• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Dipo 38 Pangkalan Susu Kab. Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kelayakan Bisnis (Studi Pada Rumah Makan Dipo 38 Pangkalan Susu Kab. Langkat)"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN SKOR

JAWABAN

Skor Jawaban Angket Variabel X (Kualitas Pelayanan )

No Nomor item intrumens/angket

(2)

Skor Jawaban Angket

Variabel Y (Kepuasan Pelanggan)

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, yacob, 1998 .Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama: Rineka Cipta, Jakarta

Juliandi, Azuar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Bisnis. Medan: M2000

Ayodya, Wulan. 2008. Mengenal Usaha Warung Makan. Jakarta: Esensi Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama, Medan: USU Press

Wiratha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan, Bandung:

Alfabeta

Situmorang, Syafrizal Helmi. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama, Medan: USU Press

Didit dan Triani. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001. Principle Of Marketing. 9th Edition. New Jersey: Prentice Hall

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi pemasaran. Yogyakarta : CV Andi Offset Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Skripsi

Elda, Wulandari, 2013. analisis studi kelayakan bisnis Pada usaha franchise Burger ( Studi kasus pada mega burger cabang eka rasmi).

Skripsi. Medan: Fisip USU.

Nurcahyo,2011 Analisi Kelayakan Bisnis ( Studi kasus pada PT. Pemuda Mandiri Sejahtera). Skripsi.Bogor: FT UI.

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta karakteristik populasi atau bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun implikasi. (Wiratha 2005:155). 3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Makan Dipo 38 jl. Diponegoro Kecamatan Pkl.susu Kabupaten Langkat.

3.3 Informan Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini maka peneliti mengkaji informasi melalui informan penelitian yang terdiri atas:

1. Informan kunci: Pemilik Usaha Rumah Makan Dipo 38

2. Informan utama: Karyawan ataupun pegawai Rumah Makan Dipo 38 3. Informan tambahan: Konsumen Rumah Makan Dipo 38

3.4 Jenis dan Sumber Data

(11)

primer adalah data yang dikumpulkan melalui intrument seperti wawancara, angket/kuisoner, pengamatan/observasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan. Data aslinya tidak diambil oleh peneliti tetapi oleh pihak lain (Azuar 20013:67)

Adapun sumber dari dua penelitian ini didapat melalui: 1. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian melalui observasi dan interview (wawancara) kepada pemilik, karyawan dan konsumen Rumah Makan Dipo 38.

2. Data Sekunder

Peneliti memperoleh data sekunder dari buku-buku ataupun literatur ilmiah,jurnal ilmiah dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian ini. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pada kegiatan ini pengumpulan data langkah-langkah yang harus ditempuh bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data maupun data sekunder yaitu merupakan sumber data yang tidak langsung kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain dan dokumen. Dalam rangka mendiskripsikan variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara

(12)

wawancara tak berstruktur yaitu wawancara yang dilakukan berdasarkan pada suatu pedoman atau catatan yang berisi butir-butir atau pokok-pokok pemikiran mengenai hal yang ditanyakan pada waktu interaksi tatap muka langsung antara peneliti dan respoden.

2. Pengamatan

Pengamatan merupakan metode yang pertama kali digunakan dalam penelitian ilmiah, dimana peneliti dapat secara langsung mengetahui sasaran yang akan diteliti. Pada penelitian ini, peneliti menggunaka observasi terus terang atau tersamar. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Akan tetapi suatu saat peneliti tidak harus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan bila dilakukan terus terang, maka peneliti tidak diizinkan untuk melakukan observasi. 3. Dokumen

(13)

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperolehdaroi hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. (Sugiyono 2005:244)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat analisis berupa analisis SWOT untuk merumuskan strategi pemasaran dengan pertimbangan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan strengths dan opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan weakness dan threats. Strengths, opportunity, weakness, threat merupakan faktor-faktor strategi perusahaan yang perlu dianalisi dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut pula analisis situasi dengan modal analisis SWOT. (Rangkuti 2009:18-19).

1. Tahap Analisis Data

(14)

a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS).

Tahapannya adalah:

1. Tentukan dan susunlah faktor–faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk katagori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat 42 efensiv, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.

(15)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Tabel 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Faktor-Faktor

Sumber : Rangkuti (2009)

b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)

(16)

eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Exterrnal Factors Analysis Summary (EFAS).

Tahapannya adalah sebagai berikut:

1. Tentukan dan susunlah faktor – faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

(17)

6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana strategis perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)

Faktor – factor

Strategi Eksternal

(1)

Bobot

(2)

Rating

(3)

Bobot x Rating

(4)

Peluang

1………..

2………..

3………..

Ancaman

1………..

2………..

3………..

Total

Sumber : Rangkuti (2009) 2. Tahapan Analisis

(18)

bahwa analisis atau diagnose ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi. Penggabungan IFAS dan EFAS dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS)

Variabel

Sumber : Rangkuti (2009)

Hasil yang akan diperoleh adalah:

(19)

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar di samping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari 47efensiv47efensiv lain untuk memperkuat varibel pengamatan atau strategi lainnya.

Secara lebih rinci, sub total dari masing-masing akan dimasukkan ke dalam Diagram SWOT untuk mengetahui posisi dan strategi apa yang akan diterapkan pada RM Dipo. Adapun Diagram SWOT seperti terlihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Diagram SWOT

3. Mendukung Strategi Trun Around

1. Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif

2. Mendukung Strategi

Diversifikasi

Kelemahan Kekuatan

(20)

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung keijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan bauk dari penjualan, asset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehinga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

(21)

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT untuk Memperoleh 49 efensive strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada diagram SWOT.

Tabel 3.4 Matriks SWOT

Sumber : Rangkuti (2009) IFAS

(22)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

(23)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Dipo 38

Usaha Rumaha Makan Dipo 38 ini berdiri sejak tahun 2001 yang merupakan bentuk bisnis usaha kecil yang dimiliki oleh ibu Elvida bergerak dalam bidang kuliner. Usaha ini dijalankan oleh pengelola yaitu ibu Elvida yang bertempat tinggal juga dilokasi dimana usaha itu berdiri yaitu di jalan Ponegoro No 38 P.susu Kab.Langkat. Alasanya Ibu Elvida memilih usaha warung makan ini karena Ibu elvida telah memiliki pengalaman didalam membuat berbagai jenis masakan.

Mengenai harga Rumah Makan Ibu Elvida tidak menetapkan harga yang terlalu tinggi karena tidak menutup kemungkinan harga tersebut dapat berubah sesuai dengan harga bahan baku dan banyaknya permintaan atau pemesanan. Dikarenakan harga yang cukup terjangkau, pihak Rumah Makan Ibu Elvida menginginkan semua kalangan baik dari kalangan mengengah ke bawah sampai menengah atas dapat menikmati semua masakan dan minuman. Ibu Elvida mempekerjakan sebanyak 3 orang pegawai dalam membantu usahanya.

(24)

sudah dikenal dipara kalangan yang berada didaerah tersebut. Usaha tersebut beroperasi pukul 10.00-21.00 WIB yang dimana dalam jenjang waktu tersebut setiap menu yang ada disediakan.

4.1.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi dari suatu bisnis, dapat membantu bisnis tersebut dalam mencapai tujuan bisnisnya. Visi dan Misi dirumuskan sebagai pedoman di dalam mencapai tujuan bisnis. Visi dan Misi Rumah Makan Dipo 38 sebagai berikut :

Visi :

1. Mengembangkan usaha Rumah Makan Dipo 38 menjadi lebih besar dan dapat dikenal masyarakat luas

2. Ingin menjadi pengusaha Rumah Makan yang sukses Misi :

1. Membuat inovasi terhadap jenis masakan yang sudah ada 2. Membuat rasa masakan yang lebih enak

3. Melayani dan memberikan masakan yang berkualitas 4.1.3 Struktur Organisasi Rumah Makan Dipo 38

(25)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Rumah Makan Dipo 38

Sumber : hasil penelitian Rumah Makan Dipo 38 (2015)

4.2 Penyajian Data

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan penelitian, maka hasil observasi dan wawancara akan diabagi atas dua lingkungan yaitu: lingkungan internal dan eksternal. Dalam lingkungan internal terdiri atas aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan operasional, dan aspek pemasaran dan lngkungan eksternal terdiri atas aspek kompetitor, pasar, dan aspek pemerintah.

1. Lingkungan Internal a. Aspek Keuangan

Dalam aspek berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara dengan informan penelitian diperoleh informasi bahwa sumber permodalan usaha rumah makan Dipo 38 ini bersumber dari pemilik

Pemilik Ibu Elvida

(26)

usaha itu sendiri dan seluruh sistem pergerakan arus kas yang meliputi uang keluar dan masuk diatur sendiri oleh pemilik usaha.

b. Aspek Sumber Daya Manusia atau Manajemen

Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam kegiatan oprasional usaha ini.dalam usaha ini diakrenakan usahanya masih bersifat tradisional dan pelaksaan kegiatan usaha masih bergantung pada keputusan pemilik sehingga pengaturan pekerja atau SDM yang diperkerjakan di usaha ini berlangsung cukup sederhana. Para pekerja merupakan kerabat dekat dan tetangga dari pemilik yang masing – masing dari mereka bekerja sebagai juru masak, kasir, dan pelayan yang bekerja dari jam 10.00 WIB – 22.00WIB.

c. Aspek Kegiatan Oprasional

Dalam menjalankan setiap kegiatan oprasional mulai dari penyiapan bahan baku untuk dimasak sampai ke penyajian maka pemilik menerapkan kegaiatan oprasional yang efektif dan efisien contohnya seperti: pemilihan bahan baku yang berkualitas baik yang dapat berdampak terhadap kualitas hasil yang baik dan daya tahan makanan yang juga baik, proses pemasakan setiap bahan baku dilaksakan dibawa kontrol pemilik sehingga dapat menjaga kualitas makanan, kemudia penyajian makanan secara bersih dan diseusaikan dengan keinginan dari pelanggan.

d. Aspek Pemasaran

(27)

variabel yang merupakan inti dari strategi pemsaran. Berikut ini merupakan hasil wawancara dan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti :

1. Produk (Product)

Produk yang dijual oleh Rumah makan Dipo 38 ini adalah makanan rumahan yang didasarkan pada kebutuhan sehari – hari dari setiap kosumen selain makanan Rumah makan Dipo 38 ini juga menyediakan aneka minuman dengan menu andalan dari rumah makan ini adalah Gulai Kakap Merah dan minuman cappuccino cincau. Seluruh bahan baku dari makanan dan minuman yang dijual oelh rumah makan ini berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilaksanakan oleh peneliti dan hasil pengamatan langsung diperoleh informasi bahwa bahan – bahan baku yang dipilih adalah bahan baku yang berkualitas baik, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadp seluruh hidangan yang dijual.

2. Harga (Price)

Harga yang diterapkan oleh Dipo 38 disesuaikan dengan Jenis makanan yang dipesan, hrag makanan berkisar dari Rp 8.000 – Rp. 15.000 dan minuman berkisar Rp 3.000 – Rp 6.000.

3. Tempat (Place)

(28)

dimana salah satu bagian rumah dari pemilik ini yaitu halaman dijadikan tempat usaha ini, lokasi rumah makan ini cukup strategis karena berada dipinggir jalan yang menjadi pusat lalu lintas di P.susu. berdasrkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan konsumen, lokasi rumah makan ini cukup baik walaupun hanya sederhana dimana bagunan hanya didirikan dengan dengan bambu dan seng saja karena halaman rumah pemilik banyak tumbuh pohon – pohon rindang dan tanaman – tanaman hijau yang dapat member kenyamanan kepada setiap pelanggan yang ingin makan di RM dipo 38 , selain itu lokasi parkir juga mampu memuat banyak kendaraan.

4. Promosi

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan informasi bahwa dalam menjalankan kegiatan promosinya, RM Dipo 38 menerapkan beberapa bagian dari promotion mix yaitu seperti: advertising, direct selling, dan Public Relationyang sifatnya masih tradisional.

1. Advertising, dipo 38 menerapkan kebijakan advertising atau iklan melalui medirikan pamflet iklan sebagai penunjuk dan memperkenalkan RM dipo 38 yang berposisi di pinggir jalan didepan RM dipo 38.

2. Direct selling, dipo 38 menerapkan penjualan langsung

(29)

3. Public Relation, RM dipo 38 menerapkan kegiatan yang dapat menampung komunitas pecinta sepak bola seperti kegiatan menonton sepak bola bareng atau nobar.

2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan ini merupakan lingkungan yang berada diluar lingkungan manajemen dan RM Dipo 38, lingkungan ini memiliki pengaruh terhadap ekistensi perusahaan dan citra perusahaan itu sendiri. Berikut ini merupakan aspek – aspek dari lingkungan eksternal :

a. Aspek Pasar

Pasar adalah tempat dimana pelaku usaha memasarkan produk yang dihasilkannya. Berdsarkan hasil wawancara dengan pemilik dan karyawan dari RM dipo 38 yang menjadi target pasar dari usaha ini adalah seluruh elemen masyarakat di P.susu mulai dari muda – tua . b. Aspek Kompetitor atau pesaing

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan peneliti diperoleh informasi bahwa pesaing dari RM Dipo 38 terdiri atas Rumah makan sederhana hingga Rumah makan besar yang berada disekeliling dari RM dipo 38 ini.

c. Aspek Pemasok

RM Dipo 38 memiliki pemasok hanya untuk produk tertentu saja seperti pemasok untuk minuman – minuman ringan dan juga rokok. d. Aspek Pemerintah

(30)

terhadap harga jual dan besaran margin keuntungan yang akan diperoleh oleh RM Dipo 38. Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan kepada pemilik usaha, pemilik usaha berharap pemerintah dapat menstabilkan harga – harga bahan baku dan barang pendukung usaha agar tercipta kestabilan pendapatan bagi usaha keci – menegah seperti RM Dipo 38.

4.3 Analisa Data

Untuk memperjelas segala sesuatu yang menjadi kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dari RM Dipo 38 ini maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT juga membantu pemilik usaha dalam mengetahui segala kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dari usaha yang didirikan. Selain itu analisis SWOT membantu pemilik usaha dalam menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan juga menunjukan keadaan usaha dari RM Dipo 38.

4.3.1 Faktor internal dari RM Dipo 38

Faktor internal adalah faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang ditinjau dari aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, aspek kegiatan operasional dan aspek pemasaran.

Adapun aspek-aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Faktor Internal RM Dipo 38

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Aspek Keuangan

1. Keuangan dikendalikan oleh satu kendali yaitu pemilik

Aspek keuangan

(31)

2. Modal bersumber dari pemilik dan bukan dari pinjaman

modal yaitu pemilik.

Aspek Sumber Daya Manusia

1. Karyawan yang bekerja terampil 2. Sistem kekerabatan antar pekerja

Aspek Sumber Daya manusia

1. Kurangnya disiplin kerja pegawai

Aspek Kegiatan Operasional

1. Efisien waktu dalam penyediaan makanan yang dipesan

2. Menyiapkan makanan dengan steril 3. Pelayanan yang baik

Aspek Kegiatan Operasional

1. Kelengkapan alat oprasional yang masih terbatas

Aspek Pemasaran

1. Lokasi yang strategis 2. Harga yang terjangkau

Aspek pemasaran

1. Masih kurang intensif dalam menjalankan strategi pemsaran

2. Kurangnya promosi yang menarik minat konsumen

Sumber : Hasil Peneliti (2015).

4.3.2 Faktor eksternal usaha Rumah Makan Dipo 38

Faktor eksternal adalah faktor – faktor peluang dan ancaman yang ditinjau dari aspek pasar, aspek kompetitor atau pesaing, aspek pemasok, aspek pemerintah.

(32)

Tabel 4.2 Faktor eksternal usaha RM 38

Peluang Ancaman

Aspek Pasar

1. Target pasar yang pasti (target pasar adalah masyarakat yang melintasi jalan P.susu.

2. Gaya hidup masyarakat yang mau serba instan dan memerlukan makanan siap makan tanpa harus memasak sendiri

3. Gaya hidup masyarakat di P.sus yang sangat senang berkumpul dan menghasbiskan waktu di Rumah makan, warung, dll

Aspek competitor

1. Pesaing menerapkan harga yang lebih murah

2. Pesaing menjual jenis – jenis makanan baru yang dapat menarik daya tarik konsumen

Aspek Pemasok

1. Pemasok yang selalu menyediakan bahan baku

Aspek Pemerintah

1. Peraturan pemerintah terhadap penetapan harga – harga bahan baku seperti beras dan bahan baku lainnya yang masih belum stabil

Sumber : Hasil Penelitian (2015)

4.3.3 Matriks SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Threats)

(33)

empat set kemungkinan alternatif strategis yang dapat diambil oleh pemilik RM Dipo 38 dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan demikian Dipo 38 dapat lebih meningkatkan dalam kemampuan menguasai, mempertahankan suatu posisi pasar. Kemampuan usaha RM dipo 38 mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya, pangsa pasar, dan ukuran bisnisnya (skala usahanya).

Suatu usaha kuliner dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bila memiliki sesuatu yang lebih dari pesaingnya dalam menarik konsumen dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekankan usaha kuliner. Matriks SWOT pada RM Dipo 38 dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.3 Matriks SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunity, Threats)

Kekuatan (Strength-S) 1. Keuangan dikendalikan oleh satu kendali yaitu pemilik

2. Modal bersumber dari pemilik dan bukan dari pinjaman

3. Memiliki Karyawan yang terampil

4 Sistem kekerabatan antar pekerja

5. Efisien waktu dalam penyediaan makanan yang dipesan

6. Menyiapkan makanan dengan steril

7. Pelayanan yang baik 8. Lokasi yang strategis 9. Harga yang sesuai dengan kualitas

4. Masih kurang intensif dalam menjalankan strategi pemsaran

5. Kurangnya promosi yang menarik minat konsumen

(34)

O)

1. Target pasaryang masyarakat yang siap makan tanpa harus memasak sendiri

4. Pemasok yang selalu menyediakan bahan yang baik dengan para pelanggan harga yang lebih murah 2. Pesaing menjual baku seperti beras dan bahan baku lainnya atau ciri khas dari dari Dipo 38.

3, Menyesuaikan oprasionalisasi

pengolahan makanan

dengan peraturan pemerintah tentang harga

– harga bahan makanan

Strategi WT

Sumber : penelitian tahun (2015).

(35)

Sehingga dapat diambil kesimpulan oleh pemilik RM Dipo 38 bagaimana dalam menjalankan usaha dalam melakukan keputusan menghadapi persaingan yang semakin ketat.

a. Strategi Strenght-Opportunities (SO)

Strategi ini menggunakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dipakai dalam memanfaatkan segala kesempatan yang ada sehingga perusahaan dapat memiliki keunggulan bersaing dengan usaha rumah makan sejenis lainnya.

b. Strategi Strenght-Threats (ST)

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh rumah makan untuk mengatasi ancaman yang ada.

c. Strategi Weaknesses-Opportunities (WO)

Strategi ini menggunakan suatu peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang menjadi kendala rumah makan.

d. Strategi Weaknesses-Threats (WT)

Strategi menggunakan cara dengan meminimalkan kelemahan, serta menghindari ancaman yang ada. Dalam kondisi yang menjadi hambatan seperti ini perusahaan harus cepat dalam mengantisipasinya sehingga tujuan dapat tercapai.

4.4 Strategi Pengambilan Keputusan

Melakukan Perumusan dengan Matriks IFAS dan EFAS 1. Matriks IFAS

(36)

bobot pada masing – masing faktor dengan skala 1,0 (paling penting) hingga 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut dalam usaha ini. Lalu menghitung rating untuk masing – masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh terhadap usaha ini.Lalu mengalikan bobot dan rating sehingga memperoleh pembobotan.

Tabel 4.4 MatriksIFAS (Internal Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Bobot x

Rating

Strengths (S)

Aspek Keuangan

1. Keuangan dikendalikan oleh satu kendali yaitu pemilik

0,03 2 0,06

2. Modal bersumber dari pemilik dan bukan dari pinjaman

0,10 2 0,20

Aspek Sumber Daya Manusia

1. Karyawan yang bekerja terampil 0,08 3 0,24

2. Sistem kekerabatan antar pekerja 0,06 3 Aspek Kegiatan Operasional

1. Efisien waktu dalam penyediaan makanan yang dipesan

0,11 3 0,33

2. Menyiapkan makanan dengan steril

1. Cadangan Modal terbatas karena hanya bersumber dari satu sumber modal yaitu pemilik.

(37)

Aspek Sumber Daya manusia

1. Kurangnya disiplin kerja pegawai

0,03 3 0,09

Aspek Kegiatan Operasional

1. Kelengkapan alat oprasional yang masih terbatas

0,02 2 0,04

Aspek pemasaran

1. Masih kurang intensif dalam menjalankan strategi pemsaran

0,06 3 0,18

2. Kurangnya promosi yang menarik minat konsumen

0,05 3 0,15

Sub Total 0,19 0,32

TOTAL 1,00 3,26

Sumber : Hasil Penelitian (2015).

Dari hasil analisis pada matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary), Strength (S) memiliki faktor yang paling menonjol yaitu faktor dari

lokasi yang strategis, harga yang sesuai kualitas dengan nilai sub total 2,94. Dan pada Weakness (W), memiliki nilai sub total 0,32 dengan faktor yang menonjol adalah faktor tidak memiliki Masih kurang intensif dalam menjalankan strategi pemasaran dan Kurangnya promosi yang menarik minat konsumen.

2. Matriks EFAS

(38)

Tabel 4.5 Matriks EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary)

Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x

Rating Opportunities (O)

Aspek Pasar

1. Target pasar yang masyarakat yang melintasi jalan raya P.susu.

0,13 3 0,39

2. Gaya hidup masyarakat yang mau serba instan dan memerlukan makanan siap makan tanpa harus memasak sendiri

0,18 3 0,54

3. Gaya hidup masyarakat di P.sus yang sangat senang berkumpul dan menghasbiskan waktu di Rumah makan, warung, dll

0,16 4 0,64

Aspek Pemasok

1. Pemasok yang selalu menyediakan bahan baku

0,12 1 0,12

Sub Total 0,59 1.69

Threaths (T) Aspek Kompetitor

1. Pesaing menerapkan harga yang lebih murah

0,20 1 0,20

2. Pesaing menjual jenis – jenis makanan baru yang dapat menarik daya tarik konsumen

0,15 2 0,30

Aspek Pemerintah

1. Peraturan pemerintah terhadap penetapan harga – harga bahan baku seperti beras dan bahan baku lainnya

0,06 2 0,12

Sub Total 0,41 0.62

TOTAL 1,00 2,31

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

(39)

sebesar 0,41 yang paling menonjol adalah faktor Pesaing menerapkan harga yang lebih murah.

Setelah melakukan pembobotan IFAS dan EFAS maka, hasil pembobotan akan dijumlahkan dalam table berikut:

Tabel 4.6 Matriks IFAS+EFAS

Sub Total Strength = 2,94 Sub Total Weakness = 0,32 Sub Total Opportunity = 1,69 Sub Total Threat = 0,62 Total S+O = 4,63 Total W+T = 0,94

Sumber: Hasil Penelitian

Dari hasil penjumlahan IFAS+EFAS pada tabel 4.6 bahwa total S+O > W+T, maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

(40)

Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT Clothingan Blackstar

3. Mendukung Strategi Trun Around

1. Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif

2. Mendukung Strategi

Diversifikasi

Sumber: Hasil Penelitian (2015).

Dari hasil diagram SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dibutuhkan oleh usaha RM Dipo 38 adalah strategi kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi). Karena RM Dipo 38 memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang mendukung selain itu juga berdasarkan pengamatan langsung juga ditemukan kemauan dari pemilik usaha untuk mengembangkan usaha ini menjadi usaha yang lebih besar lagi dan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar juga .

Adapun strategi ditunjukkan dalam matriks SWOT yang menunjukkan kekuatan dan peluang usaha untuk menetapkan bahwa 3 aspek dalam penelitian ini yaitu: Pasar/pemasaran, Manajemen SDM, Teknis/Oprasional memiliki nilai

Kekuatan (2,94) Kelemahan

(0,32)

Peluang (1,69)

(41)

yang baik dan menjadi kekuatan dari pemilik RM Dipo 38 untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi.

4.5 Pembahasan

Pengembangan usaha tidak dapat dilakukan hanya dengan mengikuti trend pemasaran yang dilakukan oleh usaha lainnya, akan tetapi pengembangan usaha juga harus memperhatikan seluruh aspek dari usaha tersebut, baik itu aspek internal atau aspek eksternal dari usaha tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menghidari kesalahan dalam pemilihan strategi pemasaran dan peningkatan efektifitas dari kegiatan pemsaran yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.

Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi manajemen, aspek lingkungan dan aspek finasial secara komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif.

Berdasarkan hasil analisis tentang studi kelayakan bisnis tau usaha yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan analisis SWOT, berikut ini merupakan temuan dari hasil analisis SWOT tentang startegi pemasaran, teknis dan manajemen dari Dipo 38 :

(42)

aspek tersebut maka dapat disimpulkan bahwa RM Dipo 38 memiliki peluang untuk mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasaarnya. Sedangkan untuk kegiatan pemasaran sendiri, RM Dipo masih melaksanakan strategi pemasaran yang sifatnya konvensional, hal ini terjadi juga karena pemilik berpedoman bahwa fokus utama dari usahanya adalah pembuatan makanan yang baik dan sesuai dengan selerah dari konsumen karena setelah sesuai dengan selera konsumen maka konsumen tersebut akan datang kembali dan tidak menutup kemungkinan membawa konsumen baru.

2. Teknis/ oprasional, dalam pelaksanaan kegaiatan teknis dan oprasional usaha RM Dipo 38 sangatlah bergantung pada keputusan pemilik karena selain penanam modal dalam usaha ini, pemilik juga mengambil peran sebagai supervisor dan mengatur standar kerja dari setiap pegawai. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti bahwa kekurangan dalam kegiatan teknis dan oprasional usaha adalah masih kurang lengkapnya peralatan untuk kegiatan memasak seperti peralatan di Rumah makan modern, semua peralatan masih mengandalkan alat – alat dapur biasa akan tetapi untuk menutupi kekurangan tersebut pemilik selalu mengadakan perawatan terhadap setiap peralatan sehingga dapat menjaga kualitas makan dan kebersihan dari makanan yang di jual.

(43)

38 mengambil peran besar terhadap seluruh kegiatan usaha hal ini dikarenakan usaha yang masih berorientasi pada manajemen yang konvensional.

4.5.1 Pemanfaatan Peluang Usaha RM Dipo 38

Dalam Ismail Solihin, (2012: 128) peluang (opporturnities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan, dan apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan, maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan. Startegi pemsaran sebagai salah satu alat untuk memperkenalkan perusahaan dan produknya juga harus memperhatikan setiap peluang dan menjadikannya landasan penciptaan strategi pemasaran, berikut ini peluang dan strategi pemsaran untuk peningkatan pengunjung RM Dipo 38:

1. Gaya Hidup Masyarakat

(44)

4.5.2 Strategi Alternatif

Dilihat dari matriks IFAS dan EFAS yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai subtotal peluang dari peluang, ancaman serta kekuatan dan kelemahan dari . Peluang memiliki sub total sebesar1,69, ancaman memiliki sub total sebesar 0,62serta kekuatan memiliki nilai sub total 2,94 dan kelemahan memiliki sub total sebesar 0,32.

Kekuatan dan peluang memiliki nilai yang lebih unggul daripada nilai kelemahan dan ancaman. Maka dapat ditentukanlah strategi apa yang tepat untuk digunakan. Yang terlihat pada gambar 4.2 menunjukan bahwa strategi yang dilakukan adalah strategi pemsaran yang agresif dimana kekuatan dan peluang jika digabungkan akan memberikan berbagai cara untuk menumbuhkan atau mengembangkan usaha untuk meningkatkan penjualan melalui penambahan jumlah pengunjung dan keuntungan (dalam Freddy Rangkuti, 2009:20).

Dalam Kartajaya 2005 menyatakan konsep strategi pemasaran yang dikomsumsi dapat dikembangkan haruslah konsep pemasaran yang sudah terdefinisi sehingga orang tak lagi hanya berbicara bauran pemasaran, tetapi juga bagaimana memenagkan pasar (market share), serta memenangkan pangsa pikiran (mind share) dan memenangkan pangsahati dan perasaan (heart share). Didalamnya dibicarakan mengenai brand (merek) yang merupakan nilai yang terpenting, service yang merupakan value enabler dan proses merupakan perangkat atau pembangkit nilai (value enhancer). Juga dibicarakan tentang segmentasi, positioning, diperensiasi dan penjualan. . Dari hasil penelitian, usaha

(45)

pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya perusahaan, dimana RM Dipo 38 berkonsentrasi menerapkan pemasaran yang berfokus pada pemanfaatan setiap peluang yang ada dengan menggunakan kekuatan untuk pencapaian peningkatan jumlah konsumen dan meningkatkan daya saing dari RM Dipo 38.

(46)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis data yang dilakukan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis data yang diperoleh, usaha RM Dipo 38memiliki peluang dan kekuatan yang mampu mendukung usaha ini dapat untuk berkembang. Diperoleh dari hasil analisis matriks IFAS dan EFAS bahwa peluang memiliki bobot sebesar 1,69 dan kekuatan memiliki bobot 2,94. Dengan alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT menunjukan strategi SO atau strategi agresif sebagai berikut: Menciptakan strategi pemasaran yang lebih intensif, Menciptakan strategi promosi penjualan , Menjalin Hubungan yang baik dengan para pelanggan, Meningkatkan kesempurnaan pelayanan.

2. Kelemahan dan ancaman juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Namun pemilik mengabaikan kelemahan dan ancaman usaha ini. Dalam matriks IFAS dan EFAS kelemahan memiliki bobot 0,32 dan ancaman sebesar 0,62.

5.2 Saran

Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti dan diharapkan dapat bermanfaat bagi usaha RM Dipo 38, sebagai berikut:

(47)

2. Dengan banyaknya ancaman dari pesaing sejenis maka pemilik harus lebih kreatif lagi dalam menjalankan usaha ini, dengan membuat desain pemsaran yang lebih inovatif dan yang lebih menarik lagi dan selalu mengikuti selera pasar yang ada. Dengan begitu usaha ini akan tetap bisa bertahan dan lebih berkembang.

(48)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan yang juga sering disebut juga dengan studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya suatu proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Dalam hal ini studi kelayakan sering disebut juga dengan Feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Apakah akan menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang telah direncanakan ( Ibrahim, 1998:1). Pengertian layak tersebut dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat baik dalam arti finasial benefit maupun social benefit.

Sedangkan menurut Jumingan (2011:3) Studi kelayakan bisnis sering disebut juga kelayakan proyek adalan penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan berhasil. Istilahnya proyek mempunyai arti suatu pendirian usaha baru atau pengenalan suatu (barang atau jasa) yang baru kedalam suatu produk mix yang sudah ada selama ini. Pengertian keberhasilan bagi pihak berorentasi profit semata, biasanya mengartikan keberhasilan suatu proyek dalam artian yang lebih terbatas dibandingkan dengan pihak non profit yaitu diukur diukur dengan keberhasilan proyek tersebut dalam menghasilkan profit.

(49)

pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut, dan faktor-faktor lain dipertimbangkan terutama manfaatnya bagi masyarakat luas.

2.1.1 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Jumingan ( 2009 11-14) Tahapan- tahapan studi kelayakan bisnis adalah:

1. Menemukan Ide/Gagasan Usaha

Pada tahap ini menemukan ide/gagasan usaha yang layak diwjudkan biasanya timbul melalui serangkaian kegiatan berikut:

a. Melalui Bacaan

Bacaan yang berkaitan langsung dengan bidang usaha yang diminati. Dengan cara ini diketahui sudah seberapa jauh perkembangan bidang usaha tersebut saat ini, apa saja yang sudah dilakukan, teknologi yang sudah digunakan sampai saat ini apakah ada catatan data statistik yang menggambarkan realisasi dari kegiatan yang telah dilakukan pelaku bidang bissnis ini. Setelah itu akan muncul pertanyaan untuk melihat apakah masih ada peluang, jika ada kira-kira bagaimana caranya untuk merealisasikan peluang tersebut. Jika ide/gagasan itu sudah terbentuk biasanya akan terus-menerus mendorong pelaku untuk menggali sebanyak mungkin informasi yang berhubungan dengan ide/gagasan. b. Melalui Survei

(50)

temuannya merupakan suatu hasil temuan secara tidak langsung atau kebetulan, dan ternyata banyak hasil temuan dari teknologi yang ada sekarang adalah hasil dari ide/gagasan yang muncul melalui survei. c. Melalui Pengalaman Kerja

Ide/gagasan muncul setelah pelaku mengalami sendiri kegiatan apa saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk atau jasa. Dalam konteks ini pelaku terbiasa dengan kegiatan kerja secara menyeluruh sehingga sekecil apapun pekerjaan yang berhubungan dengan proses penciptaan produk dan jasa sudah dikuasai dengan baik. Istilah populer proses transfer teknologi kepada pelaku sudah berjalan dengan sempurna sehingga dapat menganalisis apakah masih ada peluang dan apakah mudah dan mungkin baginya untuk memulai usaha sendiri seperti yang sedang dilakukan sekarang. 2. Mempertimbangkan Alternatif Usaha

(51)

pembuatan produk/jasa, mudah untuk dipasarkan, dan tidak bertentangan dengan peraturan dan kebijakan pemerintah.

3. Tahap Analisis Data

Pelaku pada tahap ini melakukan analisis dari keputusan yang dibuat pada tahap kedua secara lebih detail dan cermat. Secara berurutan analisisnya meliputi hal-hal berikut:

a. Analisis pasar dalam usaha menentukan besarnya penerimaan dan biayanya yang dibutuhkan untuk memasarkan produk atau jasa yang sudah direncanakan sebelumnya.

b. Analisis teknis dan manajemen ditunjukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi, dan sebagainya yang semua harus lengkap kedalam kebutuhan dan yang diperlukan untuk dapat memproduksi barang dan jasa sesuai rencana.

c. Analisis lingkungan tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah untuk memastikan dampak yang terjadi jika produksi atau usaha jasa yang sudah direncanakan itu terlaksana baik mengenai dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan usaha yang direncanakan. Jika dampak itu sudah jelas maka analisisnya harus memperhitungkan apakah ada tambahan penerimaan atau sebaliknya jurus tambahan biaya yang diperlukan untuk menaggulangi kemungkinan adanya polusi atau limbah dari usaha yang sudah direncanakan.

(52)

sebagai hasil analisis pada tahap ini kurang dapat dipercaya atau kurang lengkap maka hasil yang akan dicapai pada tahap ini juga akan menjadi tidak optimal. Dengan kata lain, baik buruknya hasil analisis finansial sangat tergantung tahap-tahap sebelumnya.

2.2 Fungsi dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Jumingan (2011:7) Tujuan yang ingin dicapai dalam konsep studi kelayakan bisnis sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, Bahwa ada banyak pihak yang berkepentingan dengan studi kelayakan bisnis sehingga jika dirumuskan secara eksplist tujuan yang ingin dicapai dari konsep studi kelayakan bisnis ini sekurang-kurangnya ada empat yang berkepentingan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi pihak investor

Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi manajemen, aspek lingkungan dan aspek finasial secara komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif.

2 Bagi analisis studi kelayakan

Suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dan melakukan penilaian suatu usaha baru, pengembangan usaha baru pengembangan usaha atau menilai kembali usaha yang sudah ada.

(53)

Hasil studi kelyakan bisnis merupakan suatu peluang untuk menigkatkan kesejahteraan dan perokonomian rakyat baik terlibat langsung maupun muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat dari adanya usaha atau proyek tersebut.

4 Bagi pemerintah

Dari sudut pandang mikro, hasil dari studi kelayakan ini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja. Selain itu, Adapun usaha baru atau bekembangnya usaha lama sebagai hasil dari kelayakan bisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah, baik dari pajak pertambahan nilai maupun pajak penghasilan (pph) dan retribusi berupa biaya perizinan, biaya pendaftaran, biaya adminitrasi, dan secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional sehingga tercapai pertumbuhan dan kenaikan income perkapita.

2.3.1 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis

2.3.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

(54)

1. Menurut Safrizal (2007:43) pasar adalah orang –orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya.

2. Menurut Jumingan (2011:67) pasar adalah mengukur dan memperkirakan permintaan untuk menilaiu ketetapan waktu dan harga dari proyek dalam memproduksi baranng dan jasa. 2.3.1.2 Bentuk Pasar

Menurut Didit dan Triani (2009:8) pasar dapat dikelompokan menjadi empat yaitu :

1. Pasar Persaingan Sempurna

Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga aktivitas persaingan tidak tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada pangsa pasar.

2. Pasar Monopoli

Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja, karena tidak ada barang subtitusi dan tedapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah, penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis atau hak paten karena luas pasar tidak terlalu besar untuk dilayani.

3. Pasar Oglipoli

(55)

4 Pasar Persaingan Monopolistik

Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan monopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak 25efensiv. Karena barang yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang besar saja, pasar mirip dengan monopoli.

2.3.1.3 Macam-Macam Pasar

Menurut Didit dan Triani (2009:9) pasar dapat dikelompokan dalam empat yaitu:

1. Pasar Konsumen

Pasar barang dan jasa yang dibeli atau disewa perorangan atau keluarga untuk dikonsumsi selain, sendiri oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa .

2. Pasar Industri

Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijual maupun disewakan.

3. Pasar Reseller (Dijual kembali)

Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan organisasi yang biasa disebut pedagang menegah terdiri dari dealer, distributor, grosir, agen dan retail yang menjual kembali untuk mendapat keuntungan.

4. Pasar Pemerintah

(56)

2.3.1.4 Strategi Pasar Sasaran

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang (2007:49) sejumlah strategi dapat memandu pilihan pasar sasaran manajer. Adapun tiga srtategi yang sering digunakan yaitu:

1. Strategi Pasar Masal

Strategi ini dijalankan melalui dua tahap. Pertama mengabaikan semua perbedaan segmen dan dan mendesaian program pemasaran dan produk tunggal yang akan menarik sejumlah konsumen. Kedua adalah merancang produk dan program pemasaran terpisah untuk segmen-segmen yang berbeda ini sering disebut pemasaran serba aneka.

2. Strategi Pasar Ceruk

Strategi ini melayani satu atau lebih segmen terdiri atas sejumlah pelanggan yang mencari manfaat yang sangat khusus dari produk dan jasa.Strategi ini dirancang untuk mencegah persaingan langsung dengan perusahaan-perusahaan besar yang sedang memburu segmen yang lebih besar.

3. Strategi Pasar Pertumbuhan

Strategi ini disukai para pesaing yang lebih kecil untuk mencegah konfrontasi langsung dengan perusahaan-perusahaan besar sambil membangun jumlah penjualan dan pangsa pasar untuk masa depan. 2.3.1.5 Aspek Pemasaran

(57)

Aktivitas pemasaran tersebut antara lain perencanaan produk, kebijakan harga, melakuka promosi, distribusi, penjualan, pelayanan, membuat strategi pemasaran, riset pemasaran, sistem informasi pemasaran, dan lain-lain yang terkait dengan pemasaran.

Adapun tiga tahapan dalam praktik pemasaran, yaitu: 1. Pemasaran Swadaya

Ketika perusahaan masih kecil dan baru berdiri, dimana jumlah produk yang dijual tidak begitu banyak dan pengusaha baru belajar, maka pemasaran dilakukan dari individu ke individu, dari pintu ke pintu, dari 27 efensiv ke 27 efensiv, serta memasarkan sendiri-sendiri. 2. Pemasaran Terformulasi

Selanjutnya setelah perusahaan semakin maju dan berkembang diperlukan yang terformulasikan. Ada departemen pemasaran, pemasangan iklan, sales force, marketing research, dll.

3. Pemasaran Total

Muncul kesulitan dalam memformulasikan pemasaran, mencari laporan riset pemasaran, mencoba hubungan baik dengan dealer dan pesan-pesan iklan.

2.3.1.6 Strategi Pemasaran

(58)

Perumusan dan penerapan strategi pemasaran tidak hanya ditunjukan bagi perusahaan besar, pada usaha berskala kecil maupun mikro juga membutuhkannya agar dapat bersaing.

Menurut bennet dalam buku strategi pemasaran Fandy Tjiptono (2008:6) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implist maupun eksplist) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan anilitis. Menurut Fandy Tjiptono (2008:7) kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut:

a. Faktor Lingkungan

Analisis terhadap faktor seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan pada bisnis peusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan teknologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.

b. Faktor Pasar

(59)

c. Persaingan

Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.

d. Analisis Kemampuan Internal

Setiap perusahaan perlu menilai kekkuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya financial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.

e. Prilaku Konsumen

Prilaku konsumen perlu dipantau dan analisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis prilaku konsemen dapat dilakukan dengan riset pasar. Baik melalui observasi maupun metode survai.

f. Analisis Ekonomi

(60)

2.3.2 Aspek Manajemen

2.3.2.1 Manajemen

Menurut Kasmir dan jakfar (2003:245), untuk keperluanstudi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar.

Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen adalah:

1. Planning/Perencanan

adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta cara apa hal tersebut dilaksanakan.

2. Organizing/pengorganisasian

adalah proses mengelompokan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan dalam unit-unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam bidangnya masing-masing.

3. Actuating /menggerakan

(61)

4. Controlling/pengawasan

adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai rencana jika proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan segera dikendalikan.

2.3.2.2 Pendekatan dalam pembuatan perencanaan

Menurut Didit dan Triani (2009:33) Pendekatan dalam pembuatan terbagi atas tiga yaitu:

1. Pendekatan Atas-Bawah (Top-Down)

Dalam pendekatan ini perencanaan dilakukan oleh pemimpin perusahaan. Unit organisasi dibawahnya hanya melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan..

2. Pendekatan Bawah-Atas (Boottom-up)

Dalam pendekatan ini pimpinan memberikan gambaran situasi dan kondisi yang dihadapi organisasi, termasuk visi, misi, tujuan sasaran dan sumber daya yang dimiliki. Selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen ditingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan. 3. Pendekatan Campuran

Dalam pendekatan ini cara pimpinan memberikan petunjuk perencanaan organisasi secara garis besar, sedangkan secara detail, diserahkan kepada kreativitas unit perusahaan dibawahnya, dengan mematuhi aturan yang berlaku.

2.3.2.3 Aspek Produksi, Teknis dan Operasi

(62)

Sebagian keputusan bisnis mempunyai dampak yang cukup luas, misalnya pilihan mengenai produk baru dan pengembangan-pengembangan produk, Keputusan-keputusan seperti ini menyentuh setiap bidang fungsional dan mempengaruhui segala lapisan organisasi.

Menurut Situmorang (2007:104) Produksi biasanya timbul setelah dulakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dan pengembangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi berorientasi pada konsumen.

Analisis dalam aspek produks adalah untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketetapan lokasi dan layout serta kesiagaan mesin yang digunakan. Tujuan yang hendak dicapai dalam aspek produksi adalah:

1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat.

2. Agar perusahaan dapat mememtukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang dipilih sehingga memberikan efisiensi.

3. Agar perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat dalam menjalankan produksinya/

4. Agar perusahaan dapat menentukan metode perusahaan yang paling baik.

(63)

2.4 ANALISIS SWOT

Menurut Rangkuti (2013:19) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Elemen-elemen yang terdapat dalam analisis SWOT antara lain ialah:

1. Kekuatan

Kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbarui oleh perusahaan, atau suatu karekteristik yang memiliki kapabilitas penting. 2. Kelemahan

Kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan 3. Peluang

Peluang adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli diantara lain perusahaan mempunyai protabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan.

4. Ancaman

(64)

2.5 Warung Makan

2.5.1 Pengertian Warung Makan

Warung makan merupakan usaha skala kecil yang menjual makanan (Ayodya, 2008:2). Kebanyakan warung makan merupakan tempat makan sederhana dan dikunjungi oleh kalangan menengah kebawah tapi banyak pula kalangan kelas menengah keatas makan disini. Ciri khas warung makan adalah adanya tempat makan dengan ruang dan perabot sederhana meskipun demikian banyak warung makan menyajikan makanan dengan rasa yang sangat enak dan biasanya dijual dengan harga yang relative murah. Warung makan banyak dipilih orang untuk mengisi perut, terutama bagi mereka yang memiliki dana terbatas.

2.5.1.1Jenis-jenis Warung Makan

Ada beberapa jenis dari warung makan, yaitu : 1. Warung Nasi/Warung Tegal (Warteg)

Warung nasi biasanya menyajikan nasi putih beserta lauk pauknya. Banyak orang bilang jenis makanannya adalah makanan rumah, yaitu makanan yang sering dimasak dan disediakan dirumah tinggal.

Menu yang biasa disajikan diwarung makan, antara lain: 1. Nasi putih

2. Aneka lauk yang digoreng seperti a. Ayam

b. Ikan

(65)

d. Telur dadar dll

3. Aneka Tumisan, seperti a. Tumis kangkung b. Tumis sawi c. Tumis labu d. Tumis buncis dll

4. Aneka Balado, seperti a. Balado kentang b. Balado teri tempe c. Balado ikan d. Balado telur dll

5. Aneka Sayur, seperti a. Sayur daun singkong b. Sayur sop

c. Gulai nangka d. Gulai telur dll

6. Aneka Buah

7. Aneka Minuman, seperti a.Teh manis

(66)

c. Minuman ringan dll

2. Warung Makan Menu Khusus

Warung makan dengan menu khusus adalah warung makan yang hanya menyediakan makanan dengan menu tertentu saja. Bahkan ada yang hanya menjual satu sampai dua menu utama saja. Contoh dari warung jenis ini,antara lain:

1.Warung sate

2.Warung nasi uduk 3.Warung nasi goreng 4.Warung mie ayam 5.Warung soto

6.Warung bakso 7.Warung seafood 8.Warung mie aceh 9. dan sebagainya 3. Kantin

(67)

4. Warung Tenda atau Kaki Lima

Merupakan warung yang berada dipinggir jalan dan beratapkan tenda seadanya yang lebih popular dengan sebutan kaki lima. Perbedaan antara kaki lima dengan jenis warung lainnya terletak pada tempatnya. Bila warung lain mempunyai tempat permanen (kios makan), kaki lima tempatnya ala kadarnya dan tidak permanen. Kaki lima hanya mempunyai lapak penjualan dengan tenda semi permanen sebagai atapnya. Begitu aktivitas warung selesai, tenda biasanya dibongkar. Setiap warung buka dan tutup, tenda harus dibongkar pasang terus.

2.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian.

BAB II : KERANGKA TEORI

Pada bab ini terdiri dari kerangka teori dan sistematika penulisan. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, tempat dan waktu penelitian, defenisi konsep, metode pengumpulan data, teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi lokasi penelitian, penyajian data, analis data. BAB V : KESIMPULAN

(68)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memulai bisnis memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar mengawalinya dengan modal kecil pun sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. Pengusaha harus mempunyai taktik dalam artian pengusaha mesti punya ide untuk jadikan pegangan dalam membuka usahanya. Harus punya taktik dan strategi dulu kalau sudah berhasil baru dikembangkan. Setelah berjalan usaha tersebut memberikan kegunaan kepada berbagai pihak diantaranya adalah perusahaan itu sendiri maupun masyarakat (Khotimah,dkk 2002).

(69)

Maka mendirikan suatu usaha memerlukan permodalan yang baik untuk menunjang kegiatan usaha tersebut dan juga meminimalkan resiko yang ada. Modal bisa diperoleh dari berbagai sumber seperti bank, investor maupun modal dari kita sendiri. Hal ini dapat ditemukan pada usaha warung makanyang sedang banyak diminati para pengusaha untuk membuka suatu bisnis yang berbidang dalam makanan. Warung makan adalah merupakan usaha kecil yang menjual makanan (Ayodya, 2008 : 2). Maka dari usaha warung makan tersebut dapat terjalin keuntungan antara para pembeli dan penjual. Kemudahan dalam melaksanakan usaha tersebut memperoleh pangsa pasar yang lebih cepat menjadikan salah satu usaha warung makan.

Studi kelayakan bisnis, yang juga sering disebut studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang tidaknya suatu proyek dilaksanakan dapat berhasil atau tidak (jumingan 2011:3 ). Dalam hal ini studi kelayakan bisnis menilai keberhasilan suatu proyek dalam suatu analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berkenaan dengan aspek teknis, pasar dan pemasaran, keuangan, manajemen, hukum, serta manfaat proyek bagi ekonomi nasional. secara ringkas tiap –tiap aspek tersebut adalah :

1. Analisis aspek teknis meliputi studi proyek untuk menilai apakah proyek secara teknis layak dilaksanakan.Dalam analisis ini diteliti berbagai alternatif yang berkenaan dengan kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, fasilitas infrastruktur dan faktor-faktor yang menunjang produksi tersebut.

(70)

3. Analisis aspek keuangan menilai kelayakan proyek ditinjau dari profitabilitas komersial dan kemampuan memenuhi kebutuhan dana dan segala konsekuensinya.

4. Analisis manajemen menilai dari kualitas dan kemampuan orang –orang yang akan menangani proyek.

5. Analisis aspek sumber daya manusia meliputi segala aspek hukum yang relevan bagi kelangsungan proyek.

6. Analisis manfaat proyek bagi lingkungan disekitar yang dapat menguntungkan lingkungan yang ada disekitar.

Di eraglobalisasi ini, sudah saatnya para pengusaha memikirkan cara mencari trobosan dengan menanamkan sedini mungkin tentang nilai-nilai kewirausahaan terutama bagi kalangan terdidik, terbagi lagi yang berada diperguruan tinggi. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan bisa menumbuhkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha sendiri dan tidak tergantung pada pencarian kerja yang semakin hari ketat persaingannya. Kreativitas ini sangat membutuhkan bagi orang yang berjiwa kewirausahaan agar mampu menidentifikasi peluang usaha kemudian mendayagunakannya untuk menciptakan usaha baru.

(71)

disajikan kemungkinan besar akan terciptanya pelanggan yang baru. Maka warung makan akan membuat suatu cri khas maupun segi rasa yang akan membuat pelanggan akan berfikir untuk membeli diwarung tersebut. Bahwa sesorang yang puas akan sesuatu produk rata –rata akan menceritakan kepada sepuluh orang lainnya (Kotler (2002).

Warung nasi Dipo 38 merupakan bentuk bisnis usaha kecil yang dimiliki oleh ibu Elvida bergerak dalam bidang kuliner. Usaha ini dijalankan oleh pengelola yaitu ibu Elvida yang bertempat tinggal juga dilokasi dimana usaha itu berdiri yaitu di jalan Ponegoro No 38 P.susu Kab.Langkat. Dimana beliau memiliki halaman rumah yang dimana didepan rumah tersebut dibuat usaha. Dalam hal dimana tempat usaha ini berdiri karena tempat yang cukup strategis dan juga sudah dikenal dipara kalangan yang berada didaerah tersebut. Usaha tersebut beroperasi pukul 10.00-21.00 WIB yang dimana dalam jenjang waktu tersebut setiap menu yang ada disediakan.

Berdasarkan pengertian Studi kelayakan bisnis peneliti ingin mengetahui bahwa usaha tersebut termasuk dalam usaha/proyek yang berhasil atau tidak. Maka dari itu peneliti hanya menganalisis 3 aspek saja yaitu Aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan operasi, aspek manajemen.

Bedasarkan yang telah dipaparkan,maka peneliti mengambil judul Studi Kelayakan Bisnis (Studi Pada Rumah makan Dipo 38 P.susu Kab.Langkat).

1.2 Rumusan Masalah

(72)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganilis kelayakan usaha melalui aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis/operasi, dan aspek manajemen usaha pada Rumah Makan Dipo 38 P.susu Kab Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Usaha Rumah Makan Dipo 38 penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan lebih untuk mengembangkan usahanya. 2. Bagi Program Studi dapat memberikan bahan tambahan referensi untuk

digunakan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai tambahan kajian khususnya mengenai analisis studi kelayakan bisnis yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Penelitian

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana,maka penelitian ini dibatasi pada :

(73)

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(Studi Pada Rumah Makan Dipo 38 P.Susu Kab.Langkat)

Nama : Kevin Topanda

Nomor Induk Mahasiswa : 100907006

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Ir. Eddy Aswari, MM

Abstrak

Studi kelayakan bisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi manajemen, aspek lingkungan dan aspek finasial secara komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih objektif. Dalam penelitian ini peneliti membatasi hanya membahas 3 aspek saja yaitu; aspek teknis dan operasi, manajemen, dan pasar / pemasaran.

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan IFAS dan EFAS sebagai alat bantu untuk pendeskripsian kelayakan bisnis dari usaha RM. Dipo 38. Dari hasil analisis pada matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary), Strength (S) memiliki faktor yang paling menonjol yaitu faktor dari lokasi yang strategis, harga yang sesuai kualitas, Kualitas ruangan yang selalu dijaga dengan baik dengan nilai sub total 2,94. Dan pada Weakness (W), memiliki nilai sub total 0,32 dengan faktor yang menonjol adalah faktor tidak memiliki Masih kurang intensif dalam menjalankan strategi pemsaran dan Kurangnya promosi yang menarik minat konsumen. Dari hasil analisis EFAS yang dilakukan, maka faktor opportunity memiliki sub total 1,69 dengan menunjukkan faktor Gaya hidup masyarakat di P.sus yang sangat senang berkumpul dan menghasbiskan waktu di Rumah makan, warung, dll adalah faktor yang paling menonjol. Lalu, pada faktor threat memiliki subtotal sebesar 0,41 yang paling menonjol adalah faktor Pesaing menerapkan harga yang lebih murah.

Dari hasil diagram SWOT menunjukkan bahwa strategi yang dibutuhkan oleh usaha RM Dipo 38 adalah strategi kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategi). Karena RM Dipo 38 memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan kekuatan yang mendukung selain itu juga berdasarkan pengamatan langsung juga ditemukan kemauan dari pemilik usaha untuk mengembangkan usaha ini menjadi usaha yang lebih besar lagi dan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar juga . Adapun strategi ditunjukkan dalam matriks SWOT yang menunjukkan kekuatan dan peluang usaha untuk menetapkan bahwa 3 aspek dalam penelitian ini yaitu: Pasar/pemasaran, Manajemen SDM, Teknis/Oprasional memiliki nilai yang baik dan menjadi kekuatan dari pemilik RM Dipo 38 untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi.

Gambar

Tabel 3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)
Tabel 3.3 Analisis SWOT (IFAS+EFAS)
Gambar 3.1 Diagram SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

tentang fenomena yang terjadi seputar perilaku seksual remaja tersebut dimana ada kakak kelas mereka yang telah melakukan hubungan seksual pranikah sampai

Pengukuran inilah yang akan dijadikan pedoman untuk membeli berapa banyak wallpaper selain itu anda bisa menghitung sendiri berapa budget yang dikeluarkan dengan patokan melihat

beserta kolom centang. Peneliti diwajibkan untuk menampilkan progress penelitian. Stake menyarankan untuk merekam video karena lebih banyak yang dapat. dianalisis

Banyaknya tayangan ramadhan ditelevisi tidak dapat dikatakan telah berubahnya televisi kita menjadi lebih Islami, namun fenomena tersebut tidak lebih hanya

[r]

Sehingga, penelitian mengenai perancangan sebuah sistem pakar untuk penyeleksian calon penerima beasiswa sangat penting dilakukan karena sistem pakar yang

Gagasan Hobbes tentang manusia secara alami setara yang menyisakan &#34;negara alam&#34; yang dianggap sebagai pertanyaan perihal basis yang menjadi pijakan

Drenchev, Sobczak, Malinov, Sha, Materials Science and Technology, 22, 2006, in press... Computer software systems.