DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI PETANI DI BENER MERIAH
TESIS
Oleh
RAHMAYANTI
117024030/SP
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN
SOSIAL EKONOMI PETANI DI BENER MERIAH
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Program Studi Magister Studi Pembangunan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Oleh
RAHMAYANTI
117024030/SP
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI BENER MERIAH
Nama Mahasiswa : Rahmayanti Nomor Pokok : 117024030
Program Studi : Studi Pembangunan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si ) (Husni Thamrin, S.Sos, MSP Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi Dekan
(Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA) (Prof. Dr. Badaruddin, M.Si)
Telah diuji pada
Tanggal 4 Februri 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si Anggota : Husni Thamrin, S.Sos, MSP
: Hatta Ridho. S.Sos, MSP : Heri Kusmanto, Ph.D
PERNYATAAN
DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI BENER MERIAH
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 26 Maret 2014 Penulis
DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KABUPATEN BENER MERIAH
ABSTRAK
Salah satu komoditi unggulan Aceh yang kini mendunia adalah komoditi Kopi yang saat ini menjadi komoditi primadona bagi petani di Bener Meriah khususnya dan dataran tinggi Gayo pada umumnya. dibuktikan hampir 90 % masyarakat didaerah ini penghidupannya tergantung pada perkebunan kopi dimana hamparannya sekitar 49,187 hektar bahkan kemungkinan lebih luas lagi bila diukur secara detail, Kemegahan dan keunggulan komoditi ini belum sepenuhnya mampu mensejahterakan masyarakat petani dikarenakan prosfek pemasaran yang pluktuatif dan tidak adanya pihak penjamin hasil komoditi pada saat musim panen. Akibatnya petani selaku produsen mengalami delematis, selain berdampak juga pada penerapan pola olah kopi pasca panen, yang berdampak pada kwalitas dan cita rasa prodak ditambah lagi dengan prilaku eksportir kopi kita ada yang bermoral rendah, dimana mereka rata-rata mengambil keuntungan dua kali lipat dari harga dibelinya kepada petani kopi di daerah. Disisi lain adanya pedagang pengumpul maupun eksportir lokal sering memanfaatkan uang kopi yang telah dibayar cast/kontan oleh pembeli, akan tetapi kenyataannnya mereka selalu menyatakan uang belum keluar. Modus lainnya ada diantara mereka yang menggandakan atau melakukan investasi ke usaha lain. Dalam upaya mencari jawaban atas permasalahan penelitian, dilakukan berbagai metode penelaahan terhadap berbagai literatur yang ada. Hasil informan kunci yang sudah diwawancarai secara mendalam dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan teori yang ada serta fakta-fakta yang muncul dilapangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang komprehensif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nasib petani kopi Gayo saat ini masih belum bisa dikatakan sejahtra bila dibandingkan dengan nama besar kopi gayo yang mendunia, disamping itu juga masih minimnya peran Pemerintah Daerah dalam menangani permasalahan kopi, walaupun sejauh ini pemerintah sudah memberikan bantuan bibit, hingga biaya perawatan dan pupuk, tapi setelah panen petani kopi bingung Karena petani belum dapat menentukan harga. Pemerintah belum mampu mendongkrak harga kopi yang dapat mensejahterakan petani, yang dilakukan pemerintah hanya bagaimana melakukan peremajaan terhadap kopi. Dan bagaimana melestarian kopi, tapi pengendalian pasca panen dan pengendalian pasar petani tidak pernah diturut sertakan oleh pemerintah.
THE IMPACT OF GAYO COFFEE COMMODITY TOWARDS THE SOCIAL AND ECONOMY OF THE COFFEE FARMERS IN
BENER MERIAH REGENCY
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan berkah-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI BENER MERIAH” syarat untuk memperoleh gelar Magister Studi Pembangunan pada sekolah Pascasarjana Universitas Sumater Utara, Medan.
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, saya banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K), selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Prof. Subilhar, Ph.D, selaku Sekretaris Dokter Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Ketua Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Tamu ketika Penulis melaksanakan sidang meja hijau
5. Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, MA selaku Sekretaris Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.
7. Bapak Drs. Heri Kuswanto, MA Ph.D dan Bapak Hatta Ridho S.Sos, MSP selaku Komisi Pembanding yang juga telah membantu mengarahkan penulisan tesis ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf di Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu baik dalam bidang akademik maupun administratif.
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan di MSP Angkatan 2011 atas dukungan dan kerjasamanya, semoga kita semua sukses. Aamiin
10. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini
11. Seluruh Staf PUSKUD dan Bapak Tagore Abubakar yang telah banyak membantu Penulis saat melakukan penelitian.
Dan tak lupa pula Penulis ucapkan dengan penuh rasa cinta kepada orang tua, dan keluarga besar Penulis yang sudah sangat banyak memberi dukungan baik materi dan spiritual sejak mulai kuliah hingga akhirnya Penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca. Aamiin.
Medan, 26 Maret 2014
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Rahnayanti
Tempat/ Tanggal Lahir : Timang Gajah Aceh Tengah/ 29 Oktober 1983
Alamat : Jalan Deli Tua Gg. Saudara
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
II. Orang Tua
Nama Ayah : Austinazar
Nama Ibu : Jamaliah Wahab
III. Pendidikan
1. SD N Bebesen Takengon Aceh Tengah Tahun 1989-1995 2. SMP N 5 Ujung Temetas, Aceh Tengah Tahun 1995-1998 3. SMA N 1 Kota Aceh Tengah Tahun 1998-2001
4. S-1 F. Ekonomi USU Jurusan Ekonomi Pembangunan Tahun 2001-2005 5. S-2 Magister Studi Pembangunan FISIP USU Tahun 2011-2014
Medan, 26 Maret 2014 Penulis,
DAFTAR ISI
1.2. Perumusan Masalah………….……….…..…….………….… 7
1.3. Tujuan Penelitian……….. ….……...….…. 7
1.4. Manfaat Penelitian………..………….………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehidupan Sosial…….. …………...…………....……….. 9
2.1.1. Kehidupan Sosial Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan………...………... 11
2.1.2. Kontak Sosial………... 13
2.1.3. Komunikasi….……….. 14
2.2 Kehidupan Sosial Ekonomi………..………..…….. 21
2.3 Sekilas Sejarah Kopi di Gayo…………...….……... 23
2.3.1. Kopi Setelah Masa Kemerdekaan..………... 25
2.3.2. Sejarah Sosial Masyarakat Aceh Yang Berada Di Dataran 2.3.3. Tinggi Gayo……….. 26
2.3.4. Tentang Suku Gayo………..……… 26
2.3.5. Pengertian Komoditi Kopi……….………….. 27
2.3.6. Pengertian Dan Ruang Lingkup Tata Niaga…………. 29
2.4. Pengertian Produksi Secara Sempit……….. 31
2.4.1 Definisi / Pengertian Distribusi………. 31
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kopi di Indonesia…..………..………. 49
4.7.3. Kebijakan Yang Telah Dilakukan Oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah……… 85
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman 4.1. Tofografi Bener Meriah………..……..……….54
DAMPAK KOMODITI KOPI GAYO TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI KABUPATEN BENER MERIAH
ABSTRAK
Salah satu komoditi unggulan Aceh yang kini mendunia adalah komoditi Kopi yang saat ini menjadi komoditi primadona bagi petani di Bener Meriah khususnya dan dataran tinggi Gayo pada umumnya. dibuktikan hampir 90 % masyarakat didaerah ini penghidupannya tergantung pada perkebunan kopi dimana hamparannya sekitar 49,187 hektar bahkan kemungkinan lebih luas lagi bila diukur secara detail, Kemegahan dan keunggulan komoditi ini belum sepenuhnya mampu mensejahterakan masyarakat petani dikarenakan prosfek pemasaran yang pluktuatif dan tidak adanya pihak penjamin hasil komoditi pada saat musim panen. Akibatnya petani selaku produsen mengalami delematis, selain berdampak juga pada penerapan pola olah kopi pasca panen, yang berdampak pada kwalitas dan cita rasa prodak ditambah lagi dengan prilaku eksportir kopi kita ada yang bermoral rendah, dimana mereka rata-rata mengambil keuntungan dua kali lipat dari harga dibelinya kepada petani kopi di daerah. Disisi lain adanya pedagang pengumpul maupun eksportir lokal sering memanfaatkan uang kopi yang telah dibayar cast/kontan oleh pembeli, akan tetapi kenyataannnya mereka selalu menyatakan uang belum keluar. Modus lainnya ada diantara mereka yang menggandakan atau melakukan investasi ke usaha lain. Dalam upaya mencari jawaban atas permasalahan penelitian, dilakukan berbagai metode penelaahan terhadap berbagai literatur yang ada. Hasil informan kunci yang sudah diwawancarai secara mendalam dikumpulkan dan dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan teori yang ada serta fakta-fakta yang muncul dilapangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang komprehensif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nasib petani kopi Gayo saat ini masih belum bisa dikatakan sejahtra bila dibandingkan dengan nama besar kopi gayo yang mendunia, disamping itu juga masih minimnya peran Pemerintah Daerah dalam menangani permasalahan kopi, walaupun sejauh ini pemerintah sudah memberikan bantuan bibit, hingga biaya perawatan dan pupuk, tapi setelah panen petani kopi bingung Karena petani belum dapat menentukan harga. Pemerintah belum mampu mendongkrak harga kopi yang dapat mensejahterakan petani, yang dilakukan pemerintah hanya bagaimana melakukan peremajaan terhadap kopi. Dan bagaimana melestarian kopi, tapi pengendalian pasca panen dan pengendalian pasar petani tidak pernah diturut sertakan oleh pemerintah.
THE IMPACT OF GAYO COFFEE COMMODITY TOWARDS THE SOCIAL AND ECONOMY OF THE COFFEE FARMERS IN
BENER MERIAH REGENCY
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi jenis Arabika masuk ke Jawa dari Malabar pada tahun 1699 dibawa
oleh kapitalisme Belanda perkembangannya sangat pesat dan hal ini tidak bisa
dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.
Kemudian kopi dibawa oleh Belanda ke Dataran Tinggi Gayo pada tahun 1904
dan pada masa ini kopi merupakan salah satu usaha pemerintah Belanda.
Produksi kopi arabika mengalami penurunan secara menyeluruh terjadi pada
tahun 1910-an, peristiwa inilah yang membuka frontier (tanah perbatasan) baru
dalam budidaya tanaman kopi varietas robusta yang lebih tahan dari serangan
penyakit dan mempunyai produktivitas yang lebih besar. Varietas kopi robusta
ini segera menyebar ke daerah lain, khususnya Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, Lampung dan Aceh.
Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat
dipisahkan dari sektor perkebunan, karena sektor ini memiliki arti yang sangat
penting dan menentukan dalam pembentukan perkembangan sosial, ekonomi
masyarakat di Indonesia. Perkembangan perkebunan pada satu sisi dianggap
sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat Indonesia dengan
masyarakat dunia, sektor ini memberikan keuntungan finasial yang besar, serta
membuka kesempatan ekonomi baru dalam bidang perdagangan, namun pada sisi
masyarakat yang lebih luas, menjadi sumber penindasan, serta salah satu faktor
penting yang menimbulkan kemiskinan struktural.
Di Aceh budidaya tanaman kopi berkembang begitu pesat dan begitu juga
di dataran Tinggi Gayo kopi arabika di Tanah Gayo sebagaimana daerah lain
dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, Hal tersebut dikarenakan
tanaman kopi sangat sesuai dengan ketinggian tanah di Gayo. Bagi masyarakat
Gayo kopi dapat dikatakan sebagai sumber utama bagi kehidupan. Mayoritas
petani dikabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah menanam kopi, baik yang
dikerjakan secara tradisional maupun modern. Semua keluarga dalam tradisi dan
budaya gayo memiliki peran dalam proses produksi kopi, mulai dari membuka
lahan, menanam, merawat hingga memanen kopi. pertanian kopi merupakan
tradisi yang merupakan bagian kehidupan sosial ekonomi masyarakat Gayo.
Sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan
diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa
yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan
berhasil mencukupinya. Sosial mengandung arti segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat, sementara it
berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta kekayaan.
Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal dan
diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah satu kaitan yang
erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi maka akan terdapat
dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita. Jadi bisa dijadikan kesimpulan
yang berhubungan dengan tindakan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat seperti sandang, pangan dan papan.
Kehidupan sosial sebagai petani membuat mereka tidak punya pilihan lain
hanya mengurus kebun kopi saja karena mata pencarian hanya di peroleh dari
hasil panen kopi. Namun kondisi ini tidak membawa kehidupan sosial
ekonominya kearah yang lebih baik. Bila dilihat kenyataan yang ada sampai
sekarang kondisi petani tetap miskin, hal inilah salah satu penyebab mengapa
masyarakat Gayo tidak ada bercita-cita jadi petani kopi. Para anak-anak Gayo
hanya sebagian kecil saja yang mau melanjutkan sekolah di Jurusan Pertanian di
berbagai universitas, yang seharusnya mereka geluti agar nanti bisa menambah
ilmu untuk bisa menjadikan kopi produk unggulan.
Kesungguhan petani menggarap lahan untuk dijadikan perkebunan
khususnya kopi, membuat semua orang optimis melihat masa depan masyarakat
petani Gayo. Namun keoptimisan itu masih belum terjawab, ketika kita mendekati
masing-masing petani kopi, kebanyakan dari mereka masih belum merasa bahwa
kebutuhan hidup mereka dapat dipenuhi dengan hasil dari kebun kopi. Mereka
sering mengeluhkan hasil panen mereka tidak ada harga, buah yang dihasilkan
tidak imbang dengan luasnya lahan yang dimiliki.
Siklus kehidupan para petani kopi yang terasa teramat sulit bisa mapan
atau sejahtera dari hasil kopinya, membuat anak-anak Gayo terkesan tidak bangga
menjadi anak petani kopi di dataran tinggi Gayo. Bayangkan saja, andai para
orang tua mereka bisa hidup layaknya petani kopi di Brazil yang pergi ke
kebunnya dengan mobil mewah dan berpakaian rapi, mungkin kebanggaan itu
mampu mempertahankan lahan kopi yang telah ada supaya tidak terjual atau
dialihkan ketanaman lain.
Kopi arabika dikawasan ini semuanya merupakan perkebunan rakyat
dengan jumlah petani sekitar 47.000 K.K, adapun luas kepemilikan sebagian besar
antara 1-2 ha per K.K, sumbangan kopi arabika terhadap pendapatan keluarga
berpariasi mulai antara 50-90%. Pendapatan lain bersumber dari tanaman pangan,
sayur-mayur, usaha perdagangan, jasa dan lain-lain. Tujuan utama pengelolaan
usaha tani kopi adalah untuk meningkatkan produksi agar pendapatan petani kopi
juga meningkat, oleh karena itu petani sebagai pengelola usahanya harus mengerti
cara mengalokasikan sumberdaya atau faktor produksi yang dimilikinya sehingga
tujuan tersebut dapat tercapai, untuk meningkatkan harga kopi dipasaran agar
tidak selalu anjlok/harga murah pada saat harga turun.
Pengalaman akan murahnya harga, sedikitnya hasil yang didapat sudah
berlangsung sejak lama. Perbaikannya juga telah dilakukan oleh pemerintah
dengan adanya identifikasi varitas kopi yang sesuai dengan daerah yang akan
ditanami kopi. Nampaknya upaya ini belum dapat menjawab semua permasalahan
yang berkembang dilingkungan para petani, termasuk permasalahan yang
dihadapi adalah habisnya uang dengan selesainya masa panen, kenikmatan hidup
hanya sebatas masa panen, sehingga masa susahnya sebagai petani lebih panjang
dari masa senangnya. Ada permasalahan yang terkadang luput dari pembicaraan
para peneliti kehidupan sosial kemasyarakat Gayo, dimana para petani dengan
mudahnya menjual hasil panen mereka, mereka tidak perlu mengangkut hasil
dapat lagi, petani yang seharusnya dapat menyimpan hasil pertanian kini tidak
lagi, untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah dalam mengatasi masalah
komoditi kopi gayo ini.
Sebagai komoditi utama dari Tanah Gayo, upaya pemerintah untuk
melestarikan kopi dinilai tidaklah cukup. Nasib petani kopi Gayo saat ini masih
sedih. Pemerintah Daerah memang ada memberikan bantuan bibit, hingga biaya
perawatan dan pupuk. Tapi setelah panen masyarakat pusing. Karena petani
belum dapat menentukan harga. Pemerintah Daerah belum peduli akan nasib
petani. Seharusnya pemerintah membuat pusat informasi harga kopi. Dengan
demikian para petani dapat mengetahui perkembangan pasar dan dapat
menanyakan langsung kepada pemerintah.
Petani kopi berharap pada saat-saat banjir buah kopi seperti sekarang ini,
harganya juga tidak rendah, Karena dengan demikian sebagai petani kopi dapat
menikmati jerih payahnya sejak setahun terakhir. Keterpurukan harga kopi
Arabika ini dinilai karena minimnya pengawasan pemerintah terhadap toke-toke
kopi, untuk itu diperlukan adanya penyuluhan-penyuluhan kepada petani kopi
agar tidak menjual kopi mereka pada saat harga murah.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pembinaan melalui
penumbuhan minat dan perbaikan sistem pola tanam petani kopi dalam rangka
peningkatan produksi dan pengembangan usahatani kopi rakyat di propinsi ini.
Usaha meningkatkan kehidupan yang layak bagi petani harus didukung oleh
pemerintah setempat terutama dalam hal pembenahan kegiatan tataniaga komoditi
kopi, karena besarnya pendapatan petani sangat ditentukan oleh pembentukan
mempengaruhi stabilitas harga. Apabila mutu kopi bagus maka harganya akan
tinggi demikian sebaliknya. Harga jual kopi yang tinggi dapat meningkatkan
pendapatan petani kopi yang umumnya masih relatif rendah.
Hasil kopi Gayo yang berlimpah ruah sangat terkenal oleh kalangan
masyarakat luas. Namun dibalik ketenarannya, ternyata nasib petaninya masih
dinilai minus setidaknya inilah penuturan para petani kopi di Bener Meriah.
Sebagian dari mereka mengaku meski telah berhasil menjadikan kopi arabika
gayo menjadi terbaik secara kualitas seantero bumi, namun dari segi ekonomi,
jauh dari harapan para petani kopi arabika gayo.
walau kopi arabika telah dikenal, namun hingga kini petaninya belum
tersentuh secara apik dari pemerintah dan pihak yang berkompeten, khususnya
menyangkut kesejahtraan petani. Harusnya pemerintah daerah memberi perhatian
serius kepada petani kopi. Apalagi dari sinilah sumber asli pendapatan daerah
yang terbesar. Namun mengapa petaninya mayoritas masih terpuruk.
Karena itu, harus dilakukan upaya tertentu untuk mendongkrak kehidupan
para petani kopi di Gayo. Salah satunya seperti meningkatkan SDM petani dan
mempersingkat rantai pemasaran kopi. Mayoritas petani kopi masih terikat pola
bertani tradisionil. Melakukan perawatan asal-asalan dan jika tiba massa panen,
ada diantaranya terikat permainan harga dengan agen. Artinya petani terpaksa
mengikuti aturan main tengkulak karena terlilit utang piutang untuk menutupi
kebutuhan selama menunggu kopi berbuah di musim berikutnya.
sebagai sektor andalan di Kabupaten Bener Meriah belum mampu mengankat tingkat kesejahteraan petani kopi itu sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang diuraikan peneliti merumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi petani kopi di Kabupaten Bener
Meriah?
2. Bagaimana peran pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup
petani kopi yang berada di Bener Meriah?
3. Bagaimana dampak komoditi kopi gayo terhadap kehidupan sosial
petani di Bener Meriah
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi petani kopi di
Kabupaten Bener Meriah.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peran Pemerintah Kabuten Bener Meriah
dalam meningkatkan taraf hidup petani kopi gayo
3. Untuk mengetahui sejauh mana dampak komoditi kopi mempengaruhi
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Perkembangan pengetahuan dan keilmuan dalam kajian studi
pembangunan yang berhubungan dengan pembangunan sector
pertanian.
2. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah sebagai motor penggerak
pembangunan pada tingkat kabupaten dalam memmecahkan
masalah-masalah pertanian kopi.
3. Pemangku kepentingan industri kopi untuk mengembangkan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehidupan Sosial
Sosial berarti masyarakat. Kehidupan sosial berarti kehidupan masyarakat.
Mengingat kehidupan masyarakat adalah sistem, maka kehidupan sosial dikenal
juga dengan istilah sistem sosial. Ketika berbicara sistem, maka kita berbicara
tentang unsur-unsur yang membangunnya. Berbicara tentang sistem sosial, maka
kita berbicara tentang unsur-unsur yang membentuk kehidupan sosial. Paling
tidak dalam sebuah sistem sosial harus ada individu-individu yang berkumpul
bersama dalam satu wilayah tertentu dan ada norma/aturan yang mengatur
hubungan di antara individu-individu itu.
Kehidupan Dikumandangkan Wilayah nusantara mempunyai potensi
ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan
tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memiliki penduduk
dalam jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan
ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan
keseimbangan antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil. Pengertian
kondisi Sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara
masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial merupakan faktor
non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan
tingklat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun
material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham
Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Salah satu faktor yang penting untuk membangun masyarakat yang
sejahtera adalah sebuah teori sosial ekonomi yang baik. Sepanjang sejarah,
manusia terus mencari jawaban bagaimana sumberdaya di bumi ini yang dapat
dipergunakan dan dibagikan dengan baik. Tambahan pula, masyarakat
memerlukan suatu sistem pemerintahan yang dapat memenuhi semua kebutuhan
anggotannya. Jawaban masyarakat atas keperluan itu menggambarkan nilai-nilai
sosial ekonomi yang diikuti masyarakat pada saat itu.
Sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan
penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh Mahbud UI Hag dari Bank Dunia
bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council mengatakan
bahwa kehidupan sosial ekonomi di titik beratkan pada pelayanan kesehatan,
pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh pekerjaan yang
menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap
berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan
menjalakan usaha dan berhasil mencukupinya.
Pengertian kehidupan sosial adalah kehidupan yang di dalamnya terdapat
unsur-unsur sosial/kemasyarakatan. Sebuah kehidupan disebut sebagai kehidupan
sosial jika di sana ada interaksi antara individu satu dengan individu lainnya, dan
dengannya terjadi komunikasi yang kemudian berkembang menjadi saling
membutuhkan kepada sesama. Dalam hal yang terjadi di lapangan, kehidupan
sosial sangat erat kaitannya dengan bagaimana bentuk kehidupan itu berjalan.
2.1.1 Kehidupan Sosial Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Pada zaman sekarang ini, sering kita membedakan antara masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh
dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada
hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang
sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan
masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah:
Masyarakat Pedesaan
1. Perilaku homogen
3. Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
4. Isolasi sosial, sehingga static
5. Kesatuan dan keutuhan cultural
Sedangkan masyarakat Kota:
1. Perilaku heterogen
2. Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
3. Mobilitassosial,sehingga dinamik
4. Individualisme
Kehidupan sosial masyarakat perkoataan jauh berkembang dari
masyarakat pedesaan, namun, dalam kehidupan bersosialisasi, masyarakat
pedesaan lebih mudah bersosialisasi dengan daerah sekitar mereka tinggal, bahkan
orang yang hidup di pedesaan mereka tidak hanya mengenal tetangga di desa
meraka saja bahkan keluar dari desa mereka pun mereka tetap saling mengenal,
dibanding masyarakat perkotaan, yang tetangga samping merekapun belum tentu
mereka kenal.
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa
tindakan yang berdasarka
dalam
itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai
yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi
masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan
untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun
bertukar pikiran.
Menurut
interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya
kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain,
tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahw
suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya
kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
2.1.2 Kontak Sosial
Kata “kontak”contact") berasal darcon atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak
selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan
kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui
telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi
syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
1. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
2. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer
terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung.
pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan.
Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung
melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak
sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak
sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT
datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh
sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke
rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
2.1.3. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting
dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku
(pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang
disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
1. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau
pikiran kepada pihak lain.
2. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,
pikiran, atau perasaan.
3. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat
berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat
berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan
yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut
inilah
dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya
membentuk suatu
masing – masing individu. Hal ini membuat kegiata
dasar yang kuat dalam kehidupan ma
Adanya tingkat kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga –
warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat membuat
sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suat
arti dan menghasilka
tersebut ol
sistem komunikasinya masing-masing.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal
diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.
adalah ZOON POLITICON, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dengan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk yang bermasyarakat . dari sifat suka bergaul dan bermasyarakat itulah manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
Aristoteles mendefinisikan manusia. Aristoteles, seorang filosof Yunani,
terkenal dengan gagasannya tentang manusia sebagai makhluk sosial; makhluk
yang hidup bersama manusia yang lain; makhluk yang ada dan berelasi dengan
manusia lain. Bahwa manusia itu makhluk sosial tidak hanya bermaksud
menegaskan ide tentang kewajiban manusia untuk bersosialisasi dengan
sesamanya, melainkan ide tentang makhluk sosial terutama bermaksud menunjuk
langsung pada kesempurnaan identitas dan jati diri manusia. Mengapa demikian?
Sosialitas adalah kodrat manusia. Manusia tidak bisa hidup sendirian.
Manusia memerlukan manusia lain. Secara kodrati, manusia adalah
makhluk yang memiliki kecenderungan untuk hidup dalam kebersamaan dengan
yang lain untuk belajar hidup sebagai manusia. Manusia adalah makhluk yang
mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama. Manusia lahir, tumbuh
dan menjadi insan dewasa karena dan bersama manusia lain. Maka definisi
manusia sebagai makhluk sosial secara langsung bermaksud menegaskan bahwa
hanya dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan
kepenuhannya. Hidup dan perkembangan manusia, bahkan apa yang disebut
dengan makna dan nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam konteks
kebersamaan dengan manusia lain. Makna dan nilai hidup akan tertuang secara
pemekaran sebuah kepribadian akan mencapai kepenuhannya jika manusia
mampu menerima kehadiran sesamanya.
Masing-masing pribadi menghendakinya karena sadar bahwa
kesempurnaan dirinya hanya tercapai melalui kebersamaanya dengan manusia
yang lain. Hidup bersama dengan demikian bukan pertama-tama sebuah
“gerombolan” tanpa tujuan, melainkan sebuah kesatuan dan sistem yang terarah
kepada kesempurnaan dan keutuhan masing-masing individu. Hidup bersama ada
pertama-tama untuk memenuhi kehendak dan tujuan setiap pribadi manusia untuk
menyempurnakan dirinya. Inilah yang dimaksud good life, yaitu teraktualisasinya
kesempurnaan hidup masing-masing manusia dalam konteks hidup bersama.
Di kehidupan kita sebagai anggota masyarakat istilah sosial sering
dikaitkan dengan halhal yang berhubungan dengan manusia dalam masyarakat,
seperti kehidupan kaum miskin di kota, kehidupan kaum berada, kehidupan
nelayan dan seterusnya. Dan juga sering diartikan sebagai suatu sifat yang
mengarah pada rasa empati terhadap kehidupan manusia sehingga memunculkan
sifat tolong menolong, membantu dari yang kuat terhadap yang lemah, mengalah
terhadap orang lain, sehingga sering dikataka sebagai mempunyai jiwa sosial yang
tinggi. Pada dunia pendidikanpun istilah sosial dipakai untuk menyebut salah satu
jurusan yang harus dipilih ketika memasuki jenjang sekolah menengah atas atau
pilihan ketika memasuki perguruan tinggi, dan jurusan tersebut adalah jurusan
yang berkaitan dengan segala aktivitas yang berkenaan dengan tindakan hubungan
antar manusia.
Lebih jauh lagi terdapat dua bidang ilmu yang ada di dunia ini yaitu ilmu
kajian, yaitu bahwa ilmu pengetahuan alam mengarah pada kajian-kajian yang
bersifat alam dan pasti, sedangkan humaniora berkaitan dengan kemanusiaan, atau
sering orang mengartikannya sebagai seni, bahasa, sastra. Sosial merupakan
bidang yang berada di antara humaniora dan ilmu pengetahuan alam. Atau juga
Ilmu pengetahuan alam dilawankan dengan ilmu pengetahuan sosial atau ilmu
sosial.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sosial dari
kenyataan-kenyataan tentang istilah tersebut di atas. Dilihat dari sasaran atau tujuan dari
istilah tersebut yang berkaitan dengan kemanusiaan, maka dapat diasumsikan
bahwa semua pernyataan tersebut pada dasarnya mengarah pada bentuk atau
sifatnya yang humanis atau kemanusiaan dalam artian kelompok, mengarah pada
hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat atau kemasyarakatan.
Sehingga dapat dimaksudkan bahwa sosial merupakan rangkaian norma, moral,
nilai dan aturan yang bersumber dari kebudayaan suatu masyarakat atau komuniti
yang digunakan sebagai acuan dalam berhubungan antar manusia.
Sosial disini yang dimaksudkan adalah segala sesuatu yang dipakai
sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau
komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol
berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur
tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota
suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari
seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari
Manusia dalam Kehidupan Bersosial menurut Plato mengatakan, mahluk
hidup yang disebut manusia merupakan mahluk sosial dan mahluk yang senang
bergaul/berkawan (animal society = hewan yang bernaluri untuk hidup bersama).
Status mahluk sosial selalu melekat pada diri manusia. Manusia tidak bisa
bertahan hidup secara utuh hanya dengan mengandalkan dirinya sendiri saja.
Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia memerlukan bantuan atau kerjasama
dengan orang lain. Ciri utama mahluk sosial adalah hidup berbudaya. Dengan kata
lain hidup menggunakan akal budi dalam suatu sistem nilai yang berlaku dalam
kurun waktu tertentu. Hidup berbudaya tersebut meliputi filsafat yang terdiri atas
pandangan hidup, politik, teknologi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya dan
keamanan.
Menurut Aristoteles (384 – 322 SM), manusia adalah mahluk yang pada
dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya
(zoon politicon yang artinya mahluk yang selalu hidup bermasyarakat). Pada diri
manusia sejak dilahirkan sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk
berhubungan atau hidup di tengah-tengah manusia lainnya. Naluri manusia untuk
hidup bersama dengan manusia lainnya disebut gregoriousness. Manusia berperan
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial yang dapat dibedakan melalui hak dan
kewajibannya. Namun keduanya tidak dapat dipisahkan karena manusia
merupakan bagian dari masyarakat. Hubungan manusia sebagai individu dengan
masyarakatnya terjalin dalam keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Oleh
karena itu harkat dan martabat setiap individu diakui secara penuh dalam
Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan
interaksi sosial dan interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbal balik
antarindividu dalam suatu pergaulan hidup bersama. Interaksi dimaksud,
berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik manusia masing-masing
serta sesuai dengan masanya. Pada masa bayi, mereka berinteraksi dengan
keluarganya melalui berbagai kasih sayang. Ketika sudah bisa berbicara dan
berjalan, interaksi mereka meningkat lebih luas lagi dengan teman-teman
sebayanya melalui berbagai permainan anak-anak atau aktivitas lainnya. Proses
interaksi mereka terus berlanjut sesuai dengan lingkungan dan tingkat usianya,
dari mulai interaksi non formal seperti berteman dan bermasyarakat sampai
interaksi formal seperti berorganisasi, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:
1. Faktor alamiah atau kodrat Tuhan
2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan
Keberadaan semua faktor tersebut dapat diterima oleh akal sehat setiap
manusia, sehingga manusia itu benar-benar bermasyarakat, sebagaimana
diungkapkan oleh Ibnu Khaldun bahwa hidup bermasyarakat itu bukan hanya
sekadar kodrat Tuhan melainkan juga merupakan suatu kebutuhan bagi jenis
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. ika tingkah laku timbal
balik (interaksi sosial) itu berlangsung berulang kali dan terus menerus, maka
interaksi ini akan berkembang menjadi interelasi sosial. Interelasi sosial dalam
kemanusiaan yang beradab, kekeluargaan yang harmonis dan kebersatuan yang
mantap.
Dengan demikian tidak setiap kumpulan individu merupakan masyarakat.
Dalam kehidupan sosial terjadi bermacam-macam hubungan atau kerjasama,
antara lain hubungan antarstatus, persahabatan, kepentingan, dan hubungan
kekeluargaan. Sebagai mahluk sosial, manusia dikaruniai oleh Sang Pencipta
antara lain sifat rukun sesama manusia.
2.2. Kehidupan Sosial Ekonomi
Pengertian kondisi Sosial ekononomi adalah suatu keadaan atau
kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi
tertentu dalam struktur masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula seperangkat
hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. Tingkat sosial
merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis
kelamin, sedangkan tingklat ekonomi sepertik pendapatan, jenis pekerjaan,
pendidikan dan investasi.
Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun
material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham
Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar
fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan
akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Sosial Ekonomi - Sosial mengandung arti segala sesuatu yang
ilmu yang berhubungan dengan asas produksi, distribusi, pemakaian barang serta
kekayaan. Sekilas Sosial dan Ekonomi seperti dua hal da
berbeda, namun diantara keduanya sebenarnya terdapat kaitan yang erat. Salah
satu kaitan yang erat tersebut adalah, Jika keperluan ekonomi tidak terpenuhi
maka akan terdapat dampak sosial yang terjadi di masyarakat kita.
Jadi bisa dijadikan kesimpulan adalah bahwa
pengertian sebagai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan tindakan
ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti sandang, pangan dan
papan. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah
kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya
sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan
kemampuan mengenai keberhasilan menjalakan usaha dan berhasil
mencukupinya. Dampak sosial yang terjadi di masyarakat akibat tidak
terpenuhinya
dampaknya adalah:
1. Kesenjangan sosial
Sejatinya
juga ikut mendongkrak status dan pendapatan seluruh lapisan masyarakat.
Namun hal tersebut tidak akan terjadi jika tidak dilakukan kajian
menyeluruh akan manfaat dan keuntungan yang di dapatkan dari
pertumbuhan ekonomi negara. Yang terjadi adalah semakin tingginya
jurang kesenjangan sosial di masyarakat akibat yang merasakan
ke bawah masih bergelut dengan kekurangan dan tidak bisa ikut
merasakan keuntungan dari pertumbuha
2. Kekerasan etnis dan kelompok
Dampak sosial ekonomi ini sering terjadi di Indonesia, timpangnya
perekonomian mengakibatkan masyarakat tidak bisa mengenyam
pendidikan tinggi, merasakan kemakmuran dan pemerataan pembangunan.
Akhirnya masyarakat yang berada dalam lingkup seperti ini jadi gampang
terpengaruh dan tersulut, tidak memiliki pendirina sendiri dan cenderung
gampang sekali terprovokasi baik oleh masa ataupun oleh tokoh yang
mereka anggap lebih pintar. Inilah yang menyebabkan suatu daerah rawan
sekali dengan konflik tidak memikirkan lebih dalam akibat jangka panjang
dari konflik tersebut
3. Kekerasan dalam rumah tangga
Ini adalah contoh dampak sosial ekonomi yang ketiga, walaupun ekonomi bukanlah alasan utama namun dalam beberapa kasus kekerasan dalam
rumah tangga faktor ekonomi lah yang jadi pemicu utama. Akibat tidak
tercapainya suatu kebutuhan masyarakat dalam lingkup keluarga jadi
bersumbu pendek, tidak berpikir panjang salah satu akibatnya adalah
karena beban hidup yang tinggi dan berlangsung berkepanjangan.
2.3. Sekilas Sejarah tentang Kopi
Tanaman kopi di masuk ke Indonesia pada tahun 1696 oleh orang-orang Belanda, akan tetapi usaha yang pertama ini gagal. Usaha ini diulangi lagi pada
kopi di pulau jawa. Lebih dari satu abad kemudian hampir separuh perkebunan
kopi di pulau jawa mengusahakan tanaman kopi, jenis kopinya adalah Arabika
(Khalid, dkk, 1996)
Perkebunan-perkebunan kopi arabika di Jawa pada saat itu berkembang
dengan sangat pesat, karena kopi yang dihasilkan di jawa mempunyai mutu yang
sangat baik dan sangat digemari oleh orang-orang Eropa. Sebelum tahun 1900
kopi arabika merupakan komoditas ekspor utama bagi Pemerintah Hindia
Belanda karena hampir seluruh ekspor pada saat itu terdiri dari kopi arabika dan
hanya 10-20 % saja terdiri dari jenis liberika (Khalid, dkk, 1996).
Kopi arabika kemudian menyebar ke pulau-pulau yang lain seperti
Sumatera, Sulawesi, Bali, dan lainnya, akan tetati luas perkebunan di luar pulau
jawa tidak seluas di jawa. Masa keemasan kopi arabika di jawa khususnya dan di
Indonesia umumnya mulai memudar sesudah tampak adanya gejala setelah
serangan jamur karat daun (Hemileia vastarix). Gejala tersebut mulai di jawa
tahun 1878.
Varietas-varietas kopi arabika yang ditanam pada saat itu rentan terhadap
serangan jamur, sehingga pada waktu yang relatip singkat telah menimbulkan
kerugian yang besar. Akibatnya banyak perkebunan kopi arabika di lahan – lahan
rendah dialihkan ke tanaman lain, seperti kakao, karet, kopi robusta dan kelapa.
Sampai dengan dasawarsa delapan puluhan, kopi arabika hanya tinggal di
lahan-lahan tinggi, seperti Ijen (Jawa Timur), Aceh Tengah (Aceh), Toraja (Sulawesi
Selatan) dan Kinta Mani (Bali). Untuk mengatasi masalah penyakit tersebut,
Robusta telah mendominasi kebun-kebun kopi terutama di lahan-lahan rendah,
sayangnya mutu kopi robusta tidak sebaik arabika. (Khalid, dkk, 1996)
Tahun 1908 pertama kali belanda memperkenalkan kopi arabika yang
dimasukkan ke Takengon Aceh Tengah. Ditanam pertama kali di sebelah Utara
Danau Lut Tawar yang diyakini sekitar Paya Tumpi. Kemudian belanda
mengembangkan kawasan perkebunan lainya yang dikelola sebagai tanaman
komersial yang hasilnya dieksport keluar negeri bersama tanaman sayur-sayuran
seperti kentang, teh, dan getah pinus mercusi (terpentin).
2.3.1. Kopi setelah Masa Kemerdekaan
Setelah belanda hengkang karena masuknya Jepang pengolahan
perkebunan kopi (kopi Blang Gele) beralih kepada Jepang. Tidak banyak kisah
perkebunan kopi ini selama pendudukan Jepang di Gayo karena Jepang sibuk
mempersiapkan diri dalam perang.
Setelah Jepang pergi, perkebunan kopi kemudian di kelola pemerintah daerah.
Pemerintah daerah kemudian memberikan pengolahan perkebunan kepada
pengusaha asal Bireun yang bernama Nyak Mahmud. Nyak Mahmud mengelola
perkebunan ini hingga sebelum tahun 1964, karena pada tahun 1964 pemda
Aceh Tengah yang sudah memiliki Bupati pertama Abdul Wahab bersama
Agraria membagi tanah belanda ini kepada bekas pekerja Belanda.
Dengan masuknya penjajahan Jepang ke dataran tinggi gayo pada tahun
1942 perkebunan kopi yang sudah ditekuni sempat terlantar. Selanjutnya usaha
kopi perkebunan kopi rakyat mulai dikembangkan kembali setelah zaman
kemerdekaan , terutama setelah selesainya konflik G30 SKPI dan peristiwa
kopi sebagai komoditas utama dengan tidak mengabaikan komoditas yang lain.
Lahan perkebunan kopi berkembang secara signifikan dari tahun ke tahun.
Masyarakat gayo yang semula menjadikan lahan pertanian, persawahan,
dan danau sebagai sumber mata pencarian mereka, lambat laun beralih ke
perkebunan kopi. Peralihan profesi ini lebih disebabkan karena ketika perluasan
perkampungan atau migrasi dimana tanah atau lahan baru yang ditempati tidak
cocok lagi untuk bersawah dan jauh dari danau laut tawar.
2.3.2. Sejarah Sosial Masyarakat Aceh yang Berada di Dataran Tinggi Gayo Suku Gayo adalah salah satu suku terbesar yang mendiami dataran tinggi
di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Suku ini memiliki adat istiadat
yang unik, salah satunya adalah adat dalam sistem perkampungan. Orang Gayo
yang suka hidup secara kolektif menjadikan mereka membuat perkampungan
secara kolektif pula.
Pola perkampungan ini memperlihatkan betapa rasa kebersamaan antar
sesama suku terus dijaga. Meskipun demikian, seiring perkembangan zaman, pola
perkampungan itu sudah mulai banyak berubah, begitupun nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
2.3.3. Tentang Suku Gayo
Kebudayaan Gayo sudah ada sejak orang Gayo bermukim di wilayah
dataran tinggi Gayo. Kebudayaan ini mulai berkembang pada masa Kerajaan
Linge pertama abad ke-10 Masehi. Kebudayaan itu meliputi aspek kekerabatan,
Saat ini Suku Gayo mendiami tiga kabupaten di NAD, yaitu Kabupaten Aceh
Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Mereka juga
tersebar di beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh
Tamiang, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya, dan di Kabupaten Aceh
Timur.
2.3.4. Pengertian Komoditi Kopi
Komoditi/komoditas adalah: salah satu istilah yang juga sering digunakan
dalam perekonomian. Secara bahasa Komoditas memiliki 2 arti yang mana artinya
adalah sebagai berikut :
1. Sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan
secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat
dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang
biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka.
2. Secara lebih umum, suatu produk yang diperdagangkan, termasuk valuta
asing, instrumen keuangan dan indeks.
Perdagangan apapun memiliki resiko tersendiri begitu pula dengan
perdagangan komoditas, gagal janji dan fluktuasi harga menjadi ancaman utama
melakukan perdagangan komoditas. Seperti yang telah disebutkan bahwa harga
komoditas bergantung pada permintaan dan penawaran yang terjadi pada pasar
komoditas. Sementara permintaan tersendiri menurut ekonomi ditentukan oleh banyaknya atau bertambahnya jumlah penduduk, bertambahnya penggunaan atau
konsumsi masyarakat, penggunaan baru atau substitusi.
diproduksi seperti lahan sawah dan lain lain, musim yang berlangsung, baik
buruknya cuaca, larangan dari pemerintah, bencana alam atau hal hal yang
mengganggu perdamaian dan faktor faktor lain yang turut mempengaruhi harga
dari suatu komoditas dan juga faktor yang tidak bisa diramalkan.
Hal tersebut membuat pasar menggunakan prinsip lindung nilai sebagai
kebutuhan pasar. Kebutuhan akan lindung nilai bisa ditentukan di dalam bursa
komoditas ataupun diluar. Kebutuhan akan lindung nilai tadinya hanya digunakan
pada komoditas utama seperti pertanian namun lindung nilai sekarang menjadi
kebutuhan utama untuk semua jenis komoditas bagi para pelaku pasar. Komoditas yang dibutuhkan untuk memiliki lindung nilai seperti komoditas
keuangan, cuaca, ekonomi dan komoditas lainnya. Untuk memperoleh lindung
nilai biasanya diperlukan sebuah kontrak. Beberapa kontrak yang terjadi
kemudian diperdagangkan di Bursa Komoditas atau biasa dinamakan sebagai
Bursa Kontrak
Pekerjaan orang Gayo sebagai petani kopi pun tidak hanya mendorong
mereka untuk memuaskan kehidupan ekonomi secara individual, tetapi lebih jauh
dari itu, mata pencaharian tersebut telah mendorong mereka untuk keluar dari
kehidupan privat menuju dunia sosial yang lebih luas. Di Tanah Gayo,
orang-orang menjadikan budaya minum kopi sebagai sarana sosialisasi baik di rumah,
kedai, kantor, dan sebagainya.
Sayangnya, belum lama ini nama besar tersebut telah dipatenkan oleh
Holland Coffee, sebuah perusahaan milik Belanda. Akibatnya Kopi Gayo tidak
secara tidak langsung dapat merugikan petani kopi di Kabupaten Aceh Tengah
dan Bener Meriah
2.3.5. Pengertian dan Ruang Lingkup Tata Niaga
Pengertian yang menyangkut persoalan cara kita berpencaharian dan cara
kita hidup, dibagi ke dalam tiga aspek pokok yaitu: produksi, distribusi dan
konsumsi. Dalam pengertian ekonomi; produksi dan distribusi adalah kegiatan
yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan
jasa, sedang konsumsi adalah kegiatan yang bertalian dengan penurunan kegunaan
daripada barang dan jasa.
Istilah pemasaran dan tataniaga yang sering kita dengar dalam ucapan
sehari-hari di negeri kita adalah terjemahan dari perkataan “marketing” atau biasa
disebut
tataniaga adalah kegunaan waktu (time utility), kegunaan tempat (place utility), dan kegunaan pemilikan (possesion utility). Kegunaan waktu berarti bahwa barang-barang mempunyai faedah (yang lebih besar) setelah terjadi perubahan
waktu, misalnya: ikan tongkol pada waktu bukan musimnya lebih besar faedahnya
dibandingkan pada waktu musimnya.
Kegunaan tempat berarti barang-barang itu mempunyai faedah atau
kegunaan yang lebih besar karena perubahan tempat, misalnya: ikan mas yang
dihasilkan di Cisaat Kabupaten Sukabumi akan mempunyai kegunaan lebih besar
bila dipindahkan atau dibawa ke Jakarta sebagai daerah konsumen. Para
pembudidaya, pengolah kerupuk, nugget dan lain-lain, akan menjualnya kepada
kegunaan baginya, maka terjadilah peralihan pemilikan (Possesion Utility) atau (Ownership Utility) melalui proses jual beli.
Berdasarkan uraian di atas, tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan
atau kegiatan yang berhubungan dengan bergerak barang-barang dan jasa dari
produsen sampai pada konsumen. Dan Berdasarkan definisi yang diberikan, dapat
disimpulkan bahwa tujuan akhir tataniaga adalah menempatkan barang-barang ke
tangan konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan
kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi
proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi) dan proses penyebaran (dispersi).
Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari arus barang.
Barang-barang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah lebih
besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien. Equalisasi
merupakan tahap kedua dari arus barang, terjadi antara proses konsentrasi dan
proses dispersi, yang merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan
penawaran berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas.
Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan
kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam
barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai
patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak heran bila
setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk
2.4. Pengertian Produksi Secara Sempit
Produksi adalah perbuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu
barang atau mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. produksi
merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Pengertian Produksi Secara Umum Produksi merupakan semua perbuatan
atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang - barang saja, tetapi
dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan,
penulisan buku - buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan.Produksi Sebagai
Sistem dan Proses Produksi sebagai sistem berarti bahwa terdapat hubungan yang
saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu
dan yang lainnya. Produksi sebagai proses berarti bawa produksi dilakukan
melalui tahap demi tahap secara berurutan.
Pengertian Produksi Secara Ekonomi Produksi mengacu pada kegiatan
yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau
utilitas suatu barang dan jasa .Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si; 2005 Produksi
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa .Imamul
Arifin Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas
ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input (faktor produksi)
2.4.1
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen
diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility)
waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah
tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya, yaitu:
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of
distribution/marketing channel).
2. . Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).
Saluran Distribusi Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut:
“ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli. “ Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa :“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi“.
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara
produsen dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu ; Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak
pada aspek pemilikan serta proses negoisasi dalam pemindahan produk yang
disalurkan tersebut.
Pedagang perantara Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant
middleman) ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang
dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak atas kepemilikan
barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara, yaitu ;
produsen juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain
membuat barang juga memperdagangkannya.
Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas
semua barang yang mereka tangani. Mereka dapat digolongkan kedalam dua
golongan, yaitu :
1. Agen Penunjang
Agen pembelian dan penjulan
Agen Pengangkutan
Agen Penyimpanan
2. Agen Pelengkap
Agen yang membantu dalam bidang finansial
Agen yang membantu dalam bidang keputusan
Agen yang dapat memberikan informasi
Agen khusus
Menurut Philip Kotler (1993:174) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat
berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran
harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :
a) Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk
perencanaan dan melancarkan pertukaran.
b) Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive
mengenai penawaran.
c) Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan
d) Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan
permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan
pengemasan.
e) Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir
mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga
pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.
f) Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan
barang.
g) Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk
menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
h) Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.
Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang
terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga
persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan
menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialih-alihkan diantara penyalur.
Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan
membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.
Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya
alternatif saluran tersebut didasarkan pada golongan barang konsumsi dan barang
1) Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan.
Pembeliannya didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen. Jadi,
pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri
karena barang –barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai
sendiri (Basu Swasta 1984:96).
2) Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau
untuk kepentingan dalam industri. Jadi, pembeli barang industri ini adalah
perusahaan, lembaga, atau organisasi, termasuk non laba (Basu Swasta,
1984:97)
Berdasarkan pengertian diatas, maka seperti halnya pupuk itu digolongkan
kedalam golongan barang industri, sebab pupuk dibeli petani bukan untuk
dikonsumsi tetapi untuk digunakan dalam produksi pertaniannya. Dibawah ini
digambarkan beberapa tipe saluran untuk barang konsumsi dan barang industri.
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu
produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat.
Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika
Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut :“ Suatu rangkaian
aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir
batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup
pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.
Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang
digunakan untuk menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang
logistik atau logistik pemasaran. Namun demikian, apapun istilah yang digunakan
konsep dasarnya adalah sama.
Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat
dibagi kedalam lima macam (Basu Swasta, 1984: 220-229,) yaitu :
1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
a. Penentuan lokasi penyediaan Kebijaksanaan terhadap lokasi persediaan
didasarkan pada strategi yang diinginkan, apakah secara memusat
(konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) dipasarnya. Jika perusahaan
mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam
mengadakan pengawasan. Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi
penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun dari segi lain dapat
terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan pengantaran
barang kebeberapa segmen pasar akan terlambat. Dan jika perusahan
menyebarkan persediaannya kebeberapa lokasi, maka keadaannya akan
berlainan, dan merupakan kebalikan dari konsentrasi.
b. Sistem penyimpanan persediaan
Penyimpanan erat kaitannya dengan pergudangan, biasanya perusahaan
yang tidak mempunyai fasilitas penyimpan sendiri umumnya menyewa
kepada lembaga atau perusahaan lain atau disebut gudang umum.
Besarnya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut besarnya ruangan
yang digunakan.
2. Sistem penanganan barang
a) Paletisasi
Dalam paletisasi, penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku
maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini
barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih
ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar.
b) Pengemasan
Barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti
kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan
ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam
pengangkutannya.
3. Sistem pengawasan persediaan
Faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan
pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan.
Adapun tujuan dari pengawasan persediaan adalah meminimumkan jumlah
persediaan yang diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi dalam persediaan
sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan sangat
ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya.
Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisis
ramalan penjualan.
4. Prosedur memproses pesanan
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan antara lain
menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan
atau tidak mampu melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada
pembeli dan Pemilihan metode pengangkutan
5. Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan
mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta
lokasi persediaannya. Selain itu fasilitas pengangkutan yang ada juga
merupakan faktor penentu
2.4.2 Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai
tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai
komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat
disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau
untuk persiapan pengolahan berikutnya.
Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau
penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.
Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama
(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk
penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman tersebut dalam
kondisi baik dan sesuai/tepat untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan
baku pengolahan. Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untuk
berbagai bidang kajian antara lain:
a) Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam
dalam skala luas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut
pengolahan primer, bertujuan menyiapkan hasil tanaman untuk industri
pengolahan, perlakuannya bisa berupa pelayuan, penjemuran,
pengupasan, pencucian, fermentasi dll.
b) Penanganan pasca panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan
benih yang baik dan mempertahankan daya kecambah benih dan
vigornya sampai waktu
c) penanaman. Teknologi benih meliputi pemilihan buah, pengambilan biji,