MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE
PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 064972 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar S-1
OLEH:
AHMAD MUNAWAR LUBIS
NIM:108313009
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
AHMAD MUNAWAR LUBIS (108313009), “Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri No. 064972 Medan, T.A 2014/2015”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas
Negeri Medan 2012.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No. 064972 Medan. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle sebagai sasaran utama bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas IV SD Negeri 064972 Medan.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan observasi minat belajar. Angket digunakan untuk mengetahui sejauh mana minat belajar siswa terhadap belajar IPA. Observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside
Circle dalam upaya meningkatkan minat belajar Pada Mata Pelajaran IPA Di
Kelas IV Sekolah Dasar Negeri No 064972 Medan.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II, masing masing terdiri dari 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Satu siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum dilakukan siklus I, hasil pemberian angket minat belajar awal siswa kepada 36 siswa adalah 58,78%. Pada kegiatan belajar pertemuan I di Siklus I minat siswa tergolong rendah, dengan hasil lembar observasi siswa 55,56. Berdasarkan observasi ditemukan 26 siswa (72,22%) yang minat belajarnya rendah, 10 siswa (58,33%) yang minat belajarnya sedang. Pada kegiatan belajar pertemuan II di Siklus I minat siswa tergolong sedang, dengan hasil lembar observasi siswa 62,76. Berdasarkan observasi ditemukan 11 siswa (30,56%) yang minat belajarnya rendah, 21 siswa (58,33%) yang minat belajarnya sedang dan 4 siswa (11,11%) yang minat belajarnya cukup, artinya di siklus II perlu diberikan perbaikan.
Pada kegiatan belajar pertemuan I di Siklus II minat siswa tergolong Cukup, dengan hasil lembar observasi siswa 76,04. Berdasarkan observasi ditemukan 33 siswa (91,67%) yang minat belajarnya cukup, 3 siswa (8,33%) yang minat belajarnya tinggi. Pada kegiatan belajar pertemuan II di Siklus II minat siswa sudah tergolong tinggi, dengan hasil lembar observasi siswa 85,50. Berdasarkan observasi ditemukan 2 siswa (5,55%) yang minat belajarnya cukup, 32 siswa (58,33%) yang minat belajarnya tinggi dan 2 siswa (5,55%) yang minat belajarnya sangat tinggi, artinya sudah sesuai dengan yang diharapkan maka pemberian tindakan dapat dihentikan.
v
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Identifikasi Masalah ...4
1.3 Batasan Masalah ...5
1.4 Rumusan Masalah ...5
1.5 Tujuan Penelitian ...5
1.6 Manfaat Penelitian ...6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...7
2.1 Kerangka Teoritis ...7
2.1.1 Pengertian Minat Belajar ...7
2.1.2 Faktor-faktor yang dapat Meningkatkan Minat Belajar ...9
2.1.3 Indikator Minat dalam Belajar ...10
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif ...11
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle ...12
2.1.6 Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran KIOC ...14
2.1.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ...15
2.2 Kerangka Berpikir ...22
2.3 Hipotesis Tindakan ...23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...24
3.1 Jenis Penelitian ...24
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ...24
3.3 Operasional Variabel Penelitian ...24
3.3.1 Variabel (Y) ...24
3.3.2 Variabel (X) ...25
3.4 Desain Penelitian ...25
3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...27
3.5.1 Siklus I ...27
3.5.2 Siklus II ...28
3.6 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...29
3.6.1 Instrumen Penelitian ...29
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data ...29
3.7 Teknik Analisis Data ...30
3.7.1 Analisis Angket ...30
3.7.2 Analisis Observasi Guru dan Siswa ...30
3.7.3 Analisis Data secara Klasikal ...31
3.8 Tempat dan Waktu Penelitian ...31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...33
4.1 Deskripsi Gambar Umum Lokasi Penelitian ...33
4.2 Permasalahan ...34
4.3 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I ...37
4.3.1 Perencanaan ...37
4.3.2 Pelaksanaan ...37
4.3.3 Observasi ...40
4.3.4 Refleksi ...44
vii
4.4.1 Perencanaan ...45
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan ...46
4.4.3 Observasi ...48
4.4.4 Evaluasi ...53
4.4.5 Refleksi ...55
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ...56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...60
5.1 Kesimpulan ...60
5.2 Saran ...61
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Minat Belajar ... 11
Tabel 3.1 Kriteria Hasil Minat Belajar ... 31
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 32
Tabel 4.1 Daftar Nama Siswa ... 33
Tabel 4.2 Nilai Angket Minat Belajar Awal Siswa ... 35
Tabel 4.3 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Pertemuan I Siklus I ... 40
Tabel 4.4 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Pertemuan II Siklus I ... 41
Tabel 4.5 Hasil Observasi Guru Pada Siklus I ... 43
Tabel 4.6 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Pertemuan I Siklus II ... 48
Tabel 4.7 Hasil Observasi Minat Belajar Siswa Pertemuan II Siklus II ... 50
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II ... 52
Tabel 4.9 Nilai Angket Minat Belajar Akhir Siswa ... 55
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Hubungan Makhluk Hidup ... 18
Gambar 2.2 Simbiosis Mutualisme antara lebah dan bunga ... 19
Gambar 2.3 Simbiosis Komensalisme antara hiu dan remora ... 20
Gambar 2.4 Benalu sebagai parasit pada tumbuhan ... 21
Gambar 2.5 Alur Kerangka Berpikir ... 23
Gambar 3.1 Alur prosedur Pelaksanaan PTK ... 26
Gambar 4.1 Diagram Kriteria Angket Minat Belajar Awal Seluruh Siswa ... 36
Gambar 4.2 Diagram Kriteria Observasi Belajar Siklus I Seluruh Siswa ... 43
Gambar 4.3 Diagram Kriteria Observasi Belajar Siklus II Seluruh Siswa ... 51
Gambar 4.4 Diagram Kriteria Angket Minat Belajar Akhir Seluruh Siswa ... 46
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar tersebut meliputi berbagai aspek yang pada hakikatnya masih menjadi bagian dalam perangkat pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu, sepanjang pelaksanaannya, muncul beragam inovasi dengan karakteristik yang cenderung berbeda satu dengan yang lain, sebagai bentuk respon untuk menjawab persoalan yang timbul sepanjang proses pembelajaran. Pemberdayaan potensi peserta didik menjadi kegiatan guru yang terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
2
Dalam kaitannya pada pembelajaran IPA, maka model pembelajaran merupakan sebuah keharusan, sebab pembelajaran IPA diberikan bukan hanya sekedar menghafal materi kemudian menjawab pertanyaan tetapi juga untuk membekali peserta didik berpikir dan paham tentang kondisi lingkungan. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapat hasil optimal adalah dengan memberikan tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan berani mengemukakan pendapat.
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain dan membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan bermakna yang komprehensif. Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Inside-Outside Circle diharapkan dapat mendorong aktifitas siswa untuk berfikir dan
mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman, dan juga merangsang keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle dirasakan perlu diterapkan dalam pengajaran IPA karena dapat memicu minat belajar siswa, sehingga siswa lebih aktif dan lebih komunikatif berdiskusi.
Optimalisasi kinerja Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside
Circle memiliki urgensi yang tinggi dalam setiap pembelajaran bidang keilmuan.
3
yang ada agar pencapaian minat maksimal. Namun faktanya, pembelajaran IPA yang diterapkan di lingkungan sekolah belum mencapai kinerja yang optimal. Alhasil, minat belajar IPA para siswa sangat minim dan mengakibatkan kualitas pemahaman serta kompetensi IPA para peserta didik jauh dari yang diharapkan.
Selain itu, penerapan model pembelajaran yang dilakukan guru masih monoton dan kurang berhasil memicu keaktifan siswa dalam proses belajar. Dimana guru masih menyampaikan pesan atau isi pelajaran hanya dengan model ceramah semata. Situasi seperti ini sangat mudah mengganggu proses belajar mengajar, guru dan siswa tidak saling berinteraksi. Sehingga sulit meningkatkan minat siswa pada pelajaran IPA. Untuk itu dalam pembelajaran IPA tidak dapat disampaikan sekedar hanya dengan ceramah, tetapi guru harus memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan cara memilih model pembelajaran yang lebih bervariasi sesuai dengan materi pokok yang diajarkan.
Selanjutnya, akibat kurang bervariasi memilih model pembelajaran, siswa cenderung tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Siswa mengalami kebosanan, mengantuk, dan ribut. Siswa terlihat takut mengutarakan pendapat. Bahkan dalam proses pembelajaran jarang sekali adanya siswa mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru. Prestasi siswa pada pelajaran IPA masih tergolong rendah. Saat guru mengadakan evaluasi sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Padahal jika mereka membaca materi dibuku paket maka siswa dapat mengerjakan soal tersebut.
4
kepada para siswa usia 6-12 tahun, seharusnya dapat membangun suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat memicu minat dan mengasah potensi siswa menjadi kompetensi. Upaya ini dilakukan agar pencapaian keberhasilan pembelajaran IPA yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, kreativitas sikap dan implementasi IPA dalam kehidupan nyata dapat tercapai. Mengingat, kompetensi siswa dalam bidang IPA yang diharapkan tidak sekedar dalam bentuk penguasaan ilmu secara sistematis yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Negeri No.064972 Medan pada kelas IV mata pelajaran IPA. Ditemukanlah beberapa hal yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Oleh sebab itu dibutukan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan dorongan bagi siswa untuk lebih bersemangat meningkatkan minat belajarnya dengan tujuan prestasi yang baik. maka peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan
Minat Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle Pada Mata Pelajaraan IPA di Kelas IV SD Negeri No 064972 Medan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPA masih minim
5
3. Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pembelajaran
4. Prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA masih tergolong rendah.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penting dilakukan pembatas masalah agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside circle pada mata pelajaran IPA materi pokok Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas IV SD Negeri 064972 Medan T.A 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle dapat meningkatkan minat belajar siswa materi pokok Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas IV SD
Negeri 064972 Medan T.A 2014/2015?”.
1.5. Tujuan Penelitian
6
materi pokok Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas IV SD Negeri 064972 Medan T.A 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara lain adalah:
1. Bagi siswa, menghasilkan pengetahuan bermakna dalam pembelajaran IPA sehingga minat belajarnya meningkat
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas yang terampil dalam mengajar bidang studi IPA dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle
3. Bagi peneliti sendiri, menambah pengalaman dan memperluas wawasan dalam menerapkan berbagai metode termasuk model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle pada proses belajar mengajar
4. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan minat guru agar melakukan perubahan dalam pembelajaran IPA yang bervariasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang disajikan pada bab IV dapat di ambil kesimpulan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Inside-Outside Circle dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran IPA pada
materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya di kelas IV SDN No.064972 Medan. Hal ini terbukti dari:
1. Rata-rata minat belajar siswa yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle lebih baik dari pada belajar tanpa dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle.
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle dapat meningkatkan minat belajar siswa.
3. Penggunaan observasi dan pengisian angket sangat efektif dan efisien digunakan untuk mengukur minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPA pada materi Makhluk Hidup dan Lingkungannya dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle di kelas IV SDN No.064972 Medan.
61
5.2. Saran
Berikut adalah saran yang diajukan oleh peneliti untuk meningkatkan kualitas belajar siswa serta minat belajar siswa dalam pelajaran IPA di kelas IV SDN No.064972 Medan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang monoton tanpa menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle akan membuat siswa menjadi lebih pasif dalam proses pembelajaran,
2. Jika guru hendak mengukur tingkat minat belajar siswa, maka penggunaan lembar observasi dan angket sangat efektif dan efisien.
3. Guru hendaknya menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
62
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih C. Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Budiarti. 2010. Meningkatkan Kemampuan Matematik Siswa. Jakarta: Syarif Hidayatullah.
Djamarah,S.B. 2011. Psikologi Belajar . Jakarta : Rineka Cipta.
A.M, Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajran. Yogyakarta : Graha Ilmu
Sularmi, M.D Wijayanti.2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI 4. Jakarta: Pusat Perbukuan DEPDIKNAS.
Suprijono Agus. 2010. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.