• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Produksi Benih dengan Teknik Bioflokulasi Alcaligenis Latus pada industri Tapioka untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Produksi Benih dengan Teknik Bioflokulasi Alcaligenis Latus pada industri Tapioka untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan"

Copied!
357
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)

V

6 ~ 3 .

s q 3

ge7-

2

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DENGAN

TEKNIK BIOFLOKULASI Al-enes fatus PADA INDUSTRI TAPIOKA UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN

W L I RETNANI

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(182)

ABSTRACT

APPLICATION O F CLEANER PRODUCTION

USING BIOFLOCCULATION Alcdgenes Iatus T E C H N I Q U E I N TAPIOCA INDUSTRY

T O REDUCE ENVIRONMENTAL POLLUTION

Y. Retnani, S. Partoatmodjo, M. S. Saeni,

K.

Mudikdjo, T. R. Wiradarya and A. P. Murdanoto

Tapioca industry is one of the agroindustries which is distributed in many places in Indonesia. The activity of tapioca industry usually creates environmental pollution, due to its solid, liquid and gas wastes. Therefore, it is important to treat the pollution through techniques of cleaner production as an integrated and preventive environmend management strategy to prohibit and reduce wastes in industrial process.

Almost all of the tapioca industries in Bogor are small scale industries and have not implemented tlie cleaner production practises yet. Results of the survey showed that careless in discharging process of solid and liquid wastes and the absent of waste treatment caused pollution.

Utilization of solid waste to handle liquid waste is one of the application of cleaner production. Onggok as solid waste has been utilized to minimize the negative effect of the liquid tapioca waste. It is used as medium of AIcaIgcncs lafus. The microbe can grow well in glucose produced from the onggok in concentration of 5 g/l and fermentation period of 30 days.

Treatment with bioflocculation reduced liquid waste turbidity by 54%, TSS 60%, BOD5 by 33%, COD by 34% and cyanide content by 41%. Treatment with bioflocculation and dilution reduced turbidity by 89%,

TSS

by 91%, BODS by 62%, COD by 70% and cyanide content by 78%. Finally, combination of bioflocculation, aeration and dilution treatment reduced turbidity by 93%, TSS by 95%, BOD5 by 71%, COD by 74% and cyanide content by 35%.
(183)

YULI RETNANI. Penerapan Produksi Bersih Dengan Teknik Bioflokdasi

A l c e e n e s Jams Pada Industri Tapioka Untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan (di bawah bimbingan SOERATNO PARTOATMODjO (alm.) sebagai ketua, MUCHAMMAD SRT SAENI, KOOSWARDHONO MUDIKDJO,

TANTAN R WIRADARYA dan AGUNG P. MURDANOTO sebagai anggota).

Industri tapioka adalah salah satu jenis agroindustri yang cukup banyak

tersebar di Indonesia. Kegiatan industri tapioka sering menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah padat (LIPIT), limbah cair

(LICIT) dan gas. Untuk itu perlu diupayakan pengendalian pencemaran lingkungan

melalui teknik produksi bersih sebagai strategi manajemen lingkungan yang preventif

dan terintegrasi untuk mencegah dan mengurangi limbah pada proses industti.

Indusm tapioka di daerah Bogor merupakan indusm skala kecil dan belum menerapkan produksi bersih (cIcancrproduEtioon). Hal ini diketahui dari hasil penelitian

yang memperlihatkan terjadinya pencemaran yang b a s a l dari LICIT dan LIPIT

akibat kurang hati-hati dalam proses pembuangan limbah dan tidak adanya

penanganan limbah.

Pemanfaatan kembali LIPIT untuk menangani LICIT merupakan salah satu

penerapan produksi bersih. Onggok digunakan untuk meminimumkan pengaruh

negatif LICIT. Hidrolisis onggok menghasilkan gula yang digunakan sebagai media

tumbuh A&aIrgene~ latus. Mikroba ini dapat menghasilkan bioflokulan pada kegiatan

metabolismenya. Produk bioflokulan digunakan untuk memflokulasi bahan padatan

tersuspensi dalarn LICIT. AIcaLgcnes larw dapat tumbuh dengan baik pada

konsentrasi gula sederhana sebesar 5 g/l clan waktu fermentasi 30 hari.

Perlakuan bioflokulasi dapat menurunkan kekeruhan LICIT sebesar 54%,

(184)

sebesar 41%. Bioflokulasi yang disertai dengan pengenceran mampu menurunkan kekeruhan LICIT hingq 89%, muatan padatan tersuspensi 91%, BODs 62O/0, COD

70% dan kandungan sianida hingga 78%. Akhirnya, bioflokulasi yang disertai dengan pengenceran clan aerasi mampu menurunkan kekeruhan LICIT hingga 93%, muatan padatan tersuspensi 95%, BODs 71%, COD 74% dan kandungan sianida sebesar 35%.

(185)

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DENGAN

TEKNIK BIOFLOKULASI Alcaf@nes lams PADA INDUSTRI TAPIOKA

UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN LINGWNGAN

W L I RETNANI

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(186)

Judul Disertasi : PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DENGAN TEKNIK BIOFLOKULASI Alcaligenes latus PADA INDUSTRI TAPIOKA

UNTUK

MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Yuli Retnani Nomor Mahasiswa : 95542

Program Stu& : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Soeratno Partoatmodio. MSc (Alma Ketua

1

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni. MSc Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdio. MSc Anggota

,/p&@&d/ce

Dr. Ir. Tantan R. Wiradarya. MSc Dr. Ir. A g u n ~ P. Murdanoto. M.&r

Anggota Anggota

2. I<etua Program Studi PSL

-

3. Direktur

-

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni. MSc
(187)

RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah anak bungsu dari empat bersaudara dari Ayahanda Wardoyo

( h a r h u m ) dan Ibunda Sri Sutjirah, dilahirkan pada tan@ 24 Juli 1964 di Mojokerto, Jawa Timur.

Penulis m e n g h t i pendidikan Sekolah Dasar selama 5 tahun dari tahun 1970 sampai dengan tahun 1975 di SDN Widodaren, Surabaya. Pendidikan menengah

pertama dari tahun 1976 sarnpai tahun 1979 dt SMP Negeri IV Surabaya dan

pendidikan menengah atas dari tahun 1979 sampai tahun 1982 di SMA Negeri V

Surabaya.

Pada tahun 1982, penulis diterima sebagai mahasiswi Insatut Pertanian Bogor

melalui undangan proyek Perintis I1 dan lulus sebagai Sarjana Petemakan dari

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada tiilun 1986.

Gelar Magister of Science (SZ) diperoleh pada tahun 1989 di Central Luzon

State University, Filipina bidang studi Animal Science. Sejak September 1995 penulis

mengtkuti program doktoral (S3) pada program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.

Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Petemahn IPB Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak sejak tahun 1990 sampai sebaiang.

(188)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah ke hadirat AUah swt, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya penelitian, penyusunan dan penulisan disertasi ini &pat

diselesaikan.

Disertasi ini disusun untuk membahas potensi, permasalahan dan strategi pengelolaan lingkungan secara preventif dan terpadu dari industri tapioka melalui

penerapan produksi bersih (Clcaner Prorliction) dengan teknik bioflokulasi AIcaligene~ katm untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya,

khususnya kepada Bapak ProE Dr. Soeramo Partoaanodjo MSc (almarhum) selaku

ketua Komisi Pembimbing, yang telah membenkat~ perhatian, bimbingan, b;uk

berupa informasi, diskusi maupun pengarahan dengan sabar dan ikhlas sampai akhir

hayat beliau. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni MS, Bapak Prof. Dr. Ir.

Kooswardhono Mudikdjo MSc., Bapak Dr. Ir. Tantan R. Wiradarya MSc., dan

Bapak Dr. Ir. Agung P. Murdanoto M.Agr. selaku anggota Komisi Pembimbing,

yang telah memberikan perhatian, bimbingan, baik berupa informasi, diskusi

maupun pengarahan dengan sabar dan ikhlas dari perencanaan, pelaksanaan sampai

selesainya penyusunan disertasi hi.

Penghargaan sednggi-dngginya penulis sampaikan kepada Guru Besar Jurusan

Teknologi Indusai Pertanian IPB Bapak Prof. Dr. E. Gumbira Said MA.dev dan

juga kepada Guru Besar Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknik Lingkungan

Universitas Trisakti Bapak Prof. Dr. Wahyudi Wisaksono, selaku penguji dari luar

komisi atas semua saran dan arahannya.

Iiepada Rektor IPB, Direktur Program Pascasarjana IPB, Ketua Program

Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB dan Dekan Fakultas

.

Peternakan IPB penulis menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan
(189)

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Tim Beasiswa W D Direktorat Jenderal Pendidikan Tin& Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

yang telah memberikan biaya pendidikan kepada penulis, juga Yayasan Toyota-Astra

yang telah memberikan. konmbusi dana untuk penelitian.

Terima kasih yang tulus juga penulis sarnpaikan kepada Ir. Nur Kholish

Abdurrazaq, Ir. Prayoga Suryadanna, Ir. Intan Agustina, Ir. Donna Chazniana,

Ir. Makhfudz, Henri dan Bapak Edi Sumanm atas segala bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan sduruh rangkaian penelitian dan penyusunan

disertasi dengan baik dan lancar.

Terima kasih dan penghargaan yang sama, penulis sampaikan kepada para

dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis. Juga kepada Bapak

Dr. Baihaqi H. Ahmad selaku ketua Laboratorium Industri Makanan Ternak, Bapak

Dr. Toto Toharmat selaku Ketua Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak

(INMT) Fakultas Peternakan yang telah memberi kesempatan dan dukungan kepada

penulis dalam menfiuti pendidikan doktod hi. Terima kash tak lupa penulis

sampaikan kepada staf pengajar Jurusan INh4T yang telah memberi dukungan moral

kepada penulis selama menghti pendidikan ini.

Berkat rasa kasih sayang, pengotbanan, kesabaran, keikhlasan serta bantuan

mod-mated suami tercinta Dr. Didik J. Rachbini beserta Eisha, Fim dan Imam,

anak-anak tersayang, pendidikan S3 dan disertasi ini dapat terselesaikan. Oleh

karenanya penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tinsginya. Terima kas~h

dan penghormatan penulis haturkan pula kepada Ayah (dm.) dan Ibu yang selalu

mendorong dan merestui penulis dalarn meraih cita-cita.

Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat ddam upaya mengurangi

pencemaran lingkungan.

(190)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

xiii

DAFTAR GAMBAR

...

xv

DAFTAR LAMPIRAN

...

xvii

I

.

PENDAHULUAN

...

1

1.1 Latar Belakang

...

1

1.2 Identifikasi Masalah

...

2

1.3 Kerangka Pemikiran

...

4

1.4 Tujuan

...

6

1.5 Hipotesis

...

6

I1

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

7

2.1 Proses Produksi Industri Tapioka

...

7

2.2 Lirnbah Industri Tapioka

...

8

2.2.1 Wama

...

13

2.2.2 Kekeruhan

...

14

2.2.3 pH

...

.

.

.

...

14

2.2.4 Muatan Padatan Tersuspensi (MM)

...

14

2.2.5 Kebutuhan Oksigen Biologi (BODS)

...

15

2.2.6 Kebutuhan Oksigen Kimia (COD)

...

17

2.2.7 Kandungan Sianida

...

17

2.3 Produksi Bersih

...

20

2.3.1 Pengertian Umum

...

22

2.3.2 Penerapan Produksi Benih dan Pihak-Pihak yang Terkait

...

23

2.3.3 Minimisasi Limbah

...

25

2.4 Koagulasi dan Flokulasi

...

28

2.5 Bioflokulan Dari Alcahgenes lburs

...

32

2.6 Uji Toksisitas

...

35
(191)

I11

.

METODE PENELITIAN

...

I

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

...

3.2 Tahapan Penelitian

...

3.2.1 Penelitian Tahap Pertama : S m e i Lapangan

...

3.2.2 Penelitian Tahap Kedua

...

3.2.2.1 Pembuamn Gula Sederhana Dari Ampas

Tapioka Sebagai Substrat A&akgenes hzus

...

3.2.2.2 Produksi Biotlokulan

...

3.2.2.3 Pengujian Bioflokulan Pada Liat Kaolin

...

3.2.2.4 Pengujian Bioflokulan Pada Limbah

Cair Tapioka

...

3.2.3 Penelitian Tahap Ketiga : Uji Bioassq Limbah Cair

...

Tapioka Terhadap Ikan Nila (Onmhromi~ nilolm~)

...

3.3 Rancangan Percobaan

...

IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Lapang : Penerapan Produksi Bersih Industri

Tapioka di Daerah Bogor

...

4.1.1 Lokasi

...

4.1.2 Iklim dan Hidrologi

...

4.1.3 Keadaan Indusm Tapioka di Daerah Bogor

...

4.1.4 Pengelompokan Industti Kecil Tapioka di Bogor

...

4.2 Pemanfaatan Limbah Padat (Onggok) Sebagai Media Tumbuh

Mikroorganisme A&a&gcnas ktw

...

4.3 Pengaruh Konsentrasi Gula Sederhana dan Waktu Fermentasi

Terhadap Aktivitas Flokulasi (OD) Biotlokulan

...

4.4 Pengaruh Biotlokulan Terhadap Kekeruhan Limbah Cair

Tapioka

...

4.5 Pen@ Pemberian CaCL Terhadap Kekeruhan

...

Limbah Cak Tapioka

4.6 Pengaruh Pemberian Kombinasi Bioflokulan dan CaC12

...

(192)

4.7 Pengaruh Pemberian Alum Terhadap Kekeruhan

Limbah Cair Tapioka

...

88

4.8 Pengaruh Pemberian CaC12. Bioflokulan dan Alum Terhadap Kekeruhan. BODS. COD clan Kandungan Sianida Limbah Cair Tapioka

...

90

4.9 Pengaruh Pengenceran Limbah Cair Tapioka Terhadap

...

Kekeruhan. MPT. BODS. COD dan Kandungan Sianida 97 4.10 Pengaruh Pengenceran dan Aerasi Limbah Cair Tapioka Terhadap Kekeruhan. hPT. BODS. COD dm Emdungan Sianida

...

104

4.1 1 Uji B i m s g Limbah Cair Tapioka Terhadap Ikan Nila (OnochromFr niI01icu.s)

...

110

5.1 Kesimpulan

...

114

5.2 Saran ... 115

VI

.

D A m A R PUSTAKA

...

116
(193)

1 . Komposisi Ampas Tapioka

...

13

2 . Karakteristik Limbah Cair pada Berbagai Industri Tapioka (Rata.Rata)

...

18

3 . Baku Mutu Lirnbah Industri Tapioka Yang Sudah Beroperasi

...

18

4

.

Gambaran Karakteristtk Usaha Industri Tapioka di Daerah Bogor

...

65

5

.

Distribusi Industri Tapioka Berdasarkan Proses Pengupasan Kulit ... 68

6

.

Distribusi Indusm Tapioka Berdasarkan Proses Pemarutan Singkong ... 71

7

.

Distribusi Industri Tapioka Berdasarkan Proses Pemerasan Pati

...

71

8

.

Distribusi Industri Tapioka Berdasarkan Produk Tapioka. Limbah yang Dihasilkan dan Kegiatan Sanitasi

...

74

9

.

Distribusi Indusni Tapioka Berdasarkan Penghasilan per Bulan

...

74

10

.

Peubah-Peubah Dalam Analisis Gerombol Industri Keca Tapioka di Bogor

...

77

11

.

Rataan Aktivitas Flokulasi (OD) Bioflokulan Pada Konsentrasi Gula Sederhana Cg/l) dan Waktu Fennentasi (Jam)

...

80

1 2

.

Rataan Aktivitas Flokulasi (OD) Bioflokulan Pada Beberapa Waktu Fennentasi (Hani

...

82

13

.

Uji Duncan Pemberian Bioflokulan Terhadap Kekeruhan Limbah Cair Tapioka

...

83

14

.

Uji Duncan Pemberian CaCL 40% Terhadap Kekeruhan Limbah Cair Tapioka

...

85
(194)

16. Rataan Kekeruhan Limbah Cair Tapioka Pada

6 Taraf Volume Alum 5%

(4..

...

89 17. Rataan Kekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Pada

Pemberian 2 ml Bioflokulan, 6 ml CaCh 40% dan 15 ml Alum 5%

...

91 18. Rataan BOD5 (mg/l) Limbah Cair Tapioka Pada

Pemberian 2 ml Bioflokulan, 6 ml CaCh 40% dan 15 ml Alum 5%.

...

93 19. Rataan COD (mg/l) Limbah Cair Tapioka Pada

Pemberian 2 ml Bioflokulan, 6 rnl CaC12 40% dan 15 rnl Alum 5%.

...

94 20. Rataan Kandungan Sianida (mg/l) Lirnbah Cair Tapioka Pada

...

Pemberian 2 ml Bioflokulan, 6 ml CaCl2 40% dan 15 ml Alum 5%.. 96

21. Rataan dan Persentase Penurunan Kekeruhan

0,

MPT, BODS, COD dan Kandungan Sianida (mg/l) Limbah Cair Tapioka

...

Yang Telah Dilakukan Bioflokulasi Pada 4 Taraf Pengenceran.. 98 22. Rataan dan Persentase Penurunan Kekeruhan

(FTU),

MPT, BODS, COD dan Kandungan Sianida (mg/l) Limbah Cair Tapioka

Yang

Telah Dilakukan Bioflokulasi

dan Aerasi Pada 4 Taraf Pengenceran

...

105

23. Konsentrasi Nilai LCw Zat Pencemar Limbah Cair Tapioka

(195)

Halaman

1

.

Skema Pengolahan Tepung Tapioka dan Penanganan Limbahnya

...

5

2

.

Skema Proses Produksi Industri Tapioka

...

10

3 . Skema Cam Minimisasi Limbah Industri Tapioka (Bapedal. 1996)

...

26

4

.

Peta Lokasi Penelitian

...

42

5

.

Bahan dan Alat yang Digunakan Dalam Proses Hidrolisis Onggok : (1) Onggok; ( i Gula Sederhana; (iiii Alat Hidrolisis

...

43

6

.

Proses Hidrolisis Onggok (Juanbaro dan Puigjaner. 1986) ... 45

7 . Akaligenes hfus D a l m Media Agar

(9

dan Bioflokulan (u]

...

46

8 . Alat Jar Test

...

49

10 . Persentase Perusahaan Tapioka yang Melakukan Pemilihan Singkong Terhadap Umur. Jenis dan Keduanya

...

66

1 1

.

Persentase Perusahaan yang Melakukan Pencampunn Bahan Pernbantu

...

67

12

.

Distribusi Indusm Tapioka Badasarkan Sumber Air Pencucian. Persedian Air dan Cara Pemakaian Air

...

68

13

.

Keadaan Industri Tapioka : (i) Ampas (Onggok);

(4

Bak Pengendapan; (iii) Tempat Penampungan Onggok; (iv) Tempat Pengeringan Pati

... 70

(196)

17. Aktivitas Flokulasi (OD) Bioflokulan Terhadap

Waktu Fermentasi (Hani..

...

81 18. Kekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Pada 6 Taraf

Volume Bioflokulan (ml)..

...

84 19. Kekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Pada 6 Taraf

Volume CaCl2 40% (ml)

...

85 20. Kekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Pada 3 Taraf

Volume Bioflokulan (ml)

...

87 21. K e k d a n

0

Limbah Cair Tapioka Pada 3 Taraf

Volume CaC12 40% (ml).

...

88 22. Kekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Pada 6 Taraf

Pemberian Alum 5% (ml)

...

89 23. Kekeruhan

F U )

Limbah Cair Tapioka Pada Pemberk~n

2 ml Bioflokulan, 6 ml CaC12 40% dan 15 ml Alum 5%

...

92 24. BODS (mg/l) L i b a h Cair Tapioka Pada Pemberian

2 ml Bioflokulan, 6 ml CaC12 40% dan 15 ml Alum 5%

...

93 25. COD (mg/l) Limbah Cair Tapioka Pada Pemberian

2 ml Bio flokulan, 6 ml CaC12 40% dan 15 ml Alum 5%

...

95 26. hndungan Sianida (mg/l) Limbah Cair Tapioka Pada Pemberian

2 ml Bioflokulan, 6 ml CaCIz 40% dan 15 ml Alum 5%

...

96 27. Iiekeruhan

0

Limbah Cair Tapioka Yang Telah Dilakukan

Bioflokulasi Pada 4 Taraf Pengenceran..

...

99 28. Muatan Padatan Tersuspensi (mg/l) Limbah Cair Tapioka

...

Yang Telah Dilakukan Bioflokulasi Pada 4 Taraf Pengenceran.. 100 29. BOD5 (mg/l) Limbah Cair Tapioka Yang Telah Dilakukan

.

Bioflokulasi Pada 4 Taraf Pengenceran..

...

101 30. COD (mg/l) Limbah Cair Tapioka Yang Telah Dilakukan
(197)

3 1. Kandungan Sianida (mg/I) Limbah

Cair

Tapioka Yang Telah Dilakukan

,

Bioflokulasi Pada 4 Taraf Pengenceran.

...

103 32. Kekeruhan

0

Limbah

Caix

Tapioka Yang Telah Dilakukan

Bioflokulasi dan Aerasi Pada 3 Taraf Pengenceran..

...

105 33. Padatan Tersuspensi (mg/l) Limbah

Cair

Tapioka Yang Telah Dilakukan

Bioflokulasi dan Aerasi Pada 3 Taraf Pengenceran.. ... 106 34. BOD5 (mg/l) Limbah

Cair

Tapioka Yang Telah Dilakukan

Bioflokulasi dan A e m i Pada 3 Taraf Pengenceran.. ... 107 35.

C O D

(mg/l) Limbah

Cair

Tapioka Yang Telah Dilakukan

Bioflokulasi dan Aerasi Pada 3 Taraf Pengenceran.. ... 108 36. b d u n g a n Sianida (mg/l) L i b a h

Cair

Tapioka Yang Telal~

Dilakukan Bioflokdasi dan Aerasi Pada 3 Taraf Pengencem.. ... 109 37. Gratik ~onsentrasi Nilai

LCw

Zat Pencemar Limbah Cair Tapioka
(198)

Halaman 1

.

Kuesioner Industri Tapioka

...

124

. .

2

.

Hasil Kusioner Survei

...

130 3

.

Prosedur Pmentuan Kadar Gula (Mdler. 1954)

...

136

4 . Hasil Penelitian Penentuan Kadar Gula Sederhana

...

137

5 . Hasil Analisis Pengaruh Konsentrasi Gula Sederhana dan Lama Waktu

Ferrnentasi Terhadap Aktivitas Flokulasi (OD)

...

138

6

.

Hasil Analisis Pengaruh Bioflokulan Terhadap Kekeruhan

...

139

7

.

Hasil Analisis Pengaruh Pemberian CaClz Terhadap Kekeruhan

...

140

8

.

Hasil Analisis Pengaruh Pemberian CaC12 dan Bioflokulan

Terhadap Kekeruhan

...

141

9

.

Hasil Penelitian Pemberian Alum

...

142

10

.

Hasil Analisis Pengaruh CaClz

.

Bioflokulan dan Alum

TerhadapKekeruhan

...

143

1 1

.

Hasil Analisis Pengaruh CaClz

.

Bioflokulan dan Alum

Terhadap Muatan Padatan Tersuspensi

...

143

12

.

Prosedur Analisis BODS

...

144

13

.

Hasil Analisis Pengaruh CaClz. Bioflokulan dan Alum

Terhadap BODS

...

146

14 . Prosedur Analisis Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)

...

147 15

.

Hasil Analisis Pengaruh CaClz. Bioflokulan dan Alum

Terhadap COD

...

148

16

.

Prosedur Analisis Sianida

...

148

.

17

.

Hasil Analisis Pengaruh CaClz. Bioflokulan dan Alum
(199)

18. Hasil Analisis Ragam Pen@ Pengenceran Limbah Cair

...

TapiokaTerhadapKekeruhan 151

29. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran Limbah Cair

Tapioka Terhadap Padatan Tersuspensi..

...

152 20. Hasd Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran Lirnbah Cair

Tapioka Terhadap BODS..

...

152

21. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran Limbah Cair

Tapioka Terhadap COD..

...

152 22. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran Limbah Cair

Tapioka Terhadap Kandungan Sianida..

...

1 52 23. Hasil Analisis Ragam Penganth Pengenceran dan Aerasi

Limbah Cair Tapioka Terhadap Kekeruhan..

...

153 24. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran dan Aerasi

Limbah Cair Tapioka Terhadap Muatan Padatan Tersuspensi..

...

153 25. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran dan Aerasi

Limbah Cair Tapioka Terhadap BODS..

...

153 26. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran dan Aerasi

Lirnbah Cair Tapioka Terhadap COD..

...

154 27. Hasil Analisis Ragam Pengaruh Pengenceran dan Aerasi
(200)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indusm tapioka merupakan salah satu jenis industri hasil pertanka

(agrmndustty) yang cukup banyak tersebar di Indonesia. Indusm tapioka di Pulau Jawa merupakan penghasil tapioka tertinggi yaitu sebesar 6 939 931 ton dari

keseluruhan produksi tapioka Indonesia yang mencapai 11 280 251 ton

(Biro Pusat Statisdk, 1993).

Kondisi industri tapioka yang ada saat ini sering menimbulkan masalah

lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan indusm tersebut, sehingga sudah

selayaknya diperhatikan d m dikendalikan. Jika tidak ditangani secara seksama limbah tapioka yang terdiri dari limbah padat, limbah cair dan gas, berpotensi besar mencemari lingkungan. Apalagi sebagian besar indusm tapioka berlokasi dekat

pemukiman yang padat penduduk dan di tepi sungai, sehingga sering terdengar

keluhan dan kritikan dari masyarakat sekitar areal pabrik yang apabila tidak ditanggapi secara serius dapat menimbulkan kerusakan yang tidak diinginkan.

Dampak lingkungan yang terjadi akibat kegiatan indusm tapioka yang tumbuh

makin cepat perlu dikendalikan. Upaya-upaya nyata sebagai pelaksanaan prinsip

pengembangan industri yang berkelanjutan clan bemawasan lingkungan hams

diperhatikan dalam melakukan kegiatan industri. Pengendalian tersebut sudah hams

Gambar

Gambar 1. Skerna Pengolahan Tepung Tapioka dan Penanganan Limbahnya.
Gambar 2. Skema Proses Produksi Indusm Tapioka (Bapedal, 1996).
Tabel 2. Karakteristik Limbah Cair pada Berba+ Industri Tapioka
Gambar - 3. Skema Cara Minimisasi Limbah Indusm Tapioka (Bapedal, 1996).
+7

Referensi

Dokumen terkait

By including the available emergy for use in the category of Non-Financial Assets, while natural resources and energy used to produce emergy into the

[r]

Dari program ini, dapat diketahui informasi seperti, status pada link dan device , waktu selama dalam keadaan up , jumlah data yang masuk dan keluar, IP Address, Subnet Mask,

dipotong bagian epididimis dan bagian distal vas deferens dimasukkan cauda epididimis ke dalam cawan arloji yang berisi NaCl 0,9 %. dipotong dengan pisau silet diambil dengan

Berdasarkan Permendikbub No 10 Tahun 2020 tentang Program Indonesia Pintar, PIP diperuntukkan bagi mahasiswa yang diterima di Perguruan Tinggi termasuk

Sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi yang diemban oleh BPTPM menjadi unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Serang yang merupakan unsur pendukung tugas Walikota yang

Pengembangan Bromo- Tengger- Semeru Penyiapan Objek Wisata Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Pembangunan Fasilitas Umum dalam Kawasan Penyediaan BBM dan

Saat ini komputer tidak hanya digunakan sebagai pengganti mesin ketik atau alat perhitungan biasa, namun lebih dari sekedar itu, komputer digunakan penyimpanan data. Salah