Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PEMANFAATAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DALAM KEGIATAN PROMOTIF DAN
PREVENTIF DI PUSKESMAS AEK BATU KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN
LABUHANBATU SELATAN
Pertanyaan yang akan diajukan kepada Kepala Puskesmas Aek Batu dan Pengelolah BOK puskesmas Aek Batu
1. Karekteristik Informan
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Jabatan :
Alamat :
Tanggal/Waktu Wawancara :
2. Pertanyaan
1. Darimanakah sumber dana untuk kegiatan Promotif dan Preventif di
puskesmas Aek Batu ?
2. Apakah Bapak /Ibu yang mengeluarkan dana dalam kegiatan promotif
dan preventif ini ?
4. Bagaimana Proses pengusulan sampai pendropan dan BOK ( alur dana
BOK) ?
5. Apakah dalam kegiatan operasional puskesmas dimanfaatkan juga dari
dan BOK?
6. Apakah Bapak/ ibu ada menyusun rencana kegiatan promotif dan
preventif?
7. Bagaimana rencana itu dilaksanakan, apakah sesuai rencana atau tidak?
8. Apakah dana BOK Keseluruhannnya digunakan untuk mendukung
kegiatan Promotif dan preventif ?
9. Apakah ada Kendala dalam pemanfaatan dana BOK?
10.Apakah Bapak/ibu ada melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan dana
BOK di Puskesmas ini?
11.Apakah Bapak/ibu tetap melakukan pelaporan pelaksanaan penggunaan
dan BOK ke tinggat II, Apakah feetback tinggat II?
12.Bagaimana menurut Bapak/ ibu tentang sarana dan Prasarana progam
Promotif dan Preventif di Puskesmas ini?
13.Bagaimana Menurut Bapak/ibu tantang petugas yang melaksanakan
kegiatan, apakah sesuai dengan keahliannya ?
14.
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS PEMANFAATAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN DALAM KEGIATAN PROMOTIF DAN
KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
Pertanyaan yang akan diajukan kepada Kepala pemegang program yang berkaitan dengan BOK
1. Karekteristik Informan
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Jabatan :
Alamat :
Tanggal/Waktu Wawancara :
2. Pertanyaan
1. Apakah Bapak/Ibu ada menerima dana BOK?
2. Bagaimana bapak/Ibu menjalankan kegiatan promotif dan preventif di
puskesmas ini?
3. Apakah ada hambatan dalam menjalankan program?
4. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada dalam menjalankan
program di puskesmas ini?
5. Bagaimana dengan ketersedian dana, apakah selalu ada dan diberikan?
6. Apakah pernah dilakukan evaluasi dalam pelaksanaan program? Jika ada,
7. Bagaimana Menurut Bapak/ibu tantang melaksanakan kegiatan, apakah
sesuai dengan keahlian?
8. Apakah bapak/ibu pernah diberikan pelatihan dalam pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W., 2010. Sistem Kesehatan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008. Petunjuk Teknis Standar pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depkes RI. Jakarta.
Dodo, Dominirsep O. 2014. Monitoring Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Volume 03, Nomor 02 Juni 2014.
Hartono, B. 2010. Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. Rineka Cipta. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Promosi Kesehatan. Panduan bagi petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta.
, 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta.
Manik, Eka N, 2015. Analisis Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Kesehatan Dalam Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Marike Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2015. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Meleong, L, 2002. Metode penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung. Muninjaya, A, 2004. Manajemen Kesehatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan, 2012. Petujuk Teknis BOK Tahun 2012.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
, 2014. Peratuaran Menteri Kesehatan RI No 75 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
, 2015. Petujuk Teknis BOK Tahun 2015. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016 Tentang Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta.
Puskesmas Aek Batu. 2014. Plan Of Action Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Aek Batu.
Sihombing, Sanvery, 2012. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Dairi Tahun 2012. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Sulaeman, Endang S,. 2011. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Gadjah Mada University Press. Surakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriftif dengan menggunakan desain
penelitian kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis tentang pemanfaatan dana
Bantuan Operasional Kesehatan dalam kegiatan promotif dan preventif di
Puskesmas Aek Batu. Sehingga diharapkan akan diperoleh data dan gambaran
yang lebih lengkap mengenai pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan
di Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
Alasan pemilihan jenis kualitatif karena pada dasarnya penelitian ini
merupakan suatu upaya eksplorasi terhadap permasalahan penelitian melalui suatu
pendekatan kualitatif diharapkan akan diperoleh suatu informasi tantang fungsi ,
peran, latar belakang dan opini tentanga suatu hal.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Aek Batu Desa Asam
Jawa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Adapun waktu yang
dipakai dalam penelitian ini adalah pada bulan Oktober tahun 2016 sampai
dengan selesai.
3.3 Informan Penelitian
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penanggung jawab
dari program Bantuan Operasional Kesehatan pada Puskesmas yaitu Kepala
dari kegiatan pelaksanaan kegiatan yang bersumber dana dari BOK di Puskesmas
Aek batu kecamatan Torgamba kabupaten Labuhanbatu Selatan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan
berupa informasi, kata-kata atau tindakan yang diperoleh melalui observasi dan
wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui laporan
laporan,buku, catatan, arsip, gambar, dokumentasi dan sebagainya yang berkaitan
dengan program-program pembiayaan kesehatan yang digunakan sebagai data
pendukung dan pelengkap dari data primer yang ada revalansinya dengan
keperluan penelitian ini.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Data skunder diperoleh dari pengamatan dokumen yang ada di Puskesmas
Aek Batu Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Sedangkan data
primer diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam terhadap petugas yang
berhubungan dengan pengelolaan Bantuan Operasional Kesehatan yang
merupakan informan penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara
mendalam. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab dengan informan atau pihak yang berkompeten tentang
objek penelitian yang dimaksud. Dalam hal ini adalah bagian bagian yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana Batuan Operasional Kesehatan
(BOK) di Puskesmas Aek Batu. Observasi yaitu suatu penelitian yang
mendapat izin dari Dinas Kesehatan Labuhanbatu Selatan dan Puskesmas Aek
Batu sudah diinformasikan sebelum peneliti turun ke lapangan.
3.6 Metode Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara analisis data (Content Analysist)
dalam penyajian data disajikan dalam bentuk narasi, proses analisis data dapat
dilakukan dengan menganalisis mulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari hasil wawancara, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan dan dokumentasi. Dalam penelitian
kualitatif jumlah informan biasanya lebih sedikit. Oleh karena itu validitas yang
digunakan dalam penelitian kualitatif disebut triangulasi. Dalam penelitian ini
hanya menggunakan triangulasi metode yaitu mengkombinasikan wawancara
mendalam dan penelusuran dokumen dan triangulasi sumber yaitu menggunakan
informasi berbeda untuk melakukan cross check informasi dari berberapa
sumber, untuk memperbaiki hasil data yang diperoleh bila mendapatkan data
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Puskesmas Aek Batu
4.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Aek Batu
Puskesmas Aek Batu terletak di dusun Aek Batu, desa Asam Jawa,
kecamatan Torgamba, kabupaten Labuhanbatu Selatan. Luas tanah Puskesmas
Aek Batu ± 1760 m dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Protokol
Sebelah Timur berbatasan dengan jalan
Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah milik Rosmida Nelawati
Sebelah Barat berbatasan dengan Kantor Kepala Desa Asam Jawa
4.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu
Wilayah Kerja Puskesmas Aek Batu berdasarkan administrasi dibagi
menjadi 1 desa dan 22 dusun. Dalam melaksanakan kegiatannya puskesmas
terdapat 3 puskesmas pembantu dan 11 posyandu. Adapun dusun yang menjadi
wilayah kerja Puskesmas Aek Batu yaitu :
1. Dusun Teluk Panji
2. Dusun Kampung Bringin
3. Dusun Kampung Mangga
4. Dusun Asam Jawa Barat
5. Dusun Asam Jawa Timur
6. Dusun Bakti
8. Dusun melano
9. Dusun Herfinta
10.Dusun Aek Batu Timur
11.Dusun Aek Batu Utara
12.Dusun Cinta Makmur
13.Dusun Al amin
14.Dusun Sumberjo I
15.Dusun Sumberjo II
16.Dusun sumberjo III
17.Dusun Sumberjo IV
18.Dusun Sumberjo V
19.Dusun Pirbun
20.Dusun Aek Torop Timur
21.Dusun Aek Torop Barat
22.Dusun Tasik Rejo
Wilayah kerja Puskesmas Aek Batu memiliki jumlah penduduk sebanyak
17.784 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki senayak 8829 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 849 jiwa.
Jumlah tenaga Kesehatan Puskesmas Aek Batu sebanyak 42 orang dengan
Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Aek Batu No Jenis Tenaga Pendidikan Jumlah Status
Kepegawaian
1 Dokter Umum S1 2 PNS
2 Dokter Gigi S1 2 PNS
3 Bidan DIII 9 PNS
4 Bidan DIII 6 PTT
5 Bidan DIII 9 Honor
6 Bidan DI 3 PNS
7 SKM S1 1 PNS
8 Perawat S1 1 PNS
9 Perawat DIII 3 PNS
10 Perawat DIII 3 Honor
11 Perawat SPK 3 PNS
12 Kebersihan SMA 1 Honor
4.2 Karkteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yang terdiri dari kepala
puskesmas Aek Batu, bendahara BOK Puskesmas Aek Batu dan pemegang
program esensial Puskesmas Aek Batu.
Tabel 4.2 Distribusi informasi berdasarkan Karakteristik
Informan Jabatan Pendidikan Umur (Tahun) Jenis kelamin
I Kepala Puskesmas SI 39 Perempuan
II Bendahara BOK DIII 37 Perempuan
III Pengelolah Program KIA dan KB
DIII 36 Perempuan
IV Pengelolah Promkes DIII 37 Perempuan
V Pengelolah Kesling DIII 38 Perempuan
VI Pengelolah Gizi DIII 43 Perempuan
VII Penegndalian dan Pencegahan Penyakit
4.3 Dana BOK
Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk operasional puskesmas.
Mekanisme pencairan dana BOK diawali dari penyampaian Surat Permintaan
Uang (SPU) dari puskesmas beserta POA bulanan yang telah disusun berdasarkan
lokakarya mini kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota kemudian setelah
diproses, puskesmas dapat mengambil dana yang dibutuhkan melalui rekening
puskesmas. Perencanaan kegiatan puskesmas terdiri dari perencanaan tahunan dan
perencanaan bulanan. Perencanaan tahunan dibuat dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan yang akan menjadi pedoman bagi
pembuatan rencana bulanan yang dituangkan dalam bentuk Plan Of Action (POA)
melalui kegiatan lokakarya mini.
Tabel 4.3 Pendapat Informan tentang Proses Perencanaan di Puskesmas
Informan Pernyataan
Informan I Perencanaan puskesmas pertama itu POA tahunan kemudian POA bulanan ada lagi, POA itu Plan Of Actio disitu kegiatan semua dibuat.
Informan II Perencanaan puskesmas ya dibuat berdasarkan POA tahunan, biasanya setiap tahunnya itu sama, ada perubahan tapi sedikit.
Informan III
Informan IV
Informan V
Perencanaan dibuat sewaktu minilok, ya dibahas disitu semuanya
Perencanaan kegiatan selalu kita buat di awal bulan pas minilok.
Tabel 4.4 Pendapat Informan tentang alur dana BOK
Informan Pernyataan
Informan I Pertama kita dari puskesmas mengusulkan rencana kegiatan yang udah disusun ke dinas kesehatan yang biasanya kita bahas di minilok dengan petugas petugas yang lainnya, baru lah dana dicairkan
Informan II Dari kepmenkes, dari negara lah kan turun ke propinsi, barulah ke daerah kita melalui kas daerah Dispemda langsung ke puskesmas yang tetap diinformasikan dari dinas kesehatan melalui kepala puskesmas. Dalam satu tahun itu kadang setiap bulan, tapi kan itu ada perjenjangan, mungkin dari segi laporan kadang tidak bisa kita laksanakan sesuai tanggal, tapi intinya itu perbulan.
Informan III Biasanya puskesmas buat rencana kegiatan dulu, kemudian diserahkan ke dinas selanjutnya dikelolah sama bendahara BOK di puskesmas.
Informan IV Puskesmas buat rencana kegiatan terlebih dahulu, lalu diantar ke dinkes
Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa alur pencairan dana BOK
tersebut bersumber dari APBN lalu puskesmas terlebih dahulu membuat rencana
kegiatan operasional dan kemudian di laporkan ke dinas kesehatan untuk
selanjutnya dana dicairkan.
Tabel 4.5 Pendapat informan tentang pelaksanaan Lokakarya mini No Informan Pernyataan
Informan 1 Ya.. Minilokakarya dilakukan setiap bulan, kalau di puskesmas Aek Batu ya kita buat setiap awal bulan yang dibahas mengenai semua program, yang dibahas pertama apa yang telah dicapai, apa yang sudah dikerjakan, dan apa yang sudah dikerjakan apa kendalanya, terus yang dikerjakan itu berhasil tidak, kalaupun ada kendala disitulah kita bahas yang nantinya untuk bulan selanjutnya supaya ada perbaikan. Informan II Pelaksanaan minilok itu dilakukan setiap bulan tentang
pencapaian program dan kendalanya
Informan III Yang dibahas itu tentang program program setiap bulannya sekaligus apa yang akan dikerjakan selanjutnya
Informan V Selalu dilaksanakan setiap bulannya, tapi biasanya yang banyak mengambil alih itu kepala puskesmas.
Informan VI Ya yang dibahas tentang program program di puskesmas aja
Informan VII Setiap bulan dilaksanakan, diminggu pertama awal bulan membahas tentang capaian program dan masalah yang ada.
Penyelenggaraan rapat lokakarya mini merupakan manajemen puskesmas
yang menjadi ruang lingkup dari pemanfaatan BOK untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) setelah Puskesmas
menerima alokasi dana BOK dari kabupaten/kota.
Melalui tabel berikut dapat diketahui bahwa pelaksanaan lokakarya mini
sudah dilakukan rutin setiap bulannya. Setiap informan menyatakan bahwa
kegiatan yang dilaksanakan sewaktu lokakarya mini adalah evaluasi capaian
program, kendala yang ada serta rencana kegiatan yang akan dibuat untuk
selanjutnya. Lokakarya mini sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memantau
kegiatan puskesmas sekaligus penyusunan perencanaan puskesmas sudah
diselenggarakan setiap bulannya oleh puskesmas. Kegiatan pelaksanaan lokakarya
mini ini sudah semakin baik sesuai dengan pengakuan staf puskesmas yang
mengaku bahwa lokakarya mini sudah dilaksanakan setiap bulannya dan sudah
lebih terarah denagn melaksanakan evaluasi pencapaian program. Hal ini tidak
lepas dari adanya dukungan dana sehingga pelaksana lokakarya mini dapat
Tabel 4.6 Pendapat informan tentang kendala dan hambatan pemanfaatan dana BOK
No Informan Pernyataan
Informan I Untuk saat ini masalah tidak ada... kendala tidak ada
Informan II Kendalanya yaa ini lah dana sampai saat ini belum dicair, sementara kegiatan tetap harus berjalan kemudian format BOK itu berubah di tahun ini, alur pencairannya pun berubah berbeda dengan tahun tahun sebelumnnya itu yang menjadi masalah kalau sekarang ini.
Informan III Ada lah, gak mungkin gak ada hambatan sampai sekarang aja dengar dengar dananya belum ada.
Informan IV Masalahnya ya ada, terkadang kegiatan sering dilakukan tidak tepat waktu, emang dilakukan tapi pelaksanaannya mundur harinya
Informan V Kendalannya dananya belum cair cair sampai sekarang
Berdasarkan hasil wawncara diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya
dana untuk tahun ini sampai sekarang belum cair serta adanya perubahan alur
penurunan dana BOK dan format pelaksanaan yang berubah yang mengakibatkan
4.4 Pemanfaatan Dana BOK dalam Program Promotif Dan Preventif di Puskesmas Aek Batu
4. Pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian semua kegiatan promotif dan preventif diatas
menggunakan dana BOK. Penggunaan dana BOK untuk membantu program
prioritas program kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas. Upaya kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana KB terdpat kunjungan ibu hamil
(K1) sebayak 339 dan kunjungan ibu hamil (K4) sebanyak 302 dari 408 ibu hamil
yang ada, sementara peserta KB baru yang ada sebanyak 308 orang, peserta KB
aktif sebnyak 956 orang dari jumlah PUS yang ada sebanyak 1.866 orang..
Pelayanan gizi pada bayi dan balita berupa pemberian makanan tambahan dan
pemberian vitamin A. Bayi 6 sampai 11 bulan yang mendapat vitamin A sebanyak
276 bayi dari jumlah bayi sebanyak 294 bayi. Anak balita usia 1-4 tahun yang
mendapat vitamin A sebanyak 1.158 dari jumlah balita sebanyak 1.221 anak.
Kegiatan promotif dan preventif untuk pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit yaitu penyuluhan penyakit tidak menular dan penyuluhan penyakit
peningkatan akses masyarakat terhadap sumber air minum dan sanitasi dasar yang
layak maka rumah yang telah diperiksa kesehatannya sebanyak 3.646 rumah
dengan rumah/bangunan yang sehat sebanyak 3.440 bangunan, keluarga yang
memiliki akses air bersih sebanyak 3.662 keluarga dari jumlah rumah tangga
4.612 keluarga
Adapun kegiatan promotif yang dilakukan adalah promosi Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif dan Inisisasi Menyusui Dini (IMD), promosi KB, penyuluhan
kesehatan reproduksi, penyuluhan penyakit menular langsung dan penyuluhan
penyakit menular melalui vektor dan zoonotik, penyuluhan menciptakan
lingkungan sehat.
Selanjutnya kegiatan preventif yang dilakukan adalah pendataan ibu
hamil, pemeriksaan kehamilan, kunjungan rumah ibu hamil, pemantauan bumil
risiko tinggi, deteksi dini risiko tinggi, pendampingan kelas bumil, kunjungan
rumah ibu nifas, pemantauan ibu nifas risiko tinggi, kunjungan rumah PUS yang
tidak berKB, kunjungan neonatus, pemantauan kesehatan neonatus termasuk
neonatus resiko tinggi, pendataan bayi, pemantauan kesehatan bayi, kunjungan
rumah dan deteksi dini risiko tinggi, pendataan anak balita, pemantauan kesehatan
anak balita, kunjungan rumah dan deteksi dini resiko tinggi, pemantauan status
gizi, penggerakan kadarzi, kunjungan rumah, surveilans dan pelacakan gizi buruk,
konseling dan pencegahan transmisi penularan penyakit, konseling dan
pencegahan transmisi penularan penyakit dari penderita ke oranglain, serta
Tabel 4.8 Rencana Kerja anggaran BOK Tahun 2016
No URAIAN RINCIAN PERHITUNGAN Jumlah
(Rp)
* Snack Rapat Minilokakarya * Nasi Kotak Rapat
Minilokakarya
Rapat - rapat Koordinasi & Konsultasi Ke Dalam Daerah * Transport Staff Pustu,Bides Menghadiri Rapat
Minilokakarya
* Pembinaan Teknisi Ke Jaringan Pustu / Polindes /Poskesdes * Spanduk Kegiatan Di Puskesmas Aek Batu
Pengkajian pengembangan Lingkungan Sehat
* ATK
* Inspeksi Kesling TTU & Tempat Pengolahan Makanan
Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat
* ATK
Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita & Anak Sekolah
8
9
10
11
12
* Pekan Immunisasi Nasional (PIN)
* Peningkatan Kapasitas Kader / Kegiatan Refresing Kader
Pelayanan Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular
* Sosialisasi Penyuluhan Penyakit Menular Langsung
* Sosialisasi & Penyuluhan Peny Tular Vector & Zoonotik
Upaya Kesehatan Neonatus & Bayi
* ATK
* Pemeriksaan Neonatus
* Pemantauan Kesehatan bayi
* Pemantauan Kes Neonatus Termasuk Neonatus Resti
* Pemberian Capsul Vitamin A
Upaya Kesehatan anak Balita dan Pra Sekolah
* ATK
* Surveilans dan pelacakan gizi buruk
* pemberian PMT Penyuluhan/ pemulihan
* Pamantauan Kesehatan Balita
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan remaja
* ATK
* Pembinaan UKS
13 Upaya Kesehatan Ibu * ATK
*Pendataan sasaran ibu * Pelaksanaan P4K
* Pemeriksaan kehamilan
*Kunjungan rumah PUS yang DO ber KB dan tidak ber KB
Pencairan dana BOK setelah diverifikasi oleh tim BOK, setelah memenuhi
syarat baru dana tersebut dikirim ke masing-masing puskesmas. Ada pun
pendistribusian jumlah dana yang turun berdasarkan jumlah penduduk, luas
wilayah, daerah terpencil, jumlah kegiatan yang dilaksanankan serta berbagi
bentuk program lainnya.
Tabel 4.9 Rincian Kegiatan BOK Tahun 2015 Puskesmas Aek Batu Upaya
Kesehatan
Kegiatan Sasaran Target Rincian pelaksana
4. Peningkatan
Msyarakat 11 dusun 3.000.000
5. Manajemen
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
10.Pelayanan
Ibu hamil 10 dusun Transport petugas
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
Balita 17 dusun Transport petugas
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
97 orang Pembelian konsumsi
17.Manajemen
Kader 11 posyandu Transport 3.600.00
Juli
11 posyandu Transport petugas
9 balita transport 1.920.000
21.Manajemen
24.Manajemen
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
7 dusun Transport petugas
November 31.Pelayanan
kesehatan balita
Posyandu Balita 11 posyandu Transport petugas
Tabel 4.10 Rincian Kegiatan BOK program PTM 2015 Upaya
kesehatan
Kegiatan Sasaran target Bulan Biaya
1. Pendataan Mendata masyaratat 5 dusun
4.5 Sumber Daya Manusia
Tabel 4.11 Pendapat Informan tentang Sumber Daya Manusia No Informan Pernyataan
Informan I ini lah memang salah satu masalah, kita disini kekurangan tenaga yang bekerja sesuai keahliannya, contohnya aja di gizi, disini gak ada ahli gizi. Pelatihan pun kurang walupun kadang ada juga sosialisasi dari dinas
Informan II Sumberdaya manusia disini banyak, tapi itu lah banyak pun susah mengaturnya
Informan III Kalau ditanyak sesuai keahlian ya enggak lah, tapi mau gimana lagi ya dibisa bisakan lah, otodidak
Informan IV Iyaa, sesuai keahlian
Informan V Keahlian sih enggak dek, bisa bisa dilapangan lah
Informan VI Ibu bidan, pengetahuan tentang gizi pun sedikitnya, jadi kalau ditanya keahlian enggak lah, tapi bisa, mau gimana lagi, udah itu lah tugas awak, harus diusahakan bisa lah, kalau ada pelatihan ikut ikut gitu lah
Informan VII Memang enggak keahlian awak disitu, tapi kalau programnya tentang gitu gitu ajanya bisa lah kita kerjakan.
Dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan petugas
bekerja tidak sesuai dengan keahliannya, mereka memberdayakan petugas yang
ada untuk menjalankan program walaupun tidak sesuai dengan keahlian mereka.
Seperti yang dikatakan salah seorang informan mereka tidak mempunyai seorang
ahli gizi untuk menjalankan program gizi.
Tabel 4.12 Standar Ketenagaan Minimal SDM Kesehatan di Puskesmas
Jenis Tenaga Jumlah
1. Dokter 2. Dokter gigi 3. Perawat 4. Bidan
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat 6. Tenaga Kesling
Standar Ketenagaan Minimal SDM Kesehatan Puskesmas menurut Permenkes
No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, SDM Kesehatan Puskesmas bahwa
puskesmas Aek Batu secara Kuantitas sudah memenuhi standart. SDM yang baik
yaitu tenaga kesehatan dengan jumlah yang cukup dan keterampilan yang tepat
untuk melaksanakan tugasnya. SDM kesehatan dalam hal ini petugas kesehatan
juga ujung tombak dalam pelaksanaan program BOK. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.Dalam
pelaksanaan kegiatan BOK seluruh tenaga kesehatan yang ada telah dilibatkan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
4.6 Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Aek Batu
Pencapaian Indikator SPM di Puskesmas Aek batu dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.13 Cakupan SPM Puskesmas Aek Batu tahun 2013 – oktober 2016
NO Indikator 2013
3 Cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani
20% 4,48% 4,48% 21% 80%
4 Cakupan pelayanan nifas 100% 90,58% 80,26% 76% 90% 5 Cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani
10 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan
100% 100% 100% 100% 90%
11 Cakupan perserta KB aktif 69,8% 34,98% 34,98% 51,23% 70% 12 Cakupan desa siaga Aktif 100% 100% 100% 100% 80%
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan di beberapa
indikator dan juga terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target-target
SPM yang diharapkan. Berdasarkan keterangan informan bahwa belum
tercapainya pelayanan atas SPM disebabkan kurangnya pelatihan terhadap
petugas dalam menjalankan tugasnya kebanyakan dari mereka adalah seorang
bidan serta lokasi tempat tinggal penduduk yang jauh dari tenpat pelayanan
kesehatan sehingga sulit untuk menjangkau lokasi dan untuk tahun ini kendala
yang dihadapi adalah lamanya pencairan dana. Peningkatan cakupan didukung
oleh dana BOK yang dimanfaatkan sebagai bantuan transport bagi petugas untuk
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Dana BOK
Dana Program Bantuan Operasional Kesehatan adalah dana yang berasal
dari APBN yang diberikan melalui Kementrian Kesehatan untuk membantu
pemerintah Kabupaten/Kota dalam usaha mencapai Standar pelayanan Minimal
(SPM). Mekanisme pencairan dana BOK diawali dari pengajuan SPU (Surat
Permintaan Uang) oleh puskesmas beserta POA ke KPA (Kuasa Pengguna
Anggaran) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk kemudian dilakukan verifikasi
POA oleh tim verifikator Dinas Kesehatan. Setelah POA disetujui verifikator,
bendahara pengeluaran akan memproses pencairan dana tersebut untuk kemudian
diterima puskesmas.
Pada tahun-tahun sebelumnya alur dana BOK di Puskesmas Aek Batu
dimulai dari pengajuan SPU (Surat Permintaan Uang) oleh puskesmas ke KPA
(Kuasa Pengguna Anggaran) BOK Dinas Kesehatan Kabupaten yang telah
dilapirkan POA yang telah disepakati dan disusun pada saat lokakarta mini,
kemudian disetujui oleh tim verifikasi BOK dinas kesehatan dan akan memproses
pencairan dana untuk puskesmas.
Pada tahun 2016 ini menurut informan proses pencairan dana sedikit
berbeda yang biasanya dana langsung turun dari dinas kesehatan ke puskesmas
sekarang dana turunnya ke dinas pendapatan daerah terlebih dahulu. Waktu
pencairan bergantung pada puskesmas dalam memasukkan POA dan dokumen
mencairkan dana yang tersedia di rekening puskesmas sesuai dengan kebutuhan
untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan POA puskesmas dan untuk
memperolehnya memerlukan waktu yang lama.
Pencairan dana biasanya dilakukan setiap bualan atau setiap tiga bulan
tetapi untuk tahun ini sampai dengan sekarang dana BOK belum juga cair,
sementara kegiatan tetap terus berjalan dengan menggunakan dana dari kas
puskesmas dan dana pribadi dari petugas yang ini sebenarnya tidak diperbolehkan
dan sementara itu dana kas puskesmas tidak selalu ada yang merupakan suatu hal
yang sebenarnya tidak bisa dilaksanakan. Sementara keterlambatan penyerahan
POA puskesmas disebabkan oleh keterlambatan penyusunan POA dan banyaknya
dokumen pertanggungjawaban yang harus disiapkan.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan, Serta Sarana Dan Prasarana Penunjang Kesehatan (2016), Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan alokasi BOK ke setiap Puskesmas dengan
memperhatikan beberapa variabel yang terkait dengan beban kerja setiap
Puskesmas antara lain luas wilayah kerja Puskesmas, jumlah penduduk yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas, jumlah UKBM, jumlah sekolah, dana
kapitasi JKN yang diterima, jumlah tenaga pelaksana UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat), tipe puskesmas, jumlah kunjungan serta bergagai bentuk program
lainnya.
Besarnya dana yang cair disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan
di puskesmas agar efektif dalam penyerapan dana BOK. Pada tahun 2015
2016 ini dana BOK belum juga cair. Adapun kendala yang dihadapi saat ini
dalam pemanfaatan dana BOK adalah keterlambatan dalam pencairan dana dan
perubahan format dokumen BOK yang menimbulkan pelaksanaan kegiatan
promotif dan preventif sering dilakukan tidak tepat waktu. Setiap pembiayaan
yang telah ditentukan pada petunjuk teknis Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) tentunya ingin dilaksanakan dengan baik oleh pengelola dan pelaksana
kegiatan program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), namun karena adanya
berbagai kendala seperti keterlambatan cairnya dana serta keterbatasan dana yang
telah dianggarkan sehingga menyebabkan pelaksanaan kegiatan masih belum
maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, maka dapat dinilai
bahwa puskesmas telah membuat perncanaan yang berdasarkan analisa
pencapaian cakupan program yang diusulkan oleh penanggungjawab program dan
disesuaikan dengan petunjuk teknis BOK meskipun terkadang tidak tepat waktu.
5.2 Lokakarya Mini Puskesmas
Lokakarya mini sangat erat kaitannya dengan perencanaan puskesmas
karena kegiatan ini merupakan manajemen puskesmas saat dilakukannya
pertemuan untuk membahas apa yang akan dilakukan untuk bulan selanjutnya
menyusun Rencana Kegiatan atau POA puskesmas untuk alokasi dana BOK dari
kabupaten.
Lokakarya mini sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memantau kegiatan
puskesmas sekaligus penyusunan perencanaan puskesmas sudah diselenggarakan
semakin baik sesuai dengan pengakuan staf puskesmas yang mengaku bahwa
lokakarya mini sudah dilaksanakan setiap bulannya dan sudah lebih terarah
denagn melaksanakan evaluasi pencapaian program. Hal ini tidak lepas dari
adanya dukungan dana sehingga pelaksana lokakarya mini dapat diselenggarakan
secara rutin.
Dari hasil penelitian lapangan terlihat bahwa pelaksanaan lokakarya mini
bulanan dilaksanakan oleh Puskesmas setiap awal bulan untuk mengevaluasi
program yang telah terlaksana. Pelaksanaan lokakarya mini sebagai rutinitas
menyampaikan laporan bulanan dan pertemuan antara staf. Metode pelaksanaan
lokakarya mini Puskesmas melibatkan staf untuk menyampaikan materi yang
berhubungan dengan kesehatan secara khusus menyangkut tugas dan
program-program puskesmas sehingga menimbulkan diskusi terhadap masalah-masalah
yang di hadapi dilapangan. Beberapa staf Puskesmas bergiliran menyampaikan
materi yang disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawabnya di Puskesmas.
Sehingga dari hasil diskusi dapat disusun rencana kegiatan prioritas dari
masing-masing program yang ada tetapi di Puskesmas Aek Batu terlihat diskusi masih
lebih banyak diambil alih oleh kepala puskesmas. Hal ini juga sesuai penelitian
yang dilakukan oleh Sihombing (2012) yang menyatakan bahwa pelaksanaan
Lokakarya mini Puskesmas dan output dari pelaksanaan Lokakarya mini
Puskesmas adalah disepakatinya POA kerja yang akan dilaksanakan bulan
berikutnya, walaupun masih ada POA yang disusun sendiri oleh Kepala
Puskesmas. Lokakarya mini hanya dimanfaatkan untuk membagi habis tugas yang
Hasil dokumen juga menunjukkan bahwa pelaporan pelaksanaan program
tidak seluruhnya masuk setiap bulan dengan tepat waktu hal itu terjadi karena
puskesmas tidak mampu menyelesaikan POA dengan tepat waktu dan tidak semua
kegiatan dalam POA dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang terjadwal.
Hasil akhirnya juga Puskesmas tidak dapat menyelesaikan
pertanggungjawabannya dengan tepat waktu, sehingga akan menimbulkan
dampak serta kemungkinan tidak tercapainya capaian program sesuai dengan
yang diharapkan.
5.3 Pemanfaatan Dana BOK Dalam Program Promotif dan Preventif
Dana merupakan salah satu sumber daya yang menentukan dalam kinerja
suatu organisasi. Dana BOK yang diluncurkan Pemerintah Pusat merupakan salah
satu dana pendukung untuk mendongkrak kinerja puskesmas. Dana operasional
yang diterima puskesmas diperoleh dari dan APBN berupa BOK.
Pemanfaatan dana BOK merupakan hal yang sangat penting karena sangat
berhubungan dengan pencapaian tujuan. Tujuan untuk meningkatkan pencapaian
indikator SPM sangat tergantung pada aspek pemanfaatan ini. Berdasarkan hasil
wawancara diperoleh bahwa informan telah megetahui indikator cakupan SPM
kesehatan. Sejauh ini pemanfaatan dana BOK di puskesmas mengikuti petunjuk
teknis BOK.
Pemanfaatan dana BOK tahun ini digunakan untuk program kesehatan
prioritas, program kesehatan lainnya dan manajemen puskesmas. Program
kesehatan prioritas meliputi upaya kesehatan ibu anak dan keluarga berencana,
kesehatan lingkungan. Program kesehtan lainnya meliputi UKM esensial diluar
kegiatan prioritas antara lain pelaksanaan penjaringan kesehatan pada anak
sekolah dan dan remaja, pelayanan kesehatan lansia, pelayanan vaksin bagi anak
balita dan anak sekolah, upaya kesehatan balita dan prasekolah. Manajemen
puskesmas meliputi, pembelian ATK untuk kegiatan pendukung BOK,pembelian
materai, penggandaan/potocopy laporan, pengiriman surat/laporan dan pembelian
konsumsi rapat sedangkan dana operasional puskesmas dimanfaatkan untuk
membiayai transport petugas kesehatan dalam kegiatan promotif preventif ke luar
gedung, pelaksanaan rapat lokakrya mini, menghadiri rapat dan pembelian barang
berupa pembelian bahan PMT, pembelian konsumsi rapat dan penyuluhan.
Dari hasil penelitian Pemanfaatan dana BOK yang digunakan untuk
kegiatan promotif meliputi kesehatan pendamping ibu dan hamil dan ibu balita ,
yaitu dalam bentuk promosi Inisiasi Menyusui Dini dan ASI Eksklusif, dalam
upaya pelayanan keluarga berencana (KB) yaitu dengan bentuk promosi KB
penyuluhan kesehatan reproduksi, dan promosi menciptakan lingkungan sehat.
Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular yaitu penyuluhan
penyakit menular langsung, dan sosialisasi dan penyuluhan penyakit menular
melalui vektor dan zoonotik.
Pemanfaatan dana BOK yang digunakankan untuk kegiatan preventif yang
dilakukan Puskesmas Aek Batu kecamatan Torgamba dalam upaya kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) yaitu dalam bentuk pelayanan nifas, pendataan sasaran ibu,
pemeriksaan kehamilan pelaksanaan P4K. Dari hasil capaiaannya terlihat cakupan
kesehatan 76%, komplikasi kebidanan yang ditangani 21% dan ini masih sangat
jauh dari target yang seharusnya 80%.
Upaya kesehatn KB dilakukan kunjungan rumah PUS yang DO ber KB
dan tidak ber KB. Dari hasil capaiannya terlihat cakupan KB aktif 51,23% yang
belum mencapai target dari tahun ketahunnya yaitu 70%.
Pelayanan gizi dilakukan dalam bentuk surveilans dan pelacakan gizi
buruk dan pemantauan kesehatan balita. Dari hasil capaian cakupan kunjungan
bayi 91,85% yang mana ini sudah mencapai targetnya yaitu 90 %, cakupan
pelayanan balita 95,5% ini juga telah mencapai target yaitu 90% dari tahun-tahun
sebelumnya juga terlihat ini telah mencapai targetnya. Upaya kesehatan
lingkungan dalam bentuk pemantauan kualitas air bersih dan minum, pengkajian
pengembangan lingkungan sehat. Dari hasil cakupan rumah tangga ber PHBS
52,08% yang belum juga mencapai target yaitu 70%
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, adapun kendala yang
dihadapi pemanfaatan dana BOK dalam program promotif preventif ini yaitu
dalam melaksanakan kegiatan dana masih memakai uang pribadi petugas karena
dana BOK yang belum cair.
5.4 Sumber Daya Manusia di Puskesmas
SDM Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi, termasuk tenaga
kesehatan strategis, tenaga non profesi dan tenaga penunjang/pendukung
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya
manajemen kesehatan. SDM merupakan faktor utama untuk mencapai tujuan
tombak dalam pelaksanaan BOK. Mereka sangat berperan dalam upaya
pencapaian tujuan BOK dan keberhasilan pelaksanaan BOK di puskesmas penting
sekali untuk memiliki tenaga kesehatan yang terampil dan berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari sisi kuantitas
SDM di Puskesmas sudah cukup sedangkan dari sisi kualitas SDM pengelolaan
dana BOK masih kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dodo (2014) yang mengungkapkan bahwa Beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya inefisiensi dalam penggunaan dana BOK adalah keterbatasan jumlah
dan kualitas sumber daya manusia untuk menjalankan program-program
puskesmas sehingga terjadi rangkap tugas yang berimplikasi pada tingginya beban
kerja (pelayanan dan administrasi).
Dalam pelaksanaan BOK yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di puskesmas dan jaringannya
ketersediaan SDM kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas. SDM kesehatan dalam hal
ini petugas kesehatan juga ujung tombak dalam pelaksanaan program BOK.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas harus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas.Dalam pelaksanaan kegiatan BOK seluruh tenaga kesehatan
yang ada telah dilibatkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Hal ini disebabkan karena tidak ada petugas pengelola keuangan maka kepala
Puskesmas Aek Batu menunjuk salah seorang staf yang berpendidikan Akedemi
Menurut Juknis BOK 2015 pengelola keuangan BOK puskesmas
mempunyai tugas membukukan semua penerimaan dan pengeluaran dalam buku
kas tunai, melaporkan pertanggung jawaban keuangan kepada Bendahara
Pengeluaran Satker BOK Dinas Kesehatan Kabupaten serta menyimpan dengan
baik dan aman seluruh bukti asli pertanggung jawaban keuangan.
Dari hasil penelitian dan wawancara terhadap informan mengenai aspek
SDM pengelolaan dana BOK masih kurang, hal ini dapat dilihat dari petugas
pengelolah Dana BOK adalah seorang bidan, serta dalam mengerjakan tugasnya
banya dibantu oleh kepala puskesmas dan banyaknya informan mengatakan
mereka bekerja tidak sesuai dengan keahliannya.
5.5 Pencapaian Indikator SPM Puskesmas Aek Batu
Tujuan pemanfaatan BOK yaitu meningkatnya cakupan pencapaian SPM
bidang kesehatan bidang kesehatan Tahun 2016. Pencapaian target BOK mengacu
pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kesehatan yang merupakan
indikator output kebijakan BOK. Kegiatan dalam rangka pencapaian SPM dapat
dilaksanakan melalui kegiatan luar gedung untuk mendekatkan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Pencapaian indikator SPM adalah harapan dari seluruh upaya kesehatan
yang dilakukan dari berbagai sumber dana yang ada. Dana BOK hanya
merupakan salah satu dukungan pembiayaan, sehingga memang tidak mungkin
hanya dengan dana BOK saja dapat mencapai indikator SPM tersebut. Dari hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
pemanfaatan dana BOK tersebut. Demikian pula penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Manik (2015) yaitu pencapainan indikator cakupan SPM di
puskesmas menunjukan adanya peningkatan selama adanya pemanfatan dana
BOK namun belum sepenuhnya mencapai target
Target SPM yang ditetapkan untuk cakupan K4 adalah 100% sementara
cakuapan K4 untuk puskesmas Aek Batu adalah 83% tahun 2016, cakupan
persalinan yang ditangani oleh nakes kompetensi kebidanan 100% sementara
Puskesmas Aek Batu adalah 76%. Cakupan komlikasi kebidanan yang ditangani
80% sementara di Puskesmas Aek Batu 21%, begitu juga dengan beberapa
cakupan yang lain banyak penurunan di tahun ini. Hasil wawancara informan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemanfatan dana BOK telah sesuai dengan petunjuk teknis BOK. Di Puskesmas Aek Batu terdapat beberapa program mengalami peningkatan cakupan tetapi ada juga program yang tidak mencapai target SPM.
2. Pemanfaatan BOK digunakan untuk kegiatan Promotif dan preventif, adapun Pencapaian indikator SPM bulan Januari – Oktober 2016 yaitu Cakupan kunjungan K4 sebesar 83%, cakupan persalinan yang ditolong oleh nakes kompetensi kebidanan 76%, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 21%, cakupan pelayanan nifas 76%, cakupan kunjungan bayi 91,85%, persentase desa yang mencapai UCI 100%, cakupan pelayanan anak balita 95,5%, cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%, sertacakupan KB aktif sebesar 51,23%.
3. Pencairan dana untuk tahun 2016 sampai bulan Oktober belum juga cair
sehingga dana menggunakan uang kas puskesmas serta dana dari pribadi
petugas yang melaksanakan kegiatan yang sebenarnya hal ini tidak
diperbolehkan.
5. Tenaga kesehatan/SDM Puskesmas Aek Batu Kecamatan Torgamba dalam
pelaksanaan program BOK dari aspek jumlah (kuantitas) sudah
mencukupi, namun dalam sisi kualitas SDM pengelola BOK yang masih
kurang.
6. Pelaksanaan kegiatan lokakarya mini bulanan puskesmas telah dilaksanakan sesuai dengan POA BOK, namun dalam penyusunan POA BOK sering mengalami perbaikan dan tidak semua program di rencanakan tepat waktu dikarenakan terlambatnya dalam pencairan dana.
6.2 Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, beberapa saran yang yang dapat dikemukakan adalah sebagai beirikut :
1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan agar melaksanakan bimbingan teknis manajemen puskesmas serta sosialisasi tentang pemanfaatan dana BOK kepada petugas pelayanan kesehatan Puskesmas Aek Batu serta mempercepat dalam proses pencairan dana BOK.
2. Kepada pengelolah BOK agar mengikuti pelatihan agar pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan promotif dan preventif terlaksana dengan baik dan mendorong semangat kerja petugas kesehatan serta termotivasi dalam menjalankan tugasnya.
kegiatan BOK sesuai dengan anggaran dana yang dialokasikan serta mejalankan program sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bantuan Operasional Kesehatan
2.1.1 Definisi BOK
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah Anggaran dan Pendapatan
Belanja Negara (APBN) Kementerian Kesehatan dan merupakan bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang disalurkan melalui mekanisme
tugas pembantuan untuk percepatan pencapaian target program kesehatan prioritas
nasional khususnya MDGs bidang kesehatan tahun 2015, melalui peningkatan
kinerja puskesmas dan jaringannya, serta UKBM khususnya Poskesdes/Polindes,
Posyandu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan preventif (Kermenkes, 2015).
BOK merupakan bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk mendukung operasional Puskesmas. Pada periode Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) tahun 2010–2014, BOK telah
banyak membantu dan sangat dirasakan manfaatnya oleh Puskesmas dan kader
kesehatan di dalam pencapaian program kesehatan prioritas nasional, khususnya
kegiatan promotif preventif sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat
(Kemenkes, 2015).
2.1.2 Tujuan BOK
Dalam petunjuk Teknis BOK 2015 tujuan Bantuan Operasional Kesehatan
adalah meningkatnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dalam
1. Tujuan Umum:
Mendukung peningkatan upaya kesehatan masyarakat yang bersifat
promotif dan preventif dalam mencapai target program kesehatan prioritas
nasional khususnya kesehatan .
2. Tujuan Khusus
a. Menyediakan dukungan dana operasional program bagi Puskesmas,
untuk pencapaian program kesehatan prioritas nasional.
b. Menyediakan dukungan dana bagi penyelenggaraan manajemen
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam
pelaksanaan program kesehatan prioritas nasional.
c. Mengaktifkan penyelenggaraan manajemen Puskesmas mulai dari
perencanaan, penggerakan/pelaksanaan lokakarya mini sampai dengan
evaluasi.
Selain tujuan Bantuan operasional Kesehtan juga memiliki beberapa sasaran
yaitu:
1. Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling).
2. Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
3. Dinas Kesehatan provinsi.
2.1.3 Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan
Dalam petunjuk teknis BOK 2015 kebijakan BOK meliputi :
1. Dana BOK bukan merupakan penerimaan fungsional pemerintah daerah
Puskesmas dan jaringannya serta UKBM, sehingga pemerintah daerah
tetap berkewajiban mengalokasikan dana operasional untuk Puskesmas.
2. Pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan Puskesmas dan jaringannya serta
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) harus berdasarkan
hasil perencanaan yang disepakati dalam Lokakarya Mini Puskesmas,
yang diselenggarakan secara rutin/periodik sesuai kondisi wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerbitkan Surat Keputusan
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tentang alokasi BOK setiap
Puskesmas, secara proporsional dengan kriteria/parameter sebagai berikut:
a. Proporsi sasaran program (contoh bayi, anak balita, anak usia sekolah, remaja, ibu hamil, ibu nifas, kelompok berisiko, dan lain lain).
b. Jumlah Posyandu di puskesmas, jumlah sekolah, dan atau jumlah
UKBM lainnya.
c. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas yang memberikan pelayanan
promotif preventif luar gedung.
d. Besaran biaya transportasi dari Puskesmas ke desa.
e. Proporsi dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per
Puskesmas.
f. Kriteria/parameter lain yang ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
4. Pemanfaatan dana BOK harus di sinergikan dan tidak boleh duplikasi
2.1.4 Ruang Lingkup Pemanfaatan BOK
Dana BOK selain untuk operasional Puskesmas dan jaringannya, juga
dialokasikan untuk dukungan manajemen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta
untuk dukungan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi.
Berikut adalah ruang lingkup kegiatan dan pemanfaatan dana BOK menurut
petunjuk teknis BOK 2015 :
a) Dinas Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi memperoleh dana dukungan manajemen BOK
yang dipergunakan untuk kegiatan antara lain:
1. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi (perencanaan, penggerakan,
evaluasi) tingkat provinsi yang melibatkan kabupaten/kota/
Puskesmas, lintas program, lintas sektor
2. Penyelenggaraan rapat teknis pengelolaan BOK
3. Penyelenggaraan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan BOK
lingkup administrasi dan program ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan jaringannya serta UKBM dan
4. Pelaksanaan konsultasi/koordinasi teknis program BOK ke pusat.
b) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memperoleh dana dukungan manajemen
BOK yang dipergunakan untuk kegiatan antara lain:
1. Penyelenggaraan pertemuan koordinasi (perencanaan, penggerakan,
evaluasi) tingkat kabupaten/kota yang melibatkan Puskesmas, lintas
2. Penyelenggaraan rapat teknis pengelolaan BOK
3. Pelaksanaan pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan BOK
lingkup administrasi dan program ke Puskesmas dan jaringannya serta
UKBM
4. Pelaksanaan konsultasi/koordinasi teknis program BOK ke provinsi
5. Pelaksanaan konsultasi/rekonsiliasi ke Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN)/Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Negara (Kanwil DJPbN); dan
6. Pelaksanaan konsolidasi laporan keuangan BOK ke pusat (berdasarkan
undangan).
c) Puskesmas
1. Minimal 60% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
Program Kesehatan Prioritas melalui berbagai kegiatan yang berdaya
ungkit tinggi untuk pencapaian bidang kesehatan.
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun
masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA
dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan
kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB dan DBD).
Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian lingkungan dengan peningkatan
peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan
kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi
peningkatan pendidikan dan perbaikan gizi, penanggulangan gizi kurang
dan gizi buruk, peningkatan survailans gizi,
2. Maksimal 40% dari total alokasi dana BOK Puskesmas digunakan untuk
Program Kesehatan lainnya dan Manajemen Puskesmas.
1. Program kesehatan Lainnya
Ruang Lingkup Kegiatan Progam Kesehatan lainnya meliputi :
a. UKM esensial diluar kegiatan prioritas berdaya ungkit tinggi antara
lain pelaksanaan penjaringan kesehatan pada anak sekolah dan
tindak lanjutnya dalam UKS, kegiatan kesehatan reproduksi bagi
remaja dan calon pengantin, penyuluhan gizi bagi pekerja
perempuan termasuk kelompok resiko tinggi, senam nifas,
jasmani anak sekolah, remaja dan pekerja, pelaksanaan penyuluhan
pemanfaatan tanaman obat keluarga.
b. Upaya kesehatan lainnya sesuai dengan UKM Pengembangan
berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, pelacakan kasus
kematian ibu dan bayi, autopsi verbal kematian ibu dan bayi
c. Penyegaran/refreshing kader kesehatan; dan
d. Upaya kesehatan lainnya yang bersifat lokal spesifik.
2. Manajemen Puskesmas
a. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini untuk menyusun Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) atau Plan of Action (POA) Tahunan
setelah Puskesmas menerima alokasi dana BOK dari
kabupaten/kota.
b. Penyelenggaraan rapat lokakarya mini bulanan atau tribulanan
untuk membahas evaluasi kegiatan bulan sebelumnya dan
menyusun rencana kegiatan bulan yang akan datang.
Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan melibatkan seluruh
jajaran Puskesmas dan jaringannya, sedangkan penyelenggaraan
lokakarya mini tribulanan yang membahas dukungan lintas
sektoral untuk mengatasi berbagai masalah dan pemecahan
masalah yang dihadapi, melibatkan kepala desa, anggota
Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lintas sektor
c. Penyelenggaraan rapat-rapat yang diperlukan di tingkat desa untuk
membahas pelaksanaan program kesehatan di tingkat desa.
d. Pelaksanaan pembinaan/supervisi kegiatan ke lapangan oleh kepala
Puskesmas dan koordinator program/kegiatan.
e. Pelaksanaan konsultasi, pengiriman laporan, menghadiri undangan
dan keperluan lainnya terkait dengan BOK ke kabupaten/kota.
2.1.5 Pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas
1. Pembelian ATK untuk kegiatan pendukung BOK.
2. Biaya administrasi perbankan, apabila sesuai ketentuan bank
setempat memerlukan biaya administrasi dalam rangka membuka
dan menutup rekening bank Puskesmas.
3. Pembelian materai.
4. Penggandaan/fotokopi laporan.
5. Pengiriman surat/laporan.
6. Pembelian konsumsi rapat.
Pemanfaatan dana BOK yang dugunakan untuk dana Operasional di
Puskesmas meliputi :
1. Perjalanan dinas sampai dengan delapan jam digunakan untuk membiayai transpor bagi petugas kesehatan dan kader kesehatan,
tokoh masarakat dan tokoh agama dalam bentuk kegiatan :
a. Pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif di luar gedung.
2. Perjalanan dinas lebih dari delapan jam, yaitu membiayai transpor, uang harian petugas kesehatan dan biaya penginapan terkait BOK ke
desa dengan akses yang sulit wilayah kerja puskesmas.
3. Pembelian barang
a. Pembelian barang Bahan Makanan Tambahan (PTM) dan
penyuluhan.
b. Pembelian konsumsi rapat.
c. Pengadaan pedoman dan media/bahan penyuluhan pada
masyarakat.
2.1.6 Pengelolah BOK Tingkat Puskesmas
Dalam Petunjuk Teknis BOK 2015 Pengelola BOK di Puskesmas
berdasarkan Surat Keputusan KPA terdiri dari Penanggung jawab dan Pengelola
Keuangan BOK yaitu :
1. Penanggung Jawab BOK di Puskesmas adalah Kepala puskesmas.
2. Pengelolah keuangan BOK puskesmas.
2.1.7 Indikator Kinerja BOK
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan BOK,
maka perlu ditetapkan indikator kinerja sebagai alat untuk memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan BOK. Tujuan penetapan indikator kinerja ini adalah
untuk penilaian kinerja internal jajaran kesehatan setiap tingkatan dan untuk
penilaian kinerja eksternal Kementerian Kesehatan terkait dengan pengelolaan
BOK dan transparansi publik. Indikator kinerja BOK meliputi aspek manajemen
1. Aspek Manajemen Puskesmas
Publikasi laporan pemanfaatan BOK Puskesmas mempublikasikan laporan
pemanfaatan dana BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat
setiap 3 bulan.
2. Aspek Program di Puskesmas
Cakupan pencapaian indikator program kesehatan, yang diselenggarakan
oleh Puskesmas yang berasal dari berbagai sumber biaya termasuk BOK. Target
ditetapkan oleh masing-masing Puskesmas serta kabupaten/kota. Laporan
cakupan program dikirimkan secara berjenjang dari Puskesmas kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya sampai ke
tingkat pusat. Pelaporan yang bersifat rutin menggunakan format dan mekanisme
yang telah ditetapkan meliputi:
a. Laporan kegiatan Puskesmas menggunakan format laporan yang selama
ini berlaku
b. Laporan keuangan sesuai ketentuan Sistem Akuntansi Instansi. Selain itu
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi juga menyusun laporan
tahunan pelaksanaan BOK berdasarkan laporan yang diterima.
2.2 Puskesmas
2.2.1 Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya (Permenkes, 2014).
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi :
a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangk kepentingan untuk berkomitmen
dalam upaya mencegah danmengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat.
b. pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya
c. kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d. pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
e. teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
f. keterpaduan dan kesinambungan.
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas
2.2.2 Fungsi Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan 2014 Dalam menyelenggarakan
tugasnya puskesmas memiliki fungsi yaitu :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan.
b. masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
c. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
d. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
e. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait.
f. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat.
g. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
h. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses.
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi.
f. melaksanakan rekam medis.
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan.
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
2.2.3 Upaya Kesehatan Puskesmas
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama sebagaimana dimaksud yaitu :
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui
kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi dan balita.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB dan DBD).
Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan,
perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan
dan perbaikan gizi, penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk, peningkatan
survailans gizi.
2.2.4 Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen mancakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh
individu individu yang menyumbangkan upayanya yang terbaik melalui tindakan
tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal tersebut meliputi pengetahuan
tentang apa yang harus mereka lakukan, menetapakan bagaimana melakukannya,
memahami bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari
usaha usaha mereka. Selanjutnya perlu menetapkan dan memelihara pula suatau
kondisi lingkungan yang memeberikan responsi ekonomis, psikologis, sosial,
politis dan sumbangan sumbangan teknis serta pengendaliannya
(Terry, 2012).
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni. Ada wadah pengetahuan
tentang manajemen terorganisir, ada ilmu pengetahuan yang menjelaskan bahwa
manajemen dapat dibuktikan kebenarannya secara umum.
Manajemen puskesmas didefenisikan sebagai rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif
dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas
yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan
dan pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan
secara terkait dan berkesinambungan (Sulaiman, 2011) .
Manajemen Puskesmas diselenggarakan sebagai :
1. Proses penyampaian tujuan puskesmas.
2. Proses menselaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai puskesmas
(management by objectives atau MBO) enurut Drucker.
3. Proses pengelola dan memberdayakan sumber daya dalam rangka efesiensi
dan efektivitas puskesmas.
4. Proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
5. Proses kerja sama dan kemitraan dalam pencapaian tujuan puskesmas
6. Proses pengelola lingkungan.
2.2.5 Fungsi Manajemen Puskesmas
Fungsi manajemen yang digunakan oleh puskesmas diadaptasi dari fungsi
manajemen yang dikemukakan oleh Terry (2012 )yang terdiri dari :
1. Planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang harus dimulai dengan
merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan menetapkan alternatif
kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan puskesmas,
tidak ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staff untuk
mencapai Puskesmas. Melalui fungsi perencanaan puskesmas akan
ditetapkan tugas tugas pokok staff dan tugas tugas pokok staff ini