Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
Sumber : www.idx.co.id
Sumber : Data Diolah Peneliti, 2013
39 PTRA New Century Development Tbk × × ×
40 NIRO Nirvana Development Tbk × √ ×
41 PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ 24
42 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ ×
43 GPRX Perdana Gapuraprima Tbk √ √ √ 25
44 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk × √ ×
45 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ √ √ 26
46 RDTX Roda Vivatex Tbk √ √ √ 27
47 BKSL Sentul City Tbk √ √ √ 28
48 SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ 29
49 SIIP Suryainti Permata Tbk √ √ ×
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi)
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi)
Lampiran 4 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAR 87 .0700 .7300 .408046 .1684943
ROE 87 .0115 .3671 .139630 .0843721
NPM 87 .0297 1.0148 .245482 .1458844
EPS 87 1.4300 635.7900 98.894368 143.4262842
UKURAN PERUSAHAAN 87 4.7621 10.1213 7.794341 1.3493064
HARGA SAHAM 87 4.3944 8.2687 6.213857 1.0023033
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sesudah Transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 684.50011270
Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .158
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z 1.477
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 684.50011270
Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .158
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z 1.477
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Test distribution is Normal.
Histogram Sebelum Transformasi
P-P Plot Sebelum Transformasi
Lampiran 6
Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) 3.561 .508
DAR -1.237 .582 .646 1.547
ROE 3.102 1.278 .535 1.871
NPM .048 .582 .863 1.159
EPS .003 .001 .746 1.341
UKURAN
PERUSAHAAN
.307 .060 .942 1.061
Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi
Model Summaryb
Model R R square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-watson
1 .706a .499 .468 .7312235 2.345
a. Predictors: (Constant), Ukurab Perusahaan, NPM, ROE, EPS, DAR
b. Dependent Variable: Harga Saham
Hasil Uji Autokorelasi Sesudah Transformasi
Model R R square
Adjusted R Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-watson
1 .750a .562 .529 .6919703 1.885
Lampiran 9
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Uji F
a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, NPM, ROE, EPS, DAR
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Hasil Uji Adjusted R2 Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Ln Aktiva, NPM, ROE, EPS, DAR
b. Dependent Variable: Harga Saham
a. Predictors: (Constant), Ln Aktiva, NPM, ROE, EPS, DAR
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Dippo Satria, 2008. “Pengaruh Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas,
Aktivita, Profitabilitas, dan Pasar terhadap Harga Saham Industri
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi, Fakultas Ekonomi USU,
Medan.
Darmadji, Tjiptono, Hendy M. Fakhruddin 2006. Pasar Modal di Indonesia,
Pendekatan Tanya Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, Gedung F. Pusat Sistem Informasi, Kampus USU.
Erlina, 2008. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Kedua, USU Press, Medan.
Fahmi, Irham, 2012. Manajemen Investasi : Teori dan Soal Jawab, Salemba Empat, Jakarta.
Fahmi, Zulham, 2013. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Manfaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”, Skripsi FE Universitas Sumatera Utara, Medan
Ferdi, 2013. Peluang Bisnis Property Tetap
Menggiurkan.https://www.facebook.com/permalink.php?id=48333041502
3062&story_fbid=527637510592352/(27 Feb 2013).
Ghozali, Imam, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Jilid I Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.
Gumanti, Tatang Ary, 2011. Manajemen Investasi : Konsep,Teori, dan Aplikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta
Halim, Yuliana, 2007. “Pengaruh ROE, NPM, EPS dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”, Skripsi FE
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hanafi M Mamdu, 2004. Manajemen Keuangan, BFFE-Yogyakarta, Yogyakarta. Harmono, 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balance Scorecard, Sinar
Grafika Offset, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2011.Tori Akuntansi, Edisi 11, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hendarta, G. Felik 2011. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, Medan
Hendra, Hidayat. 2013. Pengertian Pasar Modal Dan Perkembangannya Di
Indonesia.http://jendelapasarmodal.blogspot.com/2013/10/pengertian-pasar-modal-dan.html/(19 Mar.2000).
Hermawan, Asep, 2003. Pedoman Praktis Metodologi Penelitian Bisnis, LPFE Universitas Trisakti, Jakarta.
Husein, Umar, 2003. Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-UGM,
Yogyakarta.
Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif
dan Pendekatan Kuantitatif, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Jogiyanto, 2010. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.
, 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta,Yogyakarta.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Kielsan, Lenny 2010 “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Return
On Asset, dan Return On Equity terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdafta di BEI”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
USU, Medan.
Lubis, Ade Fatma, 2008. Pasar Modal, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.
Patriawan, Dwiatama 2011. “ Pengaruh Earning Per Share, Return On Equity,
dan Debt to Equity Ratio”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.
Riyanto , Bambang, 2000. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Yogyakarta :BPFE UGM.
Saragih, Erpinawati, 2011. “Pengaruh Kinrja Keuangan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Automotive dan Component Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”, Skripsi, Fakultas Ekonomi UIR.
Sihombing, Yessika C, 2010. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusaahaan Industri Barang Kosumsi Di Bursa Ek]fek
Simatupang, Stevanie Theodaora, 2010. “Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Industri Barang Konsumen Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
USU, Medan.
Subramanyam K.R, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku 1 Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, E. Wibowo, 2007. Statistika Penelitian, Edisi I, Bandung : Alfabeta. Sunjoyo dkk. 2013. Aplikasi SPSS Untuk Smart Riset: Program Ibm SPSS 21, PT.
Alfabeta, Bandung.
Thim, Khok Chan, Yap Voon Choong, Nur Qasrina Binti Asri, 2012. “Stock Performance Of The Property Sector In Malaysia”,Jurnal Of Modern Accounting And Auditing, ISSN 1548-6583, Vol. 8, No. 2, Hal 241-246.
Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Kedua, Rajagrafindo Persada, Jakarta. 2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Erlina (2011 : 73) “desain penelitian merupakan rencana induk
yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah desain kausal.
Menurut Sugiyono (2005 : 15) “desain kausal berguna untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Dalam penelitian yang menggunakan
desain kausal ini terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2007 :72) “populasi adalah wilayah generalisasi
(2002 : 115) “populasi merupakan sekelompok orang,kejadian, atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi didalam
penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi yang sesungguhnya (Erlina,2008 75-76). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam pennelitian ini adalah purpossive sampling. Menurut Jogiyanto (2010 : 79) “purpossive sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan
suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria pengambilan sampel yang
ditetapkan oleh peneliti didalam penelitian ini adalah :
1. Perusahan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak dikeluarkan (dilested) sepanjang tahun 2010-2012
2. Memiliki periode laporan keuangan tahunan per 31 desember dan menggunakan nilai mata uang rupiah didalam penyajian laporan keuangannya dan diaudit.
Berdasarkan kriteria yang telah dipaparkan diatas, maka perusahaan properti dan real estate yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 29 perusahaan dari total 50 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai 2012.
Tabel 3.1 6 CTRA Ciputra Development Tbk 7 CTRP Ciputra Property Tbk
8 CTRS Ciputra Surya Tbk
9 COWL Cowell Development Tbk 10 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 11 DART Duta Anggada Realty Tbk 12 DUTI Duta Pertiwi Tbk
13 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 14 OMRE Indonesia Prima Property Tbk
15 DILD Intiland Development Tbk
16 JIHD Jakarta International Hotel & Dev 17 JRPT Jaya Real Property Tbk
18 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 19 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 20 LPCK Lippo Cikarang Tbk 21 LPKR Lippo Karawaci Tbk 22 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk 23 MDLN Modernland Realty Tbk 24 PWON Pakuwon Jati Tbk
25 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
26 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
27 RDTX Roda Vivatex Tbk
28 BKSL Sentul City Tbk
3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data
Menurut Idrus (2009 : 61) “data adalah segala keterangan
(informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian”.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003 : 60) “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”.
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:147) “data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan”.
3.3.2. Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI, yang diperoleh peneliti dari website BEI yaitu www.idx.co.id dan company report perusahaan properti dan real estate dengan kriteria yang berisikan rasio-rasio keuangan selama 5 tahun terakhir.
3.4. Metode Pengumpulan Data
masalah yang diteliti. Tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id untuk memperoleh laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2010 : 62) “definisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek (properti) kedalam elemen-elemen yang dapat dikonservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan di dalam riset. Menurut Hermawan (2003 : 32) “variabel indpenden atau variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif”. Menurut Erlina (2008 :42) “variabel dependen atau variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.5.1. Variabel Dependen
3.5.2. Variabel Indpenden
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Debt to Asset Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset yang dimilki perusahaan dapat membiayai utangnya. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur Debt to Asset Ratia adalah :
DAR = Total AktivaTotal Utang
b. Return On Equity
Rasio ini menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan
modal yang ada untuk mengahasilkan laba atau keuntungan. Apabila ROE tinggi menunjukkan semakin efisien perusahaan mengggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ROE = Laba Bersih Setelah PajakTotal Modal
c. Net Profit Margin
NPM = Laba Bersih Setelah PajakPenjualan
d. Earning Per Share
Rasio ini untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham atau rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur rasio ini adalah :
EPS =
e. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan bisa diukur dengan total aktiva, total penjualan atau modal dari perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.
Perumusan variabel, definisi operasional, dan pengukuran variabel dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan pengukuran Variabel No Nama
Variabel
Definisi Operasional Alat Ukur Skala
perusahaan dapat pencapaian laba atas penjualan penjualan atau modal dari perusahaan
merupakan nilai atau
nominal yang
tercantum dalam selembar saham
Ln harga saham pada akhir tahun
Rasio
3.6. Metode Analisis Data
didalam mengolah dan meninterprestasikan data untuk menghasilkan suatu keputusan penelitian.
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
Model penelitian sebaiknya diuji terlebih dahulu asumsi klasiknya untuk memastikan tidak adanya bias atau rancu yang dapat membuat hasil penelitian menjadi tidak akurat (Sunjoyo dkk. 2013:54). Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.
3.6.1.1. Uji Normalitas
Menurut Gozali (2005 : 110) “uji normalitas bertujuan
untuk menguji apakah model regersi, variabel pengganggu atau residual memilki distribui normal”. Sedangkan menurut Erlina
(2008:102) “tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Penelitian ini dilakukan karena untuk
Pengujian normalitas dengan menggunakan analis grafik dapat dilihat dengan grafik histogram dan normal profitability plot. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov atau yang biasa disingkat dengan K-S. Uji K-S dibuat dengan membuat Hipotesis :
Ho : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikan > 0,05 dengan α = 5%, berarti
distribusi data normal ( Ho diterima), sebaliknya bila nilai signifikan < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal (Ha
diterima).
3.6.1.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Erlina (2008 : 105) “uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen”. Model regresi yang baik seharusnya tidak
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
2. Multikolonearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
Menurut Erlina (2008 : 105) Apabila terjadi multikolinearitas ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu :
1. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
2. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau regresi
Ridge.
3.6.1.3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Umar (2008 : 179) “uji heterokedastisitas
bertujuan untuk apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan lain”. Menurut Sunjoyo (2013 : 69) “model regresi yang memenuhi
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas”. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heterokedastisitas antara lain :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
3.6.1.4. Uji Autokorelasi
Menurut Erlina (2008 : 106). “uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1”. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak diperlukan pada data cross
section seperti pada kuesioner dimana pengukuran dilakukan secara
paling umum digunakan adalah Uji Durbin Watson, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif.
3.6.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel indpenden (Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin,
Earning Per Share dan Ukuran Perusahaan) berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu harga saham secara parsial maupun simultan. 3.6.2.1. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap harga saham, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan t atau p value < 5%.
H1: Debt to Asset Ratio, H2: Return On Equity, H3: Net Profit
masing-masing dengan menggunakan uji-t, dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima apabila t hitung < t table Ha diterima apabila t hitung > t table 3.6.2.2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Net Profit
Margin, Earning Per Share dan Ukuran Perusahaan) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi F < 5 %. Data analisis dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3 + β4X4+ β5X5 + β6X6 + e
Keterangan : Y : Harga Saham X1 : Debt to Asset Ratio
X2 : Return On Equity
X3 : Net Profit Margin
X4: Earning Per Share
X5 : Ukuran Perusahaan
α : Konstanta
β1, β2, β3,β4, β5, β6,: Koefisien Regresi
3.6.2.3. Adjusted (R2 )
Uji adjusted (R2) dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ Adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila
adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel indpenden terhadap variabel dependen, dan bila adjusted R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
BAB IV
4.1. Data Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 50 perusahan dan setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive
sampling diperoleh 29 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini. Data mengenai populasi dan sampel perusahaan dapat dilihat pada lampiran 1.
Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DAR 87 .0700 .7300 .408046 .1684943
ROE 87 .0115 .3671 .139630 .0843721
NPM 87 .0297 1.0148 .245482 .1458844
EPS 87 1.4300 635.7900 98.894368 143.4262842
UKURAN PERUSAHAAN 87 4.7621 10.1213 7.794341 1.3493064
HARGA SAHAM 87 4.3944 8.2687 6.213857 1.0023033
Valid N (listwise) 87
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014
Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
dan mean (nilai rata-rata) 0,408046. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0,1684943,
2. Variabel Return On Equity (ROE) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87, dengan nilai minimum (terkecil) 0,0115, nilai maksimum (terbesar) 0,3671 dan mean (nilai rata-rata) 0,139630. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah0,0843721,
3. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87 dengan nilai minimum (terkecil) 0,0297, nilai maksimum (terbesar) 1.0148dan mean (nilai rata-rata) 0,245482. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah0,1458844,
4. Variabel Earning Per Share (EPS) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87, dengan nilai minimum (terkecil) 1,43, nilai maksimum (terbesar) 635,79 dan mean (nilai rata-rata)98.894368. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 143.4262842,
5. Variabel ukuran perusahaan (LnAktiva) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87 dengan nilai minimum (terkecil) 4,7621, nilai maksimum (terbesar) 10,1213dan mean (nilai rata-rata) 7.794341. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.3493064,
6. Variabel harga saham memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 87 dengan nilai minimum (terkecil) 4.3944, nilai maksimum (terbesar) 8.2687 dan mean (nilai rata-rata) 6.213857. Standart Deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.0023033,
4.2. Hasil Analisis
4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memilki distribui normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat dengan grafik histogram, normal probability plot, serta Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Uji Normalitas (2) : Grafik PP Plots
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014
Tabel 4.2 Uji Normalitas (3)
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 684.50011270
Most Extreme Differences Absolute .158
Positive .158
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z 1.477
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dengan melihat tampilan histogram maupun grafik normal plot diatas maka dapat disimpulkan bahwa grafik histogram pola distribusi yang melenceng ke kiri dan tidak normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya jauh di garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,025. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan tidak dapat digunakan untuk melakukan Uji-T dan Uji-F karena 0,00<0,05 (Ho ditolak).
Menurut Syafrizal et.all (2008 : 62) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengubah model regresi menjadi noral yaitu: 1. lakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln),
2. menambah jumlah data,
3. menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,
4. menerima data apa adanya.
normalitas. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut dapat dilihat pada grafik histogram, normal probability plot, dan tabel
Kolmogorov-Smirnov Test berikut ini:
Gambar 4.3
Uji normalitas (4) : Histogram
Gambar 4.4
Uji Normalitas (5) : Grafik PP Plots
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Tabel 4.3 Uji Normalitas (6)
Uji Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 87
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation
.70964872
Most Extreme Differences Absolute .057
Positive .057
Negative -.042
Kolmogorov-Smirnov Z .529
Asymp. Sig. (2-tailed) .943
a. Test distribution is Normal.
Dari grafik histogram pada gambar 4.3 dan normal
probability plot pada gambar 4.4 diatas terlihat setelah dilakukan
transformasi data menggunakan Ln, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan dan grafik P-P Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar atau mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal. Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0,943.
Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-T dan Uji-F karena 0,943 > 0,05 (H0 diterima).
4.2.1.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Erlina (2008 : 105) “uji multikolinearitas ini bertujuan untuk
Factor) < 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance
dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dpat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
tolerance yang lebih besar dari 0,10. Untuk DAR memiliki nilai
tolerance 0,646; ROE memiliki nilai tolerance 0,535; NPM
memiliki nilai tolerance 0,863; EPS memiliki nilai tolerance 0,746, LnAktiva 0,942. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10 yaitu DAR memiliki VIF 1,547; ROE memiliki VIF 1,871; NPM memilki VIF 1,159; EPS memiliki VIF Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Tolerance VIF
1 (Constant) 3.561 .508
DAR -1.237 .582 .646 1.547
ROE 3.102 1.278 .535 1.871
NPM .048 .582 .863 1.159
EPS .003 .001 .746 1.341
UKURAN PERUSAHAAN
.307 .060 .942 1.061
1,341; Lnaktiva memiliki VIF 1,061. Kesimpulan diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.
4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan lain. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik
Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai
residualnya. Pengujian heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai berikut :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
Gambar 4.5 Uji Heteroskesdastisitas Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
4.2.1.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi, namun uji yang paling umum digunakan adalah Uji Durbin Watson, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi.
3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif.
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
a. Predictors: (Constant), Ukurab Perusahaan, NPM, ROE, EPS, DAR
b. Dependent Variable: Harga Saham
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka sebsar 2.345 karena angka tersebut terletak di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negatif penelitian ini. Karena ditemukan autokorelasi negatif, maka peneliti melakukan transformasi data dengan memasukkan lag variabel. Hasil trasnformasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
a. Predictors: (Constant), Lag_Y, NPM, ROE, UKURAN PERUSAHAAN,
EPS, DAR
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat hasil uji autokorelasi setelah transformasi dengan Durbin Watson menunjukkan angka sebesar 1.885 karena angka tersebut terletak di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini bertujuan untuk menguji kemampuan variabel indpenden (Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin,
dependen yaitu harga saham. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial (t-test) dan uji simultan (F-test).
4.2.2.1. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap harga saham, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jika thitung < ttabel maka ho ditrima atau ha ditolak, sedangkan jika
thitung > ttabel maka ho ditolak atau ha diterima. Dalam penelitian ini
ttabel dihitung dengan menggunakan rumus n-k.
Dimana :
n : banyaknya observaasi
k : banyaknya variabel (bebas dan terikat) Tabel 4.7
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
H1 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham menggunakan SPSS diperoleh thitung sebesar -2.126 dan ttabel 1.98969
dengan nilai signifikansi 0,037 karena thitung < ttabel (-2.126 <
1.98969)dan nilai signifikansi 0,037 < 0,05 dapat disimpulkan H1
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Debt to asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham menggunakan SPSS diperoleh thitung sebesar 2.427 dan ttabel 1.98969
dengan nilai signifikansi 0.017 karena thitung > ttabel (2.427 > 1.98969)
dan nilai signifikansi 0.017 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H2
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
dengan nilai signifikansi 0,934 karena thitung < ttabel (0.083 < 1.98969)
dan nilai signifikansi 0,934 > 0,05 dapat disimpulkan H3 ditolak. Hal
ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
H4 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham menggunakan SPSS diperoleh thitung sebesar 5.073 dan ttabel 1.98969
dengan nilai signifikansi 0.000 karena thitung > ttabel (5.073 > 1.98969)
dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H4
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap harga saham menggunakan SPSS diperoleh thitung sebesar 5.101 dan ttabel 1.98969 dengan nilai
signifikansi 0.000 karena thitung > ttabel (5.101 > 1.98969) dan nilai
signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H5 diterima. Hal
Dari tabel 4.10 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y = 3.561 -1.327X1 + 3.102X2 + 0.048 X3 + 0.003 X4 +0.307 X5 + e Dimana :
Y : Harga Saham
X1 : Debt to Asset Ratio (DAR) X2 : Return On Equity (ROE) X3 : Net Profit Margin (NPM) X4 : Earning Per Share (EPS) X5 : Ukuran Perusahaan
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda, masing-masing variabel menjelaskan bahwa:
1. konstanta sebesar 3.561 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka harga saham yang terbentuk adalah 3.561, 2. Debt to Asset Ratio (DAR) memiliki arah hubungan yang
negatif sebesar -1.327. Dengan asumsi setiap kenaikan Debt to
Asset Ratio (DAR) 1% akan menyebabkan penurunan pada
harga saham sebesar 1.327% dan sebaliknya, penurunan Debt
to Asset Ratio (DAR) sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan
pada kebijakan utang sebesar 1.327% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,
3. Return On Equity (ROE) memiliki arah hubungan yang positif
Equity (ROE) sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada
harga saham sebesar 3.102% dan sebaliknya, penurunan Return
On Equity (ROE) sebesar 1% akan menyebabkan pula
penurunan pada harga saham sebesar 3.102% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,
4. Net Profit Margin (NPM) memiliki arah hubungan yang positif
sebesar 0.048. Dengan asumsi setiap kenaikan Net Profit
Margin (NPM) sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan
pada harga saham sebesar 0,048% dan sebaliknya, penurunan
Net Profit Margin (NPM) sebesar 1% akan menyebabkan pula
penurunan pada harga saham sebesar 0,048% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,
5. Earning Per Share (EPS) memiliki arah hubungan yang positif
sebesar 0.003. Dengan asumsi setiap kenaikan Earning Per
Share (EPS) sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada
harga saham sebesar 0.003% dan sebaliknya, penurunan
Earning Per Share (EPS) sebesar 1% akan menyebabkan pula
penurunan pada harga saham sebesar 0.003% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap,
Ukuran Perusahaan sebesar 1% akan menyebabkan pula penurunan pada harga saham sebesar 0.307 % dengan asumsi variabel lain dianggap tetap
4.2.2.2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Net Profit
Margin, Earning Per Share dan Ukuran Perusahaan) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.087 5 8.617 16.117 .000a
Residual 43.310 81 .535
Total 86.397 86
a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, NPM, ROE, EPS, DAR
b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
H6 : Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 16.117 dengan
signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio, return on equity, net profit margin,
earning per share dan ukuran perusahaan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham karena Fhitung > Ftabel (
16.117> 2.33) dan signifikansi penelitian < 0.05 (0.000 < 0.05).
4.2.2.3. Adjusted (R2)
Uji adjusted (R2) dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengruh variabel debt to asset ratio, return on equity, net profit margin,
earning per share, dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.
Tabel 4.9 Adjusted (R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, NPM, ROE, EPS, DAR
b.Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014.
Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,706 yang berarti korelasi atau hubungan antara variabel dependen (Harga Saham) dengan variabel independen debt to asset ratio, return on
Model R R square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
equity, net profit margin, earning per share dan ukuran perusahaan
cukup kuat karena R > 50% (0,5). Karena penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, maka yang digunakan adalah
Adjusted R Square bernilai 0,468. Angka ini mengidentifikasikan
bahwa 46,8 % variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh debt to asset ratio, return on equity, net profit
margin, earning per share dan ukuran perusahaan, sedangkan
sisanya 53,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengolahan data sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.5 didapatkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,468 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan perubahan variabel dependen sebasar 46,8 %, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model mampu menjelaskan sebesar 53,2 %. Dari Uji Annova atau Uji F pada tabel 4.7 maka diperoleh nilai Fhitung 16,177 dan niali signifikansinya 0,00. Sedangkan
Ftabelpada tingkat 95% (α = 0,05) adalah 2.33.
Oleh karena nilai Fhitung > Ftabel (16.117 > 2.33) pada tingkat signifikansinya
(0.00 < 0.05), menunjukan bahwa pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR), Return
On Equity (ROE) ,Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan
terhadap variabel terikat. Analisis mengenai hasil uji t masing-masing variabel independen dapat kita lihat sebagai berikut:
Dari hasil pengujian variabel Debt to Asset Ratio (DAR) secara parsial diperoleh thitung sebesar -2.126 dan ttabel 1.98969 dengan nilai signifikansi
0,037 karena thitung < ttabel (-2.126 < 1.98969)dan nilai signifikansi 0,037 <
0,05 dapat disimpulkan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Debt to
asset Ratio (DAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
Dari hasil pengujian variabel Return On Equity (ROE) diperoleh thitung
sebesar 2.427 dan ttabel 1.98969 dengan nilai signifikansi 0.017 karena
thitung > ttabel (2.427 >1.98969) dan nilai signifikansi 0.017 < 0.05 dapat
disimpulkan bahwa H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendarta (2011) dan Thim dkk (2012) menunjukkah hasil bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Dari hasil pengujian variabel Pengaruh Net Profit Margin (NPM) diperoleh thitung sebesar 0.083 dan ttabel 1.98969 dengan nilai signifikansi
0,934 karena thitung < ttabel (0.083 < 1.98969)dan nilai signifikansi 0,934 >
0,05 dapat disimpulkan H3 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Net Profit
Margin (NPM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga
harga saham, namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Halim (2007) dan Fahmi (2013) yang mengahasilkan kesimpulan bahwa NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari pengujian variabel Earning Per Share (EPS) diperoleh thitung sebesar
5.073 dan ttabel 1.98969 dengan nilai signifikansi 0.000 karena thitung > ttabel
(5.073 >1.98969) dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sama dengan pnelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Patriawan (2011) menunjukkan hasil bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Dari pengujian variabel Ukuran Perusahaan diperoleh thitung sebesar 5.101
dan ttabel 1.98969 dengan nilai signifikansi 0.000 karena thitung > ttabel
(5.101>1.98969) dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dapat disimpulkan bahwa H5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah Debt to Asset Ratio (DAR),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS)
dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Sampel penelitian sebanyak 29 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, dimana sampel dipilih dengan metode purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dari bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Nilai Adjusted R Sqare sebesar 0,468 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel independen menjelaskan perubahan variabel dependen sebesar 46,8%, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model mampu menjelaskan sebesar 53,2%.
2. Debt to Asset Ratio (DAR), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
3. Debt to Asset Ratio (DAR) secara parsial memiliki pengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap harga saham, dapat dilihat dari nilai signifikannya 0,037 < 0,05 dan nilai thitung -2.126 < ttabel 1.98969.
4. Return On Equity (ROE) secara parsial memiliki pengaruh positiif dan
signifikan terhadap harga saham, dapat dilihat dari nilai signifikansinya 0,017 < 0,05 dan nilai thitung 2.427 > ttabel 1.98969.
5. Net Profit Margin (NPM) secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap harga saham, dapat dilihat dari nilai signifikansinya 0,934 > 0,05 dan nilai thitung 0,083 < ttabel 1.98969.
6. Earning Per Share (EPS) secara parsial memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, dapat dilihat dari nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 5.073 > ttabel 1.98969.
7. Ukuran Perusahaan (Firm Size) secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham, dapat dilihat dari nilai signifikansinya 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 5.101 > ttabel 1.98969.
5.2. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti ini hanya menggunakan perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian dan sampel yang diperoleh hanya terbatas pada 29 perusahaan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hal ini mungkin belum dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mungkin juga akan berbeda apabila dilakukan penelitian pada perusahaan berjenis lain dengan periode yang lebih panjang.
2. Penelitian yang diamati hanya menggunakan 3 tahun yaitu periode 2010-2012.
3. Penelitian ini hanya menggunakan debt to asset ratio, return on equity, net
profit margin, earning per share dan ukuran perusahaan sebagai
faktor yang mempengaruhi harga saham, sementara masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham seperti tingkat inflasi, situasi politik, nilai tukar dan segmentasi pasar.
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis data, peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak berikut ini :
1. Bagi investor dan calon investor
kebijakan pemerintah, kurs valuta asing, kondisi perekonomian domestik, kondisi perekonomian internasional, serta berita dan rumor, karena belum tentu rasio keuangan dan ukuran perusahaan yang baik yang menjadi variabel dalam penelitian ini dapat dijadikan parameter untuk memprediksi perubahan harga saham.
2. Bagi peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1. Laporan Keuangan
2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan harus disusun sesuai dengan aturan atau standar yang berlaku. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan. Menurut Harahap (2011 : 105) mendefinisikan “laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu”. Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), “laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Munawir (2002 : 2) “laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau
2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut IAI dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.1 (2007) tentang tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah “memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Accounting Principle Board Statement (APB) Nomor 4, tujuan laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.
2.1.1.3. Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK Nomor 1 (revisi 2009) laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut :
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode. 4. Laporan arus kas selama periode.
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena adanya hal-hal yang belum dicatat atau tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan. Menurut Kasmir (2008 : 16) ada lima keterbatasan laporan keuangan yaitu :
1. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan sejarah, dimana data-data yang diambil dari data masa lalu. 2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua
orang bukan hanya untuk pihak tertentu.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi situasi yang tidak pasti.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
2.1.2.1.Pengertian Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode atau cara yang paling sering digunakan untuk menganalisis prestasi ataupun kinerja
perusahaan. Menurut Kasmir (2008 : 104) “rasio keuangan adalah
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lain dalam satu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang paling penting dalam menilai kinerja perusahaan, hal ini karena dengan melakukan analisis rasio keuangan seseorang akan dapat dengan mudah mengetahui status dan perkembangan usaha suatu perusahaan.
Teknik analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan teknik analisis lainnya. Menurut Harahap (2011 : 298) adapun keunggulan dari analisis rasio keuangan adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah dibaca dan dipahami.
2. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Dapat menstradarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lainnya.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki, Menurut Harahap (2011 : 298) teknik analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan yang harus disadari dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia akan menimbulkan kesulitan.
3. Apabila data tidak sinkron akan menimbulkan kesulitan. 4. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan
standart akuntansi yang digunakan tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.1.2.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Harmono (2009 : 106) mengklasifikasikan rasio keuangan kedalam lima aspek yaitu :
1. Rasio likuiditas.
Rasio likuiditas ini menggambarkan mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek. Rasio likuiditas meliputi : current ratio, quick
ratio, cash ratio dan net working capital to total asset ratio. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek semakin tinggi pula.
2. Rasio Aktivitas.
kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio aktivitas dapat diukur dengan menggunakan tingkat perputaran aktiva perusahaan, baik secara parsial maupun secara total. Rasio aktivitas meliputi inventory
turnover, average daily sales, account receivable turnover, cash turnovr.
3. Rasio Profitabilitas.
Rasio profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efesiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas meliputi Net Profit Margin (NPM), Gross
Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS).
4. Rasio Solvabilitas (leverage).
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini meliputi Debt to Asset Ratio
(DAR), Long Term Debt to Equity dan Debt to Equity Ratio (DER).
5. Rasio Nilai Perusahaan.
Rasio ini merupakan rasio yang paling lazim digunakan di pasar modal, rasio ini menggambarkan situasi atau keadaaan prestasi perusahaan di pasar modal. Rasio ini meliputi Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share, Return Saham, dan Expected Return.
2.1.2.3.Rasio Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Asset Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin, dan Earning Per Share.
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
maka akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan karena pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman. Hal ini terjadi karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva. Namun apaila DAR rendah ini akan berdampak baik bagi perusahaan, karena pendanaan dengan utang semakin kecil.
DAR = Total AktivaTotal Utang
b. Return On Equity (ROE)
ROE = Laba Bersih Setelah PajakTotal Modal
c. Net Profit Margin (NPM)
NPM adalah rasio yang menunjukan pencapaian laba atas penjualan atau rasio yang menunjukkan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup tinggi. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjulan bersih.
NPM = Laba Bersih Setelah PajakPenjualan
d. Earning Per Share (EPS)
EPS =
2.1.3. Ukuran Perusahaan
Dalam melakukan investasi, besar kecilnya perusahaan juga bisa menjadi bahan pertimbangan investor. Ukuran perusahaan bisa diukur dengan total aktiva, total penjualan atau modal dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan dengan mudah memasuki atau mengakses pasar modal untuk memperoleh dana, sebaliknya perusahaan yang memiliki ukuran kecil akan mengalami kesulitan untuk melakukan akses kepasar modal. Ukuran perusahaan menunjukkan pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan terdiri dari empat kategori yaitu :
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Adapun kriteria ukuran perusahaan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4. Kriteria Usaha Besar adalah sebagi berikut :
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah, dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki penjualan tahunan lebih dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki total
asset yang kecil. (Daniati dan Suhairi, 2006 dalam Simatupang : 2010 ).
Dalam penelitian ini, yang mengacu pada penelitian Simatupang (2010) maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Asset).
2.1.4. Saham
2.1.4.1. Pengertian Saham
Menurut Riyanto (2000 dalam Hendarta 2011:10) “Saham
adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif kepada pemilik yaitu pemegang saham. Sedangkan menurut Fahmi (2012 : 85) “ Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan
modal/dana pada suatu perusahaan”. Porsi kepemilikan saham
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan.