• Tidak ada hasil yang ditemukan

2010_PHLN Pinjaman Hibah Luar Negeri dalam disparitas Pembangunan Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2010_PHLN Pinjaman Hibah Luar Negeri dalam disparitas Pembangunan Kesehatan"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

untuk

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Upaya

mencapai

sasaran

program prioritas yang telah ditetapkan dalam

Rencana

Strategis

Kementerian

Kesehatan

2010-2014 perlu didukung dengan kecukupan

sumber daya, baik melalui APBN maupun

melalui dana pinjaman dan hibah luar negeri

(PHLN).

Selama ini, Kementerian Kesehatan

telah melakukan kerja sama dengan berbagai

mitra, baik bilateral, multi-lateral, regional

serta dengan internasional NGO. Kerja sama dengan berbagai mitra luar

negeri ini memang dirasakan perlu, namun harus ditata dengan baik serta

harus diarahkan sesuai dengan permasalahan dan prioritas pembangunan

kesehatan. Saat ini PHLN yang ada belum dikelola dengan baik, sehingga

terdapat kesulitan untuk mengalokasikan dan menentukan kerja sama

dengan mitra yang baru. Hal ini dikarenakan belum adanya peta yang

menggambarkan sebaran mitra luar negeri secara program prioritas

maupun wilayah provinsi.

(4)

Bangsa Indonesia sudah

mitra-mitra kerja sama

M ENTERI KE SEHATAN セ ep u b lik@ IN!101-IESIA

saatnya untuk berdiri sejajar dengan

luar negeri. Dengan kesejajaran terse but, maka

tidak akan ada lagi istilah

"donors driven ".

Apabila pihak luar negeri

benar-benar akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, maka harus

menyesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan, serta diarahkan pada

program-program prioritas yang telah ditetapkan. Dengan demikian pada

akhir tahun 2014, sasaran pembangunan kesehatan serta target MDGs

dapat dicapai .

Saya menyambut baik buku ini, dengan harapan buku ini dapat

dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengalokasian segenap

sumber daya yang ada agar lebih efektif dan efisien. Pada kesempatan ini

pula saya ucapkan terima kasih kepada para penyusun buku ini, serta

semua pihak yang telah memberikan kontribusi, sehingga buku ini bisa

diselesaikan.

Menteri Kesehatan,

セ@

(5)

BAllAH lSI

Kala Penganlar ...

iii

Daftar lsi ...

v

Pendahuluan ... ... ... 3

Tujuan ... .. ...

9

Permasalahan ... ... .. ... ... ...

10

Ruang Lingkup dan Pengertian ... ...

15

Peta Kerjasama Luar Negeri ... .. ...21

a. Pinjaman Luar Negeri ... .... ... ... ... .... ... ... ... .... ... ... 21

b. Hibah Luar Negeri ... ... ... ... ... ... .... ... ... 23

Peta Daerah Menurut IPKM ...24

Peta Menurut Alokasi Anggaran Daerah untuk Kesehatan ...28

Peta Menurut Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah ...29

Peta Kerjasama PHLN Menurut Wilayah ...30

Peta Menurut Program Kesehatan Prioritas ... ... 32

Peta Kerjasama Menurut Sasaran MDGs ...34

Jadwal Kerjasama ...41

Kesimpulan dan Saran ...59

Penutup ...

61

Daftar Gambar

&

Tabel .. ... ... .. .. ... ... ... ... 65

Glossary ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... 66

Lampiran

a.

Tabel ... ... ... ... ... ... ....

71

b. Peraturan Menteri Keuangan No. 1681PMK.0712009 ... .. ... .. 79

[image:5.411.23.377.53.430.2]
(6)
(7)
(8)
(9)

kematian ibu karena proses

Pendahuluan

Hasil pembangunan kesehatan nasional memang telah mengalami

perbaikan pad a berbagai indikator dampak kesehatan, seperti peningkatan

umur harapan hidup, penurunan angka

maternal, penurunan angka kematian bayi, dan angka kematian balita, serta

penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita. Namun di balik itu

semua, masih ada permasalahan kesehatan yang cukup be rat, yakni

adanya disparitas derajat kesehatan yang sudah berlangsung lama, dan

sampai saat ini belum tertangani, bahkan ada kecenderungan akan

semakin melebar pad a berbagai kelompok penduduk. Disparitas dimaksud

mencakup disparitas antarwilayah, antartempat-tinggal, antarjender, serta

antartingkat-sosial-ekonomi .

Bila dilihat dari disparitas status kesehatan, beberapa indikator

menunjukkan bahwa angka kematian bayi dan angka kematian balita pad a

golongan termiskin hampir em pat kali lebih tinggi dari golongan terkaya.

Disamping itu, angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

lebih tinggi di daerah perdesaan, dan di kawasan timur Indonesia, serta

pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita

yang berstatus gizi kurang dan buruk di daerah perdesaan lebih tinggi

dibandingkan daerah perkotaan. Pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih dan cakupan imunisasi pada golongan miskin lebih

rendah dibanding dengan golongan kaya.

(10)

global juga akan berpengaruh

Indonesia.

dengan diterapkannya

terhadap pembangunan kesehatan di

Di dalam era globalisasi ini, Indonesia dihadapkan pada berbagai

tantangan sekaligus peluang. Tantangan global tersebut antara lain adalah :

perdagangan bebas. Pengaruh globalisasi dan

liberalisasi perdagangan melalui kesepakatan General Agreement on Trade

in Service (GATS) dan Trade-Related Aspects of Intellectual Property

Rights (TRIPS), dimulainya pasar bebas ASEAN pad a tahun 2003 serta

pasar bebas Asia Pasific pada tahun 2020. Peranan modal asing dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sa kit, masuknya tenaga

kesehatan asing , serta banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke

luar negeri, karena kurang puas dengan pelayanan kesehatan di Indonesia .

Selain itu , pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs)

sebagai kesepakatan global, dimana banyak negara masih jauh tertinggal,

termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan global harus

diperhatikan secara serius. Hal ini telah jelas ditegaskan dalam Sistem

Kesehatan Nasional (SKN, 2009), dengan kalimat sebagai berikut " .. .Para

pelaku SKN juga wajib mencermati dan memanfaatkan setiap kesempatan

yang ada di dunia internasional guna memperkuat SKN. Dana internasiona/

yang tersedia yang tidak mengikat dan dapat secara sinergis meningkatkan

kinerja SKN perlu dimanfaatkan dengan baik. Sebaliknya , setiap intervensi

internasional yang da/am jangka pendek atau jangka panjang yang dapat

merugikan SKN wajib dicegah oleh setiap pemangku kepentingan".

(11)

yang dimiliki sendiri.

keputusan dapat menetapkan alokasi sumberdaya yang terbatas ini dengan

lebih efektif dan efisien .

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, adanya PHLN

sangat diharapkan. Karena dengan sumberdaya

Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan untuk memenuhi segenap

upaya pembangunan kesehatan. Selain itu karena Indonesia merupakan

anggota dari masyarakat dunia, juga tidak mungkin terlepas dari pergaulan

dan kerjasama internasional. Disamping itu, dengan adanya dunia yang

hampir tidak berbatas ini

(borderless) , antar negara satu dengan lainnya

yang saling mempengaruhi, untuk itu kerjasama dengan luar negeri ini

sangat diperlukan . Namun alokasi dan pendayagunaannya perlu ditata

dengan baik, agar selaras dengan jalannya pembangunan kesehatan di

Indonesia.

Permasalahan PHLN saat ini dirasakan belum terorganisir dengan

baik, salah satunya adalah belum pernah dilakukannya pemetaan PHLN,

sehingga bila ada tawaran kerjasama dari pihak luar, maka belum bisa

mengarahkan kerjasama tersebut dalam bidang apa dan ke wilayah mana.

Selain itu belum ada dokumentasi yang baik untuk pembelajaran dan

pengalaman yang diperoleh dari kerjasama yang sudah berlangsung,

sehingga ada kemungkinan kegagalan bisa dilakukan berkali-kali , ataupun

sebaliknya, kesuksesan tidak bisa direplikasi lebih luas.

(12)
(13)
(14)

gambaran tentang peta

Kementerian Kesehatan dalam

Tujuan

Umum:

Penyusunan buku ini adalah untuk memberikan

mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan, sehingga dapat dijadikan

bahan pengambilan kebijakan pimpinan

rangka efektivitas pencapaian sasaran prioritas pembangunan kesehatan.

Khusus:

Teridentifikasinya mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan di

kementerian

kesehatan melalui kerjasama bilateral,

multilateral,

Lembaga Mitra Kerja, Badan Dunia, Kerjasama Teknik Regional.

Diketahuinya sebaran mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan di

daerah .

Diketahuinya ruang lingkup kerja mitra kerjasama luar negeri bidang

kesehatan.

(15)

Permasalahan

dalam pelaksanaan

sang at diharapkan oleh

Meskipun keberadaan PHLN ini mempunyai kontribusi yang cukup besar

pembangunan kesehatan, dan kehadirannya juga

para pelaku pembangunan kesehatan, namun

dalam perjalanannya ditemui berbagai permasalahan, antara lain:

Area kegiatan yang ditunjang dengan dana PHLN belum selaras

dengan program prioritas yang telah ditetapkan seperti pad a Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 maupun Roadmap

Reformasi Kesehatan Masyarakat. Selain itu juga belum selaras

dengan sasaran MDGs bidang kesehatan yang harus dicapai pada

tahun 2015.

Wilayah kerja yang didukung melalui dana PHLN belum dialokasikan

pad a wilayah-wilayah bermasalah kesehatan.

Dengan demikian

terdapat wilayah yang diminati oleh banyak PHLN, dan ada wilayah

yang kurang diminati. Saat ini dirasakan alokasi PHLN hanya

berdasarkan kepentingan mitra kerjasama (donors driven).

Belum semua PHLN dapat diregistrasi dan dimasukkan dalam DIPA,

sehingga monitoring, evaluasi, dan pengawasannya cukup sulit. Selain

itu juga dimungkinkan adanya duplikasi pendanaan.

Belum berjalannya sistem akuntansi dana hibah (SIKUBAH), sehingga

pemanfaatan dana hibah belum sepenuhnya akuntabel.

(16)

satu

dalam

pelaporan

sudah

variasi antar kabupaten/kota

mitra kerja dengan para pelaksana di

Pelaksanaan PHLN di daerah terkadang hanya dilaksanakan di

atau

dua

kabupaten/kota ,

namun

mengatasnamakan provinsi , padahal

dalam satu provinsi , sangat lebar.

Munculnya rasa curiga antara

lapangan. Ditemukan dari lapangan , bahwa dalam beberapa kegiatan,

para pelaksana hanya bertugas untuk membuat surat undangan dan

kemudian mengedark annya , sedangkan pemegang keuangan ada pada

mitra kerja . Dengan demikian, pihak Pemerintah baik Pusat ataupun

Daerah, hanya dijadikan sebagai "kantor pos" belaka .

Kapasitas petugas yang masih kurang dalam melaksanakan negosiasi

serta menyiapkan dokumen kerja sama dengan mitra internasional.

Sehingga penyusunan dokumen usulan rencana PHLN belum optimal.

Padahal

untuk mengajukan perencanaan

kerjasama

diperlukan

dokumen perencanaan yang berkualitas.

Koordinasi dan kerjasama antara unit perencana dengan unit

pelaksana, serta antara pusat dan daerah masih belum optimal.

Sehingga menyulitkan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan .

Saat ini telah dibentuk unit baru yang menangani hubungan dan

kerjasama luar negeri, namun belum disusun

mekanisme

dan

tata hubungan kerja, sehingga dalam perancanaan , pelaksanaan, dan

monitoring evaluasi PHLN masih belum optimal.

(17)

berbagai pihak terkait sering

Dokumentasi PHLN

masih belum lancar, dengan demikian

semakin menghambat pelaksanaan projek pinjaman luar negeri.

(18)
(19)
(20)

Buku ini memberikan

dikaitkan dengan program

pembangunan kesehatan,

Huang lingkup dan pengerfian

Ruang lingkup penulisan buku ini adalah mengenai kerjasama baik

dalam bentuk pinjaman maupun hibah luar negeri.

informasi tentang peta mitra kerjasama yang

prioritas pembangunan kesehatan, indikator

sasaran pembangunan kesehatan dan sebaran mitra kerjasama di daerah.

Pemetaan ini mencakup dana pinjaman dan hibah luar negeri, serta

mitra international non-goverment organization (I-NGO) yang bermitra

dengan pusat. Sedangkan berbagai I-NGO yang bermitra dengan daerah,

pada kesempatan ini belum dibahas dalam buku ini. Hal ini dikarenakan

1-NGO sangat luas tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dan untuk

memantaunya diperlukan waktu dan sumberdaya yang besar, dan

perangkat pendukung yang lebih rinci.

(21)

Health Organization (WHO), dan organisasi lain dibawah PBB (United

Nation/UN). Adapun lembaga teknis kerjasama multilateral diantaranya

Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (lOB), World

Bank (WB), Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) dan lain

sebagainya; (c) Kerjasama regional adalah kerjasama antara Pemerintah

Indonesia dengan negara-negara di dunia internasional dalam seri

lingkaran konsentris yang terdiri dari: Lingkaran pertama adalah Association

of South East Asia Nations (ASEAN), Lingkaran kedua adalah ASEAN

+

3

(Jepang, China, dan Korea Selatan), dan Lingkaran ketiga adalah

kerjasama dengan like-minded developing countries. Selain itu Indonesia

juga menggalang kerjasama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat yang

merupakan parner utama ekonomi Indonesia. Yang termasuk kerjasama

regional antara lain ASEAN, Asia Pacific Economis Cooperation (APEC),

Asia-Europe

Meeting

(ASEM),

Brunei-Indonesia-Malaysia-Singapore

(BIMS), Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina East Asia Growth Area

(BIMP-EAGA), dan lain sebagainya.

(22)

saat ini sedang berlangsung

(on-kabupaten/kota. Sudah barang

tentu tidak bisa digambarkan dalam seluruh provinsi. Kelemahan penulisan

buku ini adalah pemetaan dilakukan untuk wilayah provinsi.

Untuk lebih jelasnya, maka bentuk kerjasama luar negeri tersebut

Selain itu, banyak PHLN yang

going)

sebagai wilayah kerjanya adalah

dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.

DIAGRAM PINJAMAN DAN HIBAH LUAR

MITRA

TECHNICAL FINANCIAL

BENTUK

COOPERATION COOPERATION

KARAKTERISTIK KEGIATAN

KATEGORI PENDANAAN

(23)
(24)
(25)
(26)

luar negeri dapat dibedakan dalam dua hal , yak ni (a)

Peta Kerjasama luar

n・セ・イャ@

Sentuk kerj asama

pinjaman luar negeri ; dan (b) Hibah luar negeri.

A.

PINJAMAN LUAR NEGERI

1. Ditjen Bma Pelayanan Medik (Rumah Sa kit Umum Pemerin tah dan

Rumah Sakit Umum Daerah)

Dana pinjaman luar negeri yang ada pada Ditjen Sina

Pelayanan Medik pad a umumnya

melalui pengadaan investasi di

bidang peralatan medis , peralatan non-medis dan peningkatan sumber

daya manusia untuk Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit

Daerah . Penggunaan dana pinjaman luar negeri terse but umumnya

untuk pengadaan peralatan medis dan peralatan non-medis Rumah

Sakit yang sampai saat ini belum dapat diproduksi di dalam negeri dan

harus di import dari luar negeri.

Serbagai

kegiatan

program

yang

memanfaatkan

dana

pinjaman luar negeri antara lain adalah untuk:

a. Improvement of

M.

Hoesin Palembang

b. Improvement of dr. Wahidin Soedirohusodo Hospital

c. Strengthening of

4

Teaching Hospital

d. Upgrading H. Adam Malik Hospital, Medan

e.

Upgrading Prof. Or. Kandou, Manado

(27)

2.

Ditjen Bma Kesehatan Masyarakat

Dana

dalam rangka

pelayanan kesehatan

Puskesmas

pinjaman luar negeri yang ada di Ditjen Binakesmas

diperuntukkan bagi mendukung program upaya kesehatan masyarakat

meningkatkan jumlah, pemerataan , dan kualitas

melalui Puskesmas dan jaringannya yang

meliputi

Pembantu , Puskesmas Keliling dan Bidan di

Desa. Penggunaan dana pinjaman luar negeri dalam program ini

adalah untuk meningkatkan kinerja program dan investasi dalam

bentuk pengadaan peralatan medis dan peralatan non-medis yang

utamanya belum dapat diproduksi di dalam negeri dan harus di import

dari luar negeri.

Dana pinjaman luar negeri juga merupakan salah satu sumber

pendanaan untuk mendukung program perbaikan gizi masyarakat

dalam rangka meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya

meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi,

dan balita serta usia produktif.

Berbagai

kegiatan

program

yang

memanfaatkan

dana

pinjaman luar negeri antara lain adalah untuk:

a.

Second Decentralized Health Service

b. Nutrition Improvement through Community Empowerment (NICE)

3

Dltjen Pen gendalian Penyakit dan Penyehatan Llngkungan

(28)

pemberdayaan

masyarakat,

lingkungan sehat dalam

yang lebih sehat melalui

meningkatkan

kinerja

program,

peningkatan SDM.

Dana pinjaman luar negeri juga merupakan salah satu sumber

pendanaan untuk mendukung program

mewujudkan mutu lingkungan hidup

pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan

pembangunan

berwawasan

kesehatan,

melalui

peningkatan

penggunaan jamban dan peningkatan lingkungan sehat di tempat

-tempat umum. 

Berbagai 

kegiatan 

program 

yang 

memanfaatkan 

dana 

pinjaman  luar negeri antara lain  adalah  untuk : 

a. 

Community Water Services & Health Project (CWSHP)

b.

Water Supply and Sanitation for Low Income Community-2

(WSLlC-2)

c. 

Pamsimas (WSLlC3)

d.

Integrated Citarum Water Resources Management Invesment

Program (ICWRMP)

Ada  3  (tiga)  hal  masalah  yang  sering  dihadapi  dalam  pengelolaan 

dana  pinjaman  adalah  : 

1.  Ketidakpastian  institusi  untuk  menyediakan  sarana  dan  prasarana 

penunjang. 

2.  Pengadaan  kon trak  pengadaan  barang  dan  jasa  terlambat  dalam 

persetujuan . 

3.   Ketidakmampuan  institusi  dalam  pengelolaan  lebih  lanjut  seperti 

penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan . 

B.

HIBAH LUAR NEGERI

(29)

kesehatan ,  yang  dilaksanakan 

dana  hibah  luar negeri  antara  lain  adalah  untuk: 

1. 

a. 

di 

berbagai 

tingkat  ya itu 

provinsi , 

kabupaten/kota  dan  pusat.  Berbagai kegiatan  program  yang  memanfaatkan 

Ditjen  Pengendal ian  Penyakit dan  Penyehatan  Lingkungan  

Surveilans & Response to Avian and Pandemic Influenza

b. 

Pilot Project Pengendalian

Flu

Burungdan

kesiapsiagaan

h. 

Water Supply and Sanitation for Low Income Community-2

i. 

Proyek Kerjasama Teknis Peningkatan Sistem Surveilans untuk

Avian Influenza

j. 

Community Water Services & Health Project (CWSHP)

k. 

Intensified and Integrated Malaria Control Program in Sumatera

and Six Provinces of Eastern Indonesia

I. 

Intensified Malaria Control Program in Kalimantan and Sulawesi

Islands

m. 

Indonesia HIVIAIDS Comprehensive Care

n. 

Indonesia Response to HI V:  Government and Civil Society

Partnership in

12

Provinces

o. 

Equitable quality DOTS for AI/Indonesia

p. 

Consolidating Progress and Ensuring Quality DOTS for aI/

Indonesia

q. 

Expanded Program Immunization

r. 

Leprosy Relief

menghadapi Pandemi Influenza

c. 

UNDP's Capacity Development to the Global

Recipient in Indonesia

d. 

Field Epidemiology Training Program (FETP)

e. 

KNCV TB CAP

f . 

Rural Water Supply (ProAir)

g. 

JAS (Jaringan Air dan Sanitasi)

(30)

2 .   Ditjen  Bina  Kesehatan  Masyarakat 

a.

Sector Programme Health (SPH)

b. Pengembangan P4K

c.

Pengembangan Posyandu

d. Maternal and Child Health

e.  

Evaluation on vitamin A requirement in Indonesian woman

3.   Ditjen  Bina  Kefarmasian  dan  Alat Kesehatan 

a.  

Up-Grade Software untuk mengukur indikator penggunaan obat

rasional

b. Bimbingan Teknis SAS pada 10 rumah Sakit Provinsi

c.  

Revitalisasi Komite Nasional Farmasi dan Terapi

d. Pertemuan Teknis Penerapan DOEN 2008 pada RS Pemerintah

dan Swasta Se-Jabotabek

e.  

Penyusunan Daftar obat UKS dan cara Penggunaannya bagi

siswa sekolah menengah

f.

Evaluasi Implementasi DOEN 2008 di Sarana Kesehatan

g.  

Penyusunan Formularium Spesialistik IImu Penyakit Syaraf

h.

Peningkatan

pengetahuan

pada

masyarakat

tentang

penggunaanobat rasional

i.

TOT Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit

Tertentu Tahun 2010

j.

Advokasi Direktur Rumah sakit pelaksanaan Pusat pelayanan

kefarmasian untuk penyakit tertentu

k.

TOT Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

4.   Badan  Pemberdayaan  dan  Pengembangan  Sumber  Daya  Manusia 

Kesehatan 

a.  

Advocacy and Capacity Building

(31)

c. 

Poltekkes Jakarta I.

d. 

Membina kerjasama

akibat bencana.

Membangun jurusan Ortotik Prostetik terakreditasi internasional di

antara BPPSOMK dan AH dalam bidang

medis dan pendidikan pelatihan keperawatan, manajemen RS,

pengawasan kualitas dan pengembangan keahlian klinis dalam

pengendalian infeksi dalam rangka mengatasi kegawatdaruratan

Peta Daerah Menurut IPKM

Salah 

satu 

indikator 

penting 

dalam 

menilai 

keberhasilan 

pembangunan  di  suatu  bangsa  adalah  Indeks  Pembangunan  Manusia 

(IPM).  IPM merupakan  penilaian  terhadap  unsur  ekonomi  (pendapatan  riil 

perkapita) ,  unsur  pendidikan  (angka  melek  huruf  dan  lama  sekolah),  dan 

unsur kesehatan  (umur harapan  hidup waktu  lahir).  Berdasarkan  data  tahun 

2009 ,  IPM  Indonesia  berada  pada  peringkat  111  dari  182  negara  yang 

dinilai,  dengan  nilai  IPM  berada  di  bawah  rata­rata  dunia ,  sehingga 

menempatkan  Indonesia  pada  kelompok  medium human development.

Khusus  untuk  Indonesia ,  NTB  merupakan  provinsi  dengan  nilai  IPM  paling 

rendah . 

Untuk  meningkatkan  IPM  perlu  dilakukan  intervensi  yang  tepat, 

yang 

mencakup:  intervensi  pada  unsur  ekonomi, 

pendidikan  dan 

kesehatan.  Intervensi  pada  unsur  ekonomi  dapat  dilakukan  melalui 

pertumbuhan  ekonomi  dan  pemerataan  serta  perluasan  lapangan  kerja . 

Intervensi  pada  unsur  pendidikan  dapat  dilakukan  melalui  wajib  belajar 

sembilan  tahun.  Namun  untuk  unsur kesehatan , intervensi  harus  dijabarkan 

melalui  indikator perantara dan  rumusan  program yang  nyata . 

(32)

Susenas  (Survei  Ekonomi 

kesehatan ,  dirumuskan  dari  data  kesehatan  berbasis  komunitas  yaitu:  1)  

Riskesdas  (Riset  Kesehatan  Dasar);  2)  

Nasional);  dan  3)  Survei  Podes  (Potensi  Desa).  Adapun  tingkat  disparitas  

nilai  IPKM tersebut dapat dilihat peta  berikut ini .  

DISPARITAS INDEKS PEMBANGLINAN KESEHATAN

MASYARAKAT

T1r'll .... t OIsparltlls IPKM 

_ rMdah «:)156',162)

5e<i3.ng (::1156',162 -4507.006)

UnggI14507.007 -5132.677) _ sangat tinggll > 15132 ,617)

PUSAT KLN. KEMKES 2010

Sumber: Riskesdas 

Berdasarkan  peta  IPKM  di  atas  dapat  dilihat  peringkat  provinsi 

dalam  pembangunan  kesehatan .  Dengan  demikian  dapat  dijadikan  acuan 

bagi  Pemerintah  Pusat  maupun  Daerah  guna  pengalokasian  sumberdaya 

agar terus  meningkatkan kualitas  pembangunan  kesehatan  di  wilayahnya. 

(33)

Peta Menurut Alokasi Anggaran Daerah Untuk Kesehatan

Berdasarkan 

pembagian 

urusan 

pemerintahan, 

kesehatan 

merupakan  urusan  bersama  antara  Pusat,  Provinsi,  dan  Kabupaten/Kota . 

oengan  demikian ,  salah  satu  wujud  tanggung  jawab  pemerintah  provinsi 

dalam 

melaksanakan 

urusan 

bersama 

tersebut 

adalah 

dalam 

mengalokasikan  dana bagi  kesehatan . 

Esensi  utama  dari  pelaksanaan  otonomi  daerah  yang  sudah 

berjalan  kurang  lebih  selama  10  tahun  belakangan  adalah  mewujudkan 

kemandirian  daerah .  Selama  ini  kemandirian  daerah  yang  kuat  diukur  dari 

struktur  PAD  yang  antara  lain  terdiri  dari  pajak daerah , retribusi  daerah  dan 

BUMo . 

Sejak  pelaksanaan  otonomi  daerah,  penyediaan  dana  kesehatan 

dari  APBN ,  disatukan  dalam  Dana  Alokasi  Umum  (oAU),  hal  ini  berakibat 

semakin  kurang  transparannya  penyediaan dana kesehatan  dalam APBo . 

oalam  pertemuan  dengan  oepkes  beberapa  waktu  lalu ,  para 

bupati/walikota  telah  bersepakat  untuk  mengalokasikan  15  persen  dari 

APBo­nya  untuk  kesehatan,  tapi  kenyataan  tidak  demikian .  Hasil  survey 

yang  dilakukan  Kementerian  Kesehatan  pada  hampir  seluruh  kabupaten  di 

Indonesia ,  ternyata  alokasi  anggaran  kesehatan  yang  diambil  dari  APBD 

rata ­rata  di  bawah  lima  persen,  bahkan  ada yang  hanya satu  persen . 

Melihat  kenyataan  demikian,  pemerintah  pusat  bersama  DPR  RI 

menyediakan  dana  alokasi  khusus  untuk  pembangunan  kesehatan , 

terutama  untuk  daerah­daerah  yang  kesehatannya  tertinggal  seperti  di  KTI , 

daerah perbatasan dan  kepulauan  terluar. 

(34)

PETA APBD YANG DIALOKASIKAN UNTUK URUSAN

BERSAMA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009

QjNNZ セセイᄁv N BG N d@

_ n. ; 1 hlO l l ( I:'  E· ·  I .   _ TIr. ;---I .;:'.1:ITI

D

e..::H.:l ( £_!l. 'i i i

_ ",",,:, "0 ·'.,

PUSAT KLN, KEMKES

Sumber: Dirjen BAKD, Kemendagri

Dari  peta  tersebut  terdapat  enam  provinsi  yang  persentase  DDUB 

bidang  kesehatannya  rendah,  yakni  Provinsi  Irjabar,  Sulawesi  Utara, 

Sulawesi  Barat,  DIY,  Jawa  Barat,  dan  Sumatera  Utara.  Dari  keen am 

provinsi  yang  DDUBnya  rendah  tersebut,  tiga  diantaranya  merupakan 

provinsi  yang  beberapa  tahun  terakhir  DDUBnya  juga  rendah.  Provinsi 

tersebut  adalah  Sulawesi  Utara ,  Sulawesi  Barat,  serta  Jawa  Barat.  Hal  ini 

perlu  mendapatkan  perhatian yang  serius,  apakah  perlu  advokasi  atau  perlu 

adanya intervensi  khusus . 

Peta Menurut Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah

(35)

kemiskinan 

daerah 

tersebut  ditetapkan 

melalui 

Peraturan 

Menteri 

Keuangan  setiap  tahun.  Untuk  tahun  2010  ini  ditetapkan  melalui  Peraturan 

Menteri  Keuangan  Nomor  61/PMK .07/2010, pada  tanggal  10  Maret  2010 . 

Permenkeu  ini  ditetapkan  pada  setiap  tahunnya  dengan  harapan  dapat 

dijadikan  pedoman  dalam 

perencanaan 

anggaran 

penanggulangan 

kemiskinan  tahun  berikutnya.  Berikut  adalah  peta 

indeks  fiskal  dan 

kemiskinan  daerah  tahun 2010. 

PETA INDEKS FISKAL TERHADAP PERSENTASE  PENDUDUK 

MISKIN DAERAH TAHUN 2010 

_  Sangat Tinggi (>2)  

_  linggi (1  ­ 2)  

o

Sedang (0 .05  ­ 1)  

_  Rendah  ( <0.05)  

ES 2010 

Sumber: Permenkeu No 61/2010 

Peta  Kerjasama PHLN  Menurut Wilayah 

Peta  alokasi  PHLN  yang  sedang  berlangsung  pad a  tahun  2010  ini 

disusun  berdasarkan jumlah  mitra  kerjasama  di  wilayah  provinsi , jadi  bukan 

jumlah  besaran  dana yang dialokasikan  ke  darah. 

(36)

daerah  berdasarkan  peta 

berdasarkan  program  prioritas 

kerjasama,  sedangkan  Provinsi  Jawa Barat  merupakan  provinsi  yang  paling 

sedikit. 

Sudah  Saatnya  penempatan  PHLN di 

wilayah  yang  bermasalah  kesehatan  dan 

dan  sasaran  MDGs. 

PETA PROJEK PHlN MENURUT WILAYAH PROVINSI TAHUN 2010

_ t 

Z@ ャ L

..

.

..

セN@

ッNセN

-

OV I np

$I a. te.a IlY H I17 ·20 1

e.a

nJ P 113 • " I

Sta.n a(I ·11

Stal l n (' . ! I Sumber: Unit Utama Kemkes

PUSAT KLN, KEMKES 2010

(37)

Peta Menurut Program Kesehatan Prioritas

Berdasarkan 

pad a 

HK.03.01/60/l/2010  tentang 

difokuskan pada delapan fokus  prioritas , yaitu : 

1. 

Keputusan 

Menteri 

Kesehatan 

Nomor 

Rencana  Strategis  Kementerian  Kesehatan 

Tahun  2010­2014,  telah  ditetapkan Prioritas  Pembangunan  Kesehatan  yang 

Peningkatan  kesehatan  ibu ,  bayi  dan  balita ,  dan  Keluarga  Berencana 

(KB); 

2.  

Perbaikan  status gizi  masyarakat; 

3.  

Pengendalian  penyakit  menular  serta  penyakit  tidak  menular  diikuti 

penyehatan  lingkungan ; 

4 .   Pemenuhan,  pengembangan,  dan  pemberdayaan  SDM  kesehatan; 

5.  

Peningkatan  ketersediaan ,  keterjangkauan ,  pemerataan,  keamanan, 

mutu  dan  penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan ; 

6.  

Pengembangan sistem  Jaminan Kesehatan  Masyarakat (Jamkesmas) ; 

7.   Pemberdayaan  masyarakat  dan  penanggulangan  bencana  dan  krisis 

kesehatan; 

8.  

Peningkatan  pelayanan  kesehatan  primer,  sekunder dan tersier. 

Sesuai  dengan  fokus  prioritas  Kementerian  Kesehatan  tahun 

2010-2014  tersebut ,  sudah  barang  tentu  sebagai  konsekwensi  logisnya  adalah 

alokasi  sumberdaya  juga  akan  diprioritaskan  pada  delapan  upaya  fokus 

prioritas tersebut , termasuk alokasi  dana baik APBN  maupun  PHLN . 

(38)
[image:38.412.29.341.67.541.2]

TABEL PROGRAM PRIORITAS DAN DUKUNGAN PROJEK PHLN

No

PROGRAM PRIORITAS

PROJEK

KETERANGAN

KEMKES

PHLN

Macfarlane Burnet 

1.  Peningkatan kesehatan  ibu, bayi dan  balita,  dan 

10

Institute Australia , IAEA, JICA, ADB , 

Keluarga  Berencana (KB).  GAVI , Hellen  Keller, 

PCI ,WHO 

2 .

Perbaikan  status g izi  University of 

masyarakat .  Washington , ADB 

Pengendalian penyakit 

CDC Atlanta,  WHO , 

3.  menular serta  penyakit tidak  JICA, GF , NLR , 

menular diikuti penyehatan 

USAID lingkungan . 

Pemenuhan ,  WHO , European 

4 . pengembangan , dan  Commision , GF, 

pemberdayaan  SDM  Cambodia Trust, 

kesehatan .  Alexandra  Health 

Peningkatan ketersediaan,  keterjangkauan , 

5.

pemerataan,  keamanan, 

13

JICA, WHO 

mutu  dan penggunaan obat  serta  pengawasan obat dan  makanan . 

6. Pengembangan  sistem Jaminan Kesehatan  AusAid  (GTZ) 

Masyarakat (Jamkesmas). 

Pemberdayaan masyarakat 

7. dan penanggulangan 

WHO,  JICA, MOH 

bencana dan  krisis 

Singapore 

kesehatan . 

8.

Peningkatan  pelayanan kesehatan  primer, sekunder 

WHO 

dan  tersier. 

9.

Di  luar delapan  fokus 

Prioritas 

PUSAT Kl N, KEMKES 2010

(39)

Peta Kerjasama Menurut Sasaran MDGs

Esensi  dari  sasaran  fokus  prioritas  yang  ditekakankan  pada 

Rencana  Strategis  Kementerian  Kesehatan  tahun  2010­2014 ,  pada 

hakikatnya  adalah  identik  dengan  sasaran  yang  ada  pada  MDGs .  MDGs 

merupakan  komitmen  global ,  yang  akan  berakhir  juga  pada  tahun  2015 , 

dimana  setiap  negara  anggota 

PBB

diwajibkan  untuk  memenuhi  sasaran 

yang  telah  disepakati  bersama . Dengan  demikian , jika  sasaran  MDGs  ingin 

tercapai  (khususnya  untuk  sasaran  empat,  lima ,  dan  tujuh),  maka  sebagai 

konsekwensi  logisnya  adalah  alokasi  sumberdaya ,  khususnya  dana , 

termasuk  yang  bersumber  PHLN juga  harus  dialokasikan  lebih  difokuskan 

pad a sasaran­saran  MDGs tersebut. 

Dari  hasil  pengumpulan  data,  alokasi  PHLN terhadap  sasaran 

MDGs , dapat dilihat pad a diagram  berikut ini. 

DIAGRAM PROJEK PHLN MENURUT SASARAN MDGs YANG

BERKAITAN LANGSUNG DENGAN KESEHATAN

8 MOG· 4 8 MOG· S • MOG· 6 8 1v10G·7 • Tidak mosuk da lam MOG·s

PUSAT KLN, KEMKES 2010

(40)

PHLN 

sebanyak  sembilan . 

PHLN  lebih  fokus  pada  sasaran 

mendapatkan  dukungan  kegiatan/projek 

Sedangkan  sebanyak  52  kegiatan/projek  tersebar  di  berbagai  program  di 

luar  sasaran  MDGs.  Untuk  di  tahun  mendatang  agar  sasaran  MDGs  dapat 

segera  tercapai  dan  penggunaan  dana 

prioritas. 

PETA DAN DIAGRAM PREVALENSI AKB DI TINGKAT PROVINSI

24

_

... 

I •  •  • • • • • • • • •  

I.  iii  • • • • • • • • •  

セ@ ;!!  0

z

セ@

セ@

0( 0

:IE  :(

セ@

セ@ 3

セ@

セ@

セ@

セ@

::> 

セ@

0

:i' 

... 

III 

セ@

0( 0(

... 

...

セ@ 0

セ@

セ@

:=

::>  III  III 

..

z

Ii'  セ@ ::> 

セ@

セ@

セ@ !:! 

a

Q セ NL@ ーイッBiiGZp@

_ II ",g.: nnQQI(4 1 . 16)

fino;!! ( U · 47 )

lKl' l. QfH  ' · 4 1!

_ 1It.r:e:aIl. CO .U l

PUSAT KLN,  KEMKES  2010 

(41)

DIAGRAM ANGKA KEMATIAN IBUMENURUT ESTIMASI

セ Nl@

:( 0

'?

セ@

セ@

<5 セ@ セ@ ...

セ@

0( セ@ <. ::lo 

セ@

セ@

セ@ セ@ セ@

I!I  セ@a.

セ@

­' 

-'

en

m

セ@

セ@

セ@

セ@ セᄃセセセゥ

.... § セ@ (JJ

セ@

o

"'  III

1

セ@

"

Cl

C> d\ 

セ@

C> 'ij 

セ@

il セ@ セ@

!i 

セ@

セ@

a: ffi  セ@ Ul 

c:

セ@

(1',

セ@

Ul ::> 

s1

セ@

en

セ@

ciI  • 

5

セ@

Berdasarkan  data  dari  SDKI  tahun  2007,  angka  kematian  ibu  adalah 

228, 

hal

ini  sudah  mengalami  penurunan  bila  dibandingkan  dengan  data 

dari  SDKI  tahun  1991  dengan  angka  kematian  ibu  sebesar  390.  Meskipun 

demikian,  angka  tersebut  masih  dirasakan  tinggi,  dan  bahkan  bila 

dibandingkan  dengan target nasional  pada tahun  2014 adalah  118. 

(42)

DIAGRAM PENYAKIT HIV/AIDS, TBC, DAN MALARIA TIAP PROVINSI

DAN ALOKASI PHLN UNTUK TIAP PENYAKIT

CASE RAIEMAlAAlA

CASlRAT'E AJDS CASE RATE IBC

....,JA

"'-"

...

...  

""-"""

...IIT 

...

.... sa 

"""N. 

"""'" 

セャャ X@

oi@ セ ᄋ og y jイNkャイイr t GB@

':;'TE.'tG

,,-­ 

l1li

-

­ 

­ 

==

:..

セ@

;::;-• 

::

:"

5.00 1000 15.00 セoN oo@ 25.00 30.00

.  M ALARIA  •  H IV/ A IDS  .  TUBERCULOSIS 

(43)

Sasaran  MDGs  nomor  6  adalah  memerangi  penyakit  HIV/AIDS , 

TBC  dan  Malaria  (ATM).  Dalam  diagram  tersebut  disandingkan  antara 

ketiga  penyakit  terse but,  kemudian  dibandingkan  dengan  alokasi  PHLN 

untuk tiap  penyakit. 

PHLN  yang  dilokasikan  untuk  ketiga  penyakit  tersebut  semua 

bersumber  dari  dana  hibah  Global  Fund  (GF­ATM).  Penyakit  HIV/AIDS 

mendapatkan  700,5  milyar  rupiah  berlangsung  pada  tahun  2005­2014 , 

Penyakit  TBC  mendapatkan  960,1  milyar  rupiah  berlangsung  dari  tahun 

2006­2011,  dan  penyakit  Malaria  mendapatkan  9,7  milyar  rupiah 

berlangsung dari  tahun  2008­2011 . 

Peta Case Rate A TM

lI.neal1 HQセI@

h<l.ng (,. C) PUSATKLN, KEMKES 2010

T1nggl (1.')

hng.tT1nggt (10 ·U)

(44)
(45)
(46)

dari  unit  terkait,  maka 

mitra 

unit  utama,  jenis  projek , 

Jadwal Kerjasama

Berdasarkan  data  yang  dikumpulkan 

diperoleh  data  mengenai  masa/jadwal  kerjasama  dengan  berbagai 

kerjasama.  Data  tersebut  disusun  berdasarkan 

serta jangka waktu  projek tersebut akan  berlangsung . 

Dari  data  yang  terkumpul  terdapat  projeklkegiatan  yang  akan 

berakhir  sebelum  tahun  2014.  Dengan  demikian  perlu  dicermati  bersama 

agar  keg iatan  tersebut  dapat  terus  berlangsung  (sustainability), maka  perlu 

dipertimbangkan  pembiayaan  untuk  tahun  berikutnya.  Selain  hal  tersebut 

juga 

dapat 

dipakai 

sebagai 

perencanaan 

untuk 

replikasi 

untuk 

projeklprogram yang  lain  serta wilayah  yang  lain. 

WORLD HEALTH ORGANISATION

Bina  Kefarmasian dan Alkes 

3

4

5

Pertemuan Teknis  Penerapan  DOEN  2008  pada  RS  Pemerintah dan  Swasta  Se­Jabotabek  Penyusunan  Daftar obat  UKS dan  cara 

Penggunaannya bagi  siswa sekolah 

Obat Publik 

Obat Publik 

Obat  Rasional 

(47)

Evaluasi Implem enlasi 

6 DOEN  2008 di Sarana 

Penyusunan Form ularium 

7 Spesialislik  Ilmu  Penyakil 

TOT  Dalam  Pelaksa naan 

9

10

11

Pelaya nan  Kefa rmasian  Unluk Penyakil Terlenlu  Tahun  20 10 

Advokasi  Direklur Rumah  sak i! pelaksanaan Pu sat  pelaya nan kefa rmasia n 

TOT Pengelola an Obal  Publi k dan Perbekalan  Keseh atan  Obal  Rasional  Farmasi  Klinlk  Farmasi  komuni las  Farma si  Klinik  Farmasi  Klinik  Obat Publik  Badan  Litbangkes 

12 Laboratorium 

Laboratorium 

Laboratorium 

Laboratorium 

16 Laboratorium 

17 Riset 

PERIODE

NO PROJECT AREA 

2011 20U  2013

13

14

15

(48)

18

19

20

21

22

23

i  influenza (H5N1) for  vaccine candidates : cross  neutralization of 

antybodies antiinfluenza  A (H5N1) from  patients  confirmed  H5N1  infection  that can  neutralized  viruses isolated  in  different year and  location 

I  in  Indonesia 

Riset 

Riset 

Laboratorium 

Pengemban  gan  system  dan  kebijakan 

Pengemban  gan  vaksin 

Pusat  Data  dan Surveilens 

NO 

24 Sistem informasi 

Ditjen  P2PL 

NO 

(49)

Ditjen  Bina  Yanmedik 

,. 

National Workshop on  Analysis Situation of the  Implementation of Clinical 

Manajemen

26 Performance 

Development  RS 

Management System  2010

27 Pengembang 

an  SDM  RS 

28 Pedoman 

29 Farmasi 

Klinik RS 

30 Farmasi 

Klini k RS 

ces 

Workshop on Mental  Heal th Program 

Kese hatan 

31 Development in 5  jiwa 

Provinces that have no 

Mental  H  2010

Capacity  Building  Health  Care Workers to 

32 Provide Men tal Health  Keseh atan 

Care in 8 Provinces  that  jiwa 

have no Mental  Health ,  20 10-20 11

33 Kese hatan 

jiwa 

an Kesehatan  Jiwa di Daerah Terpencil  dan Dae rah Perbatasan 

Kesehatan

34 (pelatihan  Dokter Umum  jiwa 

dan  Perawat di Daerah  Perbata san  dan Daerah 

(50)

36 37 38 39 40 41 42 43

Calon  Legi  I  Legislatif Tahun 2010 

(51)

TOT peningkatan tek nis 

Kesehatan 

44 pengendalian  infeksi silang di pelayanan  gigi  dan 

mulut  . dan mulut 

Penyusunan  Sta  ar 

Pelayanan Kesehatan  Kesehatan 

45 Gigi dan  Mulut dalam  gigi dan 

Pelaksanaan  Kontrol  mulut 

Inveksi  HIV/AI 

Pertemuan penyusunan 

46 modul pelatihan bagi  Modul ODHA 

PERIODI!

NO

PIIOIrc1"

2m2

­

... 

for The National  Hospital  Pedoman RS 

47 Pandemic  Preparedness  untuk 

and Res ponse Plan in  Pandemik 

Workshop for 

Streng thening  Diseases 

RS  Rujukan 

48 Management Capacity In 

Flu burung  Avian  Influenza  Referal 

Sosia lisasi  Buku  Pedoman 

49 Pedoman  Pelayanan Kesehatan Anak di  RS  Kesehatan 

Anak 

50 Spesialistik 

Pelatihan  Perawatan ,  Terapi dan  Dukungan 

Pengembang 

51 (care,  The rapy and  an  SDM RS 

Support) untuk  Tenaga  Kesehatan 20 10  Bimbingan  Tekn is Medis  (Clinical  Mentoring) Untuk 

Peningkatan  Kualitas  Pelayanan 

52 Pelayanan Perawatan, 

Terapi , dan  Dukungan  yankes ODHA 

ODHA untuk Dokter di RS  ODHA Th .201 0 

Rumah Sakit  Kesehatan 

53 Ibu  dan  Bayi 

(52)

S4 SS S6 57 58 S9 60 61 62

i  sasi  Program  Rumah Sakit Sayang Ibu  dan  Bayi (RSSIB) Tahun  2010  Monitoring dan Evaluasi  ke  Rumah Sakit yang  Telah  Melaksanakan  Workshop Pelayanan  Kekerasan  terhadap  i  Pelatihan Surveilens  Infeksi Nosokomial  (Hospital Associated  Training of Trainer (TOT)  Pencegahan &  Pengendalian  Infeksi di  t20  ment  of Wild  Poliovirus in 

セ@ ョ、ッョ・ウゥ。@

during 2010-2011

Penguatan Jejaring Pelayanan Laboratorium Pemeriksa HIV dan

Penguatan Jejaring Laboratorium

Pemeriksaan HIV/AIDS

Monev rangka

Penguatan Jejaring Pelayanan Laboratorium TB bagi Laboratorium rujukan/pembina Laboratorium Uji Silang di 7 Provinsi Baru Thn 2010-2011

Strengthening of Phisical Therapy, Speech Therapy and Occupational Therapy Services in

Kesehatan Ibu dan Anak

Kesehatan Ibu dan Anak

Kesehatan Anak

Surveilens Infeksi di RS

Surveilens Infeksi di RS

Surveilens Infeks i di RS

Laboratorium virus Polio

(53)

65

66

Pendidikan  Profesi Fisika  Medik 

Laboratorium  Pemeriksa  Narkotika  PSikotropika  Pro­Justisia 

THE GLOBAL FUND

Pen gem bang  an  SDM  RS 

Laboratorium  pemeriksaan  Psikotropika 

Ditjen  P2PL 

NO 

1

3

4

6

7

Malaria 

Malaria 

HIV/AIDS 

HIV 

DOTS ­TB 

DOTS ­TB 

Pusat  Data dan Surveilens 

NO 

PROJIC'r

ARIA

PERIODI

8  GFATM  Komponen AIDS 

Ronde 8 

(54)

Ditjen  Bina Yanmedik 

KfW JERMAN

Ditjen Bina  Yanmedik 

2

Improvement of M.  Hoesin  Palembang 

of dr.  Wahidin 

Soedirohusodo 

Ditjen P2PL 

Ditjen  Binkesmas 

(55)

Asian Development Bank (ADB)

Ditjen  Binkesmas 

NO PROJECT

Second  Decentralized  Health Service 

Kesehatan  Komunitas  Nutrition  Improvement 

2  through  Community  Gizi 

Ditjen P2PL 

NO 

1

3

Sanitasi  dan  air bersih 

Sanitasi  dan  air bersih 

Sanilasi dan  air bersih 

EDCF KOREA

Ditjen Yanmedik 

NO 

3

Strengthening of 4  Teaching Hospital 

Upgrading H. Adam  Malik Hospital , Medan 

(56)

CDC ATLANTA

Litbangkes 

PERIODE

NO PROJECT

Surveilens  influenza 

Ditjen  P2PL 

NO PROIECT

PERIODE 

Survellans & Response to 

Avian  and  Pandemic  Influenza  Project (CDC  Atlanta) 

KNCV

Ditjen Yanmedik 

NO PROJECT

OOTS­TB 

2  Pedoman  TB 

D't'I Jen P2PL 

NO PRQIECf

KNCV TB  Cap (USAIO 

3 through  KNCV) 

AlIA 

TB 

...

2831

PiI'UODI 

2831 20U

aou 

., 

20M
(57)

WORLD BANK

Ditjen  P2PL 

Sanitasi  dan air  berslh 

Sanitasi 

2  Pamsimas (WSLlC3)  dan  air 

bersih 

Australia AID

Ditjen  P2PL 

NO

Sanitasi dan 

Air bersih 

GTZ

(58)

Donor Lainnya berdasarkan unit utama

Litbangkes 

1) University of Washington

NO 

Disability weights 

measurement survey,  Riset 

phase  II

2) Welcome Trust

NO

Welcome Trust 

3) IAEA (International Atomic and Energy Association)

NO

Evaluation on  vitamin A 

1  requirement in  Indonesian  Riset 

woman 

4) The Macfarlane Burnet Institute Australia

NO

(59)

Ditjen  P2PL 

1) UNDP

NO PRQI£CT

Development  to  Global Fund's  Pinci pal Recipient  in  Indonesia 

Pen lngkatan  Kapasitas  pendukung  GF 

2) GAVI

NO 

Expanded Program 

Immunization  Imunisasi 

3) NLR

NO

Netherlands  Leprosy Relief 

(NLR)  Kusta 

4) MoH Singapura, REDI Center

&

USDA

NO

Pen  ian  Flu 

Burung  dan  kesiapsiagaan  menghadapi  Pandemi Influenza 

(60)

5) JICA - Jepang

NO 

PROIICr 

Proyek  Kerja sama 

Tekn is ー・ョ ゥ@ ョセ ォ。エ 。ョ@

Sistem  Surve lans  untuk Avian  Influenza 

Flu  Burung 

PbIODE 

21012 20U Z014

Badan PPSDM

1)

Cambodia Trust

PIRIODE 

NO 

PROJICI'

21014

.. 

Cambodia Trust 

2) Alexandra Health

NO 

Alexandra  Health  Pengemban gan SOM 

Ditjen Yanmedik 

1) Finlandia

NO 

apan 

Streng thening <;,f

Teachi ng  Hospital  Proyek Kerjasama  Teknis 

(61)
(62)
(63)
(64)

luar  negeri  bidang  kesehatan 

dalam 

Rencana 

Strategis 

Kesimpulan dan Saran

Dari  pemetaan  mitra  kerjasama 

tersebut , akhirnya dapat disimpulkan  sebagai  berikut: 

•  

Mitra  kerjasama  luar  negeri  belum  difokuskan  pada  upaya  prioritas, 

seperti 

yang 

telah 

ditetapkan 

Kementerian  Kesehatan  2010­2014 ,  bahkan  ada  program  prioritas 

yang  hanya sedikit mendapatkan  mitra  kerjasama  luar negeri. 

•  

Mitra  kerjasama  luar  negeri  bidang  kesehatan  juga  belum 

difokuskan  pad a  sasaran  MDGs , justru  mitra  kerjasama  luar negeri 

ini  lebih  banyak  dialokasikan  pada  program­program  yang  tidak 

langsung berhubungan dengan sasaran  MDGs. 

•  

Alokasi  sumber dana  PHLN  belum  diarahkan  pada  wilayah  provinsi 

dengan  disparitas  IPKM  yang  tinggi.  Daerah­daerah  dengan 

disparitas  IPKM  tinggi  justru  mendapatkan  alokasi  sumber  dana 

PHLN  lebih  kecil  dibandingkan  dengan  daerah  dengan  disparitas 

IPKM yang  rendah. 

(65)

• 

Alokasi  dana  PHLN 

Berdasarkan  kesimpulan  tersebut,  maka diusulkan  saran sebagai  berikut: 

perlu  dikelola  secara  serius  dan  ditata 

bedasarkan  pada program  prioritas  serta  sasaran  MDGs. 

•  

Alokasi  PHLN  juga  perlu  diselaraskan  dengan  mempertimbangkan 

alokasi  anggaran daerah  melalui APBD  untuk  bidang  kesehatan. 

•  

Wilayah  provinsi  yang  telah  mendapatkan  alokasi  PHLN  secara 

besar­besaran,  namun  hasilnya  tetap  kurang  signifikan,  perlu 

dipertimbangkan  alokasi  PHLN  tahun  berikutnya,  dan  perlu 

perubahan strategi  pendekatannya. 

•  

Perlu  adanya  realokasi  sumber  dana  PHLN  ke  area  program 

prioritas  serta diarahkan  ke  wilayah  yang  bermasalah  kesehatan . 

•  

Beberapa  PHLN  akan  berakhir sebelum  tahun  2014,  untuk  itu  perlu 

dipertimbangkan  kesinambungannya 

(sustainability),

dan 

bila 

diperlukan  ditindaklanjuti  dengan  alokasi  APBN  guna  menjaga 

kelangsungan  program. 

(66)

ke  Hadirat  Tuhan  YME , 

Bidang  Kesehatan  ini  dapat 

PeRntop

Dengan  mengucap  puji  dan  syukur 

akhirnya  Peta  Kerjasama  Luar  Negeri 

diselesaikan. 

Buku  ini  diselesaikan  dalam  kurun  waktu  yang  sang at  singkat, 

dengan  demikian  tentunya  masih  banyak  kekurangan.  Namun  diyakini , 

meskipun terdapat kekurangan  di  sana­sini,  buku  ini  sangat bermanfaat dan 

sangat ditunggu  oleh  berbagai  pihak, karena  dengan  buku  ini , perencanaan 

alokasi  sumber  dana  khususnya  PHLN  dapat  diarahkan  lebih  fokus  pada 

program­program 

prioritas. 

Dengan 

demikian 

pencapaian 

sasaran 

pembangunan  kesehatan  akan  lebih efektif dan  efisien . 

Diharapkan  dengan  telah  diterbitkannya  buku  ini,  semua  jajaran 

pengambil  keputusan  di  Kementerian  Kesehatan  dapat  memakai  buku  ini 

sebagai  pedoman  dalam  pengalokasian  dana  PHLN  di  tahun­tahun 

mendatang. 

(67)
(68)
(69)
(70)

Peta  Disparitas Indeks Pembangunan  Kesehatan  Masyarakat 

Peta  APBD  yang  dialoka sikan  untuk Urusan  Bersama  Bidang  Kesehatan 

tahun 2009 

Peta  Projek PHLN  Menurut Wilayah  Propinsi Tahun  2010 

Diagram Projek PHLN  Menurut Sasaran  MDGs yang  Berkaitan  Langsung 

DUIAR GAMBAR

1.

Diagram  Pinjaman  dan  Hibah  Luar Negeri 

2.  3. 

4. 

5.  

dengan Kesehatan  

6.   Diagram  dan  Pet a Prevalensi  AKB  di Tingkat Provinsi 

7.   Diagram Angka  Kematian Ibu  Menurut Estimasi 

8.   Diagram  Penyakit HIV/AIDS, TBC, dan Malaria Tiap Provinsi  dan Alokasi  PHLN  untuk Tiap Penyakit 

9.   Peta  Case  Rate  ATM 

DUIAR lABEL

1.   Tabel  Program  dan  Dukungan  Projek PHLN 

(71)

ADB 

AKB 

AKI 

: Angka Kematian  Bayi 

: Angka Kematian  Ibu 

APBD 

APBN 

APEC 

ASEAN 

ATM 

AusAid 

BIMP­EAGA 

CDC 

CIDA 

DAU 

DDUB 

DFID 

EC 

EDCF 

FAO 

GATS 

GAVI 

GFF 

GTZ 

HIV / AIDS 

lOB 

I­NGO 

IPKM 

GLOSSARY

: Asian  Development Bank 

: Anggaran  Pendapatan dan  Belanja  Daerah. 

: Anggaran  Pendapatan dan  Belanja  Negara 

: Asia ­ Pasific Economic Cooperation 

: Association of South East Asia Nations

: HIV/AIDS,  TBC,  Malaria 

: The Australian Government's Overseas Aid  Program 

: Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina East Asia Growth Area

: Centers of Disease Control  and  Prevention 

: Canadian  International  Development Agency 

: Dana Alokas i Umum 

: Dana  Daerah  untuk Urusan  Bersama 

: Departement For International  Development 

: European  Commission 

: Europen  Digital  Cinema Forum 

: Food  and  Agricultural Organization 

: General Agreement on Trade in Service

: Global Alliance for Vaccines and Immunisation

: Global  Fund  Foundation 

: The  Deutsche Gesellschaft fOr  Technische Zusammenarbeit 

: Human  Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

Syndrome

: Islamic Development Bank 

(72)

JBIC 

JICA 

KfW 

KTI 

MCC 

MDGs 

I\JGO 

NLR 

OKI 

PAD 

PBB 

PHLN 

SDKI 

SKN 

TBC 

TRIPS 

Uf\IDP 

UNFPA 

UNICEF 

USAid 

WB 

WHO 

WTO 

: Japan  Bank for  International Cooporation 

: Japan  International  Cooperation Agency 

: Kreditanstalt fUr  Wiederaufbau 

: Kawasan  Timur Indonesia 

: Millennium  Challenge Coorperation 

: Millennium  Development Goals 

: Non  Government Organizations 

: Nederland Leprosy  Relief 

: Organisasi  Konferensi  Islam 

: Pendapatan  Asli  Daerah 

: Perserikatan Bangsa­Bangsa 

: Pinjaman dan Hibah  Luar Negeri 

: Survey  Demografi  Kesehatan  Indonesia 

: Sistem  Kesehatan  Nasional 

: Tuberculosis 

: Trade­Related Aspects of Intellectual  Property Rights 

: United  Nation  Developmrnt Programme 

: United  Nation  Population  Fund 

: The  United  Nations Children's Fund 

: United  States Agency for International  Development 

: World  Bank 

(73)
(74)
(75)
(76)

--MATRIKS PARTNERS MAPPING KEMENTERIAN KESEHATAN  RI  TAHUN  2010 

---­

-

....

---=-

lID

--

-

-

. -

....

_

...

.-::

-

-

....

100 000 DOC

1 InniJIWIQ l b IIneM (Ofrvclopmcn\!i

COCAllanl;l 2009-20 10 Pus.l [ lOR

of s オ セ Networksy OOOOOO()(J( !IOOOOO ()(J(

2 d。j。「ゥャセ@ 'MJ'gtu セオイュョョエ@

セーィ 。 Zゥ・ャ。@ Un rYt!WS rty 011 Wagllnglon 200$-20 10 Pusa l lOR 615405.00:: 8 " "" DOC

The セ Caw foil CIo5.np イ@ セm ZクZエ。ヲi。ョbXゥjイnNL@

T08 . .' 29<

'00 """"

, n..Gop F _ E . _ h,• •, , " , , _ 2009--2010

""",

100

:r,ograt;a Gゥiキ [キ、セ@ MOO'&" :llDil セエ@

4 BGセoiGiイ[uイイhョaNイHャqャャャaャャmヲャャ@

,_ - "

ADo(lrIrt 1OOmK:.Enefg: 2'009-20 10

""'"

...

500C '"..., It"

セi@

5 _ セヲセoim・。セ@ .. 2009 "'ItO セRPio@

"'

..

,

... _01 _

lOR Is.rxuxx: 15400 00( セセ GヲBs@ ヲッイRPPY@

,"'"

2000-20 10 p u セ i@

セ、qAャセセ Q@

7 I\fIlldlatlM'lOl'QIuSpl!ldedIl'VWl \'MO 2001).2010 ーセ L@ lOR ,,,5000< 14 1501J()(

...

-b _ _ _ . . 2009 ゥi「ッイBOqイIG@ e セoiiエjG p@ YMO 2O(J!g...20 I.o Puso,

lOR )6000.

'"...,

...

B g セooiiッ ャ@ ャッイャエゥャーュ」Aイャエッヲaヲ p@

A WHO 2009-20 ' 0

"""'

0 セ⦅BRPPY@

A GヲオAiBG。i、ヲケN。ョ、ヲ ・ セqHmョ@ N セ L@「ッr。i@ ャョ セH mihi I@

10 セNGio s ャイ uャZャゥjイッ、@ 」 キNZN[Nj@ WHO 2009-20 10 Pusat lO R 43 40l"2( 4l402"'2

L セBosmiv H scjoi⦅@

I

]セセセセQ

セ@

T

B

B@ セ]]イ@

WHO 4009-20 10 PU$;I\ lOR

...

,

...

Z5300>", A

N セセeセaイwカ⦅dヲ@ G

QR@ セセ]セ]@

...

'"

YMO 2000-2010

"""'

lOR 97646 42

E セュウセ _ _·

S

11

セZイgQZZGZxBZセ@ WHO 2009-2010

...

,

.""

'"'10.'''

'...."'0...

f..._

-14 セYャゥwゥーj i|ャI@ ョ。エャoョゥャャャ。ooァiッ「ij@

obaa:a tontroI mofIitoring

WHO 2000-2010

,-...,

lOR 2<) 4 " ""' 20'64"'"

セッiゥョャオ・ョコ。@

ᄋ hセGIヲッイカ。エャcャョャG」[Z[[QイQャゥgゥA N ⦅@

ーッオtャャqャj|イ[iiiigQャkjョァヲセ@

Q@ Uセ

Uセセ セセ@

WHO 2OD04O'0

...

,

IDR ,08 11O""' 'DO 110000

セ Z]Z。ョ、セZセMZG@

"""""'"

セ pro,ed . Intregilted heiJ"hh

QVQャヲ 。ョョ[イエャッッャャャゥゥャNゥj「。キセ Q@ WHO RPPY M セjo@ P"""l lOR

".'000

>247 90C

ョ、ャqZャiA[iセ@

11 Ckomolrusl W o:'!It.onlCllruIt 2009-2014 P. . .,

(77)

J

E

(78)

2005 - 2009.

1

fseca

P rogtlllN'ne He-alth (SPI! ) KMI-..Iefmlll\

­­

...,.

Nn  . NTB  [  UfO  . 000000 10 QVPセooo HIHIH

8IHKESMAS  R@ セBG⦅@ J I C A _   .blear $umb6w セ ⦅@JUm . NT8 

3

ᄋセ N セjwoヲiャ、@

"oIIen.-

.bwa Baral USO  20 71

--

tI;

".,abonaf Wotl:shQp en ai|[i セ@

G@ イ]Zセ@

MDGC  l/PPa/ WHO  2010-20" DIY  uso

...

9I2 n2.8 1

セ BBBBBs⦅エ」BBBsIRP Q@ P@

Rセ]ZGAZ@

m セ M IippBiwho@ 2Qlo.2011 " - USD 426 )4 jYqNiN@ N セセ@

"""""'

...

J

==

PedtWnan ョ@ セセQmi@ Pel'lt!if"IIIP'Jf'I MOG(·)o1'I' 4M'f<O 2010-20 11 "'- USD 115000 "'02 " . OOC

4

イZ] NL セセ]ォ、@ m ogHIッQGiGセ@ 2010-2011

Ise<-

...,

uso 15632< 1"3158Q:ts::/

セ@ イB]セセセ「@

DrugT_ _ 1oI 0G()IPP 5NJHO 201()..2011

...,

uso 112m 1 0291t559

orQtIop on MenIal HA.Ih Progr.tm

V]]ZセLセQ@ MOO( liPPa/WHO 2010-2011 uso ' 951'" .. 534 19'9 CI64

セ &ifdIng b HNIh Care

1 セセ・ャョエャヲGイッᆬャョ」Z・ャャ|x@ N エッpキNキ」ャ・ャイッゥッャョw@ ィ。 wャゥョッ@ャ@ LBQiィ@ MOG(-) (pp <t.&6 / WHO 2010.20 11 uso

",...,

BoNVセTヲQQQsS@

_ _. 2011).2011

セ⦅セN B キ。@

MOOC -) , pp 8/ INHO 2010-201 1 O,Y USO

,oeo..,.

2826647. 1m

a セセセセsV・ヲnョ@

DlYagyllbna

セ⦅セjャキゥャ、iッo。ッイ。ョ@

ョ ]セ

MOG(-)/ P'P4&3/ WHO 20'0-20" Kabrnomt:tn nn.... kNセ 1Jar.;iI1. セ Rlau USO 35621 32S3071.28!

9 セ。キ。i@ dI DeenIh Pefbo'Iaun dW'I

Iloonrh-:atrun20 IO セI@ """ "'-'

セセM

...

"

...

QPセBBセl⦅BB@ MDCi4-)' PP 81 WHO 201G-2011

...

USO J85l2 352882$24

セtBBGRPQP@

セNM

11 、ゥMヲuwエsNゥャjZZ[]RPセ@ MOO(-) 1PP 81 WHO 2OIG-2011 P... usc 183.?S«: , .... 78250(

セ]]M

MOG( )/PP4Q/WHO RPQセ QQ@ NAO usc 18875< 1728'721>0(

12 セ、iセ diNADfWul

セQP@

...

セM

セ _ _ - " ' T _

1 3 " ' - " " - - -f'warWI8A on MOG( -JIPP " M'liO 201().2011

""",

uso 275 05C

2

セャ・@

907

90(

Moral セ@

(79)

..

N  E 

o

セi B⦅

.. 

・ッM セ@ ""... 

Qf ᆪセ Schoo( Teachen 14 セ pイッュッエ・@ M tャiヲエG@ k セセ@

セ ᆬTimiDッョ@ miZi ョセ eセ@ セ 、iョ AIntIng School Children

rd 1lJ. Rcll1fal 5ysaem

セBBGZ]]]G@t セidpイエュowョNG@

isqG]G]セセ

p... ... _

-セNBGM

BB BBG@ M

Ie

セwZZ[

QセNL@

セ iiNAN@ r・iiョiisセイオイs、uii@

セ N M

QW@ ]Qq セセ Q@

18

セ]ZB

h jvoAョァ[ュ

...

LNLLセ@

...

--,...

セuャqi」エNNGQュオQオャ@

otセ iイNエオNウN@ pャMGヲiYGNGo、。ォZャヲ@

19 セャ」ォャオ@ *'-'" dI prlapnan kcseha tafl

....

""'

...

セZ]]]

セ@ セ kッョiiイ。ャャョカ・「ャ@ h iGvi

';OS

R Q@ ]OエmjuiヲエZセイョッ、オi@

RRセセ

i>rcpal'fIdl\l!S.. ...

セ@

Md Re5ponse P'!.I

,-セエッイs ャイ・ョァ ャ@ ィ」ョョァ@ Dl$8a!;&

RS]ZZセZセ@

セ@ セセィ。B@

PLDMUNlIo d_ \kn it, RU\IInILa_

27 1ood5.a1ety

RX]ZZ

セBBGOQH」ア@

セ@ ]セョ。@

PtMaY¥IOiln 2'9 r,.nsptan&nj Se4 , oi セ dan

セ、ャャョ、ァッ・ s iS@ Thn 2009·20 1

セォエャャィᆬj

Gambar

Tabel .................................... ........................... .........................
TABEL PROGRAM PRIORITAS DAN DUKUNGAN PROJEK PHLN

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrudat yang berasal dari bahan baku sorgum yang disosoh memiliki nilai WSI lebih tinggi dibandingkan dengan sorgum yang tidak disosoh, sedangkan proses ekstrusi pada

Kemudian implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada BMT-UGT Sidogiri cabang Pringsewu dalam pengelolaan manajemen risiko menurut perspektif ekonomi Islam dapat

[r]

Untuk bisa diajak berfikir rasional, bersikap kritis dan independen serta membuat pilihan-pilihan cerdas, umat harus dididik, diberi pemahaman tentang tanggung jawab mereka

3 Wayang gedhog adalah wayang dengan dasar lakon cerita Panji, tata susun pergelarannya sama dengan wayang purwa (wayang dengan dasar lakon Mahabharata atau Ramayana), tetapi

Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.. Menurut Hasibuan

Alvarez en su ponencia en esta Cátedra, sus- tenta la igualdad entre seres humanos: “los seres humanos diferimos en talento, fuerza, belleza, etc., mas nada de ello obsta a que

Penurunan berat badan pada individu normal yang berpuasa dapat berkisar dari. 1- 4 kg selama Ramadan, tetapi ada juga menyatakan tidak ada