5 Tahun 6-10 Tahun
5. Pendidikan :
Petunjuk :
Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/I untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. informasi yang anda berikan akan membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu kepada responden saya sebagai peneliti mengharapkan :
1. Berikan tanda ceklist ( √ ) padakolom yang disediakan.
2. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang dianggap sesuai.
3. Keterangan: (S)= Sangat Setuju (S)= Setuju
(R)= Ragu
(TS)= Tidak Setuju
(STS) = Sangat Tidak Setuju Pernyataan :
No Pernyataan SS S R TS STS
Pengetahuan Kewirausahaan
1 Wirausahawan harus tahu segala seluk-beluk usaha yang akan di jalannya
2 Wirausahawan harus tau seberapa besar peluang usaha yang akan di jalankannya
3 Wirausahawan harus mengetauhui tanggung jawabnya kepada konsumen
4 Wirausahawan harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana harus mengelola usaha yang akan dijalankannya
Motif Berprestasi
1 Wirausahawan harus memiliki mental tidak mudah menyerah
2 Wirausahawan harus selalu membuat inovasi dalam usahanya
3 Wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya
peluang yang ada di pasaran
Kemandirian Pribadi
1 Wirausahawan harus mengandalkan kemampuan diri sendiri terlebih dahulu
2 Wirausahawan harus bisa mengatasi masalah keuangannya sendiri
3 Wirausahawan harus dapat menghadapi resiko yang akan datang dalam menjalankan usahanya 4 Wirausahawan harus berani berfikir kedepan
Perilaku Kewirausahaan
1 Wirausahawan harus mempunyai sikap disiplin dalam menjalankan usahanya
2 Wirausahawan harus berkomitmen tinggi terhadap diri sendiri dan karyawan
3 Wirausahawan harus mempunyai sifat jujur dalam menjalankan usahanya
4 Wirausahawan harus percaya diri dalam
LAMPIRAN 2
P1 P2 P3 P4
P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
5 5 4 4
4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4
5 5 5 4
4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5
5 5 4 5
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 2 4
4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 2
5 5 4 4
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5
5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
5 5 4 4
4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4
5 5 2 4
2 5 4 4 4 1 1 5 2 5 4 2
4 4 4 2
4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4
4 4 5 5 4 1 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
5 5 4 5
5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
4 4 5 5
5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
4 4 5 4
5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5
4 4 4 4
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5
4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4
5 5 5 5
4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5
5 5 4 5
4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4
4 4 4 5
4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
2 2 2 2
5 5 4 4
4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4
4 4 5 5
5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
5 5 5 4
4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5
5 5 4 4
4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4
5 5 5 4
4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5
5 5 4 5
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
5 5 2 4
4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 2
5 5 4 4
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5
5 5 5 4
5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5
5 5 4 4
4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
5 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4
5 5 2 4
2 5 4 4 4 1 1 5 2 5 4 2
4 4 4 2
4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4
4 4 5 5 4 1 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
5 5 4 5
5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 5
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
4 4 5 5
5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5
4 4 5 4
5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5
4 4 4 4
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5
4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4
5 5 5 5
4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5
5 5 4 5
4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4
4 4 4 5
4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4
2 2 2 2
5 5 4 4
4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4
4 4 5 5
5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5
5 5 5 4
LAMPIRAN 3
Frekuensi jawaban responden terhadap variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Kemandirian Pribadi, dan Perilaku Kewirausahaan
p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 24 40.0 40.0 43.3
5.00 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 24 40.0 40.0 43.3
5.00 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 2 3.3 3.3 3.3
2.00 6 10.0 10.0 13.3
4.00 32 53.3 53.3 66.7
5.00 20 33.3 33.3 100.0
p4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 6.7 6.7 6.7
4.00 32 53.3 53.3 60.0
5.00 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 6.7 6.7 6.7
4.00 28 46.7 46.7 53.3
5.00 28 46.7 46.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 24 40.0 40.0 43.3
5.00 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 16 26.7 26.7 30.0
5.00 42 70.0 70.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 38 63.3 63.3 66.7
5.00 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 6.7 6.7 6.7
4.00 32 53.3 53.3 60.0
5.00 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 6 10.0 10.0 10.0
4.00 36 60.0 60.0 70.0
5.00 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
p11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 2 3.3 3.3 3.3
2.00 2 3.3 3.3 6.7
3.00 4 6.7 6.7 13.3
4.00 28 46.7 46.7 60.0
5.00 24 40.0 40.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 24 40.0 40.0 43.3
5.00 34 56.7 56.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 6.7 6.7 6.7
4.00 28 46.7 46.7 53.3
5.00 28 46.7 46.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
p14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 2 3.3 3.3 3.3
4.00 24 40.0 40.0 43.3
5.00 34 56.7 56.7 100.0
p15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2.00 4 6.7 6.7 6.7
4.00 32 53.3 53.3 60.0
5.00 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
p16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1.00 2 3.3 3.3 3.3
2.00 6 10.0 10.0 13.3
4.00 32 53.3 53.3 66.7
5.00 20 33.3 33.3 100.0
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0 Excludeda 0 .0 Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.910 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
LAMPIRAN 5
Hasil Pengelolahan Data dengan SPSS
Pengaruh variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap Perilaku Kewirausahaan
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered
Variables Removed
Method
1
kemandirianprib adi,
motifberprestasi ,
peng.kewirausa haanb
. Enter
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .944a .892 .886 .79928
b. Predictors: (Constant), kemandirianpribadi,
motifberprestasi,peng.kewirausahaan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 295.158 3 98.386 154.007 .000b
Residual 35.775 56 .639
Total 330.933 59
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.552 1.045 1.485 .143
peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000
motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009
kemandirianpribadi .141 .067 .158 2.106 .040
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Hendro, 2011. Dasar - Dasar Kewirausahaan, Erlangga, Jakarta.
Hutagalung, Raja Bongsu, Safrizal Helmi Situmorang, 2008. Pengantar Kewirausahaan, USU Press, Medan.
Kasmir, 2009. Kewirausahaan, Rajawali Press, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat, 2007. Enterpreneurship From Mindset to Strategy Edisi ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Mudjiarto, Aliaras, 2006. Kewirausahaan Membangun Karakter dan Kepribadian,
UIEU Press, Jakarta.
Riani, Dkk, 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan, UNS Press, Surakarta,
Riyanti, BDP, 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Grasindo, Jakarta.
Situmorang, SyafrizalHelmi Dan MuslichLufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Suryana, 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, Salemba Empat, Jakarta.
2013. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta.
Jurnal :
Ahmad, Saida, Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang di pasar tegowanu, Jurnal Usahawan Vol.1 No.1 Oktober 2014.
Aprilianty, Pengaruh kepribadian wirausaha, pengetahuan kewirausahaan dan lingkungan terhadap minat berwirausaha siswa SMK jurnal pendidikan Vol.2 No.3 Tahun 2012.
Negara, Reksa, Pengaruh prestasi belajar kejuruan, pengetahuan kewirausahaan, dan soft skill terhadap kesiapan berwirausaha, jurnal kewirausahaan Vol.1 No.1 Tahun 2013.
Qomariah, Inneke, Pengaruh pengetahuan kewirausahaan,motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha pada usaha kuliner berskala kecil di Jl.Dr.Mansyur Medan, jurnal Ekonom Vol.14 No.1 Januari 2011.
Website
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2012:46) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena arah dan fokus penelitian ini ialah uji teoritik, yang tiap tahap mengutamakan pengukuran rumus, penggunaan instrumen kuesioner dan data statistik
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah usaha kuliner di Jalan Setia Budi Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan November-Desember 2015.
3.3 Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian
Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi berpengaruh terhadap Perilaku Kewirausahaandan dalam hal ini usaha kuliner jajanan malam di Jalan Setia Budi Medan.
Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: X1 : Pengetahuan Kewirausahaan
X3 : Kemandirian Pribadi Y : Perilaku Kewirausahaan
3.4 Definisi Operasional Variabel
Peneliti menggunakan variabel-variabel yang diopersionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
a. Pengetahuan Kewirausahaan (X1)
Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.
b. Motif Berprestasi (X2)
Suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna kepuasan pribadi.
c. Kemandirian Pribadi(X3)
d. Perilaku Kewirausahaan (Y)
Sikap dan perilaku wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengetahuan Kewirausahaan
(X1)
Keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.
1. Pengetahuan
mengenai usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis
Likert
Motif Berprestasi
(X2)
Suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna kepuasan pribadi.
1. Selalu berusaha dan tidak mudah
menyerah
2. Menampilkan hasil yang lebih baik 3. Kreatif
4. Mencermati peluang
Likert
Kemandirian Pribadi
(X3)
kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. 1. Mengandalkan kemampuan diri sendiri 2. Mengandalkan kemampuan keuangan sendiri 3. Keberanian menghadapi tantangan
4. Kebebasan berfikir
Likert
Perilaku Kewirausahaan
(Y)
Sikap dan perilaku wirausaha yang dipengaruhi oleh diri sendiri atau pengaruh dari luar/eksternal.
1. Disiplin
2. Berkomitmen tinggi 3. Bersikap jujur
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Likert. Menurut Sugiyono (2012:86), Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Skala pengukuran Bobot
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono ( 2012)
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Karena jumlah populasi yang sedikit, peneliti mengambil seluruh jumlah populasi yang berjumlah 60 responden sebagai sampel. Penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling jenuh digunakan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.
3.7 Jenis Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data Primer
Data primer adalah merupakan data yang langsung diperoleh melalui hasil wawancara dan pemberian kuesioner kepada pedagang jajanan malam di Jalan Setia Budi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui studi dokumentasi pada pedagang jajanan malam di Jalan Setia Budi.
3.8 Metode Pengumpulan Data
3.8.1 Wawancara ( Interview)
3.8.2 Daftar Pertanyaan ( Questioner)
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan (Questioner), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Daftar pertanyaan (Questioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:120).
Daftar pertanyaan (Questioner) dibuat dengan menggunakan pertanyaan terbuka, yaitu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan untuk menjelaskan identitas responden dan pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang meminta responden untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dari setiap pertanyaan.
3.8.3 Studi Dokumentasi
Studi pustaka adalah suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku dan literatur-literatur lain yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penggunaan data sebagai teori dasar yang diperoleh serta dipelajari dalam kepustakaan tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pada jajanan malam Jalan Setia Budi Medan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Table 3.3 Item-Total Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted p1 64.6333 63.689 .646 .906 p2 64.6333 63.689 .630 .903 p3 65.1000 61.817 .500 .909 p4 64.8667 61.292 .741 .899 p5 64.8000 61.476 .707 .900 p6 64.6000 67.628 .366 .913 p7 64.5000 65.638 .456 .909 p8 64.8667 65.085 .535 .906 p9 64.8667 61.292 .741 .899 p10 65.1333 59.637 .589 .906 p11 64.9667 61.482 .579 .905 p12 64.6333 63.689 .635 .905 p13 64.8000 61.476 .707 .900 p14 64.6333 63.689 .630 .903 p15 64.8667 61.292 .741 .899 p16 65.1000 61.817 .500 .909
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:86) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin megukur kuesioner didalamnya,pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya.Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada pedagang jajanan malam di kawasan medan johor.
dengan kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan menggunakan program dengan kriteria sebagai berikut:
bila : r hitung > r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid. r hitung ≤ r tabel , berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.4
Uji Validitas Instrumen
No Corrected Item-Total
Correlation(r hitung)
rtabel n=30,α 5%
Keterangan
1 .646 0.361 Valid
2 .630 0.361 Valid
3 .500 0.361 Valid
4 .741 0.361 Valid
5 .707 0.361 Valid
6 .366 0.361 Valid
7 .456 0.361 Valid
8 .535 0.361 Valid
9 .741 0.361 Valid
10 .589 0.361 Valid
11 .579 0.361 Valid
12 .635 0.361 Valid
13 .707 0.361 Valid
14 .630 0.361 Valid
15 .741 0.361 Valid
16 .500 0.361 Valid
3.9.2 Uji Reliabilitas
digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaanyang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.
Oleh karena itu, perlu adanya validitas dan reliablitas. Uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS for windows terhadap 30 orang pedagang.
Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel. ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak reliable.
Tabel 3.5 Reliabilitas Instrumen
No Cronbach's
Alpha if Item Deleted
>0.80 Keterangan
1 .906 0.80 Reliabel
2 .903 0.80 Reliabel
3 .909 0.80 Reliabel
4 .899 0.80 Reliabel
5 .900 0.80 Reliabel
6 .913 0.80 Reliabel
7 .909 0.80 Reliabel
8 .906 0.80 Reliabel
9 .899 0.80 Reliabel
10 .906 0.80 Reliabel
11 .905 0.80 Reliabel
12 .905 0.80 Reliabel
13 .900 0.80 Reliabel
14 .903 0.80 Reliabel
15 .899 0.80 Reliabel
3.10 Model Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:206) analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014 : 114).
a. Pendekatan Histogram b. Pendekatan Grafik
c. Pendekata Kolmogorov-Smirnov
2) Uji Heteroskedastisitas
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas
Istilah kolniearitas ganda berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal, sedangkan kolinearitas ganda menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value
adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014 : 147), dimana:
Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan dan pengaruh variabel bebas (X1, X2,X3) terhadap variabel terikat (Y), untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS (Statistical Package for the Social Sciens) dengan rumus :
Y= a + b1X1 + b2X2 +b3X3 e
Keterangan :
b = Koefisien Linear Berganda X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Motif Berprestasi
X3 = Kemandirian Pribadi e = Standard Error
3.11.1 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan :
a. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)
Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara signifikan dari variable terhadap variable terikat dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan (df)
b.Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi. c. Menentukan kriteria keputusan:
H0 diterima bila thitung<ttabel pada α = 5% H0 ditolak bila thitung>ttabelpada α = 5% b. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat .
H0 : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat .
Kriteria pengambilan keputusannya adalah : H0diterima jika F hitung< Ftabel pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > F tabel pada α = 5%
3.11.2 Koefisien Determinasi (R2)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Unik dan lezat merupakan kunci penting untuk membangun sebuah bisnis kuliner yang segar sehingga bisnis kuliner digemari oleh para konsumen. Beragam bisnis kuliner yang telah ada saat ini, saling berlomba-lomba untuk memberikan keunikan tersendiri bagi para konsumen mereka, mulai dari keunikan rasa sampai dengan keunikan konsep.
Saat ini, tempat yang menyediakan makanan tidak hanya dijadikan tempat untuk bersantap saja. Makan di tempat jajanan juga dijadikan sebagai sarana untuk berkumpul dan bersosialisasi. Wirausaha kuliner melihat keadaan ini sebagai peluang untuk membuat bisnis mereka menjadi lebih berkembang. Oleh karena itu, tempat jajanan saat ini tidak hanya menawarkan makanan yang lezat saja, tetapi mereka juga menawarkan berbagai suasana.untuk dapat membuat konsumen lebih lama berada di tempatpenjual makanan.
setiap jalan yang ada di kota medan dengan keunikan dan kekhasan makanan yang dijual masing-masing wirausaha kuliner.
Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti jajanan malam yang terletak pada jalan Setia Budi Medan yang banyak menjual jajanan malam yang beraneka ragam. Para wirausahaan membuka usaha makanan dan minuman mereka pada jam 5 sore hingga jam 11 malam setiap harinya.
Beberapa jenis jajanan malam pada jalan Setia Budi Medan yang terdiri dari makanan dan minuman antara lain :
1. Lontong malam Bu Ratna 2. Minuman tradisional jamu 3. Menara martabak
4. Sate Jo Andah
5. Martabak cinta bunda 6. Roti John
7. Angel sea food 8. Martabak Gapa 9. Nasi goreng Medan 10.Ayam penyet azka 11.Gita burger
12.Bakso pakdhe 13.Cireng
16.Lontong malam makmur 17.Jarum tiram
18.Martabak ardhi 19.Minuman bandrek 20.Pempek
21.Roti cane 22.Rumah kelapa 23.Sea food 2000 24.Putu bamboo 25.Susu murni 26.Kerang rebus
27.Lontong malam bu endang 28.Mie aceh rahmat
29.Nasi soto medan 30.Kasmir sop kambing 31.Bubur ayam parahyangan
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif
kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan. Variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel motif berprestasi (X2) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel kemandirian pribadi (X3) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan dan variabel perilaku kewirausahaan (Y) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 60 orang responden.
4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin dan pendidikan, lama berwirausaha dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut:
4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia 17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia 22-26 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis kelamin laki-laki.
4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan
Distribusi responden berdasarkan dengan pendidikan terakhir responden sebagai berikut:
Usia * Jenis Kelamin Crosstabulation
j.kelamin * usia Crosstabulation Count
Usia Total
17-21 22-26 27-30
j.kelamin
Laki-laki 0 22 14 36
perempuan 4 12 8 24
Total 4 34 22 60
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan
j.kelamin * pendidikan Crosstabulation Count
Pendidikan Total
SMA D3 S1
j.kelamin
Laki-laki 24 7 5 36
Perempuan 15 7 2 24
Total 39 14 7 60
Sumber: Output SPSS, (2015)
Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan 5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis kelamin perempuan 7 orang dengan pendidikan D3 dan 2 orang bependidikan S1. Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir pekan. Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan pendidikan SMA.
4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha
usia * lamausaha Crosstabulation Count
Lamausaha Total
1-3 tahun 4-6 tahun 7-10 tahun
Usia 17-21 22-26 3 20 1 9 0 5 4 34
27-30 14 6 2 22
Total 37 16 7 60
Sumber: Output SPSS, (2015)
Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang ada di Jalan Setia Budi sebanyak 20 pedagang telah membuka usaha selama 1-3 tahun, 9 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun dan 5 pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel
Pengetahuan Kewirausahaan
Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat dijelaskan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan
Item SS S KS TS STS Total
Rata-rata
F % F % F % F % F % F %
1 34 56,7 24 40,0 0 0 2 3,3 0 0 60 100 4,50 2 34 56,7 32 53,3 0 0 6 10,0 2 3,3 60 100 5,20 3 20 33,3 32 53,3 0 0 6 10,0 2 3,3 60 100 4,03 4 34 56,7 24 40,0 2 3,3 0 0 0 0 60 100 4,53
Total Rata-rata 4,56
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan 1 “ wirausahawan harus tahu segala seluk-beluk usaha
yang akan dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7% paling dominan menyatakan sangat setuju.
2. Pada pernyataan 2 “ wirausahawan harus tahu seberapa besar peluang
usaha yang akan dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7%
paling dominan menyatakan sangat setuju.
3. Pada pernyataan 3 “ wirausahawan harus mengtahui tanggung jawabnya
kepada konsumen”, sebanyak 32 responden atau 53,3% paling dominan
menyatakan setuju.
4. Pada pernyataan 4“ wirausahawan harus mempunyai pengetahuan tentang
bagaimana harus mengelola usaha yang harus dijalankannya”, sebanyak 34 responden atau 56,7% paling dominan menyatakan sangat setuju.
4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif
Berprestasi
[image:40.595.112.513.624.728.2]Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi
Item SS S KS TS STS Total
Rata-rata
F % F % F % F % F % F %
5 28 46,7 28 46,7 0 0 4 6,7 0 0 60 100 4,33 6 34 56,7 24 40,0 2 3,3 0 0 0 0 60 100 4,53 7 42 70,0 16 26,7 0 0 2 3,3 0 0 60 100 4,63 8 20 33,3 38 63,3 0 0 2 3,3 0 0 60 100 4,26
Total Rata-rata 4,43
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
5. Pada pernyataan 5“wirausahawan harus mempunyai mental tidak mudah
menyerah”, sebanyak 28 responden atau 46,7% paling dominan
menyatakan sangat setuju.
6. Pada pernyataan 6“ wirausahawan harus selalu membuat inovasi dalam
usahanya”, sebanyak 34 responden atau 56,7% paling dominan
menyatakan sangat setuju.
7. Pada pernyataan 7“ wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan
sesuatu yang baru dalam usahanya”, sebanyak 42 responden atau 70,0%
paling dominan menyatakan sangat setuju.
8. Pada pernyataan 8“ wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang
yang ada dipasaran”, sebanyak 38 responden atau 63,3% paling dominan
menyatakan setuju.
4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel
Kemandirian Pribadi
[image:41.595.108.515.623.728.2]Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi
Item SS S KS TS STS Total
Rata-rata
F % F % F % F % F % F %
9 24 40,0 32 53,3 0 0 4 6,7 0 0 60 100 4,26 10 18 30,0 36 60,0 0 0 0 0 6 10,0 60 100 4,00 11 24 40,0 28 46,7 4 6,7 2 3,3 2 3,3 60 100 4,16 12 34 56,7 24 40,0 0 0 2 3,3 0 o 60 100 4,50
Total Rata-rata 4,23
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:
9. Pada pernyataan 9“wirausahawan harus mengandalkan kemampuan diri
sendiri terlebih dahulu”, sebanyak 32 responden atau 53,3% paling
dominan menyatakan setuju.
10.Pada pernyataan 10“ wirausahawan harus bisa mengatasi masalah
keuangannya sendiri”, sebanyak 36 responden atau 60,0% paling dominan
menyatakan setuju.
11.Pada pernyataan 11“ wirausahawan harus dapat menghadapi resiko yang
akan datang dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau
46,7% paling dominan menyatakan setuju.
12.Pada pernyataan 12“ wirausahawan harus berani berfikir kedepan ”,
sebanyak 34 responden atau 56,7% paling dominan menyatakan sangat setuju.
4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel
Perilaku Kewirausahaan
[image:42.595.110.515.623.728.2]Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden untuk Perilaku Kewirausahaan
Item SS S KS TS STS Total
Rata-rata
F % F % F % F % F % F %
12 28 46,7 28 46,7 0 0 4 6,7 0 0 60 100 4,33 13 34 56,7 24 40,0 0 0 2 3,3 0 0 60 100 4,50 14 24 40,0 32 53,3 0 0 4 6,7 0 0 60 100 4,26 15 20 33,3 32 53,3 0 0 6 10,0 2 3,3 60 100 4,03
Total Rata-rata 4,28
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
13.Pada pernyataan 13“ wirausahawan harus mempunyai sikap disiplin dala
menjalankan usahanya”, sebanyak 28 responden atau 46,7% paling
dominan menyatakansangat setuju.
14.Pada pernyataan 14“ wirausahawan harus berkomitmen tinggi terhadap
diri sendiri dan karyawan”, sebanyak 34 responden atau 56,7% paling
dominan menyatakan sangat setuju.
15.Pada pernyataan 15“ wirausahawan harus mempunyai sifat jujur dalam
menjalankan usahanya”, sebanyak 32 responden atau 53,3% paling dominan menyatakan setuju.
16.Pada pernyataan 16“ wirausahawan harus percaya diri dalam menjalankan
usahanya agar menuju kesuksesan”, sebanyak 32 responden atau 53,3%
paling dominan menyatakan setuju.
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh / hubungan antara variabel independent (komponen pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi) dan variabel dependent
analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.
[image:44.595.104.534.338.462.2]Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil dari analisis regresi linear berganda seperti berikut ini :
Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e
= 1.552 + 0,706X1 + 0,230X2 +0,141X3+ e
Keterangan :
Y1 = Perilaku Kewirausahaan a = Konstanta
b1 = Koefisien Linear Berganda X1 = Pengetahuan Kewirausahaan X2 = Motif Berprestasi
X3 = Kemandirian Pribadi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.552 1.045 1.485 .143
peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000
motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009
e = Standard Error.
1. Konstanta (a) pada Y = 1.552 artinya walaupun variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka perilaku kewirausahaan akan tetap 1.552.
2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan (X1) = 0,706 artinya apabila pengetahuan kewirausahawan dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,706.
3. Koefisien regresi motif berprestasi (X2) = 0,230 artinya apabila motif berprestasi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,230.
4. Koefisien regresi kemandirian pribadi (X3) = 0,141 artinya apabila kemandirian pribadi dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan perilaku kewirausahaan sebesar 0,141.
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
4.4.1.1 Uji Normalitas
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu:
1. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Gambar 4.1
Hasil Uji Regression Standartized Residual
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
[image:47.595.180.457.108.321.2]Gambar 4.2
Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual
Pada Gambar 4.2P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.
2. Analisis Statistik
Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik
Tabel 4.9
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .77868986
Most Extreme Differences
Absolute .091
Positive .050
Negative -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .704
Asymp. Sig. (2-tailed) .704
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Peneitian (2015) (diolah)
Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121) bahwa, apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.9 dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,704 lebih besar dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 0,704 lebih kecil dari 1,97, sehingga model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.
4.4.1.2 Uji Heterokedastisitas
1. Analisis Grafik
Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas.
Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.
2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Gambar 4.3
Scatterplot Uji Heterokedastisitas
2. Analisis Statistik
Kriteria keputusan:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas
2. Jika probabilitas < 0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas.
[image:50.595.109.500.387.517.2]Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.9 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.
Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .490 .584 .840 .405
peng.kewirausahaan .023 .042 .116 542 .590
motifberprestasi .075 .048 .302 1.572 .122
kemandirianpribadi .047 .037 .276 1.252 .216
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
4.4.1.3 Uji Multikolinieritas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi linier berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance
[image:51.595.117.505.429.568.2]mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2008:147). Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Pada Tabel 4.11 variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berpestasi, dan kemandirian pribadi memiliki nilai Tolerance(0,362), (0,452), (0,343), > 0,1 dan nilai VIF (2,760), (2,211), (2,917) < 5 maka variabel tersebut tidak terkena multikolinearitas.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.552 1.045 1.485 .143
peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000 .362 2.760
Motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009 .452 2.211
4.5 Pengujian Hipotesis
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Uji - F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1,X2,X3) berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Perilaku Kewirausahaan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara tidak serentak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel terikat (Y) berupa Perilaku Kewirausahaan.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) berupa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi terhadap variabel terikat (Y) berupa Perilaku Kewirausahaan.
Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for
Tabel 4.12
Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 295.158 3 98.386 154.007 .000b
Residual 35.775 56 .639
Total 330.933 59
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
b. Predictors: (Constant), kemandirianpribadi, motifberprestasi, peng.kewirausahaan
Dari hasil Uji - F pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi dan Kemandirian Pribadi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,00 < 0,05 atau nilai Fhitung 154.007> Ftabel (2,77).
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen, kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Ha diterima jika thitung> ttabel pada α = 5%
[image:54.595.113.504.304.435.2]Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.552 1.045 1.485 .143
peng.kewirausahaan .706 .076 .682 9.338 .000
motifberprestasi .230 .085 .176 2.701 .009
kemandirianpribadi .141 .067 .158 2.106 .040
a. Dependent Variable: perilakukewirausahaan
1. Pengetahuan kewirausahaan
Pengetahuan kewirausahaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,00) < 0,05, dan nilai thitung (9.338)> ttabel (1,67), artinya jika ditingkatkan variabel Pengetahuan kewirausahaan sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan akan meningkat sebesar 0,706 satuan, maka Ha diterima.
2. Motif Berprestasi
thitung (2.701)> ttabel (1,67), artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaanakan meningkat sebesar 0,230 satuan. 3. Kemandirian Pribadi
Kemandirian Pribadi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,040) < 0,05, dan nilai thitung (2.106)> ttabel (1,67), artinya jika ditingkatkan variabel Motif Berprestasi sebesar satu satuan maka Perilaku Kewirausahaan akan meningkat sebesar 0,141 satuan.
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.14
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .944a .892 .886 .79928
a. Predictors: (Constant), kemandirianpribadi, motifberprestasi,peng.kewirausahaan
Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)
Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa:
[image:56.595.178.445.438.577.2]1. R= 0,944 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi sangat erat sebesar 94,4%. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
Tabel 4.15
Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang dan Lufti (2014:163)
2. Adjusted R square sebesar 0,886 berarti 88,6% faktor – faktor perilaku kewirausahaan dapat dijelaskan oleh pengetahuan produk, motif berprestasi dan kemandirian pribadi dalam penelitian ini.
deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 7.9928. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Perilaku
Kewirausahaan
wirausahawan kedepannya yang akan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ahmad (2014) Pengaruh antara pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan pedagang pasar. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadiberpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.
4.6.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Perilaku Kewirausahaan
ingin berprestasi. Dengan adanya motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat wirausahawan akan selalu membuat perubahan dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Qomariah (2011) Pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap daya saing usaha. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh positif terhadap perilaku kewirausahaan.
4.6.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan
Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), kemandirian pribadi memiliki pengaruh terhadap perilaku kewirausahaan dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha jajanan malam jalan Setia Budi Medandengan nilai signifikan 0,40. Menurut Hendro (2011:22) kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung pada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan sampai pada pencapaian kepuasan.
responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 4,23 dimana 4,23 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Setia Budi Medan memiliki kemandirian pribadi. Kemandirian pribadi yang dimiliki wirausahaanakan berpengaruh kepada wirausahawan dalam perilaku kewirausahaan menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan datang dalam usahanya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap perilaku kewirausahaan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji F), bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.
2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pada pedagang jajanan malam di jalan Setia Budi Medan. Motif berprestasijuga berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan.Dan begitu pula dengan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Adapun dari ketiga variabel ini yang lebih dominan adalah pemgetahuan kewirausahaan terhadap perilaku kewirausahaan.
5.2 Saran
1. Pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian dalam penelitian ini. Pada penelitian ini pengetahuan yang dimiliki oleh para pedagang jajanan malam jalan Setia Budi Medan sudah cukup baik. Pengetahuan yang dimiliki wirausahawan telah sesuai dengan usaha yang dijalankan. Pada penelitian ini peneliti memberi masukan agar wirausaha dapat selalu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki dan tidak takut untuk belajar hal-hal yang baru agar usaha yang dikelola tidak ketinggalan perkembangan pasar. Wirausaha harus lebih giat lagi untuk mencari informasi dari berbagai sumber infomasi agar usaha yang dijalankan mengikuti kemauan konsumen yang akan membuat usaha tersebut tetap berjalan dalam jangka waktu yang panjang.
3. Pada penelitian ini variabel kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikanperilaku kewirausahaan. Dalam hal ini peneliti melihatkemandirian pribadi yang telah dilakukan oleh wirausahaan sudah cukup baik, dikarenakan pada beberapa faktor seperti faktor keuangan telah dilakukan dengan modal sendiri ini merupakan salah satu aspek kemandirian pribadi yang tekah dilakukan oleh wirausahawan. Kemandirian juga terlihat dari menjalankan usaha yang mereka jalankan sendiri hanya beberapa usaha yang membutuhkan orang lain untuk membantu menjalankan usahanya. Dalam penelitian ini peneliti melihat para wirausaha jajanan malam di jalan Setia Budi Medan telah memiliki perilaku kewitrausahaan yang baik dalam hal kemandirian pribadi. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wirausaha
Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa
Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt
dalam Riyanti (2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa)
dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa
dalam usaha.
Menurut Zimmerer & Schorborough dalam Suryana(2003:15) : “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty
for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and
assembling the necessary resources to capitalize on them”.
Menurut Marzuki Usman dalam Suryana (2003:15) wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
bisnis, inovator, penanggung risiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.
Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Pengertian wirausaha yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan definisi yang dikemukakan diatas sebagai berikut: ”wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri dan bersedia mengambil resiko pribadi dalam menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”. Definisi ini hanya
berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya. Oleh karena itu penelitian ini hendak melihat peran dari orang yang memimpin usaha miliknya sendiri. Dengan demikian, dia bertanggungjawab penuh terhadap hasil akhir dari upaya mengantisipasi peluang dan hambatan demi kemajuan usahanya.
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Menurut Riani (2005:11) kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
[image:67.595.107.540.371.614.2]Menurut Meredith dalam Suryana(2013:24) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme.
(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan insiatif.
(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel (6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif.
1. Rasa tanggung jawab (desire for responsibility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu berkomitmen dan mawas diri.
2. Memilih resiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to succes), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya umpan balik dengan segera, cepat berhasil.
5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6. Berorientasi kedepan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh kedepan.
7. Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at organizing) yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
2.2 Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang inovatif demi terciptanya peluang.
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya, menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan keterampilan. Keterampilan tersebut dapat berupa keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup. Wirausahawan harus memiliki sikap, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya. Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.
2.3 Motif Berprestasi
Wirausahawan selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Artinya wirausahawan melakukan suatu hal secara tidak asal-asalan, sekalipu