• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL Identifikasi Potensi Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL Identifikasi Potensi Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Identifikasi Potensi Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten

Karangasem, Bali sebagai

Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA

Oleh:

Wayan Devy Damayanti

NIM. 0914021065

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)

Identifikasi Potensi Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA

Oleh:

Wayan Devy Damayanti, Dr. I Wayan Mudana, M. Si, Dr. Ketut Margi, M. Si Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja

e

e--mmaaiill: : DDeevvyy..ddaammaayyaannttii2200@@yyaahhoooo..ccoomm MMuuddaannaawwaayyaann993355@@yyaahhoooo..ccoo..iidd K

Keettuutt..mmaarrggii@@yyaahhoooo..ccoo..iidd

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali yang bertujuan mengetahui: (1) Yang melatarbelakangi dibangunnya Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, (2) Struktur dan fungsi bangunan Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali,(3)Aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang dapat dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah lokal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ialah (1) Penentuan Lokasi Penelitian,(2) Penentuan Informan, (3) Pengumpulan Data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi), (4) Validitas Data yang terdiri dari triagulasi data dan triangulasi metode, (5) Analisis Data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Taman Soekasada Ujung di bangun oleh Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Ada empat faktor yang melatarbelakangi pembangunan Taman Soekasada Ujung, yakni faktor sejarah, faktor kultur (kebudayaan), faktor politik dan faktor religius. (2) Struktur dan fungsi banguan Taman Soekasada Ujung, dalam pembangunan Taman Soekasada Ujung ini memiliki konsep ruang Tri Mandala yaitu Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala yang dimana setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing bangunan. (3) Aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah. Taman Soekasada Ujung ini merupakan peninggalan kerajaan Karangasem merupakan suatu karya yang dibuat langsung oleh Raja Karangaasem pada saat itu Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem yang sangat mencintai dunia kesenian dan Taman Seokasada Ujung ini merupaka suatu hasil karya beliau di bidang arsitektur bangunan yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah menganai perkembangan kehidupan Negara-negara kerajaan hindu budha di Indonesia

(3)

ABSTRACT

This research was conducted at Tumbu village, Karangasem, Bali which aims to know: (1) The background of the construction of Soekasada Ujung Garden, in Tumbu village, Karangasem regency, Bali, (2) Structure and function of the building Soekasada Ujung Garden, in Tumbu Village, Karangasem Regency, Bali, (3) aspects of Soekasada Ujung Garden that can be develoed as a source of learning local history. This research is qualitative research. The stages are carried out in a qualitative study are (1) Siting Research, (2) Determination informant, (3) data collection (observation, interview, and documentation),(4) The validity of data consisting of data and triagulasi methods triagulasi, (5) Data Analysis. The results showed: (1) Soekasada Ujung Garden was built by king of Karangasem, Anak Agung Agung Ketut Karangasem Anglurah. There are four factors behind the development of Soekasada Ujung Garden, the historical factors, cultural factors (culture), political factors and religious factors. (2) The structure and function of the building of Soekasada Ujung Garden, in the construction of Soekasada Ujung Garden has a concept, the concept is spece Tri Mandala, there are Nista Mandala, Madya Mandala and Utama Mandala in which each building has the function of each building. (3) aspects of Soekasada Ujung Garden that could be developed as a source of learning history. Soekasada Ujung Garden Karangasem kingdom is a legacy of a work created directly by King Karangaem at the time of Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem who loved the world of art and Soekasada Ujung Garden is a result of his work in the field buiding architecture that has the potential for very great as a source of learning the history of the development of life about contries Buddhist Hindu kingdom in Indonesia.

(4)

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan memerlukan berbagai faktor pendukung dalam mencapai tujuan dan kesuksesan. Berbagai komponen yang sangat diperlukan di antaranya adalah adanya sumber belajar siswa yang dapat membantu mereka untuk cepat dalam memahami suatu pelajaran (Sarjana, 2013: 1).

Pembelajaran merupakan proses yang membutuhkan berbagai resource untuk menunjang keberhasilan belajar. Sumber daya yang dibutuhkan sangat beragam sesuai dengan meteri dan kondisi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Sebab semakin lengkap resources yang digunakan maka akan mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal (Musfiqon, 2012:128).

Sumber belajar merupakan kebutuhan penting yang bisa menjadi sumber informasi, sumber alat, sumber peraga, serta kebutuhan lain yang diperlukan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang efektif akan terjadi jika bahan pembelajaran yang diperlukan tersedia. Sehingga apa yang disampaikan guru dapat diserap siswa secara maksimal (Musfiqon, 2012:128).

Peranan seorang guru dalam proses pembelajaran juga harus optimal, tugas guru dalam proses pembalajaran yaitu sebagai sumber belajar dan fasilitator yang dimaksud yaitu guru perlu memahami berbagai sumber balajar.

Namun kesan yang muncul bahwa pelajaran sejarah kurang diminati oleh siswa, bahkan ada yang melihat sejarah sebagai beban dalam kehidupan seorang siswa. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor penyebab, salah satunya yaitu adanya sumber pembelajaran yang digunakan kurang optimal, guru dalam

menyajikan sumber yang dirasa sangat kurang sehingga tidak bisa menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran apalagi dengan mangaitkan atau pemanfaatan peninggalan bersejarah belum difungsikan secara optimal.

Padahal masih banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah, seperti halnya Taman Tirta Gangga yang terlatak di Desa Ababi, Kabupaten Karangasem dan Taman Soekasada Ujung yang terletak di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem. Keberadaan Taman Soekasada Ujung tidak bisa dilepaskan sebagai sebuah sejarah kemegahan kerajaan Karangasem. Keunikan Taman Soekasada Ujung tersebut dapat dilihat dari bentuk dan struktur bangunan,Taman ini digunakan sebagai tempat peristirahatan raja dan juga diperuntukkan sebagai tempat menjamu tamu-tamu penting seperti raja-raja atau kepala pemerintahan asing yang berkunjung ke Istana kerajaan Karangasem.

Keberadaan Taman Soekasada Ujung memiliki peran yang sangat strategis untuk difungsikan sebagai sumber pembelajaran sejarah lokal. Taman tersebut memberikan gambaran tentang peristiwa penting yang terjadi di masa lalu. Peristiwa tersebut harus tetap diingat oleh generasi muda khususnya siswa-siswi, mengingat bagaimana kejayaan Kerajaan Karangasem pada saat itu dan bagaimana arsistektur perpaduan kebudayaan lokal dengan Bangsa Barat yang mempunyai keunikan.

Adapun yang sudah pernah mengkaji tentang Taman antara lain. Wahyudi (2011) dengan Judul Perkembangan Objek Wisata Taman Air Tirta Gangga Karangasem Bali Periode 1999-2010 yang mengkaji tentang Taman Air Tirta Gangga dijadikan Objek Wisata oleh Pemerintah Karangasem dan Perkembangan Objek Wisata Taman Air Tirta Gangga sebagai destinasi Wisata Pemoda 1999-2010, Budiasih (2009)

(5)

dengan judul “Taman Soekasada Ujung sebagai Objek Pariwisata Kabupaten Karangasem Periode 1994-2007” yang mengkaji tentang Perkembangan Pariwisata Taman Soekasada Ujung Karangasem Pada Periode 1994-2004, serta Dampak Sosial Ekonomi yang ditimbulkan bagi Masyarakat Sekitar, Septianawati (2007) dengan judul “ Objek Wisata Taman Soekasada Ujung Karangasem dilihat dari Geografi Pariwisata, yang mengkaji tentang Penataan Lingkungan serta Pengaruh Perkembangan Pariwisata terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Objek Wisata Taman Soekasada Ujung. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa telah ada yang mengkaji Taman Soekasada Ujung. Walaupun demikian, sudut pandang yang diambil penulis dalam masalah ini berbeda dengan karya-karya yang pernah ada. Perbedaan ini dapat dilihat dari lebih ditekankannya perspektif pendidikan dalam kajian Taman Soekasada Ujung.

Perspektif pendidikan ini dapat dilihat dari kajian penulis mengenai latar belakang berdirinya Taman Soekasada Ujung, Struktur dan fungsi bangunan dan aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah lokal di SMA dengan menggunakan landasan kurikulum 2013 terdapat pada kelas XI (Sebelas) dengan Materi Pokok yaitu Perjalanan Bangsa Indonesia pada masa Negara-negara Tradisional, dengan Kompetensi Dasar (KD) yaitu Menganalisis perkembangan kehidupan Negara-negara kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.

Sebagai guru Sejarah sudah seharusnya menciptakan suasana pembelajaran yang optimal dengan

menggunakan sumber-sumber

pembelajaran terdekat terkait dengan materi yang disampaikan salah satunya yaitu mengenai Taman Soekasada Ujung yang merupakan salah satu kehidupan masyarakat, pemerintahan dan hasil kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan

Hindu-Buddha khusunya kerajaan yang terdapat di Bali salah satunya kerajaan Karangasem. Adapun hal yang dikaji dalam penulisan mengenai potensi Taman Soekasada Ujung sebagai sumber belajar sejarah lokal yaitu (1) yang melatar belakangi dibangunya Taman Soekasada Ujung, (2) Struktur dan fungsi bangunan Taman Soekasada Ujung dan (3) aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah lokal

B. Metode Penulisan

Penelitian ini lebih banyak bertujuan untuk memberikan gambaran secara jelas kepada pembaca, sehingga metode yang digunakan lebih bersifat deskritif kualitatif. Adapun langkah-langkah penulisan yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) Teknik Penentuan Informan, (2) Teknik Pengumpulan Data: Observasi, Wawancara, Studi Dokumen, (3) Validitas Data: Triangulasi Sumber Data, Triangulasi Metode, (4) Teknik Analisis Data: Pengumpulan Data, Penyajian Data, Reduksi, Verfikasi atau Penarikan Kesimpulan

C. Hasil dan Pembahasan Hasil

Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah Taman Soekasada Ujung yang terletak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kawasan yang akan diteliti maka akan diuraikan wilayah Desa Tumbu secara umum. Melalui uraian ini akan dapat diperoleh karakteristik dan gambaran umum mengenai lokasi dari penelitian ini terutama dari kondisi geografis lokasi penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali yang terletak di ketinggian ± 0-150 Meter dari permukaan laut dengan curah hujan 2.000 mm/bulan dan suhu rata-rata 300-360c. Secara administratif, lokasi Desa Tumbu

(6)

memiliki batas-batas wiyalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Bukit Sebelah selatan : Selat Lombok

Sebelah barat :Kelurahan Karangasem

Sebelah timur :Desa Seraya Barat

Sedangkan orbitasi atau jarak Desa Tumbu dari pusat-pusat pemerintahan ke pemerintahan desa, yaitu jarak Desa Tumbu dengan pusat pemerintahan kecamatan dan Ibu Kota Kabupaten adalah 3 Km, dengan jarak tempuh ±10 Menit, dan jarak desa dengan Ibu Kota Provinsi adalah 82 Km atau jarak tempuh ± 2 jam. Desa Tumbu terbagi menjadi (5) banjar dinas yang dikepalai oleh seorang kelihan banjar dinas.

1. Banjar Dinas Tumbu Kaler 2. Banjar Dinas Tumbu Kelod 3. Banjar Dinas Kebon Tumbu 4. Banjar Dinas Ujung Tengah 5. Banjar Dinas Ujung Pesisi Secara struktural desa Pakraman Tumbu dipimpin oleh Kelihan Desa dan dibantu oleh kelian adat di masing-masing banjar adat, Taman Soekasada berada di wilayah Desa Pakraman Ujung Hyang.

Latar Belakang Berdirinya Taman Soekasada Ujung Karangasem

Taman merupakan suatu tempat seperti telaga dan kolam-kolam air serta pemandian tetapi tetap merupakan tempat persemayaman Raja (Munandar, 2005:82) sebuah taman kehadirannya memiliki nilai yang sangat indah bagi pemiliknya.

Taman merupakan bagian dari suatu kerajaan yang dibangun oleh Raja yang digunakan untuk tampat beristirahat, berrekreasi, atau sebagai tempat permandian raja berserta keluarga raja. Sebuah taman dibangun merupakan suatu

hasil karya kerajaan atau raja dalam bidang pembangunan atau arsitektur. Salah satunya Taman Soekasada Ujung di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Latar belakang berdirinya Taman Soekasada Ujung disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya (1) faktor sejarah, Taman Soekasada Ujung ini di bangun langsung oleh Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem dan beliau memiliki kebudayaan dan kesenian yang tinggi dalam bidang arsitektur, beliau merancang dan sekaligus memimpin pembangunanya, (2) Faktur Kultur (kebudayaan) adanya sikap yang sangat terbuka terhadap perbedaan kebudayaan. Raja Karangasem, Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem membangun Taman Soekasada Ujung sebagai tempat untuk raja melakukan refresing atau mececingak bersama keluarga raja pada saat raja merasa bosan atau merasa jenuh. Taman Soekasada Ujung ini memiliki keindahan alam yang bagus, dilihat dari segi geografis sangatlah strategis, dimana tempatnya bersebelahan dengan lautan atau Selat disisi lain juga Raja Karangasem sering berkunjung ke luar negeri dan disinilah beliau melihat dan terinfirasi untuk mendesain Taman Soekasada Ujung dengan memperpadukan bangunan yang ada di Taman Soekasada Ujung didesain seperti bangunan luar seperti Eropa dan Belanda

Selanjutnya faktor yang ke (3) Faktor Politik yaitu Taman Soekasada Ujung dibangun, untuk memberikan citra yang baik dan memiliki sikap keterbukaan terhadap orang luar. Taman Soekadasa Ujung ini sebagai tempat raja dalam rangka menyambut tamu kerajaan atau tamu kehormatan, baik itu tamu kerajaan maupun tamu dari luar negeri.(4) Faktor Religius, Taman Soekasada Ujung ini merupakan tempat raja untuk menenangkan diri atau melakukam suatu meditasi disaat raja merasa jenuh atau mengalami masalah.

(7)

Dan selain itu juga Taman Soekasada Ujung ini digunakan sebagai tempat upacara Nyegara Gunung bagi leluruh kerajaan Karangasem, dan disisi lain juga Taman ini memiliki sebuah pura yang disebut Pura Manikan. Hal ini juga diungkapkan oleh Sekretaris Taman Soekasada Ujung, Bapak Drs. I Gusti Lanang Raka (59 Tahun) pada tanggal 11 Oktober 2014, menyatakan “Taman Soekasada Ujung digunakan sebagai tempat melakukan meditasi”

Struktur dan Fungsi Bangunan Taman Soekasada Ujung

Dalam pembangunan Taman Soekasada Ujung ini memiliki konsep yaitu dengan ruang Tri Mandala yaitu Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala. Pada Nista Mandala, terdapat akses jalan raya dari Kabupaten Karangasem menuju Desa Seraya, dan juga bersebrangan dengan laut Selat Lombok. Untuk memasuki kawasan Taman Soekasada Ujung, memiliki 4 pintu masuk atau pintu gerbang dengan hiasan candi bentar dan pintu gerbang yang memiliki perpaduan arsitektur Bali, Eropa dan Belanda (Astika, 2004: 19-20).

Pada bagian Madya Mandala, dibagian ini terdapat taman yang luas dengan kolam dan kolam air mancur serta beberapa patung yang mengelilinginya. Selian itu, terdapat juga bangunan seperti:

Balai Kambang, sebuah bangunan yang

berbentuk persegi empat panjang tepat berada di atas kolam dan dikelilingi oleh beberapa buah patung, Balai Kambang ini merupakan bangunan yang terletak paling selatan dari bangunan yang terdapat di Taman Soekasada Ujung yang memiliki fungsi sebagai tempat menjamu tamu kerajaan dan tempat melaksanakan proses penyelidikan atau mengadili suatu masalah.

Kolam Dirah, kola mini difungsikan sebagai

tempat dimana dimasukkanya para orang-orang yang dinyatakan bersalah oleh raja

dan dilolam inilah kekuatan jahat itu dilebur atau dilepas sehingga orang tersebut tidak lagi memiliki kekuatan hitam atau jahat.

Balai Gili, yang di dalamnya terdapat

beberapa ruangan seperti: ruang peristirahatan Raja, ruang keluarga dan ruang untuk putra putri raja, karena Balai ini dipergunakan oleh raja untuk beristirahat jika raja pergi ke Taman Soekasada Ujung, Balai Gili ini juga berada di tengah-tengah kolam dan letaknya juga berada di tengah-tengah diantara bangunan yang terdapat di Taman Soekasada. Balai Bundar, sesuai dengan namanya Balai Bundar ini berbentuk bundar dan terletak disebelah barat daripada bangunan Balai Gili bangunan ini merupakan tempat meditasi Raja Karangasem A.A.A Anglurah Ketut Karangasem, Balai Kapal bangunan Balai Kapal ini terletak di sebelah barat tepatnya berada di tengah-tengah dinatara Balai Gili dan Balai Lunjuk bentuk bangunan Balai Kapal ini berbentuk bujur sangkar dan berukuran 5x5 meter dan bagunan ini merupakan tempat monitor bagi kapal-kapal yang lewat di selat Lombok. Balai Lunjuk, bangunan Balai Lunjuk ini berada disebelah barat laut Balai Bundar, bentuk bangunan Balai Lunjuk berbetuk persegi empat panjang, bangunan ini dihubungkan oleh dua tangga, dari sebelah barat dengan tujuh (7) anak tangga dan dari sebelah timur terdiri Sembilan puluh tujuh (97) anak tangga banguna ini memiliki fungsi sebagai tempat raja memberikan petunjuk pada para abdi kerajaan. Dan selanjutnya pada bagian inti yaitu Utama Mandala terdapat bangunan

Balai Warak bangunan ini

merupakan bangunan yang terdapat dapa areal perbukitan yang menghadap ke timur dari segi bentuk, bangunan ini memiliki bentuk persegi empat. Bangunan ini dilengkapi dengan tiga (3) buah patung diantaranya patung Badak, Singa terbang dan Sapi. Balai warak ini memiliki makna spiritual yaitu sebagai tempat upacara bagi leluhur Raja Karangasem yang disebut dengan Nyegara Gunung. Dan selanjutmya

(8)

yaitu banguan Balai Panjang, balai panjang ini terletak disebelah utara Balai Warak, balai ini memiliki bentuk persegi empat panjang dan bangunan ini dilengkapi dengan beberapa buah pancuran air suci dan Pura Manikan, pura ini terletak disebelah timur Balai Panjang

Aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang bisa dikembangkan sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal

Taman Soeksada Ujung memiliki potensi sebagai sumber belajar sejarah lokal. Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang sejarah berdirinya Taman Soekasada Ujung, yang merupakan salah satu peninggalan kerajaan karangasem dapat dijadikan sebuah bukti sejarah bahwa daerah tersebut merupakan bagian dari suatu kerajaan Karangasem.

Taman ini dibangun oleh raja Karangasem karena raja Karangasem sangat mencintai kesenian, salah satunya dalam bidang arsitektur bangunan. Bangunan yang terdapat di Taman Soekasada Ujung ini sangat berbeda dengan taman-taman yang lainya karena bagunan pada taman ini mepergunakan perpaduan arsitektur tradisional Bali dengan Eropa yang dibangun oleh Raja Karangasem Anak Agung Anglurah Agung Ketut Karangasem.

Awal dibangun untuk raja melakukan semadi dan refresing bersama keluarga raja dan disamping itu juga Taman Soekasada Ujung ini digunakan sebagai tempat ritual Nyegara Gunung atau upacara Pitra Yadnya bagi leluhur keluarga raja. Selain itu Taman Soekasada Ujung merupakan tampat raja menjamu tamu kehormatan raja, ketika ada tamu yang berkunjung ke kerajaan Karangasem, baik tamu kerajaan maupun tamu mancanegara, karena raja Karangasem menjalin hubungan baik atau menjalin bersahabatan dengan beberapa Negara barat seperti Eropa.

Selain itu, bentuk-bentuk arsitektur bangunan Taman Soekasada Ujung

berpontensi sebagai sumber belajar sejarah yang memiliki perpaduan arsitektur antara Arsitektur Tradisional Bali, Eropa dan Belanda yaitu terlihat pada: bangunan Pintu

masuk Taman, yaitu mempunyai ciri khas

yang berdeda pintu masuk utama Taman Soekasada Ujung ini memiliki perpaduan arsitektur tradisional Bali dan arsitektur Eropa, semua sisi portal memiliki relief wayang dari tokoh Ramayana dan Bharatayudha. Sedangakn dibagian depan Gapura terdapat dua buah arca penjaga atau disebut dengan Dwarapala dan adapula dalam berbentuk candi bentar.

Bangunan Balai Kambang, Balai Gili, Balai Bundar, Balai Kapal, Balai Lunjuk, Balai Warak, Balai Panjang. Dari bentuk-bentuk

bangunan seperti itu, Taman Soekasada Ujung memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah khususnya dapat diaplikasikan dalam Materi Pokok yaitu Perjalanan Bangsa Indonesia pada masa Negara-negara Tradisional dengan Kompetensi Dasar yaitu Menganalisis perkembangan kehidupan Negara-negara kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.

D. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Taman Soekasada Ujung dibagun oleh Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem yang terletak di Desa Tumbu. Ada 4 (empat) faktor yang melatarbelakangi pembangunan Taman Soekasada Ujung, yakni faktor sejarah, faktor Kultur (kebudayaan), faktor politik dan faktor religius.

Dalam struktur bangunan Taman Soekasada Ujung ini mengunakan konsep Tri Mandala yaitu pada bagian Nista Mandala terdapat: Pintu masuk menuju taman, Madya Mandala pada bagaian ini terdapat bangunan yaitu: Balai Kambang, Kolam Dirah, Balai Gili, Balai Bundar, Balai Kapal, Balai Lunjuk, Air Mancur dan Kantor. Selanjutnya pada bagian Utama Mandala terdapat bagunan yaitu: Balai Warak, Balai Panjang, Pancuran Petirtaan dan Pura

(9)

Manikan. Taman Soeksada Ujung memiliki potensi sebagai sumber belajar sejarah lokal.

Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang sejarah berdirinya Taman Soekasada Ujung, yang merupakan salah satu peninggalan kerajaan karangasem dapat dijadikan sebuah bukti sejarah bahwa daerah tersebut merupakan bagian dari suatu kerajaan Karangasem. Taman ini dibangun oleh raja Karangasem karena raja Karangasem sangat mencintai kesenian, salah satunya dalam bidang arsitektur bangunan. Selain itu, bentuk-bentuk arsitektur bangunan Taman Soekasada Ujung berpontensi sebagai sumber belajar sejarah yang memiliki perpaduan arsitektur antara Arsitektur Tradisional Bali, Eropa dan Belanda yaitu terlihat pada bangunan Pintu masuk Taman yang berupa candi bentar. Dan bagunan lainya seperti: Bangunan

Balai Kambang, Balai Gili, Balai Bundar, Balai Kapal, Balai Lunjuk, Balai Warak, Balai Panjang. Dari bentuk-bentuk bangunan seperti itu, Taman Soekasada Ujung memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah khususnya dapat diaplikasikan Materi Pokok yaitu Perjalanan Bangsa Indonesia pada masa Negara-negara Tradisional dengan Kompetensi Dasar yaitu Menganalisis perkembangan kehidupan Negara-negara kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.

Saran

Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran yakni:

1. Masyarakat Desa Tumbu ikut hendaknya menjaga dan melestarikan Taman Soekasada Ujung.

2. Kepada para Guru atau pengajar lainnya, diharapkan Taman Soekasada Ujung dapat difungsikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa, agar nantinya para ngenajar khususnya guru sejarah

dapat mengembangkan sumber atau media pembelajaran yang interaktif bagi para peserta didiknya, sehingga pembelajaran sejarah tidak terkesan monoton dan lebih kreatif dan bervariasi

3. Pemerintah Kabupaten Karangasem hendaknya terus menjaga, memelihara dan melestarikan Taman Soekasada Ujung sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Karangasem.

4. Penelitian di Taman Soekasada Ujung masih banyak hal yang menarik yang belum diteliti karena keterbatasan penelitian, sehingga diharapkan peneliti lain dapat meneliti aspek-aspek lain dari Taman Soekasada Ujung.

Ucapan terima kasih ditujukan kepada: 1. Bapak Dr. I Wayan Mudana,

M.Si yaitu selaku Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis dengan membimbing dan memberikan pengetahuannya, memotivasi dan membimbing penulis dalam penyusunan artikel.

2. Bapak Dr. I Ketut Margi, M.Si yaitu selaku Pembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya kepada penulis dengan membimbing dan memberikan pengetahunnya, memotivasi, dan membimbing penulis dalam penyusunan artikel.

Daftar Pustaka

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media &

Sumber Pembelajaran. Jakarta:PT.

Prestasi Pustakaraya

Sarjana, 2013. Candi Budha Kalibubuk di

Desa Kalibubuk, Buleleng-Bali (Sejarah Penemuan, Bentuk, Ukuran, Proses Pemugaran Dan

(10)

Potensinya sebagai sumber pembelajaran IPS Terpadu serta penggunaannya melalui model pembelajaran Kontektual).(Skripsi

tidal diterbitkan). Singraja: Universitas Pendidikan Ganesha Munandar, Agus Aris. 2005. Istana Dewa

Pulau Dewata Makna Puri Bali

Abad Ke 14- 19. Depok. Komunitas

Bambo

Astika. 2004. Taman Soekasada Ujung

Karangasem Selayang Pandang.

Karangasem: Dinas Pariwisata seni dan kebuadayaan Kabupaten Karangasem.

Referensi

Dokumen terkait

Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib Amdal namun wajib dilengkapi dengan UKL-UPL yang berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 tahun 2008

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu

PNMT merupakan software yang dikembangkan oleh NEC yang berfungsi untuk melakukan management pada perangkat transmisi pasolink .PNMT dibuat sebagai perangkat maintenance untuk

Minyak bekas juga mempunyai mempunyai kandungan trigliserida yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan asam lemak dan gliserol melalui reaksi

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya, pada penelitian yang dilakukan Prasad tahun 2007 yang meneliti kadar antioksidan pada 100 pasien

Kerjasama subyek dengan siswa-siswa yang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari subyek ( intern) maupun faktor dari luar ( ekstern ), (2) siswa autis dalam

a. bagaimana karakteristik kasus penyakit jantung koroner usia lanjut di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. bagaimana pola pengobatan pada kasus pasien penyakit jantung koroner di

Sementara pada pasal 55 ayat (1), dijelaskan Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama, sedangkan ayat (2),