1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU 22/1999 tentang
Pemerintahan Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan
pemerintahan di daerah serta dalam hubungan antara pusat dengan daerah. Kebijakan
otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengurus
dan mengatur kepentingan masyarakatnya atas prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Dalam rangka
implementasi kebijakan Otonomi Daerah, pembinaan terhadap kelompok usaha
kecil, menengah dan koperasi perlu menjadi perhatian. Pembinaan terhadap
kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi bukan hanya menjadi tanggung jawab
pusat tetapi juga menjadi kewajiban dan tanggung jawab daerah (Sandrifna, 2002).
Kelompok usaha kecil menengah merupakan usaha kecil dan rumah tangga
atau home industry. Usaha kecil dan usaha rumah tangga yang yang tidak berbadan
hukum yang terdapat di semua sektor ekonomi merupakan usaha yang banyak
memberikan lapangan usaha tanpa harus mempunyai jenjang pendidikan tertentu
maupun keahlian khusus. Secara nasional kontribusi jenis usaha ini terhadap produk
domestik bruto sangat signifikan. Kebijakan pemerintah untuk memberi prioritas
lebih besar dalam pembangunan yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi
kerakyatan utamanya usaha kecil dan rumah tangga maupun menengah menjadi
cukup populer dan berdampak luas pada penyerapan tenagakerja. Ke depan jenis
usaha ini akan menjadi fondasi yang cukup kokoh bagi struktur ekonomi Indonesia
(Manikmas, 2008:2).
Di antara berbagai jenis usaha kecil menengah di Indonesia yang mendapat
apresiasi tinggi dari pemerintah daerah sejak diberlakukannya otonomi daerah,
adalah industri makanan dan minuman. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian,
2
sampai 2008 mengalami fluktuasi. Setelah tumbuh 2,75 persen pada 2005,
pertumbuhan industri makanan, minuman, dan tembakau sempat melejit ke angka
7,21 persen pada 2006, tapi setelah itu turun menjadi 5,05 persen pada 2007 dan 3.2
persen pada 2008. Namun, kontribusinya terhadap Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) relatif stabil, berada, pada kisaran 28 persen-30 persen. Pada 2005 kontribusi
industri makanan, minuman, dan tembakau mencapai 28,58 persen, 2006 (28,46
persen), 2007 (29,79 persen), dan pada 2008 (28,15 persen) (Pikiran Rakyat, 16 Juli
2010).
Dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman maka
bermunculan produsen-produsen baru yang bergerak di bidang ini sehingga secara
tidak langsung akan memunculkan produk-produk baru di masyarakat. Banyaknya
produk-produk baru yang bermunculan saat ini, maka sebenarnya akan terjadi
persaingan dalam memasarkan produk yang sejenis.
Berikut ini contoh beberapa produk makanan ringan berbahan baku coklat
yang saling bersaing di pasaran, yakni Silver Queen, Cadbury, Beng-Beng, Top,
Gery Chocolatos, Tango, dan lain sebagainya. Adapun usaha produsen agar
produknya dapat diterima di pasar adalah melalui desain kemasan yang berfungsi
untuk menarik konsumen.
Desain kemasan suatu produk memiliki hubungan dengan respon psikologis
individual. Menurut Gobe (2003:207) kemasan adalah iklan lima detik. Kemasan
harus dapat menarik perhatian dalam waktu yang singkat atau membangun
familiaritas terhadap produk. Sebuah kemasan mempunyai setengah detik pertama
untuk dapat dikenali dan setengah detik berikutnya untuk dicintai. Oleh karena itu,
desain kemasan sangat penting bagi suatu produk. Apabila kemasan suatu produk
didesain secara asal-asalan maka kecil kemungkinan akan mendapat perhatian dari
konsumen sehingga ketertarikan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi
produk tersebut menjadi rendah.
Menurut Ragland (dalam Kartajaya, 2009:263) wadah secara fisik
menyimpan sebuah produk di dalamnya, yang biasanya juga dilengkapi dengan label,
3
segala sesuatu yang terdapat bersama dengan sebuah produk ketika produk tersebut
dibeli. Aspek-aspek fisik dari sebuah kemasan adalah atribut-atribut produk yang
kasat mata seperti misalnya warna, tekstur, tulisan, bentuk kemasan, dan gambar.
Aspek-aspek emosionalnya adalah perasaan-perasaan yang dikaitkan dengan atau
yang terinspirasi oleh sebuah desain kemasan yang spesifik. Aspek-aspek
kognitifnya adalah kualitas dari sebuah produk yang mengkomunikasikan informasi
yang terkait dengan performa, fungsi, atau penggunaannya. Yang terakhir,
aspek-aspek sosial dari desain kemasan adalah cara dimana kemasan-kemasan tersebut
memfasilitasi interaksi sosial.
Menurut Bhakti (dalam Natadjaja, 2002:4) kemasan seharusnya merupakan
kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan
tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan
banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting,
kemasan tersebut harus menunjukkan identitas sebuah produk. Dalam banyak hal
kemasan menggambarkan merek di mata konsumen, dan bila orang mengingat merek
tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut; dalam hal seperti ini kemasanlah
yang menghasilkan penjualan
Wirya (dalam Natadjaja, 2002:6) menyatakan bahwa pelanggan adalah pihak
penting yang terkait dalam konsepsi pengemasan, dan tujuan akhir dari seluruh
proses pemasaran adalah menjual produk ke pelanggan. Karena itu, kemasan dapat
mempengaruhi konsumen memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk,
karena tujuan akhir pengemasan adalah menciptakan penjualan.
Menurut Danger (dalam Natadjaja, 2002:5) bahwa hubungan antara
pengemasan dan pemasaran dipengaruhi oleh perilaku pelanggan yang
bermacam-macam, dan pada tingkat pelanggan sering terjadi sikap negatif terhadap keseluruhan
ide pengemasan; perilaku ini telah memacu pengembangan merek sendiri, generik
dan perubahan lain pada tingkat eceran. Sikap ini harus betul-betul dimengerti oleh
4
Hubungan antara desain kemasan produk dengan faktor psikologis pelanggan
dapat dijelaskan dengan adanya suatu komunikasi visual antara desain kemasan
produk tersebut dengan indera penglihatan seseorang. Komunikasi visual adalah
komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian
proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan
penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan.
Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain
grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya (Dalila, 2010:2).
Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai sarana
informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan
hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol
dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang
yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti,
dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan
promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata
(secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Juga
sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang
itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupun
lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau
jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. (Dalila,
2010:2).
Cenadi (2000:98) menegaskan bahwa berdasarkan penelitian, dari seluruh
kegiatan penginderaan manusia, 80% adalah penginderaan melalui penglihatan atau
kasat mata (visual). Karena itulah, unsur-unsur grafis dari kemasan antara lain:
warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf dan tata letak merupakan unsur visual yang
mempunyai peran terbesar dalam proses penyampaian pesan secara kasat mata
(visual communication). Hal ini menegaskan bahwa desain kemasan dapat menjadi
prioritas utama seseorang sebelum membeli suatu produk. Sebagaimana pendapat
Klimchuk dan Krasovec (2006:49) bahwa tujuan desain kemasan bisa diarahkan
untuk menampilkan atribut unik sebuah produk serta memperkuat penampilan
5
Hasil penelitian seorang psikolog pemasaran, Louis Cheskin di tahun 1930-an
menunjukkan bahwa pada desain kemasan suatu produk juga melekat faktor-faktor
psikologis di dalamnya. Cheskin meneliti bagaimana respon-respon emosional
konsumen terhadap kemasan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa desain
kemasan memberikan pengaruh yang besar terhadap pengalaman seseorang akan isi
di dalam kemasan tersebut (Swa Digital, 31 Mei 2010).
Atkinson (dalam Ginting, 2003) mengemukakan bahwa desain kemasan
produk tentu dipersepsikan secara berbeda oleh masing-masing konsumen. Hal ini
dikarenakan persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan
pola stimulus dalam lingkungan. Oleh karenanya, setiap individu bisa jadi memiliki
persepsi yang sama atau berbeda mengenai desain kemasan suatu produk.
Rifa’i (2005) meneliti tentang analisis persepsi konsumen mengenai atribut
produk air minum kemasan merek Cleo. Atribut produk dilihat dari desain, bungkus
atau kemasan, merek, dan label produk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
didapat satu faktor yang menjadi pendorong konsumen untuk melakukan pembelian
air minum kemasan merek Cleo yaitu atribut produk yang dimilikinya. Adapun
variabel yang terlibat di dalamnya adalah airnya lebih jernih, model kemasan enak
dipegang, warna kemasan menarik, ada label halal, ada masa kadaluarsa, berkesan
bila membeli, kemasan kuat, model kemasan menarik, istilah merek unik, model
kemasan mudah dikenali, ada label SNI, ada segel kemasan, logo menarik, airnya
lebih segar, airnya berekstra oksigen, dan ada izin Depkes. Dalam analisis faktor,
responden merespon positif tentang apa saja yang ditawarkan Cleo melalui atribut
produknya.
Menurut Kotler (2001:198) proses terjadinya persepsi berawal dari proses
kealaman (fisik), yaitu objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenal alat alat
indera atau reseptor. Kemudian terjadi proses fisiologis, yaitu stimulus yang diterima
oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak. Setelah itu berlaku proses
proses psikologis, yaitu suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa
yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang
6
yang diterima melalui alat indera atau reseptor yang kemudian mendapatkan respon
dari individu melalui berbagai macam bentuk. Dengan demikian dalam proses
persepsi itu selalu diawali oleh adanya rangsangan (stimuli) serta diakhiri dengan
respon.
Dengan adanya stimulus berupa desain kemasan tersebut, maka akan
diharapkan individu memberi suatu respon atau reaksi mengenai objek tersebut yang
pada akhirnya akan membentuk suatu persepsi dari para konsumen mengenai desain
kemasan yang ditampilkan. Persepsi tidak hanya sekedar perekaman pasif dari
stimulus mengenai alat indera, karena meskipun isi sensorik selalu ada dalam
persepsi, namun apa yang dihayati akan terpengaruh oleh pengalaman yang telah
terbentuk dan pengetahuan masa lalu.
Oleh sebab itu, persepsi seseorang terhadap desain kemasan yang bertindak
sebagai suatu sumber informasi mengenai produk yang ditawarkan kepada konsumen
akan mempengaruhi keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh konsumen terhadap
produk yang ditawarkan tersebut. Keyakinan-keyakinan yang dimiliki konsumen
tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap sesuatu
produk yang ditawarkan, dan sikap tersebut akan mempengaruhi intensi membeli
yang dimilikinya atas produk yang ditawarkan kepadanya.
Intensi membeli adalah niat konsumen untuk berperilaku secara khusus
dengan keinginan untuk memperoleh, menentukan, dan menggunakan produk atau
jasa (Mowen, 1990:228).
Menurut Dharmesta (dalam Zuraida dan Uswatun, 2001) bahwa intensi atau
niat terkait dengan sikap dan perilaku. Niat juga dapat diartikan sebagai sebuah
perangkap atau perantara antara faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.
Intensi mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemauan untuk
mencoba. Intensi menunjukkan pengukuran kehendak seseorang dan berhubungan
7
Penelitian ini difokuskan pada permasalahan tentang bagaimana penilaian
atau persepsi mahasiswa terhadap desain yang ada pada suatu kemasan produk dan
bagaimana intensi membeli mereka pada suatu produk serta bagaimana hubungan
antara kedua variabel tersebut.
Oleh karena itu, apakah persepsi seseorang tentang desain kemasan suatu
produk yang beredar selama ini, menimbulkan adanya intensi (niatan) untuk membeli
produk tersebut menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti. Atas dasar pemikiran
tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meakukan penelitian dengan mengambil
judul “Hubungan Persepsi tentang Desain Kemasan Produk dengan Intensi
Membeli”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: apakah ada hubungan antara persepsi tentang desain kemasan
produk dengan intensi membeli?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi
tentang desain kemasan produk dengan intensi membeli.
D. Manfaat penelitian 1. Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi disiplin ilmu
8
2. Praktis
Diharapkan dengan penelitian yang dilakukan dapat memberikan masukan
bagi produsen dan konsumennya mengenai hubungan antara persepsi konsumen
tentang desain kemasan produk dengan intensi membeli pada konsumen, khususnya
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI
SKRIPSI
Oleh :
Achmad Riza Roziqi 04810050
FAKULTAS PSIKOLOGI
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Tanggal : 4 Januari 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji : Yudi Suharsono, M.Si _______________
Anggota : 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si _______________
2. Zainul Anwar, S.Psi _______________
Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan segala kebesaranNya,
serta shalawat dan salam selalu tercurah pada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW. Syukur Alhamdullilah senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya serta telah memberikan
nikmat berupa petunjuk, kesehatan, serta kesabaran kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Persepsi Desain Kemasan Produk
Dengan Intensi Membeli”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu
syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S1) di Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan
tanpa bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Djudiah, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dengan kesabaran dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Yudi Suharsono, M.Si selaku dosen pembimbing II telah memberikan
bimbingan dengan kesabaran dan saran-saran yang sangat bermanfaat selama
penyusunan skripsi ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah senantiasa membimbing penulis
5. Para subjek penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
6. Kedua orang tuaku, mama, bapak dan adikku tercinta yang tidak pernah
berhenti memberikan kasih sayang, membekali penulis dengan iman dan ilmu
pengetahuan, serta selalu mendoakan dan memberikan dorongan demi
kehidupan yang lebih baik.
7. Seseorang di balik layar yang selalu setia dan sabar dalam menemaniku
mengerjakan skripsi.
8. Sahabat terbaikku Amee terima kasih dirimu telah memberikan banyak
nasehat dalam perjalanan hidupku, Ario, Bu ketua dan D’azten
mudah-mudahan kebersamaan kita selalu terkenang dan harus semangat dalam hidup
ini.
9. Teman-Teman Facebook: Elizabeth, Retno, Hera, Weny, Hyun, Fian, Kinan
dan lainnya yang banyak menghiburku, menemani waktu senggangku dengan
komentar yang lucu kadang menyebalkan dan maafkan kesalahanku yang
mungkin menggores lubuk hati kalian selama ini.
10.Buat seseorang yang sempat mengisi hidupku selama 4 tahun ini, terima
kasih dirimu begitu banyak memberi arti dalam insipirasiku dan itu semua
hanya dapat ku ungkapan dengan nama “Zrasmidt Syahiqillah”.
11.Seluruh teman fakultas psikologi khususnya angkatan ’04, teman-teman
sebimbingan para adik-adik tingkatku terimakasih atas segala
kebersamaannya tetap semangat!!
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
semuanya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan rakhmat yang
terbaik bagi kita semua.
Akhir kata tiada satupun karya manusia yang sempurna, penulis juga
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran
yang lebih baik. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Wassalamualaikum Wr .Wb.
Malang, 4 Januari 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
SURAT PERNYATAAN... iv
KATA PENGANTAR... v
INTISARI ... vii
DAFTAR ISI ... ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi Desain Kemasan Produk 1. Pengertian Persepsi... 9
2. Proses terjadinya Persepsi... ... 9
3. Jenis-jenis Persepsi... ...10
4. Faktor yang mempengaruhi Persepsi... 10
B. Desain Kemasan 1. Pengertian Desain Kemasan... ... 11
2. Ciri-ciri Desain Kemasan... 12
3. Fungsi Kemasan... ... 12
4. Faktor-faktor Desain Kemasan... ... 13
5. Daya Tarik Kemasan... ... 15
6. Elemen Desain Kemasan... ... 16
C. Produk
1. Pengertian Produk... 21
2. Tingkatan Produk... ... 21
3. Jenis Produk Berdasarkan Wujud... ... 22
4. Jenis Produk Berdasarkan Konsumen... ... 23
5. Atribut Produk... ... 25
D. Intensi Membeli 1. Pengertian Intensi Membeli... 27
2. Komponen-komponen dan Proses Pembentukan Intensi... ... 28
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi... 29
4. Kekhususan Intensi... 29
E. Hubungan Persepsi Tentang desain Kemasan dengan Intensi Membeli ... 30
F. Kerangka Berfikir... 32
G. Hipotesa... ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... ... 35
B. Variabel Penelitian... 35
C. Definisi Operasional... ... 36
D. Populasi dan Sampel... 36
E. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data... ... 37
1. Jenis Data... ... 37
2. Metode Pengumpulan Data... 37
F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan... ... 41
2. Tahap Pelaksanaan... ... 41
G.Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas... 41
H. Metode Analisa Data... 44
I. Rancangan Analisa Data... 45
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data...,.. 46
1. Persepsi tentng Desain Kemasan Produk... ... 46
2. Intensi Membeli... ... 47
B. Hasil Analisa Data... ... 48
C. Pembahasan... ... 49
BAB V. PENUTUPAN A. Kesimpulan... ... 52
B. Saran... ... 52
DAFTAR PUSTAKA... 54
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Blue Print Skala Persepsi Tentang Desain Kemasan Produk... 39
Tabel 3.2 : Blue Print Skala Intensi Membeli...40
Tabel 3.3 : Skor Pilihan Jawaban... 40
Tabel 3.4 : Hasil Uji Validitas Item Skala Persepsi Tentang Desain Kemasan Produk ... 42
Tabel 3.5 : Hasil Uji Validitas Item Skala Intensi Membeli... 43
Tabel 3.6 : Hasil Uji Reliabilitas Skala Persepsi Tentang Desain Kemasan Produk dan Intensi Membeli...44
Tabel 3.7 : Rancangan Analisa Data Produk Moment... 46
Tabel 4.1 : Rangkuman T-score Persepsi Tentang Desain Kemasan Produk... 47
Tabel 4.2 : Rangkuman T-score Intensi Membeli... 47
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Persepsi Tentang Desain Kemasan Produk dan Intensi Membeli... 57
DAFTAR PUSTAKA
“Alasan Mengapa desain Kemasan Sebuah Produk Harus Menjual”. (2010, 18
maret). www.dokterbisnis.net
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Azwar, Saifuddin. 2006. Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
“Bertahan Dengan Usaha Makanan Tradisional”. (2010, 16 juli). Pikiran rakyat.
http://bataviase.co.id
Bundalnbiz. 2008. Membuat Aneka Kemasan Untuk Usaha. Jakarta: PT Gramedia
pustaka.
Chaplin, James. Peter. 1981. Kamus lengkap psikologi. Terjemahan Kartini Kartono.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Cenadi, Christine Suharto. 2000. “Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia
Pemasaran”. Jurnal Nirma volume 2 nomor 1, Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2006. Psikologi sosial. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Dalila. 2010. “Pengantar Komunikasi Visual” http://sadidadalila.wordpress.com
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek & psikologi konsumen. Yogyakarta: Graha ilmu.
Ginting, Eka danta jaya. 2003. Hubungan Persepsi terhadap Program Pengembangan
Karir Dengan Kompetisi Kerja. Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran
Ghozali, Imam. 2007. Analisis Multivarite dengan program SPSS. Semarang: BP
universitas Diponegoro.
Gobe, Marc. 2003. Emotional Branding: paradigma baru untuk meghubungkan
merek dengan pelanggan. Jakarta: Erlangga.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi research 4. Yogyakarta: Yayasan penerbitan
fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Kartajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenangkan Persaingan
Global. Jakarta: PT Gramedia Utama.
Klimchuck, Marianne Rosner dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan:
perencanaan merek produk yang berhasil mulai dari konsep sampai
penjualan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001.Dasar dasar pemasaran edisi ke 9.Jakarta:
PT Indeks.
Kerlinger, Fred. 2006. Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Manikmas, Muhammad Oka Adnyana. 2008. Potensi pengembangan usaha kecil
menengah dalam era otonomi daerah. Laporan Penelitian. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial-Ekonomi Pertanian.
Mowen, John C. 1990. Consumer behavior. Jakarta : Erlangga.
Natadjaja, Listia. 2002. Pengaruh komunikasi visual antar budaya terhadap
pemasaran produk pada pasar ekspor ditijau dari warna dan ilustrasi desain
kemasan. Skripsi. Surabaya: Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen
Petra.
Natadjaja, Listia. 2007. Analisa Elemen Grafis Desain Kemasan Indomie Goreng
Pasar Lokal Dan Ekspor. Jurnal Nirmana 24 Vol 9. Universitas Kristen
Peter, J .Paul dan Jerry C. Oslon. 1999. Consumer behavior jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Rifa’i, Ali Aksin. 2005. Analisis Persepsi Konsumen Mengenai Atribut Produk Air
Minum Kemasan Merek Cleo. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Royan. 2010. “Alasan Mengapa Desain Kemasan Sebuah Produk Harus Menjual”
http://www.dokterbisnis.net
Shimp, Terence A. 2000. Periklanan Promosi aspek tambahan Komunikasi,
Pemasaran, Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Sandrifna. 2009. “Pola Pembinaan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi Dalam
Rangka Otonomi Daerah” http://www.banjar-jabar.go.id/index.php
Thoha, Muhammad. 2003. Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta:
PT Raja Grifindo Persada.
The Power of Silent. (24 september 2008). Swa digital. http://mix.co.id/index.php
Tjiptono, Fandy. 2001.Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Winarsunu, Tulus. 2004. Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Zurraiida, Lukia dan Uswattun. 2001. Analisis Efektifitas Iklan Rinso, Soklin dan
Attack Dengan Menggunakan Consumer Decision Model (CDM).