• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adaptasi Interaksi Komunitas Tiger Kaskus (Studi Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus di Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adaptasi Interaksi Komunitas Tiger Kaskus (Studi Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus di Kota Bandung)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ADAPTASI INTERAKSI KOMUNITAS TIGER KASKUS

(Studi Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung)

Skripsi

Diajukan Untuk Menempuh Program Strata Satu Pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

BAYU SATRIA GUMILAR

41809038

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

vii

SURAT PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

(5)

viii

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.4.2.1 Untuk Peneliti ... 9

1.4.2.2 Untuk Lembaga Akademik ... 10

1.4.2.3 Untuk Masyarakat ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

2.1 Tinjauan Terdahulu ... 11

2.2 Tinjauan Pustaka ... 13

2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 13

2.2.1 1 Definisi Komunikasi ... 14

2.2.1.2 Bentuk Komunikasi ... 15

2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok ... 19

2.2.2.1 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi ... 20

(6)

ix

2.3 Kerangka Pemikiran ... 31

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31

2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 34

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Sejarah Honda Tiger ... 40

3.2 Sejarah Kaskus ... 41

3.3 Sejarah Komunitas Tiger Kaskus ... 43

3.4 Logo dan Arti Logo Tiger Kaskus ... 46

3.5 Tujuan Komunitas Tiger Kaskus ... 48

3.6 Metode Penelitian... 48

3.6.1 Desain Penelitian ... 49

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.6.2.1 Studi Pustaka ... 49

(7)

x

3.6.3 Teknik Penentuan Informan ... 52

3.6.3.1 Subjek Penelitian ... 52

3.6.4 Teknik Analisis Data ... 54

3.6.4.1 Uji Keabsahan Data ... 56

3.6.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 59

3.6.5.1 Lokasi Penelitian ... 59

3.6.5.2 Waktu Penelitian ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Deskripsi Identitas Informan ... 61

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 66

4.2.1 Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya ... 67

4.2.2 Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 73

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

(8)

xi

5.1 Simpulan ... 90

5.1.1 Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 90

5.1.2 Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 91

5.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(9)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan ... 49

Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 55

(10)

xiii

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 35

Gambar 3.1 Logo Tiger Kaskus ... 41

Gambar 3.2 Komponen Dalam Analisa Data ... 50

Gambar 4.1 Ariayanto Oktoriandi ( Ari Galau ) ... 63

Gambar 4.2 Heru Prabowo ( Kang Heru ) ... 64

Gambar 4.3 Ahmad Sopian ( Pian ) ... 65

Gambar 4.4 Berkumpul Bersama ... 68

Gambar 4.5 Model Adaptasi Interaksi ... 80

(11)

v

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala

rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan kekuatan, dan perlindungan yang tiada

hentinya selama menyusun skripsi ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini

sebagai bukti pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian ini.

Judul skripsi ini yakni “Adaptasi Interaksi Komunitas Tiger Kaskus ( Studi

Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung )”. Skripsi ini diajukan sebagai bukti bahwasannya penulis telah menjalankan

penelitian untuk menyelesaikan skripsi. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan arahan dari para pemimbing penulis juga bantuan kontribusi dari berbagai

pihak yang telah membantu penulis untuk penyusunan skripsi ini. Maka dari itu, penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku Dekan FISIP Universitas

Komputer Indonesia Bandung.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M. Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

dan Public Relations Unikom Bandung.

3. Ibu Melly Maulin P., S. Sos., M. Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

(12)

vi

5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public

Relations Unikom Bandung.

6. Untuk semua rekan Komunitas Tiger Kaskus yang senantiasa memberikan

informasi dan membantu melancarkan jalannya penelitian ini.

7. Orang Tua Penulis, Ibu Mia Hermaya dan Bapak Ujang Subandar yang selalu

sabar memberi dorongan semangat dan materi yang tak ada hentinya kepada

penulis. Sehingga penulis dapat melancarkan tugasnya. Terima kasih.

8. Untuk teman – teman seperjuangan yang sekian lama mengarungi keilmuan

konsentrasi Jurnalistik di lingkungan program studi Ilmu Komunikasi Unikom

Bandung yang penulis banggakan, Arisa Sugiri, Maorachmansyah, Dony Indra,

Devina, Rizky Cahya dan semua kawan – kawan yang tak bisa penulis sebutkan

satu persatu.

Akhir kata semoga laporan usulan penelitian ini bisa diterima dengan sebaik –

baiknya dan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan bagi akademisi

maupun masyarakat luas nantinya.

April, 2013

(13)

93

DAFTAR PUSTAKA

A. Daftar Buku

Arifin Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. Bandung:

Armico

Ardianto, Elvinaro & Q-Anees, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo

Persada

---. 2009. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books

Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Edisi Ke Lima. Jakarta :

Karisma Publishing Group

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:

Rosdakarya

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti

---. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:

(14)

PT. Remaja Rosdakarya.

Fisher, B.Aubrey. 1986. Teori-Teori Komunikasi. Bandung : Remadja Karya CV

Little Jhon, Stephen W. Karen A. Foss. 2009. Theories of Human

Communication. Jakarta : Salemba Humanika.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

M.A, Morissan, Psikologi Komunikasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

---. 2007. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

---. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya

Rachmiatie, Atie. 2007. Radio Komunitas : Eskalasi Demokratisasi Komunikasi.

Bandung : Simbiosa Rekatama

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi .

(15)

95

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.

Bandung: ALFABETA

Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta : PT. Obor Indonesia.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta

(16)

Indonesia. UNIKOM

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini banyak pengendara motor yang tidak hanya menggunakan

kendaraannya untuk sekadar berkerja atau alat transportasi saja. Tetapi

sekarang sudah banyak yang menjadikan motor sebagai ajang penyaluran hobi

dan bakat. Dengan begitu banyaknya merek motor dan juga bentuk serta

model yang beragam. Motor Honda Tiger sendiri memiliki keunggulan dari

motor-motor yang lain. Motor Honda Tiger memiliki badan yang cukup besar

untuk disebut sebagai motor sport. Dan juga motor tersebut banyak diminati

oleh berbagai kalangan, karena motor Honda Tiger sendiri termasuk motor

yang irit bahan bakar dan tenaga yang cukup tinggi.

Komunitas Tiger Kaskus berawal dari keinginan orang - orang yang

sering berinteraksi di sebuah thread bernama: Serba - serbi honda tiger (All

variant) di kaskus.co.id untuk lebih akrab. Thread ini dibuat oleh seseorang

dengan id kaskus Thompels, pada tanggal 21 Mei 2008. Thread ini berada di

forum otomotif, sub forum kendaraan roda dua di kaskus.co.id

Pada pertengahan Februari 2010 dilakukan kopi darat atau pertemuan

(18)

Mereka yang hadir di sana kemudian sepakat untuk membuat sebuah

komunitas bagi mereka yang kerap berinteraksi di thread tersebut.

Sebelum komunitas ini terbentuk, para penggemar motor Honda Tiger

ini sempat berunding dan mempertimbangkan alasan mengapa mereka

membentuk komunitas tiger kaskus. Beberapa pertimbangan mengapa orang -

orang ini sepakat membentuk komunitas adalah:

1. Mempunyai wadah berkumpul yang sekaligus dapat dijadikan sebagai

identitas bagi mereka.

2. Memperat tali persaudaraan tanpa harus dibebankan oleh aturan -

aturan atau kewajiban - kewajiban mengikat selayaknya sebuah klub

motor.

Dengan berlandaskan maksud dan tujuan yang sama, Komunitas Tiger

Kaskus ini terbentuk. Peneliti mengambil objek penelitian Komunitas Tiger

Kaskus karena di dalam Komunitas Tiger Kaskus terdapat interaksi sosial

untuk mengenal anggota satu dengan yang lainnya. Juga untuk mengetahui

bagaimana proses adaptasi yang terjadi dan dilakukan oleh anggota

Komunitas Tiger Kaskus dalam melakukan penyesuaian dirinya agar bisa

masuk ke dalam lingkungan komunitas tersebut. Komunitas Tiger Kaskus

juga memiliki program yang positif, selain hanya berkumpul dan bertukar

(19)

3

panti asuhan, dan juga sahur on the road ke panti asuhan. Kegiatan selain

bakti sosial yaitu Komunitas Tiger Kaskus juga sering mengadakan Touring

ke berbagai tempat. Serta tidak melupakan keamanan anggotanya, anggota

yang ikut Touring diharuskan untuk memakai safety seperti body protector

dan yang lainnya.

Komunitas yaitu suatu kelompok sosial dari beberapa organism yang

memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas terdapat individu yang

mempunyai maksud, kepentingan, kepercayaan, kebutuhan yang serupa.

Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen: 1.

Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat. Sebuah komunitas

dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu

yang sama secara geografis. 2. Berdasarkan Minat. 3. Berdasarkan Komuni

Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.

Setiap orang apabila menemukan lingkungan yang baru pasti akan

beradaptasi dan menyesuaikan dirinya dalam lingkungan tersebut. Dengan

contoh lingkungan tersebut adalah komunitas. Secara tidak langsung orang

tersebut akan melakukan pendekatan kepada semua anggota komunitas

dengan cara berinteraksi dengan anggotanya. Untuk mendapatkan perhatian

(20)

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah terlepas dari

komunikasi. Entah dimanapun itu, manusia pasti akan berkomunikasi dengan

siapa saja untuk mendapatkan informasi yang ia perlukan. Komunikasi juga

dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, dan komunikasi dapat dilakukan

baik secara tradisional maupun modern, dengan alat-alat yang canggih

maupun alat yang sederhana. Tujuan komunikasi itu sendiri agar komunikasi

yang kita sampaikan dapat tercapai secara umum, dan menyerapkan

pengertian, gagasan dan tindakan dari orang lain.

Di dunia ini terdapat berbagai macam tempat dan situasi yang berbeda,

dengan tempat dan situasi yang berbeda tersebut, manusia harus dapat

beradaptasi dengan tempat dan situasi tersebut agar bisa diterima di

lingkungan sekitarnya. Manusia dalam hidupnya terus menerus berkembang

dan melangsungkan hidup dimanapun itu. Dengan menghadapi hal yang terus

menerus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Maka dari itu

manusia memerlukan adaptasi untuk penyesuaian dirinya.

Adaptasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Karena dalam

adaptasi memerlukan cara berkomunikasi yang baik, agar nantinya

menghasilkan timbal balik yang baik pula. Adaptasi adalah penyesuaian diri

individu terhadap lingkungan yang dihadapinya. Menyesuaikan diri di

lingkungan yang baru bukanlah hal mudah, karena dalam lingkungan baru

(21)

5

dalamnya. Dalam proses adaptasi, terdapat komunikasi yang dinamakan

konvergensi dan divergensi. Konvergensi lebih kepada menerima dan meniru

perilaku komunikasi dari lawan bicara, sedangkan divergensi lebih kepada

mempertahankan dan menjaga jarak komunikasi.

Interaksi ialah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dalam

interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi

pasangannya. Interaksi juga adalah hubungan timbal balik yang saling

mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi didalamnya, pelakunya lebih dari satu,

yaitu individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok

dan yang lainnya. Interaksi sosial juga terjadi karena didorong oleh sejumlah

faktor, baik yang ada pada diri seseorang maupun ada pada orang lain atau

pada lingkungan sekitar. Seperti faktor dari dalam diri seseorang maupun

dorongan kodrati sebagai mahluk sosial.

Dalam interaksi terdapat teori adaptasi interaksi yang dikemukakan

oleh Burgoon. Didalam penelitiannya, Burgoon menemukan bahwa komunikator memiliki semacam ‘sinkroni interaksi’ yaitu pola saling

bergantian yang terkoordinasi. Dan juga terdapat dua pola dalam interaksi.

Pola resiprokal dan pola kompensasi.

Pola resiprokal masih sama dengan konvergensi komunikasi, yaitu

(22)

respon dari lawan bicaranya, dan lawan bicara pun bisa sampai menirukan

gaya bicara si komunikator ataupun sebaliknya. Karena adanya ketertarikan

komunikasi di antara keduanya.

Sedangkan pola kompensasi lebih kepada penghindaran terhadap

komunikasi yang diberikan. Pola kompensasi masih sama dengan divergensi

komunikasi, pada komunikasi ini komunikator tidak meniru komunikan.

Bahkan cenderung menghindari dan lebih mempertahankan apa yang ia

punya. Misalnya seperti mempertahankan cara khas ia berbicara atau cara ia

berkomunikasi.

Pada kehidupan sehari-hari, pengaplikasian interaksi dengan pola

resiprokal dan pola kompensasi sangat sering dilakukan. Pola resiprokal

masih sama seperti komunikasi konvergensi. Komunikan menerima pesan

komunikator, contohnya seperti komunikator melambaikan tangan dan

komunikan memberi timbal balik dengan melambaikan tangan juga. Berbeda

dengan pola kompensasi, komunikator melambaikan tangan kepada

komunikan, tetapi komunikan enggan untuk membalasnya.

Menurut Burgoon, ‘posisi interaksi’ yaitu tempat atau titik awal

dimana individu memulai komunikasinya. dalam adaptasi interaksi terdapat

pula tiga faktor yang menentukan posisi interaksi. Yang dinamakan RED,

(23)

7

(keinginan). Ketiga faktor tersebut mendukung adanya adanya proses adaptasi

interaksi. (Morrisan, 2000 : 120)

Interaksi digunakan dimanapun oleh siapa saja untuk melakukan

adaptasi dan pendekatan di lingkungan tertentu. Maupun itu di sekolah,

kampus, dan di kalangan komunitas. Setiap orang memiliki sifat dan karakter

yang berbeda-beda, dan itu sudah mutlak. Pada saat-saat tertentu, setiap orang

harus mampu menyesuaikan diri di lingkungannya. Sama halnya pada

komunitas, didalam komunitas pasti terdiri dari berbagai macam anggota yang

mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda satu sama lainnya. Di

komunitas tertentu ada yang memiliki perbedaan ras, suku, dan agama. disini

adaptasi diperlukan agar interaksi dengan sesama anggota terjalin dengan baik

dan lancar.

Maka dari itu, peneliti memilih Komunitas Tiger Kaskus untuk

diangkat menjadi penelitian. Karena dalam Komunitas Tiger Kaskus terdapat

anggota yang memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda, namun

mempunyai satu maksud, tujuan, dan hobi yang sama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti membagi

rumusan masalah menjadi dua bagian, yaitu rumusan masalah makro dan

(24)

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Bagaimana Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di

Kota Bandung ?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

1. Bagaimana Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota

Bandung ?

2. Bagaimana Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota

Bandung ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan Tujuan yang penelitian yang peneliti lakukan di lapangan

adalah sebagai berikut :

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk

mennganalisa, menjawab, menjelaskan dan mendeskripsikan tentang Adaptasi

Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung (Studi

Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di

(25)

9

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus

Di Kota Bandung.

2. Untuk Mengetahui Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger

Kaskus Di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mengembangkan ilmu komunikasi dan

dapat memberikan masukan, juga untuk memperdalam pengetahuan dan juga

teori yang berhubungan dengan ilmu komunikasi secara umum. dan hasil

penelitian ini dapat berguna dan memberikan wawasan lebih untuk

masyarakat dan pengetahuan yang baru untuk penulis.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Untuk Peneliti

Sebagai wawasan, pengalaman, pengetahuan dan pembelajaran

bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori komunikasi yang dimiliki

guna untuk menganalisis fakta, peristiwa, dan gejala yang terjadi yang

(26)

1.4.2.2 Untuk Lembaga Akademik

Penelitian ini berguna untuk mahasiswa dan mahasiswi

Universitas Komputer Indonesia secara umum, Program Ilmu

komunikasi sebagai literature atau untuk sumber tambahan bagi

peneliti lainnya dengan kajian yang sama.

1.4.2.3 Untuk Masyarakat

Penelitian ini diharapkan berguna untuk masyarakat banyak

dan dapat memberikan sumbangan pikiran serta pengetahuan untuk

masyarakat dan juga untuk Anggota Komunitas Tiger Kaskus di kota

(27)
(28)
(29)

13

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dan

digunakan oleh manusia untuk bertukar pesan. Pertukaran pesan akan terus

menerus dilakukan oleh manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang

memerlukan hubungan dengan orang lain. Karena manusia adalah makhluk

sosial yang tidak akan luput dari komunikasi dan tidak akan bisa hidup tanpa

bantuang orang lain.

Komunikasi pada umumnya digunakan untuk bertukar pendapat antar

individu satu dengan yang lainnya. Sehingga komunikasi tersebut melengkapi

kebutuhan yang diperlukan oleh komunikator dan komunikan sebagai proses

pertukaran pesan yang dilakukan. Selain berkomunikasi dengan antar

individu, komunikasi pun dapat diartikan sebagai hubunngan kontak antar dan

antara manusia baik individu ataupun kelompok.

Menurut Edward Depari yang dikutip oleh H.A.W. Widjaja dalam

buku komunikasi dan publisistik menyebutkan bahwa :

(30)

Umumnya, manusia akan terus mengembangkan pemikirannya dengan

berkomunikasi antara individu satu dengan yang lainnya, dan untuk

mendapatkan sebuah informasi yang mereka inginkan. juga untuk

menyampaikan gagasan yang dianggap penting untuk setiap individu. Dengan

itu manusia tidak akan terlepas dari komunikasi, karena komunikasi adalah

sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia.

2.2.1.1 Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) di dalam buku Deddy

Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata:

common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga

secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan

proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator

dengan komunikan.

Definisi komunikasi menurut Berelson dan Stainer (1964) yang

dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat yaitu komunikasi adalah :

“Penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan symbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain”(Jalaluddin Rakhmat, 1986:10)

Peneliti dari berbagai pelosok dunia mendefinisikan arti dari

(31)

15

komunikasi tersebut dengan unsur-unsur tertentu yang berkaitan

dengan komunikasi itu sendiri.

Menurut Carl I Hovland, Ilmu Komunikasi adalah “Upaya

yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”

(Effendy, 2005:10).

Lain halnya dengan definisi komunikasi yang diberikan

oleh Onong Uchjana Effendy, menurutnya komunikasi yaitu:

“Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya.” (Effendy, 1993:28)

Dari berbagai definisi yang tertera diatas dapat menghasilkan

sebuah kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan

yang dapat menimbulkan persamaan makna dan juga proses

menyamakan pikiran, gagasan dan juga tentang penggunaan simbol

dalam berkomunikasi antar individu untuk menyalurkan informasi

kepada lawan bicara.

2.2.1.2 Bentuk Komunikasi

Terdapat beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan

(32)

komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah

peserta paling banyak. Di dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu

Pengantar yang ditulis oleh Deddy Mulyana, yang diuraikan sebagai

berikut :

1. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi intrapribadi ini adalah komunikasi dengan diri

sendiri. Dan komunikasi ini inheren dengan dua orang, tiga orang

dan seterusnya. Karena biasanya sebelum berkomunikasi dengan

orang lain, kita berkomunikasi dulu dengan diri sendiri. Hanya saja

kita tidak menyadari bahwa komunikasi tersebut telah

berlangsung.

2. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi Antarpribadi berbeda dengan Intrapribadi,

Komunikasi Antarpribadi berlangsung dengan tatap muka,

biasanya dilakukan oleh dua orang. Komunikasi ini bersifat

langsung dan melakukan kontak fisik. Sebagai komunikasi yang

paling lengkap dan sempurna, komunikasi antarpribadi berperan

penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai

emosi. Komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih

(33)

17

3. Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan

bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka

sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam hal ini dapat

dicontohkan seperti keluarga, kelompok diskusi, kelompok

pemecahan masalah, dan lain sebagainya. Dengan demikian,

Komunikasi intrapribadi adalah landasan komunikasi antar

komunikasi kelompok, dan biasanya merujuk pada komunikasi

yang dilakukan oleh kelompok kecil.

4. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang

pembicara dengan sejumlah besar orang, Ciri-ciri komunikasi

publik yaitu terjadi ditempat umum (public), misalnya di pasar,

tempat ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri banyak orang

atau merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan.

Misalnya terjadi rapat pada suatu perusahaan. Komunikasi publik

sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan

(34)

5. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat

formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan

yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi

formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni

komunika si vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan

komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan

komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi,

seperti komunikasi antar sejawat.

6. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan

media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola suatu

lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan

heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara

cepat, serentak, dan selintas (khusus media elektronik). (Mulyana,

(35)

19

2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok merupakan salah satu bentuk komunikasi yang

terjadi di dalam sebuah kelompok. Dalam komunikasi kelompok, kita bisa

memecahkan berbagai masalah dalam kelompok. Karena dengan adanya

komunikasi kelompok, sebuah kelompok akan berjalan dengan baik. Oleh

karena itu komunikasi kelompok sangat penting, terutama untuk

mempengaruhi anggota kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal

satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok

tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tempat berdiskusi, dan lain

sebagainya yang terdiri dari banyak orang. Dalam komunikasi kelompok, juga

melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi

antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Michael Burgoon yang dikutip oleh Wiryanto mendefinisikan

komunikasi kelompok sebagai:

(36)

Dengan pengertian diatas bisa dilihat bahwa komunikasi kelompok

berguna untuk memecahkan masalah maupun itu di keluarga, komunitas, atau

tempat lainnya yang anggotanya memiliki karakteristik yang hampir sama

atau mempunyai ciri khas yang sama.

2.2.2.1 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology

yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti

jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi dapat juga

diartikan sebagal ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Davis dan Wasserman menyebutkan bahwa, Komunikasi

sangat esential untuk pertumbuhan kepribadian manusia, ahli-ahli

ilmu sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya

komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. (Rakhmat,

2001:2)

Psikologi komunikasi merupakan bagian dari psikologi sosial.

Karena komunikasi adalah peristiwa sosial atau peristiwa yang

terjadi ketika kita berinteraksi dengan manusia lainnya. Psikologi

memandang bahwa komunikasi ini selain sebagai suatu usaha

pertukaran simbol-simbol atau lambang-lambang baik itu verbal

(37)

21

penyampaian pesan atau stimuli dari alat-alat indera yang akan

dilanjutkan ke otak. Peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi,

pada proses saling pengaruh diantara berbagai didalam diri organisme

dan diantara organisme.

Psikologi memandang komunikasi bukan hanya sebagai proses

yang mempunyai makna yang luas, yang meliputi segala penyampaian

energi. Psikologi juga mempelajari komponen komunikasi, bahkan

psikologi juga memandang lambang-lambang pada proses komunikasi.

Sangat jelas kaitannya antara psikologi dengan komunikasi. Oleh

karena itu, psikologi komunikasi ialah :

Ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. peristiwa mental adalah apa yang disebut internal mediation of stimuli, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Peristiwa Behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi. (Rakhmat, 2001:9)

Psikologi komunikasi dapat menafsirkan bahwa simbol-simbol

yang dipakai untuk berkomunikasi mempunyai makna tertentu dan

juga dapat mempengaruhi komunikan untuk terbawa dalam

(38)

2.2.2.2 Tinjauan Tentang Akomodasi Komunikasi

Akomodasi komunikasi adalah komunikasi yang dapat

memiliki peran penting, karena dapat memperkuat identitas sosial dan

penyatuan. Namun dapat juga menjadi sebaliknya, dapat menjadi alat

untuk memperkuat perbedaan dan pemisahan.

Dalam akomodasi komunikasi terdapat 3 jenis komunikasi

yaitu :

1. Konvergensi Komunikasi

Konvergensi dalam sebuah komunikasi mempunyai ciri khas

tersendiri yaitu memiliki bahasa atau system non verbal yang

sama. Konvergensi dapat didefinisikan sebagai “a strategy where

by individuals adapt to each other’s communicative behaviors”.

Yaitu suatu strategi di mana individu menyesuaikan diri dengan

kecepatan bicara, jeda bicara, senyuman, pandangan mata, perilaku

verbal dan non verbal.

Selain berdasarkan persepsi terhadap lawan bicara,

konvergensi juga terjadi berdasarkan daya tarik individu. Biasanya

ketika individu tertarik kepada individu lainnya, maka akan terjadi

(39)

23

Dalam hal ini, konvergensi berperan penting untuk

menghubungkan komunikator dengan komunikan agar terjadi

adaptasi interaksi yang seimbang, dikarenakan adanya kesamaan

persepsi diantara keduanya.

2. Divergensi Komunikasi

Divergensi adalah proses disosiasi (dissociation) atau

pemisahan satu individu terhadap individu yang lainnya.

Divergensi ini berbanding terbalik dengan konvergensi. Karena

divergensi tidak melakukan persamaan dengan individu lainnya.

Melainkan divergensi ini menghindari persamaan tersebut.

Hal yang harus diketahui tentang divergensi ini adalah jangan

dipahami sebagai upaya untuk tidak memberikan tanggapan

kepada lawan bicara. Divergensi ini hanya saja memisahkan diri

mereka dari lawan bicara dan juga percakapan yang dilakukan.

Divergensi sering terjadi dalam percakapan apabila terdapat

perbedaan peran, sama halnya dengan guru yang berbicara dengan

muridnya, dokter dengan pasennya, orang tua dengan anaknya,

orang kaya dengan pengemis.

Pada akhirnya, divergensi timbul bisa karena individu

(40)

ataupun berasal dari kelompok yang tidak diinginkan oleh individu

tersebut.

3. Akomodasi Berlebihan

Akomodasi berlebihan atau overaccomodation dapat diartikan

sebagai label atau tanda untuk seseorang yang memperlakukan

lawan bicaranya secara berlebihan. Dengan kata lain akomodasi

berlebihan bisa juga disebut sebagai upaya untuk melebih-lebihkan

dalam mengatur, memodifikasi, atau memberikan tanggapan

kepada orang lain. Yang pada akhirnya terjadi kesalah pahaman

dan ketidak nyamanan yang diterima oleh lawan bicara.

2.2.2.2 Tinjauan Tentang Adaptasi Interaksi

Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap

lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai

dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan

sesuai dengan keinginan pribadi

Menurut Suparlan (Suparlan, 1993:20) adaptasi itu sendiri pada

hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar

untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut

(41)

25

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan

minum untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuhnya agar

tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh

dengan organ-organ tubuh lainya).

2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang

yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk

dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan,

dapat belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat

mempertahankan diri dari serangan musuh).

Ketika melakukan percakapan, individu kerap berperilaku

sama yaitu adanya upaya untuk saling meniru atau konvergensi dalam suatu ‘pola resiprokal’ (reciprocal pattern). Pada waktu lain, individu

menjauhi lawan bicara atau divergensi dalam suatu pola yang disebut ‘pola kompensasi’ (compensation pattern). Dilihat dari teori adaptasi

interaksi, perilaku individu yang mempengaruhi dan dipengaruhi

perilaku orang lain akan menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur.

Dalam melakukan adaptasi, diperlukan sebuah komunikasi

untuk proses pendekatan yang dilakukan individu. Dalam proses

(42)

komunikasi. Yaitu pola resiprokal dan pola kompensasi yang

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pola resiprokal

Pola resiprokal ini memiliki arti yang sama dengan

konvergensi komunikasi. Didalamnya terdapat komunikasi yang

bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan

bicaranya. Apabila komunikator dan komunikan sudah memiliki

rasa nyaman dalam percakapannya. Maka komunikator ataupun

komunikan dengan otomatis akan mengikuti gerak atau cara bicara

lawan bicaranya. Yang mendorong ketertarikan terjadinya

komunikasi tersebut karena adanya kesamaan percayaan,

kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.

Menurut Giles and Smith (1979) dikutip dari buku Morrisan,

M.A, menyatakan bahwa sejumlah faktor lainnya memengaruhi

ketertarikan kita kepada orang seperti kemungkinan interaksi di

masa depan dengan lawan bicara, kemampuan individu dalam

(43)

27

2. Pola Kompensasi

Pola kompensasi sama halnya dengan divergensi komunikasi,

yaitu komunikasi yang cenderung menjaga jarak dengan lawan

bicaranya. Dalam pola kompensasi ini tidak bisa kita pahami

sebagai khalayak tidak memberikan tanggapan kepada lawan

bicaranya. Komunikasi ini tidak sama dengan tidak memberikan

perhatian. Hanya saja dalam komunikasi ini individu lebih

memilih untuk memisahkan diri atau menjaga jarak dengan

individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan

kekuasaan dan peran dalam percakapan.

Di dalam hal ini Street (1991) dalam buku Morissan

menyebutkan bahwa:

“Interactants having greater status may speak for longer periods, initiate most of the conversational topics, speak more slowly, and maintain a more relaxed body posture than does the less powerful”

“Pembicara dengan status yang lebih tinggi akan berbicara lebih lama, berinisiatif memulai sebagian besar topic pembicaraan, berbicara secara lebih lambat, dan menunjukkan postur tubuh yang lebih santai dibandingkan dengan mereka yang kurang berkuasa”(Morissan, M.A, 2010 : 117)

Akomodasi pada dasarnya menjadi suatu proses adaptasi yang

(44)

dikemukakan Jude Burgoon dalam teorinya yang dinamakan ‘teori

adaptasi interaksi’.

Menurut Burgoon dalam buku Morrisan, M.A menyebutkan

bahwa ketika anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, Anda

memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi yang disebut Burgoon sebagai ‘posisi interaksi’ yaitu dimana titik awal Anda akan

memulai komunikasi. (Morrisan, M.A, 2010:120)

Burgoon menyatakan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh 3

faktor yang dinamakan RED yang merupakan singkatan dari

requirements (kebutuhan), expectation (harapan) dan desires

(keinginan).

1. Requirements (Kebutuhan)

Segala hal yang diperlukan dalam interaksi. Kebutuhan dalam

fokus ini adalah kebutuhan yang bersifat biologis. Seperti meminta

makan, atau kebutuhan untuk berteman.

2. Expectation (Harapan)

Pola-pola yang diperkirakan akan terjadi. Jika individu tidak

terlalu mengenal seseorang, maka individu tersebut akan

(45)

29

3. Desires (Keinginan)

Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik

perhatian. Apa yang ingin individu capai, individu tersebut percaya

bahwa apa yang ingin dicapai akan terjadi.

2.2.3 Tinjauan Tentang Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata

dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Arti

Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang

berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, tujuan, kebutuhan, risiko dan lain-lain yang bersifat

serupa.

Menurut Soenarno (2002), Definisi Arti Komunitas yaitu sebuah

identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi

kebutuhan fungsional.

Definisi komunitas yang dianggap ideal oleh Yudistira Garna (1999)

dalam buku Atie Rachmiatie adalah:

(46)

Sedangkan Menurut Kertajaya Hermawan (2008), Arti Komunitas

adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang

seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat

antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau

values.

Horton dan Hunt, (1975:18) dalam bukunya Atie Rachmiatie

menyebutkan bahwa :

Komunitas dapat didefinisikan baik sebagai suatu kelompok kesatuan manusia (kota kecil, kota dan desa maupun sebagai seperangkat perasaan (rasa keterikatan, kesetiaan).” (Atie Rachmiatie, 2007:71)

Faktor utama yang juga menyebabkan komunitas terbentuk yaitu

karena adanya interaksi yang lebih besar yang menyebabkan tumbuhnya rasa

ketertarikan dan keakraban yang menimbulkan kenyamanan bagi para

anggotanya. Umumnya hal tersebut tumbuh karena mereka memiliki

kebiasaan-kebiasaan yang sama dan hal lain yang serupa seperti hobi dan

ketertarikan kepada sesuatu yang sama.

Seperti yang dipaparkan oleh Rubin dan Rubin (1997) mereka

menyebutkan bahwa dalam kehidupan modern saat ini, kelompok orang-orang

yang memiliki kepentingan, membentuk suatu komunitas, dan mengadakan

aksi atau gerakan menuntut komunitas lain dalam memenuhi

(47)

31

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian ini, sebagaimana yang dijelaskan pada latar belakang

masalah, Peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana Adaptasi Interaksi

Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung. Sebagaimana yang telah

dipaparkan pada tinjauan pustaka diatas, maka peneliti mengambil titik

konsentrasi pada penelitian ini ialah mengenai Adaptasi Interaksi Anggota

Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung ditinjau melalui studi deskriptif

dan adaptasi interaksi.

Proses adaptasi hampir dilakukan oleh siapapun dan kapanpun itu di

berbagai macam situasi. Adaptasi dapat juga diartikan sebagai penyesuaian

diri individu untuk melakukan pendekatan pada situasi tertentu untuk

memenuhi kebutuhannya.

Dalam adaptasi terdapat pula proses interaksi yang dilakukan oleh

individu. Interaksi tersebut berlangsung untuk mencari persamaan dan untuk

mempengaruhi individu yang lainnya. Menurut Gillin dan Gillin proses

interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang

(48)

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok

manusia.1

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis

Sumber : Data Peneliti, April 2013

(49)

33

Pada adaptasi interaksi terdapat pola komunikasi adaptasi interaksi,

yaitu pola resiprokal dan pola kompensasi. Pola resiprokal lebih kepada saling

meniru pesan. Tetapi apabila pola kompensasi lebih kepada menjaga jarak

komunikasi.

Menurut Burgoon dalam buku Morissan yang menjelaskan tentang

teori adaptasi interaksi, dengan menggunakan teori adaptasi interaksi ini dapat

diperhatikan bahwa perilaku individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

individu lainnya sehingga menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur. Dan

pola yang teratur tersebut ditujukan kepada pola resiprokal (reciprocal

pattern) dan pola kompensasi (compensation pattern).

Berikutnya dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan menjelaskan

sub-sub fokus yang akan diteliti.

Kata kunci yang pertama adalah Pola resiprokal atau (reciprocal

pattern). Didalamnya terdapat komunikasi yang bertujuan untuk

menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan bicaranya. Dan apabila

komunikator dan komunikan sudah memiliki rasa nyaman dalam

percakapannya. Maka komunikator ataupun komunikan dengan otomatis akan

(50)

ketertarikan terjadinya komunikasi tersebut karena adanya kesamaan

percayaan, kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.

Kata kunci yang kedua adalah Pola kompensasi atau (compensation

pattern). Pola kompensasi sama halnya dengan divergensi komunikasi, yaitu

komunikasi yang cenderung menjaga jarak dengan lawan bicaranya. Dalam

pola kompensasi ini tidak bisa kita pahami sebagai khalayak tidak

memberikan tanggapan kepada lawan bicaranya. Komunikasi ini tidak sama

dengan tidak memberikan perhatian. Hanya saja dalam komunikasi ini

individu lebih memilih untuk memisahkan diri atau menjaga jarak dengan

individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan kekuasaan dan peran

dalam percakapan.

2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam kerangka pemikiran

teoritis maka peneliti berusaha untuk mengaplikasikan seluruh kata kunci

berhubungan dengan adaptasi interaksi anggota komunitas tiger kaskus di

kota bandung.

Dengan tersusunnya kerangka tersebut akan tersusun proses yang

terjadi pada komunitas tiger kaskus tersebut untuk menggapai kepuasan atau

(51)

35

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Sumber : Data Peneliti, April 2013

Kata kunci yang pertama yaitu pola resiprokal, dengan dijelaskannya

arti dari pola resiprokal pada kerangka teoritis, maka pada kerangka

konseptual peneliti mengaplikasikannya. Pengaplikasian tersebut dapat dilihat

bahwa pada pola resiprokal ini anggota komunitas tiger kaskus melakukan

(52)

memiliki timbal balik yang baik untuk kedua individu yang sedang

berkomunikasi. Karena dalam pola resiprokal ini individu tertarik satu sama

lain, dan memiliki kemungkinan untuk menirukan gaya lawan bicara ataupun

nada dan kecepatan bicaranya.

Kata kunci yang kedua yaitu pola kompensasi. Pada kerangka

konseptual ini, pola kompensasi diaplikasikan pada komunikasi anggota Tiger

Kaskus. Pada pola kompensasi ini, cenderung individu melakukan pemisahan

diri. Tetapi bukan berarti individu tersebut tidak menanggapi individu lainnya.

Hanya saja ia menjaga jarak dikarenakan ada hal yang ia tidak sukai mungkin

dari latar belakang lawan bicara ataupun karena strata sosialnya. Dalam pola

kompensasi, individu mempertahankan ciri khasnya dan tidak ingin

terpengaruh oleh lawan bicaranya. Bahkan individu menghindari kesamaan

dengan lawan bicara. Dari penjelasan tersebut timbul unsur yang peneliti pilih

yaitu mempertahankan identitas, kebanggaan budaya dan perbedaan individu.

Dari unsur tersebut teruraikan bahwa dalam komunikasi ini terdapat

perbedaan dan lebih kepada pemisahan diri, Dan yang memiliki peran

tertinggi akan lebih mudah untuk melakukan divergensi. Contohnya seperti

atasan dengan bawahan di sebuah perkantoran, guru dengan muridnya.

Dalam melakukan komunikasi yang berkaitan kepada pola resiprokal,

setiap anggota atau individu akan membangun kepercayaan kepada setiap

(53)

37

pendekatan, karena kepercayaan adalah suatu hal yang penting dalam

melakukan proses adaptasi. Apabila kepercayaan sudah dipupuk dan tumbuh

dengan baik, maka pendekatan pun akan berjalan dengan baik dan lancar.

Kepercayaan yang dipupuk akan membuahkan hasil, hasil yang

didapat yaitu kenyamanan pada setiap anggota. Anggota akan merasa nyaman

berkomunikasi apabila didalam diri setiap anggota sudah tertanam rasa

kepercayaan. Melalui rasa nyaman tersebut sebuah komunikasi akan berjalan

dengan lancar dan akan bergulir terus menerus tanpa ada halangan.

Perilaku yang sama akan menyebabkan kenyamanan pula, bahkan

akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan tujuan yang sama ataupun hobi

yang sama kepada setiap anggota. Sebab dari rasa nyaman tersebut setiap

anggota tidak memiliki perasaan khawatir, karena sudah menyimpan suatu

kepercayaan kepada teman sekaligus anggota komunitas tersebut.

Masalah seperti hambatan dalam proses komunikasi sudah biasa

terjadi dimanapun itu. Pada pola kompensasi ini, komunikasi tidak berjalan

baik karena pesan tersebut disampaikan dengan tidak maksimal. Pesan

tersebut mengalami sedikit penolakan dari lawan bicaranya. Pada pola

kompensasi ini, individu seolah-olah menghindar dari komunikasi yang

sedang dijalaninya, dikarenakan rasa yang muncul seperti ketidak nyamanan

(54)

Identitas yang berbeda-beda didalam kelompok atau komunitas

tersebut. Identitas berpengaruh besar pada berjalannya komunikasi pada

komunitas ini, karena seringkali rasa canggung muncul dari perbedaan

identitas tersebut. Selain identitas yang sering menimbulkan hambatan dalam

proses komunikasi di komunitas tersebut. Budaya yang berbeda-beda pada

setiap anggota komunitas juga berpengaruh kepada proses komunikasi antar

anggota. Perbedaan budaya setiap anggota adalah suatu hal yang membuat

komunikasi tersebut tidak berjalan lancar. Perbedaan tersebut bisa mencakup

kepada latar belakang budayanya seperti sifat dari budaya tersebut dan juga

bisa dari bahasa budaya tersebut. Maka dari itu dalam berjalan komunikasi

pasti akan ada proses penghindaran yang terjadi diantara setiap anggota dalam

menjalani proses komunikasi atau pendekatannya. Dilihat dari perbedaan

bahasa tersebut, maka pada komunitas tersebut diharuskan untuk memakai

bahasa yang universal agar setiap anggota bisa menangkap pesan yang

disampaikan dengan baik dan juga akan menghasilkan timbal balik yang baik

juga.

Perbedaan yang ada di komunitas ini tidak menghalangi komunitas ini

untuk berkembang. Komunitas ini bisa dijadikan sebagai wadah untuk

menyatuka berbagai budaya yang berbeda walau tak semudah itu dalam

prakteknya, karena butuh proses dalam menyatukan berbagai budaya yang

(55)

39

selalu ada, dan diawali oleh beberapa faktor mengapa rasa canggung itu

timbul ke permukaan kelompok. Serta adanya gap atau jurang pemisah

diantara individu juga menjadi faktor mengapa suatu komunikasi tidak

berjalan dengan baik. Gap tersebut tidak bisa dihindari karena bisa berupa dari

segi materil atau memang sesuatu yang sudah ada. Namun gap tersebut bisa

diatasi dengan komunikasi yang membutuhkan proses untuk membuat rasa

canggung hilang.

Pada komunitas ini dapat dilihat bahwa tidak semua komunikasi

berjalan dengan baik. ada pula komunikasi yang tidak berjalan dengan baik,

dengan segala faktor yang menghambat komunikasi tersebut. Oleh karena itu

peran setiap individu disini sangat penting untuk mengatur alur dan jalannya

(56)

40

3.1 Sejarah Honda Tiger

Honda Tiger dibuat pertama kali oleh perusahaan Honda yaitu pada

tahun 1994. Honda Tiger 1994 pertama kali muncul dengan harga sekitar 7

juta rupiah, masih dengan tromol dan velg jari-jari yang berwarna ungu.

Kemudian Honda Tiger mengalami perubahan pada tahun 1997 dengan

mengeluarkan motor Tiger dengan velg racing berpalang 3, dengan cover

belakang yang masih seperti tawon. Honda Tiger tahun 1994 hingga 2000

belum ada perubahan yang berarti, hanya di velg yang tadinya jari-jari

kemudian berubah menjadi velg racing.

Perbedaan tidak begitu signifikan juga terjadi pada tahun 2000 ke atas,

pada tahun 2000 tiger mengalami perubahan di sektor buntut, tidak seperti

tawon lagi dan bentuk lampu juga tidak kotak seperti tiger 1994 sampai 1998.

Namun sudah agak besar tetapi masih single lamp untuk lampu belakang.

kemudian sekitar tahun 2004 Honda Tiger berganti lampu belakang menjadi

dual lamp. perubahan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2007, pada tahun

2007 dengan tidak tanggung-tanggung honda melepas tiger dengan bodi yang

(57)

41

masih tidak ada perubahan. Hanya standar emisi euro di genjot oleh pabrikan

sayap burung ini.

Gebrakan yang fantastis membuat segmen kelas 200cc bergejolak lagi.

tidak lama kemudian Honda melepas kembali tiger dengan lampu asimetris

dengan gaya ala motor eropa, dengan lampu depan di buat terpisah serta

didukung dengan lampu jauh. Hanya itu perubahannya segi bodi dan yang

lainnya masih sama seperti tahun 2008. dan pada tahun 2008 kedepan honda

pun melepas kembali tigernya dengan kembali ke single lamp namun lampu

asimetris masih di produksi oleh honda dengan maksud agar masyarakat bisa

memilih sesuai dengan minat dan kesukaan mereka.

3.2 Sejarah Kaskus 1

KASKUS didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda

asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.

Mulanya Andrew Darwis, Ronald, dan Budi membuat KASKUS untuk

memenuhi tugas kuliah mereka. KASKUS sendiri bertujuan untuk mengobati

kerinduan mahasiswa Indonesia di luar negeri akan Indonesia melalui

berita-berita Indonesia yang diterjemahkan.

Di tahun 2006 KASKUS terpaksa berubah domain dari .com menjadi

.us karena penyebaran virus Brontok yang menyerang situs-situs besar

1

(58)

Indonesia termasuk KASKUS. Sejak saat itulah alamat situs KASKUS

berubah menjadi kaskus.us, yang juga sekaligus mengartikan bahwa

KASKUS adalah us atau kita.

Sejak tahun 2009, KASKUS menjadi pemain penting di ranah online Indonesia. KASKUS menerima banyak penghargaan diantaranya “The Best

Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” oleh Marketing Magazine, dan “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010)

oleh Mark Plus Inc. KASKUS dengan bangga berada di peringkat 1 untuk

kategori situs komunitas, dan merupakan situs lokal nomor 1 di Indonesia,

menurut Alexa.

Tahun 2011 KASKUS memulai kemitraannya dengan Global Digital

Prima, sebuah perusahaan Indonesia yang berfokus untuk mengembangkan

industri digital dan konten lokal Indonesia. Kemitraan ini mendorong

pertumbuhan KASKUS yang lebih besar lagi, baik dari sisi infrastuktur,

tenaga profesional & jaringan bisnisnya dalam usaha menjadi situs nomor 1 di

Indonesia serta pemain global online di dunia. Mengimbangi ekspansi,

KASKUS pun memindahkan kantor utamanya ke Menara Palma di daerah

Kuningan dan menamakannya KASKUS Playground.

Di tahun 2012 KASKUS juga meluncurkan versi baru KASKUS 2.0

(59)

43

Forum Jual Beli (FJB), serta menambah server untuk mengakomodir

kebutuhan member KASKUS yang telah mencapai lebih dari 4,5 juta

member.

3.3 Sejarah Komunitas Tiger Kaskus 2

Komunitas Tiger Kaskus berawal dari keinginan orang - orang yang

sering berinteraksi pada sebuah thread bernama Serba - serbi honda tiger (All

variant) di salah satu forum yang bernama kaskus.co.id. Thread ini di buat

oleh seseorang dengan id kaskus Thompels, pada tanggal 21 mei 2008.

Thread ini terletak di forum otomotif, sub forum kendaraan roda dua pada

forum kaskus.co.id

Pada pertengahan februari 2010 dilakukan kopi darat untuk pertama

kalinya di tugu patung panahan senayan (Jl. Asia - afrika). Mereka yang hadir

di sana kemudian sepakat untuk membentuk sebuah komunitas bagi mereka

yang kerap berinteraksi di thread tersebut. Karena dengan membentuk

komunitas tersebut komunikasi bisa terjalin dengan lancar dan dapat lebih

dekat satu sama lain. Karena adanya kopi darat.

Dari sekian banyak nama yang diajukan akhirnya nama Tikus (Tiger

Kaskus) terpilih menjadi nama komunitas ini. Nama Tikus dianggap mampu

2

(60)

mewakili semangat orang - orang di thread serba serbi honda tiger (All

variant) yang menginginkan sebuah komunitas yang terdiri dari orang - orang

pengguna Honda Tiger namun jauh dari kesan garang, liar, brutal, ugal -

ugalan di jalan dan lain sebagainya.

Sampai saat ini Komunitas Tiger Kaskus telah memasuki umur yang

ke 5 tahun lebih. Dan telah memiliki anggota sebanyak 100 orang lebih.

Thread yang dibuat di kaskus pun sudah mengalami pergantian halaman

sebanyak 3 kali. Dan saat ini thread Komunitas Tiger Kaskus memiliki

postingan sekitar berpuluh ribuan lebih postingan dari anggotanya yang aktif

setiap harinya.

Setiap komunitas pastinya memiliki syarat tertentu sebagai acuan

untuk masing-masing anggota yang ingin bergabung. Di dalam komunitas

tiger kaskus sendiri, persyaratannya yang paling penting adalah mempunyai

akun kaskus.co.id. dan sering membuat postingan di thread tiger kaskus itu

sendiri. Dan selain memiliki akun kaskus, pastinya harus memiliki motor

merk tiger. dan tidak dipatok usia, komunitas ini memperbolehkan siapa saja

untuk masuk ke dalamnya.

Banyak kegiatan positif yang Komunitas Tiger Kaskus lakukan, selain

hanya berkumpul dan bertukar pendapat. di thread kaskus Maupun di tempat

(61)

45

berbagai macam keluhan kendaraannya yang dialami oleh masing-masing

pengendara.

Dengan sharing, hal tersebut sangat membantu masing-masing

individu untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Komunitas Tiger Kaskus

juga pernah mengadakan bakti sosial kepada panti asuhan, dan juga sahur on

the road ke panti asuhan. Kegiatan selain bakti sosial yaitu Komunitas Tiger

Kaskus juga sering mengadakan Touring ke berbagai tempat. Dengan tidak

melupakan keamanan anggotanya, anggota yang ikut Touring diharuskan

untuk memakai safety seperti body protector dan yang lainnya, untuk

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Komunitas Tiger Kaskus ini memiliki jadwal kumpul pada hari jumat

malam. Sesuai pada daerah atau regionnya masing-masing, memiliki tempat

berkumpul atau kopi darat yang berbeda. Region Jakarta dan sekitarnya

melaksanakan pertemuan di panahan yang bertempatan di tugu patung

panahan senayan Jalan Asia – Afrika. Apabila region Bandung, biasa

melakukan pertemuan di warung kopi depan itenas, tepatnya di Jalan PHH.

Mustopha. Sedangkan region Bogor mengadakan pertemuan di Sekitaran Air

Mancur, Jl. Jend. Ahmad Yani. Biasanya pertemuan dimulai dari jam 9

malam sampai larut malam. Apabila anggota merasakan penat, mereka sering

(62)

waktunya, guna untuk melepas penat dan mencari hiburan dikala waktu

santai.

3.4 Logo dan Arti Logo Tiger Kaskus

Gambar 3.1 Logo Tiger Kaskus

Nama Tikus muncul karena adanya rundingan dari para anggota

komunitas Tiger Kaskus itu sendiri. Dan tentunya dalam membuat logo tiger

kaskus tidak dilakukan sendirian. Pembuatan logo tersebut dibuat dengan

bersama-sama dan disepakati oleh semua anggota. Logo dari Tikus sendiri

memiliki banyak arti di dalamnya. Dapat dilihat logo Tikus tersebut berbentuk

seperti orang yang memakai helm.

Dalam pembuatan nama dan logo, anggota Tikus melakukan voting

untuk nama serta logo, sehingga jatuh kepada penamaan Tikus, karena tikus

(63)

47

ingin menjauh dari sifat sangar itu sendiri. logo Tikus kita dapat dari logo

orang di kaskus yang kita modif sedikit, agar tidak menampakkan

kesangarannya, Itu filosofinya. Tidak arogan, sangar, sopan dan santun

didalam bersaudara, berteman dan dijalan raya (Wawancara Bapak Bayu

Murti).

Dalam logo Tikus itu sendiri terdapat berbagai macam arti. Wajah

yang sedang tersenyum itu adalah karakter unik dari kaskus.co.id dan oleh

komunitas tiger kaskus dipilih sebagai logo mereka. Yang mengartikan bahwa

komunitas tiger kaskus ini adalah bagian dari kaskus.co.id

Arti dari karakter yang tersenyum sendiri adalah memiliki makna

bahwa komunitas tiger kaskus ini sangat menjunjung tinggi keramahan dan

kehangatan bagi siapa saja. Baik di jalan raya maupun tidak.

Arti dari karakter yang sedang menggunakan helm yaitu menunjukkan

bahwa Tikuser adalah orang-orang yang selalu taat pada peraturan lalu lintas

pada saat berada di jalan raya. Dan juga mematuhi rambu-rambu dan marka

jalan.

Warna yang dipilih adalah dominan ke warna oranye dan biru. Karena

warna oranye dan biru identik dengan warna kaskus.co.id itu sendiri, dan agar

lebih menggambarkan bahwa komunitas ini terlahir dari kaskus. Maka warna

(64)

dari kaskus itu sendiri, maka logo Tikus tidak terkesan garang dan lebih

kepada logo yang ramah dan sopan.

3.5 Tujuan Komunitas Tiger Kaskus

Komunitas Tiger Kaskus memiliki tujuan tersendiri dalam membentuk

komunitasnya, berikut adalah tujuannya :

1. Berguna untuk personal dan keluarganya (kekeluargaan). Bukan hanya

dikalangan tikus sendiri tetapi juga harus memiliki kontribusi terhadap

masyarakat.

2. Sebagai wadah bertukar pikiran. Terbuka untuk semua, dengan tidak

membentengi dan megkultuskan hanya pemilik motor tiger saja, selama masih

didalam path yang sama.

3. Untuk menyambangi komunitas otomotif, bakti sosial dan berbagai kegiatan

positif.

3.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

(65)

49

3.6.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono,Metode penelitian kualitatif adalah :

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2013 : 1)

Menggunakan definisi yang sederhana, penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bersifat interpetif (menggunakan penafsiran) yang

menggunakan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya

(Mulyana, 2007:5)

Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak

mengadakan akumulasi data dasar. Dalam hal ini peneliti menggunakan

metode deskriptif untuk menggambarkan mengenai adaptasi interaksi pada

komunitas tiger kaskus bandung.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

3.6.2.1 Studi Pustaka

Pada studi pustaka peneliti menggunakan :

(66)

b. Dokumen-dokumen dari beberapa sumber yang terkait dengan

penelitian.

c. Laporan-laporan dari beberapa sumber yang terkait dengan

penelitian.

3.6.2.2 Studi Lapangan

A. Wawancara mendalam

Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawacara

mendalam (depth interview) atau wawancara terstruktur yang

bertujuan untuk mengetahui pandangan personal subjek penelitian.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap anggota

komunitas tiger kaskus, serta pihak-pihak yang berkaitan dengan objek

penelitian. Hal-hal yang ditanyakan yaitu berkaitan dengan adaptasi

interaksi pada komunitas tersebut. Guna untuk mendapatkan data yang

akurat dan tepat dari informan yang terpercaya.

B. Observasi

Menurut Christine Daymon dan Immi Holloway dalam

Nurohman (2011:19), Observasi menyaratkan pencatatan dan

perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak, dan

(67)

51

seperti yang belakangan diingat, diceritakan kembali dan

digeneralisasikan oleh peneliti itu sendiri.

C. Penelusuran Data Online

Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah Tata

cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet

atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online,

sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi

online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah

mungkin dan dapat dipertanggungjawa bkan secara akademis. (Bungin

dalam Nurohman, 2011: 19).

D. Dokumentasi

Pada penelitian ini, peneliti juga mendokumentasikan segala

kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fokus

penelitian yang dikaji, dalam hal ini adalah proses interaksi antara

anggota komunitas tiger kaskus. Dari dokumentasi-dokumentasi

tersebut kemudian dianalisis, dicermati segala manajemen komunikasi

dan interaksi yang informan lakukan sebagai data yang menjadi

(68)

3.6.3 Teknik Penentuan Informan

3.6.3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun

kelompok yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek

penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau

terkandung objek penelitian. Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek

dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat

memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Subjek penelitian dalam penelitian ini

adalah anggota komunitas tiger kaskus.

Informan (narasumber) penelitian adalah orang yang memiliki

informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai

informasi mengenai objek penelitian tersebut.Dalam hal ini, informan

merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan

informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok

masyarakat yang diteliti. (Kuswarno, 2008 : 162).

Dalam menentukan informan penelitian yang diambil dari

subjek, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sample

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis .....................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, setiap polimer atau komposit yang akan digunakan dalam aplikasi diluar ruangan, harus sangat tahan terhadap segala kondisi lingkungan. Mekanisme

Pengembangan Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Dimensi Pengetahuan Dan Penalaran Siswa Sma Pada Materi Pokok Stoikiometri Universitas Pendidikan Indonesia

[r]

Aktivitas Antioksidan Fraksi Kloroform Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan Identifikasi Kandungan Senyawa Kimianya.. Universitas Wahid Hasyim

proses produksi nata de coco dilakukan dengan membuat diagram alir proses dan perhitungan neraca massa untuk mengidentifikasi aliran air, bahan, energi, dan.. sumber

[r]

Sesuai dengan metode penelitian, inferensi atau pemaknaan nilai-nilai pendidikan karakter dalam Serat Wedhatama dikelompokkan ke dalam unit-unit tematik, yang dikonstruk

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI BILINGUAL FAKULTAS ILMU KOMPUTER. UNIVERSITAS