ADAPTASI INTERAKSI KOMUNITAS TIGER KASKUS
(Studi Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung)
Skripsi
Diajukan Untuk Menempuh Program Strata Satu Pada Program Studi Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Jurnalistik
Oleh :
BAYU SATRIA GUMILAR
41809038
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
vii
SURAT PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Rumusan Masalah Makro ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
viii
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 9
1.4.2.1 Untuk Peneliti ... 9
1.4.2.2 Untuk Lembaga Akademik ... 10
1.4.2.3 Untuk Masyarakat ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11
2.1 Tinjauan Terdahulu ... 11
2.2 Tinjauan Pustaka ... 13
2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 13
2.2.1 1 Definisi Komunikasi ... 14
2.2.1.2 Bentuk Komunikasi ... 15
2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok ... 19
2.2.2.1 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi ... 20
ix
2.3 Kerangka Pemikiran ... 31
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31
2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual ... 34
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Sejarah Honda Tiger ... 40
3.2 Sejarah Kaskus ... 41
3.3 Sejarah Komunitas Tiger Kaskus ... 43
3.4 Logo dan Arti Logo Tiger Kaskus ... 46
3.5 Tujuan Komunitas Tiger Kaskus ... 48
3.6 Metode Penelitian... 48
3.6.1 Desain Penelitian ... 49
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.6.2.1 Studi Pustaka ... 49
x
3.6.3 Teknik Penentuan Informan ... 52
3.6.3.1 Subjek Penelitian ... 52
3.6.4 Teknik Analisis Data ... 54
3.6.4.1 Uji Keabsahan Data ... 56
3.6.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 59
3.6.5.1 Lokasi Penelitian ... 59
3.6.5.2 Waktu Penelitian ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Deskripsi Identitas Informan ... 61
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya ... 67
4.2.2 Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 73
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
xi
5.1 Simpulan ... 90
5.1.1 Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Melakukan Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 90
5.1.2 Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Dalam Adaptasi Interaksi Antar Anggotanya. ... 91
5.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Informan ... 49
Tabel 3.2 Waktu Penelitian ... 55
xiii
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 35
Gambar 3.1 Logo Tiger Kaskus ... 41
Gambar 3.2 Komponen Dalam Analisa Data ... 50
Gambar 4.1 Ariayanto Oktoriandi ( Ari Galau ) ... 63
Gambar 4.2 Heru Prabowo ( Kang Heru ) ... 64
Gambar 4.3 Ahmad Sopian ( Pian ) ... 65
Gambar 4.4 Berkumpul Bersama ... 68
Gambar 4.5 Model Adaptasi Interaksi ... 80
v
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya, penulis diberikan kekuatan, dan perlindungan yang tiada
hentinya selama menyusun skripsi ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
sebagai bukti pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian ini.
Judul skripsi ini yakni “Adaptasi Interaksi Komunitas Tiger Kaskus ( Studi
Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung )”. Skripsi ini diajukan sebagai bukti bahwasannya penulis telah menjalankan
penelitian untuk menyelesaikan skripsi. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan arahan dari para pemimbing penulis juga bantuan kontribusi dari berbagai
pihak yang telah membantu penulis untuk penyusunan skripsi ini. Maka dari itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A selaku Dekan FISIP Universitas
Komputer Indonesia Bandung.
2. Bapak Drs. Manap Solihat, M. Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
dan Public Relations Unikom Bandung.
3. Ibu Melly Maulin P., S. Sos., M. Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
vi
5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public
Relations Unikom Bandung.
6. Untuk semua rekan Komunitas Tiger Kaskus yang senantiasa memberikan
informasi dan membantu melancarkan jalannya penelitian ini.
7. Orang Tua Penulis, Ibu Mia Hermaya dan Bapak Ujang Subandar yang selalu
sabar memberi dorongan semangat dan materi yang tak ada hentinya kepada
penulis. Sehingga penulis dapat melancarkan tugasnya. Terima kasih.
8. Untuk teman – teman seperjuangan yang sekian lama mengarungi keilmuan
konsentrasi Jurnalistik di lingkungan program studi Ilmu Komunikasi Unikom
Bandung yang penulis banggakan, Arisa Sugiri, Maorachmansyah, Dony Indra,
Devina, Rizky Cahya dan semua kawan – kawan yang tak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Akhir kata semoga laporan usulan penelitian ini bisa diterima dengan sebaik –
baiknya dan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan bagi akademisi
maupun masyarakat luas nantinya.
April, 2013
93
DAFTAR PUSTAKA
A. Daftar Buku
Arifin Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. Bandung:
Armico
Ardianto, Elvinaro & Q-Anees, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
---. 2009. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana
Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books
Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antar Manusia. Edisi Ke Lima. Jakarta :
Karisma Publishing Group
Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti
---. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Fisher, B.Aubrey. 1986. Teori-Teori Komunikasi. Bandung : Remadja Karya CV
Little Jhon, Stephen W. Karen A. Foss. 2009. Theories of Human
Communication. Jakarta : Salemba Humanika.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
M.A, Morissan, Psikologi Komunikasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2010
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
---. 2007. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
---. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya
Rachmiatie, Atie. 2007. Radio Komunitas : Eskalasi Demokratisasi Komunikasi.
Bandung : Simbiosa Rekatama
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi .
95
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2009. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta
Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta : PT. Obor Indonesia.
Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta : Rineka Cipta
Indonesia. UNIKOM
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak pengendara motor yang tidak hanya menggunakan
kendaraannya untuk sekadar berkerja atau alat transportasi saja. Tetapi
sekarang sudah banyak yang menjadikan motor sebagai ajang penyaluran hobi
dan bakat. Dengan begitu banyaknya merek motor dan juga bentuk serta
model yang beragam. Motor Honda Tiger sendiri memiliki keunggulan dari
motor-motor yang lain. Motor Honda Tiger memiliki badan yang cukup besar
untuk disebut sebagai motor sport. Dan juga motor tersebut banyak diminati
oleh berbagai kalangan, karena motor Honda Tiger sendiri termasuk motor
yang irit bahan bakar dan tenaga yang cukup tinggi.
Komunitas Tiger Kaskus berawal dari keinginan orang - orang yang
sering berinteraksi di sebuah thread bernama: Serba - serbi honda tiger (All
variant) di kaskus.co.id untuk lebih akrab. Thread ini dibuat oleh seseorang
dengan id kaskus Thompels, pada tanggal 21 Mei 2008. Thread ini berada di
forum otomotif, sub forum kendaraan roda dua di kaskus.co.id
Pada pertengahan Februari 2010 dilakukan kopi darat atau pertemuan
Mereka yang hadir di sana kemudian sepakat untuk membuat sebuah
komunitas bagi mereka yang kerap berinteraksi di thread tersebut.
Sebelum komunitas ini terbentuk, para penggemar motor Honda Tiger
ini sempat berunding dan mempertimbangkan alasan mengapa mereka
membentuk komunitas tiger kaskus. Beberapa pertimbangan mengapa orang -
orang ini sepakat membentuk komunitas adalah:
1. Mempunyai wadah berkumpul yang sekaligus dapat dijadikan sebagai
identitas bagi mereka.
2. Memperat tali persaudaraan tanpa harus dibebankan oleh aturan -
aturan atau kewajiban - kewajiban mengikat selayaknya sebuah klub
motor.
Dengan berlandaskan maksud dan tujuan yang sama, Komunitas Tiger
Kaskus ini terbentuk. Peneliti mengambil objek penelitian Komunitas Tiger
Kaskus karena di dalam Komunitas Tiger Kaskus terdapat interaksi sosial
untuk mengenal anggota satu dengan yang lainnya. Juga untuk mengetahui
bagaimana proses adaptasi yang terjadi dan dilakukan oleh anggota
Komunitas Tiger Kaskus dalam melakukan penyesuaian dirinya agar bisa
masuk ke dalam lingkungan komunitas tersebut. Komunitas Tiger Kaskus
juga memiliki program yang positif, selain hanya berkumpul dan bertukar
3
panti asuhan, dan juga sahur on the road ke panti asuhan. Kegiatan selain
bakti sosial yaitu Komunitas Tiger Kaskus juga sering mengadakan Touring
ke berbagai tempat. Serta tidak melupakan keamanan anggotanya, anggota
yang ikut Touring diharuskan untuk memakai safety seperti body protector
dan yang lainnya.
Komunitas yaitu suatu kelompok sosial dari beberapa organism yang
memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas terdapat individu yang
mempunyai maksud, kepentingan, kepercayaan, kebutuhan yang serupa.
Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen: 1.
Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat. Sebuah komunitas
dapat dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu
yang sama secara geografis. 2. Berdasarkan Minat. 3. Berdasarkan Komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri.
Setiap orang apabila menemukan lingkungan yang baru pasti akan
beradaptasi dan menyesuaikan dirinya dalam lingkungan tersebut. Dengan
contoh lingkungan tersebut adalah komunitas. Secara tidak langsung orang
tersebut akan melakukan pendekatan kepada semua anggota komunitas
dengan cara berinteraksi dengan anggotanya. Untuk mendapatkan perhatian
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah terlepas dari
komunikasi. Entah dimanapun itu, manusia pasti akan berkomunikasi dengan
siapa saja untuk mendapatkan informasi yang ia perlukan. Komunikasi juga
dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, dan komunikasi dapat dilakukan
baik secara tradisional maupun modern, dengan alat-alat yang canggih
maupun alat yang sederhana. Tujuan komunikasi itu sendiri agar komunikasi
yang kita sampaikan dapat tercapai secara umum, dan menyerapkan
pengertian, gagasan dan tindakan dari orang lain.
Di dunia ini terdapat berbagai macam tempat dan situasi yang berbeda,
dengan tempat dan situasi yang berbeda tersebut, manusia harus dapat
beradaptasi dengan tempat dan situasi tersebut agar bisa diterima di
lingkungan sekitarnya. Manusia dalam hidupnya terus menerus berkembang
dan melangsungkan hidup dimanapun itu. Dengan menghadapi hal yang terus
menerus berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu. Maka dari itu
manusia memerlukan adaptasi untuk penyesuaian dirinya.
Adaptasi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Karena dalam
adaptasi memerlukan cara berkomunikasi yang baik, agar nantinya
menghasilkan timbal balik yang baik pula. Adaptasi adalah penyesuaian diri
individu terhadap lingkungan yang dihadapinya. Menyesuaikan diri di
lingkungan yang baru bukanlah hal mudah, karena dalam lingkungan baru
5
dalamnya. Dalam proses adaptasi, terdapat komunikasi yang dinamakan
konvergensi dan divergensi. Konvergensi lebih kepada menerima dan meniru
perilaku komunikasi dari lawan bicara, sedangkan divergensi lebih kepada
mempertahankan dan menjaga jarak komunikasi.
Interaksi ialah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang, dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannya. Interaksi juga adalah hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi didalamnya, pelakunya lebih dari satu,
yaitu individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok
dan yang lainnya. Interaksi sosial juga terjadi karena didorong oleh sejumlah
faktor, baik yang ada pada diri seseorang maupun ada pada orang lain atau
pada lingkungan sekitar. Seperti faktor dari dalam diri seseorang maupun
dorongan kodrati sebagai mahluk sosial.
Dalam interaksi terdapat teori adaptasi interaksi yang dikemukakan
oleh Burgoon. Didalam penelitiannya, Burgoon menemukan bahwa komunikator memiliki semacam ‘sinkroni interaksi’ yaitu pola saling
bergantian yang terkoordinasi. Dan juga terdapat dua pola dalam interaksi.
Pola resiprokal dan pola kompensasi.
Pola resiprokal masih sama dengan konvergensi komunikasi, yaitu
respon dari lawan bicaranya, dan lawan bicara pun bisa sampai menirukan
gaya bicara si komunikator ataupun sebaliknya. Karena adanya ketertarikan
komunikasi di antara keduanya.
Sedangkan pola kompensasi lebih kepada penghindaran terhadap
komunikasi yang diberikan. Pola kompensasi masih sama dengan divergensi
komunikasi, pada komunikasi ini komunikator tidak meniru komunikan.
Bahkan cenderung menghindari dan lebih mempertahankan apa yang ia
punya. Misalnya seperti mempertahankan cara khas ia berbicara atau cara ia
berkomunikasi.
Pada kehidupan sehari-hari, pengaplikasian interaksi dengan pola
resiprokal dan pola kompensasi sangat sering dilakukan. Pola resiprokal
masih sama seperti komunikasi konvergensi. Komunikan menerima pesan
komunikator, contohnya seperti komunikator melambaikan tangan dan
komunikan memberi timbal balik dengan melambaikan tangan juga. Berbeda
dengan pola kompensasi, komunikator melambaikan tangan kepada
komunikan, tetapi komunikan enggan untuk membalasnya.
Menurut Burgoon, ‘posisi interaksi’ yaitu tempat atau titik awal
dimana individu memulai komunikasinya. dalam adaptasi interaksi terdapat
pula tiga faktor yang menentukan posisi interaksi. Yang dinamakan RED,
7
(keinginan). Ketiga faktor tersebut mendukung adanya adanya proses adaptasi
interaksi. (Morrisan, 2000 : 120)
Interaksi digunakan dimanapun oleh siapa saja untuk melakukan
adaptasi dan pendekatan di lingkungan tertentu. Maupun itu di sekolah,
kampus, dan di kalangan komunitas. Setiap orang memiliki sifat dan karakter
yang berbeda-beda, dan itu sudah mutlak. Pada saat-saat tertentu, setiap orang
harus mampu menyesuaikan diri di lingkungannya. Sama halnya pada
komunitas, didalam komunitas pasti terdiri dari berbagai macam anggota yang
mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda satu sama lainnya. Di
komunitas tertentu ada yang memiliki perbedaan ras, suku, dan agama. disini
adaptasi diperlukan agar interaksi dengan sesama anggota terjalin dengan baik
dan lancar.
Maka dari itu, peneliti memilih Komunitas Tiger Kaskus untuk
diangkat menjadi penelitian. Karena dalam Komunitas Tiger Kaskus terdapat
anggota yang memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda, namun
mempunyai satu maksud, tujuan, dan hobi yang sama.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti membagi
rumusan masalah menjadi dua bagian, yaitu rumusan masalah makro dan
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Bagaimana Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di
Kota Bandung ?
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro
1. Bagaimana Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota
Bandung ?
2. Bagaimana Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota
Bandung ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan Tujuan yang penelitian yang peneliti lakukan di lapangan
adalah sebagai berikut :
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk
mennganalisa, menjawab, menjelaskan dan mendeskripsikan tentang Adaptasi
Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung (Studi
Deskriptif Mengenai Adaptasi Interaksi Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di
9
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pola Resiprokal Anggota Komunitas Tiger Kaskus
Di Kota Bandung.
2. Untuk Mengetahui Pola Kompensasi Anggota Komunitas Tiger
Kaskus Di Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian ini mengembangkan ilmu komunikasi dan
dapat memberikan masukan, juga untuk memperdalam pengetahuan dan juga
teori yang berhubungan dengan ilmu komunikasi secara umum. dan hasil
penelitian ini dapat berguna dan memberikan wawasan lebih untuk
masyarakat dan pengetahuan yang baru untuk penulis.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1.4.2.1 Untuk Peneliti
Sebagai wawasan, pengalaman, pengetahuan dan pembelajaran
bagi peneliti dalam mengaplikasikan teori komunikasi yang dimiliki
guna untuk menganalisis fakta, peristiwa, dan gejala yang terjadi yang
1.4.2.2 Untuk Lembaga Akademik
Penelitian ini berguna untuk mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Komputer Indonesia secara umum, Program Ilmu
komunikasi sebagai literature atau untuk sumber tambahan bagi
peneliti lainnya dengan kajian yang sama.
1.4.2.3 Untuk Masyarakat
Penelitian ini diharapkan berguna untuk masyarakat banyak
dan dapat memberikan sumbangan pikiran serta pengetahuan untuk
masyarakat dan juga untuk Anggota Komunitas Tiger Kaskus di kota
13
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu ilmu yang sangat dibutuhkan dan
digunakan oleh manusia untuk bertukar pesan. Pertukaran pesan akan terus
menerus dilakukan oleh manusia, karena manusia adalah makhluk sosial yang
memerlukan hubungan dengan orang lain. Karena manusia adalah makhluk
sosial yang tidak akan luput dari komunikasi dan tidak akan bisa hidup tanpa
bantuang orang lain.
Komunikasi pada umumnya digunakan untuk bertukar pendapat antar
individu satu dengan yang lainnya. Sehingga komunikasi tersebut melengkapi
kebutuhan yang diperlukan oleh komunikator dan komunikan sebagai proses
pertukaran pesan yang dilakukan. Selain berkomunikasi dengan antar
individu, komunikasi pun dapat diartikan sebagai hubunngan kontak antar dan
antara manusia baik individu ataupun kelompok.
Menurut Edward Depari yang dikutip oleh H.A.W. Widjaja dalam
buku komunikasi dan publisistik menyebutkan bahwa :
Umumnya, manusia akan terus mengembangkan pemikirannya dengan
berkomunikasi antara individu satu dengan yang lainnya, dan untuk
mendapatkan sebuah informasi yang mereka inginkan. juga untuk
menyampaikan gagasan yang dianggap penting untuk setiap individu. Dengan
itu manusia tidak akan terlepas dari komunikasi, karena komunikasi adalah
sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia.
2.2.1.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi (communication) di dalam buku Deddy
Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata:
common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga
secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan
proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator
dengan komunikan.
Definisi komunikasi menurut Berelson dan Stainer (1964) yang
dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat yaitu komunikasi adalah :
“Penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan, dan seterusnya, melalui penggunaan symbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain”(Jalaluddin Rakhmat, 1986:10)
Peneliti dari berbagai pelosok dunia mendefinisikan arti dari
15
komunikasi tersebut dengan unsur-unsur tertentu yang berkaitan
dengan komunikasi itu sendiri.
Menurut Carl I Hovland, Ilmu Komunikasi adalah “Upaya
yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.”
(Effendy, 2005:10).
Lain halnya dengan definisi komunikasi yang diberikan
oleh Onong Uchjana Effendy, menurutnya komunikasi yaitu:
“Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya.” (Effendy, 1993:28)
Dari berbagai definisi yang tertera diatas dapat menghasilkan
sebuah kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran pesan
yang dapat menimbulkan persamaan makna dan juga proses
menyamakan pikiran, gagasan dan juga tentang penggunaan simbol
dalam berkomunikasi antar individu untuk menyalurkan informasi
kepada lawan bicara.
2.2.1.2 Bentuk Komunikasi
Terdapat beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan
komunikasi paling sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah
peserta paling banyak. Di dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar yang ditulis oleh Deddy Mulyana, yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi ini adalah komunikasi dengan diri
sendiri. Dan komunikasi ini inheren dengan dua orang, tiga orang
dan seterusnya. Karena biasanya sebelum berkomunikasi dengan
orang lain, kita berkomunikasi dulu dengan diri sendiri. Hanya saja
kita tidak menyadari bahwa komunikasi tersebut telah
berlangsung.
2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi berbeda dengan Intrapribadi,
Komunikasi Antarpribadi berlangsung dengan tatap muka,
biasanya dilakukan oleh dua orang. Komunikasi ini bersifat
langsung dan melakukan kontak fisik. Sebagai komunikasi yang
paling lengkap dan sempurna, komunikasi antarpribadi berperan
penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai
emosi. Komunikasi tatap muka ini membuat manusia merasa lebih
17
3. Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Dalam hal ini dapat
dicontohkan seperti keluarga, kelompok diskusi, kelompok
pemecahan masalah, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
Komunikasi intrapribadi adalah landasan komunikasi antar
komunikasi kelompok, dan biasanya merujuk pada komunikasi
yang dilakukan oleh kelompok kecil.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah besar orang, Ciri-ciri komunikasi
publik yaitu terjadi ditempat umum (public), misalnya di pasar,
tempat ibadah, atau tempat lainnya yang dihadiri banyak orang
atau merupakan peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan.
Misalnya terjadi rapat pada suatu perusahaan. Komunikasi publik
sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan
5. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan
yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunika si vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan
komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi,
seperti komunikasi antar sejawat.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara
cepat, serentak, dan selintas (khusus media elektronik). (Mulyana,
19
2.2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
terjadi di dalam sebuah kelompok. Dalam komunikasi kelompok, kita bisa
memecahkan berbagai masalah dalam kelompok. Karena dengan adanya
komunikasi kelompok, sebuah kelompok akan berjalan dengan baik. Oleh
karena itu komunikasi kelompok sangat penting, terutama untuk
mempengaruhi anggota kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tempat berdiskusi, dan lain
sebagainya yang terdiri dari banyak orang. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi
antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Michael Burgoon yang dikutip oleh Wiryanto mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai:
Dengan pengertian diatas bisa dilihat bahwa komunikasi kelompok
berguna untuk memecahkan masalah maupun itu di keluarga, komunitas, atau
tempat lainnya yang anggotanya memiliki karakteristik yang hampir sama
atau mempunyai ciri khas yang sama.
2.2.2.1 Tinjauan Tentang Psikologi Komunikasi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology
yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti
jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harfiah psikologi dapat juga
diartikan sebagal ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Davis dan Wasserman menyebutkan bahwa, Komunikasi
sangat esential untuk pertumbuhan kepribadian manusia, ahli-ahli
ilmu sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya
komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. (Rakhmat,
2001:2)
Psikologi komunikasi merupakan bagian dari psikologi sosial.
Karena komunikasi adalah peristiwa sosial atau peristiwa yang
terjadi ketika kita berinteraksi dengan manusia lainnya. Psikologi
memandang bahwa komunikasi ini selain sebagai suatu usaha
pertukaran simbol-simbol atau lambang-lambang baik itu verbal
21
penyampaian pesan atau stimuli dari alat-alat indera yang akan
dilanjutkan ke otak. Peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi,
pada proses saling pengaruh diantara berbagai didalam diri organisme
dan diantara organisme.
Psikologi memandang komunikasi bukan hanya sebagai proses
yang mempunyai makna yang luas, yang meliputi segala penyampaian
energi. Psikologi juga mempelajari komponen komunikasi, bahkan
psikologi juga memandang lambang-lambang pada proses komunikasi.
Sangat jelas kaitannya antara psikologi dengan komunikasi. Oleh
karena itu, psikologi komunikasi ialah :
Ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. peristiwa mental adalah apa yang disebut internal mediation of stimuli, sebagai akibat berlangsungnya komunikasi. Peristiwa Behavioral adalah apa yang nampak ketika orang berkomunikasi. (Rakhmat, 2001:9)
Psikologi komunikasi dapat menafsirkan bahwa simbol-simbol
yang dipakai untuk berkomunikasi mempunyai makna tertentu dan
juga dapat mempengaruhi komunikan untuk terbawa dalam
2.2.2.2 Tinjauan Tentang Akomodasi Komunikasi
Akomodasi komunikasi adalah komunikasi yang dapat
memiliki peran penting, karena dapat memperkuat identitas sosial dan
penyatuan. Namun dapat juga menjadi sebaliknya, dapat menjadi alat
untuk memperkuat perbedaan dan pemisahan.
Dalam akomodasi komunikasi terdapat 3 jenis komunikasi
yaitu :
1. Konvergensi Komunikasi
Konvergensi dalam sebuah komunikasi mempunyai ciri khas
tersendiri yaitu memiliki bahasa atau system non verbal yang
sama. Konvergensi dapat didefinisikan sebagai “a strategy where
by individuals adapt to each other’s communicative behaviors”.
Yaitu suatu strategi di mana individu menyesuaikan diri dengan
kecepatan bicara, jeda bicara, senyuman, pandangan mata, perilaku
verbal dan non verbal.
Selain berdasarkan persepsi terhadap lawan bicara,
konvergensi juga terjadi berdasarkan daya tarik individu. Biasanya
ketika individu tertarik kepada individu lainnya, maka akan terjadi
23
Dalam hal ini, konvergensi berperan penting untuk
menghubungkan komunikator dengan komunikan agar terjadi
adaptasi interaksi yang seimbang, dikarenakan adanya kesamaan
persepsi diantara keduanya.
2. Divergensi Komunikasi
Divergensi adalah proses disosiasi (dissociation) atau
pemisahan satu individu terhadap individu yang lainnya.
Divergensi ini berbanding terbalik dengan konvergensi. Karena
divergensi tidak melakukan persamaan dengan individu lainnya.
Melainkan divergensi ini menghindari persamaan tersebut.
Hal yang harus diketahui tentang divergensi ini adalah jangan
dipahami sebagai upaya untuk tidak memberikan tanggapan
kepada lawan bicara. Divergensi ini hanya saja memisahkan diri
mereka dari lawan bicara dan juga percakapan yang dilakukan.
Divergensi sering terjadi dalam percakapan apabila terdapat
perbedaan peran, sama halnya dengan guru yang berbicara dengan
muridnya, dokter dengan pasennya, orang tua dengan anaknya,
orang kaya dengan pengemis.
Pada akhirnya, divergensi timbul bisa karena individu
ataupun berasal dari kelompok yang tidak diinginkan oleh individu
tersebut.
3. Akomodasi Berlebihan
Akomodasi berlebihan atau overaccomodation dapat diartikan
sebagai label atau tanda untuk seseorang yang memperlakukan
lawan bicaranya secara berlebihan. Dengan kata lain akomodasi
berlebihan bisa juga disebut sebagai upaya untuk melebih-lebihkan
dalam mengatur, memodifikasi, atau memberikan tanggapan
kepada orang lain. Yang pada akhirnya terjadi kesalah pahaman
dan ketidak nyamanan yang diterima oleh lawan bicara.
2.2.2.2 Tinjauan Tentang Adaptasi Interaksi
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap
lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai
dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan pribadi
Menurut Suparlan (Suparlan, 1993:20) adaptasi itu sendiri pada
hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat-syarat dasar
untuk tetap melangsungkan kehidupan. Syarat-syarat dasar tersebut
25
1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan
minum untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuhnya agar
tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh
dengan organ-organ tubuh lainya).
2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang
yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).
3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk
dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan,
dapat belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat
mempertahankan diri dari serangan musuh).
Ketika melakukan percakapan, individu kerap berperilaku
sama yaitu adanya upaya untuk saling meniru atau konvergensi dalam suatu ‘pola resiprokal’ (reciprocal pattern). Pada waktu lain, individu
menjauhi lawan bicara atau divergensi dalam suatu pola yang disebut ‘pola kompensasi’ (compensation pattern). Dilihat dari teori adaptasi
interaksi, perilaku individu yang mempengaruhi dan dipengaruhi
perilaku orang lain akan menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur.
Dalam melakukan adaptasi, diperlukan sebuah komunikasi
untuk proses pendekatan yang dilakukan individu. Dalam proses
komunikasi. Yaitu pola resiprokal dan pola kompensasi yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pola resiprokal
Pola resiprokal ini memiliki arti yang sama dengan
konvergensi komunikasi. Didalamnya terdapat komunikasi yang
bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan
bicaranya. Apabila komunikator dan komunikan sudah memiliki
rasa nyaman dalam percakapannya. Maka komunikator ataupun
komunikan dengan otomatis akan mengikuti gerak atau cara bicara
lawan bicaranya. Yang mendorong ketertarikan terjadinya
komunikasi tersebut karena adanya kesamaan percayaan,
kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.
Menurut Giles and Smith (1979) dikutip dari buku Morrisan,
M.A, menyatakan bahwa sejumlah faktor lainnya memengaruhi
ketertarikan kita kepada orang seperti kemungkinan interaksi di
masa depan dengan lawan bicara, kemampuan individu dalam
27
2. Pola Kompensasi
Pola kompensasi sama halnya dengan divergensi komunikasi,
yaitu komunikasi yang cenderung menjaga jarak dengan lawan
bicaranya. Dalam pola kompensasi ini tidak bisa kita pahami
sebagai khalayak tidak memberikan tanggapan kepada lawan
bicaranya. Komunikasi ini tidak sama dengan tidak memberikan
perhatian. Hanya saja dalam komunikasi ini individu lebih
memilih untuk memisahkan diri atau menjaga jarak dengan
individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan
kekuasaan dan peran dalam percakapan.
Di dalam hal ini Street (1991) dalam buku Morissan
menyebutkan bahwa:
“Interactants having greater status may speak for longer periods, initiate most of the conversational topics, speak more slowly, and maintain a more relaxed body posture than does the less powerful”
“Pembicara dengan status yang lebih tinggi akan berbicara lebih lama, berinisiatif memulai sebagian besar topic pembicaraan, berbicara secara lebih lambat, dan menunjukkan postur tubuh yang lebih santai dibandingkan dengan mereka yang kurang berkuasa”(Morissan, M.A, 2010 : 117)
Akomodasi pada dasarnya menjadi suatu proses adaptasi yang
dikemukakan Jude Burgoon dalam teorinya yang dinamakan ‘teori
adaptasi interaksi’.
Menurut Burgoon dalam buku Morrisan, M.A menyebutkan
bahwa ketika anda mulai berkomunikasi dengan orang lain, Anda
memiliki ide umum mengenai apa yang akan terjadi yang disebut Burgoon sebagai ‘posisi interaksi’ yaitu dimana titik awal Anda akan
memulai komunikasi. (Morrisan, M.A, 2010:120)
Burgoon menyatakan bahwa posisi interaksi ditentukan oleh 3
faktor yang dinamakan RED yang merupakan singkatan dari
requirements (kebutuhan), expectation (harapan) dan desires
(keinginan).
1. Requirements (Kebutuhan)
Segala hal yang diperlukan dalam interaksi. Kebutuhan dalam
fokus ini adalah kebutuhan yang bersifat biologis. Seperti meminta
makan, atau kebutuhan untuk berteman.
2. Expectation (Harapan)
Pola-pola yang diperkirakan akan terjadi. Jika individu tidak
terlalu mengenal seseorang, maka individu tersebut akan
29
3. Desires (Keinginan)
Kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik
perhatian. Apa yang ingin individu capai, individu tersebut percaya
bahwa apa yang ingin dicapai akan terjadi.
2.2.3 Tinjauan Tentang Komunitas
Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata
dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Arti
Komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, tujuan, kebutuhan, risiko dan lain-lain yang bersifat
serupa.
Menurut Soenarno (2002), Definisi Arti Komunitas yaitu sebuah
identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi
kebutuhan fungsional.
Definisi komunitas yang dianggap ideal oleh Yudistira Garna (1999)
dalam buku Atie Rachmiatie adalah:
Sedangkan Menurut Kertajaya Hermawan (2008), Arti Komunitas
adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang
seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat
antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau
values.
Horton dan Hunt, (1975:18) dalam bukunya Atie Rachmiatie
menyebutkan bahwa :
Komunitas dapat didefinisikan baik sebagai suatu kelompok kesatuan manusia (kota kecil, kota dan desa maupun sebagai seperangkat perasaan (rasa keterikatan, kesetiaan).” (Atie Rachmiatie, 2007:71)
Faktor utama yang juga menyebabkan komunitas terbentuk yaitu
karena adanya interaksi yang lebih besar yang menyebabkan tumbuhnya rasa
ketertarikan dan keakraban yang menimbulkan kenyamanan bagi para
anggotanya. Umumnya hal tersebut tumbuh karena mereka memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang sama dan hal lain yang serupa seperti hobi dan
ketertarikan kepada sesuatu yang sama.
Seperti yang dipaparkan oleh Rubin dan Rubin (1997) mereka
menyebutkan bahwa dalam kehidupan modern saat ini, kelompok orang-orang
yang memiliki kepentingan, membentuk suatu komunitas, dan mengadakan
aksi atau gerakan menuntut komunitas lain dalam memenuhi
31
2.3 Kerangka Pemikiran
2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam penelitian ini, sebagaimana yang dijelaskan pada latar belakang
masalah, Peneliti bermaksud untuk mengetahui bagaimana Adaptasi Interaksi
Anggota Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung. Sebagaimana yang telah
dipaparkan pada tinjauan pustaka diatas, maka peneliti mengambil titik
konsentrasi pada penelitian ini ialah mengenai Adaptasi Interaksi Anggota
Komunitas Tiger Kaskus Di Kota Bandung ditinjau melalui studi deskriptif
dan adaptasi interaksi.
Proses adaptasi hampir dilakukan oleh siapapun dan kapanpun itu di
berbagai macam situasi. Adaptasi dapat juga diartikan sebagai penyesuaian
diri individu untuk melakukan pendekatan pada situasi tertentu untuk
memenuhi kebutuhannya.
Dalam adaptasi terdapat pula proses interaksi yang dilakukan oleh
individu. Interaksi tersebut berlangsung untuk mencari persamaan dan untuk
mempengaruhi individu yang lainnya. Menurut Gillin dan Gillin proses
interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok
manusia.1
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
Sumber : Data Peneliti, April 2013
33
Pada adaptasi interaksi terdapat pola komunikasi adaptasi interaksi,
yaitu pola resiprokal dan pola kompensasi. Pola resiprokal lebih kepada saling
meniru pesan. Tetapi apabila pola kompensasi lebih kepada menjaga jarak
komunikasi.
Menurut Burgoon dalam buku Morissan yang menjelaskan tentang
teori adaptasi interaksi, dengan menggunakan teori adaptasi interaksi ini dapat
diperhatikan bahwa perilaku individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
individu lainnya sehingga menghasilkan pola-pola tertentu yang teratur. Dan
pola yang teratur tersebut ditujukan kepada pola resiprokal (reciprocal
pattern) dan pola kompensasi (compensation pattern).
Berikutnya dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan menjelaskan
sub-sub fokus yang akan diteliti.
Kata kunci yang pertama adalah Pola resiprokal atau (reciprocal
pattern). Didalamnya terdapat komunikasi yang bertujuan untuk
menyesuaikan diri dengan pihak lain atau lawan bicaranya. Dan apabila
komunikator dan komunikan sudah memiliki rasa nyaman dalam
percakapannya. Maka komunikator ataupun komunikan dengan otomatis akan
ketertarikan terjadinya komunikasi tersebut karena adanya kesamaan
percayaan, kesamaan kepribadian atau memiliki perilaku yang sama.
Kata kunci yang kedua adalah Pola kompensasi atau (compensation
pattern). Pola kompensasi sama halnya dengan divergensi komunikasi, yaitu
komunikasi yang cenderung menjaga jarak dengan lawan bicaranya. Dalam
pola kompensasi ini tidak bisa kita pahami sebagai khalayak tidak
memberikan tanggapan kepada lawan bicaranya. Komunikasi ini tidak sama
dengan tidak memberikan perhatian. Hanya saja dalam komunikasi ini
individu lebih memilih untuk memisahkan diri atau menjaga jarak dengan
individu lainnya. Dan juga bisa terjadi karena perbedaan kekuasaan dan peran
dalam percakapan.
2.3.2 Kerangka Pemikiran Konseptual
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam kerangka pemikiran
teoritis maka peneliti berusaha untuk mengaplikasikan seluruh kata kunci
berhubungan dengan adaptasi interaksi anggota komunitas tiger kaskus di
kota bandung.
Dengan tersusunnya kerangka tersebut akan tersusun proses yang
terjadi pada komunitas tiger kaskus tersebut untuk menggapai kepuasan atau
35
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber : Data Peneliti, April 2013
Kata kunci yang pertama yaitu pola resiprokal, dengan dijelaskannya
arti dari pola resiprokal pada kerangka teoritis, maka pada kerangka
konseptual peneliti mengaplikasikannya. Pengaplikasian tersebut dapat dilihat
bahwa pada pola resiprokal ini anggota komunitas tiger kaskus melakukan
memiliki timbal balik yang baik untuk kedua individu yang sedang
berkomunikasi. Karena dalam pola resiprokal ini individu tertarik satu sama
lain, dan memiliki kemungkinan untuk menirukan gaya lawan bicara ataupun
nada dan kecepatan bicaranya.
Kata kunci yang kedua yaitu pola kompensasi. Pada kerangka
konseptual ini, pola kompensasi diaplikasikan pada komunikasi anggota Tiger
Kaskus. Pada pola kompensasi ini, cenderung individu melakukan pemisahan
diri. Tetapi bukan berarti individu tersebut tidak menanggapi individu lainnya.
Hanya saja ia menjaga jarak dikarenakan ada hal yang ia tidak sukai mungkin
dari latar belakang lawan bicara ataupun karena strata sosialnya. Dalam pola
kompensasi, individu mempertahankan ciri khasnya dan tidak ingin
terpengaruh oleh lawan bicaranya. Bahkan individu menghindari kesamaan
dengan lawan bicara. Dari penjelasan tersebut timbul unsur yang peneliti pilih
yaitu mempertahankan identitas, kebanggaan budaya dan perbedaan individu.
Dari unsur tersebut teruraikan bahwa dalam komunikasi ini terdapat
perbedaan dan lebih kepada pemisahan diri, Dan yang memiliki peran
tertinggi akan lebih mudah untuk melakukan divergensi. Contohnya seperti
atasan dengan bawahan di sebuah perkantoran, guru dengan muridnya.
Dalam melakukan komunikasi yang berkaitan kepada pola resiprokal,
setiap anggota atau individu akan membangun kepercayaan kepada setiap
37
pendekatan, karena kepercayaan adalah suatu hal yang penting dalam
melakukan proses adaptasi. Apabila kepercayaan sudah dipupuk dan tumbuh
dengan baik, maka pendekatan pun akan berjalan dengan baik dan lancar.
Kepercayaan yang dipupuk akan membuahkan hasil, hasil yang
didapat yaitu kenyamanan pada setiap anggota. Anggota akan merasa nyaman
berkomunikasi apabila didalam diri setiap anggota sudah tertanam rasa
kepercayaan. Melalui rasa nyaman tersebut sebuah komunikasi akan berjalan
dengan lancar dan akan bergulir terus menerus tanpa ada halangan.
Perilaku yang sama akan menyebabkan kenyamanan pula, bahkan
akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan tujuan yang sama ataupun hobi
yang sama kepada setiap anggota. Sebab dari rasa nyaman tersebut setiap
anggota tidak memiliki perasaan khawatir, karena sudah menyimpan suatu
kepercayaan kepada teman sekaligus anggota komunitas tersebut.
Masalah seperti hambatan dalam proses komunikasi sudah biasa
terjadi dimanapun itu. Pada pola kompensasi ini, komunikasi tidak berjalan
baik karena pesan tersebut disampaikan dengan tidak maksimal. Pesan
tersebut mengalami sedikit penolakan dari lawan bicaranya. Pada pola
kompensasi ini, individu seolah-olah menghindar dari komunikasi yang
sedang dijalaninya, dikarenakan rasa yang muncul seperti ketidak nyamanan
Identitas yang berbeda-beda didalam kelompok atau komunitas
tersebut. Identitas berpengaruh besar pada berjalannya komunikasi pada
komunitas ini, karena seringkali rasa canggung muncul dari perbedaan
identitas tersebut. Selain identitas yang sering menimbulkan hambatan dalam
proses komunikasi di komunitas tersebut. Budaya yang berbeda-beda pada
setiap anggota komunitas juga berpengaruh kepada proses komunikasi antar
anggota. Perbedaan budaya setiap anggota adalah suatu hal yang membuat
komunikasi tersebut tidak berjalan lancar. Perbedaan tersebut bisa mencakup
kepada latar belakang budayanya seperti sifat dari budaya tersebut dan juga
bisa dari bahasa budaya tersebut. Maka dari itu dalam berjalan komunikasi
pasti akan ada proses penghindaran yang terjadi diantara setiap anggota dalam
menjalani proses komunikasi atau pendekatannya. Dilihat dari perbedaan
bahasa tersebut, maka pada komunitas tersebut diharuskan untuk memakai
bahasa yang universal agar setiap anggota bisa menangkap pesan yang
disampaikan dengan baik dan juga akan menghasilkan timbal balik yang baik
juga.
Perbedaan yang ada di komunitas ini tidak menghalangi komunitas ini
untuk berkembang. Komunitas ini bisa dijadikan sebagai wadah untuk
menyatuka berbagai budaya yang berbeda walau tak semudah itu dalam
prakteknya, karena butuh proses dalam menyatukan berbagai budaya yang
39
selalu ada, dan diawali oleh beberapa faktor mengapa rasa canggung itu
timbul ke permukaan kelompok. Serta adanya gap atau jurang pemisah
diantara individu juga menjadi faktor mengapa suatu komunikasi tidak
berjalan dengan baik. Gap tersebut tidak bisa dihindari karena bisa berupa dari
segi materil atau memang sesuatu yang sudah ada. Namun gap tersebut bisa
diatasi dengan komunikasi yang membutuhkan proses untuk membuat rasa
canggung hilang.
Pada komunitas ini dapat dilihat bahwa tidak semua komunikasi
berjalan dengan baik. ada pula komunikasi yang tidak berjalan dengan baik,
dengan segala faktor yang menghambat komunikasi tersebut. Oleh karena itu
peran setiap individu disini sangat penting untuk mengatur alur dan jalannya
40
3.1 Sejarah Honda Tiger
Honda Tiger dibuat pertama kali oleh perusahaan Honda yaitu pada
tahun 1994. Honda Tiger 1994 pertama kali muncul dengan harga sekitar 7
juta rupiah, masih dengan tromol dan velg jari-jari yang berwarna ungu.
Kemudian Honda Tiger mengalami perubahan pada tahun 1997 dengan
mengeluarkan motor Tiger dengan velg racing berpalang 3, dengan cover
belakang yang masih seperti tawon. Honda Tiger tahun 1994 hingga 2000
belum ada perubahan yang berarti, hanya di velg yang tadinya jari-jari
kemudian berubah menjadi velg racing.
Perbedaan tidak begitu signifikan juga terjadi pada tahun 2000 ke atas,
pada tahun 2000 tiger mengalami perubahan di sektor buntut, tidak seperti
tawon lagi dan bentuk lampu juga tidak kotak seperti tiger 1994 sampai 1998.
Namun sudah agak besar tetapi masih single lamp untuk lampu belakang.
kemudian sekitar tahun 2004 Honda Tiger berganti lampu belakang menjadi
dual lamp. perubahan yang sangat drastis terjadi pada tahun 2007, pada tahun
2007 dengan tidak tanggung-tanggung honda melepas tiger dengan bodi yang
41
masih tidak ada perubahan. Hanya standar emisi euro di genjot oleh pabrikan
sayap burung ini.
Gebrakan yang fantastis membuat segmen kelas 200cc bergejolak lagi.
tidak lama kemudian Honda melepas kembali tiger dengan lampu asimetris
dengan gaya ala motor eropa, dengan lampu depan di buat terpisah serta
didukung dengan lampu jauh. Hanya itu perubahannya segi bodi dan yang
lainnya masih sama seperti tahun 2008. dan pada tahun 2008 kedepan honda
pun melepas kembali tigernya dengan kembali ke single lamp namun lampu
asimetris masih di produksi oleh honda dengan maksud agar masyarakat bisa
memilih sesuai dengan minat dan kesukaan mereka.
3.2 Sejarah Kaskus 1
KASKUS didirikan pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda
asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat.
Mulanya Andrew Darwis, Ronald, dan Budi membuat KASKUS untuk
memenuhi tugas kuliah mereka. KASKUS sendiri bertujuan untuk mengobati
kerinduan mahasiswa Indonesia di luar negeri akan Indonesia melalui
berita-berita Indonesia yang diterjemahkan.
Di tahun 2006 KASKUS terpaksa berubah domain dari .com menjadi
.us karena penyebaran virus Brontok yang menyerang situs-situs besar
1
Indonesia termasuk KASKUS. Sejak saat itulah alamat situs KASKUS
berubah menjadi kaskus.us, yang juga sekaligus mengartikan bahwa
KASKUS adalah us atau kita.
Sejak tahun 2009, KASKUS menjadi pemain penting di ranah online Indonesia. KASKUS menerima banyak penghargaan diantaranya “The Best
Innovation in Marketing” dan “The Best Market Driving Company” oleh Marketing Magazine, dan “The Greatest Brand of the Decade” (2009-2010)
oleh Mark Plus Inc. KASKUS dengan bangga berada di peringkat 1 untuk
kategori situs komunitas, dan merupakan situs lokal nomor 1 di Indonesia,
menurut Alexa.
Tahun 2011 KASKUS memulai kemitraannya dengan Global Digital
Prima, sebuah perusahaan Indonesia yang berfokus untuk mengembangkan
industri digital dan konten lokal Indonesia. Kemitraan ini mendorong
pertumbuhan KASKUS yang lebih besar lagi, baik dari sisi infrastuktur,
tenaga profesional & jaringan bisnisnya dalam usaha menjadi situs nomor 1 di
Indonesia serta pemain global online di dunia. Mengimbangi ekspansi,
KASKUS pun memindahkan kantor utamanya ke Menara Palma di daerah
Kuningan dan menamakannya KASKUS Playground.
Di tahun 2012 KASKUS juga meluncurkan versi baru KASKUS 2.0
43
Forum Jual Beli (FJB), serta menambah server untuk mengakomodir
kebutuhan member KASKUS yang telah mencapai lebih dari 4,5 juta
member.
3.3 Sejarah Komunitas Tiger Kaskus 2
Komunitas Tiger Kaskus berawal dari keinginan orang - orang yang
sering berinteraksi pada sebuah thread bernama Serba - serbi honda tiger (All
variant) di salah satu forum yang bernama kaskus.co.id. Thread ini di buat
oleh seseorang dengan id kaskus Thompels, pada tanggal 21 mei 2008.
Thread ini terletak di forum otomotif, sub forum kendaraan roda dua pada
forum kaskus.co.id
Pada pertengahan februari 2010 dilakukan kopi darat untuk pertama
kalinya di tugu patung panahan senayan (Jl. Asia - afrika). Mereka yang hadir
di sana kemudian sepakat untuk membentuk sebuah komunitas bagi mereka
yang kerap berinteraksi di thread tersebut. Karena dengan membentuk
komunitas tersebut komunikasi bisa terjalin dengan lancar dan dapat lebih
dekat satu sama lain. Karena adanya kopi darat.
Dari sekian banyak nama yang diajukan akhirnya nama Tikus (Tiger
Kaskus) terpilih menjadi nama komunitas ini. Nama Tikus dianggap mampu
2
mewakili semangat orang - orang di thread serba serbi honda tiger (All
variant) yang menginginkan sebuah komunitas yang terdiri dari orang - orang
pengguna Honda Tiger namun jauh dari kesan garang, liar, brutal, ugal -
ugalan di jalan dan lain sebagainya.
Sampai saat ini Komunitas Tiger Kaskus telah memasuki umur yang
ke 5 tahun lebih. Dan telah memiliki anggota sebanyak 100 orang lebih.
Thread yang dibuat di kaskus pun sudah mengalami pergantian halaman
sebanyak 3 kali. Dan saat ini thread Komunitas Tiger Kaskus memiliki
postingan sekitar berpuluh ribuan lebih postingan dari anggotanya yang aktif
setiap harinya.
Setiap komunitas pastinya memiliki syarat tertentu sebagai acuan
untuk masing-masing anggota yang ingin bergabung. Di dalam komunitas
tiger kaskus sendiri, persyaratannya yang paling penting adalah mempunyai
akun kaskus.co.id. dan sering membuat postingan di thread tiger kaskus itu
sendiri. Dan selain memiliki akun kaskus, pastinya harus memiliki motor
merk tiger. dan tidak dipatok usia, komunitas ini memperbolehkan siapa saja
untuk masuk ke dalamnya.
Banyak kegiatan positif yang Komunitas Tiger Kaskus lakukan, selain
hanya berkumpul dan bertukar pendapat. di thread kaskus Maupun di tempat
45
berbagai macam keluhan kendaraannya yang dialami oleh masing-masing
pengendara.
Dengan sharing, hal tersebut sangat membantu masing-masing
individu untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Komunitas Tiger Kaskus
juga pernah mengadakan bakti sosial kepada panti asuhan, dan juga sahur on
the road ke panti asuhan. Kegiatan selain bakti sosial yaitu Komunitas Tiger
Kaskus juga sering mengadakan Touring ke berbagai tempat. Dengan tidak
melupakan keamanan anggotanya, anggota yang ikut Touring diharuskan
untuk memakai safety seperti body protector dan yang lainnya, untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Komunitas Tiger Kaskus ini memiliki jadwal kumpul pada hari jumat
malam. Sesuai pada daerah atau regionnya masing-masing, memiliki tempat
berkumpul atau kopi darat yang berbeda. Region Jakarta dan sekitarnya
melaksanakan pertemuan di panahan yang bertempatan di tugu patung
panahan senayan Jalan Asia – Afrika. Apabila region Bandung, biasa
melakukan pertemuan di warung kopi depan itenas, tepatnya di Jalan PHH.
Mustopha. Sedangkan region Bogor mengadakan pertemuan di Sekitaran Air
Mancur, Jl. Jend. Ahmad Yani. Biasanya pertemuan dimulai dari jam 9
malam sampai larut malam. Apabila anggota merasakan penat, mereka sering
waktunya, guna untuk melepas penat dan mencari hiburan dikala waktu
santai.
3.4 Logo dan Arti Logo Tiger Kaskus
Gambar 3.1 Logo Tiger Kaskus
Nama Tikus muncul karena adanya rundingan dari para anggota
komunitas Tiger Kaskus itu sendiri. Dan tentunya dalam membuat logo tiger
kaskus tidak dilakukan sendirian. Pembuatan logo tersebut dibuat dengan
bersama-sama dan disepakati oleh semua anggota. Logo dari Tikus sendiri
memiliki banyak arti di dalamnya. Dapat dilihat logo Tikus tersebut berbentuk
seperti orang yang memakai helm.
Dalam pembuatan nama dan logo, anggota Tikus melakukan voting
untuk nama serta logo, sehingga jatuh kepada penamaan Tikus, karena tikus
47
ingin menjauh dari sifat sangar itu sendiri. logo Tikus kita dapat dari logo
orang di kaskus yang kita modif sedikit, agar tidak menampakkan
kesangarannya, Itu filosofinya. Tidak arogan, sangar, sopan dan santun
didalam bersaudara, berteman dan dijalan raya (Wawancara Bapak Bayu
Murti).
Dalam logo Tikus itu sendiri terdapat berbagai macam arti. Wajah
yang sedang tersenyum itu adalah karakter unik dari kaskus.co.id dan oleh
komunitas tiger kaskus dipilih sebagai logo mereka. Yang mengartikan bahwa
komunitas tiger kaskus ini adalah bagian dari kaskus.co.id
Arti dari karakter yang tersenyum sendiri adalah memiliki makna
bahwa komunitas tiger kaskus ini sangat menjunjung tinggi keramahan dan
kehangatan bagi siapa saja. Baik di jalan raya maupun tidak.
Arti dari karakter yang sedang menggunakan helm yaitu menunjukkan
bahwa Tikuser adalah orang-orang yang selalu taat pada peraturan lalu lintas
pada saat berada di jalan raya. Dan juga mematuhi rambu-rambu dan marka
jalan.
Warna yang dipilih adalah dominan ke warna oranye dan biru. Karena
warna oranye dan biru identik dengan warna kaskus.co.id itu sendiri, dan agar
lebih menggambarkan bahwa komunitas ini terlahir dari kaskus. Maka warna
dari kaskus itu sendiri, maka logo Tikus tidak terkesan garang dan lebih
kepada logo yang ramah dan sopan.
3.5 Tujuan Komunitas Tiger Kaskus
Komunitas Tiger Kaskus memiliki tujuan tersendiri dalam membentuk
komunitasnya, berikut adalah tujuannya :
1. Berguna untuk personal dan keluarganya (kekeluargaan). Bukan hanya
dikalangan tikus sendiri tetapi juga harus memiliki kontribusi terhadap
masyarakat.
2. Sebagai wadah bertukar pikiran. Terbuka untuk semua, dengan tidak
membentengi dan megkultuskan hanya pemilik motor tiger saja, selama masih
didalam path yang sama.
3. Untuk menyambangi komunitas otomotif, bakti sosial dan berbagai kegiatan
positif.
3.6 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
49
3.6.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono,Metode penelitian kualitatif adalah :
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2013 : 1)
Menggunakan definisi yang sederhana, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat interpetif (menggunakan penafsiran) yang
menggunakan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya
(Mulyana, 2007:5)
Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga berkehendak
mengadakan akumulasi data dasar. Dalam hal ini peneliti menggunakan
metode deskriptif untuk menggambarkan mengenai adaptasi interaksi pada
komunitas tiger kaskus bandung.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
3.6.2.1 Studi Pustaka
Pada studi pustaka peneliti menggunakan :
b. Dokumen-dokumen dari beberapa sumber yang terkait dengan
penelitian.
c. Laporan-laporan dari beberapa sumber yang terkait dengan
penelitian.
3.6.2.2 Studi Lapangan
A. Wawancara mendalam
Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawacara
mendalam (depth interview) atau wawancara terstruktur yang
bertujuan untuk mengetahui pandangan personal subjek penelitian.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap anggota
komunitas tiger kaskus, serta pihak-pihak yang berkaitan dengan objek
penelitian. Hal-hal yang ditanyakan yaitu berkaitan dengan adaptasi
interaksi pada komunitas tersebut. Guna untuk mendapatkan data yang
akurat dan tepat dari informan yang terpercaya.
B. Observasi
Menurut Christine Daymon dan Immi Holloway dalam
Nurohman (2011:19), Observasi menyaratkan pencatatan dan
perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak, dan
51
seperti yang belakangan diingat, diceritakan kembali dan
digeneralisasikan oleh peneliti itu sendiri.
C. Penelusuran Data Online
Penelusuran data online menurut Burhan Bungin adalah Tata
cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet
atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online,
sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi
online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah
mungkin dan dapat dipertanggungjawa bkan secara akademis. (Bungin
dalam Nurohman, 2011: 19).
D. Dokumentasi
Pada penelitian ini, peneliti juga mendokumentasikan segala
kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang berhubungan dengan fokus
penelitian yang dikaji, dalam hal ini adalah proses interaksi antara
anggota komunitas tiger kaskus. Dari dokumentasi-dokumentasi
tersebut kemudian dianalisis, dicermati segala manajemen komunikasi
dan interaksi yang informan lakukan sebagai data yang menjadi
3.6.3 Teknik Penentuan Informan
3.6.3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun
kelompok yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek
penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek penelitian. Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek
dimana terdapat beberapa narasumber atau informan yang dapat
memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah anggota komunitas tiger kaskus.
Informan (narasumber) penelitian adalah orang yang memiliki
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai
informasi mengenai objek penelitian tersebut.Dalam hal ini, informan
merupakan sumber data penelitian yang utama yang memberikan
informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok
masyarakat yang diteliti. (Kuswarno, 2008 : 162).
Dalam menentukan informan penelitian yang diambil dari
subjek, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sample