untuk
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Upaya
mencapai
sasaran
program prioritas yang telah ditetapkan dalam
Rencana
Strategis
Kementerian
Kesehatan
2010-2014 perlu didukung dengan kecukupan
sumber daya, baik melalui APBN maupun
melalui dana pinjaman dan hibah luar negeri
(PHLN).
Selama ini, Kementerian Kesehatan
telah melakukan kerja sama dengan berbagai
mitra, baik bilateral, multi-lateral, regional
serta dengan internasional NGO. Kerja sama dengan berbagai mitra luar
negeri ini memang dirasakan perlu, namun harus ditata dengan baik serta
harus diarahkan sesuai dengan permasalahan dan prioritas pembangunan
kesehatan. Saat ini PHLN yang ada belum dikelola dengan baik, sehingga
terdapat kesulitan untuk mengalokasikan dan menentukan kerja sama
dengan mitra yang baru. Hal ini dikarenakan belum adanya peta yang
menggambarkan sebaran mitra luar negeri secara program prioritas
maupun wilayah provinsi.
Bangsa Indonesia sudah
mitra-mitra kerja sama
M ENTERI KE SEHATAN セ ep u b lik@ IN!101-IESIA
saatnya untuk berdiri sejajar dengan
luar negeri. Dengan kesejajaran terse but, maka
tidak akan ada lagi istilah
"donors driven ".
Apabila pihak luar negeri
benar-benar akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, maka harus
menyesuaikan dengan kebutuhan, permasalahan, serta diarahkan pada
program-program prioritas yang telah ditetapkan. Dengan demikian pada
akhir tahun 2014, sasaran pembangunan kesehatan serta target MDGs
dapat dicapai .
Saya menyambut baik buku ini, dengan harapan buku ini dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengalokasian segenap
sumber daya yang ada agar lebih efektif dan efisien. Pada kesempatan ini
pula saya ucapkan terima kasih kepada para penyusun buku ini, serta
semua pihak yang telah memberikan kontribusi, sehingga buku ini bisa
diselesaikan.
Menteri Kesehatan,
セ@
BAllAH lSI
Kala Penganlar ...
iii
Daftar lsi ...
v
Pendahuluan ... ... ... 3
Tujuan ... .. ...
9
Permasalahan ... ... .. ... ... ...
10
Ruang Lingkup dan Pengertian ... ...
15
Peta Kerjasama Luar Negeri ... .. ...21
a. Pinjaman Luar Negeri ... .... ... ... ... .... ... ... ... .... ... ... 21
b. Hibah Luar Negeri ... ... ... ... ... ... .... ... ... 23
Peta Daerah Menurut IPKM ...24
Peta Menurut Alokasi Anggaran Daerah untuk Kesehatan ...28
Peta Menurut Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah ...29
Peta Kerjasama PHLN Menurut Wilayah ...30
Peta Menurut Program Kesehatan Prioritas ... ... 32
Peta Kerjasama Menurut Sasaran MDGs ...34
Jadwal Kerjasama ...41
Kesimpulan dan Saran ...59
Penutup ...
61
Daftar Gambar
&
Tabel .. ... ... .. .. ... ... ... ... 65
Glossary ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... 66
Lampiran
a.
Tabel ... ... ... ... ... ... ....
71
b. Peraturan Menteri Keuangan No. 1681PMK.0712009 ... .. ... .. 79
[image:5.411.23.377.53.430.2]kematian ibu karena proses
Pendahuluan
Hasil pembangunan kesehatan nasional memang telah mengalami
perbaikan pad a berbagai indikator dampak kesehatan, seperti peningkatan
umur harapan hidup, penurunan angka
maternal, penurunan angka kematian bayi, dan angka kematian balita, serta
penurunan prevalensi kekurangan gizi pada anak balita. Namun di balik itu
semua, masih ada permasalahan kesehatan yang cukup be rat, yakni
adanya disparitas derajat kesehatan yang sudah berlangsung lama, dan
sampai saat ini belum tertangani, bahkan ada kecenderungan akan
semakin melebar pad a berbagai kelompok penduduk. Disparitas dimaksud
mencakup disparitas antarwilayah, antartempat-tinggal, antarjender, serta
antartingkat-sosial-ekonomi .
Bila dilihat dari disparitas status kesehatan, beberapa indikator
menunjukkan bahwa angka kematian bayi dan angka kematian balita pad a
golongan termiskin hampir em pat kali lebih tinggi dari golongan terkaya.
Disamping itu, angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan
lebih tinggi di daerah perdesaan, dan di kawasan timur Indonesia, serta
pada penduduk dengan tingkat pendidikan rendah. Persentase anak balita
yang berstatus gizi kurang dan buruk di daerah perdesaan lebih tinggi
dibandingkan daerah perkotaan. Pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih dan cakupan imunisasi pada golongan miskin lebih
rendah dibanding dengan golongan kaya.
global juga akan berpengaruh
Indonesia.
dengan diterapkannya
terhadap pembangunan kesehatan di
Di dalam era globalisasi ini, Indonesia dihadapkan pada berbagai
tantangan sekaligus peluang. Tantangan global tersebut antara lain adalah :
perdagangan bebas. Pengaruh globalisasi dan
liberalisasi perdagangan melalui kesepakatan General Agreement on Trade
in Service (GATS) dan Trade-Related Aspects of Intellectual Property
Rights (TRIPS), dimulainya pasar bebas ASEAN pad a tahun 2003 serta
pasar bebas Asia Pasific pada tahun 2020. Peranan modal asing dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sa kit, masuknya tenaga
kesehatan asing , serta banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke
luar negeri, karena kurang puas dengan pelayanan kesehatan di Indonesia .
Selain itu , pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs)
sebagai kesepakatan global, dimana banyak negara masih jauh tertinggal,
termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan global harus
diperhatikan secara serius. Hal ini telah jelas ditegaskan dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN, 2009), dengan kalimat sebagai berikut " .. .Para
pelaku SKN juga wajib mencermati dan memanfaatkan setiap kesempatan
yang ada di dunia internasional guna memperkuat SKN. Dana internasiona/
yang tersedia yang tidak mengikat dan dapat secara sinergis meningkatkan
kinerja SKN perlu dimanfaatkan dengan baik. Sebaliknya , setiap intervensi
internasional yang da/am jangka pendek atau jangka panjang yang dapat
merugikan SKN wajib dicegah oleh setiap pemangku kepentingan".
yang dimiliki sendiri.
keputusan dapat menetapkan alokasi sumberdaya yang terbatas ini dengan
lebih efektif dan efisien .
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, adanya PHLN
sangat diharapkan. Karena dengan sumberdaya
Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan untuk memenuhi segenap
upaya pembangunan kesehatan. Selain itu karena Indonesia merupakan
anggota dari masyarakat dunia, juga tidak mungkin terlepas dari pergaulan
dan kerjasama internasional. Disamping itu, dengan adanya dunia yang
hampir tidak berbatas ini
(borderless) , antar negara satu dengan lainnya
yang saling mempengaruhi, untuk itu kerjasama dengan luar negeri ini
sangat diperlukan . Namun alokasi dan pendayagunaannya perlu ditata
dengan baik, agar selaras dengan jalannya pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Permasalahan PHLN saat ini dirasakan belum terorganisir dengan
baik, salah satunya adalah belum pernah dilakukannya pemetaan PHLN,
sehingga bila ada tawaran kerjasama dari pihak luar, maka belum bisa
mengarahkan kerjasama tersebut dalam bidang apa dan ke wilayah mana.
Selain itu belum ada dokumentasi yang baik untuk pembelajaran dan
pengalaman yang diperoleh dari kerjasama yang sudah berlangsung,
sehingga ada kemungkinan kegagalan bisa dilakukan berkali-kali , ataupun
sebaliknya, kesuksesan tidak bisa direplikasi lebih luas.
gambaran tentang peta
Kementerian Kesehatan dalam
Tujuan
Umum:
Penyusunan buku ini adalah untuk memberikan
mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan, sehingga dapat dijadikan
bahan pengambilan kebijakan pimpinan
rangka efektivitas pencapaian sasaran prioritas pembangunan kesehatan.
Khusus:
Teridentifikasinya mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan di
kementerian
kesehatan melalui kerjasama bilateral,
multilateral,
Lembaga Mitra Kerja, Badan Dunia, Kerjasama Teknik Regional.
Diketahuinya sebaran mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan di
daerah .
Diketahuinya ruang lingkup kerja mitra kerjasama luar negeri bidang
kesehatan.
Permasalahan
dalam pelaksanaan
sang at diharapkan oleh
Meskipun keberadaan PHLN ini mempunyai kontribusi yang cukup besar
pembangunan kesehatan, dan kehadirannya juga
para pelaku pembangunan kesehatan, namun
dalam perjalanannya ditemui berbagai permasalahan, antara lain:
•
Area kegiatan yang ditunjang dengan dana PHLN belum selaras
dengan program prioritas yang telah ditetapkan seperti pad a Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 maupun Roadmap
Reformasi Kesehatan Masyarakat. Selain itu juga belum selaras
dengan sasaran MDGs bidang kesehatan yang harus dicapai pada
tahun 2015.
•
Wilayah kerja yang didukung melalui dana PHLN belum dialokasikan
pad a wilayah-wilayah bermasalah kesehatan.
Dengan demikian
terdapat wilayah yang diminati oleh banyak PHLN, dan ada wilayah
yang kurang diminati. Saat ini dirasakan alokasi PHLN hanya
berdasarkan kepentingan mitra kerjasama (donors driven).
•
Belum semua PHLN dapat diregistrasi dan dimasukkan dalam DIPA,
sehingga monitoring, evaluasi, dan pengawasannya cukup sulit. Selain
itu juga dimungkinkan adanya duplikasi pendanaan.
•
Belum berjalannya sistem akuntansi dana hibah (SIKUBAH), sehingga
pemanfaatan dana hibah belum sepenuhnya akuntabel.
satu
dalam
pelaporan
sudah
variasi antar kabupaten/kota
mitra kerja dengan para pelaksana di
•
Pelaksanaan PHLN di daerah terkadang hanya dilaksanakan di
atau
dua
kabupaten/kota ,
namun
mengatasnamakan provinsi , padahal
dalam satu provinsi , sangat lebar.
•
Munculnya rasa curiga antara
lapangan. Ditemukan dari lapangan , bahwa dalam beberapa kegiatan,
para pelaksana hanya bertugas untuk membuat surat undangan dan
kemudian mengedark annya , sedangkan pemegang keuangan ada pada
mitra kerja . Dengan demikian, pihak Pemerintah baik Pusat ataupun
Daerah, hanya dijadikan sebagai "kantor pos" belaka .
•
Kapasitas petugas yang masih kurang dalam melaksanakan negosiasi
serta menyiapkan dokumen kerja sama dengan mitra internasional.
Sehingga penyusunan dokumen usulan rencana PHLN belum optimal.
Padahal
untuk mengajukan perencanaan
kerjasama
diperlukan
dokumen perencanaan yang berkualitas.
•
Koordinasi dan kerjasama antara unit perencana dengan unit
pelaksana, serta antara pusat dan daerah masih belum optimal.
Sehingga menyulitkan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan .
•
Saat ini telah dibentuk unit baru yang menangani hubungan dan
kerjasama luar negeri, namun belum disusun
mekanisme
dan
tata hubungan kerja, sehingga dalam perancanaan , pelaksanaan, dan
monitoring evaluasi PHLN masih belum optimal.
berbagai pihak terkait sering
•
Dokumentasi PHLN
masih belum lancar, dengan demikian
semakin menghambat pelaksanaan projek pinjaman luar negeri.
Buku ini memberikan
dikaitkan dengan program
pembangunan kesehatan,
Huang lingkup dan pengerfian
Ruang lingkup penulisan buku ini adalah mengenai kerjasama baik
dalam bentuk pinjaman maupun hibah luar negeri.
informasi tentang peta mitra kerjasama yang
prioritas pembangunan kesehatan, indikator
sasaran pembangunan kesehatan dan sebaran mitra kerjasama di daerah.
Pemetaan ini mencakup dana pinjaman dan hibah luar negeri, serta
mitra international non-goverment organization (I-NGO) yang bermitra
dengan pusat. Sedangkan berbagai I-NGO yang bermitra dengan daerah,
pada kesempatan ini belum dibahas dalam buku ini. Hal ini dikarenakan
1-NGO sangat luas tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dan untuk
memantaunya diperlukan waktu dan sumberdaya yang besar, dan
perangkat pendukung yang lebih rinci.
Health Organization (WHO), dan organisasi lain dibawah PBB (United
Nation/UN). Adapun lembaga teknis kerjasama multilateral diantaranya
Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (lOB), World
Bank (WB), Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) dan lain
sebagainya; (c) Kerjasama regional adalah kerjasama antara Pemerintah
Indonesia dengan negara-negara di dunia internasional dalam seri
lingkaran konsentris yang terdiri dari: Lingkaran pertama adalah Association
of South East Asia Nations (ASEAN), Lingkaran kedua adalah ASEAN
+
3
(Jepang, China, dan Korea Selatan), dan Lingkaran ketiga adalah
kerjasama dengan like-minded developing countries. Selain itu Indonesia
juga menggalang kerjasama dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat yang
merupakan parner utama ekonomi Indonesia. Yang termasuk kerjasama
regional antara lain ASEAN, Asia Pacific Economis Cooperation (APEC),
Asia-Europe
Meeting
(ASEM),
Brunei-Indonesia-Malaysia-Singapore
(BIMS), Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina East Asia Growth Area
(BIMP-EAGA), dan lain sebagainya.
saat ini sedang berlangsung
(on-kabupaten/kota. Sudah barang
tentu tidak bisa digambarkan dalam seluruh provinsi. Kelemahan penulisan
buku ini adalah pemetaan dilakukan untuk wilayah provinsi.
Untuk lebih jelasnya, maka bentuk kerjasama luar negeri tersebut
Selain itu, banyak PHLN yang
going)
sebagai wilayah kerjanya adalah
dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
DIAGRAM PINJAMAN DAN HIBAH LUAR
MITRA
TECHNICAL FINANCIAL
BENTUK
COOPERATION COOPERATION
KARAKTERISTIK KEGIATAN
KATEGORI PENDANAAN
luar negeri dapat dibedakan dalam dua hal , yak ni (a)
Peta Kerjasama luar
n・セ・イャ@
Sentuk kerj asama
pinjaman luar negeri ; dan (b) Hibah luar negeri.
A.
PINJAMAN LUAR NEGERI
1. Ditjen Bma Pelayanan Medik (Rumah Sa kit Umum Pemerin tah dan
Rumah Sakit Umum Daerah)
Dana pinjaman luar negeri yang ada pada Ditjen Sina
Pelayanan Medik pad a umumnya
melalui pengadaan investasi di
bidang peralatan medis , peralatan non-medis dan peningkatan sumber
daya manusia untuk Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit
Daerah . Penggunaan dana pinjaman luar negeri terse but umumnya
untuk pengadaan peralatan medis dan peralatan non-medis Rumah
Sakit yang sampai saat ini belum dapat diproduksi di dalam negeri dan
harus di import dari luar negeri.
Serbagai
kegiatan
program
yang
memanfaatkan
dana
pinjaman luar negeri antara lain adalah untuk:
a. Improvement of
M.
Hoesin Palembang
b. Improvement of dr. Wahidin Soedirohusodo Hospital
c. Strengthening of
4
Teaching Hospital
d. Upgrading H. Adam Malik Hospital, Medan
e.
Upgrading Prof. Or. Kandou, Manado
2.
Ditjen Bma Kesehatan Masyarakat
Dana
dalam rangka
pelayanan kesehatan
Puskesmas
pinjaman luar negeri yang ada di Ditjen Binakesmas
diperuntukkan bagi mendukung program upaya kesehatan masyarakat
meningkatkan jumlah, pemerataan , dan kualitas
melalui Puskesmas dan jaringannya yang
meliputi
Pembantu , Puskesmas Keliling dan Bidan di
Desa. Penggunaan dana pinjaman luar negeri dalam program ini
adalah untuk meningkatkan kinerja program dan investasi dalam
bentuk pengadaan peralatan medis dan peralatan non-medis yang
utamanya belum dapat diproduksi di dalam negeri dan harus di import
dari luar negeri.
Dana pinjaman luar negeri juga merupakan salah satu sumber
pendanaan untuk mendukung program perbaikan gizi masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi,
dan balita serta usia produktif.
Berbagai
kegiatan
program
yang
memanfaatkan
dana
pinjaman luar negeri antara lain adalah untuk:
a.
Second Decentralized Health Service
b. Nutrition Improvement through Community Empowerment (NICE)
3
Dltjen Pen gendalian Penyakit dan Penyehatan Llngkungan
pemberdayaan
masyarakat,
lingkungan sehat dalam
yang lebih sehat melalui
meningkatkan
kinerja
program,
peningkatan SDM.
Dana pinjaman luar negeri juga merupakan salah satu sumber
pendanaan untuk mendukung program
mewujudkan mutu lingkungan hidup
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan
berwawasan
kesehatan,
melalui
peningkatan
penggunaan jamban dan peningkatan lingkungan sehat di tempat
-tempat umum.
Berbagai
kegiatan
program
yang
memanfaatkan
dana
pinjaman luar negeri antara lain adalah untuk :
a.
Community Water Services & Health Project (CWSHP)
b.
Water Supply and Sanitation for Low Income Community-2
(WSLlC-2)
c.
Pamsimas (WSLlC3)
d.
Integrated Citarum Water Resources Management Invesment
Program (ICWRMP)
Ada 3 (tiga) hal masalah yang sering dihadapi dalam pengelolaan
dana pinjaman adalah :
1. Ketidakpastian institusi untuk menyediakan sarana dan prasarana
penunjang.
2. Pengadaan kon trak pengadaan barang dan jasa terlambat dalam
persetujuan .
3. Ketidakmampuan institusi dalam pengelolaan lebih lanjut seperti
penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan .
B.
HIBAH LUAR NEGERI
kesehatan , yang dilaksanakan
dana hibah luar negeri antara lain adalah untuk:
1.
a.
di
berbagai
tingkat ya itu
provinsi ,
kabupaten/kota dan pusat. Berbagai kegiatan program yang memanfaatkan
Ditjen Pengendal ian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Surveilans & Response to Avian and Pandemic Influenza
b.
Pilot Project Pengendalian
Flu
Burungdan
kesiapsiagaan
h.
Water Supply and Sanitation for Low Income Community-2
i.
Proyek Kerjasama Teknis Peningkatan Sistem Surveilans untuk
Avian Influenza
j.
Community Water Services & Health Project (CWSHP)
k.
Intensified and Integrated Malaria Control Program in Sumatera
and Six Provinces of Eastern Indonesia
I.
Intensified Malaria Control Program in Kalimantan and Sulawesi
Islands
m.
Indonesia HIVIAIDS Comprehensive Care
n.
Indonesia Response to HI V: Government and Civil Society
Partnership in
12
Provinces
o.
Equitable quality DOTS for AI/Indonesia
p.
Consolidating Progress and Ensuring Quality DOTS for aI/
Indonesia
q.
Expanded Program Immunization
r.
Leprosy Relief
menghadapi Pandemi Influenza
c.
UNDP's Capacity Development to the Global
Recipient in Indonesia
d.
Field Epidemiology Training Program (FETP)
e.
KNCV TB CAP
f .
Rural Water Supply (ProAir)
g.
JAS (Jaringan Air dan Sanitasi)
2 . Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
a.
Sector Programme Health (SPH)
b. Pengembangan P4K
c.
Pengembangan Posyandu
d. Maternal and Child Health
e.
Evaluation on vitamin A requirement in Indonesian woman
3. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
a.
Up-Grade Software untuk mengukur indikator penggunaan obat
rasional
b. Bimbingan Teknis SAS pada 10 rumah Sakit Provinsi
c.
Revitalisasi Komite Nasional Farmasi dan Terapi
d. Pertemuan Teknis Penerapan DOEN 2008 pada RS Pemerintah
dan Swasta Se-Jabotabek
e.
Penyusunan Daftar obat UKS dan cara Penggunaannya bagi
siswa sekolah menengah
f.
Evaluasi Implementasi DOEN 2008 di Sarana Kesehatan
g.
Penyusunan Formularium Spesialistik IImu Penyakit Syaraf
h.
Peningkatan
pengetahuan
pada
masyarakat
tentang
penggunaanobat rasional
i.
TOT Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit
Tertentu Tahun 2010
j.
Advokasi Direktur Rumah sakit pelaksanaan Pusat pelayanan
kefarmasian untuk penyakit tertentu
k.
TOT Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
4. Badan Pemberdayaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesehatan
a.
Advocacy and Capacity Building
c.
Poltekkes Jakarta I.
d.
Membina kerjasama
akibat bencana.
Membangun jurusan Ortotik Prostetik terakreditasi internasional di
antara BPPSOMK dan AH dalam bidang
medis dan pendidikan pelatihan keperawatan, manajemen RS,
pengawasan kualitas dan pengembangan keahlian klinis dalam
pengendalian infeksi dalam rangka mengatasi kegawatdaruratan
Peta Daerah Menurut IPKM
Salah
satu
indikator
penting
dalam
menilai
keberhasilan
pembangunan di suatu bangsa adalah Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). IPM merupakan penilaian terhadap unsur ekonomi (pendapatan riil
perkapita) , unsur pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah), dan
unsur kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir). Berdasarkan data tahun
2009 , IPM Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara yang
dinilai, dengan nilai IPM berada di bawah ratarata dunia , sehingga
menempatkan Indonesia pada kelompok medium human development.
Khusus untuk Indonesia , NTB merupakan provinsi dengan nilai IPM paling
rendah .
Untuk meningkatkan IPM perlu dilakukan intervensi yang tepat,
yang
mencakup: intervensi pada unsur ekonomi,
pendidikan dan
kesehatan. Intervensi pada unsur ekonomi dapat dilakukan melalui
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan serta perluasan lapangan kerja .
Intervensi pada unsur pendidikan dapat dilakukan melalui wajib belajar
sembilan tahun. Namun untuk unsur kesehatan , intervensi harus dijabarkan
melalui indikator perantara dan rumusan program yang nyata .
Susenas (Survei Ekonomi
kesehatan , dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: 1)
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); 2)
Nasional); dan 3) Survei Podes (Potensi Desa). Adapun tingkat disparitas
nilai IPKM tersebut dapat dilihat peta berikut ini .
DISPARITAS INDEKS PEMBANGLINAN KESEHATAN
MASYARAKAT
T1r'll .... t OIsparltlls IPKM
_ rMdah «:)156',162)
5e<i3.ng (::1156',162 -4507.006)
UnggI14507.007 -5132.677) _ sangat tinggll > 15132 ,617)
PUSAT KLN. KEMKES 2010
Sumber: Riskesdas
Berdasarkan peta IPKM di atas dapat dilihat peringkat provinsi
dalam pembangunan kesehatan . Dengan demikian dapat dijadikan acuan
bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah guna pengalokasian sumberdaya
agar terus meningkatkan kualitas pembangunan kesehatan di wilayahnya.
Peta Menurut Alokasi Anggaran Daerah Untuk Kesehatan
Berdasarkan
pembagian
urusan
pemerintahan,
kesehatan
merupakan urusan bersama antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota .
oengan demikian , salah satu wujud tanggung jawab pemerintah provinsi
dalam
melaksanakan
urusan
bersama
tersebut
adalah
dalam
mengalokasikan dana bagi kesehatan .
Esensi utama dari pelaksanaan otonomi daerah yang sudah
berjalan kurang lebih selama 10 tahun belakangan adalah mewujudkan
kemandirian daerah . Selama ini kemandirian daerah yang kuat diukur dari
struktur PAD yang antara lain terdiri dari pajak daerah , retribusi daerah dan
BUMo .
Sejak pelaksanaan otonomi daerah, penyediaan dana kesehatan
dari APBN , disatukan dalam Dana Alokasi Umum (oAU), hal ini berakibat
semakin kurang transparannya penyediaan dana kesehatan dalam APBo .
oalam pertemuan dengan oepkes beberapa waktu lalu , para
bupati/walikota telah bersepakat untuk mengalokasikan 15 persen dari
APBonya untuk kesehatan, tapi kenyataan tidak demikian . Hasil survey
yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada hampir seluruh kabupaten di
Indonesia , ternyata alokasi anggaran kesehatan yang diambil dari APBD
rata rata di bawah lima persen, bahkan ada yang hanya satu persen .
Melihat kenyataan demikian, pemerintah pusat bersama DPR RI
menyediakan dana alokasi khusus untuk pembangunan kesehatan ,
terutama untuk daerahdaerah yang kesehatannya tertinggal seperti di KTI ,
daerah perbatasan dan kepulauan terluar.
PETA APBD YANG DIALOKASIKAN UNTUK URUSAN
BERSAMA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
QjNNZ セセイᄁv N BG N d@
_ n. ; 1 hlO l l ( I:' E· · I . _ TIr. ;---I .;:'.1:ITI
D
e..::H.:l ( £_!l. 'i i i_ ",",,:, "0 ·'.,
PUSAT KLN, KEMKES
Sumber: Dirjen BAKD, KemendagriDari peta tersebut terdapat enam provinsi yang persentase DDUB
bidang kesehatannya rendah, yakni Provinsi Irjabar, Sulawesi Utara,
Sulawesi Barat, DIY, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Dari keen am
provinsi yang DDUBnya rendah tersebut, tiga diantaranya merupakan
provinsi yang beberapa tahun terakhir DDUBnya juga rendah. Provinsi
tersebut adalah Sulawesi Utara , Sulawesi Barat, serta Jawa Barat. Hal ini
perlu mendapatkan perhatian yang serius, apakah perlu advokasi atau perlu
adanya intervensi khusus .
Peta Menurut Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah
kemiskinan
daerah
tersebut ditetapkan
melalui
Peraturan
Menteri
Keuangan setiap tahun. Untuk tahun 2010 ini ditetapkan melalui Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 61/PMK .07/2010, pada tanggal 10 Maret 2010 .
Permenkeu ini ditetapkan pada setiap tahunnya dengan harapan dapat
dijadikan pedoman dalam
perencanaan
anggaran
penanggulangan
kemiskinan tahun berikutnya. Berikut adalah peta
indeks fiskal dan
kemiskinan daerah tahun 2010.
PETA INDEKS FISKAL TERHADAP PERSENTASE PENDUDUK
MISKIN DAERAH TAHUN 2010
_ Sangat Tinggi (>2)
_ linggi (1 2)
o
Sedang (0 .05 1)_ Rendah ( <0.05)
P
ES 2010
Sumber: Permenkeu No 61/2010
Peta Kerjasama PHLN Menurut Wilayah
Peta alokasi PHLN yang sedang berlangsung pad a tahun 2010 ini
disusun berdasarkan jumlah mitra kerjasama di wilayah provinsi , jadi bukan
jumlah besaran dana yang dialokasikan ke darah.
daerah berdasarkan peta
berdasarkan program prioritas
kerjasama, sedangkan Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang paling
sedikit.
Sudah Saatnya penempatan PHLN di
wilayah yang bermasalah kesehatan dan
dan sasaran MDGs.
PETA PROJEK PHlN MENURUT WILAYAH PROVINSI TAHUN 2010
_ t
セ
Z@ ャ L
..
.
セ
..
セN@
ッNセN
-
,
OV I np
$I a. te.a IlY H I17 ·20 1
e.a
nJ P 113 • " ISta.n a(I ·11
Stal l n (' . ! I Sumber: Unit Utama Kemkes
PUSAT KLN, KEMKES 2010
Peta Menurut Program Kesehatan Prioritas
Berdasarkan
pad a
HK.03.01/60/l/2010 tentang
difokuskan pada delapan fokus prioritas , yaitu :
1.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 20102014, telah ditetapkan Prioritas Pembangunan Kesehatan yang
Peningkatan kesehatan ibu , bayi dan balita , dan Keluarga Berencana
(KB);
2.
Perbaikan status gizi masyarakat;
3.
Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan ;
4 . Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;
5.
Peningkatan ketersediaan , keterjangkauan , pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan ;
6.
Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ;
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan;
8.
Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Sesuai dengan fokus prioritas Kementerian Kesehatan tahun
2010-2014 tersebut , sudah barang tentu sebagai konsekwensi logisnya adalah
alokasi sumberdaya juga akan diprioritaskan pada delapan upaya fokus
prioritas tersebut , termasuk alokasi dana baik APBN maupun PHLN .
TABEL PROGRAM PRIORITAS DAN DUKUNGAN PROJEK PHLN
No
PROGRAM PRIORITAS
PROJEK
KETERANGAN
KEMKES
PHLN
Macfarlane Burnet
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, dan
10
Institute Australia , IAEA, JICA, ADB ,Keluarga Berencana (KB). GAVI , Hellen Keller,
PCI ,WHO
2 .
Perbaikan status g izi University ofmasyarakat . Washington , ADB
Pengendalian penyakit
CDC Atlanta, WHO ,
3. menular serta penyakit tidak JICA, GF , NLR ,
menular diikuti penyehatan
USAID lingkungan .
Pemenuhan , WHO , European
4 . pengembangan , dan Commision , GF,
pemberdayaan SDM Cambodia Trust,
kesehatan . Alexandra Health
Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan ,
5.
pemerataan, keamanan,13
JICA, WHO
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan .
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan AusAid (GTZ)
Masyarakat (Jamkesmas).
Pemberdayaan masyarakat
7. dan penanggulangan
WHO, JICA, MOH
bencana dan krisis
Singapore
kesehatan .
8.
Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunderWHO
dan tersier.
9.
Di luar delapan fokusPrioritas
PUSAT Kl N, KEMKES 2010
Peta Kerjasama Menurut Sasaran MDGs
Esensi dari sasaran fokus prioritas yang ditekakankan pada
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 20102014 , pada
hakikatnya adalah identik dengan sasaran yang ada pada MDGs . MDGs
merupakan komitmen global , yang akan berakhir juga pada tahun 2015 ,
dimana setiap negara anggota
PBB
diwajibkan untuk memenuhi sasaran
yang telah disepakati bersama . Dengan demikian , jika sasaran MDGs ingin
tercapai (khususnya untuk sasaran empat, lima , dan tujuh), maka sebagai
konsekwensi logisnya adalah alokasi sumberdaya , khususnya dana ,
termasuk yang bersumber PHLN juga harus dialokasikan lebih difokuskan
pad a sasaransaran MDGs tersebut.
Dari hasil pengumpulan data, alokasi PHLN terhadap sasaran
MDGs , dapat dilihat pad a diagram berikut ini.
DIAGRAM PROJEK PHLN MENURUT SASARAN MDGs YANG
BERKAITAN LANGSUNG DENGAN KESEHATAN
8 MOG· 4 8 MOG· S • MOG· 6 8 1v10G·7 • Tidak mosuk da lam MOG·s
PUSAT KLN, KEMKES 2010
PHLN
sebanyak sembilan .
PHLN lebih fokus pada sasaran
mendapatkan dukungan kegiatan/projek
Sedangkan sebanyak 52 kegiatan/projek tersebar di berbagai program di
luar sasaran MDGs. Untuk di tahun mendatang agar sasaran MDGs dapat
segera tercapai dan penggunaan dana
prioritas.
PETA DAN DIAGRAM PREVALENSI AKB DI TINGKAT PROVINSI
24
_
...
I • • • • • • • • • • •
I. iii • • • • • • • • •
セ@ ;!! 0
セ
z
セ@
セ@0( 0
i
:IE :(セ@
セ@ 3セ@
セ@
セ@
セ@"
::>セ@
セ
0
:i'
...
IIIセ@
0( 0(...
...
セ@ 0セ@
セ@
:=
::> III III..
zIi' セ@ ::>
セ@
セ@
セ@ !:!セ
a
Q セ NL@ ーイッBiiGZp@
_ II ",g.: nnQQI(4 1 . 16)
fino;!! ( U · 47 )
lKl' l. QfH ' · 4 1!
_ 1It.r:e:aIl. CO .U l
PUSAT KLN, KEMKES 2010
DIAGRAM ANGKA KEMATIAN IBUMENURUT ESTIMASI
セ Nl@
:( 0
'?
セ@
セ@
<5 セ@ セ@ ...セ@
0( セ@ <. ::loセ@
セ@
セ@ セ@ セ@I!I セ@a.
セ@
'
-'
en
m
セ@セ@
.
セ@セ@ セᄃセセセゥ
.... § セ@ (JJセ@
o
"' III
1
セ@
"
ClC> d\
セ@
C> 'ijセ@
il セ@ セ@
!i
セ@セ@
a: ffi セ@ Ulc:
セ@(1',
セ@
Ul ::>s1
セ@en
セ@
t
ciI •5
セ@
Berdasarkan data dari SDKI tahun 2007, angka kematian ibu adalah
228,
hal
ini sudah mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data
dari SDKI tahun 1991 dengan angka kematian ibu sebesar 390. Meskipun
demikian, angka tersebut masih dirasakan tinggi, dan bahkan bila
dibandingkan dengan target nasional pada tahun 2014 adalah 118.
DIAGRAM PENYAKIT HIV/AIDS, TBC, DAN MALARIA TIAP PROVINSI
DAN ALOKASI PHLN UNTUK TIAP PENYAKIT
CASE RAIEMAlAAlA
CASlRAT'E AJDS CASE RATE IBC
....,JA
"'-"
...
...
""-"""
...IIT...
.... sa
"""N.
"""'"
セャャ X@
oi@ セ ᄋ og y jイNkャイイr t GB@
':;'TE.'tG
,,-
l1li-
•
==
:..
セ@;::;-•
::
:"
5.00 1000 15.00 セoN oo@ 25.00 30.00
. M ALARIA • H IV/ A IDS . TUBERCULOSIS
Sasaran MDGs nomor 6 adalah memerangi penyakit HIV/AIDS ,
TBC dan Malaria (ATM). Dalam diagram tersebut disandingkan antara
ketiga penyakit terse but, kemudian dibandingkan dengan alokasi PHLN
untuk tiap penyakit.
PHLN yang dilokasikan untuk ketiga penyakit tersebut semua
bersumber dari dana hibah Global Fund (GFATM). Penyakit HIV/AIDS
mendapatkan 700,5 milyar rupiah berlangsung pada tahun 20052014 ,
Penyakit TBC mendapatkan 960,1 milyar rupiah berlangsung dari tahun
20062011, dan penyakit Malaria mendapatkan 9,7 milyar rupiah
berlangsung dari tahun 20082011 .
Peta Case Rate A TM
lI.neal1 HQセI@
h<l.ng (,. C) PUSATKLN, KEMKES 2010
T1nggl (1.')
hng.tT1nggt (10 ·U)
dari unit terkait, maka
mitra
unit utama, jenis projek ,
Jadwal Kerjasama
Berdasarkan data yang dikumpulkan
diperoleh data mengenai masa/jadwal kerjasama dengan berbagai
kerjasama. Data tersebut disusun berdasarkan
serta jangka waktu projek tersebut akan berlangsung .
Dari data yang terkumpul terdapat projeklkegiatan yang akan
berakhir sebelum tahun 2014. Dengan demikian perlu dicermati bersama
agar keg iatan tersebut dapat terus berlangsung (sustainability), maka perlu
dipertimbangkan pembiayaan untuk tahun berikutnya. Selain hal tersebut
juga
dapat
dipakai
sebagai
perencanaan
untuk
replikasi
untuk
projeklprogram yang lain serta wilayah yang lain.
WORLD HEALTH ORGANISATION
Bina Kefarmasian dan Alkes
3
4
5
Pertemuan Teknis Penerapan DOEN 2008 pada RS Pemerintah dan Swasta SeJabotabek Penyusunan Daftar obat UKS dan cara
Penggunaannya bagi siswa sekolah
Obat Publik
Obat Publik
Obat Rasional
Evaluasi Implem enlasi
6 DOEN 2008 di Sarana
Penyusunan Form ularium
7 Spesialislik Ilmu Penyakil
TOT Dalam Pelaksa naan
9
10
11
Pelaya nan Kefa rmasian Unluk Penyakil Terlenlu Tahun 20 10
Advokasi Direklur Rumah sak i! pelaksanaan Pu sat pelaya nan kefa rmasia n
TOT Pengelola an Obal Publi k dan Perbekalan Keseh atan Obal Rasional Farmasi Klinlk Farmasi komuni las Farma si Klinik Farmasi Klinik Obat Publik Badan Litbangkes
12 Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
Laboratorium
16 Laboratorium
17 Riset
PERIODE
NO PROJECT AREA
2011 20U 2013
13
14
15
18
19
20
21
22
23
i influenza (H5N1) for vaccine candidates : cross neutralization of
antybodies antiinfluenza A (H5N1) from patients confirmed H5N1 infection that can neutralized viruses isolated in different year and location
I in Indonesia
Riset
Riset
Laboratorium
Pengemban gan system dan kebijakan
Pengemban gan vaksin
Pusat Data dan Surveilens
NO
24 Sistem informasi
Ditjen P2PL
NO
Ditjen Bina Yanmedik
,.
National Workshop on Analysis Situation of the Implementation of Clinical
Manajemen
26 Performance
Development RS
Management System 2010
27 Pengembang
an SDM RS
28 Pedoman
29 Farmasi
Klinik RS
30 Farmasi
Klini k RS
ces
Workshop on Mental Heal th Program
Kese hatan
31 Development in 5 jiwa
Provinces that have no
Mental H 2010
Capacity Building Health Care Workers to
32 Provide Men tal Health Keseh atan
Care in 8 Provinces that jiwa
have no Mental Health , 20 10-20 11
33 Kese hatan
jiwa
an Kesehatan Jiwa di Daerah Terpencil dan Dae rah Perbatasan
Kesehatan
34 (pelatihan Dokter Umum jiwa
dan Perawat di Daerah Perbata san dan Daerah
36 37 38 39 40 41 42 43
Calon Legi I Legislatif Tahun 2010
TOT peningkatan tek nis
Kesehatan
44 pengendalian infeksi silang di pelayanan gigi dan
mulut . dan mulut
Penyusunan Sta ar
Pelayanan Kesehatan Kesehatan
45 Gigi dan Mulut dalam gigi dan
Pelaksanaan Kontrol mulut
Inveksi HIV/AI
Pertemuan penyusunan
46 modul pelatihan bagi Modul ODHA
PERIODI!
NO
PIIOIrc1"
2m2
...
for The National Hospital Pedoman RS
47 Pandemic Preparedness untuk
and Res ponse Plan in Pandemik
I
Workshop for
Streng thening Diseases
RS Rujukan
48 Management Capacity In
Flu burung Avian Influenza Referal
i
Sosia lisasi Buku Pedoman
49 Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di RS Kesehatan
Anak
50 Spesialistik
Pelatihan Perawatan , Terapi dan Dukungan
Pengembang
51 (care, The rapy and an SDM RS
Support) untuk Tenaga Kesehatan 20 10 Bimbingan Tekn is Medis (Clinical Mentoring) Untuk
Peningkatan Kualitas Pelayanan
52 Pelayanan Perawatan,
Terapi , dan Dukungan yankes ODHA
ODHA untuk Dokter di RS ODHA Th .201 0
Rumah Sakit Kesehatan
53 Ibu dan Bayi
S4 SS S6 57 58 S9 60 61 62
i sasi Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) Tahun 2010 Monitoring dan Evaluasi ke Rumah Sakit yang Telah Melaksanakan Workshop Pelayanan Kekerasan terhadap i Pelatihan Surveilens Infeksi Nosokomial (Hospital Associated Training of Trainer (TOT) Pencegahan & Pengendalian Infeksi di t20 ment of Wild Poliovirus in
セ@ ョ、ッョ・ウゥ。@
during 2010-2011
Penguatan Jejaring Pelayanan Laboratorium Pemeriksa HIV dan
Penguatan Jejaring Laboratorium
Pemeriksaan HIV/AIDS
Monev rangka
Penguatan Jejaring Pelayanan Laboratorium TB bagi Laboratorium rujukan/pembina Laboratorium Uji Silang di 7 Provinsi Baru Thn 2010-2011
Strengthening of Phisical Therapy, Speech Therapy and Occupational Therapy Services in
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan Anak
Surveilens Infeksi di RS
Surveilens Infeksi di RS
Surveilens Infeks i di RS
Laboratorium virus Polio
65
66
Pendidikan Profesi Fisika Medik
Laboratorium Pemeriksa Narkotika PSikotropika ProJustisia
THE GLOBAL FUND
Pen gem bang an SDM RS
Laboratorium pemeriksaan Psikotropika
Ditjen P2PL
NO
1
2
3
4
6
7
Malaria
Malaria
HIV/AIDS
HIV
DOTS TB
DOTS TB
Pusat Data dan Surveilens
NO
PROJIC'r
ARIA
PERIODI
8 GFATM Komponen AIDS
Ronde 8
Ditjen Bina Yanmedik
KfW JERMAN
Ditjen Bina Yanmedik
1
2
Improvement of M. Hoesin Palembang
of dr. Wahidin
Soedirohusodo
Ditjen P2PL
Ditjen Binkesmas
Asian Development Bank (ADB)
Ditjen Binkesmas
NO PROJECT
Second Decentralized Health Service
Kesehatan Komunitas Nutrition Improvement
2 through Community Gizi
Ditjen P2PL
NO
1
2
3
Sanitasi dan air bersih
Sanitasi dan air bersih
Sanilasi dan air bersih
EDCF KOREA
Ditjen Yanmedik
NO
2
3
Strengthening of 4 Teaching Hospital
Upgrading H. Adam Malik Hospital , Medan
CDC ATLANTA
Litbangkes
PERIODE
NO PROJECT
Surveilens influenza
Ditjen P2PL
NO PROIECT
PERIODE
2
Survellans & Response to
Avian and Pandemic Influenza Project (CDC Atlanta)
KNCV
Ditjen Yanmedik
NO PROJECT
OOTSTB
2 Pedoman TB
D't'I Jen P2PL
NO PRQIECf
KNCV TB Cap (USAIO
3 through KNCV)
AlIA
TB
...
2831PiI'UODI
2831 20U
aou
.,
20MWORLD BANK
Ditjen P2PL
Sanitasi dan air berslh
Sanitasi
2 Pamsimas (WSLlC3) dan air
bersih
Australia AID
Ditjen P2PL
NO
Sanitasi dan
1
Air bersih
GTZ
Donor Lainnya berdasarkan unit utama
Litbangkes
1) University of Washington
NO
Disability weights
measurement survey, Riset
phase II
2) Welcome Trust
NO
Welcome Trust
3) IAEA (International Atomic and Energy Association)
NO
Evaluation on vitamin A
1 requirement in Indonesian Riset
woman
4) The Macfarlane Burnet Institute Australia
NO
Ditjen P2PL
1) UNDP
NO PRQI£CT
Development to Global Fund's Pinci pal Recipient in Indonesia
Pen lngkatan Kapasitas pendukung GF
2) GAVI
NO
Expanded Program
Immunization Imunisasi
3) NLR
NO
Netherlands Leprosy Relief
(NLR) Kusta
4) MoH Singapura, REDI Center
&
USDANO
Pen ian Flu
Burung dan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza
5) JICA - Jepang
NO
PROIICr
Proyek Kerja sama
Tekn is ー・ョ ゥ@ ョセ ォ。エ 。ョ@
Sistem Surve lans untuk Avian Influenza
Flu Burung
PbIODE
21012 20U Z014
Badan PPSDM
1)
Cambodia TrustPIRIODE
NO
PROJICI'
21014
..
Cambodia Trust
2) Alexandra Health
NO
Alexandra Health Pengemban gan SOM
Ditjen Yanmedik
1) Finlandia
NO
apan
Streng thening <;,f
Teachi ng Hospital Proyek Kerjasama Teknis
luar negeri bidang kesehatan
dalam
Rencana
Strategis
Kesimpulan dan Saran
Dari pemetaan mitra kerjasama
tersebut , akhirnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
•
Mitra kerjasama luar negeri belum difokuskan pada upaya prioritas,
seperti
yang
telah
ditetapkan
Kementerian Kesehatan 20102014 , bahkan ada program prioritas
yang hanya sedikit mendapatkan mitra kerjasama luar negeri.
•
Mitra kerjasama luar negeri bidang kesehatan juga belum
difokuskan pad a sasaran MDGs , justru mitra kerjasama luar negeri
ini lebih banyak dialokasikan pada programprogram yang tidak
langsung berhubungan dengan sasaran MDGs.
•
Alokasi sumber dana PHLN belum diarahkan pada wilayah provinsi
dengan disparitas IPKM yang tinggi. Daerahdaerah dengan
disparitas IPKM tinggi justru mendapatkan alokasi sumber dana
PHLN lebih kecil dibandingkan dengan daerah dengan disparitas
IPKM yang rendah.
•
Alokasi dana PHLN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diusulkan saran sebagai berikut:
perlu dikelola secara serius dan ditata
bedasarkan pada program prioritas serta sasaran MDGs.
•
Alokasi PHLN juga perlu diselaraskan dengan mempertimbangkan
alokasi anggaran daerah melalui APBD untuk bidang kesehatan.
•
Wilayah provinsi yang telah mendapatkan alokasi PHLN secara
besarbesaran, namun hasilnya tetap kurang signifikan, perlu
dipertimbangkan alokasi PHLN tahun berikutnya, dan perlu
perubahan strategi pendekatannya.
•
Perlu adanya realokasi sumber dana PHLN ke area program
prioritas serta diarahkan ke wilayah yang bermasalah kesehatan .
•
Beberapa PHLN akan berakhir sebelum tahun 2014, untuk itu perlu
dipertimbangkan kesinambungannya
(sustainability),
dan
bila
diperlukan ditindaklanjuti dengan alokasi APBN guna menjaga
kelangsungan program.
ke Hadirat Tuhan YME ,
Bidang Kesehatan ini dapat
PeRntop
Dengan mengucap puji dan syukur
akhirnya Peta Kerjasama Luar Negeri
diselesaikan.
Buku ini diselesaikan dalam kurun waktu yang sang at singkat,
dengan demikian tentunya masih banyak kekurangan. Namun diyakini ,
meskipun terdapat kekurangan di sanasini, buku ini sangat bermanfaat dan
sangat ditunggu oleh berbagai pihak, karena dengan buku ini , perencanaan
alokasi sumber dana khususnya PHLN dapat diarahkan lebih fokus pada
programprogram
prioritas.
Dengan
demikian
pencapaian
sasaran
pembangunan kesehatan akan lebih efektif dan efisien .
Diharapkan dengan telah diterbitkannya buku ini, semua jajaran
pengambil keputusan di Kementerian Kesehatan dapat memakai buku ini
sebagai pedoman dalam pengalokasian dana PHLN di tahuntahun
mendatang.
Peta Disparitas Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Peta APBD yang dialoka sikan untuk Urusan Bersama Bidang Kesehatan
tahun 2009
Peta Projek PHLN Menurut Wilayah Propinsi Tahun 2010
Diagram Projek PHLN Menurut Sasaran MDGs yang Berkaitan Langsung
DUIAR GAMBAR
1.
Diagram Pinjaman dan Hibah Luar Negeri2. 3.
4.
5.
dengan Kesehatan
6. Diagram dan Pet a Prevalensi AKB di Tingkat Provinsi
7. Diagram Angka Kematian Ibu Menurut Estimasi
8. Diagram Penyakit HIV/AIDS, TBC, dan Malaria Tiap Provinsi dan Alokasi PHLN untuk Tiap Penyakit
9. Peta Case Rate ATM
DUIAR lABEL
1. Tabel Program dan Dukungan Projek PHLN
ADB
AKB
AKI
: Angka Kematian Bayi
: Angka Kematian Ibu
APBD
APBN
APEC
ASEAN
ATM
AusAid
BIMPEAGA
CDC
CIDA
DAU
DDUB
DFID
EC
EDCF
FAO
GATS
GAVI
GFF
GTZ
HIV / AIDS
lOB
INGO
IPKM
GLOSSARY
: Asian Development Bank
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
: Asia Pasific Economic Cooperation
: Association of South East Asia Nations
: HIV/AIDS, TBC, Malaria
: The Australian Government's Overseas Aid Program
: Brunei-Indonesia-Malaysia-Philipina East Asia Growth Area
: Centers of Disease Control and Prevention
: Canadian International Development Agency
: Dana Alokas i Umum
: Dana Daerah untuk Urusan Bersama
: Departement For International Development
: European Commission
: Europen Digital Cinema Forum
: Food and Agricultural Organization
: General Agreement on Trade in Service
: Global Alliance for Vaccines and Immunisation
: Global Fund Foundation
: The Deutsche Gesellschaft fOr Technische Zusammenarbeit
: Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency
Syndrome
: Islamic Development Bank
JBIC
JICA
KfW
KTI
MCC
MDGs
I\JGO
NLR
OKI
PAD
PBB
PHLN
SDKI
SKN
TBC
TRIPS
Uf\IDP
UNFPA
UNICEF
USAid
WB
WHO
WTO
: Japan Bank for International Cooporation
: Japan International Cooperation Agency
: Kreditanstalt fUr Wiederaufbau
: Kawasan Timur Indonesia
: Millennium Challenge Coorperation
: Millennium Development Goals
: Non Government Organizations
: Nederland Leprosy Relief
: Organisasi Konferensi Islam
: Pendapatan Asli Daerah
: Perserikatan BangsaBangsa
: Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
: Survey Demografi Kesehatan Indonesia
: Sistem Kesehatan Nasional
: Tuberculosis
: TradeRelated Aspects of Intellectual Property Rights
: United Nation Developmrnt Programme
: United Nation Population Fund
: The United Nations Children's Fund
: United States Agency for International Development
: World Bank
--MATRIKS PARTNERS MAPPING KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2010
---
-
....
---=-
lID--
-
-
. -
....
_
...
.-::
-
-
....
100 000 DOC
1 InniJIWIQ l b IIneM (Ofrvclopmcn\!i
COCAllanl;l 2009-20 10 Pus.l [ lOR
of s オ セ Networksy OOOOOO()(J( !IOOOOO ()(J(
2 d。j。「ゥャセ@ 'MJ'gtu セオイュョョエ@
セーィ 。 Zゥ・ャ。@ Un rYt!WS rty 011 Wagllnglon 200$-20 10 Pusa l lOR 615405.00:: 8 " "" DOC
The セ Caw foil CIo5.np イ@ セm ZクZエ。ヲi。ョbXゥjイnNL@
T08 . .' 29<
'00 """"
, n..Gop F _ E . _ h,• •, , " , , _ 2009--2010
""",
100:r,ograt;a Gゥiキ [キ、セ@ MOO'&" :llDil セエ@
4 BGセoiGiイ[uイイhョaNイHャqャャャaャャmヲャャ@
,_ - "
ADo(lrIrt 1OOmK:.Enefg: 2'009-20 10""'"
セ...
500C '"..., It"セi@
5 _ セヲセoim・。セ@ .. 2009 "'ItO セRPio@
"'
..
,
... _01 _
lOR Is.rxuxx: 15400 00( セセ GヲBs@ ヲッイRPPY@,"'"
2000-20 10 p u セ i@セ、qAャセセ Q@
7 I\fIlldlatlM'lOl'QIuSpl!ldedIl'VWl \'MO 2001).2010 ーセ L@ lOR ,,,5000< 14 1501J()(
...
-b _ _ _ . . 2009 ゥi「ッイBOqイIG@ e セoiiエjG p@ YMO 2O(J!g...20 I.o Puso,
lOR )6000.
'"...,
...
B g セooiiッ ャ@ ャッイャエゥャーュ」Aイャエッヲaヲ p@
A WHO 2009-20 ' 0
"""'
0 セ⦅BRPPY@
A GヲオAiBG。i、ヲケN。ョ、ヲ ・ セqHmョ@ N セ L@「ッr。i@ ャョ セH mihi I@
10 セNGio s ャイ uャZャゥjイッ、@ 」 キNZN[Nj@ WHO 2009-20 10 Pusat lO R 43 40l"2( 4l402"'2
L セBosmiv H scjoi⦅@
I
]セセセセQ
セ@
T
B
B@ セ]]イ@
WHO 4009-20 10 PU$;I\ lOR...
,
...
Z5300>", AN セセeセaイwカ⦅dヲ@ G
QR@ セセ]セ]@
...
'"
•
YMO 2000-2010"""'
lOR 97646 42E セュウセ _ _·
S
11
セZイgQZZGZxBZセ@ WHO 2009-2010...
,
.""
'"'10.'''
'...."'0...
f..._
-14 セYャゥwゥーj i|ャI@ ョ。エャoョゥャャャ。ooァiッ「ij@
obaa:a tontroI mofIitoring
WHO 2000-2010
,-...,
lOR 2<) 4 " ""' 20'64"'"セッiゥョャオ・ョコ。@
ᄋ hセGIヲッイカ。エャcャョャG」[Z[[QイQャゥgゥA N ⦅@
ーッオtャャqャj|イ[iiiigQャkjョァヲセ@
Q@ Uセ
Uセセ セセ@
WHO 2OD04O'0...
,
IDR ,08 11O""' 'DO 110000セ Z]Z。ョ、セZセMZG@
"""""'"
セ pro,ed . Intregilted heiJ"hh
QVQャヲ 。ョョ[イエャッッャャャゥゥャNゥj「。キセ Q@ WHO RPPY M セjo@ P"""l lOR
".'000
>247 90Cョ、ャqZャiA[iセ@
11 Ckomolrusl W o:'!It.onlCllruIt 2009-2014 P. . .,
J
E
2005 - 2009.
1
fseca
P rogtlllN'ne He-alth (SPI! ) KMI-..Iefmlll\
...,.
Nn . NTB [ UfO . 000000 10 QVPセooo HIHIH8IHKESMAS R@ セBG⦅@ J I C A _ .blear $umb6w セ ⦅@JUm . NT8
3
,
ᄋセ N セjwoヲiャ、@
"oIIen.-
.bwa Baral USO 20 71--
tI;".,abonaf Wotl:shQp en ai|[i セ@
G@ イ]Zセ@
MDGC l/PPa/ WHO 2010-20" DIY uso...
9I2 n2.8 1セ BBBBBs⦅エ」BBBsIRP Q@ P@
Rセ]ZGAZ@
m セ M IippBiwho@ 2Qlo.2011 " - USD 426 )4 jYqNiN@ N セセ@"""""'
...
J
==
セ PedtWnan ョ@ セセQmi@ Pel'lt!if"IIIP'Jf'I MOG(·)o1'I' 4M'f<O 2010-20 11 "'- USD 115000 "'02 " . OOC4
イZ] NL セセ]ォ、@ m ogHIッQGiGセ@ 2010-2011Ise<-
...,
uso 15632< 1"3158Q:ts::/セ@ イB]セセセ「@
DrugT_ _ 1oI 0G()IPP 5NJHO 201()..2011...,
uso 112m 1 0291t559orQtIop on MenIal HA.Ih Progr.tm
V]]ZセLセQ@ MOO( liPPa/WHO 2010-2011 uso ' 951'" .. 534 19'9 CI64
セ &ifdIng b HNIh Care
1 セセ・ャョエャヲGイッᆬャョ」Z・ャャ|x@ N エッpキNキ」ャ・ャイッゥッャョw@ ィ。 wャゥョッ@ャ@ LBQiィ@ MOG(-) (pp <t.&6 / WHO 2010.20 11 uso
",...,
BoNVセTヲQQQsS@_ _. 2011).2011
セ⦅セN B キ。@
MOOC -) , pp 8/ INHO 2010-201 1 O,Y USO
,oeo..,.
2826647. 1ma セセセセsV・ヲnョ@
DlYagyllbna
セ⦅セjャキゥャ、iッo。ッイ。ョ@
セ
ョ ]セ
MOG(-)/ P'P4&3/ WHO 20'0-20" Kabrnomt:tn nn.... kNセ 1Jar.;iI1. セ Rlau USO 35621 32S3071.28!9 セ。キ。i@ dI DeenIh Pefbo'Iaun dW'I
Iloonrh-:atrun20 IO セI@ """ "'-'
セセM
...
"
...
QPセBBセl⦅BB@ MDCi4-)' PP 81 WHO 201G-2011
...
USO J85l2 352882$24セtBBGRPQP@
セNM
11 、ゥMヲuwエsNゥャjZZ[]RPセ@ MOO(-) 1PP 81 WHO 2OIG-2011 P... usc 183.?S«: , .... 78250(
セ]]M
MOG( )/PP4Q/WHO RPQセ QQ@ NAO usc 18875< 1728'721>0(12 セ、iセ diNADfWul
セQP@
セ
...
セMセ _ _ - " ' T _
1 3 " ' - " " - - -f'warWI8A on MOG( -JIPP " M'liO 201().2011
""",
uso 275 05C2
セャ・@907
90(Moral セ@
A
A
..
N Eo
セi B⦅
..
・ッM セ@ ""...Qf ᆪセ Schoo( Teachen 14 セ pイッュッエ・@ M tャiヲエG@ k セセ@
セ ᆬTimiDッョ@ miZi ョセ eセ@ セ 、iョ AIntIng School Children
rd 1lJ. Rcll1fal 5ysaem
セBBGZ]]]G@t セidpイエュowョNG@
isqG]G]セセ
p... ... _
-セNBGM
BB BBG@ M
Ie
セwZZ[
QセNL@
セ iiNAN@ r・iiョiisセイオイs、uii@
セ N M
QW@ ]Qq セセ Q@
18
セ]ZB
h jvoAョァ[ュ
...
LNLLセ@...
--,...
セuャqi」エNNGQュオQオャ@
otセ iイNエオNウN@ pャMGヲiYGNGo、。ォZャヲ@
19 セャ」ォャオ@ *'-'" dI prlapnan kcseha tafl
....
""'
...
セZ]]]
セ@ セ kッョiiイ。ャャョカ・「ャ@ h iGvi
';OS
R Q@ ]OエmjuiヲエZセイョッ、オi@
RRセセ
i>rcpal'fIdl\l!S.. ...セ
セ@
Md Re5ponse P'!.I
,-セエッイs ャイ・ョァ ャ@ ィ」ョョァ@ Dl$8a!;&
RS]ZZセZセ@
セ@ セセィ。B@
PLDMUNlIo d_ \kn it, RU\IInILa_
27 1ood5.a1ety
RX]ZZ
セBBGOQH」ア@セ@ ]セョ。@
PtMaY¥IOiln 2'9 r,.nsptan&nj Se4 , oi セ dan
セ、ャャョ、ァッ・ s iS@ Thn 2009·20 1
セォエャャィᆬj