• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 pendahuluan REVISI I.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 pendahuluan REVISI I.docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak sekali fenomena perkembangan zaman mengitari dunia, khusus nya Indonesia. Remaja Indonesia yang memiliki psikologis yang masih stabil cenderung akan merasa ingin menang sendiri. Banyak prilaku remaja yang simpang siur di sekitar masyarakat, baik yang berprilaku positif dan berperilaku negative.Salah satu prilaku negatif remaja Indonesia adalah Vandalisme.Vandalisme merupakan sebuah perilaku remaja yang dengan sengaja merusak lingkungan, perilaku tersebut seperti mencoret dinding sekolah, gedung-gedung kota untuk memberikan kesan seni yang dianggap remaja memiliki estetika, namun pada dasarnya perilaku mereka tersebut merupakan perilaku yang merusak tata kota.

(2)

Perilaku vandalisme juga terjadi di Kota Palembang, mengingat Palembang termasuk dalam kota metropolitan dan memiliki fasilitas tata kota yang baik. Ini akan menjadi suatu yang hal mudah untu k mereka sendiri mengekspresikan keinginan mereka, apalagi demi eksistensi mereka di dunia maya seperti facebook, BBM, instagram agar mereka lebih terlihat gayadibanding teman-teman mereka. Mengingat, media sosial yang dahulunya hanyalah sebagai kebutuhan tersier dan sekarang berubah menjadi kebutuhan primer dan menganggap bahwa koneksi internet dan media sosial sebagai faktor penting dalam keseharian, khusus nya pada remaja dan pekerja kantor yang melibatkan kecanggihan teknologi.

Vandalisme menjadi simbol bahwasannya tingkat kesadaran masyarakat kurang baik dalam memelihara lingkungannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih banyaknya oknum masyarakat yang melakukan vandalisme, seperti mencoret-coret fasilitas umum. Selain itu, pemicu utama rendahnya tingkat kesadaran masyarakat ialah tuntutan kehidupan modern yang sedang marak saat ini. Sebab kebanyakan dari mereka yang menjadi pelaku vandalisme ialah remaja Kota Palembang seperi siswa SMA dan Mahasiswa. Seharusnya selaku penerus generasi masa depan mahasiswa dapat memberikan contoh yang baik dalam masyarakat. Bukan justru sebaliknya, merekalah yang menjadi aktor dalam penyimpangan tersebut.

Terdapat beberapa alasan ketertarikan dalam mengkaji masalah perilaku vandalisme yang terjadi di Kota Palembang saat ini. Pertama, pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar guna menyeimbangkan ekosistem di dalamnya. Kedua, masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama remaja di Kota Palembang dalam memelihara lingkungan. Hal ini, terkait semakin meningkatnya penguasaan teknologi informasi terutama media sosial. Bahkan dalam kalangan remaja madia sosial menjadi kebutuhan pokok yang sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

pada keadaan ingkungan tata kota dan meneliti tentang eksistensi remaja Kota Palembang mengenai hal itu. dengan bangga nya kebanyakan remaja Kota Palembang meng-upload foto selfie mereka ke Instagram, Facebook dan media sosial lain guna agar tingkat eksistensi mereka lebih baik dari sebelumnya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal (2007:16) eksistensi adalah :

“Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu, menjadi atau mengada. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, melampaui atau mengatasi. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi-potensinya”

Seharusnya, remaja tidaklah berada eksistensi yang akan merugikan banyak orang, melainkan mereka mampu bereksistensi di bidang pelajaran dan dapat membanggakan. Namun yang ada hanyalah sebaliknya, kebanyak remaja berprilaku seolah-olah mereka bisa lebih keren dengan eksis di media sosial tanpa memikirkan dampak yang terjadi. Ini lah yang menjadi tugas sekelompok penggerak untuk meminimalisir remaja yang berprilaku dan memiliki pemahaman vandal. seorang atau sekelompok penggerak seperti Green Generation berusaha melindungi kota agar tetap terlihat asri dan ramah lingkungan.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk perilaku vandalisme remaja Kota Palembang sebagai bentuk eksistensi dalam media sosial?

2. Bagaimana solusi dari prilaku vandalisme berdasarkan teori perilaku sosial?

1.3 Tujuan penelitian a. Secara Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Penelitian Sosial.

b. Secara Khusus

 Dalam penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk prilaku vandalism remaja di Kota Palembang.

 Untuk mengetahui solusi dari prilaku vandalisme remaja di Kota Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bersifat teoritis ( akademik )

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan sosiologi yang berkaitan dengan penyimpangan sosial remaja seperti prilaku vandalisme.

(5)

 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang berarti bagi praktisi dan akademisi dalam studi yang berkaitan dengan perilaku penyimpangan sosial seperti prilaku vandalisme

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana solusi dari prilaku vandalisme remaja di Kota Palembang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STUDI TERDAHULU

(6)

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk vandalisme dan faktor-faktor penyebab perilaku vandalisme pada remaja di Kabupaten Kulon Progo.Penelitian in imerupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus.Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang remaja yang berusia 15 hingga 18 tahun. Setting penelitian mengambil tempat di Kabupaten Kulon Progo. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi.Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan yaitu terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian terhadap 3 remaja pelaku vandalismes menunjukkan bahwa bentuk-bentuk vandalisme yang dilakukan adalah: (1) ideological; (2)vindicate; (3) play; (4) malicious. Faktor-faktor penyebab perilaku vandalisme: (1) teman sebaya: merasa nyaman dengan teman-temannya membuat subjek mengikuti tindakan vandalisme temannya; (2) keluarga: a) kurangnya kasih sayang dan perhatian menyebabkan subjek melakukan vandalisme sebagai pelarian, b) kasih sayang berlebihan menyebabkan tindakan vandalisme subjek tidak pernah dilarang; (3) media masa: subjek melakukan vandalisme karena terpengaruh film dan video game; (4) lingkungan masyarakat: sikap acuh dari lingkungan masyarakat menyebabkan tindakan vandalisme subjek susah dihentikan.

2.1.2 Studi Hubungan Vandalisme dengan Setting Taman Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar – Bali

(7)

bersama bagi umat beragama. Pengunjung Lapangan Puputan Badung berasal dari berbagai kalangan, seiring dengan meningkatnya intensitas kunjungan maka akan muncul suatu masalah, salah satunya adalah vandalisme. Vandalisme adalah perusakan dengan sengaja terhadap benda – benda yang indah serta fasilitas umum.

Vandalisme yang umumnya terjadi dalam bentuk coret – coret, bentuk lainnya yaitu memotong pohon tanpa izin dan merusak tanaman (Soemarwoto, 2004). Salah cara untuk mengurangi masalah tersebut yaitu dibutuhkan perancangan dan pengelolaan setting yang tepat dalam suatu kawasan, agar tidak memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melakukan aktivitas vandalisme. Menurut Haryadi dan Setiawan (2010) setting suatu satuan lingkungan yang spesifik yang menunjukkan makna lingkungan untuk suatu kegiatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan aktivitas vandalisme dengan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, mengetahui hubungan antara aktivitas vandalisme dengan masing-masing setting pada Lapangan Puputan Badung, mempelajari sistem pengelolaan yang tepat untuk mengurangi dan mengatasi aktivitas vandalisme yang terjadi.

2.1.3 EFESIENSI PENINDAKAN AKSI VANDALISME TERHADAP RUANG PUBLIK DI KOTA SURAKARTA

Graffiti sendiri dapat digolongkan dalam aksi vandalisme. Diane Schaefer memberikan pendapat terhadap graffiti yaitu graffiti researcherstypically use a broad definition for their topic. Graffiti as an inscription ordrawing made on a public surface (as a wall) (Diane Schaefer, 2004 :181).

(8)

dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).Menurut kamus Webster vandalism diberi makna willful or maliciousdestruction or defacement of thing of beauty or of public or private property.

Terjemahannya, Vandalisme adalah perusakan atau menjadikan jelek dengan sengaja terhadap benda-benda yang indah serta benda-benda yang menjadi fasilitas umum atau milik pribadi (http:lppkb.wordpress.com).Secara psikologis, gejala vandalisme sudah merambah luas pada masyarakat Indonesia disebabkan oleh ketegangan jiwa. Himpitan beban ekonomi yang kian berat, kecemasan menghadapi masa depan yang tidak menentu, dan kegusaran telah mendorong timbulnya tekanan kejiwaan, yang kadarnya dapat meningkat cepat hingga ke tingkat yang tidak terkendali. Akhirnya meledak dalam bentuk kemarahan, keberingasan, yang bisa menjurus kepada berbagai bentuk perbuatan destruktif yang meresahkan dan merugikan orang.

(9)

terjadinya penyimpangan sosial menunjukkan bahwa faktor terbesar yang mempengaruhi adalah dari keluarga dengan terjadinya vandalisme dan penyimpangan-penyimpangan pada umumnya. Dari sini dapat penulis jelaskan bahwa pendidikan dari keluarga sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak menjadi anak yang patuh dan taatterhadap peraturan dan nilai-nilai yang hidup di masyarakat sehingga jika seorang anak dari kecil yang sudah dididik dan diajari tentang norma-norma yang ada di masyarakat, maka tidak akan mungkin terjadi penyimpanganpenyimpangan seperti aksi vandalisme. Satpol PP sebagai aparatur pemerintah daerah yang menindak aksi vandalisme yang semakin kian meluas. Dari data dan pengamatan dari penulis di lapangan, gerak langkah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memang tidak pernah luput dari perhatian publik, mengingat segala aktivitasnya denganmudah dan cepat diketahui melalui pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik. Sayangnya, image yang terbentuk di benak masyarakat terhadap sepak terjang Satpol PP dalam menindak aksi vandalisme di Kota Surakarta sangat jauh dari sosok ideal, yang seharusnya menggambarkan aparatur pemerintah daerah yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi norma hukum, norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang di masyarakat.

2.2 KERANGKA PEMIKIRAN

(10)

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian 3.1.2 Jenis Penelitian 3.2 Strategi Penelitian 3.3 Peranan penelitian 3.4 Penentuan Informan 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.6 Teknik Analisis

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, dalam matematika murni terdapat bilangan – bilangan yang sifatnya baik negatif maupun positif, tapi dalam matematika ekonomi dan bisnis positif dan negatif

Dikatakan juga sekitar 65% remaja- remaja di Kota M edan sekarang banyak menghabiskan waktu mereka lebih dari 4 jam setiap harinya untuk beraktifitas dengan menggunakan gadget

Remaja perlu untuk mengontrol semua bentuk perilaku negatif mereka, salah satu hal yang dapat mengontrol perilaku negatif yang banyak dilakukan remaja adalah dengan

Pemilihan pola asuh yang tepat dari orangtua dapat membantu membentuk karakter remaja menjadi lebih baik, sebaliknya jika salah dalam memilih bentuk pola asuh pada remaja dengan

Dalam kehidupan sehari-hari orang cenderung berprilaku non asertif mereka tidak menyadari dampak dari perilaku yang dia lakukan dengan membiarkan diri tidak berperilaku

Seperti halnya yang terjadi di lingkungan tempat penulis berada, banyak kenakalan-kenakalan dalam berperilaku yang dilakukan oleh remaja terlebih pada usia 15-18 tahun

Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam

tidak sesuai dengan aturan yang berlaku atau yang sering disebut dengan (prilaku menyimpang ),bisa dilihat dengan begitu banyak nya remaja yang melakukan dari ketahuan judi,