• Tidak ada hasil yang ditemukan

Thesis #34310

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Thesis #34310"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

INTENSI

BRANDSWITCHING SMARTPHONE

DITINJAU DARI

GENERASI X DAN GENERASI Y

SKRIPSI

Oleh:

Fikri Muhammad Rahman

201110230311226

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

INTENSI

BRANDSWITCHING SMARTPHONE

DITINJAU DARI

GENERASI X DAN GENERASI Y

SKRIPSI

DiajukanKepadaUniversitasMuhammadiyah Malang Sebagai Salah SatuPersyaratanUntukMemperolehGelarSarjanaPsikologi

Fikri Muhammad Rahman

201110230311226

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. JudulSkripsi : Intensi Brandswitching Smartphone Ditinjau Dari Generasi X

Dan Generasi Y

2. NamaPeneliti : Fikri Muhammad Rahman

3. NIM : 201110230311226

4. Fakultas : Psikologi

5. PerguruanTingggi : UniversitasMuhammadiyah Malang

6. WaktuPenelitian : 1 Desember 2015 – 17 Desember 2015

Skripsiinitelahdiujiolehdewanpengujipadatanggal

DewanPenguji :

KetuaPenguji : 1. Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Psi

AnggotaPenguji : 2. TrimujiIngariant, M.Psi

3. YudiSuharsono, M.Psi

4. AdhyatmanPrabowo, M.Psi

Pembimbing I Pembimbing II

Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si Tri Muji Ingarianti, M.Psi

Malang,2016

Mengesahkan

DekanFakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Malang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fikri Muhammad Rahman

NIM : 201110230311226

Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :

Intensi Brandswitching Smartphone Ditinjau dari Generasi X dan Generasi Y.

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui

Ketua Program Studi,

Yuni Nurhamida, S.Psi. M.Si.

Malang, 23Februari 2016

Yang Menyatakan,

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat, hingga kepada umatya sampai akhir zaman. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana psikologi universitas muhammadiyah malang. Judul yang penulis ajukan adalah “Intensi Brandswitching Smartphone Ditinjau dari Generasi X dan Generasi Y”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Yuni Nurhamida, M.Psi selaku ketua program studi Fakultas Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi. selaku dosen wali yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan, doa, semangat yang sangat berarti bagi penulis.

4. Ni’matuzahroh S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, nasihat dan waktunya dalam penyusunan skripsi.

5. Tri Muji Ingarianti, M.Psiselaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan kesabarannya dalam memberikan masukan selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang tela memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Keluarga kecilku ayahku H. Indra Rahman dan ibundaku Hj. Sri Sufiani serta adikku Ivan Rahman, Ijamilah yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat baik secara moril atau materil demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman sharring Zaldy, Hafid, Robby, Andy, Aries, Memet, Eko, Revina yang sudah banyak memberi arahan dan pengetahuan banyak sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

9. Ira Ratna Mahayanti beserta keluarga yang selalu memberikan semangat,dorongan dan waktunya, menemani kemanapun penulis melakukan penelitian ini, selalu mengingatkan dan memberikan suntikan moril, sehingga penulis termotivasi untuk menyelsaikan skripsi.

10. Teman-teman angkatan 2011 khususnya Kelas D yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman KKN 96 2014,yang telah memberikan dukungan dan motivasi penulis. 12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, telah banyak

(6)

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat-Nya atas segala yang telah mereka berikan kepada penulis.Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat diharapkan oleh penulis.Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti secara khusus, dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 23 Februari 2016

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

ABSTRAK ... 1

PENDAHULUAN ... 2

LANDASAN TEORI ... 4

Intensi brandswitching ... 4

Generasi X dan generasi Y ... 8

Intensi brandswitching dengan generasi X dan generasi Y ... 9

Kerangka berfikir ... 10

Hipotesa ... 10

METODE PENELITIAN ... 11

Rancangan Penelitian ... 11

Subjek Penelitian ... 11

Variabel dan Instrumen Penelitian ... 11

Prosedur Penelitian ... 12

HASIL PENELITIAN ... 13

DISKUSI ... 15

SIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 16

REFERENSI ... 17

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kerangka Berfikir ... 10

Tabel 2. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian ... 11

Tabel 3. Indeks Reliabilitas Alat Ukur ... 12

Tabel 4. Deskripsi Data... 13

Tabel 5. Hasil Uji Independent sample t-Test skala Intensi Brandswitching ... 13

(9)

1

INTENSI BRAND SWITCHINGSMARTPHONE DITINJAU DARI GENERASI X DAN GENERASI Y

Fikri Muhammad Rahman

[email protected]

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Intensi brandswitching smartphone merupakan niat individu dalam menentukan perilaku yang akan dilakukan terkait dengan perpindahan merek smartphone untuk pemenuhan kebutuhan. Generasi X adalah generasi yang lahir diantara tahun 1960-1980, dan setelah generasi X ini berakhir dilanjutkan oleh generasi Y yang lahir diantara tahun 1981-2000. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan intensi brandswitching smartphone ditinjau dari generasi X dan generasi Y. Pengukuran dilakukan kepada400 subjek dikota Malang, yang terdiri 200 subjek generasi X dan 200 subjek generasi Y dengan menggunakan teknik random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala intensi

brandswitching dengan model skala likert.adapun metode analisis menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai sig(2-tailed) 0,000<0,05 yang menjelaskan bahwa ada perbedaan yang signifikanterhadap Intensi Brandswitching Smartphone ditinjau dari generasi X dan generasi Y. sedangkan dilihat dari nilai mean menyatakan bahwa generasi X memiliki tingkat intensi brandswitching smartphone lebih rendah yaitu 33,00 dibandingkan dengan generasi Y yang memiliki tingkat intensi

brandswitching smartphone lebih tinggi yaitu 54,83.

Kata kunci : Intensi brandswitching, generasi X, generasi Y.

Intention of brandswitching is an individual intent in determine the behavior that will be Related with brandswitching smartphone for fulfillment of need.Generation X are the born of years 1960-1980. And After a generation of Xthis is over followed up by generation Y born of years 1981-2000. The purpose of this study is to find is there any difference intention of brandswitching smartphone in terms of generation X and the generation Y.There were 400 sample in a malang city, and Consisting 200 subject generation X and 200 subject generation Y using a random sampling technique. The data were collected by using intention of brandswitching scale with a model likert scale.while the method of analysisusingindependent sample t-test. The research result show value sig(2-tailed) 0,000<0,05 explain that There is a difference in a significant impact on intention of brandswitching smartphone in terms of generation X and the generation Y. While seen from its mean value said that generation X to have a intention of brandswitching smartphone lower namely 33.00 compared with generation he has the intention of brandswitching smartphone higher of 54,83.

(10)

2

Manusia hidup pasti memiliki berbagai macam kebutuhan, salah satu contohnya adalah kebutuhan dalam berkomunikasi. Dijaman teknologi yang maju ini berbagai macam alat telah diciptakan untuk membantu seseorang memenuhi akan kebutuhannya, dalam kebutuhan komunikasi sendiri untuk memudahkan seseorang berkomunikasi dengan orang lain bahkan dunia luar sudah ada alat yang biasa di sebut handphone. Handphone adalah alat yang dapat digunakan berkomunikasi jarak jauh dan juga mengirim pesan kepada orang yang dituju. Tidak hanya sampai disitu di era modern ini handphone terus mengalami perkembangan yang sangat pesat, jika sebelumnya handphone hanya dapat digunakan untuk telepon dan mengirim pesan saja, sekarang handphone juga bisa digunakan untuk foto, mendengarkan musik dan telepon dengan langsung bertatap muka (video call), karena handphone terus mengalami perkembangan yang sangat pesat semua orang menyebutnya dengan Smartphone. dari awal diluncurkannya smartphone, smartphone ini menjadi sebuah alat yang memikat banyak konsumen untuk menunjang produktivitas kehidupan masyarakat seperti produktivitas kerja, sosial dan pendidikan. Sehingga smartphone menjadi alat yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk memudahkan segala urusan seseorang demi memenuhi kebutuhannya.pasaran paling konsumtif untuk pemasaran smartphone adalah pasaran asia, lebih khususnya Indonesia. Saat ini juga sudah mulai ramai dengan teknologi smartphone, Hal inilah yang diperhatikan oleh masyarakat sehingga smartphone dijadikan objek penelitian oleh peneliti.

Smartphone merupakan suatu hasil inovasi dari handphone konvensional yang mengalami perkembangan dari sisi teknologi.Kalau dulu kita menggunakan handphone hanya untuk sekedar bertelepon ataupun berkirim pesan singkat sekarang di era smartphone kita tidak hanya bisa melakukan kedua aktivitas di atas, dengan smartphone di genggaman kita bisa melakukan komunikasi dua arah dengan lawan bicara kita secara tatap muka menggunakan smartphone. Dan masih banyak fitur-fitur lain yang ditawarkan smartphone antara lain berkirim email, chatting, juga sebagai media untuk aktif bersosialisasi di jejaring sosial seperi twitter , facebook dll. Fitur-fitur yang ditawarkan oleh pabrikan tersebut semakin menarik perhatian para calon pengguna smartphone, yang menginginkan akses informasi yang tidak terbatas. Dengan smartphone di genggaman akan menjadikan dunia seakan berada di genggaman pengguna. Informasi akan semakin mudah didapatkan melalui adanya teknologi ini, informasi dari belahan dunia manapun bisa diakses (sibagariang, 2012).

Sebuah perusahaan riset pemasaran IDC (Lembaga International DataCorporation) memprediksi bahwa pasar smartphone akan tumbuh 49,2% pada2011, akibat meningkatnya jumlah pengguna yang mengganti ponsel lamamereka dengan smartphone. Laporan itu sejalan dengan penelitian terbaru IDC,yang memprediksi jumlah download aplikasi mobile akan tumbuh dari 10,9miliar pada 2010 menjadi 76,9 miliar pada 2014 (www.antara.news.com).Sementara itu kompetisi diantara produsen smartphone pun telah terjadilebih intensif. Ada beberapa produsen smartphone yang telah dikenal danberedar ditengah masyarakat antara lain; Nokia, Blackberry (RIM), iPhone(Apple), Samsung, HTC, Sony Ericsson, Motorola, Siemens, bahkan berbagaismartphone made in China juga semakin marak beredar. Dengan adanya ragamproduk smartphone tersebut dan semakin murahnya tarif, maka konsumenmemiliki banyak alternatif pilihan. Dan diprediksi akan banyak konsumen yang berganti-ganti merek smartphone seiring dengan persaingan produsen yang semakin marak dan semakin ketat ini.

(11)

3

desain, atau kombinasinya sebagai tanda pengenal produk atau jasa suatu penjual, yang membedakan dengan produk-produk pesaing.Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe handphone yang ditawarkan di pasaran, serta sering berubahnya selera kosumen maka tidak jarang dalam kurun waktu singkat seseorang pengguna berganti merek atau tipe handphonenya dari suatu merek ke merek lainnya(Djan dan Ruvendi, 2006).

Ketika konsumen menggunakan sebuah produk lalu berpindah keproduk lain, disitulahperpindahan merek terjadi. Hal ini disebabkantingginya tingkat persaingan produsen yang menyediakan produk untuk para kalangan konsumen, semakin ketat persaingan produsen dalam memasarkan produknya maka semakin tinggi pula intensitas perpindahan merek yang dilakukan konsumen (Rajkumar, 2012).

keputusan untuk berpindah dari satu merek ke merek lain merupakan fenomena kompleks karena dalam pengambilan keputusan pembelian, seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersifat individu. Kualitas produk menjadi pertimbangan seorang pembeli.Selama dan setelah konsumsi serta pemakaian produk atau jasa, karena saat itu konsumen mengembangkan rasa puas atau tidak puas.Biasanya hal ini dinilai dari kualitas produk yang mereka gunakan. Jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapan konsumen maka biasanya seringkali mereka akan melakukan pergantian merek (Khasanah, 2014).

Keputusan perpindahan merek yang dilakukan konsumen juga dipengaruhi oleh adanya kebutuhan mencari variasi. Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk terlibat, terdorong ingin mencoba halbaru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau untuk melepaskan kejenuhan dari merek yang biasa dipakainya (Putra 2013).Menurut Junaidi (dalam Putra 2013), Seorang konsumen yang mengalami ketidakpuasan pada masa pasca konsumsi mempunyai kemungkinan akan merubah perilaku keputusan belinya dengan mencari alternative merek lain pada konsumsi berikutnya untuk meningkatkan kepuasannya. Selain ketidakpuasan dan kebutuhan mencari variasi, keputusan berpindah merek oleh konsumen juga dipengaruhi oleh keterlibatan serta harga.Seperti yang dikemukakan Setiadi (dalam Putra 2013), konsumen juga dapat menjadi terlibat dengan produk atau merek. Mereka akan lebih mungkin untuk melihat perbedaan dalam sifat yang ditawarkan oleh berbagai produk atau merek, dan hasilnya yang lazim adalah kesetiaan atau loyalitas yang lebih besar ketika preferensi didasarkan atas keterlibatan yang dirasakan tinggi.

Perilaku brand switching yang timbul akibat adanya perilaku variety seeking perlu mendapat perhatian dari pemasar. Perilaku ini tidak hanya cenderung terjadi pada produk yang memerlukan tingkat keterlibatan yang rendah, akan tetapi terjadi juga pada produk dengan tingkat keterlibatan tinggi (high involvement). Tingkat keterlibatan produk dikatakan tinggi, apabila konsumen melibatkan banyak faktor pertimbangan dan informasi yang harus diperolehnya sebelum keputusan untuk membeli diambil.

(12)

4

Tipe Perilaku membeli yang mencari keragaman seringkali melakukan pergantian merek. Konsumen membeli merek lain dikarenakan bosan dengan merek yang biasa dibelinya atau sekedar ada keinginan untuk mencoba-coba. Pergantian merek terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman bukan karena ketidak-puasan (Kotler, 1993).

Dalam penelitiankomal gyani karani, (2010)yang meneliti ketahanan konsumen yang berusia tua (lansia) terhadap perilaku brand switching. Studi ini menyatakan bahwa konsumen lansia secara aktif menolak perpindahan merek setelah mereka menentukan sebuah merek favorit.

Perpindahan merek lebih sering dilakukan oleh usia muda (generasi Y) dibandingkan usia tua (generasi X), kaarena generasi Y memiliki kekuatan belanja yang sangat kuat dan signifikan seperti yang di katakan oleh (Wolburg & Pokrywczynski, 2001) Sangat penting bagi para marketer untuk memahami perilaku konsumsi Generasi Y karena generasi ini mempunyai kekuatan belanja yang sangat signifikan dan sering menjadi trendsetter. Dan generasi Y ini adalah dimana generasi yang memiliki rasa penasaran dan rasa ingin memiliki benda yang dapat meningkatkan eksistensinya, Lebih ada kemungkinan Generasi Y menjadi pelanggan seumur hidup (lifetime costumer).Penelitian yang di lakukan oleh (Lazarevic, 2007) juga mengatakan bahwa generasi Y adalah generasi konsumen yang bukan dalam kategori para konsumen yang loyal terhadap suatu produk, sehingga produsen harus mengeluarkan inovasi baru untuk meluncurkan produk-produk terbarunya. Hal itu harus dilakukan para produsen untuk menarik simpati konsumen generasi Y yang selalu mencari variasi yang terbaru.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang “IntensiBrandswitchingSmartphone Ditinjau dari Generasi X dan Generasi Y”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan generasi X dan generasi Y dengan Brand switching smartphone.Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu Psikologi, khususnya psikologi organisasi dan industri mengenai perilaku brand switching dilihat dari generasi X dan generasi Y.

Intensi Brand Switching

Intensi menurut Fishbein & Ajzen (1991)merupakan komponen dalam diri individu yangmengacu pada keinginan untuk melakukan tingkahlaku tertentu. Intensi didefinisikan sebagai dimensiprobabilitas subjektif individu dalam kaitan antara diridan perilaku.Intensi adalah harapan-harapan, keinginan-keinginan, ambisi-ambisi, cita-cita, rencana-rencana atau sesuatu yang harus diperjuangkan seseorang dimasa depan. Intensi berkaitan dengan indikasi akan seberapa susah seseorang mencoba untuk memahami, seberapa besar usaha seseorang dalam merencanakan sesuatu, untuk melakukan suatu perilaku tertentu (Hisrich, Peters & Shepherd, 2010).

(13)

5

Perpindahan merek (brand switching) adalah saat di mana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya.Definisi lainnya adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal (Kabo, 2012).

Brand switching adalah ketika konsumen atau kelompok konsumen beralih kesetiaan mereka dari satu merek ke jenis merek yang lain. Perpindahan merek ini mungkin bersifat sementara, atau mungkin tahan lama, tergantung merek mana yang dapat mempertahankan eksistensi produknya dimata penggunanya.Brand switching adalah proses memilih merek lain yang mirip dengan produk yang sebelumnya digunakan oleh para konsumen (Rajkumar, 2012)

Chatrin & Karlina (2007) mengemukakanBrand Switchingadalah perilaku konsumen yang telah berpindah darisebuah merek produk barang atau jasa kepada merek lain barang atau jasa yang sama karena faktor-faktor tertentu”. Perilaku berpindah merek yang dilakukan oleh konsumen merupakan perilaku lanjut konsumen sebagai hasil evaluasi setelah menggunakan produk yang dikonsumsinya.Pada kenyataan seharihari, setiap individu dihadapkan pada keputusan memilih terhadap berbagai alternatif penawaran merek produk atau jasa yang tersedia di pasar.Asumsi dasar tentang perilaku pemilihan adalah bahwa para pembeli memilih merek yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Menurut Ajzen (1991) Intensi seseorang untuk melakukan perpindahan merek atau brand switching bisa terlihat dalam aspek theory planned behaviour yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku, menurut teori tersebut seseorang yang memiliki perilaku intensi brand switchinglebih memandang bahwa brand switching adalah tindakan yang positif, dan brand switching adalah alternatif untuk mendapatkan merek terbaik dan sesuai dengan keinginan seseorang, brand switching juga dapat disebut gaya hidup dan sebuah hal yang wajar untuk mendapatkan kualitas dari merek yang belum pernah digunakan oleh seseorang.

Dalam teori planned behaviour, Ajzen (2005) mengemukakan bahwa intensi terdiri dari tiga aspek, yaitu :

1). Attitude toward the behavior

Menurut Ajzen (2005), sikap adalah evaluasi individu secara positif atau negatif terhadap benda, orang, institusi, kejadian, perilaku atau minat tertentu. Berdasarkan teori ini, sikap individu terhadap suatu perilaku diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut, yang diistilahkan dengan behavioral beliefs(keyakinan terhadap perilaku).Keyakinan terhadap perilaku menghubungkan perilaku dengan hasil tertentu, atau beberapa atribut lainnya seperti biaya atau kerugian yang terjadi saat melakukan suatu perilaku. Dengan perkataan lain, seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya.

2). Subjective norm

(14)

6

kelompoknya. Ajzen (2005) mengasumsikan bahwa norma subjektif ditentukan oleh adanya keyakinan normatif (normative belief) dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan normatif berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Norma subjektif tidak hanya ditentukan oleh referent, tetapi juga ditentukan oleh motivationto comply. Secara umum, individu yang yakin bahwa kebanyakan referent akan menyetujui dirinya menampilkan perilaku tertentu, dan adanya motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu, akan merasakan tekanan sosial untuk melakukannya.Sebaliknya, individu yang yakin bahwa kebanyakan referent akan tidak menyetujui dirinya menampilkan perilaku tertentu, dan tidak adanya motivasi untuk mengikuti perilaku tertentu,maka hal ini akan menyebabkan dirinya memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk menghindari melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005).

3). Perceived behavior control

Kontrol perilaku menggambarkan tentang perasaan self efficacyatau kemampuan diri individu adalam melakukan suatu perilaku.Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku.Kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu individu dan juga perkiraan individu mengenai seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan suatu perilaku. Pengalaman masa lalu individu terhadap suatu perilaku bisa dipengaruhi oleh informasi yang didapat dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang dikenal seperti keluarga, pasangan dan teman.Kontrol perilaku merepresentasikan kepercayaan seseorang tentang seberapa mudah individu menunjukkan suatu perilaku.Dalam beberapa situasi, satu atau dua faktor saja dapat digunakan untuk menjelaskan intensi, dan kebanyakan ketiga faktor inimasing-masing berperan dalam menjelaskan intensi.Sebagai tambahan, tiap individu memiliki perbedaan bobot dari antara ketiga faktor tersebut mana yang paling mempengaruhi individu tersebut dalam berperilaku (Ajzen, 2005).Sehingga kesimpulannya seseorang akan melakukan suatu perilaku tertentu jika orang tersebut mengevaluasi perilaku tersebut secara positif, ditambah individu tersebutmendapatkan tekanan dari sosial untuk melakukan perilaku tersebut, serta individu tersebut percaya bisa dan memiliki kesempatan untuk melakukan perilaku tersebut (Ajzen, 2005).

Menurut Ajzen (2005), Intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku. Hal ini dapat juga berlaku pada brandswitching. Dengan mengukur intensi brandswitching individu, dapat meramalkan bahwa individu tersebutakan melakukan brandswitching. Terdapat 3 aspek intensi brandswitching yang berasal dari aspek-aspek intensi berperilaku dari Ajzen (2005), yaitu sebagai berikut:

1. Sikap konsumen terhadap brandswitching.

Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya. Sehingga apabila individu yakin berpindah merek (brandswitching) yang dia lakukan akan menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap brandswitching, begitupun sebaliknya.

2. Norma subjektif terhadap brandswitching.

(15)

7

berpindah merek atau produk, dan adanya motivasi untuk melakukan brandswitching

pada suatu produk, maka hal ini akan menyebabkan individu tersebut memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk berpindah merek terhadap suatu produk atau merek lain.

3. Kontrol perilaku terhadap brandswitching.

Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku.Dalam hal ini, contoh dari faktor-faktor yang memfasilitasi adalah misalnya adanya uang yang dapat digunakan individu untuk berrpindah terhadap suatu produk.Contoh lainnya adalah adanya transportasi dan waktu yang memungkinkan individu untuk berpindah terhadap suatu produk. Sedangkan contoh faktor-faktor yang menghalangi individu untuk berpindah merek terhadap suatu produk adalah tidak adanya dana, waktu dan habis nya produk atau merek yang akan digunakan.

Intensi memainkan peranan yang khas dalam mengarahkan tindakan, yakni menghubungkan antara pertimbangan yang mendalam yang diyakini dan diinginkan oleh seseorang dengan tindakan tertentu.Berdasarkan pemahaman seperti diatas maka itensi dapat disimpulkan sebagai suatu keputusan untuk bertindak atau memunculkan suatu perilaku tertentu.yang dilandasi dengan kesungguhan hati.

Perilaku perpindahan merekmerupakan fenomena yang kompleks, yang dapat terjadi karena adanya perilakumencari keberagaman (variety seeking),terdapatnya penawaran produk lain ataudapat juga terjadi karena adanya masalahyang ditemukan atas produk yang sudahdibeli. Selain itu , perilaku perpindahanmerek juga dipengaruhi oleh faktor-faktorseperti perilaku, persaingan dan waktu(Srinivasan, 1991).

Keaveney (1995) mengatakan ada beberapa faktor yang menimbulkan perilaku perpindahan merek, yaitu: harga, ketidaknyamanan, layanan inti kegagalan, kegagalan pertemuan pelayanan, tanggapan kegagalan layanan, persaingan antar perusahaan, dan masalah-masalah etika.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diartikan bahwa intensi brand switching merupakan niat untuk berpindah merek dari merek yang digunakan sekarang dan beralih atau berpindah ke merek lain. Salah satu pendukung seseorang melakukan perpindahan merek yaitu karena adanya niat atau intensi tersebut.

Generasi X

Generasi X adalah orang-orang yang lahir diantara tahun 1960-1980.Generasi ini disebut generasi Slakers atau generasi Xers (Iman, 2013). Generasi X ( 1960 sampai 1980-an ). Adalah generasi ke tiga setelah generasi senior yang pertama dan generasi baby boomers yang ke-dua. Dengan jumlah 17 persen dari keseluruhan populasi, generasi ini mampu

(16)

8

Berkaitan dengan kepemimpinan generasi X memiliki kecakapan yang lihai untuk mengatur dan mengelola anggota timnya agar berjalan lancar.Di dunia kerja generasi X lebih konsentrasi, tidak terlalu terganggu dengan aktivitas personal seperti mengakses facebook ataupun aplikasi chatting yang lainnya (scribd, 2014).

Generasi Y

Setiap generasi pada zamannya mempunyai ciri dan karakteristik masing-masing.Beragam kesamaan atau pun perbedaan di dalamnya layaknya dapat dijadikansebagai gambaran umum atas bagaimana mereka berperilaku. Tentunya ini sangatpenting bagi para pemasar yang sebaiknya harus mengetahui secara mendalamtarget pasar yang ingin ia tuju. Salah satu generasi yang paling mencolok karenaterkenal dengan keragaman yang berada di dalamnya adalah Generation Y atauyang biasa dikenal dengan “Echo Boomers” atau pun “Millennials

(Solomon,2009). Untuk dapat membatasi lingkup generasi ini, terdapat pembatasan tahunkelahiran agar tetap mempunyai karakteristik yang serupa. Kelahiran 1977 hingga1994 dikenal sebagai Generation Y untuk tahun 2010 atau dengan kata laingenerasi ini mencakup umur 16 hingga 33 tahun (Hawkins dan Mothersbaugh,2010). Generasi Y atau Millenial Generation, Generation Next, Net Generation, Echo BoomersJuga tiada kesepakatan tentang tahun kelahiran, selalunya merujuk kepada mereka yang lahir pada penghujung 1970 an hingga awal 2000 (AdamFaiz.com, 2011).

Generasi Y sebenarnya lahir sejak lama sekitar pertengahan1980-an danhingga saat ini.GenerasiYprofesional yangberusia 20-andan akan memasuki dunia kerja. Dengan jumlahdiperkirakansebanyak70 juta. Generasi Y juga dikenal sebagai generasi mileniumyaknisegmen usia muda 12 sampai 30 tahun dengan pertumbuhan tercepat yang berada dalam lingkungan teknologi serta berpendidikan tinggi.GenerasiYtumbuh denganteknologi danbergantung padanyauntuk melakukanpekerjaan mereka lebih baik. BerbekalBlackBerry, laptop, ponsel dangadget lainnya.Generasi Yterhubung hampir24jam sehari, 7hari seminggu.Generasiini lebih sukaberkomunikasi melaluie-mail dan pesan teksdaripadakontak tatapmuka danmemilihwebinardan teknologionline untukpresentasi berbasiskuliah (Gomuda.com, 2013).

Karakteristik generasi Y menurut Solnet & Hood (dalam Vania, 2014) yaitu mudah mengekspresikan pendapat, lebih menuntut dibanding generasi sebelumnya, memiliki toleransi kebosanan yang rendah, menyukai tantangan dan tanggung jawab, mandiri, menginginkan pengakuan, dan pemberian umpan balik secara konstan. Keinginan generasi Y dalam mengekspresikan pendapat didukung oleh kemampuan mereka berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Generasi ini menganggap kecepatan dan kepraktisan sebagai bagian dari gaya hidup. Hal ini mungkin didasari oleh perkembangan teknologi yang memfasilitasi kemudahan dan kepraktisan dalam berbagai aspek kehidupan.

(17)

9

IntensiBrandswitching dengan generasi X dan Generasi Y.

Menurut Peter dan Jeny (dalam Mantansari, 2013) perpindahan merek (brand switching) adalah polapembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek kemerek yang lain.

Generasi X dan Generasi Y adalah generasi yang lahir dalam tahun yang berbeda, generasi X adalah generasi dimana orang-orang yang masuk dalam kategori ini lahir pada tahun 60-80 an, sedangkan generasi Y adalah kelanjutan dari generasi X. Hanya saja generasi Y ini lahir pada tahun 80’an sampai 2000’an. Berbeda dengan generasi X yang berkembang dalam asuhan generasi yang sebelumnya yaitu generasi baby boomers yang mengusung budaya, dan generasi Y tumbuh dalam jaman yang mengenal internet, sehingga segala sesuatu tentang informasi dapat diperoleh melalui internet, dan juga dapat menimbulkan perilaku ketergantungan terhadap konsumennya.

(18)

10 TABEL 1.Kerangka Berfikir

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut dapat dipahami bahwa Intensi adalah niat seseorang untuk melakukan sebuah perilaku, dan perilaku yang di teliti oleh peneliti adalah brand switching smartphone.intensi memiliki 3 aspek yaitu attitude toward the behavior (sikap),

subjective norm (norma subjektif), dan perceived behavior control (kontrol perilaku) sebagai landasan untuk mengetahui seseorang berniat melakukan brand switching smartphoneberdasarkan teori planned behaviour, Ajzen (2005), yang akan diuji bedakan oleh individugenerasi X dan generasi Y.

HIPOTESA

Ada perbedaan intensi brand switching pada smartphone ditinjau dari generasi X dan generasi Y.

Intensi

Attitude toward the behavior

Subjective norm

Perceived behavior control

Brand Switching Smartphone

Generasi Y

-). Berganti-ganti merek Generasi X

(19)

11

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakanpenelitian kuantitatif dengan metode penelitian kausal komperatif.Penelitian kausal Komperatif adalah penelitian bertujuan untuk sebab akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang di kumpulkan.Metode ini di gunakan untuk melihat perbedaanintensi brand switchingsmartphone ditinjau dari generasi X dan Y (Sugiyono, 2011).

Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalahdi Kota Malang, subjek penelitian generasi Y yaitu kelahiran tahun pertengahan 80,-an sampai dengan tahun 2000 dan generasi X kelahiran tahun 1960 sampai dengan 1980,-an. Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan teknik Kuota Sampling yaitu populasi diasumsikan homogeny (mengandung satu ciri). Penentuan subjek yang peneliti lakukan dengan populasi tak terhingga (∞) dan taraf kesalahan 5% dengan jumlah sampel 400 subjek (Sugiyono, 2011).

Variabel penelitian dan Instrumen Penelitian

Variable bebas dalam penelitian ini adalah generasi X dan generasi Y, genersai X merupakan orang-orang yang lahir diantara tahun 1963-1980.Generasi ini disebut generasi Slakers atau generasi Xers (Iman, 2013).Generasi Y adalah generasi yang dikenal sebagai generasi

mileniumyakni orang-orang yang lahir diantara tahun 1981-2000dan berada padasegmen usia muda 12 sampai 28 tahun dengan pertumbuhan tercepat yang berada dalam lingkungan teknologi serta berpendidikan tinggi. Untuk mengetahui subjek generasi X atau Y dalam instrument penelitian delengkapi dengan tahun kelahiran atau usia responden.

(20)

12 TABEL 2. Indeks Validitas Alat ukur Penelitian

Alat Ukur Jumlah Item Yang

Berdasarkan uji validitas pada 50 orang, masing-masing 25 orang generasi X dan 25 generasi Y dengan skala intensi brandswitching yang berjumlah 25 item, diperoleh item yang valid sebanyak 18 item dan 7 item dinyatakan gugur (tidak valid) dengan indeks validitas 0,323-0,869 yang sudah mewakili ke tiga aspek intensi brandswitching yaitu aspek sikap, aspek norma subjektif, dan aspek kontrol perilaku.

TABEL 3. Indeks Reliabilitas

Alat Ukur Nilai Reliabilitas (Cronbach's Alpha)

Keterangan

Skala Intensi Brandswitching

0,897 Reliable

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa koefisien realibiltas diatas 0,6. Untuk menentukan suatu instrumen reliable atau tidak dapat menggunakan batas nilai alpha 0,6. Hal ini membuktikan bahwa instrumen skala brandswitching yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan layak dan memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang cukup memadai.

Prosedur dan analisa data penelitian

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan analisa. Tahap persiapan terdiri dari mempersiapkan instrument berupa skala Intensi Brandswitching smartphoneyang disusun berdasarkan aspek teori planned behaviordari Ajzen (1991), danakan disebarkan pada orang-orang generasi X dan generasi Y. Kemudian peneliti mengadakan uji coba atau try out kepada 50 responden, masing-masing 25 pada generasi X dan 25 pada generasi Y yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrument yang akan digunakan. Pelaksanaan try outdilakukan pada tanggal 20 November-25 November 2015.analisa data dalam proses ini peneliti menggunakan software perhitungan statistik SPSS for windows versi 20.

Tahap kedua yaitu pelaksanaan penelitian dengan memberikan angket pada 400 subjek masing-masing 200 angket untuk generasi X dan 200 angket untuk generasi Y dengan jumlah populasi tak terhingga. Pada tahap ini peneliti menyebarkan skala intensi brandswitching

(21)

13

Tahap terakhir yaitu analisa data dengan menggunakan independent sample t-test untuk mengetahui Intensi Brand switchingsmartphone ditinjau dari generasi X dan generasi Y dan analisa data menggunakan perhitungan SPSS for windows versi 20.

HASIL PENELITIAN

TABEL 4. Deskripsi data subjek

subjek dalam penelitian ini sebanyak 400 orang dengan populasi tak terhingga (∞) dikota malang, dan subjek dibedakan menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan yang termasuk dalam kategori generasi X dengan kelahiran diantara tahun 1960-1980 danlaki-laki ataupun perempuan yang termasuk dalam generasi Y denganyang lahir diantara tahun 1981-2000. Masing-masing kategori terdiri dari 200 subjek generasi X dan 200 generasi Y. Dari penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh data subjek sebagai berikut :

Kategori generasiX generasiY

jenis_kelamin

laki-laki 119 134

Perempuan 81 66

total 200 200

TABEL 5. Hasil analisa Uji Independent Sample t-Test skala Intensi Brand Switching

Genersi N Mean Std F T Df

Mean

Diff Sig

generasiX 200 33,00 5,262 11,114 -35,566 398 -21,825 0,000

generasiY 200 54,83 6,901

(22)

14

TABEL 6. Hasil analisa Uji Independent Sample t-Test per aspek

Aspek Generasi N Mean Std F T Df Meandiff Sig menyimpulkan bahwa generasi X memiliki tingkatan sikap yang lebih rendah dibandingkan generasi Y terhadap Intensi Brandswitching smartphone.

Hasil analisis pada aspek Norma Subjktif terdapat perbedaan yang signifikan antara generasi X dan generasi Y. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig(2-tailed) 0,000 < 0,05 sedangkan dilihat dari nilai mean untuk generasi X sebesar 5,43 dan nilai generasi Y sebesar 9,19 yang menyimpulkan bahwa generasi X memiliki tingkatan Norma Subjektif yang lebih rendah dibandingkan generasi Y terhadap Intensi Brandswitching smartphone.

Hasil analisis pada aspek Kontrol Perilaku terdapat perbedaan yang signifikan antara generasi X dan generasi Y. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig(2-tailed) 0,000 < 0,05 sedangkan dilihat dari nilai mean untuk generasi X sebesar 7,33 dan nilai generasi Y sebesar 12,09 yang menyimpulkan bahwa generasi X memiliki tingkatan sikap yang lebih rendah dibandingkan generasi Y terhadap Intensi Brandswitching smartphone.

(23)

15 DISKUSI

Berdasarkan penelitian ini memiliki nilai yang signifikan, yang artinya ada perbedaan intensi brandswitching ditinjau dari generasi X dan generasi Y. Hal ini menunjukkan bahwa generasi Y cenderung memiliki intensi brandswitching smartphone yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi X.

Hasil analisa menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara generasi X dan generasi Y terhadap intensi Brandswitchingsmartphone, hal ini ditunjukkan dari nilai sig (2-tailed) 0,000<0,05. Jika dilihat dari nilai mean generasi Y memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan generasi X terhadap intensi brandswitching smartphone, ini ditunjukkan dari perhitungan nilai mean dalam SPSS bahwa generasi Y memiliki nilai sebesar 54,83 dan generasi X 33,00.

Berdasarkan dari hasil penelitian intensi brandswitching smartphone ditinjau dari generasi X dan generasi Y, Orang-orang yang termasuk dalam kategori generasi X lebih memiliki ketahanan konsumen yang berarti mereka (generasi X) lebih loyal terhadap merek yang mereka gunakan, dan mereka cenderung tidak melakukan perpindahan merek dibandingkan generasi Y yang cenderung lebih suka berganti-ganti merek.

Hal ini juga dijelaskan dalam penelitian (komal gyani karani, 2010) yang menjelaskan bahwa orang yang berusia tua lebih memiliki ketahanan konsumen dan secara aktif menolak berpindah merek setelah mereka menentukan sebuah merek favoritnya.Penelitian (Lazarevic, 2007) juga menjelaskan bahwa generasi Y adalah konsumen yang tidak termasuk dalam kategori konsumen yang loyal terhadap merek atau produk. Dan menurut (Wolburg & Pokrywczynski, 2001) menyatakan bahwa generasi Y adalah generasi dimana orang-orang yang mencakupnya adalah konsumen yang memiliki kekuatan belanja yang sangat signifikan dan sangat kuat, dan bukan tidak mungkin generasi ini akan menjadi konsumen sumur hidup dan selalu berganti-ganti merek sesuai keinginan mereka.

Penelitian ini adalah penelitian untuk mengukur intensi brandswitching smartphone antara generasi X dan generasi Y, yang berarti pengukurannya di bedakan oleh faktor usia. dan hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa faktor usia juga mempengaruhi individu untuk melakukan brandswitching. Dalam penelitian (Kokkiadi, 2013)menjelaskan bahwa brandswitching juga dipengaruhi oleh faktor usia, hasilnya bahwa perpindahan merek lebih banyak dilakukan oleh orang yang berusia muda karena usia muda hanya mempertimbangkan jenis merek sebuah handphone tanpa mempertimbangkan kepuasan saat memiliki handphone tersebut, sedangkan responden yang berusia tua lebih banyak mempertahankan merek yang digunakan dengan alasan kepuasan terhadap handphone yang digunakannya.

Brandswitching adalah perilaku yang muncul diakibatkan adanya kebutuhan bervariasi (variety seeking) dalam diri individu.Kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk terlibat, terdorong ingin mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru yang tujuannya adalah untuk mencari kesenangan atau untuk melepaskan kejenuhan dari merek yang sebelumnyadigunakan (Putra, 2013).

(24)

16

& Karlina, 2007).Salah satu pendorong individu melakukan perpindahan merek yaitu karena adanya niat atau intensi.

Intensi atau niat dalam Theory of Plan Behavioryang dikemukakan oleh ajzen (1991) memiliki tiga aspek, yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. Ketiga aspek tersebut akan membuat seseorang memutuskan atau tidak dalam berperilaku. Seseorang yang mempunyai intensi yang tinggi maka orang tersebut selanjutnya akan segera dalam berperilaku. Begitu juga dengan penelitian ini dimana individu yang memiliki kebutuhan bervariasi dan tidak cukup puas dengan merek smartphone yang dimilikinya akan dengan segera melakukan perpindahan merek (brandswitching). Menurut Ajzen (1991), niat seseorang dalam berpindah merek dapat diketahui atau dilihat dari aspek TheoryPlanned Behavior yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku seseorang, dimana seorang yang niat berpindah merek memandang bahwa berpindah merek adalah tindakan positif,tidak merugikan orang lain, beprindah merek adalah alternatif untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan, berpindah merek adalah hal yang wajar untuk dilakukan.

Berdasarkan pemaparan diatas diketahui bahwa generasi X dan generasi Y memiliki tingkat intensi brandswitching pada smartphone yang berbeda, dan generasi Y adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan bervariasi yang kuat sehingga intensi brandswitching smartphone cenderung lebih banyak dilakukan oleh generasi Y dibandingkan dengan generasi X yang cenderung mempertahankan merek atau produk yang digunakannya.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam intensi brandswitching smartphone antara generasi X dan generasi Y dengan nilai sig(2-tailed 0,000 < 0,05) dan nilai mean untuk generasi X sedikit lebih rendah yaitu sebesar 33,00 dan nilai mean generasi Y yang sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 54,83.

Implikasi dari penelitian ini diharapkan menjadi sebuah stimulasi untuk masyarakat umum, generasi X dan khusunya untuk generasi Y, bahwa perilaku berganti-ganti merek adalah sebuah tindakan yang dikategorikan dalam kondisi yang kurang bermanfaat karena perilaku berganti-ganti merek termasuk dalam kategori perilaku individu yang konsumtif. Terjadinya perilaku ini didasari oleh pertimbangan yang irasional, dan kecenderungan dalam menggunakan atau membeli suatu barang tanpa batas dan lebih mementingkan faktor keinginan diri pada kebutuhan, sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan efisiensi biaya bagi individu.

(25)

17 DAFTAR PUSTAKA

AdamFaiz.com (October 31, 2011). Apa itu generasi X, Y, Z?. AdamFaiz.com. Retrieved Maret 31, 2015, from http://www.adamfaiz.com/apa-itu-generasi-x-y-z/

Ajzen, I.(1991). The Theory Of Planned Behaviour. University Of Massachusetts at Amhest

Chatrin & Karlina, Sherly.(2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Brand Switching Terhadap Bread Boutiques di Supermall Pakuwon Indah (SPI) Surabaya.Jurnal Universitas Kristen Petra. Surabaya.

Djan, I., & Ruvendi, R. (2006).prediksi perpindahan penggunaan merek handphone di kalangan mahasiswa.Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol.02 No.1 Tahun 2006.

Fishbein, Martin and Ajzen, Icek, 1975, Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research, Addison-WesleyPublishing Company Inc, Menlo Park, California.

Gomuda.com (Juni 14, 2013).Apa itu generasi Y apakah kita salah satunya?.Gomuda.com. Retrieved Maret 31, 2015, from http://www.gomuda.com/2013/06/apa-itu-generation-y-dan-apakah-kita.html

Hawkins, D. I. dan Mothersbaugh, D.L. (2010).Consumer behavior : Building marketing strategy. New York: McGraw-Hill

Hisrich & Peters. (2002). Entrepreneurship 5th ed. New York: McGraw-Hill.

Iman, C. (october 24, 2013). Pengertian atau definisi dari generasi baby boomers x y z alpha.Retrieved Maret 31, 2015, From http://www.chandra.im/pengertian-atau-definisi-dari-generasi-baby-boomers-generasi-x-y-z-alpha.html

Kabo, M. (2012). Dunia Ekonomi. Retrieved Maret 31, 2015, from

http://ekonomi.kabo.biz/2012/01/perpindahan-merek-brand-switching.html

Karani, K, G,.&Fraccastoro, K, A. (2010), Resistance To Brand Switching: The Elderly Consumer.Journal of Business & Economics Research – December, 2010 Volume 8, Number 12.

Keaveney, S, M. (1996). ” Customer Switching Behaviour In Service Industries : An Explanatory Study. Journal Of Marketing. Vol 59. April. 72-82

(26)

18

Kokkiadi, K, L. & Blomme, R (2013).Consumers’ Intention to Stay with a Brand: An

Examination of Potential Precursors for Brand Switching. International Journal of Marketing Studies vol.05 No.1 (2013).

Kotler, Philip. (1993). Manajemen Pemasaran analisis, perencanaan, Implementasi dan pengendalian.Jakarta : Erlangga.

Lazarevic, V. & Lazarevic, S, P. (2007).Increasing Brand Loyalty Of Generation Y For Future Marketers. Department of Management Working Paper Series ISSN 1327-5216 Monash University Business and Economics.

Putra, Y, S. (2013). Analisis Brand Switching Handphone Blackberry Di Salatiga (Studi Kasus Pada Pengguna Handphone Blackberry Di STIE AMA Salatiga). Among Makarti Vol.6 No.12, Desember 2013.

Rahardjo, P. (2010). Hubungan Karakteristik Individu Dengan Keputusan Menjadi Wirausaha Baru Di Purwokerto (Studi Tentang Alternatif Karir Lulusan Pt)PSYCHO IDEA, Tahun 8 No.1, Feb 2010ISSN 1693-1076

Rajkumar, R. (2012). Brand Switching In Cellular Phone Service Industry: Impact Of Personal Issues Faced By Clients. EXCEL International Journal Of Multidisciplinary Management Studies Vol.2 Issue 7, July 2012, ISSN 2249 8834.

Salim, V, C. (2014). Hubungan Antara Dukungan Supervisor Terhadap Keseimbangan Kehidupan Dan Pekerjaan Dengan Komitmen Organisasi : Sebuah Studi Terhadap Generasi Y. Universitas Indonesia.

Scribd. (2013). Perspektif dan pandangan (generasi X and generasi y) MSDM..Scribd.

Retrieved April 20, 2015, from

http://www.scribd.com/doc/119060496/perspektif-dan-pandangan-generasi-X-and-generasi-Y-MSDM#scribd

Sibagariang, J. (2012, Agustus 12th).Fenomena smartphone. Retrieved Maret 28, 2015, from

http://joshuabagariang.blogspot.com/2012/08/fenomena-smartphone.html

Solomon, M.R. (2009). Consumer behavior : Buying, having, and being. New Jersey : Pearson Education Inc.

Srinivasan, N,.& Ratcford, B, T.(1991), “ An Empirical Testof a Model of External Search

forAutomobiles “, Journal ofConsumer Research, Vol. 18,September.

(27)

19

Waluyo, p., & Pamungkas, A. (2008, April 4th). Analisis Perilaku Brand Switching

Konsumen Dalam Pembelian Produk Handphone Di Semarang.

Widuri, R, S. (Agustus 20, 2011). Generasi manakah yang anda inginkan: senior, baby boomers, x atau y?.Kompasiana. Retrieved Maret 31, 2015, from

http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/20/generasi-manakah-yang-anda-inginkan-senior-baby-boomers-x-atau-y-389711.html

Wijaya, T. (2007).Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha (Studi Empiris pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta).JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.9, NO. 2, SEPTEMBER 2007: 117-127

(28)

20

(29)

21 TRY OUT

Blue print skala intensi brand switching

No Aspek intensi brandswitching Nomor item Jumlah

F UF

1 Sikap konsumen terhadap brandswitching :

Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya. Sehingga apabila individu yakin berpindah merek (brandswitching) yang dia lakukan akan menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap

brandswitching, begitupun sebaliknya.

1,2,3,4, 5,6

7,8,9,1 0,11,12

12

2 Norma subjektif terhadap brandswitching :

Aspek ini berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari

referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Sehingga individu yang yakin bahwa kebanyakan referent akan menyetujui dirinya untuk berpindah merek atau produk, dan adanya motivasi untuk melakukan brandswitching pada suatu produk, maka hal ini akan menyebabkan individu tersebut memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk berpindah merek terhadap suatu produk atau merek lain.

3 Kontrol perilaku terhadap brandswitching :

Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku. Dalam hal ini, contoh dari faktor-faktor yang memfasilitasi adalah misalnya adanya uang yang dapat digunakan individu untuk berrpindah terhadap suatu produk. Contoh lainnya adalah adanya transportasi dan waktu yang memungkinkan individu untuk berpindah terhadap suatu produk. Sedangkan contoh faktor-faktor yang menghalangi individu untuk berpindah merek terhadap suatu produk adalah tidak adanya dana, waktu dan habis nya produk atau merek yang akan digunakan.

21,22,2 3

24,25 5

(30)

22

SKALA TRY OUT

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya Fikri Muhammad Rahman (201110230311226) mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, saat ini sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Dalam penyususnan skripsi saya memerlukan data yang akan dianalisis. Berkaitan dengan pemerolehan data penelitian, saya mengharap kesediaan saudara/i untuk membantu memberikan data penelitian dengan cara mengisi skala yang telah saya sediakan. Skala berisikan kesesuaian atau ketidaksesuaian Saudara/i dengan pernyataan yang ada. Oleh sebab itu dimohon tidak ragu dalam menjawab setiap pernyataan yang tersajikan, dan pilih yang sesuai dengan kondisi Saudara/i. Semua data yang diberikan akandijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Penyusunan skripsi ini sangat bergantung pada data yang Saudara/i berikan,maka saya sangat berharap Saudara/i memastikan seluruh pernyataan telah terjawab tanpa ada yang terlewati. Jika Saudara/i membutuhkan penjelasan dapat menghubungi nomer 081937782292.Atas bantuan dan kerjasama Saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(31)

23 Petunjuk Pengisian :

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan mengenai identitas saudara. Isi dan pilihlah pertanyaan sesuai dengan identitas diri anda yang sebenarnya.

Isilah identitas Saudara di bawah ini :

1. Nama(optional): ...

2. Berapa usia Anda dan jenis kelamin ?

Usia………. Tahun

Jenis Kelamin Pria/Wanita

Petunjuk Pengisian Skala :

1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara, dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia dengan ketentuan :

SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan

TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan Pernyataan

2.Apabila Saudara ingin mengganti jawaban, beri tanda (=) pada jawaban yang telah Saudara buat sebelumnya. Kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban baru.

Contoh :

Jawaban yang ingin diganti Jawaban yang sudah diganti

3. Jawablah semua pernyataan tanpa ada yang terlewati.

SS S TS STS

X

(32)

24

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Berganti-ganti merk Handphone tidak mempengaruhi masalah ekonomi yang sedang saya hadapi.

2 Berganti-ganti merk Handphone merupakan alternatif saya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

3 Berganti-berganti merk Handphone merupakan gaya hidup.

4 Melakukan pergantian merk Handphone merupakan hal yang wajar dilakukan setiap orang.

5 Saya bangga jika saya dapat berganti-ganti merk

Handphone.

6 Saya merasa kebutuhan saya terpenuhi jika saya melakukan pergantian merk Handphone.

7 Berganti-ganti merk Handphone dapat menimbulkan resiko yang besar bagi masa depan saya.

8 Saya tidak melakukan pergantian merk Handphone

karena saya takut mengambil resiko.

9 Lebih baik menggunakan merk Handphone yang lama dari pada menggunakan merk Handphone yang baru untuk menghemat keuangan.

10 Berganti-ganti merk Handphone dapat membuat hidup saya tidak tenang.

11 Berganti-ganti merk Handphone merupakan hal yang negative.

12 Bagi saya berganti-ganti merk Handphone adalah hal yang merugikan.

13 Keluarga saya tidak melarang saya dalam melakukan pergantian merk Handphone.

14 Saya akan mengikuti saran teman untuk melakukan pergantian merk Handphone.

(33)

25 16 Saya merasa bangga jika merk Handphone.

17 Saya lebih nyaman menggunakan merk Handphone lama dari pada berganti-ganti dengan merk Handphone yang baru.

18 Saya malu jika diketahui berganti-ganti merk Handphone. 19 Teman saya tidak mendukung jika saya melakukan

pergantian merk Handphone

20 Saya tidak akan mengikuti teman saya untuk berganti merk.

21 Jika saya harus berganti-ganti merk Handphone, teman-teman dan keluarga akan dengan senang hati mendukung saya.

22 Saya dapat dengan mudah melakukan pergantian merk

Handphone.

23 Untuk melakukan pergantian merk Handphone saya akan meminta persetujuan teman ataupun keluarga

24 Saya tidak dapat dukungan dari teman dan keluarga saya untuk melakukan pergantian merk Handphone.

(34)

26

Indeks Validitas dan Reabilitas skala Intensi Brand switching

Case Processing Summary

a. Listwise deletion based on all variables in the

(35)
(36)

28 PENELITIAN

Blue Print Skala Intensi Brandswitching

No Aspek intensi brandswitching Nomor item Jumlah

F UF

1 Sikap konsumen terhadap brandswitching :

Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang positif, begitu juga sebaliknya. Sehingga apabila individu yakin berpindah merek (brandswitching) yang dia lakukan akan menghasilkan outcome yang positif, maka individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap

brandswitching, begitupun sebaliknya.

1,2,3, 4,5,6

7,8,9, 10,11,

11

2 Norma subjektif terhadap brandswitching :

Aspek ini berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others) seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung pada perilaku yang terlibat. Sehingga individu yang yakin bahwa kebanyakan referent akan menyetujui dirinya untuk berpindah merek atau produk, dan adanya motivasi untuk melakukan brandswitching

pada suatu produk, maka hal ini akan menyebabkan individu tersebut memiliki subjective norm yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk berpindah merek terhadap suatu produk atau merek lain.

12,13 14 3

3 Kontrol perilaku terhadap brandswitching :

Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu perilaku. Dalam hal ini, contoh dari faktor-faktor yang memfasilitasi adalah misalnya adanya uang yang dapat digunakan individu untuk berrpindah terhadap suatu produk. Contoh lainnya adalah adanya transportasi dan waktu yang memungkinkan individu untuk berpindah terhadap suatu produk. Sedangkan contoh faktor-faktor yang menghalangi individu untuk berpindah merek terhadap suatu produk adalah tidak adanya dana, waktu dan habis nya produk atau merek yang akan digunakan.

15,16 17,18 4

(37)

29 SKALA PENELITIAN

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya Fikri Muhammad Rahman (201110230311226) mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, saat ini sedang melakukan penelitian guna penyusunan skripsi. Dalam penyususnan skripsi saya memerlukan data yang akan dianalisis. Berkaitan dengan pemerolehan data penelitian, saya mengharap kesediaan saudara/i untuk membantu memberikan data penelitian dengan cara mengisi skala yang telah saya sediakan. Skala berisikan kesesuaian atau ketidaksesuaian Saudara/i dengan pernyataan yang ada. Oleh sebab itu dimohon tidak ragu dalam menjawab setiap pernyataan yang tersajikan, dan pilih yang sesuai dengan kondisi Saudara/i. Semua data yang diberikan akandijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Penyusunan skripsi ini sangat bergantung pada data yang Saudara/i berikan,maka saya sangat berharap Saudara/i memastikan seluruh pernyataan telah terjawab tanpa ada yang terlewati. Jika Saudara/i membutuhkan penjelasan dapat menghubungi nomer 081937782292.Atas bantuan dan kerjasama Saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

(38)

30 Petunjuk Pengisian :

Berikut ini adalah sejumlah pertanyaan mengenai identitas saudara. Isi dan pilihlah pertanyaan sesuai dengan identitas diri anda yang sebenarnya.

Isilah identitas Saudara di bawah ini :

1. Nama(optional): ...

2. Berapa usia Anda dan jenis kelamin ?

Usia………. Tahun

Jenis Kelamin Pria/Wanita

Petunjuk Pengisian Skala :

1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara, dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia dengan ketentuan :

SS : Bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan

S : Bila Anda Setuju dengan pernyataan

TS : Bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan

STS : Bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan Pernyataan

2.Apabila Saudara ingin mengganti jawaban, beri tanda (=) pada jawaban yang telah Saudara buat sebelumnya. Kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban baru.

Contoh :

Jawaban yang ingin diganti Jawaban yang sudah diganti

3. Jawablah semua pernyataan tanpa ada yang terlewati.

SS S TS STS

X

(39)

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Berganti-ganti merk Handphone tidak mempengaruhi masalah ekonomi yang sedang saya hadapi.

2 Berganti-ganti merk Handphone merupakan alternatif saya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

3 Berganti-berganti merk Handphone merupakan gaya hidup.

4 Melakukan pergantian merk Handphone merupakan hal yang wajar dilakukan setiap orang.

5 Saya bangga jika saya dapat berganti-ganti merk

Handphone.

6 Saya merasa kebutuhan saya terpenuhi jika saya melakukan pergantian merk Handphone.

7 Saya tidak melakukan pergantian merk Handphone

karena saya takut mengambil resiko.

8 Lebih baik menggunakan merk Handphone yang lama dari pada menggunakan merk Handphone yang baru untuk menghemat keuangan.

9 Berganti-ganti merk Handphone dapat membuat hidup saya tidak tenang.

10 Berganti-ganti merk Handphone merupakan hal yang negative.

11 Bagi saya berganti-ganti merk Handphone adalah hal yang merugikan.

12 Tidak masalah bagi saya untuk melakukan pergantian merk Handphone dengan sistem kredit.

13 Saya merasa bangga jika dapat melakukan pergantian merk Handphone.

(40)

32

15 Jika saya harus berganti-ganti merk Handphone, teman-teman dan keluarga akan dengan senang hati mendukung saya.

16 Untuk melakukan pergantian merk Handphone saya akan meminta persetujuan teman ataupun keluarga

17 Saya tidak dapat dukungan dari teman dan keluarga saya untuk melakukan pergantian merk Handphone.

(41)

33 Hasil Analisa Data Independent Sample t-Test

Group Statistics

Generasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

jumlah GenerasiX 200 33,00 5,262 ,372

GenerasiY 200 54,83 6,901 ,488

Independent Samples Test

jumlah

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Levene's Test for Equality of

Variances

F 11,114

Sig. ,001

t-test for Equality of Means t -35,566 -35,566

df 398 371,941

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Mean Difference -21,825 -21,825

Std. Error Difference ,614 ,614

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower -23,031 -23,032

Upper -20,619 -20,618

Hasil Analisa Data aspek sikap

Group Statistics

generasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

jumlah

generasiX 200 20,25 4,048 ,286

(42)

34

Levene's Test for Equality of Variances

F 3,026

Sig. ,083

t-test for Equality of Means

T -29,949 -29,949

Df 398 386,956

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Mean Difference -13,300 -13,300

Std. Error Difference ,444 ,444

95% Confidence Interval of the Difference

Lower -14,173 -14,173

Upper -12,427 -12,427

Hasil analisa data aspek Norma subjektif

Group Statistics

Levene's Test for Equality of

Variances

F ,185

Sig. ,668

t-test for Equality of Means

T -22,964 -22,964

Df 398 395,474

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Mean Difference -3,760 -3,760

Std. Error Difference ,164 ,164

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -4,082 -4,082

(43)

35 Hasil analisa data aspek Kontrol Perilaku

Group Statistics

generasi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

jumlah generasiX 200 7,33 1,790 ,127

generasiY 200 12,09 2,139 ,151

Independent Samples Test

jumlah

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for Equality of

Variances

F 5,430

Sig. ,020

t-test for Equality of Means

t -24,159 -24,159

df 398 386,041

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

Mean Difference -4,765 -4,765

Std. Error Difference ,197 ,197

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower -5,153 -5,153

(44)
(45)

L 4 2 3 4 2 1 2 3 2 1 4 3 2 1 2 1 2 1

P 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3

L 2 1 2 2 1 2 2 3 4 2 1 2 1 1 2 3 1 1

L 3 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 4 2

P 1 1 1 2 4 1 3 2 2 2 2 1 2 1 3 1 2 2

L 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 2 4 1 2 3 3 1 1

L 3 2 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2

P 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1

L 1 1 2 1 2 2 2 3 2 4 2 4 3 1 1 2 4 1

P 2 2 3 3 2 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2

L 1 1 2 2 1 2 2 2 3 4 1 2 2 1 1 2 2 1

L 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 4

L 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1

L 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 2 1

L 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 3 1 1 2 3

L 2 2 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2

L 3 1 2 1 2 3 4 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2

L 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 3 1 1 1

L 3 3 1 1 4 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 3

P 2 3 4 3 2 1 2 2 3 4 1 1 2 2 1 2 2 1

P 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 1 1

P 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 2 1 1 2 4 3 1

L 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 1 1

L 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2

L 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 1 4 3 2 2 3 1

P 3 3 2 1 1 1 2 3 4 4 1 4 1 3 2 2 2 2

L 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 2 4 2 3 1 2

L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1

Gambar

Tabel 2. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian   ...............................................................
TABEL 1.Kerangka Berfikir
TABEL 2. Indeks Validitas Alat ukur Penelitian
TABEL 5. Hasil analisa Uji Independent Sample t-Test skala Intensi Brand Switching
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, maka saya simpulkan bahwa perpindahan merek (brand switching) merupakan perpidahan merek yang dilakukan oleh konsumen

Untuk mengetahui pengaruh Lifestyle (gaya hidup), Kelompok Referensi, dan Fitur Produk berpengaruh terhadap keputusan Brand Switching (Perpindahan.. Merek) Smartphone ke merek

Brand switching adalah kegiatan seorang pengguna yang melakukan perpindahan merek dari suatu produk yang satu ke produk yang lainnya karena alasan tertentu. Brand switching

Definisi dari brand switching lainnya adalah perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan untuk setiap waktu penggunaan, tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh

Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari suatu merek ke merek yang lain (Setiyaningrum,

Menurut Peter dan Olson (dalam Setiyaningrum, 2005), perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

However, the existing relationship still has not reached a strong relationship where according to the Theory of Planned Behaviour Ajzen, 1991, these three variables play an important

Results further indicated that some of the social cognition factors from the theory of planned behaviour Ajzen, 1991 — attitude toward driving through floodwater, and subjective norm