LAMPIRAN 1
Pearson Correlation Pendapatan_Jasa 1.000 -.272 -.572Jlh_TenagaKerja -.272 1.000 -.054
ANOVAb
n Eigenvalue Condition Index
DAFTAR PUSTAKA
Algifari.2000. Analisa Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE
Iswardono, 1981. Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta : BPFE Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Usman, Husaini, R. Purnomo Setiady Akbar, 1995. Pengantar Statistik. Jakarta : Bumi Aksara
BPS Serdang Bedagai. 2003-2012. Serdang Bedagai dalam Angka 2003-2012. Badan Pusat Statistik
Sutarman, Marpongahtun, dkk. 2013. Panduan Tatacara Penulisan Tugas Akhir Edisi Kedua. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Walpole, E. Ronald. 1995. Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga negara non departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi dilapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.
Visi
Misi
Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.
3.2Kedudukan
BPS Propinsi Sumatera Utara adalah Perwakilan Badan Pusat Statistik RI di Propinsi Sumatera Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS RI dan melaksanakan koordinasi dengan Kepala Daerah setempat.
3.3Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik
Tugas, fungsi, dan kewenangan BPS telah menetapkan dalam Keputusan Presiden RI (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001. Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan kewenangannya seperti tercantum di bawah ini. BPS juga dibatasi oleh 10 prinsip etika perstatistikaan yang tercantum dalam United Nations Fundamental
principles of Official Statistics.
3.3.1 Tugas
3.3.2 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan dibidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.
3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; dan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.
3.3.3 Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya
2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro
3. Penetapan sistem informasi dibidangnya
4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kegiatan statistik
2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral
3.4 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data dan Pembahasan
Setiap data yang telah didapat merupakan alat pengambilan keputusan dalam pemecahan persoalan yang ada. Dalam hal ini persoalan yang diteliti tentang pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit seperti yang telah dijelaskan di bab pendahuluan. Dalam hal ini penulis mengambil tiga buah data yaitu data jumlah tenaga kerja, data bahan baku dan data pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit yang secara keseluruhan data yang diambil adalah data pada tahun 2001 sampai tahun 2011.
Tabel 4.1 Data Jumlah Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Pendapatan
Jasa Industri Tekstil Propinsi Sumatera Utara Tahun 2001-2011
Tahun Pendapatan Jasa (Milyar Rp)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Bahan Baku (Milyar Rp)
2001 2,07 5.790 134,51
2002 0,76 4.144 308,69
2003 0,78 4.175 315,48
2004 0,75 5.393 208,03
2005 1,06 5.633 348,52
2006 6,16 4.130 98,15
2007 6,39 5.214 97,74
2008 6,64 5.142 100,67
2009 9,99 4.076 235,91
2010 0,97 5.801 239,56
2011 1,01 5.804 258,29
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.2 Data Yang Telah Disederhanakan
Tahun Pendapatan Jasa (Milyar Rp)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
Bahan Baku (Milyar RP)
2001 0,207 579,0 13,451
2002 0,076 414,4 30,869
2003 0,078 417,5 31,548
2004 0,075 539,3 20,803
2005 0,106 563,3 34,852
2006 0,616 413,0 9,815
2007 0,639 521,4 9,774
2008 0,664 514,2 10,067
2009 0,999 407,6 23,591
2010 0,097 580,1 23,956
2011 0,101 580,4 25,829
Keterangan:
Y = Pendapatan Jasa (Milyar Rp )
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Dalam mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu dihitung koefisien-koefisien regresi dengan mencari hubungan fungsional antar variabel yang ada. Dengan koefisien yang didapat dari perhitungan, maka dapat ditentukan persamaan regresinya. Adapun perhitungan nilai-nilai koefisiennya adalah tertera pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Nilai-Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Tahun Y X1 X2 X12 X22
2001 0,207 579,0 13,451 335.241,000 180,929
2002 0,076 414,4 30,869 171.727,360 952,895
2003 0,078 417,5 31,548 174.306,250 995,276
2004 0,075 539,3 20,803 290.844,490 432,765
2005 0,106 563,3 34,852 317.306,890 1.214,662
2006 0,616 413,0 9,815 170.569,000 96,334
2007 0,639 521,4 9,774 271.857,960 95,531
2008 0,664 514,2 10,067 264.401,640 101,344
2009 0,999 470,6 23,591 221.464,360 556,535
2010 0,097 580,1 23,956 336.516,010 573,890
2011 0,101 580,4 25,829 336.864,160 667,137
Sambungan Tabel 4.3
Tahun X1Y X2Y X1X2 Y2
2001 119,853 2,784 7.788,129 0,043
2002 31 494 2,346 12.792,114 0,006
2003 32 565 2,461 13.171,290 0,006
2004 40 448 1,560 11.219,058 0,006
2005 59 710 3,694 19.632,132 0,011
2006 254 408 6,046 4.053,595 0,379
2007 333 175 6,246 5.096,164 0,408
2008 341 429 6,684 5.176,451 0,441
2009 470 129 23,567 11.101,925 0,998
2010 56 270 2,324 13.896,876 0,009
2011 58 620 2,609 14.991,152 0,010
Total 1.798,101 60,322 118.918,884 2,318
Dari tabel di atas maka diperoleh:
n = 11 1 = 1.798,101
= 3,658 2 = 60,322
1 = 5.593,2 12 = 2.891.099,120
2 = 234,555 22 = 5.867,3
= 3,658 + 8,211 + 4,926 11
= 1,527
Dengan demikian, diperoleh persamaan regresi linier berganda atas
1 dan 2 atas Y adalah:
= + 1 1+ 2 2 (4.11) = ,� � − , − 0,021
Dengan menggunakan SPSS perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 1.
4.3 Analisis Residu
Tabel 4.4 Penyimpangan Nilai Koefisien
Tahun Y 1 2 − ( − )2
2001 0,207 579,0 13,451 0,393 -0,186 0,035 2002 0,076 414,4 30,869 0,269 -0,193 0,037 2003 0,078 417,5 31,548 0,251 -0,173 0,030 2004 0,075 539,3 20,803 0,297 -0,222 0,049 2005 0,106 563,3 34,852 -0,033 0,139 0,019 2006 0,616 413,0 9,815 0,714 -0,098 0,010 2007 0,639 521,4 9,774 0,555 0,084 0,007 2008 0,664 514,2 10,067 0,560 0,104 0,011 2009 0,999 470,6 23,591 0,340 0,659 0,435 2010 0,097 580,1 23,956 0,171 -0,074 0,005 2011 0,101 580,4 25,829 0,131 -0,030 0,001 Total 3,658 5.593,2 234,555 3,648 0,010 0,639
Sehingga kesalahan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
.12=
( − )2
� − −1 (4.12)
Di mana:
Maka diperoleh:
.12=
( − )2 � − −1
= 0,639 11−2−1
= 0,2826
Dengan penyimpangan nilai yang telah didapatkan di atas, maka hasil pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara yang sebenarnya akan menyimpang dari hasil sebenarnya sebesar 0,2826 (perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 1).
4.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan jasa industri dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus 4.13 berikut:
2= ��
2 (4.13)
Dari persamaan 4.8 dan 4.9 diperoleh nilai sebagai berikut:
1 = -61,892 2 = -17,678
��= 1 1 + 2 2 (4.14)
= −0,00147 −61,892 + −0,0210037 (−17,678)
= 0,0909 + 0,3713 =0,4622
Maka di dapat koefisien determinasi:
2
= 0,4622 1,102
2 = 0,42
Dan untuk koefisien korelasi ganda, dapat digunakan rumus:
= 2
= 0,42
= 0,648
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi ( 2) sebesar
0,42 berarti sekitar 42% tingkat pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dan bahan baku..
4.5 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat atau antara variabel bebas yang ada, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya.
1. Koefisien korelasi antara Y (pendapatan jasa) dengan 1 (jumlah tenaga kerja) 1 berpengaruh) dan negatif (tidak searah) antara pendapatan jasa industri dengan jumlah tenaga kerja, artinya semakin bertambah jumlah tenaga kerja maka pendapatan jasa semakin menurun dan sebaliknya.
2 = (pendapatan jasa industri) dengan 2 (bahan baku), artinya jika semakin meingkat bahan baku maka akan semakin menurun pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara dan sebaliknya dengan korelasi yang tergolong sedikit rendah dengan nilai r sebesar -0,572.
4.6 Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah tenaga kerja dan bahan baku memiliki pengaruh terhadap pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis
H0 : b1= b2= 0
H1 : b1≠ b2 ≠0
Artinya minimal ada parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan jasa industri Propinsi Sumatera Utara.
2. Menentukan taraf nyata α dan nilai Ftabel dengan derajat kebebasan v1= k dan
v2 = n-k-1.
dengan :
α = 0,05 ; v1 = 2 ; v2 = n-k-1 = 11-2-1 = 8
Maka diperoleh Ftabel sebesar 4,46.
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel
4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus:
�
= ��
� � (� − −1) (4.17)
Dengan:
�� = jumlah kuadrat regresi � = jumlah kuadrat residu (sisa) � − −1 = derajat kebebasan
Telah didapat nilai JKreg pada persamaan 4.14 sebesar 0,4622. Dan kemudian dicari nilai JKresyang dihasilkan dari perhitungan tabel 4.4 dengan rumus sebagai berikut: pengaruh terhadap pendapatan jasa industri Propinsi Sumatera Utara (perhitungan dapat diperoleh dengan mengguakan SPSS dengan output pada lampiran 1).
4.7 Uji Koefisien Linier Regresi Berganda
Koefisien korelasi antara jumlah tenaga kerja (X1) dengan bahan baku
31.802.090,32−31.283.806,24 (64.540,3−55.016,048)
2 =
Maka dari perhitungan thitung di atas diperoleh:
t1 < ttabel maka H0 diterima
t2 < ttabel maka H0 diterima
Dari kedua koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel 1
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Sejarah Singkat SPSS
SPSS (Statistic Package for Service Solution) merupakan sebuah program statistika yang dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa dari universitas Standford. Pada awalnya SPSS ditunjukkan untuk menganalisis data ilmu-ilmu sosial atau dulu disebut Statistic Package for Social Sience. Namun seiring berjalannya waktu program ini dikembangan sehingga berubah nama sesuai kebutuhannya. Dan kini, SPSS telah banyak digunakan pada berbagai ilmu untuk pemprosesan data statistik karena dianggap dapat melakukan proses analisis dengan cepat.
5.2 Cara Kerja SPSS
Gambar 5.1 Tampilan Jendela Start Windows
5.3 Pengoperasian SPSS
Setelah SPSS diaktifkan, maka tampilan awalnya adalah sebagai berikut:
Gambar 5.2 Tampilan Jendela Awal SPSS
1. Klik lembar variabel view dari SPSS data editor kemudian masukkan nama variabel yaitu pendapatan jasa, jumlah tenaga kerja dan bahan baku di kotaknya masing-masing seperti gambar berikut:
Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Data Variabel Pada Variabel View
2. Kemudian pada lembar data view dari SPSS data editor, masukkan data pendapatan jasa, jumlah tenaga kerja dan bahan baku sebagai berikut:
Gambar 5.4 Tampilan Pada Data View
Gambar 5.5 Tampilan Jendela Editor Regresi Linier
4. Kemudian akan didapat tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.6 Tampilan Linier Regression
Gambar 5.7 Tampilan Dependent dan Independent
6. Pastikan memilih Method: Enter. Kemudian klik tombol Statistics dan pastikan memberi tanda ceklis pada Estimates, Model fit, Colinearity
diagnostics, dan Durbin-Watson seperti gambar 5.8 berikut ini:
Gambar 5.8 Tampilan Jendela Regresi Linier: Statistik
8. Klik plots , kemudian masukkan SDRESID ke kotak pilihan Y dan ZPRED ke kotak pilihan X. Pada Standardized Residual Plots beri tanda di
Histogram dan Normal probability plot kemudian klik continue.
Tampilannya dapat dilihat seperti gambar 5.9 berikut.
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Regresi Linier: Plot
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Persamaan regresi linier berganda yang diperoleh adalah: = 1,527− 0,001 1 − 0,021 2.
2. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,42 berarti 42% tingkat pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dan bahan baku dan 58% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Karena Fhitung < Ftabel maka H0 diterima. Hal ini berarti bahwa Artinya
jumlah tenaga kerja dan bahan baku tidak mempengaruhi tingkat pendapatan jasa industri tekstil Propinsi Sumatera Utara.
6.2 Saran
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai analisis prediksi. Dikatakan prediksi karena nilai prediksi tidak selalu tepat dengan nilai riilnya. Semakin kecil tingkat penyimpangan antara nilai prediksi dengan nilai riilnya, maka semakin tepat persamaan regresi yang bentuk. Hal ini dapat didefinisikan bahwa analisa regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan pokok dalam penggunaan metode untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari suatu variabel lain yang diketahui.
2.2 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu proses untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal atau dengan kata lain, regresi linier yang hanya melibatkan satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk umum model regresi linier sederhana yaitu:
Y= 0+ 1 1+� (2.1)
Di mana : = variabel tak bebas (dependen)
0 = parameter intersep 1 = koefisien regresi (slop)
1 = variabel bebas (independen)
� = kesalahan penduga
2.3 Regresi Linier Berganda
Disamping hubungan linier dua variabel, hubungan linier lebih dari dua variabel dapat juga terjadi. Pada hubungan ini, perubahan satu variabel dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel lain. Maka regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah respon (variable dependent) dengan faktor-faktor yang mempengaruhi lebih dari satu predaktor (variable
independent).
= 0+ 1+ 2 2+ 3+⋯+ +� (2.2)
2.4 Membangun Persamaan Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda megandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Semakin banyak variabel independen yang terlibat dalam suatu persamaan regresi semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan hingga diperoleh persamaan regresi estimasi. Dalam regresi linier berganda terdapat variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Bentuk persamaan regresi linier berganda tersebut yaitu :
= + 1 1 + 2 2 (2.3)
Nilai dari koefisien , 1, 2 dapat ditentukan dengan metode kuadrat terkecil (least squared) seperti berikut ini:
1 =
dan 2. Dalam persamaan model regresi linier yang diperoleh, maka antara nilai Y
dan akan menimbulkan perbedaan hasil yang sering disebut sebagai kekeliruan. Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:
R2 = 2
Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitatif dinamakan koefisien korelasi. Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yag lain dinyatakan dengan
koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r” yang besarnya adalah akar
koefisien determinasi. Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: r = 2 (2.10)
Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari koefisien tersebut. Besarnya koefisien korelasi (r) antara dua variabel adalah nol sampai dengan 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel mempunyai r = ± 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna.
1=
� 1− ( )( 1)
(� 2− ( )2) (� 12−( 1)2)
(2.11)
Keterangan:
1 = koefisien korelasi antara Y dan X
1 = Variabel bebas (independen)
Y = Variabel terikat (dependen)
Untuk lebih mengetahui seberapa jauh derajat antara variabel-variabel tersebut, dapat dilihat dalam perumusan berikut:
1,00 ≤ r ≤ - 0,80 berarti korelasi kuat secara negatif -0,79 ≤ r ≤ -0,50 berarti korelasi sedang secara negatif -0,49 ≤ r ≤ 0,49 berarti korelasi lemah
0,50 ≤ r ≤ 0,79 berarti berkorelasi sedang secara positif 0,80 ≤ r ≤ 1,00 berarti berkorelasi kuat secara positif
Hubungan antar variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut :
1. Korelasi Positif
2. Korelasi Negatif
Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya apabila variabel yag satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya.
3. Korelasi Nihil
Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak), artinya apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain.
2.7 Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan. Pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formulasi hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 = ... = bk = 0 (X1 , X2,…Xk tidak mempengaruhi Y)
H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol
2. Penentuan nilai kritis. Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal dengan memperhatikan tingkat signifikan (�) dan banyaknya sampel digunakan serta nilai Ftabel dengan derajat kebebasan �1 = k dan �2 = n-k-1
3. Menentukan kriteria pengujian
H0 diterima bila Fhitung ≤Ftabel
H0 ditolak bila Fhitung >Ftabel
4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus :
� = ��
� (� − −1) (2.12)
Dengan :
�� = jumlah kuadrat regresi � = jumlah kuadrat residu (sisa)
� − −1 = derajat kebebasan
�� = 1 1 + 2 2
� = ( − )
2
2.8 Uji Koefisien Regresi Berganda
Keberartian adanya variabel-variabel bebas dalam regresi linier berganda perlu diuji untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji statistik t (student). Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran 2,1,2,3,…, . Jadi untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien adalah :
= .1,2,…,
Kemudian dicari perhitungan statistik t yaitu:
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang dilahirkan oleh kemajuan zaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membuat dampak yang cukup besar bagi industri-industri di Indonesia baik industri perdagangan, manufaktur maupun jasa yang mengakibatkan persaingan semakin kompetitif.
Salah satu sektor yang cukup tinggi tingkat persaingannya adalah sektor industri tekstil. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) berperan cukup penting bagi banyak negara dalam memulai proses industrialisasi. Bagi Indonesia, TPT yang semula hanya merupakan produksi substitusi impor saat ini telah berubah menjadi komoditi ekspor andalan. Menurut ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Benny Sutrisno, ekspor industri TPT Indonesia pada tahun 2005 mencapai US$ 7,5 Miliar dan diproyeksikan untuk tahun 2006 ini mencapai US$ 8,35 Miliar (Kompas, 2006).
rajutan (knitting), pakaian jadi (garment), dan produk tekstil lainnya (other textile). Indonesia memiliki industri pemintalan (spinning) yang besar di kawasan Asia dan Oceania. Demikian pula dengan industri pertenunan yang produksinya kedua terbesar setelah Cina, serta industri pakaian jadi yang dikenal di dunia internasional. Sampai saat ini Indonesia menjadi negara pengekspor ke-11 terbesar di dunia dengan pangsa pasar 3,15 persen dari total pasar tekstil dunia sebesar US$ 194,7 Miliar pada tahun 2004. Untuk ekspor pakaian jadi, Indonesia menempati urutan kesembilan dengan pangsa pasar sebesar 4,45 persen dari total nilai pasar tekstil dunia sebesar US$ 258,1 Miliar (Kompas, 2006).
Namun di tengah pesatnya persaingan industri ini, pertumbuhan industri tekstil di Indonesia dirasakan masih kurang dari yang diharapkan. Industri tekstil sudah mulai menunjukkan gejala penurunan. Pertumbuhan ekspor tekstil, misalnya sudah terlihat menurun sejak tahun 2001. Dalam tahun 2002, ekspor pakaian jadi tumbuh negatif sebesar -12,2 persen. Dengan kondisi ini tampaknya perlu sebuah upaya serius untuk menyelamatkan industri tekstil di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri, industri tekstil adalah industri yang penting dalam memberikan kontribusi kepada penerimaan ekspor Indonesia.
tercapainya tujuan perusahaan. Sebaliknya tenaga kerja juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
Sebagai sumber daya manusia, tenaga kerja akan memiliki kontribusi terhadap hasil operasi perusahaan. Perusahaan perlu mengukur besar pengaruh tenaga kerja terhadap hasil operasi. Pengukuran perlu dikaitkan dengan produktivitas tenaga kerja karena dengan mengetahui tingkat produktivitas tersebut maka perusahaan akan mengetahui pemakaian tenaga kerja yang diperlukan dalam operasi dan dalam mencapai tingkat laba yang diperoleh perusahaan. Jumlah tenaga kerja (karyawan) yang bekerja di perusahaan juga perlu diperhatikan untuk menentukan pendapatan jasa industri serta bahan baku tekstil yang digunakan apa akan menunjang laba di perusahaan atau bahkan sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat tugas akhir yang berjudul “Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja dan Bahan Baku
Terhadap Pendapatan Jasa Industri Besar dan Sedang Propinsi
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah penelitian adalah mencari seberapa besar nilai pengaruh dan mana yang lebih dominan berpengaruh antara jumlah tenaga kerja dan bahan baku terhadap pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit Propinsi Sumatera Utara.
1.3Batasan Masalah
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris seberapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja dan bahan baku terhadap pendapatan jasa industri tekstil, pakaian jadi dan kulit Propinsi Sumatera Utara dari tahun 2001 sampai tahun 2011.
1.5Manfaat Penelitian
Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian ini adalah konstribusi kebijakan untuk memberikan masukan bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam menyusun kebijakan dibidang perindustrian khususnya industri tekstil, pakaian jadi dan kulit di masa yang akan datang.
1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian dan riset data dilakukan di Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut:
a. Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.
b. Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
1.8 Tinjauan Pustaka
Menyatakan perubahan nilai variabel itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan untuk membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang mempengaruhinya (Algifari, 2000).
analisis regresi menggunakan persamaan regresi. Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis tertentu.
Bentuk hubungan antara variabel dapat searah atau dapat berlawanan arah. Hubungan antara variabel searah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain searah. Hubungan antara variabel berlawanan arah artinya perubahan nilai yang satu dengan nilai yang lain berlawanan arah. (Usman, Husaini, 1995).
Jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positip. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti oleh penurunan di dalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatip. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dalam tugas akhir ini. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membagi enam bab di mana masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Bab ini menjelaskan tentang sejarah, visi, misi, kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.
BAB 4 : PENGOLAHAN DATA
Bab ini menguraikan pengolahan data dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, korelasi ganda, dan pengujian koefisien regresi linier berganda.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menjelaskan tentang program atau software yang digunakan untuk mengolah/menganalisis data. Penulis menggunakan program SPSS (Statistic Product and
Service Solution).
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN
BAHAN BAKU TERHADAP PENDAPATAN JASA
INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROPINSI
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
ABDUL RAHIM
102407055
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN
BAHAN BAKU TERHADAP PENDAPATAN JASA
INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROPINSI
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh
Ahli Madya
ABDUL RAHIM
102407055
PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Jasa Industri Besar dan Sedang Propinsi Sumatera Utara Kategori : Tugas Akhir
Nama : Abdul Rahim Nomor Induk Mahasiswa : 102407055 Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Diluluskan di Medan, Juli 2013
Disetujui Oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
PERNYATAAN
ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN BAHAN BAKU
TERHADAP PENDAPATAN JASA INDUSTRI BESAR DAN
SEDANG PROPINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2013
ABDUL RAHIM
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Dan Bahan Baku Terhadap Pendapatan Jasa Industri Besar dan Sedang Propinsi Sumatera Utara.
3.3.3 Kewenangan 24
3.4. Struktur Organisasi 24
BAB 4. Pengolahan Data 26
4.1. Data dan Pembahasan 26
4.2. Persamaan Regresi Linier Berganda 29
4.3. Analisis Residu 33
4.4. Koefisien Determinasi 35
4.5. Koefisien Korelasi 37
4.6. Uji Regresi Linier Berganda 38
4.7. Uji Koefisien Regresi Linier Berganda 40
BAB 5. Implementasi Sistem 44
5.1. Sejarah Singkat SPSS 44
5.2. Cara Kerja SPSS 44
5.3. Pengoperasian SPSS 45
5.4. Pengisian dan Pengolahan Data 46
BAB 6. Kesimpulan Dan Saran 50
6.1. Kesimpulan 50
6.2. Saran 51
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel
4.1. Data Jumlah Tenaga Kerja, Bahan Baku dan Pendapatan 27 Jasa Industri Tekstil Propinsi Sumatera Utara Tahun
2001-2011
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
lamp
1. Hasil Perhitungan Dari Program SPSS 2. Surat Permohonan Penelitian Tugas Akhir 3. Surat Riset Pengumpulan Data
4. Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa 5. Surat Keterangan Hasil Uji Program Tugas Akhir 6. Data Sumber Pengolahan