ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh:
ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh:
ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub Konsentrasi Teknik Energi Listrik
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Rugi-rugi dalam transformator adalah suatu fakta yang tidak
bisa dihindari karena adanya arus. Dengan adanya harmonisa maka arus akan
semakin besar yang menyebabkan rugi-rugi semakin besar sehingga panas pada
transformator meningkat secara signifikan yang bisa melebihi batas tertinggi
temperature kerjanya. Bila hal ini dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan pada
transformator. Maka perlu dianalisis pengaruh harmonisa terhadap kenaikan suhu
yang menyebabkan panas pada transformator.
Tugas akhir ini akan menganalisis pengaruh harmonisa terhadap panas
pada belitan transformator distribusi. Dari hasil pengukuran didapat arus puncak
harmonisa paling besar terdapat pada trafo 2 phasa T pukul 19:27 yaitu sebesar
28% sehingga kenaikan suhunyapun yang terbesar diantara ketiga trafo yaitu
ii
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas
segala berkat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul :
Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Selama masa kuliah sampai penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis juga
banyak mendapat dukungan, bimbingan, maupun bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Ir. Panusur S.M.L. Tobing, selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk
memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis
selama penyusunan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. M. Natsir Amin, M.M, selaku Dosen Wali penulis.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen
Teknik Elektro FT.USU serta Bapak Rahmat Fauzi,ST,MT selaku
Sekretaris Departemen Teknik Elektro FT USU yang banyak memberi
motivasi selama penulis menjalani kuliah.
4. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
6. Seluruh staf dan pegawai PT. PLN cabang Medan yang telah
memberikan fasilitas data demi lancarnya Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak menolong khususnya
Leonardo Siregar, Rolly Sinaga, Lamhot Abdi Simanjuntak, Yoakim
Simamora, Aser Singarimbun, Francisco dan teman-teman seluruhnya
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan Tugas
Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Medan, November 2013
Penulis
iv
!"# !$% &%
' () * +' ,...i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR TABEL...vii
BAB I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan...1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ...1
1.3 Batasan Masalah...2
1.4 Metode Penulisan ...2
1.5 Sistematika Penulisan...3
BAB II. DASAR – DASAR DISTORSI HARMONIK 2.1 Umum...5
2.2 Defenisi Harmonisa...6
2.3 Beban Linear dan Beban Nonlinear ...10
2.3.1 Beban Linear ...11
2.3.2 Beban Nonlinear...13
2.4 Sumber – Sumber Harmonisa ...16
2.5 Jenis – Jenis Harmonisa ...18
2.6 Triplen Harmonik ...20
2.7 Pengaruh Arus Harmonik pada Impedansi ...22
2.8 Distorsi Tegangan ...23
BAB III. EFEK HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 3.1 Efek Panas Pada Transformator ...27
3.2 Rugi – rugi Termal Pada Konduktor ...29
3.3 Derating Transformator atau K-Faktor Transformator ...29
3.4 Standar Harmonisa ...31
3.5 Dampak Lain Harmonisa Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik ...33
3.6 Peralatan Pengukuran ...34
3.7 Sistem Kerja dan Rangkaian Alat Pengukuran ...39
BAB IV. ANALISA PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 4.1 Umum...43
4.2 Persamaan yang digunakan dalam perhitungan ...43
4.3 Prosedur pengambilan data ...45
4.4 Data pengukuran kandungan harmonisa ...46
vi
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...63
5.2 Saran...64
DAFTAR PUSTAKA ...65 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gelombang sinusoidal 60 Hz dan beberapa harmonik ....7
Gambar 2.2 Gelombang sinusoidal terdistorsi oleh harmonik ketiga, Kelima dan ketujuh...9
Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tegangan ...8
Gambar 2.4 Gelombang fundamental, harmonik ketiga dan hasil penjumlahannya...10
Gambar 2.5 Hubungan antara tegangan, arus, dan daya dalam rangkaian resistif murni ...12
Gambar 2.6 Hubungan antara tegangan, arus, dan daya dalam Rangkaian induktif (a) dan kapasitif (b) ...13
Gambar 2.7 Hubungan antara tegangan dan arus dalam sumber Daya nonlinear...14
Gambar 2.8 Karakteristik hysteresis transformator ...15
Gambar 2.9 Fasor fundamental ...19
Gambar 2.10Fasor harmonisa ke-5...19
viii
Gambar 2.13Proses harmonik individu mengakibatkan drop
Tegangan dalam impedansi ...23
Gambar 3.1 Hubungan transformator derating (K-faktor) dan Beban nonlinear ...31
Gambar 3.2 Nilai puncak dan nilai rms gelombang sinusoidal ...36
Gambar 3.3 Kesulitan meter konvensional membaca bentuk Bentuk gelombang terdistorsi ...37
Gambar 3.4 Tas PerangkatEMT-PORTABLE...39
Gambar 3.5 CT-CLAMP; GPS & Pheriperal ...39
Gambar 3.6 Gambaran Sistem Pengukuran MenggunakanEMT...40
Gambar 3.7 Rangkaian Pengukuran MenggunakanPortable EMT....41
Gambar 4.1 Portable EMT ...46
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Harmonisa Berdasarkan Orde dan Polaritas ...20
Tabel 2.2 Polaritas Dari Komponen Harmonik ...21
Tabel 2.3 Akibat Dari Polaritas Dari Komponen Harmonik ...21
Tabel 3.2 Standar Harmonisa Tegangan IEEE 519 ...32
Tabel 3.3 Standar Harmonisa Arus IEEE 519 ...32
Tabel 4.1.a Data Arus Harmonisa Trafo 1 (siang) ...47
Tabel 4.1.b Data Arus Harmonisa Trafo 1 (malam) ...48
Tabel 4.2.a Data Arus Harmonisa Trafo 2 (siang) ...49
Tabel 4.2.b Data Arus Harmonisa Trafo 2 (malam) ...49
Tabel 4.3.a Data Arus Harmonisa Trafo 3 (siang) ...50
Tabel 4.3.b Data Arus Harmonisa Trafo 3 (malam) ...51
Tabel 4.4.a Data Arus Harmonisa Trafo 4 (siang) ...52
Tabel 4.4.b Data Arus Harmonisa Trafo 4 (malam) ...52
Tabel 4.5.a Pembebanan Trafo 1 ...53
x
Tabel 4.5.d Pembebanan Trafo 4 ...54
Tabel 4.6.a THD Arus Trafo 1 (siang) ...54
Tabel 4.6.b THD Arus Trafo 1 (malam)...54
Tabel 4.6.c THD Arus Trafo 2 (siang) ...55
Tabel 4.6.d THD Arus Trafo 2 (malam)...55
Tabel 4.6.e THD Arus Trafo 3 (siang) ...55
Tabel 4.6.f THD Arus Trafo 3 (malam)...55
Tabel 4.6.g THD Arus Trafo 4 (siang) ...56
Tabel 4.6.h THD Arus Trafo 4 (malam)...56
Tabel 4.7.a THD Tegangan Trafo 1 (siang) ...56
Tabel 4.7.b THD Tegangan Trafo 1 (malam) ...57
Tabel 4.7.c THD Tegangan Trafo 2 (siang) ...57
Tabel 4.7.d THD Tegangan Trafo 2 (malam) ...57
Tabel 4.7.e THD Tegangan Trafo 3 (siang) ...57
Tabel 4.7.f THD Tegangan Trafo 3 (malam) ...58
Tabel 4.7.g THD Tegangan Trafo 4 (siang) ...58
Tabel 4.7.h THD Tegangan Trafo 4 (malam) ...58
Tabel 4.8 Ringkasan Susut Daya dan Kenaikan Suhu ...61
i
ABSTRAK
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Rugi-rugi dalam transformator adalah suatu fakta yang tidak
bisa dihindari karena adanya arus. Dengan adanya harmonisa maka arus akan
semakin besar yang menyebabkan rugi-rugi semakin besar sehingga panas pada
transformator meningkat secara signifikan yang bisa melebihi batas tertinggi
temperature kerjanya. Bila hal ini dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan pada
transformator. Maka perlu dianalisis pengaruh harmonisa terhadap kenaikan suhu
yang menyebabkan panas pada transformator.
Tugas akhir ini akan menganalisis pengaruh harmonisa terhadap panas
pada belitan transformator distribusi. Dari hasil pengukuran didapat arus puncak
harmonisa paling besar terdapat pada trafo 2 phasa T pukul 19:27 yaitu sebesar
28% sehingga kenaikan suhunyapun yang terbesar diantara ketiga trafo yaitu
sebesar2,90 . Ini disebabkan disekitar trafo 2 banyak beban-beban non-linear.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman khususnya teknologi informasi maka
komputer dan printer semakin banyak digunakan baik di perkantoran ataupun di
rumah. Di sisi lain, krisis energi menjadi pemicu meningkatnya penggunaan
Lampu Hemat Energi (LHE). Komputer, printer & LHE merupakan beban non
linier yang menjadi penyebab munculnya harmonisa yang dapat mengganggu
sistem distribusi listrik termasuk Trafo Tiang (TT).
Adanya harmonisa menyebabkan terjadinya peningkatansusut energiyaitu
energi “hilang” yang tidak dapat dimanfaatkan, yang secara alamiah berubah
menjadi panas.
Harmonisa juga menyebabkan terjadinya peningkatan Temperatur
konduktor kabel pada transformator, yang memaksa dilakukannya derating pada
alat-alat ini dan justruderatingini membawa kerugian (finansial) yang lebih besar
dibandingkan dengan dampak langsung yang berupa susut energi. Untuk itu perlu
dilakukan analisa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harmonisa pada
panas transformator dalam melayani beban [1].
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan Tugas Akhir
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui
2 meminimalisasi dampak harmonisa dan menambah wawasan para pembaca
sehingga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut.
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada Tugas Akhir ini,
maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas. Hal ini
diperbuat supaya isi dan pembahasan dari Tugas Akhir ini menjadi lebih terarah
dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah pada
penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Transformator yang dibahas adalah trafo tiang
2. Pembahasan analisis pengaruh harmonisa terhadap transformator difokuskan
pada panas yang timbul pada transformator tersebut.
3. Harmonisa yang dibahas adalah harmonisa tegangan dan harmonisa arus.
4. Keadaan suhu yang dibahas adalah keadaan dengan harmonisa dan tanpa
harmonisa.
5. Dalam tugas akhir ini body trafo khususnya terminal trafo mewakili
keseluruhan trafo termasuk belitan.
1.4 Metode Penulisan
Untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini maka penulis menerapkan
beberapa metode studi diantaranya :
1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan topik
Tugas Akhir ini dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau
di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel, jurnal, internet dan lain-lain.
2. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik Tugas Akhir ini
dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak departemen Teknik
Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang Konversi listrik, asisten
Laboratorium Konversi Energi Listrik dan teman-teman sesama mahasiswa.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap Tugas Akhir ini maka
penulismenyusun sitematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : DASAR-DASARDISTORSI HARMONIK
Bab ini menjelaskan tentang defenisi harmonisa, beban linear dan
beban nonlinear, sumber-sumber harmonisa, jenis-jenis
harmonisa, triplen harmonik, pengaruh arus harmonik pada
impedansi, dan distorsi tegangan.
BAB III : EFEK HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI
Bab ini menjelaskan Tentang efek panas pada transformator,
rugi-rugi termal pada konduktor, derating transformator, standar
harmonisa, dampak lain harmonisa pada sistem distribusi tenaga
4 BAB IV : ANALISA PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS
PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Bab ini menjelaskan tentang prosedur pengambilan data,
persamaan yang digunakan, dan analisa
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil studi.
BAB II
DASAR-DASARDISTORSI HARMONIK
2.1 Umum
Idealnya, pasokan listrikharusselalumenunjukkan
sinyaltegangansinusoidalsempurnadi setiap lokasi pengguna tenaga listrik. Akan
tetapi, peralatan sistem tenaga listrik sulit mempertahankan kondisi yang
diinginkan karena terjadi deviasi gelombang tegangan dan arus dari bentuk
sinusoidal. Hal ini disebut distorsi gelombang, sering dinyatakan distorsi
harmonik [2].
Distorsi harmonikbukanlah hal yang barudanhal itu merupakansalah
satuperhatian utama saat ini dalam sistem tenaga listrik. Distorsi
harmonikterutama disebabkan olehkejenuhantrafo, tungku
busurindustri,perangkatlain seperti lasbusurlistrik yang besar. Perhatian
utamaadalah efek yangdistorsi harmonikbisa saja padamesin listrik,
gangguantelepon danpeningkatan risikokesalahandari
kondisitegangandikembangkanpadakapasitorkoreksifaktor daya.
Meningkatnya penggunaanbebannonlinierdalam industrimembuatdistorsi
harmonikpadajaringan distribusimeningkat. Perangkatnonlinieryang
palingmungkin adalahpenggunaankonverter dayastatis yang banyak digunakan
dalam aplikasiIndutrial baja, kertas, tekstil dan sistem transportasilistrik.
Meningkatnyadistorsigelombangdalam jaringandistribusisangat
6 Impedansireaktifyang dihasilkanmembentukrangkaiandengan sistemreaktansi
induktifpada frekuensi tertentuakan bertepatandengan salah
satuharmonikkarakteristikbeban. Iniakanmemicuarusosilasibesar
danteganganyang mungkinmenekankanisolasi[2].
Untuk itu sangat diperlukanpenelitianharmonikdariperencanaan
hinggatahapdesainsistem tenaga listrikdan instalasiindustriuntuk
mengantisipasipotensi masalah denganinstalasiataupenambahanbebannonlinier.
2.2 Defenisi Harmonisa
Istilah "harmonik" berasaldaribidang akustik, di manahal tersebut terkait
dengangetarandaristring ataukolom udarapada frekuensiyang merupakan
kelipatandari frekuensidasar.Komponenharmonikdalam sistemlistrik
ACdidefinisikansebagai komponensinusoidaldarigelombang periodikyang
memilikifrekuensi sama denganbeberapa integer dari frekuensi fundamental
sistem[2].
Harmonisa padagelombang tegangan atau aruskemudian dapatdipahami
sebagaikomponensempurnasinusoidalfrekuensikelipatan darifrekuensi dasar.
= ( ) (2.1)
Dimana n adalah bilangan bulat.
Sebagai contoh, harmonikkelimaakan menghasilkankomponenharmonik :
= 5 60 = 300
Frekuensi dasarnya adalah 60 Hz.
Gambar 2.1 menunjukkan sebuah gelombang dengan frekuensi dasar 50
Hz dengan nilai puncak 100 A, yang dapat diambilsebagai salah satuper unit. Hal
inijugamenggambarkanamplitudo(1/7), (1/5), dan(1/3) per unitdan frekuensitujuh,
lima dan tigakalifrekuensi dasar, masing-masing.perilaku
inimenunjukkankomponen harmonikpenurunanamplitudosering mengikutihukum
yangterbalik denganurutanharmonikkhasdalam sistem tenaga [2].
Gambar 2.1 Gelombang sinusoidal 60 Hz dan beberepa harmonik.
Gambar 2.2 Gelombangsinosoidalterdistorsi olehharmonikketiga,kelima dan ketujuh
Gelombangini dapatdinyatakan dengan :
(2.2)
8
= (5 − ) (2.4)
= (7 − )(2.5)
Dimana adalah nilai puncak RMS dari harmonisa arus ke n.
Gambar 2.2menunjukkan bentuk gelombangharmoniksama seperti yang
diGambar 2.1ditumpangkan padafrekuensi dasar sehingga menghasilkan
gelombang arus .
Gelombangterdistorsi yang dihasilkansehinggadapat dinyatakan sebagai
Persamaan (2.6) :
= + (3 − ) + (5 − ) + (7 −
) (2.6)
Dengan cara ini,penjumlahangelombangsinusoidalsempurnadapat
menimbulkangelombangterdistorsi. Sebaliknya, bentuk gelombangterdistorsidapat
direpresentasikansebagaisuperposisigelombangfrekuensi dasardenganbentuk
gelombanglain darifrekuensi harmonikyang berbeda danjuga amplitudonya[2].
Dari penjelasan di atas kita dapat simpulkan bahwa harmonisa adalah
gangguan yang timbul akibat distorsi antara gelombang arus dan tegangan.
Harmonisa merupakan suatu fenomena yang timbul dari pengoperasian beban
listrik yang sebagian besar diakibatkan dari beban non linear, dimana akan
terbentuk gelombang yang berfrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari
frekuensi fundamentalnya[3].
Di Indonesia frekuensi yang digunakan adalah 50 Hz, yang juga dikenal
sebagai frekuensi fundamental. Gelombang fundamental tersebut dikatakan
mengalami distorsi apabila frekuensi gelombang tersebut menjadi kelipatan
frekuensi fundamentalnya, misalnya harmonisa ke-2 maka frekuensinya menjadi
100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa
ini akan menumpang pada gelombang sinus murni (frekuensi fundamental)
sehingga akan terbentuk cacat gelombang (distorsi) yang merupakan hasil
penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara
jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier.
Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan
Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan
gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada Gambar2.4 [3].
100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa
ini akan menumpang pada gelombang sinus murni (frekuensi fundamental)
sehingga akan terbentuk cacat gelombang (distorsi) yang merupakan hasil
penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara
jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier.
Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan
Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan
gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada Gambar2.4 [3].
100 Hz, harmonisa ke-3 menjadi 150 Hz, dan seterusnya. Gelombang harmonisa
ini akan menumpang pada gelombang sinus murni (frekuensi fundamental)
sehingga akan terbentuk cacat gelombang (distorsi) yang merupakan hasil
penjumlahan sinus murni dengan gelombang harmonisa. Untuk mengetahui secara
jelas proses penjumlahan ini dapat dilakukan analisa deret fourier.
Gambar 2.3 Gelombang Sinus Arus dan Tergangan
Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan
10 Gambar 2.4 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan Hasil
Penjumlahannya
2.3 Beban Linear dan Beban Nonlinear
Pada pembahasan bagian ini, maka akanjelas bahwabeban
yangmenimbulkan arus darisumber
ACsinusoidalmenghadirkangelombangsepertidariGambar 2.2tidak dapat
dipahamisebagaibebanlinier[2].
2.3.1 Beban Linear
Bebanlinieradalah dimanategangan dan arusmempunyai perbandingan
yang konstan. Hubungan inilebih dikenal sebagaihukum yangmenyatakan
bahwaarus melaluisuatu hambatan olehsumbertegangan yang bervariasiadalah
10 Gambar 2.4 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan Hasil
Penjumlahannya
2.3 Beban Linear dan Beban Nonlinear
Pada pembahasan bagian ini, maka akanjelas bahwabeban
yangmenimbulkan arus darisumber
ACsinusoidalmenghadirkangelombangsepertidariGambar 2.2tidak dapat
dipahamisebagaibebanlinier[2].
2.3.1 Beban Linear
Bebanlinieradalah dimanategangan dan arusmempunyai perbandingan
yang konstan. Hubungan inilebih dikenal sebagaihukum yangmenyatakan
bahwaarus melaluisuatu hambatan olehsumbertegangan yang bervariasiadalah
10 Gambar 2.4 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan Hasil
Penjumlahannya
2.3 Beban Linear dan Beban Nonlinear
Pada pembahasan bagian ini, maka akanjelas bahwabeban
yangmenimbulkan arus darisumber
ACsinusoidalmenghadirkangelombangsepertidariGambar 2.2tidak dapat
dipahamisebagaibebanlinier[2].
2.3.1 Beban Linear
Bebanlinieradalah dimanategangan dan arusmempunyai perbandingan
yang konstan. Hubungan inilebih dikenal sebagaihukum yangmenyatakan
bahwaarus melaluisuatu hambatan olehsumbertegangan yang bervariasiadalah
sebanding dengantegangan danberbanding terbalik dengan hambatannya, seperti
yang dijelaskan olehOhm:
(2.7)
Dari Persamaan (2.7), gelombangtegangan dan arusdalam rangkaianlistrik
dalam bebanliniersama.Oleh karena itu, jika sumbertegangan adalah sinusoidal
sempurna, gelombang arus juga akan sinusoidaldimanatidak ada distorsi.
Jumlahpanasyang diciptakan olehbebanresistifliniersepertielemen
pemanasataulampu pijardapat juga ditentukan dengan mudah karena itusebanding
dengan kuadrat arus.
Bentuk gelombangtegangan dan arusdalam
rangkaiandenganbebanlinearakan menunjukkanduabentuk gelombangdalam
fasesatu sama lain.Tegangan dan arusyang melibatkaninduktormembuat
teganganmendahului arusdan jika rangkaianyang mengandungkapasitormembuat
arus mendahului tegangan. Oleh karena itu, dalam kedua kasus,
keduagelombangakankeluar dari faseyang sama dan tidak ada distorsi
gelombangakan berlangsung[2].
12 Gambar 2.6menyajikanhubunganantarategangan, arus, dan daya
dalamrangkaian linieryang disuplysumber AC.Daya sesaat, P = V x I , tidak
pernah negatifkarena gelombang tegangan dan arusberada dalam fase yang sama..
Gambar 2.6(a) menunjukkan hubungan antaraparameter yang
samaketikaarus Itertinggal daritegangan V, yang akansesuai denganbeban
induktif, danGambar 2.6(b) ketikaI mendahuluitegangan Vseperti dalam
kasusdaribebankapasitif.
(a) I tertinggal dari V (rangkaian induktif)
(b) I mendahului V (rangkaian kapasitif)
Gambar 2.6 Hubungan antara tegangan, arus dan daya dalam rangkaian : (a)induktif dan (b)kapasitif
2.3.2. Beban Nonlinear
Bebannonlinieradalahbebandimanagelombang arus tidak
menyerupaibentuk gelombangtegangan. Oleh karena itu,kita bisa
menentukanhubungan antaraV danI dalam bebannonliniertidak bisa dijelaskan
denganhukum ohm.Bebannonlinieryang paling umumdalam sistemtenaga listrik
adalahsemua perbaikanperangkatdaya seperti yang ditemukan dikonverter
daya,Uninterruptible Power Supply(UPS), Las listrik danlampu-lampu hemat
energi[2].
Gambar 2.7menunjukkantegangan dan arusdengan bentuk
gelombangsaatswitchingdariInsulated Gate Bipolar Transistor (IGBT),
dayaperangkat elektroniksolid stateumum.Cara ini paling sederhana
untukmenggambarkankinerjabebannonlinierdi manaarus tidak
mengikutisinusoidalsumber tegangankecuali selamawaktu
ketikamenembakkanpulsaFP1danFT2(seperti yang ditunjukkan pada plotyang
lebih rendah) ON. Beberapapengendali kecepatan motor, peralatan rumah tangga
seperti:Televisi, VCR, dan berbagaimacam peralatanelektronik lainnyayang
menngunakankontroltegangan. Ketikaproses yang samaterjadidalam peralatantiga
fasedan jumlahbebanyang signifikan, distorsiyang sesuaidapat terjadijuga
14 Gambar 2.7 Hubungan antarategangan dan arusdalam sumberdayanonlinier
Bebanliniersepertitransformator dayadapat bertindaksebagai beban
nonlinierdalam kondisisaturasi.Artinyadalam kasus tertentukerapatanfluks
magnet(B) dalam transformatortidak bisa naiklagi
walaupunintensitasfluksmagnetik(H) terus bertambah.Inilah yang
disebutkejenuhankurvamagnetizingtransformator. Perilakutransformatordi bawah
perubahansiklusnilai-nilai positifdan negatifdariHditunjukkan padaGambar 2.8dan
dikenal sebagaikurvahisteresis[2].
Gambar 2.8 karakteristikhysteresistransformator.
DalamGambar 2.8yang disebutkurvamagnetisasitransformator
dimanadimulaidari titik0dengankenaikanintensitasmedan magnetH, mencapai
titik1pada puncaknyaH, setelah mencapai puncak
fluksmagnetikmenunjukkanperilakudatar sekalipun H dinaikkan,.Akibatnyamulai
mendapatkandistorsidan dengan demikianmenunjukkankomponen
harmonikpadagelombang teganganjuga.Perhatikan bahwadari titik1ke titik2,
karakteristikB-Hmengikuti jaluryang berbedasehingga ketikaintensitasmedan
magnetmengalami penurunanke nol, kerapatanflukssisa, Br,
disebutmagnetisasipermanen atauremanenyang tersisa dalamintitransformator. Ini
hanyadibatalkan pada saatmedan listrikintensitasterbalikdan mencapaiapa yang
disebutkekuatankoersifHc. point 4sesuai dengansiklusmedan magnetintensitas
16 karakteristikBHberakhirdi titik5. Dari sinisiklushisteresislengkapakan
selesaisaatHmencapailaginilai positifpuncaknyauntuk kembali ke titik1[2].
2.4 Sumber Harmonisa
Gelombang arus maupun tegangan ideal yang disalurkan dari tegangan
pembangkit ke beban adalah berbentuk sinus murni dengan frekuensi 50/60 Hz.
Seperti dijelaskan sebelumnya beban pada sistem tenaga dapat dibagi menjadi
dua, yaitu beban linear dan beban non-linear.
Beban linear adalah beban yang impedansinya selalu konstan sehingga
arus listrik selalu berbanding lurus dengan tegangan setiap waktu. Beban linear ini
mematuhi hukum ohm yang menyatakan bahwa arus yang mengalir pada sebuah
komponen berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung pada komponen
tersebut, asalkan suhu dijaga tetap. Gelombang arus listrik yang dihasilkan oleh
beban linear akan sama dengan bentuk gelombang tegangan. Apabila diberi
tegangan sinusoidal, maka arus yang mengalir ke beban linear juga merupakan
sinusoidal sehingga tidak terjadi distorsi dan tidak menimbulkan harmonisa.
Beban ini berupa elemen pasif seperti resistor, induktor, dan kapasitor [4].
Beban non-linear adalah beban yang impedansinya tidak konstan dalam
setiap periode tegangan masukan. Dengan impedansinya yang tidak konstan maka
arus listrik yang dihasilkan tidaklah berbanding lurus dengan tegangan yang
diberikan sehingga beban non-linear tidaklah mematuhi hukum ohm. Gelombang
arus listrik yang dihasilkan oleh beban non-linear tidak sama dengan bentuk
gelombang tegangan sehingga terjadi cacat (distorsi). Dengan meluasnya
pemakaian beban non-linear, gelombang sinusoidal ini dapat mengalami cacat
sehingga menimbulkan harmonisa.
Semua peralatan yang menggunakan komponen semikonduktor
(dioda,transistor,trisistor) merupakan beban non-linear. Peralatan semikonduktor
ini merupakan pemakaian beban non-linear terluas. Peralatan semikonduktor ini
mencakup semua peralatan elektronika daya, seperti :
1. UPS (Uninterruptible Power Supply),
2. Pengendali kecepatan motor (adjustable speed drive)
3. Soft starter
4. Static compensator
5. Catu daya (power supply)
6. Pengubah frekuensi (cycloconverterdanrectifier inverter).
7. Pengisi baterai (charger), dll.
Selain itu ada juga beberapa peralatan yang termasuk beban non-linear,
seperti :
1. Peralatan penerangan
2. Peralatan industri
Peralatan ini mencakup tungku busur listrik (Electric Arc Furnace), tungku
induksi(induction furnace),dan mesin las.
3. Perlengkapan kantor
Perlengkapan ini mencakup printer, mesin fotocopy, mesin fax, komputer,
monitor, elevator,dan sebagainya.
4. Peralatan rumah tangga
18
2.5 Jenis-Jenis Harmonisa
Berdasarkan ordenya, harmonisa dapat dibedakan menjadi harmonisa ganjil
dan harmonisa genap. Sesuai dengan namanya maka harmonisa ganjil terdiri dari
harmonisa ke- 3, 5, 7, 9, dan seterusnya. Sedangkan harmonisa genap terdiri dari
ke- 2, 4, 6, 8, dan seterusnya. Harmonisa ke- 1 tidak masuk ke dalam harmonisa
ganjil karena frekuensi dari harmonisa tersebut adalah frekuensi fundamental.
Harmonisa orde 0 menunjukkan konstanta atau komponen DC dari suatu
gelombang [5].
Selain itu, dikenal juga harmonisa yang memiliki frekuensi yang lebih besar
dari frekuensi fundamentalnya tetapi bukan merupakan kelipatan bulat ( integer )
dari frekuensi fundamentalnya. Harmonisa jenis ini dinamakan inter harmonics.
Sedangkan harmonisa yang memiliki frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi
fundamentalnya dinamakansub-harmonics.Harmonisa ini memiliki orde 0.2, 0.5,
0.7, dan seterusnya [5].
Berdasarkan urutan fasanya, harmonisa dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu
1. Harmonisa Urutan Positif
Harmonisa ini mempunyai urutan fasa yang sama dengan fasor aslinya yang
terdiri dari tiga buah fasor yang sama besarnya dan mempunyai beda fasa 120 .
Harmonisa positif terdiri dari harmonisa ke- 1, 4, 7, 10, dan seterusnya.
1 1
1
Gambar 2.9 Fasor fundamental
2. Harmonisa Urutan Negatif
Harmonisa ini memiliki urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya
yang terdiri dari tiga buah fasor yang sama besarnya dan mempunyai beda fasa
120 . Harmonisa negatif terdiri dari harmonisa ke- 2,5,8, dan seterusnya.
5 5
5
Gambar 2.10 Fasor harmonisa ke-5
3. Harmonisa Urutan Nol
Harmonisa ini memiliki fasor yang sama besarnya dan mempunyai beda fasa
20 Jenis-jenis harmonisa berdasarkan orde dan urutan fasanya dapat
disimpulkan dalam tabel 2.1 berikut ini [5].
Tabel 2.1 Harmonisa berdasarkan orde dan polaritas. Harmonisa
Ke-1 2 3 4 5 6 7 8
Frekuensi
(Hz)
50 100 150 200 250 300 350 400
Urutan
+ _ 0 + _ 0 +
-2.6 Triplen Harmonik
Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik
walaupun dengan akibat yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan
mengalami penurunan kinerja dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu
dampak yang umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada kawat
netral dan transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang
Gambar 2.11 Fasor urutan ke- 3 Urutan fasa nol
I a3 I b3
I c3
dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa. Pada keadaan normal, arus beban
setiap fase dari beban linear yang seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling
mengurangi sehingga arus netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban tidak linear
satu fasa akan menimbulkan harmonik kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen
harmonik (harmonik ke-3, ke-9, ke-15 dan seterusnya ) yang sering disebut zero
sequence harmonik. Harmonik ini tidak menghilangkan arus netral tetapi dapat
menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus fasa [6,7].
Tabel 2.2 Polaritas dari komponen harmonik.
Harmonik 1 2 3 4 5 6 7 8
Frequensi
(Hz)
50 100 150 200 250 300 350 400
Urutan + - 0 + - 0 +
-Tabel 2.3 Akibat dari polaritas dari komponen harmonik
Urutan Pengaruh pada sistem distribusi
Positif Panas
Negatif
Panas
Arah putaran motor berubah
Nol
Panas
22
2.7 PengaruhArusHarmonicpadaImpedansi
Gambar 2.12dalam bentuk yang sederhanamenunjukkan bahwa
ketikabebannonliniermenarikarus terdistorsi(non-sinusoidal) darisuplai, dimana
arusterdistorsimelalui semuaimpedansiantara beban dansumber listrik.
Arusharmonikyangmelewatiimpedansimenyebabkanteganganturununtukmasing-masing frekuensiharmonikberdasarkanHukum Ohm( .Jumlah
vektordarisemuateganganindividuturunmenghasilkan totaldistorsitegangan,
besarnyatergantung padaimpedansisistem dantingkatarus
harmonisapadamasing-masing frekuensiharmonik[8].
Gambar 2.12 ArusTerdistorsiMenginduksiDistorsiTegangan
Gambar 2.13menunjukkansecara rincipengaruharus
harmonikpadaimpedansidalam sistemdaya dan masing-masing
dropteganganterkait. Perhatikan bahwa"totaldistorsiteganganharmonik",
VTHD(berdasarkan penjumlahan vektorsemua harmonikindividu),
berkurangkarena lebih banyakimpedansidiinduksiantara bebannonlinier
dansumber.
Gambar 2.13 Prosesharmonikindividu mengakibatkan dropstegangan
dalamimpedansi.
V = x (Hukum Ohm) (2.8)
Pada beban ) (2.9)
Pada Trans. ) (2.10)
Pada Sumber ) (2.11)
Dimana :
Z = impedansi padafrekuensiharmonik(misalnya, 250Hz)
= harmonisa teganganorde ke -h(misalnya, 5)
= harmonisa arus di orde ke-h (misalnya, 5)
24 Setiapperiodik(berulang) gelombang kompleksterdiri
darikomponensinusoidalpadafrekuensi dasardan sejumlahkomponen
harmonikyangpenggandaintegral darifrekuensi dasar. Nilai
sesaatteganganuntukgelombangnon-sinusoidal ataugelombangyang
=langsung(atau rerata) nilai(komponen DC)
=nilai rmskomponen fundamental
f=frekuensikomponen fundamental(1⁄ mendefinisikanwaktuyang lebih dari
gelombangkompleksberulang).
Hal ini biasanyalebih nyaman, namun,
untukmenginterpretasikangelombangkompleksdengan cara"Fourier Series"dan
metodeanalisisterkait. JosephFourier, abad ke-19fisikawan
Perancismemperkenalkanteori bahwasetiapfungsi periodikdalam
intervalwaktudapatdinyatakan denganjumlahfundamentaldan
serangkaianurutanfrekuensi harmonikyang lebih tinggiyangpenggandaterpisahkan
darikomponen fundamental[8].
MengabaikankomponenDCdalam rumus di atas, di mana
dan mewakiliteganganfundamental dansaat
ini,masing-masing,sesaatteganganrms, Vh, dapat direpresentasikansebagaiSeriFourier:
V(t) = ∑ ( ) = ∑ √ 2 sin ( + ∅ ) (2.13)
Nilai rms tegangan dapat dirumuskan :
= + + + + .... (2.14)
= ∫ ( ) = ∑ = + + + + .... (2.15)
Dimana penurunan dan ada pada lampiran.
Rmstegangan atau arus"totalharmonikdistorsi", dan , masing-masing dapat
dirumuskan sebagai :
Rumus yang lebih sederhana dapat juga dinyatakan dengan persamaan berikut :
Total rms arus
= + (2.18)
26
= 1 + ( ) i (2.19)
Arus fundamental
= (2.20)
Total arus fundamental terdistorsi :
( ) = ( ) − 1 (2.21)
BAB III
EFEK HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI
3.1 Efek Panas Pada Transformer
Jaringanindustri dan komersial yang semakin modern,dipengaruhi
olehsejumlah besararus harmonikyang dihasilkan
olehberbagaibebannonliniersepertipengendali kecepatan motor,tungku busur
listrik, lampu hemat energi, UPS, komputer, dan lain sebagainya [2].
Semuaarus ini melaluitransformator dimana ini akan mengakibatkan
kondisi saturasidanmenjadi sumberharmonisa. TransformatorDelta-Wye atau
delta-delta yangmenimbulkanarusurutannolakan menghasilkan panas berlebih
padakawatnetral. Arusmengalirdi deltameningkatkan nilaiarus
rmsdanmenghasilkan panastambahan. Inimerupakan aspek yang pentinguntuk
diperhatikan. Arusdiukur pada sisitegangan tinggidaritransformatordelta-Wye
terhubungtidakakan mencerminkanurutanarusnol tetapiefeknyadalam
memproduksirugi-rugipanas.
Rugi-rugitransformatortanpa bebandimana ini tergantung
padanilaipuncakfluksyang menimbulkan magnetisasiintitrafodapat
diabaikansehubungan dengantingkatarus harmonik dan rugi-rugi bebanyang
meningkat secara signifikanpadafrekuensi harmonikketikatransformerpasokanarus
nonlinier.
Pengaruharus harmonikpada frekuensiharmonikpada
rugi-28 rugifluksbocor yangdapat mengakibatkanpemanasantambahan khususnya
padagulunganisolasi,terutama jikapada tegangan tinggi ⁄ (yaitu, laju
kenaikantegangan) yang ada. Suhusiklusdan kemungkinanresonansiantarabelitan
transformatorinduktansi dankapasitansipasokanjuga dapat menyebabkanrugi-rugi
tambahan.
Peningkatanarus rmskarenaharmonikakanmeningkatkan rugi-rugitembaga
yaitu . Rugi-rugi tembagadapat dihitung dengan menggunakanPersamaan3.1
seperti dibawah ini :
= (3.1)
Dimana
= Total rugi-rugi tembaga
= Total arus rms
R = Tahanan dari belitan
Rugi-rugiarus eddydapat dihitung dengan menggunakanPersamaan
= ∑ (3.2)
Dimana
= Total arus eddy
= rugi-rugiarus eddypada bebanpenuh padafrekuensi dasar
= arus harmonisa orde ke n
n = orde harmonisa
Rugi-rugihisteresisadalahdaya yang dikonsumsikarenakenon-linearan
darikerapatan fluks/magnetizing transformer danpembalikanmedan
magnetintitransformatorsetiap kaliperubahan aruspolaritas(yaitu, 120kali per
detikuntuk 60Hz). Rugi histeresisyang lebih tinggiterjadi pada
frekuensiharmonikkarenapembalikanlebih cepatdibandingkanpada
frekuensifundamental.Rugi histeresissebanding denganfrekuensi dankuadrat
darifluksmagnetik[2].
3.2 Rugi-rugiTermal Pada Konduktor
Rugi-rugi kabel yanghilang sebagai panas, secara substansialmeningkat
ketikamembawa arusharmonikkarena rugi-rugi tinggi, resistansi kabel, R,
ditentukan oleh pendekatan nilai DCnyaditambahefek kulit.
Sebagaimana dinyatakan dalamPersamaan2.15, saatgelombang
arusterdistorsidapatdihitung dengan rumus [8] :
= ∫ ( ) = ∑∞ = + + …+ (3.3)
Sehingga :
= 1 + (3.4)
3.3Derating Transformator atau K-Faktor Transformator
Transformatorsangat pentingutamanyadalamsistem tenaga listrik.
Ketikadibebani oleh bebannonlinier, transformatorsangat rentan terhadappanas
danmenjadi awal kerusakan.Dalam rangka meminimalkanrisiko
kegagalanprematur, dua metodeyang digunakanantara lain :
•"Derate" transformator(yaitu, Kapasitas daya yang besarsedemikian rupa
sehinggaberoperasi dibawah kapasitasbeban)ataupertimbangkan untuk
30 •Gunakan"K-faktor" atau"K-rated" transformer.K-rated transformatorsecara
khusus dirancanguntuk bebannonlinier danberoperasi denganrugi-rugi yang lebih
rendahpada frekuensiharmonik.
K-rated transformator dirancanguntukdioperasikan
padaratedkVAbebandengan adanyaarusharmonis danini juga biasanyasesuai
denganUnderwriters Laboratory(UL) dan persyaratanNECuntuk
transformatormemasok bebannon-linier.Gambar
3.1mengilustrasikanhubungantransformatorderating(K-faktor)dan beban
nonlinier[8].
Gambar 3.1hubungantransformatorderating(K-faktor)dan beban nonlinier.
ULmengembangkan sistemK-faktor untuk
menunjukkankemampuantransformatoruntuk menanganibeban harmonik. Pada
dasarnya, K-faktor dengan bobotbebansaatharmonisaefeknya terhadappemanasan
transformatordirumuskan dariANSI/IEEEC57.110. A K-faktor
1,0menunjukkanbebanlinear(yaitu, tidak ada bebanharmonik). Semakin
tinggiK-faktor, semakin besarefek pemanasanpada transformatoryang diberikan.
Persamaanuntuk menghitungK-faktoradalah rasiorugi-rugiarus eddysaatmemasok
bebannonlinierdan linier:
K = = ∑ (3.5)
Dimana
K = K-faktor
= Rugi arus eddy akibat beban linear
= Rugi arus eddy akibat beban nonlinear
n= orde harmonik
= arus harmonisa (per unit)
Ada satu masalah yang telah diketahui berkaitan
denganmenghitungK-faktor yangmemilih rentangyang paling tepatdarifrekuensi harmonik.
Berdasarkanbatas atas, misalnya, dari15, 25 atauharmonikke-50, perhitungandapat
menghasilkan nilai yangberbedasecara signifikandengan K-faktor beban yang
sama. IEEE519 (1992)menganggapharmoniksampai50 [8].
3.4 Standar Harmonisa
Untuk mengurangi harmonisa pada suatu sistem secara umum tidaklah harus
mengeliminasi semua harmonisa yang ada tapi cukup dengan meruduksi sebagian
harmonisa tersebut sehingga nilainya di bawah standar yang diizinkan. Hal ini
32 harmonisa secara teknik di bawah standar yang diizinkan sementara dari sisi
ekonomis tidak membutuhkan biaya yang besar.
Dalam hal ini standar yang digunakan sebagai batasan harmonisa adalah
yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC) yang
mengatur batasan harmonisa pada beban-beban kecil satu fasa ataupun tiga fasa
yang nilai arusnya lebih kecil dari 16 amper perfasa. Untuk beban-beban tersebut
umumnya digunakan standar IEC1000-3-2. Hal ini disebabkan karena belum
adanya standar baku yang dihasilkan oleh IEEE.
Untuk standar pembatasan harmonisa arus, ditentukan oleh rasio dari
/ . adalah arus hubung singkat dan adalah arus beban nominal
fundamental. Untuk standar harmonisa tegangan ditentukan berdasarkan tegangan
sistem yang dipakai [6,7,9].
Tabel 3.2 Standar Harmonisa Tegangan IEEE 519
Maximum Distortion (%)
System Voltage
<69 kV 69 – 138 kV > 138 Individual
Harmonic 3,0 1,5 1,0
Total Harmonic 5,0 2,5 1,5
Tabel 3.3 Standar Harmonisa Arus IEEE 519
Nilai distorsi pada Tabel 3.3 dinyatakan dalam persen (%) dan hanya
digunakan pada harmonisa ganjil saja. Harmonisa dibatasi sebesar 25% dari nilai
yang ada di Tabel 3.4
3.5Dampak Lain Harmonisa Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik
walaupun dengan akibat yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan
mengalami penurunan kinerja dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu
dampak yang umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada kawat
netral dan transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang
dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa.
Pengaruh harmonik pada transformator sering tanpa disadari dan tidak
diantisipasi keberadaanya sampai terjadi gangguan yang penyebabnya tidak jelas.
Hal ini dapat juga terjadi bila perubahan konfigurasi atau jenis beban yang
dipasok. Transformator dan peralatan induksi lainnya, selalu terpengaruh oleh
harmonik karena trafo itu sendiri dirancang sesuai dengan frekuensi kerjanya.
Selain itu transformator juga merupakan media utama antara pembangkit dengan
beban. Frekuensi harmonik yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan
mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi rugi-rugi daya. Selain itu, ada
beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya harmonik dalam sistem
tenaga listrik, antara lain [4,7].
1. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran
resonansi mekanis arus frekuensi tinggi.
34 akibatnya, putaran piringan akan lebih cepat atau terjadi kesalahan ukur kWh
meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk beroperasi pada
frekuensi dasar.
3. Pemutusan beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak
bekerja pada arus pengenal. Pemutus beban yang dapat terhindar dari gangguan
harmonik pada umumnya adalah pemutus beban yang mempunyai respon
terhadap arus rms sebenarnya (true-rms current) atau kenaikan Temperatur
karena arus lebih.
4. Dampak pada kabel
Dengan adanya harmonisa, efek kulit (skin effect) akan meningkat pada
kabel sehingga menaikkan resistansi ac (Rac) yang meningkatkan rugi-rugi.
Pada saat terjadi resonansi, akan terjadi korona di sekitar kabel dan isolasi
kabel dapat mengalami stress yang dapat memicu kepada terjadinya
kegagalan isolasi.
5. Beberapa peralatan elektronika menjadi kurang teratur dalam menjalankan
fungsinya dan bahkan bisa mengalami gagal fungsi.
6. Menimbulkan kesalahan pengukuran pada alat ukur.
7. Menimbulkan interferensi pada saluran komunikasi radio, telepon, PLC (Power
Line Carrier)melalui kopling induktif
8. Arus yang mengalir pada konduktor netral terlalu besar dikarenakan adanya
harmonisa urutan nol.
9. Memperburuk faktor daya.
3.6 Peralatan Pengukuran
Meterkonvensionalbiasanya dirancanguntuk membacagelombang
yangsinusoidal. Tegangandan arusnonlinierakan menghasilkan
kesalahandalampengukuranyangmenghasilkanpembacaan palsu[8].
Meterkonvensionaldikalibrasiuntuk menanggapinilai-nilairms. Root mean
square(rms) dapat didefinisikan sebagaibesarnya arussinusoidalyang
merupakannilaiaruslangsungsetarayang akan menghasilkanjumlah yang
samapanas dalambeban resistiftetap yangsebanding dengankuadrat arusrata-rata
selamasatupenuhsiklusgelombang. Gambar 3.2Untukgelombangsinus murni,
nilairms0,707kali nilaipuncak dannilai puncakadalah1,414kali nilairms).
Jikabesarnyagelombang sinus adalah"rata-rata" (yaitu,setengah
siklusnegatifterbalik) nilai rata-rataakan menjadi0,636kali nilaipuncak
atau0,9kalinilai rms.
Untukgelombang sinus, kedua rasiopenting yang berkaitan
denganpengukuranarus dan tegangandapat diturunkan:
Peak faktor = (2.6)
Form faktor = (2.7)
Kebanyakan meter analog dan sejumlah besar digital multi-meter yang
dirancang untuk membaca jumlah tegangan dan arus didasarkan pada teknik
disebut "membaca rata-rata, RMS yang dikalibrasi". Teknik Ini mengambil
pengukuran rata-rata nilai (0,636 × puncak) dan mengalikan hasilnya dengan
Form faktor (1,11 untuk gelombang sinus). Hasilnya adalah 0,7071 kali nilai
puncak, yang ditampilkan sebagai "rms". Asumsi ini hanya berlaku untuk bentuk
36 Namun, hanya"truerms" instrumenmampusecara akurat
mengukurnilaiterdistorsi[8].
Gambar 3.2 Nilai puncak dan nilai rms gelombang sinusoidal
Kesulitandalam mengukur secara
akuratnilaiterdistorsidenganmeterkonvensionaldigambarkanoleharus yang ditarik
olehmodepower supply(Gambar 3.3). Menggunakan meter
yangbenar,arusriil1.0A, nilai puncakdari2,6Adengan
rata-rata0,55A.Menggunakan"rata-rata membaca,dikalibrasirms"
konvensionalmeter"rms saat ini"akanditampilkan0,61A, hampir 40% lebih rendah
darinilai saat ininyata[8].
Gambar 3.3KesulitanMeterKonvensionalMembacaBentuk gelombangTerdistorsi
The"Crest factor" dari bentuk gelombangdapat didefinisikansebagai:
Crest factor = (2.8)
Untukgelombang sinusmurni,faktor puncakadalah1,414(1.0/0.707).
Untukgelombang pulsainiakan jauh lebih tinggi. Semakin tinggicrest
faktorsebuahinstrumenrms semakin akurat dalam
pengukurangelombangterdistorsi. Penggunaanmeter denganfaktorcrest faktor dari
tiga(3) tidak dianjurkan.[8]
Standartransformator arustoroidal-tipe yang digunakan untuk
mengukurarusterdistorsiharus berkualitastinggi, dengan responlinear
38 umumnya digunakan denganinstrumenkemungkinan(misalnya, analisisharmonik,
meterlistrik, dll) yangsecara akurat mengukurarusnonlinier, tetapi
harusdikalibrasisecara teratur.
Pengukuranakuratfaktor dayatidakada masalahdenganbebannonlinierketika
duafaktordaya yang berbedayang hadir(lihat Bagian 5): "faktordayaperpindahan",
yang merupakanfaktor dayakomponen fundamentalsaja dan"benar" atau "nyata
"faktor daya, yang meliputikomponenfundamental danharmonik. Dalamsebuah
gelombang sinus, faktor dayahanyalah sebuahukurankosinussudut fase
antarategangan dan arus, ini tidak berlakuuntuk bebannonlinier. Carauntuk secara
akurat mengukurfaktor dayanonlinieradalah untukmengukurdaya sesaatrata-rata
danmembaginyadenganprodukyang benarteganganrmsdan benarrmssaat ini:
True cos Φ =
( . ) (2.9)
Dimana
cos Φ =power faktor true beban nonlinear
= Daya sesaat rata-rata
= tegangan rms true
= arus rms true
Metode di atasumumnya digunakandalam instrumentasidaya digital. Dan
dalam tugas akhir ini data yang tersedia telah diukur sebelumnya dengan peralatan
digitalPortable EMT (Energy Measurement And Data Transmit)[10].
Gambar 3.4 Tas Perangkat EMT-PORTABLE
Gambar 3.5 CT-CLAMP; GPS; GSM & Pheriperal
3.7 Sistem Kerja dan Rangkaian Alat Pengukuran
Portable EMT adalah peralatan untuk mendukung inspeksi Gardu
Distribusi, yang didesain khusus untuk mempermudah pengukuran
parameter-parameter listrik, mendeteksi posisi gardu (ordinat GPS) secara riel time dan
40 notebook/PC (Personal Computer).Gambaran dari sistem kerja Portable EMT
ditunjukkan dalam Gambar 3.6[10].
Gambar 3.6 Gambaran sistem pengukuran menggunakanEMT
Pengukuran dengan menggunakan Portable EMT dapat dilakukan pada
Gardu Distribusi. Rangkaian pengukuran ditunjukkan seperti pada Gambar 3.6
Gambar 3.7 Rangkaian Pengukuran menggunakanPortable EMT
Peralatan pengukuran dengan menggunakan Portable EMT memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Pengukuran besaran-besaran listrik berupa Arus (I), Tegangan (V), Power
Faktor (pf), THD (Total Harmonic Distortion), secara periodik untuk
saluran utama dan jurusan.
2. KVA Travo (Inspeksi).
3. Pengukuran Temperature Body Trafo (Thermo Gun).
4. Mendeteksi posisi/ordinat (GPS) Gardu Distribusi secara otomatis.
42 6. Komunikasi data secara opsional dapat menggunakan GSM/GPS atau
CDMA.
7. Tas pelindung koper peralatan dimaksudkan untuk kemudahan mobilisasi,
BAB IV
ANALISA PENGARUH HARMONISA TERHADAP PANAS
PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
4.1 Umum
Setiap komponen sistem distribusi dapat dipengaruhi oleh harmonik
walaupun dengan akibat yang berbeda. Namun demikian komponen tersebut akan
mengalami penurunan kinerja dan bahkan akan mengalami kerusakan. Salah satu
dampak yang umum dari gangguan harmonik adalah panas lebih pada kawat
netral dan transformator sebagai akibat timbulnya harmonik ketiga yang
dibangkitkan oleh peralatan listrik satu fasa.
Meningkatnya harmonik ini seiring dengan meningkatnya penggunaan
beban-beban non linear, dimana terdapat perangkat semikonduktor di dalamnya.
Disatu sisi hal tersebut memberi efek positif bagi masyarakat namun juga
memiliki efek negatif bagi sistem tenaga listrik khususnya sistem distribusi karena
beban – beban non linear tersebut merupakan sumber hadirnya harmonisa pada
sistem tenaga listrik. Efek munculnya harmonisa pada transformator distribusi
dapat menyebabkan kenaikan rugi – rugi dan derating pada transformator
tersebut. Oleh karena itu akan dibahas seberapa besar pengaruh harmonisa yang
muncul terhadap panas pada belitan transformator distribusi [1].
4.2 Persamaan yang Digunakan Dalam Perhitungan
44
a. Mencari arus beban penuh ( ) dan arus hubung singkat ( )
=
√ (4.1)
Dimana :
= Arus Beban Penuh ( A)
S = Daya Nyata Transformator (kVA)
V = Tegangan Sisi Sekunder Transformator (V)
=
√ % (4.2)
Dimana :
= Arus Hubung Singkat (A)
= Daya Nyata Transformator (kVA)
= Tegangan Sisi Sekunder Transformator (V)
b. Pembebanan pada transformator
% Pembebanan = x 100% (4.3)
Dimana :
= Arus Pengukuran (A)
= Arus Beban Penuh (A)
c. THD arus dan THD tegangan pada transformator
THD arus dan THD tegangan dianalisa berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh IEEE 519 “ Recommended Practices and Requirements for
Harmonic Control in Electrical Power System”. Oleh karena itu, THD arus dan
THD tegangan yang didapat dari pengukuran kemudian dibandingkan dengan
standar IEEE yang terdapat dalam Tabel 3.2 dan Tabel 3.3
d. Rugi-rugitermal
Rugi-rugi kabel, hilang sebagai panas, secara substansialmeningkat
ketikamembawa arusharmonikkarena rugi-rugi tinggi, resistansi kabel, R,
ditentukan oleh pendekatan nilai DCnyaditambahefek kulit.
Sebagaimana dinyatakan dalamPersamaan2.7, saatgelombang
arusterdistorsidapatdihitung dengan rumus:
= ∫ ( ) = ∑∞ = + + …+ (4.4)
Sehingga :
= 1 + (4.5)
Penambahan panas akibat harmonisa dalam %:
= 100% (4.6)
Sehingga suhu pada frekuensi dasar dalam℃ ( )adalah
= (4.7)
Maka kenaikan suhu∆T
∆T = - (4.8)
4.3 Prosedur Pengambilan Data
Pengukuran kandungan harmonik disetiap Transformator Distribusi
dilakukan pada setiap phasa ( R, S, T ) secara berkala dengan menggunakan alat
46 digunakan untuk mengukur besarnya arus, tegangan dan kandungan harmonik
pada transformator distribusi.
Gambar 4.1Portable EMT
4.4 Data pengukuran Harmonisa Pada Transformator Distribusi
Data dalam tugas akhir ini diperoleh dari PLN cabang medan yang
sebelumnya trafo tersebut telah diukur kandungan harmonisanya pada tanggal 25
juni 2012 dan juga dari PT Raja Prima Teknik sebagai mitra PLN yg datanya
kami ukur langsung pada tanggal 24 september 2013. Data transformator yang
diambil adalah :
1. Jalan Jamin Ginting No.1 (Depan Siti Hajar)
Transformator distribusi ini mensuplai daya ke Rumah Sakit Siti Hajar dan
perumahan sekitarnya. Spesifikasi transformator tersebut adalah seperti dibawah
(Tabel 4.1.a dan 4.1.b).
Data hasil pengukuran Pada Transformator 1 Pada Siang Hari ( 12:14:00)
Gardu Induk : TITI KUNING
Penyulang : TN06
Kode Garduk : BR139-1
Kapasitas Trafo : 250 kVA
Power Faktor System : 0,96
Arus Nominal : RMS (A) PEAK(A)
360,83 510,30
Pukul : 12:14:00
Pembebanan : 60 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 217,00 218,00 217,00
THD Tegangan : (%) 2,00 2,00 2,00
Tabel 4.1.a. Data Arus Harmonisa Trafo 1 (Siang)
RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
145,00 152,00 210,00 95,00 229,67 249,35 341,53
THD Arus Incoming (%)
12,00 16,00 15,00 93,00 45,01 48,01 66,93
Pukul : 21:22:00
Pembebanan : 83,5 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 223,00 222,00 226,00
48 Tabel 4.1.b Data Arus Harmonisa Trafo 1 (Malam)
RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
372,00 296,00 266,00 173,00 615,57 481,40 455,22
THD Arus Incoming (%)
17,00 15,00 21,00 205,00 120 94,34 89,21
*Sumber: PT PLN (Persero)
2. Jalan Jamin Ginting No. 580 (Pasar Baru)
Transformator distribusi ini mensuplai daya ke beberapa perumahan,super market
dan warnet disekitarnya. Spesifikasi transformator tersebut adalah.
Tabel 4.2.a dan 4.2.b Data hasil pengukuran Pada Transformator 2 Pada Siang
Hari ( 12:14:00) dan Malam Hari (19:27:00)
Gardu Induk : TITI KUNING
Penyulang : TN06
Kode Garduk : BR19-1
Kapasitas Trafo : 250 kVA
Power Faktor System : 0,96
Arus Nominal : RMS (A) PEAK(A)
360,83 510,30
Pukul : 14:48:00
Pembebanan : 38,5 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 211,00 211,00 211,00
THD Tegangan : (%) 3,00 2,00 3,00
Tabel 4.2.a. Data Arus Harmonisa Trafo 2 (Siang)
151,00 127,00 107,00 77,00 249,87 202,95 184,63
THD Arus Incoming (%)
17,00 13,00 22,00 128,00 48,97 39,77 36,18
Pukul : 19:27:00
Pembebanan : 38,5 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 212,00 212,00 212,00
THD Tegangan : (%) 3,00 3,00 3,00
Tabel 4.2.b Data Arus Harmonisa Trafo 2 (Malam)
Parameter RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
172,00 160,00 121,00 109,00 291,92 271,55 219,05
THD Arus Incoming (%)
20,00 20,00 28,00 151,00 57,21 53,21 42,93
*Sumber: PT PLN (Persero)
3. Jalan Jamin Ginting No.861 (Depan Jambur Namaken)
Transformator distribusi ini mensuplai daya ke Carrefour dan perumahan
sekitarnya. Spesifikasi transformator tersebut adalah.
Tabel 4.3.a dan 4.3.b Data hasil pengukuran Pada Transformator 1 Pada Siang
50
Penyulang : TN06
Kode Garduk : BR1-1
Kapasitas Trafo : 250 kVA
Power Faktor System : 0,96
Arus Nominal : RMS (A) PEAK(A)
360,83 510,30
Pukul : 14:08:00
Pembebanan : 83,5 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 224,00 224,00 227,00
THD Tegangan : (%) 3,00 2,00 2,00
Tabel 4.3.a Data Arus Harmonisa Trafo 3 (siang)
RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
302,00 219,00 107,00 186,00 491,16 356,17 310,42
THD Arus Incoming (%)
15,00 15,00 18,00 113,00 96,25 69,80 60,83
Pukul : 21:22:00
Pembebanan : 83,5 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 223,00 222,00 226,00
THD Tegangan : (%) 4,00 3,00 3,00
Tabel 4.3.b Data Arus Harmonisa Trafo 3 (malam)
372,00 296,00 266,00 173,00 615,57 481,40 455,22
THD Arus Incoming (%)
17,00 15,00 21,00 205,00 120,63 94,34 89,21
*Sumber: PT PLN (Persero)
4. Kompleks Tasbih Jalan Setia Budi (24 Oktober 2013)
Transformator distribusi ini mensuplai daya ke perumahan setia budi dan
beberapa supermarket. Spesifikasi transformator tersebut adalah pada Tabel 4.4.a
dan 4.4.b. Data hasil pengukuran Pada Transformator 1 Pada Siang Hari (
12:32:00) dan Malam Hari (20:04:00)
Gardu Induk : PAYA GELI
Penyulang : PA1/SG4
Kode Garduk : BR093
Kapasitas Trafo : 200 kVA
Power Faktor System : 0,98
Arus Nominal : RMS (A) PEAK(A)
288,67 408,24
Pukul : 12:32:00
Pembebanan : 34,8 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 216,00 212,00 214,00
52 Tabel 4.4.a Data Arus Harmonisa Trafo 4 (siang)
RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
100,00 124,00 101,00 32,00 155,56 189,39 152,83
THD Arus Incoming (%)
10,00 8,00 7,00 77,00 38,11 46,39 37,44
Pukul : 20:04:00
Pembebanan : 49,1 %
RN SN TN
Tegangan Incoming : (V) 204,00 206,00 205,00
THD Tegangan : (%) 2,00 2,00 2,00
Tabel 4.4.b Data Arus Harmonisa Trafo 4 (malam)
RMS PEAK
R S T N R S T
Arus Incoming (A)
191,00 135,00 153,00 47,00 283,62 204,28 238,01
THD Arus Incoming (%)
5,00 7,00 10,00 75,00 69,47 50,04 58,30
*Sumber: PT RAJA TEKNIK*
4.5 Analisi Data
1. Menghitung Arus Beban Penuh ( ) dan Arus Hubung Singkat ( )
Transformator 1,2 dan 3 :
Z = 4%
S = 250 kVA
V = 0,4 kV
2. Menghitung Pembebanan Transformator Distribusi
Sesuai dengan persamaan 4.3 maka persentase pembebanan tiap phasa pada
masing-masing transformator distribusi adalah :
Trafo 1.
Tabel 4.5.a Pembebanan Trafo 1
Phasa Arus Nominal (A) Arus Full Load
(A) Pembebanan (%)
R 145 360,84 40,2
S 152 360,84 42,1
T 210 360,84 58,2
Trafo 2
Tabel 4.5.b Pembebanan Trafo 2
Phasa Arus Nominal (A) Arus Full Load
(A) Pembebanan (%)
R 151 360,84 41,8
S 127 360,84 35,2
54 Trafo 3
Tabel 4.5.c Pembebanan Trafo 3
Phasa Arus Nominal (A) Arus Full Load
(A) Pembebanan (%)
R 302 360,84 83,7
S 219 360,84 60,7
T 186 360,84 51,6
Trafo 4
Tabel 4.5.d Pembebanan Trafo 4
Phasa Arus Nominal (A) Arus Full Load
(A) Pembebanan (%)
R 191,00 288,67 66,16
S 135,00 288,67 46,76
T 153,00 288,67 53,00
3. Analisa THD pada Transformator Distribusi
Tabel 4.6 THD Arus pada Transformator Distribusi
Trafo 1 (Pukul 12:14:00)
Tabel 4.6.a THD Arus Trafo 1 (siang)
Phasa / Range Pengukura
n
100 16,00 12 Lebih 4
T 210,0
Trafo 1 (Pukul 20:17:00)
Tabel 4.6.b THD Arus Trafo 1 (malam)
Phasa / Range Pengukura
Trafo 2 (Pukul 14:48:00)
Tabel 4.6.c THD Arus Trafo 2 (siang)
Phasa / Range Pengukura
n
Trafo 2 (Pukul 19:27:00)
Tabel 4.6.d THD Arus Trafo 2 (malam)
Phasa / Rang
Trafo 3 (Pukul 14:08:00)
Tabel 4.6.e THD Arus Trafo 3 (siang)
Phasa / Range Penguku
ran
Trafo 3 (Pukul 21:22:00)
Tabel 4.6.f THD Arus Trafo 3 (malam)
56 Trafo 4 (Pukul 12:32:00)
Tabel 4.6.g THD Arus Trafo 4 (siang)
Phasa / Rang
Trafo 4 (Pukul 20:04:00)
Tabel 4.6.h THD Arus Trafo 4 (malam)
Phasa / Rang
50 10,00 6 Melebihi 4
Dari tabel di atas terlihat bahwa kandungan harmonisa arus trafo 1,2, 3 dan 4 fasa
T malam melebihi standar, sedangkan trafo 4 tidak melebihi standar.
Tabel 4.7 THD Tegangan pada Transformator Distribusi
Trafo 1 (pukul 12:14:00)
Tabel 4.7.a THD Tegangan Trafo 1 (siang)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 2 5 Tidak melebihi
S 2 5 Tidak melebihi
T 2 5 Tidak melebihi
Trafo 1 (pukul 20:17:00)
Trafo 4.7.b THD Tegangan Trafo 1 (malam)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 2 5 Tidak melebihi
S 2 5 Tidak melebihi
T 2 5 Tidak melebihi
Trafo 2 (pukul 14:48:00)
Tabel 4.7.c THD Tegangan Trafo 2 (siang)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 3 5 Tidak melebihi
S 2 5 Tidak melebihi
T 3 5 Tidak melebihi
Trafo 2 (pukul 19:27:00)
Tabel 4.7.d THD Tegangan Trafo 2 (malam)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 3 5 Tidak melebihi
S 3 5 Tidak melebihi
T 3 5 Tidak melebihi
Trafo 3 (pukul 14:08:00)
Tabel 4.7.e THD Tegangan Trafo 3 (siang)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 3 5 Tidak melebihi
S 3 5 Tidak melebihi
58 Trafo 3 (pukul 21:22:00)
Tabel 4.7.f THD Tegangan Trafo 3 (malam)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 4 5 Tidak melebihi
S 3 5 Tidak melebihi
T 4 5 Tidak melebihi
Trafo 4 (pukul 12:32:00)
Tabel 4.7.g THD Tegangan Trafo 4 (siang)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 3 5 Tidak melebihi
S 3 5 Tidak melebihi
T 3 5 Tidak melebihi
Trafo 4 (pukul 20:04:00)
Tabel 4.7.h THD Tegangan Trafo 3 (malam)
Phasa
Tegangan(%) Standar (%) Keterangan
R 2 5 Tidak melebihi
S 2 5 Tidak melebihi
T 2 5 Tidak melebihi
4. Perhitungan kenaikan temperatur perphasa masing-masing trafo
Trafo 1 ( Jam 12 : 14 : 00 )
Fasa R
= 145 1 + (0,12)
= 146
Penambahan panas akibat harmonisa dalam %:
= 100% = 1,44 % dibandingkan denganpemanasanpadafrekuensi
dasar.
Sehingga suhu pada frekuensi dasar dalam℃ ( )adalah
=
=
,
=28,58833
Maka kenaikan suhu∆T
∆T = - = 29-28,58833= 0,41167
Fasa S
= 152 1 + (0,16)
= 153,93
Penambahan panas akibat harmonisa dalam %:
= , 100% = 2,56 % dibandingkan denganpemanasanpadafrekuensi
dasar.
Sehingga suhu pada frekuensi dasar dalam℃ ( )adalah
=
=
,
= 28,2761
Maka kenaikan suhu∆T
∆T = - = 29-28,2761= 0,7239
Fasa T
60 = 212,35
Penambahan panas akibat harmonisa dalam %:
= , 100% = 2,25 % dibandingkan denganpemanasanpadafrekuensi
dasar.
Sehingga suhu pada frekuensi dasar dalam℃ ( )adalah
=
=
,
= 28,3619
Maka kenaikan suhu∆T
∆T = - = 29-28,3619=0,6381
Untuk perhitungan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan microsoft
xl dan hasilnya seperti tabel 4.8 berikut :