• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk Npk dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk Npk kujang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk Npk dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk Npk kujang"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PUPUK NPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN PUPUK NPK KUJANG

Oleh : RIDHA PRINGGO

A14101051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PUPUK NPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN PUPUK NPK KUJANG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIDHA PRINGGO A14101051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul Skripsi : Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk NPK dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk NPK Kujang

Nama : Ridha Pringgo NRP : A 14101051

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS NIP. 131 864 869

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(4)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk NPK dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk NPK Kujang.” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Desember 2005

Ridha Pringgo A 14101051

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 08 Juli 1983 sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Hamdi Zainal dan Rusni Dude. Pendidikan formal dimulai sejak Taman Kanak-kanak, SDN IKIP Jakarta (Labschool) lulus pada tahun 1995, SLTPN 109 Jakarta lulus tahun 1998, dan menyelesaikan sekolah menengah atas pada SMUN 81 Jakarta lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) departemen

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan HidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Petani Dalam Pembelian Pupuk NPK Dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran Pupuk NPK Kujang”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pertanian.

Skripsi ini menerangkan faktor-faktor yang dianggap penting oleh petani pengguna pupuk NPK dalam pengambilan keputusan pembelian pupuk NPK dan menghasilkan alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat digunakan perusahaan dalam memasarkan pupuk NPK. Sebagai produk yang baru dipasarkan NPK Kujang memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat memenuhi tujuan dari pemasaran NPK Kujang tersebut.

Bogor, Desember 2005

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan syukur yang sedalam-dalamnya kepada ALLAH SWT atas segala Rahmat dan HidayahNya sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam pembuatan skripsi ini tidak luput dari bantuan pihak-pihak lain yang telah membantu, mengarahkan, dan memberi dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Febriantina Dewi, SE. MM selaku dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Dra. Yusalina selaku dosen penguji Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Keluargaku Papa, Mama, Izal, Ella, dan Tatsa yang telah memberikan doa dan dukungan.

5. Bapak Ir. Didik Avianto dan Bapak Ir. Jukarli dari PT Pupuk Kujang atas informasinya yang sangat berguna dalam penelitian ini serta mas Asep atas bantuannya.

6. Bapak & Ibu Ilyas di Mekarasih atas bantuannya selama penulis turun lapang.

7. Nova atas bantuan dan “kebawelan-kebawelannya”. 8. KK dan Ety atas bantuannya waktu seminar.

(8)

10.Penghuni Balio 27 : Fatur my roommate thanks for everything ‘bro, Rahmad Aceh, Toa, Yopi, Eko, Cecep, Bayu, Agunkz, Gatot, Pipit, mas Toip, mas Dobig, mas Arif, mas Kresno, mas Ari, mas Hendra, mas Hendri, Derin, Egis.

11. To all my friends : Renal, Opix, Mayer, Yugi, Nanda, Salim, Daru, Pupung, Rido, Bisul, Hendra, OO, Cornel, Topan, Ilham, Deni, Tulus, Nanang, Yazied, Zamied, Sanggam, Bagler, Ijal, Alul, Esti, Mei, Sri, Vini, Nina, Pritta, Maria, Emma, Irna, IC, Santi, Thesa, Mia, Indah, Tita, Syahrini, Rika

12.Mbak Inda atas kemudahan-kemudahannya di PSP. 13.Teman-teman di AGB, EPS, KPM, dan AGRIC.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...………...xiv

DAFTAR GAMBAR………... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN... ..1

1.1. Latar Belakang... ..1

1.2. Perumusan Masalah... ..5

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... ..7

1.4. Ruang Lingkup Penelitian...7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………. ..9

2.1. Pupuk... ..9

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN………...………... 44

(10)

BAB 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN

DESKKRIPSI PRODUK... 50

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 50

4.2. Deskripsi Produk... 51

BAB 5. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN... 53

BAB 6. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PUPUK NPK OLEH PETANI... 65

6.1. Pengenalan Kebutuhan...65

6.2. Pencarian Informasi... 68

6.3. Evaluasi Alternatif... 70

6.4. Keputusan Pembelian...74

6.5. Perilaku Pasca Pembelian... 80

BAB 7. FAKTOR-FAKTOR PENCIRI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PUPUK NPK OLEH PETANI... 82

BAB 8. IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN... 89

BAB 9. KESIMPULAN DAN SARAN... 93

9.1. Kesimpulan... 93

9.2. Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 97

(11)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PUPUK NPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN PUPUK NPK KUJANG

Oleh : RIDHA PRINGGO

A14101051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PEMBELIAN PUPUK NPK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN PUPUK NPK KUJANG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

RIDHA PRINGGO A14101051

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(13)

Judul Skripsi : Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk NPK dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk NPK Kujang

Nama : Ridha Pringgo NRP : A 14101051

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MS NIP. 131 864 869

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr NIP. 130 422 698

(14)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “Analisis pengambilan keputusan petani dalam pembelian pupuk NPK dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pupuk NPK Kujang.” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Desember 2005

Ridha Pringgo A 14101051

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Jakarta, 08 Juli 1983 sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Hamdi Zainal dan Rusni Dude. Pendidikan formal dimulai sejak Taman Kanak-kanak, SDN IKIP Jakarta (Labschool) lulus pada tahun 1995, SLTPN 109 Jakarta lulus tahun 1998, dan menyelesaikan sekolah menengah atas pada SMUN 81 Jakarta lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) departemen

(16)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan HidayahNya yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Petani Dalam Pembelian Pupuk NPK Dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran Pupuk NPK Kujang”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pertanian.

Skripsi ini menerangkan faktor-faktor yang dianggap penting oleh petani pengguna pupuk NPK dalam pengambilan keputusan pembelian pupuk NPK dan menghasilkan alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat digunakan perusahaan dalam memasarkan pupuk NPK. Sebagai produk yang baru dipasarkan NPK Kujang memerlukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat memenuhi tujuan dari pemasaran NPK Kujang tersebut.

Bogor, Desember 2005

(17)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan syukur yang sedalam-dalamnya kepada ALLAH SWT atas segala Rahmat dan HidayahNya sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam pembuatan skripsi ini tidak luput dari bantuan pihak-pihak lain yang telah membantu, mengarahkan, dan memberi dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

2. Febriantina Dewi, SE. MM selaku dosen penguji utama yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Dra. Yusalina selaku dosen penguji Komisi Pendidikan yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Keluargaku Papa, Mama, Izal, Ella, dan Tatsa yang telah memberikan doa dan dukungan.

5. Bapak Ir. Didik Avianto dan Bapak Ir. Jukarli dari PT Pupuk Kujang atas informasinya yang sangat berguna dalam penelitian ini serta mas Asep atas bantuannya.

6. Bapak & Ibu Ilyas di Mekarasih atas bantuannya selama penulis turun lapang.

7. Nova atas bantuan dan “kebawelan-kebawelannya”. 8. KK dan Ety atas bantuannya waktu seminar.

(18)

10.Penghuni Balio 27 : Fatur my roommate thanks for everything ‘bro, Rahmad Aceh, Toa, Yopi, Eko, Cecep, Bayu, Agunkz, Gatot, Pipit, mas Toip, mas Dobig, mas Arif, mas Kresno, mas Ari, mas Hendra, mas Hendri, Derin, Egis.

11. To all my friends : Renal, Opix, Mayer, Yugi, Nanda, Salim, Daru, Pupung, Rido, Bisul, Hendra, OO, Cornel, Topan, Ilham, Deni, Tulus, Nanang, Yazied, Zamied, Sanggam, Bagler, Ijal, Alul, Esti, Mei, Sri, Vini, Nina, Pritta, Maria, Emma, Irna, IC, Santi, Thesa, Mia, Indah, Tita, Syahrini, Rika

12.Mbak Inda atas kemudahan-kemudahannya di PSP. 13.Teman-teman di AGB, EPS, KPM, dan AGRIC.

(19)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...………...xiv

DAFTAR GAMBAR………... xvii

BAB 1. PENDAHULUAN... ..1

1.1. Latar Belakang... ..1

1.2. Perumusan Masalah... ..5

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... ..7

1.4. Ruang Lingkup Penelitian...7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………. ..9

2.1. Pupuk... ..9

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN………...………... 44

(20)

BAB 4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN

DESKKRIPSI PRODUK... 50

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 50

4.2. Deskripsi Produk... 51

BAB 5. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN... 53

BAB 6. PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PUPUK NPK OLEH PETANI... 65

6.1. Pengenalan Kebutuhan...65

6.2. Pencarian Informasi... 68

6.3. Evaluasi Alternatif... 70

6.4. Keputusan Pembelian...74

6.5. Perilaku Pasca Pembelian... 80

BAB 7. FAKTOR-FAKTOR PENCIRI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PUPUK NPK OLEH PETANI... 82

BAB 8. IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN... 89

BAB 9. KESIMPULAN DAN SARAN... 93

9.1. Kesimpulan... 93

9.2. Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 97

(21)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1 Perkembangan Konsumsi Pupuk Majemuk di Indonesia Menurut

Sektor Penyerap (Ton) Tahun 1998-2005... ..2

2 Beberapa Produsen Pupuk NPK di Indonesia, Lokasi, Kapasitas Produksi, dan Tipe Pupuk Tahun 2003...……… ...3

3 Produksi Pupuk NPK di Indonesia Tahun 1998-2003……… ... ..3

4 Perkembangan Impor Pupuk NPK Indonesia Tahun1998-2002…...4

5 Konsumsi Pupuk NPK Pada Tiap Kecamatan Untuk Tiap Musim Tanam pada Tahun 2003-2005... ..5

6 Komposisi Jumlah Penduduk pada Tiap Desa di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Juli 2005... 51

7 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 54

8 Komposisi Responden Berdasarkan Pendidikan... 55

9 Komposisi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pekerjaan Lain... 56

10 Komposisi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Lain Responden Selain Sebagai Petani... 57

11 Komposisi Responden Berdasarkan Luas Lahan (Ha)... 58

12 Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Persil yang Dimiliki... 59

13 Komposisi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan... 60

14 Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 61

15 Komposisi Responden Berdasarkan Upah Harian Tenaga Kerjanya.... 61

16 Komposisi Responden Berdasarkan Varietas Padi yang Ditanam... 62

17 Komposisi Responden yang Pernah Menggunakan Pupuk NPK Selain NPK Kujang... 64

(22)

19 Komposisi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan

Pupuk NPK Setiap Musim Tanam... 67 20 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Intensitas

Pemakaian Pupuk NPK Dibandingkan Dengan Pupuk Tunggal... 67 21 Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Pemakaian Pupuk Majemuk NPK... 68 22 Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Paling

Mempengaruhi Petani Untuk Memakai Pupuk Majemuk NPK... 69 23 Komposisi Responden Berdasarkan Faktor–Faktor yang Menjadi Pertimbangan Utama Dalam Memutuskan Pembelian Pupuk NPK... 70 24 Median Evaluasi Alternatif Faktor-Faktor Pertimbangan Awal Petani Dalam Membeli Pupuk NPK………. 71 29 Komposisi Responden Berdasarkan Pendapat Petani Tentang Harga Pupuk NPK Kujang Saat Ini*…...…... 77 33 Komposisi Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Pembelian Pupuk NPK………… ...………... 80

34. Komposisi Responden Berdasarkan Kesediaan Untuk Mengganti Pupuk Tunggal Dengan Pupuk NPK……… ………….. ... 80

(23)

Menggunakan Pupuk NPK……… ...………. 81 36 Komposisi Responden Berdasarkan Keinginan Untuk Membeli

Kembali Pupuk NPK………... 81 37 Urutan Nilai Communality Masing-Masing Variabel Dalam

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian... 83

38 Variabel Penciri dan Nilai Loading Faktor Utama Pembelian

Pupuk NPK... .85 Lampiran

(24)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1 Proses Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen

dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya...…... 14 2 Model Lima Tahapan Proses Keputusan……… 15 3 Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat

Ketidaksesuaian……….. 15 4 Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif... 19 5 Tahap-Tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan

Pembelian... 22 6 Model Lengkap Perilaku Konsumen yang Memperlihatkan

Pembelian dan Hasil... 24 7 Proses Riset Pemasaran...32 8 Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Pengambilan

Keputusan Petani Dalam Pembelian Pupuk NPK dan

(25)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraria membutuhkan industri pupuk sebagai salah satu komponen di dalam subsistem agribisnis hulu untuk mendukung sektor perkebunan, pangan, maupun hortikultura. Pupuk merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha pertanian, baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Pengembangan industri pupuk nasional bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pupuk di dalam negeri.

Menurut data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) terdapat enam BUMN yang bergerak di dalam industri pupuk yaitu PT Pupuk Iskandar Muda, PT ASEAN Aceh Fertilizer, PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Petrokimia Gresik1. Selain keenam BUMN tersebut pemerintah juga memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk masuk dalam industri pupuk.

Pada umumnya pupuk yang diproduksi dan dikonsumsi di dalam negeri adalah pupuk tunggal seperti pupuk urea, pupuk TSP, pupuk SP-36 dan pupuk KCl. Tetapi sejak tahun 2003 pemerintah telah melakukan kampanye nasional penggunaan pupuk majemuk. Pemerintah mengharapkan semua pabrik pupuk memproduksi pupuk majemuk, sehingga produksi pupuk majemuk nasional diharapkan bisa mencapai 2 000 000 ton/tahun (Capricorn Indonesia Consult, 2004).

Hasil kajian di berbagai negara menunjukkan bahwa penggunaan pupuk 1

(26)

majemuk terbukti dapat meningkatkan hasil gabah 30 - 40 persen (Sinar Tani, 2003). Hal ini menyebabkan konsumsi pupuk majemuk semakin meningkat setiap tahun. Pada Tabel 1 dapat dilihat total konsumsi pupuk majemuk pada tahun 1998 sebesar 119.538 ton, tahun 1999 total konsumsi pupuk majemuk meningkat menjadi sebesar 408.985 ton, dan pada tahun 2004 meningkat menjadi 1.057.611 ton. Pada tahun 2005 konsumsi pupuk majemuk diproyeksikan sebesar 1.159.668 ton.

Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Pupuk Majemuk di Indonesia Menurut Sektor Penyerap (Ton) Tahun 1998-2005.

Tahun Pertanian Perkebunan Lain-lain Total

1998 43.037 68.134 8.368 119.538

1999 192.295 183.971 32.719 408.985

2000 207.212 305.049 50.663 562.924

2001 255.697 345. 948 66.849 668.494

2002 268.322 498.165 86.113 852.599

2003 276.625 587.835 100.339 964.799

2004 298.755 652.497 106.359 1.057.611

2005* 322.655 724.271 112.676 1.159.668

Sumber : Capricorn Indonesia Consult No.385, 2004. * = Proyeksi

(27)

Tabel 2. Beberapa Produsen Pupuk NPK di Indonesia, Lokasi, Kapasitas Produksi, dan Tipe Pupuk Tahun 2003.

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas Produksi (Ton/tahun)

Tipe Pupuk PT Agro Subur Bumi Lestari Bandung 5.000 Tabelt PT Indoagro Makmur Jaya Jakarta 5.000 Tabelt PT Kertopaten Kencana Surabaya 51.000 Granule PT Pasirmaung Fertilizer Bogor 5.000 Tabelt PT Petrokimia Gresik Gresik 300.000 Granule

PT Pupuk Kaltim Kaltim 100.000 Granule

PT Polowijo Gosari Gresik 12.000 Tabelt

PT Saraswanti Anugerah Makmur

Gresik 10.000 Tabelt

PT Saribumi Dewata Lestari Bandung 12.000 Tabelt Sumber : Capricorn Indonesia Consult No.385, 2004.

Selama enam tahun sejak tahun 1998 sampai tahun 2003, pertumbuhan produksi pupuk NPK secara keseluruhan meningkat, terutama setelah beroperasinya pabrik milik PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, dan Kertopaten Kencana. Pada Tabel 3 dapat dilihat pada tahun 1998, produksi NPK hanya mencapai 35.000 ton, di tahun 1999 meningkat menjadi 50.000 ton, dan pada tahun 2003 melonjak menjadi 300.000 ton.

Tabel 3. Produksi Pupuk NPK di Indonesia Tahun 1998-2003.

Tahun Produksi NPK (Ton) Perubahan (%)

1998 35.000 -

Sumber : Capricorn Indonesia Consult No.385, 2004

(28)

2002 mencapai 200.724 ton senilai US$ 32,884 juta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkembangan Impor Pupuk NPK Indonesia Tahun 1998-2002.

Tahun Ton US$000

1998 63.015 12.207

1999 149.927 26.961

2000 144.727 23.789

2001 131.440 22.788

2002 200.724 32.884

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2004

Kabupaten Karawang sebagai daerah yang mendapat julukan lumbung padi di Jawa Barat (Jabar), tidak pernah kesulitan pangan. Bahkan, dari hasil produksi pertanian, Karawang mampu memberikan kontribusi gabah sekitar 1.000.000 ton atau 25 persen dari kontribusi Jawa Barat untuk cadangan beras nasional tiap tahun (Media Indonesia 8 September 2005, hal.2). Secara umum lahan pertanian di Kabupaten Karawang berkurang karena pengembangan berbagai sektor, akan tetapi produksi padi Karawang masih tetap menjadi andalan Jawa Barat. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau sebagian besar produksi beras Indonesia merupakan hasil produksi petani Karawang. Hal ini pula yang menunjukkan bahwa kebutuhan akan sarana produksi pertanian khususnya pupuk juga tinggi.

(29)

Tabel 5. Konsumsi Pupuk NPK Pada Tiap Kecamatan Untuk Tiap Musim Tanam di Kabupaten Karawang Tahun 2003-2005.

Konsumsi (kg) / Musim Tanam No. Kecamatan

2003/2004 2004 2004/2005 2005

1. Lemah Abang 20.000 - 12.800 -

Sumber: Laporan kemitraan PT Pupuk Kujang, Tahun 2005.

1.2. Perumusan Masalah

Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu secara efektif mengelola perubahan dan secara terus menerus memperbaiki manajemen, sistem, strategi, dan budaya organisasi agar dapat terus bertahan dari persaingan yang begitu ketat (David, 2002). Menurut Kepala Biro Pengembangan PT Pupuk Kujang, perkembangan dalam industri pupuk menyebabkan PT Pupuk Kujang yang pada awalnya hanya memproduksi pupuk urea mulai mengembangkan produknya dengan memproduksi pupuk NPK sejak Oktober 2003. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan penggunaan pupuk dimana petani mulai menggunakan pupuk majemuk sebagai pengganti pupuk tunggal. Sebelum memproduksi pupuk NPK, perusahaan telah melakukan percobaan-percobaan di demplot-demplot di seluruh kabupaten di Jawa Barat.

(30)

memudahkan perusahaan dalam memasarkan pupuk NPK kepada petani. Hal ini diperlukan untuk menguasai pangsa pasar pupuk NPK khususnya pangsa pasar di daerah Jawa Barat karena selama ini para petani sudah lebih dahulu mengenal pupuk NPK produksi PT Petrokimia Gresik (Phonska) dan pupuk NPK produksi PT Pupuk Kaltim (Pelangi). Untuk mempermudah perusahaan dalam memenangkan persaingan dalam menarik minat konsumen terhadap produknya maka perusahaan membutuhkan strategi yang baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan memahami karakteristik dan perilaku konsumen sasaran mereka dan perlu mengetahui keinginan konsumen terhadap pupuk NPK PT Pupuk Kujang.

Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen untuk dapat menghasilkan suatu strategi pemasaran yang tepat dan strategis untuk dijalankan oleh PT Pupuk Kujang. Strategi pemasaran yang nanti direkomendasikan dihasilkan berdasarkan tanggapan konsumen.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik petani pupuk NPK pada umumnya? 2. Bagaimana proses keputusan pembelian pupuk NPK oleh petani?

3. Faktor-faktor apa saja yang dianggap penting oleh petani dalam proses pengambilan keputusan pembelian pupuk NPK?

(31)

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari penelitian ini :

1. Mengidentifikasii karakteristik petani pupuk NPK.

2. Mengkaji proses keputusan pembelian pupuk NPK oleh petani.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap penting oleh petani dalam proses pengambilan keputusan pembelian pupuk NPK.

4. Menghasilkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh perusahaan (PT Pupuk Kujang).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memilih strategi pemasaran yang tepat dalam memasarkan pupuk NPK. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk melatih diri berpikir dan menuangkan ide serta pemikirannya ke dalam bentuk laporan penelitian serta menambah wawasan mengenai aspek-aspek manajemen strategi pemasaran dan perilaku konsumen. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya serta menambah wawasan pembaca.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

(32)
(33)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pupuk

Leiwakabessy (1998) menyatakan bahwa pupuk adalah bahan yang diberikan kepada tanaman baik langsung maupun tidak langsung, guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman. Selain berguna bagi tanaman pupuk dapat juga memperbaiki sifat-sifat kimia dan biologi tanah. Bahan yang diberikan ini dapat bermacam-macam, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, kotoran hewan, abu tanaman, pupuk buatan (pupuk sintesis) dan sebagainya. Melihat berbagai macam bahan yang dapat diberikan kepada tanah maka pupuk dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, misalnya berdasarkan kandungan unsur-unsur hara, berdasarkan terjadinya, dan berdasarkan sifat-sifat organik atau non-organiknya.

Penggolongan pupuk yang paling umum adalah berdasarkan proses terjadinya pupuk tersebut yakni :

1. Pupuk Alam

(34)

2. Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di dalam pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk tersebut dalam jumlah tertentu. Berdasarkan unsur hara yang dikandung pupuk buatan dibedakan menjadi :

A. Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung satu jenis unsur hara primer. Pupuk tunggal diberi nama menurut jenis unsur hara primer yang dikandungnya dan dikenal sebagai pupuk Nitrogen, pupuk Fosfat, pupuk Kalium, Pupuk Magnesium, dan pupuk Borium.

B. Pupuk majemuk

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara primer. Pupuk majemuk sering juga dilengkapi dengan unsur hara sekunder atau tertier apabila dibutuhkan. Macam-macam pupuk majemuk yang penting adalah : a) Pupuk yang mengandung N dan P, antara lain Diammonium Phospate dan

Ammonium Phospate.

b) Pupuk yang mengandung N dan K, antara lain Sodium Nitrate.

c) Pupuk yang mengandung P dan K, antara lain Sodium Metaphospate dan Monosodium Phospate.

d) Pupuk NPK

(35)

(1). Untuk pertumbuhan fase vegetatif, yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, cabang dan lain-lain. (2). Membuat daun tanaman menjadi hijau segar, banyak mengandung butir hijau daun (Chlorophil) yang berperan penting dalam fotosintesa. (3) Menambah kandungan protein tanaman. Kegunaan Unsur Phosphat (P) adalah untuk (1). Merangasang pertumbuhan akar dan membentuk sistem perakaran yang baik, sehingga tanaman akan menyerap unsur hara lebih banyak. (2). Merangsang pertumbuhan jaringan tanaman dan membentuk titik tumbuh tanaman. (3). Mempercepat pertumbuhan bunga, masaknya buah dan biji, sehingga mempercepat masa panen. (4). Meningkatkan prosentase pembentukan bunga menjadi buah dan biji. Kegunaan unsur Kalium (K) adalah untuk (1). Merangsang pertumbuhan pada fase awal (2). Memperlancar proses fotosintase. (3). Memperkuat tegaknya batang, sehingga mengurangi tanaman rebah. (5). Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama penyakit. Untuk tanaman padi unur Kalium ini membantu tumbuhya bulu-bulu kasar pada batang dan daun, sehingga tanaman tidak betah hinggap.

(36)

15-15-15, jumlah N sebanyak 15 kg, P2O5 sebanyak 15 kg, dan K2O sebanyak 15 kg.

2.2. Konsep Perilaku Konsumen

Perusahaan harus mampu memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat memenuhinya dengan cara yang lebih efektif dan efisien dibanding pesaing. Oleh karena itu perusahaan harus memahami dengan betul siapa pasar sasarannya, sekaligus perilaku mereka. Definisi dari konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

(37)

1. Occupants (siapa yang membentuk pasar) 2. Objects (apa yang dibeli oleh pasar) 3. Objectives (mengapa pasar membeli)

4. Organizations (siapa yang berpartisipasi dalam pembelian) 5. Operations (bagaimana pasar membeli)

6. Occasions (kapan pasar membeli) 7. Outlets (dimana pasar membeli)

(38)

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Sumber : Engel, et al (1994)

2.3. Tahap-Tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari beberapa tahapan. Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, tahapan itu adalah: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Dalam pembelian yang lebih rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut. Gambar 2 melukiskan proses tersebut.

Pengaruh Lingkungan

(39)

Gambar 2. Model Lima Tahapan Proses Keputusan Pembelian Sumber: Engel et al (1994)

2.3.1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan tahapan awal dari proses pengambilan keputusan pembelian. Menurut Engel et al (1994) pengenalan kebutuhan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu informasi yang ada dalam ingatan, perbedaan individu dan pengaruh lingkungan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada antara keadaan aktual (yaitu, situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang diinginkan (yaitu, situasi yang konsumen inginkan). Ketika ketidaksesuaian berada diatas ambang tertentu maka kebutuhan akan dikenali, sebaliknya apabila tingkat ketidaksesuaian ini berada dibawah ambang batas maka tidak ada pengenalan kebutuhan. Gambar 3. mengilustrasikan apa yang terjadi selama pengenalan kebutuhan.

Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Ketidaksesuaian

(40)

Kotler (1994) menyatakan bahwa proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah. Kebutuhan (motif) yang diaktifkan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan konsumsi. Bentuk yang kuat dari motivasi adalah keterlibatan, yaitu tingkat kepentingan pribadi yang dirasakan atau manfaat yang dibangkitkan oleh stimulus dalam situasi spesifik. Kebutuhan yang timbul disebabkan adanya rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal merupakan kebutuhan dasar yang timbul di dalam diri seseorang yang mencapai titik tertentu dan menjadi dorongan untuk memenuhinya. Rangsangan eksternal adalah kebutuhan yang timbul akibat dorongan eksternal (luar). Pemasar harus dapat mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan itu, sehingga kedepannya pemasar dapat menilai kepuasan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk tertentu.

2.3.2. Pencarian Informasi

(41)

peneropongan ini tidak mengungkapkan informasi yang memadai untuk memberikan arah tindakan yang memuaskan, maka konsumen mungkin akan melakukan pencarian eksternal yaitu mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Berkaitan dengan proses pencarian informasi ini, pemasar perlu memperhatikan arah pencarian yakni:

- Mengetahui merek mana yang konsumen pertimbangkan selama pengambilan keputusan, hal ini sangat berguna dalam mengerti pandangan konsumen mengenai perangkat kompetitif suatu perusahaan.

- Toko mana yang dikunjungi oleh konsumen, pemasar dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan keputusan distribusi.

- Atribut-atribut apa yang dipertimbangkan oleh konsumen. Atribut yang menerima banyak perhatian mungkin ditekankan lebih kuat di dalam promosi. Penekanan atribut harga selama pencarian dapat mempengaruhi strategi penetapan harga.

(42)

diperoleh dari pencarian tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencarian adalah:

- Situasi, tekanan waktu bagi konsumen untuk secepatnya mengkonsumsi produk atau jasa merupakan sumber pengaruh situasi.

- Ciri-ciri produk, ciri-ciri produk dapat mempengaruhi pencarian konsumen. Tingkat diferensiasi produk sangat penting. Jika konsumen percaya bahwa semua merek pada dasarnya sama, maka hanya sedikit kebutuhan untuk pencarian yang ekstensif. Harga produk adalah salah satu faktor pencarian lagi. Harga yang lebih tinggi akan menimbulkan kekhawatiran yang lebih besar dalam hal jumlah uang yang dikeluarkan, yang pada akhirnya menyebabkan pencarian yang lebih intensif. Stabilitas produk yang ditandai dengan adanya inovasi produk merupakan faktor lain yang mungkin mempengaruhi pencarian. Inovasi produk mengharuskan konsumen untuk memperbaharui pengetahuan merek melalui pencarian. - Lingkungan eceran, lingkungan eceran akan mempengaruhi pencarian oleh

konsumen. Jarak diantara pesaing konsumen dapat menentukan banyakanya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan. Kesamaan diantara para pengecer adalah sumber pengaruh yang lain. Pencarian akan lebih mungkin terjadi ketika konsumen melihat ada perbedaan, khususnya dalam hal harga diantara para pengecer.

(43)

keyakinan dan sikap konsumen serta karakteristik demografi (usia, pendapatan dan pendidikan).

2.3.3. Evaluasi Alternatif

Tahap ketiga dari model pengambilan keputusan oleh konsumen yaitu evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif menurut Engel et al (1994) adalah proses di mana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ada empat komponen dasar proses evaluasi alternatif (gambar 4). Keputusan yang harus diambil pertama-tama adalah menentukan alternatif pilihan dan menentukan kriteria evaluasi (atribut) yang akan digunakan dalam menilai alternatif-alternatif tersebut.

Gambar 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber: Engel et al (1994)

Kriteria evaluasi merupakan atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan, atribut-atribut tersebut seperti: harga, nama merek, negara asal, garansi, dan atribut lain yang bersifat hedonik (prestise dan status). Kriteria evaluasi yang dilakukan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan tergantung pada beberapa faktor yaitu: pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi (utilitarian versus hedonik),

(44)

keterlibatan dengan keputusan pembelian dan pengetahuan konsumen tentang informasi atribut-atribut produk atau jasa.

Konsumen tidak hanya harus memutuskan kriteria yang akan digunakan dalam evaluasi alternatif, tetapi juga harus menentukan alternatif-alternatif pilihan. Konsumen dalam menentukan alternatif bergantung pada faktor-faktor situasi (lingkungan) sekaligus individual. Tahap selanjutnya adalah menilai alternatif-alternatif pilihan. Ada dua cara untuk menilai alternatif pilihan (1) Pemakaian pengisolasian yaitu pembatasan atau persyaratan untuk nilai atribut yang dapat diterima, salah satu contohnya adalah harga. (2) Pemakaian isyarat, contohnya adalah harga yang digunakan sebagi isyarat kualitas, namun demikian hal ini juga akan bergantung pada beberapa situasi dan beberapa konsumen. Akhirnya, strategi atau prosedur yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut kaidah keputusan. Kaidah ini mungkin akan disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika diperlukan. Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal kompleksitas. Kaidah yang sangat sederhana misalnya, membeli apa yang terakhir dibeli, sedangkan yang kompleks adalah menyerupai model sikap banyak atribut.

2.3.4. Pembelian

(45)

1. Niat pembelian, ketika konsumen diminta untuk melakukan pembelian niat yang terlintas (baik sadar maupun tidak sadar) dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu (1) produk beserta mereknya; (2). Kelas produknya saja, harus ada keputusan tambahan mengenai jenis dan merek yang dipilih.

2. Pengaruh situasi, cara-cara utama pengaruh situasi dapat mempengaruhi tindakan pembelian adalah melalui: lingkungan internal (ketersediaan informasi baik internal maupun ekternal, muatan informasi, format informasi), lingkungan eceran (atmosferik toko, tata letak dan peragaan) dan waktu yang tersedia untuk pengambilan keputusan.

(46)

pembelian dan lain-lain tergantung besar kecilnya resiko pembelian yang

Gambar 5. Tahap-Tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler (2000)

2.3.5. Evaluasi Pasca Pembelian

Perilaku proses keputusan tidak berhenti ketika pembelian sudah dilaksanakan. Konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian. Hasilnya adalah kepuasan dan ketidakpuasan. Menurut Engel et al (1994) mendefinisikan kepuasan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan dapat mengukuhkan loyalitas pembeli. Ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang ditangguhkan secara negatif, ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif, dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Hal ini menandakan bahwa upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang penting sekali dalam strategi pemasaran.

(47)

2.4. Faktor-Faktor vang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

(48)
(49)

Masukan Pemrosesan Informasi Proses keputusan Variabel Yang Mempengaruhi Gambar 6. Model Lengkap Perilaku Konsumen Yang Memperlihatkan Pembelian dan Hasil Sumber: Engel et al (1994)

(50)

2.4.1. Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan akan mempengaruhi proses keputusan konsumen, hal ini dikarenakan konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks. Lingkungan yang kompleks tersebut adalah (Engel et al, 1994):

- Budaya, nilai budaya akan mempengaruhi perilaku konsumen. Budaya dalam perilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat.

- Kelas sosial, kelas sosial adalah pembagian didalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Pembagian didalam masyarakat ini juga dibedakan oleh status sosial ekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Status sosial sering menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda. - Keluarga, keluarga merupakan unit pengambilan keputusan pembelian dan

(51)

100

keluarga dan keputusan yang dilakukan oleh individu sering dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga.

- Situasi, perubahan situasi akan mempengaruhi proses keputusan pembelian dan strategi pemasaran. Pengaruh situasi adalah pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang terlepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik objek. Jenis-jenis situasi konsumen dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (1) situasi komunikasi, keefektifan pesan pemasaran sering tergantung pada latar komunikasi; (2) situasi pembelian, situasi ini dapat memiliki pengaruh yang kuat pada perilaku konsumen. Sifat lingkungan informasi seperti ketersediaan, jumlah, format, dan bentuk informasi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. Demikian pula dengan ciri-ciri lingkungan eceran; musik, tataruang, bahan POP, dan kesesakan akan mempengaruhi perilaku belanja dan pembelian; (3) Situasi konsumsi, situasi dimana konsumsi produk terjadi dapat menjadi pengaruh utama pada perilaku konsumen. Konsumen mungkin akan sering mengubah pola pembelian bergantung kepada situasi pemakaian. Situasi pemakaian dapat menjadi berharga untuk pemangsaan pasar dan pengembangan penempatan produk yang sesuai.

2.4.2. Pengaruh Perbedaan Individu

(52)

101

- Sumberdaya konsumen, konsumen memiliki tiga sumberdaya utama yang mereka gunakan dalam proses pertukaran dan melalui proses ini pemasar memberikan barang dan jasa. Ketiga sumberdaya ini adalah (1). Sumberdaya ekonomi, sumberdaya ini meliputi pendapatan konsumen dan tingkat pendidikan; (2). Sumberdaya temporal atau waktu untuk menggunakan produk atau jasa maupun jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut; (3) Sumberdaya kognitif, sumberdaya kognitif adalah kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi. Alokasi dari kapasitas kognitif ini dikenal sebagai perhatian yang diberikan konsumen untuk produk atau jasa.

- Motivasi dan keterlibatan, keterlibatan (relevansi atau kecocokan) adalah faktor penting dalam mengerti motivasi. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Apabila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi dan kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas.

(53)

102

pengetahuan dapat menjadi cara yang berarti untuk meningkatkan penjualan; (3) pengetahuan pemakaian, hal ini berkaitan dengan informasi yang tersedia dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa yang diperlukan agar benar-benar menggunakan produk tersebut.

- Sikap, sikap didefinisikan oleh Engel et al adalah suatu evaluasi menyeluruh. Sikap bervariasi dalam intensitas (yaitu, kekuatan) dan dukungan (favorability). Sifat penting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut, satu lagi sifat penting dari sikap adalah bahwa sikap bersifat dinamis ketimbang statis. Maksudnya banyak sikap akan berubah bersama dengan waktu. Sikap dapat terbentuk melalui hasil dari kontak langsung dengan objek sikap, namun dapat pula terbentuk bahkan tanpa adanya pengalaman aktual dengan suatu objek. Sikap berguna dalam pemasaran dalam banyak cara, sikap dapat digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan pemasaran, sikap dapat pula membantu mengevaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di dalam pasar dan sikap dapat membentuk pangsa pasar dan memilih pangsa target. - Kepribadian, kepribadian didefinisikan sebagai respon yang konsisten

(54)

103

berfokus pada pencocokan kepribadian konsumen dengan kepribadian produk

- Gaya hidup, gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah hasil dari jajaran total ekonomi budaya, dan kekuatan kehidupan sosial yang mendukung kualitas manusia.

- Faktor demografi, Faktor ini berperan dalam menentukan gaya hidup dan segmentasi konsumen. Faktor demografi yang antara lain mencakup ukuran, pertumbuhan, kepadatan, dan distribusi digunakan di dalam penelitian konsumen untuk menjabarkan pangsa konsumen berkenaan dengan usia, pendapatan, dan pendidikan.

2.4.3. Pengaruh Proses Psikologis

Proses psikologis yang dialami konsumen akan mempengaruhi proses keputusan dan tingkat motivasi dalam pembelian produk atau jasa. Menurut Engel et al (1994) determinan pengaruh psikologis terbagi ke dalam tiga kategori yaitu:

(55)

104

Pemahaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pengetahuan konsumen dan motivasi atau keterlibatan dan harapannya; (4) penerimaan, tahapan ini berfokus pada sejauh mana persuasi terjadi dalam bentuk pengetahuan dan sikap yang baru atau dimodifikasi. Penerimaan akan bergantung pada respon kognitif dan afektif tertentu yang dialami selama pemrosesan. Penerimaan lebih mungkin terjadi ketika respons ini menjadi lebih menunjang; (5) retensi, ini adalah tahap terakhir dari pemrosesan informasi. Retensi melibatkan pemindahan informasi ke dalam ingatan jangka panjang.

- Pembelajaran, menurut Engel et al pembelajaran adalah suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku. Ada empat jenis pembelajaran yaitu (1) pembelajaran kognitif, berkenaan dengan proses mental yang menentukan retensi informasi; (2) pengkondisian klasik yang berfokus pada pembelajaran melalui asosiasi; (3) pembelajaran operant, mempertimbangkan bagaimana perilaku dimodifikasi oleh pengukuh dan penghukum; (4) pembelajaran vicarious, menyangkut pembelajaran melalui observasi. - Perubahan sikap dan perilaku, mengetahui bagaimana cara mempengaruhi

(56)

105

2.5. Strategi Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu aktivitas manajemen yang membentuk keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dikarenakan pemasaran memainkan peranan penting dalam proses perencanaan strategis perusahaan. Pemasaran menurut Kotler (1997) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Stanton (1973) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu sistem total dari aktivitas-aktivitas perdagangan yang ditujukan untuk membuat rencana, menetapkan harga, meningkatkan penjualan serta mendistribusikan produk-produk supaya memuaskan pelanggan maupun calaon pelanggan.

(57)

106

Konsep pemasaran yang bertitik tolak memahami perilaku konsumen menentukan mana yang cocok sebagai sasaran strategis dan cara mendapatkan tanggapan positif konsumen memerlukan adanya perencanaan dan riset pemasaran untuk mempertahankan produk dan mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memenuhi keinginan konsumen. Riset pemasaran akan menghasilkan konsep perencanaan strategis yang berwawasan pasar. Proses riset pemasaran dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Proses Riset Pemasaran Sumber : Kotler, 2000

2.6. Bauran pemasaran

Keputusan bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran selain keputusan mengenai biaya pemasaran dari perusahaan serta alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1998). Menurut Swasta dan sukotjo (1993) bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan dan semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang dipilih.

McCathy dalam Kotler (1997) mengklasifikasikan bauran pemasaran menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran: produk (product), harga (price) dan tempat (place) ketiga alat ini disebut bauran

(58)

107

tawaran, sedangkan promosi (promotion) antara lain meliputi: periklanan, humas, dan penjualan langsung disebut bauran promosi.

2.6.1. Produk

Keistimewaan dan mutu produk merupakan salah satu elemen dasar ketika pelanggan menilai tawaran pasar (market offering), elemen lainnya yaitu mutu dan bauran pelayanan serta kesesuaian harga tawaran itu. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk – produk yang dapat dipasarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Strategi produk yang dilakukan oleh pemasar agar berjalan efektif dan efisien, harus memperhatikan tiga variabel berikut ini yaitu: level produk (menurut Kotler, 1997 ada lima level produk dan tiap kenaikan level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan), hierarki produk dan karakteristik produk seperti daya tahan, keberwujudan, dan penggunanya (Kotler, 1997).

Hierarki produk sebagai salah satu variabel strategi produk, yang perlu mendapat perhatian lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena tiap produk berkaitan dengan produk-produk lain tertentu. Hierarki produk berkenaan dengan sistem produk yaitu produsen menawarkan beberapa produk yang berbeda tetapi saling melengkapi, selain itu hierarki produk juga berkenaan dengan bauran produk (produk mix) dimana satu pemasar menawarkan rangkaian dari seluruh produk dan varian produk.

(59)

108

istilah umum untuk menggambarkan pemberian nama cap pada barang (bagian yang berbunyi), tanda cap (bagian yang dikenal) atau nama dagang. Menurut American Marketing Assosiation dalam Kotler, 1997 mendefinisikan merek sebagai istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang dan atau jasa yang ditawarkan penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. 3). Pengemasan dan Pelabelan produk. Kotler mendefinisikan pengemasan adalah semua kegitan merancang dan memproduksi wadah atu pembungkus suatu produk, sedangkan pelabelan adalah tempelan pada produk yang berfungsi untuk mengidentifikasi, menjelaskan dan mempromosikan produk yang ditawarkan.

2.6.2. Harga

Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Stanton, 1973). Faktor harga merupakan salah satu variabel terpenting selain faktor-faktor non harga dalam menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Harga memiliki karakteristik yang khas dibanding elemen – elemen lain dalam bauran pemasaran karena harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan harga paling fleksibel (harga dapat diubah dengan cepat).

(60)

109

ditetapkan metode penetapan harga. 2). Pengadaptasian harga, strategi yang dimaksud adalah penetapan harga geografis, penetapan diskon dan potongan harga, penetapan harga promosi, penetapan harga diskriminasi serta penetapan harga bauran produk (Kotler, 1997).

2.6.3. Distribusi

Keputusan saluran pemasaran memiliki peranan penting karena saluran pemasaran yang dipilih perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Stern et al dalam Kotler (1997) mendefinisikan saluran pemasaran sebagai serangkaian organisasi yang saling tergantung dalam proses menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

Upaya produsen untuk menghantarkan produknya kepada pasar sasarannya menghadapi banyak alternatif saluran. Penentuan jenis saluran yang digunakan memerlukan analisis kebutuhan pelanggan, penetapan tujuan saluran, identifikasi dan evaluasi alternatif saluran utama, termasuk jenis dan jumlah perantara yang akan dilibatkan dalam saluran. Setiap saluran yang dipilih akan berdampak pada berbagai tingkat penjualan dan membawa konsekuensi biaya tertentu.

2.6.4. Promosi

(61)

110

pelanggan agar membeli produk tersebut. Bauran promosi terdiri dari lima alat-alat promosi yaitu:

1. Periklanan, meliputi setiap bentuk penyajian non personal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Manfaat iklan yaitu dapat membangun citra jangka panjang bagi suatu produk dan mempercepat penjualan.

2. Promosi penjualan, meliputi berbagai insetif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat dan publisitas, berbagai program untuk

mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.

4. Penjualan pribadi adalah interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih dalam upaya melakukan presentasi, menjawab pertanyaan serta menerima pesanan.

5. Pemasaran langsung adalah penggunaan alat media non personal untuk berkomunikasi secara langsung dan segera mendapat umpan balik dari pelanggan maupun calon pelanggan.

2.7. Penelitian Terdahulu

(62)

111

sebagai prioritas utama. Perusahaan lebih memprioritaskan strategi distribusi dan harga karena sangat mempengaruhi daya saing perusahaan. Kasus kelangkaan pupuk dan fluktuasi harga mendorong perusahaan untuk membenahi sistem distribusi dan kebijakan penetapan harga. Prioritas kedua dan ketiga adalah strategi produk dan promosi.

Hikmawati (2002) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Pupuk Urea Pada PT. Pupuk Kujang (Persero)” menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif yang digunakan adalah analisis bauran pemasaran, analisis daur hidup produk, dan analisis SWOT. Metode kuantitatif yang digunakan adalah analisis portofolio, matrik IFE, matrik EFE, dan analisis keuangan. Berdasarkan hasil analisis daur hidup produk diperoleh bahwa produk perusahaan berada pada tahap kedewasaan. Berdasarkan analisis matrik pertumbuhan pangsa pasar terhadap posisi produk dalam persaingan, produk berada pada kuadaran sapi perah (cash cow).

(63)

112

Berdasarkan matrik EFE diketahui peluang perusahaan adalah : (1) Masih luasnya potensi pasar, (2) Brand image terhadap merek tinggi, (3) Jumlah penduduk tinggi, (4) Kebijakan dicabutnya subsidi pupuk sehingga harga ditentukan mekanisme pasar, (5) Budaya masyarakat Indonesia yang masih menganggap beras sebagai satu-satunya bahan pangan utama. Sedangkan faktor ancaman perusahaan adalah : (1) Daya tawar pemasok gas alam lebih kuat, (2) Daya tawar pelanggan (petani) lebih kuat, (3) Rendahnya diferensiasi produk pupuk urea, (4) Depresiasi rupiah dan inflasi meningkatkan biaya produksi, (5) Persaingan industri pupuk yang semakin kompetitif.

Setianingrum (2003) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pisang ‘Sunpride’ dengan tujuan mengetahui karakteristik konsumen pisang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Sampel penelitian berjumlah 60 orang dengan metode accidental sampling. Hasil penelitian diolah dengan metode Chi Square.

2.8. Kerangka Pemikiran Operasional

(64)

113

(65)

114

Keterangan : : Hubungan Keterkaitan : Penggunaan Alat Analisis : Hubungan Hasil Analisis

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Pengambilan Keputusan Petani Dalam Pembelian Pupuk NPK

dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran NPK Kujang

Pupuk NPK PT Pupuk Kujang

Petani Pengguna Pupuk NPK

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Analisis Faktor

Faktor-faktor yang dianggap penting dalam pengambilan keputusan

pembelian

Alternatif strategi bauran pemasaran NPK Kujang Karakteristik

(66)

115

2.9. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perilaku konsumen merupakan tindakan untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti kegiatan ini.

2. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran 3. Petani adalah orang-orang yang mengendalikan dan menguasai

pertumbuhan tanaman ataupun hewan-hewan untuk memperoleh keuntungan daripadanya.

4. Penerimaan keluarga merupakan penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang diterima petani bersama keluarganya disamping kegiatan pokoknya.

5. Luas lahan adalah satuan (Ha) yang digunakan untuk mengukur luas tanaman yang diusahakan.

6. Persil adalah satuan jumlah yang digunakan untuk mengetahui penyebaran luas sawah yang letaknya terpisah-pisah karena adanya perbedaan letak geografis.

(67)

116

8. Petani pemilik merupakan petani yang memiliki tanah dan dia pulalah yang secara langsung mengusahakan dan menggarapnya.

9. Petani penggarap atau penyewa adalah petani yang mengusahakan tanah orang lain dengan jalan menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri. 10.Petani gadai adalah petani yang mengusahakan tanah yang digadaikan

oleh orang lain.

11.Buruh tani adalah salah satu faktor produksi usaha tani yang diperoleh petani dari luar keluarganya.

12.Upah harian adalah balas jasa atas penggunaan faktor produksi tenaga kerja (buruh tani) perhitungannya dinyatakan dalam Rp/hari.

13.Atribut produk adalah ciri-ciri atau rupa, fungsi (function) dan manfaat (benefit) sebuah produk dengan keunikannya masing-masing yang menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen.

14.Pupuk adalah sarana produksi pertanian, kandungan bahannya dapat terbuat secara organik maupun non organik dimana didalamnya terdapat unsur-unsur kimia baik unsur kimia makro maupun unsur kimia mikro yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.

15.Pupuk NPK adalah pupuk dengan komposisi kandungan unsur kimia makro Nitrogen (N), Phosphat (P) dan Kalium (K) dan beberapa unsur kimia mikro yang diaplikasikan pada tanaman.

(68)

117

17.Penjual adalah perusahaan/ organisasi/ perseorangan yang melakukan kegiatan ekonomi yaitu menyalurkan barang dan atau jasa dari produsen kepada konsumen.

(69)

118

BAB III.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa menurut laporan kemitraan petani pemakai pupuk NPK Kujang (Tabel 4) konsumsi pupuk NPK Kujang terbesar ada di Kecamatan Banyusari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2005 – September 2005.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan responden yang dipilih dengan sengaja. Data primer yang dibutuhkan adalah : (1) Karakteristik konsumen, (2) Proses keputusan pembelian konsumen, (3) Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam proses pembelian

(70)

119

penjual pupuk hanya untuk memperkaya wawasan dalam pembahasan. Data sekunder diperoleh dari literatur hasil penelitian terdahulu, Biro Pusat Statistik (BPS), Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) dan Departemen Pertanian, serta artikel di internet, koran dan majalah.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Judgement Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai acuan penarikan sampel. Adapun kriteria responden yang dipilih adalah sebagai berikut :

• Bersedia diwawancarai dengan dipandu kuisioner yang disediakan.

• Petani padi sawah dan pernah menggunakan pupuk NPK.

• Dalam satu keluarga hanya diambil satu orang yang menjadi responden dalam penelitian agar tidak saling mempengaruhi dalam menjawab kuisioner.

(71)

120

3.4. Metode Pengolahan Data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah yaitu:

1. Pengeditan, semua data yang akan diperoleh diedit, tujuannya adalah memilih data dan informasi yang ada. Langkah ini bertujuan untuk

memasukkan semua data yang diperlukan berdasarkan kerangka formulasi

yang telah ditetapkan.

2. Tabulasi, langkah ini bertujuan untuk menyajikan data-data dalam bentuk tabel dan gambar untuk mempermudah penyajian dan interpretasi

data-data tersebut.

3. Interpretasi, menghubungkan semua variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang digunakan dengan hasil

penelitian yang telah didapatkan.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Bauran Pemasaran

Analisis mengenai bauran pemasaran ini dilakukan secara deskriptif

kualitatif yaitu berupa uraian mengenai variabel-variabel yang dapat dikendalikan

seperti variabel produk, variabel harga, variabel distribusi dan variabel promosi.

3.5.2. Analisis Faktor

(72)

121

Misalkan terdapat gugus peubah X1, X2, …, Xp dengan masing-masing n amatan, maka model faktornya dapat ditulis sebagai berikut:

X = ëf + e

ë

11

ë

12

..

ë

1q

ë

21

ë

22

..

ë

2q

ë

= . . .

. . .

ë

p1

ë

p2

..

ë

pq

Dimana:

X: Vektor pengamatan berdimensiP, X’ = (X1 , X2 , …., Xp )

F: Vektor bukan pengamatan U yang disebut faktor bersama, berdimensi q f ’ = (f1, f2,….fq)

e : Vektor bukan pengamatan yang disebut faktor unik berdimensi P,

e

=

(e

1, e2,….., ep

).

ë

: Matriks konstanta yang tidak diketahui disebut

loading berukuran p x q

Faktor bersama (common factor) adalah faktor yang keragamannya menyebar pada beberapa peubah amatan, sedangkan faktor unik (unique factor) merupakan faktor yang keragamannya berada pada satu peubah amatan saja. Faktor unik ini merupakan penjumlahan dari dua bagian yang tidak saling berkorelasi yaitu faktor spesifik dan galat.

Keragaman dari peubah Xp yang telah distandarisasi menghasilkan: • xp2 = hp2 + øp

sehingga: hp2 = 1- øp

(73)

122

sedangkan øp merupakan proporsi ragam dari peubah Xp yang disebabkan faktor spesifik.

Salah satu penyelesaian dari model faktor adalah melalui model komponen utama, yaitu X = ë f dengan peubah faktor (f) merupakan kombinasi linier dari peubah asal X. Solusi menjadi terfokus pada pemberian skor faktor dan reduksi peubah. Loading faktor yang didapat biasanya tidak terlalu bagus untuk diinterpretasikan. Untuk mempermudah interpretasi, dilakukan rotasi terhadap matriks loading. Secara geometrik, rotasi berarti pemutaran sumbu faktor dengan sudut tertentu sehingga mendapatkan sumbu faktor baru, dengan loading baru tanpa perubahan pada konfigurasi peubah asal.

Ada dua macam rotasi faktor, yaitu rotasi orthogonal dan obligue. Rotasi orthogonal merupakan rotasi yang memperlihatkan keorthogonalan, sehingga setelah rotasi kedua sumbu tegak lurus satu sama lain. Rotasi obligue tidak memperhatikan hal tersebut. Rotasi orthogonal tidak merubah nilai total proporsi keragaman yang dijelaskan oleh faktor-faktor bersama yang diperoleh. Metod yang biasa digunakan adalah varimax, karena menitikberatkan kesederhanaan kolom-kolom matriks bobotnya, dalam arti hanya di satu faktor beberapa peubah akan mempunyai bobot tertinggi dan sisanya untuk faktor lain, sehingga akan mempermudah dalam interpretasi peubah untuk setiap faktor.

(74)

123

(75)

124

BAB IV.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN DESKRIPSI PRODUK

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Banyusari merupakan salah satu kecamatan dari 30 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Karawang. Pada awalnya Kecamatan ini merupakan bagian dari wilayah kecamatan Jatisari, namun sejak tanggal 3 Juni 2003 kecamatan Jatisari terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Jatisari dan Kecamatan Banyusari. Letak georafis Kecamatan Banyusari berada pada sebelah timur Kabupaten Karawang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Utara : Kecamatan Cilamaya Wetan dan Kecamatan Cilamaya Kulon - Selatan : Kecamatan Jatisari

- Barat : Kecamatan Lemahabang dan Kecamatan Wadas - Timur : Kecamatan Patok Beusi, Kabupaten Subang

Luas wilayah Kecamatan Banyusari adalah 4.935,879 Ha terdiri dari sebagian besar tanah persawahan dengan ketinggian 25,6 M di atas permukaan laut. Suhu rata-rata maksimum 300 dan minimum 240 C. Kecamatan Banyusari membawahi 12 Desa yang meliputi 35 dusun, 71 RW dan 198 RT. 12 Desa yang ada di Kecamatan Banyusari tersebut adalah :

1.Desa Gembongan 7. Desa Jayamukti 2.Desa Gempol 8. Desa Pamekaran

(76)

125

Kantor Kecamatan Banyusari terletak di Desa Gembongan. Jarak Kecamatan Banyusari ke ibu kota Kabupaten ± 50 Km. Total jumlah penduduk di Kecamatan Banyusari adalah 52.412 orang. Komposisi menurut jenis kelamin pada tiap Desa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Jumlah Penduduk Pada Tiap Desa di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Juli 2005.

Penduduk

Sumber : Laporan Kecamatan Banyusari, Juli 2005

4.2. Deskripsi Produk

(77)

126

jumlah pupuk yang diolah tiap satu kali pencampuran sebanyak seribu kilogram. NPK Pupuk Kujang, yang ditujukan untuk komoditas padi sawah, diformulasi secara khusus dengan perbandingan N: P : K adalah 30 : 6 : 8 sesuai dengan kondisi tanah di Jawa Barat, sehingga diharapkan dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh padi sawah secara optimal, tanpa harus menambah pupuk urea lagi.

(78)

127

BAB V.

KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Karakteristik umum responden menjelaskan kondisi atau karakteristik petani yang memberikan pendapat dalam penelitian ini. Karakteristik umum responden pada penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, pendapatan tiap musim, luas lahan, status kepemilikan lahan, pemakaian tenaga kerja, upah harian tenaga kerja dan ada tidaknya pekerjaan lain selain sebagai petani.

Responden dipilih secara non probability judgement sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Responden diambil dari 12 lokasi yaitu keseluruhan desa yang terdapat di Kecamatan Banyusari. Jumlah keseluruhan responden adalah 108 orang dengan rincian 9 orang responden pada tiap-tiap Desa di Kecamatan Banyusari.

(79)

128

(47,22 persen) yang sudah pernah menggunakan pupuk NPK Kujang sedangkan 57 (52,78 persen) menjawab belum pernah menggunakan. Hal ini dapat dipahami karena PT Pupuk Kujang baru memproduksi pupuk NPK dalam jumlah sedikit dan baru mulai dipasarkan ke kios-kios sejak bulan Juli 2005. Walaupun pupuk NPK Kujang merupakan produk baru tetapi petani di Kecamatan Banyusari banyak yang berniat menggunakan pupuk NPK Kujang tersebut. Sebanyak 97 orang (89,81 persen) berniat mencoba menggunakan pupuk NPK Kujang sedangkan hanya 11 orang (10,19 persen) yang tidak berniat menggunakan pupuk NPK Kujang.

Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden terdiri dari 103 orang berjenis kelamin laki-laki dan hanya 5 orang berjenis kelamin perempuan. Responden yang lebih banyak berjenis kelamin laki-laki ini disebabkan pekerjaan ini merupakan mata pencaharian utama bagi sebuah keluarga dimana kepala keluarga yaitu laki-laki bertanggung jawab penuh untuk mengelolanya. Petani responden yang mayoritas laki-laki ini dan juga sebagai kepala keluarga juga dapat menggambarkan bahwa pupuk jenis apa yang akan digunakan untuk mengelola sawahnya, pengambilan keputusan pembeliannya tergantung sepenuhnya pada petani responden. Komposisi lengkap responden Berdasarkan jenis kelaminnya terdapat pada Tabel 7 .

Tabel 7. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Proporsi (%)

Laki-laki 103 95,37

Perempuan 5 4,63

Gambar

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang  Mempengaruhinya
Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat
Gambar 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif
Gambar 5                           Pembelian. Tahap-Tahap Antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan   Sumber : Kotler (2000)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa faktor keputusan pembelian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel produk merupakan faktor yang paling dipertimbangkan nasabah dalam

Pengetahuan tentang perilaku konsumen tersebut meliputi karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan

Dari hasil yang telah dilakukan bauran pemasaran ( harga ) dapat berpengaruh penting terhadap keputusan pembelian konsumen produk Nokia. Perusahaan harus terus selalu

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk Air Mancur Herbal di Jakarta Selatan untuk

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam melakukan pengambilan keputusan pembelian, perilaku konsumen dipengaruhi oleh : Selain faktor-faktor lingkungan ekstern,

analisis dimensi bauran pemasaran yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian handphone samsung galaxy (studi pada konsumen handphone samsung galaxy di gerai

Dari keempat faktor pembentuk Keputusan Pembelian, faktor Identitas Produk memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian pupuk NPK non subsidi di Kecamatan

Kriteria mobil city car yang paling dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian yaitu: faktor kualitas memiliki bobot 10,4%; faktor harga memiliki bobot