• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi Di Dinas Kesehatan Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi Di Dinas Kesehatan Kota Bandung"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi semakin luas, hal ini sejalan dengan perkembangan komputer yang semakin hari semakin pesat., kebuatuhan akan suatu alat bantu itu disebut komputer yang fungsinya sebagai pengolah data yang diinputkan melalui alat input yang akan diproses menjadi suatu informasi yang dibutuhkan. Dari fungsi komputer tersebut dapat dijelaskan bahwa komputer menjadi peranan penting di dalam sebuah perusahaan/ Instansi khususnya dalam pengolahan data yang jumlahnya sangat banyak, dan juga dapat menghasilkan data yang akurat dan cepat. Dalam pengolahan data diperlukan suatu software sebagai pendukung kinerja dari komputer itu sendiri, software tersebut biasanya sesuai dengan kinerja sistem suatu perusahaan agar pengolahan data data dapat dilakukan dengan cepat dan akurat.

(2)

Indeks pembangunan manusia (IPM) sering digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan manusia dewasa ini. Salah satu indikator yang mempengaruhi indeks pembangunan manusia adalah indikator kesehatan yang diwakili oleh Umur Harapan Hidup (UHH). UHH dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Kasar (AKK). Agar UHH bisa meningkat diperlukan upaya untuk menurunkan AKB, AKI, AKABA dan AKK melalui kegiatan yang terencana, fokus dan tepat sasaran salah satunya dengan dilakukannya pendataan kematian ibu dan bayi agar diperoleh data maupun prosentase kematian ibu dan bayi setiap tahunnya untuk memberikan relevansi bagi pengambilan keputusan.

Masalah yang terjadi di Dinas Kesehatan Kota Bandung yaitu mengenai pendataan kematian ibu dan bayi yang prosesnya masih manual komputer karena masih menggunakan spread sheet (Microsoft Office Excel) dan sering menyebabkan terjadi kesalahan dalam penginputan data yang mengakibatkan hasil akhir kurang akurat. Mengingat pentingnya hal diatas, maka dukungan informasi yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan. Sistem informasi ini harus benar – benar menangani permasalahan akan informasi pengolahan data yang secara khusus baik bagi kepentingan sub din bina program bagian Seksi Data dan Informasi Program Kesehatan maupun bagian lain. Selain itu Sistem informasi tersebut sebaiknya berbasis jaringan dengan arsitektur Client Server.

(3)

dan pengalaman kerja penulis serta untuk menerapkan ilmu yang sudah di dapat penulis selama kuliah di Universitas Komputer Indonesia. Pada penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengambil “ANALISIS PENDATAAN KEMATIAN IBU DAN BAYI DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG.”sebagai judul dari laporan kerja praktek.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat didentifikasikan permasalahan, antara lain:

1. Penggunaan spread sheet (Microsoft Office Excel) dirasakan tidak cukup jika melihat tuntutan kinerja Sistem Informasi diatas. Hal ini dikarenakan Microsofr Excel kurang bekerja dengan baik jika data yang diolah dalam jumlah yang besar.

2. Kesulitan dalam pengecekan data untuk puskesmas yang belum menyerahkan laporan ataupun terlambat menyebabkan hasil penghitungan akhir kurang akurat.

1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.3.1. Maksud Kerja Praktek

(4)

1.3.2. Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari Kerja Praktek yang penulis lakukan sebagai salah satu mata kuliah praktek yang harus ditempuh di Universitas Komputer Indonesia yaitu :

1. Salah satu syarat kelulusan pada mata kulih kerja praktek

2. Menerapkan ilmu yang telah penulis dapatkan selama kuliah di Universitas Komputer Indonesia

1.4. Kegunaan Kerja praktek

Kerja praktek yang telah penulis lakukan di Dinas Kesehatan Kota Bandung memiliki beberapa kegunaan antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja, terutama didunia kerja sesungguhnya / nyata

2. Membandingkan antara teori yang penulis terima selama perkuliahan dengan praktek sesungguhnya

3. Menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab terhadap semua tugas yang diberikan selama melakukan Kerja Praktek

4. Mengetahui prosedur pendataan kematian ibu dan bayi di Dinas Kesehatan Kota Bandung.

1. 5. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara

(5)

2. Metode Literatur(Library Research )

Metode yang dilakukan dengan membaca buku maupun sumber lainnya untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan judul laporan Kerja Praktek yang penulis ambil.

1.6. Batasan Masalah

Dengan maksud agar pembahasan dan penyusunan dapat dilakukan secara terarah dan tercapai sesuai dengan yang diharapkan serta untuk menghindari kesimpang siuran, maka perlu ditetapkan batasan – batasan dari masalah yang dihadapi, Adapun batasan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

Adapun batasan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan perancangan proses pengolahan data kematian ibu dan bayi yang masih manual komputer dengan menggunakan spread sheet (Microsoft Office Excel) dalam pencatatan agar menjadi terkomputerisasi dengan pembuatan program aplikasi untuk pengolahan datanya.

2. Untuk mengetahui suatu sistem pengolahan data pada bagian Sub Din Bina Program yang berhubungan dengan pengolahan data kematian ibu dan bayi di Dinas Kesehatan Kota Bandung.

1.7. Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek

(6)

6 2.1. Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (syst ma) dan bahasa Yunani (sust ma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

2.1.1. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2.Masukan

(7)

berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4.Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. 5. Batas

(8)

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai : 1. Komponen (Component)

(9)

suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan, karena dengan batas sistem ini fungsi dan tugas dari subsistem yang satu dengan lainnya berbeda tetapi tetap saling berinteraksi. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Segala sesuatu diluar dari batas sistem yang mempengaruhi operasi dari suatu sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan harus dipelihara dan dijaga agar tidak hilang pengaruhnya, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus dimusnahkan dikendalikan agar tidak mengganggu operasi sistem. 4. Penghubung Sistem (Interface)

(10)

5. Masukan sistem (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa Masukan Perawatan (Maintenance Input) adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan Sinyal (Signal Input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output)

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem. Meliputi : Keluaran yang berguna, contohnya Informasi yang dikeluarkan oleh komputer. Dan Keluaran yang tidak berguna yang dikenal sebagai sisa pembuangan, contohnya panas yang dikeluarkan oleh komputer

7. Pengolah Sistem (Process)

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. Contoh CPU pada Komputer, Bagian Produksi yang mengubah bahan baku menjadi barang jadi, Bagian akuntansi yang mengolah data transaksi menjadi laporan keuangan.

8. Tujuan Sistem (Goal)

(11)

akan ada gunanya.

Gambar 2.1. Karakteristik Suatu Sistem

2.1.3. Klasifikasi Sistem

1. Sistem Abstrak (Abstract System)

Sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (Sistem Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan Tuhan dengan Manusia)

2. Sistem Fisik (Physical System)

(12)

3. Sistem Alamiah (Natural System)

Sistem yang terjadi melalui proses alam dalam artian tidak dibuat oleh manusia. (Sistem Tata Surya, Sistem Galaxi, Sistem Reproduksi dll.)

4. Sistem Buatan Manusia (Human Made System)

Sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human machine system (contoh Sistem Informasi)

5. Sistem Tertentu (Deterministic System)

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh : Sistem Komputer)

6. Sistem Tak Tentu (Probabilistic System)

Sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. (Contoh : Sistem Manusia)

7. Sistem Tertutup (Close System)

Sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).

8. Sistem Terbuka (Open System)

(13)

merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.

2.2. Pengertian Informasi

Informasi Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.

2.2.1. Nilai informasi

Jogiyanto (2000: 11) mengemukakan bahwa nilai informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi dinikmati oleh lebih dari satu pihak sehingga sulit untuk menghubungkan suatu informasi dengan biaya untuk memperolehnya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksirkan keuntungannya dengan satuan uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

(14)

kurang bernilai atau informasinya rendah (Abdul Kadir, 2003: 31). 2.2.2. Kualitas informasi

Informasi sangat bermanfaat dan berdaya guna bila mempunyai kualitas. Suatu informasi dikatakan berkualitas bila mempunyai kriteria sebagai berikut (Andri Kristanto, 2003: 9):

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak dapat menyesatkan penerima informasi.

2. Tepat waktu, berarti informasi yang akan disampaikan kepada penerima informasi tidak boleh datang terlambat.

3. Relevan, berarti informasi mempunyai nilai manfaat bagi penerima informasi.

4. Lengkap, berarti informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan

2.3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi

(15)

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya.

2.3.2. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga dengan blok bangunan (building block), yaitu :

1. Blok Masukan (Input Block)

Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. 2. Blok Model (Model Block)

Kombinasi prosedur, logika, dan model matemetik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diingiinkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4. Blok Teknologi (Technology Block)

(16)

mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh.

5. Blok Basis Data (Database Block)

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Blok Kendali (Control block)

Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi gangguan-gangguan terhadap sistem.

Keenam komponen tersebut harus ada bersama-sama dan membentuk satu kesatuan. Jika satu atau lebih komponen tersebut tidak ada, maka sistem informasi tidak akan dapat melakukan fungsinya, yaitu pengolahan data dan tidak dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat.

2.4. Pengenalan UML

(17)

2.4.1. Pengertian UML

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan artifact (bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses pembuatan perangkat lunak. Artifact dapat berupa model, deskripsi atau perangkat lunak) dari system perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan system non perangkat lunak lainnya.

UML merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam memodelkan system yang besar dan kompleks. UML tidak hanya digunakan dalam proses pemodelan perangkat lunak, namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan.

2.4.2 Bagian – Bagian UML

Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element, dan general mechanism.

a. View

View digunakan untuk melihat sistem yang dimodelkan dari beberapa aspek yang berbeda. View bukan melihat grafik, tapi merupakan suatu abstraksi yang berisi sejumlah diagram.

(18)

• Use case view

Mendeskripsikan fungsionalitas sistem yang seharusnya dilakukan sesuai yang diinginkan external actors. Actor yang berinteraksi dengan sistem dapat berupa user atau sistem lainnya.

View ini digambarkan dalam use case diagrams dan kadang-kadang dengan activity diagrams. View ini digunakan terutama untuk pelanggan, perancang (designer), pengembang (developer), dan penguji sistem (tester).

• Logical view

Mendeskripsikan bagaimana fungsionalitas dari sistem, struktur statis (class, object,dan relationship ) dan kolaborasi dinamis yang terjadi ketika object mengirim pesan ke object lain dalam suatu fungsi tertentu.

View ini digambarkan dalam class diagrams untuk struktur statis dan dalam state, sequence, collaboration, dan activity diagram untuk model dinamisnya. View ini digunakan untuk perancang (designer) dan pengembang (developer).

• Component view

Mendeskripsikan implementasi dan ketergantungan modul. Komponen yang merupakan tipe lainnya dari code module diperlihatkan dengan struktur dan ketergantungannya juga alokasi sumber daya komponen dan informasi administrative lainnya.

(19)

• Concurrency view

Membagi sistem ke dalam proses dan prosesor. View ini digambarkan dalam diagram dinamis (state, sequence, collaboration, dan activity diagrams) dan diagram implementasi (component dan deployment diagrams) serta digunakan untuk pengembang (developer), pengintegrasi (integrator), dan penguji (tester).

• Deployment view

Mendeskripsikan fisik dari sistem seperti komputer dan perangkat (nodes) dan bagaimana hubungannya dengan lainnya.

View ini digambarkan dalam deployment diagrams dan digunakan untuk pengembang (developer), pengintegrasi (integrator), dan penguji (tester).

b. Diagram

Diagram berbentuk grafik yang menunjukkan simbol elemen model yang disusun untuk mengilustrasikan bagian atau aspek tertentu dari sistem. Sebuah diagram merupakan bagian dari suatu view tertentu dan ketika digambarkan biasanya dialokasikan untuk view tertentu. Adapun jenis diagram antara lain :

• Use Case Diagram

(20)

• Class Diagram

Class adalah dekripsi kelompok obyek-obyek dengan property, perilaku (operasi) dan relasi yang sama. Sehingga dengan adanya class diagram dapat memberikan pandangan global atas sebuah system. Hal tersebut tercermin dari class- class yang ada dan relasinya satu dengan yang lainnya. Sebuah sistem biasanya mempunyai beberapa class diagram. Class diagram sangat membantu dalam visualisasi struktur kelas dari suatu system.

• Component Diagram

Component software merupakan bagian fisik dari sebuah system, karena menetap di komputer tidak berada di benak para analis. Komponent merupakan implementasi software dari sebuah atau lebih class. Komponent dapat berupa source code, komponent biner, atau executable component. Sebuah komponent berisi informasi tentang logic class atau class yang diimplementasikan sehingga membuat pemetaan dari logical view ke component view. Sehingga component diagram merepresentasikan dunia riil yaitu component software yang mengandung component, interface dan relationship.

• Deployment Diagram

(21)

• State Diagram

Menggambarkan semua state (kondisi) yang dimiliki oleh suatu object dari suatu class dan keadaan yang menyebabkan state berubah. Kejadian dapat berupa object lain yang mengirim pesan. State class tidak digambarkan untuk semua class, hanya yang mempunyai sejumlah state yang terdefinisi dengan baik dan kondisi class berubah oleh state yang berbeda.

• Sequence Diagram

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario. Kegunaannya untuk menunjukkan rangkaian pesan yang dikirim antara object juga interaksi antara object, sesuatu yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.

• Collaboration Diagram

Menggambarkan kolaborasi dinamis seperti sequence diagrams. Dalam menunjukkan pertukaran pesan, collaboration diagrams menggambarkan object dan hubungannya (mengacu ke konteks). Jika penekannya pada waktu atau urutan gunakan sequencediagrams, tapi jika penekanannya pada konteks gunakan collaboration diagram.

• Activity Diagram

(22)

2.5. Indikator Multiplicity

Multiplicity atau multiplisitas adalah jumlah banyaknya obyek sebuah

class yang berelasi dengan sebuah obyek lain pada class lain yang berasosiasi

dengan class tersebut.

Ada banyak multiplisitas yang mungkin untuk dipakai. Tabel berikut menjabarkan multiplisitas yang dapat digunakan.

Tabel 2.2. Nilai multiplisitas Indikator Arti

1 0..* 1..* 0..1 5..8 4..6,9

Tepat satu Nol atau lebih Satu atau lebih Nol atau Satu

(23)

23 3.1. Tinjauan Umum Instansi

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Bandung

Dalam usaha untuk menjajah kembali Indonesia yang telah menyatakan kemerdekaan di tahun 1945 adalah usaha Pemerintah Hindia Belanda untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka dari pada itu di Bandung pada tahun 1946 didirikan Dinas Kesehatan yang diberi nama “PLAAT SELL IKE GOZAND HEID SIEST” yang berkantor di “GEMEENTE BADOENG” sedangkan pemimpin pusatnya disebut “HOOPD GOUPERMENTSART HOORD UD PLAAT SELL IKE GOZAND SEIST BANDOENG”.

Pada tahun 1950 “PLAAT SELL IKE GOZAND HEID SEIST BANDOENG” berubah nama menjadi “JAWATAN KESEHATAN KOTA BANDUNG” yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan Kesehatan Kota Bandung.

Pada tahun 1950, Jawatan Kesehatan Kota Besar Bandung baru dikepalai sepuluh buah balai pengobatan. Pada tahun 1972 berkembang lagi menjadi empat pusat kesehatan yang terdiri dari :

1. 1 Pusat Kesehatan ; 2. 18 Balai Khusus ;

(24)

Berdasarkan Surat Keputusan No. 50 tahun 1952 tentang pelaksanaanya yaitu penyerahan sebagai pemerintah pusat mengenai kesehatan kepada daerah – daerah di kota besar maupun kecil, pelaksanaan pegawai Dinas Kesehatan berangsur- angsur diserahkan kepada Pemda Kotamadya Bandung dan status pegawainya terdiri dari :

1. Pegawai Medis Teknis 2. Pegawai Tata Usaha

3. Pegawai Pemberantas Penyakit Cacat dan Mata

Pada tahun 1960, Dinas Kesehatan Kota Bandung berkantor di kota besar (sekang Kotamadya). Pada tahun 1965, Dinas Kesehatan Kota Bandung pindah ke jalan Supratman No. 73 sampai sekarang.

Dinas Kesehatan Kota Bandung didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 5 tahun 2001 dan disahkan oleh Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat.

3.1.2. Visi, Misi dan Strategi Dinas Kesehatan Kota Bandung a. Visi

”Masyarakat Bandung yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”

(25)

b. Misi

1. Meningkatkan serta mendorong kesadaran individu, keluarga serta masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau 3. Mengutamakan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat

4. Menggali potensi masyarakat dalam pembangunan kesehatan c. Strategi

1. Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan. dasar dan rujukan yang bermutu, merata dan terjangkau

2. Meningkatkan promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan

3. Meningkatkan kualitas lingkungan bersih dan sehat melalui sanitasi dasar dan sanitasi umum

4. Meningkatkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

3.2. Tempat dan Kedudukan Dinas Kesehatan Kota 3.2.1. Tempat Dinas Kesehatan Kota

Dinas Kesehatan Kota bertempat di jalan Supratman No. 73 Bandung. 3.2.2. Kedudukan Dinas Kesehatan Kota

(26)

3.3. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung

Pada dasarnya struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menggambarkan hubungan antara bagian – bagian yang terkait dalam suatu organisasi dan biasanya digambarkan dalam bentuk bagan. Adapun maksud dari pengorganisasian di Dinas Kesehatan yaitu untuk menghindari penyalahgunaan wewenang serta tanggung jawab yang diberikan pada masing – masing Bagian. Adapun struktur organisasi Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala yang membawahi beberapa bagian diantaranya sekretariat, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Bidang Sumber Daya Kesehatan, Bidang Bina Program Kesehatan dan Kelompok Jabatan Fungsional. Dimana setiap Bagian dipimpin oleh seorang Kepala bagian.

(27)
(28)

28

Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota.

3.4.1. Unit – unit Kerja

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.05 Tahun 2001, maka susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung terdiri dari :

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat, membawahi a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

3) Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan c. Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus

4) Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Membawahi :

a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit b. Seksi Pemantau Penyakit

(29)

5) Bidang Sumber Daya Kesehatan, Membawahi :

a. Seksi Pendayagunaan Tenaga dan Sarana Kesehatan b. Seksi Promosi Kesehatan

c. Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan 6) Bidang Bina Program Kesehatan, Membawahi :

a. Seksi Penyususnan Program Kesehatan b. Seksi Evaluasi Program Kesehatan

c. Seksi Data dan Informasi Program Kesehatan 7) Kelompok Jabatan Fungsional

3.4.2. Tugas Pokok dan Fungsi

1) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sub Dinas Bina Program Kesehatan: (1) Bidang bina program kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanaan

sebagian tugas dinas lingkup bina program kesehatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Bina Program Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana dan program lingkup lingkup penyusunan program farmasi, evaluasi program kesehatan serta data dan informasi program kesehatan

(30)

c. Pelaksanaan lingkup penyusunan program kesehatan, evaluasi program kesehatan serta data dan informasi program kesehatan dan

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup penyusunan program kesehatan, evaluasi program kesehatan serta data dan informasi program kesehatan

2) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Penyusunan Program Kesehatan:

(1) Seksi Penyusunan Program Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanaan sebagian tugas bidang bina program kesehatan lingkup Penyusunan Program Kesehatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penyusunan Program Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan dan penganalisaan data, bahan penyusunan program sehatan kota

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Penyusunan Program Kesehatan

(31)

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyusunan progran kesehatan

3) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan:

(1) Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanaan sebagian tugas dinas lingkup bina program kesehatan

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Bidang Bina Program Kesehatan lingkup Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi:

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup evaluasi program kesehatan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup evaluasi program kesehatan

c. Pelaksanaan lingkup Penyusunan Program Kesehatan yang meliputi monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan program kerja pelayanan kesehatan, perumusan dan analisa standar pelaporan kesehatan sebagai alat evaluasi kinerja pelayanan kesehatan, koordinasi penyusunan laporan pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja satuan unit organisasi Dinas; dan

(32)

4) Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi data dan informasi program kesehatan:

(1) Seksi data dan informasi program kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanaan sebagian tugas bidang bina program kesehatan lingkup data dan nformasi program kesehatan

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi data dan informasi program kesehatan mempunyai fungsi: a. Pengumpulan dan penganalisaan data, lingkup data dan informasi

program kesehatan

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup data dan informasi program kesehatan

c. Pelaksanaan lingkup data dan informasi program kesehatan yang meliputi pengumpulan peraturan perundang – undangan, Kebijakan – kebijakan dan program – program lingkup kesehatan , pengelolaan dokumentasi dan kepustakaan, pengumpulan referensi masalah kesehatandan pengolahan data kesehatan menjadi informasi kesehatan, penyediaan informasi kesehatan serta pengembangan dan pengelolaan sistem informasi kesehatan; dan

(33)

3.5. Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan sangat diperlukan untuk mengetahui kelemahan yang terdapat didalamnya serta untuk memenuhi kebutuhan akan data suatu sistem, sehingga kita bisa membuaat perancangan sistem yang baru yang lebih baik dari sistem yang sedang berjalan tersebut.

(34)

34 4.1. Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam komponen – komponen dengan maksud untuk mengidentifukasi maupun mengevaluasi semua permasalahan – permasalahan,hambatan – hambatan yang terjadi serta kebutuhan – kebutuhan yang dihaharapkan sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem yang sudah ada.

4.1.1. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur bertujuan menjelaskan proses kerja pada sistem yang sedang berjalan. Pengolahan data kematian ibu dan bayi yang berjalan saat ini masih menggunakan komputer manual , hal ini mengakibatkan terjadinya kendala – kendala yang menghambat proses pemasukan data, oleh karena itu diperlukan suatu sistem yang terintegrasi sehingga dapat mengurangi kendala – kendala tersebut.

4.1.1.1.Model Use Case Bisnis

Model Use Case bisnis adalah segala teknik permodelan yang digunakan

(35)

Bandung khususnya pada Subdin Bina Program bagian seksi data dan informasi program kesehatan adalah:

Gambar 4.1.Model Use Case bisnis Pendataan kasus kematian ibu dan bayi 4.1.1.2. Business Use Case Realization

Business Use Case Realization menggambarkan realisasi dari suatu Use

Case Diagram. Objek – objek yang berperan dalam Business Use Case

Realization dapat digambarkan oleh suatu atau beberapainteraction diagram.

Berdasarkan Model Proses Bisnis pada sistem informasi pendataan kematian ibu dan bayi khususnya pada subdin bina program bagian seksi data dan informasi

Tim Dinkes Provinsi

RT

Tim Dinkes Kota

Tim RS

Bidan

Data Kematian Ibu dan Bayi

Tim Puskesmas

(36)

program kesehatan, maka Business Use Case realizationnya adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2.Business Use Case realization Pendataan kasus kematian ibu dan bayi 4.1.1.3.Activity Diagram dan Scenario Use Case

Activity diagram menggambarkan apa yang harus di kerjakan bisnis

tersebut untuk menggambarkan nilai tertentu. Sedangkan Scenario Use Case

berfungsi untuk mengetahui jalan cerita dari activity diagram tersebut.

Berdasarkan Model Proses Bisnis pada sistem informasi pendataan kematian ibu dan bayi, maka dibuat satu buah Activity Diagram serta Scenario

Use Casesebagai berikut:

Pendataan kematian ibu dan bayi. Pendataan kematian ibu dan bayi

<<realize>>

Status validasi

(37)

Gambar 4.3. Activity Diagram Pendataan kasus kematian ibu dan bayi Mengolah data dan menganalisa

menjadi inf yg akurat

End

Mengambil data kematian ibu dan bayi

Menerima laporan dari Rumah Sakit dan Puskesmas

Validasi Mengolah data dan

membuat laporan

Melakukan pendataan kematian ibu dan bayi Mengolah data dan kematian ibu dan bayi Mengolah data dan

(38)

Scenario use case Pendataan kasus kematian ibu dan bayi Nama use case :Pendataan kasus kematian ibu dan bayi Actor :Dinkes Provinsi

Worker :Dinkes Kota, Rumah Sakit, Puskesmas, Desa/ Kelurahan, Bidan Desa, RT

Type :Konkret

Deskripsi :Dinas kesehatan propinsi menyelenggarakan sosialisasi pendataan kematian ibu dan bayi bagi para pengelola data dan program yang terkait di kabupaten / kota dan lintas sektoral, kemudian mengambil data kematian ibu dan bayi ke Rumah sakit dan Puskesmas. Rumah sakit melakukan pendataan kematian ibu dan bayi kemudian mengolah data dan membuat laporan untuk Dinkes kota, Sementara Puskesmas harus mengambil data ke bidan desa terlebih dahulu kemudian mengolah data dan membuat laporan untuk Dinkes kota. Dinkes kota mengolah data dan menganalisa menjadi informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan yang berguna bagi pihak luar tertentu yang diperlukan untuk pengambilan keputusan / kepentingan program lain, kemudian membuat laporan.

4.1.2. Evaluasi Sistem yang berjalan

(39)

Tabel 4.1. Evaluasi Sistem yang berjalan

NO Masalah Worker Rencana pemecahan

1 Proses pendataan kematian ibu dan bayi masih menggunakan komputer manual yaitu dengan menggunakan speread sheet (Microsoft Office Excel)

Dinkes Kota Dibuat sistem informasi pendataan kematian ibu dan bayi di Dinas Kesehatan Kota Bandung

4.2. Usulan Perancangan Sistem 4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

Perancangan sistem bertujuan untuk menghasilkan perancangan pengolahan data pembayaran, registrasi ulang dan perwalian yang berbasis komputer. Perancangan sistem ini dapat di artikan sebagai tahap mendefinisikan kebutuhan – kebutuhan yang fungsional, mempersiapkan rancang bangun dan implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem di bentuk dan konfigurasi komponen – komponen dan perangkat keras sistem.

(40)

4.2.2. Perancangan Sistem yang Diusulkan

Usulan sistem yang dirancang hanya merubah pengolahan data yang selama ini dilakukan secara computer manual menjadi pengolahan data yang dilakukan dalam bentuk komputerisasi dengan dibuat sebuah sistem informasi. 4.2.2.1.Kategori Objek

Pengidentifikasian objek diperoleh dari pengelompokoan berdasarkan kata/frase benda yang ada pada pada Scenario. Pada tabel dibawah ini menunjukkan kategori objek yang terlibat pada sistem pendataan kematian ibu dan bayi.

Kategori objek pada pendataan kematian ibu dan bayi di Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Kategori Objek

NO Kategori Objek Nama Objek Perlu/Tidak

1 Objek fisik Bahan baku Tidak

2 Transaksi § Pendataan kasus kematian ibu

§ Pendataan kasus kematian bayi

Perlu

Perlu

3 Peran § Dinkes Propinsi Perlu

4 Butir yang terlibat pada transaksi

§ Nama Ibu

§ Umur

§ Alamat

§ Waktu Kematian

§ Riwayat kehamilan ibu(GPA)

§ Jarak persalinan terakhir(Bln)

(41)

§ Pendidikan ibu

§ Frekuensi pemeriksaan kehamilan (Ante natal care)

§ Riwayat penyakit / Penyakit penyerta

§ Penyebab kematian

§ Tempat kematian

§ Penolong persalinan

§ 3T

§ 4T

§ Jarak dan waktu tempuh dari rumah ke yankesdas

§ Status ekonomi

§ Pembiayaan kesehatan

§ Keterangan

§ Nama bayi

§ Nama orang tua

§ Alamat lengkap

§ Umur

§ Jenis kelamin

§ Anak ke

§ Riwayat kehamilan ibu(GPA)

§ Pekerjaan ayah / ibu

§ Pendidikan ibu

§ Tanggal kematian

§ Penyebab kematian

§ Tempat kematian

§ Penolong kelahiran

§ Jarak dan waktu tempuh dari rumah ke yankesdas

(42)

§ Pembiayaan kesehatan

§ Keterangan

5 Piranti § Komputer Perlu

6 Proses § Pendataan kasus kematian bayi

§ Rekapitulasi pendataan kasus kematian bayi

§ Pendataan kasus kematian ibu

§ Rekapitulasi pendataan kasus kematian ibu

Perlu

Perlu

Perlu

Perlu 7 Katalog § Formulir pendataan kasus

kematian ibu

§ Rekapitulasi pendataan kasus kematian ibu

§ Pendataan kasus kematian bayi

§ Rekapitulasi pendataan kasus kematian bayi

Candidate Class diambil dari kata benda yang ada pada kategori objek

yang perlu dalam mendukung terbentuknya program aplikasi pendataan kematian ibu dan bayi. Bagian atas adalah nama class, bagian tengah adalah atribut, dan bagian bawah adalah operasi.

Candidate class pada pada pendataan kematian ibu dan bayi di Dinas Kesehatan

(43)

Gambar 4.4. Candidate Class

4.2.2.3.Hubungan Antar Kelas pada Sistem Informasi Pendataan Kematian Ibu dam bayi

Interaksi antar objek disebut Objec Relationship, Terdapat dua tipe

relationship yaitu association danaggregation.Assosiation yaitu hubungan statis

antar class.umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Aggregation adalah bentuk khusus dari asosiasi dimana induk terhubung dangan bagian – bagiannya.

Pendataan kasus kematian ibu Nama ibu

Frekuensi pemeriksaan kehamilan (Ante natal care) Riwayat penyakit / Penyakit penyerta Penyebab kematian

Tempat kematian Penolong persalinan 3T

4T

Jarak dan waktu dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Rekapitulasi pendataan kasus kematian ibu Nama desa / kelurahan

Desa siaga

Frekuensi pemeriksaan kehamilan (Ante natal care) Riwayat penyakit / Penyakit penyerta Penyebab kematian

Tempat kematian Penolong persalinan 3T

4T

Jarak dan waktu dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Pendataan kasus kematian bayi Nama Bayi

Riwayat kehamilan ibu(GPA ) Pekerjaan ayah / ibu Pendidikan ibu Tanggal kematian Penyebab kematian Tempat kematian Penolong kelahiran

Jarak dan waktu tempuh dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Rekapitulasi pendataan kasus kematian bayi Nama desa / Kelurahan

Desa siaga Umur Jenis kelamin Anak ke

Riwayat kehamilan ibu(GPA) Pekerjaan ayah / ibu Pendidikan ibu Penyebab kematian TTempat kematian Penolong kelahiran

(44)

Gambar 4.5. Hubungan AntarClass

Pendataan kasus kematian ibu Nama ibu

Frekuensi pemeriksaan kehamilan (Ante natal care) Riwayat penyakit / Penyakit penyerta Penyebab kematian

Tempat kematian Penolong persalinan 3T

4T

Jarak dan waktu dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Rekapitulasi pendataan kasus kematian ibu Nama desa / kelurahan

Desa siaga

Frekuensi pemeriksaan kehamilan (Ante natal care) Riwayat penyakit / Penyakit penyerta Penyebab kematian

Tempat kematian Penolong persalinan 3T

4T

Jarak dan waktu dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Pendataan kasus kematian bayi Nama Bayi

Riwayat kehamilan ibu(GPA ) Pekerjaan ayah / ibu Pendidikan ibu Tanggal kematian Penyebab kematian Tempat kematian Penolong kelahiran

Jarak dan waktu tempuh dari rumah ke yankesdas Status ekonomi

Rekapitulasi pendataan kasus kematian bayi Nama desa / Kelurahan

Desa siaga Umur Jenis kelamin Anak ke

Riwayat kehamilan ibu(GPA) Pekerjaan ayah / ibu Pendidikan ibu Penyebab kematian TTempat kematian Penolong kelahiran

(45)

4.2.2.4.Sequential Diagram Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi

Sequential Diagram Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi di Dinas

Kesehatan Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6.Sequential Diagram

: Tim Dinkes

Kematian Ibu dan Bayi 2. Melakukan Pendataan

Kematian Ibu dan Bayi

3. Validasi Data Kematian Ibu dan Bayi

12. Print Data 11. Validasi Data Kematian Ibu dan Bayi

5. Laporan Data Kematian Ibu dan Bayi 4. Valid

7. Data Kematian Ibu dan Bayi 6. Mengambil Data Kematian Ibu dan Bayi

8. Validasi Data Kematian Ibu dan Bayi 9. Valid

(46)

4.2.2.5.Collaboration Diagram Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi

Collaboration Diagram digunakan sebagai alat untuk menggambarkan

interaksi yang mengungkapkan keputusan mengenai perilaku sistem.

BerdasarkanSequential Diagram pada Pendataan Kematian Ibu Dan Bayi di Dinas Kesehatan Kota Bandung, maka penulis membuat sebuahCollaboration Diagram.,l

Gambar 4.7.Collaboration Diagram

Validasi : Tim Dinkes Provinsi

: Tim Dinkes Kota

Data Kematian Ibu dan Bayi

Print

: Tim Puskesmas : Bidan 2: Melakukan Pendataan Kematian Ibu dan Bayi

1: Mengambil Data Kematian Ibu dan Bayi

12: Print Data

5: Lap. Data Kematian Ibu dan Bayi 11: Validasi Data Kematian

Ibu dan Bayi

6: Mengambil Data Kematian Ibu dan Bayi

10: Lap. Data Kematian Ibu dan Bayi

3: Validasi Data Kematian Ibu dan Bayi 4: Valid

8: Validasi Data Kematian Ibu dan Bayi

(47)

4.2.3. Evaluasi Terhadap Sistem yang Diusulkan

Pada sistem lama segi penyimpanan datanya dirasakan tidak cukup jika

melihat tuntutan kinerja Sistem Informasi yang ada. Hal ini dikarenakan Microsofr Excel kurang bekerja dengan baik jika data yang diolah dalam jumlah yang besar.

walaupun sudah menggunakan komputer tetapi hanya bagian tertentu dan

terbatas untuk pengolahan data serta belum adanya aplikasi yang mendukung

sistem informasi pendataan kematian ibu dan bayi.

Dalam pengolahan data diperlukan suatu software sebagai pendukung kinerja dari komputer itu sendiri, software tersebut biasanya sesuai dengan kinerja sistem suatu perusahaan agar pengolahan data data dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Jadi dengan adanya rancangan sistem yang di usulkan, penyimpanan data akan lebih baik dan efektif, juga dapat meningkatkan efisiensi kinerja

(48)

48 5.1. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Masih adanya kesalahan dalam memasukkan data kematian di Dinas Kesehatan Kota Bandung sehingga selalu diadakan evaluasi pelaporan sebelum hasilnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.

2. Dalam perekapan data kematian ibu dan bayi di tingkat Puskesmas masih kurang teliti sehingga petugas puskesmas yang mengelola data kematian ibu dan bayi perlu mengikuti pelatihan – pelatihan.

3. Masih ada beberapa puskesmas yang yang hanya menyerahkan rekapitulasinya saja tanpa ada data lengkap kematian ibu atau bayi.

5.2. SARAN

Adapun saran yang ingin disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk pengisian formulir pendataan kasus kematian ibu dan bayi masih

ada puskesmas yang tidak jelas atau yang tidak mengisi data tentang puskesmasnya, diharapkan ada pengarahan lagi tentang pengisian formulir pendataan kasus kematian ibu dan bayi untuk Puskesmas.

(49)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata 1(S1) Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Kuswati 10506344

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(50)

49

1. Petunjuk Teknis Pendataan Kematian Ibu, Bayi dan Gizi Buruk Balita,

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Tahun 2009.

2. Pedoman Kerja Puskesmas jilid 1, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Tahun 1990.

3. Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 1990

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No:123/MENKES/SK/II/2004, tentang ”Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan

Masyarakat”, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2004.

5. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Nasional (SIKNAS): Keputusan Menkes No: 511/MENKES/SK/V/2002—

Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2002. 6. http://blackice89.blogspot.com/2007/12/konsep-dasar-sistem

informasi.html (29/07/09)

(51)

i

Syukur Alhamdulillah Senantiasa tercurahkan ke hadirat Illahi Rabbi, karena atas ridho dan izin-Nya penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Dinas Kesehatan Kota Bandung, serta dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini. Pembuatan Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan Pada Mata Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa Penulis terima sebagai masukan yang berarti, sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Rasa terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M. Sc. Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawirya, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

3. Dadang Munandar,S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika.

4. Iyan Gustiana, S.Kom, M.Kom. Selaku dosen Pembimbing Kuliah Kerja Praktek

5. Dr. H. Gunadi Sukma Bhinekas, M. Kes. Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung

(52)

ii

8. Seluruh Staff Sub Dinas Bina Program Dinas Kesehatan Kota Bandung 9. Dra. Hj. Tetty Juhaeti. selaku Pembimbing Kerja Praktek.

10. Kedua orang tuaku atas do’a dan kasih sayang yang tak terhingga

11. K’Rizky (MI-7 ’05), K’Deny (MI-4 ’04) Hatur nuhun pisan dah banyak bantu.

12. Semua Sahabat yang selalu memberi motivasi dan dukungan padaku, semoga Allah tetap persatukan kita dalam ikatan persahabatan ini selamanya.

13. Seluruh teman-teman MI-8 terima kasih atas kebersamannya selama ini, semoga tambah kompak n’ pada bisa wisuda tepat waktu. Amin...

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini, secara langsung maupun tidak langsung.

Akhirul kalam, penulis berharap semoga laporan Kuliah Kerja Praktek ini dapat dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Bandung, Oktober 2009

(53)

iii LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SIMBOL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang Kerja Praktek ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3.1. Maksud Kerja Praktek ... 3

1.3.2. Tujuan Kerja Praktek ... 4

1.4. Kegunaan Kerja Praktek ... 4

(54)

iv

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Pengertian Sistem ... 6

2.1.1. Elemen Sistem ... 6

2.1.2. Karakteristik Sistem ... 8

2.1.3. Klasifikasi Sistem ... 11

2.2. Pengertian Informasi ... 13

2.2.1. Nilai informasi ... 13

2.2.2. Kualitas informasi ... 14

2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 14

2.3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 14

2.3.2. Komponen Sistem Informasi ... 15

2.4. Pengenalan UML ... 16

2.4.1. Pengertian UML ... 17

2.4.2. Bagian – Bagian UML ... 17

(55)

v

3.1.1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kota Bandung ... 23

3.1.2. Visi, Misi dan Strategi Dinas Kesehatan Kota Bandung ... 24

3.2. Tempat dan Kedudukan Dinas Kesehatan Kota ... 25

3.2.1. Tempat Dinas Kesehatan Kota ... 25

3.2.2. Kedudukan Dinas Kesehatan Kota ... 25

3.3. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung ... 27

3.4. Unit-Unit Kerja, Tugas Pokok dan Fungsi DINKES Kota Bandung 28 3.5. Analisis Sistem yang Berjalan ... 33

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK ... 34

4.1. Analisis Sistem ... 34

4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 34

4.1.3. Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 38

4.2. Usulan Perancangan Sistem ... 39

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 39

(56)

vi

5.1. Kesimpulan ... 46

5.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(57)

vii

Tabel 4.1. Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 39

(58)

viii

Gambar 3.1. Struktur Organisasi ... 27

Gambar 4.1. Model Use Case Bisnis ... 35

Gambar 4.2. Business Use Case Realization ... 36

Gambar 4.3. Activity Diagram ... 37

Gambar 4.4. Candidate Class ... 43

Gambar 4.5. Hububgan Antar Class ... 44

Gambar 4.6. Sequential Diagram ... 45

(59)

ix

Simbol Keterangan

Akt or ( yang Berint eraksi dengan sist em

)

Use Case (Gambaran Fungsionalit as dari suat u sist em)

<< Include >> ( Proses Di Dalam Use Case )

<< Realize >> ( Proses Di Luar Use Case )

Assosiat ion

2. Activity Diagram

Simbol Keterangan

Star State Assosiation

Activity

End State

(60)

x

Class Diagram

4. Sequence Diagram

Simbol Keterangan

Aktor

Object

Object Message

5. Collaboration Diagram

Simbol Keterangan

Aktor

Link

Object

(61)

xi 6. Atribut dan Relasi antar Class

Simbol Keterangan

Class

(62)

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah kerja praktek Program strata satu jurusan manajemen informatika

Oleh:

Kuswati 10506344

Bandung, ... 2009

Pembimbing jurusan,

Iyan Gustiana, S.Kom, M.Kom. NIP. 4127.70.26.010

Pembimbing Lapangan,

Dra. Hj. Tetty Juhaeti. NIP. 19591129.197904.2.001

Ketua Jurusan Manajemen informatika

Gambar

Gambar 2.1. Karakteristik Suatu Sistem
Tabel 2.2. Nilai multiplisitas
Gambar 4.1. Model Use Case bisnis Pendataan kasus kematian ibu dan bayi
Gambar 4.2.Business Use Case realization Pendataan kasus kematian ibu dan bayi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kadar TSS dalam air limbah bekas pencucian jeans tergolong sangat tinggi, dengan menggunakan unit koagulasi flokulasi dibantu variasi koagulan, yakni tawas 50

Sifat-sifat dasar operator akan disajikan sebagai dasar untuk pengembangan lanjutan, yang sebelumnya sebagian sudah disajikan di dalam beberapa tulisan antara

Agresifitas pajak dipengaruhi oleh likuiditas dan leverage menurut Likuiditas menurut Subramanyam (2013) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam

Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak dedak padi yang memiliki nilai viskositas yang tinggi bisa diturunkan dengan dicampurkan

Serta membantu pemilik buku KIA agar dapat mengakses segala pencatatan dan informasi yang terdapat di dalam buku KIA dan tersimpan dalam sistem informasi kesehatan

Penerapan Desain Arsitektur Tropis dalam Komplek Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan..

Setelah pengimplementasian pembelajaran melalui pendekatan scientific dalam pembelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas X.3 SMA Negeri 10

Ketiga faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dimana biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan, harga jual mempengaruhi volume penjualan