• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

BAYI BARU LAHIR DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2014

AYU FITRIA 135102055

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

(2)
(3)

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai

Timur Kota Binjai Tahun 2014

ABSTRAK

Ayu Fitria

Latar Belakang : Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif korelasi dengan besar sampel 31 responden dengan metode pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dengan lembar kuesioner untuk pengetahuan dan sikap bidan praktik swasta dan serta tindakan menggunakan wawancara kuesioner. Analisis data dengan menggunakan chi square.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%) dan tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%). Hasil uji statistik diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.308. Dan terdapat pengaruh antara sikap terhadap tindakan bidan

praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.041 dan ood ratio = 6.72 yang berarti bahwa bidan praktik swasta yang tidak

memiliki sikap baik, maka akan memiliki peluang 6.72 kali tidak melakukan pemberian vitamin K.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan dan ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. Jadi, diharapkan untuk bidan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul

“Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014”. Dimana karya tulis ilmiah ini merupakan tugas akhir dan menjadi salah satu syarat mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Penulis mengakui banyaknya kekurangan dalam tulisan ini sehingga karya

tulis ilmiah ini tidak mungkin penulis sebut sebagai suatu karya yang sempurna.

Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai

macam rintangan dan halangan yang selalu datang pada diri penulis. Penulis rasakan

semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam

kehidupan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta bantuan

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan

penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Ketua Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus

(5)

3. dr. Ichwanul Adenin, SpOG (K) selaku dosen pembimbing dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu serta pikirannya

kepada penulis dalam pembuatan KTI ini.

4. Erniyati S.Kep. M.NS selaku penguji II dalam seminar karya tulis ilmiah.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan

Pendidik Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa sembah sujud dan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda

(Zulkarnaen B.E) dan ibunda (Dra. Nuratiah) yang tercinta dan tersayang. Yang

telah mendidik, membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh kasih dan

sayang serta memberikan dukungan moril, spiritual, dan material sehingga

penulis dapat menyelesaikan KTI ini. Begitu juga buat Siti Haritsah, SKM dan

Wahid Hadi selaku saudara tersayang yang tidak henti-hentinya memberikan

semangat dan motivasi kepada penulis selama masa pendidikan.

7. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman- teman

yang tidak bisa ditulis satu per satu yang selama ini selalu bersama dalam

menuntut ilmu dan bersuka cita dalam hal apapun, juga motivasi dan dorongan

yang tiada henti.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah

diberikan kepada penulis.Semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang

selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Juli 2014

Penulis,

AYU FITRIA

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (knowladge) ... 6

1.Pengertian ... 6

2.Tingkatan Pengetahuan ... 7

3.Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetauan ... 7

B. Sikap (Atitude) ... 9

1.Pengertian ... 9

2.Komponen Pokok Sikap ... 9

3.Tingkatan Sikap ... 9

4.Fungsi Sikap ... 10

5.Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sikap ... 11

6.Pengukuran Sikap Model Likert ... 11

C. Praktik atau Tindakan (Practice) ... 11

(7)

2.Tingkatan Tindakan ... 12

3.Cara Mengukur Tindakan ... 13

D. Bidan ... 14

1.Pengertian Bidan ... 14

2. Pengertian Praktik Bidan Swasta ... 14

3. Praktik dan Kewenangan Bidan ... 14

3. Akibat Kakurangan dan Kelebihan VitaminK ... 18

G. Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K ... 19

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi K1 Profilaksis ... 19

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesa ... 23

C. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Pertimbangan Etik ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan ... 28

2. Aspek Pengukuran Sikap ... 39

3. Askep Pengukuran Tindakan ... 30

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

(8)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ... 34

1. Univariat ... 34

2. Bivariat ... 38

B. Pembahasan ... 41

C. Keterbatasan Peneliti ... 48

D. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Kebidanan ... 48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik

responden dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di

Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 35

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan

pengetahuan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di

Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 36

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan sikap

dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan

Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 37

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan

tindakan dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di

Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 ... 38

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi dan persentase pengaruh pengetahuan

terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota

Binjai Tahun 2014 ... 39

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan persentase pengaruh sikap terhadap

tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada

bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.Kerangka Konsep Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian dan Surat Selesai Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Kuisioner

Lampiran 4 : Lembar Uji Validitas

Lampiran 5 : Rencana Kegiatan Penelitian

Lampiran 6 : Master Tabel

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 8 : Hasil Out Put Data Penelitian

(12)

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai

Timur Kota Binjai Tahun 2014

ABSTRAK

Ayu Fitria

Latar Belakang : Salah satu bentuk kelainan darah adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau kecacatan pada bayi baru lahir.

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

Metodologi penelitian : Desain penelitian ini bersifat deskritif korelasi dengan besar sampel 31 responden dengan metode pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dengan lembar kuesioner untuk pengetahuan dan sikap bidan praktik swasta dan serta tindakan menggunakan wawancara kuesioner. Analisis data dengan menggunakan chi square.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%), sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%) dan tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%). Hasil uji statistik diperoleh tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.308. Dan terdapat pengaruh antara sikap terhadap tindakan bidan

praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan nilai p = 0.041 dan ood ratio = 6.72 yang berarti bahwa bidan praktik swasta yang tidak

memiliki sikap baik, maka akan memiliki peluang 6.72 kali tidak melakukan pemberian vitamin K.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan dan ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir. Jadi, diharapkan untuk bidan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada

tahun yang sama. Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan

maupun kematian (Profil Kesehatan, 2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) terutama di Negara berkembang masih

dikatakan tinggi namun sudah mengalami penurunan. Menurut hasil SDKI

penurunan AKB cukup tajam antara tahun 1991 sampai 2003 yaitu dari 68 per 1.000

kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup kemudian terjadi penurunan

AKB yang melambat antara tahun 2003 sampai 2012 yaitu dari 35 menjadi 32 per

1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan, 2012).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007), penyebab kematian

neonatal adalah asfiksia, prematuritas dan \BBLR, sepsis, hipotermi, kelainan

darah/ikterus, postmatur dan kelainan kongenital. Salah satu bentuk kelainan darah

adalah defisiensi vitamin K (PDVK) yang dapat menyebabkan perdarahan

intracranial apabila terjadi dalam proses persalinan sehingga berakibat kematian atau

kecacatan pada bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2011. hlm. 1).

Di Amerika Serikat, frekuensi Perdarahan Defisiensi Vitamin K (PDVK)

dilaporkan antara 0,25 sampai 1,7 %, di Inggris 10 kasus dari 27 penderita atau

sebesar 37 %, dan di beberapa Negara Asia angka kesakitan bayi karena Perdarahan

Akibat Defisiensi Vitamin K berkisar 1:1.200 sampai 1:1.400 kelahiran hidup.

(14)

ditemukan komplikasi perdarahan dalam otak (midwifery, 2009 dalam dalam

Ervinawati, 2010. hlm. 2).

Angka kejadian PDVK di Indonesia berkisar antara 1:200 sampai 1:400

kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Indonesia, data

mengenai PDVKsecara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21

kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr.Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU

Dr.Soetomo Surabaya (Permono, dkk. 2005. hlm. 1 ).

Dalam beberapa kali Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA),

dan Kongres Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) ke

VIII tahun 1998 dan ke IX tahun 2001 telah direkomendasikan pemberian profilaksis

vitamin K pada bayi baru lahir. Hal ini mendorong dilakukannya kajian oleh Health

Technology Assesment (HTA) Depkes bekerjasama dengan organisasi profesi

terhadap pemberian injeksi vitamin K1 profilaksis pada bayi baru lahir, yang

merekomendasikan bahwa semua bayi baru lahir harus mendapat profilaksis vitamin

K, regimen vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1, dan cara pemberian secara

intramuskular (Rekomendasi A) (KEMENKES RI, 2011. hlm. 2).

Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional

dengan sejumlah praktisi diseluruh dunia, maka dari itu bidan mempunyai tugas

penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil,

persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawab sendiri serta

memberikan asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006. hlm. 124).

Berdasarkan hasil penelitian Kasmawati (2012), tentang hubungan

pengetahuan dan penyediaan obat terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

yang dilakukan di kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah menunjukkan bahwa

(15)

sebanyak 17 responden (56.7%). Namun sebagian besar bidan tidak memberikan

obat vitamin K pada bayi baru lahir yaitu berjumlah 16 orang (53.3 %) dari 30

jumlah responden.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Suwarnisih (2011), menunjukkan

bahwa tigkat kepatuhan bidan dalam pelaksanaan pemberian suntikan vitamin K1

termasuk dalam ketegori patuh semua sebanyak 31 bidan (100%) dari 31 sampel

yang ada.

Penanganan bayi baru lahir oleh bidan dengan melakukan atau tidak

pemberian vitamin K pada bayi dengan baik dan benar tergantung dari pengetahuan

yang didapatkan oleh bidan sehingga bidan dapat bersikap dan bertindak benar dalam

pemberian vitamin K pada setiap bayi baru lahir. Namun tanpa adanya sikap yang

baik tentang pemberian vitamin K oleh bidan akan mempengaruhi kemampuan bidan

itu sendiri dalam melaksanakan tindakannya. Ini merupakan suatu masalah yang

harus merupakan suatu masalah yang harus menjadi tanggung jawab dari tenaga

kesehatan khususnya bidan.

Berdasarkan latar belakang diatas, dengan alasan masih kurangnya informasi

dan kesadaran bidan praktik swasta terhadap pemberian vitamin K pada bayi baru

lahir maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Pengetahuan dan Sikap

Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi

Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimana Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tindakan Bidan

Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan

(16)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengidentifikasi Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap

Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi

Baru Lahir Di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui pengetahuan bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Tahun 2014.

c. Untuk mengetahui sikap bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K

pada bayi baru lahir berdasarkan sikap di Kecamatan Binjai Timur Kota

Binjai Tahun 2014.

d. Untuk mengetahui tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Tahun 2014.

e. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik

swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan

Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014.

f. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta

dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diKecamatan Binjai

(17)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat dan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan yang luas serta mendapat pengalaman yang

nyata dalam melakukan peneletian serta penerapan ilmu pelayanan

kesehatan dan asuhan kebidanan yang di dapat penulis selama pendidikan.

2. Bagi Bidan

Sebagai bahan masukan bagi bidan khususnya Bidan Praktik

Swasta agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi Ibu dan Bayi

khususnya dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir sehingga

dapat menurunkan angka kejadian dan kematian penyakit perdarahan

akibat defisiensi vitamin K (PVDK).

3. Bagi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi untuk kepentingan kepustakaan

pendidikan serta dapat menjadi sumber informasi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian yang

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan (knowladge)

1. Pengertian

Pengetauan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman rasa dan raba (Notoadmodjo, 2007. hlm. 139)..

2. Tingkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yakni : Tahu (know), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Memahami (comprehension),

memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Aplikasi (aplication), aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi real (sebenarnya). Analisis (analysis), analisis adalah suatu

kemampuan untuk menjabarkan meteri atau suatu objek ke dalam komponen

– komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Sintesis (synthesis), sintesis menunjuk kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan yang terakhir Evaluasi

(19)

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo,

2007. hlm. 139).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:

128).

3. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Pengetahuan

Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan dalam

diri seseorang adalah :

a. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan

epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian di dalam

hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan

yang dihadapi adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya di

dalam pengelompokan cukup untuk menyembunyikan peranan umur pada

pola kesakitan atau kematian apakah pengelompokan umur dapat

dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.

b. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

dalam pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok dan

masyarakat. Konsep ini berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk

(20)

kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan

sebagainya) dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan

masyrakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

c. Pekerjaan

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi lagi yang melakukan

pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah,

ataupun reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh, tidak serius

dan sebagainya.

Melakukan pekerjaan secara efesien tidak hanya tergantung kepada

kemampuan atau ketarampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan

prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan

lingkungan kerja dan lain-lain.

d. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Pengetahuan diperoleh

dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Seseorang

memperoleh pengetahuan dari pengalaman pada keadaan sebelumnya

tentang pengalamanya. Semakin sering seseorang mengalaminya semakin

tinggi pengetahuan orang tersebut.

e. Sumber Informasi

Informasi adalah isi stimulasi yang dikeluarkan oleh sumber

(komunikator) kepada komunikan (penerima). Isi stimulasi berupa peran

atau infornasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar

seseorng secara positif untuk aktif melakukan sesuatu, berupa prilaku atau

tindakan. Sumber informasi juga mempengaruhi pengetahuan, baik dari

(21)

B. Sikap (attitude)

1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan

atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku

(Notoadmodjo, 2007. hlm.142).

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), komponen pokok sikap meliputi

hal-hal berikut:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak.

3. Tingkatan Sikap

Sama halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan, yakni :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

(22)

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi dalam tingkatan ini adalah bertanggung jawab

atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

(Notoadmodjo, 2010. Hal 31).

4. Fungsi sikap

a. Sebagai alat untuk menyesuaikan, sikap adalah sesuatu yang bersifat

communicable, artinya sesuatu yang mudah mengajar, sehingga mudah

pula menjadi milik bersama.Sikap bisa menjadi rantai penghubung antara

orang dengan kelompok atau dengan anggota kelompok lainnya.

b. Sebagai alat pengatur tingkah laku, pertimbangan dan reaksi pada anak,

dewasa, dan yang sudah lanjut usia tidak ada. Perangsang itu pada

umumnya tidak diberi perangsang spontan, akan tetapi terdapat adanya

proses secara sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu.

c. Sebagai alat pengatur pengalaman manusia didalam menerima

pengalaman-pengalaman secara aktif, artinya semua berasal dari dunia

luar tidak semua dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana

hal-hal yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua

pengalaman di beri penilaian lalu dipilih.

d. Sebagai pernyataan kepribadian, sikap sering mencerminkan pribadi

seseorang ini disebabkan karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi

yang mendukungnya, oleh karena itu sikap-sikap pada objek tertentu,

sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang tersebut. Jadi sikap

(23)

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Maulana (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :

a. Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri pribadi manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima atau

menolak pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri manusia itu

sendiri. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok. Misalnya

interaksi antara manusia dalam bentuk kebudayaaan yang sampai kepada

individu melalui surat kabar, televisi, majalah, dan sebagainya.

6. Pengukuran Sikap Model Likert

Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap

dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala

(Hidayat, 2007, hlm. 104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan

pertanyaan-pertanyaan tersebut, subjek yang diteliti akan memilih salah satu dari lima

alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan

oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (strogly approve) : 4

b. Setuju (apporove) : 3

c. Tidak setuju (Disapporove) : 2

(24)

C. Praktik atau Tindakan (practice)

1. Pengertian

Praktik atau tindakan merupakan proses seseorang yang telah mengetahui

stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat

terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan

melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya

(Notoadmodjo, 2007 . hlm. 145).

2. Tingkatan Tindakan

Menurut Notoadmodjo (2010), Praktik atau tindakan mempunyai

beberapa tingkatan, yakni:

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objeksehubungan dengan

tindakan yang akan diambil.

b. Respons Terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik, artinya tindakanp itu sudah dimodifikasinya tanpa

(25)

3. Cara Mengukur Tindakan / Praktek

Secara garis besar mengukur tindakan / praktek seseorang dapat dilakukan

melalui dua metode, yakni :

a. Langsung

Mengukur tindakan secara langsung, berarti peneliti langsung mengamati

atau mengobservasi perilaku subjek yang di teliti. Misalnya : mengukur

tindakan bidan dalam memberikan vitamin K pada bayi baru lahir, maka

peneliti dapat mengamati langsung bidan – bidan dalam memberikan

vitamin K pada bayi baru lahir. Untuk memudahkan pengamatan, maka

hal – hal yang akan diamati tersebut dituangkan atau dibuat lembar tilik

atau check list, misalnya : sebelum menyuntik bidan cuci tangan atau

tidak, memakai sarung tangan atau tidak dan seterusnya.

b. Tidak Langsung

Pengukuran tindakan secara tingkah laku ini, berarti peneliti tidak secara

langsung mengamati tindakan orang yang diteliti (responden). Oleh sebab

itu metoda pengukuran secara tidak langsung ini dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu :

1) Metode mengingat kembali atau recall

Metode recall ini dilakukan dengan cara responden atau

subjek penelitian diminta untuk mengingat kembali (recall) terhadap

tindakan beberapa waktu yang lalu. Lamanya waktu yang diminta

untuk diingat responden, berbeda – beda yakni dengan wawancara

terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari,

(26)

2) Melalui orang ketiga (yang dekat dengan subjek atau responden)

Pengukuran dengan cara ini dilakukan oleh orang yang

terdekat dengan responden yagn diteliti.

3) Melalui indikator atau hasil perilaku responden

Pengukuran tindakan ini dilakukan melalui indikator hasil perilaku

orang yang diamati (Notoadmodjo, 2010. Hal 146 – 147).

D. BIDAN

1. Pengertian Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk

menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan mempunyai tugas penting

dalam memberikan bimbingan, asuhan, dan penyuluhan kepada ibu hamil,

persalinan, nifas dan menolong persalina dengan tanggung jawabnya sendiri

serta memberi asuhan pada bayi baru lahir (Sofyan, dkk. 2006 . hlm. 124).

2. Pengertian Bidan Praktek Swasta

Bidan praktek swasta adalah bidan yang memiliki surat izin praktek bidan

(SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register) diberi izin

secara sah dan legal untuk menjalankan praktek kebidanan mandiri (Sofyan,

2008, hal. 185).

3. Praktik dan Kewenangan Bidan

Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat) sesuai

dengan kewenangan dan kemampuannya. Bidan dapat berpraktek di semua

tatanan pelayanan kesehatan, termasuk di rumah sendiri, komunitas, polindes,

(27)

balai pengobatan dan atau sarana kesehatan lainnya (Sofyan, dkk. 2006 . hlm.

187).

Tentu jika bidan ingin melakukan praktik, bidan tersebut harus melakukan

registrasi yakni dimulai dari proses pendaftaran, pendokumentasian dan

pengakuan terhadap dirinya, sehingga secara fisik dan mental mampu

melaksanakan praktik profesinya (Sofyan, 2006 hlm. 187).

Selain registrasi, bidan harus memiliki Surat Izin Bidan (SIB) yang

merupakan bukti terltulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pelayanan

asuhan kebidanan diseluruh wilayah Republik Indonesia dan Surat Izin Praktek

Bidan (SIPB) yang merupakan bukti terltulis yang diberikan kepada bidan untuk

menjalankan prektik bidan (Sofyan, 2006 . 187).

Di dalam melakukan dan menjalankan pelayanan kesehatan, bidan dituntut

untuk memiliki kompetensi yang meliputi keterampilan (skill) yaitu kemampuan

teknis dalam melaksanakan unjuk kerja tertentu berdasarkan penguasaan pada

pengetahuan (knowladge) dan sikap (attitude) serta standar profesi yaitu

pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan

profesi (Sofyan, 2006 .hlm. 231).

Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900 / menkes / SK / VII /

2002 bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk

memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan kepada ibu,

pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan

kepada ibu juga meliputi pelayanan kepada anak yang diantaranya pemeriksaan

bayi baru lahir (Sofyan, 2006 hlm. 168).

Rekomendasi telah diberikan oleh British Paediatric Association (BPA,

(28)

bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa ia mematuhinya. Bidan hanya

diberi wewenang untuk memberikan vitamin K secara intramuskular

(Henderson, 2006. Hlm. 392).

E. Bayi baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir melalui proses kelahiran sampai

usia 4 minggu, dengan usia gestasi 38-42 minggu dan mampu menyesuaikan

diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Pada saat adaptasi

tersebut terjadi gangguan-gangguan yang berpotensi menyebabkan kematian

dan kesakitan sedangkan perawatan bayi baru lahir meliputi tentang cara

menjaga kehangatan bayi (mencegah hipotermi), cara menyusui yang benar,

cara mencegah infeksi dan jadwal pemberian imunisasi. (Rukiyah, 2010 .

hlm. 2).

2. Perawatan Rutin Bayi Normal

Bayi baru lahir memiliki kadar vitamin K dan faktor – faktor

pembekuan darah yang sangat rendah, sebagian bayi baru lahir dapat

mengalami perdarahan dari saluran cerna, kekulit atau ke membran mukosa

dan jarang kedalam ke dalam otak. Penyakit perdarahan ini terbatas pada

bayi baru lahir yang belum mendapatkan profilaksis (Meadow, 2009

hlm.63).

F. Vitamin K

1. Pengertian Vitamin K

Vitamin adalah senyawa organic yang digunakan untuk mengkatalisator

metabolism sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta

(29)

vitamin A (retinol), B kompleks (thiamin), B2 (riboflavin), B12

(sianokobalamin), C (asam ascorbat), D, E dan vitamin K(Hidayat, 2009).

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu

naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang

berperan dalam pembekuan darah, seperti factor II,VII,IX,X dan antikoagulan

protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum

banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah (KEMENKES RI, 2011

hlm. 4).

Sebesar 15 – 80% vitamin K diabsorpsi di usus halus dengan bantuan

empedu dan cairan pancreas. Kemudian diikatkan dengan kilomikron dan

diangkut melalui system limfe ke hati. Simpanan di hati 10 persen dalam bentuk

filokinon dan sebesar 90 persen sebagai menakinon (Departemen Gizi dan

Kesehatan Masyarakat, 2008. Hlm. 95).

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu :

a. Vitamin K1 (phytomenadione), mempunyai rantai samping fitil dan hanya

terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan berwarna hijau.

b. Vitamin K2 (menakinon), merupakan sekumpulan ikatan yang rantai

sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 – 14 unit).

Menakinon disintesis oleh bakteri di dalam saluran cerna.

c. Vitamin K3 (menadion), adalah bentuk vitamin K sintetik. Menadion terdiri

atas cincin naftakinon tanpa rantai samping, oleh karena itu mempunyai sifat

larut air. Menadion baru aktif secara biologic setelah mengalami alkilasi di

(30)

2. Fungsi Vitamin

Vitamin K berfungsi dalam pembekuan darah, walaupun mekanismenya

belum diketahui dengan pasti. Sejak tahun 1970-an para ahli mengetahui

peranan vitamin K dalam tubuh tidak hanya dalam pembekuan darah saja

melainkan merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu

protein berupa asam glutamat (glu) menjadi gama – karboksiglutamat (gla)

(Almatsier, 2005 hlm. 181).

Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor

didapat di dalam membran hati dan tulang dan di lain jaringan. Pada proses

pembekuan darah, gama – karboksilasis terjadi didalam hati pada residu asam

glutamat yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II

(protrombin), VII, VIII, IX, dan X. Kemampuan gla – protein untuk mengikat

kalsium merupakan langkah esensial dalam pembekuan darah (Almatsier, 2005.

hlm. 181).

Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna,

sehingga tidak dapat mengikat mineral – mineral yang diperlukan dalam

pembentukan tulang. Gla – protein juga ditemukan didalam jaringan tubuh lain

seperti ginjal, pankreas, limpa, paru – paru, dan endapan aterosklerotik namun

fungsinya belum diketahui dengan pasti. Gla – protein di dalam otak diduga

berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan

otak (Almatsier, 2005 hlm. 181).

3. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K

Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal,

sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.Kekurangan vitamin

(31)

makanan.Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi lemak (bila

produksi empedu kurang atau pada diare) (Almatsier, 2005 hlm. 184).

Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam

bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion.Gejala kelebihan vitamin

K adalah hemolysis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada

otak (Almatsier, 2005 hlm. 184).

G. Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK)

Vitamin K penting untuk sintesis sejumlah faktor pembekuan darah –

defiseiensi dapat menyebabkan gangguan perdarahan yang dikenal sebagai

penyakit perdarahan pada bayi baru lahir.Faktor – faktor pembekuan darah yang

bergantung pada vitamin K terdapat dalam konsentrasi rendah saat lahir. Tetapi

jumlah ini kemudian turun hingga level terndah pada usia 2 – 5 hari (Henderson,

2006 .hlm. 391).

ASI mengandung vitamin K dalam jumlah sangat sedikit dan bayi yang

mendapat ASI dapat menderita akibat penyakit pendarahan yang muncul

terlambat, kadang kala perdarahan fatal intracranial dapat terjadi (Henderson,

2006 .hlm. 391).

Sejak tahun 1950, bayi – bayi yang beresiko tinggi mengalami penyakit

perdarahan (bayi – bayi yang preterm dan bayi yang meminum ASI, bayi yang

kelahirannya dibantu alat atau bayi yang mengalami trauma saat lahir, bayi yang

menggunakan antibiotic atau yang ibunya mengonsumsi obat – obatan yang

memengaruhi metabolisme vitamin K) diberikan profilaksis vitamin K setelah

lahir (Handerson, 2006 hlm. 391).

Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK) dapat terjadi spontan

(32)

operasi, disebabkan karena berkurangnya faktor pembekuan darah (koagulasi)

yang tergantung pada vitamin K yaitu faktor II, VII, IX dan X. Sedangkan faktor

koagulasi lainnya, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit dalam batas normal

(KEMENKES RI, 2011 hlm. 5).

H. Pelaksanaan Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Peralatan dan Perlengkapan dalam Pemberian Vitamin K

a. Vitamin K injeksi

b. Sarung tangan satu pasang

c. Sepuit seteril 1 cc (sepuit kecil)

d. Bak instrumen

e. Kom dan Bengkok

f. Kapas basah (DTT)

g. Kapas kering

h. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 %

i. Safety box

j. Wastafel/ tempat cucu tangan

k. Sabun biasa/ antiseptik

l. Handuk/ lap tangan

b. Cara Pemberian

Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1 profilaksis.

Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1 (phytomenadione) injeksi

dalam sediaan ampul yang berisi 10 mg Vitamin K1 per 1 ml. Cara pemberian

(33)

1. Masukkan vitamin K1 ke dalam spuit sekali pakai steril 1 ml, kemudian

disuntikkan secara intramuskular di paha kiri bayi bagian anterolateral

sebanyak 1 mg dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

2. Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi hepatitis B0

(uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

Adapun langkah– langkah pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

yang dikutip dari Yuli. 2009. hal. 41-43 adalah :

1. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa bayinya akan

di suntik

2. Cek kembali kepastian vitamin K injeksi.

3. Jelaskan hal-hal yang berkaitan denngan injeksi yang akan di berikan pada

ibu: manfaat, efek samping, tempat injeksi, dan lain-lain.

4. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan dengan handuk

5. Siapkan vitamin K injeksi yang akan diberikan dengan mendekatkan meja

yang tidak terkena matahari langsung.

6. Pakai sarung tangan (tidak perlu seteril hanya untuk melindungi petugas dari

infeksi).

7. Ambil vitamin K injeksi kemudian buka (patahkan) tutupnya.

8. Lepaskan tutup sepuit dengan tidak menyentuh jarum sepuit.

9. Masukkan vitamin K injeksi ke dalam sepuit kecil 1cc.

10.Keluarkan gelembung udara, pegang sepit tegak lurus dan tarik

penyumbatnya kemudian masukan perlahan.

11.Tentukan tempat injeksi di paha anterolateral di vastus lateralis.

(34)

13.Suntikkan vitamin K injeksi secara intramuskuler tegangkan kulit dengan ibu

jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominan) tusukkan jarum

kedalam kulit membentuk sudut 900. hapus darah dilokasi penyuntikan

dengan kapas kering.

14.Masukan sepuit kedalam larutan klorin, hisap larutan larutan klorin ke dalam

spuit.

15.Buang sampah spuit ke dalam safety box.

16.Beritahu ibu tentang relaksasi lokal yang mungkin timbul rasa sakit atau

kemerahan dan pembengakan di sekitr tempat penyuntikan. Relaksasi yang

terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

17.Bereskan semua peralatan yang digunakan dan pisahkan sampah kering dan

sampah basah

18.Cuci tangan di wadah larutan kelorin 0,5%, bersihkan sarung tangan dan

lepaskan secara terbalik

19.Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk.

20.Amati reaksi pasca penyuntikan.

21.Ingatkan ibu untuk kunjungan ulang imunisasi

22.Pendokumentasian.

Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan dosis

dan cara yang sama. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian

vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan dosis

dan cara yang sama. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka

teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu kerangka

konsep ini terdiri dari variabel – variabel serta hubungan variabel yang satu dengan

yang lain (Notoatmodjo, 2010).

Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini

adalah bidan praktik swasta dimana peneliti akan mengidentifikasi pengaruh

pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam

pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur kota

Binjai.

Pengetahuan Tindakan Bidan Praktik

Swasta dalam Pemberian

vitamin K pada bayi baru

(36)

2. Ada pengaruh sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam

pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur kota

Binjai.

C. Defenisi Operasional

Defenisi oprasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang

dapat diamati (syahrum. Salim, 2007 hlm.108).Defenisi oprasional ini penting dan

diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data itu konsisten antara

sumber data (responden) yang satu dengan yang lain. Definisi oprasional variabel

yang dihubungkan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel No. Variable Defenisi

operasional

1. Baik :Bila reponden memperoleh skor 7 - 10 dari 10 pertanyaan 2. Cukup : Bila

memperoleh skor 1 – 3 dari 10 pertanyaan

Kuesioner Penyebaran Kuisioneer

(37)

3. Variabel Dependen

Tindakan

Suatu perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh bidan terhadap sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Kuisioner Penyebaran Kuisioner

1. Baik jika Dilakukan: bila skor responden 6 – 10

dari 10 soal pernyataan.

2. Tidak Baik jika Tidak dilakukan : bila skor

responden 0- 5 dari 10

soal pertanyaan.

(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

Korelasi dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang hanya dilakukan sekali

waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap

terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010. hlm. 173).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPS yang ada di Kecamatan Binjai

Timur yaitu sebanyak 31 orang (Dinkes Kota Binjai, 2014).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti sebagai objek

penelitian yang dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2006. hlm.

120).Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah secara

total sampling dengan seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 31 orang.

Dimana kriteria inklusi responden disini adalah:

1. Bidan yang memiliki praktik sendiri dirumah.

2. Bidan yang memiliki Ijazah pendidikan kebidanan

3. Bidan yang sudah bekerja selama > 3 tahun

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di 31 klinik yang berada di Kecamatan Binjai

Timur, Kota Binjai dengan pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis

(39)

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan November 2013 dan diperkirakan akan

selesai pada bulan mei 2014.

E. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek penelitian yaitu

peneliti mendapat izin dari Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat persetujuan

penelitian kepada kepala Desa di Kecamatan Binjai Timur. Kemudian peneliti

menemui responden melakukan pendekatan, menjalin hubungan, kemudian

menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh

negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data dan menjelaskan

bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada

tekanan ataupun paksaan dan untuk menjaga kerahasiaan responden, maka kuesioner

yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama.

Setelah responden mengerti dan memahami maksud dan tujuan penelitian

yaitu bahwa data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi

perkembangan ilmu pengetahuan, maka secara sukarela responden menandatangani

lembar persetujuan dan pengisian kuesioner. dan membagikan kuesioner serta

menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat

tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Peneliti menghormati hak responden untuk

menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode

tanpa mencantumkan nama responden. Dalam membagikan kuesioner peneliti

mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan

(40)

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

instrument penelitian yaitu berupa kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan

merupakan multiple choice dan kuesioner sikap berisi 10 pertanyaan dengan tipe

check list dan tindakan berisi 10 pernyataan dengan tipe check list yang disusun

sendiri oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan

instrumen yang berupa kuesioner yang terdiri dari variabel penelitian sebagai

berikut:

Untuk mengetahui pengetahuan bidan terhadap pemberian vitamin K pada

bayi baru lahir, peneliti mengajukan 10 pertanyaan analisa secara deskriptif dengan

besar skornya dalam setiap pertanyaan adalah 1 jika dijawab dengan benar, dan jika

pertanyaan dijawab dengan salah, skornya 0, dengan nilai minimum 0 dan maximum

10. Pemberian skor pengetahuan responden yaitu :

a) Benar diberi skor 1

b) Salah diberi skor 0

Berdasarkan rumus statistika :

P= Panjang kelas

R= Rentang merupakan skor terbesar – skor terendah (Ridwan.2010.hal 43).

Banyak kelas = banyaknya kelompok/ lebar interval yang terdiri dari 3 kelas yakni

baik, cukup, kurang. Untuk mendapatkan perhitungan tersebut adalah dengan

(41)

a) Pengetahuan baik apabila responden memperoleh skor 7 - 10

b) Pengetahuan cukup apabila responden memperoleh skor 4 – 6

c) Pengetahuan kurang apabila responden memperoleh skor 1 - 3

2. Aspek Pengukuran Sikap

Untuk mengetahui sikap responden, peneliti mengajukan pernyataan. Di

mana terdapat 10 pernyataan tentang sikap bidan praktik swasta yang terdiri dari

pernyataan yang mendukung (Favourabel) dengan jawaban sangat setuju (SS), setuju

(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Penilaian diukur dengan

menggunakan metode scoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot.

Bila jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai empat (skor 4), setuju (S) diberi

nilai tiga (skor 3), tidak setuju (TS) diberi nilai dua (skor 2), dan sangat tidak setuju

(STS) diberi nilai satu (skor 1). Untuk menentukan panjang kelas (interval), dengan

menggunakan rumus sebagai berikut ( Hidayat, 2007, hlm. 102). Untuk mendapatkan

kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut :

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 40

Nilai terkecil : 10

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil

= 40 – 10

= 30

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

(42)

d. Menentukan Kategori sikap berdasarkan perolehan nilai

Baik = Jika responden mendapatkan skor 26-40

Tidak baik = Jika responden mendapatkan skor 10-25

2. Aspek Pengukuran Tindakan

Untuk mengetahui tindakan responden, peneliti mengajukan 10 pertanyaan.

Skor 1 jika salah satu pertanyaan dijawab dengan benar, skor 0 jika pertanyaan

dijawab salah. Nilai minimum 0 dan maksimum 10, dengan kategori:

1. Dilakukan (Baik) jika skor = 6 – 10

2. Tidak dilakukan (Tidak Baik) jika skor = 0 – 5

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di

mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa yang hendak diukur

(Notoadmodjo, 2010). Suatu butir instrumen penelitian dikatakan valid dan dapat

mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya

diharapkan 0.7 atau lebih.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity kepada

orang yang dianggap ahli yang dalam hal ini uji validitas dilakukan oleh ibu Evi Era

Liesmayani,SST.M.Keb yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen

(43)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur keandalan instrumen penelitian,

artinya seberapa sering pun instrumen yang sama digunakan pada sampel yang sama

maka hasilnya akan tetap sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

Alpha Cronbach. Test reliabilitas menggunakan analisis item, yaitu masing-masing

skor item dikorelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien

alpha mendekati angka 0,7 dinyatakan reliabel.

Uji reliabilitas ini diujikan setelah penelitian berlangsung dengan sampel

yang sama dengan responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang dan hasilnya

adalah nilai koefisien alpha untuk pengetahuan 0,78, koefisien alpha untuk sikap

0,88 dan nilai koefisien alpha untuk tindakan 0,81.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner yang diberikan kepada responden.Prosedur pengumpulan data

dilaksanakan oleh peneliti di Klinik Bidan Praktik Swasta yang ada di Kecamatan

Binjai Timur.

Dengan langkah-langkah yaitu peneliti mendapat surat permohonan izin

pelaksanaan penelitian dari Kepala Pendidikan atau Ketua Pelaksana Program Studi

D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan peneliti

mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada Kepala

Camat Kecamatan Binjai Timur. Setelah mendapatkan izin, kemudian peneliti

melaksanakan pengumpulan data pada responden dengan menemui satu per satu

responden di klinik masing – masing responden di daerah Sumber Karya, Mencirim

dan Tanah Tinggi dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat,

(44)

Selanjutnya peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi

responden dengan menandatangani informed concent. Kemudian peneliti

menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan menjawab seluruh pernyataan dengan

jujur. Agar pengumpulan data dapat berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti

mengawasi dan mendampingi responden saat mengisi kuesioner selama 15 – 20

menit. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan, selanjutnya,

peneliti mengumpulkan kuesioner kembali dengan terlebih dahulu memeriksa

jawaban responden apakah sudah terisi seluruhnya. Penelitian dilanjutkan di hari –

hari berikutnya tepatnya pada hari jum’at, sabtu dan minggu sampai selesai.

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti

melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan

pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk

memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk

mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu

mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan

menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry

yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari

terjadinya kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap dan tindakan bidan

praktik swasta dan kemudian hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel

(45)

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan

keeratan hubungan atau pengaruh antara dua variabel (Arikunto, 2006, hlm.271).

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan

menggunakan uji statistik Chi Square ( X2 ), dengan nilai kemaknaan (α = 0.05)

dan p < 0.05. Uji statistik ini melihat pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap

(46)
(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini diuraikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian

vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai . Jumlah

responden yang didapatkan sebanyak 31 bidan praktik swasta, yang kemudian

dinilai dengan menggunakan instrumen kuesioner.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan

responden, sikap responden, tindakan responden bidan praktik swasta dalam

pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan binjai timur kota binjai.

Peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan mengenai

pengetahuan, 10 pernyataan mengenai sikap dan 10 pertanyaan mengenai

tindakan.

a. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Praktik Swasta dalam

Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan karakteristik distribusi responden yang dilibatkan dalam

penelitian ini sebanyak 31 orang, karakteristik responden mencakup umur,

pendidikan dan lama kerja. Berdasarkan karakteristik umur responden diperoleh

hasil penelitian bahwa mayoritas dijumpai pada umur 31 – 40 tahun yaitu 11

orang (35.5%). Dari seluruh responden yang dilibatkan dalam penelitian ini

(48)

kerja menunjukkan bahwa mayoritas responden telah bekerja 6 – 10 tahun yaitu

13 orang (41.9%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin

K Pada Bayi Baru Lahirdi Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Karakteristik Frekuensi

n = 33 Persentase (%) Umur

20 - 30 tahun 10 32.3

31 - 40 tahun 11 35.5

41 - 50 tahun 7 22.6

> 50 tahun 3 9.7

Pendidikan

SPK 1 3.2

D I Bidan 2 6.5

D III Kebidanan 28 90.3

Lama Kerja

1 – 5 tahun 6 19.4

6 – 10 tahun 13 41.9

11 – 15 tahun 3 9.7

> 5 tahun 9 29.0

(49)

b. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam

Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan pengetahuan responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan

praktik swasta mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%),

minoritas bidan praktik swasta berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang

(12.9%). Dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 14 45.2

Cukup 13 41.9

Kurang 4 12.9

c. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan Praktik Swasta dalam

Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan sikap responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan praktik

swasta mayoritas memiliki sikap positif sebanyak 17 orang (54.8%), minoritas

memiliki sikap negatif sebanyak 14 orang (45.2%). Dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Sikap Frekuensi Persentase

Positif 17 54.8

(50)

d. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam

Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

Berdasarkan tindakan responden, didapatkan bahwa dari 31 bidan praktik

swasta mayoritas memiliki tindakan tidak baik sebanyak 17 orang (54.8%),

minoritas memiliki tindakan baik sebanyak 14 orang (45.2%). Dapat dilihat dari

tabel dibawah ini :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Tindakan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun 2014 (n=31)

Tindakan Frekuensi Persentase

Baik 14 45.2

(51)

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan

dan sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K

pada bayi baru lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai tahun 2014. Peneliti

menggunakan lembar kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan mengenai

pengetahuan, 10 pernyataan mengenai sikap, dan 10 pertanyaan mengenai

tindakan.

a. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K

Pada Bayi Baru Lahir

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 14 bidan praktik swasta

yang berpengetahuan baik, mayoritas dengan tindakan baik sebanyak 9 orang

(64.3%), minoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 5 orang (35.7 %). Dari

13 bidan praktik swasta yang berpengetahuan cukup, mayoritas dengan tindakan

tidak baik sebanyak 8 (61.5%) orang, minoritas dengan tindakan baik sebanyak 5

orang (38.5%). Sedangkan dari 4 bidan praktik swasta yang berpengetahuan

kurang, mayoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 4 orang (100%).

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel pengetahuan terhadap

tindakan bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

diukur dengan menggunakan uji chi squaere, diperoleh nilai ρ = 0.308 > 0.05 (h0

gagal ditolak) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang

signifikan antara pengetahuan terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam

pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai

(52)

Tabel 5.4

Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur

Kota Binjai Tahun 2014

b. Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Bidan dalam pemberian vitamin K Pada

Bayi Baru Lahir

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 bidan praktik swasta yang

memiliki sikap positif, mayoritas dengan tindakan baik sebanyak 11 orang

(64.7%), minoritas dengan tindakan tidak baik sebanyak 6 orang (35.3 %).

Sedangkan dari 14 bidan praktik swasta yang memiliki sikap negatif, mayoritas

dengan tindakan tidak baik sebanyak 11 (78.6%) orang, minoritas dengan

tindakan baik sebanyak 3 orang (21.4%).

Berdasarkan uji statistik pengaruh antara variabel sikap terhadap tindakan

bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diukur

dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai continuity correction ρ =

0.04 < 0.05 ( H0 ditolak ) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara sikap terhadap tindakan bidan praktik swasta dalam

pemberian vitamin K pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur kota Binjai

(53)

Berdasarkan uji Risk didapatkan Odd Ratio (OR) dengan nilai OR = 6.722

Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila bidan praktik swasta tidak memiliki

sikap yang baik maka, akan memiliki peluang 6.722 kali tidak melakukan

pemberian vitamin k pada bayi baru lahir di kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

tahun 2014. Dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 5.4

Pengaruh Sikap Terhadap Tindakan Bidan Praktik Swasta Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir di Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai

Tahun 2014

Sikap

Tindakan

Total

Nilai P OR

Baik Tidak Baik

f % f % F %

Positif 11 64.7 6 35.3 17 54.8 0.04

6.722

Negatif 3 21.4 11 78.6 14 45.2

(54)

B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian hasil statistik

dengan pendekatan pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap tindakan bidan praktik

swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

1) Karakteristik Responden Dalam Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan karakteristik Usia, didapatkan bahwa rata-rata usia responden

adalah usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 11 responden (35.5%).

Menurut Mubarak, (2011) bahwa dengan bertambahnya umur seseorang

akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis

besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri

baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan

dewasa.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

umur dapat menjadi tolak ukur pengetahuan, karena semakin bertambah umur

maka pengetahuan juga bertambah. Umur responden yang semakin tua

cenderung memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Tapi adakalanya semakin

bertambah umur maka pengetahuan tidak bertambah. Hal ini dapat terjadi karena

pengetahuan yang baik diperoleh dari pengalaman sebelumnya serta banyaknya

sumber informasi yang didapatkan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan bahwa rata-rata responden

adalah dengan pendidikan DIII yaitu sebanyak 28 responden (90.3%). Menurut

(55)

kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan

semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan responden karena semakin tinggi

pendidikan maka akan semakin baik pula pengetahuan responden tentang

kehamilan resiko tinggi dari berbagai sumber informasi dan memiliki

keingintahuan yang lebih. Sehingga informasi yang diperoleh khususnya

informasi kesehatan lebih banyak diterima dibandingkan yang berpendidikan

rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan diatas dimana semakin tinggi tingkat

pendidikan maka pengetahuannya akan semakin tinggi.

Berdasarkan lama masa kerja responden, didapatkan bahwa rata-rata masa

kerja responden adalah 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 13 responden (41.9%).

Menurut Wawan (2010) bahwa masa kerja adalah rentang waktu yang telah

ditempuh oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya, selama waktu

itulah banyak pengalaman dan pelajaran yang dijumpai sehingga sudah mengerti

apa keinginan dan harapan klien kepada seorang bidan.

Menurut asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa

melihat dari kenyataan tersebut dapat berarti bahwa pengetahuan responden

dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir diharapkan lebih banyak

memiliki tindakan yang baik tetapi malah ditemukan sebaliknya. Hal ini bisa

(56)

internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam

situasi dan kondisi yang sebenarnya. Maka untuk mengatasi hal tersebut maka

diperlukan penyegaran kembali dengan melakukan dan mengikuti pelatihan –

pelatihan imunisasi atau asuhan persalinan normal yang didalamnya terdapat

aplikasi dari pemberian vitamin K pada bayi baru lahir.

2) Pengetahuan Bidan Praktik Swasta dalam Pemberian Vitamin K pada Bayi Baru Lahir

Berdasarkan perhitungan sesuai kategori yang ditetapkan, pengetahuan

bidan praktik swasta dalam pemberian vitamin K pada bayi baru lahir

menunjukkan bahwa mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 14 orang (45.2%),

dan minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (12.9%).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Kasmawati,2010) yang menunjukkan bahwa pengetahuan bidan memiliki

pengetahuan baik. Dalam penelitiannya mengatakan kurangnya pengetahuan

bidan dalam pemberian vitamin K dapat dipengaruhi oleh umur. Umur

mempunyai peran dalam memperoleh pengetahuan, karena daya ingatan

seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur seseorang

fungsi organ-organ tubuhnya juga menurun termasuk daya ingat.

Menurut Notoatmodjo (2007), yaitu umur, paritas, pendidikan dan

informasi merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan

deskriptif. Melalui pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan

dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan

hidupnya dengan lebih baik, semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan

semakin berkualitas, jika wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional Variabel
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi  dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap Bidan
Tabel 5.3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan juga sudah jelas, mulai dari visualisasi gambar serta informasi fasilitas, lokasi dan keunggulan Wisata Alam Posong sehingga

Terdapat perbedaan pandangan diantara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah

Pusat Anak Tunanetra ini juga dapat menjadi wadah bagi para orangtua yang memiliki anak tunanetra untuk belajar membuat tempat yang accsesible untuk anak tunanetra dan

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama kuliah.i. Kedua orang tua,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisis : ( 1 ) kualitas pelayanan ( reliability, responsiveness, assurance, empati, tangible) bank yang dirasakan oleh

Peserta didik dapat menentukan dan menerapkan bagian-bagian dalam teks pandangan, maksud, pendapat yang menjadi ide utama rincian langkah- langkah, rincian peristiwa, rincian

Two PCSK9 inhibitors, alirocumab and evolocumab are approved for use in combination with statins for the treatment of heterozygous familial hypercholesterolemia (FH), but also

Nilai uji statistik kor 0,094 yang artinya korelasi sa atau dianggap tidak ada kor dibuktikan dengan nilai ρ = besar dari nilai alpha (α) = demikian dapat dikatakan hubungan