• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dukungan Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dukungan Sosial"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan Sosial

A. Definisi Dukungan Sosial

Beberapa ahli mengemukakan berbagai definisi dari dukungan sosial. Semua definisi dukungan sosial yang ada didasarkan pada asumsi bahwa setiap orang harus bergantung pada satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dasar tertentu (Cutrona, 1996). Menurut Cutrona (1996), dukungan sosial adalah pemenuhan atas kebutuhan dasar yang terus-menerus dari orang lain untuk mendapat kebahagiaan.

Kaplan, Cassel, dan Gore (dalam Cutrona, 1996) mendefinisikan dukungan sosial sebagai akses pada hubungan yang memenuhi jenis-jenis kebutuhan interpersonal mendasar.

Menurut Thoits (dalam Muthoharoh, 2012) dukungan sosial adalah derajat dimana kebutuhan dasar individu pada afeksi, persetujuan, rasa memiliki dan keamanan didapatkan lewat interaksi dengan orang lain.

Cohen dan Syrne (dalam Aprilia, 2013) mendefinisikan dukungan sosial sebagai suatu keadaan yang bermanfaat atau menguntungkan yang diperoleh individu dari orang lain baik berasal dari hubungan sosial struktural yang meliputi keluarga/teman dan lembaga pendidikan maupun berasal dari hubungan sosial yang fungsional meliputi dukungan emosi, informasi, penilaian dan instrumental.

Gottlieb (dalam Smet, 1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial adalah bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh orang terdekat yang dapat menimbulkan reaksi emosional dan perubahan perilaku pada orang yang menerima bantuan tersebut.

(2)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa dukungan sosial adalah suatu bantuan nyata yang diberikan kepada seseorang, meliputi kebutuhan dasar seperti dukungan informasi, emosi, penghargaan, perhatian, rasa memiliki dan keamanan. Bantuan tersebut berasal dari orang lain atau kelompoknya.

B. Fungsi Dukungan Sosial

Whittaker (dalam Sum, 1996) mengemukakan bahwa jaringan dukungan sosial memiliki macam-macam fungsi mencakup:

a. Memberikan dukungan emosional dan moral. b. Perawatan fisik dan nurturance.

c. Informasi dan nasehat.

d. Bantuan nyata, seperti makan, uang, pakaian dan tempat tinggal. Vaux (dalam Sum, 1996) mendeskripsikan fungsi dukungan sosial mencakup bantuan finansial, bantuan praktis, dukungan emosional, nasehat, membimbing, dan bersosialisasi.

C. Komponen Dukungan Sosial

Weiss (dalam Cutrona dkk, 1994) membagi dukungan sosial ke dalam enam bagian dan terbagi menjadi dua bentuk yaitu instrumental support dan emotional support. Dukungan sosial tersebut berasal dari hubungan individu dengan individu lain. Berikut ini merupakan penjelasan komponen-komponen dukungan sosial menurut Weiss.

a. Instrumental Support 1) Reliable alliance

(3)

2) Guidance

Guidance (bimbingan) adalah dukungan sosial berupa nasehat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya. Dukungan ini juga dapat berupa pemberian feedback (umpan balik) atas sesuatu yang telah dilakukan individu (Sarafino, 1998).

b. Emotional Support

1) Reassurance of worth

Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu (Cutrona, dkk., 1984). Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai. Contoh dari dukungan ini misalnya memberikan pujian kepada individu karena telah melakukan sesuatu dengan baik.

2) Attachment

Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang dan cinta yang diterima individu (Cutrona, dkk., 1984) yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima. Kedekatan dan intimacy merupakan bentuk dari dukungan ini karena kedekatan dan intimacy dapat memberikan rasa aman.

3) Social Integration

Dukungan ini berbentuk kesamaan minat dan perhatian serta rasa memiliki dalam suatu kelompok (Cutrona, dkk. 1984).

4) Opportunity to provide nurturance

(4)

Kaplan dkk (dalam Cutrona, 1996) memberi contoh dukungan sosial sebagai pemenuhan kebutuhan dasar seseorang (penerimaan, penghargaan, pertolongan, dll) yang dilakukan oleh significant others. Berikut ini merupakan bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Kaplan dkk (dalam Cutrona, 1996).

1. Dukungan emosional: ungkapan rasa cinta, empati, keprihatinan. 2. Dukungan penghargaan: menghormati kualitas orang lain,

mempercayai kemampuan orang lain, mengesahkan pemikiran orang lain, perasaan, atau tindakan.

3. Dukungan informasi: masukan faktual, nasehat, penilaian dari situasi.

4. Bantuan nyata: bantuan dengan tugas-tugas atau sumber daya fisik, seperti uang atau tempat tinggal.

Cobb (dalam Sum, 1996), mengemukakan tiga komponen dukungan sosial sebagai berikut.

1. Dukungan emosional: perasaan peduli dan dicintai.

2. Dukungan penghargaan: dihormati dan dihargai (pengakuan dan kehormatan).

3. Dukungan jaringan: rasa memiliki pada jaringan komunikasi dan kewajiban bersama (group membership).

D. Faktor yang Menyebabkan Dukungan Sosial

Sarafino (1994) mengemukakan tiga faktor yang menyebabkan pemberian dukungan sosial. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Potensi Penerima Dukungan

(5)

2. Potensi Penyedia Dukungan

Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, atau mungkin mengalami stres sehingga tidak memikirkan orang lain, atau mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.

3. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial

Maksud dari jaringan sosial adalah hubungan yang dimiliki individu dengan orang-orang dalam keluarga dan lingkungannya. Hubungan ini dapat bervariasi dalam ukuran (jumlah orang yang sering berhubungan dengan individu), frekuensi hubungan (seberapa sering individu bertemu dengan orang-orang tersebut), komposisi (apakah orang-orang tersebut keluarga, teman, rekan kerja, dan sebagainya), dan keintiman (kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling mempercayai).

2.2 Orangtua Tunggal

A. Definisi Orangtua Tunggal

Sager, dkk (dalam Duvall & Miller, 1985) menyatakan bahwa orangtua tunggal adalah orangtua yang secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangannya.

Menurut Balson (1993) orangtua tunggal adalah orangtua yang membina rumah tangga hanya seorang diri tanpa adanya pasangan. Orangtua yang demikian ini menjalankan dua peran yaitu sebagai ayah dan sebagai ibu bagi anak-anak dan lingkungan sosialnya.

(6)

Menurut Lubis (dalam Miranti, 2009) orangtua tunggal adalah seseorang yang menjadi orangtua bagi anak-anaknya tanpa didampingi pasangan

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orangtua tunggal adalah seseorang yang membesarkan anaknya seorang diri tanpa adanya pasangan. Orangtua tunggal menjalankan perannya sebagai ayah sekaligus ibu bagi anak-anaknya.

B. Faktor Penyebab Menjadi Orangtua Tunggal

Berikut ini merupakan faktor penyebab seseorang menjadi orangtua tunggal (Laksono, 2008).

1. Jika pasangan hidup meninggal dunia, akan membuat seseorang menjadi orang tua tunggal.

2. Jika pasangan hidup meninggalkan kita atau untuk waktu yang sementara namun dalam kurun yang panjang. Misalkan ada suami yang harus pergi ke pulau lain atau ke kota lain guna mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

3. Yang lebih umum yakni akibat perceraian. 4. Orangtua angkat.

Menurut Deacon dan Firebough (dalam Lestiyanto, 2009), ada beberapa faktor yang menyebabkan status orangtua tunggal, diantaranya adalah kehamilan sebelum menikah, kematian suami atau istri, perpisahan atau perceraian dan adopsi.

C. Jenis Orangtua Tunggal

Terdapat dua macam orangtua tunggal, yaitu ibu orangtua tunggal dan ayah orangtua tunggal.

(7)

b. Ibu orangtua tunggal adalah suatu keadaan dimana seorang wanita akan menduduki dua jabatan sekaligus yaitu, sebagai ibu yang merupakan jabatan alamiah dan sebagai ayah (Qaimi; Laksono, 2008).

2.3 Kebutuhan Hierarki

A. Pengertian Kebutuhan Hierarki

Maslow (1984) mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hierarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya.

Menurut Maslow (dalam Hambali & Jaenudin, 2013) manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

Maslow (dalam Hambali & Jaenudin, 2013) berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan dalam sebuah hierarki kebutuhan, yaitu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul.

Kesimpulannya, kebutuhan hierarki merupakan suatu kebutuhan yang memiliki tingkatan sistematis dari yang terendah hingga tertinggi dimana manusia akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu untuk dapat memenuhi kebutuhan selanjutnya.

B. Tingkatan Kebutuhan Manusia

(8)

yang berpendapat hanya lima, tanpa kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika. Ketujuh kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan sekumpulan kebutuhan dasar paling mendesak pemuasannya karena berkaitan langsung dengan pemeliharaan biologis dan kelangsungan hidup. Kebutuhan ini merupakan pendorong dan pemberi pengaruh yang kuat atas tingkah laku manusia, dan manusia akan selalu berusaha memuaskannya sebelum memuaskan kebutuhan lain yang lebih tinggi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, kebutuhan untuk memertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan makanan, minuman, seks, istirahat (tidur), dan oksigen.

2. Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan yang mendorong individu untuk memeroleh kententraman, kepastian, dan keteraturan dari keadaan lingkungannya. Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang, baik anak, remaja, maupun dewasa. Pada anak, kebutuhan rasa aman ini tampak dengan jelas sebab mereka bereaksi secara langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan rasa aman ini terpenuhi, perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi. Anak memerlukan bimbingan orangtua untuk berekspresi atau berperilaku karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara tepat dan benar.

3. Kebutuhan Cinta dan Memiliki

(9)

keluarga ataupun kelompok masyarakat. Kebutuhan ini dapat diekspresikan dalam berbagai cara, seperti persahabatan, percintaan, atau pergaulan yang lebih luas.

4. Kebutuhan Rasa Harga Diri

Maslow membagi dua kebutuhan harga diri, yaitu penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri dan bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini meliputi dua kategori, yaitu (a) harga diri meliputi kepercayaan diri, kecukupan, prestasi, dan kebebasan; (b) penghargaan dari orang lain, meliputi pengakuan, perhatian, prestise, respek, dan kedudukan (status).

5. Kebutuhan Kognitif

Secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu (memeroleh pengetahuan, atau pengalaman tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak akhir usia bayi dan awal masa anak-anak, yang diekspresikan sebagai rasa ingin tahu dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal, baik diri maupun lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Kebutuhan kognitif ini diekspresikan sebagai kebutuhan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, mencari sesuatu atau suasana baru, dan meneliti.

6. Kebutuhan Estetika

(10)

ditandai dengan kebutuhan keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap aspek kehidupannya.

7. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisa data, penulis menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari penggunaan true and false essay game terhadap minat menulis siswa pada siswa kelas dua

KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya peneliti ini dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Wajib Pajak UMKM

Dari data kualitas air di atas, oksigen terlarut pada Rawa Bawang Latak berkisar antara 4,19- 5,91 mg/l, kondisi ini masih sesuai untuk kehidupan ikan tembakang, seperti apa

 Sementara itu, laba bersih atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp777,73 miliar atau naik 9,45% dibandingkan

Taman Soekasada Ujung ini merupakan peninggalan kerajaan Karangasem merupakan suatu karya yang dibuat langsung oleh Raja Karangaasem pada saat itu Anak Agung

Menurut Ann Brown (1982), pada pembelajaran berbalik, kepada para siswa sebenarnya diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu sebagai berikut. 1)

Pada bagian sequence diagram pendaftaran anggota, pada proses ini hanya dapat dilaku- kan oleh Pemasaran, setelah anggota baru me- ngisi formulir yang telah

Pada masalah ini diasumsikan bahwa PUNA sudah terbang dan posisi awal yang digunakan adalah koordinat tangent exit dan posisi akhirnya adalah tangent entry sehingga untuk